• Tidak ada hasil yang ditemukan

Ananda Bahri Prayudha 1, Romano 1, Agussabti 1 1 Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Syiah Kuala

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Ananda Bahri Prayudha 1, Romano 1, Agussabti 1 1 Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Syiah Kuala"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

Analisis Persediaan Dan Distribusi Pangan Beras Oleh Bulog

(Analyze Supply and Distribution Of Food Rice Applied By Bulog Sub Devition

Ananda Bahri Prayudha

1

Program Studi Agribisnis,

Abstrak. Bulog Sub Devisi Regional Aceh sebagai salah satu perusahaan umum milik negara yang diberikan tugas pokok sebagai stabilitator harga, penyalur beras untuk orang miskin, menjaga harga dasar pembelian gabah dan beras, melaksankan pengadaan beras dan menjaga

Persediaan dan distribusi

mewujudkan ketahanan pangan nasional.

Kata kunci: Bulog, Distribusi, Pangan, Persediaan. Abstract. Bulog Sub Division of Regional Aceh as one of

basic tasks as stabilizer price, supplier of rice to the poor, keeping the base price of the purchase of grain and rice, implementing procurement of rice and keeping the government's rice reserve stock.

an importance part for realizing the national food security.

Keywords:Bulog, Distribution,

Padi merupakan tanaman yang paling penting bagi masyarakat Indonesia. Beras yang merupakan hasil pengolahan dari padi merupakan sumber karbohidrat tertinggi dibandingkan dengan jenis pangan lainnya, yaitu mencapai 360 kalori dan 78.9 gram, maka tidak heran beras paling banyak dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia sebagai makanan pokok (

Persediaan dan distribusi pangan sebagai salah satu aspek yang mencerminkan ketersediaan atau produksi pangan sekaligus permintaan atau konsumsi pangan. Menurut Gitosudarmo dan Basri (1999), persediaan merupakan bagian utama dari modal

perubahan.

Saluran Distribusi adalah saluran yang digunakan oleh produsen untuk menyalurkan produk sampai kekonsumen atau berbagai aktivitas perusahaan yang mengupayakan agar produk sampai ke tangan

penting, karena barang yang telah dibuat dan harganya sudah ditetapkanitu masih

Persediaan Dan Distribusi Pangan Beras Oleh Bulog Regional Aceh

Supply and Distribution Of Food Rice Applied By Bulog Sub Devition Of Regional Aceh)

Ananda Bahri Prayudha1, Romano1, Agussabti1

Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Syiah Kuala

Bulog Sub Devisi Regional Aceh sebagai salah satu perusahaan umum milik negara yang diberikan tugas pokok sebagai stabilitator harga, penyalur beras untuk orang miskin, menjaga harga dasar pembelian gabah dan beras, melaksankan pengadaan beras dan menjaga stok cadangan beras pemerintah. Persediaan dan distribusi pangan beras merupakan bagian penting untuk dapat mewujudkan ketahanan pangan nasional.

Distribusi, Pangan, Persediaan.

Bulog Sub Division of Regional Aceh as one of the state

basic tasks as stabilizer price, supplier of rice to the poor, keeping the base price of the purchase of grain and rice, implementing procurement of rice and keeping the government's rice reserve stock. The supplies and distribution of food rice is an importance part for realizing the national food security.

Distribution, Food, Supplies.

PENDAHULUAN

Padi merupakan tanaman yang paling penting bagi masyarakat Indonesia. merupakan hasil pengolahan dari padi merupakan sumber karbohidrat tertinggi dibandingkan dengan jenis pangan lainnya, yaitu mencapai 360 kalori dan 78.9 gram, maka tidak heran beras paling banyak dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia sebagai makanan pokok (Sediaoetama, 2006).

ersediaan dan distribusi pangan sebagai salah satu aspek yang mencerminkan ketersediaan atau produksi pangan sekaligus permintaan atau Menurut Gitosudarmo dan Basri (1999), persediaan merupakan bagian utama dari modal kerja aktiva yang setiap saat dapat mengalami Saluran Distribusi adalah saluran yang digunakan oleh produsen untuk menyalurkan produk sampai kekonsumen atau berbagai aktivitas perusahaan yang mengupayakan agar produk sampai ke tangan konsumen. Saluran distribusi penting, karena barang yang telah dibuat dan harganya sudah ditetapkanitu masih

Persediaan Dan Distribusi Pangan Beras Oleh Bulog Sub Devisi Supply and Distribution Of Food Rice Applied By Bulog Sub Devition

1

Fakultas Pertanian, Universitas Syiah Kuala

Bulog Sub Devisi Regional Aceh sebagai salah satu perusahaan umum milik negara yang diberikan tugas pokok sebagai stabilitator harga, penyalur beras untuk orang miskin, menjaga harga dasar pembelian gabah dan beras, stok cadangan beras pemerintah. merupakan bagian penting untuk dapat

the state-owned given basic tasks as stabilizer price, supplier of rice to the poor, keeping the base price of the purchase of grain and rice, implementing procurement of rice and keeping The supplies and distribution of food rice is

Padi merupakan tanaman yang paling penting bagi masyarakat Indonesia. merupakan hasil pengolahan dari padi merupakan sumber karbohidrat tertinggi dibandingkan dengan jenis pangan lainnya, yaitu mencapai 360 kalori dan 78.9 gram, maka tidak heran beras paling banyak dikonsumsi oleh masyarakat ersediaan dan distribusi pangan sebagai salah satu aspek yang mencerminkan ketersediaan atau produksi pangan sekaligus permintaan atau Menurut Gitosudarmo dan Basri (1999), persediaan merupakan kerja aktiva yang setiap saat dapat mengalami Saluran Distribusi adalah saluran yang digunakan oleh produsen untuk menyalurkan produk sampai kekonsumen atau berbagai aktivitas perusahaan yang Saluran distribusi penting, karena barang yang telah dibuat dan harganya sudah ditetapkanitu masih

(2)

menghadapi masalah, yakni harus disampaikan kepada konsumen. (Fuad, dkk.2006).

Hasil publikasi Perum Bulog Sub Devisi Regional Aceh di media dapat kita lihat tingkat kinerjanya dalam beberapa tahun, tercatat bahwa pengadaan beras yang dibeli dari petani lokal provinsi setempat pada tahun 2013 dilaporkan melampui target yang sudah ditetapkan, realisasi pengadaan yang berhasil dicapai sebanyak 52.000 ton beras,

tersebut meningkat sekitar 12 persen dari tahun 2012 yang hanya 46.768 ton, realisasi pada tahun 2013 itu merupakan yang tertinggi sejak tahun 2010.

