S K R I P S I
Diajukan untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan Islam
Oleh:
SUTARNO
NIM: 11408233
J U R U S A N TAR BIYA H
P R O G R A M S T U D I P E N D I D I K A N A G A M A I S L A M
S E K O L A H T IN G G I A G A M A ISLA M N E G E R I S A L A T I G A
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Setelah dikoreksi dan diperbaiki, maka skripsi saudara :
Nama : SUTARNO
NIM : 114 08 233
Jurusan : Tarbiyah
Progdi : Pendidikan Agama Islam
Judul : PENERAPAN METODE DEMONSTRASI UNTUK
MENINGKATKAN PEMAHAMAN MATERI JUAL
BELI PADA MATA PELAJARAN FIQIH SISWA
KELAS VI MI ISLAMI YAH REPAKING
WONOSEGORO KABUPATEN BOYOLALI TAHUN
2010
Telah kami setujui untuk dimunaqosahkan
PENGESAHAN KELULUSAN
Skripsi Saudara : SUTARNO dengan Nomor Induk Mahasiswa : 11408233 yang berjudul : “ PENERAPAN METODE DEMONSTRASI UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN MATERI JUAL BELI PADA MATA PELAJARAN FIQIH SISWA KELAS VI MI ISLAM1YAH REPAKING WONOSEGORO KABUPATEN BOYOLALI TAHUN 2010 “ Telah dimunaqasahkan dalam sidang panitia ujian Jurusan Tarbiyah Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga pada hari : Sabtu tanggal 28 Agustus 2010 yang bertepatan dengan tanggal 18 Ramadhan 1431 dan telah diterima sebagai bagian dari syarat-syarat untuk memperoleh gelar Saijana dalam ilmu Tarbiyah.
28 Agustus 2010 M
Salatiga,---18 Ramadhan 1431 H
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Saya yang bertanda tangan di bawah in i:
Nama : SUTARNO
NIM : 114 08 233
Jurusan : Tarbiyah
Progdi : Pendidikan Agama Islam
Menyatakan bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar merupakan hasil karya
saya sendiri . pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini
dikutip atau dirujuk bedasarkan kode etik ilmiah.
Salatiga, 11 Agustus 2010
Y ang Menyatakan
PERSEMBAHAN
Skripsi ini penulis persembahkan kepada :
1. Bapak Rasman (almarhum) dan Ibu Paijah yang sangat saya hormati dan
sayangi.
Terimakasih atas doa restunya.
2. Istri saya tercinta yang telah memberikan motivasi terhadap kelancaran saya
dalam membuat skripsi.
3. Salma, Fatiha dan Thoriq yang selalu memberikan hiburan tatkala pikiran
KATA PENGANTAR
Puji syukur senantiasa kami haturkan kehadirat Allah SWT, yang telah
memberikan rahmat, taufiq serta hidayah-Nya sehingga dapat menyelesaikan
tugas penyusunan skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini telah banyak
melibatkan orang lain mulai dari awal sampai akhir penulisan skripsi. Untuk itu,
tiada kata yang pantas untuk diucapkan kecuali ungkapan rasa terima kasih yang
sedalam-dalam terutama kepada yang terhormat:
1. Bapak Dr. Imam Sutomo, M. Ag, selaku Ketua Sekolah Tinggi Agama
Islam Negeri Salatiga.
2. Bapak Roviin, M.Ag, selaku dosen pembimbing yang telah mencurahkan
seluruh tenaga dan pikirannya dengan penuh kesabaran dan keikhlasan
sehingga tersusunlah skripsi ini.
3. Bapak Drs. Djoko Sutopo selaku ketua program ekstensi STAIN Salatiga.
4. Ibu Siti Syamsiyah, S.Pd.I selaku kepala MI Islamiyah Repaking yang
telah memberikan ijin kepada penulis untuk melakukan penelitian di MI
yang beliau pimpin.
5. Bapak dan Ibu Guru MI Islamiyah Repaking yang telah berkenan
6. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah
memberi dorongan dan semangat sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penelitian ini tentu masih banyak kekurangan
dan kelemahan baik dalam penggunaan bahasa maupun analisis permasalahan.
Oleh karena itu penulis mengharapkan para pembaca untuk berkenan
menyampaikan kritik dan saran demi kesempurnaan hasil penyusunan skripsi ini.
Akhirnya semoga skripsi ini bermanfaat bagi semua.
Salatiga, 10 Agustus 2010
Penulis
Skripsi Jurusan Tarbiyah Program Studi Pendidikan Agama Islam. Sekolah tinggi agama Islam Negeri Salatiga.
Pembimbing : Rovi’in, M. Ag
Kata Kunci : Meningkatkan Pemahaman Materi Jual Beli Pada Mata Pelajaran Fiqih.
Penelitian ini bertujuan untuk menemukan metode pembelajaran bervariasi yang cocok digunakan dalam proses pembelajaran mata pelajaran Fiqih khususnya pada kelas VI. Siswa dapat tertarik dan terlibat langsung selama mengikuti pembelajaran mulai persiapan sampai proses pembelajaran berakhir, sehingga mampu menigkatkan hasil belajar siswa dalam mengikuti pembelajaran.
Dalam melaksanakan penelitian ini, penulis menggunakan 3 siklus dengan hasil yang berbeda dan selalu meningkat. Metode yang digunakan adalah demonstrasi. Faktor utama yang diharapkan adalah pemahaman materi jual beli pada mata pelajaran Fiqih kelas VI, untuk dapat meningkatkan pemahaman siswa diperlukan beberapa tahap. Faktor yang dinilai adalah mendemonstrasikan dan test formatif tentang materi jual beli. Untuk mengetahui peningkatan demi meningkatkan dalam pembelajaran yaitu dengan penilaian setiap siklusnya.
Pada siklus I terdapat 60,33%, kemudian siklus II 66,67% dan siklus III 93,33%. Pada siklus III jumlah anak yang tidak tuntas ada I anak, karena sering tidak masuk sekolah.
DAFTAR ISI
Halaman Judul... i
Persetujuan Pembimbing... ii
Pengesahan Kelulusan... iii
Pernyataan Keaslian Tulisan... iv
M otto... v
C. Tujuan Penelitian... 5
D. Manfaat Penelitian... 5
E. Hipotesis Penelitian... 6
F. Definisi Istilah... 6
G. Metode Penelitian... 7
H. Sistematika Penulisan Skripsi... 15
BAB II PROSES BELAJAR DAN MATERI JUAL B E L I... 17
A. Pengertian Belajar... 18
B. Mata Pelajaran Fiqih... 19
C. Pengertian Jual B eli... 19
D. Metode Demonstrasi... 24
27 BAB III PELAKSANAAN PENLITIAN... 27
B. Rancangan Penelitian... 29
C. Instrumen Penelitian... 30
D. Kriteria Penelitian... 32
E. Pelaksanaan Penelitian... BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN... 45
A. Analisis D ata... 45
B. Pembahasan... 61
BAB V PENUTUP... 62
A. Kesimpulan... 62
B. Saran... 62
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Hasil Kegiatan Belajar Mengajar Pertemuan I ... 35
Tabel 2 Hasil Kegiatan Belajar Mengajar Pertemuan I I ... 39
Tabel 3 Hasil Kegiatan Belajar Mengajar Pertemuan III... 43
Tabel 4 Hasil Tes Formatif Siswa Pada Siklus 1... 50
Tabel 5 Hasil Kegiatan Belajar Mengajar Siklus 1... 51
Tabel 6 Hasil Tes Formatif Siswa Pada Siklus II... 54
Tabel 7 Hasil Tes Kegiatan Belajar Mengajar Siklus II... 55
Tabel 8 Hasil Tes Formatif Siswa Pada Sikius III... 58
BABI
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kegiatan belajar mengajar dalam kelas banyak menggunakan metode
dan teknik pengajaran. Guru mempunyai peran sentral dalam pembelajaran di
kelas akan berjalan dengan efektif dan efesien tergantung pada penggunaan
metode dan teknik pengajaran serta kreatifitas guru.
Maka guru hendaknya untuk lebih meningkatkan keprofesionalannya
agar potensi siswa yang ada dapat optimal dan ditumbuhkembangkan.
Masalah kompetensi professional guru merupakan kemampuan dan
kewenangan guru dalam melaksanakan profesi keguruannya (Muh Uzer
Usman, 2008:14) Dalam proses belajar dan hasil belajar para siswa bukan saja
ditentukan oleh sekolah, pola, struktur dan isi kurikulumnya, akan tetapi
sebagian besar ditentukan oleh kompetensi guru yang mengajar dan
membimbing mereka.
