• Tidak ada hasil yang ditemukan

cado cado kuadrat

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "cado cado kuadrat"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

IDENTITAS BUKU IDENTITAS BUKU

JJuudduul l BBuukku u : : CCadadoo-C-CadadooKKuuaaddrraat t DDookktteer r MMuudda a SSeerrbba a SSalalaahh U

Ukkuurraan n BBuukku u : 1: 19 9 x x 113 3 ccmm T

Teebbaal l BBuukku u : : 11888 8 hhaallaammaann C

Ceettaakkaann, , ttaahhuun n : : kkee--33, , SSeepptteemmbbeer r 22001100 P

Peenneerrbbiit t : : BBUUKKUUNNEE Ga

Gambmbar ar SaSampmpul ul DeDepapan n : : DoDoktkter er BeBedadahh H

(2)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Biografi Pengarang

Buku ini berjudul Cado-Cado Kuadrat Dokter Muda Serba Salah yangdikarang oleh Ferdiriva Hamzah. Diaadalah anak kedua dari tiga bersaudara dari Faisal Hamzah dan Suriati. Ferdiriva Hamzah juga sudah mempunyai seorang istri. Selain berprofesi sebagai seorang doctor dia juga Hobby menulis. Riva adalah lulusan S2 Fakultas Kedoktoran Universitas Indonesia. Saat ini ia sedang berparktikum sebagai doctor spesialis mata di Jogjakarta.

B. Kekhasan Pengarang

Cirikhas Ferdiriva Hamzah dalam mengarang buku Cado-Cado Kuadrat yaitu lucu, unik, sederhana, dan selalu salah dalam melaksanakan tugasnya.

C. Keunikan Buku

Adapun keunikan buku yang dikarang oleh Ferdiviras Hamzah yaitu bahasanya banyak mengandung humor yang dapat membuat orang tertawa terbahak-bahak ketika membacanya.

D. Tema Buku

Adapun tema dari buku adalah “

E. Kritik Terhadap Kelemahan Buku

Gambar yangterdapat didalam buku ini dianggap kurang baikkarena gambarnya tidak menuntun dan dapat merusak moral yang membacanya.

F. Kesan Terhadap Buku

1. Ceritanya seuru dan dapat menghibur   2. Ceritanya unik dapat menghilangkan stress.

(3)

BAB II ISI

A. Sinopsis

Buku ini menceritakan sosok Riva yang selalu salah dalam melakukan tugas-tugasnya dan pengalaman uniknya pada saat ko-ass bersama teman-temannya. Pada hari pertama ko-ass, Riva, Budi dan Evi di bimbing oleh seorang dokter perempuan yang berusia 60 tahun, dan belum pernah menikah, alias single kabarnya guru pembimbing tersebut rada-rada genit dan beliau sangat susah memberikan nilai ujian di atas 60 terkecuali ko-assnya adalah seorang laki-laki yang memiliki bulu dada. Kemudian pada hari selasa mereka bertiga dibimbing oleh seeorang dokter lajang yangsangat unik. Dokter tersebbut sangatlah aneh, karena setiap kali ia memeriksa pasien ia selalu menghubungkan dengan pelajaran sejarah mulai dari organisasi Budi Utomo, berakhirnya penjajahan Jepang di Indonesia hingga proses penjahitan Bendera Sang Saka Merah Putih oleh ibu Fatmawati.

Pada saat ko-assnya Riva mempunyai seorang teman baru yang bernama Kresnno. Kresno merupakan teman Riva yangsangat unik. Selain mempunyai obsesi sebagai seorang dokter dia juga mempunyai obsesi untuk menjadi seorang dukun. Walaupun dimata dokter konsep dukun tidak sepenuhnya jelas, tetapi Kresno sangat porcaya kalau tidak semua penyakit bisa di sembuhkan secara medis. Bahkan kresno sangat percaya akan hal-hal supranatural dan mitos.

