• Tidak ada hasil yang ditemukan

DAFTAR ISI. DAFTAR ISI... i. DAFTAR GAMBAR... iv. DAFTAR TABEL... v. DAFTAR LAMPIRAN... vi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "DAFTAR ISI. DAFTAR ISI... i. DAFTAR GAMBAR... iv. DAFTAR TABEL... v. DAFTAR LAMPIRAN... vi"

Copied!
51
0
0

Teks penuh

(1)

Listrik untuk kehidupan yang lebih baik

i

DAFTAR ISI DAFTAR ISI ... i DAFTAR GAMBAR ... iv DAFTAR TABEL ... v DAFTAR LAMPIRAN ... vi

PROTEKSI DAN KONTROL TRANSFORMATOR 1 1. PENDAHULUAN ... 1

1.1 Gambaran Umum ... 1

1.2 Pola Proteksi Transformator ... 1

1.2.1 Pola Proteksi Transformator Tenaga TT/TM ... 1

1.2.2 Pola Proteksi Transformator IBT TET/TT ... 1

1.2.3 Pola Proteksi Transformator IBT TT/TT (150/70 kV atau 150/66 kV) ... 3

1.2.4 Skema Over Load Shedding (OLS) Pada Transformator. ... 4

1.3 Pola Proteksi Reaktor ... 4

1.4 Pola Proteksi Kapasitor ... 5

1.5 Parameter Pengujian Relai Proteksi ... 7

1.5.1 Relai Diferensial ... 7

1.5.2 Relai Restricted Earth Fault (REF) ... 7

1.5.3 Relai Arus Lebih (OCR) / Relai Gangguan ke Tanah (GFR) ... 8

1.5.4 Relai OVR / UVR. ... 8

1.5.5 Relai Standby Earth Fault (SBEF) atau Sensitive Earth Fault (SEF) ... 8

1.6 Announciator dan Alarm ... 9

1.7 Selector Switch ... 9

1.8 Discrepancy Control Switch ... 9

1.9 Meter ... 9

1.10 Failure Mode Effect Analisys (FMEA)... 9

2. PEDOMAN PEMELIHARAAN ... 10

2.1 In Service Inspection / Inspeksi Dalam Keadaan Operasi ... 10

2.1.1 In Service Inspection Bay Transformator ... 10

2.1.1.1Inspeksi Harian ... 10

2.1.1.2Inspeksi Mingguan ... 10

(2)

Listrik untuk kehidupan yang lebih baik

ii

2.1.2 In Service Inspection Bay Reaktor ... 11

2.1.2.1Inspeksi Harian ... 11

2.1.2.2Inspeksi Mingguan ... 12

2.1.2.3Inspeksi Bulanan ... 12

2.1.3 In Service Inspection Bay Kapasitor ... 13

2.1.3.1Inspeksi Harian ... 13

2.1.3.2Inspeksi Mingguan ... 13

2.1.3.3Inspeksi Bulanan ... 13

2.2 In Service Measurement / Pengukuran Dalam Keadaan Operasi ... 14

2.2.1 In Service Measurement Bay Transformator ... 14

2.2.2 In Service Measurement Bay Reaktor ... 14

2.2.3 In Service Measurement Bay Kapasitor ... 15

2.3 Shutdown Testing Measurement / Pengujian Pada Saat Sistem Tidak Bertegangan ... 15

2.3.1 Shutdown Testing Bay Transformator ... 15

2.3.1.1Pengujian Relai Diferensial ... 15

2.3.1.2Pengujian Relai REF. ... 16

2.3.1.3Pengujian Relai OCR/GFR ... 16

2.3.1.4Pengujian Relai SBEF ... 16

2.3.1.5Pengujian Skema OLS (Bila Ada) ... 16

2.3.1.6Pengujian AVR ... 16

2.3.1.7Kalibrasi Meter. ... 17

2.3.1.8Pengencangan Terminasi Wiring. ... 17

2.3.2 Shutdown Testing Bay Reaktor ... 17

2.3.2.1Pengujian Relai Diferensial ... 17

2.3.2.2Pengujian Relai REF. ... 17

2.3.2.3Pengujian Relai OCR/GFR ... 17

2.3.2.4Pengujian Relai OVR / UVR ... 18

2.3.2.5Kalibrasi Meter. ... 18

2.3.2.6Pengencangan Terminasi Wiring. ... 18

2.3.3 Shutdown Testing Bay Kapasitor ... 18

2.3.3.1Pengujian Relai OCR/GFR ... 18

2.3.3.2Pengujian Relai OVR / UVR ... 18

2.3.3.3Pengujian Relai Unbalance ... 18

(3)

Listrik untuk kehidupan yang lebih baik

iii

2.3.3.5Pengencangan Terminasi Wiring. ... 19

2.4 Shutdown Function Check / Pengujian Fungsi Pada Saat Sistem Tidak Bertegangan. ... 19

2.4.1 Shutdown Function Check Bay Transformator ... 19

2.4.2 Shutdown Function Check Bay Reaktor ... 19

2.4.3 Shutdown Function Check Bay Kapasitor ... 20

2.5 Pengujian / Pemeriksaan Setelah Gangguan ... 20

2.5.1 Gangguan Malakerja Relai Proteksi ... 21

2.5.2 Gangguan yang Mengakibatkan Penggantian Peralatan ... 21

3. EVALUASI HASIL PEMELIHARAAN ... 23

3.1 Standar In Service Inspection ... 23

3.2 Standar In Service Measurement ... 24

3.3 Standar Shutdown Testing ... 25

3.4 Standar Pengujian Fungsi Sistem Proteksi ... 26

3.4.1 Pengujian Fungsi PMT, Alarm, dan Announciator. ... 26

3.4.2 Pengujian Fungsi Waktu Pemutusan Gangguan. ... 26

4. REKOMENDASI ... 27

4.1 Rekomendasi Hasil Pemeliharaan In Service Inspection ... 27

4.2 Rekomendasi Hasil Pemeliharaan In Service Measurement ... 28

4.3 Rekomendasi Hasil Pemeliharaan Shutdown Testing Measurement. ... 30

4.4 Rekomendasi Hasil Pemeliharaan Shutdown Function Check. ... 33

(4)

Listrik untuk kehidupan yang lebih baik

iv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Pola proteksi transformator TT/TM ... 3

Gambar 1.2 Pola proteksi transformator IBT TT/TT ... 3

Gambar 1.3 Pola proteksi transformator IBT TET/TT ... 4

Gambar 1.4 Pola proteksi reaktor dengan relai diferensial ... 5

Gambar 1.5 Pola proteksi reaktor dengan relai REF ... 5

Gambar 1.6 Pola proteksi kapasitor double Y tanpa pentanahan ... 6

Gambar 1.7 Pola proteksi kapasitor single Y tanpa pentanahan ... 6

Gambar 1.8 Pola proteksi kapasitor single Y dengan pentanahan... 6

(5)

Listrik untuk kehidupan yang lebih baik

v

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Relai proteksi transformator berdasarkan level tegangan dan kapasitas ... 2

Tabel 3.1. Standar acuan pemeliharaan In Service Inspection ... 23

Tabel 3.2. Standar Acuan Pemeliharaan In Service Measurement ... 24

Tabel 4.1. Rekomendasi hasil pemeliharaan in service inspection ... 27

Tabel 4.2. Rekomendasi hasil pemeliharaan in service measurement ... 28

Tabel 4.3. Rekomendasi hasil pemeliharaan shutdown testing ... 30

(6)

Listrik untuk kehidupan yang lebih baik

vi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. FMEA Peralatan Transformer dan Kontrol Bay Transformator ... 34

Lampiran 2. Blangko Pengujian Relai Diferensial ... 36

Lampiran 3. Blangko Pengujian Relai REF ... 37

Lampiran 4. Blangko Pengujian OCR/GFR ... 39

Lampiran 5. Blangko Pengujian OVR / UVR ... 41

Lampiran 6. Blangko In Service Inspection. ... 42

(7)

Listrik untuk kehidupan yang lebih baik

1

PROTEKSI DAN KONTROL TRANSFORMATOR

1. PENDAHULUAN

1.1 Gambaran Umum

Sistem proteksi bertujuan untuk mengidentifikasi gangguan dan memisahkan bagian yang terganggu dari bagian lain yang masih sehat sekaligus mengamankan bagian yang masih sehat dari kerusakan atau kerugian yang lebih besar. Sistem proteksi terdiri dari Relai Proteksi, Transformator Arus (CT), Transformator Tegangan (PT/CVT), PMT, Catu daya AC/DC yang terintegrasi dalam suatu rangkaian. Untuk efektifitas dan efisiensi, maka setiap peralatan proteksi yang dipasang harus disesuaikan dengan kebutuhan dan ancaman ketahanan peralatan yang dilindungi sehingga peralatan proteksi digunakan sebagai jaminan pengaman.

1.2 Pola Proteksi Transformator

Pola proteksi transformator harus dapat mengamankan transformator dari gangguan internal maupun gangguan eksternal. Untuk gangguan internal, transformator memiliki proteksi mekanik dan proteksi elektrik, sedangkan untuk gangguan eksternal transformator hanya memiliki proteksi elektrik. Peralatan proteksi yang dipergunakan berdasarkan kapasitas transformator ditampilkan pada tabel 1.1

1.2.1 Pola Proteksi Transformator Tenaga TT/TM

Proteksi transformator tenaga umumnya menggunakan relai Diferensial dan relai Restricted Earth Fault (REF) sebagai proteksi utama. Sedangkan proteksi cadangan menggunakan relai arus lebih (OCR) relai gangguan ke tanah (GFR). Sedangkan Standby Earth Fault (SBEF) umumnya hanya dipergunakan pada transformator dengan belitan Y yang ditanahkan dengan resistor, dan fungsinya lebih mengamankan NGR. Umumnya skema proteksi disesuaikan dengan kebutuhan.