Berdasarkan pencapaian tersebut Perum Bulog Sub Devisi Re

meningkatkan target pengadaan menjadi 55.000 ton beras pada tahun 2014 dan membentuk satuan tuga ( Satgas) untuk dapat menyerap hasil produksi dari petani lokal aceh yang 70 persen berasal dari daerah lumbung padi seperti Kabupaten Pidie, Pidie Jaya, Aceh Besar, Aceh Utara, Aceh timur dan lainnya. ( Muhammad, 2014)

Perum Bulog yang memiliki tanggung jawab besar terhadap ketahanan pangan dan persoalan ini bukanlah hal mudah sebab bahan pangan seperti beras memiliki sifat yang mudah rusak dan musi

cukup sanagatlah penting untuk dapat memenuhi kebutuhan masyarakat Aceh. Jumlah ketersediaan beras yang ada pada Perum Bulog sangat mempengaruhi proses kegiatan penyaluran beras kepada masyarakat Aceh juga untuk mengantisipasi ketidakpastian permintaan, juga untuk menjaga kemungkinan lain seperti gagal panen, bencana alam dan lain sebagainya.

Berdasarkan uraian diatas

analisis persediaan dan distribusi beras oleh Perum Bulog Aceh.

Penelitian ini dilakukan di jalan Tengku H.M. Daud Beureueh Kota Banda Aceh, yaitu tepatnya di Kantor Perum Bulog Sub Devisi Regional Aceh. Objek penelitian ini adalah stategi pengadaan dan distribusi beras

Sub Regional Aceh. Adapun ruang lingkup penelitian hanya terbatas pada Analisis persediaan dan distribusi pangan beras pada Sub Devisi Regional Aceh.

Menentukan Jumlah Pemesanan Yang Ekonomis (EOQ)

Reksohadiprojo dan Gitosudarmo (1999),

adalah volume atau jumlah pembelian yang paling ekonomis untuk dilaksanakan pada setiap kali pembelian. Menetukan jumlah pesanan yang ekonomis dapat ditentukan dengan rumus sebagai beriku

Keterangan:

EOQ : Jumlah pesanan ekonomis untuk satu kali pesan dalam satuan (ton) A : Jumlah kebutuhan beras dalam satu periode tertentu (ton)

menghadapi masalah, yakni harus disampaikan kepada konsumen. (Fuad, Hasil publikasi Perum Bulog Sub Devisi Regional Aceh di media dapat kita t tingkat kinerjanya dalam beberapa tahun, tercatat bahwa pengadaan beras yang dibeli dari petani lokal provinsi setempat pada tahun 2013 dilaporkan melampui target yang sudah ditetapkan, realisasi pengadaan yang berhasil dicapai sebanyak 52.000 ton beras, sementara target hanya 50.000 ton beras, capaian tersebut meningkat sekitar 12 persen dari tahun 2012 yang hanya 46.768 ton, realisasi pada tahun 2013 itu merupakan yang tertinggi sejak tahun 2010.

Berdasarkan pencapaian tersebut Perum Bulog Sub Devisi Re

meningkatkan target pengadaan menjadi 55.000 ton beras pada tahun 2014 dan membentuk satuan tuga ( Satgas) untuk dapat menyerap hasil produksi dari petani lokal aceh yang 70 persen berasal dari daerah lumbung padi seperti Kabupaten Jaya, Aceh Besar, Aceh Utara, Aceh timur dan lainnya. ( Muhammad, Perum Bulog yang memiliki tanggung jawab besar terhadap ketahanan pangan dan persoalan ini bukanlah hal mudah sebab bahan pangan seperti beras memiliki sifat yang mudah rusak dan musiman, adanya persediaan beras yang cukup sanagatlah penting untuk dapat memenuhi kebutuhan masyarakat Aceh. Jumlah ketersediaan beras yang ada pada Perum Bulog sangat mempengaruhi proses kegiatan penyaluran beras kepada masyarakat Aceh juga untuk pasi ketidakpastian permintaan, juga untuk menjaga kemungkinan lain seperti gagal panen, bencana alam dan lain sebagainya.

Berdasarkan uraian diatas adapun tujuan penelitian adalah untuk mengetahui analisis persediaan dan distribusi beras oleh Perum Bulog Sub Devisi Regional

METODE PENELITIAN

Penelitian ini dilakukan di jalan Tengku H.M. Daud Beureueh Kota Banda Aceh, yaitu tepatnya di Kantor Perum Bulog Sub Devisi Regional Aceh. Objek penelitian ini adalah stategi pengadaan dan distribusi beras melalui Perum Bulog Sub Regional Aceh. Adapun ruang lingkup penelitian hanya terbatas pada Analisis persediaan dan distribusi pangan beras pada Sub Devisi Regional Aceh.

Menentukan Jumlah Pemesanan Yang Ekonomis (EOQ)

Reksohadiprojo dan Gitosudarmo (1999), economic order quantity

adalah volume atau jumlah pembelian yang paling ekonomis untuk dilaksanakan pada setiap kali pembelian. Menetukan jumlah pesanan yang ekonomis dapat ditentukan dengan rumus sebagai berikut:

EOQ =ට૛ ܠۯ ܠ۾

܀ ܠ۱

Jumlah pesanan ekonomis untuk satu kali pesan dalam satuan (ton) Jumlah kebutuhan beras dalam satu periode tertentu (ton)

menghadapi masalah, yakni harus disampaikan kepada konsumen. (Fuad, Hasil publikasi Perum Bulog Sub Devisi Regional Aceh di media dapat kita t tingkat kinerjanya dalam beberapa tahun, tercatat bahwa pengadaan beras yang dibeli dari petani lokal provinsi setempat pada tahun 2013 dilaporkan melampui target yang sudah ditetapkan, realisasi pengadaan yang berhasil dicapai sementara target hanya 50.000 ton beras, capaian tersebut meningkat sekitar 12 persen dari tahun 2012 yang hanya 46.768 ton, realisasi pada tahun 2013 itu merupakan yang tertinggi sejak tahun 2010.

Berdasarkan pencapaian tersebut Perum Bulog Sub Devisi Regional Aceh meningkatkan target pengadaan menjadi 55.000 ton beras pada tahun 2014 dan membentuk satuan tuga ( Satgas) untuk dapat menyerap hasil produksi dari petani lokal aceh yang 70 persen berasal dari daerah lumbung padi seperti Kabupaten Jaya, Aceh Besar, Aceh Utara, Aceh timur dan lainnya. ( Muhammad, Perum Bulog yang memiliki tanggung jawab besar terhadap ketahanan pangan dan persoalan ini bukanlah hal mudah sebab bahan pangan seperti beras man, adanya persediaan beras yang cukup sanagatlah penting untuk dapat memenuhi kebutuhan masyarakat Aceh. Jumlah ketersediaan beras yang ada pada Perum Bulog sangat mempengaruhi proses kegiatan penyaluran beras kepada masyarakat Aceh juga untuk pasi ketidakpastian permintaan, juga untuk menjaga kemungkinan lain adapun tujuan penelitian adalah untuk mengetahui Sub Devisi Regional

Penelitian ini dilakukan di jalan Tengku H.M. Daud Beureueh Kota Banda Aceh, yaitu tepatnya di Kantor Perum Bulog Sub Devisi Regional Aceh. Objek melalui Perum Bulog Sub Regional Aceh. Adapun ruang lingkup penelitian hanya terbatas pada Analisis persediaan dan distribusi pangan beras pada Sub Devisi Regional Aceh.