Pada saat kuliah dulu, Kresno sangat terkenal dengan jampi-jampinya yang “katanya” bisa membuat dia bebeas dari pertanyaan-pertanyaan yang sulit sewaktu ujian lisan. Kresno juga paling pantang untuk difoto bertiga karena menurut kresno apabila di foto bertiga maka akan ada yang meninggal, tetapi yang membuat Riva menjadi heran yaitu mengapa AB Three masih sehat sampai sekarang. Pada saat mendapat tugas jaga Riva mendapatkan tugas jaga pertama bersama Kresno. Pada saat itu mereka kebanjiran oleh pasien hingga mereka tidak  mempunyai waktu untuk istirahat sedikitpun. Beberapa jam kemudia dokter Tio datang untuk memeriksa kembali pasien yang di rawat inab.

(4)

Hal yang membuat Riva kesal pada malam itu yaitu Riva harus membuat surat konsul yang formatnya itu-itu melulu. Surat konsul tersebut di tulis jik  apasien memerlukan pemeriksaan dari bagian ilmu kedokteran lain untuk  diagnosis lebih lanjut penyakitnya.

Pada saat ko-ass Paru, dokter PPDS Oaru menegur Riva, Evi dan Budi. Kemudia mereka yangbaru selesai melaporsebagai ko-ass baru di bagian Paru hanya mengangguk karena takut dimarahi oleh PPDS.

Kemudia mereka langsung pergi keruang khusus pasien wanita mereka disuruh untukmenanganimasing-masing satu pasien. Sesampainya di dalam ruangan ternyata sudah ada dua ko-ass lain yang mukanya sama sekali belum pernah dilihat olehmereka. Yang satu postur tubuhny amirip dengan Budi, Gendut, putih danmatanya sipit. Setelah Rivamembaca name-tagnya akhirnya Riva mengetahui kalaunamanya adalah Gerald, sementara ko-ass yang satuny alagu kurus, item dan dan gayanya urakan bernama Ucok. Setelah bersalaman sambil memperkenalkan diri, mereka bertiga akhirnya mengetahui bahwa gerald dan Ucok berasal dari universitas lain.

Melihat tingkah laku Gerald yang kasar terhadap pasien, Budi pun menjadi kesal, sementara itu Riva dan Evi malah tertawa melihat Gerald pada saat marah ke pasien karena yang diucapkan oleh pasien bukanlah tujuh puluh tujuh, tetapi bahasa bataknya “pitu puluuhh piiiiitu”

Setelah melakukan pemeriksaan mereka bertiga duduk diruangan perawat untuk menunggu instruksi selanjutnya, sementara itu Ucok masih memeriksa pasiennya. Sementara, Gerald pergi entah kemana. Tiba-tiba si dokter PDDS datang kembali diiringi oleh dua orang temannya yang lain untuk mengajak  mereka semua untuk diskusi. Kemudian mereka semua pun langsung mengikuti PDDS tersebut. Sesampianya diruangan diskusi yang tidak terlalu besar, mereka berempat duduk manis dikusris masing-masing, melihat ada kursi yang kosong kemudian PDDS pun bertanya kepada mereka “kemana teman kalian satu lagi??”. Belum sempat mereka menjawab pertanyaan PDDS tersebut si Gerald muncul didepan pintu ruang diskusi sambil membawa bungkusan yang sangat besar dan berkata kepada PDDS “maaf, dok!!” kata Gerald Junawan. “ini kue dari papa

(5)

saya, dok. Biar diskusinya enak”. Sambung Geral dengan senyum kemenangan. Dengan kontan ketiga PDDS itu merasa senang dan gembira karena dibawakan berbagaimacam kue. Ucok pon kemudian melirik kearah Riva sambil memasukkan jari telunjuknya ke dalam mulutnya sendiri tanda kalau dia kurang suka dengan tingkah Gerald, dan Budi yang biasanya rakus dengan makanan pun ngakk selera makan pada saat itu.