1.2.2 Pola Proteksi Transformator IBT TET/TT

Pola Proteksi Transformator IBT TET/TT menggunakan pola duplikasi proteksi, artinya menggunakan 2 buah proteksi utama. Yaitu utama 1 dan utama 2. Sehingga pola yang dipergunakan pada transformator IBT TET/TT adalah :

1. Diferensial utama 1 2. Diferensial utama 2 3. REF utama 1 4. REF utama 2

Sedangkan OCR/GFR hanya dipergunakan sebagai pengaman cadangan terhadap gangguan eksternal.

(8)

Listrik untuk kehidupan yang lebih baik

2

Tabel 1.1 Relai proteksi transformator berdasarkan level tegangan dan kapasitas

No JENIS PROTEKSI TRANSFORMATOR 150/20 & 66/20 kV 500/150 kV 275/150 kV 150/66 kV < 30 ≥ 30 ≥ 60 MVA Proteksi Mekanik

1 Relai suhu minyak 1 buah 1 buah 1 buah 1 buah 1 buah

2 Relai suhu belitan sisi Primer 1 buah 1 buah 1 buah 1 buah 1 buah 3 Relai suhu belitan sisi Sekunder - 1 buah 1 buah 1 buah 1 buah 4 Relai Bucholtz Tangki Utama 1 buah 1 buah 1 buah 1 buah 1 buah 5 Relai Tekanan Lebih Tangki Utama 1 buah 1 buah 1 buah 1 buah 1 buah 6 Relai Tekanan Lebih OLTC (Jansen) 1 buah 1 buah 1 buah 1 buah 1 buah

Proteksi Elektrik

7 Relai Diferensial 1 buah 1 buah 2 buah 1 buah 1 buah

8 Relai Gangguan ke Tanah Terbatas

(REF) sisi Primer - 1 buah 2 buah 1 buah 1 buah

9

Relai Gangguan ke Tanah Terbatas (REF) sisi Sekunder (hanya untuk konfigurasi bintang)

- 1 buah 2 buah 1 buah 1 buah

10 Relai Arus Lebih (OCR) sisi Primer 2 fasa 3 fasa 3 fasa 3 fasa 3 fasa

11 Relai Arus Lebih (OCR) sisi

Sekunder 2 fasa 3 buah (3 fasa) 3 buah (3 fasa) 3 buah (3 fasa) 3 buah (3 fasa)

12 Relai Gangguan ke Tanah (GFR) sisi

Primer 1 buah 1 buah 1 buah 1 buah 1 buah

13

Relai Gangguan ke Tanah (GFR) sisi Sekunder (hanya untuk konfigurasi bintang)

1 buah 1 buah 1 buah 1 buah 1 buah

14

Relai Proteksi NGR (SBEF) (hanya untuk transformator belitan Y yang ditanahkan dengan resistor)

(9)

Listrik untuk kehidupan yang lebih baik

3

1.2.3 Pola Proteksi Transformator IBT TT/TT (150/70 kV atau 150/66 kV) Pola proteksi transformator IBT TT/TT memiliki jenis relai yang sama dengan pola proteksi transformator IBT TET/TT. Perbedaannya, pola proteksi transformator IBT TT/TT hanya memiliki 1 buah relai diferensial dan 1 buah relai REF sisi primer dan 1 buah REF sisi sekunder transformator (bila konfigurasi belitan sisi 70 kV atau 60 kV adalah YN). Dan dilengkapi dengan relai SBEF bila sisi 70 kV atau 66 kV ditanahkan dengan NGR. ∆∆∆∆

Y

Y

DIFF BUS TT BUS TM NGR REF2 REF1 OCR/GFR2 OCR/GFR1 SBEF OCR/GFR2

Gambar 1.1 Pola proteksi transformator TT/TM

Gambar 1.2 Pola proteksi transformator IBT TT/TT

Penyulang Penghantar TT ∆∆∆∆

Y

Y

DIFF BUS TT BUS TT REF2 REF1 OCR/GFR2 OCR/GFR1 SBEF

(10)

Listrik untuk kehidupan yang lebih baik

4

1.2.4 Skema Over Load Shedding (OLS) Pada Transformator.

Selain fungsi dan fitur diatas, pada kondisi tertentu, untuk keperluan pengoperasian sistem maka relai bay transformator juga dapat dilengkapi dengan skema OLS.

Skema OLS ini umumnya menggunakan relai OCR yang bekerja untuk mentripkan sebagian beban apabila terjadi kenaikan arus beban secara tiba – tiba, sehingga beban transformator masih terjaga pada pembebanan yang diijinkan.

1.3 Pola Proteksi Reaktor

Berdasarkan tujuan pemasangan reaktor maka reaktor dapat dipasang melalui beberapa cara.

1. Reaktor dihubungkan seri dengan fasa yang bertujuan untuk membatasi arus gangguan fasa-fasa,

2. Reaktor dihubungkan shunt sebagai kompensasi terhadap komponen induktif akibat jaringan yang panjang. Reaktor yang dihubungkan secara shunt ini dapat dihubungkan langsung ke Bus ataupun melalui belitan tersier IBT.

Reaktor yang dihubungkan secara seri dengan fasa tidak memiliki proteksi khusus. Proteksi dengan sambungan seperti ini termasuk dalam bagian proteksi penghantar. Reaktor yang dihubungkan paralel (shunt) pada dasarnya memiliki kemiripan sistem proteksi dengan sistem proteksi transformator untuk kapasitas yang sama. Pola

∆∆∆∆

Y

Y

DIFF-A TET REF1-A DIFF-B REF2-B REF1-B OCR/GFR2 OCR/GFR1 REF2-A

Gambar 1.3 Pola proteksi transformator IBT TET/TT

(11)

Listrik untuk kehidupan yang lebih baik

5

proteksi umumnya menggunakan relai diferensial atau REF sebagai proteksi utama dan OCR/GFR sebagai proteksi cadangan.

Relai diferensial umumnya digunakan pada reaktor tegangan ekstra tinggi (TET) dimana konstruksi reaktornya 1 fasa dalam 1 tangki utama seperti gambar 1.4, sedangkan relai REF umumnya digunakan pada reaktor tegangan tinggi dan tegangan menengah dimana konstruksi reaktornya 3 fasa dalam 1 tangki utama seperti gambar 1.5.

1.4 Pola Proteksi Kapasitor

Pola proteksi kapasitor tergantung pada desain pemasangan kapasitor itu sendiri. Cara pendeteksian gangguan pada pola proteksi kapasitor yang ditanahkan berbeda dengan pola proteksi kapasitor yang tidak ditanahkan, khususnya pada pendeteksian kondisi

87N 51A 51B 51C 51N 87A 87B 87C 51A 51B 51C 51N

Gambar 1.4 Pola proteksi reaktor dengan relai diferensial

(12)

Listrik untuk kehidupan yang lebih baik

6

unbalance. Umumnya relai proteksi yang dipergunakan adalah OCR/GFR untuk mengamankan kapasitor dari gangguan dan OVR/UVR untuk kontrol tutup/buka PMT. Pola proteksi yang umum digunakan oleh PLN adalah pola proteksi kapasitor dengan double Y tanpa ditanahkan, seperti gambar 1.6.

Pola proteksi kapasitor lainnya adalah single Y tanpa pentanahan (gambar 1.7) dan single Y dengan pentanahan (gambar 1.8).

51A 51B 51C 51N 27A/ 59A 27B/ 59B 27C/ 59C 51A 51B 51C 46 27A/ 59A 27B/ 59B 27C/ 59C 51A 51B 51C 59N 27A/ 59A 27B/ 59B 27C/ 59C Gambar 1.6 Pola proteksi kapasitor double Y tanpa pentanahan

Gambar 1.7 Pola proteksi kapasitor single Y tanpa pentanahan

(13)

Listrik untuk kehidupan yang lebih baik

7

Keterangan :

27 = Under Voltage 59 = Over Voltage

51 = Phase Over Current Time Delay 51 N = Ground Over Current Time Delay 46 = Unbalance Over Current

59 N = Zero Sequence Over Voltage

1.5 Parameter Pengujian Relai Proteksi 1.5.1 Relai Diferensial

Parameter diferensial yang umumnya dipergunakan adalah :

1. Nilai arus kerja minimum, merupakan setelan arus minimal yang akan mengerjakan relai pada nilai arus restrain = 0

2. Nilai arus kerja high set, merupakan setelan arus kerja high set untuk arus gangguan yang besar (bila dilengkapi).

3. Nilai slope, merupakan perbandingan pertambahan nilai arus diferensial terhadap pertambahan nilai arus restaint.

4. 2nd harmonic restraint, merupakan nilai minimal harmonisa ke-2 yang akan memblok kerja diferensial relai. Harmonisa ke-2 ini merupakan parameter ada tidaknya inrush current. Karena sifatnya memblok kerja diferensial maka, harus diperhatikan nilai setelan akan memblok kerja diferensial ketika terjadi gangguan. 5. 5th harmonic restraint, merupakan nilai minimal harmonisa ke-5 yang akan

memblok kerja diferensial relai. Harmonisa ke-5 ini merupakan parameter ada tidaknya over eksitasi pada transformator.

