• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MATERI OPERASI HITUNG CAMPURAN MELALUI METODE “INSIDE OUTSIDE CIRCLE” PADA SISWA KELAS IV MI MIFTAHUT THULAB BRAMBANG KECAMATAN KARANGAWEN KABUPATEN DEMAK TAHUN PELAJARAN 2017\2018 - Test Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MATERI OPERASI HITUNG CAMPURAN MELALUI METODE “INSIDE OUTSIDE CIRCLE” PADA SISWA KELAS IV MI MIFTAHUT THULAB BRAMBANG KECAMATAN KARANGAWEN KABUPATEN DEMAK TAHUN PELAJARAN 2017\2018 - Test Repository"

Copied!
154
0
0

Teks penuh

(1)

i

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MATERI OPERASI HITUNG CAMPURAN MELALUI METODE “INSIDE-OUTSIDE-CIRCLE” PADA SISWA KELAS IV MI MIFTAHUT THULAB

BRAMBANG KECAMATAN KARANGAWEN KABUPATEN DEMAK

TAHUN PELAJARAN 2017/2018

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh:

SITI SHOLECHAH NIM: 115-13-012

JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)

SALATIGA

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)

vi MOTTO

ٍرَدَقِب ُهاَنْقَلَخ ٍءْيَش َّلُك اَّنِإ

(

94

)

“Sesungguhnya Kami menciptakan segala sesuatu menurut ukuran.”

(QS Al-Qamar : 49)

Sumber : Kemenag, 2013 : 530

اوُداَدْزاَو َنيِنِس ٍةَئاِم َث َلََث ْمِهِفْهَك يِف اىُثِبَلَو

اًعْسِت

(

52

)

“Dan mereka tinggal dalam gua mereka tiga ratus tahun dan ditambah sembilan tahun (lagi).”

(QS. Al Kahfi : 25)

Sumber : Kemenag, 2013 : 296

Sukses bukanlah akhir, kegagalan tidaklah fatal :

itu adalah keberanian untuk melanjutkan perhitungan

(Winston Churchill)

Hidup itu bagaikan nilai mutlak.

(7)

vii

PERSEMBAHAN

Karya tulis ini kupersembahkan untuk:

1. Bapak (Sukarli) dan Ibu (Juminem) atas do’a dan kasih sayangnya selama

ini, semoga Allah selalu memberi ridhlo-Nya kepada beliau berdua.

2. Kakak-kakakku Edi Purnomo beserta anak dan istri (Yanti) dan Agus

Sudarwanto beserta anak dan istri (Nur).

3. Saudara-saudara saya dari Desa Kemetul (Ibnu, Amin, Yasin) dan dari Desa

Sombron (Rudik, Anik, Dedik).

4. Ibu Dra. Hj. Siti Farikhah, M. Pd, selaku pembimbing skripsi. Dan semua

dosen saya yang telah memberikan ilmu.

5. Almamater IAIN Salatiga.

6. Teman-teman PGMI seperjuangan periode 2013.

7. Semua sahabat-sahabat terdekat saya (Iwan Hariyono, Faridatun Nisa’,

Nelvi Indriana, Firmanto, Sumarsih, Ahmad Dumiati, Oza).

8. Keluarga Besar D’Emmerick Hotel Salatiga (Sutrisna, Indra, Nastangin,

Jodi, Likin, Wibi, Liss, Akit, Agung, Ridwan, Anjani, Ipul) khususnya

sahabat FBS yang selalu memberi dukungan.

9. Keluarga besar TPQ/Madin Al-Hidayah Jurang Gunting Salatiga.

10. Keluarga besar Remaja Masjid Al-Hidayah Jurang Gunting Salatiga.

11. Sahabat Efek Senja Band yang selalu memberi dukungan.

12. Anak LICOS (Lighting Communitty Salatiga) dan HOBBIT’S Salatiga.

13. Keluarga Besar IPSI TRISAKA Salatiga.

14. Alumni Bahasa MAN Salatiga yang selalu memberi semangat.

(8)

viii

KATA PENGANTAR

ميحرلا نمحرلا الله مسب

Puji syukur senantiasa penulis haturkan kehadirat Allah SWT, yang telah

melimpahkan rahmat, taufiq, dan hidayah-Nya, sehingga skripsi dengan judul

Peningkatan Hasil Belajar Matematika Materi Operasi Hitung Campuran Melalui

Metode “Inside Outside Circle” (IOC) Pada Siswa Kelas IV MI Miftahut Thulab

Brambang, Karangawen Kabupaten Demak Tahun Pelajaran 2017/2018 bisa

selesai.

Shalawat serta salam senantiasa tercurahkan kepada junjungan kita, Nabi

Agung Muhammad SAW semoga beliau selalu dirahmati Allah.

Penulisan skripsi ini tidak akan selesai tanpa motivasi, bimbingan, dan

bantuan dari berbagai pihak sehingga skripsi ini selesai. Oleh karena itu, penulis

sampaikan terima kasih kepada:

1. Bapak Dr. H. Rahmat Hariyadi, M.Pd. selaku Rektor IAIN Salatiga.

2. Bapak Suwardi, M.Pd. selaku Dekan FTIK IAIN Salatiga.

3. Ibu Peni Susapti, M.Si. selaku Ketua Jurusan PGMI IAIN Salatiga.

4. Ibu Dra. Hj. Siti Farikhah, M. Pd. selaku dosen pembimbing yang telah

membimbing, memberikan saran, motivasi, arahan, dan meluangkan

waktunya untuk memberikan bimbingan dalam penulisan skripsi ini.

5. Bapak dan Ibu dosen serta seluruh staf karyawan IAIN Salatiga yang telah

(9)

ix

6. Bapak Hudallah, S.Pd. selaku MI Miftahut Thulab Desa Brambang

Kecamatan Karangawen Kabupaten Demak yang telah memberikan izin

untuk melakukan penelitian.

7. Bapak Rofik Mansur A, S.Pd.I. selaku guru kelas IV MI Miftahut Thulab

yang telah berkenan bekerjasama dengan penulis sehingga penelitian

dapat berlangsung.

8. Siswa siswi kelas IV MI Miftahut Thulab yang sudah berkenan menjadi

subjek penelitian dan mengikiuti jalannya penelitian dengan

sungguh-sungguh.

9. Teman-teman PGMI angkatan 2013 yang telah berjuang bersama-sama.

Atas jasa mereka, penulis hanya dapat memohon doa semoga amal yang

telah diberikan mendapat balasan dari Allah SWT. Penulis menyadari bahwa

dalam penulisan skripsi ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu, kritik dan saran

yang bersifat membangun sangat penulis harapkan bagi kesempurnaan penulisan

di masa yang akan datang. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis khususnya

dan bagi pembaca pada umumnya. Aamiin.

Salatiga, 5 September 2017

(10)

x ABSTRAK

Sholechah, Siti. 2017. Peningkatan Hasil Belajar Matematika Materi Operasi Hitung Campuran Melalui Metode “Inside Outside Circle” (IOC) Pada Siswa Kelas IV MI Miftahut Thulab Brambang, Karangawen Kabupaten Demak Tahun Pelajaran 2017/2018. Skripsi. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Jurusan Pendidikan Madrasah Ibtidaiyah. Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Dosen Pembimbing Dra. Hj. Siti Farikhah, M.Pd.

Kata Kunci: Hasil Belajar Matematika dan Metode “Inside Outside Circle” (IOC)

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar Matematika materi operasi hitung campuran melalui metode “Inside Outside

Circle” (IOC) pada siswa kelas IV MI Miftahut Thulab Brambang, Karangawen Kabupaten Demak Tahun Pelajaran 2017/2018.

Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas yang dilaksanakan dalam dua siklus yang masing-masing siklus terdiri dari empat tahap yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Subjek penelitian adalah siswa kelas IV MI Miftahut Thulab Desa Brambang Kecamatan Karangawen Kabupaten Demak yang berjumlah 30 siswa meliputi 16 siswa laki-laki dan 14 siswa perempuan. Penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus. Pengumpulan data menggunakan tes dan metode observasi (pengamatan). Instrumen berupa tes dan lembar observasi. Tes digunakan untuk mengukur hasil belajar, dan lembar observasi digunakan untuk mengamati kegiatan pembelajaran. Teknik analisis data menggunakan analisis deskriptif kualitatif dan kuantitatif.

