• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 2 DATA DAN ANALISA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB 2 DATA DAN ANALISA"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

6

DATA DAN ANALISA

2.1. Sumber Data

Data yang mendukung pengerjaan Tugas Akhir ini didapat dari berbagai sumber, antara lain:

a. Beragam kajian desain yang disajikan secara online;

b. Buku kajian desain dan tipografi, seperti: Introduction to Two Dimentional Design: Understanding Form and Function (John Bowers), Type Design: Radical Innovations and Experimentation (Teal Triggs), Tipografi dalam Desain Grafis (Danton Sihombing);

c. Buku kritik sastra dan kajian puisi Indonesia, seperti: Teori dan Apresiasi Puisi (Herman J. Waluyo), Politik Sastra (Saut Situmorang), dan Sesuatu Indonesia (Afrizal Malna);

d. Arsip kritik dan kajian terhadap puisi-puisi Afrizal Malna;

e. Wawancara dengan Afrizal Malna selaku penyair;

f. Wawancara dengan Gunawan Maryanto, sastrawan dan kritikus sastra yang turut terlibat dalam penerbitan dan penyusunan buku Pada Bantal Berasap.

2.2. Data Isu yang Diangkat

2.2.1. Karya tulis Afrizal Malna yang telah diterbitkan

(2)

b. Yang Berdiam Dalam Mikropon (1990),

c. Arsitektur Hujan (1995),

d. Biography of Reading (1995),

e. Kalung dari Teman,

f. Perdebatan Sastra Kontekstual (1986),

g. Tonggak Puisi Indonesia Modern 4 (1987),

h. Cerpen-cerpen Nusantara Mutakhir (1991),

i. Dinamika Budaya dan Politik (1991),

j. Traum der Freiheit Indonesien 50 jahre nach der Unabhangigkeit

(1995),

k. Ketika Warna Ketika Kata (1995),

l. Pistol Perdamaian Cerpen Pilihan Kompas (1996),

m. Dalam Frontiers of World Literature (1997),

n. Dalam bahasa Jepang; jurnal Cornell University (1996),

o. Dan Anjing-anjing Memburu Kuburan (1997),

p. Puisi Teman-Temanku dari Atap Bahasa (2008)

2.2.2. Penghargaan yang telah diterima Afrizal Malna

a. Kincir Perunggu untuk naskah monolog dari Radio Nederland Wereldomroep (1981),

b. Hadiah Buku Sastra Dewan Kesenian Jakarta (1984),

c. Republika Award untuk esei dalam Senimania Republika, Harian Republika (1994),

(3)

d. Hadiah majalah Sastra Horison (1997),

e. Cerpen Dan Anjing-anjing Memburu Kuburan terpilih menjadi Cerpen Pilihan Kompas (1997),

f. SEA Write Award (2010), dan

g. Karya Sastra Pusat Bahasa untuk Puisi Teman-Temanku Dari Atap Bahasa (2010).

2.2.3. Unsur-unsur dalam Struktur Fisik Puisi

Selain unsur batin puisi (pencarian makna dan tafsir puisi), menurut Herman J. Waluyo, puisi terdiri dari beberapa unsur yang membentuk struktur fisik puisi, yakni unsur estetik yang membangun struktur luar dari puisi.

Unsur-unsur tersebut adalah: a. Diksi

b. Pengimajian

c. Kata konkret

d. Bahasa Figuratif (majas)

e. Versifikasi

f. Tata wajah puisi (tipografi)

2.2.4. Puisi Konkret

Herman J. Waluyo (1995: 138) mencatat bahwa puisi konkret terkenal dalam dunia perpuisian Indonesia sejak tahun 1970-an. X.J Kennedy sebagaimana dikutip oleh Waluyo menyebut puisi konkret

(4)

sebagai puisi yang bersifat visual, yang dapat dihayati keindahan bentuk dari sudut penglihatan (poems for the eyes). Darinya kita mengenal adanya bentuk grafis dari puisi, kaligrafi, dan ideogramatik yang menunjukkan pengimajian kata (word imagery) lewat bentuk grafis, yang berpotensi dibentuk oleh huruf, tanda baca, spasi, dan sebagainya. Puisi Sutardji Calzoum Bachri dikategorikan sebagai pionir penulisan puisi konkret, yang kemudian diikuti oleh penyair yang lebih muda, seperti: Hamid Jabbar, Ibrahim Sattah, Husni Jamaluddin, dan sebagainya. (Waluyo, 1995: 139).

