Dr. Renny H Bagus, SpA
Dr. Renny H Bagus, SpA
Dr
Dr. . Abdul Abdul Rohim, Rohim, SpASpA
Dr. Retno Hernik MA, SpA
Dr. Retno Hernik MA, SpA
TIM PONED
TIM PONED – – PONEK PONEK
PAPUA
BAYI
BAYI
BERAT
BERAT
LAHIR
LAHIR
RENDAH
RENDAH
BATASANBATASAN
Bayi
Bayi lahir lahir dengan dengan berat berat < < 2500 2500 gg
tanpa memandang masa gestasi
tanpa memandang masa gestasi
PRINSIP DASARPRINSIP DASAR
BBLR
BBLR kematian neonatal 29 % (SKRT’01)kematian neonatal 29 % (SKRT’01) Penyulit
Penyulit Hipotermia, Hipoglikemia, Hipotermia, Hipoglikemia, Hiperbilirubinemia
Hiperbilirubinemia, Infeksi , Infeksi dandan
gangguan minum
Penyebab
Penyebab
Persalinan kurang bulan / prematur
Persalinan kurang bulan / prematur
Bayi lahir kecil untuk masa kehamilan
Bayi lahir kecil untuk masa kehamilan
Faktor predisposisi
Faktor predisposisi
Faktor ibu
Faktor ibu
Faktor plasenta
Faktor plasenta
Faktor Ibu :
Faktor Ibu :
Umur ibu < 20 tahun atau > 35 tahun
Umur ibu < 20 tahun atau > 35 tahun
J
J
arak kehamila
arak kehamila
n < 1 tahun
n < 1 tahun
Ibu dengan keadaan:
Ibu dengan keadaan:
Mempunyai BBLR sebelumnya
Mempunyai BBLR sebelumnya
Melakukan pekerjaan fisik beberapa jam
Melakukan pekerjaan fisik beberapa jam
tanpa istirahat
tanpa istirahat
Sangat miskin
Sangat miskin
Kurang gizi
Kurang gizi
Ibu hamil dengan:
Ibu hamil dengan:
Anemia berat.
Anemia berat.
Pre eklampsia atau hipertensi
Pre eklampsia atau hipertensi
Infeksi selama kehamilan
Infeksi selama kehamilan
F
F
aktor
aktor
Bayi
Bayi
Bayi dengan:
Bayi dengan:
Cacat bawaan
Cacat bawaan
Langkah Promotif / Preventif
Mencegah persalinan prematur
Periksa hamil teratur yang berkualitas
Pemeriksaan fisik
Berat lahir < 2500 gram
Kurang Bulan
Tanda prematuritas (+)
Tulang rawan telinga belum terbentuk
Masih terdapat lanugo
Refleks refleks masih lemah
Alat kelamin luar
Pemeriksaan fisik
Kecil untuk Masa Kehamilan :
Tanda prematuritas (-)
Kulit keriput
BAYI BERAT LAHIR RENDAH
Bayi Cukup Bulan Bayi Kurang Bulan
BBLR
Kecil untuk Masa Kehamilan
Kehamilan 32 minggu:
peningkatan kartilago lengkung luar daun telinga
Kehamilan 36 minggu-matur: daun telinga kaku,
lengkung terbentuk baik
Payudara Kehamilan 28 minggu :
Tdk ada jaringan payudara Areola samar 36 weeks gestation : well-defined areola, breast nodule Kehamilan 32 minggu: areola terlihat,
jaringan payudara kecil
Kehamilan 36 minggu: areola terlihat baik, nodul payudara
Prematur Matur
Kehamilan 32 minggu: Deposit lemak pada
labia mayora meningkat
Kehamilan 36 minggu-matur : labia mayora hampir menutupi labia minora
Kehamilan 28 minggu : Testis masih tinggi di scrotum
Kehamilan 36 minggu-matur: testis sudah turun, pigmentasi skrotum meningkat
Kehamilan 32 minggu : Rajah < 1/3 anterior
Kehamilan 36 minggu-matur:
rajah pada hampir seluruh telapak kaki
TEMUAN
Anamnesis Pemeriksaan P. penunjang diagnosis
Terpapar suhu rendah
< 2 hari
Lemah, < aktif Malas minum,
Kulit teraba dingin Kulit mengeras kemerahan
Frek. jantung < 100 X Napas pelan dan
dalam
Suhu < 36,5 0C Hipotermi
Lahir - hari ke 3 ibu DM
Kejang, tremor, letargi atau tidak sadar
GDS < 45 mg/dL (2.6 mmol/L) Hipoglikemia Lahir - hari ke 3 > 3 minggu. Riwayat Maternal Kulit , konjungtiva berwarna kuning Pucat Ikterus
Penilaian Klinik
TEMUAN
Anamnesis Pemeriksaan P.Penunjang Diagnosis
Tidak berhasil menyusui
Malas / tidak mau Sejak lahir
Bayi kelihatan bugar Kenaikan berat bayi kurang 20 gram/hari selama 3 hari Masalah pemberian minum Ibu demam KPD Persalinan tindakan Asfiksia Malas minum Hiper/ hipotermi letargi/kurang aktip Gangguan napas Ikterus Sklerema/skleredema Kejang Laboratorium darah : Lekosit trombosit Darah tepi Infeksi / Sepsis Bayi KMK /> bulan + mekonium Riwayat asfiksia
+ Tali pusat berwarna kuning kehijauan
Pemeriksaan radiologi
(Jika ada fasilitas)
SAM
Manajemen Umum
Stabilisasi suhu, Jaga jalan napas
Nilai segera kondisi bayi
Bayi 1750
–
2500 grm
Bayi Sehat
Menerima ASI
cukup
Timbang bayi setiap hari,
BB 1750 - 2500 g
penurunan < 10%.
Bila beratnya naik 20 g/hari
3 hari
timbang bayi 2 kali seminggu.
Jika tidak
Masalah kenaikan BB tidak
Bayi Sakit
+ Gangguan napas, minum, kejang
rujuk.
Bila perlu cairan IV
24 jam I
Berikan cairan IV dan ASI menurut umur
Hari ke Berat 1 2 3 4 5+ > 1500 g 60 80 100 120 150 < 1500 g 80 100 120 140 150 Pemberian U m u r (hari) 1 2 3 4 5 6 7 Kecepatan cairan IV (mL/jam atau
tetes mikro/menit)
Jumlah ASI setiap 3 jam (mL/kali)
5 0 4 6 3 14 2 22 0 30 0 35 0 38
Jumlah cairan IV dan ASI untuk bayi sakit 1750 - 2500 g Jumlah cairan rumatan yang dibutuhkan bayi (mL/kg)
Pemantauan
↑ berat badan & pemberian minum
- Berat lahir tercapai 14 hari Peningkatan BB 20-35 g/hari - Bila ASI penuh, > 7 hari
- Tingkatkan ASI 20 cc/KgBB/hr 180 – 200 cc/KgBB/hr
- Kenaikan BB tdk adekuat masalah
Tanda kecukupan asi Pemulangan penderita
1. HIPOTERMI
BatasanSuhu tubuh kurang dari 36.5ºC.
Prinsip dasar
BBLR >> Hipotermi
Sebab paparan suhu rendah
Tanda bahaya. Mekanisme :
Moderate hypothermia hyperthermia
Metode kehilangan panas :
1. Evaporasi : Kehilangan panas ke udara di dalam ruangan melalui kulit atau selaput mukosa (kulit basah karena cairan amnion)
2. Konduksi : Terjadi jika BBL diletakkan pada permukaan yang dingin dan padat (alas bayi)
3. Radiasi : panas berpindah dari BBL ke benda padat lainnya tanpa melalui kontak langsung (lemari besi)
4. Konveksi : Kehilangan panas dari kulit BBL ke udara yang bergerak (dekat jendela,AC)
RADIATION
Langkah Promotif/Preventif
Ruang hangat , bebas aliran angin.