economic order quantity (EOQ) adalah volume atau jumlah pembelian yang paling ekonomis untuk dilaksanakan pada setiap kali pembelian. Menetukan jumlah pesanan yang ekonomis dapat

Jumlah pesanan ekonomis untuk satu kali pesan dalam satuan (ton) Jumlah kebutuhan beras dalam satu periode tertentu (ton)

(3)

P : Biaya pemesanan setiap kali pesan (Rp) R : Harga beli per unit

C : Biaya penyimpanan yang dinyatakan dalam presentase dari persediaan rata-rata (%)

Menentukan Jumlah Persediaan Pengaman (Safety stock)

Pengertian persediaan pengaman ( adalah persediaan tambahan yang

kemungkinan terjadinya kekurangan bahan (

persediaan minimum Perum BULOG memiliki ketentuan persediaan pengaman yang harus tersedia sama dengan tiga kali penyaluran setiap bulan.

Persediaan pengaman (S) = 3 × penyaluran beras setiap bulan Menentukan Jumlah Persediaan Maksimum (Maximum Inventory)

Menurut Assauri (1999), Persediaan maksimal atau ditentukan dengan cara menjumlahkan

Quantity(EOQ).

Keterangan :

S : Persediaan pengaman (ton)

EOQ : jumlah pesanan/pembelian yang ekonomis (ton)

Menentukan Saat Pemesanan Kembali (

Reorder Point ialah saat atau titik dimana

sedemikian rupa sehingga kedatangan atau penerimaan barang yang dipesan itu tepat pada waktu dimana persediaan diatas

(Riyanto, 1996). Dalam menentukan saat pemesanan kembali dapat ditentukan dengan cara sebagai berikut:

Keterangan :

D : Penyaluran selama waktu tunggu (ton) S : Persediaan pengaman (ton)

Strategi Distribusi

Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2004) dalam PSAK No. 14

dan distribusi adalah aktiva

normal dalam proses produksi dan atau dalam perjalanan atau dalam bentuk bahan atau perlengkapan (

pemberian jasa.

Maka perlu asumsi arus barang yang akan d

penentuan harga pokok barang yang dijual dan persediaan akhir sebagai berikut: 1. FIFO (First In First Out

yang pertama kali dijual/keluar sehingga persediaan akhir akan berasal dari pembelian yang termuda/terakhir.

Biaya pemesanan setiap kali pesan (Rp) Harga beli per unit barang (Rp)

Biaya penyimpanan yang dinyatakan dalam presentase dari persediaan rata (%)

Menentukan Jumlah Persediaan Pengaman (Safety stock)

Pengertian persediaan pengaman (Safety Stock) menurut Rangkuty

adalah persediaan tambahan yang diadakan untuk melindungi atau menjaga kemungkinan terjadinya kekurangan bahan (Stock Out). Dalam menentukan persediaan minimum Perum BULOG memiliki ketentuan persediaan pengaman yang harus tersedia sama dengan tiga kali penyaluran setiap bulan.

Persediaan pengaman (S) = 3 × penyaluran beras setiap bulan Menentukan Jumlah Persediaan Maksimum (Maximum Inventory)

Menurut Assauri (1999), Persediaan maksimal atauMaximum Inventori

ditentukan dengan cara menjumlahkansafety stock(S) dengan Economical Order

Maximum Inventory(MI) = S + EOQ

Keterangan :

S : Persediaan pengaman (ton)

EOQ : jumlah pesanan/pembelian yang ekonomis (ton)

Menentukan Saat Pemesanan Kembali (reorder Point)

ialah saat atau titik dimana harus diadakan pesanan lagi sedemikian rupa sehingga kedatangan atau penerimaan barang yang dipesan itu tepat pada waktu dimana persediaan diatas safety stock sama dengan nol, (Riyanto, 1996). Dalam menentukan saat pemesanan kembali dapat ditentukan dengan cara sebagai berikut:

Reorder Point =D + S

Keterangan :

D : Penyaluran selama waktu tunggu (ton) S : Persediaan pengaman (ton)

Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2004) dalam PSAK No. 14

dan distribusi adalah aktiva yang tersedia untuk dijual dalam kegiatan usaha normal dalam proses produksi dan atau dalam perjalanan atau dalam bentuk bahan atau perlengkapan (supplies) untuk digunakan dalam proses produksi atau Maka perlu asumsi arus barang yang akan digunakan sebagai dasar penentuan harga pokok barang yang dijual dan persediaan akhir sebagai berikut:

First In First Out), barang yang masuk terlebih dahulu dianggap yang pertama kali dijual/keluar sehingga persediaan akhir akan berasal

pembelian yang termuda/terakhir.

Biaya penyimpanan yang dinyatakan dalam presentase dari persediaan

Rangkuty. F (2004) diadakan untuk melindungi atau menjaga Dalam menentukan persediaan minimum Perum BULOG memiliki ketentuan persediaan pengaman yang harus tersedia sama dengan tiga kali penyaluran setiap bulan.

Persediaan pengaman (S) = 3 × penyaluran beras setiap bulan Menentukan Jumlah Persediaan Maksimum (Maximum Inventory)

Maximum Inventoridapat

Economical Order (MI) = S + EOQ

EOQ : jumlah pesanan/pembelian yang ekonomis (ton).

harus diadakan pesanan lagi sedemikian rupa sehingga kedatangan atau penerimaan barang yang dipesan itu sama dengan nol, (Riyanto, 1996). Dalam menentukan saat pemesanan kembali dapat ditentukan

Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2004) dalam PSAK No. 14 persediaan yang tersedia untuk dijual dalam kegiatan usaha normal dalam proses produksi dan atau dalam perjalanan atau dalam bentuk bahan ) untuk digunakan dalam proses produksi atau igunakan sebagai dasar penentuan harga pokok barang yang dijual dan persediaan akhir sebagai berikut:

), barang yang masuk terlebih dahulu dianggap yang pertama kali dijual/keluar sehingga persediaan akhir akan berasal

(4)

2. LIFO (Last In First Out

pertama kali keluar, sehingga persediaan akhir terdiri dari pembelian yang paling awal.

