• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAYI BERAT LAHIR RENDAH.ppt

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAYI BERAT LAHIR RENDAH.ppt"

Copied!
102
0
0

Teks penuh

(1)

Dr. Renny H Bagus, SpA

Dr. Renny H Bagus, SpA

Dr

Dr. . Abdul Abdul Rohim, Rohim, SpASpA

Dr. Retno Hernik MA, SpA

Dr. Retno Hernik MA, SpA

TIM PONED

TIM PONED – – PONEK PONEK

PAPUA

(2)
(3)

BAYI

BAYI

BERAT

BERAT

LAHIR

LAHIR

RENDAH

RENDAH

 BATASANBATASAN

Bayi

Bayi lahir lahir dengan dengan berat berat < < 2500 2500 gg

tanpa memandang masa gestasi

tanpa memandang masa gestasi

 PRINSIP DASARPRINSIP DASAR

BBLR

BBLR  kematian neonatal 29 % (SKRT’01)kematian neonatal 29 % (SKRT’01) Penyulit

Penyulit Hipotermia, Hipoglikemia, Hipotermia, Hipoglikemia, Hiperbilirubinemia

Hiperbilirubinemia, Infeksi , Infeksi dandan

gangguan minum

(4)

Penyebab

Penyebab

Persalinan kurang bulan / prematur

Persalinan kurang bulan / prematur

Bayi lahir kecil untuk masa kehamilan

Bayi lahir kecil untuk masa kehamilan

Faktor predisposisi

Faktor predisposisi

Faktor ibu

Faktor ibu

Faktor plasenta

Faktor plasenta

(5)

Faktor Ibu :

Faktor Ibu :

Umur ibu < 20 tahun atau > 35 tahun

Umur ibu < 20 tahun atau > 35 tahun

 J

 J

arak kehamila

arak kehamila

n < 1 tahun

n < 1 tahun

Ibu dengan keadaan:

Ibu dengan keadaan:

Mempunyai BBLR sebelumnya

Mempunyai BBLR sebelumnya

Melakukan pekerjaan fisik beberapa jam

Melakukan pekerjaan fisik beberapa jam

tanpa istirahat

tanpa istirahat

Sangat miskin

Sangat miskin

Kurang gizi

Kurang gizi

(6)

Ibu hamil dengan:

Ibu hamil dengan:

 Anemia berat.

 Anemia berat.

Pre eklampsia atau hipertensi

Pre eklampsia atau hipertensi

Infeksi selama kehamilan

Infeksi selama kehamilan

(7)

F

F

aktor

aktor

Bayi

Bayi

Bayi dengan:

Bayi dengan:

Cacat bawaan

Cacat bawaan

(8)

Langkah Promotif / Preventif 

Mencegah persalinan prematur

Periksa hamil teratur yang berkualitas

(9)

Pemeriksaan fisik

Berat lahir < 2500 gram

 Kurang Bulan

 Tanda prematuritas (+)

 Tulang rawan telinga belum terbentuk

Masih terdapat lanugo

Refleks refleks masih lemah

 Alat kelamin luar

(10)

Pemeriksaan fisik

Kecil untuk Masa Kehamilan :

 Tanda prematuritas (-)

Kulit keriput

(11)
(12)

BAYI BERAT LAHIR RENDAH

Bayi Cukup Bulan Bayi Kurang Bulan

(13)
(14)

BBLR

(15)

Kecil untuk Masa Kehamilan

(16)

Kehamilan 32 minggu:

peningkatan kartilago lengkung luar daun telinga

Kehamilan 36 minggu-matur: daun telinga kaku,

lengkung terbentuk baik

(17)

Payudara Kehamilan 28 minggu :

Tdk ada jaringan payudara  Areola samar 36 weeks gestation : well-defined areola, breast nodule Kehamilan 32 minggu: areola terlihat,

 jaringan payudara kecil

Kehamilan 36 minggu: areola terlihat baik, nodul payudara

(18)