Setelah selesai merbut hati PDDS akhirnya diskusi berakhir. Semua keluar dari ruangan hanya Riva dan Ucok yang tinggal sambil memesaukkan catatan kedalam tas masing-masing. Setelah mereka keluar semua dari ruangan Riva, Budi Evi dan Ucok duduk disebelah bangku. Merekamerasa sangat kesal sekali terhadap Gerald yang bisanya hanya mengandalkan orang tuanya. Padahal yang namanya anak ko-ass, pastinya merek itu dituntut untuk mandiri dan belajar  supaya bisa pintar serta memiliki rasa ingin tahu yang bebas. Akan tetapi Ucok  selalu dirugikan oleh Gerald pada saat Gerald menggunakan kuasa bapaknya, terutama pada saat ujian. si Gerald selalu di berikan kasus yang gampang dan PDDS berusaha memberitahukan diagnosisnya terlebih dahulu. Oleh sebab itu mereka berempat berussaha mengerjai Gerald pad saat ujian. Akhirnya rencana merekapun berhasil. Bagi mereka sudah saatnya Gerald diberikan pelajaran. Karena Gerald sudah keterlaluan, biasanya Cuma ngandelin nama bapaknya doang. Menurut mereka ilmu kedokteran ini merupakan masalah nyawa seseorang, bukan main-main dan tidaklah ada orang yang bisa sembuh kalau dikirim salam oleh bapaknya.

Satu hari pada saat ko-ass ujian Riva mendapatkan pasien perempuan yang sangat cantik. Perempuan tersebut menderita penyakit di bagian dadanya. Dan Rivapun langsung memeriksa pasien tersebut. Setelah memeriksa gadis tersebut akhirnya dokter pengujinyapun langsung memeriksa pasien itu kembali. Kemudian pasien tersebut disuru pulang setelah diberi beberapa lembar  pemeriksaan itu laboratorium dan disarankan untuk dibedah dan setelah itu dokter  tersebut langsung memeriksa hasil diagnosis Riva. Pada saat ujian tersebut ternyata Riva melakukan suatu kesalahan dia telah melanggar kode etik karena dia mmemeriksa pasien tanpa ada pengawasan dari suster (perawat) dan akhirnya

(6)

Riva pun dimarahi oleh dosen pengujinya. Setelah itu Rivapun akhirnya menangis tersedu-sedu dan beberapa menit kemudian dosen pembimbingnyapun datang menghampirinya dan memberinya peringatan agar tidak mengulang kesalahannya lagi. Akhirnya Riva pun kembali tersenyum dan merasa senang karena akhirnya dia dapat lulus ujian.

Setelah riva merasa lega, akhirnya Budi dan Evi langsung mengajak Riva untuk makan di warung yang ada di sekitar rumah sakit tersebut. Warungtersebut tidak hanya menjual nasi goreng, tetapi juga menjual berbagaimacam kue dan mi goreng. Warung tersebut sangatlah ramai pengunjung dan masakannya pun sangatlah terkenal enak dan lezat, tetapi sayangnya ibu yangberjualan tersebut sangatlah galak.