3. Rata-rata (Everage)

barang yang sudah digunakan maupun yang masih ada ditentukan dengan cara dicari rata

Menentukan jumlah pemesanan yang ekonomis (EOQ)

Kebutuhan beras selama 1 tahun sebanyak 125.876,73 ton (A) Harga beras per ton sebesar

Biaya pemesanan (Ordering cost

Biaya penyimpanan (

Berdasarkan data diatas maka dapat dihitung jumlah pemesanan beras yang ekonomis adalah sebagai berikut :

EOQ =

Frekuensi pemesanan selama 1 tahun =

Berdasarkan perhitungan diatas maka jumlah pemesanan ekonomis yang sebaiknya dilakukan oleh Perum Bulog Divre Aceh adalah sebanyak 526,87 ton untuk sekali pemesanan dengan frekuensi pemesanan sebanyak 238 kali pada mitra kerja bulog. Pemesanan ini bertujua

beras yang telah disalurkan kepada masyarakat Aceh serta untuk memenuhi kebutuhan beras untuk penyaluran yang akan dilakukan pada periode selanjutnya, sedangkan pada Perum Bulog pada saat ini belum tercatat dengan jelas b jumlah setiap kali pemesanan beras dan begitu juga degan frekuensi pemesanan yang dilakukan olen Perum Bulog Divre Aceh disebabkan sebahagian besar pengadaan beras dilaksanakan oleh kemitraan dengan pihak ke 3.

Menentukan Jumlah Persediaan Pengaman

Perum Bulog menentukan bahwa persediaan pengaman untuk menjaga stabilitas pangan dan harga perlu adanya persediaan yang cukup. Persediaan yang harus dimiliki adalah sebesar tiga bulan penyaluran rutin dengan asumsi apabila terjadi gagal panen dan inflasi maka Perusahaan Umum ini masih memiliki persediaan beras yang ukup untuk menjaga stabilitas sampai tiga bulan kedepan. Untuk menghitung jumlah persediaan pengaman minimum

harus diketahui jumlah penyaluran setiap bulannya

Last In First Out), barang yang terakhir masuk dianggap yang pertama kali keluar, sehingga persediaan akhir terdiri dari pembelian yang

(Everage), pengeluaran barang secara acak dan harga pokok barang yang sudah digunakan maupun yang masih ada ditentukan dengan cara dicari rata-ratanya.

HASIL DAN PEMBAHASAN Menentukan jumlah pemesanan yang ekonomis (EOQ)

Kebutuhan beras selama 1 tahun sebanyak 125.876,73 ton (A) Harga beras per ton sebesar Rp.7.351.000,00 (R)

Ordering cost) sebesar Rp. 1.999.950,00 (P) Biaya penyimpanan (Carrying cost) sebesar Rp.13,0% (C)

Berdasarkan data diatas maka dapat dihitung jumlah pemesanan beras yang ekonomis adalah sebagai berikut :

EOQ= ට૛×࡭×ࡼ ࡾ×࡯ EOQ =ට૛×૚૛૞.ૡૠ૟,ૠ૜×૚.ૢૢૢ.ૢ૞૙

ૠ.૜૞૚.૙૙૙×૙,૚૜

EOQ = 526,87 ton per setiap kali pesan Frekuensi pemesanan selama 1 tahun =ଵଶହ.଼଻଺.଻ଷ

ହଶ଺,଼଻ = 238 kali pada mitra Berdasarkan perhitungan diatas maka jumlah pemesanan ekonomis yang sebaiknya dilakukan oleh Perum Bulog Divre Aceh adalah sebanyak 526,87 ton untuk sekali pemesanan dengan frekuensi pemesanan sebanyak 238 kali pada mitra kerja bulog. Pemesanan ini bertujuan untuk menutupi jumlah persediaan beras yang telah disalurkan kepada masyarakat Aceh serta untuk memenuhi kebutuhan beras untuk penyaluran yang akan dilakukan pada periode selanjutnya, sedangkan pada Perum Bulog pada saat ini belum tercatat dengan jelas b jumlah setiap kali pemesanan beras dan begitu juga degan frekuensi pemesanan yang dilakukan olen Perum Bulog Divre Aceh disebabkan sebahagian besar pengadaan beras dilaksanakan oleh kemitraan dengan pihak ke 3.

Menentukan Jumlah Persediaan Pengaman (Safety Stock)

Perum Bulog menentukan bahwa persediaan pengaman untuk menjaga stabilitas pangan dan harga perlu adanya persediaan yang cukup. Persediaan yang harus dimiliki adalah sebesar tiga bulan penyaluran rutin dengan asumsi apabila en dan inflasi maka Perusahaan Umum ini masih memiliki persediaan beras yang ukup untuk menjaga stabilitas sampai tiga bulan kedepan. Untuk menghitung jumlah persediaan pengaman minimum (safety syock)

harus diketahui jumlah penyaluran setiap bulannya yaitu:

), barang yang terakhir masuk dianggap yang pertama kali keluar, sehingga persediaan akhir terdiri dari pembelian yang , pengeluaran barang secara acak dan harga pokok barang yang sudah digunakan maupun yang masih ada ditentukan dengan

Berdasarkan data diatas maka dapat dihitung jumlah pemesanan beras yang

= 238 kali pada mitra Berdasarkan perhitungan diatas maka jumlah pemesanan ekonomis yang sebaiknya dilakukan oleh Perum Bulog Divre Aceh adalah sebanyak 526,87 ton untuk sekali pemesanan dengan frekuensi pemesanan sebanyak 238 kali pada n untuk menutupi jumlah persediaan beras yang telah disalurkan kepada masyarakat Aceh serta untuk memenuhi kebutuhan beras untuk penyaluran yang akan dilakukan pada periode selanjutnya, sedangkan pada Perum Bulog pada saat ini belum tercatat dengan jelas berapa jumlah setiap kali pemesanan beras dan begitu juga degan frekuensi pemesanan yang dilakukan olen Perum Bulog Divre Aceh disebabkan sebahagian besar

Perum Bulog menentukan bahwa persediaan pengaman untuk menjaga stabilitas pangan dan harga perlu adanya persediaan yang cukup. Persediaan yang harus dimiliki adalah sebesar tiga bulan penyaluran rutin dengan asumsi apabila en dan inflasi maka Perusahaan Umum ini masih memiliki persediaan beras yang ukup untuk menjaga stabilitas sampai tiga bulan kedepan.

(5)

Penyaluran perbulan =

Berdasarkan perhitungan diatas maka

dengan penentuan Perum Bulog yaitu sebesar tigaa kali penyaluran rutin setiap bulan sebagai berikut:

Rata-rata jumlah persediaan pengaman minimum

sebaiknya dimiliki oleh Perum Bulog Divre Aceh yaitu sebanyak 31.496,16 ton sehingga dapat memenuhi kebutuhan konsumen di Provinsi Aceh apabila terjadi gagal panen (puso), keterlambatan dalam penerimaan beras yang dikirimkan oleh mitra kerja, bencana alam serta lonjakan harga pasar.

Persediaan Maksimum (maximum Inventory)

Persediaan maksimum dihitung dengan menjumlahkan pemesanan yang ekonomis (EOQ) dengan persediaan minimum pengaman

jumlah persediaan maksimum berikut :

Jumlah persediaan beras maksimum yang dimiliki oleh Perum Bulog Divre Aceh pada tahun 2015

analisi maka diperoleh persediaan maksimum yang lebih efisien untuk dikelola oleh Perum Bulog Divre Aceh yaitu sebesar 32.023,03 ton. Dapat dilihat dari analisis diatas bahwa untuk mementukan persed

Aceh sudah cukup baik karena hanya terjadi perbedaan sebesar 93,43 ton dari hasil analisi yang telah dilakukan.