Di periode-periode setelahnya, puisi konkret atau puisi rupa dihadirkan oleh Gendut Riyanto, seorang yang berbasis seni rupa, Danarto, dan Made Wiyanta. Baik Gendut dan Made Wiyanta melakukan apa yang dibahas Afrizal Malna dalam Sesuatu Indonesia sebagai mobilisasi media dan kepercayaan otoritas kata (verbal) yang digoyahkan hingga sejajar dengan otoritas visual dalam puisi. Hal tersebut juga menjadi sebuah gambaran akan pergeseran penalaran utama puisi arus utama di Indonesia yang didominasi oleh otoritas teks.

2.2.5. Puisi Visual dalam Sejarah Desain Grafis

Pendekatan puisi visual / puisi grafis telah dimulai pada masa Futurisme dengan tokohnya Marinetti, dengan slogannya “Liberation of the Words.” Permainan tipografi hadir bersintesis dengan kata-kata yang ia luapkan dalam sajaknya dan mendobrak bahasa tulisan sekaligus melahirkan titik baru dalam sejarah desain grafis Barat. Visual hadir sebagai puisi dan puisi hadir dalam wujud visual yang simultan sehingga memadatkan komunikasi keduanya. Hal yang serupa juga dilakukan oleh Triztan Tzara dan Kurt Schwitters pada Dadaisme, puisi-puisi konkret Avant-Garde, pendekatan eksperimental Herbert Bayer (1900-85) lewat simbol fonetik per suku kata untuk menjarakkan pengejaan dengan pelafalan, atau typeface Microphone Tobias

(5)

Frere-Jones yang berangkat dari hasil rekaman percakapan di jalanan Boston. (Triggs, 2003: 12).

Gambar 1 : Après la Marne oleh Filippo Marinetti

sumber: Brooklyn Museum

Gambar 2 : Calligramme oleh Guillaume Apollinaire

sumber: Wikimedia

2.2.6. Puisi Afrizal Malna

Puisi-puisi Afrizal Malna lekat dengan penggambaran modern dan kehidupan urban, termasuk material dari lingkungan tersebut. Korespondensi objek-objek itulah yang menciptakan nuansa dan gaya

(6)

puitiknya. Hasif Amini dalam situs Jurnal Puisi Internasional menyebutkan bahwa imaji-imaji dalam kehidupan sehari-hari, secara berdampingan ditampilkan (jukstaposisi) secara gaduh, hiruk-pikuk, hampir-hampir chaotic, kacau balau, dan semrawut. Afrizal tertarik pada menemukan hubungan antara objek dalam puisi-puisinya, mencari—dalam kata-katanya sendiri—suatu “visualisasi tata bahasa atas benda-benda” (“visual grammar of things”). Intimasi hubungan rahasia antar objek-objek tersebut memberikan banyak informasi tentang puitika Afrizal.

