• Tidak ada hasil yang ditemukan

RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH BIDANG CIPTA KARYA KOTA MAKASSAR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH BIDANG CIPTA KARYA KOTA MAKASSAR"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

RPIJM

RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH BIDANG CIPTA KARYA KOTA MAKASSAR

2017-2021

2.1 GEOGRAFIS DAN ADMINISTRATIF WILAYAH

Kondisi geografi Kota Makassar sangat di pengaruhi oleh kondisi wilayahnya. Secara administrasi Kota Makassar memiliki luas wilayah kurang lebih 175,77 Km2 terdiri atas 14 kecamatan dan 143 kelurahan. Berdasarkan letak geografis wilayah Kota Makassar berada pada posisi 5o8'6' 19" Lintang Selatan dan 119o24' 17 38" Bujur Timur dengan batas administrasi wilayah sebagai berikut:

• Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Maros • Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Gowa • Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Maros • Sebelah Barat berbatasan dengan Selat Makassar

2.2 Potensi Wilayah Kota Makassar

Tabel 2.1

Perkembangan Ekonomi Makro Kota Makassar Tahun 2009-2013

TAHUN PERTUMBUHAN EKONOMI P D R B (Trilyun) PENDAPATAN PERKAPITA (Juta Rupiah) I N F L A S I (%) 2009 9,20 31,38 24,05 3,24% 2010 9,83 37,00 27,43 6,82% 2011 9,65 42,89 29,35 2,68% 2012 9,88 50,70 37,25 4,57% 2013 9,03 58,54 42,65 2,70%

(2)

II - 2

RPIJM

RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH BIDANG CIPTA KARYA KOTA MAKASSAR

2017-2021

Tabel 2.2.

Realisasi penerimaan daerah menurut jenisnya di Kota Makassar Tahun 2013

Uraian Realisasi (ribuan rupiah)

Bagian Sisa Perhitungan Anggaran Tahun yang lalu 239.997.526.648 Bagian Pendapatan Asli Daerah 621.247.679.844

Pajak Daerah 518.703.083.895

Retribusi Daerah 79.650.936.626

Bagian Laba Badan Usaha Milik Daerah 361.442.208

Penerimaan Dari Dinas-Dinas -

Penerimaan Lain-Lain 22.532.217.115

Dana Perimbangan 1.161.279.547.759

Lain-Lain Pendapatan yang Sah 578.831.343.309

Penerimaan dan Pembiayaan -

Jumlah 2.601.356.102.560

Sumber : Dinas Pendapatan Daerah Kota Makassar

Tabel 2.3

PDRB atas dasar harga berlaku menurut lapangan usaha Tahun 2009-2013

SEKTOR/LAPANGAN USAHA 2012 2013 2014 2015 2016

1. Pertanian 256 599 272 975 288 085 300 812 321 392

2. Pertambangan & Penggalian 2 945 2 430 1 971 1 573 1 423

3. Industri Pengolahan 6 484 958 7 287 914 8 206 704 9 042 273 10 063 173

4. Listrik, Gas & Air Bersih 560 887 670 435 762 502 865 954 975 149

5. Bangunan 2 483 832 2 898 340 3 356 010 3 848 112 4 621 583

6. Perdagangan, Hotel & Restoran 8 974 100 10 763 583 12 781 102 14 888 102 17 273 904

7. Pengangkutan & Komunikasi 4 356 485 5 302 664 6 236 356 7 729 553 8 984 441

8. Keuangan, Persewaan, & Jasa

Perusahaan 3 179 778 3 793 000 4 710 227 5 724 216 7 099 179 9. Jasa-Jasa 4 964 062 6 016 109 6 432 878 8 301 801 9 462 304 JUMLAH 31 263 651 37 007 452 43 428 149 50 702 400 58 802 552

(3)

RPIJM

RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH BIDANG CIPTA KARYA KOTA MAKASSAR

2017-2021

Tabel 2.4.

PDRB atas dasar harga konstan menurut lapangan usaha Tahun 2012-2016

SEKTOR/LAPANGAN USAHA 2012 2013 2014 2015 2016

1. Pertanian 100 328 102 326 103 144 104 093 105 134

2. Pertambangan & Penggalian 1 448 1 134 874 639 537

3. Industri Pengolahan 3 134 152 3 289 568 3 485 020 3 703 126 3 927 943

4. Listrik, Gas & Air Bersih 294 421 324 183 347 049 384 518 406 710

5. Bangunan 1 272 509 1 384 443 1 504 473 1 626 027 1 799 090

6. Perdagangan, Hotel & Restoran 4 374 786 4 869 153 5 361 695 5 847 222 6 366 686

7. Pengangkutan & Komunikasi 2 393 205 2 780 432 3 139 282 3 653 009 4 032 649

8. Keuangan, Persewaan, & Jasa

Perusahaan 1 597 185 1 788 806 2 090 233 2 424 670 2 776 899 9. Jasa-Jasa 1 630 149 1 712 404 1 471 569 1 494 800 1 911 576 JUMLAH 14 798 187 16 252 451 17 820 697 19 582 060 21 327 227 Sumber : Kota Makassar Dalam Angka 2015

Tabel 2.5.