Prematur  Matur

Kehamilan 32 minggu: Deposit lemak pada

labia mayora meningkat

Kehamilan 36 minggu-matur : labia mayora hampir menutupi labia minora

(19)

Kehamilan 28 minggu : Testis masih tinggi di scrotum

Kehamilan 36 minggu-matur: testis sudah turun, pigmentasi skrotum meningkat

(20)

Kehamilan 32 minggu : Rajah < 1/3 anterior

Kehamilan 36 minggu-matur:

rajah pada hampir seluruh telapak kaki

(21)
(22)

 TEMUAN

Anamnesis Pemeriksaan P. penunjang diagnosis

Terpapar suhu rendah

< 2 hari

Lemah, < aktif Malas minum,

Kulit teraba dingin Kulit mengeras kemerahan

Frek. jantung < 100 X Napas pelan dan

dalam

Suhu < 36,5 0C Hipotermi

Lahir - hari ke 3 ibu DM

Kejang, tremor, letargi atau tidak sadar

GDS < 45 mg/dL (2.6 mmol/L) Hipoglikemia Lahir - hari ke 3 > 3 minggu. Riwayat Maternal Kulit , konjungtiva berwarna kuning Pucat Ikterus

Penilaian Klinik

(23)

 TEMUAN

Anamnesis Pemeriksaan P.Penunjang Diagnosis

Tidak berhasil menyusui

Malas / tidak mau Sejak lahir

Bayi kelihatan bugar Kenaikan berat bayi kurang 20 gram/hari selama 3 hari Masalah pemberian minum Ibu demam KPD Persalinan tindakan Asfiksia Malas minum Hiper/ hipotermi letargi/kurang aktip Gangguan napas Ikterus Sklerema/skleredema Kejang Laboratorium darah : Lekosit trombosit Darah tepi Infeksi / Sepsis Bayi KMK /> bulan + mekonium Riwayat asfiksia

+ Tali pusat berwarna kuning kehijauan

Pemeriksaan radiologi

(Jika ada fasilitas)

SAM

(24)

Manajemen Umum

Stabilisasi suhu, Jaga jalan napas

Nilai segera kondisi bayi

(25)

Bayi 1750

 – 

 2500 grm

Bayi Sehat

Menerima ASI

 cukup

 Timbang bayi setiap hari,

BB 1750 - 2500 g

 penurunan < 10%.

Bila beratnya naik 20 g/hari

 3 hari

timbang bayi 2 kali seminggu.

 Jika tidak

Masalah kenaikan BB tidak

(26)

Bayi Sakit

+ Gangguan napas, minum, kejang

rujuk.

Bila perlu cairan IV

 24 jam I

Berikan cairan IV dan ASI menurut umur

(27)

Hari ke Berat 1 2 3 4 5+ > 1500 g 60 80 100 120 150 < 1500 g 80 100 120 140 150 Pemberian U m u r (hari) 1 2 3 4 5 6 7 Kecepatan cairan IV (mL/jam atau

tetes mikro/menit)

 Jumlah ASI setiap 3 jam (mL/kali)

5 0 4 6 3 14 2 22 0 30 0 35 0 38

Jumlah cairan IV dan ASI untuk bayi sakit 1750 - 2500 g Jumlah cairan rumatan yang dibutuhkan bayi (mL/kg)

(28)

Pemantauan

 ↑ berat badan & pemberian minum

- Berat lahir tercapai 14 hari Peningkatan BB 20-35 g/hari - Bila ASI penuh, > 7 hari

- Tingkatkan ASI 20 cc/KgBB/hr  180 –  200 cc/KgBB/hr

- Kenaikan BB tdk adekuat  masalah

  Tanda kecukupan asi  Pemulangan penderita

(29)

1. HIPOTERMI

 Batasan

Suhu tubuh kurang dari 36.5ºC.

