• Tidak ada hasil yang ditemukan

MENGULIK KARAKTERISTIK SEORANG EKSEKUTIF DARI TELADAN HUDZAIFAH IBNUL YAMAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "MENGULIK KARAKTERISTIK SEORANG EKSEKUTIF DARI TELADAN HUDZAIFAH IBNUL YAMAN"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

1 MENGULIK KARAKTERISTIK SEORANG EKSEKUTIF DARI TELADAN

HUDZAIFAH IBNUL YAMAN Oleh : Hidayatul Sakinah

Santri YKM FEUI 2016/2018

Seorang eksekutif, berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia, merupakan pejabat tingkat tinggi yang bertanggung jawab kepada direktur utama atau pemimpin tertinggi dalam perusahaan atau organisasi. Sebagai pemimpin utama sebuah organisasi yang memiliki tujuan yang ingin dicapai, seorang eksekutif hendaklah memiliki beberapa karakteristik agar dapat menjalankan roda organisasi yang dipimpinnya dengan baik dari segala aspek.

Hudzaifah Ibnul Yaman, seorang sahabat dekat Rasulullah SAW, merupakan anak dari Husail bin Jabir Al ‘Absi Al Yamani yang berasal dari Makkah. Beliau terlahir dari keluarga yang memeluk Islam dari rombongan pertama. Beliau senantiasa menemani Rasulullah SAW saat hijrah ke Madinah dan mendampingi Rasulullah SAW layaknya seorang kekasih. Karena itulah, Hudzaifah ibnul Yaman banyak belajar dari Rasulullah SAW dan memiliki kepribadian yang dapat dijadikan teladan. Meskipun bukan merupakan seorang eksekutif yang menjalankan sebuah bisnis pada masanya, beberapa karakteristik dari Hudzaifah Ibnul Yaman dapat dijadikan contoh positif bagi seorang eksekutif dalam menjalankan tugasnya.

Hudzaifah adalah seorang yang amanah dalam memegang rahasia

Hudzaifah Ibnul Yaman diberi gelar Shahibbu Sirri Rasulullah atau pemegang rahasia Rasulullah. Hal ini karena beliau diberikan amanah oleh Rasulullah SAW berupa daftar nama orang munafik kala itu yang senantiasa memunculkan tipu daya dan isu-isu bohong terhadap Rasulullah SAW. Rasulullah SAW meminta Hudzaifah Ibnul Yaman untuk menjaga daftar nama tersebut dengan baik dan tidak memberitahukan kepada siapa pun. Hudzaifah Ibnul Yaman menjadi sahabat yang dapat dipercaya dan tidak mengumbar satu pun nama orang-orang munafik hingga akhir hayatnya bahkan kepada Umar bin Khattab RA. Umar bin Khattab RA yang penasaran menanyakan kepada Hudzaifah Ibnul Yaman perihal dirinya apakah termasuk ke dalam

(2)

2 golongan orang yang munafik. Umar bin Khattab berkata, “Aku bersumpah dengan nama Allah, mohon engkau jawab, apakah aku termasuk orang munafik?” Hudzaifah Ibnul Yaman menjawab, “Tidak, tapi aku tidak bisa menjamin seorang pun selainmu.” Hal itu beliau katakan agar beliau tidak menyebarkan rahasia yang telah diamanahkan Rasulullah SAW kepadanya.

Karena hal tersebut, setiap kali ada kaum muslimin yang wafat, Umar bin Khattab RA selalu menanyakan apakah Hudzaifah Ibnul Yaman turut menyolatkannya. Hal ini untuk mengetahui bahwa yang wafat merupakan golongan orang munafik atau bukan. Jika Hudzaifah Ibnul Yaman ikut menyolatkan, Umar bin Khattab RA pun turut menyolatkan, sebaliknya apabila Hudzaifah Ibnul Yaman tidak ikut menyolatkan, Umar bin Khattab RA juga tidak turut serta menyolatkan karena beliau berasumsi bahwa hal tersebut menandakan yang wafat termasuk ke dalam daftar nama orang munafik yang diamanahkan Rasulullah SAW kepada Hudzaifah Ibnul Yaman.

Demikianlah begitu teguhnya Hudzaifah Ibnul Yaman dalam menjaga amanah dari Rasulullah SAW mengenai database orang-orang munafik saat itu.