Fiqih merupakan salah satu dari sekian banyak ilmu yang ada dan
dipelajari di lingkungan masyarakat dan di MI. Fiqih menurut bahasa berarti
“Paham”. Dengan demikian fiqih mengacu pada proses aktivitas untuk
memahami atau menafsirkan Al qur’an atau sunah Nabi (A. Qodri Azizy,
Secara terminology, fiqih biasanya didefinisikan dengan Al ilm bi al
ahkam al syar’iyyah al muktasabah min adillatiha al tafshiliyyah “ilmu
mengenai hukum-hukum syar’i (Hukum Islam) yang berkaitan dengan
perbuatan/tindakan (bukan aqidah) yang didapatkan dari dalil-dalil yang
spesifik” (A. Qodri Azizy, 2004:78)
Kegiatan jual beli sebenarnya sering kita jumpai, bahkan kita sendiri
hampir setiap hari melakukannya. Membeli jajanan di warung atau di kantin
sekolah merupakan contoh kegiatan membeli dan bagi orang menjajakan
makanan yang kita beli adalah contoh kegitan menjual.
Jual beli adalah tukar menukar barang dengan cara tertentu. Melalui
kegiatan jual beli seseorang akan mendapatkan barang atau uang yang
merupakan kebutuhan hidupnya. Bagi seorang penjual, kegiatan menjual
dilakukan dengan maksud memperoleh keuntungan. Bagi pembeli, kegiatan
ini dilakukan untuk mendapatkan barang yang diinginkannya.
Sebagaimana finnan Allah di dalam Surah An Nisa’ ayat 29 jual beli
harus dilakukan dengan rasa suka sama suka, jadi tidak boleh ada unsur
paksaan.
c f'
e _ s .?-> ) . . . j> - i e , f > n ^
(jl al (JjauJLi ^ Ijl4=3lj V
Artinya : “...Jangan kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalanhatil kecuali dalam perdagangan yang berdasar atas suka sama suka di
Al Qur’an sebagai kitab sucinya orang Islam, mengandung hukum jual
beli. Hukum jual beli di dalam syariat Islam adalah halal, berarti Allah SWT
memperbolehkan adanya transaksi jual beli. Hal tersebut tentunya adalah
semata-mata untuk kemaslahatan umat, sebagaimana Allah SWT berfirman
dalam Surah Al Baqarah ayat 275 :
.Artinya : "...Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba... " (Q S Al Baqarah : 275)
Gema abad 21 yang sering diidentikkan dengan abad “Globalisasi”
sudah merambah sampai ke tingkat pedesaan. Sehingga, konferensi, seminar,
termasuk pengkajian sudah beramai-ramai membicarakanya, meskipun
sosoknya masih berupa bayang-bayang dan definisinya juga atau belum
pernah ada kesepakatan. Ciri utama abad 21 ini adakah kompetisi bebas,
sehingga bisa berakibat menang atau kalah. Dalam bidang ekonomi terlebih
lagi, dengan adanya pasar bebas dan perdagangan bebas yang menjadi
ideologinya, maka persaingan akan sangat keras.
Globalisasi akan membawa dampak negatif, namun sekaligus juga ada
celah-celah membawa dampak positif, ketika yang menghadapi mempunyai
persaingan yang matang (A. Qodri Azizy, 2004:77)
Upaya-upaya yang harus kita lakukan dalam menghadapi perdagangan
hal-hal yang dilarang oleh Allah SWT. Maka kita harus mengajarkan kepada
siswa kita tentang tatacara ( Kaifiyah) jual beli, baik berkenaan dengan rukun,
syarat, jual beli yang diperbolehkan dan yang dilarang serta barang-barang
yang haram diperjualbelikan.
Pada saat ini banyak orang melaksanakan transaksi jual beli tanpa
mengetahui syarat, rukun jual beli sehingga ada yang mengarah pada
perbuatan yang dilarang oleh agama.
Selain permasalahan di atas, siswa juga ditemui permasalahan siswa
dalam pelaksanaan jual beli. Misalnya : tatacara jual beli, siswa akan sulit
menentukan konsep dasar kurang dipahami.
Untuk itu perlu kiranya dikaji melalui kegiatan Penelitian Tindakan
Kelas ( PTK ) dengan memilih judul : “ PENERAPAN METODE
DEMONSTRASI UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN MATERI
JUAL BELI PADA MATA PELAJARAN FIQIH SISWA KELAS VI MI
ISLAMIYAH REPAKING WONOSEGORO KABUPATEN BOYOLALI
TAHUN 2010“
B. Rumusan Masalah
Dalam melakukan penelitian ini penulis memberikan pokok masalah
sebagai berikut:
Apakah melalui penerapan metode demonstrasi dapat meningkatkan
pemahaman materi jual beli siswa kelas VI MI Islamiyah Repaking
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan pada rumusan masalah di atas, maka peneliti bertujuan :
1. Untuk menerapkan metode demonstrasi yang dapat meningkatkan
pemahaman materi jual beli siswa kelas VI MI Islamiyah Repaking
Wonosegoro Kabupaten Boyolali tahun ajaran 2009/2010.
2. Dengan melalui penerapan metode demonstrasi dapat meningkatkan
pemahaman materi jual beli siswa kelas VI MI Islamiyah Repaking
Wonosegoro Kabupaten Boyolali tahun 2010.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat penelitian terhadap pokok bahasan jual beli dengan menggunakan
metode demonstrasi bagi siswa adalah :
a. Siswa dapat mengaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.
b. Dapat meningkatkan motivasi siswa dalam mempelajari fiqih.
c. Dapat meningkatkan prestasi siswa dalam mata pelajaran fiqih
umumnya dan khusunya terhadap pokok bahasan jual beli.
2. Manfaat bagi guru :
a. Memperluas wawasan guru tentang strategi fiqih yang membuat kelas
kondusif.
b. Meningkatkan kreativitas guru dalam memanfaatkan media
3. Manfaat bagi Sekolah :
a. Memberikan nilai lebih bagi sekolah dimata masyarakat berkat ada
peningkatan kineija (Kreativitas) guru sehingga menambah
kepercayaan dan dukungan masyarakat terhadap sekolah.
b. Mengubah pengertian siswa terhadap sekolah atau tempat yang
menakutkan dan syarat beban menjadi tempat yang menyanangkan.
E. Hipotesis Tindakan
Pemilihan metode demonstrasi yang digunakan mampu meningkatkan
pemahaman materi jual beli pada mata pelajaran fikih terhadap siswa kelas VI
MI Islamiyah Repaking Wonosegoro Kabupaten Boyolali tahun 2010.
F. Definisi Istilah 1. Metode
Metode adalah cara yang digunakan untuk mencapai tujuan itu (Alfred L,
2009:109)
2. Demonstrasi
Metode Demonstrasi adalah penyajian bahan pelajaran oleh
guru/instruktur kepada siswa dengan menununjukkan model /benda asli,
atau dengan menunjukkan urutan prosedur pembuatan sesuatu atau proses
terjadinya sesuatu untuk untuk mencapai tujuan pengajaran (Sudirman N,
1991:133)
3. Fiqih
Fiqih menurut bahasanya artinya paham, sedang menurut syara’
perbuatan orang mukallaf, baik amal perbuatan anggota maupun batin.
Seperti hukum wajib, haram, mubah, haram, sah atau tidaknya sesuatu
perbuatan itu (Muh Rifai, 1991:7)
4. Jual Beli
Jual beli menurut pengertian lughawinya adalah saling tukar
menukar (Pertukaran)
Menurut pengertian syari’at jual beli ialah pertukaran harta atas dasar
saling rela atau memindahkan milik dengan ganti yang dapat dibenarkan
(Sayyid Sabiq, 1987:44-45)
G. Metode Penelitian 1. Rancangan Penelitian
Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas. Karena
penelitian dilakukan untuk memecahkan masalah yang timbul dalam
proses pembelajaran di kelas dengan melakukan tindakan-tindakan
alternatif tertentu sebagai solusinya. Penelitian ini bertujuan untuk
perbaikan dan peningkatan proses pembelajaran di kelas. Adapun
pengertian Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah suatu bentuk
penelitian yang dilaksanakan oleh guru ntuk memecahkan masalah yang
dihadapi dalam melaksanakan tugas pokoknya, yaitu mengelola
pelaksanaan Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) dalam arti luas
’’Purwadi, 1999” (Sukidin,2007:10)
Menurut priyono dalam makalahnya yang berjudul ” Action
1. Masalah yang dijadikan obyek penelitian muncul dari dunia keija
peneliti.
2. Bertujuan memecahkan masalah guna peningkatan kualitas.
3. Menggunakan data yang seragam.
4. Langkah-langkahnya merupakan siklus.
5. Mengutamakan kerja kelompok (Sukidin, 2007:24)
Berdasarkan uraian di atas, PTK mempunyai karakteristik yang
khusus, yakni untuk memecahkan masalah dan untuk meningkatkan
kinerja guru.
