KRITERIA PENENTUAN TELUK MENURUT UNITED NATION
CONVENTIONS on the LAW of the SEA – Studi Kasus Wilayah
Bungus Teluk Kabung Kota Padang
(CRITERIA FOR BAY DETERMINATION BY UNITED NATION
CONVENTIONS on the LAW of the SEA - A Case Study Area of Bungus Bay
Padang City)
Oleh : Muhammad Ramdhan Calon Peneliti Bidang Geomatika Kelautan Balitbang - KP, Kementerian Kelautan dan Perikanan Jl. Pasir Putih I, Ancol Timur Jakarta, email : m.ramdhan@kkp.go.id
ABSTRAK
Indonesia sebagai negara kepulauan memiliki teluk yang banyak. Teluk sebagai suatu estuaria tertutup memiliki peran strategis sebagai salah satu sumberdaya ekologi dan layanan lingkungan. paper ini mencoba menyajikan kriteria penentuan teluk menurut UNCLOS, dengan aplikasi langsung untuk wilayah Bungus Teluk Kabung-Kota Padang. Menurut UNCLOS definisi teluk adalah bentukan laut yang menjorok ke arah daratan dengan luas area yang lebih besar daripada luasan setengah lingkaran berdiameter mulut lekukan di teluk tersebut. Hasil menunjukkan bahwa peta RBI produk dari Bakosurtanal belum sepenuhnya mengacu pada kriteria teluk yang disyaratkan oleh UNCLOS.
Kata Kunci : Kriteria Teluk, UNCLOS, Teluk Bungus
ABSTRACT
Indonesia as an archipelagic country have many bay area. As an enclosed estuary, bay area has a strategic role as source of ecologycal resources and other environmental services. This paper try to present a criteria for the determination of the bay area under UNCLOS, with direct application to Bungus Teluk Kabung in Padang city. According to the UNCLOS definition the bay area is a marine formation which protrudes toward the mainland with an area larger than the area of the semi-circle had a diameter of curvature at the bay mouth. The results show that the bay area in Topographic Maps from Bakosurtanal has not been fully refers to the criteria required by UNCLOS.
PENDAHULUAN
Indonesia adalah suatu negara kepulauan yang memiliki banyak Teluk, tercatat 341 teluk di yang telah memiliki nama
(id.wikipedia). Suatu wilayah dapat
dikatakan teluk apabila memenuhi kaidah-kaidah yang telah disyaratkan oleh UNITED NATION CONVENTIONS on the LAW of the SEA (UNCLOS). UNCLOS
adalah perjanjian internasional yang
dihasilkan dari Konferensi Perserikatan Bangsa-Bangsa tentang Hukum Laut. Indonesia merupakan salah satu Negara yang mengadopsi hukum-hukum yang ada pada UNCLOS melalui UU No. 17
Tahun 1985 tentang Pengesahan
Konvensi Hukum Laut 1982. Sebagai negara hukum penamaaan teluk harus mengacu kepada peraturan UNCLOS, karena konvensi adalah salah satu sumber hukum (Bagir, 2006).
Penelitian sebelumnya (Kusumah,2008)
mengatakan bahwa Teluk Bungus
memiliki panjang garis pantai 21.050 Indonesia adalah suatu negara kepulauan ercatat 341 yang telah memiliki nama
Suatu wilayah dapat
-kaidah yang telah disyaratkan oleh
the UNCLOS
adalah perjanjian internasional yang
dihasilkan dari Konferensi Perserikatan Bangsa tentang Hukum Laut. Indonesia merupakan salah satu Negara hukum yang UU No. 17
hun 1985 tentang Pengesahan
Sebagai negara hukum penamaaan teluk harus mengacu kepada peraturan UNCLOS, onvensi adalah salah satu
) ungus memiliki panjang garis pantai 21.050
meter dan panjang teluk 5.418 meter, luas
permukaan 1383,86 Ha, Volume
223.255.052,2 m3, dan memeiliki bentuk permukaan yang cenderung membulat. dasar Teluk Bungus didominasi oleh
lereng datar (0-2%) sebesar 85%
selebihnya adalah miring dan sebagian kecil terjal dan curam (Kusumah, 2008).
