• Tidak ada hasil yang ditemukan

J U R U S A N TAR BIYA H PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM S E K O L A H T IN G G I A G A M A ISLA M N E G E R I SALAT I GA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "J U R U S A N TAR BIYA H PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM S E K O L A H T IN G G I A G A M A ISLA M N E G E R I SALAT I GA"

Copied!
86
0
0

Teks penuh

(1)

S K R I P S I

Diajukan untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan Islam

Oleh:

SUTARNO

NIM: 11408233

J U R U S A N TAR BIYA H

P R O G R A M S T U D I P E N D I D I K A N A G A M A I S L A M

S E K O L A H T IN G G I A G A M A ISLA M N E G E R I S A L A T I G A

(2)

PERSETUJUAN PEMBIMBING

Setelah dikoreksi dan diperbaiki, maka skripsi saudara :

Nama : SUTARNO

NIM : 114 08 233

Jurusan : Tarbiyah

Progdi : Pendidikan Agama Islam

Judul : PENERAPAN METODE DEMONSTRASI UNTUK

MENINGKATKAN PEMAHAMAN MATERI JUAL

BELI PADA MATA PELAJARAN FIQIH SISWA

KELAS VI MI ISLAMI YAH REPAKING

WONOSEGORO KABUPATEN BOYOLALI TAHUN

2010

Telah kami setujui untuk dimunaqosahkan

(3)

PENGESAHAN KELULUSAN

Skripsi Saudara : SUTARNO dengan Nomor Induk Mahasiswa : 11408233 yang berjudul : “ PENERAPAN METODE DEMONSTRASI UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN MATERI JUAL BELI PADA MATA PELAJARAN FIQIH SISWA KELAS VI MI ISLAM1YAH REPAKING WONOSEGORO KABUPATEN BOYOLALI TAHUN 2010 “ Telah dimunaqasahkan dalam sidang panitia ujian Jurusan Tarbiyah Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga pada hari : Sabtu tanggal 28 Agustus 2010 yang bertepatan dengan tanggal 18 Ramadhan 1431 dan telah diterima sebagai bagian dari syarat-syarat untuk memperoleh gelar Saijana dalam ilmu Tarbiyah.

28 Agustus 2010 M

Salatiga,---18 Ramadhan 1431 H

(4)

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Saya yang bertanda tangan di bawah in i:

Nama : SUTARNO

NIM : 114 08 233

Jurusan : Tarbiyah

Progdi : Pendidikan Agama Islam

Menyatakan bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar merupakan hasil karya

saya sendiri . pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini

dikutip atau dirujuk bedasarkan kode etik ilmiah.

Salatiga, 11 Agustus 2010

Y ang Menyatakan

(5)

PERSEMBAHAN

Skripsi ini penulis persembahkan kepada :

1. Bapak Rasman (almarhum) dan Ibu Paijah yang sangat saya hormati dan

sayangi.

Terimakasih atas doa restunya.

2. Istri saya tercinta yang telah memberikan motivasi terhadap kelancaran saya

dalam membuat skripsi.

3. Salma, Fatiha dan Thoriq yang selalu memberikan hiburan tatkala pikiran

(6)

KATA PENGANTAR

Puji syukur senantiasa kami haturkan kehadirat Allah SWT, yang telah

memberikan rahmat, taufiq serta hidayah-Nya sehingga dapat menyelesaikan

tugas penyusunan skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini telah banyak

melibatkan orang lain mulai dari awal sampai akhir penulisan skripsi. Untuk itu,

tiada kata yang pantas untuk diucapkan kecuali ungkapan rasa terima kasih yang

sedalam-dalam terutama kepada yang terhormat:

1. Bapak Dr. Imam Sutomo, M. Ag, selaku Ketua Sekolah Tinggi Agama

Islam Negeri Salatiga.

2. Bapak Roviin, M.Ag, selaku dosen pembimbing yang telah mencurahkan

seluruh tenaga dan pikirannya dengan penuh kesabaran dan keikhlasan

sehingga tersusunlah skripsi ini.

3. Bapak Drs. Djoko Sutopo selaku ketua program ekstensi STAIN Salatiga.

4. Ibu Siti Syamsiyah, S.Pd.I selaku kepala MI Islamiyah Repaking yang

telah memberikan ijin kepada penulis untuk melakukan penelitian di MI

yang beliau pimpin.

5. Bapak dan Ibu Guru MI Islamiyah Repaking yang telah berkenan

(7)

6. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah

memberi dorongan dan semangat sehingga penulis dapat menyelesaikan

skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa dalam penelitian ini tentu masih banyak kekurangan

dan kelemahan baik dalam penggunaan bahasa maupun analisis permasalahan.

Oleh karena itu penulis mengharapkan para pembaca untuk berkenan

menyampaikan kritik dan saran demi kesempurnaan hasil penyusunan skripsi ini.

Akhirnya semoga skripsi ini bermanfaat bagi semua.

Salatiga, 10 Agustus 2010

Penulis

(8)

Skripsi Jurusan Tarbiyah Program Studi Pendidikan Agama Islam. Sekolah tinggi agama Islam Negeri Salatiga.

Pembimbing : Rovi’in, M. Ag

Kata Kunci : Meningkatkan Pemahaman Materi Jual Beli Pada Mata Pelajaran Fiqih.

Penelitian ini bertujuan untuk menemukan metode pembelajaran bervariasi yang cocok digunakan dalam proses pembelajaran mata pelajaran Fiqih khususnya pada kelas VI. Siswa dapat tertarik dan terlibat langsung selama mengikuti pembelajaran mulai persiapan sampai proses pembelajaran berakhir, sehingga mampu menigkatkan hasil belajar siswa dalam mengikuti pembelajaran.

Dalam melaksanakan penelitian ini, penulis menggunakan 3 siklus dengan hasil yang berbeda dan selalu meningkat. Metode yang digunakan adalah demonstrasi. Faktor utama yang diharapkan adalah pemahaman materi jual beli pada mata pelajaran Fiqih kelas VI, untuk dapat meningkatkan pemahaman siswa diperlukan beberapa tahap. Faktor yang dinilai adalah mendemonstrasikan dan test formatif tentang materi jual beli. Untuk mengetahui peningkatan demi meningkatkan dalam pembelajaran yaitu dengan penilaian setiap siklusnya.

Pada siklus I terdapat 60,33%, kemudian siklus II 66,67% dan siklus III 93,33%. Pada siklus III jumlah anak yang tidak tuntas ada I anak, karena sering tidak masuk sekolah.

(9)

DAFTAR ISI

Halaman Judul... i

Persetujuan Pembimbing... ii

Pengesahan Kelulusan... iii

Pernyataan Keaslian Tulisan... iv

M otto... v

C. Tujuan Penelitian... 5

D. Manfaat Penelitian... 5

E. Hipotesis Penelitian... 6

F. Definisi Istilah... 6

G. Metode Penelitian... 7

H. Sistematika Penulisan Skripsi... 15

BAB II PROSES BELAJAR DAN MATERI JUAL B E L I... 17

A. Pengertian Belajar... 18

B. Mata Pelajaran Fiqih... 19

C. Pengertian Jual B eli... 19

D. Metode Demonstrasi... 24

27 BAB III PELAKSANAAN PENLITIAN... 27

(10)

B. Rancangan Penelitian... 29

C. Instrumen Penelitian... 30

D. Kriteria Penelitian... 32

E. Pelaksanaan Penelitian... BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN... 45

A. Analisis D ata... 45

B. Pembahasan... 61

BAB V PENUTUP... 62

A. Kesimpulan... 62

B. Saran... 62

DAFTAR PUSTAKA

(11)

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Hasil Kegiatan Belajar Mengajar Pertemuan I ... 35

Tabel 2 Hasil Kegiatan Belajar Mengajar Pertemuan I I ... 39

Tabel 3 Hasil Kegiatan Belajar Mengajar Pertemuan III... 43

Tabel 4 Hasil Tes Formatif Siswa Pada Siklus 1... 50

Tabel 5 Hasil Kegiatan Belajar Mengajar Siklus 1... 51

Tabel 6 Hasil Tes Formatif Siswa Pada Siklus II... 54

Tabel 7 Hasil Tes Kegiatan Belajar Mengajar Siklus II... 55

Tabel 8 Hasil Tes Formatif Siswa Pada Sikius III... 58

(12)

BABI

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kegiatan belajar mengajar dalam kelas banyak menggunakan metode

dan teknik pengajaran. Guru mempunyai peran sentral dalam pembelajaran di

kelas akan berjalan dengan efektif dan efesien tergantung pada penggunaan

metode dan teknik pengajaran serta kreatifitas guru.

Maka guru hendaknya untuk lebih meningkatkan keprofesionalannya

agar potensi siswa yang ada dapat optimal dan ditumbuhkembangkan.

Masalah kompetensi professional guru merupakan kemampuan dan

kewenangan guru dalam melaksanakan profesi keguruannya (Muh Uzer

Usman, 2008:14) Dalam proses belajar dan hasil belajar para siswa bukan saja

ditentukan oleh sekolah, pola, struktur dan isi kurikulumnya, akan tetapi

sebagian besar ditentukan oleh kompetensi guru yang mengajar dan

membimbing mereka.