Menentukan Saat Pemesanan Kembali (reorder point)

Data yang diperlukan untuk menghitung 1. Waktu tunggu(lead time)

dengan tiba digudang.

2. Perkiraan rata-rata kebutuhan perhari

3. Penyaluran selama waktu tunggu

Penyaluran perbulan = ୮ୣ୬୷ୟ୪୳୰ୟ୬ ୢୟ୪ୟ୫ ୱୟ୲୳ ୲ୟ୦୳୬ ୨୳୫ ୪ୟ୦ ୠ୳୪ୟ୬ ୢୟ୪ୟ୫ ୱୟ୲୳ ୲ୟ୦୳୬ =ଵଶହ.଼଻଺.଻ଷ

ଵଶ

= 10.489,72 ton per bulan

Berdasarkan perhitungan diatas maka safety stock dapat dihitung sesuai Perum Bulog yaitu sebesar tigaa kali penyaluran rutin setiap bulan sebagai berikut:

Safety Stock(SS) =3 × penyaluran setiap

=3 × 10.489,72 ton

= 31.496,16 ton

rata jumlah persediaan pengaman minimum (safety stock)

sebaiknya dimiliki oleh Perum Bulog Divre Aceh yaitu sebanyak 31.496,16 ton sehingga dapat memenuhi kebutuhan konsumen di Provinsi Aceh apabila terjadi , keterlambatan dalam penerimaan beras yang dikirimkan oleh kerja, bencana alam serta lonjakan harga pasar.

Persediaan Maksimum (maximum Inventory)

Persediaan maksimum dihitung dengan menjumlahkan pemesanan yang ekonomis (EOQ) dengan persediaan minimum pengaman (safety stock).

jumlah persediaan maksimum (maximum inventory) dapat dihitung sebagai MI = EOQ + SS

= 526,87 ton + 31.496,16 ton = 32.023,03 ton

Jumlah persediaan beras maksimum yang dimiliki oleh Perum Bulog Divre Aceh pada tahun 2015 adalah sebesar 32.116,46 ton sedangkan setelah dilakukan analisi maka diperoleh persediaan maksimum yang lebih efisien untuk dikelola oleh Perum Bulog Divre Aceh yaitu sebesar 32.023,03 ton. Dapat dilihat dari analisis diatas bahwa untuk mementukan persediaan maksimum Perum Bulog Aceh sudah cukup baik karena hanya terjadi perbedaan sebesar 93,43 ton dari hasil analisi yang telah dilakukan.

Menentukan Saat Pemesanan Kembali (reorder point)

Data yang diperlukan untuk menghitungreorder pointadalah sebagai berikut :

(lead time)selama 30 hari, yaitu dimulai saat pemesanan sampai dengan tiba digudang.

rata kebutuhan perhari

= ௞௘௕௨௧௨௛௔௡ ௗ௔௟௔௠ ௦௘௧௔௛௨௡ ௝௨௠ ௟௔௛ ௛௔௥௜ ௗ௔௟௔௠ ௦௔௧௨ ௧௔௛

=ଵଶହ.଼଻଺.଻ଷ ଷ଺ହ = 344,86 ton per hari Penyaluran selama waktu tunggu(D)

D =30 hari × rata−rata

per hari

=30 × 344,86ݐ݋݊

= 10.345,8 ton

୲ୟ୦୳୬ ୲ୟ୦୳୬

dapat dihitung sesuai Perum Bulog yaitu sebesar tigaa kali penyaluran rutin setiap

setiap bulan

(safety stock) yang sebaiknya dimiliki oleh Perum Bulog Divre Aceh yaitu sebanyak 31.496,16 ton sehingga dapat memenuhi kebutuhan konsumen di Provinsi Aceh apabila terjadi , keterlambatan dalam penerimaan beras yang dikirimkan oleh

Persediaan maksimum dihitung dengan menjumlahkan pemesanan yang

(safety stock). Maka dapat dihitung sebagai

= 526,87 ton + 31.496,16 ton

Jumlah persediaan beras maksimum yang dimiliki oleh Perum Bulog Divre adalah sebesar 32.116,46 ton sedangkan setelah dilakukan analisi maka diperoleh persediaan maksimum yang lebih efisien untuk dikelola oleh Perum Bulog Divre Aceh yaitu sebesar 32.023,03 ton. Dapat dilihat dari iaan maksimum Perum Bulog Aceh sudah cukup baik karena hanya terjadi perbedaan sebesar 93,43 ton dari

adalah sebagai berikut : selama 30 hari, yaitu dimulai saat pemesanan sampai

௨௡ ௛௨௡

(6)

Sehingga saat menentukan pemesaanan kembali dihitung seebagai berikut :

Berdasarkan hasil analisi diatas maka diperoleh waktu pemesanan yang optimal untuk menentukan pemesanan kembali yaitu pada saat tingkat persediaan sama dengan 41.841,96 ton, sedangkan data dari

pemesanan yang dilakukan belum didasari atas tingkat persediaan yang dikelola, melainkan mengikuti pola produksi dan kemitraan beras. Hal ini dikarenakan Perum Bulog Divre Aceh lebih mengutamakan menjaga stabilitas pangan.

Metode Strategi Distribusi

Dalam penggunaan metode distribusi beras di Perum Bulog Divre Aceh perusahaan mengaplikasikan metode FIFO (First In First Out) atau Masuk Pertama Keluar Pertama (MPKP) sebagai metode dinilai paling tepat dalam pengelolaan manajemen dis

cocok untuk pendistribusian bahan pangan, disebabkan bahan pangan adalah bahan yang tidak tahan lama dan sangat mudah rusak, sehingga metode ini sangat membantu untuk meminimalisir kerusakan yang akan te

beras yang ada di gudang. Berikut ini adalah grafik yang menggambarkan strategi persediaan dan distribusi beras perum Bulog Divre Aceh menurut semesternya pada tahun 2015.

Grafik1. Persediaan dan Distribusi Beras Persmester 0,00 20.000.000,00 40.000.000,00 60.000.000,00 80.000.000,00 100.000.000,00

Sehingga saat menentukan pemesaanan kembali (reorder point)

dihitung seebagai berikut :

ROP =Safety Stock(SS) + D = 31.496,16 + 10.345,8 = 41.841,96 ton

Berdasarkan hasil analisi diatas maka diperoleh waktu pemesanan yang optimal untuk menentukan pemesanan kembali yaitu pada saat tingkat persediaan sama dengan 41.841,96 ton, sedangkan data dari Perum Bulog Divre Aceh pemesanan yang dilakukan belum didasari atas tingkat persediaan yang dikelola, melainkan mengikuti pola produksi dan kemitraan beras. Hal ini dikarenakan Perum Bulog Divre Aceh lebih mengutamakan menjaga stabilitas pangan.

