• Tidak ada hasil yang ditemukan

Semiloka Nasional Prospek Industri Sapi Perah Menuju Perdagangan Bebas - 00 negeri adalah keterbatasan jumlah sapi perah yang ada, serta produksi susu

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Semiloka Nasional Prospek Industri Sapi Perah Menuju Perdagangan Bebas - 00 negeri adalah keterbatasan jumlah sapi perah yang ada, serta produksi susu"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

AKSELERASI PENCIPTAAN SAM PERAH PRODUKSI

TINGGI MELALUI BIOTEKNOLOGI TRANSFER EMBRIO

(Acceleration on Establishment of High Quality Dairy Cattle through

Embryo Transfer Biotechnology)

M IDASWAR'danGUNAWAN2 'Balai Embrio Ternak, Cipelang, Bogor 2Direktorat Perbibitan Di jen Peternakan

ABSTRACT

Domestic milk production has only net 30% of the national demand while the rest of 70% has to be imported . Shortage of milk production due to lack on number of dairy cows and low productivity per animal. One of the problem solving is a need to revitalize dairy cattle through increasing number of dairy cattle and enhancing its average production per animal . Application of reproduction biotechnology, in this case embryo transfer (ET) could be one of the option to establish the high quality dairy cattle in a short time . Consider that impact of ET which is very promising, ET implementation in a large scale need to be conducted and prioritized by breeding industry, goverment, advanced group of farmers and cooperatives . The implementation of ET for dairy cattle in Indonesia has been done by the Livestock Embryo Institute of Cipelang, Bogor . For this time being, there are 374 animals of ET that has distributed in some regions, consisted of 171 males and 203 females. The result has been used and gives significant impact for dairy cattle business in Indonesia. The bulls has been used at Artificial Insemination (AI) Center of Singosari and Lembang, as well as AI institute at the provincial level (North Sumatera, Ungaran, Airlangga University, Pengalengan Cooperation Unit, AI-Zaytun) . The female cows has been used as donors that has already yield 399 embryos along with high milk production .

Keywords : Embryo transfer, dairy cattle

ABSTRAK

Produksi susu dalam negeri hanya mencukupi 30% dari kebutuhan sehingga 70% harus diimpor. Faktor penyebab kurangnya produksi susu adalah keterbatasan jumlah sapi perah serta rendahnya produksi susu per ekor. Salah satu solusi permasalahan ini, perlu segera dilakukan revitalisasi sapi perah, antara lain dengan peningkatan jumlah sapi perah dan peningkatan rata-rata produksi per ekor. Penerapan bioteknologi reproduksi, dalam hal ini transfer embrio (TE) sebagai solusi akselerasi penciptaan bibit unggul dalam waktu singkat, dapat menjadi pilihan . Mengingat dampak penerapan TE demikian menjanjikan dalam percepatan peningkatan produksi susu dalam negeri, maka implementasi TE secara besar-besaran pada peternakan sapi perah terutama perusahaan petemakan skala besar, pembibit pemerintah, kelompok ternak maju dan koperasi petemak perlu segera dilakukan dan mendapatkan prioritas. Implementasi TE pada sapi perah di Indonesia dilakukan oleh Balai Embrio Ternak Cipelang, sampai saat ini telah menghasilkan 374 ekor sapi perah hasil TE yang tersebar di beberapa lokasi . Dari jumlah tersebut, terdapat 171 ekor jantan dan 203 ekor betina. Hasil TE iri baik jantan maupun betina sebagian telah dimanfaatkan dan memberikan dampak yang cukup besar bagi usaha petemakan sapi perah di Indonesia . Pejantan digunakan pada Balai Inseminasi Buatan Pusat (BBIB Singosari dan BIB Lembang) maupun BIB Daerah ( Sumatera Utara, Ungaran, Universitas Airlangga, KPBS Pengalengan, Al-Zaytun) . Sedangkan betina telah digunakan sebagai donor yang menghasilkan 399 embrio dan juga sebagai penghasil susu dengan produksi yang tinggi.

Kata kunci : Transfer embrio, sapi perah

LATAR BELAKANG hanya mencukupi sekitar 30% dari kebutuhan

(2)

negeri adalah keterbatasan jumlah sapi perah yang ada, serta produksi susu perekor yang masih rendah yaitu rata-rata 12,3 liter/hari . Pertumbuhan penduduk akan meningkatkan permintaan susu, jika tidak diimbangi dengan pertumbuhan produksi susu berakibat Indonesia semakin tergantung pada impor . Kondisi ini dapat merupakan ancaman bagi kualitas sumberdaya manusia karena ketidak-mampuan mengkonsumsi susu pada masa pertumbuhan sampai dewasa .

