• Tidak ada hasil yang ditemukan

6 PEMBAHASAN 6.1 SIMKA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "6 PEMBAHASAN 6.1 SIMKA"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

6 PEMBAHASAN

6.1 SIMKA sebagai Sistem Informasi Manajemen Pelabuhan Perikanan Sistem informasi manajemen agribisnis perikanan tangkap PPN Kejawanan (SIMKA) merupakan sebuah sistem informasi manajemen berbasis komputer

(software). Pengertian sistem informasi manajemen (SIM) menurut Jogiyanto

(2005) merupakan penerapan sistem informasi dalam organisasi untuk mendukung informasi-informasi yang dibutuhkan oleh semua tingkatan manajemen. Sistem informasi sendiri menurut Sutono (2007) dapat didefinisikan sebagai satu sistem berbasis komputer yang menyediakan informasi bagi beberapa pemakai dengan kebutuhan yang serupa. Lebih lanjut dikatakan bahwa sistem informasi tersebut memuat berbagai informasi penting mengenai orang, tempat, dan segala sesuatu yang ada di dalam atau di lingkungan sekitar organisasi.

Pengertian sistem informasi pelabuhan perikanan secara khusus menurut KKP (2012) adalah sistem informasi yang meliputi pengumpulan, pengelolaan, penganalisaan, penyimpanan, penyajian, serta penyebaran data dan informasi pelabuhan perikanan. Data dan informasi pelabuhan tersebut digunakan untuk mendukung operasional pelabuhan perikanan, meningkatkan pelayanan informasi kepada masyarakat, dan mendukung perumusan kebijakan di bidang pelabuhan perikanan. Selanjutnya juga disebutkan bahwa data dan informasi tersebut berisi fasilitas pelabuhan perikanan serta data operasional harian, bulanan, dan tahunan pelabuhan perikanan, yang berisi frekuensi kunjungan kapal, produksi ikan, harga ikan, alat penangkapan ikan, logistik, pemasaran, dan tenaga kerja yang berbentuk data harian. Setiap sistem informasi pelabuhan perikanan tersebut juga harus saling terintegrasi.

Berdasarkan pengertian-pengertian tersebut, SIMKA telah memenuhi syarat sebagai suatu sistem informasi manajemen pelabuhan perikanan karena SIMKA menyediakan informasi bagi beberapa jenis pengguna di PPN Kejawanan dengan kebutuhan-kebutuhan yang terkait dengan agribisnis perikanan tangkap PPN Kejawanan. Informasi-informasi tersebut meliputi orang (pengguna, pegawai, dan anggota KUD Mina Karya Bahari), tempat (fasilitas-fasilitas PPN Kejawanan), dan segala sesuatu yang ada di dalam lingkungan PPN Kejawanan yang terkait

(2)

dengan agribisnis perikanan tangkap. Di dalam SIMKA juga terdapat data operasional harian, bulanan, dan tahunan pelabuhan perikanan, yang berisi kunjungan kapal, produksi dan harga ikan, alat penangkapan ikan, logistik, dan pemasaran yang berbentuk data harian. SIMKA diterapkan untuk mendukung informasi-informasi tersebut yang dibutuhkan oleh semua tingkatan manajemen sehingga dapat digunakan dalam proses pengambilan keputusan. Dalam hal ini tingkatan manajemen yang dimaksud adalah manajerial di PPN Kejawanan mulai dari kepala pelabuhan, pegawai pelabuhan, anggota KUD Mina Karya Bahari, sampai dengan nelayan.

