• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. PT. Cahaya Bintang Medan adalah sebuah perusahaan swasta nasional yang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. PT. Cahaya Bintang Medan adalah sebuah perusahaan swasta nasional yang"

Copied!
31
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

2.1. Sejarah Perusahaan2

PT. Cahaya Bintang Medan adalah sebuah perusahaan swasta nasional yang bergerak di bidang mebel yang memproduksi perkakas kantor dan rumah tangga seperti meja tulis, lemari pakaian, meja belajar dan baby locker. Perusahaan memulai instalasi pada bulan Juni 2011. Bulan November 2011 mesin dan peralatan sudah dimasukkan dan dilakukan uji proses mesin tersebut. Produksi pertama dilakukan pada bulan Januari 2012 dengan produk awal adalah meja tulis sederhana dengan kode MTS 2015 yang memproduksi sebanyak 2000 pcs.Perusahaan kemudian menyusun struktur organisasi pada bulan yang sama dimana jabatan tertinggi adalah jabatan Direktur. Direktur membawahi General Manager (GM) dan setiap departemen produksi masing-masing dipimpin oleh seorang Kepala Bagian.

Bulan Februari 2012 dilakukan penambahan produksi dan penambahan jenis produk. Produk yang bertambah adalah lemari pakaian dan meja belajar. Akibat semakin banyak order, maka perusahaan juga melakukan penambahan karyawan secara langsung maupun dengan bantuan lembaga penyedia tenaga kerja (outsourching).

Penambahan produk semakin meningkat, hingga saat ini produk yang dihasilkan lebih bervariasi seperti : lemari pakaian 3 pintu, lemari pakaian 2 pintu,

      

(2)

meja belajar, dan baby locker. Pemasaran produk sudah mencakup beberapa kota untuk domestik seperti : kota Medan dan sekitarnya, Aceh, Pekanbaru dan Sibolga. Perusahaan juga membangun kerjasama yang baik dengan toko-toko mebel yang sudah menjadi langganannya dengan memberikan informasi mengenai produk dan melakukan bazar setiap tahun. Dalam bidang pengembangan usaha, perusahaan mendirikan lembaga pelatihan tenaga kerja yang saat ini masih berlokasi di area perusahaan juga.

2.2. Ruang Lingkup Bidang Usaha

PT. Cahaya Bintang Medan merupakan perusahaan yang bergerak di bidang manufacture mebel. Produk-produk yang dihasilkan berupa perkakas kantor dan rumah tangga, selain itu PT.Cahaya Bintang Medan juga menerima pesanan produk dari toko-toko yang berada di kawasan Sumatera Utara dan sekitarnya, Aceh, Sibolga dan Pekanbaru. Beberapa produk yang diproduksi oleh PT.Cahaya Bintang Medan adalah meja tulis sederhana, lemari pakaian 3 pintu, lemari pakaian 2 pintu, meja belajar, dan baby locker.

2.3. Lokasi Perusahaan

PT. Cahaya Bintang Medan berada di kota Medan, tepatnya berlokasi di Jln. Pertahanan No 111, Patumbak – Medan, Sumatera Utara.

(3)

2.4. Organisasi dan Manajemen 2.4.1. Struktur Organisasi

Struktur Organisasi PT.Cahaya Bintang Medan merupakan bentuk organisasi garis dan fungsional. Hal ini ditunjukkan dimana wewenang dari pimpinan dilimpahkan kepada unit-unit organisasi dibawahnya dalam bidang pekerjaan tertentu secara langsung. Bawahan hanya bertanggung jawab kepada seorang atasan.

Struktur Organisasi PT.Cahaya Bintang Medan digambarkan pada gambar 2.1:

Gambar 2.1. Struktur Organisasi PT.Cahaya Bintang Medan

Direktur Manajer  Produksi  Sekretaris  Kabag  Pengendalian  Mutu  Staff   Kabag Panel  Produksi  Kabag  Purchasing  Control  Kabag Material  Produksi  Kabag  Material  Warehouse 

Operator Staff  Operator  Staff 

Manajer  Keuangan  Manajer SDM  dan Umum  Manajer  Pemasaran 

(4)

2.4.2. Uraian Tugas dan Tanggung Jawab

PT.Cahaya Bintang Medan memiliki pembagian tugas dan wewenang pada masing-masing jabatan sebagai berikut :

1. Direktur

Direktur merupakan pimpinan tertinggi dalam perusahaan yang mempunyai perincian tugas sebagai berikut :

a. Bertugas memimpin karyawan dan perusahaan kearah kemajuan yang terarah

dan terpadu dengan mengantisipasi jauh kedepan tentang prospek perusahaan,

dan keadaan pasar.

b. Bertanggung jawab secara mutlak terhadap seluruh kegiatan operasional yang

dijalankan oleh perusahaan untuk mencapai internal control yang baik. c. Sebagai pimpinan tertinggi perusahaan yang membidangi pengembangan

perusahaan, pengadaan modal dan pengeluaran.

d. Memimpin, mendidik, mengarahkan, membina kerjasama, memberikan motivasi serta mengawasi kegiatan-kegiatan yang telah direalisasikan oleh perencanaan yang telah disetujui bersama.

e. Memberikan kekuasaan (mandat) kepada para manajer dan kepala bagian yang ditunjuk.

