STUDI ANALISIS LAI PADA SIMCARD DALAM MENENTUKAN
LETAK GEOGRAFIS DENGAN MENGGUNAKAN BAHASA
PEMROGRAMAN PYTHON
NASKAH PUBLIKASI
diajukan oleh
Huda Nur Fakhri
12.11.6016
kepada
SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER
AMIKOM YOGYAKARTA
YOGYAKARTA
2016
1
STUDI ANALISIS LAI PADA SIMCARD DALAM MENENTUKAN
LETAK GEOGRAFIS DENGAN MENGGUNAKAN BAHASA
PEMROGRAMAN PYTHON
Huda Nur Fakhri
1), Bayu Setiaji
2),
1),2) Teknik Informatika STMIK AMIKOM YogyakartaJl Ringroad Utara, Condongcatur, Depok, Sleman, Yogyakarta Indonesia 55283
Email : huda.f@students.amikom.ac.id1), bayusetiaji@amikom.ac.id2)
Abstract - SIM card (Subscriber Identity Module) is a basic component of the mobile phone. When use mobile phones, SIM Card acts as connector between the customer and the service by the provider. SIM Card stored sensitive information some one among them is LAI.
LAI (Local Area Identity) is a unique number that identify the State, global network providers and location area users. LAI is composed of the Mobile Country Code (MCC), the Mobile Network Code (MNC), and the Localation Area Code (LAC). LAI used by police to knowing the layout of the geographical of the perpetrator.
The results of the research are can mapping the information into a geographic layout. The data LAI will be read using the python programming language and requires SIM card reader as a connector between computers with the SIM Card.
Keyword : SIM card,
LAI
1. Pendahuluan 1.1 Latar Belakang
Telepon genggam adalah salah satu teknologi yang sangat populer dikalangan masyarakat saat ini. Setiap telepon genggam terhubung dengan jaringan tekelomunikasi dengan menggunakan SIM card. SIM card memiki banyak perkembangan mulai dari ukuran standart, mini, micro, nano. Dengan meningkatnya jumlah telepon genggam dan SIM card memungkinkan menyimpan informasi-informasi kejahatan yang dilakukan seseorang. Beberapa kasus menggunakan telepon genggam dan SIM card sebagai alat bantu melakukan kejahatan dengan bermacam motif, beberapa kasus melakukan fraud terhadap perusahaan penyelenggara jaringan komunikasi dengan kerugian yang cukup besar. Salah satu upaya untuk pengungkapan kasus-kasus cybercrime adalah melalui proses investigasi forensika digital.
Proses investigasi forensika digital dapat dilakukan dengan mengumpulkan data-data penting yang terdapat didalam SIM card yang pada akhirnya dapat digunakan sebagai barang bukti. Didalam SIM card terdapat beberapa data senstif, dimana data tersebut dapat diakses oleh dengan alat bantu SIM card reader. Data-data yang dapat diakses yaitu LOCI, ICCID, IMSI, MSISDN, SMS, ADN, LND. Di dalam LOCI terdapat LAI (Local Area Identity) yang menyediakan identitas negara, jaringan, dan area lokasi. LAI
digunakan untuk menyimpan lokasi terakhir dari pengguna layanan jaringan. Kode LAI dapat berubah-ubah sesuai dengan lokasi BTS terakhir yang digunakan oleh pengguna. Dalam pengembangannya, informasi ini dapat digunakan sebagai bukti kejahatan.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan, maka dapat diambil rumusan masalah “Bagaimana melakukan Studi Analisis LAI pada SIM Card dalam Menentukan Lokasi Geografis Menggunakan Bahasa Pemrograman Python”.
1.3 Tinjuan Pustaka
Tinjuan pustaka pertama, Yudi Prayudi dan Fachreza Rifandi dalam seminar “Eksplorasi Bukti Digital Pada SIM Card” tahun 2013 melakukan penelitian yaitu mengimplementasi proses investigasi forensika digital untuk kasus barang bukti SIM card melalui sebuah studi kasus dan pemanfaatan sejumlah tools yang relevan. Hasil yang didapat dari seminar tersebut adalah SIM card ternyata juga berpotensi untuk menyimpan barang bukti pada suatu kasus kejahatan atau bahkan SIM card tersebut juga berfungsi sebagai alat kejahatan. [1]
Tinjuan pustakan kedua, menurut Roshan Singh Takur, Khyati Chourasia, dan Bhupendra Singh dalam jurnal ilmiah “Cellular phone Forensics” tahun 2012. Kesimpulan
dari penelitian tersebut adalah sistem GSM berisikan sejumlah besar informasi yang berharga untuk penyidik. Sebagai besar informasi memiliki potensi yang besar untuk digunakan sebagai bukti.[2]
Tinjuan pustakan kediga, menurut Eoghan Casey and Benjamin Turnbull dalam buku “Digital Evidence on
Mobile Devices and Computer Crime” tahun 2011. LAI
disimpan dalam EFLOCI (7F20:6F7E), menyediakan identitas negara, jaringan, dan area lokasi. Setiap kali perangkat mobile bergerak ke area baru, informasi LAI akan diperbarui di SIM card. Informasi lokasi juga tersedia ketika jaringan mobile data GPRS digunakan.[3]
1.3 Tujuan Penelitian
Menganalisis script, menganalisis hasil yang didapat dan sebagai syarat kelulusan dalam menempuh jenjang Strata-1 di STMIK AMIKOM YOGYAKARTA.