 Prinsip dasar

BBLR >> Hipotermi

Sebab  paparan suhu rendah

 Tanda bahaya. Mekanisme :

(30)
(31)

Moderate hypothermia hyperthermia

(32)

Metode kehilangan panas :

1. Evaporasi : Kehilangan panas ke udara di dalam ruangan melalui kulit atau selaput mukosa (kulit basah karena cairan amnion)

2. Konduksi : Terjadi jika BBL diletakkan pada permukaan yang dingin dan padat (alas bayi)

3. Radiasi : panas berpindah dari BBL ke benda padat lainnya tanpa melalui kontak langsung (lemari besi)

4. Konveksi : Kehilangan panas dari kulit BBL ke udara yang bergerak (dekat jendela,AC)

(33)

RADIATION

(34)

Langkah Promotif/Preventif

Ruang hangat , bebas aliran angin.

 Jangan letakkan pada /dekat benda dingin

 Jaga bayi tetap hangat

 Tetap berpakaian atau diselimuti setiap saat,

Berikan tambahan kehangatan bila perlu

(35)

CARA PETUNJUK PENGGUNAAN Kontak kulit - Untuk semua bayi

- Apabila cara lain tidak mungkin dilakukan Metode Kanguru - BB < 2500 g,

- Tidak sakit berat .

Pemancar panas - Untuk bayi sakit / BB ≥ 1500 g

- Untuk pemeriksaan bayi, tindakan, atau hipotermi Lampu

penghangat

- Bila tidak tersedia pemancar panas , Inkubator - BB < 1500 g

- bayi sakit berat

Boks penghangat - Bila tidak tersedia inkubator, Penghangat

Ruanganan

- Untuk merawat bayi dengan berat < 2500 g

- Tidak untuk bayi sakit berat

(36)

Perawatan Metode Kanguru

tiga komponen:

1.

Kontak kulit dengan kulit antara bagian

depan tubuh bayi dengan dada dan perut

ibu dalam baju kanguru.

2.

 ASI eksklusif

3.

Memberikan dukungan terhadap ibu dan

(37)

Keuntungan Perawatan Metode Kanguru

bagi Ibu :

Ibu menjadi lebih dekat dengan bayinya

secara emosional

Ibu menjadi merasa mampu merawat bayinya

Produksi ASI cukup / banyak sehingga tidak

perlu tambahan susu formula

Ibu percaya diri, sindroma ASI kurang (-)

Menghemat pengeluaran biaya Rumah

(38)

Keuntungan Perawatan Metode Kanguru

bagi Bayi :

Pernapasan bayi menjadi teratur dan stabil

Suhu bayi meningkat dan stabil pada suhu

normal (36,5 -37,5

0

C)

Mengurangi kejadian infeksi (terutama

infeksi saluran napas dan cerna)

BBLR menetek dengan baik dan berat badan

meningkat dengan cepat

Istirahat / tidur bayi lebih banyak

Bayi merasa aman dan nyaman

(39)

Posisi Perawatan Bayi BBLR

Kepala menoleh Ke satu sisi Posisi “Kaki kodok” Bayi diantara payudara ibu

(40)

 Ayah juga dapat berperan dalam perawatan metode kangguru (Kangaroo Mother Care , WHO, 2003)

(41)
(42)
(43)
(44)
(45)
(46)
(47)
(48)

BB Suhu ruangan 1500  – 2000 g 28 – 30oC

> 2000 g 26 – 28oC

S u h u k a m a r u n t u k b ay i d e n g a n p ak a ian  

(49)

Diagnostik

 Anamnesis

Riwayat

- bayi tidak dikeringkan

- tidak dijaga kehangatannya.