Fiqih merupakan salah satu dari sekian banyak ilmu yang ada dan

dipelajari di lingkungan masyarakat dan di MI. Fiqih menurut bahasa berarti

“Paham”. Dengan demikian fiqih mengacu pada proses aktivitas untuk

memahami atau menafsirkan Al qur’an atau sunah Nabi (A. Qodri Azizy,

(13)

Secara terminology, fiqih biasanya didefinisikan dengan Al ilm bi al

ahkam al syar’iyyah al muktasabah min adillatiha al tafshiliyyah “ilmu

mengenai hukum-hukum syar’i (Hukum Islam) yang berkaitan dengan

perbuatan/tindakan (bukan aqidah) yang didapatkan dari dalil-dalil yang

spesifik” (A. Qodri Azizy, 2004:78)

Kegiatan jual beli sebenarnya sering kita jumpai, bahkan kita sendiri

hampir setiap hari melakukannya. Membeli jajanan di warung atau di kantin

sekolah merupakan contoh kegiatan membeli dan bagi orang menjajakan

makanan yang kita beli adalah contoh kegitan menjual.

Jual beli adalah tukar menukar barang dengan cara tertentu. Melalui

kegiatan jual beli seseorang akan mendapatkan barang atau uang yang

merupakan kebutuhan hidupnya. Bagi seorang penjual, kegiatan menjual

dilakukan dengan maksud memperoleh keuntungan. Bagi pembeli, kegiatan

ini dilakukan untuk mendapatkan barang yang diinginkannya.

Sebagaimana finnan Allah di dalam Surah An Nisa’ ayat 29 jual beli

harus dilakukan dengan rasa suka sama suka, jadi tidak boleh ada unsur

paksaan.

c f'

e _ s .?-> ) . . . j> - i e , f > n ^

(jl al (JjauJLi ^ Ijl4=3lj V

Artinya : “...Jangan kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalanhatil kecuali dalam perdagangan yang berdasar atas suka sama suka di

(14)

Al Qur’an sebagai kitab sucinya orang Islam, mengandung hukum jual

beli. Hukum jual beli di dalam syariat Islam adalah halal, berarti Allah SWT

memperbolehkan adanya transaksi jual beli. Hal tersebut tentunya adalah

semata-mata untuk kemaslahatan umat, sebagaimana Allah SWT berfirman

dalam Surah Al Baqarah ayat 275 :

.Artinya : "...Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba... " (Q S Al Baqarah : 275)

Gema abad 21 yang sering diidentikkan dengan abad “Globalisasi”

sudah merambah sampai ke tingkat pedesaan. Sehingga, konferensi, seminar,

termasuk pengkajian sudah beramai-ramai membicarakanya, meskipun

sosoknya masih berupa bayang-bayang dan definisinya juga atau belum

pernah ada kesepakatan. Ciri utama abad 21 ini adakah kompetisi bebas,

sehingga bisa berakibat menang atau kalah. Dalam bidang ekonomi terlebih

lagi, dengan adanya pasar bebas dan perdagangan bebas yang menjadi

ideologinya, maka persaingan akan sangat keras.

Globalisasi akan membawa dampak negatif, namun sekaligus juga ada

celah-celah membawa dampak positif, ketika yang menghadapi mempunyai

persaingan yang matang (A. Qodri Azizy, 2004:77)

Upaya-upaya yang harus kita lakukan dalam menghadapi perdagangan

(15)

hal-hal yang dilarang oleh Allah SWT. Maka kita harus mengajarkan kepada

siswa kita tentang tatacara ( Kaifiyah) jual beli, baik berkenaan dengan rukun,

syarat, jual beli yang diperbolehkan dan yang dilarang serta barang-barang

yang haram diperjualbelikan.

Pada saat ini banyak orang melaksanakan transaksi jual beli tanpa

mengetahui syarat, rukun jual beli sehingga ada yang mengarah pada

perbuatan yang dilarang oleh agama.

Selain permasalahan di atas, siswa juga ditemui permasalahan siswa

dalam pelaksanaan jual beli. Misalnya : tatacara jual beli, siswa akan sulit

menentukan konsep dasar kurang dipahami.

Untuk itu perlu kiranya dikaji melalui kegiatan Penelitian Tindakan

Kelas ( PTK ) dengan memilih judul : “ PENERAPAN METODE

DEMONSTRASI UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN MATERI

JUAL BELI PADA MATA PELAJARAN FIQIH SISWA KELAS VI MI

ISLAMIYAH REPAKING WONOSEGORO KABUPATEN BOYOLALI

TAHUN 2010“

B. Rumusan Masalah

Dalam melakukan penelitian ini penulis memberikan pokok masalah

sebagai berikut:

Apakah melalui penerapan metode demonstrasi dapat meningkatkan

pemahaman materi jual beli siswa kelas VI MI Islamiyah Repaking

(16)

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan pada rumusan masalah di atas, maka peneliti bertujuan :

1. Untuk menerapkan metode demonstrasi yang dapat meningkatkan

pemahaman materi jual beli siswa kelas VI MI Islamiyah Repaking

Wonosegoro Kabupaten Boyolali tahun ajaran 2009/2010.

2. Dengan melalui penerapan metode demonstrasi dapat meningkatkan

pemahaman materi jual beli siswa kelas VI MI Islamiyah Repaking

Wonosegoro Kabupaten Boyolali tahun 2010.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat penelitian terhadap pokok bahasan jual beli dengan menggunakan

metode demonstrasi bagi siswa adalah :

a. Siswa dapat mengaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.

b. Dapat meningkatkan motivasi siswa dalam mempelajari fiqih.

c. Dapat meningkatkan prestasi siswa dalam mata pelajaran fiqih

umumnya dan khusunya terhadap pokok bahasan jual beli.

2. Manfaat bagi guru :

a. Memperluas wawasan guru tentang strategi fiqih yang membuat kelas

kondusif.

b. Meningkatkan kreativitas guru dalam memanfaatkan media

(17)

3. Manfaat bagi Sekolah :

a. Memberikan nilai lebih bagi sekolah dimata masyarakat berkat ada

peningkatan kineija (Kreativitas) guru sehingga menambah

kepercayaan dan dukungan masyarakat terhadap sekolah.

b. Mengubah pengertian siswa terhadap sekolah atau tempat yang

menakutkan dan syarat beban menjadi tempat yang menyanangkan.

E. Hipotesis Tindakan

Pemilihan metode demonstrasi yang digunakan mampu meningkatkan

pemahaman materi jual beli pada mata pelajaran fikih terhadap siswa kelas VI

MI Islamiyah Repaking Wonosegoro Kabupaten Boyolali tahun 2010.

F. Definisi Istilah 1. Metode

Metode adalah cara yang digunakan untuk mencapai tujuan itu (Alfred L,

2009:109)

2. Demonstrasi

Metode Demonstrasi adalah penyajian bahan pelajaran oleh

guru/instruktur kepada siswa dengan menununjukkan model /benda asli,

atau dengan menunjukkan urutan prosedur pembuatan sesuatu atau proses

terjadinya sesuatu untuk untuk mencapai tujuan pengajaran (Sudirman N,

1991:133)

3. Fiqih

Fiqih menurut bahasanya artinya paham, sedang menurut syara’

(18)

perbuatan orang mukallaf, baik amal perbuatan anggota maupun batin.

Seperti hukum wajib, haram, mubah, haram, sah atau tidaknya sesuatu

perbuatan itu (Muh Rifai, 1991:7)

4. Jual Beli

Jual beli menurut pengertian lughawinya adalah saling tukar

menukar (Pertukaran)

Menurut pengertian syari’at jual beli ialah pertukaran harta atas dasar

saling rela atau memindahkan milik dengan ganti yang dapat dibenarkan

(Sayyid Sabiq, 1987:44-45)

G. Metode Penelitian 1. Rancangan Penelitian

Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas. Karena

penelitian dilakukan untuk memecahkan masalah yang timbul dalam

proses pembelajaran di kelas dengan melakukan tindakan-tindakan

alternatif tertentu sebagai solusinya. Penelitian ini bertujuan untuk

perbaikan dan peningkatan proses pembelajaran di kelas. Adapun

pengertian Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah suatu bentuk

penelitian yang dilaksanakan oleh guru ntuk memecahkan masalah yang

dihadapi dalam melaksanakan tugas pokoknya, yaitu mengelola

pelaksanaan Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) dalam arti luas

’’Purwadi, 1999” (Sukidin,2007:10)

Menurut priyono dalam makalahnya yang berjudul ” Action

(19)

1. Masalah yang dijadikan obyek penelitian muncul dari dunia keija

peneliti.

2. Bertujuan memecahkan masalah guna peningkatan kualitas.

3. Menggunakan data yang seragam.

4. Langkah-langkahnya merupakan siklus.

5. Mengutamakan kerja kelompok (Sukidin, 2007:24)

Berdasarkan uraian di atas, PTK mempunyai karakteristik yang

khusus, yakni untuk memecahkan masalah dan untuk meningkatkan

kinerja guru.