Investasi Penanaman Modal Dalam Negeri / asing di Kota Makassar Tahun 2009 - 2014

TAHUN

INVESTASI KOTA MAKASSAR

P M D N

P M A

2012

Rp. 195,45 Milyar

$ US.13,87 Juta

2013

Rp. 1,26 Trilyun

$ US.1,02 Juta

2014

Rp. 888,28 Milyar

$ US.19,93 Juta

2015

Rp. 2,61 Trilyun

$ US.29,66 Juta

2016

Rp. 2,15 Trilyun

$ US.407,64 Juta

(4)

II - 4

RPIJM

RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH BIDANG CIPTA KARYA KOTA MAKASSAR

2017-2021

2.3 DEMOGRAFI

Penduduk Kota Makassar tahun 2013 tercatat sebanyak 1.408.072

jiwa yang terdiri dari 676.744 laki -laki dan 696.086 perempuan. Sementara itu jumlah penduduk Kota Makassar tahun 2012 tercatat sebanyak 1.369.606 jiwa.. Angka tersebut memberikan indikator pesatnya kegiatan pembangunan yang perlu disiapkan dimasa yang akan datang. Secara umum kondisi demografi dan kependudukan Kota Makassar dijelaskan pada kajian berikut.

2.3.1 Sebaran Penduduk d a n s t r u k t u r p e n d u d u k Berdasarkan Jenis Kelamin.

Komposisi penduduk menurut jenis kelamin dapat ditunjukkan dengan rasio jenis kelamin Rasio jenis kelamin penduduk Kota Makassar yaitu sekitar 97,77 persen, yang berarti setiap 100 penduduk wanita terdapat 98 penduduk laki-laki Penyebaran penduduk Kota Makassar dirinci menurut kecamatan, menunjukkan bahwa penduduk masih terkonsentrasi diwilayah kecamatan Biringkanaya, yaitu sebanyak 195.906 atau sekitar 13,91 persen dari total penduduk, disusul kecamatan Tamalate sebanyak 182.939 jiwa (12,99 persen).

Tabel 2.1. Jumlah Penduduk Dirinci Menurut Kecamatan di Kota Makassar

No Kecamatan Penduduk Laju Pertumbuhan

Penduduk 2013 2014 1 Mariso 56.524 56.578 0,42 2 Mamajang 59.170 58.087 -0,52 3 Tamalate 176.947 182.939 2,30 4 Rappocini 154.184 156.665 1,21 5 Makassar 82.027 81.054 -0,26 6 Ujung Pandang 27.201 26.486 -0,53 7 Wajo 29.630 27.556 -2,09 8 Bontoala 54.515 52.631 -0,97 9 Ujung Tanah 47.129 46.836 0,11 10 Tallo 134.783 138.419 1,01 11 Panakkukang 142.308 144.997 0,85 12 Manggala 122.838 130.943 3,80 13 Biringkanaya 177.116 195.906 5,31 14 Tamalanrea 105.234 108.984 1,84 Makassar 1.369.606 1.408.072 1,68

(5)

RPIJM

RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH BIDANG CIPTA KARYA KOTA MAKASSAR

2017-2021

Tabel 2.2. Jumlah Penduduk Menurut Kecamatan, Jenis Kelamin Dan Sex Rasio Di Kota Makassar Tahun 2016

No Kecamatan

Penduduk

Laki-laki Perempuan Jumlah Rasio Jenis Kelamin

1 Mariso 28.333 28.245 56.578 100,31 2 Mamajang 28.405 29.682 58.087 95,7 3 Tamalate 90.595 92.344 182.939 98,11 4 Rappocini 75.948 80.717 156.665 94,09 5 Makassar 40.056 40.998 81.054 97,7 6 Ujung Pandang 12.498 13.988 26.486 89,28 7 Wajo 13.453 14.103 27.556 95,39 8 Bontoala 25.667 26.964 52.631 95,19 9 Ujung Tanah 23.519 23.317 46.836 100,87 10 Rtallo 69.327 69.092 138.419 100,34 11 Panakukang 71.749 73.248 144.997 97,96 12 Manggala 65.512 65.431 130.943 100,12 13 Biringkanaya 97.410 98.496 195.906 98,9 14 Tamalanrea 53.623 55.361 108.984 96,86 Makassar 676.744 696.086 1.408.072 97,77

(6)

II - 6

RPIJM

RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH BIDANG CIPTA KARYA KOTA MAKASSAR

2017-2021

2.3.2 Laju Pertumbuhan Penduduk

Pola penyebaran penduduk di Kota Makassar secara umum terakumulasi di pusat kota dan pusat-pusat pertumbuhan kota. Perkembangan jumlah penduduk, dan pertumbuhan penduduk dirinci menurut kecamatan di Kota Makassar pada Tabel berikut :