Salah satu jalan keluar dari permasalahanya ini adalah perlu segera dilakukan reformasi peternakan sapi perah, antara lain dengan peningkatan jumlah sapi perah dan peningkatan rata-rata produksi perekor . Karena itu penerapan bioteknologi reproduksi, dalam hal ini transfer embrio sebagai solusi penciptaan bibit unggul dalam waktu singkat, sudah menjadi keharusan . Melalui TE yang terprogram, sapi perah produksi rendah yang ada saat ini dapat segera diganti menjadi sapi dengan produksi tinggi dalam waktu 2-4 tahun, yang jika dilakukan dengan inseminasi buatan (IB) membutuhkan waktu 12-15 tahun. Selain itu, anak jantan hasil TE dengan harga jual menjanjikan, dipersiapkan sebagai calon pejantan untuk replacement bull di Balai Inseminasi Buatan (BIB).

Mengingat dampak penerapan TE demikian nyata dalam percepatan peningkatan produksi susu dalam negeri, maka implementasi TE secara besar-besaran pada peternakan sapi perah terutama perusahaan petemakan skala besar, pembibit pemerintah, kelompok temak maju dan koperasi peternak harus mendapatkan prioritas dan dukungan semua pihak (pemerintah, swasta) .

Terobosan ini perlu dilakukan agar produksi susu dalam negeri dapat menekan ketergantungan pada impor yang cenderung meningkat sejalan laju pertambahan penduduk . Aplikasi TE di Indonesia dilakukan Balai Embrio Ternak Cipelang Bogor, UPT Perbibitan dibawah Direktorat Jenderal Peternakan Departemen Pertanian sejak tahun 1994 sampai sekarang . Hasil TE berpotensi mengurangi impor bibit terutama pejantan (bul) untuk Balai Inseminasi Buatan (BIB) baik Pusat maupun Daerah.

Semiloka Nasional Prospek Industri Sapi Perah Menuju Perdagangan Bebas - 2020

DAERAH APLIKASI DAN SAPI PERAH HASIL TE

Aplikasi TE pada sapi perah dilakukan pada perusahaan peternakan, koperasi peternak sapi perah, pusat pembibitan pemerintah baik Pusat maupun Daerah yang terdapat di wilayah Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Sumatera Barat, Sumatera Utara, Nusa Tenggara Barat, dan Kalimantan Timur. Konsentrasi kegiatan TE terbanyak dilakukan pada sapi perah koperasi petemak di Jawa Barat (KPBS Pangalengan, Koperasi Bayongbong dan Cisurupan Garut, Koperasi Tandangsari Sumedang, KPS Bogor ) .

Gambaran pelaksanaan TE dan tingkat kebuntingan serta kelahiran anak TE pada sapi perah sejak tahun 1994 terlihat pada Tabel 1 . Jika melihat tingkat kebuntingan (CR), sekilas terkesan rendah (22,39%), namun angka tersebut mendekati keberhasilan TE di Jepang berkisar 40-50%. Apalagi bila dipandang dari sisi manfaat TE, yang langsung dihasilkan bibit mumi (100%).

Jumlah anak hasil TE path sapi perah yang dihasilkan sebanyak 374 ekor, yang terdiri dari 171 ekor jantan dan 203 ekor betina . Jantan hasil TE sebagian besar telah digunakan untuk produksi semen beku pada BIB Pusat (BBIB Singosari dan BIB Lembang) maupun Daerah . Betina hasil TE sebagian telah digunakan sebagai donor untuk produksi embrio, atau untuk tujuan produksi dengan hasil cukup tinggi.

Berdasarkan Tabel 2 terlihat bahwa keberadaan anak hasil TE sebagian besar terdapat di Jawa Barat dan Jawa Tengah

Keberadaan anah hasil TE ini selalu dimonitor dan dilakukan sertifikasi oleh BET Cipelang.

PEMANFAATAN SAN PERAH HASIL TE (JANTAN-BETINA)

Tranfer embrio merupakan salah satu cara untuk menciptakan sapi perah produksi tinggi dengan cepat, karena itu aplikasi TE harus merupakan bagian dalam program pembentukan bibit.