Seseorang melakukan suatu kegiatan karena ada maksud dan
tujuannya. Me Niff menegaskan bahwa dasar utama dilaksanakannya PTK
adalah untuk perbaikan. Kata perbaikan di sini harus dimaknai dalam
konteks proses pembalajaran khususnya dan implementasi program
sekolah umumnya. Tujuan itu dapat dicapai dengan melakukan refleksi
untuk mendiaknosis keadaan, lalu kemudian mencobakan secara sistematis
berbagai tindakan alternatif dalam memecahkan permasalahan
pembelajaran di kelas atau implementasi program sekolah yang tengah
dirasakan itu. Perencanaan tindakan latematif dilakukan oleh guru,
kemudian dicobakan dan dievaluasi efektivitasnya di dalam memecahkan
persoalan-persoalan pembelajaran yang sedang dihadapi oleh guru.16
Dalam kegiatan penelitian ini yang bertindak sebagai peneliti
adalah guru, yang mana PTK sangatlah besar manfaatnya yaitu untuk
Manfaat yang dapat dipetik jika guru mau dan mampu
melaksanakan Penelitian Tindakan Kelas itu terkait dengan komponen
pembelajaran, antara la in :
a. Inovasi pembeljaran.
b. Pengembangan kurikulum di tingkat sekolah dan di tingkat kelas.
c. Peningkatan profesionalisme guru (Sukidin,2007:40)
Penelitian Tindakan Kelas ini bersifat kolaboratif, artinya selain
peneliti ada pihak lain (guru, dosen Lemabaga Pendidikan Tenaga
Keguruan, Kepala Sekolah, siswa, teman dan yang lain) yang
diikutsertakan di dalamnya(Sukidin, 2007:56)
Dalam proses penelitian ini, pihak luar semata hanya bertindak
sebagai inovator. Tindakan kolaboratif dilakukan dengan harapan dapat
meringanKan sekaligus membantu memperjelas permasalahan yang ada,
sehingga dapat dicarikan jalan keluarnya melalui PTK.
Langkah-langkah umum PTK yang dapat dipakai adalah :
a. Mengidentifikasi masalah.
b. Menganalisis masalah menentukan faktor-faktor yang diduga sebagai
penyebab utama.
c. Merumuskan gagasan-gagasan pemecahan masalah bagi faktor
penyebab utama yang gawat dengan mengumpulkan data dan
menafsirkan utuk mempertajam gagasan tersebut dan untuk
d. Kelayakan solusi atau pilihan tindakan pemecah masalah (Sukidin,
2007:92)
Sebelum melakukan tindakan sebagai pemecahan masalah, peneliti
perlu membuat desain dan prosedur implementasinya dengan tahap
kegiatan sebagai berikut :
a) Merancang model PTK sesuai dengan permasalahan, rencana,,
kegiatan tindakan, dan keadaan atau situasi kelas.
b) Menagtur langkah-langkah tindakan yang akan dilakukan.
c) Melakukan identivikasi komponen-komponen pendukung yang
diperlukan.
d) Melakukan pengaturan dan penyusunan jadwal kegiatan yang akan
dilakukan.
e) Menyusun desain tindakan sesuai dengan model PTK dan jadwal
kegiatan (Sukidi, 2007:92-93)
Agar pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas dapat beijalan dengan
baik dan lancar, maka perlu dilakukan kegiatan sebagai berikut:
1) Mempersiapkan segala sesuatu yang diperlukan untuk melaksanakan
tindakan.
2) Menyusun prosedur pelaksanaan, yaitu urutan kegiatan yang dilakukan
oleh para pelaku tindakan sesuai dengan cara yang telah ditetapkan.
3) Melakukan modifikasi jika dipandang perlu untuk menjamin
4) Melakukan pengelolaan dan pengendalian agar tidak terjadi
penyimpangan prosedur, cara, penyalahgunaan alat dan pemborosan
yang makin menghambat pelaksanaan tindakan ( Sukidin, 2007:93)
Untuk dapat segera memulai dan menerapkan Penelitian Tindakan
Kelas, ada petunjuk praktis dari Me Niff ( dalam Suyanto, 196 : 13-15 )
yang perlu kita perhatikan, yaitu :
1) Berangkatlah dari persoalan yang kecil dahulu.
2) Rencanakan Penelitian Tindakan itu secara cermat.
3) Susunan jadwal yang realistik.
4) Libatkan pihak lain yang terkait terinformasi.
5) Ciptakan sistem umpan balik.
6) Buatlah jadwal penulisan (Sukidin,2007:95-96)
2. Subjek Penelitian
a. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Ml Islamiyah Repaking Wonosegoro
Kabupaten Boyolali.
b. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan sejak bulan Maret, April dan Mei. Hal ini
disebabkan berbenturan dengan adanya latihan-latihan Ujian Nasional
yang dilakukan oleh berbagai pihak.
c. Subyek Penelitian
Subjek penelitian tindakan kelas ini adalah siswa kelas VI MI
berjumlah 15 siswa, terdiri dari 7 siswa laki-laki dan 8 siswa
perempuan.
3. Langkah-langkah/Siklus
Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan pada bulan Maret, April, dan
Mei tahun 2010.
Siklus I
Rencana A w al:
a. Siswa saya mengalami kesulitan dalam memahami materi pelajaran
fiqih yang berkaitan dengan pengertian jual beli. Bagaimana saya
dapat mengajarkan dengan jelas kepada siswa?
b. Merabah cara mengajar di depan kelas untuk mendorong siswa
melakukan jual beli sendiri dengan benar sesuai topik yang diberikan.
Tindakan :
Memperhatikan tatacara jual beli di depan kelas dengan benar sebagai cara
memahami konsep tersebut.
Pengamatan :
a. Kebanyakan siswa yang duduk di belakang tidak memperhatikan dan
berbicara dengan teman dekatnya.
b. Ketika ditanya tentang tatacara jual beli yang diperaktikkan di depan
kelas, kebanyakan siswa yang duduk di belakang mengatakan tidak
paham, sehingga tidak menjawab pertanyaan.
Refleksi:
Bagaimana membuat siswa memahami tatacara jual beli yang
didemonstrasikan.
Siklus II
Rencana yang Direfisi:
Mengubah cara mengajar dari klasikal menjadi kelompok, memberi
contoh tatacara jual beli yang benar kemudian meminta setiap kelompok
untuk mempraktikkan.
Tindakan :
a. Membagi siswa menjadi beberapa kelompok dan menyiapkan
beberapa perangkat untuk mempraktikkan tatacara jual beli dalam
setiap kelompok.
b. Memberi contoh cara melakukan jual beli dengan benar, kemuadian
meminta kelompok untuk mempraktikkan tatacara jual beli.
Pengamatan :
a. Pada setiap kelompok masih didapat siswa yang kurang
memperhatikan tatacara jual beli dan masih malu untuk
mendemonstrasikannya.
b. Melalui serangkaian pertanyaan yang disampaikan kepada siswa
sebagian diantaranya belum memahami dan bahkan tidak tahu apa
yang dipraktikkan dalam kelompoknya.
Refleksi:
Bagaimana membuat siswa dalam kelompok memahami mengenai
tatacara jual beli yang ditugaskan dalam kelompoknya, tanpa memberi
kesempatan anggota kelompok berbicara sendiri.
Siklus III
Rencana yang Direfisi:
Mengurangi jumlah anggota dalam setiap kelompok agar dapat
aktif mengamati peragaan tatacara jual beli.
4. Instrumen Penelitian
a. Observasi
b. Rancangan Pelajaran ( RP )
c. Tes Formatif
5. Pengumpulan Data
Pengumpulan data dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:
a. Tes yang dilakukan sebelum dan sesudah tindakan kelas dilaksanakan
untuk mengetahui sejauhmana penerapan jual beli sebelum dan
sesudah tindakan yang dilaksanakan.
b. Observasi yang dilakukan oleh peneliti selama kegiatan pembelajaran
berlangsung.
c. Catatan lapangan yang digunakan untuk mencatat segala kegiatan
6. Analisis Data
Hasil tes awal ( Pre Tes ) dan sesudah tindakan dianalisis dan
dibandingkan. Analisa data dilakukan dengan beberapa tahap yaitu :
a. tahap deskripsi yaitu suatu tahap dimana peneliti mendiskripsikan atau
memaparkan data-data yang diperoleh.
b. Tahap kasifikasi yaitu tahap pengelompokan data-data yang telah
dideskripsikan sesuai dengan permasalahan.
c. Tahap analisa yaitu tahap menganalisis berdasarkan teori-teori yang
ada. Dalam tahap ini membahas tentang data primer, kendala-kendala
yang muncul selama tindakan maupun cara mengatasi kendala
tersebut. Tahap interprestasi yaitu tahap pemahaman dan penafsiran
terhadapa analisis dan penelitian.
d. Tahap evaluasi yaitu tahap menilai/mengevaluasi terhadap hasil
interpretasi
H. Sistematika penulisan Skripsi
Sistematika penulisan skripsi hasil penelitian tindakan kelas yang
penulis ajukan meliputi:
Bab I Pendahuluan. Pada bab ini akan diuraikan tentang latar belakang
masalah, rumuasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, hipotesis
tindakan, definisi istilah, metode penelitian, dan sistematika penulis skripsi.
