• Tidak ada hasil yang ditemukan

Depresi Berat Dengan Gejala Psikotik

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Depresi Berat Dengan Gejala Psikotik"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

EPISODE DEPRESIF BERAT DENGAN GEJALA PSIKOTIK (F32.3) LAPORAN KASUS IDENTITAS PASIEN Nama : Ny. S Umur : 61 Tahun Agama : Islam

Status Perkawinan : Sudah menikah Pendidikan : S1

Pekerjaan : Pensiunan

Alamat : Jl A. Abdullah Pinrang

RIWAYAT PSIKIATRI

Diperoleh dari catatan medis, autoanamnesis dan alloanamnesis pada tanggal 9 Mac 2015 dari :

Nama : Ny. D Pekerjaan : Wiraswasta Pendidikan : SMA

Alamat : Jl. A. Abdullah Pinrang Hubungan dengan pasien : Anak pasien

(2)

RIWAYAT PENYAKIT

A Keluhan Utama

Gelisah

B Riwayat Gangguan Sekarang

Pasien mulai gelisah, mengamuk, sejak +/- 2 bulan yang lalu. Pasien kadang bicara sendiri, marah, mengamuk, dan memukul. Pasien juga selalu bermimpi buruk dan melihat apa yang dimimpinya setelah bangun. Pasien juga ada mendengar suara nenek – nenek yang menyuruhnya melakukan sesuatu. Pasien pernah dirawat di RSWS Pakis Disember 2014 dan pulang paksa. Sesudah keluar dari RSWS pasien tidak pernah kontrol dan obat yang diberikan dari RSWS tidak habis diminum karena pasien lebih sering mengkomsumsi obat tradisional. Setelah itu pasien dibawa ke Sukabumi untuk berobat alternatif selama +/- 3 minggu tetapi keadaan pasien semakin memburuk dan akhirnya keluarganya memutuskan untuk membawa pasien ke Pakis saat ini. Menurut keluarga, pada tahun 2013 pasien sudah mulai mengalami susah tidur. Sejak pensiun April 2014 pasien mulai gaduh gelisah. Setelah pensiun, pasien sempat pindah – pindah dokter internist dan dokter jiwa dengan keluhan susah tidur. Menurut keluarga, pasien seperti tidak menerima keadaannya yang pensiun sebagai seorang kepala sekolah SMP. Dulu pasien adalah orang penting dan cantik. Pasien merasa tidak berarti karena sejak pensiun sudah tidak ada kegiatan dan tidak ada lagi orang yang berkunjung atau datang liat-liat dirinya di rumah. Pasien juga sulit menerima keadaan bahwa wajah dan tubuhnya sudah menua. Pasien kadang marah saat bercermin karena wajahnya tidak secantik dulu dan bentuk tubuhnya sudah melar.

(3)

1 Riwayat Penyakit Dahulu

Tidak ditemukan adanya riwayat penyakit fisik sebelumnya, seperti infeksi, trauma dan kejang.

2 Riwayat Penggunaan Zat Psikoaktif

Tidak ditemukan adanya alkohol dan penggunaan obat-obatan lainnya. Riwayat merokok tiada.

3 Riwayat Gangguan Psikiatri Sebelumnya

Ada. Pasien pernah dirawat di RSWS Pakis Disember 2014 atas keluhan yang sama dan pulang paksa. Sesudah keluar dari RSWS pasien tidak pernah kontrol dan obat yang diberikan dari RSWS tidak habis diminum karena pasien lebih sering mengkomsumsi obat tradisional. Setelah itu pasien dibawa ke Sukabumi untuk berobat alternatif selama +/- 3 minggu tetapi keadaan pasien semakin memburuk dan akhirnya keluarganya memutuskan untuk membawa pasien ke Pakis saat ini. Menurut keluarga, pada tahun 2013 pasien sudah mulai mengalami susah tidur. Sejak pensiun April 2014 pasien mulai gaduh gelisah. Setelah pensiun, pasien sempat pindah – pindah dokter internist dan dokter jiwa dengan keluhan susah tidur.

D Riwayat Kehidupan Pribadi

1 Riwayat Prenatal dan Perinatal

Lahir pada 27 Maret 1954, lahir di rumah dibantu oleh bidan, kelahiran normal,cukup bulan.

(4)

2 Riwayat Masa Kanak Awal ( sejak lahir hingga usia 1-3 tahun) Pertumbuhan dan perkembangan pasien baik,sama dengan anak lainnya. 3 Riwayat Masa Kanak Pertengahan ( usia 4-11 tahun)

Pasien masuk ke Sekolah Dasar (SD) sampai selesai.