Seseorang melakukan suatu kegiatan karena ada maksud dan

tujuannya. Me Niff menegaskan bahwa dasar utama dilaksanakannya PTK

adalah untuk perbaikan. Kata perbaikan di sini harus dimaknai dalam

konteks proses pembalajaran khususnya dan implementasi program

sekolah umumnya. Tujuan itu dapat dicapai dengan melakukan refleksi

untuk mendiaknosis keadaan, lalu kemudian mencobakan secara sistematis

berbagai tindakan alternatif dalam memecahkan permasalahan

pembelajaran di kelas atau implementasi program sekolah yang tengah

dirasakan itu. Perencanaan tindakan latematif dilakukan oleh guru,

kemudian dicobakan dan dievaluasi efektivitasnya di dalam memecahkan

persoalan-persoalan pembelajaran yang sedang dihadapi oleh guru.16

Dalam kegiatan penelitian ini yang bertindak sebagai peneliti

adalah guru, yang mana PTK sangatlah besar manfaatnya yaitu untuk

(20)

Manfaat yang dapat dipetik jika guru mau dan mampu

melaksanakan Penelitian Tindakan Kelas itu terkait dengan komponen

pembelajaran, antara la in :

a. Inovasi pembeljaran.

b. Pengembangan kurikulum di tingkat sekolah dan di tingkat kelas.

c. Peningkatan profesionalisme guru (Sukidin,2007:40)

Penelitian Tindakan Kelas ini bersifat kolaboratif, artinya selain

peneliti ada pihak lain (guru, dosen Lemabaga Pendidikan Tenaga

Keguruan, Kepala Sekolah, siswa, teman dan yang lain) yang

diikutsertakan di dalamnya(Sukidin, 2007:56)

Dalam proses penelitian ini, pihak luar semata hanya bertindak

sebagai inovator. Tindakan kolaboratif dilakukan dengan harapan dapat

meringanKan sekaligus membantu memperjelas permasalahan yang ada,

sehingga dapat dicarikan jalan keluarnya melalui PTK.

Langkah-langkah umum PTK yang dapat dipakai adalah :

a. Mengidentifikasi masalah.

b. Menganalisis masalah menentukan faktor-faktor yang diduga sebagai

penyebab utama.

c. Merumuskan gagasan-gagasan pemecahan masalah bagi faktor

penyebab utama yang gawat dengan mengumpulkan data dan

menafsirkan utuk mempertajam gagasan tersebut dan untuk

(21)

d. Kelayakan solusi atau pilihan tindakan pemecah masalah (Sukidin,

2007:92)

Sebelum melakukan tindakan sebagai pemecahan masalah, peneliti

perlu membuat desain dan prosedur implementasinya dengan tahap

kegiatan sebagai berikut :

a) Merancang model PTK sesuai dengan permasalahan, rencana,,

kegiatan tindakan, dan keadaan atau situasi kelas.

b) Menagtur langkah-langkah tindakan yang akan dilakukan.

c) Melakukan identivikasi komponen-komponen pendukung yang

diperlukan.

d) Melakukan pengaturan dan penyusunan jadwal kegiatan yang akan

dilakukan.

e) Menyusun desain tindakan sesuai dengan model PTK dan jadwal

kegiatan (Sukidi, 2007:92-93)

Agar pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas dapat beijalan dengan

baik dan lancar, maka perlu dilakukan kegiatan sebagai berikut:

1) Mempersiapkan segala sesuatu yang diperlukan untuk melaksanakan

tindakan.

2) Menyusun prosedur pelaksanaan, yaitu urutan kegiatan yang dilakukan

oleh para pelaku tindakan sesuai dengan cara yang telah ditetapkan.

3) Melakukan modifikasi jika dipandang perlu untuk menjamin

(22)

4) Melakukan pengelolaan dan pengendalian agar tidak terjadi

penyimpangan prosedur, cara, penyalahgunaan alat dan pemborosan

yang makin menghambat pelaksanaan tindakan ( Sukidin, 2007:93)

Untuk dapat segera memulai dan menerapkan Penelitian Tindakan

Kelas, ada petunjuk praktis dari Me Niff ( dalam Suyanto, 196 : 13-15 )

yang perlu kita perhatikan, yaitu :

1) Berangkatlah dari persoalan yang kecil dahulu.

2) Rencanakan Penelitian Tindakan itu secara cermat.

3) Susunan jadwal yang realistik.

4) Libatkan pihak lain yang terkait terinformasi.

5) Ciptakan sistem umpan balik.

6) Buatlah jadwal penulisan (Sukidin,2007:95-96)

2. Subjek Penelitian

a. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Ml Islamiyah Repaking Wonosegoro

Kabupaten Boyolali.

b. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan sejak bulan Maret, April dan Mei. Hal ini

disebabkan berbenturan dengan adanya latihan-latihan Ujian Nasional

yang dilakukan oleh berbagai pihak.

c. Subyek Penelitian

Subjek penelitian tindakan kelas ini adalah siswa kelas VI MI

(23)

berjumlah 15 siswa, terdiri dari 7 siswa laki-laki dan 8 siswa

perempuan.

3. Langkah-langkah/Siklus

Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan pada bulan Maret, April, dan

Mei tahun 2010.

Siklus I

Rencana A w al:

a. Siswa saya mengalami kesulitan dalam memahami materi pelajaran

fiqih yang berkaitan dengan pengertian jual beli. Bagaimana saya

dapat mengajarkan dengan jelas kepada siswa?

b. Merabah cara mengajar di depan kelas untuk mendorong siswa

melakukan jual beli sendiri dengan benar sesuai topik yang diberikan.

Tindakan :

Memperhatikan tatacara jual beli di depan kelas dengan benar sebagai cara

memahami konsep tersebut.

Pengamatan :

a. Kebanyakan siswa yang duduk di belakang tidak memperhatikan dan

berbicara dengan teman dekatnya.

b. Ketika ditanya tentang tatacara jual beli yang diperaktikkan di depan

kelas, kebanyakan siswa yang duduk di belakang mengatakan tidak

paham, sehingga tidak menjawab pertanyaan.

(24)

Refleksi:

Bagaimana membuat siswa memahami tatacara jual beli yang

didemonstrasikan.

Siklus II

Rencana yang Direfisi:

Mengubah cara mengajar dari klasikal menjadi kelompok, memberi

contoh tatacara jual beli yang benar kemudian meminta setiap kelompok

untuk mempraktikkan.

Tindakan :

a. Membagi siswa menjadi beberapa kelompok dan menyiapkan

beberapa perangkat untuk mempraktikkan tatacara jual beli dalam

setiap kelompok.

b. Memberi contoh cara melakukan jual beli dengan benar, kemuadian

meminta kelompok untuk mempraktikkan tatacara jual beli.

Pengamatan :

a. Pada setiap kelompok masih didapat siswa yang kurang

memperhatikan tatacara jual beli dan masih malu untuk

mendemonstrasikannya.

b. Melalui serangkaian pertanyaan yang disampaikan kepada siswa

sebagian diantaranya belum memahami dan bahkan tidak tahu apa

yang dipraktikkan dalam kelompoknya.

(25)

Refleksi:

Bagaimana membuat siswa dalam kelompok memahami mengenai

tatacara jual beli yang ditugaskan dalam kelompoknya, tanpa memberi

kesempatan anggota kelompok berbicara sendiri.

Siklus III

Rencana yang Direfisi:

Mengurangi jumlah anggota dalam setiap kelompok agar dapat

aktif mengamati peragaan tatacara jual beli.

4. Instrumen Penelitian

a. Observasi

b. Rancangan Pelajaran ( RP )

c. Tes Formatif

5. Pengumpulan Data

Pengumpulan data dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:

a. Tes yang dilakukan sebelum dan sesudah tindakan kelas dilaksanakan

untuk mengetahui sejauhmana penerapan jual beli sebelum dan

sesudah tindakan yang dilaksanakan.

b. Observasi yang dilakukan oleh peneliti selama kegiatan pembelajaran

berlangsung.

c. Catatan lapangan yang digunakan untuk mencatat segala kegiatan

(26)

6. Analisis Data

Hasil tes awal ( Pre Tes ) dan sesudah tindakan dianalisis dan

dibandingkan. Analisa data dilakukan dengan beberapa tahap yaitu :

a. tahap deskripsi yaitu suatu tahap dimana peneliti mendiskripsikan atau

memaparkan data-data yang diperoleh.

b. Tahap kasifikasi yaitu tahap pengelompokan data-data yang telah

dideskripsikan sesuai dengan permasalahan.

c. Tahap analisa yaitu tahap menganalisis berdasarkan teori-teori yang

ada. Dalam tahap ini membahas tentang data primer, kendala-kendala

yang muncul selama tindakan maupun cara mengatasi kendala

tersebut. Tahap interprestasi yaitu tahap pemahaman dan penafsiran

terhadapa analisis dan penelitian.

d. Tahap evaluasi yaitu tahap menilai/mengevaluasi terhadap hasil

interpretasi

H. Sistematika penulisan Skripsi

Sistematika penulisan skripsi hasil penelitian tindakan kelas yang

penulis ajukan meliputi:

Bab I Pendahuluan. Pada bab ini akan diuraikan tentang latar belakang

masalah, rumuasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, hipotesis

tindakan, definisi istilah, metode penelitian, dan sistematika penulis skripsi.