Bab II Landasan Teori. Dalam pembahasan ini akan diuraikan tentang
pengertian fiqih, pengertian jual beli, hukum jual beli, rukun jual beli, syarat
Bab III Pelaksanaan Penelitian. Dalam bab ini akan diuraikan tempat,
waktu dan subjek penelitian, rancangan penelitian, instrument penelitian,
kriteria penilaian, pelaksanaan penelitian yang meliputi deskripsi pelaksanaan
siklus I, deskripsi pelaksanaan siklus II dan deskripsi pelaksanaan siklus III.
Bab IV adalah hasil penelitian dan bahasan. Pada bab ini akan
membahas tentang analisis data penelitian per siklus yaitu siklus I, II dan III.
Pada bagian terakhir atau Bab V adalah Penutup. Pada bagian ini akan
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Pengertian Belajar
Pemahaman guru terhadap pengertian belajar mengajar akan
mempengaruhi akan perencanaan dan pelaksanaan kegiatan belajar mengajar.
Pengertian maupun devinisi belajar harus dipahami oleh guru agar kegiatan
belajar mengajar didalam kelas dapat membuahkan hasil yang memuaskan.
Sehingga akan muncul berbagai bentuk kegiatan yang mungkin dilakukan
oleh siswa maupun guru dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar.
Belajar dapat diartikan sebuah proses yang dengannya organisme
memperoleh bentuk-bentuk perubahan prilaku yang cenderung terus
mempengaruhi model perilaku umum menuju pada sebuah peningkatan.
Pengertian belajar di atas dapat disimpulkan bahwa dengan belajar,
prilaku manusia akan semakin meningkat. Baik aspek pengetahuan maupun
dalam aspek lain yang berkaitan dengan lingkunganya.
Belajar merupakan sebuah kegiatan yang dibutuhkan oleh siswa: yakni
siswa merasa perlu akan belajar. Semakin kuat keinginan siswa untuk belajar,
maka akan semakin tinggi tingkat keberhasilannya (Dede Rosyada, 2007:99)
Belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku seseorang sebagai
hasil dari interaksi dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan
hidupnya (Slameto, 1991:78)
Perubahan yang diperoleh individu sete'ah melalui suatu proses belajar
sebagai hasilnya ia akan mengalami perubahan tingkah laku secara
menyeluruh dalam sikap, keterampilan, pengetahuan dan sebagainya
(Salmeto, 1991:80)
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa belajar adalah :
1. Pencapaian hasil dari anak didik selama belajar, sesuai dengan tujuan
pembelajaran dan dalam waktu yang telah ditentukan.
2. Meningkatkan hasil belajar merupakan indikator keberhasilan suatu proses
(dari hasil kegiatan belajar mengajar) yang berupa penguasaan ilmu
pengetahuan, keterampilan dan sikap.
Hasil yang dicapai siswa merupakan suatu perubahan yang
direalisasikan dalam bentuk nilai, baik dalam berwujud angka atau huruf.
Dalam pendidikan formal biasanya seorang guru menggunakan skala penilaian
dengan angka 0-10 atau dengan 0-100. Untuk mengetahui hasil belajar
diadakan ulangan, test, semesteran, ujian dan sebagainya. Kemudian hasil
penilaian yang berwujud angka atau huruf dimasukkan ke dalam buku
penilaian, buku raport dan sebagainya.
Raport adalah buku laporan hasil belajar siswa di sekolah selama satu
periode atau satu semester yang diberikan guru kepada orang tua siwa atau
wali murid. Dengan demikian orang tua akan mengetahui hasil belajar putra-
putrinya selama satu semester. Selama dapat diharapkan adanya interaksi dan
umpan balik antara siswa dengan siswa, siswa dengan guru, siswa dengan
yang positif antara guru dengan orang tua untuk meningkatkan hasil belajar
siswa.
B. Mata Pelajaran Fiqih
Fiqih menurut bahasa artinya paham, sedang menurut syara’ artinya
mengetahui hukum syara’ yang berhubungan dengan amal perbuatan orang
mukallaf, baik amal perbuatan anggota maupun batin. Seperti hokum wajib,
haram, mubah, sah atau tidaknya sesuatu perbuatan itu.
C. Pengertian Jual beli
Jual beli menurut bahasa adalah saling tukar-menukar. Sedangkan menurut
pengertian istilah (Syari’at) jual beli adalah pertukaran harta atas dasar saling
rela atau memindahkan tnilik dengan ganti yang dapat dibenarkan.
Para ulama sepakat bahwa jual beli dan penekunannya sudah berlaku
(Dibenarkan) sejak zaman Rosulullah hingga hari ini.
1. Hikmah Jual Beli
Allah menyariatkan jual beli sebagai pemberian keluangan dan
keleluasaan dari-Nya untuk hamba-hamba-Nya. Karena semua manusia
secara pribadi mempunyai kebutuhan berupa sandang, pangan dan lain-
lainya. Kebutuhan seperti ini tak pernah terputus dan takn henti-henti
selama manusia masih hidup. Tak seorangpun yang dapat memenuhi hajat
hidupnya sendiri, karena ia dituntut berhubungan dengan lainya (Sayyid
2. Materi Jual Beli
Adapun materi jual beli meliputi hal-hal barikut:
a. Arti Jual Beli
Jual beli adalah tukar-menukar barang dengan cara tertentu, untuk
memperoleh barang dihalalkan dengan cara jual beli, agar tidak saling
merugikan.
b. Hukum Jual Beli
Hukum jual beli di dalam islam adalah halal, berarti Allah SWT
memperbolehkan adanya transaksi jual beli. Sebagaimana Firman
Allah SWT dalam Surah Al-baqoroh ayat 275 :
Artinya : "... .Allah telah menghalalkan ju a l beli dan mengharamkan
c. Rukun Jual Beli
Rukun adalah sesuatu yang harus ada dalam suatu kegiatan.
Adapun rukun jual beli yaitu :
1. Penjual, yaitu orang yang menjual barang.
2. Pembeli, yaitu orang yang membeli barang.
3. Barang yang dijual belikan.
4. Uang, alat untuk menukar dalam kegiatan jual beli ( Harga ).
5. Ijab Kabul, yaitu ucapan perjanjian jual beli (Bina Karya Guru,
riba
Ijab Kabul di dalam jual beli yaitu ikrar dari penjual dan pembeli.
Ijab yang ucapkan oleh penjual, seperti “ saya jual barang ini dengan
harga sekian,” dan Kabul diucapkan oleh pembeli, misalnya “ saya beli
barang ini dengan harga sekian.” (Bina Karya Guru, 2008:25)
d. Syarat Jual Beli
Kegiatan jual beli dapat dianggap syah apabila memenuhi syarat-
syarat sesuai dengan syariat Islam. Adapun syarat-syarat tersebut
antara la in :
1. Penjual dan pembeli, syaratnya yaitu :
a. baliq, artinya sudah bisa membedakan antara yang baik dan
yang buruk.
b. Suka sama suka, penjual rela menjual barang dagangannya dan
pembeli suka terhadap barang yang dibelinya (Bina Karya
Guru, 2008:27)
2. Barang dan uang, syaratnya yaitu :
a. Halal, barang yang haram tidak boleh dipeijual belikan.
b. Suci, barang yang tergolong najis tidak boleh dipeijual belikan.
c. Bermanfaat, barang yang diperjual belikan ada maanfaat atau
kegunaanya.
d. Diketahui dengan jelas oleh penjual dan pembelim tentang
ukuran, takaran, bilangan, bentuk dan sifatnya.
Sabda Rosulullah SAW :
Artinya :
“ Tidak sah jual beli melainkan pada barang dimiliki. ” ( H.R Abu Daud )
3. Ijab Kabul Syaratnya yaitu:
Lafad ijab Kabul adalah perkataan penjual dan pembeli
yang merupakan pernyataan kesepakatan jual beli. Kalimat yang
digunakan hendaknya mudah dimengerti dan tidak terputus, untuk
menghindari kesalahpahaman dalam transaksi. Ijab Kabul harus
dilaksanakan atas dasar suka sama suka (Bina Karya Guru,
2008:27)
e. Jual Beli yang Diperbolehkan dan yang Dilarang
1. Jual beli yang diperbolehkan
Jual beli yang diperbolehkan yaitu kegiatan jual beli sesuai dengan
ketentuan-ketentuan yang telah ditetapkan di dalam ajaran islam.