Hubungan dengan teman-teman baik dan memiliki banyak teman. 4 Riwayat Masa Kanak Akhir dan Remaja ( usia 12-18 tahun) Pasien masuk ke Sekolah Menengah Atas (SMA) sampai selesai. 5 Riwayat Masa Dewasa

a Riwayat Pendidikan : S1

b Riwayat Pekerjaan : Kepala sekolah SMP

c Riwayat Pernikahan : Pasien sempat menikah 3 kali. Suami pertama pada 1980 (bercerai) memiliki 4 anak. Suami ke 2 menikah pada tahun 1984 dan bercerai pada tahun 1998 memiliki 3 anak. Suami ke 3 menikah pada tahun 2000 dan meninggal pada tahun 2007 (tidak punya anak). d Riwayat Kehidupan beragama : Rajin beribadah.

E Riwayat Kehidupan Keluarga

Pasien merupakan anak ketiga dari lima bersaudara (♀,♀,♀,♂,♀). Hubungan dengan saudara baik.

Riwayat penyakit sama dalam keluarga tidak ada. F Situasi Sekarang

(5)

G Persepsi Pasien Tentang Diri dan Kehidupannya

Pasien merasakan dirinya sakit sehingga pasien berinisiatif untuk berobat.

PEMERIKSAAN FISIK DAN NEUROLOGI

A Status Internus

Keadaan umum tidak tampak sakit, kesadaran composmentis, tekanan darah 100/70 mmHg, nadi 80x/menit, frekwensi pernafasan 22x/menit dan suhu tubuh 36,5°C, konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterus, jantung, paru dan abdomen dalam batas normal, ekstremitas atas dan bawah tidak ada kelainan.

B Status Neurologi Tidak dilakukan

PEMERIKSAAN STATUS MENTAL

A Deskripsi Umum

1 Penampilan

Tampak seorang wanita berusia 61 tahun memakai jilbab berwarna pink, baju lengan pendek biru, seluar lagging pink, wajah tampak sesuai umur, perawakan sedang, perawatan diri cukup.

2 Kesadaran : Berubah

3 Perilaku dan aktivitas motorik : Tenang

4 Pembicaraan : Lancar, spontan, intonasi biasa 5 Sikap terhadap pemeriksa : Kooperatif

(6)

B Keadaan afektif (Mood), perasaan atau empati

1 Mood : Sedih 2 Afek : Tumpul

3 Empati : Tidak dapat dirabarasakan C Fungsi intelektual

1 Taraf pendidikan, pengetahuan umum, dan kecerdasan : Sesuai taraf pendidikan

2 Daya konsentrasi : Baik

3 Orientasi (waktu,tempat,orang) : Baik 4 Daya ingat (jangka panjang, jangka pendek,segera) : Baik

5 Pikiran abstrak : Baik

6 Bakat kreatif : Menari (pasien memiliki

sanggar)

7 Kemampuan menolong diri sendiri : Baik

D Gangguan Persepsi

1 Halusinasi : Halusinasi visual (+) Melihat bayangan sesuai yang ada di mimpinya setelah bangun tidur.

Halusinasi auditorik (+) Mendengar suara nenek – nenek memerintahnya. 2 Ilusi : Tidak ada

(7)

3 Depersonalisasi : Merasa sangat berbeda terhadap dirinya. 4 Derealisasi : Tidak ada

E Proses Berpikir

1 Arus pikiran

a Produktivitas : Bicara spontan

b Kontinuitas : Releven, kadang asosiasi longgar c Hendaya berbahasa : Tidak ada

2 Isi pikiran

a Preokupasi : Tidak ada b Gangguan isi pikir : Tidak ada

F Pengendalian Impuls : Baik

G Daya Nilai

1 Norma sosial : Terganggu 2 Uji daya nilai : Terganggu

H Tilikan (Insight) : Derajat 6 (pasien sadar bahwa dirinya sakit dan butuh pengobatan)

(8)