Suatu hari tak disangka ibu penjual sadis tersebut muncul di ruangan ko-ass obgyn atau obstetridan ginekologi. Waktu itu riva baru saja bertugas selama seminggu di bagian ko-ass tersebut dan Riva punmerasa kecapean karena dia belums empat tidur selama seminggu. Pada saat Riva memeriksa ibu tersebut akhirnya Rivapun ketiduran akibat kelelahan dalam melaksanakan rutinitasnya tersebut mendapatkan tugas jaga malam kali ini Riva ditemeni oleh Icutyang kebetulan sedang berjaga juga pada malam itu. Pada saat itu hujan sangatlah deras dan kecoakpun sangatlahbanyak dan Icutpun bertanya kepada Riva, apakah ia merasa takut kepada kecoak, akan tetapi Riva sama sekali tidak mau mengakui kalau sebenarnya dia angatlah takut pada yang namanya kecoak. Tak lama kemudian datanglah seorang suster yang memberitahukan bahwa ada pasien baru di IGD. Riva dan Icutpun akhirnya buru-buru pergi keruangan IGD. Setelah sampai diruangan Rivapunlangsung memriksa anak tersebut setelah itu Rivapun segera menyuruh Icut untuk menyiapkan ambu bag. Sayangnya ambu bagnya ketinggalan dikamar jaga dan Rivapun akhirnya berlari untukmengambil ambu bag tersebut. Icutpunlangsungberdiri di samping anak itu untuk membersihkan jalan nafas anak tersebut.

Ketika Riva sudah sampai di ruangan jaga untukmengambil ambu bag tiba0tiba banyak sekali kecoak yangbermunculan dihadapannya. Dan dia pun memberanikan diri untuk menginjak kecoak-kecoak tersebut. Walaupun

(7)

sebenarnya Riva sangatlah takut dengan kecoa akan tetapi ketakutannya tersebut langsung hilang ketika Riva mengingat tangisan ibu tersebut yang takut akan kehilangan anaknya.\

Berhubunag rumah sakit tempat Riva ko-ass adalah rumah sakit rujukan dan terdekat di tengah kota. Tentu saja banyak pasien yang berdatangan dari daerah-daerah terpencil. Pasien-pasien tersebut biasanya kuranglancar berbahasa Indonesia. Karena Riva ko-ass di kota medan, maka kebanyakan yang berobat yaitu bersal dari suku batak. Makanya, selama ko-ass, Riva Cuma bsia pasrah kalau mendapatkan pasien yang susah ngomong bahasa Indonesia. Seperti suatu saat setalah beberapa minggu menjalani ko-ass penyakit dalam. Riva di tugaskan untuk merawat pasien bangsal yang berusi 70-an. Sayngnya Rivamendapatkan kesulitan dalam berkomunikasi dengan pasien tersbut. Soalnya pasien tersebut adalah orang Batak. Jadi Riva sama sekali tidak mengerti dengan ucapan pasien tersebut, untungnya ada suster yang membatu Riva untuk menerjemahkan bahasa pasien tersebut kalau tidak mungkin gendang telinga Riva bisa pecah akibat teriakan pasien tersebut.

Suatu pagi dokter perempuan yang sudah terkenal cerewet itu mengumumkan bahwa besok mereka akan praktikum helmithesi jadi diharapkan kepada seluruh mahasiswa untuk membawa faeces untuk mempelajari pemerikasaan telur cacing. Seketika semua mahasiswa serentak mengatakan “eeeeeeeeeewwwwwwwwwwwwww!”

Besoknya, praktikumpun hampir dimulai, keduapuluh mahasiswa yang mendapatkan jadwal praktikum parasitologi saat itu sudah bersiap-siap dengan e’eknya masing-masing. Termasuk Riva, Evi dan Budi dengan manisnya mereka semua berdiri di depan pintu laboratorium parasitologi.

Samar-samar dari kejauhan, terlihat ada seorangcewek cantik yang semakin dekat kemeronaannya semakin menyilaukan mata, ternyata cewek  tersebut adalah Hany. Sambil memperhatikan tentengannya yang berupa tas kecil silver yang berkilat-kilat dan buku praktikum. Budipun iseng bertanya “mana Faeces mu? Kok gak nenteng plastik”

(8)

“Faeces apa?” mana Hany berkedip-ledip linglung seraya menatap Riva bingung sedikir kemudian Hani pun baru ingat, untungya ada Hartono yang membawa e’ek dalam ukuran yang sangat besar dan Rivapun langsung menyuruh Hartono untuk membagi e’eknya bersama Hani. Tak lama kemudian Hani duduk  dibelakang Riva, sambil berguman kesal dan Hani pun curhat kepada Riva bahwa dia telah muntah sepuluh kali karena e’eknya yang sangat bau, akhirnya Riva pun hanya bisa tertawa mendengar cerita Hani.