2 1.4 Pengertian SIM Card
Menurut Casey dalam buku “Digital Evidence on
Mobile Devices and Computer Crime” SIM card adalah
gabungan dari tiga komponen yaitu : microprocessor, ROM dan RAM yang ketiga komponen tersebut kemudian dikemas menjadi satu. SIM card digunakan untuk otentifikasi seseorang pengguna dalam sebuah jaringan GSM.
1.5 Data LAI
LAI merupakan informasi unik dari posisi mobile
station. LAI digunakan dalam kombinasi dengan TMSI
untuk menghasilkan sebuah identitas unik pelanggan. LAI terdiri dari 3 digit Mobile Country Code (MCC), 2 digit
Mobile Network Code (MNC) dan Location Area Code
(LAC) yang mimiliki panjang maksimum 3 digit. TMSI dan LAI umumnya berubah setiap kali perangkat bergerak ke area lokasi baru dalam jaringan selular. [4]
1.5.1 MCC
MCC merupakan mobile country code yang terdiri dari 3 angka desimal, digit pertama dalam MCC merupakan identitas sesuai dengan daerah geografis negara.
1.5.2 MNC
MNC merupakan kode identitas jaringan yang terdiri dari 2 sampai 3 digit, contoh: MNC 001 berbeda dengan MNC 01. MMC dan MNC didefinisikan dalam ITU-T Rekomendasi E.212, biasanya MCC dikombinasikan dengan MNC untuk mengidentifikasi jaringan operator. 1.5.3 LAC
Daerah penyedia jaringan radio seluler biasanya membagi beberapa lokasi area, lokasi area yang terdiri dari 1 atau beberapa radio cell. Setiap lokasi area diberikan nomor unik dalam jaringan, nomor tersebut adalah LAC (Location Area Code). Kode ini digunakan sebagai referensi unik untuk lokasi dari mobile
subscriber. Kode ini diperlukan dalam pengalamatan
subricber seperti kasus panggilan masuk. LAC berisi
kode yang panjangnya 2 oktet yang nilainya tetap dan setiap area lokasi urus oleh VLR.
1.6 Konsep APDU
Smart card berkomunikasi dengan komputer
dengan menggunkan data paketnya, yang disebut Application
Protocol Data Units ( APDUs). Sebuah APDU berisi pesan
perintah saja atau pesan respon saja. Protokol APDU seperti yang dispesifikasikan dalam ISO 7816-4 adalah protokol pada level aplikasi antara aplikasi smart card dan aplikasi host. Pesan APDU menurut ISO 7816-4 terdiri dari 2 struktur, yaitu satu digunakan oleh aplikasi host pada sisi CAD untuk mengirim perintah ke smart card, yang lain digunakan oleh smart card untuk mengirim respon kembali ke aplikasi host. Yang pertama disebut Command APDU (C-APDU) dan yang kedua disebut response APDU (R-APDU).
Command APDU selalu dipasangkan dengan response
APDU.