2. Jual beli yang dilarang
Jual beli yang dilarang yaitu kegiatan jual beli menimbulkan
kerugian bagi penjual maupun pembelinya serta mengganggu
ketentraman orang lain. Adapun jual beli yang dilarang oleh syariat
a. Jual beli yang tidak sah karena kurang syarat atau rukunya,
di antaranya:
1. Jual beli dengan system ijon.
2. Jual anak binatang ternak yang masih dalam kandungan.
3. Jual beli sperma binatang jantan.
4. Jual beli barang yang belum ada di tangan.
5. Jual beli benda najis (Bina Karya Guru, 2008:28)
b. Jual beli sah tapi terlarang, seperti halnya :
1) Jual beli yang dilakukan pada waktu salat jum ’at.
2) Jual beli yang dimaksud ditimbun dahulu sebelum dijual
kemabali, dengan harapan mendapat keuntungan yang lebih
besar.
3) Membeli barang dengan menghadang di jalan atau sebelum
sampai di pasar, sehingga penjual atau pembeli belum tahu
harga pasar.
4) Membeli barang yang sudah dibeli orang lain padahal
masih dalam masa khiyar.
5) Menjual barang dengan cara menipu timbangan atau ukuran
sehingga menimbulkan kerugian bagi pembelinya.
f. Barang-barang yang Haram Dijual Belikan
Adapun barang-barang haram dijual belikan diantaranya :
1) Barang-barang haram zatnya, misalnya minuman keras dan obat-
obatan terlarang ( Narkoba).
2) Barang hasil curian.
3) Barang yang tergolong najis, seperti daging babi, darah dan daging
anjing.
4? Barang yang digunakan untuk maksiat dan kejahatan.
5> Tanaman baik berupa buah, biji atau umbi yang belum waktunya
dipetik (Bina Karya Guru, 2008:28)
D. Metode Demonstrasi
Sebagaimana kita mengetahui bahwa metode mengajar merupakan sarana
interaksi guru dengan siswa di dalam kegiatan belajar mengajar. Dengan
demikian, yang perlu diperhatikan adalah ketepatan metode mengajar yang
dipilih dengan tujuan, jenis dan sifat materi palajaran serta dengan
kemampuan guru dalam memahami dan melaksanakan metode tersebut.
Metode demonstrasi adalah cara penyajian pelajaran dengan
memperagakan atau mempertunjukkan kepada siswa. Proses atau situasi
tertentu yang sedang dipelajari dan sering disertai dengan penjelasan lisan
(Sudirman N, 1987:133)
1. Kelebihan Metode Demonstrasi Adalah :
a. Metode ini dapat membuat pengajaran menjadi lebih jelas dan lebih
b. Perhatian siswa lebih mudah dipusatkan kepada proses belajar, dan
tidak tertuju kepada hal lain.
c. Dapat mengurangi kesalahan-kesalahan bila dibandingkan dengan
hanya membaca atau mendengarkan keterangan guru.
d. Proses pengajaran akan lebih menarik.
e. Siswa dirangsang untuk mengamati, menyesuaikan antara teori dengan
kenyataan, dan mencoba melakukan sendiri.
Beberapa masalah yang menimbulkan pertanyaan siswa akan dapat
dijawab waktu mengamati proses demonstrasi (Sudirman N, 1987:135)
2. Kekurangan Metode Demonstrasi Adalah:
a Metode ini memerlukan keterampilan guru secara khusus karena tanpa
ditunjang dengan hal itu pelaksanaan demonstrasi akan tidak efektif.
b. Fasilitas seperti peralatan, tempat, dan biaya yang memadai tidak
selalu tersedia dengan baik.
c. Pelaksanaan demonstrasi memerlukan kesiapan dan perencanaan yang
matang, dan memerlukan waktu yang panjang.
3. Pelaksanaan Metode Demonstrasi
Setelah segala sesuatunya direncanakan dan siapkan dengan baik,
langkah berikutnya adalah melaksanakan demonstrasi. Beberapa hal yang
perlu diperhatikan, antara lain :
a. Sebelum memulai, periksalah sekali lagi kesiapan peralatan yang akan
didemonstrasikan, pengaturan tempat, keterangan tentang garis besar
b. Siapkan siswa barangkali ada hal-hal yang perlu dicatat.
c. Mulailah demonstrasi dengan menarik perhatian siswa.
d. Ingatlah pokok-pokok materi yang didemonstrasikan agar demonstrasi
mencapai sasaran.
e. Pada waktu belajarnya demonstrasi, sekali-kali perhatikanlah keadaan
siswa, apakah semua mengikuti dengan baik.
f. Untuk menghindarkan ketegangan, ciptakanlah suasana yang humoris.
g. Berikan kesempatan kepada siswa untuk secara aktif memikirkan lebih
lanjut tentang apa yang dilihat dan didengarnya dalam bentuk
BAB III
PELAKSANAAN PENELITIAN
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas, karena penelitian
dilakukan untuk memecahkan masalah pembelajaran di kelas. Penelitian ini juga
termasuk penelitian diskriptif, sebab menggambarkan bagaimana suatu
teknik/metode pembelajaran diterapkan dan bagaimana hasil yang diinginkan
dapat dicapai.
A. Tempat, Waktu dan Subyek Penelitian 1. T empat Penelitian
Tempat penelitian adalah tempat yang digunakan dalam melakukan
penelitian untuk memperoleh data yang diinginkan, penelitian ini
bertempat di MI Islamiyah Repaking Wonosegoro Kabupaten Boyolali.
2. Waktu Penelitian
Waktu penelitian adalah waktu berlangsungya penelitian atau saat
penelitian ini berlangsung, penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret,
April dan Mei.
3. Subyek Penelitian
Subyek penelitian yang dikenai tindakan adalah siswa kelas VI
mata pelajaran fiqih. Adapun jumlah siswa yang menjadi obyek penelitian
semuanya ada 15 siswa terdiri dari 8 siswa perempuan dan 7 laki-laki
B. Rancangan Penelitian
Sesuai dengan jenis penelitian yang dipilih, yaitu penelitian tindakan
kelas, maka kontribusi ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas
ini menggunakan model penelitian tindakan dari Kemmis J an Taggar (dalam
sugiarti, 1997:6) yaitu berbentuk spiral dari siklus yang satu ke siklus
berikutnya. Setiap siklus mengikuti planning (rencana), action (tindakan),
observation (pengamatan) dan reflection (refleksi). Langkah pada siklus
berikutnya adalah perencanaan yang sudah direvisi, tindakan, pengamatan,
dan refleksi. Sebelum masuk siklus I dilakukan tindakan pendahuluan yang
berupa identifikasi permasalahan. Siklus spiral dari tahap-tahap penelitian
tindakan kelas dapat dilihat pada gambar berikut:
Penjelasan alur di atas adalah :
1. Rancangan/rencana awal, sebelum mengadakan penelitian, peneliti
menyusun rumusan masalah, tujuan dan membuat rencana tindakan,
termasuk di dalamnya instrumen penelitian dan perangkat pembalajaran.
2. Kegiatan dan pengamatan, meliputi tindakan yang dilakukan oleh peneliti
sebagai upaya membangun pemahaman konsep siswa serta mengamati
hasil atau dampak dari diterapkannya metode demonstransi melalui
kegiatan jual beli siswa.
3. Refleksi, peneliti mengkaji, melihat dan mempertimbangkan hasil atau
dampak dari tindakan yang dilakukan berdasarkan lembar pengamatan
yang diisi oleh pengamat.
4. Rancangan/rencana yang direvisi berdasarkan hasil refleksi dari pengamat
membuat rancangan yang direvisi untuk melaksanakan pada siklus
berikutnya.
Observasi dibagi dalam tiga putaran, yaitu putaran 1,2 dan 3, dimana
masing-masing putaran dikenai perlakuan yang sama (alur kegiatan yang
sama) dan membahas satu sub pokok bahasan yang diakhiri dengan tes
formatif diakhir masing-masing putaran. Dibuat dalam tiga putaran
dimaksudkan untuk memperbaiki sistem pengajaran yang telah dilaksanakan.
C. Instrumen Penelitian
1. Rencana Penelitian ( R P )
Yaitu merupakan pembelajaran yang digunakan sebagai pedoman
guru dalam mengajar dan disusun untuk tiap putaran. Masing-masing RP
berisi standar kompetensi. Kompetensi Dasar, indicator pencapaian hasil
belajar, dan kegiatan Belajar Mengajar.
2. Tugas Formatif
Tugas ini disusun berdasarkan tujuan pembelajaran yang akan di
capai, digunakan untuk mengukur kemampuan pemahaman tata cara jual
beli siswa kelas VI pada pokok bahasan jual beli.
D. Kriteria penilaian
Untuk mempermudah evaluasi terhadap tingkat kemampuan siswa, perlu
dirumuskan kriteria penilaian sebagai berikut:
1. Kategori benar semua
2. Kategori benar lebih dari 7
3. Kategori salah lebih dari 3
Prosentase dan jumlah kategori 1 dan 2 menunjukan tingkat keberhasilan
pembelajaran, kriteria ini diberikan kama pertimbangan bahwa pelaksanaan
praktek jual beli siswa mengenai tata cara dan pengertian jual beli yang baik
dan benar merupakan pekerjaan yang sulit di capai kesempumaanya.