Tabel 2.3. Laju Pertumbuhan Penduduk Kota Makassar Tahun 2011-2016

No Kecamatan Tahun Kepadatan Penduduk (KM2) Pertumbuhan Penduduk (%) 2011 2012 2013 2014 2015 2016 1 Mariso 55.516 55.431 55.875 56.408 56.524 56.578 31.087 0,42 2 Mamajang 60.394 61.294 58.998 59.560 59.170 58.087 25.816 -0,52 3 Tamalate 152.197 154.464 170.878 172.506 176.947 182.939 9.052 2,3 4 Rappocini 142.958 145.09 151.091 152.531 154.184 156.665 16.973 1,21 5 Makassar 82.907 84.143 81.700 82.478 82.027 81.054 32.164 -0,26 6 Ujung Pandang 28.637 29.064 26.904 27.160 27.201 26.486 10.067 -0,53 7 Wajo 35.011 35.533 29.359 29.639 29.630 27.556 13.847 -2,09 8 Bontoala 61.809 62.731 54.197 54.714 54.515 52.631 25.062 -0,97 9 Ujung Tanah 48.382 49.103 46.688 47.133 47.129 46.836 7.885 0,11 10 Tallo 135.315 137.333 134.294 135.574 134.783 138.419 23.743 1,01 11 Panakukang 134.548 136.555 141.382 142.729 142.308 144.997 8.504 0,85 12 Manggala 99.008 100.484 117.075 118.191 122.838 130.943 5.424 3,8 13 Biringkanaya 128.731 130.651 167.741 169.340 177.116 195.906 4.063 5,31 14 Tamalanrea 89.143 90.473 103.192 104.175 105.234 108.984 3.423 1,84 Jumlah 1.235.239 1.253.656 1.272.349 1.339.374 1.352.136 1.408.072 8.011 1,68

(7)

RPIJM

RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH BIDANG CIPTA KARYA KOTA MAKASSAR

2017-2021

2.3.3 Struktur Penduduk Berdasarkan Kesejahteraan

Jumlah penduduk berdasarkan ukuran kesejahteraan pada tahun 2013 di Kota Makassar dengan jumlah keluarga pra keluarga sejahtera 54.427 keluarga dan keluarga sejahtera I sebanyak 62.097, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 2.4

Jumlah Keluarga Dirinci Menurut Kecamatan dan Tahapan Keluarga Sejahtera di Kota Makasar Tahun 2016

NO KECAMATAN JUMLAH KEPALA

KELUARGA

TAHAPAN KELUARGA SEJAHTERA PRA KELUARGA SEJAHTERA KELUARGA SEJAHTERA I KELUARGA SEJAHTERA II KELUARGA SEJAHTERA III KELUARGA SEJAHTERA III PLUS 1 MARISO 12.040 3.993 3.108 2.580 1.964 395 2 MAMAJANG 11.917 2.666 3.620 3.559 1.669 403 3 TAMALATE 33.571 9.063 6.499 8.212 6.788 3.010 4 RAPPOCINI 29.506 4.709 5.043 8.229 8.537 2.989 5 MAKASSAR 17.758 5.994 5.749 2.705 2.151 1160 6 UJUNG PANDANG 5.833 201 465 2.802 2.082 283 7 WAJO 8.179 861 2.374 2.072 1.823 1049 8 BONTOALA 11.155 2.461 3.306 2.785 1.766 836 9 UJUNG TANAH 10.674 2.104 5.191 1.985 1302 93 10 TALLO 28.120 6.529 8.375 8.916 3.702 598 11 PANAKKUKANG 27.313 5.928 4.434 7.338 6.433 3.180 12 MANGGALA 21.884 3.167 4.752 5.989 4.232 3.744 13 BIRINGKANAYA 31.669 5.436 5.625 9.299 8.666 2.644 14 TAMALANREA 17.444 1.135 3.556 6.658 4.514 1.581 MAKASSAR 267.063 54.247 62.097 73.129 55.629 21.965

(8)

II - 8

RPIJM

RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH BIDANG CIPTA KARYA KOTA MAKASSAR

2017-2021

Sedangkan untuk keluarga penerima raskin digambarkan pada tabel berikut :

Tabel 2.5

Jumlah Kepala Keluarga miskin Yang Menerima Raskin Menurut Kecamatan Kota Makassar Tahun 2014

NO KECAMATAN JUMLAH KK

PENERIMA`RASKIN JUMLAH PENDUDUK

JUMLAH KEPALA KELUARGA 1 MARISO 1.985 56.578 14.145 2 MAMAJANG 1.625 58.087 14.522 3 TAMALATE 7.449 182.939 45.735 4 RAPPOCINI 4.139 156.665 39.166 5 MAKASSAR 3.933 81.054 20.264 6 UJUNG PANDANG 485 26.486 6.622 7 WAJO 433 27.556 6.889 8 BONTOALA 1.535 52.631 13.158 9 UJUNG TANAH 2.974 46.836 11.709 10 TALLO 5.714 138.419 34.605 11 PANAKKUKANG 4.972 144.997 36.249 12 MANGGALA 2.857 130.943 32.736 13 BIRINGKANAYA 4.211 195.906 48.977 14 TAMALANREA 1.905 108.984 27.246 MAKASSAR 44.217 1.408.072 352.018

(9)

RPIJM

RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH BIDANG CIPTA KARYA KOTA MAKASSAR

2017-2021

2.4 Isu Strategis Sosial, Ekonomi dan Linfkungan

Sosial budaya/adat istiadat merupakan karakteristik masyarakat suatu daerah yang dijunjung tinggi secara turun temurun dari suatu generasi ke generasi berikutnya. Adat istiadat atau kebiasaan masyarakat merupakan salah satu aspek yang turut menentukan dalam pelaksanaan pembangunan, pemeliharaan dan pengembangan. Kebiasaan yang masih mengakar sampai saat ini di Kota Makassar antara lain :

• Kultur individualisme cukup tinggi dengan kategori masyarakat heterogen. • Upacara adat, antara lain; perkawinan, khinatan, kematian, syukuran kelahiran bayi dan pesta adat lainnya.