(11)

xi DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

LEMBAR LOGO ... ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING ... iii

PENGESAHAN KELULUSAN ... iv

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ... v

MOTTO ... vi

PERSEMBAHAN ... vii

KATA PENGANTAR ... viii

ABSTRAK ... x

DAFTAR ISI ... xi

DAFTAR TABEL DAN GAMBAR ... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ... xv

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 5

C. Tujuan Penelitian ... 6

D. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan ... 6

E. Manfaat Penelitian ... 7

F. Definisi Operasional ... 8

G. Metode Penelitian ... 11

(12)

xii

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Hasil Belajar

1. Definisi Hasil Belajar ... 18

2. Macam-macam Hasil Belajar ... 20

3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar ... 23

B. Pembelajaran Matematika 1. Pengertian Matematika ... 31

2. Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar ... 32

3. Operasi Hitung Campuran ... 35

4. Metode Cooperatif Learning “Inside Outside Circle” ... 39

5. Kaitan Antara Pembelajaran Matematika dengan Metode “Inside Outside Circle” ... 44

BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN A. Gambaran Umum MI Miftahut Thulab 1. Profil MI Miftahut Thulab ... 47

2. Sejarah MI Miftahut Thulab Desa Brambang Kecamatan Karangawen Kabupaten Demak ... 47

3. Letak Geografis ... 48

4. Visi dan Misi MI Miftahut Thulab ... 49

5. Struktur Organisasi MI Miftahut Thulab ... 49

6. Sarana dan Prasarana ... 50

7. Keadaan Guru, Karyawan, dan Siswa MI Miftahut Thulab .... 52

8. Waktu Penelitian ... 55

(13)

xiii

B. Deskripsi Pelaksanaan Persiklus

1. Rancangan Penelitian Siklus I ... 57

2. Rancangan Penelitian Siklus II ... 61

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Persiklus 1. Deskripsi Prasiklus ... 66

2. Deskripsi Siklus I ... 70

3. Deskripsi Siklus II ... 77

B. Pembahasan Hasil Penelitian ... 82

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 85

B. Saran ... 85

DAFTAR PUSTAKA ... 87

(14)

xiv

DAFTAR TABEL DAN GAMBAR

Gambar 1.1. Model Tahapan-tahapan PTK ... 11

Gambar 4.1 Diagram Evaluasi Prasiklus, Siklus I dan Siklus II ... 83

Tabel 1.1. Jumlah Subyek Penelitian ... 12

Tabel 3.1. Struktur Organisasi MI Miftahut Thulab ... 50

Tabel 3.2. Sarana PrasaranaMI Miftahut Thulab ... 51

Tabel 3.3. Data Guru dan Karyawan MI Miftahut Thulab ... 52

Tabel 3.4. Data Siswa MI Miftahut Thulab Tahun Ajaran 2017/2018 ... 53

Tabel 3.5. Nama-nama Siswa Kelas IV MI Miftahut Thulab ... 53

Tabel 4.1. Hasil Belajar Siswa Sebelum Tindakan ... 67

Tabel 4.2. Hasil Tes Formatif pada Sikus I ... 70

(15)

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I ... 91

Lampiran 2 Soal Evaluasi Siklus I ... 97

Lampiran 3 Hasil Observasi Guru Pelaksanaan Siklus I ... 99

Lampiran 4 Hasil Observasi Siswa Pelaksanaan Siklus I ... 102

Lampiran 5 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II ... 105

Lampiran 6 Soal Evaluasi Siklus II ... 111

Lampiran 7 Hasil Observasi Guru Pelaksanaan Siklus II ... 113

Lampiran 8 Hasil Observasi Siswa Pelaksanaan Siklus II ... 116

Lampiran 9 Dokumentasi Pelaksanaan Penelitian ... 119

Lampiran 10 Nilai SKK Mahasiswa ... 125

Lampiran 11 Surat Keterangan Pelaksanaan Penelitian ... 130

Lampiran 12 Lembar Konsultasi ... 131

Lampiran 13 Surat Izin Penelitian ... 132

(16)

1 BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Matematika adalah bagian ilmu pengetahuan yang bersifat pasti

(eksakta). Istilah matematika berasal dari istilah latin yaitu mathematica

yang artinya berkaitan dengan hubungan pengetahuan (Haryono, 2014 : 6).

Pembelajaran matematika adalah proses pemberian pengalaman belajar

kepada siswa melalui serangkaian kegiatan yang terencana sehingga siswa

memperoleh kompetensi tentang bahan matematika yang dipelajari

(Muhsetyo, 2015 : 1.26).

Dari penjelasan di atas matematika itu adalah pengetahuan untuk

melatih siswa berfikir secara logis. Sebagian besar siswa menganggap

bahwa matematika itu pembelajaran yang sangat sulit, membosankan,

serta menakutkan. Karena dalam perkembangan masa kini banyak

perkembangan teknologi yang membuat anak malas untuk belajar.Ini

membuat anak tidak ingin berfikir dengan logikanya. Dari perkembangan

teknologi anak lebih menggampangkan pelajaran. Dalam hal ini

pembelajaran kurang optimal, maka pendidik diharapkan mampu

menerapkan metode pembelajaran yang efektif.

Dalam pembelajaran matematika banyak guru yang mengeluhkan

rendahnya kemampuan siswa dalam menerapkan matematika. Hal ini bisa

dilihat dari banyaknya siswa yang mengalami kesalahan dalam

(17)

2

belajar, padahal guru juga memberikan tugas baik itu di sekolah maupun

di rumah.

Rendahnya hasil belajar siswa ini dapat diartikan karena kurang

efektifnya pembelajaran. Ini bisa disebabkan karena minat belajar siswa

yang kurang, guru yang kurang bisa menguasai kelas, serta sarana dan

prasarana yang kurang memadai. Sekarang ini sistem pembelajaran harus

sesuai dengan kurikulum berbasis kompetensi. Jadi pendidikan tidak

hanya ditekankan pada aspek kognitif saja tetapi juga afektif dan

psikomotorik.

Kegiatan Pembelajaran yang melahirkan interaksi unsur-unsur

manusiawi adalah sebagai suatu proses dalam rangka mencapai tujuan

pengajaran. Guru dengan sadar berusaha mengatur lingkungan belajar agar

bergairah bagi siswa. Dengan seperangkat teori dan pengalaman yang

dimiliki, guru gunakan untuk bagaimana mempersiapkan progam

pengajaran dengan baik dan sistematis. Salah satu usaha yang tidak pernah

guru tinggalkan adalah bagaimana memahami kedudukan metode sebagai

salah satu komponen yang ikut ambil bagian bagi keberhasilan kegiatan

pembelajaran. Dari hasil analisis yang dilakukan, lahirlah pemahaman

tentang kedudukan metode sebagai alat motivasi ekstrinsik, sebagai

strategi pengajaran, dan sebagai alat untuk mencapai tujuan (Bahri, 2006 :

72).

Metode pembelajaran yang kurang efektif menyebabkan tidak

seimbangnya kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotorik. Untuk

(18)

3

meningkatkan metode pembelajaran yang melibatkan siswa lebih aktif

dalam proses pembelajaran.

Survey di sekolah menunjukkan bahwa dalam proses pembelajaran

matematika siswa terlihat kurang semangat dalam pembelajaran. Metode

pembelajaran yang masih banyak digunakan oleh pendidik adalah

ceramah. Kondisi ini juga terjadi pada siswa kelas IV MI Miftahut Thulab,

dimana pada pembelajaran matematika pendidik lebih banyak

menggunakan ceramah sehingga hanya sebagian kecil siswa yang

memperoleh nilai belajar optimal. Hal ini mempengaruhi hasil belajar

siswa yang masih rendah yang belum mencapai Kriteria Ketuntasan

Minimal (KKM) yang sudah ditentukan yaitu ≥ 60. Hasil belajar

matematika siswa yang mencapai KKM ≥ 60 sebesar 56,7 % dari 30

siswa, sekitar 17 siswa yang telah mencapai KKM dan 13 siswa belum

mencapai KKM, karena itu perlu diterapkan metode yang tepat dalam

proses pembelajaran sehingga siswa lebih semangat dan aktif untuk

mengikuti kegiatan pembelajaran.

Para siswa masih mengalami kesulitan untuk menyelesaikan

soal-soal cerita hitung campuran. Dari hasil pengamatan terhadap lembar

jawaban siswa terlihat bahwa ada beberapa penyebab hal ini bisa

memungkinkan terjadi, yaitu: kemampuan siswa dalam memahami soal

hitung campuran masih kurang, siswa belum dapat menentukan mana dulu

yang harus dikerjakan, apa yang diketahui dan apa yang ditanyakan, serta

kemampuan siswa dalam menentukan metode matematika yang digunakan

(19)

4

Untuk mengatasi masalah tersebut agar tidak berkelanjutan maka

pendidik perlu menerapkan metode pembelajaran yang sesuai atau tepat.

Diantaranya metode inside-outside-circle yaitu metode yang

memungkinkan siswa untuk saling berbagi informasi pada waktu yang

bersamaan. Salah satu keunggulan metode ini adalah adanya struktur yang

jelas dan memungkinkan siswa untuk saling berbagi informasi dengan

singkat dan teratur (Huda, 2014 : 247). Bila diterapkan di sekolah, metode

ini bisa membuat siswa lebih aktif dan pembelajaran tidak monoton. Ini

bisa membuat anak berfikir kritis dan tidak menggampangkan

pembelajaran matematika dengan adanya perkembangan teknologi.