(5)

2. Manajer Produksi

Manajer Produksi merupakan pimpinan yang mengkoordinir dan mengawasi aktivitas produksi, yang mempunyai perincian tugas sebagai berikut : a. Memimpin bagian produksi dan menetapkan segala kebijakan dan

pengaturan perusahaan ke bagian produksi.

b. Merencanakan dan mengatur jadwal produksi untuk semua jenis produk agar persediaan dapat dikendalikan.

c. Merencanakan perawatan mesin-mesin yang sudah dijadwalkan sehingga tidak menghambat aktivitas produksi.

d. Menyusun laporan produksi secara berkala mengenai pemakaian bahan dan jumlah produksi serta laporan penanggungjawaban kepada direktur.

3. Manajer Keuangan

Manajer Keuangan bertugas dan bertanggung jawab pada masalah yang berhubungan dengan keuangan perusahaan, yang mempunyai perincian tugas sebagai berikut :

a. Menghitung dan membayar seluruh beban kewajiban perusahaan kepada pemerintah yaitu berupa pajak pendapatan dan penjualan.

b. Membantu direktur dalam merumuskan rencana anggaran perusahaan.

c. Bertanggung jawab atas dana dan dokumen-dokumen penting yang disimpan dalam kas perusahaan.

(6)

4. Manajer SDM dan Umum

Manajer SDM dan umum merupakan pemimpin yang menangani kegiatan perusahaan yang berhubungan dengan karyawan dan hubungan dengan instalasi-instalasi luar yang mempunyai perincian tugas sebagai berikut :

a. Merencanakan dan meneliti metode kerja dalam usaha meningkatkan produktivitas kerja.

b. Mengelola kegiatan pelatihan untuk peningkatan sumber daya manusia dari karyawan.

c. Mengawasi dan mengevaluasi kegiatan produksi untuk mengetahui kekurangan dan penyimpangan sehingga dapat dilakukan perbaikan.

d. Membuat laporan pertanggung jawaban kepada direktur mengenai tugasnya.

5. Manajer Pemasaran

Manajer Pemasaran bertugas untuk memimpin dan mengatur penanganan pemasaran dan distribusi produk kepada pelanggan/customer, yang mempunyai perincian tugas sebagai berikut :

a. Menganalisis pasar, mengatur strategi, mengamati persaingan dan mengatur distribusi produk

b. Menetapkansegalakebijakanperusahaan mengenai pemasaran produk. c. Memilikiwewenanguntukmenentukan keputusan penjualanan produk.

d. Memberikanmasukandan saran mengenai penjualanan untuksasaranjangkapendekdanjangkapanjang.

(7)

6. Sekretaris

Sekretaris bertugas membantu manajer produksi dalam penanganan tugasnya, yang mempunyai perincian tugas sebagai berikut :

a. Membantu manajer produksi dalam kegiatan penyusunan berkas/arsip perusahaan.

b. Membantu manajer produksi membuat laporan penjadwalan produksi. c. Membuat laporan pertanggung jawaban kepada manajer produksi secara

periodik.

7. Kepala Bagian Pengendalian Mutu

Kepala Bagian Pengendalian Mutu memimpin bagian penanganan Quality Control dan mengawasi mutu produk yang dihasilkan, mempunyai perincian tugas sebagai berikut :

a. Menghitung kerusakan komponen yang telah dibor dan dilaminasi.

b. Melaksanakan pengawasan terhadap mutu produk mulai dari bahan baku sampai menjadi produk jadi.

c. Menganalisa dan pengawasan produk jadi yang sudah ada di gudang, terutama dalam masalah pengeluaran stok.

d. Melaksanakan riset terhadap pengembangan mutu produk dan jenis produk.

(8)

8. Kepala Bagian Panel Produksi

Kabag Panel Produksi bertugas mengawasi langsung setiap kegiatan yang terjadi pada proses produksi, yang mempunyai perincian tugas sebagai berikut : a. Membantu manajer produksi dalam hal mengkoordinir jadwal produksi

dan pengawasan kegiatan proses produksi.

b. Bertanggung jawab terhadap kelancaran kegiatan produksi dan menjadi perantara komunikasi antara para pekerja/operator dengan manajer produksi.

c. Memiliki wewenang untuk mengatur para pekerja/operator dan ikut bekerjasama dalam kelangsungan proses produksi.

d. Memberikan laporan secara periodik kepada manajer produksi mengenai proses produksi yang berlangsung.

