• Tidak ada hasil yang ditemukan

GERD pada anak

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "GERD pada anak"

Copied!
36
0
0

Teks penuh

(1)

PENDAHULUAN PENDAHULUAN

Reflu

Refluks ks gastrgastroesopoesophageal hageal atauatau   gastroesop  gastroesophageal hageal refluxreflux (GE(GER) R) adaadalahlah suatu

suatu keadakeadaan kan kembaliembalinya nya isi isi lambulambung ng ke ke esophesophagus agus dengadengan n atau atau tanpatanpa regurg

regurgitasi dan muntitasi dan muntah. GER merupah. GER merupakan suatu keakan suatu keadaan fisioadaan fisiologis logis pada bayipada bayi,, anak-anak dan orang

anak-anak dan orang dewasa sehat. GER dewasa sehat. GER bisa terjadi beberapa kali dalam bisa terjadi beberapa kali dalam sehari,sehari, dengan episode terbanyak k

dengan episode terbanyak kurang dari 3 menit, dan urang dari 3 menit, dan muncul setelah makan muncul setelah makan dengandengan se

sedidikikit t atatau au tatanpnpa a gegejajalala. . BeBerbrbededa a dedengngan an GEGER, R, jijika ka rereflflukuks s isisi i lalambmbunungg menyebabkan gangguan atau komplikasi, inilah yang di sebut

menyebabkan gangguan atau komplikasi, inilah yang di sebut dengan GERD.dengan GERD.11 Pada bayi, gejala berupa muntah yang berlebih yang terjadi pada 85% Pada bayi, gejala berupa muntah yang berlebih yang terjadi pada 85%  pasien selama seminggu

 pasien selama seminggu pertama kehidupan, sedangkan pertama kehidupan, sedangkan 10% 10% lainnya baru timbullainnya baru timbul dalam waktu 6 minggu. Tanpa pengobatan gejala akan menghilang pada 60% dalam waktu 6 minggu. Tanpa pengobatan gejala akan menghilang pada 60%  pasien sebelum umur 2 tahun pada posisi anak sudah lebih tegak dan makan  pasien sebelum umur 2 tahun pada posisi anak sudah lebih tegak dan makan makanan padat, tetapi sisanya mungkin terus menerus mempunyai gejala sampai makanan padat, tetapi sisanya mungkin terus menerus mempunyai gejala sampai sekurang-kurangnya

sekurang-kurangnya berumur berumur 4 tah4 tahun.un.22

Sebuah penelitian di Inggris pada tahun 2000-2005 ditemukan 1700 anak  Sebuah penelitian di Inggris pada tahun 2000-2005 ditemukan 1700 anak  deng

dengan an diagndiagnosis GERD, dengan angka kejadian sekitar 0,84 osis GERD, dengan angka kejadian sekitar 0,84 per 1000 anak per 1000 anak per per  tahun

tahun. . InsidInsiden en rendah pada anak rendah pada anak umur 1-12 tahun umur 1-12 tahun dan meningkadan meningkat t kejadkejadiannyiannyaa hingga berumur 16-17 tahun.

hingga berumur 16-17 tahun.33 Pada bayi dan

Pada bayi dan balita, tidak ada balita, tidak ada gejala komplegejala kompleks yang ks yang dapat menegadapat menegakankan diagnosis GERD atau memprediksi respon terhadap terapi. Pada anak yang lebih diagnosis GERD atau memprediksi respon terhadap terapi. Pada anak yang lebih   besar dan remaja, seperti pada pasien dewasa, anamnesa dan pemeriksaan fisik    besar dan remaja, seperti pada pasien dewasa, anamnesa dan pemeriksaan fisik 

mungkin cukup untuk mendiagnosis GERD, jika terdapat gejala yang khas.

mungkin cukup untuk mendiagnosis GERD, jika terdapat gejala yang khas. GejalaGejala dap

dapat at berberupa upa muamual, l, munmuntahtah, , regregurgurgitaitasi, si, saksakit it uluuluhathati, i, ganganggugguan an padpada a salsaluraurann   pern

  pernafasan afasan dan dan gejalagejala-gejala -gejala lain.lain.11 SedSedangangkan kan komkompliplikaskasi i padpada a GERGERD D dapdapatat  berupa perdarahan, striktur, Barret esophagus yang dapat berkembang menjadi  berupa perdarahan, striktur, Barret esophagus yang dapat berkembang menjadi

adenokarsinoma esophagu

adenokarsinoma esophagus, s, dimana semua kompdimana semua komplikasi tersebut dapat mengganlikasi tersebut dapat menggangugu  pertumbuhan maupun perkembangan anak.

(2)

DEFINISI DEFINISI

Gastroesofageal reflux (GER) atau Refluks Gastroesofageal (RGE) adalah Gastroesofageal reflux (GER) atau Refluks Gastroesofageal (RGE) adalah suatu keadaan, dimana terjadi disfungsi sfingter esofagus bagian bawah sehingga suatu keadaan, dimana terjadi disfungsi sfingter esofagus bagian bawah sehingga menyebabkan regurgitasi isi lambung ke dalam esofagus.

menyebabkan regurgitasi isi lambung ke dalam esofagus. Gastroesophageal refluxGastroesophageal reflux disease (GERD) adalah GER yang dihubungkan dengan gejala patologis yang disease (GERD) adalah GER yang dihubungkan dengan gejala patologis yang mengakibatkan komplikasi dan gangguan kualitas hidup.

mengakibatkan komplikasi dan gangguan kualitas hidup.55

EPIDEMIOLOGI EPIDEMIOLOGI

Mas

Masih ih sedsedikiikit t datdata a yanyang g ditditemuemukan kan menmengengenai ai preprevalvalensensi i dan dan insinsideidensinsi GERD pada anak. Di USA, dilaporkan prevalensi GERD adalah 1139 pasien GERD pada anak. Di USA, dilaporkan prevalensi GERD adalah 1139 pasien   berusia 3-17 tahun melalui kuesioner sebuah study. Sebuah studi di UK pada   berusia 3-17 tahun melalui kuesioner sebuah study. Sebuah studi di UK pada tahun 2000-2005 ditemukan 1700 anak dengan diagnosis awal GERD. Dan angka tahun 2000-2005 ditemukan 1700 anak dengan diagnosis awal GERD. Dan angka kejadiannya adalah sekitar 0,84 per 1000 anak per tahun. Insiden ini menurun kejadiannya adalah sekitar 0,84 per 1000 anak per tahun. Insiden ini menurun  pada anak umur 1-12 tahun dan meningkat kejadiannya hingga berumur 16-17  pada anak umur 1-12 tahun dan meningkat kejadiannya hingga berumur 16-17

tahun. tahun.33

GE

GERD RD teterdrdapapat at hahampmpir ir lelebibih h dadari ri 75 75 % % papada da ananak ak dedengngan an kekelalaininanan neurologi. Hal ini dihubungkan dengan kurangnya koordinasi antara peristaltik  neurologi. Hal ini dihubungkan dengan kurangnya koordinasi antara peristaltik  esophagus dan peningkatan tekanan intraabdominal yang berasal dari hipertonus esophagus dan peningkatan tekanan intraabdominal yang berasal dari hipertonus otot

otot yang yang dihubdihubungkungkan an dengadengan n spastspastisitasisitas.. Di Indonesia sendiri insidens RGEDi Indonesia sendiri insidens RGE sampai saat ini belum diketahui, tetapi menurut beberapa ahli, RGE terjadi pada sampai saat ini belum diketahui, tetapi menurut beberapa ahli, RGE terjadi pada 50% bayi baru lahir dan merupakan suatu keadaan yang normal.