- terpapar lingkungan yg dingin

- melakukan tindakan

(50)

 Temuan

 Anamnesis Pemeriksaan Klasifikasi

- suhu lingkungan rendah - < 2 hari

- 32ºC – 36.4ºC  - Gangguan napas

- Denyut jantung<100 X/mnt - Malas minum, Letargi

Hipotermia sedang

- suhu lingkungan rendah - < 2 hari

- Suhu tubuh < 32ºC 

- Tanda lain hipotermia sedang - Kulit teraba keras

- Napas pelan dan dalam

Hipotermia berat

- Paparan suhu berlebihan (-) - Suhu tubuh berfluktuasi

antara 36ºC - 39ºC meskipun berada di suhu lingkungan yang stabil

- Fluktuasi terjadi sesudah periode suhu stabil

Suhu tubuh tidak stabil

( Dugaan sepsis) Klasifikasi Hipotermi

(51)

Manajemen

Hipotermi berat

 Hangatkan bayi

 Hindari paparan panas yang berlebihan  Pasang jalur IV

 Periksa kadar glukose darah, sampel darah  Nilai tanda bahaya

 Kelola jika ada penyulit lain  g. napas,

hipoglikemi, infeksi

 Anjurkan ibu menyusui segera setelah bayi siap  Periksa suhu tubuh bayi setiap jam- 2 jam.

(52)

Hipotermi Sedang

Hangatkan bayi

 Berikan ASI.

 Periksa kadar glukose darah.  Nilai tanda bahaya,

 Periksa suhu tubuh bayi setiap jam- 2 jam  Jika suhu tidak naik /<0,50C  sepsis?  Jika suhu tlh normal  12 jam

(53)

2. HIPOGLIKEMI

Batasan

Kadar glukose darah < 45 mg/dL (2,6 mmol/L)

Prinsip Dasar

 Glukosa merupakan sumber kalori  Setiap stress  cadangan glukosa  BBLR  cadangan glukosa

(54)

Diagnosis

 Anamnesis

Riwayat bayi asfiksia, hipotermi, hipertermi ,

g. pernapasan, prematur, KMK , BMK , PJB

(55)

Pemeriksaan klinis

 Asimtomatis,

 Tremor , lemah, apatis ,letargik, keringat

dingin, sianosis

 Apne atau nafas lambat, tidak teratur,

masalah minum

 Tangis melengking atau lemah merintih.

Kejang, hipotoni , nistagmus

(56)

Manajemen

Bolus glukose 10% 2 mL/kg IV (5 menit).

 Jika jalur IV tidak dapat

 NGT

Infus glukose 10% sesuai kebutuhan

rumatan kemudian dirujuk

Berikan ASI.

(57)

3.IKTERUS/

HIPERBILIRUBINEMIA

Batasan :

Pewarnaan kuning di kulit, konjungtiva dan mukosa

Hiperbilirubinemia : bilirubin > 5 mg% ( 85 µmol/L).

(58)

Prinsip Dasar

 Ikterus > minggu pertama kehidupan, bayi krg

bulan.

 Normal/ fisiologis dan patologis.  Gejala awal penyakit.

 Sebab: pembentukan >, pengeluaran <

 Bilirubin sel syaraf  otak terganggu 

(59)

Langkah Promotif/Preventif

Menghindari penggunaan obat pada ibu

hamil

Penanganan penyebab BBLR.

Penanganan infeksi maternal, KPD.

Penanganan asfiksia , trauma persalinan.

Pemenuhan kebutuhan nutrisi.

(60)

Diagnostik

 Anamnesis

Riwayat ikterus ,anemi.

Riwayat penggunaan obat, infeksi

maternal, ketuban pecah dini

(61)

Pemeriksaan

Pemeriksaan pencahayaan yang memadai.

 Tekan hidung / dahi; lengan / tungkai;

tangan& kaki.

Ikterus : wajah

 kaudal tubuh, dan

ekstremitas.

Pemeriksaan penunjang: bilirubin serum.

 Tentukan tk keparahan metode Kremer.

(62)
(63)

Derajat Ikterus

Daerah Ikterus Perkiraan kadar bilirubin

I Daerah Kepala dan leher 5,0 mg % II Sampai badan atas 9,0 mg% III Sampai badan bawah

hingga tungkai

11,4 mg% IV Sampai daerah lengan,

kaki bawah, lutut.