9. Kepala Bagian Purchasing Control

Kabag purchasing control memimpin bagian pembelian dan pengadaan bahan baku, yang mempunyai perincian tugas sebagai berikut :

a. Melaksanakan dan mengkoordinir seluruh pengolahan yang berhubungan dengan pembelian dan penyimpanan bahan baku.

b. Merancang dan merencanakan sistem pengadaan dan persediaan bahan. c. Mengutamakan kualitas bahan baku yang dibeli

d. Melakukan negosiasi dengan pemilik toko untuk menentukan kesepakatan pembayaran bahan baku dengan kontan atau kredit.

(9)

10. Kepala Bagian Material Produksi

Kepala Bagian Material Produksi membantu manajer produksi dalam hal pengecekan dan menyebaran material dan bahan baku, yang mempunyai perincian tugas sebagai berikut :

a. Mendistribusikan bahan baku dan material lain ke lantai produksi.

b. Menolak bahan baku dan material lain yang tidak sesuai dengan yang dibutuhkan.

c. Mengkoordinir penggunaan dan mengawasi aliran material selama proses produksi.

d. Membuat laporan secara periodik kepada manajer produksi.

11. Kepala Bagian Material Warehouse

Kepala bagian material warehouse adalah pemimpin bagian pergudangan, yang mempunyai perincian tugas sebagai berikut :

a. Melakukan prosedur pergudangan terhadap barang-barang dan material produksi.

b. Mengatur tata letak barang atau cadangan barang/produk yang siap dipasarkan.

c. Bertanggung jawab kepada manajer produksi jika terjadi kekurangan produk dan ketidakteraturan gudang.

(10)

12. Staff dan Operator

Staff dan operator bekerja secara langsung di lantai produksi sesuai dengan departemen masing-masing yang bertanggung jawab terhadap kelangsungan proses produksi secara langsung dan bekerja dengan pengawasan masing-masing kepala bagian.

2.4.3. Tenaga Kerja dan Jam Kerja Perusahaan 2.4.3.1. Jumlah Tenaga Kerja

PT.Cahaya bintang Medan memiliki 110 orang tenaga kerja, dengan perincian jumlah tenaga kerja dapat dilihat pada tabel 2.1

Tabel 2.1 Perincian Tenaga Kerja PT. Cahaya Bintang Medan

No Jabatan Jumlah/orang

1. Direktur 1

2. Manajer Produksi 1

3. Manajer Keuangan 1

4. Manajer SDM & Umum 1

5. Manajer Pemasaran 1

6. Sekretaris 1

7. Kepala Bagian Pengendalian Mutu 1

8. Kepala Bagian Panel Produksi 1

(11)

Tabel 2.1 Perincian Tenaga Kerja PT. Cahaya Bintang Medan (lanjutan)

No Jabatan Jumlah/orang

10 Kepala Bagian Material Produksi 1 11 Kepala Bagian Material Warehouse 1

12 Staff 32

13 Operator/karyawan produksi 67

Total 110

Sumber : PT.Cahaya Bintang Medan

2.4.3.2. Pembagian Shift Kerja

Pengaturan waktu kerja pada PT.Cahaya Bintang Medan dibagi menjadi 2 shift. Setiap karyawan memiliki jam kerja setiap hari adalah 8 jam atau 45 jam dalam seminggu, dengan hari kerja Senin sampai Sabtu, namun pada hari Sabtu jam kerjanya mulai pkl : 07.00 WIB sampai pkl : 12.00 WIB (hanya setengah hari saja). Perinciannya adalah sebagai berikut :

Senin – Kamis , Shift I: pkl 07.00 WIB – 12.00 WIB = waktu kerja pkl 12.00 WIB – 13.00 WIB = waktu istirahat pkl 13.00 WIB – 16.00 WIB = waktu kerja Shift II: pkl 16.00 WIB – 21.00 WIB = waktu kerja

pkl 21.00 WIB – 22.00 WIB = waktu istirahat

(12)

Jumat, Shift I: pkl 07.00 WIB – 12.00 WIB = waktu kerja pkl 12.00 WIB – 13.30 WIB = waktu istirahat pkl 13.30 WIB – 16.00 WIB = waktu kerja Shift II: pkl 16.00 WIB – 21.00 WIB = waktu kerja

pkl 21.00 WIB – 22.00 WIB = waktu istirahat

pkl 22.00 WIB – 01.00 WIB (besok harinya) = waktu kerja

Sabtu, Shift I: pkl 07.00 WIB – 12.00 WIB = waktu kerja Shift II : pkl 12.00 WIB – 17.00 WIB = waktu kerja

2.4.4. Sistem Pengupahan dan Fasilitas Yang Digunakan

Peningkatan produktivitas dapat dilakukan dengan meningkatkan kesejahteraan para karyawan. Hal terpenting dalam meningkatkan kesejahteraan karyawan adalah cukupnya biaya dalam memenuhi kebutuhan hidup karyawan yaitu dalam bentuk upah. Sistem pengupahan karyawan berupa balas jasa di PT. Cahaya Bintang Medan dibedakan atas :

- Upah/gaji bulanan diberikan kepada pegawai staff yang besarnya tetap setiap bulan pada bidangnya masing-masing.