50% bayi baru lahir dan merupakan suatu keadaan yang normal.55

ETIOLOGI ETIOLOGI

Inf

Inflamlamasi asi esoesophphaguagus s bagbagian ian disdistal tal terterjadjadi i ketketika ika caicairan ran lamlambunbung g dandan duedonum, termasuk asam lambung, pepsin, tripsin, dan asam empedu mengalami duedonum, termasuk asam lambung, pepsin, tripsin, dan asam empedu mengalami reg

regurgurgitaitasi si ke ke daldalam am esoesophaphagusgus. . PenPenuruurunan nan tontonus us spispingtngter er esoesophaphagus gus bagbagianian  bawah dan gangguan motilitas meningkatkan waktu pengosongan esophagus dan  bawah dan gangguan motilitas meningkatkan waktu pengosongan esophagus dan menyebabkan GER. Inflamasi esophagus nantinya dapat mengakibatkan kedua menyebabkan GER. Inflamasi esophagus nantinya dapat mengakibatkan kedua mekanisme diatas, seperti lingkaran setan.

mekanisme diatas, seperti lingkaran setan.66 Wal

Walaupaupun un penpenuruurunan nan tontonus us spispingtngter er bagbagian ian bawbawah ah terterjadjadi i padpada a baybayii deng

(3)

DEFINISI DEFINISI

Gastroesofageal reflux (GER) atau Refluks Gastroesofageal (RGE) adalah Gastroesofageal reflux (GER) atau Refluks Gastroesofageal (RGE) adalah suatu keadaan, dimana terjadi disfungsi sfingter esofagus bagian bawah sehingga suatu keadaan, dimana terjadi disfungsi sfingter esofagus bagian bawah sehingga menyebabkan regurgitasi isi lambung ke dalam esofagus.

menyebabkan regurgitasi isi lambung ke dalam esofagus. Gastroesophageal refluxGastroesophageal reflux disease (GERD) adalah GER yang dihubungkan dengan gejala patologis yang disease (GERD) adalah GER yang dihubungkan dengan gejala patologis yang mengakibatkan komplikasi dan gangguan kualitas hidup.

mengakibatkan komplikasi dan gangguan kualitas hidup.55

EPIDEMIOLOGI EPIDEMIOLOGI

Mas

Masih ih sedsedikiikit t datdata a yanyang g ditditemuemukan kan menmengengenai ai preprevalvalensensi i dan dan insinsideidensinsi GERD pada anak. Di USA, dilaporkan prevalensi GERD adalah 1139 pasien GERD pada anak. Di USA, dilaporkan prevalensi GERD adalah 1139 pasien   berusia 3-17 tahun melalui kuesioner sebuah study. Sebuah studi di UK pada   berusia 3-17 tahun melalui kuesioner sebuah study. Sebuah studi di UK pada tahun 2000-2005 ditemukan 1700 anak dengan diagnosis awal GERD. Dan angka tahun 2000-2005 ditemukan 1700 anak dengan diagnosis awal GERD. Dan angka kejadiannya adalah sekitar 0,84 per 1000 anak per tahun. Insiden ini menurun kejadiannya adalah sekitar 0,84 per 1000 anak per tahun. Insiden ini menurun  pada anak umur 1-12 tahun dan meningkat kejadiannya hingga berumur 16-17  pada anak umur 1-12 tahun dan meningkat kejadiannya hingga berumur 16-17

tahun. tahun.33

GE

GERD RD teterdrdapapat at hahampmpir ir lelebibih h dadari ri 75 75 % % papada da ananak ak dedengngan an kekelalaininanan neurologi. Hal ini dihubungkan dengan kurangnya koordinasi antara peristaltik  neurologi. Hal ini dihubungkan dengan kurangnya koordinasi antara peristaltik  esophagus dan peningkatan tekanan intraabdominal yang berasal dari hipertonus esophagus dan peningkatan tekanan intraabdominal yang berasal dari hipertonus otot

otot yang yang dihubdihubungkungkan an dengadengan n spastspastisitasisitas.. Di Indonesia sendiri insidens RGEDi Indonesia sendiri insidens RGE sampai saat ini belum diketahui, tetapi menurut beberapa ahli, RGE terjadi pada sampai saat ini belum diketahui, tetapi menurut beberapa ahli, RGE terjadi pada 50% bayi baru lahir dan merupakan suatu keadaan yang normal.

50% bayi baru lahir dan merupakan suatu keadaan yang normal.55

ETIOLOGI ETIOLOGI

Inf

Inflamlamasi asi esoesophphaguagus s bagbagian ian disdistal tal terterjadjadi i ketketika ika caicairan ran lamlambunbung g dandan duedonum, termasuk asam lambung, pepsin, tripsin, dan asam empedu mengalami duedonum, termasuk asam lambung, pepsin, tripsin, dan asam empedu mengalami reg

regurgurgitaitasi si ke ke daldalam am esoesophaphagusgus. . PenPenuruurunan nan tontonus us spispingtngter er esoesophaphagus gus bagbagianian  bawah dan gangguan motilitas meningkatkan waktu pengosongan esophagus dan  bawah dan gangguan motilitas meningkatkan waktu pengosongan esophagus dan menyebabkan GER. Inflamasi esophagus nantinya dapat mengakibatkan kedua menyebabkan GER. Inflamasi esophagus nantinya dapat mengakibatkan kedua mekanisme diatas, seperti lingkaran setan.

(4)

 belakangan diakui sebagai pathogenesis terpenting pada GERD adalah terjadinya  belakangan diakui sebagai pathogenesis terpenting pada GERD adalah terjadinya

rel

relaksaksasi transasi transien spinien spingtegter r esoesophaphagus bawah secagus bawah secara ra berberulaulang. Faktng. Faktor or yanyangg menin

meningkatkagkatkan n waktu waktu pengopengosongsongan an esophesophagus agus termastermasuk uk didaldidalamnya amnya interakinteraksisi antara postur dan gravitasi, ukuran dan isi makanan yang dimakan, pengosongan antara postur dan gravitasi, ukuran dan isi makanan yang dimakan, pengosongan lambung abnormal, dan kelainan peristalsis

lambung abnormal, dan kelainan peristalsis esophagus.esophagus.66

PATOGENESIS PATOGENESIS

Gastroesoph

Gastroesophageal ageal refluxreflux adaadalah lah suasuatu tu proproses ses fisfisioliologiogis s nornormal mal yanyangg mu

muncncul ul bebebeberarapa pa kakali li sesehahari ri papada da babayiyi, , ananak ak dadan n dedewaswasa a yayang ng sesehahat. t. PaPadada um

umumumnynya a beberlrlanangsgsunung g kukurarang ng dadari ri 3 3 memeninit, t, teterjrjadadi i sesetetelalah h mamakakan, n, dadann menyebabkan beberapa gejala atau tanpa gejala. Hal ini disebabkan oleh relaksasi menyebabkan beberapa gejala atau tanpa gejala. Hal ini disebabkan oleh relaksasi sementara pada sfingter esofagus bawah atau inadekuatnya adaptasi tonus sfingter  sementara pada sfingter esofagus bawah atau inadekuatnya adaptasi tonus sfingter  ter

terhadhadap ap perperububahaahan n tektekanaanan n abdabdomiominalnal. . KekKekuatuatan an sfisfingtngter er esoesofagfagus us bawbawah,ah, se

sebabagagai i babaririer er anantitirefrefluluks ks prprimimer, er, nonormrmal al papada da kekebabanynyakakan an ananak ak dedengnganan   gastroesophageal reflux

  gastroesophageal reflux..1, 71, 7 Gast

Gastroesroesophaophageal geal reflrefluxux teterjrjadadi i sesecarcara a papasisif f kakarenrena a “k“katatupup” ” anantartaraa lam

lambubung ng dan dan esoesofagfagus us tidtidak ak berberfunfungsi gsi baibaik, k, baibaik k karkarena ena hiphipotootonia nia sfisfingtngter er  esofag

esofagus us bawahbawah, , maupumaupun n karena posisi sambungkarena posisi sambungan an esofagesofagus dan us dan kardikardia a tidak tidak  sebag

sebagaimanaimana a lazimnlazimnya ya yang yang berfunberfungsi gsi sebagsebagai ai katupkatup. . KemunKemungkingkinan an terjaditerjadinyanya refluks juga dipermudah oleh memanjangnya waktu

refluks juga dipermudah oleh memanjangnya waktu pengosongan lambung.pengosongan lambung.88