2.2.7. Data Buku ‘Pada Bantal Berasap’

a. Penerbit : Omahsore (Yogyakarta)

b. Jumlah halaman : 293 halaman

c. Tahun terbit : 2010

d. Sampul buku :

Gambar 3 : Gambar sampul Pada Bantal Berasap

(7)

e. Konten buku : Buku antologi puisi Pada Bantal Berasap berisi 4 bab yang masing-masingnya adalah judul buku kumpulan puisi Afrizal Malna yang telah diterbitkan terlebih dahulu. Buku puisi terdahulunya yang menjadi bab di buku ini disusun secara terbalik (buku dengan tahun terbit lebih baru diletakkan terlebih dahulu), yakni:

1. Teman-temanku Dari Atap Bahasa

(Yogyakarta, 2008),

2. Kalung Dari Teman (Jakarta, 1998),

3. Arsitektur Hujan (Yogyakarta, 1995), dan

4. Yang Berdiam Dalam Mikrofon (Jakarta,

1990),

f. Latar belakang pembuatan dan penerbitan buku Pada Bantal Berasap: Jalur penerbitan dan distribusi populis yang tidak sebanding dengan jumlah penyair dan sastrawan yang terus berkembang dan menghasilkan karya mengakibatkan menjamurnya sebuah kebiasaan untuk ‘penerbitan independen’ yang dilakukan para sastrawan (dalam konteks ini adalah penyair pada khususnya) agar karya-karyanya dapat menyebar dan dibaca banyak orang, terutama di Yogyakarta. Salah satu caranya adalah dengan membuat bentuk hasil cetak (print-out) kumpulan puisinya lalu melipatgandakannya dengan sistem fotokopi. Hal ini mengakibatkan tidak terarsipkannya dengan baik dan komprehensif karya-karya puisi yang beredar (dibandingkan dengan karya-karya yang dicetak oleh penerbit resmi dan diedarkan di toko-toko buku).

Afrizal Malna termasuk dalam kelompok penyair yang juga melakukan ‘penerbitan indie’-nya, yang – terlepas dari kontribusinya

(8)

yang signifikan terhadap perkembangan sastra Indonesia – mengakibatkan banyak arsip karya-karyanya yang tak diterbitkan oleh penerbit resmi dan besar pun tercecer dan hilang. Hal ini juga diperburuk dengan kecenderungan Afrizal Malna yang hidup berpindah-pindah kota/ nomaden. Gunawan Maryanto, sebagai salah satu penggiat seni dan budaya, termasuk sastra, memiliki ketertarikan untuk me’rapi’kan arsip puisi-puisi Afrizal Malna tersebut.

Omahsore, sebuah penerbit independen yang berbasis di Yogyakarta dan Jakarta, yang sebelumnya telah menerbitkan buku-buku karya Gunawan Maryanto, pun menyambut inisiatif Gunawan Maryanto untuk menerbitkan kumpulan-kumpulan puisi Afrizal Malna. Empat judul buku kumpulan puisi yang menjadi judul tiap babnya diterbitkan ulang oleh Omahsore sebagai sebuah upaya pengarsipan, termasuk dengan menerbitkan keempat buku terdahulunya ke dalam satu buku: Pada Bantal Berasap.

2.3. Data Target 2.3.1. Demografis :

• Usia : 22 – 35 tahun

• SES : B – A

• Kelamin : Perempuan dan laki-laki

• Pekerjaan : penikmat dan pengamat sastra, pekerja budaya, pekerja grafis, dan akademia seperti dosen dan mahasiswa.

• Geografis : Kota-kota besar Indonesia, dengan Jakarta pada khususnya.

(9)

2.3.2. Profil

Profil target yang menjadi sasaran dari buku puisi visual yang penulis susun adalah : individu yang memiliki ketertarikan pada sastra, seni, dan budaya secara umum, dan puisi secara khusus. Selain itu, target audiens juga mereka yang memiliki minat mengeksplorasi bacaan. Target dengan personaliti seperti ini dapat berasal dari latar belakang yang beragam latar belakang pendidikannya (tidak bergantung pada pendidikan formal semata). Selain itu juga menyasar pada seorang yang memiliki ketertarikan pada visual eksperimental dan desain / seni berbasis multi disiplin, seperti pihak-pihak dari lingkup akademia, seperti mahasiswa, dosen, pengkaji grafis, dan sejenisnya.