Menjaga rahasia merupakan sebuah amanah. Penting bagi seorang eksekutif untuk memiliki sifat dapat dipercaya dalam menjaga rahasia. Hal ini selain untuk menghidarkan orang lain dari tindakan merugikan juga untuk melindungi diri sendiri dari hal-hal yang tidak bermanfaat. Rahasia perusahaan yang tidak perlu untuk diumbar-umbar ke publik hendaknya dapat djaga oleh eksekutif hanya pada pihak-pihak yang berkepentingan saja. Jangan sampai nantinya rahasia yang tersebar kemudian dapat merugikan orang lain dan organisasi sendiri. Contohnya, adanya insider trading dalam jual beli saham yang kemudian dapat menjatuhkan harga saham perusahaan bersangkutan juga IHSG secara umum dengan signifikan.

Namun hal yang mesti diingat bahwa sikap eksekutif yang dapat menjaga rahasia tidak boleh sampai membuat kurangnya transparansi perusahaan terhadap stakeholdernya. Perlu diberi batasan hal-hal apa saja yang harus diberitahukan kepada umum dan apa saja yang mesti dijaga hanya sebatas internal perusahaan saja.

(3)

3 Hudzaifah adalah seseorang yang pemberani dan dapat dipercaya

Saat perang Khandaq, Hudzaifah Ibnul Yaman diberi amanah yang cukup berat oleh Rasulullah SAW untuk menuju jantung pertahanan musuh di kegelapan malam. "Ada beberapa peristiwa yang dialami musuh. Pergilah engkau ke sana dengan sembunyi-sembunyi untuk mendapatkan data-data yang pasti. Dan laporkan kepadaku segera!" perintah Rasulullah SAW.

Hudzaifah Ibnul Yaman pun bangun dan berangkat dengan takutan dan menahan dingin yang sangat menusuk. Namun beliau merasa tidak dapat menolak perintah Rasulullah SAW. Saat Hudzaifah Ibnul Yaman berjalan beberapa langkah, ia mendengar Rasulullah SAW berdoa, "Ya Allah, lindungilah dia, dari depan, dari belakang, kanan, kiri, atas, dan dari bawah." Ketakutan dan kedinginan yang dirasakan Hudzaifah Ibnul Yaman pun hilang seketika. Beliau langsung merasa segar dan perkasa untuk melanjutkan perjalanan menuju pasukan kaum Musyrik.

Tatkala Hudzaifah Ibnul Yaman memalingkan diri dari Rasulullah SAW, beliau memanggilnya dan berkata, "Hai Hudzaifah, sekali-kali jangan melakukan tindakan yang mencurigakan mereka sampai tugasmu selesai, dan kembali kepadaku!"

"Saya siap, ya Rasulullah," jawab Hudzaifah Ibnul Yaman.

Hudzaifah Ibnul Yaman pun pergi dengan sembunyi-sembunyi dan hati-hati sekali, dalam kegelapan malam yang hitam kelam. Ia berhasil menyusup ke jantung pertahanan musuh dengan berlagak seolah-olah anggota pasukan mereka. Belum lama berada di tengah-tengah mereka, tiba-tiba terdengar Abu Sufyan memberi komando.

"Hai, pasukan Quraisy, dengarkan aku berbicara kepada kamu sekalian. Aku sangat khawatir, hendaknya pembicaraanku ini jangan sampai terdengar oleh Muhammad. Karena itu, telitilah lebih dahulu setiap orang yang berada di samping kalian masing-masing!"

Mendengar ucapan Abu Sufyan, Hudzaifah Ibnul Yaman yang berpikir cepat dengan segera memegang tangan orang yang di sampingnya seraya bertanya, "Siapa kamu?" Hal ini untuk mengurangi kecurigakan apabila orang di sebelahnya menanyakan identitasnya terlebih dahulu.

Jawabnya, "Aku si Fulan, anak si Fulan."

Sesudah dirasanya aman, Abu Sufyan melanjutkan bicaranya, "Hai, pasukan Quraisy. Demi Tuhan, sesungguhnya kita tidak dapat bertahan di sini lebih lama lagi. Hewan-hewan

(4)

4 kendaraan kita telah banyak yang mati. Bani Quraizhah berkhianat meninggalkan kita. Angin topan menyerang kita dengan ganas seperti kalian rasakan. Karena itu, berangkatlah kalian sekarang dan tinggalkan tempat ini. Sesungguhnya aku sendiri akan berangkat."