- Upah/gaji harian diberikan kepada pegawai biasa berdasarkan hari kerjanya.

- Perusahaan juga memberikan uang keterampilan, uang transportasi, bonus prestasi dan Tunjangan Hari Raya (THR).

(13)

2.5. Proses Produksi 2.5.1. Bahan yang Digunakan 2.5.1.1.Bahan Baku

Bahan baku adalah bahan yang paling utama dalam proses produksi sampai menjadi produk jadi, biasanya memiliki persentase jumlah yang lebih besar dibandingkan dengan bahan-bahan lain yang membentuk produk. PT.Cahaya Bintang Medan menggunakan bahan baku sebagai berikut :

a. Particle Board

Particle board merupakan bahan baku yang terbuat dari serbuk kayu yang telah di press dengan berbentuk lembaran-lembaran yang memiliki ketebalan tertentu dan dipotong dengan berbagai jenis ukuran. PT.Cahaya Bintang Medan memiliki 3 ukuran particle board yang dijadikan bahan baku yaitu : 122 x 244 cm tebal 15 mm, 122 x 244 cm tebal 12 mm dan 122 x 244 cm tebal 3 mm.

Bahan baku particle boardyang dipakai PT.Cahaya Bintang Medan berasal dari PT.Canang yang berada di Belawan – Medan.

2.5.1.2. Bahan Tambahan

Bahan tambahan adalah bahan yang ditambahkan kedalam produk jadi berfungsi untuk meningkatkan mutu atau kualitas suatu produk. Bahan tambahan memiliki persentase jumlah yang lebih kecil dari bahan baku. PT.Cahaya Bintang Medan menggunakan bahan tambahan sebagai berikut :

(14)

Kertas laminasi digunakan untuk melapisi particle board yang polos sehingga particle board memiliki warna dan corak yang indah. Kertas laminasi juga menambah kehalusan dari particle board.

b. Lem

Lem merupakan bahan tambahan yang diperlukan untuk merekatkan kertas laminasi dengan particle board dalam proses laminating.

c. Paku

Paku adalah alat pengikat antara satu komponen dengan komponen lainnya sehingga dapat membentuk suatu kerangka fungsional. Proses perakitan pada saat di toko akan membutuhkan paku sebagai alat pengikat antar komponen particle board.

d. Sekrup

Sekrup adalah alat pengikat seperti paku yang berbentuk ulir pada batangnya. Sekrup berfungsi untuk membentuk ikatan yang lebih kuat pada particle board. Proses perakitan juga membutuhkan jenis sekrup ulir luar (jantan) dan ulir dalam (betina) yang disusun dalam satu unit.

e. Engsel pintu dan Engsel pen

Engsel pintu merupakan alat penyekat pintu agar mudah dibuka dan ditutup dengan bukaan yang baik. Engsel pintu digunakan untuk perakitan pintu lemari pakaian dan lemari hias, dengan bukaan pintu 90 derajat atau 175 derajat. Ada yang slow motion ditutup perlahan-lahan, ada pula yang sistem tekan. Selain engsel pintu, perakitan juga membutuhkan engsel pen yaitu

(15)

engsel yang dapat dipisahkan. Engsel pen dibutuhkan dalam perakitan khususnya untuk lemari dan baby locker.

f. Handle pintu

Handle pintu merupakan alat yang berfungsi sebagai tarikan pintu. Jenis handle pintu yang digunakan adalah jenis lebar memanjang untuk lemari pakaian dan lemari hias. Sementara untuk baby locker, lemari meja belajar dan box meja tulis sederhana menggunakan handle pintu jenis knob (bulat).

2.5.1.3. Bahan Penolong

Bahan Penolong adalah bahan yang ikut dalam proses produksi sampai produk akhir dan mempengaruhi kualitas produk baik secara langsung ataupun tidak langsung. PT.Cahaya Bintang Medan menggunakan bahan penolong sebagai berikut :

a. Dempul (wood filler)

Dempul (wood filler) berfungsi untuk mengisi pori-pori kayu. Pelarut untuk dempul ada dua macam yaitu air dan thinner. Pengisian dempul bisa mengurangi dalamnya pori-pori kayu sehingga permukaan kayu menjadi rata dan halus. Proses penggunaan dempul dilakukan pada tahap finishing.

b. Kertas karton lipat

Kertas karton lipat berfungsi sebagai alat kemas komponen particle board yang sudah selesai disusun pada tahap packing untuk dikirim kepada consumen.

(16)

2.5.2. Jumlah dan Spesifikasi Produk

PT.Cahaya Bintang Medan menghasilkan berbagai jenis produk diantaranya : meja tulis sederhana, rak serba guna, lemari pakaian 3 pintu, lemari pakaian 2 pintu, meja rias, meja belajar, dan baby locker. Adapun spesifikasi dari masing-masing produk adalah sebagai berikut :

1. Meja tulis sederhana

Meja tulis sederhana yang diproduksi memiliki warna corak laminasi beech. Ukuran meja tulis sederhana yaitu: PxLxT, 122x60x70 cm. Meja tulis sederhana tersebut memiliki 1 laci dan 1 box yang dilengkapi dengan kunci.