(3)

30 liter 30 liter

Keturunan jantan perah hasil TE telah banyak digunakan sebagai bull di BIB Pusat maupun Daerah untuk produksi semen beku dan semen cair . Dari data pada Tabel 3 terlihat bahwa terdapat 21 ekor pejantan perah yang telah menghasilkan 620 .106 dosis semen beku dan 563 dosis semen cair. Keberadaan pejantan di daerah (BIB Daerah) jika dibandingkan dengan di BIB Pusat terlihat

DONOR

30 liter 30 liter 30 liter

Gambar 1 . Peran teknologi tranfer embrio dalam akselerasi penciptaan sapi perah produksi tinggi Keterangan : Dari satu ekor donor FH produksi tinggi (30 liter/hari) di produksi beberapa embrio, kemudian

embrio ditransferkan ke beberapa resipien dengan produksi 15 liter. Setelah kebuntingan 9 bulan dilahirkan anak-anak yang memiliki potensi produksi susu (30 liter) seperti induk donor

yang dapat dilakukan untuk memaksimalkan-nya adalah dengan meningkatkan frekuensi penampungan semen. Namun jika BIBD belum siap secara teknis maka pejantan tersebut dapat dititipkan ke BIB Pusat sehingga akan maksimal hasilnya.

Semen hasil produksi pejantan ini juga telah didistribusikan ke peternak di daerah dalam wilayah Indonesia. Hasil-hasil TE ini

(4)

Demikian juga sapi betina hasil TE telah banyak dihasilkan clan dimanfaatkan . Pada Tabel 4 terlihat bahwa jumlah embrio yang dihasilkan dari anak-anak betina hasil TE yang dijadikan donor untuk produksi embrio (redonor) . Hal ini turut membantu penyediaan bibit sapi perah dalam negeri . Kontribusinya akan berdampak lebih besar dalam peningkatan

SemilokaNasionalProspek Industri Sapi PerahMenujuPerdagangan Bebas - 2020

Tabel 1 . Hasil kegiatan Balai Embrio Ternak Cipelang Tahun1994 s/dMaret2008

Tabel 2. Sapi perah FH hasil TEdilokasi aplikasi dari tahun 1994s/d2007

produksi susu Nasional apabila aplikasi TE dilakukan secara luas . Pelaksanaan TE dalam skala besar dalam upaya membangkitkan industri persusuan dalam negeri harus dilkukan oleh semua stakeholder, tidak saja oleh pemerintah tetapi juga swasta (perusahaan peternakan) .

1 6 5 Sapi perah

No Tahun Realisasi Realisasi Realis Realis Prosent Kelahiran

Prouksi Distribusi TE PKB Bunting (%) Jantan Betina Jumlah 1 1994 238 194 194 194 34 17.53 9 15 24 2 1995 508 185 185 185 54 29 .19 18 27 45 3 1996 519 220 220 220 57 25 .91 22 17 39 4 1997 288 554 554 554 111 20.04 24 30 54 5 1998 170 232 232 232 41 17.67 8 12 20 6 1999 300 367 367 367 66 17 .98 18 14 32 7 2000 299 145 145 145 34 23 .45 9 11 20 8 2001 114 267 267 267 61 22 .85 21 15 36 9 2002 107 97 97 97 25 25 .77 9 8 17 10 2003 154 108 82 82 32 39 .02 13 17 30 11 2004 178 206 99 99 29 29 .29 10 14 24 12 2005 96 122 131 130 36 27 .48 4 13 17 13 2006 105 88 65 47 18 27 .69 6 9 15 14 2007 158 55 60 28 6 10 .00 1 1 Jumlah 3,234 2,840 2,698 2,647 604 22 .39 171 203 374

No Lokasi Jantan Betina Jumlah

1 2 3 4 5 6 7 8 9 Jawa Barat Jawa Tengah Jawa Timur Sumatera Barat Jambi Sumatera Utara NTB Kaliman Timur Beberapa lokasi 122 25 8 3 0 1 1 2 9 130 38 10 2 2 0 1 1 19 252 63 18 5 2 1 2 3 28 Jumlah 171 203 374

(5)