2.4.1 Isu Sosial

Masalah pendidikan di Kota Makassar adalah bagian integral dari sistem pendidikan nasional yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 yang bertujuan untuk meningkatkan iman dan taqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, kecerdasan, keterampilan, budi pekerti, kepribadian dan semangat kebangsaan sehingga dapat menumbuhkan manusia-manusia pembangunan yang mampu membangun dirinya sendiri serta bersama-sama bertanggung jawab atas pembangunan bangsa.

Dalam rangka mencerdaskan bangsa serta meningkatkan partisipasi sekolah, penduduk tentunya harus diimbangi dengan penyediaan sarana dan prasarana pendidikan, baik pendidikan formal maupun non formal.

Berdasarkan klasifikasinya, struktur penduduk menurut tingkat pendidikan di Kota Makassar terdiri dari kelompok penduduk yang berpendidikan sekolah dasar (SD), sekolah lanjutan tingkat pertama (SLTP), sekolah lanjutan tingkat atas (SLTA) dan perguruan tinggi (PT). Lebih jelasnya dapat dilihat pada kajian Tabel di bawah ini.

Pembangunan bidang pendidikan bertujuan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. Pembangunan Sumber Daya Manusia (SDM) suatu negara akan menentukan karakter dari pembangunan ekonomi dan sosial, karena manusia pelaku aktif dari seluruh kegiatan tersebut.

Pada tahun 2012/2013 di Kota Makassar, jumlah Sekolah Dasar sebanyak 458 unit dengan jumlah guru sebanyak 6.671 orang dan jumlah murid sebanyak

(10)

II - 10

RPIJM

RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH BIDANG CIPTA KARYA KOTA MAKASSAR

2017-2021

146.296 orang. Jumlah SLTP sebanyak 188 unit dengan jumlah guru sebanyak 3.984 orang dan jumlah murid sebanyak 61.107 orang. Jumlah SLTA 204 unit dengan jumlah guru sebanyak 5.829 orang dan jumlah murid sebanyak 50.253 orang.

Tabel 2.8. Struktur Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan

No Kecamatan

Penduduk Yang Sementara Menempuh

Pendidikan (Jiwa) Persentase

TK SD SLTP SMU PT (%) 1 2 3 4 5 6 7 8 1 Mariso 417 5.518 3.146 4.452 70910 5.18 2 Mamajang 751 9.446 4.249 2.468 3 Tamalate 1.498 12.303 6.798 5.352 4 Rappocini 1.963 14.325 4.56 7.736 5 Makassar 1.172 11.342 2.541 2.045 6 Ujung 1.373 10.398 6.803 3.058 7 PWaanjodang 319 3.754 1.13 2.344 8 Bontoala 823 6000 1.785 4.695 9 Ujung Tanah 303 6.414 2.867 1.522 10 Tallo 779 14.304 4.33 1.107 11 Panakukang 1.801 13.344 4.373 3.469 12 Manggala 1.361 11.449 5.54 3.636 13 Biringkanaya 3.013 17.273 8.523 6.253 14 Tamalanrea 1.195 10.426 4.462 2.116 Jumlah 16.768 146.296 61.107 50.253 70910 Sumber : Kota Makassar Dalam Angka, 2015

Tabel 2.9. Jumlah Fasilitas pendidikan Kota Makassar

No Kecamatan TK SD SLTP SMA PT 1 Mariso 8 19 7 17 73 2 Mamajang 13 24 10 19 3 Tamalate 33 42 13 16 4 Rappcini 43 50 18 22 5 Makassar 20 38 17 13 6 Ujung Pandang 19 30 17 10 7 Wajo 7 15 8 10 8 Bontoala 17 23 11 10 9 Ujung Tanah 6 21 11 6 10 Tallo 16 44 13 6 11 Panakukkang 39 45 16 24 12 Manggala 34 34 15 17 13 Biringkanaya 68 43 18 19 14 Tamalanrea 31 30 14 15 Jumlah 354 458 188 204 73

(11)

RPIJM

RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH BIDANG CIPTA KARYA KOTA MAKASSAR

2017-2021

No Kecamatan

Penduduk Berdasarkan Pendidikan

(Jiwa) Persentase SD SLTP SMU PT (%) 1 2 3 4 5 6 7 1 Mariso 997 3.224 2.497 7.252 5,26 2 Mamajang 1.645 4.355 4.756 3 Tamalate 2.081 6.967 5.442 4 Rappocini 2.173 4.674 4.805 5 Makassar 1.633 2.604 3..152 6 Ujung Pandang 1.898 6.973 5.069 7 Wajo 675 1.158 1.512 8 Bontoala 1.014 1.829 1.542 9 Ujung Tanah 998 2.938 2.056 10 Tallo 2.118 4.438 1.338 11 Panakukang 1.998 4.482 5.223 12 Manggala 1.878 5.678 5.127 13 Biringkanaya 2.242 8.736 5.325 14 Tamalanrea 1.625 4.573 4202 Jumlah 22.975 62.62 52.046 7.252 5,26

Berdasarkan klasifikasinya, struktur penduduk menurut tingkat pendidikan di Kota Makassar terdiri dari kelompok penduduk yang berpendidikan sekolah dasar (SD), sekolah lanjutan tingkat pertama (SLTP), sekolah lanjutan tingkat atas (SLTA) dan perguruan tinggi (PT). Lebih jelasnya dapat dilihat pada kajian Tabel di bawah ini.