SIMKA juga telah mampu memenuhi setidaknya 5 dari 6 komponen yang terdapat pada suatu sistem informasi pelabuhan perikanan menurut KKP (2012), yaitu pengumpulan, pengelolaan, penganalisaan (melalui analisis usaha perikanan), penyimpanan, serta penyajian data dan informasi pelabuhan perikanan. Komponen yang tidak tersedia pada SIMKA adalah penyebaran data dan informasi karena SIMKA merupakan software yang bersifat offline. Kegiatan update data dan informasi pada SIMKA hanya terbatas untuk kalangan PPN Kejawanan saja sehingga informasi tersebut tidak dapat diketahui oleh pihak luar, kecuali jika data dan informasi tersebut di-updateulang melalui situs PIPP. Untuk ke depannya, perlu dibuat pengembangan dari software ini sehingga selain dapat diakses secara offline, software tersebut juga dapat diakses secara online

(berbentuk web-based). Dengan demikian, update data dan informasi pada SIMKA dapat dilihat melalui websecara otomatis tanpa harus melakukan update

ulang.

6.2 Kelebihan SIMKA DibandingkanSoftwareSejenis

Penelitian mengenai sistem informasi manajemen agribisnis perikanan tangkap di pelabuhan perikanan sebelumnya juga telah dilakukan oleh beberapa peneliti seperti Pradipta (2010) dengan judul penelitian “Sistem Informasi Manajemen Agribisnis Perikanan Tangkap PPI Blanakan” dan Rosadi (2010) dengan judul penelitian “Sistem Informasi Manajemen Agribisnis Perikanan PPN Palabuhanratu”. Secara garis besar, SIMKA dan software sistem informasi manajemen yang dihasilkan dari penelitian-penelitian tersebut memiliki konsep

(3)

dan isi yang serupa. Perbedaannya adalah SIMKA memiliki beberapa fitur yang tidak dimiliki olehsoftware-softwaretersebut. Fitur-fitur tersebut antara lain: 6.2.1 Menu analisis usaha perikanan yang lebih lengkap

Salah satu penelitian mengenai sistem informasi manajemen tentang pelabuhan perikanan yang memiliki menu analisis usaha perikanan telah dilakukan oleh Pradipta (2010) yang bertempat di PPI Blanakan, Kabupaten Subang. Software sistem informasi manajemen yang dihasilkan dari penelitian tersebut dinamakan SMART PPI Blanakan. Gambar 55 berikut menunjukkan perbandingan tampilan SMART PPI Blanakan dan SIMKA. Terlihat bahwa menu analisis usaha sebelumnya juga telah terdapat pada SMART PPI Blanakan dalam tampilan yang lebih sederhana.

(a)

(b)

Gambar 55 Perbandingan tampilan menu analisis usaha perikanan pada: (a) SMART PPI Blanakan dengan (b) SIMKA

(4)

Perbandingan analisis usaha perikanan pada SMART PPI Blanakan dengan SIMKA adalah sebagai berikut:

 Pada SMART PPI Blanakan, menu analisis usaha perikanan hanya menampilkan sejumlah text box yang harus diisi oleh pengguna untuk mendapatkan nilai pendapatan usaha, payback period (PP), revenue cost ratio (R/C ratio), dan return on investment (ROI). Pada SIMKA, analisis usaha perikanan ditampilkan dalam beberapa tahap yang memuat tabel-tabel

input dan tabel-tabel output. Pada bagian output, pengguna dapat

memperoleh hasil analisis usaha yang lebih lengkap. Selain nilai pendapatan usaha, payback period (PP), revenue cost ratio (R/C ratio), dan return on

investment (ROI), pengguna juga memperoleh hasil analisis kriteria

investasi dalam bentuk tabel cash flow seperti net benefit (keuntungan bersih), PV (present value) benefit, NPV (net present value) benefit, Net

B/C (net benefit cost ratio), dan IRR (internal rate of return).

 Hasil analisis usaha perikanan yang didapat pada SMART PPI Blanakan hanya efektif untuk jangka waktu satu bulan, bukan dalam satu periode usaha. Hal ini disebabkan oleh input penerimaan yang dimasukkan merupakan perkiraan penerimaan yang didapat setiap bulannya (Pradipta 2010). Selain itu pengguna harus menghitung sendiri total pendapatan yang diperoleh. Berbeda dengan SMART PPI Blanakan, SIMKA dapat digunakan untuk melakukan analisis usaha perikanan dalam satu periode usaha (umumnya beberapa tahun). Total pendapatan yang diperoleh merupakan total pendapatan dalam satu tahun yang dihitung secara otomatis oleh SIMKA berdasarkan input harga ikan dan produksi ikan (baik dalam musim ikan maupun paceklik).