Penulis memilih metode pembelajaan ini untuk menekankan hasil

belajar siswa pada mata pelajaran matematika. Siswa memiliki banyak

kesempatan untuk mengolah informasi dan meningkatkan ketrampilan

berkomunikasi. Oleh karena itu peneliti berusaha mengembangkan metode

Inside Outside Circle dalam suatu Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dalam

rangka meningkatkan hasil belajar siswa pada pembelajaran matematika.

Melalui pembelajaran dengan metode Inside Outside Circle diharapkan

lebih efektif, karena siswa akan belajar lebih aktif dalam berfikir dan

memahami materi secara berkelompok dan siswa dapat lebih mudah

menyerap materi pembelajaran, serta kematangan pemahaman terhadap

jumlah materi pelajaran.

Soal yang dibuat dikaitkan dengan kehidupan sehari-hari sehingga

akan mengarahkan siswa bahwa matematika bukan hanya ilmu saja tetapi

(20)

5

siswa. Pemberian pembelajaran matematika yang bermakna kepada siswa

dan tidak memisahkan belajar matematika dengan pengalaman siswa

sehari-hari, siswa akan dapat mengaplikasikan matematika dalam

kehidupan sehari-hari dan tidak cepat lupa.

Berdasarkan pada pembelajaran tindakan kelas dan untuk

meningkatkan hasil belajar siswa khususnya dalam mata pelajaran

matematika operasi hitung campuran maka penulis tertarik untuk

mengadakan penelitian dengan judul :PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MATERI OPERASI HITUNG CAMPURAN MELALUI METODE “INSIDE-OUTSIDE-CIRCLE” PADA SISWA KELAS IV MI MIFTAHUT THULAB BRAMBANG, KARANGAWEN KAB. DEMAK TAHUN PELAJARAN 2017/2018.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang, dapat dirumuskan permasalahan

penelitian sebagai berikut : Apakah melalui penerapan metode

Inside-Outside-Circle” dapat meningkatkan hasil belajar pada pembelajaran

matematika materi operasi hitung campuran siswa kelas IV MI Miftahut

(21)

6 C. Tujuan Penelitian

Adapun yang menjadi tujuan penelitian adalah untuk mengetahui

peningkatan hasil belajar matematika materi operasi hitung campuran

melalui penerapan metode Inside-Outside-Circle pada siswa kelas IV MI

Miftahut Thulab Brambang, Karangawen Kab. Demak tahun pelajaran

2017/2018.

D. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan 1. Hipotesis Tindakan

Hipotesis adalah suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap

permasalahan penelitian sampai terbukti melalui data yang terkumpul

(Arikunto, 2006:67). Sehingga saat bukti itu terkumpul kita bisa

mengetahui bagaimana proses metode yang diterapkan dapat

meningkatkan hasil belajar siswa.

Berdasarkan pengertian di atas maka yang menjadi hipotesis

penelitian ini adalah penerapan metode Inside-Outside-Circle dapat

meningkatkan hasil belajar pada siswa materi operasi hitung campuran

kelas IV MI Miftahut Thulab Brambang Kec. Karangawen Kab. Demak

tahun pelajaran 2017/2018.

2. Indikator Keberhasilan

Dalam kegiatan pembelajaran dikatakan berhasil apabila indikator

yang diharapkan tercapai. Indikator keberhasilan dari penelitian

(22)

7

a. Pencapaian hasil belajar lebih efektif yaitu melebihi KKM ≥ 60,

dengan presentase minimal 75% dari jumlah siswa.

b. Secara individu membuat siswa itu aktif, inovatif dan kreatif dalam

pembelajaran, sedangkan secara kelompok membuat siswa bisa

saling berinteraksi satu sama lain.

E. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis

Untuk perkembangan khasanah keilmuan terkait, pada pelajaran

matematika serta strategi pembelajarannya yang dapat digunakan

sebagai metode mengajar guru.

2. Manfaat Praktis

a. Untuk Guru

1) Dapat meningkatkan kreatifitas guru

2) Sebagai masukan bagi guru dalam melaksanakan proses

pembelajaran

b. Untuk Siswa

1) Dapat meningkatkan motivasi siswa

2) Dapat meningkatkan hasil belajar siswa

(23)

8 F. Definisi Operasional

Untuk menghindari terjadinya berbagai penafsiran yang keliru

penulis akan menegaskan istilah-istilah di dalam judul ini sebagai berikut :

1. Hasil Belajar

Hasil adalah sesuatu yang menjadi akibat dari usaha (novianto,

2006 : 210)

Menurut Gagne belajar adalah perubahan disposisi atau

kemampuan yang dicapai seseorang melalui aktivitas. Perubahan

disposisi tersebut bukan diperoleh langsung dari proses pertumbuhan

seseorang secara alamiah (Suprijono,2009:2). Dalam proses belajar di

masa pertumbuhan tersebut diharapkan untuk mendapatkan manfaat

yang kemudian disebut sebagai hasil.

Dengan demikian hasil belajar merupakan kemampuan yang

diperoleh siswasetelah melalui aktivitas pembelajaran.

2. Matematika

Matematika merupakan bagian dari ilmu pengetahuan yang bersifat

pasti (eksata) ternyata memiliki asal usul matematika tersendiri. Istilah

matematika berasal dari istilah Latin yaitu Mathematica yang awalnya

mengambil istilah Yunani yaitu Mathematike yang berarti relating to

learning yang berkaitan dengan hubungan pengetahuan. Kata yunani

tersebut mempunyai akar kata Mathema yang berarti pengkajian,

pembelajaran, ilmu pengetahuan (knowledge) yang ruang lingkupnya

menyempit, dan arti teknisnya menjadi pengkajian matematika. Kata

(24)

9

serumpun, yaitu mathenein atau dalam bahasa perancis les

mathematiques yang berarti belajar (Haryono, 2014 :6 ).

Dengan demikian maka kata matematika berarti pengetahuan yang

diperoleh dari hasil proses belajar. Sehingga matematika merupakan

suatu pengetahuan.

3. Operasi Hitung Campuran

Operasi hitung campuran adalah operasi hitung bilangan yang lebih

dari satu macam operasi hitung (Irwan, 2009 : 36). Operasi hitung itu

ada penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian.

Jadi, apabila operasi hitung campuran itu misalnya ; operasi hitung

perkalian dengan pembagian, operasi hitung penjumlahan dan

pengurangan atau sebaliknya.

4. Metode Pembelajaran

Metode dalam bahasa inggris, method berarti cara. Apabila

dikaitkan dengan pembelajaran, metode adalah cara yang digunakan

guru dalam membelajarkan siswa. Karena metode lebih menekankan

pada peran guru, istilah metode sering digandengkan dengan kata

mengajar, yaitu metode mengajar (Anitah, 2012 : 1.24).

Dengan demikian metode pembelajaran adalah cara kerja yang

bersifat relatif umum untuk mencapai tujuan tertentu.

5. Cooperative Learning “Inside-Outside-Circle”

Pembelajaran kooperatif (cooperative learning) adalah proses

pembelajaram yang melibatkan penggunaan kelompok-kelompok kecil

(25)

10

dalamnya guna memaksimalkan pembelajaran mereka sendiri dan

pembelajaran satu sama lain (Johnson, terjemahan Narulita, 2010 : 4).

Dengan begitu usaha yang kooperatif ini akan membuat siswa

berusaha untuk saling memberikan manfaat terhadap satu sama lain

sehingga semua anggota kelompok menerima manfaat dari usaha

masing-masing anggotanya. Metode yang termasuk dalam

pembelajaran ini adalah : Inside-Outside-Circle.

Metode inside-outside-circle atau lingkaran dalam lingkaran luar

dikembangkan pertama kali oleh Spencer Kagan. Metode ini

memungkinkan siswa untuk saling berbagi informasi pada waktu yang

bersamaan. Ia dapat diterapkan untuk beberapa mata pelajaran, seperti

ilmu pengetahuan sosial, agama, matematika, dan bahasa. Bahan

pelajaran yang paling cocok digunakan dengan metode ini adalah

bahan-bahan yang membutuhkan pertukaran pikiran dan informasi

antar siswa (Huda, 2013 : 246-24). Sehingga pembelajaran metode

inside-outside-circle ini membentuk kelompok, kelompok luar

(26)

11 G. Metode Penelitian

1. Rancangan Penelitian

Rancangan penelitian yang ditetapkan adalah Penelitian Tindakan

Kelas, pada tahap ini peneliti menentukan fokus peristiwa yang perlu

diperhatikan khusus untuk diamati. Adapun sebagai siklus atau

tahap-tahap penelitian tindakan kelas adalah sebagai berikut :

Gambar 1.1 Model tahapan-tahapan pelaksanaan PTK

Sumber : (Suyadi, 2010 : 50)

a) Perencanaan tindakan menggambarkan hal-hal yang dilakukan

sebelum pelaksanaan tindakan, seperti penyiapan perangkat

pembelajaran berupa skenario pembelajaran, alat peraga, serta

lembar evaluasi.

b) Pelaksanaan tindakan berisi uraian tahapan-tahapan tindakan yang

dilakukan.

c) Pengamatan menggambarkan obyek yang diamati dan cara

pengamatannya.

d) Refleksi dengan menguraikan hasil perenungan mengenai

keberhasilan dan atau kegagalan tindakan

(27)

12 a. Lokasi Penelitian

Lokasi : MI Miftahut Thulab Kec. Karangawen

Kab. Demak

Mata Pelajaran : Matematika

Materi Pokok : Operasi Hitung Campuran

Kelas/Semester : IV/I

b. Waktu Penelitian

Waktu penelitian dilaksanakan pada semester ganjil tahun

ajaran 2017/2018.

c. Subyek Penelitian

Subyek yang diteliti adalah siswa kelas IV Madrasah

Ibtidaiyah Miftahut Thulab Brambang Kec. Karangawen Kab.