Untuk ketuntasan belajar ada dua kategori ketuntasan belajar yaitu
secara perseorangan dan klasikal. Menurut Ahmad Rohani ( Pengelolaan
Pengajaran, 2004:195 ), untuk mengetahui “penguasaan setiap peserta didik”
perlu menghitung “ persentase memuaskan ” bagi peserta didik masiang-
masing.
Pengelolaan hasil penilaian pada akhir Satuan Pelajaran ( tes form atif)
ini dipergunakan “pendekatan ukuran mutlak” yaitu persentase yang mutlak
dikuasai/dikerjakan masing-masing peserta didik. Hasil pengelolaan ini kita
tafsirkan sesuai dengan fungsinya sebagai berikut:
1. Bagi hasil yang dicapai seorang peserta didik dalam keseluruhan soal-soal
tes itu 75% atau lebih, maka peserta didik tersebut dianggap telah berhasil,
telah menguasai bahan pelajaran dalam satuan pelajaran tersebut. Dan apa
bila demikian halnya, maka peserta didik tadi berarti “ siap ” menerima
“satuan bahasan” berikutnya.
2. Apabila hasil yang dicapai peserta didik kurang dari 75% ( persentase
memuaskannya kurang dari 75% ) maka peserta didik tersebut boleh terus
mengikuti sat pel berikutnya, tetapi dengan syarat bahwa ia harus tetap
berusaha untuk mempelajari kembali satuan pelajaran yang kurang
memuaskan tersebut. Dalam hal ini, peserta didik yang demikian harus
mendapat bantuan khusus dari guru, terutama pada bagian-bagian yang
berhubungan dengan kesulitan yang dialami peserta didik tadi.
Dari penafsiran di atas terhadap hasil penilaian formatif, kita dapat
mengambil kesimpulan, bahwa “ penilaian formatif” sangat penting untuk
usaha dalam memperbaiki atau menyempurnakan proses belajar mengajar.
Untuk menghitung persentase ketuntasan belajar digunakan rumus sebagai
1. Diskripsi Pelaksanaan Siklus I a. Rencana Awal
Perencanaan dimulai dengan mempersiapkan materi dengan pokok
bahasan jual-beli. Adapun materi pembelajaran berupa pengertian jual
beli, dalil tentang jual beli, hukum jual beli, rukun dan syarat jual beli,
serta jual beli yang diperbolehkan dan yang dilarang. Ternyata siswa
saya mengalami kesulitan dalam memahami materi yang berkaitan
dengan pengertian jual beli, dalilnya, hukum, syarat, rukunnya serta
jual beli yang diperbolehkan dan yang dilarang. Kemudian sebagai
guru saya mengubah cara mengajarnya. Semula saya menggunakan
metode ceramah ternyata siswa saya merasa bosan dan jenuh, oleh
sebab itu banyak siswa yang kurang memperhatikan penjelasan guru.
Sehingga banyak yang tidak berhasil dalam memahami materi yang
berkaitan dengan jual beli. Kemudian saya mengubah cara mengajar
melalui metode simulasi di depan kelas untuk mendorong siswa untuk
melakukan jual beli sendiri dengan benar sesuai topic yang diberikan.
b. Pelaksanaan
1) Guru mengucapkan salam.
3) Guru menerangkan materi pelajaran mengenai pokok bahasan jual
beli. Waktu yang dipergunakan untuk Tanya menerangkan materi
ini selama 25 menit.
4) Kemudian guru bertanya kepada siswa dan mereka menjawab
pertanyaan dari guru. Waktu yang dipergunakan untuk menjawab
selama 10 menit.
5) Selanjutnya guru memberikan penjelasan tentang materi yang
ditanyakan kepada siswa. Waktu yang digunakan untuk
menjelaskan selama 10 menit. Setelah itu guru memberikan tugas
secara individu selama 25 menit. Selain itu guru memberikan tugas
pada siswa untuk mempelajari materi selanjurnya dirumah.
6) Guru mempraktekan di depan kelas tata cara jual beli, siswa
memperhatikan. Setelah itu guru menunjuk 2 (dua) siswa untuk
mempraktekkan tata cara jual beli di depan kelas. Guru
memperhatikan siswa dalam mempraktekan tata cara jual beli
tersebut.
c. Pengamatan
Selama pembelajaran, langsung dilakukan observasi untuk
mengetahui pengaruh kegiatan pembelajaran dalam meningkatkan
hasil belajar dalam proses pembelajaran fiqih pokok bahasan jual beli.
Pada pembelajaran ini siswa yang masuk sebanyk 15 siswa. Guru
mengamati kebanyakan siswa yang duduk di belakang tidak
beli yang menyangkut pengertian; hukum, syarat dan rukun jual beli,
mereka mengatakan tidak tau dan tidak paham. Sehingga tidak mampu
menjawab pertanyaan dengan benar. Suasana tampak gaduh dan sulit
dikendalikan.
Hasil observasi pada pertemuan dapat diketahui pada tabel di
Tabel I
Hasil Kegiatan Belajar Mengajar Pertemuan I
Nama Sekolah : MI Islamiyah Repaking
Pokok Bahasan : Jual Beli
Kelas : VI (Enam)
Bulan : Maret
No No Induk Nama Siswa Jenis
Kelamin
Jenis Kesalahan
1 2 3
1 1451 Ani Habibah P
V
2 1466 Dasrini P
V
3 1469 Fahrul Ardiyanto L
V
4 1470 Nurul Latifatul .A P
V
10 1478 Siti Nur Khayatun P
V
11 1480 Rubiyatun P
V
12 1481 Siti nur Khayatun P
13 1482 Budi Utomo L
V
14 1483 Muhammad Sholeh L
V ,
15 1485 Ana Kurniawati P
V
Keterangan :
1. Benar semua 5 orang
2. Benar lebih dari 7 ada 4 orang
3. Salah lebih dari 3 ada 6 orang
Berdasarkan tabel di atas jumlah nilai observasi kegiatan siswa
masih kurang memuaskan. Menurut kategori tingkat siswa berarti
dalam mengikuti pelajaran siswa kurang aktif,
d. Refleksi
Hasil belajar siklus I ini belum menunjukan hasil yang
memuaskan, nilai rata-rata hasil kegiatan siswa belum memuaskan.
Sebagian siswa belum aktit dalam bertanya, menjawab pertanyaan
maupun mengemukakan pendapat selama pembelajaran di kelas
berlangsung. Ada beberapa siswa yang masih malu mempraktekan tata
cara jual beli di depan kelas., bahkan ada yang tidak memperhatikan
pelajaran, siswa terlihat sibuk sendiri, sesekali menertawakan temanya
yang maju. Suasana kelas tampak gaduh dan kurang terkendali.
Kesimpulan dari pembelajaran pada siklus I dengan menggunakan
metode ceramah bervariasi belum dapat meningkatkan hasil belajar
siswa dalam proses pembelajaran fiqih pokok bahasan jual beli. Maka
pada siklus II peneliti menugaskan para siswa mempelajari materi jual
beli. Guru menggunakan metode demonstrasi dalam pembelajaran
dan mempraktekan tata cara jual beli di depan kelas, siswa
2. Deskripsi Pelaksanaan Siklus II a. Rencana yang Direvisi
Perencanaan dimulai dengan membentuk kelompok diskusi. Siswa
yang berjumlah 15 orang dibagi menjadi 3 kelompok, sehingga
masing-maing kelompok berjumlah 5 anak. Materi pelajaran yang
diajarkan pada siklus II ini masih fiqih pokok bahasan jual beli. Proses
pemebelajaran fiqih pokok bahasan jual beli ini menggunakan metode
demonstrasi yang dipraktekkan oleh guru secara langsung dalam
pembelajaran di kelas. Guru memberi contoh tatacara jual beli yang
baik dan benar kemuadian meminta setiap kelompok untuk
mempraktekkanya.
b. Pelaksanaan
Pelaksanaan tindakan siklus II dapat diuraikan sebagai berikut:
1. Guru mengawali pembelajaran dengan mengucapkan salam dan
menanyakan jumlah siswa yang hadir.
2. Guru melakukan apersepsi.
3. Guru mempraktekkan tata cara jual beli dibantu oleh 2 orang siswa
dan bertanya untuk mengawali pengatuan yang dimiliki.
4. Guru menerangkan materi pelajaran mengenai jual beli.
5. Guru membagi siswa dalam kelompok diskusi, kemudian memberi
tugas berupa permasalahan yang berkaitan dengan jual beli.
6. Guru memberi tugas kepada siswa untuk mempresentasikan dan
7. Pada saat presentasi guru memberi kesempatan kepada siswa untuk
bertanya maupun mengutarakan pendapatnya terhadap hasil
presentasi yang telah disampaikan temannya.