 Menu analisis usaha perikanan pada SIMKA menyediakan inputpersentase bagi hasil antara nelayan buruh, nakhoda, dan pemilik, sedangkan pada SMART PPI Blanakan, input tersebut tidak ditemukan. Hal ini menyebabkan analisis usaha pada SMART PPI Blanakan lebih cocok diterapkan untuk pelaku usaha yang tidak menerapkan sistem bagi hasil, sedangkan SIMKA dapat diterapkan baik untuk pelaku usaha yang menerapkan sistem bagi hasil maupun tidak.

(5)

 Umur teknis untuk masing-masing komponen biaya investasi telah diasumsikan sebelumnya pada analisis usaha perikanan SMART PPI Blanakan, dimana umur teknis untuk kapal adalah 10 tahun, alat tangkap adalah 3 tahun, mesin utama / mesin tambahan adalah 3 tahun, dan alat tangkap adalah 2 tahun. Asumsi-asumsi ini diambil berdasarkan nilai rata-rata yang didapatkan dari responden (Pradipta 2010). Penentuan umur teknis tersebut berguna untuk mengitung penyusutan. Pada SIMKA, pengguna dapat menentukan sendiri umur teknis untuk masing-masing komponen biaya investasi agar nilai penyusutan yang diperoleh lebih akurat. Hal ini dilakukan terkait dengan status PPN Kejawanan yang merupakan pelabuhan perikanan tipe B yang memiliki jenis kapal dan alat tangkap yang lebih beragam dibandingkan dengan PPI Blanakan yang merupakan pelabuhan perikanan tipe D sehingga asumsi umur teknis sulit dilakukan.

 Hasil analisis usaha perikanan pada SIMKA secara garis besar ditampilkan dalam tabel kesimpulan yang dapat disimpan oleh pengguna, sedangkan pada SMART PPI Blanakan, fasilitas penyimpanan ini tidak ditemukan. Dengan adanya fasilitas ini, pengguna dapat melihat kembali hasil analisis usahanya jika dibutuhkan.

6.2.2 Penggantian warna tema

Penelitian-penelitian sebelumnya mengenai sistem informasi manajemen di suatu pelabuhan perikanan seperti yang dilakukan oleh Pradipta (2010) dan Rosadi (2010) lebih menitikberatkan pada fungsi aplikasi dan cenderung mengabaikan desain dan tampilan aplikasi itu sendiri. Padahal desain dan tampilan aplikasi yang menarik akan menjadi nilai tambah bagi suatu aplikasi sehingga membuat pengguna aplikasi tersebut merasa nyaman dalam mengakses setiap menunya. Tampilan aplikasi yang menarik tidak selalu harus disertai dengan banyak gambar berwarna-warni karena hal itu justru akan membuat proses

loading (pemuatan) aplikasi menjadi lebih berat. Oleh karena itu, SIMKA

mempunyai cara baru agar tampilan SIMKA terlihat lebih menarik, user friendly

(mudah digunakan) dan tidak membosankan, yaitu dengan menyediakan fasilitas penggantian warna tema.

(6)

Gambar 56 di atas menujukkan masing-masing tampilan SIMKA dalam warna tema yang berbeda. Fitur ini akan membuat warna dasar (warna tema) SIMKA dapat diubah-ubah sesuai dengan keinginan pengguna. Secara default, warna tema aplikasi dapat diubah menjadi biru muda, putih, oranye, atau hijau. Warna tema yang dapat diganti akan mengurangi tingkat kejenuhan pengguna saat menggunakan SIMKA. Pengguna dapat mengganti warna tema dengan memilih menu pilihan padamenustripatas, lalu pilih warna tema.