2.4.2 Isu Ekonomi kota Makassar

Sebanyak 432.115 jiwa atau 131.299 kepala keluarga (kk) dari total penduduk kota Makassar, sekitar 1,4 juta orang menetap dalam kawasan pemukiman kumuh. Berdasarkan data Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda), pemukiman kumuh yang tersebar di seluruh kecamatan menempati area seluas 47,62 kilometer (km) persegi. Jumlah ini sekitar 1/4 dari dari total luas kota Makassar 195 km persegi. Dari 14 kecamatan yang ada, warga yang tinggal dalam kawasan pemukiman miskin paling banyak di Tamalate sebanyak 15.893 kk menempati area sekitar 2,5 km persegi. Warga Tamalate ini tersebar di tiga kelurahan, yakni Parang Tambung 8.142 kk, Maccini Sombala 4.418 kk, dan Balang Baru 3.333 kk. Kedua ditempati Kecamatan Rappocini 11.245 kk yang disumbang

(12)

II - 12

RPIJM

RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH BIDANG CIPTA KARYA KOTA MAKASSAR

2017-2021

dua kelurahan, Gunung Sari dan Bata-bantaeng. Posisi ketiga, Kecamatan Makassar, mencakup enam kelurahan dihuni 10.447 kk.

Selanjutnya berturut-turut, Kecamatan Tallo 9.344 kk, Tamalanrea 9.277 kk, Panakkukang 8.853 kk, Mariso 7.501 kk, Ujung Tanah 6.014 kk, Manggala 5.170 kk, Wajo 4.005 kk, Mamajang 3.189 kk, Ujung Pandang 2.217 kk, dan Biringkanaya 961 kk. Biringkanaya yang merupakan kecamatan paling luas di Makassar hanya terdata satu kawasan kumuh yakni Kelurahan Untia.

Setiap kk dalam kawasan pemukiman kumuh dirata-ratakan memiliki anggota keluarga 4-5 orang. Hanya kk di Kelurahan Gusung dan Barrang Lompo Kecamatan Ujung Tanah yang memiliki anggota keluarga rata-rata tujuh orang. Bappeda mencatat, penduduk miskin di Makassar 2013 hanya 44.217 kk. Jumlah ini menurun dibanding penduduk miskin 2012 sebanyak 46.355 kk dan 62.192 kk di 2011. Penduduk kategori miskin umumnya menetap di pemukiman kumuh. Penduduk miskin paling banyak terdapat di Kecamatan Tamalate 7.449 kk, Tallo 5.714 kk, Panakkukang 4.972 kk, Rappocini 4.139 kk, Biringkanaya 4.211 kk. Penduduk miskin paling sedikit di Kecamatan Wajo 433 kk, Ujung Pandang 485 kk. Kecamatan lainnya antara 1.000-3.000 kk.

(13)

RPIJM

RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH BIDANG CIPTA KARYA KOTA MAKASSAR

2017-2021

Tabel 2.10 Data Sebaran Jumlah Individu, Rumah Tangga, dan Keluarga berdasarkan Basis Data Terpadu PPLS Tahun 2011

Nama Kecamatan

Jumlah Individu Jumlah Rumah Tangga Jumlah Keluarga

Sangat Miskin (5%) Miskin / Kelompok 1 (6-10%) Hampir Miskin / Kelompok 2 (11-20%) Rentan Miskin / Kelompok 3 (21-30%) Sangat Miskin (5%) Miskin / Kelompok 1 (6-10%) Hampir Miskin / Kelompok 2 (11-20%) Rentan Miskin / Kelompok 3 (21-30%) Sangat Miskin (5%) Miskin / Kelompok 1 (6-10%) Hampir Miskin / Kelompok 2 (11-20%) Rentan Miskin / Kelompok 3 (21-30%) MAMAJANG 969 1.056 3.349 3.667 165 203 691 791 205 236 747 841 TAMALATE 9.644 5.623 13.377 9.814 1.999 1.170 2.850 2.162 2.197 1.252 3.016 2.274 RAPPOCINI 3.069 2.775 8.062 7.658 604 575 1.734 1.742 648 636 1.842 1.841 MAKASSAR 2.262 2.197 8.343 8.885 372 422 1.702 1.919 449 483 1.877 2.072 UJUNG PANDANG 360 306 1.032 1.180 68 50 196 237 89 68 236 273 WAJO 140 174 874 1.413 24 30 170 304 26 31 174 315 BONTOALA 896 809 3.145 4.244 142 145 617 872 170 170 670 938 UJUNG TANAH 3.509 1.815 5.581 4.965 727 374 1.178 1.063 775 398 1.247 1.126 TALLO 5.015 3.796 11.892 11.588 879 731 2.355 2.411 978 799 2.504 2.532 PANAKKUKANG 3.769 3.512 10.756 10.054 669 668 2.138 2.083 802 757 2.433 2.308 MANGGALA 2.426 1.957 5.476 5.907 480 399 1.122 1.233 560 448 1.237 1.353 BIRING KANAYA 4.084 3.088 7.819 7.893 776 651 1.646 1.687 878 697 1.732 1.765 TAMALANREA 1.574 1.522 3.804 2.789 309 325 835 614 352 339 883 646 MAKASSAR 37.717 28.630 83.510 80.057 7.214 5.743 17.234 17.118 8.129 6.314 18.598 18.284