8. Guru menindak lanjuti pembelajaran itu dengan menerangkan
materi dan membuat kesimpulan.
9. Guru menutup pelajaran dengan mengucapkan salam,
c. Pengamatan
Selama pembelajaran dilakukan observasi untuk mengetahui
pengaruh kegiatan pembelajaran dalam meningkatkan hasil belajar
mata pelajaran fiqih pokok bahasan jual beli. Pada pembelajaran ini
siswa yang masuk 15 siswa. Guru mengamati ternyata pada setiap
kelompok masih didapti siswa yangb kurang memperhatikan dan malu
untuk mempraktikan tata cara jual beli. Melalui serangkaian
pernyataan yang disampaikan kepada siswa, sebagian diantaranya
Tabel 2
Hasil Kegiatan Belajar Mengajar Pertemuan II
Nama Sekolah : MI Islamiyah Repaking
Pokok Bahasan : Jual Beli
3 1469 Fahrul Ardiyanto L
V
4 1470 Nurul Latifatul A ?
V
5 1471 Joko Sultstiono L
V
6 1472 Listiana P
V
7 1473 M Abdul faza L
V
8 1475 M. Dwiyantoro L
V
9 1477 M. Khoirul Anas L V
10 1478 Siti Nur Khayatun P
V
11 1480 Rubiyatun P
V
12 1481 Siti nur Khayatun P V
13 1482 Budi Utomo L
V
14 1483 Muhammad Sholeh L
V
15 1485 Ana Kurniawati P
V
Keterangan:
1. benar semua ada 6 orang
2. Benar lebih dari 7 ada 4 orang
3. Salah lebih dari 3 ada 5 orang
Klasikal: belum tuntas
Berdasarkan tabel di atas diketahui jumlah nilai observasi kegiatan
siswa semakin meningkat. Menurut kategori tingkat keaktifan kegiatan
hal ini berarti siswa sudah dapat dikatakan aktif dalam proses
pembelajaran,
d. Refleksi
Hasil belajar siklus II dalam pembelajaran fiqih dengan
menggunakan metode demonstrasi menunjukkan adanya kemajuan
dibanding siklus I. Siswa lebih aktif dalam mengikuti proses
pembelajaran. Walaupun masih ada siswa yang pasif dalam diskusi
berlangsung.
Pada saat dipraktekkan, baru sebagian siswa yang aktif bertanya
maupun menjawab pertanyaan. Sehingga masih perlu dilakukan
perbaikan terhadap pembelajaran selanjurnya, diantranya adalah
menyeimbangan antara jumlah siswa laki-laki dan perempuan dalam
pembentukan kelompok, agar siswa tidak malu-malu lagi pada saat
berdiskusi kelompok. Siswa diberi tugas memahami materi jual beli
beserta tata cara jual beli yang diberikan kepada kelompoknya, tanpa
dengan cara masing-masing siswa diberi tugas untuk menjelaskan
materi jual beli dan tata caranya secara bergantian.
3. Deskripsi Pelaksanaan Siklus III a. Rencana yang Direvisi
Pembelajaran pada siklus III ini diawali dengan pembentukan
kelompok, yaitu perubahan anggota kelompok yang semua
beranggotakan 5 orang menjadi 3 orang untuk masing-masing
kelompok.
b. Pelaksanaan
Pelaksaan penelitian tindakan siklus III ini diuraikan sebagai berikut:
1) Guru membuka pelajaran dengan mengucapkan salam dan
melakukan absensi siswa.
2) Guru melakuakan apersepsi
3) Guru memperagakan tata cara jual beli dibantu seorang siswa dan
bertanya kepada siswa untuk menggali pengetahuan yang dimiliki
siswa.
4) Guru menerangkan materi pelajaran yang berkaitan dengan jual
beli.
5) Guru melakukan perubahan terhadap pembagian siswa dalam
kelompok diskusi, kemudian memberi tugas yang berkaitan dengan
materi jual beli.
6) Guru memberi tugas kepada siswa untuk menjelaskan hasil dari
7) Pada saat guru menugaskan kepada siswa untuk bertanya maupun
mengutarakan pendapatnya terhadap hasil yang telah disampaikan
temanya.
8) Guru memberikan kesempatan kepada masing-masing kelompok
untuk menjawab dan menaggapi pertanyaan maupun pendapat
tersebut, kemudian guru menyempurnakan.
9) Guru menindaklanjuti pembelajaran hari itu dengan membuat
kesimpulan.
10) Guru menutup pelajaran dengan mengucapkan salam,
c. Pengamatan
Selama pembelajaran berlangsung dilakukan observasi untuk
mengetahui pengaruh kegiatan pembelajaran dalam meningkat hasil
belajar dalam proses pembelajaran fiqih pokok bahasan jual beli. Pada
pembelajaran ini siswa yang masuk 15 siswa. Hasil observasi pada
Tebel 3
Hasil Kegiatan Belajar Mengajar Pertemuan III
Nama Sekolah : MI Islamiyah Repaking
Pokok Bahasan : Jual Beli
J 1469 Fahrul Ardiyanto L
V
4 1470 Nurul Latifatul .A P y1
5 1471 Joko Sulistiono L
V
6 1472 Listiana P y/
7 1473 M. Abdul faza L
V
8 1475 M. Dwiyantoro L y/9 1477 M. Khoirul Anas L y/
10 1478 Siti Nur Khayatun P
V
11 1480 Rubiyatun P
V
12 1481 Siti nur Khayatun P 'i
13 1482 Budi Utomo L
V
14 1483 Muhammad Sholeh L
V .
15 1485 Ana Kurniawati PV
Keterangan :
1. Benar semua 11 orang
2. Benar lebih dari 7 soal 3 orang
3. salah lebih dari 3 ada 1 orang
Klasikal: Tuntas
t
Berdasarkan tabel di atas diketahui jumlah nilai hasil observasi
kegiatan siswa sudah aktif dan tidak malu dalam proses pembelajaran,
d. Refleksi
Hasil pembelajaran siklus III dalam pembelajaran fiqih pokok
bahasan jual beli dengan menggunakan metode demonstrasi
menunjukkan adanya kemajuan. Siswa aktif dalam mengikuti proses
pembelajaran di kelas, siswa berani mempraktekkan tata cara jual beli
dengan baik dan benar. Berdasarkan pada tindakan yang telah
dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa pembelajaran dengan
menggunakan metode demonstrasi dapat meningkatkan hasil belajar
siswa. Hal ini dapat dilihat dari nilai ulangan siswa, serta peran aktif
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Analsisis Data Penelitian Persiklus 1. Siklus I
a. Tahap Perencanaan
Pada tahap ini peneliti mempersiapkan perangkat
pembelajaran yang terdiri dari rencana pembelajaran I, soal tes
formatif I dan alat-alat pengajaran yang mendukung. Selain itu juga
dipersiapkan lembar observasi pengolahan belajar aktif.
b. Tahap Kegiatan dan Pelaksanaan
Kegitan belajar mengajar untuk siklus I dilaksanakan pada
bulan Maret 2010 di kelas VI MI Islamiyah Repaking dengan jumlah
siswa 15 siswa. Dalam hal ini peneliti bertindak sebagai guru. Adapun
proses belajar mengajar mengacu pada rencana pelajaran yang telah
dipersiapkan.
Pengamatan dilaksanakan bersamaan dengan pelaksanaan
belajar mengajar. Sebagai pengamat adalah Kepala MI Islamiyah
Repaking.
Pada akhir proses belajar mengajar siswa diberi tes formatif I
dengan tujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa dalam
proses belajar mengajar yang telah dilakukan. Adapun materi siklus I,
1. Materi Jual Beli
Adapun materi jual beli meliputi hal-hal barikut:
a Arti Jual Beli
Jual beli adalah tukar-menukar barang dengan cara tertentu, untuk
memperoleh barang dihalalkan dengan cara jual beli, agar tidak saling
merugikan,
b. Hukum Jual Beli
Hukum jual beli di dalam islam adalah halal, berarti Allah SWT
memperbolehkan adanya transaksi jual beli. Sebagaimana Firman Allah
SWT dalam Surah Al-baqoroh ayat 275 :
c. Rukun Jual Beli
Rukun adalah sesuatu yang harus ada dalam suatu kegiatan. Adapun
rukun jual beli yaitu :
1. Penjual, yaitu orang yang menjual barang.
2. Pembeli, yaitu orang yang membeli barang.
3. Barang yang dijual belikan.
4. Uang, alat untuk menukar dalam kegiatan jual beli ( H arga).
5. Ijab Kabul, yaitu ucapan perjanjian jual beli (Bina Karya Guru, Artinya : "... .Allah telah menghalalkan ju a l beli dan mengharamkan
riba
Ijab Kabul di dalam jual beli yaitu ikrar dari penjual dan pembeli. Ijab
yang ucapkan oleh penjual, seperti “ saya jual barang ini dengan harga
sekian,” dan Kabul diucapkan oleh pembeli, misalnya “ saya beli barang ini
dengan harga sekian.” (Bina Karya Guru, 2008:25)
d. Syarat Jual Beli
Kegiatan jual beli dapat dianggap syah apabila memenuhi syarat-syarat
sesuai dengan syariat Islam. Adapun syarat-syarat tersebut antara lain :
1. Penjual dan pembeli, syaratnya yaitu :
a. baliq, artinya sudah bisa membedakan antara yang baik dan yang
buruk.
b. Suka sama suka, penjual rela menjual barang dagangannya dan
pembeli suka terhadap barang yang dibelinya (Bina Karya Guru,
2008:27)
2. Barang dan uang, syaratnya yaitu :
a. Halal, barang yang haram tidak boleh dipeijual belikan.
b. Suci, barang yang tergolong najis tidak boleh diperjual belikan.
c. Bermanfaat, barang yang diperjual belikan ada maanfaat atau
kegunaanya.
d. Diketahui dengan jelas oleh penjual dan pembelim tentang ukuran,
takaran, bilangan, bentuk dan sifatnya.