12, 4 mg %

 V Sampai daerah telapak tangan dan kaki

16,0 mg%

(64)

Temuan

 Anamnesis Pemeriksaan P. Penunjang Diagnosis Saat lahir - hari ke 2

Riwayat ikterus Riwayat penyakit keluarga Sangat Ikterus Sangat pucat Hb < 13 g/dl, Ht < 39% Ikterus hemolitilk

Saat lahir - hari ke 2/> Infeksi maternal Sangat Ikterus Tanda infeksi (malas minum, <aktif, lemah, suhu abnormal) Lekositosis, lekopeni, trombositopenia Ikterus diduga infeksi/ sepsis

Timbul pada hari 1 Riwayat ibu

pengguna obat

Ikterus Ikterus akibat obat

(65)

Temuan

Anamnesis Pemeriksaan P.Penunjang Diagnosis Ikterus hebat hari ke 2

Ensefalopati hari ke 3 - 7 Ikterus hebat yang tidak

atau terlambat diobati

Sangat ikterus Kejang Postur abnormal, letargi Ensefalopati bilirubin

Ikterus menetap setelah usia 2 minggu Ikterus berlangsung > 2 mg bayi ckp bl 3 minggu bayi < bl Urin gelap, feses pucat. Ikterus berkepanjangan hari ke 2 /> lebih. BBLR

Bayi tampak sehat Ikterus pada bayi prematur Hari ketiga bayi cukup bulan, berat

lahir lebih 2500 gram, tampak sehat

(66)

Pemeriksaan penunjang

Puskesmas : pemeriksaan atau

penajaman klinis

sangat diutamakan

(67)

Manajemen

Ikterus fisiologis

 rawat jalan

 ASI dini dan ekslusif & > sering

Bayi dapat cukup sinar mata hari pagi.

Kelola faktor risiko

Rujuk jika:

Ikterus timbul dalam 24 jam I.

Ikterus kremer III/>

(68)

Faktor risiko :

BBLR, inkompatibilitas, asfiksia /asidosis,

hipoksia, trauma serebral, atau infeksi

Pemulangan dan pemantauan lanjutan :

Nasehati ibunya mengenai pemberian

minum dan membawa kembali jika menjadi

semakin kuning

(69)

4. MASALAH PEMBERIAN MINUM.

 Prinsip Dasar

 Masalah minum : BBL, BBLR,sakit berat.  Mengurangi risiko sakit & tumbang bayi.  Masalah paling sering

 Semula minum baik menjadi malas minum  Malas minum sejak lahir

 Berat bayi tidak naik  Ibu cemas

(70)

Langkah Promotif / Preventif 

Perawatan antenatal.

Mencegah kelahiran BBLR

Penanganan infeksi maternal

(71)

Diagnostik

 Anamnesis

Riwayat cara pemberian minum bayi

Riwat terjadinya masalah pembeian

minum

Riwayat penimbangan bayi

(72)

Temuan

Anamnesis Pemeriksaan Diagnosis Malas / tdk mau minum,

Sebelumnya baik 6 jam/ >

Infeksi maternal , Ketuban pecah dini

Bayi tampak sakit Tanda infeksi :

Kesulitan bernapas, suhu tubuh tidak stabil, iritabel, kejang, tidak sadar, muntah,

Curiga Infeksi

Malas / tdk mau minum, sebelumnya baik

Sejak lahir

Bayi berat lahir < 2500 gram atau kehamilan < 37 minggu

bayi kecil

Ibu tdk dpt/ tidak berhasil menyusui

Ibu cemas & kawatir Hari 1 / lebih

· Bayi kelihatan sehat Cara pemberian minum salah

Kecemasan pada ibu

(73)

Temuan

Anamnesis Pemeriksaan Diagnosis Regurgitasi,

Tersedak & batuk setelah minum

Hari ke 1 atau lebih

Celah palatum - mulut

keluar minum lewat hidung

Celah langit-langit

Regurgitasi sejak pertama minum

· Hari 1

· Air ketuban bercampur mekonium

Pipa lambung dapat masuk Bayi kelihatan sehat

Iritasi lambung

Regurgitasi , batuk, tersedak pertama kali minum

Sejak lahir

Pipa lambung tidak dapat masuk. Keluar air liur atau cairan dari mulut

Kelainan Bedah

(74)

Manajemen Umum

 Bila bayi malas minum sejak pertama

 infeksi persiapan rujuk.