Bab II Landasan Teori. Dalam pembahasan ini akan diuraikan tentang

pengertian fiqih, pengertian jual beli, hukum jual beli, rukun jual beli, syarat

(27)

Bab III Pelaksanaan Penelitian. Dalam bab ini akan diuraikan tempat,

waktu dan subjek penelitian, rancangan penelitian, instrument penelitian,

kriteria penilaian, pelaksanaan penelitian yang meliputi deskripsi pelaksanaan

siklus I, deskripsi pelaksanaan siklus II dan deskripsi pelaksanaan siklus III.

Bab IV adalah hasil penelitian dan bahasan. Pada bab ini akan

membahas tentang analisis data penelitian per siklus yaitu siklus I, II dan III.

Pada bagian terakhir atau Bab V adalah Penutup. Pada bagian ini akan

(28)

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Pengertian Belajar

Pemahaman guru terhadap pengertian belajar mengajar akan

mempengaruhi akan perencanaan dan pelaksanaan kegiatan belajar mengajar.

Pengertian maupun devinisi belajar harus dipahami oleh guru agar kegiatan

belajar mengajar didalam kelas dapat membuahkan hasil yang memuaskan.

Sehingga akan muncul berbagai bentuk kegiatan yang mungkin dilakukan

oleh siswa maupun guru dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar.

Belajar dapat diartikan sebuah proses yang dengannya organisme

memperoleh bentuk-bentuk perubahan prilaku yang cenderung terus

mempengaruhi model perilaku umum menuju pada sebuah peningkatan.

Pengertian belajar di atas dapat disimpulkan bahwa dengan belajar,

prilaku manusia akan semakin meningkat. Baik aspek pengetahuan maupun

dalam aspek lain yang berkaitan dengan lingkunganya.

Belajar merupakan sebuah kegiatan yang dibutuhkan oleh siswa: yakni

siswa merasa perlu akan belajar. Semakin kuat keinginan siswa untuk belajar,

maka akan semakin tinggi tingkat keberhasilannya (Dede Rosyada, 2007:99)

Belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku seseorang sebagai

hasil dari interaksi dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan

hidupnya (Slameto, 1991:78)

Perubahan yang diperoleh individu sete'ah melalui suatu proses belajar

(29)

sebagai hasilnya ia akan mengalami perubahan tingkah laku secara

menyeluruh dalam sikap, keterampilan, pengetahuan dan sebagainya

(Salmeto, 1991:80)

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa belajar adalah :

1. Pencapaian hasil dari anak didik selama belajar, sesuai dengan tujuan

pembelajaran dan dalam waktu yang telah ditentukan.

2. Meningkatkan hasil belajar merupakan indikator keberhasilan suatu proses

(dari hasil kegiatan belajar mengajar) yang berupa penguasaan ilmu

pengetahuan, keterampilan dan sikap.

Hasil yang dicapai siswa merupakan suatu perubahan yang

direalisasikan dalam bentuk nilai, baik dalam berwujud angka atau huruf.

Dalam pendidikan formal biasanya seorang guru menggunakan skala penilaian

dengan angka 0-10 atau dengan 0-100. Untuk mengetahui hasil belajar

diadakan ulangan, test, semesteran, ujian dan sebagainya. Kemudian hasil

penilaian yang berwujud angka atau huruf dimasukkan ke dalam buku

penilaian, buku raport dan sebagainya.

Raport adalah buku laporan hasil belajar siswa di sekolah selama satu

periode atau satu semester yang diberikan guru kepada orang tua siwa atau

wali murid. Dengan demikian orang tua akan mengetahui hasil belajar putra-

putrinya selama satu semester. Selama dapat diharapkan adanya interaksi dan

umpan balik antara siswa dengan siswa, siswa dengan guru, siswa dengan

(30)

yang positif antara guru dengan orang tua untuk meningkatkan hasil belajar

siswa.

B. Mata Pelajaran Fiqih

Fiqih menurut bahasa artinya paham, sedang menurut syara’ artinya

mengetahui hukum syara’ yang berhubungan dengan amal perbuatan orang

mukallaf, baik amal perbuatan anggota maupun batin. Seperti hokum wajib,

haram, mubah, sah atau tidaknya sesuatu perbuatan itu.

C. Pengertian Jual beli

Jual beli menurut bahasa adalah saling tukar-menukar. Sedangkan menurut

pengertian istilah (Syari’at) jual beli adalah pertukaran harta atas dasar saling

rela atau memindahkan tnilik dengan ganti yang dapat dibenarkan.

Para ulama sepakat bahwa jual beli dan penekunannya sudah berlaku

(Dibenarkan) sejak zaman Rosulullah hingga hari ini.

1. Hikmah Jual Beli

Allah menyariatkan jual beli sebagai pemberian keluangan dan

keleluasaan dari-Nya untuk hamba-hamba-Nya. Karena semua manusia

secara pribadi mempunyai kebutuhan berupa sandang, pangan dan lain-

lainya. Kebutuhan seperti ini tak pernah terputus dan takn henti-henti

selama manusia masih hidup. Tak seorangpun yang dapat memenuhi hajat

hidupnya sendiri, karena ia dituntut berhubungan dengan lainya (Sayyid

(31)

2. Materi Jual Beli

Adapun materi jual beli meliputi hal-hal barikut:

a. Arti Jual Beli

Jual beli adalah tukar-menukar barang dengan cara tertentu, untuk

memperoleh barang dihalalkan dengan cara jual beli, agar tidak saling

merugikan.

b. Hukum Jual Beli

Hukum jual beli di dalam islam adalah halal, berarti Allah SWT

memperbolehkan adanya transaksi jual beli. Sebagaimana Firman

Allah SWT dalam Surah Al-baqoroh ayat 275 :

Artinya : "... .Allah telah menghalalkan ju a l beli dan mengharamkan

c. Rukun Jual Beli

Rukun adalah sesuatu yang harus ada dalam suatu kegiatan.

Adapun rukun jual beli yaitu :

1. Penjual, yaitu orang yang menjual barang.

2. Pembeli, yaitu orang yang membeli barang.

3. Barang yang dijual belikan.

4. Uang, alat untuk menukar dalam kegiatan jual beli ( Harga ).

5. Ijab Kabul, yaitu ucapan perjanjian jual beli (Bina Karya Guru,

riba

(32)

Ijab Kabul di dalam jual beli yaitu ikrar dari penjual dan pembeli.

Ijab yang ucapkan oleh penjual, seperti “ saya jual barang ini dengan

harga sekian,” dan Kabul diucapkan oleh pembeli, misalnya “ saya beli

barang ini dengan harga sekian.” (Bina Karya Guru, 2008:25)

d. Syarat Jual Beli

Kegiatan jual beli dapat dianggap syah apabila memenuhi syarat-

syarat sesuai dengan syariat Islam. Adapun syarat-syarat tersebut

antara la in :

1. Penjual dan pembeli, syaratnya yaitu :

a. baliq, artinya sudah bisa membedakan antara yang baik dan

yang buruk.

b. Suka sama suka, penjual rela menjual barang dagangannya dan

pembeli suka terhadap barang yang dibelinya (Bina Karya

Guru, 2008:27)

2. Barang dan uang, syaratnya yaitu :

a. Halal, barang yang haram tidak boleh dipeijual belikan.

b. Suci, barang yang tergolong najis tidak boleh dipeijual belikan.

c. Bermanfaat, barang yang diperjual belikan ada maanfaat atau

kegunaanya.

d. Diketahui dengan jelas oleh penjual dan pembelim tentang

ukuran, takaran, bilangan, bentuk dan sifatnya.

(33)

Sabda Rosulullah SAW :

Artinya :

Tidak sah jual beli melainkan pada barang dimiliki. ” ( H.R Abu Daud )

3. Ijab Kabul Syaratnya yaitu:

Lafad ijab Kabul adalah perkataan penjual dan pembeli

yang merupakan pernyataan kesepakatan jual beli. Kalimat yang

digunakan hendaknya mudah dimengerti dan tidak terputus, untuk

menghindari kesalahpahaman dalam transaksi. Ijab Kabul harus

dilaksanakan atas dasar suka sama suka (Bina Karya Guru,

2008:27)

e. Jual Beli yang Diperbolehkan dan yang Dilarang

1. Jual beli yang diperbolehkan

Jual beli yang diperbolehkan yaitu kegiatan jual beli sesuai dengan

ketentuan-ketentuan yang telah ditetapkan di dalam ajaran islam.

2. Jual beli yang dilarang

Jual beli yang dilarang yaitu kegiatan jual beli menimbulkan

kerugian bagi penjual maupun pembelinya serta mengganggu

ketentraman orang lain. Adapun jual beli yang dilarang oleh syariat

(34)

a. Jual beli yang tidak sah karena kurang syarat atau rukunya,

di antaranya:

1. Jual beli dengan system ijon.

2. Jual anak binatang ternak yang masih dalam kandungan.

3. Jual beli sperma binatang jantan.

4. Jual beli barang yang belum ada di tangan.

5. Jual beli benda najis (Bina Karya Guru, 2008:28)

b. Jual beli sah tapi terlarang, seperti halnya :

1) Jual beli yang dilakukan pada waktu salat jum ’at.

2) Jual beli yang dimaksud ditimbun dahulu sebelum dijual

kemabali, dengan harapan mendapat keuntungan yang lebih

besar.