1.5.2 Relai Restricted Earth Fault (REF)

Merupakan salah satu proteksi utama transformator/reaktor yang prinsip kerjanya sama dengan diferensial relai, perbedaannya REF dipergunakan untuk pengamanan transformator/reaktor terhadap gangguan phasa – tanah, khususnya yang dekat dengan titik bintang transformator/reaktor. REF dipasang pada belitan transformator/reaktor dengan konfigurasi Y yang ditanahkan.

REF terdiri dari 2 jenis, yaitu :

1. REF jenis low impedance, parameter kerjanya adalah arus minimum.

2. REF jenis high impedance, parameter kerjanya adalah tegangan minimum, ataupun arus minimum.

(14)

Listrik untuk kehidupan yang lebih baik

8

1.5.3 Relai Arus Lebih (OCR) / Relai Gangguan ke Tanah (GFR)

Merupakan proteksi cadangan transformator/reaktor tetapi dapat menjadi proteksi utama pada proteksi kapasitor.

Parameter OCR/GFR umumnya adalah :

1. Nilai arus kerja minimum, merupakan setelan arus minimal yang akan mengerjakan relai.

2. Nilai arus kerja high set, merupakan setelan arus kerja high set untuk arus gangguan yang besar.

3. Karakteristik waktu kerja, merupakan parameter pemilihan kurva waktu kerja. 4. Nilai waktu kerja, merupakan setelan waktu kerja relai berdasarkan karakteristik

yang telah ditentukan.

1.5.4 Relai OVR / UVR.

Untuk keperluan pengoperasian sistem maka relai bay reaktor dan bay kapasitor juga dilengkapi dengan relai tegangan berupa Under Voltage Relay (UVR) dan Over Voltage Relay (OVR).

UVR dipergunakan untuk melepaskan reaktor secara otomatis ketika tegangan sistem sudah dianggap rendah, sedangkan OVR dipergunakan untuk memasukkan reaktor secara otomatis ketika tegangan sistem dianggap tinggi.

Sedangkan pada bay kapasitor OVR dipergunakan untuk melepaskan kapasitor secara otomatis ketika tegangan sudah dianggap tinggi, dan UVR dipergunakan untuk memasukkan kapasitor ketika tegangan sistem dianggap rendah.

Parameter UVR/OVR yang dipergunakan adalah :

1. Nilai tegangan kerja, merupakan setelan tegangan yang akan mengerjakan relai untuk melepas dan memasukkan reaktor/kapasitor secara otomatis.

2. Karakteristik waktu kerja, merupakan parameter pemilihan kurva waktu kerja. 3. Nilai waktu kerja, merupakan setelan waktu kerja relai berdasarkan karakteristik. 1.5.5 Relai Standby Earth Fault (SBEF) atau Sensitive Earth Fault (SEF) Merupakan proteksi NGR terhadap arus lebih yang berfungsi untuk mengamankan NGR dari hubung singkat phasa tanah. Oleh karena itu SBEF hanya ada pada transformator yang pentanahannya menggunakan NGR. SBEF ini juga harus

(15)

Listrik untuk kehidupan yang lebih baik

9

dikoordinasikan dengan relai GFR. SBEF harus bekerja paling akhir sebagai pengaman NGR.

Parameter SBEF/SEF umumnya adalah :

1. Nilai arus kerja minimum, merupakan setelan arus minimal yang akan mengerjakan relai.

2. Karakteristik waktu kerja, merupakan parameter pemilihan kurva waktu kerja. 3. Nilai waktu kerja, merupakan setelan waktu kerja relai berdasarkan karakteristik

yang telah ditentukan.

1.6 Announciator dan Alarm

Announciator adalah peralatan bantu yang berfungsi memberikan tanda peringatan kepada operator GI fungsi proteksi mana yang bekerja. Announciator mengambil input dari masing-masing relai proteksi. Announciator dapat direset setelah operator mencatat dan menekan tombol “acknowledge” dan “reset”. Announciator diengkapi dengan alarm. Alarm berupa peringatan sirene suara yang bekerja bersamaan dengan terjadinya gangguan. Alarm dapat dihentikan setelan operator menekan tombol “acknowledge”.

1.7 Selector Switch

Selector switch adalah saklar pilih untuk fungsi – fungsi seperti selector switch Local/Remote/Supervisory, pemilihan tegangan.

1.8 Discrepancy Control Switch

Peralatan yang berfungsi untuk merubah status PMT dan PMS. Pengoperasian switch ini dilakukan dengan menekan dan memutar. Switch ini dilengkapi dengan lampu indikator ketidaksesuaian untuk status peralatan terkait.

1.9 Meter

Meter merupakan alat yang dapat memonitoring besaran arus, tegangan, daya aktif, daya semu, dan energi yang mengalir.

1.10 Failure Mode Effect Analisys (FMEA)

FMEA merupakan salah satu metoda evaluasi peralatan untuk meningkatkan availability dengan cara mendeteksi kemungkinan-kemungkinan kelemahan desain dan penyebab kerusakan dominan.

(16)

Listrik untuk kehidupan yang lebih baik

10

2. PEDOMAN PEMELIHARAAN

Pedoman ini dibuat dengan tujuan memberikan panduan kepada regu pemeliharaan untuk melakukan pemeliharaan. Jenis pemeliharaan yang dilakukan adalah :

2.1 In Service Inspection / Inspeksi Dalam Keadaan Operasi

Pemeliharaan ini dilakukan secara visual, dan dilakukan oleh Operator Gardu Induk / petugas pemeliharaan GI.

2.1.1 In Service Inspection Bay Transformator 2.1.1.1 Inspeksi Harian

Inspeksi harian dilakukan dalam periode harian. Inspeksi ini terdiri dari : 1 Kondisi relai proteksi utama berupa :

a. Relai Diferensial dan b. Relai REF sisi primer c. Relai REF sisi sekunder.

2 Kondisi relai proteksi cadangan, berupa : a. Relai OCR/GFR sisi primer b. Relai OCR/GFR sisi sekunder c. SBEF

3 Kondisi Trip Circuit Supervision (TCS) 1 4 Kondisi Trip Circuit Supervision (TCS) 2.

2.1.1.2 Inspeksi Mingguan

Inspeksi mingguan dilakukan oleh operator Gardu Induk/petugas pemeliharaan GI dan dilakukan dalam periode mingguan. Inspeksi ini terdiri dari :

1 Kondisi lingkungan ruang proteksi dan kontrol, berupa : a. suhu ruangan

b. kelembaban.

2 Kondisi umum panel proteksi, panel kontrol, panel incoming dan panel AVR berupa:

a. Suara, b. Bau,

c. Grounding panel, d. Terminasi wiring, dan e. Kabel kontrol.

(17)

Listrik untuk kehidupan yang lebih baik

11

3 Kondisi relai proteksi berupa

a. undervoltage relai, b. breaker failure, dan c. proteksi skema OLS. 2.1.1.3 Inspeksi Bulanan

Inspeksi bulanan ini dilakukan oleh operator Gardu Induk/petugas pemeliharaan GI dengan periode inspeksi bulanan. Inspeksi ini terdiri dari :

1 Kondisi umum panel proteksi, panel control, panel incoming dan panel AVR berupa:

a. Kondisi dalam panel b. Lampu penerangan c. Heater

d. Pintu panel e. Door sealant

f. Lubang kabel kontrol.

g. Pemeriksaan temperature terminal 2 Kondisi alat ukur dan indikasi.

a. AVR

b. Tap position meter

c. Meter Temperature Winding / Oil. d. Amperemeter e. Voltmeter f. MW meter g. MVar meter. h. Kwh meter in i. Kwh meter out j. Lampu indikasi.

2.1.2 In Service Inspection Bay Reaktor 2.1.2.1 Inspeksi Harian

Inspeksi harian dilakukan dalam periode setiap hari yang terdiri dari :

1 Kondisi relai proteksi utama berupa : a. Relai Diferensial atau

b. Relai REF

2 Kondisi relai proteksi cadangan, berupa OCR/GFR 3 Kondisi relai proteksi untuk kontrol PMT, berupa:

(18)

Listrik untuk kehidupan yang lebih baik

12

a. Relai OVR

b. Relai UVR

4 Kondisi Trip Circuit Supervision (TCS) 1 5 Kondisi Trip Circuit Supervision (TCS) 2. 2.1.2.2 Inspeksi Mingguan

Inspeksi mingguan dilakukan oleh operator Gardu Induk/petugas pemeliharaan GI dan dilakukan dalam periode mingguan. Inspeksi ini terdiri dari :

1 Kondisi lingkungan ruang proteksi dan kontrol, berupa : a. suhu ruangan

b. kelembaban.

2 Kondisi umum panel proteksi, panel kontrol, atau cubicle reaktor berupa: a. Suara,

b. Bau,

c. Grounding panel, d. Terminasi wiring, dan e. Kabel kontrol.

3 Kondisi relai proteksi berupa Breaker failure

2.1.2.3 Inspeksi Bulanan

Inspeksi bulanan ini dilakukan oleh operator Gardu Induk/petugas pemeliharaan GI dengan periode inspeksi bulanan. Inspeksi ini terdiri dari :

1 Kondisi umum panel proteksi, panel control, atau kubikel reaktor berupa : a. Kondisi dalam panel

b. Lampu penerangan c. Heater

d. Pintu panel e. Door sealant

f. Lubang kabel control.

g. Pemeriksaan temperature terminal. 2 Kondisi alat ukur dan indikasi.

a. Meter Temperature Winding / Oil. b. Amperemeter c. Voltmeter d. MVar meter. e. Kwh meter f. Kwh meter g. Lampu indikasi.