2. Lemari pakaian 3 pintu

Lemari pakaian 3 pintu yang diproduksi memiliki warna corak laminasi dark oak. Ukuran lemari pakaian 3 pintu yaitu: PxLxT, 110x40x180 cm. Lemari pakaian 3 pintu memiliki 3 ruang yang dibagi oleh 2 komponen penyekat. Bagian tengahnya memiliki 1 laci, bagian kanannya ditambahkan sepotong kayu yang dibentuk sedemikian rupa untuk dijadikan tempat hanger gantungan baju atau kemeja, dan bagian kirinya dibagi atas 4 box yang dipisahkan oleh 3 komponen penyekat sebagai tempat pakaian yang dilipat.

3. Lemari pakaian 2 pintu

Lemari pakaian 2 pintu yang diproduksi memiliki warna corak laminasi dark oak. Ukuran lemari pakaian 2 pintu yaitu : 75x40x180 cm. Lemari pakaian 2 pintu sebenarnya hampir sama bentuknya dengan lemari pakaian 3 pintu, yang membedakan hanya bagian tengah saja. Lemari pakaian 2 pintu tidak memiliki ruang bagian tengah. Hanya 2 ruang yang disekat oleh 1 penyekat saja. Ruang

(17)

bagian kanannya ditambahkan sepotong kayu yang dibentuk sedemikian rupa untuk dijadikan tempat hanger gantungan baju atau kemeja, dan bagian kirinya dibagi atas 4 box yang dipisahkan oleh 3 komponen penyekat sebagai tempat pakaian yang dilipat. Terdapat 1 laci di ruang bagian kiri.

4. Meja belajar

Meja belajar yang diproduksi memiliki 2 warna yaitu : biru dengan motif gambar kartun anak laki-laki (boys) dan merah muda dengan motif gambar kartun anak perempuan (girls). Ukuran meja belajar yaitu: 112x46x150 cm. Meja belajar sudah dilengkapi lemari buku di bagian samping, dan rak buku 2 tingkat dibagian atasnya.

5. Baby locker

Baby locker yang diproduksi memiliki bahan teakwood tebal 9 mm dengan warna menggunakan cat air. Memiliki 3 kotak/box dimana masing-masing kotak berukuran 30x30x30 cm.

2.5.3. Uraian Produksi

Proses produksi merupakan cara, metode dan teknik untuk menciptakan atau menambah kegunaan suatu produk dengan mengoptimalkan sumber daya produksi (tenaga kerja, mesin, material/bahan baku, modal dan informasi) yang ada.

Proses produksi yang diteliti adalah produk meja tulis sederhana. Secara garis besar proses produksi pembuatan meja tulis sederhana pada PT.Cahaya Bintang Medan adalah sebagai berikut :

(18)

1. Stasiun Laminating

Stasiun laminating merupakan stasiun awal proses berjalannya bahan baku. Pada stasiun ini terdapat mesin laminator untuk proses laminasi particle board. Adapun proses produksi pada stasiun laminasi yaitu sebagai berikut :

 Bahan baku particle board dengan ukuran 244x122 cm dengan tebal 15 mm diangkut dari gudang bahan baku menuju stasiun laminating menggunakan forklift. Sebelum dimasukkan ke dalam mesin laminator, particle board disusun terlebih dahulu diatas rel katrol.

 Particle board dimasukkan selembar demi selembar ke dalam mesin laminator secara manual oleh operator. Di dalam mesin laminator, particle board mengalami proses pengeleman secara merata di atas permukaannya. Particle board yang sudah terkena lem diteruskan ke bagian pengeringan dengan suhu yang sudah ditentukan yaitu 60° C, tujuannya agar permukaan particle board tidak terlalu basah oleh lem. Selanjutnya particle board diteruskan ke bagian roll laminasi untuk dilakukan proses laminasi.

 Setelah keluar dari mesin laminator, dipotong kertas laminasi yang masih tersisa pada pinggiran particle board menggunakan pisau cutter secara manual oleh operator agar lebih rapi.

 Particle board yang sudah rapi disusun di atas papan pengumpul secara manual oleh operator untuk diangkut forklift ke stasiun berikutnya yaitu stasiun pemotongan/cutting.

(19)

Proses laminating dapat dilihat pada gambar 2.2.

Gambar 2.2. Proses laminating 2. Stasiun Pemotongan/Cutting

Stasiun pemotongan/cutting merupakan stasiun ke-2 setelah stasiun laminating. Pada stasiun ini terdapat mesin cutter untuk memotong particle board dengan ukuran tertentu menjadi bentuk komponen. Adapun proses produksi pada stasiun cutting yaitu sebagai berikut:

 Particle board yang sudah masuk ke stasiun cutting diletakkan di atas papan pengumpul menggunakan forklift sebelum dimasukkan ke dalam mesin cutting.