3) Membeli barang dengan menghadang di jalan atau sebelum

sampai di pasar, sehingga penjual atau pembeli belum tahu

harga pasar.

4) Membeli barang yang sudah dibeli orang lain padahal

masih dalam masa khiyar.

5) Menjual barang dengan cara menipu timbangan atau ukuran

sehingga menimbulkan kerugian bagi pembelinya.

(35)

f. Barang-barang yang Haram Dijual Belikan

Adapun barang-barang haram dijual belikan diantaranya :

1) Barang-barang haram zatnya, misalnya minuman keras dan obat-

obatan terlarang ( Narkoba).

2) Barang hasil curian.

3) Barang yang tergolong najis, seperti daging babi, darah dan daging

anjing.

4? Barang yang digunakan untuk maksiat dan kejahatan.

5> Tanaman baik berupa buah, biji atau umbi yang belum waktunya

dipetik (Bina Karya Guru, 2008:28)

D. Metode Demonstrasi

Sebagaimana kita mengetahui bahwa metode mengajar merupakan sarana

interaksi guru dengan siswa di dalam kegiatan belajar mengajar. Dengan

demikian, yang perlu diperhatikan adalah ketepatan metode mengajar yang

dipilih dengan tujuan, jenis dan sifat materi palajaran serta dengan

kemampuan guru dalam memahami dan melaksanakan metode tersebut.

Metode demonstrasi adalah cara penyajian pelajaran dengan

memperagakan atau mempertunjukkan kepada siswa. Proses atau situasi

tertentu yang sedang dipelajari dan sering disertai dengan penjelasan lisan

(Sudirman N, 1987:133)

1. Kelebihan Metode Demonstrasi Adalah :

a. Metode ini dapat membuat pengajaran menjadi lebih jelas dan lebih

(36)

b. Perhatian siswa lebih mudah dipusatkan kepada proses belajar, dan

tidak tertuju kepada hal lain.

c. Dapat mengurangi kesalahan-kesalahan bila dibandingkan dengan

hanya membaca atau mendengarkan keterangan guru.

d. Proses pengajaran akan lebih menarik.

e. Siswa dirangsang untuk mengamati, menyesuaikan antara teori dengan

kenyataan, dan mencoba melakukan sendiri.

Beberapa masalah yang menimbulkan pertanyaan siswa akan dapat

dijawab waktu mengamati proses demonstrasi (Sudirman N, 1987:135)

2. Kekurangan Metode Demonstrasi Adalah:

a Metode ini memerlukan keterampilan guru secara khusus karena tanpa

ditunjang dengan hal itu pelaksanaan demonstrasi akan tidak efektif.

b. Fasilitas seperti peralatan, tempat, dan biaya yang memadai tidak

selalu tersedia dengan baik.

c. Pelaksanaan demonstrasi memerlukan kesiapan dan perencanaan yang

matang, dan memerlukan waktu yang panjang.

3. Pelaksanaan Metode Demonstrasi

Setelah segala sesuatunya direncanakan dan siapkan dengan baik,

langkah berikutnya adalah melaksanakan demonstrasi. Beberapa hal yang

perlu diperhatikan, antara lain :

a. Sebelum memulai, periksalah sekali lagi kesiapan peralatan yang akan

didemonstrasikan, pengaturan tempat, keterangan tentang garis besar

(37)

b. Siapkan siswa barangkali ada hal-hal yang perlu dicatat.

c. Mulailah demonstrasi dengan menarik perhatian siswa.

d. Ingatlah pokok-pokok materi yang didemonstrasikan agar demonstrasi

mencapai sasaran.

e. Pada waktu belajarnya demonstrasi, sekali-kali perhatikanlah keadaan

siswa, apakah semua mengikuti dengan baik.

f. Untuk menghindarkan ketegangan, ciptakanlah suasana yang humoris.

g. Berikan kesempatan kepada siswa untuk secara aktif memikirkan lebih

lanjut tentang apa yang dilihat dan didengarnya dalam bentuk

(38)

BAB III

PELAKSANAAN PENELITIAN

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas, karena penelitian

dilakukan untuk memecahkan masalah pembelajaran di kelas. Penelitian ini juga

termasuk penelitian diskriptif, sebab menggambarkan bagaimana suatu

teknik/metode pembelajaran diterapkan dan bagaimana hasil yang diinginkan

dapat dicapai.

A. Tempat, Waktu dan Subyek Penelitian 1. T empat Penelitian

Tempat penelitian adalah tempat yang digunakan dalam melakukan

penelitian untuk memperoleh data yang diinginkan, penelitian ini

bertempat di MI Islamiyah Repaking Wonosegoro Kabupaten Boyolali.

2. Waktu Penelitian

Waktu penelitian adalah waktu berlangsungya penelitian atau saat

penelitian ini berlangsung, penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret,

April dan Mei.

3. Subyek Penelitian

Subyek penelitian yang dikenai tindakan adalah siswa kelas VI

mata pelajaran fiqih. Adapun jumlah siswa yang menjadi obyek penelitian

semuanya ada 15 siswa terdiri dari 8 siswa perempuan dan 7 laki-laki

B. Rancangan Penelitian

Sesuai dengan jenis penelitian yang dipilih, yaitu penelitian tindakan

kelas, maka kontribusi ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas

(39)

ini menggunakan model penelitian tindakan dari Kemmis J an Taggar (dalam

sugiarti, 1997:6) yaitu berbentuk spiral dari siklus yang satu ke siklus

berikutnya. Setiap siklus mengikuti planning (rencana), action (tindakan),

observation (pengamatan) dan reflection (refleksi). Langkah pada siklus

berikutnya adalah perencanaan yang sudah direvisi, tindakan, pengamatan,

dan refleksi. Sebelum masuk siklus I dilakukan tindakan pendahuluan yang

berupa identifikasi permasalahan. Siklus spiral dari tahap-tahap penelitian

tindakan kelas dapat dilihat pada gambar berikut:

(40)

Penjelasan alur di atas adalah :

1. Rancangan/rencana awal, sebelum mengadakan penelitian, peneliti

menyusun rumusan masalah, tujuan dan membuat rencana tindakan,

termasuk di dalamnya instrumen penelitian dan perangkat pembalajaran.

2. Kegiatan dan pengamatan, meliputi tindakan yang dilakukan oleh peneliti

sebagai upaya membangun pemahaman konsep siswa serta mengamati

hasil atau dampak dari diterapkannya metode demonstransi melalui

kegiatan jual beli siswa.

3. Refleksi, peneliti mengkaji, melihat dan mempertimbangkan hasil atau

dampak dari tindakan yang dilakukan berdasarkan lembar pengamatan

yang diisi oleh pengamat.

4. Rancangan/rencana yang direvisi berdasarkan hasil refleksi dari pengamat

membuat rancangan yang direvisi untuk melaksanakan pada siklus

berikutnya.

Observasi dibagi dalam tiga putaran, yaitu putaran 1,2 dan 3, dimana

masing-masing putaran dikenai perlakuan yang sama (alur kegiatan yang

sama) dan membahas satu sub pokok bahasan yang diakhiri dengan tes

formatif diakhir masing-masing putaran. Dibuat dalam tiga putaran

dimaksudkan untuk memperbaiki sistem pengajaran yang telah dilaksanakan.

C. Instrumen Penelitian

(41)

1. Rencana Penelitian ( R P )

Yaitu merupakan pembelajaran yang digunakan sebagai pedoman

guru dalam mengajar dan disusun untuk tiap putaran. Masing-masing RP

berisi standar kompetensi. Kompetensi Dasar, indicator pencapaian hasil

belajar, dan kegiatan Belajar Mengajar.

2. Tugas Formatif

Tugas ini disusun berdasarkan tujuan pembelajaran yang akan di

capai, digunakan untuk mengukur kemampuan pemahaman tata cara jual

beli siswa kelas VI pada pokok bahasan jual beli.

D. Kriteria penilaian

Untuk mempermudah evaluasi terhadap tingkat kemampuan siswa, perlu

dirumuskan kriteria penilaian sebagai berikut:

1. Kategori benar semua

2. Kategori benar lebih dari 7

3. Kategori salah lebih dari 3

Prosentase dan jumlah kategori 1 dan 2 menunjukan tingkat keberhasilan

pembelajaran, kriteria ini diberikan kama pertimbangan bahwa pelaksanaan

praktek jual beli siswa mengenai tata cara dan pengertian jual beli yang baik

dan benar merupakan pekerjaan yang sulit di capai kesempumaanya.

Untuk ketuntasan belajar ada dua kategori ketuntasan belajar yaitu

secara perseorangan dan klasikal. Menurut Ahmad Rohani ( Pengelolaan

Pengajaran, 2004:195 ), untuk mengetahui “penguasaan setiap peserta didik”

(42)

perlu menghitung “ persentase memuaskan ” bagi peserta didik masiang-

masing.

Pengelolaan hasil penilaian pada akhir Satuan Pelajaran ( tes form atif)

ini dipergunakan “pendekatan ukuran mutlak” yaitu persentase yang mutlak

dikuasai/dikerjakan masing-masing peserta didik. Hasil pengelolaan ini kita

tafsirkan sesuai dengan fungsinya sebagai berikut:

1. Bagi hasil yang dicapai seorang peserta didik dalam keseluruhan soal-soal

tes itu 75% atau lebih, maka peserta didik tersebut dianggap telah berhasil,

telah menguasai bahan pelajaran dalam satuan pelajaran tersebut. Dan apa

bila demikian halnya, maka peserta didik tadi berarti “ siap ” menerima

“satuan bahasan” berikutnya.