2. Pembahasan 2.1 Implementasi
Berikut adalah gambar script yang digunakan untuk mengambil data LAI:
Gambar 1 Script python bagian 1
Gambar 2 Script python bagian 2
3 Saat script python tersebut dieksekusi dengan perintah python maka hasil output yang didapat sebagai berikut:
Gambar 4 Hasil output dari script python
2.2 Analisis Hasil
Dari script yang dijalankan didapatkan hasil yaitu MCC SIM card adalah 510 dengan MNC adalah 10 dan LAC 3561.Dengan mencocokkan data yang dikumpulkan dilapangan dengan hasil yang didapatkan dari SIM card, dapat diidentifikasi bahwa kode negara (MCC) 510 yaitu kode negara Indonesia, dengan menggunakan jaringan (MNC) dengan kode 10 yaitu Telkomsel, dan berada pada kode area (LAC) 3561 dimana cangkupan wilayahnya yaitu kota Yogyakarta, kecamatan Depok, kecamatan Mlati, Godean, Gamping, dan kecamatan Banguntapan. Berikut adalah tabel LAC yang memiliki kode 3561:
Tabel 1 Daftar daerah yang memiliki kode 3561 No LAC Cell ID Koordinat Keterangan 1 3561 23974442 -7.766176, 110.413893 Puluhdadi, Kec. Depok, Sleman, Yogyakarta 2 3561 23959762 -7.905134, 110.319945 Jalan Monjali No.70, Mlati, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta 55284 3 3561 23945632 -7.776038, 110.326823 Jalan Godean No.108, Godean, Sleman, Yogyakarta 4 3561 23956146 -7.801152, 110.328529 Jalan Karebet, Gamping, Sleman, Yogyakarta 5 3561 23940658 -7.828847, 110.408002 Jl. Ringroad Selatan No.72, Banguntapan, Bantul, Yogyakarta 6 3561 23943129 -7.783400, Jalan Jend. 110.374646 Sudirman No. 54-56, Daerah Istimewa Yogyakarta 7 3561 23966927 -7.799810, 110.367483 Jalan Sriwedani No.1,Daerah Istimewa Yogyakarta 8 3561 23945651 -7.814036, 110.362810 Jl. DI Panjaitan, Mantrijeron Kota Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta Berikut adalah gambaran luas area 3561 sesuai dengan data yang telah didapat dengan tanda berwarna hijau:
Gambar 5 Peta luas area 3561 pada kabupaten Sleman
4 Gambar 7 Peta luas area 3561 pada kota Yogyakarta
Gambar 8 Peta luas area 3561 pada provinsi DIY
3. Penutup 3.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil pembahasan dan pengujian, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan yaitu:
1. Dari data yang dikumpulkan dengan menggunakan netmonitor dan CellID Info diketahui bahwa data LAI yang didapat memiliki cangkupan yang cukup luas yaitu gabungan dari beberapa kecamatan. 2. Dari hasil pengumpulan data dilapangan didapati
bahwa sinyal egde memiliki kode LAC yang berbeda dengan sinyal HDPA atau saat telepon genggam dijalankan tanpa paket data. CellId yang didapatkan di jaringan edge memiliki panjang yang lebih pendek yaitu 5 digit.
3. Dari data yang dikumpulkan setiap kabupaten memiliki kode LAC yang berbeda dengan kabupaten lainnya contohnya yaitu kabupaten Bantul (3610), kabupaten Sleman (3561 dan 3612), kabupaten Gunung Kidul (3552), dan kabupaten Kulon Progo (3612)
4. Terkadang dalam 1 kecamatan tidak sepenuhnya memiliki kode yang LAC yang sama semua tergantung dari kuat sinyal BTS yang berada disekitar.
3.2 Saran
Berdasarkan hasil penilitian dan pembahasan serta kesimpulan yang telah dikemukan, berikut adalah beberapa saran yang diharapkan dapat menjadi masukan dan bahan pertimbangan.
1. Cangkupan data LAI cukup luas tetapi dapat dipersempit dengan menggunakan data CellID yang berada dalam telepon genggam. Untuk mengetahui lokasi cell diperlukan aplikasi pendukung yang menyimpan database dari lokasi BTS. Beberapa aplikasi bisa diakses secara online di cell2gps.com, opencellid.org, cellphonetrackers.org, dst. Hasil yang didapat merupakan lokasi bts terdekat yang digunakan oleh pengguna.
2. Pelitian ini hanya menggunakan jaringan GSM sehingga memungkinkan untuk melakukan perbandingan dengan jaringan lain seperti CDMA dengan melakukan analisa kelebihan dan kekurangan masing-masing.
3. Penelitian ini masih dapat dikembangkan lagi menjadi sebuah aplikasi yang dapat berjalan di android ataupun desktop. Tentunya dengan menambah beberapa fitur tambahan yang dapat mendukung proses forensik
Daftar Pustaka
[1] Prayudi, Yudi dan Rifandi, Fachreza, 2 - 4 Desember 2013, “Eksplorasi Bukti Digital Pada SIM Card” Seminar Nasional Sistem Informasi Indonesia.
[2] Singh Takur, Roshan, Chourasia, Khyati dan Singh, Bhupendra, “Cellular phone Forensics” International
Journal of Scientific and Research Publications, Volume 2, Issue 8, 2012.
[3] Casey, E. dan Turnbull , B ., 2011, “Digital Evidence on
Mobile Devices and Computer Crime”, Third Edition,
Elsevier Inc.
[4] ETSI, “3GPP TS 11.11 v 8.1.14.0” Digital cellular telecommunications system (Phase 2+);Specification of the Subscriber Identity Module -Mobile Equipment (SIM-ME) Interface 1999
Biodata Penulis
Huda Nur Fakhri, memperoleh gelar Sarjana Komputer (S.Kom), Jurusan Teknik Informatika STMIK AMIKOM Yogyakarta, lulus tahun 2016.
5
Bayu Setiaji, memperoleh gelar Sarjana Komputer (S.Kom), Jurusan Teknik Informatika STMIK AMIKOM Yogyakarta, lulus tahun 2006. Memperoleh gelar Magister Ilmu Komputer (M.Kom) Program Pasca Sarjana Magister Teknologi Informasi STMIK AMIKOM Yogyakarta, lulus tahun 2012. Saat ini menjadi Dosen di STMIK AMIKOM Yogyakarta.