IKHTISAR PENEMUAN BERMAKNA

Pasien mulai gelisah, mengamuk, sejak +/- 2 bulan yang lalu. Pasien kadang bicara sendiri, marah, mengamuk, dan memukul. Pasien juga selalu bermimpi buruk dan melihat apa yang dimimpinya setelah bangun. Pasien juga ada mendengar suara nenek – nenek yang menyuruhnya melakukan sesuatu. Pasien pernah dirawat di RSWS Pakis Disember 2014 dan pulang paksa. Sesudah keluar dari RSWS pasien tidak pernah kontrol dan obat yang diberikan dari RSWS tidak habis diminum karena pasien lebih sering mengkomsumsi obat tradisional. Setelah itu pasien dibawa ke Sukabumi untuk berobat alternatif selama +/- 3 minggu tetapi keadaan pasien semakin memburuk dan akhirnya keluarganya memutuskan untuk membawa pasien ke Pakis saat ini. Menurut keluarga, pada tahun 2013 pasien sudah mulai mengalami susah tidur. Sejak pensiun April 2014 pasien mulai gaduh gelisah. Setelah pensiun, pasien sempat pindah – pindah dokter internist dan dokter jiwa dengan keluhan susah tidur. Menurut keluarga, pasien seperti tidak menerima keadaannya yang pensiun sebagai seorang kepala sekolah SMP. Dulu pasien adalah orang penting dan cantik. Pasien merasa tidak berarti karena sejak pensiun sudah tidak ada kegiatan dan tidak ada lagi orang yang berkunjung atau datang liat-liat dirinya di rumah. Pasien juga sulit menerima keadaan bahwa wajah dan tubuhnya sudah menua. Pasien kadang marah saat bercermin karena wajahnya tidak secantik dulu dan bentuk tubuhnya sudah melar.

Tampak seorang wanita berusia 61 tahun memakai jilbab berwarna pink, baju lengan pendek biru, seluar lagging pink, wajah tampak sesuai umur, perawakan sedang, perawatan diri cukup. Kesadaran baik, perilaku dan aktivitas psikomotor tenang. Sikap terhadap pemeriksa kooperatif. Gangguan persepsi didapatkan halusinasi visual dan auditorik, ilusi tidak ada, depersonalisasi ada, derealisasi tidak ada. Hendaya bahasa tidak

(9)

ada. Isi pikir preokupasi tidak ada. Pengendalian impuls baik. daya nilai baik, tilikan derajat 6. Taraf dapat dipercaya.

EVALUASI MULTIAKSIAL

A AKSIS I

Berdasarkan alloanamnesis, autoenamnesis dan pemeriksaan status mental didapatkan gejala klinis yang bermakna berupa gelisah, mengamuk, sering memukul orang, berbicara sendiri, marah – marah, melempar barang dan susah tidur. Keadaan ini menimbulkan penderitaan (distress) keluarga serta terdapat hendaya (dissability) pada fungsi psikososial, pekerjaan dan penggunaan waktu senggang sehinga dapat disimpulkan bahwa pasien menderita gangguan jiwa.

Pada pemeriksaan status mental, ditemukan hendaya berat dalam menilai realita berupa halusinasi visual dan auditorik sehingga didiagnosis gangguan jiwa psikotik.

Pada pemeriksaan status internus dan neurologis tidak ditemukan adanya kelainan sehingga kelainan organik dapat disingkirkan dan dikategorikan sebagai gangguan jiwa psikotik non organik.

Dari alloanamnesis, autoanamnesis dan pemeriksaan status mental didapatkan afek yang tumpul, mood sedih, psikomotor tenang. Pada pasien ditemukan gejala utama depresif, kehilangan minat dan kegembiraan, dan berkurangnya energi yang tidak terbatas pada situasi lingkungan tertentu saja, yang merupakan kriteria sehingga berdasarkan PPDGJ III pasien didiagnosis dengan Episode Depresif (F32).

Pada pasien ditemukan, konsentrasi dan perhatian berkurang, harga diri dan kepercayaan diri berkurang, gagasan tentang rasa bersalah dan tidak berguna, tidur terganggu, dan

(10)

pandangan masa depan yang suram dan pesimistis, pada pasien juga ditemukan halusinasi visual dan auditorik sehingga berdasarkan Pedoman dan Diagnosis Gangguan Jiwa (PPDGJ III) pasien didiagnosis dengan gangguan Episode Depresif Berat dengan Gejala Psikotik (F32.3)

B AKSIS II

Pasien seorang yang aktif dan suka menari. Sehingga ciri keperibadian pasien tidak khas. Tidak terdapat informasi yang cukup untuk mengkategorikan ke dalam gangguan kepribadian khas.

C AKSIS III

Tidak ada diagnosis

D AKSIS IV

Stressor psikososial : Pasien sudah pensiun dan tidak mengajar lagi dan tidak ada lagi orang yang berkunjung atau datang liat-liat dirinya di rumah. Pasien juga sulit menerima keadaan bahwa wajah dan tubuhnya sudah menua.

E AKSIS V

GAF Scale 50 – 41, gejala berat (serious), disabilitas berat.