Strategi Distribusi

Dalam penggunaan metode distribusi beras di Perum Bulog Divre Aceh perusahaan mengaplikasikan metode FIFO (First In First Out) atau Masuk Pertama Keluar Pertama (MPKP) sebagai metode dinilai paling tepat dalam pengelolaan manajemen distribusi beras, dikarenakan metode ini dinilai sangat cocok untuk pendistribusian bahan pangan, disebabkan bahan pangan adalah bahan yang tidak tahan lama dan sangat mudah rusak, sehingga metode ini sangat membantu untuk meminimalisir kerusakan yang akan terjadi pada persediaan beras yang ada di gudang. Berikut ini adalah grafik yang menggambarkan strategi persediaan dan distribusi beras perum Bulog Divre Aceh menurut semesternya

Grafik1. Persediaan dan Distribusi Beras Persmester Tahun 2015

(Sumber : Data primer 2015 (diolah)

Semester I 0,00

(reorder point) dapat

Berdasarkan hasil analisi diatas maka diperoleh waktu pemesanan yang optimal untuk menentukan pemesanan kembali yaitu pada saat tingkat persediaan Perum Bulog Divre Aceh pemesanan yang dilakukan belum didasari atas tingkat persediaan yang dikelola, melainkan mengikuti pola produksi dan kemitraan beras. Hal ini dikarenakan Perum Bulog Divre Aceh lebih mengutamakan menjaga stabilitas pangan.

Dalam penggunaan metode distribusi beras di Perum Bulog Divre Aceh perusahaan mengaplikasikan metode FIFO (First In First Out) atau Masuk Pertama Keluar Pertama (MPKP) sebagai metode dinilai paling tepat dalam tribusi beras, dikarenakan metode ini dinilai sangat cocok untuk pendistribusian bahan pangan, disebabkan bahan pangan adalah bahan yang tidak tahan lama dan sangat mudah rusak, sehingga metode ini sangat rjadi pada persediaan beras yang ada di gudang. Berikut ini adalah grafik yang menggambarkan strategi persediaan dan distribusi beras perum Bulog Divre Aceh menurut semesternya

Tahun 2015

Semester I Semester II

(7)

Dari grafik diatas dapat kita lihat bahwa stok awal pada gudang beras Bulog Sub Divre Aceh yang tertinggi pada semester pertama dengan jumlah sebesar 32 ribu ton sedangkan semester kedua jumlah stoknya adala

kemudian dilanjutkan dengan pemasukan beras yang tertinggi terjadi pada semester kedua pada kisaran bulan November dan Desember berkisar 30 ribu ton beras, sedangkan pada semester pertama terjadi pada bulan mei dengan jumlah 13 ribu ton, kemudian dilanjutkan dengan jumlah stok tertinggi yang dikuasai Bulog Divre Aceh pada tahun 2015 adalah pada semester kedua dengan jumlah total keseluruhan stok berjumlah 89 ribu ton sedangkan jumlah stok pada semester pertama berjumlah berkisar 78

pengeluaran terbesar pada tahun 2015 terjadi pada semester kedua dengan jumlah pengeluaran beras adalah sebesar 72 ribu ton sedangkan pada semester pertama hanya berkisar 53 ribu ton kemudian stok akhir di gudang pada

adalah sebesar 24 ribu ton dan pada semester kedua adalah sebesar 17 ribu ton, kemudian di lanjutkan lagi dengan stok diluar gudang nilai tertinggi terjadi pada semester kedua dengan jumlah stok sebesar 5 ribu ton sedangkan pada semester pertama jumlah stok diluar gudang sebesar 4 ribu ton dan stok operasional divre aceh pada semester pertama adalah sebesar 28 ribu ton sedangkan stok pada semester kedua adalah sebesar 22 ribu ton. Untuk lebih jelas kita akan melihat grafik persediaan dan di

Grafik

Grafik 2 diatas menunjukkan lebih jelas terkait persediaan dan distribusi beras pada Perum Bulog Divre Aceh tahun 2015, untuk stok awal digudang jelas terlihat terjadi pada bulan januari yang menyentuh anggka diatas 30 ribu ton sedangkan kondisi stok awal

0,00 5.000.000,00 10.000.000,00 15.000.000,00 20.000.000,00 25.000.000,00 30.000.000,00 35.000.000,00 40.000.000,00 Ja nu ar i Fe br ua ri

Dari grafik diatas dapat kita lihat bahwa stok awal pada gudang beras Bulog Sub Divre Aceh yang tertinggi pada semester pertama dengan jumlah sebesar 32 ribu ton sedangkan semester kedua jumlah stoknya adalah berkisar 24 ribu ton, kemudian dilanjutkan dengan pemasukan beras yang tertinggi terjadi pada semester kedua pada kisaran bulan November dan Desember berkisar 30 ribu ton beras, sedangkan pada semester pertama terjadi pada bulan mei dengan jumlah 13 ton, kemudian dilanjutkan dengan jumlah stok tertinggi yang dikuasai Bulog Divre Aceh pada tahun 2015 adalah pada semester kedua dengan jumlah total keseluruhan stok berjumlah 89 ribu ton sedangkan jumlah stok pada semester pertama berjumlah berkisar 78 ribu ton, kemudian dilanjutkan dengan pengeluaran terbesar pada tahun 2015 terjadi pada semester kedua dengan jumlah pengeluaran beras adalah sebesar 72 ribu ton sedangkan pada semester pertama hanya berkisar 53 ribu ton kemudian stok akhir di gudang pada semester pertama adalah sebesar 24 ribu ton dan pada semester kedua adalah sebesar 17 ribu ton, kemudian di lanjutkan lagi dengan stok diluar gudang nilai tertinggi terjadi pada semester kedua dengan jumlah stok sebesar 5 ribu ton sedangkan pada semester ertama jumlah stok diluar gudang sebesar 4 ribu ton dan stok operasional divre aceh pada semester pertama adalah sebesar 28 ribu ton sedangkan stok pada semester kedua adalah sebesar 22 ribu ton. Untuk lebih jelas kita akan melihat grafik persediaan dan distribusi pada setiap bulannya.