(19)

Listrik untuk kehidupan yang lebih baik

13

2.1.3 In Service Inspection Bay Kapasitor 2.1.3.1 Inspeksi Harian

Inspeksi harian dilakukan dalam periode setiap hari yang terdiri dari :

1 Kondisi relai proteksi berupa :

a. Eksternal Fuse (bila dilengkapi) b. Relai OCR/GFR

c. Relai Unbalance d. Relai OVR/UVR

2 Kondisi Switching Control Capacitor 3 Kondisi Trip Circuit Supervision (TCS) 1 4 Kondisi Trip Circuit Supervision (TCS) 2.

2.1.3.2 Inspeksi Mingguan

Inspeksi mingguan dilakukan oleh operator Gardu Induk/petugas pemeliharaan GI dan dilakukan dalam periode mingguan. Inspeksi ini terdiri dari :

1 Kondisi lingkungan ruang proteksi dan kontrol, berupa : a. suhu ruangan

b. kelembaban.

2 Kondisi umum panel proteksi, panel kontrol, atau kubikel kapasitor berupa: a. Suara,

b. Bau,

c. Grounding panel, d. Terminasi wiring, dan e. Kabel kontrol.

3 Kondisi relai proteksi berupa Breaker failure

2.1.3.3 Inspeksi Bulanan

Inspeksi bulanan ini dilakukan oleh operator Gardu Induk/petugas pemeliharaan GI dengan periode inspeksi bulanan. Inspeksi ini terdiri dari :

1 Kondisi umum panel proteksi, panel kontrol, atau cubicle reaktor berupa : a. Kondisi dalam panel

b. Lampu penerangan c. Heater

d. Pintu panel e. Door sealant

(20)

Listrik untuk kehidupan yang lebih baik

14

g. Pemeriksaan temperature terminal

2 Kondisi alat ukur dan indikasi.

a. Meter Temperature Winding / Oil. b. Amperemeter c. Voltmeter d. MVar meter. e. Kwh meter f. Kwh meter g. Lampu indikasi.

Kondisi kondisi ini dicatat dalam blangko yang sudah disediakan guna untuk mengetahui lebih dini kondisi peralatan yang diidentifikasi tersebut ada dalam kondisi normal atau ada kelainan. Bila ada kelainan dapat ditindaklanjuti pada kondisi peralatan in service atau shutdown. Blangko uji terlampir.

2.2 In Service Measurement / Pengukuran Dalam Keadaan Operasi

Pemeliharaan ini dilakukan sebelum dan sesudah dilakukan shutdown testing – measurement dilakukan oleh regu pemeliharaan proteksi. In service measurement dilakukan guna memastikan ada tidaknya permasalahan terhadap wiring/pengawatan rangkaian arus.

2.2.1 In Service Measurement Bay Transformator

1. Pemeriksaan besaran arus I1, I2, I restraint, dan Id pada relai diferensial.

2. Pemeriksaan besaran arus Id untuk relai REF Low Impedance, besaran arus Id untuk REF high impedance jenis arus dan pengukuran tegangan Vd untuk relai REF high impedance jenis tegangan.

3. Pemeriksaan besaran arus pada relai OCR/GFR. 4. Pemeriksaan besaran arus pada SBEF

5. Pemeriksaan besaran tegangan pada AVR

6. Pemeriksaan besaran arus dan tegangan pada meter.

2.2.2 In Service Measurement Bay Reaktor

1. Pemeriksaan besaran arus I1, I2, I restraint, dan Id pada relai diferensial, atau 2. Pemeriksaan besaran arus Id untuk relai REF Low Impedance, besaran arus Id

untuk REF high impedance jenis arus dan pengukuran tegangan Vd untuk relai REF high impedance jenis tegangan.

3. Pemeriksaan besaran arus pada relai OCR/GFR. 4. Pemeriksaan besaran tegangan pada OVR/UVR 5. Pemeriksaan besaran arus dan tegangan pada meter.

(21)

Listrik untuk kehidupan yang lebih baik

15

2.2.3 In Service Measurement Bay Kapasitor 1. Pemeriksaan besaran arus pada relai OCR/GFR. 2. Pemeriksaan besaran tegangan pada OVR/UVR

3. Pemeriksaan besaran unbalance berupa arus atau tegangan tergantung konfigurasi kapasitor.

4. Pemeriksaan arus dan tegangan pada Switching Control Capacitor. 5. Pemeriksaan besaran arus dan tegangan pada meter.

Pemeriksaan besaran analog ini dapat dilakukan dengan cara melihat nilai pengukuran pada display relai untuk relai relai jenis numerik, dan melakukan pengukuran dengan menggunakan tang ampere dan voltmeter untuk relai relai jenis static dan elektromekanik.

Kondisi kondisi ini dicatat dalam blangko yang sudah disediakan guna untuk mengetahui lebih dini kondisi peralatan yang diidentifikasi tersebut ada dalam kondisi normal atau ada kelainan. Bila ada kelainan dapat ditindaklanjuti pada kondisi peralatan in service atau shutdown. Blangko uji terlampir.

2.3 Shutdown Testing Measurement / Pengujian Pada Saat Sistem Tidak Bertegangan

Pemeliharaan ini dilakukan oleh regu pemeliharaan proteksi dan meter. Periode pemeliharaan shutdown ini didasarkan pada jenis relai proteksinya. Relai jenis elektromekanik dan jenis elektrostatik dilakukan 2 tahun sekali, sedangkan relai jenis numerik dilakukan 6 tahun sekali. Pemeliharaan ini dilakukan dengan menggunakan alat uji relai proteksi untuk mengetahui karakteristik dan unjuk kerja relai, apakah masih sesuai dengan standarnya. Hasil pengujian harus dicatat dalam blangko pengujian dan dievaluasi untuk mengetahui lebih dini adanya anomali relai proteksi

2.3.1 Shutdown Testing Bay Transformator 2.3.1.1 Pengujian Relai Diferensial

Pengujian relai diferensial terdiri dari beberapa pengujian yaitu: 1. Pengujian arus kerja minimum.

2. Pengujian arus kerja high set (bila diaktifkan) 3. Pengujian slope.

4. Pengujian waktu kerja.

(22)

Listrik untuk kehidupan yang lebih baik

16

2.3.1.2 Pengujian Relai REF.

Pengujian REF ini tergantung dari jenis REF yang dipergunakan.

1. Pengujian arus kerja minimum jika yang dipergunakan adalah REF jenis low impedance atau REF high impedance jenis arus

2. Pengujian tegangan kerja jika yang dipergunakan adalah REF high impedance jenis tegangan.

3. Pengujian waktu kerja.

2.3.1.3 Pengujian Relai OCR/GFR Pengujian relai OCR/GFR reaktor, terdiri dari :

1. Pengujian arus pick up. 2. Pengujian arus reset.

3. Pengujian karakteristik waktu. 4. Pengujian high set / instant. 2.3.1.4 Pengujian Relai SBEF Pengujian relai SBEF, terdiri dari :

1. Pengujian arus pick up. 2. Pengujian arus reset.

3. Pengujian karakteristik waktu.

2.3.1.5 Pengujian Skema OLS (Bila Ada) Pengujian relai SBEF, terdiri dari :

1. Pengujian arus pick up. 2. Pengujian arus reset.

3. Pengujian karakteristik waktu. 2.3.1.6 Pengujian AVR Pengujian AVR terdiri dari : 1. Pengujian arus blocking 2. Pengujian tegangan blocking

(23)

Listrik untuk kehidupan yang lebih baik

17

3. Pengujian selisih tegangan kerja

4. Pengujian waktu tunda 2.3.1.7 Kalibrasi Meter.

Kalibrasi meter ini bertujuan untuk memastikan kelaikan penunjukan meter berdasarkan kelasnya. Kalibrasi meter ini meliputi kalibrasi meter tegangan, arus, MVAR, dan energi meter nontransaksi.

2.3.1.8 Pengencangan Terminasi Wiring.

Hal ini dilakukan untuk memastikan tidak ada pengawatan yang lepas.

2.3.2 Shutdown Testing Bay Reaktor 2.3.2.1 Pengujian Relai Diferensial

Pengujian relai diferensial terdiri dari beberapa item pengujian yaitu: 1. Pengujian arus kerja minimum.

2. Pengujian arus kerja high set (bila diaktifkan) 3. Pengujian slope.

4. Pengujian waktu kerja.

5. Pengujian harmonic blocking. 2.3.2.2 Pengujian Relai REF.

Pengujian REF ini tergantung dari jenis REF yang dipergunakan.

1. Pengujian arus kerja minimum jika yang dipergunakan adalah REF jenis low impedance atau REF high impedance jenis arus

2. Pengujian tegangan kerja jika yang dipergunakan adalah REF high impedance jenis tegangan.

3. Pengujian waktu kerja.

2.3.2.3 Pengujian Relai OCR/GFR Pengujian relai OCR/GFR reaktor, terdiri dari :

1. Pengujian arus pick up. 2. Pengujian arus reset.

(24)

Listrik untuk kehidupan yang lebih baik

18

4. Pengujian high set / instant.

2.3.2.4 Pengujian Relai OVR / UVR

Pengujian relai proteksi yang menggunakan OVR dan UVR, terdiri dari :

1. Pengujian tegangan pick up. 2. Pengujian tegangan reset. 3. Pengujian karakteristik waktu.

2.3.2.5 Kalibrasi Meter.

Kalibrasi meter ini bertujuan untuk memastikan kelaikan penunjukan meter berdasarkan kelasnya. Kalibrasi meter ini meliputi kalibrasi meter tegangan, arus, MVAR, dan energi meter non transaksi.