6.2.3 Penggantian bahasa (tahap evaluasi)

Sebagai salah satu pelabuhan perikanan terbesar di Jawa Barat, peluang usaha bagi para investor baik lokal maupun asing di PPN Kejawanan tergolong cukup besar. Karena itu, sistem informasi yang tersedia diharapkan dapat memfasilitasi pengguna lokal dan asing dalam menentukan jenis usaha apa yang cocok untuk dikembangkan. Salah satu kendala yang menghambat proses tersebut adalah kendala bahasa, terutama bagi investor asing. Penelitian sebelumnya oleh Pradipta (2010) dan Rosadi (2010) belum melihat adanya kendala ini. Meskipun terlihat kurang penting, namun software yang memiliki beberapa pilihan bahasa akan lebih disukai oleh pengguna asing, apalagi PPN Kejawanan merupakan pelabuhan perikanan berskala besar. Karena itu, SIMKA dilengkapi dengan fitur Gambar 56 Pilihan warna tema pada SIMKA; (a) warna putih; (b) warna hijau

muda; (c) warna oranye; (d) warna biru muda (default)

(a) (b)

(7)

penggantian bahasa. Fitur tersebut akan membuat bahasa pada SIMKA dapat diganti sesuai dengan preferensi pengguna.

Gambar 57 Tampilan SIMKA dalam bahasa inggris

Gambar 57 tersebut menujukkan tampilan SIMKA dalam bahasa inggris. Terdapat dua pilihan bahasa yang disediakan dalam SIMKA, yaitu bahasa indonesia dan bahasa inggris (meskipun masih dalam tahap evaluasi). Fitur multi bahasa pada aplikasi sangat bermanfaat di kemudian hari agar aplikasi dapat digunakan oleh beragam pengguna. Pengguna dapat mengganti bahasa dengan memilih menu pilihan padamenustripatas, lalu pilih bahasa.

6.2.4 Perluasan area informasi dengan memperkecil menu samping

Menu samping adalah kumpulan menu yang terletak di sebelah kiri tampilan SIMKA PPN Kejawanan. Secara default tampilan menu-menu ini cukup besar sehingga mengurangi area penampilan informasi. Fitur ini akan membuat ukuran menu samping dapat diubah-ubah menjadi minimalis atau kembali normal sehingga area informasi dapat diperluas. Fitur ini merupakan fitur pelengkap yang belum dilakukan pada penelitian serupa sebelumnya. Pengguna dapat mengganti ukuran menu samping dengan memilih menu pilihan pada menustrip atas, lalu pilih ukuran menu samping. Di sini pengguna dapat memilih ukuran menu samping normal atau minimalis. Tampilan SIMKA dengan menu samping berukuran minimalis dapat dilihat pada Gambar 58.

(8)

Gambar 58 Tampilan SIMKA dengan menu samping berukuran minimalis 6.2.5 Pengiriman pesan

Pelayanan pelabuhan perikanan dapat ditingkatkan melalui kritik dan saran yang membangun dari pengguna. Namun terkadang terdapat pelabuhan perikanan yang tidak memberikan fasilitas yang memadai bagi pengguna untuk menyampaikan kritik dan sarannya, seperti yang terjadi pada PPN Kejawanan. Fitur ini adalah fasilitas yang disediakan oleh SIMKA untuk berkirim pesan kepada sesama user yang telah terdaftar di SIMKA baik administrator, pegawai PPN Kejawanan, pengusaha perikanan, maupun anggota KUD Mina Karya Bahari. Setiap user yang telah terdaftar di SIMKA akan langsung mendapatkan fasilitas penyimpanan dan pengiriman pesan. Fitur ini belum ditemukan pada penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Pradipta (2010) dan Rosadi (2010), hanya tersedia pengiriman pesan dari administrator ke seluruh user, namun tidak sebaliknya (hanya satu arah) sehingga penyampaian kritik dan saran dari pengguna tidak dapat dilakukan. Menu ini memiliki 4 buah tab, yaitu tab kirim pesan untuk mengirimkan pesan, tab kotak masuk, tab pesan terkirim, dan tab konsep. Jika ada pesan masuk, maka pada saat pengguna pertama kali masuk menu utama, notifikasi pesan akan berkedip dan menampilkan jumlah pesan masuk. Tampilan menu pesan pada SIMKA dapat dilihat pada Gambar 59.