2. Apabila hasil yang dicapai peserta didik kurang dari 75% ( persentase

memuaskannya kurang dari 75% ) maka peserta didik tersebut boleh terus

mengikuti sat pel berikutnya, tetapi dengan syarat bahwa ia harus tetap

berusaha untuk mempelajari kembali satuan pelajaran yang kurang

memuaskan tersebut. Dalam hal ini, peserta didik yang demikian harus

mendapat bantuan khusus dari guru, terutama pada bagian-bagian yang

berhubungan dengan kesulitan yang dialami peserta didik tadi.

Dari penafsiran di atas terhadap hasil penilaian formatif, kita dapat

mengambil kesimpulan, bahwa “ penilaian formatif” sangat penting untuk

usaha dalam memperbaiki atau menyempurnakan proses belajar mengajar.

Untuk menghitung persentase ketuntasan belajar digunakan rumus sebagai

(43)

1. Diskripsi Pelaksanaan Siklus I a. Rencana Awal

Perencanaan dimulai dengan mempersiapkan materi dengan pokok

bahasan jual-beli. Adapun materi pembelajaran berupa pengertian jual

beli, dalil tentang jual beli, hukum jual beli, rukun dan syarat jual beli,

serta jual beli yang diperbolehkan dan yang dilarang. Ternyata siswa

saya mengalami kesulitan dalam memahami materi yang berkaitan

dengan pengertian jual beli, dalilnya, hukum, syarat, rukunnya serta

jual beli yang diperbolehkan dan yang dilarang. Kemudian sebagai

guru saya mengubah cara mengajarnya. Semula saya menggunakan

metode ceramah ternyata siswa saya merasa bosan dan jenuh, oleh

sebab itu banyak siswa yang kurang memperhatikan penjelasan guru.

Sehingga banyak yang tidak berhasil dalam memahami materi yang

berkaitan dengan jual beli. Kemudian saya mengubah cara mengajar

melalui metode simulasi di depan kelas untuk mendorong siswa untuk

melakukan jual beli sendiri dengan benar sesuai topic yang diberikan.

b. Pelaksanaan

1) Guru mengucapkan salam.

(44)

3) Guru menerangkan materi pelajaran mengenai pokok bahasan jual

beli. Waktu yang dipergunakan untuk Tanya menerangkan materi

ini selama 25 menit.

4) Kemudian guru bertanya kepada siswa dan mereka menjawab

pertanyaan dari guru. Waktu yang dipergunakan untuk menjawab

selama 10 menit.

5) Selanjutnya guru memberikan penjelasan tentang materi yang

ditanyakan kepada siswa. Waktu yang digunakan untuk

menjelaskan selama 10 menit. Setelah itu guru memberikan tugas

secara individu selama 25 menit. Selain itu guru memberikan tugas

pada siswa untuk mempelajari materi selanjurnya dirumah.

6) Guru mempraktekan di depan kelas tata cara jual beli, siswa

memperhatikan. Setelah itu guru menunjuk 2 (dua) siswa untuk

mempraktekkan tata cara jual beli di depan kelas. Guru

memperhatikan siswa dalam mempraktekan tata cara jual beli

tersebut.

c. Pengamatan

Selama pembelajaran, langsung dilakukan observasi untuk

mengetahui pengaruh kegiatan pembelajaran dalam meningkatkan

hasil belajar dalam proses pembelajaran fiqih pokok bahasan jual beli.

Pada pembelajaran ini siswa yang masuk sebanyk 15 siswa. Guru

mengamati kebanyakan siswa yang duduk di belakang tidak

(45)

beli yang menyangkut pengertian; hukum, syarat dan rukun jual beli,

mereka mengatakan tidak tau dan tidak paham. Sehingga tidak mampu

menjawab pertanyaan dengan benar. Suasana tampak gaduh dan sulit

dikendalikan.

Hasil observasi pada pertemuan dapat diketahui pada tabel di

(46)

Tabel I

Hasil Kegiatan Belajar Mengajar Pertemuan I

Nama Sekolah : MI Islamiyah Repaking

Pokok Bahasan : Jual Beli

Kelas : VI (Enam)

Bulan : Maret

No No Induk Nama Siswa Jenis

Kelamin

Jenis Kesalahan

1 2 3

1 1451 Ani Habibah P

V

2 1466 Dasrini P

V

3 1469 Fahrul Ardiyanto L

V

4 1470 Nurul Latifatul .A P

V

10 1478 Siti Nur Khayatun P

V

11 1480 Rubiyatun P

V

12 1481 Siti nur Khayatun P

13 1482 Budi Utomo L

V

14 1483 Muhammad Sholeh L

V ,

15 1485 Ana Kurniawati P

V

(47)

Keterangan :

1. Benar semua 5 orang

2. Benar lebih dari 7 ada 4 orang

3. Salah lebih dari 3 ada 6 orang

Berdasarkan tabel di atas jumlah nilai observasi kegiatan siswa

masih kurang memuaskan. Menurut kategori tingkat siswa berarti

dalam mengikuti pelajaran siswa kurang aktif,

d. Refleksi

Hasil belajar siklus I ini belum menunjukan hasil yang

memuaskan, nilai rata-rata hasil kegiatan siswa belum memuaskan.

Sebagian siswa belum aktit dalam bertanya, menjawab pertanyaan

maupun mengemukakan pendapat selama pembelajaran di kelas

berlangsung. Ada beberapa siswa yang masih malu mempraktekan tata

cara jual beli di depan kelas., bahkan ada yang tidak memperhatikan

pelajaran, siswa terlihat sibuk sendiri, sesekali menertawakan temanya

yang maju. Suasana kelas tampak gaduh dan kurang terkendali.

Kesimpulan dari pembelajaran pada siklus I dengan menggunakan

metode ceramah bervariasi belum dapat meningkatkan hasil belajar

siswa dalam proses pembelajaran fiqih pokok bahasan jual beli. Maka

pada siklus II peneliti menugaskan para siswa mempelajari materi jual

beli. Guru menggunakan metode demonstrasi dalam pembelajaran

dan mempraktekan tata cara jual beli di depan kelas, siswa

(48)

2. Deskripsi Pelaksanaan Siklus II a. Rencana yang Direvisi

Perencanaan dimulai dengan membentuk kelompok diskusi. Siswa

yang berjumlah 15 orang dibagi menjadi 3 kelompok, sehingga

masing-maing kelompok berjumlah 5 anak. Materi pelajaran yang

diajarkan pada siklus II ini masih fiqih pokok bahasan jual beli. Proses

pemebelajaran fiqih pokok bahasan jual beli ini menggunakan metode

demonstrasi yang dipraktekkan oleh guru secara langsung dalam

pembelajaran di kelas. Guru memberi contoh tatacara jual beli yang

baik dan benar kemuadian meminta setiap kelompok untuk

mempraktekkanya.

b. Pelaksanaan

Pelaksanaan tindakan siklus II dapat diuraikan sebagai berikut:

1. Guru mengawali pembelajaran dengan mengucapkan salam dan

menanyakan jumlah siswa yang hadir.

2. Guru melakukan apersepsi.

3. Guru mempraktekkan tata cara jual beli dibantu oleh 2 orang siswa

dan bertanya untuk mengawali pengatuan yang dimiliki.

4. Guru menerangkan materi pelajaran mengenai jual beli.

5. Guru membagi siswa dalam kelompok diskusi, kemudian memberi

tugas berupa permasalahan yang berkaitan dengan jual beli.

6. Guru memberi tugas kepada siswa untuk mempresentasikan dan

(49)

7. Pada saat presentasi guru memberi kesempatan kepada siswa untuk

bertanya maupun mengutarakan pendapatnya terhadap hasil

presentasi yang telah disampaikan temannya.

8. Guru menindak lanjuti pembelajaran itu dengan menerangkan

materi dan membuat kesimpulan.

9. Guru menutup pelajaran dengan mengucapkan salam,

c. Pengamatan

Selama pembelajaran dilakukan observasi untuk mengetahui

pengaruh kegiatan pembelajaran dalam meningkatkan hasil belajar

mata pelajaran fiqih pokok bahasan jual beli. Pada pembelajaran ini

siswa yang masuk 15 siswa. Guru mengamati ternyata pada setiap

kelompok masih didapti siswa yangb kurang memperhatikan dan malu

untuk mempraktikan tata cara jual beli. Melalui serangkaian

pernyataan yang disampaikan kepada siswa, sebagian diantaranya

(50)

Tabel 2

Hasil Kegiatan Belajar Mengajar Pertemuan II

Nama Sekolah : MI Islamiyah Repaking

Pokok Bahasan : Jual Beli

3 1469 Fahrul Ardiyanto L

V

4 1470 Nurul Latifatul A ?