2.3.2.6 Pengencangan Terminasi Wiring.

Hal ini dilakukan untuk memastikan tidak ada pengawatan yang lepas.

2.3.3 Shutdown Testing Bay Kapasitor 2.3.3.1 Pengujian Relai OCR/GFR

Pengujian relai OCR/GFR kapasitor, terdiri dari :

1. Pengujian arus pick up. 2. Pengujian arus reset.

3. Pengujian karakteristik waktu. 4. Pengujian high set / instant.

2.3.3.2 Pengujian Relai OVR / UVR

Pengujian relai proteksi yang menggunakan OVR dan UVR, terdiri dari :

1. Pengujian tegangan pick up. 2. Pengujian tegangan reset. 3. Pengujian karakteristik waktu.

2.3.3.3 Pengujian Relai Unbalance Pengujian relai proteksi unbalance, terdiri dari :

(25)

Listrik untuk kehidupan yang lebih baik

19

1. Pengujian tegangan pick up jika menggunakan sensor tegangan, atau pengujian

arus pick up jika menggunakan sensor arus.

2. Pengujian tegangan reset jika menggunakan sensor tegangan, atau pengujian arus reser jika menggunakan sensor arus.

3. Pengujian waktu kerja.

2.3.3.4 Kalibrasi Meter.

Kalibrasi meter ini bertujuan untuk memastikan kelaikan penunjukan meter berdasarkan kelasnya. Kalibrasi meter ini meliputi kalibrasi meter tegangan, arus, MVAR, dan energi meter non transaksi.

2.3.3.5 Pengencangan Terminasi Wiring.

Hal ini dilakukan untuk memastikan tidak ada pengawatan yang lepas.

2.4 Shutdown Function Check / Pengujian Fungsi Pada Saat Sistem Tidak Bertegangan.

2.4.1 Shutdown Function Check Bay Transformator Pengujian shutdown function check pada bay transformator adalah :

1. Pengujian fungsi trip PMT, fungsi alarm, dan announciator dari relai diferensial dan relai REF.

2. Pengujian fungsi trip PMT, fungsi alarm, dan announciator dari OCR/GFR sisi primer dan sisi sekunder.

3. Pengujian fungsi penutupan PMT, fungsi alarm, dan announciator dari relai SBEF. 4. Pengujian fungsi sistem proteksi untuk mendapatkan waktu pemutusan gangguan.

2.4.2 Shutdown Function Check Bay Reaktor

Pengujian shutdown function check pada bay reaktor adalah :

1. Pengujian fungsi trip PMT, fungsi alarm, dan announciator dari relai diferensial atau relai REF.

2. Pengujian fungsi trip PMT, fungsi alarm, dan announciator dari OCR/GFR. 3. Pengujian fungsi penutupan PMT, fungsi alarm, dan announciator dari relai OVR. 4. Pengujian fungsi pembukaan PMT, fungsi alarm, dan announciator dari relai UVR. 5. Pengujian fungsi sistem proteksi untuk mendapatkan waktu pemutusan gangguan.

(26)

Listrik untuk kehidupan yang lebih baik

20

2.4.3 Shutdown Function Check Bay Kapasitor

Pengujian shutdown function check pada bay kapasitor adalah :

1. Pengujian fungsi trip PMT, fungsi alarm, dan announciator dari OCR/GFR. 2. Pengujian fungsi trip PMT, fungsi alarm, dan announciator dari relai unbalance. 3. Pengujian fungsi pembukaan PMT, fungsi alarm, dan announciator dari relai OVR. 4. Pengujian fungsi penutupan PMT, fungsi alarm, dan announciator dari relai UVR. 5. Pengujian fungsi sistem proteksi untuk mendapatkan waktu pemutusan gangguan. Pengujian pengujian ini dicatat dalam blangko yang sudah disediakan selanjutnya dievaluasi untuk mengetahui lebih dini kondisi sistem proteksi tersebut ada dalam kondisi normal atau ada kelainan (Blangko uji terlampir).

2.5 Pengujian / Pemeriksaan Setelah Gangguan

Secara umum pemeliharaan setelah gangguan dilakukan apabila sistem proteksi mengalami kegagalan peralatan. Kegagalan peralatan ini dapat berupa malakerja sistem proteksi atau berupa kerusakan peralatan yang membutuhkan penggantian.

Kegagalan sistem proteksi dapat terjadi pada kondisi :

• Bekerjanya diferensial relai saat terjadi gangguan eksternal. • Bekerjanya REF relai saat terjadi gangguan eksternal.

• Tidak bekerjanya diferensial relai pada saat terjadi gangguan internal. • Tidak bekerjanya REF relai pada saat terjadi gangguan internal.

• Bekerjanya GFR transformator pada saat terjadi gangguan penghantar.

Penggantian peralatan primer dan sekunder yang membutuhkan pengujian / pemeriksaan antara lain :

• Penggantian reaktor/kapasitor.

• Penggantian CT fasa ataupun CT netral reaktor. • Penggantian PMT.

• Penggantian relai proteksi. • Penggantian / perubahan wiring. • Penggantian transformator tegangan.

Pemeliharaan setelah kondisi gangguan ini dilakukan oleh regu pemeliharaan proteksi. Pengujian sistem proteksi setelah gangguan ini umumnya tergantung pada jenis / kondisi gangguan:

(27)

Listrik untuk kehidupan yang lebih baik

21

2.5.1 Gangguan Malakerja Relai Proteksi Pemeliharaan yang perlu dilakukan adalah :

1. Periksa konfigurasi data setting, dan rekaman gangguan (DFR). 2. Periksa Setting.

3. Periksa logic tripping. 4. Uji individu relai. 5. Periksa pengawatan. 6. Uji Stability.

7. Uji Comtrade (bila diperlukan).

2.5.2 Gangguan yang Mengakibatkan Penggantian Peralatan 1. Penggantian CT

Pengujian yang dilakukan pemeriksaan rangkaian arus dan pengujian stability diferensial atau REF.

2. Penggantian relai diferensial atau REF

Pengujian yang dilakukan adalah individual relai, pengujian fungsi trip, alarm dan announciator, dan pengujian stability.

3. Penggantian PMT

Pengujian yang dilakukan adalah fungsi trip PMT dan kontrol close open PMT.

4. Penggantian reaktor.

Pengujian yang dilakukan adalah adalah individual relai, pengujian fungsi trip, alarm dan announciator, dan pengujian stability.

5. Penggantian wiring.

Pengujian yang dilakukan adalah pengujian fungsi dan atau pengujian stability. 6. Penggantian PT yang terkait dengan kontrol reaktor.

Pengujian yang dilakukan adalah pemeriksaan rangkaian tegangan, pengujian fungsi OVR/UVR.

(28)

Listrik untuk kehidupan yang lebih baik

22

Instalasi

dioperasikan

In Service

Measurement

Untuk memastikan semua rangkaian arus dan tegangan ada dalam keadaan normal setelah dilakukan shutdown testing

In Service Inspection

In Service

Measurement

Untuk memastikan semua rangkaian arus dan tegangan ada dalam keadaan normal sebelum dilakukan shutdown testing

Instalasi

di-off-kan

Shutdown Testing

Uji Individual relai

Diferensial relai. 1. Uji arus kerja

minimum

2. Uji slope diferensial 3. Uji 2nd

dan 5th

harmonic blocking

4. Uji waktu kerja relai REF high impedance

1. Uji tegangan/arus kerja

2. Uji waktu kerja REF low impedance

1. Uji arus kerja 2. Uji waktu kerja OCR/GFR

1. Uji arus kerja minimum 2. Uji arus Drop off

relai

3. Uji waktu kerja relai OVR/UVR

1. Uji tegangan kerja 2. Uji tegangan Drop

off relai

3. Uji waktu kerja relai

Shutdown Function

Uji Fungsi

1. Fungsi Trip 2. Fungsi Alarm

3. Fungsi open close PMT

4. Announciator 5. Fault Clearing Time

(29)

Listrik untuk kehidupan yang lebih baik

23

3. EVALUASI HASIL PEMELIHARAAN

Hasil pemeliharaan perlu dievaluasi dan ditindaklanjuti segera apabila ditemukan ketidaknormalan relai proteksi transformator, sehingga penyaluran tenaga listrik tidak terhambat karena adanya ketidaknormalan relai proteksi. Evaluasi pemeliharaan tersebut harus mengacu pada standar yang ditentukan.

3.1 Standar In Service Inspection

In service inspection memiliki standar acuan normal secara visual.

