• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. HASIL PENELITIAN - PENINGKATAN KERJA KERAS DAN PRESTASI BELAJAR IPA PADA MATERI CAHAYA DAN SIFAT -SIFATNYA MELALUI METODE EKSPERIMEN DI KELAS V SD N 1 KENITEN - repository perpustakaan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. HASIL PENELITIAN - PENINGKATAN KERJA KERAS DAN PRESTASI BELAJAR IPA PADA MATERI CAHAYA DAN SIFAT -SIFATNYA MELALUI METODE EKSPERIMEN DI KELAS V SD N 1 KENITEN - repository perpustakaan"

Copied!
48
0
0

Teks penuh

(1)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. HASIL PENELITIAN

Pelaksanaan tindakan kelas ini dilaksanakan dalam 2 siklus, yaitu siklus I dan siklus II yang tiap siklus terdiri dari 2 kali pertemuan dengan alokasi waktu masing-masing yaitu 2 x 35 menit. Tiap pelaksanaan tindakan dilakukan observasi. Observasi ini digunakan untuk mengetahui aktivitas guru dan aktivitas siswa sedangkan hasil prestasi belajar diukur dengan tes formatif. Karakter kerja keras itu sendiri diukur dengan menggunakan angket skala sikap yang diujikan pada tiap akhir siklus.

(2)

1. Hasil Penelitian Siklus 1

a. Hasil Perencanaan

Sebelum pelaksanaan tindakan dilakukan, peneliti dan guru kelas terlebih dahulu melakukan kegiatan perencanaan agar proses pembelajaran dapat berjalan lancer. Kegiata perencanaan ini menghasilkan:

1) Rencana pelaksanaaan pembelajaran (RPP) mengenai materi yang akan diajarkan sesuai dengan metode pembelajaran yaitu metode eksperimen. RPP disusun oleh peneliti yang berguna sebagai pedoman guru dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran di kelas.

2) Media pembelajaran yang akan digunakan, baik dalam penyampaian materi kepada siswa maupun alat dan bahan yang akan digunakan langsung oleh siswa dalam eksperimen secara berkelompok ketika mengerjakan Lembar Kerja Siswa (LKS). 3) Susunan lembar observasi mengenai aktivitas guru dan siswa

(3)

4) Tes siklus, diberikan pada tiap akhir siklus yang digunakan untuk mengukur prestasi siswa. Soal tes disusun oleh peneliti dengan pertimbangan guru yang bersangkutan.

b. Hasil Tindakan

Pelaksanaan tindakan kelas ini dengan metode eksperimen pada siklus I dilaksanakan dalam dua kali pertemuan dengan alokasi waktu masing-masing 2x35 menit. Pertemuan pertama dilaksanakan pada Hari Senin, 18 Maret 2013 pukul 09.00 s.d 10.10 WIB dengan materi pelajaran sifat cahaya menembus benda bening dan dapat merambat lurus. Pertemuan kedua pada hari Rabu, 20 Maret 2013 pukul 09.00 s.d 10.10 WIB dengan materi sifat cahaya dapat dipantulkan.

Hasil pelaksanaan pembelajaran pada pertemuan pertama yaitu persiapan dengan kegiatan yang diawali oleh guru untuk membuka pelajaran dengan mengucap salam, kemudian menanyakan kabar serta presensi siswa dengan cara bertanya kepada siswa “Apakah hari ini ada yang tidak masuk?”, ternyata semua masuk

(4)

diajarkan sebelumnya, yaitu ketika guru berseru “Kelas lima”, siswa serentak menjawab,”Yess” dengan kedua tangan mengepal dan

bersikap pada umumnya ketika mengucap yes. Selamat pagi dan semangat pagi yang selalu diucapkan gurupun tidak tertinggal, dengan tujuan agar siswa selalu semangat pagi yang identik dengan kesegaran walaupun sudah siang. Ada satu siswa yang memang pembawaan kurang energik ketika pembelajaran yaitu Meindri Maulina. Keterangan ini juga diperkuat dari Pak Wiarso selaku guru kelas V dan siswa-siswa kelas V yang menyatakan bahwa Mei memang seorang anak yang pendiam. Kegiatan selanjutnya, guru bersama peerta didik menyiapkan kebutuhan belajar. Selanjutnya, guru menyampaikan tujuan dan langkah-langkah pembelajaran. Penyampaian materi diawali guru dengan terlebih dahulu bertanya mengenai macam-macam benda yang ada di sekitar kelas ataupun luar kelas (lingkungan sekolah). Siswa dengan aktif menjawab “meja, kursi, lampu, kaca, papan tulis, pohon, matahari, tanah, dsb.” Guru kembali bertanya, “dari berbagai benda-benda yang kalian sebutkan, apakah ada yang bisa memancarkan cahaya?” Ali Imron

(5)

menunjuk salah satu siswa, yaitu Yoan untuk membantu maju di depan kelas. Seperti pada gambar 4.1 di bawah ini:

Guru kemudian mendemonstrasikan alat peraga cahaya merambat lurus di depan kelas. Gambar 4.2 di atas menunjukan bahwa guru mendemonstrasikan alat peraga dan menunjuk salah satu siswa untuk memperagakannya, Dede. Beberapa siswa lainpun diberi kesempatan untuk mencobanya. Guru tidak lupa untuk menanyakan pemahaman siswa mengenai materi yang sudah disampaikan. Hari pertama siswa terlihat canggung yang ditandai oleh pasifnya siswa yang tidak biasanya. Siswa pasif ketika ditanya mengenai materi yang belum dipahami, maka gurupun melanjutkan kegiatan selanjutnya yaitu eksperimen. Guru membagi siswa menjadi 6 kelompok dengan masing-masing kelompok terdiri dari 4-5 siswa. Setelah semua siswa siap, guru menjelaskan langkah-langkah Lembar Kerja Siswa (LKS) dengan judul Eksperimen Cahaya 1 yang berisikan cahaya menembus benda bening. Perwakilan tiap kelompok yang diwakili oleh ketua dan satu anggotanya maju ke

(6)
(7)

termasuk pintar di kelas terlihat merasa jenuh, dan beberapa siswa lainpun seperti itu. Guru berupaya untuk menambah semangat siswa dalam kegiatan pembelajaran dengan mengajak siswa untuk relaksasi sejenak. Yel-yel pun guru keluarkan dan siswa terlihat lebih semangat kembali. Waktu menunjukan pukul 10.05, siswa segera mengumpulkan hasil tes latihan individu. Guru kembali mengajak siswa untuk meriview pembelajaran, dan memberitahukan materi yang akan disampaikan pada pertemuan berikutnya serta tidak lupa pula berpesan agar pertemuan selanjutnya siswa membawa sendok besi masing-masing satu buah. Kegiatan penutup pembelajaran, dilakukan dengan pesan-pesan moral dan hamdallah bersama.