Grafik 2. Persediaan dan Distribusi per bulan Tahun 2015

(Data primer 2015 (diolah))

Grafik 2 diatas menunjukkan lebih jelas terkait persediaan dan distribusi beras pada Perum Bulog Divre Aceh tahun 2015, untuk stok awal digudang jelas terlihat terjadi pada bulan januari yang menyentuh anggka diatas 30 ribu ton sedangkan kondisi stok awal terendah dapat dilihat pada bulan November dan

Fe br ua ri M ar et Ap ril M ei Ju ni Juli Ag us tu s Se pt em be r O kt ob er N ov em be r D es em be r

I Stok Awal Di Gudang II Pemasukan

III STOK YANG DIKUASAI (I+II) IV PENGLUARAN V STOK AKHIR DI GUDANG (III VI STOK DI LUAR GUDANG

VII STOK OPERASIONAL DIVRE (V+VI)

Dari grafik diatas dapat kita lihat bahwa stok awal pada gudang beras Bulog Sub Divre Aceh yang tertinggi pada semester pertama dengan jumlah sebesar 32 h berkisar 24 ribu ton, kemudian dilanjutkan dengan pemasukan beras yang tertinggi terjadi pada semester kedua pada kisaran bulan November dan Desember berkisar 30 ribu ton beras, sedangkan pada semester pertama terjadi pada bulan mei dengan jumlah 13 ton, kemudian dilanjutkan dengan jumlah stok tertinggi yang dikuasai Bulog Divre Aceh pada tahun 2015 adalah pada semester kedua dengan jumlah total keseluruhan stok berjumlah 89 ribu ton sedangkan jumlah stok pada semester ribu ton, kemudian dilanjutkan dengan pengeluaran terbesar pada tahun 2015 terjadi pada semester kedua dengan jumlah pengeluaran beras adalah sebesar 72 ribu ton sedangkan pada semester pertama semester pertama adalah sebesar 24 ribu ton dan pada semester kedua adalah sebesar 17 ribu ton, kemudian di lanjutkan lagi dengan stok diluar gudang nilai tertinggi terjadi pada semester kedua dengan jumlah stok sebesar 5 ribu ton sedangkan pada semester ertama jumlah stok diluar gudang sebesar 4 ribu ton dan stok operasional divre aceh pada semester pertama adalah sebesar 28 ribu ton sedangkan stok pada semester kedua adalah sebesar 22 ribu ton. Untuk lebih jelas kita akan melihat

2. Persediaan dan Distribusi per bulan Tahun 2015

Grafik 2 diatas menunjukkan lebih jelas terkait persediaan dan distribusi beras pada Perum Bulog Divre Aceh tahun 2015, untuk stok awal digudang jelas terlihat terjadi pada bulan januari yang menyentuh anggka diatas 30 ribu ton terendah dapat dilihat pada bulan November dan

I Stok Awal Di Gudang II Pemasukan

III STOK YANG DIKUASAI IV PENGLUARAN V STOK AKHIR DI GUDANG (III-IV) VI STOK DI LUAR VII STOK OPERASIONAL DIVRE (V+VI)

(8)

Desember yang menyentuh angka 9 ribu ton sedangkan untuk jumlah pemasukan tertinggi pada tahun 2015 adalah pada bulan November Desember yang menyentuh anggka 20 ribu ton sedangkan kondisi terendah dapat kita

grafik bulan Februari dan Juli yang hanya mendekati anggka seribu ton kemudian untuk jumlah stok yang berhasil dikuasi pada tahun 2015 pencapaiaan tertinggi dapat kita lihat pada bulan Januari yang menyentuh angka 36 ribu ton sedangkan untuk pencapaiaan terendah terdapat pada saat bulan September yang bergerak ke anggka 24 ribu ton kemudian untuk pengeluaran terbesar tahun 2015 terjadi pada bulan November yang berhasil menyentuh anggka 20 ribu ton sedangkan untuk pengeluaran terendah terjadi pad

ribu ton kemudian stok akhir digudang pada tahun 2015 kondisi tertinggi digudang terjadi pada bulan Januari sebesar 27 ribu ton sedangkan kondisi terendah terjadi pada bulan Oktober dan November yang menyent

ton kemudian untuk stok diluar gudang kondisi tertinggi terjadi pada saat bulan November yang menyentuh angka 8 ribu ton sedangkan kondisi terendah terjadi pada bulan Mei yang menyentuh anggak seribu ton saja kemudian untuk stok operasional divre kondisi tertinggi terjadi pada bulan Januari yang melewati anggka diatas 30 ribu ton sedangkan untuk kondisi terendah terjadi pada bulan November yang hanya menyentuh angka 12 ribu ton.

Pemesanan ekonomis yang sebaiknya diaplikasikan oleh Perum Bulog Sub Devisi Regional Aceh adalah dengan melakukan pemesanan sebesar 526,87 ton setiap kali pemesanannya dengan frekuensi pemesanan sebanyak 238 kali serta rata-rata jumlah persediaan pengaman

Perum Bulog Sub Devisi Regional Aceh adalah sebesar 31.496,16 ton juga Jumlah persediaan beras maksimum yang harus dimiliki oleh Perum Bulog Sub Devisi Regional Aceh adalah sebesar 32.023,03 ton kemudian analisi

optimal untuk pemesanan kembali (Reorder Point) adalah pada saat tingkat persediaan yang ada di gudang sebesar 41.841,96 ton serta metode strategi yang digunakan oleh Perum Bulog Sub Devisi Regional Aceh adalah metode strategi FIFO (First In First Out), dimana barang pertama masuk yang akan pertama keluar dan metode ini sangat cocok diterapkan dalam pengelolaan bahan pangan disebabkan bahan pagan cepat mengalami kerusakan dan kontaminasi jika terlalu lama disimpan.

Assauri, s. 1999. Manajemen Produksi dan Operasi

Fitriani. N, 2014.Analisis Persediaan Beras Di P Devisi Regional Nusa Tenggara Timur.

Fuad. 2006.Teori saluran Distribusi Perusahaan

Desember yang menyentuh angka 9 ribu ton sedangkan untuk jumlah pemasukan tertinggi pada tahun 2015 adalah pada bulan November Desember yang menyentuh anggka 20 ribu ton sedangkan kondisi terendah dapat kita

grafik bulan Februari dan Juli yang hanya mendekati anggka seribu ton kemudian untuk jumlah stok yang berhasil dikuasi pada tahun 2015 pencapaiaan tertinggi dapat kita lihat pada bulan Januari yang menyentuh angka 36 ribu ton sedangkan capaiaan terendah terdapat pada saat bulan September yang bergerak ke anggka 24 ribu ton kemudian untuk pengeluaran terbesar tahun 2015 terjadi pada bulan November yang berhasil menyentuh anggka 20 ribu ton sedangkan untuk pengeluaran terendah terjadi pada bulan Februari dan Juli yang mendekati angka 5 ribu ton kemudian stok akhir digudang pada tahun 2015 kondisi tertinggi digudang terjadi pada bulan Januari sebesar 27 ribu ton sedangkan kondisi terendah terjadi pada bulan Oktober dan November yang menyent

ton kemudian untuk stok diluar gudang kondisi tertinggi terjadi pada saat bulan November yang menyentuh angka 8 ribu ton sedangkan kondisi terendah terjadi pada bulan Mei yang menyentuh anggak seribu ton saja kemudian untuk stok divre kondisi tertinggi terjadi pada bulan Januari yang melewati anggka diatas 30 ribu ton sedangkan untuk kondisi terendah terjadi pada bulan November yang hanya menyentuh angka 12 ribu ton.