Tabel 3.1. Standar acuan pemeliharaan In Service Inspection

Item inspeksi Standar

I. Kondisi Lingkungan : Ruangan Proteksi dan control

1 Suhu Ruangan 200 - 240 C

2 Kelembaban < 70 %

II. Kondisi Umum Panel Proteksi / kontrol / kubikel

1 Kondisi dalam Panel Bersih

2 Lampu Penerangan Terang

3 Heater Ada, baik

4 Pintu Panel Tidak korosi

5 Door Sealant Baik, elastic

6 Lubang Kabel Kontrol Tertutup rapat

7 Suara Tidak ada

8 Bau Tidak berbau

9 Grounding Panel Ada, terhubung baik

10 Terminasi Wiring Kencang, tidak karatan

11 Kabel Kontrol Tidak cacat /

Tidak putus

III. Kondisi Relai Proteksi dan Kontrol

1 Relai Diferensial Normal, LED in service

nyala

2 Relai REF Normal, LED in service

nyala

3 OCR/GFR Normal, LED in service

nyala

4 Relai SBEF Normal, LED in service

nyala

(30)

Listrik untuk kehidupan yang lebih baik

24

nyala

6 OVR dan UVR Normal, LED in service

nyala

7 Switching Control Capacitor Normal, LED in service nyala

8 Trip Circuit Supervision 1 LED/bendera tidak muncul

9 Trip Circuit Supervision 2 LED/bendera tidak muncul

10 Breaker Failure Normal, LED in service

nyala

11 AVR Normal, LED in service

nyala

IV. Kondisi Alat Ukur & Indikasi

1 Ampere Meter Normal, terbaca

2 KV Meter RST Normal, terbaca

3 MW Meter Normal, terbaca

4 Mvar Meter Normal, terbaca

5 kWh Meter Normal, terbaca

6 Discrepancy Switch Normal, menyala pada

kondisi tidak sesuai 7 Tap Position Meter AVR Normal, sesuai posisi tap

8 Announciator Lampu Normal, menyala pada

test lamp

3.2 Standar In Service Measurement

In service measurement mengacu pada ada atau tidaknya arus dan tegangan sesuai fungsi relai proteksi.

Tabel 3.2. Standar Acuan Pemeliharaan In Service Measurement

No Item Relai Proteksi Acuan

1 Diferensial relai Arus restraint harus terukur pada kedua sisi CT ketika operasi berbeban.

Arus diferensial harus relatif nol ketika operasi berbeban normal minimum 10%. (dilakukan setiap fasa)

2 REF high impedance jenis tegangan

Tegangan pada terminal relai harus relatif nol ketika kondisi operasi berbeban.

(31)

Listrik untuk kehidupan yang lebih baik

25

3 REF high impedance jenis arus Arus harus terukur relatif nol ketika kondisi

operasi berbeban.

4 REF low impedance Arus harus terukur relatif nol ketika kondisi operasi berbeban.

5 OCR Arus masing-masing fasa harus terukur

dan relatif sama besar ketika kondisi operasi berbeban.

6 GFR Arus yang masuk ke kumparan Ground

Fault harus terukur relatif nol ketika kondisi operasi berbeban.

7 SBEF Arus yang masuk ke relai harus terukur

relatif nol ketika kondisi operasi berbeban. 8 Relai Unbalance dengan sensor

arus

Arus yang masuk ke relai harus terukur relatif nol ketika kondisi operasi berbeban normal.

9 Relai Unbalance dengan sensor tegangan

Tegangan yang terukur harus relatif nol ketika kondisi operasi berbeban normal.

10 OVR/UVR Tegangan harus terukur ketika kondisi

operasi.

11 AVR Tegangan harus terukur ketika kondisi

operasi.

12 Meter Arus dan tegangan masing-masing fasa

harus terukur dan relatif sama besar ketika kondisi operasi berbeban.

3.3 Standar Shutdown Testing

Pengujian individual relai proteksi harus mengacu pada akurasi dari pabrikan, dan dapat dilihat dari manual buku pabrikan. Standar akurasi ini terdiri dari akurasi arus pick up dan akurasi waktu kerja. Kesalahannya harus lebih kecil atau sama dengan akurasi yang dinyatakan dibuku manual pabrikan.

Kesalahan (error) dinyatakan melalui

Dibawah ini beberapa akurasi untuk beberapa jenis relai proteksi.

Elektromekanik : arus + 10%, waktu kerja + 5%

Elektrostatik : arus + 5%, waktu kerja + 5%

Numerik / Digital : arus + 5%, waktu kerja + 5% Untuk kerja waktu instantaneous : + 5% + 10 ms.

Error =

Nilai setting – Nilai hasil uji Nilai setting

(32)

Listrik untuk kehidupan yang lebih baik

26

3.4 Standar Pengujian Fungsi Sistem Proteksi

3.4.1 Pengujian Fungsi PMT, Alarm, dan Announciator.

Pengujian fungsi sistem proteksi hingga PMT dilakukan untuk memastikan bahwa sistem proteksi berfungsi dengan benar mulai dari peralatan primer hingga PMT, dan dilakukan melalui injeksi primer, dan memastikan gangguan yang terjadi akan menghasilkan alarm dan announciator yang benar ke panel kontrol.

3.4.2 Pengujian Fungsi Waktu Pemutusan Gangguan.

Harus mengacu kepada grid code untuk masing masing tegangan. Yang dilihat lamanya PMT trip mulai dari relai bekerja hingga PMT trip. Durasi ini disebut dengan fault clearing time (lama waktu pemutusan gangguan). Maksimum waktu pemutusan ini berdasarkan grid code dibedakan berdasarkan level tegangan :

Sistem 500 kV : 90 ms Sistem 275 kV : 100 ms Sistem 150 kV : 120 ms Sistem 70 kV : 150 ms

(33)

Listrik untuk kehidupan yang lebih baik

27

4. REKOMENDASI

Rekomendasi yang dihasilkan harus mengacu kepada hasil pemeliharaan yang telah dilakukan dibandingkan dengan standar yang ditetapkan. Rekomendasi ini hanya dikeluarkan bila hasil dari pemeliharaan keluar dari acuan standar.

4.1 Rekomendasi Hasil Pemeliharaan In Service Inspection

Tabel 4.1. Rekomendasi hasil pemeliharaan in service inspection

No Pemeriksaan Kondisi Rekomendasi

1 Kondisi Suhu Ruang proteksi dan kontrol

Panas atau Lembab Periksa lingkungan ruangan,

Periksa dan perbaiki sistem AC pendingin 2 Kondisi panel proteksi dan kontrol

- Kebersihan bagian luar dan dalam kubikel/panel

Kotor Bersihkan dengan metode

kering

- Lampu Penerangan Panel - Redup / tidak sesuai K3 - Mati

- Tidak ada

- Periksa

- Ganti Lampu

- Suhu ruangan > 24°C - Periksa kondisi

lingkungan ruangan

- Periksa AC

- Perbaiki / Ganti AC

- Kelembaban ruangan > 70 % - Periksa kondisi

lingkungan ruangan

- Periksa AC

- Perbaiki AC

- Pasang Dehumidifier

- Heater - Rusak - Perbaiki

- Ganti

- Bau Berbau Cari dan tindaklanjuti

tempat asal bau

- Suara Suara tidak normal Cari dan tindaklanjuti

- Lubang Kabel Kontrol Tidak tertutup Tutup lubang

- Pintu panel - Korosi

- Tidak bisa ditutup rapat

- tidak bisa dikunci

- Perbaiki

- Door Sealant - tidak elastis - putus

(34)

Listrik untuk kehidupan yang lebih baik

28

- Grounding panel - Korosi - Rantas - Kendor - Putus - Hilang - Diperbaiki - Diganti

- Terminasi Kabel - Korosi

- Panas (hasil

pengukuran thermogun)

- Diperbaiki

- Diganti

- Kabel Kontrol - Terkelupas - Diganti

3 Kondisi relai proteksi Lampu supply padam - Cek Supplai DC

- Periksa card DC Supplai

- Ganti relai

4 Kondisi Relai TCS Bekerja - Cek Rangkaian tripping

relai proteksi

- Ganti relai 5 Kondisi meter meter

- Analog - Digital

Penunjukan tidak sesuai Display padam

Periksa meter, kalibrasi, ganti meter.

Cek supplai DC, ganti meter

6 Kondisi announciator Lampu padam Ganti lampu

4.2 Rekomendasi Hasil Pemeliharaan In Service Measurement

Tabel 4.2. Rekomendasi hasil pemeliharaan in service measurement

No Pemeriksaan Kondisi Rekomendasi

1 Diferensial relai - Arus restraint tidak terukur pada kondisi operasi normal

- Arus diferensial terukur (relatif ≠ 0) pada kondisi

operasi normal

Periksa rangkaian input sistem proteksi Diferensial

2 REF high impedance jenis tegangan

Tegangan pada terminal relai terukur (relatif ≠ 0) ketika

kondisi operasi normal.

Periksa rangkaian input sistem proteksi REF

3 REF high impedance jenis arus

Arus terukur (relatif ≠ 0) ketika

kondisi operasi normal.

Periksa rangkaian input sistem proteksi REF 4 REF low impedance Arus terukur (relatif ≠ 0) ketika

kondisi operasi normal.

Periksa rangkaian input sistem proteksi REF

(35)

Listrik untuk kehidupan yang lebih baik

29

5 OCR Arus masing masing fasa tidak

terukur ataupun relatif tidak sama besar ketika kondisi operasi normal.

Periksa rangkaian input sistem proteksi OCR

6 GFR Arus yang masuk ke

kumparan Ground Fault terukur (relatif ≠ 0) ketika

kondisi operasi normal.

Periksa rangkaian input sistem proteksi GFR

7 SBEF Arus yang masuk ke

kumparan Ground Fault terukur (relatif ≠ 0) ketika

kondisi operasi normal.

Periksa rangkaian input sistem proteksi SBEF

8 Relai Unbalance sensor arus

Arus yang masuk ke relai unbalance terukur (relatif ≠ 0)

ketika kondisi operasi normal.

Periksa rangkaian input sistem proteksi, koordinasikan dengan regu pemeliharaan untuk memastikan kapasitor dalam kondisi baik

9 Relai Unbalance sensor tegangan

Tegangan yang masuk ke relai unbalance terukur (relatif ≠ 0)

ketika kondisi operasi normal.