(8)

ketika belajar dengan Bu Lis.” Selanjutnya, guru mengajak siswa

untuk menyiapkan peralatan belajar, dengan di sisi lain guru menyiapkan media dan alat peraga. Sendok yang akan digunakanpun sudah mulai bersuara gaduh. Guru segera memperingatkan siswa agar tidak memainkan sendoknya yang membuat gaduh. Pertemuan kedua ini, merupakan kelanjutan dari pertemuan pertama. Guru mengajak siswa kembali mengingat materi sebelumnya, kemudian masuk pada materi selanjutnya yaitu sifat cahaya dapat dipantulkan.

Cermin yang berada di sebuah almari kelas, lekas diambil oleh guru dan kemudian bercermin. Siswa-siswa terlihat penasaran, dan ada pertanyaan,”Bu Lis, sedang apa? Tiba-tiba bercermin di

depan kelas.” Segera guru menanyakan pada peserta didik, “Apakah ada yang tahu maksud ibu bercermin?”, siswa menjawab serentak,”tidak bu”. Guru segera menjelaskan maksud dari sikap

guru tersebut, yaitu cahaya dapat dipantulkan dengan salah satu peristiwa yang membuktikan bahwa kita dapat bercermin. “Kita dapat bercermin karena adanya pantulan dari cahaya”, jelas guru.

(9)

dengan yel-yel kemudian relaksasi. Yel yang dilontarkan siswa cukup membuat siswa lebih baik semangat, dari sebelumnya. Materi yang disampaikan kali ini cukup sulit yaitu mengenai sifat-sifat bayangan cermin datar dan cermin lengkung. Kegiatan selanjutnya yaitu pengerjaan LKS dan saatnya siswa melakukan pembuktian pada eksperimen cahaya 2 yaitu mengetahui sifat-sifat bayangan pada cermin datar, cembung dan cekung, namun sebelumnya guru menanyakan kepada siswa mengenai materi yang belum dipahami. Siswa hanya diam, guru merasa siswa sudah paham. Guru segera membagi siswa menjadi 6 kelompok. Pengkondisianpun terus dilakukan, setelah siswa lebih tenang barulah guru membagikan LKS secara urut dari yang kelompok yang lebih tanang terlebih dahulu. Guru menjelaskan langkah-langkah eksperimen. Eksperimen dilakukan secara berkelompok dengan bimbingan dari guru. Kegiatan dilanjutkan dengan pembahasan hasil eksperimen. Hasil eksperimen tiap kelompok akan dibacakan oleh ketua kelompok. Pertemuan kedua ini, yang berani maju adalah kelompok 1 dan kelompok 6 terlihat pada gambar 4.3 di bawah ini.

(10)

Kelompok 1 dibacakan oleh Ersha sedangkan kelompok 6 dibacakan oleh Farhan. Kedua kelompok tersebut sama-sama membacakan hasil kesperimen kelompok secara bergantian. Jawaban dari kedua kelompok tersebut yang paling mendekati sempurna adalah kelompok 1. Guru memberikan penghargaan terhadap kelompok yang sudah berani maju dan yang paling mendekati jawaban sempurna dengan mengajak seluruh siswa bertepuk tangan. Guru memberikan penguatan materi hasil eksperimen dengan mengulas kembali materi yang telah disampaikan. Siswa kembali ke tempat duduk masing-masing dan segera guru melanjutkan evaluasi akhir siklus. Evaluasi kali ini merupakan materi totalitas dari pertemuan pertama. Siswa terlihat kurang bersemangat, karena materi pertemuan kedua ini memang cukup sulit. Guru kembali menjelaskan berulang-ulang sampai siswa lebih dapat memahami materi yang disampaikan. Semangat siswa diusahakan guru dengan kembali relaksasi, “Coba, sekarang tarik nafas dulu semuanya.

(11)

jujur. Siswa yang tidak jujur, akan ibu beri hukuman. Bu guru tahu siswa yang jujur dan yang tidak, nanti terlihat. Bu Wulan (observer 2), sudah mengamati kalian selama pembelajaran bersama ibu berlangsung. angket ini tidak akan berpengaruh pada nilai tes evaluasi yang tadi kalian kerjakan, tetapi yang dinilai di sini adalah kejujuran kalian”. Siswa segera mengerjakan angket tanpa bantuan

guru, karena sudah bisa dalam cara pengisiannya. Kegiatan ditutup dengan pesan-pesan moral, doa serta salam.

c. Hasil observasi

(12)

1) Prestasi Belajar Siswa

Penilaian prestasi belajar siswa dilakukan dengan mengadakan tes formatif evaluasi pada akhir siklus. Hasil dapat dilihat melalui tabel 4.1 berikut ini:

Tabel 4.1 Prestasi Belajar Siswa Siklus I

NO. INDIKATOR KETERANGAN

1. Jumlah siswa keseluruhan 27

2. Jumlah siswa abstain 2

3. Jumlah seluruh nilai 1700

4. Jumlah siswa yang tuntas 17

5. Jumlah siswa yang tidak tuntas 8

6. Rata-rata nilai siklus I 68

7. Prosentase ketuntasan siklus I 68 %

*KKM = 66

*Prosentase ketuntasan kelas = 85 %

Tabel 4.1 di atas menunjukan bahwa hasil tes formatif pada siklus I yang telah dilaksanakan diperoleh nilai rata-rata kelas 68. Nilai terendah 35 dan nilai tertinggi 85. Jumlah siswa yang hadir sebanyak 25, dengan jumlah siswa tuntas belajar sebanyak 17 siswa sedangkan tidak tuntas sebanyak 8 siswa. Persentase ketuntasan yang dicapai pada siklus I mencapai 68 % sehingga belum dapat dikatakan tuntas.