Jika sfingter esophagus bagian bawah tidak berfungsi baik, dapat timbul Jika sfingter esophagus bagian bawah tidak berfungsi baik, dapat timbul refluks yang hebat dengan gejala yang menonjol. Meskipun dilaporkan bahwa refluks yang hebat dengan gejala yang menonjol. Meskipun dilaporkan bahwa tek

tekanaanan n intintraabraabdomdominainal l yanyang g menmeninginggi gi dapdapat at menmenyebyebabkabkan an reflrefluksuks, , tettetapiapi mekan

mekanisme yang isme yang lebih penting adalah peran lebih penting adalah peran tonus sfingtetonus sfingter r yang berkuranyang berkurang, g, baik baik  dalam keadaan akut maupun menahun.

dalam keadaan akut maupun menahun.22 Gastroesoph

Gastroesophageal Reflux ageal Reflux Disease (GERD)Disease (GERD) terjadi jika isi lambung refluksterjadi jika isi lambung refluks ke

ke esoesofafufafus s ataatau u oroorofarfaring ing dan dan menmenimbimbulkulkan an gejgejala. ala. PetPetogeogenesnesisis GERDGERD iniini multi

multifaktorfaktorial ial dan dan kompkompleks, leks, melibmelibatkan atkan frekuefrekuensi nsi reflukrefluks, s, asidiasiditas tas lambulambung,ng,   peng

  pengosongosongan an lambulambung, ng, mekanmekanisme isme klirenklirens s esofagesofagus, us, barier barier mukomukosa sa esofagesofagus,us, hipersensitivitas visceral, dan respon jalan napas.

hipersensitivitas visceral, dan respon jalan napas.77 Ref

Reflukluks s palpaling seriing sering terjang terjadi di saasaat t relrelaksaksasi semeasi sementantara ra dardari i sfisfingtngter er  eso

(5)

lambung mengalir ke esofagus. Proporsi minor episode refluks terjadi ketika tekanan sfingter esofagus bawah gagal meningkat saat peningkatan mendadak  tekanan intraabdominal atau ketika tekanan sfingter esofagus bawah saat istirahat   berkurang secara kronis. Perubahan pada beberapa mekanisme proteksi

memungkinkan refluks fisiologis menjadi Gastroesophageal Reflux Disease : klirens dan pertahanan refluks yang tidak memadai, lambatnya pengosongan lambung, kelainan pada pemulihan dan perbaikan epitel, dan menurunnya reflex  protektif neural pada saluran aerodigestif.1

GEJALA KLINIS

Kita harus ingat bahwa gejala tipical / khas (misalnya, heartburn, muntah, regurgitasi) pada orang dewasa tidak dapat langsung dinilai pada bayi dan anak-anak. Pasien anak dengan refluks gastroesophageal (RGE) biasanya menangis dan gangguan tidur serta penurunan nafsu makan. Berikut ini adalah beberapa dari tanda-tanda umum dan gejala refluks gastroesofagus pada populasi anak-anak:9 Tanda dan gejala gastroesophageal reflux pada bayi dan anak kecil :

• Tangisan khas atau tidak khas / gelisah • Apnea / bradikardi

• Kurang nafsu makan

• Peristiwa yang mengancam nyawa/ALTE (Apparent Life Threatening Event)

• Muntah

• Mengi (wheezing )

•  Nyeri perut / dada • Stridor 

• Berat badan atau pertumbuhan yang buruk ( failure to thrive)

• Pneumonitis berulang • Sakit tenggorokan • Batuk kronis • Waterbrash

(6)

Tanda dan gejala pada anak yang lebih tua - Semua yang diatas, ditambah heartburn dan riwayat muntah, regurgitasi, gigi tidak sehat, dan mulut berbau (halitosis).9

Pada balita dan anak-anak yang lebih tua, regurgitasi yang berlebihan dapat mengakibatkan masalah gigi signifikan disebabkan oleh efek asam pada enamel gigi.9

Beberapa pasien memiliki gejala atipikal (misalnya, batuk malam hari, mengi, atau suara serak sebagai keluhan utama saja). Refluks gastroesophageal merupakan faktor penyulit pada asma. Mekanisme ini dapat mencakup microaspiration, yang mengarah ke reflex bronkokonstriksi. Asosiasi gastroesophageal reflux dan jalan nafas atau penyakit saluran pernapasan adalah umum. Batuk, stridor, dan faringitis semuanya telah dikaitkan dengan refluks gastroesophageal. Selain itu, asosiasi dengan ruminasi umumnya diamati pada  pasien dengan gangguan perkembangan.9

Regurgitasi makanan, salah satu gejala presentasi yang paling umum pada anak-anak, berkisar dari air liur sampai muntah proyektil. Paling sering, regurgitasi adalah postprandial, meskipun penundaan 1-2 jam terjadi. Kita juga harus mempertimbangkan anomali anatomi dan alergi protein pada anak muntah, serta gangguan metabolisme bawaan (jarang).9

Esophagitis dapat bermanifestasi sebagai menangis dan rewel pada bayi yang belum bisa bicara. Kegagalan untuk berkembang dapat mengakibatan asupan kalori yang tidak cukup karena muntah berulang. Cegukan, gangguan tidur, dan sindrom Sandifer (melengkung) juga telah terbukti berhubungan dengan refluks gastroesofagus dan esofagitis.9

DIAGNOSA

(7)

Peran utama dari mengetahui riwayat penyakit dan pemeriksaan fisik  dalam evaluasi GERD adalah untuk mengeliminasi kemungkinan penyakit lain dengan gejala yang sama dan untuk mengidentifikasi komplikasi GERD. Gejala khas dari penyakit refluks pada anak bervariasi sesuai dengan umur dan kondisi medis yang mendasari, namun patofisiologi yang mendasari GERD dianggap sama pada segala usia termasuk bayi prematur. Berdasarkan hasil studi, regurgitasi atau muntah, sakit perut, dan batuk , kecuali heartburn, adalah gejala yang paling sering dilaporkan pada anak-anak dan remaja dengan GERD. 1

Pada tahun 1993 dan 1996, Orenstein merumuskan sebuah kuisioner klinis sebagai metode sederhana untuk mengidentifikasi anak dengan GERD.10

(8)

Fluoroskopi dan kontras barium merupakan metode yang sudah lama digunakan untuk mendiagnosis refluks gastroesofageal. Pemeriksaan dengan kontras ini sering mengalami kegagalan dalam mendeteksi refluks gastroesofageal secara dini, oleh karena refluks yang terjadi sering bersifat intermitten, jarang  bersifat kontinyu. Pemeriksaan barium kontras dilaksanakan secara seris dengan

mengamati refluks barium dari lambung ke esofagus.5

Dengan memakai fluoroskpi, refluks gasroesofageal lebih mudah dideteksi.cara pemeriksaan dengan fluoroskopi : sebelum dilakukan pemeriksaan fluoroskopi pada bayi pemberian makanan dan minuman dikurangi, sedangkan  pada anak yang lebih dewasa harus puasa, gerakana anak dikurangi. Dalam posisi tidur barium diberikan sedikit demi sedikit dicampur dengan makanan atau diberikan dengan memakai ‘nasogastric tube’.5

Pada bayi dapat diberikan dengan memakai botol susu. Pemberian barium untuk mengevaluasi keadaan esofagus bagian atas terutama peristaltik esofagus dan regurgitasi pada saat menelan. Setelah 1/3 dari total barium habis, dilakukan   pemotretan dengan sinar rontgen untuk mengevaluasi keadaan lambung dan duodenum, stenosis pilorus, malrotasi intestinal dan melihat fungsi sfingter  gastroesofageal dengan mengganti-ganti posisi miring ke kiri dan ke kanan.5

PH monitoring11

Pemantauan pH esofagus adalah prosedur untuk mengukur reflux asam dari lambung ke esofagus yang terjadi pada penyakit refluks gastroesophageal. Monitoring pH esofagus digunakan untuk mendiagnosa efek GERD, untuk  menentukan efektivitas obat yang diberikan untuk mencegah refluks asam,

dan untuk menentukan apakah episode

refluks asam yang menyebabkan episode nyeri dada. Pemantauan pH esofagus

  juga dapat digunakan untuk menentukan apakah asam mencapai faring

dan mungkin bertanggung jawab atas gejala seperti batuk, suara serak, dan sakit tenggorokan.