KESIMPULAN DAN SARAN

Pemesanan ekonomis yang sebaiknya diaplikasikan oleh Perum Bulog Sub Devisi Regional Aceh adalah dengan melakukan pemesanan sebesar 526,87 ton setiap kali pemesanannya dengan frekuensi pemesanan sebanyak 238 kali serta rata jumlah persediaan pengaman (safety stock)yang sebaiknya dimiliki oleh Perum Bulog Sub Devisi Regional Aceh adalah sebesar 31.496,16 ton juga Jumlah persediaan beras maksimum yang harus dimiliki oleh Perum Bulog Sub Devisi Regional Aceh adalah sebesar 32.023,03 ton kemudian analisi

optimal untuk pemesanan kembali (Reorder Point) adalah pada saat tingkat persediaan yang ada di gudang sebesar 41.841,96 ton serta metode strategi yang digunakan oleh Perum Bulog Sub Devisi Regional Aceh adalah metode strategi rst Out), dimana barang pertama masuk yang akan pertama keluar dan metode ini sangat cocok diterapkan dalam pengelolaan bahan pangan disebabkan bahan pagan cepat mengalami kerusakan dan kontaminasi jika terlalu

DAFTAR PUSTAKA

Manajemen Produksi dan Operasi. FEUI. Jakarta.

Analisis Persediaan Beras Di Perusahaan Umum Bulog Sub Regional Nusa Tenggara Timur.Universitas Udayana Bali.

Teori saluran Distribusi Perusahaan. Jakarta

Desember yang menyentuh angka 9 ribu ton sedangkan untuk jumlah pemasukan tertinggi pada tahun 2015 adalah pada bulan November Desember yang menyentuh anggka 20 ribu ton sedangkan kondisi terendah dapat kita lihat pada grafik bulan Februari dan Juli yang hanya mendekati anggka seribu ton kemudian untuk jumlah stok yang berhasil dikuasi pada tahun 2015 pencapaiaan tertinggi dapat kita lihat pada bulan Januari yang menyentuh angka 36 ribu ton sedangkan capaiaan terendah terdapat pada saat bulan September yang bergerak ke anggka 24 ribu ton kemudian untuk pengeluaran terbesar tahun 2015 terjadi pada bulan November yang berhasil menyentuh anggka 20 ribu ton sedangkan untuk a bulan Februari dan Juli yang mendekati angka 5 ribu ton kemudian stok akhir digudang pada tahun 2015 kondisi tertinggi digudang terjadi pada bulan Januari sebesar 27 ribu ton sedangkan kondisi terendah terjadi pada bulan Oktober dan November yang menyentuh angka 9 ribu ton kemudian untuk stok diluar gudang kondisi tertinggi terjadi pada saat bulan November yang menyentuh angka 8 ribu ton sedangkan kondisi terendah terjadi pada bulan Mei yang menyentuh anggak seribu ton saja kemudian untuk stok divre kondisi tertinggi terjadi pada bulan Januari yang melewati anggka diatas 30 ribu ton sedangkan untuk kondisi terendah terjadi pada bulan

Pemesanan ekonomis yang sebaiknya diaplikasikan oleh Perum Bulog Sub Devisi Regional Aceh adalah dengan melakukan pemesanan sebesar 526,87 ton setiap kali pemesanannya dengan frekuensi pemesanan sebanyak 238 kali serta yang sebaiknya dimiliki oleh Perum Bulog Sub Devisi Regional Aceh adalah sebesar 31.496,16 ton juga Jumlah persediaan beras maksimum yang harus dimiliki oleh Perum Bulog Sub Devisi Regional Aceh adalah sebesar 32.023,03 ton kemudian analisi untuk waktu optimal untuk pemesanan kembali (Reorder Point) adalah pada saat tingkat persediaan yang ada di gudang sebesar 41.841,96 ton serta metode strategi yang digunakan oleh Perum Bulog Sub Devisi Regional Aceh adalah metode strategi rst Out), dimana barang pertama masuk yang akan pertama keluar dan metode ini sangat cocok diterapkan dalam pengelolaan bahan pangan disebabkan bahan pagan cepat mengalami kerusakan dan kontaminasi jika terlalu

. FEUI. Jakarta.

erusahaan Umum Bulog Sub

(9)

Handoko, T. H. 2000.

BPFE (Badan Penerbit Fakultas Ekonomi). Yogyakarta.

IAKI. 2009. Pengertian dan Metodde Persediaan Barang dalam PSAK N0.14

Jakarta.

Indriantoro Dan Supomo. 2002. Jakarta.

Muhammad, 2104.Pengadaan Beras Aceh Lampui Target

Banda Aceh.

Soekartawi, 1995.Analisis Nelayan. Universitas Indonesia

Handoko, T. H. 2000.Manajemen Personalia dan Sumber Daya Manusia.

BPFE (Badan Penerbit Fakultas Ekonomi). Yogyakarta.

Pengertian dan Metodde Persediaan Barang dalam PSAK N0.14

Indriantoro Dan Supomo. 2002. Pengertian Data Pengolahan Data Skunder

Pengadaan Beras Aceh Lampui Target. Media Online Analisa.

Analisis Nelayan. Universitas Indonesia, Jakarta.

Manajemen Personalia dan Sumber Daya Manusia. Edisi2.

Pengertian dan Metodde Persediaan Barang dalam PSAK N0.14.

Pengolahan Data Skunder.

. Media Online Analisa.

Gambar

Grafik 2 diatas menunjukkan lebih jelas terkait persediaan dan distribusi beras pada Perum Bulog Divre Aceh tahun 2015, untuk stok awal digudang jelas terlihat terjadi pada bulan januari yang menyentuh anggka diatas 30 ribu ton sedangkan kondisi stok awal

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini berjudul Kesantunan dengan Daya Semiotika Bahasa Caleg Partai Golongan Karya di Labuhanbatu Utara. Penelitian ini berupa kajian sebagai

DEFINISI 33 : garis tinggi pada suatu segitiga adalah suatu segmen yang ditarik dari sembarang verteks ( titik sudut ), tegak lurus terhadap sisi dihadapannya (dapat

tindakan memotivasi karyawan mengubah suatu perilaku. 1) Disiplin kerja dipengaruhi oleh dapat dipengaruhi oleh semangat kerja karyawan, tingkat kompensasi yang diberikan, serta

Berdasarkan hasil penelitian pada tahun pertama ini dapat disimpulkan bahwa penambahan glutathione 1.5 mM pada medium maturation oocytes kerbau secara in vitro

Hasil pengujian sensor suhu dan tekanan dengan keluaran data ketinggian menunjukkan bahwa dalam uji statis terhadap titik referensi geodetik didapatkan nilai nilai

Kontrol Group Design dengan menggunakan desain pre-post test dalam dua kelompok. Populasi penelitian adalah semua pasien post SC di RSUD Dr. Moewardi dan sampel penelitian adalah

Berdasarkan uji Anova didapatkan hasil bahwa perbedaan perlakuan yang diberikan dalam pembuatan lulur tidak berpengaruh nyata terhadap penilaian panelis pada

Konsep rancangan didasarkan pada perinsip perinsip yang terdapat pada teori desain inklusif dimana output akhir dari pendekatan desain inklusif diharapkan dapat