(9)

Gambar 59 Tampilan menu pesan pada SIMKA 6.2.6 Pencarian terpadu

Fasilitas pencarian pada suatu software sistem informasi manajemen sangat diperlukan untuk mencari data tertentu secara cepat. Penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Pradipta (2010) dan Rosadi (2010) telah menerapkan fasilitas pencarian yang terdapat pada menu-menu seperti menu kelembagaan KUD, menu usaha penangkapan, pengolahan dan pemasaran. Pada SIMKA, selain terdapat pada menu-menu tersebut, fasilitas pencarian juga terdapat dalam bentuk dialog pencarian terpadu (terlihat pada Gambar 60).

(10)

Pencarian terpadu adalah fasilitas yang disediakan oleh SIMKA untuk mencari data tertentu secara terperinci berdasarkan ruang lingkup yang terdiri atas

user, sumberdaya ikan, alat tangkap, kapal perikanan, dan pengolahan. Tiap ruang lingkup memiliki dua kategori yang berbeda. Pengguna dapat mencari data yang diinginkan dengan cara mengetik kata kunci pada kotak keyword. Jika pengguna telah menemukan data yang diinginkan, maka pengguna dapat langsung melihat detail dari data tersebut dengan memilih tombol “Pilih” atau klik dua kali pada data tersebut, setelah itu pengguna akan dibawa menuju informasi yang bersangkutan.

6.3 Manfaat SIMKA PPN Kejawanan

Manfaat yang dapat diperoleh pengguna dari aplikasi SIMKA PPN Kejawanan adalah sebagai berikut :

1) Mempermudah pihak PPN Kejawanan dalam melakukan manajemen data pelabuhan karena SIMKA merupakan aplikasi terpadu yang memuat segala aspek tentang PPN Kejawanan (all in one) sehingga data pelabuhan yang tersimpan tersusun rapi dan tidak tercecer.

2) Dapat memfasilitasi para pelaku agribisnis perikanan tangkap PPN Kejawanan dalam memenuhi kebutuhan informasinya masing-masing yang terkait dengan agribisnis perikanan tangkap PPN Kejawanan. Hal ini sesuai dengan pendapat yang dikemukakan oleh Jogiyanto (2005) bahwa sistem informasi mempunyai peranan penting untuk menyediakan informasi bagi manajemen semua tingkatan.

3) Mempermudah nelayan untuk mendapatkan sejumlah informasi penting sebelum memulai kegiatan penangkapan ikan, seperti informasi harga ikan, sumberdaya ikan yang dominan, informasi cuaca, daerah penangkapan ikan, dan sebagainya. Meskipun demikian, untuk ke depannya informasi daerah penangkapan ikan perlu dikembangkan dan dipadukan dengan informasi dari lembaga kelautan seperti Balai Penelitian dan Observasi Laut (BPOL). 4) Selama ini penyaluran informasi dari pihak pelabuhan kepada para pelaku

agribisnis perikanan tangkap di PPN Kejawanan cenderung tertutup. Data yang di-input sebagian besar hanya untuk kepentingan pelabuhan saja,

(11)

namun timbal balik kepada para pelaku perikanan tersebut cenderung sedikit. Implementasi SIMKA diharapkan dapat menyelesaikan masalah penyaluran informasi dari pihak pelabuhan kepada para pelaku perikanan. 5) Dapat menjadi media pengenalan / promosi PPN Kejawanan kepada

masyarakat umum yang kurang mengerti tentang seluk beluk dan aktivitas di PPN Kejawanan.