(9)

Pemantauan pH esofagus dilakukan dengan melewatkan sebuah kateter   plastik tipis dengan diameter 1 / 16 inci melalui satu lubang hidung, terus ke   belakang tenggorokan, dan dan kedalam esofagus sejalan dengan gerakan

menelan. Ujung kateter berisi sensor yang bisa mendeteksi keadaan asam. Sensor  diposisikan dalam esofagus tepat di atas sfingter esofagus bagian bawah, sebuah area khusus pada otot esofagus yang terletak di persimpangan antara esofagus dan lambung yang mencegah asam mengalami refluks ke esofagus.

Kateter yang keluar dari hidung dihubungkan ke perekam yang bisa mendeteksi refluks asam. Pasien dikirim rumah dengan kateter dan perekam terpasang dan kembali keesokan harinya untuk melepaskan alat tersebut. Selama 24 jam kateter  terpasang, pasien bisa melakukan kegiatan seperti biasanya, misalnya, makan, tidur, dan bekerja. Makanan, periode tidur, dan gejala dicatat oleh pasien dalam  buku harian dan atau dengan menekan tombol pada perekam. Setelah kateter 

dilepaskan, perekam disambungkan ke komputer sehingga data yang telah dikumpulkan bisa diunduh ke komputer untuk selanjutnya dianalisa dan dimasukkan ke dalam bentuk grafis.

(10)

Gambar 1. pH monitoring 11

(11)

Perangkat yang baru-baru ini dikembangkan untuk memantau pH esofagus adalah dengan menggunakan kapsul. Kapsul tesebut berisi alat pendeteksi asam,   baterai, dan pemancar. Alat tersebut memantau asam di esofagus dan

mengirimkan informasi ke perekam yang dipasangkan pada ikat pinggang  pasien. Kapsul ini dimasukkan ke dalam esofagus dengan kateter melalui hidung

atau mulut dan melekat pada lapisan esofagus dengan sebuah klip. Kateter  kemudian dilepaskan dari kapsul, sehingga tidak ada kateter yang menonjol dari hidung. Kapsul tersebut bekerja selama dua hari atau tiga hari, dan kemudian  baterai mati. Lima sampai tujuh hari kemudian, kapsul jatuh dari lapisan esofagus dan keluar melalui tinja sebagai kapsul yang tidak dapat digunakan kembali.

Kelebihan dari perangkat kapsul terkait dengan tidak adanya kateter yang menghubungkan alat ke perekam. Ada kenyamanan yang lebih besar tanpa kateter  di bagian belakang tenggorokan, dan pasien lebih mungkin untuk pergi bekerja dan melakukan lebih banyak kegiatan normal. Kelemahan dari kapsul adalah tidak  dapat digunakan dalam faring dan, sejauh ini, belum pernah digunakan dalam lambung.

Radio Nuclide Gastro Esofagosgrafi

Pemeriksaan ini dilakukan dengan Gastro esofageal scintigrafi dengan mempergunakan “technetium 99m sulfur colloid”. Teknik ini memerlukan waktu relatif lebih panjang dan non invasif. Pemberian secara oral dan bahannya tidak  diserap. Kemudian keadaan ini dimonitor dengan gamma kamera. Kepekaannya 70-80 %. Adanya aspirasi pada paru-paru dinyatakan dengan adanya radioaktifitas  positif pada paru.5

(12)

Dengan scintigrafi ini Heyman dkk. dapat menunjukkan adanya aspirasi  pada paru-paru sebesar 0,025 ml. Cara ini cukup baik karena tidak memerlukan  penenang yang menurunkan sfingter esofagus bagian bawah.5

Biopsi esofagus

Dengan esofagoskopi dan diperiksa PA. Pada GERD didapatkan  proliferasi lapisan basal esofagus yang meningkat.5

Keterlambatan waktu pengosongan lambung

Keterlambatan waktu pengosongan lambung pada bayi dengan RGE diduga karena terdapat ketidakmampuan otot fundus lambung untuk mengadakan kontraksi, untuk mengosongkan isi lambung. Waktu pengosongan lambung dievaluasi 3-4 jam setelah makan. Heillemer AC dkk. mengadakan penelitian terhadap 23 bayi pada usia 7-14 bulan dengan mempergunakan esofageal manometer untuk melihat terjadinya refluks pada bayi, 3 jam sesudah diberi minum atau makan. Pada makanan ditambahkan 100uTc sulfur koloid, ternyata didapatkan pengosongan lambung pada penderita adalah 1 jam.5

DIAGNOSA BANDING

Beberapa diagnosis banding GERD, antara lain :

a. Hiatus hernia12

Hernia hiatus adalah suatu kelainan anatomi dimana terdapat bagian dari lambung menonjol melalui diafragma masuk ke rongga thoraks. Pada keadaan normal, esofagus atau tabung makanan lewat turun melalui dada, dan memasuki rongga abdomen melalui lubang di diafragma disebut hiatus esophagus.Tepat di  bawah diafragma, esofagus bergabung dengan lambung. Pada individu dengan hernia hiatus, pembukaan hiatus esofagus (hiatal opening) lebih besar dari   biasanya, dan sebagian lambung bagian atas masuk melalui hiatus ke rongga

thoraks. Diperkirakan penyebab dari hiatus hernia adalah karena hiatus esofagus yang lebih besar dari normal, sebagai akibat dari pembukaan besar  tersebut, bagian dari lambung masuk ke rongga thoraks. Faktor yang  berpotensi menyebabkan terjadinya hernia hiatus adalah:

(13)

a. Suatu pemendekan permanen pada esofagus (yang mungkin disebabkan karena inflamasi atau jaringan parut akibat refluks atau regurgitasi asam lambung) yang menyebabkan lambung tertarik keatas.

  b. Perlekatan yang abnormal (longgar) dari esofagus ke diafragma sehingga esofagus dan lambung naik keatas.