Jangan letakkan pada /dekat benda dingin
Jaga bayi tetap hangat
Tetap berpakaian atau diselimuti setiap saat,
Berikan tambahan kehangatan bila perlu
CARA PETUNJUK PENGGUNAAN Kontak kulit - Untuk semua bayi
- Apabila cara lain tidak mungkin dilakukan Metode Kanguru - BB < 2500 g,
- Tidak sakit berat .
Pemancar panas - Untuk bayi sakit / BB ≥ 1500 g
- Untuk pemeriksaan bayi, tindakan, atau hipotermi Lampu
penghangat
- Bila tidak tersedia pemancar panas , Inkubator - BB < 1500 g
- bayi sakit berat
Boks penghangat - Bila tidak tersedia inkubator, Penghangat
Ruanganan
- Untuk merawat bayi dengan berat < 2500 g
- Tidak untuk bayi sakit berat
Perawatan Metode Kanguru
tiga komponen:
1.
Kontak kulit dengan kulit antara bagian
depan tubuh bayi dengan dada dan perut
ibu dalam baju kanguru.
2.
ASI eksklusif
3.
Memberikan dukungan terhadap ibu dan
Keuntungan Perawatan Metode Kanguru
bagi Ibu :
Ibu menjadi lebih dekat dengan bayinya
secara emosional
Ibu menjadi merasa mampu merawat bayinya
Produksi ASI cukup / banyak sehingga tidak
perlu tambahan susu formula
Ibu percaya diri, sindroma ASI kurang (-)
Menghemat pengeluaran biaya Rumah
Keuntungan Perawatan Metode Kanguru
bagi Bayi :
Pernapasan bayi menjadi teratur dan stabil
Suhu bayi meningkat dan stabil pada suhu
normal (36,5 -37,5
0C)
Mengurangi kejadian infeksi (terutama
infeksi saluran napas dan cerna)
BBLR menetek dengan baik dan berat badan
meningkat dengan cepat
Istirahat / tidur bayi lebih banyak
Bayi merasa aman dan nyaman
Posisi Perawatan Bayi BBLR
Kepala menoleh Ke satu sisi Posisi “Kaki kodok” Bayi diantara payudara ibuAyah juga dapat berperan dalam perawatan metode kangguru (Kangaroo Mother Care , WHO, 2003)
BB Suhu ruangan 1500 – 2000 g 28 – 30oC
> 2000 g 26 – 28oC
S u h u k a m a r u n t u k b ay i d e n g a n p ak a ian
Diagnostik
Anamnesis
Riwayat
- bayi tidak dikeringkan
- tidak dijaga kehangatannya.
- terpapar lingkungan yg dingin
- melakukan tindakan
Temuan
Anamnesis Pemeriksaan Klasifikasi
- suhu lingkungan rendah - < 2 hari
- 32ºC – 36.4ºC - Gangguan napas
- Denyut jantung<100 X/mnt - Malas minum, Letargi
Hipotermia sedang
- suhu lingkungan rendah - < 2 hari
- Suhu tubuh < 32ºC
- Tanda lain hipotermia sedang - Kulit teraba keras
- Napas pelan dan dalam
Hipotermia berat
- Paparan suhu berlebihan (-) - Suhu tubuh berfluktuasi
antara 36ºC - 39ºC meskipun berada di suhu lingkungan yang stabil
- Fluktuasi terjadi sesudah periode suhu stabil
Suhu tubuh tidak stabil
( Dugaan sepsis) Klasifikasi Hipotermi
Manajemen
Hipotermi berat
Hangatkan bayi
Hindari paparan panas yang berlebihan Pasang jalur IV
Periksa kadar glukose darah, sampel darah Nilai tanda bahaya
Kelola jika ada penyulit lain g. napas,
hipoglikemi, infeksi
Anjurkan ibu menyusui segera setelah bayi siap Periksa suhu tubuh bayi setiap jam- 2 jam.
Hipotermi Sedang
Hangatkan bayi
Berikan ASI.