2) Karakter Kerja Keras Siswa

(13)

karakter kerja keras pada siklus I yaitu pada tabel 4.2 sebagai berikut:

Tabel 4.2 Karakter Kerja Keras Siswa Siklus I

NO. INDIKATOR KETERANGAN

1. Jumlah siswa keseluruhan 27

2. Jumlah siswa abstain 2

3. Jumlah total nilai 629

4. Jumlah siswa criteria kerja keras

cukup 3

5. Jumlah siswa criteria kerja keras

tinggi 20

6. Jumlah siswa criteria kerja keras

sangat tinggi 2

7. Rata-rata kerja keras siklus I 25,16

8. Kriteria kerja keras siklus I TINGGI

Nilai sempurna = 40

Dengan Kriteria SANGAT TINGGI

Tabel 4.2 tersebut di atas, menunjukan bahwa perolehan rata-rata karakter kerja keras siswa pada siklus I ini adalah 25,16 dengan criteria tinggi. Hasil tersebut merupakan kriteria yang cukup bagus.

3) Hasil Observasi Aktivitas Guru

Tabel 4.3 Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus I

d. Memberi motivasi belajar peserta

(14)

b. Memberikan tugas sesuai dengan

untuk bertanya apabila masih ada yang belum dipahami

4 Hal-hal Lain yang Mendukung

a. Menggunakan waktu dan media

secara efektif dan efisien 3 2 2.5 62.5

b. Melaksanakan pengorganisasian

kelas 3 2 2.5 62.5

c. Menggunakan media

pembelajaran yang sesuai. 4 3 3.5 87.5

d. Menggunakan bahasa lisan yang

baik dan benar dalam

Total persentase aktivitas guru pada siklus I adalah (1350:2000)x100=67,5 %

Dengan Kriteria = Cukup Baik

Keterangan:

P1 : Pertemuan 1 R1 : Rata-rata S1

(15)

Tabel 4.3 di atas menunjukan bahwa aktivitas guru pada siklus I diperoleh rata-rata 67,5 % dengan kriteria cukup baik. Pada pertemuan pertama justru lebih tinggi daripada pertemuan kedua, sehingga dari siklus I ke siklus II. Pertemuan pertama menghasilkan rata-rata 75 % sedangkan pada siklus II diperoleh rata-rata 60 %. Penurunan berarti berkisar 10 %.

4) Hasil Observasi Aktivitas Siswa

Tabel 4.4 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus I

NO INDIKATOR

RESPON

SISWA JML RT

P1 P2

1. Mempersiapkan alat-alat yang akan

digunakan dalam pembelajaran 96 82 178 89

2. memperhatikan penjelasan guru 75 64 139 69.5

3. aktif melakukan kegiatan

bereksperimen 87 79 166 83

4. aktif berdiskusi dan berpendapat

dalam kelompok 76 69 145 72.5

5. aktif menampilkan hasil diskusi 61 57 118 59

6. fokus pada tugas yang diberikan guru 67 65 132 66

7. mencatat hal-hal penting dalam

pemblejaran 94 92 186 93

8. mengerjakan tugas tepat waktu 84 75 159 79.5

JUMLAH 640 583 1223 611.5

Jml Siswa Hadir 27 25 52

Jml maksimal indikator 864 800 1664 832

Hasil Nilai persentase Aktivitas Siswa pada Siklus I = (1223:1664)X100%=73, dengan kriteria "BAIK"

Keterangan :

P1 : Pertemuan 1 P2 : Pertemuan 2

(16)

dilihat dari pertemuan dan pertemuan kedua, justru mengalami penurunan 1,2 %, sehingga Siklus I memperoleh hasil rata-rata nilai persentase 73,49 % dengan kriteria baik.

d. Hasil Refleksi

Refleksi pada siklus I bertujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan dari pembelajaran yang telah dilakukan. Hasil obervasi dan hasil tes siklus I yang sudah dijelaskan di atas, menunjukan bahwa ada beberapa hal yang harus dievaluasi. Evaluasi tersebut dilakukan oleh peneliti dan guru kelas V terhadap beberapa tindakan yang perlu diterapkan untuk diperbaiki pada tindakan berikutnya. Tindakan yang perlu diperbaiki pada siklus I meliputi refleksi dalam proses pembelajaran dan refleksi hasil pembelajaran. Adapun hasil refleksi sebagai berikut: 1) Proses Pembelajaran

Proses pembelajaran bukan hanya dilihat dari siswa, namun juga peran aktif guru yang memang dapat mengarahkan siswa pada tujuan pembelajaran yang telah disusun. Proses pembelajaran dilihat dari siswa sebagai berikut:

a) Sebagian besar siswa masih takut menjawab pertanyaan, bahkan bertanya.

(17)

c) Siswa masih malu-malu atau canggung untuk melakukan eksperimen karena baru mengalami pembelajaran yang berbeda. d) Siswa masih mengalami kesulitan dalam mengambil kesimpulan

atau merumuskan kesimpulan dari hasil pengamatan terhadap eksperimen.

e) Keaktifan siswa yang diperoleh pada siklus I dari pertemuan pertama dan pertemuan kedua mengalami penurunan. Pada pertemuan pertama diperoleh persentase 74,07 % kriteria baik, sedangkan pertemuan kedua diperoleh persentase 72,87 % kriteria baik. Penurunan persentase 1,2 %, sehingga Siklus I memperoleh hasil rata-rata nilai persentase 73,49 % masih dengan kiteria baik.

Proses pembelajaran dilihat dariguru, sebagai berikut:

a) Guru masih kurang tegas terhadap siswa yang belum bisa melaksanakan perintah atau tugas dari guru.

b) Langkah-langkah pembelajaran beberapa kali ada hal yang terlupa.

c) Guru kurang memberi rangsangan yang berupa pertanyaan agar siswa mau aktif.

d) Guru masih kurang intens dalam memfasilitasi bimbingan ketika kerja kelompok eksperimen.

2) Hasil Pembelajaran

(18)

a) Hasil tes formatif pada siklus I yaitu: dari 25 siswa diperoleh rata-rata nilai 68 dengan 17 siswa tuntas dan 8 siswa tidak tuntas. b) Persentase ketuntasan yang diperoleh 68% sedangkan indikator

keberhasilan ketuntasan sebesar 85% dengan Kriteria Ketuntasan Minimal ≥ 66.

c) Karakter kerja keras sudah cukup bagus, dengan perolehan jumlah skor 629 dari 25 siswa sehingga mempunyai rata-rata 25,16 dengan kriteria tinggi. Perolehan hasil pembelajaran karakter kerja keras ini yaitu dengan rincian 3 siswa kriteria cukup, 20 siswa kriteria tinggi dan 2 siswa dengan kriteria sangat tinggi.

Hasil dari siklus I tersebut secara garis besar memang masih perlu diadakanya perbaikan. Perbaikan yang akan dilaksanakan pada siklus II dengan 2 kali pertemuan. Upaya perbaikan yang akan dilakukan yaitu sebagai berikut:

1) Guru membuat kontrak pembelajaran yang berupa peraturan-peraturan ketika pembelajaran, bagi pelanggar peraturan-peraturan akan dikenai sanksi.