(14)

Gambar 3. Hernia hiatus12

(15)

Merupakan suatu keadaan dimana tidak adanya relaksasi esophagus terminal. Spasme esophagus dapat menimbulkan sumbatan partial pada daerah   perbatasan gaster-esophagus, dimana dengan Ba kontras, tampak adanya

konstriksi esophagus bagian terminal dan bagian atasnya melebar. Keadaan ini sering ditemukan pada anak lebih besar , jarang pada bayi. Pengobatannya dengan melebarkan bagian yang mengalami konstriksi dan perlu tindakan  berulang.5

c. Stenosis pylorus hipertrofi kongenital

Pada penderita dengan stenosis pylorus terdapat muntah yang projektil terjadi   pada umur lebih dari 1 minggu. Pada permulaan gejala muntah tidak 

mencolok tetapi pada usia lebih dari 1 minggu, muntah lebih sering dan lebih  jelas. Gejalanya makin berat, berat badan tidak naik. Penyebabnya tidak jelas, diduga ada tendensi familier karena 1% dari penderita ternyata orang tuanya   juga menderita kelainan yang sama. Beberapa peneliti menduga adanya

hipertrofi otot pilorus akibat adanya spasme otot. Pendapat sarja na lain adalah respon terhadap rangsangan atau iritasi terhadap n. vagus.5

d. Obstruksi / atresia duodenum

Atresia duodenum adalah suatu keadaan kegagalan kanalisasi pada masa embrional disertai atresia di bagian usus lainnya. Gejala klinis yang sering terjadi adalah muntah-muntah yang mengandung empedu. Bila atresia di   bawah ampula vateri, muntahnya berupa gumpalan susu atau muntahnya keruh. Gejala lainnya yaitu mekonium tidak keluar dalam waktu lebih dari 24  jam. Pada penderita atresia duodenum, distensi abdomen terjadi pada bagian atas. Bila penderita habis minum, tampak gerakan peristaltik melintasi garis tengah, dari kiri ke kanan. Dengan foto abdomen polos, tampak adanya gambaran “Double buble” yaitu tidak adanya gambaran udara di usus halus. Pengobatan definitif adalah operasi.5

e. Mekonium ileus

(16)

 perubahan pada kelenjer yang memproduksi lendir dari saluran pencernaan dan saluran pernafasan. Penyumbatan usus oleh mekonium memberikan gejala mekonium tidak keluar lebih dari 24 jam, perut gembung dan muntah-muntah yang makin lama makin sering dan makin kental sehingga bayi akan mengalami dehidrasi. Pada pemeriksaan dengan Ba kontras menunjukkan gambaran kolon dibawah sumbatan mengecil. Pengobatan yang dikerjakan  pada dasarnya simptomatik dengan pemberian enzim pankreas dan mengatasi masalah metabolik yang terjadi. Dapat dilakukan irigasi usus dengan gastroprafin untuk melunakkan mekoneum yang kental. Bila pengobatan tersebut gagal, maka dilakukan operasi.5

Penatalaksanaan GERD

Penatalaksanaan GERD mencakup beberapa aspek, antara lain : Perubahan posisi

Posisi terlentang mengurangi jumlah paparan asam lambung pada esofagus yang bisa dikteahui melalui pemeriksaan PH, dibandingkan dengan posisi telungkup. Akan tetapi, posisi telentang dan posisi lateral berhubungan dengan meningkatnya angka kejadian sindrom bayi mati mendadak atau  sudden infant  death syndrome (SIDS). Oleh karena resiko tersebut, maka posisi telentang atau lateral tidak terlalu direkomendasikan untuk bayi dengan GERD, tetapi sebagian  besar bayi usia dibawah 12 bulan lebih disarankan untuk ditidurkan dengan posisi

telungkup.1

Bayi dengan GERD berat harus ditidurkan telungkup dengan posisi kepala lebih tinggi (30o). Setelah menetek atau minum susu formula bayi digendong setinggi payudara ibu, dengan muka menghadap dada ibu (seperti metoda kangguru, hanya baju tidak perlu dibuka). Hal ini menyebabkan bayi tenang sehingga mengurangi refluks.5

(17)

Gambar 4. Modifikasi posisi pada bayi.18

Gambar 5. Posisi telungkup dengan kepala ditinggikan.14

Cara menyusui : 5

a. Bayi hanya menetek pada satu payudara sampai habis

  b. Biarkan bayi terus menghisap (walaupun payudara telah kosong) sampai bayi tertidur. Selama bayi mengisap payudara, gerakan mengisap lidah bayi merupakan trigger terhadap kontraksi lambung, sehingga refluks tidak akan terjadi.

(18)

d. Setelah menyusui, bayi jangan langsung ditidurkan. Bayi baru ditidurkan dengan posisi kepala lebih tinggi dan miring ke sebelah kiri,  paling cepat setengah jam setelah menyusu atau minum susu formula.

Gambar 6. Posisi setelah menyusui pada bayi.15

e. Hindari paparan asap rokok dan konsumsi kopi pada ibu (caffein yang  berlebihan pada ibu mempengaruhi terjadinya GERD pada bayi).

f. Hindari pemakaian baju yang ketat.

Penambahan agen pengental seperti beras sereal pada susu formula tidak  mengurangi durasi pH < 4 (index refluks) yang terukur pada saat monitoring pH esofagus, tetapi bisa menurunkan frekuensi dari kejadian regurgitasi. Studi dengan kombinasi pH/MII menunjukkan bahwa tinggi refluks esofagus berkurang dengan  pemberian susu formula yang lebih kental meskipun dengan pemberian ini tidak 

(19)

Di Amerika serikat, beras sereal adalah agen pengental yang paling sering ditambahkan pada susu formula. Susu formula yang dikentalkan dengan beras sereal menurunkan volume regurgitasi tetapi bisa menyebabkan batuk selama  pemberian. Susu formula yang dikentalkan dengan sereal bila diberikan melalui  botol dot maka lubang pada dot harus dilebarkan sehingga susu yang dikentalkan

tersebut bisa keluar dengan lancar. Intake energi yang berlebih adalah masalah yang sering terjadi pada pemberian susu formula yang dikentalkan dengan sereal. Pengentalan 20 kcal/ons susu formula dengan 1 sendok makan beras sereal untuk  setiap ons nya bisa meningkatkan densitas energi hingga 34 kcal/oz (1,1 kcal/mL). Pengentalan dengan 1 sendok makan per 2 ons susu formula meningkatkan densitas energi hingga 27 kcal/oz (0,95 kcal/mL).1

Gambar 7. Formula pengental makanan komersial16

Perubahan pola hidup pada anak dan dewasa Pada anak yang lebih besar, tidak ada bukti yang   jelas tentang pengurangan konsumsi makanan-makanan tertentu. Pada dewasa, obesitas, makan berlebih, dan makan pada malam hari sebelum tidur berhubungan dengan timbulnya gejala GERD. Posisi tidur telentang atau posisi tidur pada sisi kiri dan atau peninggian kepala tempat tidur, bisa mengurangi gejala refluks.1

Terapi farmakologi

Agen farmakologi utama yang biasanya digunakan untuk mengatasi GERD pada anak adalah agen buffering asam lambung, pertahanan mukosa, dan agen anti-sekretorik lambung. Potensi efek samping dari penekanan sekresi asam lambung,

(20)

Pada bayi yang didiagnosa GERD, diperlukan manajemen pengobatan yang tepat. Obat penekan asam lambung berguna dalam mengobati esofagitis yang disebabkan oleh refluks asam, bisa digunakan sebagai terapi tunggal maupun kombinasi dengan agen prokinetik. Antagonis reseptor H2 (H2RAs; eg, ranitidine, cimetidine, famotidine, nizatidine) dan penghambat pompa proton inhibitors (PPIs; eg, omeprazole, esomeprazole, lansoprazole) terbukti efektif  dalam penatalaksanaan GERD. Sejumlah studi telah mendemonstrasikan efektivitas dari H2RA pada orang dewasa dengan reflux, dan 3 uji coba acak  terkontrol pada anak menunjukkan bahwa H2RA efektif dalam mengurangi gejala dan menyembuhkan esofagitis.17

Antagonis reseptor histamin H2 secara kompetitif menghambat aksi histamin pada reseptor histamin H2 pada sel parietal lambung. Obat ini sangat selektif pada reseptor histamin H2 dan memiliki sedikit atau tanpa efek pada reseptor histamin H1. Sel parietal memiliki reseptor untuk histamin, asetilkolin, dan gastrin, yang semuanya dapat merangsang sekresi asam hidroklorida ke dalam lumen gaster. Antagonis reseptor histamin H2 menghambat sekresi asam yang dihasilkan oleh reseptor histamin, tapi tidak memiliki efek pada sekresi asam yang dihasilkan oelh asetilkolin atau gastrin.5

Obat yang termasuk golongan ini adalah Cimetidin, Ranitidine, Famotidine, dan Nizatidine. Antagonis reseptor histamin H2 dapat menurunkan   penyerapan obat yang memerlukan suasana asam (ketokonasol, itrakonasol).