 Monitor sebagai alat ukur pemotongan particle board distel oleh operator agar disesuaikan dengan ukuran yang diinginkan.

 Particle board dimasukkan selembar demi selembar ke dalam mesin cutting secara manual oleh operator.

 Hasil pemotongan berupa komponen-komponen yang lebih kecil dikeluarkan oleh operator dan disusun di atas meja mesin sedemikian rupa. Kemudian diangkat dan disusun secara manual oleh operator di atas papan

(20)

pengumpul untuk dilanjutkan ke stasiun berikutnya. Khusus untuk komponen L2 (samping laci) ke stasiun moulding terlebih dahulu dan sisanya langsung ke stasiun edge banding dengan menggunakan forklift.

Proses cutting dapat dilihat pada gambar 2.3.

Gambar 2.3. Proses Cutting

Adapun berbagai ukuran komponen yang ditetapkan untuk pembuatan meja tulis sederhana dapat dilihat pada tabel 2.2

Tabel 2.2. Ukuran Komponen Meja Tulis Sederhana

No Komponen Kode Ukuran (mm) Jumlah

1. Komponen alas box NO1 15x294x335 1 2. Komponen samping box NO2 15x295x394 1

3. Komponen depan NO3 15x395x1050 1

4. Komponen pintu NO4 15x264x330 1

5. Komponen palang laci NO5 15x70x335 1 6. Komponen samping NO6 A/B 15x445x705 2 7. Komponen daun meja NO7 15x595x1200 1 8. Komponen ambang laci L1 15x90x330 1 9. Komponen samping laci L2 A/B 15x80x275 2 10. Komponen belakang laci L3 15x80x294 1 11. Komponen alas laci L4 15x270x304 1

(21)

3. Stasiun Moulding

Stasiun moulding merupakan stasiun ke-3 setelah stasiun cutting. Pada stasiun ini terdapat mesin moulder tetapi tidak semua komponen diproses, hanya komponen samping laci (L2A dan L2B) saja. Adapun proses produksi pada stasiun moulding yaitu sebagai berikut:

 Komponen L2 yang sudah masuk ke stasiun moulding diletakkan di atas papan pengumpul menggunakan forklift sebelum masuk ke dalam mesin moulder.

 Komponen L2 dimasukkan ke dalam mesin moulder satu persatu secara manual oleh operator.

 Komponen L2 yang keluar dari mesin moulder disusun rapi di atas papan pengumpul secara manual oleh operator untuk diangkut forklift ke stasiun edge banding.

Proses moulding dapat dilihat pada gambar 2.4.

Gambar 2.4. Proses moulding 4. Stasiun Edge Banding

Stasiun edge banding merupakan stasiun ke-3 setelah stasiun cutting kecuali untuk komponen samping laci (L2A dan L2B) merupakan stasiun ke-4

(22)

setelah stasiun moulding. Pada stasiun ini terdapat mesin edge banding. Adapun proses produksi pada stasiun edge banding yaitu sebagai berikut:

 Semua komponen yang sudah masuk ke stasiun edge banding diletakkan di atas papan pengumpul menggunakan forklift sebelum masuk ke dalam mesin edge banding.

 Komponen dimasukkan satu persatu ke dalam mesin edge banding secara manual oleh operator. Di dalam mesin, hanya bagian tepi komponen saja yang terlapisi oleh pita.

 Komponen yang sudah keluar dari mesin edge banding di periksa oleh operator dan dikikis bagian pita yang tersisa secara manual dengan pisau cutter agar lebih rapi.

 Komponen yang sudah rapi disusun diatas papan pengumpul secara manual

oleh operator agar diangkut ke stasiun pengeboran/boring dengan menggunakan forklift.

Proses edge banding dapat dilihat pada gambar 2.5.

(23)

5. Stasiun Pengeboran/boring

Stasiun pengeboran/boring merupakan stasiun ke-5 setelah stasiun edge banding. Pada stasiun ini terdapat mesin bor. Adapun proses produksi pada stasiun boring yaitu sebagai berikut:

 Semua komponen yang sudah masuk ke stasiun boring diletakkan di atas papan pengumpul menggunakan forklift sebelum masuk ke dalam mesin bor.

 Komponen dimasukkan satu persatu kedalam mesin bor secara manual oleh operator. Di dalam mesin bor komponen dibor pada bagian yang sudah ditentukan.

 Komponen yang sudah dibor keluar dari mesin bor dan disusun secara manual di atas papan pengumpul.

 Komponen yang sudah rapi disusun oleh operator diangkut ke stasiun berikutnya yaitu ke stasiun finishing menggunakan forklift.

Proses boring dapat dilihat pada gambar 2.6.