Demak. Dengan jumlah 30 siswa yang terdiri dari 16 anak laki-laki

dan 14 anak perempuan.

Tabel 1.1 Jumlah Subjek Penelitian

Kelas Jumlah siswa

Laki-laki Perempuan

IV 16 14

3. Instrumen Penelitian

a) Lembar observasi

Lembar observasi adalah lembar yang digunakan peneliti

sebagai acuan dalam mengobservasi guru dan siswa.

(28)

13

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) adalah rencana

kegiatan pembelajaran tatap muka untuk satu pertemuan atau lebih

(Kemdikbud, 2014 : 106). RPP dikembangkan dari silabus untuk

mengarahkan kegiatan pembelajaran siswa agar mencapai

Kompetensi Dasar (KD).

c) Silabus

Silabus adalah rencana pembelajaran pada suatu mata

pelajaran atau tema tertentu dalam pelaksanaan kurikulum SD

(Kemdikbud, 2014 : 110).

4. Teknik Pengumpulan Data

Teknik yang digunakan dalam mengumpulkan data tersebut

meliputi sebagai berikut :

a) Pengamatan (observasi) digunakan untuk mengetahui penerapan

pembelajaran kooperatif sesuai dengan rencana yang sudah

disusun.

b) Tes digunakan untuk mengetahui hasil belajar siswa dalam

pembelajaran.

c) Dokumentasi sebagai pelengkap untuk menyempurnakan data.

5. Analisis Data

Untuk menganalisis data yang telah terkumpul, dilakukan analisis

prestasi yang telah dicapai siswa dalam lembar observasi, dan tes

evaluasi. Data observasi penelitian diberikan dengan pemberian nilai

berupa angka yang dikategorikan dengan kurang, cukup, baik dan

(29)

14

pertemuan kemudian diberiperlakuan kegiatan yang meliputi

perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi.

Data hasil observasi meliputi penilaian afektif dan psikomotorik.

Dalam penilaian hasil belajar afektif dan psikomotorik digunakan skala

dengan rentang 1 sampai dengan 4. Dengan demikian jika dari

penelitian ada 4 aspek yang harus diamati maka skor maksimum

adalah 16 dan skor minimum adalah 4. Data hasil observasi penilaian

afektif dan psikomotorik dihitung dengan menggunakan rumus sebagai

berikut :

Persentase (%) =

x 100%

(Arikunto, 2002 : 245)

Menurut Nana Sudjana (2006:109), untuk mencari nilai rata-rata

dari keseluruhan siswa dalam satu kelas menggunakan rumus sebagai

berikut:

̅ = ∑

Keterangan

̅ = nilai rata-rata

∑ = jumlah semua nilai siswa = banyaknya siswa

Dari data hasil tes siswa pada tiap siklus akan diketahui hasil

(30)

15

diperoleh pada tiap siklus analisis secara deskriptif kualitatif dengan

menghitung persentase.

Analisis data kuantitatif terdiri atas proses analisis untuk

mengetahui tes hasil belajar siswa. Seseorang dikatakan tuntas belajar

secara individu jika telah mencapai nilai 60 (KKM). Rumus yang

digunakan untuk mengetahui ketuntasan belajar secara individual

adalah sebagai berikut :

S = x 100

(Purwanto, 2000 : 112)

Keterangan :

S = Nilai ketuntasan belajar secara individual.

R = Jumlah jawaban benar tiap siswa.

N = Jumlah item soal.

Ketuntasan belajar secara klasikal tercapai jika 75% dari

seluruh peserta didik dalam kelas tersebut telah mencapai nilai 60.

Untuk menghitung kriteria ketuntasan belajar secara klasikal

digunakan rumus :

P = x 100%

(Mulyasa, 2005 : 99)

Keterangan :

P = Persentase ketuntasan belajar

S = Jumlah siswa yang mencapai tuntas belajar

(31)

16 H. Sistematika Penulisan Skripsi

Sistematika penulisan skripsi hasil penelitian tindakan kelas

sebagai berikut :

BAB I Berisi pendahuluan yang meliputi ; Latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, hipotesis tindakan dan

indikator keberhasilan, manfaat penelitian yang mencakup

manfaat teoritis dan manfaat praktis, definisi operasional

yang menjelaskan judul penelitian, metode penelitian,

sistematika penulisan.

BAB II Berisi kajian pustaka yang meliputi : hasil belajar yang mencakup definisi hasil belajar, macam-macam hasil

belajar, dan faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar,

pembelajaran matematika yang mencakup pengertian

matematika dan pembelajaran matematika di Sekolah

Dasar/Madrasah Ibtidaiyah, operasi hitung campuran yang

mencakup definisi pengurangan, definisi penjumlahan,

definisi perkalian, definisi penjumlahan, serta definisi

operasi hitung campuran. Metode pembelajaran kooperatif

inside-outside-circle yang mencakup definisi metode

pembelajaran kooperatif, definisi inside outside circle, dan

langkah-langkah pembelajaran kooperatif inside outside

circle. Kaitan antara metode inside outside circle dan

(32)

17

BAB III pelaksanaan penelitian yang meliputi : gambaran umum penelitian yang berisi tentang letak geografis, sejarah MI

Miftahut Thulab Brambang Kec. Karangawen Kab. Demak

dan deskripsi pelaksanaan persiklus

BAB IV hasil penelitian dan pembahasan yang meliputi : Data hasil persiklus dan pembahasan

(33)

18 BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Hasil Belajar

1. Definisi Hasil Belajar

Susanto (2013 : 4) mengemukakan belajar adalah suatu aktivitas

yang dilakukan seseorang dengan sengaja dalam keadaan sadar untuk

memperoleh suatu konsep, pemahaman, atau pengetahuan baru

sehingga memungkinkan seseorang terjadinya perubahan perilaku

yang relatif tetap baik dalam berfikir, merasa, maupun dalam

bertindak. Sedangkan menurut Anitah (2012 : 1.17) belajar merupakan

proses mental dan emosional atau aktivitas pikiran dan perasaan. Dapat

disimpulkan bahwa belajar adalah proses suatu aktivitas yang

dilakukan oleh seseorang yang terjadi di dalam interaksi dengan

lingkungan.

Menurut Dimyati dalam Sutejo (2009: 48), hasil belajar adalah

sesuatu yang diperoleh siswa dari pengalaman-pengalaman atau

latihan-latihan yang diikutinya selama pembelajaran yang berupa

keterampilan kognitif, afektif, dan psikomotorik.

Menurut Suharsimi Arikunto dalam Sutejo (2009: 48), hasil belajar

mempunyai beberapa makna dalam dunia pendidikan yaitu sebagai

berikut

(34)

19

Dengan adanya hasil belajar, maka siswa dapat mengetahui

sejauh mana dia telah berhasil mengikuti pelajaran yang

diberikan.

b. Makna Bagi Guru

1) Guru dapat mengetahui siswa yang berhak melanjutkan

pelajaran karena sudah berhasil menguasai dan siswa yang

belum berhasil menguasai pelajaran.

2) Guru akan mengetahui apakah materi yang diajarkan sudah

tepat bagi siswa, sehingga untuk pengajaran ke depan tidak

perlu ada perubahan.

3) Guru akan mengetahui apakah metode yang digunakan

sudah tepat atau belum.

c. Makna Bagi Sekolah

1) Hasil belajar merupakan cerminan bagi sekolah dalam hal

kesesuaian dengan harapan.

2) Sebagai pertimbangan bagi perencanaan sekolah untuk

masa yang akan datang.

3) Hasil belajar merupakan pedoman bagi sekolah untuk

mengetahui pencapaian suatu standar.

Dari beberapa pengertian hasil belajar tersebut, dapat disimpulkan

bahwa hasil belajar yang diperoleh merupakan suatu hasil dari

perubahan sikap, mental, dan perilaku seseorang meliputi aspek

kognitif, afektif, dan psikomotor yang dapat diukur melalui proses

(35)

20

berhasil dalam belajarnya apabila dalam dirinya terjadi perubahan

tingkah laku yang relatif menetap.