Tabel 3 . Produksi semen beku/cair dari pejantan hasil TE s/d Maret 2008

Tabel 4 . Produksi embrio dari anak betina hasil TE s/d Maret 2008

Produksi semen

No Nama Bangsa Lokasi Semen beku Semen cair Total

I 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 Mindi/30184 Bayu/30285 Bromo/39562 A2 alea/39563 Kupa/39766 Pakis/39765 Kemang/39766 Astor/FH Evita Gusagor/FH Demi Junior I/FH Demi Junior II/FH Agatis Al-Madrid Joko Tingkir Palgunadi Joko Tole Kolopeking Jayeng Rono Branjang Kawat Kasmirin Memorandum FH FH FH FH FH FH FH FH FH FH FH FH FH FH FH FH FH FH FH FH FH BIB Lembang BIB Lembang BIB Lembang BIB Lembang BIB Lembang BIB Lembang BIB Lembang BBIB Singosari BIBD Ungaran UNAIR Surabaya UNAIR Surabaya Mahad Al-Zaytun Mahad AI-Zaytun Mahad AI-Zaytun Mahad Al-Zaytun Mahad Al-Zaytun Mahad AI-Zaytun Mahad Al-Zaytun Mahad Al-Zaytun Mahad Al-Zaytun Disnak Provinsi Sumatera Utara 58,683 70,173 110,060 87,144 25,968 42,143 52,826 103,212 1,163 28,184 14,039 3,475 2,162 835 1,583 226 913 1,031 394 126 15,765 150 173 152 88 58,683 70,173 110,060 87,144 25,968 42,143 52,826 103,212 1,163 28,184 14,039 3,625 ,335 35 ,735 26 13 ,119 94 26 5,765 Total produksi 620 .106 563 620.669

No Nama/kode hasil TE Bangsa Lokasi Jumlah embrio

I A0014 FH BET Cipelang 3

2 WIT FH BET Cipelang 48

3 OOI IT FH BET Cipelang 27

4 0040T FH BET Cipelang 61

5 0074T FH BET Cipelang 9

6 0068T FH BET Cipelang 18

7 A.0010 FH BET Cipelang 2

8 A.001 I FH BET Cipelang 32

9 0049T FH BET Cipelang 3 10 0053T FH BET Cipelang 47 11 0041T FH BET Cipelang 2 12 0096T FH BET Cipelang 22 13 0159T FH BET Cipelang 13 15 01 12T FH BET Cipelang 42 16 0014T FH BET Cipelang 1 17 0202T FH BET Cipelang 11 18 0237T FH BET Cipelang 7 19 0113T FH BET Cipelang 2 20 0204T FH BET Cipelang 5 21 031ST FH BET Cipelang 13 23 0277T FH BET Cipelang 3 24 30238T FH BET Cipelang 8 26 0235T FH Al-zaytun 6 27 0364T LIM Situbondo 3

(6)

Betina hasil TE yang telah produksi susu (rata-rata 26 liter/had)

Penyediaan pejantan dan sapi perah betina produksi tinggi

Sejauh ini pemanfaatan Bibit Hasil TE dalam peningkatan produksi susu dan produksi semen beku antara lain :

• Di KPBS Pangalengan : 2 ekor pejantan hasil TE dijadikan penghasil semen cair untuk wilayah KPBS dan sekitarnya dengan kemampuan produksi cukup tinggi . Selain itu beberapa betina hasil TE yang sudah berproduksi mempunyai

Semiloka Nasional Prospek Industri Sapi Perah Menuju Perdagangan Bebas -2020

Cisurupan Garut " produksi susu sapi perah hasil TE pada laktasi ke-2 rata-rata 20-26 liter/hari " sebagaimana yang

dibenarkan oleh Drh. Sudibyo. •

Sapi perah keturunan dari pejantan hasil TE juga telah menunjukkan produksi susu yang cukup tinggi (25 liter/hari), seperti diakui Pak Ade dari Rancamanyar Pangalengan 1 6 7 PREDIKSI KONTRIBUSI TE TERHADAP

PENYEDIAAN BIBIT SAPI PERAH NASIONAL DAN PENGHEMATAN

produksi susu sangat tinggi yaitu sampai 40 1/ekor /had, sedangkan sapi petemak

selama ini hanya kisaran 10-20

DEVISA NEGARA 1/ekor/hari .