 Kemungkinan kelainan bedah

pasang jalur infus , tunda minum. Persiapan rujukl

 Bila pipa lambung berhasil masuk,

pastikan pipa masuk kelambung,

(75)

Manajemen Khusus

Ibu tidak dapat / tidak berhasil menyusui

Kecemasan pada ibu

 Memberikan pengertian & pemberian ASI yang tepat.  Perhatikan & catat berat bayi setiap hari

 BB meningkat minimal 60 gr /3 hari   ASI cukup.  BB meningkat < 60 gr/3hari  tidak adekuat.

(76)

 Periksa penyebab berat tidak naik sebelumnya  Apakah sesuai rencana.

 Apakah suhu lingkungan bayi optimal. Cari tanda infeksi  pengobatan.

 Bila tidak ditemukan penyebab pasti  Tingkatkan

 ASI

 Bila kenaikan berat masih < 20 gram/ hari  Tambahan susu peras.

 Bila tidak dapat  beri 10 ml pengganti ASI.  Jika BB meningkat 20 gr/ hr (3 hr) turunkan

(77)

Motivasi ibu

DUKUNGAN PSIKOLOGI BAGI IBU untuk MENYUSUI

(78)

Pedoman Menyusui yang Baik dan Benar

Berikan ASI

Setelah 30 menit setelah melahirkan

  Kolostrum

Sesering mungkin & semau bayi

Secara eksklusif

Dari kedua payudara

Ibu sekamar dengan bayi

Perhatikan posisi menyusui

(79)

Bagaimana Posisi Menyusui

 yang Benar ?

1. Bayi tenang

2. Mulut bayi terbuka lebar menutupi daerah gelap sekitar putting susu

(80)

3. Perut bayi menghadap

ke perut ibu

4. Dagu bayi

menempel ke payudara

5. Telinga lengan bayi berada dlm satu garis lurus

(81)

Posisi Perlekatan yang benar

Mulut bayi terbuka lebar Bibir melipat keluar

Bagian bawah areola tidak terlihat Dagu menyentuh payudara

CALM

(82)

Memeras ASI, memberi minum dengan gelas (Konseling menyusui, WHO 2004)

(83)

 BBLR atau bayi prematur BBLR atau bayi prematur

 BAYI KEMBAR BAYI KEMBAR

 BAYI SUMBING BAYI SUMBING

 BAYI SAKIT BAYI SAKIT

 BAYI IKTERUS BAYI IKTERUS

TETAP MENYUSUI

TETAP MENYUSUI

PADA BAYI-BAYI BERMASALAH

(84)

Memberi

Memberi

Minum

Minum

BBLR/

BBLR/

Prematur

Prematur

 ASI terbaik, termudah.

 ASI terbaik, termudah.

Bayi

Bayi

kecil

kecil

mungkin

mungkin

tdk

tdk

dpt

dpt

minum

minum

baik

baik

Prinsip umum menyusui ASI:

Prinsip umum menyusui ASI:

minimal 8 kali 24 jam

minimal 8 kali 24 jam

Bila bayi melepaskan hisapannya dari satu

Bila bayi melepaskan hisapannya dari satu

payudara berikan payudara lainnya

(85)

 Selalu memberi minum ASI sebelum peras ASI.Selalu memberi minum ASI sebelum peras ASI.

 Biarkan Biarkan bayi bayi menyusu menyusu untuk untuk waktu waktu lebih lebih lama..lama..