V

5 1471 Joko Sultstiono L

V

6 1472 Listiana P

V

7 1473 M Abdul faza L

V

8 1475 M. Dwiyantoro L

V

9 1477 M. Khoirul Anas L V

10 1478 Siti Nur Khayatun P

V

11 1480 Rubiyatun P

V

12 1481 Siti nur Khayatun P V

13 1482 Budi Utomo L

V

14 1483 Muhammad Sholeh L

V

15 1485 Ana Kurniawati P

V

(51)

Keterangan:

1. benar semua ada 6 orang

2. Benar lebih dari 7 ada 4 orang

3. Salah lebih dari 3 ada 5 orang

Klasikal: belum tuntas

Berdasarkan tabel di atas diketahui jumlah nilai observasi kegiatan

siswa semakin meningkat. Menurut kategori tingkat keaktifan kegiatan

hal ini berarti siswa sudah dapat dikatakan aktif dalam proses

pembelajaran,

d. Refleksi

Hasil belajar siklus II dalam pembelajaran fiqih dengan

menggunakan metode demonstrasi menunjukkan adanya kemajuan

dibanding siklus I. Siswa lebih aktif dalam mengikuti proses

pembelajaran. Walaupun masih ada siswa yang pasif dalam diskusi

berlangsung.

Pada saat dipraktekkan, baru sebagian siswa yang aktif bertanya

maupun menjawab pertanyaan. Sehingga masih perlu dilakukan

perbaikan terhadap pembelajaran selanjurnya, diantranya adalah

menyeimbangan antara jumlah siswa laki-laki dan perempuan dalam

pembentukan kelompok, agar siswa tidak malu-malu lagi pada saat

berdiskusi kelompok. Siswa diberi tugas memahami materi jual beli

beserta tata cara jual beli yang diberikan kepada kelompoknya, tanpa

(52)

dengan cara masing-masing siswa diberi tugas untuk menjelaskan

materi jual beli dan tata caranya secara bergantian.

3. Deskripsi Pelaksanaan Siklus III a. Rencana yang Direvisi

Pembelajaran pada siklus III ini diawali dengan pembentukan

kelompok, yaitu perubahan anggota kelompok yang semua

beranggotakan 5 orang menjadi 3 orang untuk masing-masing

kelompok.

b. Pelaksanaan

Pelaksaan penelitian tindakan siklus III ini diuraikan sebagai berikut:

1) Guru membuka pelajaran dengan mengucapkan salam dan

melakukan absensi siswa.

2) Guru melakuakan apersepsi

3) Guru memperagakan tata cara jual beli dibantu seorang siswa dan

bertanya kepada siswa untuk menggali pengetahuan yang dimiliki

siswa.

4) Guru menerangkan materi pelajaran yang berkaitan dengan jual

beli.

5) Guru melakukan perubahan terhadap pembagian siswa dalam

kelompok diskusi, kemudian memberi tugas yang berkaitan dengan

materi jual beli.

6) Guru memberi tugas kepada siswa untuk menjelaskan hasil dari

(53)

7) Pada saat guru menugaskan kepada siswa untuk bertanya maupun

mengutarakan pendapatnya terhadap hasil yang telah disampaikan

temanya.

8) Guru memberikan kesempatan kepada masing-masing kelompok

untuk menjawab dan menaggapi pertanyaan maupun pendapat

tersebut, kemudian guru menyempurnakan.

9) Guru menindaklanjuti pembelajaran hari itu dengan membuat

kesimpulan.

10) Guru menutup pelajaran dengan mengucapkan salam,

c. Pengamatan

Selama pembelajaran berlangsung dilakukan observasi untuk

mengetahui pengaruh kegiatan pembelajaran dalam meningkat hasil

belajar dalam proses pembelajaran fiqih pokok bahasan jual beli. Pada

pembelajaran ini siswa yang masuk 15 siswa. Hasil observasi pada

(54)

Tebel 3

Hasil Kegiatan Belajar Mengajar Pertemuan III

Nama Sekolah : MI Islamiyah Repaking

Pokok Bahasan : Jual Beli

J 1469 Fahrul Ardiyanto L

V

4 1470 Nurul Latifatul .A P y1

5 1471 Joko Sulistiono L

V

6 1472 Listiana P y/

7 1473 M. Abdul faza L

V

8 1475 M. Dwiyantoro L y/

9 1477 M. Khoirul Anas L y/

10 1478 Siti Nur Khayatun P

V

11 1480 Rubiyatun P

V

12 1481 Siti nur Khayatun P 'i

13 1482 Budi Utomo L

V

14 1483 Muhammad Sholeh L

V .

15 1485 Ana Kurniawati P

V

(55)

Keterangan :

1. Benar semua 11 orang

2. Benar lebih dari 7 soal 3 orang

3. salah lebih dari 3 ada 1 orang

Klasikal: Tuntas

t

Berdasarkan tabel di atas diketahui jumlah nilai hasil observasi

kegiatan siswa sudah aktif dan tidak malu dalam proses pembelajaran,

d. Refleksi

Hasil pembelajaran siklus III dalam pembelajaran fiqih pokok

bahasan jual beli dengan menggunakan metode demonstrasi

menunjukkan adanya kemajuan. Siswa aktif dalam mengikuti proses

pembelajaran di kelas, siswa berani mempraktekkan tata cara jual beli

dengan baik dan benar. Berdasarkan pada tindakan yang telah

dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa pembelajaran dengan

menggunakan metode demonstrasi dapat meningkatkan hasil belajar

siswa. Hal ini dapat dilihat dari nilai ulangan siswa, serta peran aktif

(56)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Analsisis Data Penelitian Persiklus 1. Siklus I

a. Tahap Perencanaan

Pada tahap ini peneliti mempersiapkan perangkat

pembelajaran yang terdiri dari rencana pembelajaran I, soal tes

formatif I dan alat-alat pengajaran yang mendukung. Selain itu juga

dipersiapkan lembar observasi pengolahan belajar aktif.

b. Tahap Kegiatan dan Pelaksanaan

Kegitan belajar mengajar untuk siklus I dilaksanakan pada

bulan Maret 2010 di kelas VI MI Islamiyah Repaking dengan jumlah

siswa 15 siswa. Dalam hal ini peneliti bertindak sebagai guru. Adapun

proses belajar mengajar mengacu pada rencana pelajaran yang telah

dipersiapkan.

Pengamatan dilaksanakan bersamaan dengan pelaksanaan

belajar mengajar. Sebagai pengamat adalah Kepala MI Islamiyah

Repaking.

Pada akhir proses belajar mengajar siswa diberi tes formatif I

dengan tujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa dalam

proses belajar mengajar yang telah dilakukan. Adapun materi siklus I,

(57)

1. Materi Jual Beli

Adapun materi jual beli meliputi hal-hal barikut:

a Arti Jual Beli

Jual beli adalah tukar-menukar barang dengan cara tertentu, untuk

memperoleh barang dihalalkan dengan cara jual beli, agar tidak saling

merugikan,

b. Hukum Jual Beli

Hukum jual beli di dalam islam adalah halal, berarti Allah SWT

memperbolehkan adanya transaksi jual beli. Sebagaimana Firman Allah

SWT dalam Surah Al-baqoroh ayat 275 :

c. Rukun Jual Beli

Rukun adalah sesuatu yang harus ada dalam suatu kegiatan. Adapun

rukun jual beli yaitu :

1. Penjual, yaitu orang yang menjual barang.

2. Pembeli, yaitu orang yang membeli barang.

3. Barang yang dijual belikan.

4. Uang, alat untuk menukar dalam kegiatan jual beli ( H arga).

5. Ijab Kabul, yaitu ucapan perjanjian jual beli (Bina Karya Guru, Artinya : "... .Allah telah menghalalkan ju a l beli dan mengharamkan

riba

(58)

Ijab Kabul di dalam jual beli yaitu ikrar dari penjual dan pembeli. Ijab

yang ucapkan oleh penjual, seperti “ saya jual barang ini dengan harga

sekian,” dan Kabul diucapkan oleh pembeli, misalnya “ saya beli barang ini

dengan harga sekian.” (Bina Karya Guru, 2008:25)

d. Syarat Jual Beli

Kegiatan jual beli dapat dianggap syah apabila memenuhi syarat-syarat

sesuai dengan syariat Islam. Adapun syarat-syarat tersebut antara lain :

1. Penjual dan pembeli, syaratnya yaitu :

a. baliq, artinya sudah bisa membedakan antara yang baik dan yang

buruk.

b. Suka sama suka, penjual rela menjual barang dagangannya dan

pembeli suka terhadap barang yang dibelinya (Bina Karya Guru,

2008:27)

2. Barang dan uang, syaratnya yaitu :

a. Halal, barang yang haram tidak boleh dipeijual belikan.

b. Suci, barang yang tergolong najis tidak boleh diperjual belikan.

c. Bermanfaat, barang yang diperjual belikan ada maanfaat atau

kegunaanya.

d. Diketahui dengan jelas oleh penjual dan pembelim tentang ukuran,

takaran, bilangan, bentuk dan sifatnya.