Pada suatu hari, saat itu,ada seorang bapak dan ibu-ibu yang sedang menggendong anaknya datang menghampiri Riva.

“Kalau mau berobat mata dimana ya dok?”” tanya si bapak tersebut.

“Wah, maaf pak pendaftaran dan polinya sudah tutup” jawab Riva seraya memperhatikan anak perempuan yang digendong si Ibu.

“Saiapa yang sakit pak?” tanya Riva lagi

“walanya gimana pak??” tanya Riva penasaran

“Anak saya ini, mata kanannya kalau malam bersinar-sinar mirip mata kucing yang kena lampu gitu dok, seperti ada bayangan putih didalammatanya,” jawab si bapak lagi tak urung, Rivapunmengambil senter kecil dari dalam kantong jas ko-assnya, “saya senter ya, Bu?” tanya Riva meminta permisi pada istrinya dan istrinyapun mengangguk seraya tersenyum mengiakan. Memang setelah disenter, samar-samar Riva melihat bayangan putih dibelakang pupil mata kanannya dan Rivapun teringat pada kasus katarak gejalanya mirip sekali dengan anak tersebut. “sepertinya ini katarak, pak, bu”, kata Riva seketika.

“bahaya nggak?” kata si Ibu.

“Bahaya sih enggak”, jawab Riva dengan penuh keyakinan, lalu Riva pun menasehati bapak dan ibu tersebut untuk datang kembali besok.

Dua hari berselang, seluruh ko-ass bagian mata berkumpul di ruangan diskusi karena ada seorang PDDS yang ingin menyampaikan kuliah pagi di dampingi dua konsulen senior dan topik pada pagi itu adalah tumor mata.

“Retinobtastoma adalah tumor ganas primer pada mata yang sering ditemukan pada bayi dan anak-anak” jelas PDDS memulai kuliah tersebut. Gejala putih pada mata adalah gejala pentingpada Retinobplastoma” sambung si PDDS.

(9)

Begitu mendengar ucapan si PDDS Riva langsung tersentak, kemudian si PDDS pun kembali melanjutkan kuliahnya “bila ditemukan dan diobati pada stadium dini maka harapan hidup pada pasien tersebut sangat tinggi yakni sekitar 80-90 persen. Oleh karena itu diteksi dini sangatlah tergantung, bila ditemukan pasien dengan gejala tersebut sebaiknya haruslah segera diagnosis dengan pemeriksaan penunjang lainnya dan segera di lakukan pengobatan.

Untungnya tiga hari kemudian, setelah kuliah pagi itu, anak tersebut datang kembali bersama bapak dan ibunya. Rivapun segera mengikuti pemeriksaan dengan jantung berdebar-debar, ternyata memang ada tumor di mata anak tersebut. Akhirnya Rivapun merasa menyesal dan bersalah karena dia telah buru-buru bilang bahwa penyakit anak tersebut tidak berbahaya sebelum mempunyai hasil pemeriksaan yang tepat.

B. Ulasan Singkat

Ferdiriva Hamzah adalah seorang dokter spesialis mata Lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Idonesia. Melalui novel yang tidak biasa, peulis Riva Hamzah atau sering diebut Riva, ingin menceritakan pengalaman-pengalaman untiknya pada saat ko-ass difakultas kedokteran.

Riva ingin mnceritakan bahwa di fakultas tersebut bayak sekali keunikan diantaranya dokter yang suka dengan pria yang mempunyai bulu dada, dan seorang dokter antik yang jadul abis. Novel Cao-Cado Kuadrat Dokter Muda Serba Salah banyak sekali keunikan yaitu cara penggunaan bahasanya yang banyak sekali mengandung humor yang bis amembuat tertawa.