Periksa rangkaian input sistem proteksi, koordinasikan dengan regu pemeliharaan untuk memastikan kapasitor dalam kondisi baik

10 OVR / UVR Tegangan tidak terukur pada relai

Periksa rangkaian input relai OVR/UVR

11 AVR Tegangan tidak terukur pada

relai

Periksa rangkaian input AVR

12 Meter Arus dan/atau tegangan tidak

terukur normal

Periksa rangkaian input

arus dan/atau

(36)

Listrik untuk kehidupan yang lebih baik

30

4.3 Rekomendasi Hasil Pemeliharaan Shutdown Testing Measurement.

Tabel 4.3. Rekomendasi hasil pemeliharaan shutdown testing

No Pemeriksaan Kondisi Rekomendasi

1 Relai OCR/GFR

Arus pick up OCR/GFR ’> standar Relai elektromekanik :

- Kalibrasi / tuning

- Ganti relai

Relai elektrostatik / numerik :

- Periksa card,

- Ganti card

- Ganti relai

Rasio DO/PU ’> standar Relai elektromekanik :

- Kalibrasi / tuning

- Ganti relai

Relai elektrostatik / numerik :

- Periksa card,

- Ganti card

- Ganti relai

Waktu kerja OCR/GFR ’> standar Relai elektromekanik :

- Kalibrasi / tuning

- Ganti relai

Relai elektrostatik / numerik :

- Periksa card,

- Ganti card

- Ganti relai

2 Relai Diferensial

Arus pick up ’> standar Relai elektromekanik :

- Kalibrasi / tuning

- Ganti relai

Relai elektrostatik / numerik :

- Periksa card,

- Ganti card

- Ganti relai

Slope ’> standar Relai elektromekanik :

- Kalibrasi / tuning

- Ganti relai

Relai elektrostatik / numerik :

- Periksa card,

- Ganti card

- Ganti relai

Waktu kerja ’> standar Relai elektromekanik :

(37)

Listrik untuk kehidupan yang lebih baik

31

- Ganti relai

Relai elektrostatik / numerik :

- Periksa card,

- Ganti card

- Ganti relai

harmonic blocking ’> standar Relai elektromekanik :

- Kalibrasi / tuning

- Ganti relai

Relai elektrostatik / numerik :

- Periksa card,

- Ganti card

- Ganti relai

3 Relai REF low impedance ataupun REF high impedance jenis arus

Arus pick up ’> standar Relai elektromekanik :

- Kalibrasi / tuning

- Ganti relai

Relai elektrostatik / numerik :

- Periksa card,

- Ganti card

- Ganti relai

Waktu kerja ’> standar Relai elektromekanik :

- Kalibrasi / tuning

- Ganti relai

Relai elektrostatik / numerik :

- Periksa card,

- Ganti card

- Ganti relai

4 Relai REF high impedance jenis tegangan

Tegangan pick up ’> standar Relai elektromekanik :

- Kalibrasi / tuning

- Ganti relai

Relai elektrostatik / numerik :

- Periksa card,

- Ganti card

- Ganti relai

Waktu kerja ’> standar Relai elektromekanik :

- Kalibrasi / tuning

- Ganti relai

Relai elektrostatik / numerik :

- Periksa card,

- Ganti card

- Ganti relai

5 Relai Unbalance

(38)

Listrik untuk kehidupan yang lebih baik

32

- Kalibrasi / tuning

- Ganti relai

Relai elektrostatik / numerik :

- Periksa card,

- Ganti card

- Ganti relai

Rasio DO/PU ’> standar Relai elektromekanik :

- Kalibrasi / tuning

- Ganti relai

Relai elektrostatik / numerik :

- Periksa card,

- Ganti card

- Ganti relai

Waktu kerja ’> standar Relai elektromekanik :

- Kalibrasi / tuning

- Ganti relai

Relai elektrostatik / numerik :

- Periksa card,

- Ganti card

- Ganti relai

6 Relai OVR/UVR

Arus pick up ’> standar Relai elektromekanik :

- Kalibrasi / tuning

- Ganti relai

Relai elektrostatik / numerik :

- Periksa card,

- Ganti card

- Ganti relai

Rasio DO/PU ’> standar Relai elektromekanik :

- Kalibrasi / tuning

- Ganti relai

Relai elektrostatik / numerik :

- Periksa card,

- Ganti card

- Ganti relai

Waktu kerja ’> standar Relai elektromekanik :

- Kalibrasi / tuning

- Ganti relai

Relai elektrostatik / numerik :

- Periksa card,

- Ganti card

(39)

Listrik untuk kehidupan yang lebih baik

33

4.4 Rekomendasi Hasil Pemeliharaan Shutdown Function Check.

Tabel 4.4. Rekomendasi hasil pemeliharaan shutdown function check

No Pemeriksaan Kondisi Rekomendasi

1 Uji fungsi sistem proteksi

PMT tidak trip - Periksa sistem DC tripping

- Periksa kontak output trip relai

- Periksa lockout relai

- Periksa tripping coil PMT

- Periksa pengawatan tripping

- Kordinasi dengan regu pemeliharaan PMT. Alarm dan announciator

tidak bekerja

- Periksa Lampu announciator

- Periksa kontak output trip alarm.

- Periksa pengawatan sistem alarm.

- Periksa sistem DC alarm.

2 Uji fungsi waktu

pemutusan.

Waktu pemutusan melebihi standar acuan

Periksa kecepatan masing masing komponen (relai, lock out relai, dan PMT)

(40)

Listrik untuk kehidupan yang lebih baik

34

Lampiran 1. FMEA Peralatan Transformer dan Kontrol Bay Transformator

SYSTEM SUB SYSTEM SUB SUB SYSTEM FUNCTION FUNCTIONAL FAILURE FAILURE MODE LEVEL-1 FAILURE MODE LEVEL-2 FAILURE MODE LEVEL-3 FAILURE MODE LEVEL-4 FAILURE MODE LEVEL-5 FAULT CONDITION

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

Card DC Supply Catu daya proses internal Tegangan output Card Catu DC-DC Converter Rusak -Loss Contact wiring polaritas terbalik Relai Bantu kontak trip rusak out put contact/kontak trip rusak Salah Perhitungan Setting Data salah

Salah setting logic Salah Penerapan Setting

-Loss Contact

wiring polaritas terbalik Relai Bantu kontak trip rusak out put contact/kontak trip rusak Salah Perhitungan Setting Data salah

Salah setting logic Salah Penerapan Setting

-Relai Bantu kontak trip rusak out put contact/kontak trip rusak Salah Perhitungan Setting Data salah

Salah setting logic Salah Penerapan Setting

-Perubahan kharakteristik perubahan komponen arus & Salah Perhitungan Setting Data salah

Salah setting logic Salah Penerapan Setting

Perubahan kharakteristik perubahan komponen arus & Relai Bantu kontak trip rusak out put contact/kontak trip rusak Salah Perhitungan Setting Data salah

Salah Penerapan Setting

-Perubahan kharakteristik perubahan komponen arus & Relai Bantu kontak trip rusak out put contact/kontak trip rusak Salah Perhitungan Setting Data salah

Salah Penerapan Setting

-Perubahan kharakteristik perubahan komponen arus & Relai Bantu kontak trip rusak out put contact/kontak trip rusak Salah Perhitungan Setting Data salah

Salah Penerapan Setting

-Perubahan kharakteristik perubahan komponen arus &

Polaritas CT Terbalik Pemeliharaan yang tidak

Terminal kendor

Terminal berkarat high poluted kualitas bahan jelek

digigit binatang MCB PT trip / Fuse putus Short Circuit kegagalan isolasi kabel

kabel CT putus kualitas bahan jelek digigit binatang terminal short link CT Pemeliharaan yang tidak kegagalan isolasi Kabel CT kegagalan isolasi kabel

berkarat terminal kendor digigit binatang kualitas bahan jelek

MCB DC trip short circuit kegagalan isolasi Kabel DC Salah desain kommisioning tidak

short Circuit kegagalan isolasi Kabel DC PROTEKSI &

CONTROL BAY TRAFO

DC Failure Analog Input Relai tidak

sempurna

Pengawatan yang menghubungkan dari DC panel ke sistem proteksi Pengawatan dari sisi sekunder CT sampai ke

proteksi

KLASIFIKASI FAILURE MODE JENIS PERALATAN ROTEKSI TRAFO & KONTROL BAY TRAFO

Proteksi yang dicadangkan bekerja untuk mendeteksi gangguan phasa - tanah apabila proteksi utama

Kontak trip tidak bekerja Proteksi Cadangan GFR Proteksi Cadangan SBEF Under Frekuensi Wiring DC Wiring CT

Tidak bekerja sesuai fungsinya

perubahan komponen arus

perubahan komponen arus Perubahan kharakteristik

relai Perubahan kharakteristik

relai

Tidak Bekerja Seketika pada daerah kerjanya

Kontak trip tidak bekerja Proteksi yang harus bekerja

seketika jika terjadi gangguan pada daerah

kerjanya berdasarkan perbedaan arus

Relai bekerja pada

gangguan diluar Kesalahan wirng

Relai bekerja pada

gangguan diluar Kesalahan wirng Kontak trip tidak bekerja Tidak Bekerja Seketika pada

daerah kerjanya

Proteksi Cadangan OCR

Proteksi yang dicadangkan bekerja untuk mendeteksi gangguan phasa - phasa apabila proteksi utama

gagal bekerja

Tidak bekerja sesuai fungsinya

Kontak trip tidak bekerja

Proteksi sistem yang bekerja untuk membuang beban dengan mendeteksi penurunan frekuensi