Periksa kadar glukose darah. Nilai tanda bahaya,
Periksa suhu tubuh bayi setiap jam- 2 jam Jika suhu tidak naik /<0,50C sepsis? Jika suhu tlh normal 12 jam
2. HIPOGLIKEMI
Batasan
Kadar glukose darah < 45 mg/dL (2,6 mmol/L)
Prinsip Dasar
Glukosa merupakan sumber kalori Setiap stress cadangan glukosa BBLR cadangan glukosa
Diagnosis
Anamnesis
Riwayat bayi asfiksia, hipotermi, hipertermi ,
g. pernapasan, prematur, KMK , BMK , PJB
Pemeriksaan klinis
Asimtomatis,
Tremor , lemah, apatis ,letargik, keringat
dingin, sianosis
Apne atau nafas lambat, tidak teratur,
masalah minum
Tangis melengking atau lemah merintih.
Kejang, hipotoni , nistagmus
Manajemen
Bolus glukose 10% 2 mL/kg IV (5 menit).
Jika jalur IV tidak dapat
NGT
Infus glukose 10% sesuai kebutuhan
rumatan kemudian dirujuk
Berikan ASI.
3.IKTERUS/
HIPERBILIRUBINEMIA
Batasan :
Pewarnaan kuning di kulit, konjungtiva dan mukosa
Hiperbilirubinemia : bilirubin > 5 mg% ( 85 µmol/L).
Prinsip Dasar
Ikterus > minggu pertama kehidupan, bayi krg
bulan.
Normal/ fisiologis dan patologis. Gejala awal penyakit.
Sebab: pembentukan >, pengeluaran <
Bilirubin sel syaraf otak terganggu
Langkah Promotif/Preventif
Menghindari penggunaan obat pada ibu
hamil
Penanganan penyebab BBLR.
Penanganan infeksi maternal, KPD.
Penanganan asfiksia , trauma persalinan.
Pemenuhan kebutuhan nutrisi.
Diagnostik
Anamnesis
Riwayat ikterus ,anemi.
Riwayat penggunaan obat, infeksi
maternal, ketuban pecah dini
Pemeriksaan
Pemeriksaan pencahayaan yang memadai.
Tekan hidung / dahi; lengan / tungkai;
tangan& kaki.
Ikterus : wajah
kaudal tubuh, dan
ekstremitas.
Pemeriksaan penunjang: bilirubin serum.
Tentukan tk keparahan metode Kremer.
Derajat Ikterus
Daerah Ikterus Perkiraan kadar bilirubin
I Daerah Kepala dan leher 5,0 mg % II Sampai badan atas 9,0 mg% III Sampai badan bawah
hingga tungkai
11,4 mg% IV Sampai daerah lengan,
kaki bawah, lutut.
12, 4 mg %
V Sampai daerah telapak tangan dan kaki
16,0 mg%
Temuan
Anamnesis Pemeriksaan P. Penunjang Diagnosis Saat lahir - hari ke 2
Riwayat ikterus Riwayat penyakit keluarga Sangat Ikterus Sangat pucat Hb < 13 g/dl, Ht < 39% Ikterus hemolitilk
Saat lahir - hari ke 2/> Infeksi maternal Sangat Ikterus Tanda infeksi (malas minum, <aktif, lemah, suhu abnormal) Lekositosis, lekopeni, trombositopenia Ikterus diduga infeksi/ sepsis
Timbul pada hari 1 Riwayat ibu
pengguna obat
Ikterus Ikterus akibat obat
Temuan
Anamnesis Pemeriksaan P.Penunjang Diagnosis Ikterus hebat hari ke 2
Ensefalopati hari ke 3 - 7 Ikterus hebat yang tidak
atau terlambat diobati
Sangat ikterus Kejang Postur abnormal, letargi Ensefalopati bilirubin
Ikterus menetap setelah usia 2 minggu Ikterus berlangsung > 2 mg bayi ckp bl 3 minggu bayi < bl Urin gelap, feses pucat. Ikterus berkepanjangan hari ke 2 /> lebih. BBLR
Bayi tampak sehat Ikterus pada bayi prematur Hari ketiga bayi cukup bulan, berat
lahir lebih 2500 gram, tampak sehat
Pemeriksaan penunjang
Puskesmas : pemeriksaan atau
penajaman klinis
sangat diutamakan
Manajemen
Ikterus fisiologis
rawat jalan
ASI dini dan ekslusif & > sering
Bayi dapat cukup sinar mata hari pagi.