(14)

II - 1

DINAS PEKERJAAN UMUM (PU) KOTA MAKASSAR PROVINSI SULAWESI SELATAN 2016

RPIJM

RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH BIDANG CIPTA KARYA KOTA MAKASSAR

2017-2021

2.4.3 Isu Lingkungan kota Makassar

Kajian lingkungan dibutuhkan untuk memastikan bahwa dalam penyusunan RPI2JM bidang Cipta Karya oleh pemerintah kabupaten/kota telah mengakomodasi prinsip perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup. Adapun amanat perlindungan dan pengelolaan lingkungan adalah sebagai berikut :

1. UU No. 32/2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup “Instrumen pencegahan pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan hidup terdiri atas antara lain Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS), Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL), dan Upaya Pengelolaan Lingkungan-Upaya Pemantauan Lingkungan (UKL-UPL) dan Surat Pernyataan Kesanggupan Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Hidup (SPPLH)”

2. UU No. 17/2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional “Dalam rangka meningkatkan kualitas lingkungan hidup yang baik perlu penerapan prinsip-prinsip pembangunan yang berkelanjutan secara konsisten di segala bidang”

3. Peraturan Presiden No. 5/2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2010-2014:

“Dalam bidang lingkungan hidup, sasaran yang hendak dicapai adalah perbaikan mutu lingkungan hidup dan pengelolaan sumber daya alam di perkotaan dan pedesaan, penahanan laju kerusakan lingkungan dengan peningkatan daya dukung dan daya tampung lingkungan; peningkatan kapasitas adaptasi dan mitigasi perubahan iklim”

4. Permen LH No. 9 Tahun 2011 tentang Pedoman Umum Kajian Lingkungan Hidup Strategis:

Dalam penyusunan kebijakan, rencana dan/atau program, KLHS digunakan untuk menyiapkan alternatif penyempurnaan kebijakan, rencana dan/atau program agar dampak dan/atau risiko lingkungan yang tidak diharapkan dapat diminimalkan.

(15)

II - 2

DINAS PEKERJAAN UMUM (PU) KOTA MAKASSAR

RPIJM

RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH BIDANG CIPTA KARYA KOTA MAKASSAR

2017-2021

Sebagai persyaratan untuk mengajukan ijin lingkungan maka perlu disusun dokumen Amdal, UKL dan UPL, atau Surat Pernyataan Kesanggupan Pengelolaan Lingkungan Hidup atau disebut dengan dengan SPPL bagi kegiatan yang tidak membutuhkan Amdal atau UKL dan UPL.

8.1.1 Kajian Lingkungan Hidup Strategis ( KLHS )

KLHS adalah sebuah bentuk tindakan strategik dalam menuntun, mengarahkan, dan menjamin tidak terjadinya efek negatif terhadap lingkungan dan keberlanjutan dipertimbangkan secara inheren dalam kebijakan, rencana dan program [KRP]. Posisinya berada pada relung pengambilan keputusan. Menurut UU No. 32/2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup, Kajian Lingkungan Hidup Strategis, yang selanjutnya disingkat KLHS, adalah rangkaian analisis yang sistematis, menyeluruh, dan partisipatif untuk memastikan bahwa prinsip pembangunan berkelanjutan telah menjadi dasar dan terintegrasi dalam pembangunan suatu wilayah dan/atau kebijakan, rencana, dan/atau program.

KLHS perlu diterapkan di dalam RPI2-JM antara lain karena:

a. RPIJM membutuhkan kajian aspek lingkungan dalam perencanaan pembangunan infrastruktur.

b. KLHS dijadikan sebagai alat kajian lingkungan dalam RPIJM adalah karena RPIJM bidang Cipta Karya berada pada tataran Kebijakan/Rencana/Program. Dalam hal ini, KLHS menerapkan prinsip-prinsip kehati-hatian, dimana kebijakan, rencana dan/atau program menjadi garda depan dalam menyaring kegiatan pembangunan yang berpotensi mengakibatkan dampak negatif terhadap lingkungan hidup

Tahapan Pelaksanaan KLHS

Tahapan pelaksanaan KLHS diawali dengan penapisan usulan rencana/program dalam RPIJM per sektor dengan mempertimbangkan isu-isu pokok seperti :

i. perubahan iklim,

(16)

II - 3

DINAS PEKERJAAN UMUM (PU) KOTA MAKASSAR PROVINSI SULAWESI SELATAN 2016

RPIJM

RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH BIDANG CIPTA KARYA KOTA MAKASSAR

2017-2021

iii. peningkatan intensitas dan cakupan wilayah bencana banjir, longsor, kekeringan, dan/atau kebakaran hutan dan lahan,

iv. penurunan mutu dan kelimpahan sumber daya alam, v. peningkatan alih fungsi kawasan hutan dan/atau lahan,

vi. peningkatan jumlah penduduk miskin atau terancamnya keberlanjutan penghidupan sekelompok masyarakat; dan/atau

vii. peningkatan risiko terhadap kesehatan dan keselamatan manusia. Isu-isu tersebut menjadi kriteria apakah rencana/program yang disusun teridentifikasi menimbulkan resiko atau dampak terhadap isu-isu tersebut.