(59)

Sabda Rosulullah SA W :

Artinya:

Tidak sah jual beli melainkan pada barang dimiliki.( H. R Abu Daud)

3. Ijab Kabul Syaratnya yaitu :

Lafad ijab Kabul adalah perkataan penjual dan pembeli yang

merupakan pernyataan kesepakatan jual beli. Kalimat yang digunakan

hendaknya mudah dimengerti dan tidak terputus, untuk menghindari

kesalahpahaman dalam transaksi. Ijab Kabul harus dilaksanakan atas

dasar suka sama suka (Bina Karya Guru, 2008:27)

e. Jual Beli yang Diperbolehkan dan yang Dilarang

1. Jual beli yang diperbolehkan

Jual beli yang diperbolehkan yaitu kegiatan jual beli sesuai dengan

ketentuan-ketentuan yang telah ditetapkan di dalam ajaran islam.

2. Jual beli yang dilarang

Jual beli yang dilarang yaitu kegiatan jual beli menimbulkan kerugian bagi

penjual maupun pembelinya serta mengganggu ketentraman orang lain.

Adapun jual beli yang dilarang oleh syariat agama islam yaitu :

a. Jual beli yang tidak sah karena kurang syarat atau rukunya,

diantaranya :

1. Jual beli dengan system ijon.

(60)

3. Jual beli sperma binatang jantan.

4. Jual beli barang yang belum ada di tangan.

5. Jual beli benda najis (Bina Karya Guru, 2008:28)

b. Jual beli sah tapi terlarang, seperti halnya :

1. Jual beli yang dilakukan pada waktu salat jum’at.

2. Jual beli yang dimaksud ditimbun dahulu sebelum dijual kemabali,

dengan harapan mendapat keuntungan yang lebih besar.

3. Membeli barang dengan menghadang di jalan atau sebelum

sampai di pasar, sehingga penjual atau pembeli belum tahu harga

pasar.

4. Membeli barang yang sudah dibeli orang lain padahal masih dalam

masa khiyar.

5. Menjual barang dengan cara menipu timbangan atau ukuran

sehingga menimbulkan kerugian bagi pembelinya.

6. Jual beli barang untuk maksiat atau untuk kejahatan

f. Barang-barang yang Haram Dijual Belikan

Adapun barang-barang haram dijual belikan diantaranya :

1. Barang-barang haram zatnya, misalnya minuman keras dan obat-obatan

terlarang ( Narkoba).

2. Barang hasil curian.

3. Barang yang tergolong najis, seperti daging babi, darah dan daging anjing

(61)

5. Tanaman baik berupa buah, biji atau umbi yang belum waktunya dipetik

(Bina Karya Guru, 2008:28)

Adapun data hasil pada siklus I sebagai berikut:

Tabel 4

Hasil Belajar Mengajar Siklus I No No Induk Nama Siswa Jenis

Kelamin

Jenis Kelamin

1 2 3

1 1451 Ani Habibah P

2 1466 Darsini P

V

3 1469 Fahrur Ardiyanto L

V

4 1470 Nurul Latifatul A P

V

5 1471 Joko Sulistiono L

V

6

1472 Listiana P

V

7 1473 M. Abdul Faza L

V

8 1475 M. Dwiyantoro L

V

9 1477 M. Khoirul Anas L

V

10 1478 Siti Nur Lailiyah P

V

11 1480 Rubiyatun P

V

12 1481 Siti “Nur Khayatun P

V

13 1482 Budi Utomo L

V

14 1483 Muhammad Sholeh L

15 1485 Ana Kumiawati P

V

(62)

Keterangan:

1. Benar semua ada 5 orang

2. Benar lebih dari 7 ada 4 orang

3. salah lebih dari 3 ada 6 orang

Klasikal: Belum Tuntas

Tabel 5

Hasil Tes Formatif Siswa Pada Siklus I

No Uraian Jumlah Hasil Siklus

1 Benar semua 5 33,33%

2 Benar lebih dari 7 4 26,67%

3 Salah lebih dari 3 6 40,00%

Tingkat keberhasilan pada siklus I adalah 33,33% + 26,67% = 60,00%

siswa yang tidak mampu menjelaskan tata cara jual beli dengan baik dan benar

ada 6 orang.hal ini menunjukkan siswa kurang memahami penjelasan guru. Hasil

observasi masih kurang memuaskan, karena perhatian siswa diperoleh secara

paksa. Meskipun hanya tahap awal, perhatian tidak tumbuh secara alamiah.

Hasil tersebut menunjukkan bahwa pada siklus I secara klasikal siswa

belum tuntas belajar, karena siswa yang memahami mata pelajaran Fiqih pokok

bahasan jual beli hanya sebesar 60,00% lebih kecil dari presentase ketuntasan

yang dikehendaki yaitu sebesar 86,67%. hal ini disebabkan karena siswa masih

merasa baru dan belum mengerti apa yang dimaksudkan dan digunakan guru

(63)

c. Refleksi

Dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar diperoleh informasi dari

hasil pengamatan sebagai berikut:

1. Guru kurang baik dalam memotivasi siswa dan dalam menyampaikan

tujuan pembelajaran.

2. Guru perlu mendistribusikan waktu secara baik dengan menambahkan

informasi-informasi yang dirasa perlu dan memberi catatan.

3. Guru harus lebih terampil dan bersemangat dalam memotivasi siswa

sehingga siswa lebih antusias.

d. Revisi

Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar pada siklus I ini masih terdapat

kekurangan, sehingga perlu adanya revisi untuk dilakukan pada siklus

berikutnya.

1. Guru perlu lebih trampil dalam memotifasi siswa dan lebih jelas dalam

menyampaikan tujuan pembelajaran.

2. Guru perlu mendistribusikan waktu secara baik dengan menambahkan

informasi-informasi yang dirasa perlu dan memberi catatan.

3. Guru harus lebih trampil dan bersemangat dalam memotivasi siswa

sehingga siswa lebih antusias.

2. Siklus II

a. Tahap Perencanaan

Pada tahap ini peneliti mempersiapkan perangkat pembelajaran

(64)

mendukung. Selain itu juga dipersiapkan lembar observasi pengolahan belajar

aktif.

b. Tahap Kegiatan dan Pelaksanaan

Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar untuk siklus II dilaksanakan pada

bulan April 2010 di kelas VI MI Islamiyah Repaking dengan jumlah siswa 15.

Dalam hal ini peneliti bertindak sebagai guru. Adapun proses belajar mengajar

mengacu pada rencana pelajaran dengan memperhatikan revisi pada siklus I,

sehingga kesalahan atau kekurangan pada siklus I tidak terulang lagi pada

siklus II.

Pengamatan dilaksanakan bersamaan dengan pelaksanaan belajar

mengajar. Sebagai pengamat adalah Kepala MI Islamiyah Repaking.

Pada akhir proses belajar mengajar siswa diberi tes formatif II, dengan

tujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa dalam proses belajar

mengajaryang telah dilakukan. Instrumen yang digunakan adalah tes formatif

(65)

Hasil Kegiatan Belajar Mengajar Siklus II Tabel 6

No No Induk Nama Siswa Jenis Jenis Kelamin

Kelamin 1 2 3

1 1451 Ani Habibah P

V

2 1466 Darsini P

V

3 1469 Fahrur Ardiyanto L

V

4 1470 Nurul Latifatul A P <

5 1471 Joko Sulistiono L

V

6 1472 Listiana P

V

7 1473 M. Abdul Faza L

V

8 1475 M. Dwiyantoro L

V

9 1477 M. Khoirul Anas L

V

10 1478 Siti Nur Lailiyah P

V

11 1480 Rubiyatun P

V

12 1481 Siti Nur Khayahm P

V

13 1482 Budi Utomo L

V

14 1483 Muhammad Sholeh L

V

15 1485 Ana Kumiawati P

V

Gambar

Tabel 1 Hasil Kegiatan Belajar Mengajar Pertemuan I .......................................
Gambar Alur PTK
Tabel IHasil Kegiatan Belajar Mengajar Pertemuan I
Tabel 2Hasil Kegiatan Belajar Mengajar Pertemuan II
+7

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh pressure (tekanan), opportunity (kesempatan), rasionalization (rasionalisasi), capability

Pedagang kaki lima adalah seseorang yang melakukan kegiatan usaha perdagangan dan jasa yang menempati tempat-tempat prasarana Kabupaten dan fasilitas umum baik yang

Berdasarkan paparan data Bab IV, maka diperoleh kesimpulan dari Persepsi anak asuh terhadap pola asuh pembina panti asuhan As-Shohwah Di Kelurahan Simpang Baru

Menurut Darminto (2010) kinerja keuangan juga merupakan keseluruhan hasil kerja manajemen dalam mengelola berbagai sumber daya yang dimiliki yang dapat.. Kinerja

Instrumen Pemetaan MUTU PAUDNI Lembaga dan Program Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) yang dilaksanakan SKB. SKB menyerahkan data dan laporan pelaksanaan kepada BP-PAUDNI Regional IV

Khususnya pada DAS Siak di Perawang melalui analisis parameter mikrobiologi meliputi: total bakteri, angka lempeng total jamur, Coliform, serta ada tidaknya kontaminasi

Untuk menumbuhkan minat dan motivasi mahasiswa, dosen dapat memberi rangsangan dan dukungan moral dalam belajar writing dengan bantuan media internet yaitu Facebook

Diantara pemikirannya adalah mengenai konsep falah, hayyah thayyibah, dan tantangan ekonomi umat Islam, kebijakan moneter, lembaga keuangan syariah yang lebih ditekankan kepada