Kelola faktor risiko
Rujuk jika:
Ikterus timbul dalam 24 jam I.
Ikterus kremer III/>
Faktor risiko :
BBLR, inkompatibilitas, asfiksia /asidosis,
hipoksia, trauma serebral, atau infeksi
Pemulangan dan pemantauan lanjutan :
Nasehati ibunya mengenai pemberian
minum dan membawa kembali jika menjadi
semakin kuning
4. MASALAH PEMBERIAN MINUM.
Prinsip Dasar Masalah minum : BBL, BBLR,sakit berat. Mengurangi risiko sakit & tumbang bayi. Masalah paling sering
Semula minum baik menjadi malas minum Malas minum sejak lahir
Berat bayi tidak naik Ibu cemas
Langkah Promotif / Preventif
Perawatan antenatal.
Mencegah kelahiran BBLR
Penanganan infeksi maternal
Diagnostik
Anamnesis
Riwayat cara pemberian minum bayi
Riwat terjadinya masalah pembeian
minum
Riwayat penimbangan bayi
Temuan
Anamnesis Pemeriksaan Diagnosis Malas / tdk mau minum,
Sebelumnya baik 6 jam/ >
Infeksi maternal , Ketuban pecah dini
Bayi tampak sakit Tanda infeksi :
Kesulitan bernapas, suhu tubuh tidak stabil, iritabel, kejang, tidak sadar, muntah,
Curiga Infeksi
Malas / tdk mau minum, sebelumnya baik
Sejak lahir
Bayi berat lahir < 2500 gram atau kehamilan < 37 minggu
bayi kecil
Ibu tdk dpt/ tidak berhasil menyusui
Ibu cemas & kawatir Hari 1 / lebih
· Bayi kelihatan sehat Cara pemberian minum salah
Kecemasan pada ibu
Temuan
Anamnesis Pemeriksaan Diagnosis Regurgitasi,
Tersedak & batuk setelah minum
Hari ke 1 atau lebih
Celah palatum - mulut
keluar minum lewat hidung
Celah langit-langit
Regurgitasi sejak pertama minum
· Hari 1
· Air ketuban bercampur mekonium
Pipa lambung dapat masuk Bayi kelihatan sehat
Iritasi lambung
Regurgitasi , batuk, tersedak pertama kali minum
Sejak lahir
Pipa lambung tidak dapat masuk. Keluar air liur atau cairan dari mulut
Kelainan Bedah
Manajemen Umum
Bila bayi malas minum sejak pertama
infeksi persiapan rujuk.
Kemungkinan kelainan bedah
pasang jalur infus , tunda minum. Persiapan rujukl
Bila pipa lambung berhasil masuk,
pastikan pipa masuk kelambung,
Manajemen Khusus
Ibu tidak dapat / tidak berhasil menyusui
Kecemasan pada ibu
Memberikan pengertian & pemberian ASI yang tepat. Perhatikan & catat berat bayi setiap hari
BB meningkat minimal 60 gr /3 hari ASI cukup. BB meningkat < 60 gr/3hari tidak adekuat.
Periksa penyebab berat tidak naik sebelumnya Apakah sesuai rencana.
Apakah suhu lingkungan bayi optimal. Cari tanda infeksi pengobatan.
Bila tidak ditemukan penyebab pasti Tingkatkan
ASI
Bila kenaikan berat masih < 20 gram/ hari Tambahan susu peras.
Bila tidak dapat beri 10 ml pengganti ASI. Jika BB meningkat 20 gr/ hr (3 hr) turunkan
Motivasi ibu
DUKUNGAN PSIKOLOGI BAGI IBU untuk MENYUSUI
Pedoman Menyusui yang Baik dan Benar
Berikan ASI
Setelah 30 menit setelah melahirkan
Kolostrum
Sesering mungkin & semau bayi
Secara eksklusif
Dari kedua payudara
Ibu sekamar dengan bayi
Perhatikan posisi menyusui
Bagaimana Posisi Menyusui
yang Benar ?