(19)

3) Guru menciptakan suasana yang bebas dan terbuka yang dapat mengundang siswa baik dalam bertanya maupun menjawab pertanyaan. Guru mendorong siswa untuk menjawab pertanyaan secara bebas sehingga siswa berani menjawab pertanyaan. Guru tetap menghargai jawaban siswa baik jawaban tersebut benar maupun jawaban yang kurang tepat.

4) Guru memberikan motivasi kepada siswa, agar siswa lebih antusias dalam belajar seperti “ice break” maupun yel-yel

semangat.

5) Guru lebih inten dalam membimbing siswa mengerjakan LKS eksperimen, sehingga siswa paham dengan LKS yang dihadapinya.

6) Guru memberikan point hadiah bintang kepada siswa yang aktif menjawab pertanyaan guru serta berpendapat. Perolehan bintang terbanyak akan mendapatkan hadiah. Begitupula dengan hasil kelompok eksperimen terbaik.

2. Hasil Penelitian Siklus II

a. Hasil Perencanaan

(20)

1) Rencana pelaksanaaan pembelajaran (RPP) mengenai materi yang akan diajarkan sesuai dengan metode pembelajaran yaitu metode eksperimen. RPP disusun oleh peneliti yang berguna sebagai pedoman guru dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran di kelas.

2) Media pembelajaran yang akan digunakan, baik dalam penyampaian materi kepada siswa maupun alat dan bahan yang akan digunakan langsung oleh siswa dalam eksperimen secara berkelompok ketika mengerjakan Lembar Kerja Siswa (LKS). 3) Susunan lembar observasi mengenai aktivitas guru dan siswa.

Lembar observasi ini digunakan untuk mengetahui kesesuaian guru dan siswa dalam melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan metode pembelajaran yang telah disusun yaitu eksperimen.

4) Soal tes siklus dan angket kerja keras. Tes siklus diberikan pada tiap akhir siklus yang digunakan untuk mengukur prestasi siswa. Soal tes disusun oleh peneliti dengan pertimbangan guru yang bersangkutan. Angket kerja keras digunakan untuk mengetahui karakter kerja kerja keras siswa

(21)

6) Catatan kecil untuk guru mengenai langkah-langkah pembelajaran dalam menggunakan metode eksperimen.

7) Susunan pertanyaan-pertanyaan seputar materi untuk proses pembelajaran.

8) Media bintang penghargaan terhadap siswa yang aktif menjawab pertanyaan dari guru.

b. Hasil Tindakan

Pelaksanaan tindakan kelas ini dengan metode eksperimen pada siklus II dilaksanakan dalam dua kali pertemuan dengan alokasi waktu masing-masing 2 x 35 menit. Pertemuan pertama dilaksanakan pada Hari Senin, 25 Maret 2013 pukul 09.00 s.d 10.10 WIB dengan materi pelajaran sifat cahaya dapat dibiaskan. Pertemuan kedua pada hari Rabu, 27 Maret 2013 pukul 09.00 s.d 10.10 WIB dengan materi sifat cahaya dapat diuraikan.

Hasil pelaksanaan pembelajaran pada pertemuan pertama siklus II yaitu persiapan dengan kegiatan yang diawali oleh guru untuk membuka pelajaran dengan mengucap salam, kemudian menanyakan kabar serta presensi siswa dengan cara bertanya kepada siswa “Apakah hari ini ada yang tidak masuk?” ternyata abstain 2

(22)

pengamatan. Siklus kedua ini, anak-anak lebih dapat menyesuaikan metode pembelajaran IPA dengan metode eksperimen. Awal pembelajaran, seperti biasa guru melakukan apersepsi dengan memberikan motivasi kepada siswa dengan “Yel” yang sudah diajarkan sebelumnya, yaitu ketika guru berseru “Kelas lima, siswa serentak menjawab,”Yess” dengan kedua tangan mengepal dan

(23)

Penyampaian materi diawali guru dengan terlebih dahulu bertanya mengenai pengalaman siswa ketika di sekitar kolam. Guru bertanya,”Apakah kalian pernah menyebur ke kolam pada siang hari?”, siswa menjawab,”Pernah bu”. “Apakah ketika kalian

menyebur ke dasar kolam justru lebih dalam ketika terlihat dari permukaan kolam?” lanjut guru. Siswa menjawab,”Iya bu”. Guru

pun segera melanjutkan kegiatan inti dengan menjelaskan materipembelajaran.

Usai penjelasan materi, guru kembali berusaha untuk membuat siswa aktif dalam pembelajaran. Kegiatan ini terlihat pada gambar 4.4 berikut ini:

Guru bertanya,”Coba, tadi kita sudah belajar mengenai

cahaya dapat dibiaskan. Siapa yang tahu, apakah yang disebut pembiasan dana mengapa terjadi pembiasan?” Beberapa siswa langsung mengangkat tangan namun yang paling cepat adalah nomor absen 7 yaitu Ali Imron. Guru memberikan kesempatan untuk

(24)

menjawab. “Pembiasan adalah pembelokan arah rambat cahaya karena melalui air”, jawab Ali. Jawban tersebut masih kurang tepat,

maka guru memberikan kesempatan kepada yang lain. Siswa lebih banyak lagi yang aktif,”saya bu, saya bu, aku tahu bu”, jawab anak

-anak bersahut-sahutan. Guru kembali menunjuk siswa yang paling cepat angkat tangan, yaitu absen 23 dengan nama Najwa. Najwa menjawab,”Pembiasan adalah pembelokan arah rambat cahaya

karena melewati 2 medium yang berbeda kerapatannya. Pembiasan terjadi karena, cahaya melalui 2 medium yang berbeda kerapatannya”. Guru kemudian langsung membenarkan jawaban

(25)

karena siswa seringkali sambil bermain-main dalam berkelompok. Guru menjelaskan langkah-langkah eksperimen dan memberitahukan bahwa nanti akan diadakan kompetisi perkelompok. Kelompok unggul akan mendapatkan hadiah dari guru. Kegiatan eksperimen berlangsung dengan dengan penuh semangat dan siswa tampak lebih menikmati kegiatan seperti pada gambar 4.5 di bawah ini:

Kegiatan eksperimen terus berlangsung, guru turut serta memfasilitasi siswa dengan membimbing kegiatan eksperimen berkeliling tiap kelompok dan memberikan pertanyaan agar siswa lebih mudah dalam menjawab pertanyaan LKS eksperimen. Kegiatan ini terlihat pada gambar 4.6 sebagai berikut:

(26)
(27)

Kegiatan selanjtunya adalah evaluasi. Usai evaluasi, pembelajaran memasuki penutupan diawali penyampaian materi yang akan dibahas pertemuan selanjutnya kemudian guru memberikan penghargaan kepada kelompok unggul, yaitu kelompok 4. Guru menutup pembelajaran dengan memberikan pesan moral, harapan, doa dan salam penutup.