Selesai berkata demikian, Abu Sufyan kemudian mendekati untanya, melepaskan tali penambat, lalu dinaiki dan dipukulnya. Unta itu bangun dan Abu Sufyan langsung berangkat. Seandainya Rasulullah SAW tidak melarang Hudzaifah Ibnul Yaman melakukan suatu tindakan di luar perintah sebelum datang melapor kepada beliau, tentu saja Hudzaifah Ibnul Yaman akan membunuh Abu Sufyan dengan pedang beliau.

Dari kisah di atas dapat kita lihat bahwa Hudzaifah Ibnul Yaman merupakan sesorang yang pemberani, yang tidak dapat menolak kepercayaan dari Rasulullah SAW, serta seseorang yang amanah pula akan perintah Rasulullah SAW untuk tidak melakukan apapun di luar perintahnya. Kepribadian yang sama baik untuk diterapkan oleh seorang eksekutif. Seorang eksekutif hendaknya juga menjadi seseorang yang pemberani, yang berani mengambil risiko untuk kemajuan organisasi yang dipimpinnya. Seorang eksekutif yang tidak berani mengambil risiko memiliki peluang pertumbuhan organisasi yang lebih lambat dibandingkan yang pemberani. Sehingga berani mengambil risiko adalah kepribadian yang baik dimiliki oleh seorang eksekutif. Namun perlu diperhatikan pula bahwa pengambilan keputusan yang memiliki risiko tinggi hendaklah berasal dari pemikiran yang matang, pertimbangan yang baik, bukan hanya untuk keuntungan yang sesaat bagi perusahaan. Harus dilakukan pertimbangan cost and benefit terlebih dahulu untuk melihat aspek bahwa aspek benefit lebih dominan daripada costnya.

Hudzaifah adalah seseorang yang cerdas dan dapat meloloskan dirinya dari keadaan sulit

Terdapat salah satu keunikan dari diri Hudzaifah Ibnul Yaman. Ketika yang lain bertanya kepada Rasulullah SAW tentang kebaikan, Hudzaifah Ibnul Yaman justru seringkali datang kepada Rasulullah SAW untuk bertanya tentang keburukan. Hal ini menurutnya, agar ia dapat menjauhkan diri dari hal-hal buruk.

Suatu hari Hudzaifah Ibnul Yaman bertanya kepada Rasulullah SAW, “Wahai Rasulullah, sesungguhnya kita dulu berada dalam kejahiliahan dan kejahatan, lalu Allah mendatangkan kepada kita kebaikan ini (Islam), apakah setelah kebaikan ini akan ada keburukan?”

(5)

5 Rasulullah SAW menjawab, “Ya.”

“Lalu apakah setelah keburukan itu akan datang lagi kebaikan?” tanya Hudzaifah Ibnul Yaman kembali.

“Ya, dan di dalamnya ada kerusakan yang tersembunyi.”

“Apa kerusakan yang tersembunyi itu wahai Rasulullah?”

“Orang-orang yang menunjuki tanpa petunjuk yang benar, ada hal yang engkau terima dari mereka dan ada pula yang engkau ingkari.”

“Apakah setelah kebaikan itu ada lagi keburukan?”

“Ya orang-orang yang berdakwah di pintu-pintu Jahannam, siapa yang menyambut seruan mereka akan mereka lemparkan ke dalamnya.”

“Ya Rasulullah, terangkanlah mereka kepada kami.”

“Mereka juga dari bangsa kita dan berbicara memakai bahasa kita.”

“Apa yang engkau wasiatkan kepadaku andaikan aku mendapat masa itu?”

“Berpegang teguh dengan jamaah muslimin dan pemimpin mereka.”

“Andaikan mereka tidak punya jamaah dan pemimpin?”

“Jauhi semua kelompok itu walaupun untuk itu engkau akan berpegangan pada akar pohon sampai kematian menjemput dan engkau tetap dalam keadaan demikian.”

Oleh karena itu, Hudzaifah Ibnul Yaman menjalani kehidupan dengan sangat menyadari dan peka terhadap berbagai fitnah dan celah-celah keburukan sehingga ia bisa menghindarinya dan juga memperingatkan manusia agar tidak terjebak ke dalamnya. Ia pernah berkata, “Demi Allah, sesungguhnya aku adalah orang yang paling tahu tentang seluruh fitnah yang akan terjadi saat ini sampai hari Kiamat nanti.”

Menjadi seseorang yang selalu berhati-hati terhadap celah-celah buruk dapat diteladani pula oleh seorang eksekutif. Seorang eksekutif harus mampu melakukan assessment atas risiko-risiko yang dapat terjadi pada organisasi yang dipimpinnya dari segala aspek. Hal ini agar seorang eksekutif dapat mempersiapkan tindakan preventif sebelum risiko yang diperkirakan terjadi.