Pelabuhan perikanan seharusnya memiliki sebuahsoftwaresistem informasi manajemen sendiri. Meskipun saat ini sudah tersedia sistem informasi pelabuhan perikanan seluruh Indonesia yang terdapat dalam situs Pusat Informasi Pelabuhan Perikanan (PIPP) dengan alamat www.pipp.kkp.go.id, namun akses ke situs tersebut masih terkendala jaringan internet yang tidak selalu berfungsi optimal di setiap pelabuhan perikanan. Selain itu, penggunaan PIPP lebih dikhususkan untuk kalangan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) saja, sehingga belum banyak dimanfaatkan oleh masyarakat perikanan untuk memperoleh informasi tentang kepelabuhanan perikanan. Gambar 61 berikut ini menunjukkan tampilan dari situs PIPP PPN Kejawanan.

Gambar 61 Tampilan dari situs Pusat Informasi Pelabuhan Perikanan (PIPP) Berbeda dengan PIPP yang merupakan situs online, SIMKA adalah

software yang bersifat offline yang dapat diakses kapanpun tanpa terkendala

jaringan internet meskipun hanya dapat digunakan oleh pelaku agribisnis perikanan tangkap di PPN Kejawanan saja (nelayan, bakul / pedagang, pengusaha

(12)

perikanan / industri / investor, pegawai pelabuhan, KUD Mina Karya Bahari, konsumen / pengunjung, serta Dinas Perikanan dan Kelautan Kota Cirebon). Dengan demikian, setelah diberikan sejumlah pelatihan, SIMKA dapat digunakan oleh masyarakat awam sekalipun di lingkungan PPN Kejawanan termasuk nelayan dan bakul.

Di masa mendatang, diharapkan SIMKA dapat dikembangkan menjadi sistem informasi berbasis web yang dapat diakses baik secara online maupun

offline. Salah satu contohnya adalah sistem informasi perikanan berbasis web

yang merupakan hasil penelitian dari Prasandy et al. (2011). Sistem informasi ini dapat menyediakan informasi mengenai potensi kelayakan penangkapan di daerah Kendal dan Kota Semarang yang dapat diakses secaraonline. Sistem informasi ini akan mengolah data hasil tangkapan dari TPI untuk mengestimasi stok sumberdaya ikan potensial / Maximum Sustainable Yield (MSY). Output dari sistem informasi ini adalah informasi yang dapat digunakan untuk menganalisis dan mengontrol eksploitasi perikanan di daerah Kendal dan Kota Semarang. Sistem informasi tersebut juga dapat menginformasikan kondisi perairan yang melebihi batas penangkapan, sehingga spesies ikan tertentu yang berada dalam kondisi kritis dapat diawasi atau diinformasikan melalui peringatanshort message

service(SMS) kepada stakeholderdi dinas perikanan setempat. Dengan demikian

dinas perikanan setempat dapat segera mengambil langkah pencegahan untuk mengatasi masalah tersebut. Diagram alir dari sistem informasi tersebut dapat dilihat pada Gambar 62 berikut ini.

Gambar 62 Diagram alir sistem informasi perikanan berbasisweboleh Prasandy

et al.(2011) Start Input Data Tangkapan Database Pembuatan Laporan SMS Laporan Dinas

Perikanan Daerah Perikanan ProvinsiLaporan Dinas

(13)

Contoh lain sistem informasi perikanan yang tidak hanya berbasis web, tetapi juga berbasis lokasi menggunakan satelit adalahI-Fish North Seayang akan digunakan di Eropa. I-Fish North Seabertujuan untuk menyediakan suatu sistem informasi dan komunikasi terpadu yang akan menggunakan kombinasi antara satelit komunikasi dan satelit navigasi yang memungkinkan terjadinya kesatuan antara pengumpulan, manajemen, dan penggunaan data perikanan yang tepat waktu dan akurat untuk menyediakan peningkatan pelayanan kepada para

stakeholder perikanan untuk meningkatkan kelestarian sumberdaya ikan yang

makin menurun (ESA 2012).