2. Macam-macam Hasil Belajar

Hasil belajar sebagaimana telah dijelaskan di atas meliputi

pemahaman konsep (aspek kognitif), keterampilan proses (aspek

psikomotorik), dan sikap siswa (aspek afektif). Untuk lebih jelasnya

dapat dijelaskan sebagai berikut:

a. Pemahaman Konsep

Pemahaman menurut Bloom dalam Susanto (2013 : 6)

diartikan sebagai kemampuan untuk menyerap arti dari materi

atau bahan yang dipelajari.

Menurut Dorothy J. Skeel dalam Nursid Sumaatmadja

(2005: 2-3), konsep merupakan sesuatu yang tergambar dalam

pikiran, suatu pemikiran, gagasan, atau suatu pengertian. Jadi,

konsep ini merupakan sesuatu yang telah melekat dalam hati

seseorang dan tergambar dalam pikiran, gagasan, atau suatu

pengertian. Orang yang telah memliki konsep, berarti orang

tersebut telah memiliki pemahaman yang jelas tentang suatu

konsep atau citra mental tentang sesuatu. Sesuatu tersebut dapat

berupa objek konkret ataupun gagasan yang abstrak.

Untuk mengukur hasil belajar siswa yang berupa

pemahaman konsep, guru dapat melakukan evaluasi produk.

Sehubungan dengan evaluasi produk ini, W.S. Winkel dalam

(36)

21

diselidiki apakah dan sampai berapa jauh suatu tujuan

instruksional telah tercapai; semua tujuan itu merupakan hasil

belajar yang seharusnya diperoleh siswa. Berdasarkan

pandangan Winkel ini, dapat diketahui bahwa hasil belajar siswa

erat hubungannya dengan tujuan instruksional (pembelajaran)

yang telah dirancang guru sebelum melaksanakan proses belajar

mengajar.

b. Keterampilan Proses

Usman dan Setiawati dalam Susanto (2013 : 9)

mengemukakan bahwa keterampilan proses merupakan

keterampilan yang mengarah kepada pembangunan kemampuan

mental, fisik, dan sosial yang mendasar sebagai penggerak

kemampuan yang lebih tinggi dalam diri individu siswa.

Keterampilan berarti kemampuan menggunakan pikiran, nalar,

dan perbuatan secara efektif dan efisien untuk mencapai suatu

hasil tertentu, termasuk kreativitasnya.

Dalam melatih keterampilan proses, secara bersamaan

dikembangkan pula sikap-sikap yang dikehendaki, seperti

kreativitas, kerja sama, bertanggung jawab, dan berdisiplin

sesuai dengan penekanan bidang studi yang bersangkutan.

Indrawati dalam Susanto (2013 : 9) merumuskan bahwa

keterampilan proses merupakan keseluruhan keterampilan

ilmiah yang terarah (baik kognitif maupun psikomotorik) yang

(37)

22

atau teori, untuk mengembangkan konsep yang telah ada

sebelumnya, atau untuk melakukan penyangkalan terhadap suatu

penemuan (falsifikasi). Dengan kata lain, keterampilan ini

digunakan sebagai wahana penemuan dan pengembangan

konsep, prinsip, dan teori.

c. Sikap

Menurut Azwar dalam Susanto (2013 : 10), sikap tidak

hanya merupakan aspek mental semata, melainkan mencakup

pula aspek respons fisik. Selanjutnya, Azwar mengungkapkan

tentang struktur sikap terdiri atas tiga komponen yang saling

menunjang, yaitu: komponen kognitif, afektif, dan konatif.

Komponen kognitif merupakan representasi apa yang dipercaya

oleh individu pemilik sikap; komponen efektif, yaitu perasaan

yang menyangkut emosional; dan komponen konatif merupakan

aspek kecenderungan berperilaku tertentu sesuai dengan sikap

yang dimiliki seseorang.

Sementara menurut Sardiman dalam Susanto (2013: 11),

sikap merupakan kecenderungan untuk melakukan sesuatu

dengan cara, metode, pola, dan teknik tertentu terhadap dunia

sekitarnya baik berupa individu-individu maupun objek-objek

tertentu. Sikap merujuk pada perbuatan, perilaku, atau tindakan

seseorang.

Dalam hubungannya dengan hasil belajar siswa, sikap ini

(38)

23

pemahaman konsep, maka domain yang sangat berperan adalah

domain kognitif.

3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar

Proses belajar melibatkan berbagai faktor yang sangat kompleks.

Oleh sebab itu, masing-masing faktor perlu diperhatikan agar proses

belajar dapat berhasil sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan

(Suwardi, 2009 : 23).

Secara umum, keberhasilan belajar dipengaruhi oleh faktor

eksternal dan internal (Susanto, 2013 : 12). Masing-masing faktor

tersebut dapat diuraikan sebagai berikut.

a. Faktor internal

Faktor internal merupakan faktor yang bersumber dari dalam diri

siswa, yang mempengaruhi kemampuan belajarnya. Faktor internal

ini meliputi :

1) Intelegensi atau kecerdasan

Kecerdasan adalah kemampuan belajar disertai kecakapan

untuk menyesuaikan diri dengan keadaan yang dihadapinya.

Intelegensi merupakan salah satu aspek yang penting dan

sangat menentukan berhasil tidaknya seorang anak dalam

belajar, manakala anak memiliki intelegensi yang normal,

tetapi prestasi belajarnya sangat rendah sekali. Hal ini tentu

disebabkan oleh hal-hal yang lain, misalnya sering sakit, tidak

(39)

24

(2009 : 184) intelegensi adalah kemampuan untuk

memecahkan segala jenis masalah.

Intelegensi yang normal selalu menunjukkan kecakapan sesuai

dengan tingkat perkembangan sebaya. Adakalanya

perkembangan ini ditandai oleh kemajuan-kemajuan yang

berbeda, dari berbagai anak antara anak satu dengan anak yang

lainnya, sehingga seorang anak pada usia tertentu memiliki

kecerdasan yang lebih tinggi dibandingkan dengan kawan

sebayanya. Oleh karena itu, maka jelaslah bahwa faktor

intelegensi merupakan faktor yang sangat berperan dalam

menentukan hasil belajar.

2) Minat dan perhatian

Minat adalah kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan

dan mengenang beberapa kegiatan. Perhatian adalah keaktifan

jiwa yang dipertinggi, jiwa itupun semata-mata tertuju kepada

suatu obyek benda atau hal atau sekumpulan obyek.

Minat diartikan sebagai kondisi yang terjadi apabila seseorang

melihat ciri-ciri atau mengamati sementara situasi yang

dihubungkan dengan keinginan atau kebutuhannya sendiri

(Sardiman, 2005 : 76).

Minat adalah kecenderungan yang besar terhadap sesuatu

(Tu’u, 2004 : 79). Jadi, minat adalah sesuatu yang timbul

(40)

25

atau kecenderungan jiwa seseorang kepada sesuatu yang

biasanya disertai dengan perasaan senang.

Minat sangat besar pengaruhnya terhadap belajar, karena bila

bahan pelajaran yang dipelajari tidak sesuai dengan minat

siswa, siswa tidak akan belajar dengan sebaik-baiknya karena

tidak ada daya tarik baginya.

3) Motivasi belajar

Motivasi adalah sesuatu yang menggerakkan atau mendorong

siswa untuk belajar atau menguasai materi pelajaran yang

sedang diikutinya. Sedangkan motivasi berprestasi adalah

kondisi fisiologis atau psikologis (kebutuhan untuk berprestasi)

yang terdapat dalam diri siswa yang mendorongnya untuk

melakukan aktivitas tertentu guna mencapai tujuan tertentu

(berprestasi setinggi mungkin).

Motivasi menurut Mc. Donald adalah suatu perubahan energi

di dalam pribadi seseorangyang ditandai dengan timbulnya

afektif (perasaan) dan reaksi untuk mencapai tujuan (Djamarah,

2008 : 148).

Motivasi erat sekali hubungannya dengan tujuan yang akan

dicapai. Motivasi merupakan daya penggerak/pendorong

seseorang untuk berbuat sesuatu dalam mencapai suatu tujuan

sehingga semakin besar motivasinya akan semakin besar

kesuksesan belajarnya.

(41)

26

5) Sikap siswa

Sikap adalah gejala internal yang berdimensi afektif berupa

kecenderungan untuk mereaksi atau merespon dengan cara

yang relatif tetap terhadap obyek orang, barang, dan

sebagainya, baik positif maupun negatif. Guru dituntut untuk

selalu menunjukkan sikap positif terhadap dirinya sendiri, dan

terhadap mata pelajaran yang menjadi kesukaannya (Slameto,

2003 : 59).

Sikap siswa di sini sangat berhubungan dengan kesiapan dan

kematangan siswa, karena kesiapan merupakan kesediaan

untuk memberi respon atau bereaksi. Kesiapan ini perlu

diperhatikan dalam proses belajar, karena jika siswa belajar dan

padanya sudah ada kesiapan, maka hasil belajar akan lebih

baik.