Sabda Rosulullah SA W :
Artinya:
“ Tidak sah jual beli melainkan pada barang dimiliki. ” ( H. R Abu Daud)
3. Ijab Kabul Syaratnya yaitu :
Lafad ijab Kabul adalah perkataan penjual dan pembeli yang
merupakan pernyataan kesepakatan jual beli. Kalimat yang digunakan
hendaknya mudah dimengerti dan tidak terputus, untuk menghindari
kesalahpahaman dalam transaksi. Ijab Kabul harus dilaksanakan atas
dasar suka sama suka (Bina Karya Guru, 2008:27)
e. Jual Beli yang Diperbolehkan dan yang Dilarang
1. Jual beli yang diperbolehkan
Jual beli yang diperbolehkan yaitu kegiatan jual beli sesuai dengan
ketentuan-ketentuan yang telah ditetapkan di dalam ajaran islam.
2. Jual beli yang dilarang
Jual beli yang dilarang yaitu kegiatan jual beli menimbulkan kerugian bagi
penjual maupun pembelinya serta mengganggu ketentraman orang lain.
Adapun jual beli yang dilarang oleh syariat agama islam yaitu :
a. Jual beli yang tidak sah karena kurang syarat atau rukunya,
diantaranya :
1. Jual beli dengan system ijon.
3. Jual beli sperma binatang jantan.
4. Jual beli barang yang belum ada di tangan.
5. Jual beli benda najis (Bina Karya Guru, 2008:28)
b. Jual beli sah tapi terlarang, seperti halnya :
1. Jual beli yang dilakukan pada waktu salat jum’at.
2. Jual beli yang dimaksud ditimbun dahulu sebelum dijual kemabali,
dengan harapan mendapat keuntungan yang lebih besar.
3. Membeli barang dengan menghadang di jalan atau sebelum
sampai di pasar, sehingga penjual atau pembeli belum tahu harga
pasar.
4. Membeli barang yang sudah dibeli orang lain padahal masih dalam
masa khiyar.
5. Menjual barang dengan cara menipu timbangan atau ukuran
sehingga menimbulkan kerugian bagi pembelinya.
6. Jual beli barang untuk maksiat atau untuk kejahatan
f. Barang-barang yang Haram Dijual Belikan
Adapun barang-barang haram dijual belikan diantaranya :
1. Barang-barang haram zatnya, misalnya minuman keras dan obat-obatan
terlarang ( Narkoba).
2. Barang hasil curian.
3. Barang yang tergolong najis, seperti daging babi, darah dan daging anjing
5. Tanaman baik berupa buah, biji atau umbi yang belum waktunya dipetik
(Bina Karya Guru, 2008:28)
Adapun data hasil pada siklus I sebagai berikut:
Tabel 4
Hasil Belajar Mengajar Siklus I No No Induk Nama Siswa Jenis
Kelamin
Jenis Kelamin
1 2 3
1 1451 Ani Habibah P
2 1466 Darsini P
V
3 1469 Fahrur Ardiyanto L
V
4 1470 Nurul Latifatul A P
V
5 1471 Joko Sulistiono L
V
6
1472 Listiana PV
7 1473 M. Abdul Faza L
V
8 1475 M. Dwiyantoro L
V
9 1477 M. Khoirul Anas L
V
10 1478 Siti Nur Lailiyah P
V
11 1480 Rubiyatun P
V
12 1481 Siti “Nur Khayatun P
V
13 1482 Budi Utomo L
V
14 1483 Muhammad Sholeh L
15 1485 Ana Kumiawati P
V
Keterangan:
1. Benar semua ada 5 orang
2. Benar lebih dari 7 ada 4 orang
3. salah lebih dari 3 ada 6 orang
Klasikal: Belum Tuntas
Tabel 5
Hasil Tes Formatif Siswa Pada Siklus I
No Uraian Jumlah Hasil Siklus
1 Benar semua 5 33,33%
2 Benar lebih dari 7 4 26,67%
3 Salah lebih dari 3 6 40,00%
Tingkat keberhasilan pada siklus I adalah 33,33% + 26,67% = 60,00%
siswa yang tidak mampu menjelaskan tata cara jual beli dengan baik dan benar
ada 6 orang.hal ini menunjukkan siswa kurang memahami penjelasan guru. Hasil
observasi masih kurang memuaskan, karena perhatian siswa diperoleh secara
paksa. Meskipun hanya tahap awal, perhatian tidak tumbuh secara alamiah.
Hasil tersebut menunjukkan bahwa pada siklus I secara klasikal siswa
belum tuntas belajar, karena siswa yang memahami mata pelajaran Fiqih pokok
bahasan jual beli hanya sebesar 60,00% lebih kecil dari presentase ketuntasan
yang dikehendaki yaitu sebesar 86,67%. hal ini disebabkan karena siswa masih
merasa baru dan belum mengerti apa yang dimaksudkan dan digunakan guru
c. Refleksi
Dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar diperoleh informasi dari
hasil pengamatan sebagai berikut:
1. Guru kurang baik dalam memotivasi siswa dan dalam menyampaikan
tujuan pembelajaran.
2. Guru perlu mendistribusikan waktu secara baik dengan menambahkan
informasi-informasi yang dirasa perlu dan memberi catatan.
3. Guru harus lebih terampil dan bersemangat dalam memotivasi siswa
sehingga siswa lebih antusias.
d. Revisi
Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar pada siklus I ini masih terdapat
kekurangan, sehingga perlu adanya revisi untuk dilakukan pada siklus
berikutnya.
1. Guru perlu lebih trampil dalam memotifasi siswa dan lebih jelas dalam
menyampaikan tujuan pembelajaran.
2. Guru perlu mendistribusikan waktu secara baik dengan menambahkan
informasi-informasi yang dirasa perlu dan memberi catatan.
3. Guru harus lebih trampil dan bersemangat dalam memotivasi siswa
sehingga siswa lebih antusias.
2. Siklus II
a. Tahap Perencanaan
Pada tahap ini peneliti mempersiapkan perangkat pembelajaran
mendukung. Selain itu juga dipersiapkan lembar observasi pengolahan belajar
aktif.
b. Tahap Kegiatan dan Pelaksanaan
Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar untuk siklus II dilaksanakan pada
bulan April 2010 di kelas VI MI Islamiyah Repaking dengan jumlah siswa 15.
Dalam hal ini peneliti bertindak sebagai guru. Adapun proses belajar mengajar
mengacu pada rencana pelajaran dengan memperhatikan revisi pada siklus I,
sehingga kesalahan atau kekurangan pada siklus I tidak terulang lagi pada
siklus II.
Pengamatan dilaksanakan bersamaan dengan pelaksanaan belajar
mengajar. Sebagai pengamat adalah Kepala MI Islamiyah Repaking.
Pada akhir proses belajar mengajar siswa diberi tes formatif II, dengan
tujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa dalam proses belajar
mengajaryang telah dilakukan. Instrumen yang digunakan adalah tes formatif
Hasil Kegiatan Belajar Mengajar Siklus II Tabel 6
No No Induk Nama Siswa Jenis Jenis Kelamin
Kelamin 1 2 3
1 1451 Ani Habibah P
V
2 1466 Darsini P
V
3 1469 Fahrur Ardiyanto L
V
4 1470 Nurul Latifatul A P <
5 1471 Joko Sulistiono L
V
6 1472 Listiana P
V
7 1473 M. Abdul Faza L
V
8 1475 M. Dwiyantoro L
V
9 1477 M. Khoirul Anas L
V
10 1478 Siti Nur Lailiyah P
V
11 1480 Rubiyatun P
V
12 1481 Siti Nur Khayahm P
V
13 1482 Budi Utomo L
V
14 1483 Muhammad Sholeh L
V
15 1485 Ana Kumiawati P