Hasil pelaksanaan pembelajaran pada pertemuan kedua siklus II, pada kegiatan awal tidak jauh berbeda dengan pertemuan pertama. Salam, doa, presensi, apersepsi memberikan motivasi dengan yel. Hari kedua penelitian, Yoan dan Marshanda kembali tidak mengikuti pembelajaran karena latihan persiapan lomba siswa teladan. Guru mengingatkan kembali materi sebelumnya yaitu mengenai cahaya dapat dibiaskan sebelum belajar materi hari ini. Siswa segera menyiapkan alat tulis sementara itu guru menyiapkan media pembelajaran. Materi kali ini adalah cahaya dapat diuraikan. Guru menjelaskan materi, kemudian guru mengambil media pembelajaran cakram warna dan mendemonstrasikan di depan kelas. Kegiatan ini seperti gambar 4.7 berikut:

(28)

Penjelasan materipun berlangsung sesuai perencanaan, siswa lebih semangat dalam mengikuti pembelajaran yang dibuktikan dengan keaktifan dalam menjawab pertanyaan dan bertanya mengenai materi yang belum dipahami. Usai penjelasan materi, saatnya kegiatan eksperimen cahaya 4 yaitu cahaya dapat diuarikan. Guru berinisiatif untuk menefektifkan waktu pembelajaran, eksperimen kali ini guru mendemonstrasikan eksperimen yang akan dilakukan siswa. Yaitu pembuatan balon air. Larutan balon air yang sudah jadi beserta perlengkapan alat dan bahan eksperimen sudah guru siapkan terlebih dahulu. ”Anak-anak, agar tidak terlalu lama ibu

demonstrasikan saja dalam membuat balon air. Tentu kalian sudah pernah mencobanya. Sabun colek, secukupnya lartkan dalam air bening kurang lebih ¾ gelas dengan mengaduk sampai rata”, jelas

(29)

Kegiatan eksperimen, berlangsung menyenangkan. Siswa belajar, merasa bebas, dapat bermain namun dapat ilmu pengetahuan dengan lebih dapat mendalami materi melalui ekperimen ini. Hasil eksperimen kembali dibahas. Guru memberikan kesempatan pada tiap kelompok untuk membacakan hasil diskusi eksperimen. Pembahasan kali ini, semua kelompok ingin maju ke depan untuk membacakan hasil diskusi. Guru tidak memberikan kepada semua kelompok untuk mewakilkan anggota kelompoknya sebab akan mambutuhkan waktu lama. Cara guru untuk mengatasi hal tersebut dengan adu cepat angkat tiap kelompok pada saat hitungan ketiga. Kelompok tercepat adalah kelompok 4 yang diwakili oleh Najwa dan kelompok 6 yang diwakili oleh Gita. Pemenang kelompok unggul kali ini adalah kelompok 6. Guru memberikan kesempatan kepada kelompok yang tidak maju untuk membacakan hasil eksperimen di tempat duduk kelompok masing-masing. Kegiatan selanjutnya

(30)

adalah evaluasi, namun sebelum itu guru memberikan pengutan materi sambil tanya jawab. Guru tidak lupa untuk mengingatkan perolehan point bintang. Siswa pun antusias penuh semangat dalam menjawab pertanyaan dari guru. Pertemuan kedua siklus kedua ini keaktifan siswa jauh lebih meningkat karena guru semakin kreatif dalam mengambil hati siswa untuk turut serta aktif dalam pembelajaran. Evaluasi berlangsung dengan tenang seperti yang terlihat pada gambar 4.9 di bawah ini:

Alokasi waktu evaluasi kurang lebih 15 menit. Usai evaluasi, guru memberikan penghargaan kepada kelompok unggul. Hal yang ditunggu siswa adalah pembacaan pemenang point bintang. Pemenang kedua dengan perolehan point bintang 8 adalah Najwa dan pemenang pertama dengan perolehan point bintang 11 adalah Ali Imron. “Ayooo, tepuk tangan untuk pemenang, dan kepada pemenang silahkan untuk maju ke depan kelas”, jelas guru. Kedua

pemenang pun maju untuk mendapatkan penghargaan. Usai

(31)

kegiatan, dilanjutkan dengan pembagian angket kerja keras dan wawancara. Penutupan pembelajaran, guru menyampaikan pesan-pesan moral, harapan dan doa, serta ucapan permohonan maaf atas segala kesalahan selama pembelajaran.

c. Hasil Observasi

Kegiatan observasi dilakukan secara kolaboratif antara peneliti dengan teman sejawat seperti yang sudah dijelaskan pada siklus I. Hasil observasi terdiri dari empat point, yaitu sebagai berikut:

1) Prestasi Belajar Siswa

Penilaian prestasi belajar siswa dilakukan dengan mengadakan tes formatif evaluasi pada akhir siklus. Hasil dapat dilihat melalui tabel 4.5 berikut ini:

Tabel 4.5 Prestasi Belajar Siswa Siklus II

NO. INDIKATOR KETERANGAN

1. Jumlah siswa keseluruhan 27

2. Jumlah siswa abstain 2

3. Jumlah seluruh nilai 2135

4. Jumlah siswa yang tuntas 22

5. Jumlah siswa yang tidak tuntas 3

6. Rata-rata nilai siklus II 85,4

7. Prosentase ketuntasan siklus II 88 %

*KKM = 66

*Persentase ketuntasan kelas = 85 %

(32)

jumlah siswa tuntas belajar sebanyak 22 siswa sedangkan tidak tuntas sebanyak 3 siswa. Persentase ketuntasan yang dicapai pada siklus II mencapai 88 % sehingga dapat diakatakan tuntas dilihat dari indikator keberhasilan ketuntasan klasikal adalah 85%.