6) Kebiasaan belajar

7) Kondisi fisik dan kesehatan

b. Faktor Eksternal

Faktor yang berasal dari luar diri siswa yang mempengaruhi hasil

belajar yaitu meliputi :

1) Faktor keluarga

Keluarga merupakan tempat pertama kali anak merasakan

pendidikan, karena di dalam keluargalah anak tumbuh dan

berkembang dengan baik, sehingga secara langsung maupun

(42)

27

keberhasilan belajar anak (Fathurrohman, 2012 : 128). Faktor

orang tua sangat besar pengaruhnya terhadap hasil belajar. Di

samping itu, faktor keadaan rumah juga turut mempengaruhi

keberhasilan belajar.

Keluarga yang sehat besar artinya untuk pendidikan ukuran

kecil, tetapi bersifat menentukan untuk pendidikan dalam

ukuran besar yaitu pendidikan bangsa, Negara, dan dunia. Dari

pernyataan tersebut, dapat dipahami betapa pentingnya peranan

keluarga dalam pendidikan anaknya. Cara orang tua mendidik

anak-anaknya akan berpengaruh terhadap belajarnya (Slameto,

2003 : 60).

Perhatian orang tua dapat memberikan dorongan dan motivasi

sehingga anak dapat belajar dengan tekun, karena anak

memerlukan waktu, tempat dan keadaan yang baik untuk

belajar. Dengan interaksi antara orang tua dan anak itu

berpengaruh besar terhadap hasil belajarnya.

2) Faktor sekolah

Sekolah merupakan lembaga pendidikan formal pertama yang

sangat penting dalam menentukan keberhasilan belajar siswa,

karena itu lingkungan sekolah yang baik dapat mendorong

untuk belajar yang lebih giat (Faturrohman, 2012 : 130).

Sekolah adalah lingkungan kedua yang berperan besar

(43)

28

Menurut Fathurrohman (2012 : 130) dalam lingkungan sekolah

banyak sekali faktor yang mempengaruhi terhadap belajar

siswa, yang otomatis juga berimbas pada hasil belajar, yang

mencakup ;

a) Metode mengajar

Guru diharapkan dapat memilih metode yang baik agar

siswa bersemangat dalam belajar dan otomatis juga akan

mempengaruhi hasil belajarnya.

b) Kurikulum

Kurikulum yang tepat akan menyebabkan siswa dapat

belajar dengan baik dan mampu mengaplikasikannya dalam

kehidupan sehari-hari.

c) Relasi guru dengan siswa

Proses pembelajaran akan dapat efektif jika terbina

hubungan dan komunikasi yang baik dan harmonis antara

guru dan murid.

d) Relasi siswa dengan siswa

Sebagian siswa mempengaruhi sikap dan tingkah laku

siswa lain di sekolah. Maka, hasil belajar siswa akan

meningkat bila terjadi relasi yang baik antara siswa satu

dengan siswa yang lainnya karena dengan adanya relasi

yang baik tersebut maka proses pembelajaran akan menjadi

lancar.

(44)

29

Dengan menciptakan kedisiplinan di sekolah, maka akan

tercipta kondisi pembelajaran yang kondusif, sehingga

proses belajar akan lancar dan hasil belajar juga akan ikut

terpengaruh.

f) Media pendidikan

Keberadaan media pendidikan secara tidak langsung

merupakan hal yang penting untuk memperlancar proses

pembelajaran.

g) Waktu sekolah

Memilih waktu sekolah yang tepat akan memberi pengaruh

positif terhadap belajar.

h) Standar pelajaran di atas ukuran

Guru dalam menuntut penguasaan materi harus sesuai

dengan kemempuan siswa masing-masing. Yang terpenting

tujuan yang telah dirumuskan dapat tercapai.

i) Keadaan gedung

Suasana gedung sekolah dan juga kapasitas gedung juga

mempengaruhi keefektifan belajar.

j) Strategi belajar

Cara belajar yang dilakukan siswa sedikit banyak juga akan

mempengaruhi hasil belajarnya.

(45)

30

Diharapkan seorang guru tidak memberikan tugas rumah

yang terlalu banyak sehingga siswa dapat melakukan

kegiatan lainnya di rumah.

3) Lingkungan Masyarakat

Lingkungan masyarakat membentuk kepribadian anak, karena

dalam pergaulan sehari-hari seorang anak akan selalu

menyesuaikan dirinya dengan kebiasaan-kebiasaan

lingkungannya (Fathurrohman, 2012 : 134). Jika faktor

masyarakat tersebut dirinci, maka dapat dijelaskan sebagai

berikut ;

a) Kegiatan siswa dalam masyarakat

Kegiatan siswa yang berlebihan akan berdampak negatif

dan akan mengakibatkan hasil belajar siswa menurun.

Orang tua harus mampu memberikan perhatian dan

pengarahan kepada anaknya agar anaknya tidak hanyut

dalam kegiatan tersebut secara berlebihan.

b) Mass media

Orang tua perlu memberikan control dan bimbingan kepada

anak baik dalam keluarga maupun masyarakat.

c) Teman bergaul

Orang tua harus dapat memantau anaknya dalam pergaulan

dengan teman-temannya.

(46)

31

Rata-rata titik tekan pengendalian siswa dalam keluarga

dan masyarakat diperankan oleh orang tua. Hal itu

dikarenakan siswa lebih banyak bersama orang tua. Jadi

orang tua hendaklah mampu berbuat yang paling tepat dan

paling bijak untuk keberlangsungan masa depan anaknya.

B. Pembelajaran Matematika 1. Pengertian Matematika

Matematika merupakan salah satu bidang studi yang ada pada

semua jenjang pendidikan, mulai dari tingkat sekolah dasar hingga

perguruan tinggi. Karena dengan belajar matematika, kita akan belajar

bernalar secara kritis, kreatif, dan aktif. Bidang studi matematika

merupakan salah satu komponen pendidikan dasar dalam

bidang-bidang pengajaran.

Menurut Susanto (2013 : 184) kata matematika berasal dari bahasa

latin, manthanein atau mathema yang berarti “belajar atau hal yang

dipelajari”, sedang menurut Depdiknas yang dikutip oleh dalam bahasa

Belanda, matematika disebut wiskunde atau ilmu pasti, yang

kesemuanya berkaitan dengan penalaran.

Matematika merupakan bagian dari ilmu pengetahuan yang bersifat

pasti (Haryono, 2014 :6). Sedangkan menurut Susanto (2013 : 185)

matematika merupakan salah satu disiplin ilmu yang dapat

meningkatkan kemampuan berfikir dan berargumentasi, memberikan

(47)

32

kerja, serta memberikan dukungan dalam pengembangan ilmu

pengetahuan dan teknologi.

Berdasarkan beberapa uraian di atas maka dapat disimpulkan

bahwa matematika adalah suatu ilmu pasti yang berkaitan dengan

penalaran untuk meningkatkan kemampuan berfikir dalam

menyelesaikan masalah dan untuk perkembangan ilmu pengetahuan

dan teknologi.

2. Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar

Pembelajaran merupakan komunikasi dua arah, mengajar

dilakukan oleh pihak guru sebagai pendidik, sedangkan belajar

dilakukan oleh siswa. Pembelajaran di dalamnya mengandung makna

belajar dan mengajar, atau merupakan kegiatan belajar mengajar.

Belajar tertuju kepada apa yang harus dilakukan oleh seseorang

sebagai subyek yang menerima pelajaran, sedangkan mengajar

berorientasi pada apa yang harus dilakukan oleh guru sebagai pemberi

pelajaran. Kedua aspek ini akan berkolaborasi secara terpadu menjadi

suatu kegiatan pada saat terjadi interaksi antara guru dengan siswa,

serta antara siswa dengan siswa di dalam pembelajaran matematika

sedang berlangsung.

Susanto (2013 : 186) mengemukakan bahwa pembelajaran

matematika adalah suatu proses belajar mengajar yang dibangun oleh

guru untuk mengembangkan kreativitas berfikir siswa yang dapat

meningkatkan kemempuan berfikir siswa, serta dapat meningkatkan

(48)

33

meningkatkan penguasa yang baik terhadap materi matematika.

Sedangkan menurut Muhsetyo (2015 : 1.26) bahwa pembelajaran

matematika adalah proses pemberian pengalaman belajar kepada siswa

melalui serangkaian kegiatan yang terencana sehingga siswa

memperoleh kompetensi tentang bahan matematika yang dipelajari.

Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran

matematika adalah suatu proses belajar mengajar melalui kegiatan

antara siswa dengan guru, antara siswa dengan siswa, dan antara siswa

dengan lingkungannya di saat pembelajaran matematika berlangsung.

Dalam proses pembelajaran matematika, baik guru maupun siswa

bersama-sama menjadi pelaku terlaksananya tujuan pembelajaran.