2.4. Analisa

Berdasarkan studi literasi, studi visual, dan riset market pasar (form survey dan hasil survey terlampir), berikut ini adalah analisa dari perancangan buku puisi visual Afrizal Malna yang penulis susun:

2.4.1. Faktor yang Menghambat

• Kritik sastra atas puisi-puisi Afrizal Malna cukup sulit diakses sehingga membuat Afrizal kurang ‘populer’;

• Publikasi puisi Afrizal Malna yang lebih banyak dilakukan secara independen sehingga publik secara umum sedikit yang mengetahui karya dan kepenyairannya;

• Kecenderungan publik yang masih muncul dalam mengartikan puisi visual sebagai puisi bergambar sehingga menuntut kebenaran korespondensi. Dari survei yang penulis lakukan, masih ada responden yang mengharapkan puisi visual hadir sebagai penjelas makna puisi, bukan sebuah sinestesi sejajar antara puisi dengan visual tersebut;

(10)

• Distribusi buku sejenis masih terbatas pada distribusi buku independen, sehingga penyampaian eksplorasi puisi visual pun hanya dapat mencapai kelompok kecil saja dan belum tentu menjangkau target audiens yang telah dipaparkan di atas;

2.4.1. Faktor yang Mendukung

• Esai-esai Afrizal Malna terhadap puisi Indonesia secara umum dalam Sesuatu Indonesia memberikan pemahaman yang komprehensif akan latar belakang puisi yang diciptakannya;

• Kesediaan Afrizal Malna untuk berkorespondensi dan berdiskusi mengenai kepenyairannya dan dimensi puisi dan sastra Indonesia; • Adanya keterbukaan dari target audiens untuk memiliki ketertarikan dalam mengeksplorasi media puisi, termasuk puisi visual; • Mulai berkembangnya kelompok-kelompok studi / kajian / forum diskusi sastra dan budaya yang meruangkan kesempatan bagi eksplorasi multi-disiplin, termasuk bagi puisi visual;

• Mulai marak dan ramahnya dunia penerbitan independen yang digiatkan oleh pengkaji maupun kritikus sastra sehingga memberikan peluang bagi karya sejenis Tugas Akhir yang penulis lakukan untuk didistribusikan dan dihadirkan dalam ruang-ruang diskursus.

Gambar

Gambar 1 : Après la Marne oleh  Filippo Marinetti
Gambar 3 : Gambar sampul Pada Bantal Berasap

Referensi

Dokumen terkait

 mengacu pada terjadinya suatu peristiwa (event) relatif terhadap peristiwa lain  ada lebih dari satu kemungkinan  masalah?. menjadi tidak tertentu

Pembelajaran berbasis masalah menemukan akar intelektualnya pada penelitian John Dewey (Ibrahim & Nur, 2104). Dalam demokrasi dan pendidikan Dewey menyampaikan..

Pembelajaran langsung tidak sama dengan metode ceramah, tetapi ceramah dan resitasi (mengecek pemahaman dengan Tanya jawab) berhubungan erat dengan metode

Berdasarkan hasil dari penelitian ini, dari 10 guru bimbingan dan konseling SMP se Kecamatan Banyumas, terdapat 3 guru yang memiliki tingkat pemahaman keterampilan

berdasarkan hal ini dapat disimpulkan bahwa kepribadian tahan banting mempengaruhi penerimaan diri pada difabel akibat gempa seperti pendapat yang dikemukakan oleh

Berdasarkan prinsip ini hanya orang-orang asing yang dapat memberikan manfaat bagi kesejahteraan rakyat bangsa dan Negara Kesatuan Republik Indonesia, serta

Kebudayaan merupakan pengaruh eksternal yang paling penting terhadap perilaku konsumen dan sebagai penentu keinginan dan perilaku yang paling mendasar untuk mendapatkan

Aspek politik intervensi AS ke dalam skandal FIFA tidak seketika hadir bersamaan dengan eksistensi aspek legal karena tentunya sebuah negara yang ingin mengintervensi