1. Bayi tenang
2. Mulut bayi terbuka lebar menutupi daerah gelap sekitar putting susu
3. Perut bayi menghadap
ke perut ibu
4. Dagu bayi
menempel ke payudara
5. Telinga lengan bayi berada dlm satu garis lurus
Posisi Perlekatan yang benar
Mulut bayi terbuka lebar Bibir melipat keluar
Bagian bawah areola tidak terlihat Dagu menyentuh payudara
CALM
Memeras ASI, memberi minum dengan gelas (Konseling menyusui, WHO 2004)
BBLR atau bayi prematur BBLR atau bayi prematur
BAYI KEMBAR BAYI KEMBAR
BAYI SUMBING BAYI SUMBING
BAYI SAKIT BAYI SAKIT
BAYI IKTERUS BAYI IKTERUS
TETAP MENYUSUI
TETAP MENYUSUI
PADA BAYI-BAYI BERMASALAH
Memberi
Memberi
Minum
Minum
BBLR/
BBLR/
Prematur
Prematur
ASI terbaik, termudah.
ASI terbaik, termudah.
Bayi
Bayi
kecil
kecil
mungkin
mungkin
tdk
tdk
dpt
dpt
minum
minum
baik
baik
Prinsip umum menyusui ASI:
Prinsip umum menyusui ASI:
minimal 8 kali 24 jam
minimal 8 kali 24 jam
Bila bayi melepaskan hisapannya dari satu
Bila bayi melepaskan hisapannya dari satu
payudara berikan payudara lainnya
Selalu memberi minum ASI sebelum peras ASI.Selalu memberi minum ASI sebelum peras ASI.
Biarkan Biarkan bayi bayi menyusu menyusu untuk untuk waktu waktu lebih lebih lama..lama..
Anjurkan agar ibu han Anjurkan agar ibu hanya memberi ASI untuk 4-6ya memberi ASI untuk 4-6
bulan pertama.
bulan pertama.
Tidak menghisap dg baik / BB Tidak menghisap dg baik / BB tak naik adekuattak naik adekuat
ASI peras
Bila bayi tidak bisa
menghisap ASI, ASI peras bisa diberikan melalui
sonde, sendok atau
pipet/alat tetes ( metode saat
ini dengan “CUP”/ cangkir
kecil )
Komposisi ASI dari ibu yang melahirkan BBLR
kurang bulan berbeda dengan ASI dari ibu yang melahirkan bayi cukup bulan
Memberi Minum Bayi Kembar
Yakinkan ASI nya cukup untuk kedua
bayinya.
Memerlukan waktu utk menyusui mantap
Yakin bahwa bayi yang lebih lemah dpt cukup
ASI
Beri ASI peras jika perlu
BAYI KEMBAR
POSISI SEPERTI MEMEGANG BOLA
BAYI DENGAN BIBIR SUMBING
TETAP DIBERI ASI :
untuk pertumbuhan yang optimal siap menjalani operasi bibir sumbing
KEUNTUNGAN MENYUSUI :
MELATIH KEKUATAN OTOT RAHANG DAN LIDAH
POSISI YG DIANJURKAN PADA BAYI DENGAN BIBIR SUMBING
POSISI IBU DUDUK DENGAN BAYI TEGAK / VERTIKAL PEGANG PUTTING DAN AEROLA SELAGI MENYUSUI,
UNTUK MEMBANTU BAYI MENDAPAT ASI CUKUP
IBU JARI IBU SEBAGAI PENYUMBAT CELAH BIBIR BAYI SUMBING PADA BIBIR DAN LANGIT-LANGIT :
SENDOK / PIPET DOT KHUSUS
BAYI IKTERUS
IKTERUS AKAN LEBIH BURUK PADA BAYI YG TIDAK
MENDAPAT ASI
ASI MEMBANTU AGAR IKTERUS TIDAK MENJADI
PARAH
BAYI HARUS MULAI MENYUSU LEBIH AWAL, SEGERA SETELAH DILAHIRKAN (kolostrum) HARUS SERING DIBERI ASI TANPA BATASAN
BAYI YANG DIBERI SUSU PERAS HARUS MENDAPAT 20% ASI LEBIH BANYAK
Perawatan payudara
Pastikan puting susu dan areola mamae selalu dalam