 Anjurkan agar ibu han Anjurkan agar ibu hanya memberi ASI untuk 4-6ya memberi ASI untuk 4-6

bulan pertama.

bulan pertama.

 Tidak menghisap dg baik / BB  Tidak menghisap dg baik / BB tak naik adekuattak naik adekuat 

 ASI peras

(86)

 Bila bayi tidak bisa

menghisap ASI, ASI peras bisa diberikan melalui

sonde, sendok atau

pipet/alat tetes ( metode saat

ini dengan “CUP”/ cangkir

kecil  )

 Komposisi ASI dari ibu yang melahirkan BBLR

kurang bulan berbeda dengan ASI dari ibu yang melahirkan bayi cukup bulan

(87)

Memberi Minum Bayi Kembar

 Yakinkan ASI nya cukup untuk kedua

bayinya.

 Memerlukan waktu utk menyusui mantap

 Yakin bahwa bayi yang lebih lemah dpt cukup

 ASI

 Beri ASI peras jika perlu

(88)

BAYI KEMBAR

POSISI SEPERTI MEMEGANG BOLA

(89)
(90)
(91)

BAYI DENGAN BIBIR SUMBING

 TETAP DIBERI ASI :

untuk pertumbuhan yang optimal siap menjalani operasi bibir sumbing

KEUNTUNGAN MENYUSUI :

MELATIH KEKUATAN OTOT RAHANG DAN LIDAH

(92)

POSISI YG DIANJURKAN PADA BAYI DENGAN BIBIR SUMBING

POSISI IBU DUDUK DENGAN BAYI TEGAK / VERTIKALPEGANG PUTTING DAN AEROLA SELAGI MENYUSUI,

UNTUK MEMBANTU BAYI MENDAPAT ASI CUKUP

IBU JARI IBU SEBAGAI PENYUMBAT CELAH BIBIR BAYISUMBING PADA BIBIR DAN LANGIT-LANGIT :

SENDOK / PIPETDOT KHUSUS

(93)

BAYI IKTERUS

IKTERUS AKAN LEBIH BURUK PADA BAYI YG TIDAK

MENDAPAT ASI

 ASI MEMBANTU AGAR IKTERUS TIDAK MENJADI

PARAH

  BAYI HARUS MULAI MENYUSU LEBIH AWAL, SEGERA SETELAH DILAHIRKAN (kolostrum)   HARUS SERING DIBERI ASI TANPA BATASAN

  BAYI YANG DIBERI SUSU PERAS HARUS MENDAPAT 20% ASI LEBIH BANYAK

(94)

Perawatan payudara

 Pastikan puting susu dan areola mamae selalu dalam

keadaan bersih

 Gunakan kain bersih untuk menyeka puting susu

dan gunakan sedikit ASI sebagai pelembab

 Lecet dan retak bukan alasan untuk menghentikan

pemberian ASI, ajarkan cara menyusukan yang benar untuk menghindarkan lecet/retak dan kurangnya asupan untuk bayi

 Ajarkan cara untuk mengenali dan mencari

(95)

1. PUTING SUSU DATAR/ TERBENAM

- Usahakan puting susu keluar dengan tangan atau dengan pompa

- Jika tidak bisa tetap disusui dengan menekan aerola membentuk dot

- alternatif akhir : peraslah susu dan berikan dalam “cup”

2. PUTING SUSU TIDAK LENTUR

- Dapat diatasi seperti pada putting susu terbenam

MASALAH-MASALAH

DALAM MENYUSUI

(96)

3. PUTING SUSU LECET

- Jika masih memungkinkan tetaplah menyusui - Jika nyeri parah, istirahatkan (24 jam) dan peras - dengan tangan (jangan menggunakan pompa) - cegah terjadinya putting lecet :

- olesi puting susu dengan ASI

- tidak membersihkan putting susu dengan sabun, alkohol atau obat-obatan yang merangsang puting susu

(97)

4. PAYUDARA BENGKAK

Cegah dengan selalu memberikan ASI “on demand 

 Bayi TETAP disusui, sehingga mengurangi rasa membengkak

 Setiap kali menyusui payudara harus sampai kosong Gunakan BH yang dapat menopang dengan nyaman

(98)

5. SALURAN SUSU TERSUMBAT

cegah dengan :

• Perawatan payudara pasca persalinan secara teratur.