2) Karakter Kerja Keras Siswa

Penilaian karakter kerja keras siswa menggunakan skala sikap yang berupa angket kerja keras. Angket ini terdiri dari lima indikator dengan sepuluh butir pernyataan. Hasil analisis karakter kerja keras pada siklus I yaitu, sebagai berikut:

Tabel 4.6 Karakter Kerja Keras Siswa Siklus II

NO. INDIKATOR KETERANGAN

1. Jumlah siswa keseluruhan 27

2. Jumlah siswa abstain 2

3. Jumlah total nilai 776

4. Jumlah siswa criteria kerja keras

tinggi 9

5. Jumlah siswa kriteria kerja keras

sangat tinggi 16

6. Rata-rata kerja keras siklus II 31,4

7. Kriteria kerja keras siklus II SANGAT TINGGI

Nilai sempurna = 40

Dengan Kriteria SANGAT TINGGI

(33)

3) Hasil Observasi Aktivitas Guru

Tabel 4.7 Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus II

NO ASPEK YANG DIAMATI P1 P2 R1 %

1 Kegiatan Awal

a. Mempersiapkan siswa untuk belajar : salam,

berdoa, presensi. 4 4 4 SB

a. Menunjukan penguasaan materi

pembelajaran saat menjelaskan materi 3 4 3.5 SB b. Memberikan tugas sesuai dengan materi

dengan memberikan LKS eksperimen 3 3 3 B c. Menjelaskan langkah-langkah tugas

eksperimen 3 3 3 B

d. Melakukan bimbingan ketika siswa

mengalami kesulitan dalam bereksperimen. 3 4 3.5 SB e. Memfasilitasi siswa dengan memberikan

pertanyaan pada saat bereksperimen 4 3 3.5 SB f. Menyuruh perwakilan kelompok untuk

membacakan hasil eksperimen 3 3 3 B g. Memberikan penghargaan kepada

kelompok dengan nilai paling tinggi. 4 4 4 SB h. Memberikan kesempatan siswa untuk

bertanya apabila masih ada yang belum dipahami

3 4 3.5 B

i. Mengajak siswa untuk menyimpulkan

materi pembelajaran 4 4 4 SB

3 Kegiatan Akhir

a. Memberikan soal latihan/evaluasi. 3 3 3 B b. Memberikan penguatan materi. 4 4 4 SB c. Melakukan penutup dengan mengucap

salam 4 4 4 SB

4 Hal-hal Lain yang Mendukung

a. Menggunakan waktu dan media secara

efektif dan efisien 2 3 2.5 B

b. Melaksanakan pengorganisasian kelas 4 4 4 SB c. Menggunakan media pembelajaran yang

sesuai. 4 4 4 SB

d. Menggunakan bahasa lisan yang baik dan

benar dalam pembelajaran. 3 3 3 B

JUMLAH 1750

JUMLAH SKOR MAKS 2000

RATA-RATA 87,5

KRITERIA SB

(34)

Keterangan:

P1 : Pertemuan 1 R II : Rata-rata S II

P2 : Pertemuan 2 SB : Sangat Baik

Tabel 4.7 di atas menunjukan bahwa aktivitas guru pada siklus II diperoleh rata-rata 3,5 dengan sangat baik. Pertemuan pertama ke pertemuan mengalami kenaikan. Pertemuan I jumlah total 68 dengan rata-rata 3,4 kriteria sangat baik sedangkan pertemuan II jumlah total 72 dengan rata-rata 3,6 kriteria sangat baik.

4) Hasil Observasi Aktivitas Siswa

Tabel 4.8 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus II

NO INDIKATOR

RESPON

SISWA JML RT

P1 P2

1. Mempersiapkan alat-alat yang akan

digunakan dalam pembelajaran 77 90 167 83.5

2. Memperhatikan penjelasan guru 78 80 158 79

3. Aktif melakukan kegiatan

bereksperimen 95 100 195 97.5

4. Aktif berdiskusi dan berpendapat

dalam kelompok 80 82 162 81

5. Aktif menampilkan hasil diskusi 62 66 128 64

6. Fokus pada tugas yang diberikan

guru 69 69 138 69

7. Mencatat hal-hal penting dalam

pemblejaran 99 100 199 99.5

8. Mengerjakan tugas tepat waktu 77 78 155 77.5

JUMLAH 637 665 1302 651

Jml Siswa Hadir 25 25 50

Jml maksimal indikator 800 800 1600 800

Hasil Nilai persentase Aktivitas Siswa pada Siklus II 1302:1600)X100%=81,37 % dengan kriteria "BAIK"

Keterangan:

(35)

Tabel 4.8 di atas menunjukan bahwa observasi aktivitas siswa pada pertemuan pertama diperoleh skor 637 dengan persentase 79,62% kriteria baik. Pada pertemuan kedua, diperoleh skor 665 dengan persentase 83,12% kriteria baik. Aktivitas siswa dilihat dari pertemuan dan pertemuan kedua, mengalami peningkatan 3,5%, sehingga Siklus II memperoleh hasil rata-rata nilai persentase 81,37% dengan kriteria baik. d. Hasil Refleksi

Berdasarkan pelaksanaan tindakan kelas siklus II diperoleh hasil bahwa kegiatan pembelajaran IPA melalui metode eksperimen dapat berjalan dengan lancar dan baik dibandingkan kegiatan pembelajaran pada siklus I. Proses pembelajaran IPA pada siklus II, terlihat bahwa hampir semua siswa terlibat aktif dalam segala kegiatan pembelajaran. Siswa nampak aktif dan senang dalam melakukan kegiatan pembelajaran. Proses pembelajaran dan hasil pembelajarnIPA pada siklus II, dapat direfleksikan sebagai berikut: 1) Proses Pembelajaran

a) Sebagian besar siswa sudah terlihat antusias sekali dalam mengajukan pertanyaan.

(36)

c) Kerja kelompok dalam bereksperimen sudah bisa berjalan dengan baik dengan berkurangnya intensitas bermain ketika kerja keompok.

d) Siswa sudah mulai terbiasa dengan metode pembelajaran ekspermen sehingga tidak canggung dalam melakukan kegiatan eksperimen.

e) Siswa sudah dapat melakukan kegiatan percobaan sendiri sesuai petunjuk yang ada dalam LKS begitu pula dalam mengambil kesimpulan.

f) Semua siswa aktif dalam mengerjakan tugas, tidak lagi didominasi oleh siswa-siswa tertentu.

g) Keaktifan siswa yang diperoleh pada siklus II juga meningkat yaitu denga pertemuan pertama perolehan persentase 81,37% kriteria baik. Pada pertemuan kedua, meningkat 3,5%, jadi prolehan persentase 83,12% dengan kriteria baik.