Kusumah menentukan angka-angka
tersebut dengan menganggap bahwa teluk bungus adalah gabungan dari 4 buah teluk yang terdapat di batas koordinat: 100°22'22.37" BT hingga 100°25'16.54" BT, dan 1° 1'46.45" LS hingga 1° 4'47.12" LS.
Sedangkan pada peta RBI Bakosurtanal lembar 0714-6444 dan 0714-6447 edisi tahun 2008 menggambarkan bahwa di lokasi bungus teluk kabung terdapat 4 buah teluk yaitu Teluk Bungus, Teluk
Kabung, Teluk Keluang dan Teluk
Pandan.
Paper ini akan mencoba menerapkan kriteria yang dikeluarkan oleh UNCLOS dalam penentuan suatu wilayah dapat dimasukkan dalam kategori teluk atau tidak. Adapun studi kasus yang dipilih adalah kawasan Bungus Teluk Kabung-Padang seperti yang disebutkan pada Kusumah, 2008. Areal tersebut menarik untuk dikaji dikarenakan wilayah Bungus ini telah dicanangkan untuk menjadi sentra tuna kawasan Indonesia Bagian Barat. oleh Presiden RI pada tanggal 19 Desember 2006. Sehingga kehadiran peta yang baik sebagai dasar bagi pembangunan infrastruktur di wilayah ini sangatlah penting. Peta yang baik salah satunya berisi tentang informsasi toponim
yang baik sesuai kaidah-kaidah
internasional.
Metode
Menurut pasal 10 UNCLOS, teluk adalah bentukan laut yang menjorok ke daratan, ditandai dengan baik lekukan yang penetrasi dalam proporsi seperti dengan lebar mulutnya sebagai mengandung tanah-terkunci perairan dan merupakan lebih dari sekedar kelengkungan dari
pantai. Lekukan tidak akan,
bagaimanapun, dianggap sebagai sebuah teluk kecuali daerah adalah sebesar, atau
lebih besar daripada, bahwa dari
setengah lingkaran yang berdiameter sebuah garis ditarik di mulut lekukan tersebut.
Paper ini akan mencoba menerapkan kriteria yang dikeluarkan oleh UNCLOS wilayah dapat dimasukkan dalam kategori teluk atau Adapun studi kasus yang dipilih -Padang seperti yang disebutkan pada
2008. Areal tersebut menarik untuk dikaji dikarenakan wilayah Bungus ini telah dicanangkan untuk menjadi sentra tuna kawasan Indonesia Bagian Barat. oleh Presiden RI pada tanggal 19 Desember 2006. Sehingga kehadiran peta yang baik sebagai dasar bagi gunan infrastruktur di wilayah ini sangatlah penting. Peta yang baik salah toponim kaidah
eluk adalah bentukan laut yang menjorok ke daratan, i dengan baik lekukan yang penetrasi dalam proporsi seperti dengan lebar mulutnya sebagai mengandung
terkunci perairan dan merupakan lebih dari sekedar kelengkungan dari
pantai. Lekukan tidak akan,
bagaimanapun, dianggap sebagai sebuah daerah adalah sebesar, atau
lebih besar daripada, bahwa dari
setengah lingkaran yang berdiameter sebuah garis ditarik di mulut lekukan
Apabila lekukan mempunyai lebih dari satu mulut, maka setengah lingkaran dibuat pada suatu garis yang panjangnya
sama dengan jumlah keseluruhan
panjang garis yang melintasi berbagai mulut tersebut. Paper ini akan menguji data-data yang ada tentang toponim penamaan teluk di wilayah Bungus-Teluk Kabung.