(24)

Gambar contoh sampel meja tulis sederhana dapat dilihat pada gambar 2.7

Gambar 2.7. Meja Tulis Sederhana

6. Stasiun Finishing

Stasiun Finishing merupakan stasiun ke-6 setelah stasiun boring. Pada stasiun ini, dilakukan pengecekan kembali kondisi komponen apakah ada goresan saat proses produksi berlangsung. Adapun proses produksi pada stasiun finishing yaitu sebagai berikut:

 Semua komponen yang sudah masuk ke stasiun finishing diletakkan di atas papan pengumpul menggunakan forklift sebelum dicek oleh operator.  Komponen yang ternyata mengalami goresan didempul oleh operator dan

di bersihkan dari debu dengan menggunakan kain lap bersih.

 Komponen yang sudah bersih disusun diatas papan pengumpul secara manual oleh operator agar diangkut ke stasiun packing dengan menggunakan forklift.

(25)

Proses finishing dapat dilihat pada gambar 2.8.

Gambar 2.8. Proses finishing 7. Stasiun Packing

Stasiun packing merupakan stasiun terakhir. Pada stasiun ini terdapat alat roll aliran bahan yang berfungsi untuk menjalankan komponen saat dikemas. Adapun proses produksi pada stasiun packing yaitu sebagai berikut:

 Semua komponen yang sudah masuk ke stasiun packing diletakkan di atas beberapa papan pengumpul menggunakan forklift.

 Disusun sedemikian rupa kertas karton lipat dalam keadaan terbuka diatas meja roll aliran packing untuk dijadikan sebagai kemasan komponen. Bagian luar kertas karton lipat sudah tertera merk, nama produk, tipe produk, tanggal pembuatan, quantity dan label perusahaan.

 Seiring berjalannya kemasan, pada saat itu juga masing-masing komponen pembentuk meja tulis sederhana dan aksesoris pendukung dimasukkan lalu disusun oleh operator secara manual.

 Kemasan yang sudah dipenuhi oleh semua komponen pembentuk dan aksesoris kemudian di lakband secara manual oleh operator.

(26)

 Produk yang sudah dikemas, selanjutnya disusun diatas papan pengumpul untuk diangkut ke gudang produk jadi menggunakan forklift sebelum dipasarkan.

Proses packing dapat dilihat pada gambar 2.9.

Gambar 2.9. Proses packing

2.5.4. Mesin dan Peralatan

PT.Cahaya Bintang Medan menggunakan beberapa mesin dan peralatan dalam proses produksi. Adapun mesin yang digunakan perinciannya sebagai berikut :

1. Mesin Laminator

Mesin laminator merupakan mesin yang memiliki papan putar yang berfungsi untuk menjalankan particle board secara otomatis agar masuk ke mesin laminator. Adapun spesifikasi mesin laminating sebagai berikut :

 Fungsi : melakukan proses laminasi particle board  Dimensi : (PxLxT)17 x 1,7 x 2 m dan terbuat dari baja.  Power : 380V/ 3PH

(27)

2. Mesin cutter running saw/pemotong

Mesin cutter running sawmerupakan mesin pemotong particle board secara otomatis dan dilengkapi dengan monitor pengukur untuk mengatur ukuran potong particle board yang diinginkan. Adapun spesifikasi mesin cutter running saw/pemotong sebagai berikut :

 Fungsi : sebagai mesin pemotong particle board agar menjadi bentuk komponen-komponen

 Dimensi : (PxLxT): 500 x 75 x 150 cm.  Diameter sharp/pisau potong : 245 mm

 Kecepatan potong: 150 mm/s dengan ketebalan: 0-25 mm  Kekuatan mesin 380V/ 50Hz

3. Mesin Spindle Moulder

Mesin spindle moulder biasanya digunakan untuk komponen samping laci (L2A dan L2B). Adapun spesifikasi spindle moulder sebagai berikut :

 Fungsi : Sebagai mesin ketam untuk mencetak komponen dengan bentuk yang diinginkan.

 Diameter spindler :40 mm

 Dimensi mesin : (PxLxT): 430x40x100 cm.  Kekuatan mesin 400V, 50Hz.

 Lebar bahan yang dapat diproses: 25-240 mm dengan ketebalan bahan: 6-200 mm.

(28)

Mesin edge banding straight ima merupakan mesin pelapis komponen. Adapun spesifikasi edge banding straight ima sebagai berikut :

 Fungsi : Melapisi tepi komponen dengan edge banding/ pita tepi.  Panjang maksimal band/pita: 4m, disesuaikan dan lebar 3-5 cm.  Dimensi mesin : (PxLxT): 520x80x140 cm

 Berat mesin : 2000 kg  Power : 3kw

5. Mesin Multi Bor Yuzun

Mesin multi bor yuzun merupakan mesin bor vertikal dan horizontal. Adapun spesifikasi multi bor yuzun sebagai berikut :

 Fungsi : sebagai mesin bor untuk melubangi komponen agar nantinya dapat dirakit menggunakan sekrup.

 Jenis pisau end milling : mata bor frais yang terbuat dari bahan baja super tinggi (HSS) yang memiliki satu atau lebih alur/flute.