(6)

6 Dengan demikian, eksekutif dapat memiliki perencanaan lebih matang dalam melakukan aktivitas organisasinya di masa yang akan datang.

Hudzaifah adalah orang yang sederhana

Diriwayatkan bahwa di tahun 36 Hijriah, pada masa kekhalifahan Ali bin Abi Thalib, Hudzaifah Ibnul Yaman terkena sakit keras. Saat didatangi orang-orang yang menjenguk, beliau bertanya, “Apakah kalian membawa kain kafan?” Salah satu dari mereka berkata, “Ada,”

“Coba kulihat!!” Kata Hudzaifah Ibnul Yaman.

Mereka menunjukkannya, suatu kain kafan baru, dari bahan yang agak mewah.Hudzaifah Ibnul Yaman berkata, "Tidak perlu kafan yang mahal. Jika diriku baik dalam penilaian Allah, Dia akan menggantinya untukku dengan kafan yang lebih baik. Dan jika aku tidak baik dalam pandangan Allah, Dia akan menanggalkan kafan itu dari tubuhku."

Sesudah itu beliau berdoa kepada Allah, "Ya Allah, sesungguhnya Engkau tahu, aku lebih suka fakir daripada kaya, aku lebih suka sederhana daripada mewah, aku lebih suka mati daripada hidup." Sesudah berdoa demikian, ruh beliau pun pergi menghadap Ilahi.

Demikianlah kesederhanaan Hudzaifah Ibnul Yaman bahkan di saat–saat terakhir masa hidupnya. Kesederhanaan ini hendaknya juga menjadi karakteristik seorang eksekutif. Seringkali kita melihat, banyak yang sering menghambur-hamburkan uang dan memanfaatkannya untuk hal-hal yang mubazir. Akan lebih baik apabila kesenangan duniawi tersebut dibagi dengan orang yang kurang mampu dari segi finansial melalui instrument zakat, infaq, shadaqah, dan waqaf sehingga tercapai kemaslahatan bersama.

Hudzaifah merupakan tokoh pembebas kaum Muslimin dari kekuasaan Persia

Tidak banyak yang tahu bahwa Hudzaifah Ibnul Yaman merupakan tokoh penting dalam pembebasan daerah Nahawand, Dainawar, Hamadzan, dan Rai dari tangan Persia. Hal ini mengindikasikan bahwa Hudzaifah Ibnu Yaman merupaka orang yang strategis dalam merencanakan aksi-aksi pembebasan kaum muslimin dan berhasil mencapai tujuannya. Sikap ini

(7)

7 penting untuk dimiliki seorang eksekutif bahwa sejatinya seorang pemimpin harus strategis dan pandai menyusun langkah-langkah dalam mencapai tujuan yang ingin diraih. Layaknya dalam merencanakan jalannya sebuah organisasi perlu dibuat misi-misi yang membantu terwujudnya visi perusahaan. Perlu diperhatikan pula bahwa visi dan misi yang disusun merupakan hasil kesepakatan bersama sehingga semua pihak sepakat dalam mewujudkan tujuan perusahaan. Juga visi dan misi yang dibuat menurut Dessler, dalam bukunya Human Resource Management

haruslah SMART. S berarti specific, visi dan misi haruslah spesifik dan dengan jelas menyatakan hasil yang ingin dicapai. M berarti measurable, menjawab pertanyaan akan “berapa banyak”. A berarti attainable, visi dan misi hendaklah dapat dicapai, tidak terlalu sulilt juga tidak terlalu gampang. R berarti relevant, visi dan misi harus relevan dengan apa yang ingin diraih. Dan T berarti timely, visi dan misi hendaknya juga menggambarkan tenggat waktu tercapainya tujuan organisasi yang diinginkan. Dengan demikian diharapkan tujuan yang diharapkan seorang eksekutif atas organisasi yang dipimpinnya dapat tercapai.