Tidak bekerja sesuai fungsinya Tidak bekerja sesuai

fungsinya Proteksi yang dicadangkan

bekerja untuk mendeteksi gangguan phasa - tanah apabila proteksi utama

gagal bekerja

loss contact di terminal Fungsi OCR/GFR

Fungsi Skema Khusus

Wiring Fungsi SBEF

Kontak trip tidak bekerja

Overload Relay

Proteksi sistem yang bekerja untuk membuang beban dengan mendeteksi penurunan frekuensi

Tidak bekerja sesuai fungsinya

Kontak trip tidak bekerja

Short Circuit CT open Circuit Kabel PT putus loss contact kabel putus open circuit Kabel PT putus Fungsi Differential Proteksi Utama

Fungsi REF Proteksi Utama

Proteksi yang harus bekerja seketika jika terjadi gangguan fasa ke tanah

pada daerah kerjanya berdasarkan perbedaan

(41)

Listrik untuk kehidupan yang lebih baik

35

SYSTEM SUB SYSTEM SUB SUB SYSTEM FUNCTION FUNCTIONAL FAILURE FAILURE MODE LEVEL-1 FAILURE MODE LEVEL-2 FAILURE MODE LEVEL-3 FAILURE MODE LEVEL-4 FAILURE MODE LEVEL-5 FAULT CONDITION

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

Switch Discrepancy Rusak anak kontak korosi (loss contact) gangguan pengawatan kabel kontrol lepas dari terminal Catu daya hilang MCB trip

Relai Bantu rusak kontak rusak

Fitting kendor Lampu putus Tegangan melebihi batas ripple tegangan (>12%)

Terminal korosi Terminal kendor Speaker mati Coil putus

kontak korosi loss contact switch rusak rod patah

Terminal korosi Terminal kendor meter rusak

Polaritas CT terbalik Pemeliharaan yang tidak Terminal kendor

terminal korosi

short link CT masih tertutup Pemeliharaan yang tidak penunjukan tidak valid kalibrasi tidak sesuai

Penggaraman pada kontak-kontaknya Humidity > 90 % Short Circuit kegagalan isolasi Loss contact

modul tidak terpasang ambient temperature > 50

ripple tegangan (>12%) Power supply error ripple tegangan (>12%)

Kesalahan data Kesalahan interpretasi versi Software tidak sesuai

Desain Error

Binatang panel tidak rapat logam

Tegangan Melebihi batas kualitas bahan jelek

Penggaraman pada kontak- Humidity > 90 % Loss Contact kegagalan isolasi Short Circuit

Operating Voltage dibawah nominal Desain kontaktor tidak MCB Peralatan yang memutus Malakerja MCB mekanik MCB rusak kualitas bahan jelek

Tegangan Melebihi batas kualitas bahan jelek Resistor Rusak Tegangan Melebihi batas

Penggaraman pada kontak-Loss contact PROTEKSI &

CONTROL BAY TRAFO

Announciator

Tidak bekerja sesuai fungsinya Peralatan untuk membuka /

menutup PMT dan PMS secara manual baik Fungsi Control Discrepancy Control

Switch

Kontak initiate tidak berfungsi

Indikasi tidak muncul Tidak bisa menampilkan

indikasi ketidaknormalan peralatan Alarm/Indikasi status

peralatan

Kontak announciator tidak berfungsi Loss Contact

Alarm tidak bunyi

Lampu mati Power supply error

meter tidak menunjuk Selector Switch Peralatan yang berfungsi sebagai saklar pemilih

Meter

Peralatan yang berfungsi untuk mengukur besaran Arus, Tegangan, Daya Aktif

dan Daya reaktif

penunjukan besaran ukur

tidak sesuai rangkaian CT / PT tidak tersambung dengan sempurna

Automatic Voltage Regulator

Peralatan yang berfungsi mengatur keluaran

tegangan Trafo

tidak bisa merubah tap trafo secara otomatis

Bad Contact

Hardware error Card Error

Setting & Logic

salah setting

Benda lain Switch tidak berfungsi Loss Contact

Malakerja Kontaktor

Coil Putus

Bad Contact

Peralatan Bantu

Kontaktor / Lock Out

Trip Circuit Supervision

Peralatan yang berfungsi sebagai relai bantu / master

trip.

Peralatan yang berfungsi untuk memonitor supply DC

rangkaian tripping

tidak bisa memonitor rangkaian trip

Coil Putus

(42)

Listrik untuk kehidupan yang lebih baik

36

Lampiran 2. Blangko Pengujian Relai Diferensial

PT PLN (Persero) …… ……….

Lokasi : Ratio CT sisi Primer :

Bay : Ratio CT sisi Sekunder :

Ratio CT sisi Tersier :

Merk/Type : ………. No Seri : ……….. Rating In : … A

No

1.

Setting I op : ………… Hasil Uji IR : …………..

Hasil Uji IS : …………..

Hasil Uji IT : …………..

2.

Setting 2nd harmonic blocking : ………… Hasil Uji 2nd harmonic : ……….

Setting 5th harmonic blocking : ………… Hasil Uji 5th harmonic : ……….

3. Pengujian slope differensial

Setting slope 1 : ………… Hasil Uji slope 1 : ………..

Setting slope 2 : ………… Hasil Uji slope 2 : ………..

Fasa Pengukuran Stn 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 I1 Amp I2 Amp Iop Amp (I1+I2)/2 Amp I1 Amp I2 Amp Iop Amp (I1+I2)/2 Amp I1 Amp I2 Amp Iop Amp (I1+I2)/2 Amp

4. Pengujian Waktu Kerja

Fasa Stn

R Sec.

S Sec.

T Sec.

5. Catatan

Diuji Tanggal : Diuji Oleh : Diperiksa Oleh : Diketahui Oleh :

Pengujian Differential Relay Transformer

ITEM UJI Pengujian arus kerja minimum

Waktu kerja

Pengujian Harmonic Blocking

R S T 200% 300% 400% Waktu kerja Waktu kerja Arus Op. Coil

(43)

Listrik untuk kehidupan yang lebih baik

37

Lampiran 3. Blangko Pengujian Relai REF

(44)

Listrik untuk kehidupan yang lebih baik

38

PT PLN (Persero) ………

……….

Trafo : ……. MVA ….. / ……kV Rasio CT sisi Primer :

Lokasi : Rasio NCT sisi Primer :

Bay : Rasio CT sisi Sekunder :

Rasio NCT sisi Sekunder :

Merk/Type : ………/………. No. Serie ………….

(45)

Listrik untuk kehidupan yang lebih baik

39

Lampiran 4. Blangko Pengujian OCR/GFR

(46)

Listrik untuk kehidupan yang lebih baik

40

PT PLN (Persero) …….

……….

Lokasi : ……….

Bay : ………..

Merk/Type : ………/………. No. Serie …………. Rasio CT : ……/.. A I nom :….. A.

1. Penyetelan

Over Current Relay Earth Faulth Relay

Arus Setting : Arus Setting :

td / t : td / t :

Inst. : Inst. :

Karakteristik : Karakteristik :

2. Arus Kerja Minimum

1 2 3 4 3. Instantaneous 4. Catatan

Hasil Pengujian Over Current & Ground Fault Relay

No. Setting Pickup Drop Out Deviasi Karakteristik Waktu (sec)

(Amp) (Amp) (Amp) (%) 2 x I set 3 x I set 5 x I set

R Fasa

S T GF

Fasa Arus Kerja Waktu Kerja Setting Instantaneous

(Amp) (sec) (Amp)

R S T GF

Diuji Tanggal : Diuji Oleh : Diperiksa Oleh : Diketahui Oleh :

Gambar

Gambar 1.2 Pola proteksi transformator IBT TT/TT Penyulang Penghantar TT ∆∆∆∆Y Y DIFF BUS TT BUS TT REF2 REF1 OCR/GFR2OCR/GFR1SBEF
Gambar 1.3 Pola proteksi transformator IBT TET/TT
Gambar 1.5 Pola proteksi reaktor dengan relai REF
Gambar 1.8 Pola proteksi kapasitor single Y dengan pentanahan
+7

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

2011 Pameran Perdana Angkatan 2011 “Berdhasi”, Gallery FSMR Yogyakarta, Indonesia Pameran Sewon Terbuka “Back To Home”, Fakultas Seni Media Rekam, Bantul, Indonesia.

Graedorf (1976) menyatakan bahwa “PAK adalah proses pengajaran dan pembelajaran yang berdasarkan Alkitab, berpusat pada Kristus, dan bergantung kepada Roh Kudus, yang membimbing

Berdasarkan hasil yang diperoleh de- ngan teknik dokumentasi di SMK Negeri 1 Denpasar pada Bidang Keahlian Teknik Bangunan Gedung, perencanaan pembel- ajaran karakter sudah

Merupakan sistem pengelolaan aduan masyarakat , bisa secara manual atau fasilitas yang berbasis IT yang digunakan untuk merespon segala saran ,keluhan &amp;informasi

Nana Syaodih Sukmadinata (2011 : 55) mengemukakan bahwa metode survey adalah suatu metode penelitian yang digunakan untuk mengumpulkan informasi berbentuk opini dari sejumlah

Akselerasi coriolis adalah akselerasi nyata yang muncul dalam bidang yang berputar dari referensi.Pada efek coriolis objek bergerak sepanjang garis lurus di bidang

Dari tanggapan sebagian besar responden mengatakan bahwa kualitas dipakai sebagai pertimbangan dalam keputusan membeli sembako di pasar modern, karena kualitasnya lebih baik

EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM BANTUAN LANGSUNG TUNAI DI KELURAHAN KAMPUNG BARU KECAMATAN MEDAN MAIMOON