 Kekuatan (power) mesin : 600 volts/2Hp.  Dimensi mesin : (PxLxT): 310 x 150 x 250 cm. 6. Mesin Blower

Mesin blower merupakan mesin penghisap debu pada saat dilakukan cutting, boring dan moulding. Adapun spesifikasi mesin blower sebagai berikut :

 Fungsi : sebagai mesin penghisap debu. Mesin ini memiliki pipa besar yang terhubung pada mesin cutting, boring dan moulding yang berfungsi untuk menghisap debu particle board lalu debu tersebut diteruskan melalui pipa ke tangki pengumpul debu.

(29)

 Panjang pipa sekitar 15 m

 Tinggi tangki pengumpul debu: 40 m

Adapun peralatan yang digunakan perinciannya sebagai berikut : 1. Papan katrol

Adapun spesifikasi papan katrol sebagai berikut:

 Fungsi : menaikkan dan menurunkan lembaran particle board yang disusun sebelum masuk ke mesin laminator agar memudahkan operator untuk memindahkan satu persatu ke mesin laminator.

 Panjang : 3 m, lebar : 1 m 2. Roll Pack

Adapun spesifikasi Roll Pack sebagai berikut:

 Fungsi : sebagai meja packing dan memiliki putaran besi yang dapat mengalirkan atau menjalankan kemasan produk berupa kertas karton lipat dari pangkal meja sampai ke ujung meja.

 Dimensi : (PxLxT) 20x1x0,5 m terbuat dari besi.

3. Obeng

Obeng berfungsi sebagai alatyang digunakan untuk memutar sekrup agar masuk ke lubang komponen.

4. Meteran

Meteran berfungsi sebagai alat ukur manual yang digunakan untuk mengukur kembali komponen-komponen yang sudah dipotong.

(30)

Kereta dorong berfungsi untuk memudahkan pemindahan barang dari satu tempat ke tempat lain di dalam pabrik dan dilakukan secara manual oleh operator. 6. Forklift

Forklift merupakan alat angkutan/kendaraan berupa mobil pengangkut barang yang dapat memindahkan barang dari satu gudang ke gudang lain atau dari satu tempat ke tempat lain.

7. Papan pengumpul

Papan pengumpul merupakan alat tempat dimana komponen particle board disusun dan dikumpulkan setelah selesai dari proses pada tiap-tiap stasiun.

(31)

Adapun bill of material meja tulis sederhana dapat dilihat pada gambar 2.10

Gambar 2.10.Bill Of Materials Meja Tulis Sederhana

  Daun Meja  (1)  A‐1  Samping Meja  (2)  A‐2  Depan Meja  (1)  A‐3 Pintu Box  (1)  B‐1  Samping Box  (2)  B‐2 Alas Box  (1)  B‐3 Palang Laci  (1)  B‐4  Alas Laci  (1)  C‐1  Belakang Laci  (1)  C‐2 Samping Laci  (2)  C‐3 Ambang Laci  (1)  C‐4 Meja tulis  sederhana 

Gambar

Gambar 2.1. Struktur Organisasi PT.Cahaya Bintang Medan DirekturManajer Produksi Sekretaris Kabag Pengendalian Mutu Staff  Kabag Panel Produksi Kabag Purchasing Control  Kabag Material Produksi  Kabag  Material  Warehouse 
Tabel 2.1 Perincian Tenaga Kerja PT. Cahaya Bintang Medan
Tabel 2.1 Perincian Tenaga Kerja PT. Cahaya Bintang Medan (lanjutan)
Gambar 2.2. Proses laminating  2. Stasiun  Pemotongan/Cutting
+7

Referensi

Dokumen terkait

Dibandingkan dengan stasiun televisi lain yang lebih banyak berkonsep hiburan, Metro TV sendiri sudah menjadi stasiun televisi berita 24 jam pertama di Indonesia..

Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) adalah suatu stasiun pembangkit tenaga, dimana sebagai penggerak mula adalah sebuah mesin diesel yang mendapat energi dari bahan bakar

Proses produksi untuk ketiga jenis produk ini pada tahapan proses penguraian dan proses penjemuran melalui stasiun kerja yang sama namun setelah proses penjemuran bahan

Dari pemilihan kelompok konsumen tersebut, ANTV memilih untuk menjadi salah satu stasiun televisi swasta yang berkomitmen untuk berfokus pada tayangan hiburan, khususnya

Aluminium cair dari tungku reduksi diangkut ke Bagian Penuangan dan setelah dimurnikan lebih lanjut dalam dapur-dapur penampung, dibentuk menjadi Aluminium batangan

Paku yang terbentuk ditampung dalam kotak aluminium untuk dibawa ke stasiun kerja berikut untuk proses selanjutnya.. Pada nails making machine atau mesin pembuat terdapat

Nira kental yang berasal dari masakan dialirkan ke stasiun pemutaran dan diputar untuk mendapatkan kristal gula, dimana pada putaran ini juga terdapat saringan yang memisahkan

Tujuan dari stasiun pemasakan adalah untuk mempermudah pemisahan Kristal gula dengan kotorannya dalam pemutaran sehingga diperoleh hasil yang memiliki kemurnian yang tinggi