Sistem I-Fish North Sea akan berbasis pada sebuah pusat SatCom yang memungkinkan terjadinya pertukaran informasi (penerimaan, pengolahan dan penerusan pesan yang mencakup posisi kapal, pemasaran dan data tangkapan dari GNSS). Data yang terpilih ditransfer seaman mungkin sehingga dapat menyediakan peningkatan pelayanan bagi beragam stakeholder seperti pejabat perikanan (laporan data statistik), pemilik kapal (kedatangan kapal dan waktu keberangkatan), tempat pelelangan ikan, bakul, pasar ikan (ketersediaan stok dan informasi permintaan pasar), serta nelayan (data event, posisi kapal, tangkapan, operasi penangkapan, perubahan dan penutupan area) (ESA 2012).

Sumber: ESA (2012)

(14)

Gambar 63 di atas menunjukkan konsep layanan I-Fish North Sea yang mencakup arus pesan antarastakeholderdan sejumlah elemen kunci / sumber data seperti logbook elektronik pada kapal perikanan, sistem manajemen perikanan yang ada, dan juga aset ruang angkasa yang dapat dipakai (satelit komunikasi dan navigasi).

Konsep layanan I-Fish North Sea akan berbasis pada sebuah central

message hub yang memungkinkan pertukaran informasi perikanan dengan

beragamstakeholder(kapal perikanan, pejabat perikanan, peneliti, pasar ikan, dan sebagainya) (ESA 2012). Selanjutnya dikatakan bahwa pusat tersebut akan terdiri atas sebuah database untuk menyimpan data. Beragam perangkat, tampilan web

and mobile untuk mengakses konten / layanan perikanan berbasis lokasi akan

disediakan sebagai bagian dari layanan ini. Layanan inti akan ditangani oleh tim proyek, sedangkan platform-nya akan dirancang untuk disediakan oleh layanan pihak ketiga. Contoh layanan tersebut antara lain:

 Dukungan untuk memaksimalkan nilai penjualan,  Manajemen tangkapan secarareal time,

 Pasar ikan virtual (menjual sebelum mendaratkan),  Pencarian produk ikan,

 Pencegahanby-catchdan spesies yang dilindungi,  Dukungan analisis hasil tangkapan

Gambar

Gambar 55 Perbandingan tampilan menu analisis usaha perikanan pada: (a) SMART PPI Blanakan dengan (b) SIMKA
Gambar  56 di  atas  menujukkan  masing-masing  tampilan SIMKA  dalam warna  tema  yang  berbeda
Gambar 57 Tampilan SIMKA dalam bahasa inggris
Gambar 58 Tampilan SIMKA dengan menu samping berukuran minimalis 6.2.5 Pengiriman pesan
+4

Referensi

Dokumen terkait

Menjelaskan tentang ruang lingkup perkuliahan yang meliputi capaian pembelajaran yang harus dikuasai mahasiswa meliputi materi, pengalaman belajar, dan sistem evaluasi

Penambahan Moringa oleifera dapat mengurangi pengaruh zat antinutrisi yang terdapat di dalam daun Tithonia diversifolia sehingga aktifitas mikroba di dalam rumen untuk

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar Konstruksi Bangunan dengan menerapkan model pembelajaran Quantum Teaching.Penelitian dikemas dalam dua

Prosedur Proteksi Fisik meliputi prosedur-prosedur yang disusun dalam rangka pelaksaan sistem proteksi fisik seperti Pedoman Program Proteksi Fisik, Rencana Proteksi

Pada bab sebelumnya penulis sudah membahas data - data yang didapat dari lapangan serta menganalisannya mengenai pengaruh etnosentrisme terhadap pertukaran

1) Penerapan Sistem Informasi Layanan Ketenagakerjaan berbasis website yang didukung oleh aplikasi SMS Gateway pada Dinas Sosial dan Tenaga Kerja Kota Gorontalo dapat

a) Menyadari masalah, implementasi SPBM harus dimulai dengan kesadaran adanya masalah yang harus dipecahkan. pada tahapan ini guru membimbing pada kesadaran adanya kesenjangan

Berdasarkan penjelasan di atas maka hipotesis dari penelitian ini adalah semakin tinggi persepsi karyawan terhadap praktik SDM yang berlaku dalam organisasi, maka