(7)

Kontribusi ternak bibit basil TE terhadap penghematan devisa negara

Dari kelahiran tahun 1994 s/d 2007 telah lahir sapi perah bibit hasil TE sebanyak 374 ekor (171 ekor jantan clan 203 ekor betina ). Apabila dikonversdcan dalam nilai rupiah maka telah terjadi penghematan devisa sebagai berikut :

Nilai pengadaan bibil (TE vs impor)

• Asumsi harga sapi jantan dalam negeri (hasil TE):

• @ Rp. 25 juta/ekor dan harga sapi betina hasil TE : @ Rp . 20 juta/ekor • Sapi perah bibit jantan impor : @ Rp .

100 juta/ekor

• Sapi perah bibit betina impor : @ Rp. 50 juta/ekor

• Nilai sapi perah TE : (171 ekor jantan x Rp . 25 juta) + (203 ekor betina x Rp . 20 juta) = Rp. 8,330 milyar;

• Jika bibit Impor : (171 ekor jantan x Rp. 100 juta) + (203 ekor betina x Rp. 50 juta) = Rp . 27,250 milyar;

• Efisiensi : Rp . 27,250 milyar - Rp . 8,330 milyar = Rp . 18,692 milyar

PROGRAM PEMBENTUKAN SAPI PERAH PRODUKSI TINGGI MELALUI

TE

Daerah atau perusahaan peternakan dapat mengadakan kerjasama dengan BET Cipelang,

Semiloka Nasional Prospek Industri Sapt Perah Menuju Perdagangan Bebas - 2020

yang dirancang dalam beberapa tahun sebagai berikut:

Tahun ke I

Pelaksanaan kegiatan aplikasi TE di daerah, dimana daerah mempersiapkan resipien yang akan di transfer embrio sapi perah yang telah diproduksi dari donor impor di BET Cipelang.

Tahun ke II

• Pelaksanaan kegiatan aplikasi TE lanjutan dan kegiatan penjaringan temak hasil TE tahun ke I

• Daerah mempersiapkan atau membuat rearing unit untuk menampung ternak-ternak hasil TE untuk dijadikan stok bibit nasional.

Tahun ke III

• Bibit jantan basil TE dijadikan pejantan penghasil semen (BIB daerahBIB pusat).

• Bibit betina hasil TE dibuntingkan dan 2-4 bulan setelah lahir dilaksanakan program Donor. Dengan program re-donor di daerah pelaksanaan TE dengan menggunakan embrio segar sehingga kebuntingan bisa mencapai 40-50%.

(8)

Lampiran . Ternak-ternak hasil TE (Jantan dan Betina) Induk : 39228 ex Pemilik: Bpk.Uteng, Australia Wanasuka-KPBS Pangalengan Produksi susu : 8738 kg

Semiloka Nasional Prospek Indusiri Sapi Perah Menuju Perdagangan Bebas - 2020

PRO G 1=t.AM.

1

iB NTUKAN 13II3I L DI DAI;

It-4,14

r4

I~

r

TJI TI2ANSI FR EMI312I0

emenang kontes ternak PPUN 2005

Pemilik Wahyu Boyolali

Referensi

Dokumen terkait

Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas remediasi bentuk umpan balik menggunakan brosur untuk mengatasi kesulitan belajar siswa tentang gerak lurus

Tingkat kepuasan mahasiswa atas elemen-elemen marketing mix yang dijalankan STIE SN adalah sebagai berikut: Untuk elemen produk tingkat kepuasan rata-rata 73,4ada

Peradangan peritoneum merupakan komplikasi berbahaya yang sering terjadi akibat penyebaran infeksi dari organ- organ abdomen (misalnya apendisitis, salpingitis, perforasi

Dari hasil penelitian didapatkan bahwa uji t menunjukkan bahwa arus kas operasi berpengaruh signifikan terhadap arus kas masa depan, disebabkan karena arus kas

Dari hasil perhitungan dengan Uji Tukey diperoleh perbedaan rerata hasil belajar matematika pada kelompok siswa yang memiliki kemampuan numerik rendah antara

Hasil kalibrasi model antara indeks dari citra spasial dengan data nilai lengas tanah pada 40 titik pengamatan BRG selama periode 2018-2019 menunjukkan performa

4 Mempertahankan posisi tubuh 77 Baik 5 Melempar Bola dengan Dua Tangan 75 Baik 6 Melempar Bola ke Berbagai Arah 75 Baik 7 Menangkap Bola dari Berbagai Arah. Angka

Peranan pimpinan perguruan tinggi dalam upaya meningkatkan mutu dosen adalah suatu kebutuhan yang sangat diperlukan, karena motivasi ekstrinsik akan sangat