Simetidin menghambat enzim sitrokom P-450 dan memiliki potensi untuk    berinteraksi dengan obat lain yang dimetabolisme oleh isoenzim ini (misalnya

fenitoin, propanolol, teofilin, warfarin). 5

Ranitidin dan famotidin tampaknya sama efektifnya dengan simetidin dan nizatidin. Suatu penelitian mengenai farmakokinetik dan farmakodinamik  ranitidin (5mg/kg) pada bayi berusia 6 minggu sampai 6 bulanyang menderita refluks gastroesofageal yang diberi ranitidin dengan dosis 5 mg/kg BB, ternyata   pH esofagus paralel dengan konsentrasi ranitidin dalam pH dan pH dalam lambung tetap diatas 4 selama 9 jam setelah pemberian obat ini. Pada pasien anak-anak berumur 6 bulan sampai 13 tahun dan mengalami esofagitis yang refrakter 

(21)

dengan dosis normal ranitidin adalah 8 mg/kg/hari. Penggunaan ranitidin dosis tinggi (20 mg/kg/hari) dapat mengurangi gejala dan memberikan penyembuhan.5

Inhibitor pompa proton terikat dengan hydrogen/potassium adenosine triphospatase, suatu enzim yang berperan sebagai pompa proton pada sel parietal, karena itu dapat menghambat pertukaran ion yang merupakan langkah akhir pada sekresi asam hidroklorida. Obat ini menghambat sekresi asam tanpa memandang apakah distimulasi oleh histamine, asetilkolin, atau gastrin. Untuk sekresi dari sel  parietal inhibitor pompa proton memerlukan aktivasi dalam lingkungan. Supaya makanan tidak dapat mempengaruhi absorpsi dan konsentrasi puncak obat dalam  plasma, obat ini paling baik diminum sekitar 30 menit sebelum makan. Obat ini

kurang efektif selama kondisi puasa saat kondisi asam lebih rendah.5

Inhibitor pompa proton dinonaktifkan oleh asam lambung. Oleh karena itu obat ini diformulasi dengan enteric coating, sehingaa obat ini mampu melewati lambung dalam keadaan utuh dan memasuki usus, dimana PH nya kurang asam dan obat diserap. Inhibitor pompa proton memiliki elimanis waktu paruh yang   pendek namun durasi aksi yang panjang karena ikatan dengan pompa proton irreversibel dan penghentian aktifitas farmakologi memerlukan sintesis enzim yang baru. Inhibitor pompa proton tidak mempengaruhi motilitas lambung atau sekresi enzim lambung yang lainnya.5

Inhibitor pompa proton dapat berinteraksi dengan obat yang memerlukan lingkungan asam untuk penyerapan (misalnya ketokonazol, itrakonazol). Inhibitor    pompa proton dimetabolisme oleh sitokrom P-450 2C19 dan 3A4 secara  bervariasi dan dapat berinteraksi dengan obat lain yang dimetabolisme oleh enzim

ini.5

Omeprasol dan lansoprasol golongan inhibitor pompa proton telah diijinkan penggunaanya oleh FDA pada pasien anak. Keduanya tersedia dalam  bentuk kapsul yang mengandung granula salut enteric. Lansoprasol juga tersedia dalam bentuk granual untuk penggunaanya dalam suspense oral dan secara oral dalam betuk talet yang mengandung mikrogranula salut enteric. Oleh karena itu

(22)

tersedia sebagai kapsul yang mengandung enteric coated pellet  , dan rabeprasol, sedangkan pantoprasol tersedia dalam bentuk enteric coated tablets.5

Pantoprasol, rabeprasol, dan esomeprasol tidka dibenarkan penggunaanya oleh FDA pada anak-anak. Saat ini percobaan klinis pada pasien anak-anak  sedang dilaksanakan.5

Omeprasol dan lansoprasol sebaiknya diminum dengan sedikit jus buah yang agak asam (jus apel, jeruk) atau yoghurt. Pada penelitian yang dilakukan  pada pasien anak-anak yang menderita esofagitis yang resisten terhadap antagonis reseptor histamin H2, omeprasol efektif dalam memeperbaiki gejala dan menyembuhkan esofagitis. Pengobatan selama 8 minggu dengan omeprasol 40 mg/hari/1,73 m2 luas permukaan tubuh atau ranitidin dosis tinggi (20 mg/kg/hari) mengurangi paparan asam pada esofagus dan mempercepat kesembuhan pada 25 orang bayi dan anak-anak yang berusia 6 bulan sampai 13 tahun dengan refluks esofagitis yang berat. Dosis omeprasol yang diperlukan untuk menyembuhkan esofagitis kronik dan berat pada pasien anak-anak adalah 0,7-3,5 mg/kg/hari).5

Inhibitor pompa proton lebih efektif daripada antagonis reseptor histamine H2 dalam mengurangi sekresi asam, mengurangi gejala RGE, dan emnyembuhkan esofagitis. Inhibitor pompa proton juga lebih efektif daripada antagonis reseptor  histamine H2 dalam mempertahankan remisi.5

Perbaikan gejala bergantung pada dosis, dosis yang lebih tinggi dikaitkan dengan perbaikan gejala yang lebih cepat. Namun, studi mengenai lansoprazol   juga menunjukkan bahwa bayi yang lebih muda dari 10 minggu mempunyai

farmakokinetik yang berbeda dan memerlukan dosis yang lebih rendah dan efek  samping yang mungkin lebih umum terjadi dibanding pada bayi yang lebih muda dari 28 hari. Beberapa studi melaporkan bahwa PPI adalah pengobatan yang efektif untuk esophagitis akibat refluks, tetapi belum ada studi yang menunjukkan keunggulan H2RA dengan dosis yang tinggi.17

Agen Prokinetik meningkatkan gerakan peristaltik esofagus, mempercepat   pengosongan lambung, dan meningkatkan tonus sfingter esofagus bagian distal. Cisapride efektif dalam menurunkan refluks, namun obat tersebut telah ditarik  dari pasaran karena efek toksik pada jantung berpotensi menyebabkan

(23)

kematian dan tersedia hanya dalam protokol penggunaan yang terbatas. Metoclopramid adalah obat antidopaminergik dan kholinomimetik yang telah digunakan. medis pengelolaan GERD.17

Cisaprid merupakan campuran agen seratonergic yang memfasilitasi   pelepasan asetilkolin pada sinaps dalam pleksus mienterikus sehingga

meningkatkan pengosongan lambung dan esofagus, serta gerakan peristaltik  saluran cerna. Setelah diketahui bahwa cisapride bisa menyebabkan pemanjangan inteval QT pada EKG, sehingga meningkatkan angka kematian mendadak. Oleh karena itu obat ini penggunaanya terbatas pada program-program yang diawasi oleh ahli gastroenterologi anak untuk percobaan klinis.1

Antasid menetralisir asam lambung, dan sodium alginate melindungi mukosa esophagus dengan membentuk suatu gel pada permukaan. Sukralfat (suatu kompleks aluminium dari sucrose sulfat) terikat pada dan melindungi mukosa esofagus. Efikasi obat ini pada anak-anak yang mengalami refluks estrofageal belum diketahui dengan pasti. Obat ini tidak dibenarkan penggunaan  pada bayi dan aank oleh FDA dalam pengobatan RGE. Penggunaan antacid yang

mengandung aluminium dalam jangka panjang harus dihindari karena resiko toksisitas aluminium. Obat ini dapat digunakan secara intermitten untuk  meredakan gejala RGE pada anak yang berumur lebih besar.5

(24)

Gambar 8. Algoritma tatalaksana pada bayi dengan muntah berulang dan berat  badan tidak bertambah7

Jika bayi yang sering muntah dengan berat badan tidak bertambah, maka   penting untuk melakukan evaluasi dignostik lebih lanjut. Pemeriksaan untuk 

menemukan penyebab muntah (seperti pemeriksaan darah lengkap, elektrolit,   bikarbonat, nitrogen urea, kreatinin, alanin aminotransferase, amonia, glukosa,

(25)

urinalisa, keton urin dan reduksi, dan skrining galaktosemia dan penyakit “ maple  sugar urine”. Pemeriksaan anatomi saluran gastrointestinal atas juga dianjurkan. Jika tidak ditemukan kelainan, tatalaksana termasuk terapi medis, rawat inap dan  biopsi endoskopi .