DAFTAR MASALAH

(11)

Tidak terdapat kelainan yang fisik namun diduga terdapat ketidakseimbangan neurotransmitter sehingga diperlukan farmakoterapi.

2 Psikologik

Terdapat hendaya berat dalam pekerjaan sehingga pasien memerlukan psikoterapi. 3 Sosiologik

Ditemukan adanya hendaya dalam bidang sosial, pekerjaan dan penggunaan waktu senggang sehingga perlu dilakukan sosioterapi.

PROGNOSIS Dubia ad malam RENCANA TERAPI A Psikofarmakologi - Lorazepam 2 mg No III /2dd1 - Haloperidol 1.5 mg No III /2dd1 - Clozapin 25 mg No III /1dd1 (malam) B Psikoterapi Suportif :

Memberikan dukungan kepada pasien untuk dapat membantu pasien dalam memahami dan menghadapi penyakitnya. Memberi penjelasan dan pengertian

(12)

mengenai penyakitnya, manfaat pengobatan, cara pengobatan, efek samping yang mungkin timbul selama pengobatan, serta motivasi pasien supaya minum obat secara teratur.

Sosioterapi

Memberikan penjelasan kepada keluarga tentang penyakit pasien sehingga tercipta dukungan sosial dalam lingkungan yang kondusif sehingga dapat membantu penyembuhan pasien.

FOLLOW UP

Memantau keadaan umum pasien dan perkembangan penyakit serta menilai efektivitas pengobatan yang diberikan dan kemungkinan munculnya efek samping obat yang diberikan.

(13)

PEMBAHASAN/TINJAUAN PUSTAKA

Dari alloanamnesis dan autoanamnesis serta pemeriksaan status mental, maka disimpulkan bahwa pasien didiagnosis dengan Episode Depresif Berat dengan Gejala Psikotik (F32.3) sesuai dengan Pedoman Penggolongan Diagnosis Gangguan Jiwa III (PPDGJ-III).

Berdasarkan Pedoman Penggolongan Diagnosis Gangguan Jiwa (PPDGJ III), Episode Depresif Berat dengan Gejala Psikotik dapat ditegakkan apabila memenuhi kriteria :

Gejala Utama ( pada derajat ringan, sedang dan berat ) - Afek depresif

- Kehilangan minat dan kegembiraan , dan

- Berkurangnya energi yang menuju meningkatnya keadaan mudah lelah (rasa lelah yang nyata sesudah kerja sedikit saja) dan menurunnya aktivitas.

Gejala lainnya :

- Konsentrasi dan perhatian berkurang - Harga diri dan kepercayaan diri berkurang - Gagasan tentang rasa bersalah dan tidak berguna - Pandangan masa depan yang suram dan pesimistis

- Gagasan atau perbuatan yang membahayakan diri atau bunuh diri - Tidur terganggu

- Nafsu makan berkurang Pedoman diagnostik

- Semua 3 gejala utama depresi harus ada

- Ditambah sekurang kurangnya 4 dari gejala lainnya dan beberapa di antaranya harus berintensitas berat.

(14)

- Disertai waham , halusinasi atau stupor depresif. Halusinasi auditorik atau olfatorik biasanya berupa suara yang menghina atau menuduh, atau bau kotoran atau daging membusuk.

Medikasi yang diberikan berupa obat anti psikosis yaitu golongan tipikal dan atipikal. Mekanisme kerja obat anti psikosis tipikal adalah mem blokade Dopamine pada reseptor pasca sinaptik neuron di otak, khususnya di sistem limbik dan sistem ekstrapiramidal (dopamine D2 receptor antagonist) .Sedangkan obat anti – psikosis yang baru (atipikal) disamping berafinitas terhadap ‘dopamine D2 Receptors’ juga terhadap ‘Serotonin 5 HT2 Receptors’ ( Serotonin – dopamine antagonist )

Penatalaksanaan psikososial umumnya lebih efektif pada saat penderita berada dalam fase akut . Terapi berorientasi keluarga dapat dilakukan dengan memberikan penjelasan tentang gangguan yang dialami pasien dan menciptakan suasana yang baik agar dapat mendukung proses pemulihan pasien.

Prognosis pasien ini adalah dubia ad malam.

Lampiran

(15)

DM : Assalamualaikum, selamat pagi bu. Perkenalkan saya dokter muda Latifah yang bertugas di sini. Bisa saya mau bertanya sedikit bu?

P : Waalaikumsalam. Iya, bisaji. DM : Namanya siapa?

P : Namaku S.