• Memakai BH yang menopang dan tidak terlalu ketat.

• Mengeluarkan ASI dengan tangan atau pompa bila setelah menyusui payudara masih terasa penuh.

(99)

Bila ibu merasa nyeri, dapat dikompres dengan air hangat dan dingin.

KOMPRES HANGAT sebelum menyusui supaya bayi lebih mudah mengisap putting susu

KOMPRES DINGIN setelah menyusui untuk mengurangi rasa nyeri dan pembengkakan.

(100)

6. MASTITIS DAN ABSES PAYUDARA

• Dokter memberikan pengobatan ANTIBIOTIKA dan SIMPTOMATIK terhadap nyeri.

• KOMPRES AIR HANGAT.

• ibu CUKUP ISTIRAHAT DAN BANYAK MINUM.

• sebelum terbentuk abses, menyusui harus terus diteruskan, dimulai dari bagian yang sakit.

 Jika sudah terjadi abses, payudara yang sakit tidak boleh disusukan, mungkin perlu juga tindakan bedah. Tapi payudara yang sehat harus tetap digunakan menyusui, dengan perawatan dan kebersihan yang sebaik mungkin.

(101)

 Teknik Pengeluaran dan Penyimpanan ASI

 Indikasi

 Kurang pengalaman ibu  Pembengkakan payudara

 Neonatus sakit dan berisiko yang memerlukan

asupan alternatif

 Tempat kerja tidak layak untuk menyusui dan ASI

harus disimpan

 Meningkatkan produksi ASI.

(102)

 Milk Storage Methods and Their Maximum Storage Times

Panduan Penyimpanan ASI

Metode Penyimpanan  Waktu Penyimpanan Maksimal

Suhu Kamar 1 jam Lemari pendingin (-4°C/24°F) 48 jam Lemari pembeku (Lemari es 1

pintu)  Tidak dianjurkan Lemari pembeku (Lemari es 2

pintu)

3 bulan untuk Neonatus tidak sehat

6 bulan untuk neonatus sehat

Referensi

Dokumen terkait

Nilai OR pada penelitian ini adalah 4,111, hal ini berarti bahwa bayi dengan berat badan lahir rendah memiliki resiko terjadi asfiksia 4 kali lipat dibandingkan dengan bayi

Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis perbedaan angka kejadian asfiksia neonatorum antara bayi kurang bulan dengan bayi cukup bulan pada bayi dengan berat

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis perbedaan angka kejadian asfiksia neonatorum antara bayi kurang bulan dengan bayi cukup bulan pada bayi dengan berat

Bayi Berat Lahir Rendah(BBLR) termasuk faktor utama dalam peningkatan mortalitas, morbiditas dan disabilitas neonatus, bayi dan anak serta memberikan dampak jangka

Ingat bahwa bayi kecil lebih mudah merasa letih dan malas minum, anjurkan bayi menyusu lebih sering (contoh; setiap 2 jam) bila perlu b) Pantau pemberian minum dan kenaikan

bayi yang beratnya kurang dari 1250 gram, terdapat suatu interaksi yang bermakna, bayi yang memperoleh susu formula khusus memiliki berat lebih baik pada usia 6 bulan usia

Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa BBLR adalah bayi yang lahir dengan berat badan kurang atau sama dengan 2500 gram tanpa memandang masa

Tabel 4.4 Karakteristik Bayi Berat Lahir Amat Sangat Rendah berdasarkan Faktor Penyulit di RSUD Al-Ihsan Bandung Tahun 2014 Faktor Penyulit Jumlah n Persentase % Asfiksia 8 66,66%