Dari kesimpulan yang didapatkan setelah membaca buku ini bahwa, buku ini layak untuk dibaca, karena ceritanya lucu, tengil dan bisa membuat anti stress.

C. Kelemahan Buku

1. Gambar yang terdapat pada novel Cado-Cado Kuadrat yaitukurang baik utuk  dilihat, karena akan menimbulkan efek negatif bagi yang melihat gambar  tersebut tanpa membacanya.\

(10)

3. Kofer depan buku kurang menarik.

D. Keunggulan Buku

Keunggulan yangterdapat dalam novel ini yaotu ketika ko-ass membantu persalinan seorang ibu yang sedang melahirkan, karena dalam peristiwa itu tardapat hal-hal yang lucu serta membuat pembaca tertawa terbahak-bahak.

E. Tinjauan Bahasa

Bahasa yang digunakan dalam Cado-Cado Kuadrat sulit dipahami dan tulisannya sulit untuk dibaca.

F. Kerangka Buku

1. Ko-ass dan kelamin : Dokter Jadul

2. Ko-ass Ilmu Penyakit dalam Guna-Guna Dokter Muda

3. Ko-ass Paru : Dok, Para Kirim Salam

4. Ko-ass Ilmu Bedah : (Amit-Amit Jadi) Dokter Cabul

5. Ko-ass Obgyn : I Know What You did Last Portus 6. Ko-ass Neirologi : Harapan Palsu

7. Ko-ass Ilmu Kesehatan Anak : gagal Sok Cool

8. Ko-ass Ilmu Penyakit Dalam : Miskomunikasiong

9. Flashback : Praktikum Parasitologi : There’s Something Wrong About Wrong Wrong

(11)

BAB III PENUTUP

Demikianlah resensi Cado-Cado Kuadrat ini penulis buat, semoag resensi ini dapat berguna bagi yang membacanya, oleh sebab itu kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat penulis harapkan untuk kesempurnaanresnsi ini kearah yang lebih baik.

(12)

RESENSI BUKU CADO-CADO KUADRAT DOKTER MUDA SERBA SALAH

OLEH

YENI ERVIANTI ASNAWATI

SABARIA

KELAS : XII IPS2

DINAS PENDIDIKAN DAN PENGAJARAN SMA NEGERI 2 LANGSA

TAHUN AJARAN 2010-2011

Referensi

Dokumen terkait

lingkungan pada perusahaan akan berpengaruh positif terhadap kinerja

Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui tingkat kebisingan di SDN 39 Sungai Raya, Kabupaten Kubu Raya, mengetahui pengaruh kebisingan terhadap konsentrasi belajar

Jika hidup kita demikian, artinya, menghormati hak-hak orang lain, berusaha membahagiakan sesama, insya Allah kita akan selamat, tentram dan dijauhkan dari hal-

The error and change of error are multiplied by gains that are set according to the distance between adjacent peak values of the fuzzy subsets (i.e. Ej and Ej+1), and the

Hal itu berarti bahwa nilai tidak diketahui atau dipikirkan, melainkan “dirasakan” (Suseno, 2006: 36). Scheler tidak hanya membahas mengenai fakta fenomenologi ataupun

tanduk. Frase berada di ujung tanduk pada kalimat di atas menyatakan bahwa sesuatu itu berada dalam situasi yang kritis atau keadaan genting, ataupun dalam keadaan bahaya.

Kehadiran suami dapat mengurangi rasa kecemasan pada ibu bersalin di saat menghadapi persalinan, sehingga dapat menyebabkan emosi ibu akan menjadi lebih stabil,

016 Kegiatan Sertifikasi Untuk mengembangkan potensi Balai dalam menunjang tugas pokok dan fungsinya dan sesuai dengan visi dan misinya, BBPK turut berperan serta dalam