2) Hasil Belajar

Hasil pembelajaran yang dimaksud yaitu berupa nilai prestasi dan tingkat karakter kerja keras siswa, sebagai berikut: a) Hasil tes formatif pada siklus II yaitu: dari 25 siswa

(37)

tuntas dan 8 siswa tidak tuntas. Siklus II menunjukan peningkatan dari siklus maka berhasil.

b) Persentase ketuntasan yang diperoleh 88% sedangkan indikator keberhasilan ketuntasan sebesar 85% dengan Kriteria Ketuntasan Minimal ≥ 66. Siklus II dapat dikatan berhasil.

c) Karakter kerja keras sudah bagus, dengan perolehan jumlah skor 776 dari 25 siswa sehingga rata-rata sebesar 31,04 dengan kriteria sangat tinggi. Perolehan hasil pembelajaran karakter kerja keras ini yaitu dengan rincian 9 siswa kriteria tinggi dan 16 siswa dengan kriteria sangat tinggi. Siklus II memperoleh peningkatan dari siklus I sebesar 5,88, jadi siklus II ini berhasil.

Berdasarkan proses dan hasil pembelajaran yang sudah dijelaskan dia atas, maka dengan demikian pembelajaran dengan menggunakan metode eksperimen dikatakan berhasil dan penelitian dihentikan.

B. PEMBAHASAN

(38)

dasar yang masih berada pada taraf berpikir operasional konkret. Metode eksperimen dapat membantu siswa dalam pembuktian langsung dengan kegiatan eksperimen menggunakan alat peraga.Siswa dilibatkan secara aktif dalam pembelajaran sehingga pembelajaran menjadi lebih bermakna secara tidak langsung.Keaktifan siswa terlihat dari hasil tindakan, siswa tampak bersemangat dan antusias dalam mengikuti pembelajaran. Kegiatan bereksperimen dapat membantu anak menangkap konsep melalui benda-benda konkret dan berlatih menyelesaikan soal-soal tentang cahaya dan sifat-sifatnya. Banyak melakukan percobaan membuat siswa semakin ahli dalam menyelesaikan soal-soal. Kegiatan eksperimen yang dilakukan siswa dapat memperoleh hasil belajar yang dicapai akan tahan lama diingat siswa, sehingga pelajaran mempunyai nilai tinggi. Berinterkasi langsung daam bereksperimen dapat meletakkan dasar-dasar yang nyata untuk berpikir. Penggunaan alat percobaan dalam pembelajaran sangatlah menyenangkan, membuat siswa betah, dan tidak bosan sehingga pembelajaranpun menjadi efektif. Kegiatan eksperimen dalam pembelajaran juga dapat memperbesar minat dan perhatian siswa, sehingga juga dapat mempengaruhi hasil belajar siswa.

(39)

1. Prestasi Belajar Siswa

Peningkatan prestasi belajar siswa dapat diukur dengan menggunakan tes formatif pada akhir tiap siklus. Tes ini bersifat tes individu. Tujuan diadakan tes ini adalah untuk mengetahui adanya tingkat keberhasilan suatu tujuan pembelajaran dan sebagai pertimbangan pemberian materi pada tindakan berikutnya. Peningkatan prestasi belajar siswa dapat dilihat pada tabel 4.9 berikut ini:

Tabel 4.9 Perbandingan Prestasi Belajar Siswa Pada Siklus I dan Siklus II

NO PENCAPAIAN SIKLUS

I II

1 JUMLAH SISWA 25 25

2 NILAI TERENDAH 35 60

3 NILAI TERTINGGI 80 100

4 RATA-RATA NILAI 68 85,4

5 JUMLAH TIDAK

TUNTAS 8 3

6 JUMLAH TUNTAS 17 22

7 PROSENTASE TUNTAS 68 88

8 KRITERIA

KETUNTASAN TIDAK TUNTAS TUNTAS

(40)

Gambar 4.11 Histogram Perbandingan Prestasi Siswa Pada Siklus I dan Siklus II

Diagram 4.1 di atas menunjukan bahwa hasil tes siklus I memperoleh nilai terendah 35 sedangkan siklus II memperoleh nilai terendah 60. Nilai tertinggi pada siklus I yaitu 80 dan pada siklus II yaitu 100 dengan persentase ketuntasan yaitu 68%. Rata-rata nilai pada siklus I yaitu 68 sedangkan siklus II perolehan rata-rata 85,4. Pada siklus I ketidaktuntasan belajar yaitu sebesar 32% sedangkan siklus II yaitu 12% dengan ketuntasan belajar siklus I yaitu 68% sedangkan siklus II yaitu 88%.

2. Karakter Kerja Keras Siswa

Peningkatan karakter kerja keras siswa dapat diukur dengan menggunakan skala sikap yang berupa angket. Angket ini dilaksanakan pada tiap akhir siklus. Angket ini bersifat tes individu. Tujuan diadakan

(41)

tes ini adalah untuk mengetahui adanya tingkat kerja keras siswa. Peningkatan kerja keras siswa dapat dilihat pada tabel 4.2 berikut ini: Tabel 4.10 Perbandingan Karakter Kerja Siswa Pada Siklus I dan Siklus II

NO. INDIKATOR KETERANGAN

SIKLUS I SIKLUS II

1. Jumlah siswa keseluruhan 27 27

2. Jumlah siswa abstain 2 2

3. Jumlah total nilai 629 776

4. Jumlah siswa criteria kerja keras cukup 3 0

5. Jumlah siswa criteria kerja keras tinggi 20 9

6. Jumlah siswa criteria kerja keras sangat

tinggi 2 16

7. Rata-rata kerja keras 25,16 31,4

8. Kriteria kerja keras TINGGI SANGAT

TINGGI Nilai sempurna = 40

Dengan Kriteria SANGAT TINGGI

Gambar 4.12 Histogram Perbandingan Karakter Kerja Keras Siswa Pada Siklus I dan Siklus II

Gambar 4.2 menunjukan bahwa karakter kerja keras siswa pada siklus I kriteria cukup sebanyak 3 siswa sedangkan siklus II siswa dengan

(42)

kriteria cukup tidak ada, pada siklus I kriteria tinggi 20 siswa sedangkan pada siklus II kriteria tinggi sebanyak 9 siswa dan untuk kriteria sangat tinggi siklus I sebanyak 2 siswa sedangkan siklus II sebanyak 16 siswa. Hal ini menunjukan bahwa ada peningkatan kerja keras siswa dari siklus I ke siklus II.