DM : Ibu lahir tanggal berapa? Berapa umurnya sekarang? P : Tanggal 27 Bulan Maret Tahun 1954. 61 tahun dok. DM : Kalau boleh tau ibu tinggal sama siapa?

P : Tinggal sama anakku doc DM : Dimana rumah ta’ bu? P : Di Pinrang

DM : Oh iya ibu diantar sama siapa ? P : Sama anak perempuan ku dok.

DM : Kalo boleh tau, kenapa ibu ke sini? Ada keluhan apa? P : Begini dok, sy sering gelisah.

DM : Ibu bisa ceritakan bagaimana rasa gelisah ta itu?

P : Begini dok, saya mulai ma gelisah, mengamuk sejak 2 bulan yang lalu. Terkadang ku lempar barang- barang , marah – marah terus dok. Saya juga susah tidur dok, sejak tahun 2013 kayaknya doc. Sejak saya pensiun April 2014, makin memberat gelisah ku doc.

(16)

P : Saya sebagai pensiunan kepala sekolah SMP, guru tari doc. DM : Emang apa yang menyebabkan kita’ mengamuk?

P : Karena tidak ada yang berkunjung liat liat ku di rumah setelah pensiun, rasanya seperti tidak berarti sekali hidup ku doc. Dulu saya itu orang penting sekali di sekolah ku doc. DM : Ada ji buk dengar suara – suara bisikan yang kita tidak lihat orangnya?

P : Ada doc terkadang. Kayak suara nenek – nenek memerintah ku. DM : Terus perintahnya kita’ ikuti?

P : Iya dok.

DM : Kalau bayangan kayak setan ato apakah, pernah kita’ lihat?

P : Ada doc tapi bukan setan, orang ji yang ku lihat doc sebelumnya saya mimpi dulu. Setelah saya bangun, langsung ka lihat.

DM : Bagaimana tidur ta’?

P : Sudah lama saya setiap hari susah tidur, kira – kira sejak tahun 2013. Sudah banyak doktor ku temui tapi kayaknya tidak membaik.

DM : Pada saat yang bagaimana biasanya kita susah tidurnya? P : Tidak tentu dok, tidak ada waktunya yang pasti

DM : Pernahki berobat sebelumnya pak?

P : Pernah dok. Waktu tahun Disember 2014. DM : Teratur kita minum obat?

(17)

DM : Ibu pendidikan terakhirta apa? P : S1 dok.

DM : 100-7? P : 93 dok.

DM : Apa artinya panjang tangan? P : Mencuri dok.

DM : Baiklah bu, untuk sekarang cukup dulu pertanyaan saya yah bu. Semoga cepat sembuhki bu. Terima kasih ibu.

P : Iye dok sama – sama.

(18)

1. Maslim, Rusdi. Buku Saku Diagnosis Gangguan Jiwa (PPDGJ-III). Jakarta : FK Jiwa Unika Atmajaya. 2004.

2. Kaplan H.I, Sadock B.J, Greb J.A. Sinopsis Psikiatri. Ilmu Pengetahuan Perilaku Psikiatri Klinis. Jilid I. Bina Rupa Aksara, Jakarta. 2012.

3. Maslim R. Penggunaan Klinis Obat Psikotropik. Jakarta: Bagian Ilmu Kedokteran Jiwa FK-Unika Atmajaya; 2007.

4. Adikusumo A. Buku Ajar Psikiatri. Edisi Kedua ed. Jakarta: Badan Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia; 2013.

Referensi

Dokumen terkait

O, doğrusu istenirse, bütün ömrünce bundan korkmuş, bir gün insanlar ve eşya ile olan münasebetlerinin, ihsasların sathi planından çok daha derin ve çok

Pada paper ini motor yang digunakan untuk menggerakan mekanisme gerak pahat adalah motor servo karena kecepatan putar dan torsi poros motor servo lebih tinggi

Diskursus pendidikan tidak dapat dilepaskan dari metode pengajaran, karena metode pengajaran dapat membantu guru dalam menyampaikan materi pembelajaran kepada peserta didik,

Genre: GameGratis33.com merupakan portal game berisi daftar download Game gratis untuk dimainkan di komputer / PC anda mencakup game gratis offline maupun game pc dengan

ANALISIS ESTIMASI ERROR PADA SOLUSI NUMERIK KdV DENGAN METODE CRANK- NICOLSON.. Jamhuri, M.Si

Pelaksanaan HBKB di Jakarta Pusat tepatnya di jalan Suryopranoto menyimpulkan bahwa pemantauan kualitas udara pada saat HBKB menunjukkan hasil yang tidak terlalu