Tujuan pembelajaran ini akan mencapai hasil yang maksimal apabila

pembelajaran berjalan secara efektif. Pembelajaran yang efektif adalah

pembelajaran yang mampu melibatkan seluruh siswa secara aktif

(Susanto, 2013 : 187). Untuk mencapai tujuan pembelajaran

matematika, seorang guru hendaknya dapat menciptakan kondisi dan

situasi pembelajaran yang memungkinkan siswa aktif membentuk,

menemukan, dan mengembangkan pengetahuan.

Guru matematika yang professional dan kompeten mempunyai

wawasan landasan yang dapat dipakai dalam perencanaan dan

pelaksanaan pembelajaran matematika. Menurut Muhsetyo (2015 :

1.19) teori-teori yang berpengaruh untuk pengembangan dan perbaikan

pembelajaran matematika.

(49)

34

Teori Thorndike disebut teori penyerapan, yaitu teori yang

memandang siswa selembar kertas putih, penerima pengetahuan

yang siap menerima pengetahuan secara pasif.Teori Thorndike

menekankan banyak memberi praktik dan latihan (drill & practice)

kepada siswa agar konsep dan prosedur dapat mereka kuasai

dengan baik.

b. Teori Ausubel

Teori makna (meaning theory) dari Ausubel mengemukakan

pentingnya kebermaknaan pembelajaran akan membuat

pembelajaran lebih bermanfaat dan akan lebih mudah dipahami

dan diingat oleh siswa.

c. Teori Jean Piaget

Teori ini merekomendasikan perlunya pengamatan terhadap tingkat

perkembangan intelektual anak sebelum suatu bahan pelajaran

matematika diberikan.

d. Teori Vygotsky

Teori ini berusaha mengembangkan model konstruktivistik belajar

mandiri piaget menjadi belajar kelompok melalui teori ini siswa

dapat memperoleh pengetahuan melalui kegiatan yang

beranekaragam dengan guru sebagai fasilitator.

e. Teori Jerome Bruner

Teori Jerome Bruner berkaitan dengan perkembangan mental, yaitu

(50)

35

sederhana ke yang rumit, mulai dari yang mudah ke yang sulit, dan

mulai yang nyata atau konkret ke yang abstrak.

f. Pemecahan Masalah (George Polya)

Pemecahan masalah merupakan realisasi dari keinginan

meningkatkan pembelajaran matematika sehingga siswa

mempunyai pandangan atau wawasan yang luas dan mendalam

ketika menghadapi suatu masalah.

g. Teori van Hiele

Teori ini menyatakan bahwa eksitensi dari lima tingkatan yang

berbeda tentang pemikiran geometrik, yaitu visualisasi, analisis,

informal, deduksi, dan nigor.

h. RME (Realistic Mathematics Education)

Teori ini dimaksudkan untuk memulai pembelajaran matematika

dengan cara mengaitkannya dengan situasi dunia nyata di sekitar

siswa.

i. Peta Konsep

Peta konsep merupakan kebermaknaan yang ditunjukkan dengan

bagan atau peta sehingga hubungan antar konsep menjadi jelas dan

keseluruhan konsep teridentifikasi.

C. Operasi Hitung Campuran 1. Operasi Penjumlahan

Penjumlahan adalah menggabungkan atau menyatukan dua

(51)

36

hitung. Misalnya, jumlah himpunan beranggota 3 buah apel digabung

dengan himpunan beranggota 5 buah apel adalah suatu himpunan

beranggota 8 buah apel. 3 + 5 = 8 (Rickieno, 2007 : 8).

Untuk menjumlahkan bilangan-bilangan kecil, missal kurang atau

sama dengan 10, kita dapat langsung menjumlahkannya. Apabila

bilangan itu banyak atau ratusan, kita bisa menggunakan teknik

bersusun.

Langkah-langkahnya adalah :

a. Jumlahkan satuannya dahulu, apabila dijumlahkan berbentuk

puluhan maka tulis angka yang belakang pada lajur satuan, lalu

pindahkan angka yang depan ke lajur puluhan

b. Jumlahkan puluhan, apabila dijumlahkan berbentuk puluhan maka

tulis angka yang belakang pada lajur puluhan, lalu pindahkan

angka yang depan ke lajur ratusan

c. Jumlahkan ratusan, apabila dijumlahkan berbentuk puluhan maka

tulis angka yang belakang pada lajur ratusan, lalu pindahkan angka

yang depan ke lajur ribuan

2. Operasi Pengurangan

Operasi pengurangan adalah kebalikan dari operasi penjumlahan.

Dengan menjumlahkan 4 dan 5, kita dapat 9. Dengan mengurangkan 4

dari 9, kita dapat 5.

Untuk bilangan yang besar, missal ratusan, kita pun dapat

(52)

37

pengurangan ini ada 2 jenis, ada pengurangan tanpa meminjam dan

pengurangan dengan meminjam (Rickieno, 2007 : 10).

Contoh :

pengurangan tanpa meminjam 246 6-2=4

32 4-3=1

214 2-0=2

Jadi, hasil dari 246-32 adalah 214

Pengurangan dengan meminjam

3.372

923

2.449

Langkah-langkah pengurangan dengan meminjam :

a. Kurangkan satuan terlebih dahulu (2-3 tidak bisa, maka harus

pinjam 1 puluhan dari 7, sehingga puluhannya jadi 6. Jadi, 12-3 =

9, tulis 9 pada lajur satuan)

b. Kurangkan puluhan (6-2=4, tulis 4 pada lajur puluhan)

c. Kurangkan ratusan (3-9 tidak bisa, maka harus pinjam 1 ribuan

dari 3, sehingga ribuannya jadi 2. Jadi, 13-9=4, tulis 4 pada lajur

ratusan)

d. Ribuannya tinggal angka 2. Tulis 2 pada lajur ribuan. Jadi,

3.372-923=2.449

3. Operasi Perkalian

Perkalian merupakan penjumlahan berulang.Apabila kita

(53)

38

mengalikan bilangan itu dengan 2. Apabila kita tambahkan bilangan

itu sekali lagi, berarti kita telah mengalikan bilangan itu dengan 3, dan

seterusnya (Rickieno, 2007 : 14).

Aturan perkalian ada 3, yaitu :

a. Komutatif atau pertukaran, yaitu untuk tiap bilangan bulat a dan b

berlaku rumus ;

a x b = b x a

b. Asosiatif atau pengelompokkan, yaitu untuk tiap bilangan bulat a,

b, dan c berlaku rumus ;

a x (b x c) = (a x b) x c

c. Distributif atau penyebaran, yaitu untuk tiap bilangan bulat a, b,

dan c berlaku rumus ;

a x (b + c) = (a x b) + (a x c)

4. Operasi Pembagian

Operasi pembagian merupakan kebalikan operasi perkalian.

Pembagian digunakan untuk mencari suatu faktor jika hasil kali dan

faktor lain diketahui, missal 4 x n = 8. Pada contoh tersebut, 8 sebagai

hasil kali dan 4 sebagai faktor dari 8 yang diketahui. Untuk dapat

mengetahui n, kalimat tersebut dapat diubah menjadi 8 : 4 = n. Maka, n

= 2 (Rickieno, 2007 : 16).

5. Operasi Hitung Campuran

Operasi hitung campuran adalah operasi hitung bilangan yang lebih

(54)

39

campuran yaitu operasi hitungan yang melibatkan lebih dari dua

bilangan dan lebih dari satu operasi.

Menurut Anam (2009 : 21) ada beberapa aturan dalam operasi

hitung campuran, yaitu seperti berikut ;

a. Mengerjakan di dalam tanda kurung ( ) didahulukan.

b. Operasi penjumlahan dan pengurangan sama kuat, artinya operasi

yang ditulis di depan (di sebelah kiri) dikerjakan dulu.

c. Operasi perkalian dan pembagian sama kuat, artinya operasi yang

ditulis di depan (di sebelah kiri) dikerjakan dulu.

d. Operasi perkalian dan pembagian lebih kuat daripada operasi

penjumlahaan dan pengurangan. Artinya operasi perkalian dan

pembagian harus dikerjakan dulu walaupun ditulis di belakang

operasi penjumlahan dan pengurangan.

D. Metode Cooperative Learning “Inside Outside Circle” 1. Metode Pembelajaran

Metode dalam bahasa inggris, method berarti cara. Apabila

dikaitkan dengan pembelajaran, metode adalah cara yang digunakan

guru dalam membelajarkan siswa. Karena metode lebih menekankan

pada peran guru, istilah metode sering digandengkan dengan kata

mengajar, yaitu metode mengajar (Anitah, 2012 : 1.24).

Beberapa bentuk metode mengajar yang kita kenal adalah ceramah,

Tanya jawab, simulasi, pemberian tugas, kerja kelompok, demonstrasi

(55)

40

Ceramah merupakan cara yang umum sesuai untuk menyampaikan

informasi. Diskusi merupakan cara yang umum sesuai untuk menggali

berbagai gagasan atau ide dari berbagai pihak. Setiap metode

mempunyai langkah-langkah atau prosedur penggunaannya sendiri.