Kerja keras dilihat lebih terperinci dengan masing-masing indikator, dapat dilihat pada tabel 4.11 di bawah ini:

Tabel 4.11 Perbandingan hasil kerja keras siswa tiap indikator pada siklus I dan siklus II

NO

(43)

Gambar 4.13 Histogram Perbandingan Indikator Karakter Kerja SiswaPada Siklus I dan Siklus II

(44)

sedangkan siklus II memperoleh jumlah nilai 166. Indikator kelima mencari informasi dari sumber-sumber di luar sekolah, pada siklus I memperoleh jumlah nilai 108 sedangkan siklus II memperoleh jumlah nilai 147. Total jumlah perolehan pada siklus I yaitu 629 sedangkan siklus II yaitu 776. Hal ini menunjukan bahwa karakter kerja keras ada peningkatan dari siklus I ke siklus II.

3. Hasil Observasi Aktivitas Guru

Hasil observasi aktivitas guru selama proses pembelajaran dari siklus I ke siklus II mengalami peningkatan. Hal ini menunjukkan bahwa guru selalu berupaya dan meningkatkan kinerja untuk mencapai perubahan demi keberhasilan siswa. Hasil perolehan skor rata-rata aktivitas guru melalui penerapan Metode Pemebelajaran Eksperimen disajikan dalam tabel 4.12 dan gambar 4.4 sebagai berikut:

Tabel 4.12 Perbandingan Observasi Aktivitas Guru Pada Siklus I dan Siklus II

No Siklus Nilai Rata-Rata Kriteria

1. I 67,5 % Cukup

(45)

Berdasarkan gambar 4.4, menunjukkan bahwa aktivitas guru dalam pengelolaan pembelajaran melalui Metode Eksperiemen dari siklus I ke siklus II mengalami peningkatan. Pada siklus I aktivitas guru berada pada kriteria cukup, sedangkan aktivitas guru siklus II berada pada kriteria sangat baik. Dapat diketahui pula bahwa terdapat peningkatan nilai rata-rata setiap kegiatan pada hasil observasi aktivitas guru yang dapat dilihat dari tabel 4.13 dan gambar 4.5 berikut ini:

Tabel 4.13 Peningkatan Nilai Rata-Rata Kegiatan Hasil Observasi Guru Melalui Penerapan Metode Eksperimen

No Indikator Siklus

(46)

4. Hasil Observasi Aktivitas Siswa

Hasil observasi aktivitas siswa selama proses pembelajaran mengalami peningkatan dari awal tindakan dilaksanakan yaitu pada pertemuan pertama siklus I hingga pertemuan terakhir pada siklus II. Hasil perolehan skor rata-rata aktivitas siswa setelah pelaksanaan tindakan disajikan dalam tabel 4.14 dan gambar 4.6 sebagai berikut: Tabel 4.14 Perbandingan Observasi Aktivitas Siswa Pada Siklus I dan Siklus II

No Siklus Nilai Rata-Rata Kriteria

1. I 73,49 Kurang

2. II 81,375 Baik

Gambar 4.16 Grafik Perbandingan Observasi Aktivitas Siswa Pada Siklus I dan Siklus II

Berdasarkan gambar 4.6 menunjukkan bahwa aktivitas siswa melalui penerapam Metode Eksperimen dari siklus I ke siklus II mengalami peningkatan. Pada siklus I aktivitas siswa berada pada kriteriabaik dan pada siklus II aktivitas siswaberada pada kriteria baik. Dapat diketahui pula bahwa terdapat peningkatan setiap indikator pada

(47)

hasil observasi siswa yang dapat dilihat dari tabel 4.15 dan gambar 4.7 berikut ini:

Tabel 4.15 Peningkatan Hasil Observasi Aktivitas Siswa Tiap

Indikator

No Indikator

Siklus

I II

1. Mempersiapkan alat-alat yang akan

digunakan dalam pembelajaran 89 83.5

2.

Memperhatikan penjelasan guru 69.5 79

3. Aktif melakukan kegiatan bereksperimen 83 97.5

4. Aktif berdiskusi dan berpendapat dalam

kelompok 72.5 81

5. Aktif menampilkan hasil diskusi 59 64

6.

Fokus pada tugas yang diberikan guru 66 69

7. Mencatat hal-hal penting dalam pemblejaran 93 99.5

8. Mengerjakan tugas tepat waktu 79.5 77.5

Gambar 4.17 Grafik Perbandingan Observasi Aktivitas Siswa Pada Siklus I dan Siklus II

(48)

Keterangan :

I.1. Mempersiapkan alat-alat yang akan digunakan dalam pembelajaran I.2. Memperhatikan penjelasan guru

I.3. Aktif melakukan kegiatan bereksperimen

I.4. Aktif berdiskusi dan berpendapat dalam kelompok I.5. Aktif menampilkan hasil diskusi

I.6. Fokus pada tugas yang diberikan guru I.7. Mengerjakan tugas tepat waktu

I.8. Mencatat hal-hal penting dalam pembelajaran

Gambar

Gambar 4.2: Guru mendemonstrasikan media
Gambar 4.3 Perwakilan kelompok 1 dan 6 maju membacakan hasil eksperimen
Tabel 4.1 Prestasi Belajar Siswa Siklus I
Tabel 4.2 Karakter Kerja Keras Siswa Siklus I
+7

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Dengan menggunakan akses internet melalui Ponsel maka informasi akan didapatkan dimana saja tidak mengenal waktu dan tempat dan tentunya informasi akan sampai dengan cepat. Untuk

Masalah yang timbul seperti tidak memilikinya database yang ditujukan untuk kerapihan data, penginputan data yang masih menggunakan manual sehingga pencatatan akan lebih lama.

Kesalahan Leksiko-Semantik Dina Karangan Narasi Siswa Kelas VII- C SMP Laboraturium Percontohan UPI Taun Ajaran 2013-2014.. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |

Penelitian lanjutan tersebut juga bermanfaat untuk mengetahui apakah pola ketergantungan untuk semua larutan asam berbentuk sama dengan pola ketergantungan pada larutan

Aliran bit dan rekonstruksi sinyal ucapan menghasilkan sinyal rekonstruksi yang paling buruk pada kondisi kanal AWGN dengan SNR = 10 dB (plot hasil rekonstruksi

Healing: Healing is a special t echnique of Wat er - bending which involves healing wounds by r edir ect - ing ener gy pat hs (or chi) t hr oughout t he body, by using wat er as

Indikator asam basa merupakan suatu asam atau basa organik lemah yang mempunyai warna yang berbeda pada keadaan terdisosiasi maupun tidak.Karena digunakan dalam