Tahap ke-2 setelah penapisan terdapat dua kegiatan. Jika melalui proses penapisan di atas tidak teridentifikasi bahwa rencana/program dalam RPIJM tidak berpengaruh terhadap kriteria penapisan di atas maka berdasarkan Permen Lingkungan Hidup No. 9/2011 tentang Pedoman Umum KLHS, Tim Satgas RPIJM Kabupaten/Kota dapat menyertakan Surat Pernyataan bahwa KLHS tidak perlu dilaksanakan, dengan ditandatangani oleh Ketua Satgas RPIJM dengan persetujuan BPLHD, dan dijadikan lampiran dalam dokumen RPIJM Namun, jika teridentifikasi bahwa rencana/program dalam RPIJM berpengaruh terhadap kriteria penapisan di atas maka Satgas RPIJM didukung dinas lingkungan hidup (BPLHD) dapat menyusun KLHS dengan tahapan sebagai berikut:

1. Pengkajian Pengaruh KRP terhadap Kondisi Lingkungan Hidup di Wilayah Perencanaan, dilaksanakan melalui 4 (empat) tahapan sebagai berikut:

a) Identifikasi Masyarakat dan Pemangku Kepentingan Lainnya Tujuan identifikasi masyarakat dan pemangku kepentingan adalah:

i. Menentukan secara tepat pihak-pihak yang akan dilibatkan dalam pelaksanaan KLHS

ii. Menjamin diterapkannya azas partisipasi yang diamanatkan UU No. 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup; iii. Menjamin bahwa hasil perencanaan dan evaluasi kebijakan, rencana

(17)

II - 4

DINAS PEKERJAAN UMUM (PU) KOTA MAKASSAR

RPIJM

RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH BIDANG CIPTA KARYA KOTA MAKASSAR

2017-2021

iv. Agar masyarakat dan pemangku kepentingan mendapatkan akses untuk menyampaikan informasi, saran, pendapat, dan pertimbangan tentang pembangunan berkelanjutan melalui proses penyelenggaraan KLHS.

b) Identifikasi Isu Pembangunan Berkelanjutan

Tujuan identifikasi isu pembangunan berkelanjutan:

i. penetapan isu-isu pembangunan berkelanjutan yang meliputi aspek sosial, ekonomi, dan lingkungan hidup atau keterkaitan antar ketiga aspek tersebut;

ii. pembahasan fokus terhadap isu signifikan; dan

iii. membantu penentuan capaian tujuan pembangunan berkelanjutan. c) Identifikasi Kebijakan/Rencana/Program (KRP)

d) Kajian Pengaruh KRP terhadap Kondisi Lingkungan Hidup di Suatu Wilayah 2. Perumusan Alternatif Penyempurnaan KRP

Tujuan perumusan alternatif penyempurnaan kebijakan, rencana, dan/atau program untuk mengembangkan berbagai alternatif perbaikan muatan KRP dan menjamin pembangunan berkelanjutan. Setelah dilakukan kajian, dan disepakati bahwa kebijakan, rencana dan/atau program yang dikaji potensial memberikan dampak negatif pada pembangunan berkelanjutan, maka dikembangkan beberapa alternatif untuk menyempurnakan rancangan atau merubah kebijakan, rencana dan/atau program yang ada. Beberapa alternatif untuk menyempurnakan dan atau mengubah rancangan KRP mempertimbangkan antara lain:

a. Memberikan arahan atau rambu-rambu mitigasi terkait dengan kebijakan, rencana, dan/atau program yang diperkirakan akan menimbulkan dampak lingkungan atau bertentangan dengan kaidah pembangunan berkelanjutan. b. Menyesuaikan ukuran, skala, dan lokasi usulan kebijakan, rencana, dan/atau

program.

c. Menunda, memperbaiki urutan, atau mengubah prioritas pelaksanaan kebijakan, rencana, dan/atau program.

d. Mengubah kebijakan, rencana, dan/atau program.

(18)

II - 5

DINAS PEKERJAAN UMUM (PU) KOTA MAKASSAR PROVINSI SULAWESI SELATAN 2016

RPIJM

RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH BIDANG CIPTA KARYA KOTA MAKASSAR

2017-2021

KLHS merupakan instrumen lingkungan yang diterapkan pada tataran rencana-program. Sedangkan pada tataran kegiatan atau keproyekan, instrumen yang lebih tepat diterapkan adalah Amdal, UKL-UPL. Dan SPPLH

Tabel 2.11 Daftar Penjaringan Isu Lingkungan Terkait RPI2-JM Kota Makassar.