Rawat inap untuk observasi interaksi orangtua-anak dan mengoptimalkan tatalaksana. Biopsi endoskopi bermanfaat untuk menemukan adanya esofagitis dan untuk menyingkirkan penyebab lain yang menimbulkan muntah dan tidak    bertambahnya berat badan. Untuk meningkatkan asupan kalori pada bayi

dilakukan dengan meningkatkan densitas formula, dan penggunaan tube nasogastrik atau transpilorik. Terapi bedah jarang dilakukan. Follow-up diperlukan untuk memastikan penambahan berat badan yang adekuat.7

(26)

Gambar 9. Algoritma tatalaksana pada anak atau dewasa dengan  Heartburn kronis7

Pada anak yang lebih besar dan dewasa, gambaran klinis dan lokalisasi dari nyeri esofagus lebih kurang sama, tapi pada anak yang lebih kecil gambaran klinis dan lokasi nyeri mungkin atipik. Regurgitasi dari asam lambung ke mulut

(27)

  bisa terjadi. Intervesnsi awal dari perubahan pola hidup, menghindari faktor   pencetus, ditambah penggunaan terapi farmakologi selama 2-4 minggu dengan

H2RA atau PPI direkomendasikan. Jika tidak ada perbaikan, maka selanjutnya anak bisa ditangani oleh ahli gastroenterologi untuk biopsi dengan endoskopi saluran cerna atas. Jika terjadi perbaikan, terapi bisa dilanjutkan hingga 2-3 bulan,   jika gejala berulang ketika terapi dihentikan, sebaiknya dilakukan endoskopi

untuk mengetahui tingkat keparahan dari esofagitis.7

Gambar 10. Tatalaksana selanjutnya pada anak atau dewasa dengan esofagitis7 Para ahli menyarankan bahwa pada bayi dan anak dengan esofagitis,efektivitas terapi bisa dipantau dengan melihat perbaikan gejala, kecuali

(28)

kemungkinan yang bisa menjelaskan hal tersebut: diagnosis tidak benar atau   penatalaksanaan yang inadekuat. Kemungkinan adanya diagnosa lain, seperti

esofagitis eosinofilik harus dipertimbangkan.7

Jika manifestasi klinis dan histopatologi berhubungan dengan diagnosa refluks esofagitis, maka sebaiknya dilakukan evaluasi terhadap kemanjuran terapi. Monitoring pH esofagus pada saat pasien menjalani terapi bisa menginformasikan apakah diperlukan penggunaan obat untuk menurunkan sekresi asam lambung. Jika diagnosa tidak jelas, monitoring pH esofagus pada saat pasien tidak  menerima terapi mungkin berguna karena berdasarkan hasil studi esofagitis  biasanya berkaitan dengan GER.7

Terapi Bedah

Operasi antirefluks harus dipertimbangkan bila terapi medis gagal, misalnya, gejala terus berlanjut atau timbul komplikasi GERD. Pembedahan biasanya diindikasikan untuk pasien dengan refluks yang  berlanjut dan komplikasi esophagitis meskipun sudah diberi terapi medis. Nissen fundoplication merupakan prosedur operasi yang paling umum dilakukan. Tindakan yang dilakukan berupa pembungkusan fundus lambung 3600 sekitar esofagus distal.17

Alternatif dari nissen fundoplication adalah prosedur Thal (fundoplication 180° anterior), prosedur Toupet (fundoplication 2700 posterior), prosedur Boix-Ochoa (pemulihan esofagus intra-abdomen), dan Watson fundoplication (fundoplication 1200 anterior ). Perbandingan antara berbagai operasi ini telah menunjukkan tingkat setara dengan komplikasi, revisi, dan kepuasan jangka  panjang. Prosedur Nissen dan prosedur terkait lainnya dapat dilakukan secara laparoskopi. Fundoplication laparoskopik telah diteliti dengan baik dan telah disetarakan dengan prosedur terbuka pada dewasa.17

  Laparosopic Nissen Fundoplication (LNF) secara umum telah menggantikan prosedur nissen fundoplication yang dilakukan secara terbuka (ONF), ini dikarenakan LNF menurunkan angka kesakitan, memperpendek waktu

(29)

 perawatan di rumah sakit, dan kemungkinan komplikasi pasca operasi yang lebih sedikit.1

  Nissen fundoplication telah secara luas dilakukan sebagi terapi bedah untuk kasus GERD, namun prosedur ini berhubungan dengan tingginya angka kejadian disfagia pasca operasi dan angka kejadian rekuren yang tinggi pada anak  dengan disability. Oleh karena itu, prosedur Thal fundoplication pada kemudian mulai dipopulerkan dan digunakan oleh banyak ahli bedah hingga saat ini. 18

(30)
(31)

Gambar 13. A.   Nissen fundoplication B. Thal fudoplication C. Toupet   fundoplication20

(32)

Komplikasi GERD

Komplikasi yang sering ditumbulkan pada GERD, antara lain :

a. Esofagitis dan sekuelenya – striktur, Barret Esofagus, adenocarcinoma

Esofagitis bisa bermanifestasi sebagai irritabilitas, anak tidak mau makan, nyeri pada dada atau epigastrium pada anak yang lebih tua, dan jarang terjadi hematemesis, anemia, atau sindrom Sandifer. Esofagitis yang berkepanjangan dan parah dapat menyebabkan pembentukan striktura, yang biasanya  berlokasi di distal esophagus, yang menhasilkan disfagia, dan membutuhkan dilatasi esophagus yang berulang dan fundoplikasi. Esofagitis yang  berlangsung lama juga bisa menyebabkan perubahan metaplasia dari epitel skuamosa yang disebut dengan Barret Esofagus, suatu precursor untuk  terjadinya adenocarcinoma esophagus.4

b. Nutrisi

Esofagitis dan regurgitasi bisa cukup parah untuk menimbulkan gagal tumbuh karena deficit kalori. Pemberian makanan melalui enteral (nasogastrik atau nasoyeyunal atau perkutaneus gastric atau yeyunal) atau pemberian melalui  parenteral terkadang dibutuhkan untuk mengatasi deficit tersebut.4

c. Extra esophagus

GERD dapat menimbulkan gejala pernapasan dengan kontak langsung terhadap refluks dari isi lambung dengan saluran pernapasan (aspirasi atau mikroaspirasi). Seringnya, terjadi interaksi antara GERD dan penyakit primer  saluran pernapasan, dan terciptalah lingkaran setan yang semakin memperburuk kedua kondisi tersebut. Terapi untuk GERD harus lebih intens (biasanya melibatkan PPI) dan lama (biasanya 3 sampai 6 bulan).4

(33)

Prognosis GERD pada anak 16

Sebagian besar pasien dengan GERD akan membaik dengan pengobatan, walaupun relaps mungkin akan muncul setelah terapi dan memerlukan terapi medis yang lebih lama.

Identifikasi subgrup pasien yang kemungkinan besar berkembang mengalami komplikasi GERD dan penting untuk dilakukan perawatan secara agresif. Pada pasien ini kemungkinan besar diindikasikan untuk mendapatkan terapi pembedahan pada staium awal. Setelah laparoskopi Nissen fundoplication, gejala teratasi pada 92% pasien.