Hudzaifah adalah seseorang yang menepati janji

Dalam hadits riwayat Muslim no. 1787, dijelaskan bahwa Hudzaifah Ibnul Yaman menceritakan, “Tiadalah yang menghalangiku dan ayahku untuk ikut serta dalam Perang Badar kecuali karena tatkala itu aku dan ayahku sedang keluar untuk suatu kebutuhan, namun tatkala hendak kembali, kami dihadang oleh orang-orang kuffar Quraisy. Mereka mengatakan, ‘Kalian pasti ingin pergi kepada Muhammad dan membantunya memerangi kami?’ Lalu kami menjawab, ‘Kami tidak ingin pergi kepada Muhammad, tetapi kami hanya ingin pulang ke Madinah.’Lalu kami membuat perjanjian atas nama Allah SWT bahwa kami tidak bermaksud untuk berperang. Setelah kami sampai di Madinah, ternyata Rasulullah SAW sedang menyiapkan pasukan menuju Badar. Maka kami datang kepada Rasulullah SAW dan menyampaikan kejadian yang baru terjadi. Maka Rasulullah SAW bersabda, ‘Hendaklah kalian menepati janji kalian dan kami memohon pertolongan kepada Allah SWT semoga kami dapat mengalahkan mereka”. Dengan demikian Hudzaifah Ibnul Yaman dan ayahnya tidak turut serta dalam perang Badar.

Begitulah Hudzaifah Ibnul Yaman sangat teguh dalam menempati janjinya hingga beliau dan ayahnya tidak dapat berkontribusi dalam perang Badar. Seorang eksekutif juga harus memiliki kepribadian seperti ini. Misalnya dalam hal perekrutan karyawan baru, seorang eksekutif harus

(8)

8 memastikan bahwa bagian perekrutan tidak melebih-lebihnkan dalam menyampaikan insentif-insentif yang akan diterima karyawan baru. Baik buruknya harus disampaikan sesuai dengan kondisi yang sebenarnya, agar mengurangi reality shock apabila karyawan menyadari bahwa kenyataan yang mereka terima tidak sesuai dengan apa yang mereka harapkan.

Demikianlah sebagian kecil dari kepribadian baik diri Hudzaifah Ibnul Yaman yang dapat diteladani oleh seorang eksekutif dalam keseharian mereka menjalankan aktivitas organisasi. Dengan berbagai karakteristik baik tersebut mulai dari amanah dalam menjaga rahasia; pemberani dan dapat dipercaya; cerdas dan dapat meoloskan diri dari keadaan sulit; sederhana; strategis dan berhasil mencapai tujuannya; hingga menepati janji baik untuk diterapkan oleh seorang eksekutif agar menjadi seorang pemimpin yang baik dan dapat mencapai tujuan organisasinya secara optimal.

Referensi

 Dessler, Gary. 2013. Human Resource Management. New Jersey : Pearson.  http://kbbi.web.id/eksekutif, diakses : 1 Januari 2017.

 https://kisahmuslim.com/2718-hudzaifah-bin-yaman.html, diakses : 1 Januari 2017.  McShane, Steven. 2008. Organizational Behaviour. New York : McGraw-Hill.  http://nabimuhammad.info/hudzaifah-bin-al-yaman/, diakses : 1 Januari 2017.

 http://www.republika.co.id/berita/dunia-islam/khazanah/11/07/29/lp3ev9-kisah-sahabat-nabi-hudzaifah-ibnul-yaman-pemegang-rahasia-rasulullah, diakses : 1 Januari 2017.

Referensi

Dokumen terkait

Hasil kajian terhadap data anak Indonesia sehat dan berasal dari keluarga ekonomi menengah ke atas dengan keterbatasannya (non exlusively breastfed),

• Program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) • Kondisi UMKM pada Masa Pandemi Covid-19.. • Upaya Meningkatkan Kinerja UMKM pada Masa Kebiasaan

Berfungsi untuk memanaskan larutan campuran, antara abu sekam padi dengan larutan NaOH menggunakan steam hingga dihasilkan larutan sesuai dengan suhu larutan yang

Sesuai pencarian data akan muncul pada form penilaian karyawan, semua aktifitas yang sudah diinput pada master aktifitas berdasarkan divisi dan dicari pada penilaian karyawan akan

Lokasi Kegiatan : Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Keluarga Berenca.

3.2 Mencatat penggunaan alat dan bahan dalam kartu stok 4.1 Menginventarisasi barang-barang laboratorium 4.2 Menginventarisasi alat dan bahan laboratorium 5.1 Memasang Jadwal

Penelitian ini bertujuan untuk merancang bangun sebuah aplikasi perhitungan honorarium pada STIKOM Dinamika Bangsa Jambi, sehingga akan diperoleh laporan sesuai dengan

Ini dikenal dengan laju filtrasi glomerulus (GFR = Glomerular Filtration Rate). Gerakan masuk ke kapsula bowmans disebut filtrat. Tekanan filtrasi berasal dari perbedaan tekanan