Gambar 2. Kriteria penentian teluk menurut UNCLOS
Data yang digunakan adalah peta Rupa Bumi Indonesia lembar 0714-6444 dan 0714-6447 edisi tahun 2008 dengan format JPEG yang diunduh dari website
Bakosurtanal dengan alamat:
http://www.bakosurtanal.go.id/bakosurtan al/peta-rbi-skala-1-10-00.
Tabel 1. Data yang digunakan
No Judul Peta RBI Skala Edisi Lembar Format
1 Labuan Talaok 1:10.000 2008 0714-6447 JPEG, raster
2 Pasar Teluk Kabung 1:10.000 2008 0714-6444 JPEG, raster
Data tersebut kemudian di registrasi
sistem koordinatnya menggunakan
software globalmapper, sehinga memiliki sistem koordinat yang sama, yaitu UTM zone 47S dengan datum WGS-1984. Selanjutnya dilakukan identifikasi dan delienasi kawasan teluk yang ada pada peta. seperti di sebutkan sebelumnya bahwa di lokasi kajian pada peta RBI
terdapat 4 teluk yaitu: Teluk Bungus, Teluk Kabung, Teluk Keluang dan Teluk Pandan. Dari delienasi batas teluk didapatkan luasan area teluk (L), dan jari-jari mulut teluk dapat diperoleh dari garis penutup teluk sebagai diameter setengah lingkaran sebagai syarat luas suatu wilayah dikategorikan suatu teluk atau tidak menurut UNCLOS.
Gambar 3. Diagram alir penentuan daerah teluk berdasarkan kriteria UNCLOS
Peta RBI
Georeference
Identifikasi dan delineasi batas teluk
Jari-jari mulut teluk
Teluk berdasarkan UNCLOS L >R
Luas Setengah Lingkaran (R)
Ya
Hasil Pembahasan
Gambar 3 menunjukkan RBI bakosurtanal
lembar 0714-6444 dan 0714-6447 edisi
tahun 2008 yang telah digabungkan.
Terlihat bahwa ada 4 teluk yang ada di
wilayah kajian.Teluk Bungus terletak di
Gambar 4. Peta RBI untuk wilayah kajian
Dari perhitungan software GIS didapatkan
luas area untuk Teluk Bungus adalah
4.849.809 m
2, Teluk Kabung 1.815.210
Gambar 3 menunjukkan RBI bakosurtanal
6447 edisi
tahun 2008 yang telah digabungkan.
Terlihat bahwa ada 4 teluk yang ada di
wilayah kajian.Teluk Bungus terletak di
sebelah utara berdampingan dengan
Teluk Kabung di sebelah timur, kemudian
Teluk Keluang dan Teluk Pandan di
sebelah selatan.
Peta RBI untuk wilayah kajian
Dari perhitungan software GIS didapatkan
luas area untuk Teluk Bungus adalah
210
m
2, Teluk Keluang 31.282m
2dan Teluk
Pandan adalah 576.142 m
2. Luas tersebut
dihitung dengan batasan garis pantai
mudian
yang ada di peta RBI. Diasumsikan bahwa
garis pantai tersebut adalah garis air
rendah untuk wilayah kajian.
Selanjutnya dibuat
suatu
lingkaran
dengan jari-jari mulut penutup teluk, dan
dihitung luas setengah lingkarannya,
Gambar 5. Visualisasi pengujian kriteria teluk di wilayah (a)
Diasumsikan bahwa
garis pantai tersebut adalah garis air
Selanjutnya dibuat
suatu
lingkaran
jari mulut penutup teluk, dan
dihitung luas setengah lingkarannya,
sebagai acuan kriteria penentuan teluk
menurut UNCLOS. Secara visual kita
dapat melihat apakah suatu wilayah
dapat dikategorikan sebagai teluk atau
tidak, seperti terlihat pada Gambar 5
berikut.