Dengan demikian metode pembelajaran adalah cara kerja yang

bersifat relatif umum untuk mencapai tujuan tertentu.

2. Definisi Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning)

Pembelajaran kooperatif merupakan rangkaian kegiatan belajar

yang dilakukan oleh siswa dalam kelompok-kelompok tertentu untuk

mencapai tujuan yang telah ditentukan. Menurut Johnson yang

diterjemahkan oleh Narulita (2010 : 4) pembelajaran kooperatif adalah

proses pembelajaran yang melibatkan penggunaan

kelompok-kelompok kecil yang memungkinkan siswa untuk bekerja secara

bersama-sama di dalamnya guna memaksimalkan pembelajaran

mereka sendiri dan pembelajaran satu sama lain.

Jadi, pembelajaran kooperatif adalah proses pembelajaran yang

dilakukan oleh siswa dan kelompok-kelompok kecil untuk mencapai

tujuan pembelajaran.

Menurut Borich dalam Sutirman (2013 : 30) manfaat pembelajaran

kooperatif ;

a. Membentuk sikap dan nilai

b. Menyiapkan model tingkah laku prososial

c. Menunjukkan alternatif perspektif dan sudut pandang

(56)

41

e. Mendorong perilaku berpikir kritis, reasoning, dan memecahkan

masalah.

Agar kerja kooperatif dapat berjalan dengan baik, guru harus

menyusun secara terperinci lima komponen esensial yang terdapat di

dalam masing-masing pelajaran ;

a. Interdependensi positif akan dapat terstruktur dengan baik apabila

setiap anggota kelompok memandang bahwa mereka terhubung

antara satu sama lain.

b. Interaksi yang mendorong dengan memaksimalkan kesempatan

bagi siswa untuk saling mendorong satu sama lain untuk mencapai

sukses dengan saling membantu, mendukung, menyemangati, dan

menghargai usaha satu sama lain untuk belajar.

c. Tanggung jawab individual akan lahir ketika kinerja dari

masing-masing anggota kelompok dinilai dan hasil penilaian tersebut

kemudian dikembalikan kepada kelompok dan individu yang

bersangkutan.

d. skil-skil interpersonal dan kelompok kecil yang dibutuhkan agar

dapat berfungsi sebagai bagian dari sebuah tim (kerja tim).

e. Pemrosesan kelompok terjadi ketika anggota kelompok berdiskusi

mengenai seberapa baik mereka telah mencapai tujuan

masing-masing dan seberapa baik mereka telah memelihara hubungan

kerja yang efektif.

(57)

42

Metode inside outside circle atau lingkaran dalam lingkaran luar

dikembangkan pertama kali oleh Spencer Kagan. Metode ini

memungkinkan siswa untuk saling berbagi informasi pada waktu yang

bersamaan. Bahan pelajaran yang paling cocok digunakan dengan

teknik ini adalah bahan-bahan yang membutuhkan pertukaran pikiran

dan informasi antarsiswa. Salah satu keunggulan metode ini adalah

adanya struktur yang jelas dan memungkinkan siswa untuk saling

berbagi informasi dengan singkat dan teratur. Selain itu, siswa

memiliki banyak kesempatan untuk mengolah informasi dan

meningkatkan ketrampilan berkomunikasi (Huda, 2014 : 246).

4. Langkah-langkah Pembelajaran Kooperatif Inside Outside Circle

Sintak metode (aturan suatu struktur pemograman) IOC bisa

dilakukan berdasarkan jumlah siswa dalam lingkaran : lingkaran

individu dan lingkaran kelompok.

Lingkaran individu ;

a. Separuh kelas (seperempat jika jumlah siswa terlalu banyak)

berdiri membentuk lingkaran kecil ; mereka berdiri melingkar dan

menghadap keluar. Separuh kelas lagi membentuk lingkaran besar

; mereka berdiri menghadap ke dalam. Pola bentuka dari kedua

lingkaran ini adalah ; siswa-siswa dalam lingkaran kecil akan

berada di dalam lingkaran siswa-siswa yang membentuk lingkaran

besar, sehingga setiap siswa dalam lingkaran kecil nantinya akan

berhadapan dengan siswa yang berada di lingkaran besar.

(58)

43

b. Misalnya, anggap saja dalam satu ruang kelas terdapat 30 siswa.

Siswa 1-15 membentuk lingkaran dalam, sedangkan siswa 16-30

membentuk lingkaran luar. Siswa 1 akan berhadapan dengan siswa

16; siswa 2 akan berhadapan dengan siswa 17; dan begitu

seterusnya dalam bentuk lingkaran.

c. Setiap pasangan siswa dari lingkaran kecil dan besar saling berbagi

informasi. Siswa yang berada di lingkaran kecil (lingkaran dalam)

dipersilahkan memulai terlebih dahulu. Pertukaran informasi bisa

dilakukan oleh semua pasangan dalam waktu yang bersamaan

namun tetap dengan nada bicara yang tenang (tidak terlalu keras).

Setelah itu, siswa yang berada di lingkaran besar (lingkaran luar)

dipersilahkan untuk berbagi informasi.

d. Kemudian, siswa yang berada di lingkaran kecil diam di tempat,

sementara siswa yang berada di lingkaran besar bergeser satu atau

dua langkah searah perputaran jarum jam. Dengan cara ini,

masing-masing siswa mendapatkan pasangan yang baru untuk

berbagi informasi lagi dan lagi.

e. Kemudian, giliran siswa yang berada di lingkaran besar untuk

membagikan informasi. Demikian seterusnya.

Lingkaran kelompok ;

a. Satu kelompok berdiri di lingkaran kecil menghadap keluar.

Kelompok lain berdiri di lingkaran besar.

b. Setiap kelompok berputar seperti prosedur lingkaran individu yang

(59)

44

bergantung pada guru : apakah mereka diminta untuk bertanya

beberapa hal penting terkait dengan hobi, cita-cita, atau hal-hal lain

yang berhubungan dengan tugas pembelajaran).

Perputaran bisa dilakukan secara variatif. Misalnya, untuk mencari

pasangan masing-masing, lingkaran besar berputar terlebih dahulu,

sementara siswa menyanyi. Di tengah-tengah lagu, guru mengatakan

“STOP”.Nyanyian dan perputaran pun dihentikan. Jadi, mereka akan

memperoleh pasangan masing-masing berdasarkan perputaran

lingkaran besar yang dikontrol oleh nyanyian bersama (Huda, 2014 :

247).

E. Kaitan Antara Pembelajaran Matematika dengan Metode “Inside Outside Circle”

Salah satu aspek penting pembelajaran kooperatif ialah bahwa

disamping pembelajaran kooperatif membantu mengembangkan tingkah

laku kooperatif dan hubungan yang lebih baik antara siswa, pembelajaran

kooperatif secara bersamaan membantu siswa dalam pembelajaran

akademik siswa. Pembelajaran matematika adalah suatu proses

pembelajaran melalui kegiatan antara siswa dengan guru, antara siswa

dengan siswa, dan antara siswa dengan lingkungannya pada suatu

pembelajaran matematika berlangsung. Sedangkan metode “inside outside

circle” adalah sebuah rangkaian kegiatan yang dilakukan siswa secara

Gambar

Gambar 1.1 Model tahapan-tahapan pelaksanaan PTK
Tabel 1.1 Jumlah Subjek Penelitian
Tabel  3.1 Struktur Organisasi MI Miftahut Thulab
Tabel 3.2 Sarana dan Prasarana
+6

Referensi

Dokumen terkait

Desa Sumber Asri dan Desa Ngaringan hanya 2 (dua) dari 30 desa di Kabupaten Blitar yang menjadi daerah pertama pelaksanaan Program Pembaruan Agraria di Kabupaten Blitar pada

Peserta diklat dapat melakukan penelusuran dengan menggunakan sumber-sumber informasi ilmiah, baik secara manual maupun elektronik, dan menemukan informasi ilmiah

Kemampuan siswa dalam memecahkan masalah sebelum dan setelah dilakukan pembelajaran problem solving dilihat dari peningkatannya pada setiap tahap, yaitu mengidentifikasi,

Konversi biomassa makroalga menjadi biogas dapat dilakukan dengan bantuan inokulum bakteri yang berasal dari kotoran sapi menggunakan alat digester pada kondisi anaerobik..

THE ANALYSIS OF ANIMAL TRAITS IN PHILIP PULLMAN’S CHARACTERIZATION IN THE GOLDEN COMPASS..

[r]

analisis studi kelayakan bisnis yang akan digunakan untuk

Aplikasi Bisnis (Bagaimana sistim informasi diimplementasi- kan dalam kegiatan bisnis dengan permasalahan yang lebih kompleks dibandingkan yang terlihat).. Dasar-dasar Sistem