Kebanyakan kasus GER pada bayi dan balita adalah benigna dan berespon terhadap terapi non farmakologi. 80% gejala berkurang pada umur 18 bulan. Beberapa pasien memerlukan terapi menurunkan asam lambung dan hanya sekelompok kecil yang memerlukan tindakan pembedahan karena gejala GER  setelah usia 18 tahun menunjukkan gejala yang kronik.Resiko jangka panjang   juga meningkat. Untuk pasien yang mengalami GER secara persisten periode

akhir usia anak selalunya memerlukan terapi agen anti sekretori.

Apabila kasus GERD ini disertai komplikasi (seperti striktur, aspirasi,   penyakit saluran nafas, Barrett esophagus), biasanya memerlukan terapi   pembedahan. Prognosis untuk pembedahan biasanya baik. Meskipun begitu,

mortaliti dan morbiditi adalah tinggi pada pasien pembedahan dengan masalah medis yang kompleks.

Data jangka panjang pada anak sangat jarang, namun kesuksesan terhadap  pembedahan antirefluks pada umumnya akan menjadi baik. Pada lebih dari 1000

laparoskopi Nissen fundoplication lebih dari 10 tahun pada bayi dan anak  menunjukkan hasil yang baik, dengan 4% angka kegagalan.

Sebagian kecil laporan objektif setelah operasi mempertanyakan manfaat dari pembedahan. Sebuah studi menemukan manfaat dari pembedahan yang   berhubungan dengan refluks pada anak usia 1-4 tahun, namun efek ini tidak 

(34)

Pemeriksaan pH dalam 24 jam biasanya digunakan untuk mengevaluasi secara objektif hasil dari pembedahan antirefluks. Sebuah pemeriksaan prospektif  dari 53 pasien pediatri yang diterapi dengan laparoskopi Thal  fundoplication ditemukan bahwa 25 % terdapat refluks patologi pada follow-up, namun 90 %  pasien dilaporkan bebas dari gejala.

Kedua manajemen pembedahan dan terapi obat cenderung untuk  mendapatkan angka kegagalan yang tinggi pada anak dengan kelainan neurologi. Kebanyakan dari pasien tersebut memiliki kemungkinan yang serius terhadap morbiditas dan harapan hidup yang pendek. Sebuah studi pada 46 bayi yang diperiksa 5 tahun setelah Nissenfundoplication ditemukan bahwa 24% meninggal setelah gangguan medis lainnya. Yang lainnya, 74% tidak terdapat gejala   berulang, 12% membutuhkan operasi atau fundoplication berulang, dan 45%

mengalami komplikasi setelah operasi. Laporan lainnya dari 109 anak yang menjalani prosedur Nissen or Boix-Ochoa antirefluks, setelah follow-up selama 10 tahun, ditemukan refluks rekuren pada 20% pasien.16

(35)

Kesimpulan

1. Gastroesofageal reflux (GER) adalah suatu keadaan, dimana terjadi disfungsi sfingter esofagus bagian bawah sehingga menyebabkan regurgitasi isi lambung ke dalam esofagus.

2. Gastroesophageal reflux disease (GERD) adalah gejala-gejala atau kerusakan jaringan yang terjadi sekunder akibat refluks isi lambung

3. Diagnosis ditegakkan dari anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan

 penunjang. Pada pemeriksaan fisik tidak banyak yang khas. Namun terdapat   beberapa pemeriksaan penunjang yang dapat membantu menegakkan

diagnosis.

4. Pilihan terapi GERD termasuk perubahan gaya hidup (misalnya, modifikasi diet, posisi tubuh yang benar selama dan setelah makan), terapi farmakologi, dan operasi antirefluks

Saran

Perlunya anamnesis yang teliti, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang yang tepat agar dapat dilakukan tatalaksana penyakit secara optimal dan mencegah kecacatan atau kematian.

(36)

DAFTAR PUSTAKA

1. Yvan V. Pediatric gastroesophageal reflux clinical practice guidelines.

Journal of Pediatric Gastroenterology and Nutrition Vol. 49, No. 4, October 2009

2. Sunoto. Esofagus. Dalam : Buku Ajar Ilmu Kesehatan Anak. Editor : AH

Markum ; Ismail S, Alatas H, et al. Jakarta : FKUI, 2002

3. Ruigómez A, Wallander M, Lundborg P, Johansson S, Rodriguez L.

Gastroesophageal reflux disease in children and adolescents in primary care. Scandinavian Journal Of Gastroenterology. 2010

4. Orienstein SR, Peters J, Khan S, Youssef N, Hussain Z. The Esophagus.

Dalam : Behrman RE, Kliegman RM, Jenson HB. Nelson Textbook of   pediatrics.edisi ke-17. Philadelphia : Sounders ; 2004

5. Suraatmaja, Sudaryat. Refluks Gastroesofageal. Dalam: Kapita Selekta Gastroenterologi Anak. Jakarta: Sagung Seto; 2007

6. Jayant Deodhar, MD: Pediatric Esophagitis.

h ttp://emedicine.medscape.com/article/928891-overview#showall.

7.   North American Society for Pediatric Gastroenterology and Nutrition.

Pediatric GE Reflux Clinical Practice Guideline. Journal of Pediatric Gastroenterology and Nutrition, Vol. 32, Supplement 2, 2001; 1-31.

8. Rusdi I. Gangguan Ingesti, Anoreksia, Disfagia, dan Regurgitasi.

Gastroenterologi Anak Praktis. Balai Penerbitan FKUI, Jakarta 1988

9. Schwarz, SM. Pediatric Gastroesophageal Reflux Clinical Presentation.

http://emedicine.medscape.com/article/930029-clinical#showall

10.Salvatore S. 2005. Gastroesophageal Reflux Disease in Infants: How

Much is Predictable with Questionnaires, pH-metry, Endoscopy and Histology: Journal of Pediatric Gastroenterology and Nutrition

11.Jay W. Marks, MD. Esophageal pH monitoring (Esophageal pH test).

http://www.medicinenet.com/esophageal_ph_monitoring/article.htm

12.Jay W. Marks, MD. Hiatal Hernia.

Gambar

Tabel 2. Orenstein’s Modified
Gambar 1. pH monitoring  11
Gambar 3. Hernia hiatus 12
Gambar 5. Posisi telungkup dengan kepala ditinggikan. 14
+7

Referensi

Dokumen terkait

Memiliki pengetahuan dasar tentang sejarah dan peraturan permainan serta memiliki ketrampilan dalam teknik dasar cabang olahraga sepak takraw dengan baik dan benar serta

variabel dan konstanta dalam model regresi logistik ini memiliki nilai signifikan kurang dari 0,05 (p&lt;0,05) maka hal ini berarti bahwa ada hubungan antara pola asuh

Valasindo Sentra Usaha dalam memanajemen persediaan bahan baku menggunakan perhitungan yang lebih efisien yaitu melihat dari jumlah kuantitas pembelian yang optimal

Adapaun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini melalui dua cara, yaitu Penelitian Kepustakaan (Library Research) dan Penelitian Lapangan (Field Research)

Oleh karena itu, penelitian ini mengambil beberapa variabel fundamental perusahaan yang digunakan untuk menjelaskan pengaruh faktor fundamental terhadap risiko

• Strategic resources : sumber daya yang dimiliki organisasi melebihi sumber daya yang dimilik oleh industri dan memungkinkan organisasi memperoleh competitive advantage. •

Proses pemilahan sampah menjadi perhatian, khususnya antara sampah yang biodegradabel dengan bagian sampah yang non-degradabel, dan juga antara sampah biodegradabel yang

Ideologi gender yang berupa gagasan atau kepercayaan yang menggariskan bahwa laki-laki dan perempuan memiliki peran berbeda, ditambah lagi dengan adanya ideologi patriarki,