Selanjutnya UNCLOS menyebutkan bahwa, apabila di suatu wilayah terdapat lebih dari satu lekukan mulut teluk, maka maka setengah lingkaran dibuat pada suatu garis yang panjangnya sama dengan jumlah keseluruhan panjang garis yang melintasi berbagai mulut tersebut. Untuk kasus wilayah kajian ini, teluk-teluk tersebut berada dalam satu lekukan yang
sama. Oleh karena itu dilakukan
Gambar 6. Diameter hasil penjumlahan garis penutup teluk di Bungus Teluk Kabung (menurut RBI)
Selanjutnya UNCLOS menyebutkan
bahwa, apabila di suatu wilayah terdapat lebih dari satu lekukan mulut teluk, maka maka setengah lingkaran dibuat pada garis yang panjangnya sama dengan jumlah keseluruhan panjang garis . teluk tersebut berada dalam satu lekukan yang
sama. Oleh karena itu dilakukan
pengujian juga terhadap seluruh area teluk dengan setengah lingkaran yang berdiameter jumlah dari garis mulut penutup ke empat teluk yang ada di dalamnya. Visualisasi perbandingan luas seluruh teluk dengan luas setengah lingkaran berdiameter jumlah seluruh garis penutup teluk dapat dilihat pada gambar berikut.
Diameter hasil penjumlahan garis penutup teluk di Bungus Teluk Kabung (menurut RBI)
Pada Tabel 2 disajikan hasil perhitungan properti kriteria penentuan teluk yang ada di wilayah kajian.
Tabel 2. Hasil perhitungan properti kriteria penentuan teluk di wilayah kajian
No Nama Teluk Diameter garis
(m) 1 Keluang 389 2 Kabung 1560 3 Pandan 1714 4 Bungus 2836 Total Diameter 6499
Peta RBI yang digunakan memiliki skala 1
: 10.000, dengan asumsi tingkat
kesalahan 1 mm, menjadikan hitungan diatas memiliki tingkat kesalahan ± 100 meter. Dengan demikian menurut hasil perhitungan, hanya Teluk Bungus dan Teluk Kabung masuk kedalam kriteria area Teluk menurut UNCLOS. Teluk Bungus memiliki luas area 4.849.809 m2, luasan tersebut lebih besar dari luas setengah lingkaran dengan diameter garis penutup muluk teluknya yaitu 3.157.096
m2. Luas area Teluk Kabung adalah
1.815.210 m2 lebih besar dari luas
. Hasil perhitungan properti kriteria penentuan teluk di wilayah kajian
Diameter garis Luas Setengah Lingkaran
(m2) Luas Area (m2) 59395 31282 955550 1815210 1153527 576142 3157096 4849809 16578022 11421163 1
dengan asumsi tingkat
kesalahan 1 mm, menjadikan hitungan diatas memiliki tingkat kesalahan ± 100 meter. Dengan demikian menurut hasil dan a Teluk Bungus memiliki luas area 4.849.809 m2, luasan tersebut lebih besar dari luas setengah lingkaran dengan diameter garis penutup muluk teluknya yaitu 3.157.096 eluk Kabung adalah luas
setengah lingkaran dengan diameter garis penutup muluk teluknya yaitu 955.550 m2.
Adapun Teluk Keluang dan Teluk Pandan tidak masuk kedalam kriteria Teluk
menurut UNCLOS, karena luasan
areanya lebih kecil dari luasan setengah lingkaran yang berdiameter garis penutup teluknya. Sebagai rekomendasi, diusulkan agar kedua teluk ini digabungkan dengan
Teluk Kabung sebagai teluk yang
bersebelahan seperti terlihat pada
Diameter teluk gabungan dari Teluk
Kabung, Teluk Keluang dan Teluk
Pandan adalah 2.484 m, dengan luas
area teluk 3.966.445 m2 dan luas
setengah lingkaran dengan diameter garis
penutup teluknya adalah 3.157.096 m2.
Luas area teluk lebih besar daripada luas setengah lingkaran berdiameter garis penutup teluk, dengan demikian menurut UNCLOS keseluruhan teluk-teluk tersebut
dapat digabungkan menjadi satu
penamaan saja.