Kode Isu

Lingkungan

B Kerusakan, Kemerosotan, dan/atau Kepunahan Keanekaragaman

Hayati

B2 Berkurangnya luasan vegetasi mangrove akibat konversi permukiman

dan pemanfaatan untuk kegiatan komersil

C Peningkatan Intensitas dan Cakupan Wilayah Bencana Banjir,

Longsor, Kekeringan, dan/atau Lahan

C1 Peningkatan intensitas wilayah banjir

D Penurunan Mutu dan Kelimpahan Sumber Daya Alam

D3 Penurunan potensi air tanah

D6 Penurunan ketersediaan air

E Peningkatan Alih Fungsi Lahan

E3 Penurunan kualitas lingkungan akibat pengelolaan lahan tidak berkelanjutan

F Peningkatan Jumlah Penduduk Miskin atau Terancamnya

Keberlanjutan

Penghidupan Sekelompok Masyarakat

F1 Terjadi konflik sosial

G Peningkatan Resiko Terhadap Kesehatan dan Keselamatan Manusia

G5 Penurunan kondisi kesehatan lingkungan

G10 Pencemaran udara akibat Sampah

G11 Pencemaran air akibat sampah

Sumber : KLHS RTRW Kota Makassar Tahun 2015

Indikator penilaian KLHS RPI2-JM Kota Makassar mengacu Kepada KLHS RTRW Kota Makassar yang telah dibuat dan disusun.

8.1.2 Amdal, UKL-UPL, dan SPPLH

Pengelompokan atau kategorisasi proyek mengikuti ketentuan yang telah ditetapkan dalam Peraturan Menteri Lingkungan Hidup No. 5 tahun 2012 tentang jenis rencana usaha dan/atau kegiatan Wajib AMDAL dan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 10 Tahun 2008 Tentang Penetapan Jenis Rencana Usaha Dan/Atau Kegiatan Bidang Pekerjaan Umum yang Wajib Dilengkapi dengan Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup, yaitu :

(19)

II - 6

DINAS PEKERJAAN UMUM (PU) KOTA MAKASSAR

RPIJM

RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH BIDANG CIPTA KARYA KOTA MAKASSAR

2017-2021

2. Proyek tidak wajib AMDAL tapi wajib UKL-UPL 3. Proyek tidak wajib UKL-UPL tapi SPPLH

Jenis Kegiatan Bidang Cipta Karya Kota Makassar dan batasan kapasitasnya yang wajib dilengkapi dokumen AMDAL adalah sebagai berikut :

Tabel 2. 12 Penapisan Rencana Kegiatan Wajib AMDAL

No Jenis Kegiatan Skala/Besaran

A Persampahan :

a. Pembangunan TPA Sampah Domestik dengan sistem Control landfill/sanitary landfill :

- luas kawasan TPA, atau - Kapasitas Total

> 10 ha > 100.000 ton b. Pembangunan Instalasi Pengolahan

Sampah terpadu:

- Kapasitas > 500 ton/hari

B Pembangunan Perumahan/Permukiman:

a. Kota sedang dan kecil, luas > 100 ha

b. keperluan settlement transmigrasi > 2.000 ha

C Air Limbah Domestik :

a. Pembangunan IPLT, termasuk fasilitas penunjang:

- Luas, atau - Kapasitasnya

> 2 ha

> 11 m3/hari b. Pembangunan IPAL limbah domestik,

termasuk fasilitas penunjangnya: - Luas, atau

- Kapasitasnya

> 3 ha

> 2,4 ton/hari c. Pembangunan sistem perpipaan air limbah:

- Luas layanan, atau - Debit air limbah

> 500 ha

> 16.000 m3/hari

D Pembangunan Saluran Drainase (Primer

dan/atau sekunder) di permukiman

- Kota sedang, panjang: > 10 km

E Jaringan Air Bersih Di Kota Besar/Metropolitan

a. Pembangunan jaringan distribusi

- Luas layanan > 500 ha

b. Pembangunan jaringan transmisi

- panjang > 10 km

Gambar

Tabel 2.1.   Jumlah Penduduk  Dirinci Menurut Kecamatan di Kota Makassar
Tabel 2.2.   Jumlah Penduduk  Menurut  Kecamatan, Jenis Kelamin Dan Sex Rasio  Di  Kota Makassar Tahun 2016
Tabel 2.8.   Struktur Penduduk  Berdasarkan Tingkat Pendidikan
Tabel 2.10 Data Sebaran Jumlah Individu, Rumah Tangga, dan Keluarga berdasarkan Basis Data Terpadu PPLS Tahun 2011
+2

Referensi

Dokumen terkait

32/2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup, Kajian Lingkungan Hidup Strategis, yang selanjutnya disingkat KLHS, adalah rangkaian analisis yang

UUNo.32/2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup, Kajian Lingkungan Hidup Strategis, atau KLHS, adalah rangkaian analisis yang sistematis,

32/2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup, Kajian Lingkungan Hidup Strategis, yang selanjutnya disingkat KLHS, adalah rangkaian analisis

32/2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup, Kajian Lingkungan Hidup Strategis, yang selanjutnya disingkat KLHS, adalah rangkaian analisis yang

32/2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup, Kajian Lingkungan Hidup Strategis, yang selanjutnya disingkat KLHS, adalah rangkaian analisis

32/2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup, Kajian Lingkungan Hidup Strategis, yang selanjutnya disingkat KLHS, adalah rangkaian analisis yang sistematis,

32/2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup, Kajian Lingkungan Hidup Strategis, yang selanjutnya disingkat KLHS, adalah rangkaian analisis

32/2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup, Kajian Lingkungan Hidup Strategis, yang selanjutnya disingkat KLHS, adalah rangkaian analisis yang