keadaan bersih
Gunakan kain bersih untuk menyeka puting susu
dan gunakan sedikit ASI sebagai pelembab
Lecet dan retak bukan alasan untuk menghentikan
pemberian ASI, ajarkan cara menyusukan yang benar untuk menghindarkan lecet/retak dan kurangnya asupan untuk bayi
Ajarkan cara untuk mengenali dan mencari
1. PUTING SUSU DATAR/ TERBENAM
- Usahakan puting susu keluar dengan tangan atau dengan pompa
- Jika tidak bisa tetap disusui dengan menekan aerola membentuk dot
- alternatif akhir : peraslah susu dan berikan dalam “cup”
2. PUTING SUSU TIDAK LENTUR
- Dapat diatasi seperti pada putting susu terbenam
MASALAH-MASALAH
DALAM MENYUSUI
3. PUTING SUSU LECET
- Jika masih memungkinkan tetaplah menyusui - Jika nyeri parah, istirahatkan (24 jam) dan peras - dengan tangan (jangan menggunakan pompa) - cegah terjadinya putting lecet :
- olesi puting susu dengan ASI
- tidak membersihkan putting susu dengan sabun, alkohol atau obat-obatan yang merangsang puting susu
4. PAYUDARA BENGKAK
Cegah dengan selalu memberikan ASI “on demand ”
Bayi TETAP disusui, sehingga mengurangi rasa membengkak
Setiap kali menyusui payudara harus sampai kosong Gunakan BH yang dapat menopang dengan nyaman
5. SALURAN SUSU TERSUMBAT
cegah dengan :
• Perawatan payudara pasca persalinan secara teratur.
• Memakai BH yang menopang dan tidak terlalu ketat.
• Mengeluarkan ASI dengan tangan atau pompa bila setelah menyusui payudara masih terasa penuh.
Bila ibu merasa nyeri, dapat dikompres dengan air hangat dan dingin.
KOMPRES HANGAT sebelum menyusui supaya bayi lebih mudah mengisap putting susu
KOMPRES DINGIN setelah menyusui untuk mengurangi rasa nyeri dan pembengkakan.
6. MASTITIS DAN ABSES PAYUDARA
• Dokter memberikan pengobatan ANTIBIOTIKA dan SIMPTOMATIK terhadap nyeri.
• KOMPRES AIR HANGAT.
• ibu CUKUP ISTIRAHAT DAN BANYAK MINUM.
• sebelum terbentuk abses, menyusui harus terus diteruskan, dimulai dari bagian yang sakit.
Jika sudah terjadi abses, payudara yang sakit tidak boleh disusukan, mungkin perlu juga tindakan bedah. Tapi payudara yang sehat harus tetap digunakan menyusui, dengan perawatan dan kebersihan yang sebaik mungkin.
Teknik Pengeluaran dan Penyimpanan ASI
Indikasi
Kurang pengalaman ibu Pembengkakan payudara
Neonatus sakit dan berisiko yang memerlukan
asupan alternatif
Tempat kerja tidak layak untuk menyusui dan ASI
harus disimpan
Meningkatkan produksi ASI.
Milk Storage Methods and Their Maximum Storage Times
Panduan Penyimpanan ASI
Metode Penyimpanan Waktu Penyimpanan Maksimal
Suhu Kamar 1 jam Lemari pendingin (-4°C/24°F) 48 jam Lemari pembeku (Lemari es 1
pintu) Tidak dianjurkan Lemari pembeku (Lemari es 2
pintu)
3 bulan untuk Neonatus tidak sehat
6 bulan untuk neonatus sehat