KONTEKS DAN FUNGSI SOSIAL
MUSIK POPULER
Bab 7
J
ika kita ingin memahami konteks dan fungsi musik populer, kita bisa mulai dari beberapa pertanyaan berikut ini. Kapan, di mana, bagaimana, dan mengapa musik disajikan? Bagaimana musik bisa memenuhi kebutuhan dan melayani keinginan ma syarakat penggunanya, serta bagaimana musik tersebut berperan dalam kehidupan masyarakat?Kegiatan musik populer (atau jenis musik lainnya) melibat kan banyak orang, seperti pelaku, pencipta, sponsor atau penang gap, maupun penikmat (audiens). Salah satu cara memahami musik adalah dengan mempelajari konteks dan fungsi sosialnya. Wawasan dan apresiasi Anda akan jenis musik populer umumnya dan jenisjenis musik lainnya yang terdapat di lingkungan Anda masingmasing akan semakin luas dengan cara mendiskusikan konteks dan fungsi sosial musik populer.
Musik populer, khususnya lagi musik pop, merupakan je nis musik yang akrab dengan kehidupan seharihari masyarakat
modern kita, baik tua atau muda, anakanak atau dewasa, kaya atau miskin, berpendidikan atau tidak, di kota maupun di desa. Mungkin tidak berlebihan jika dikatakan bahwa musik populer selalu mengisi kehidupan kita seharihari.
Kapan dan di mana penyajian atau pertunjukan musik popu ler dilakukan sangatlah bervariasi. Demikian juga dengan tujuan nya. Ada yang disajikan untuk hiburan pribadi semata. Ada juga yang dipertunjukkan untuk kepentingan umum, pertunjukan bersifat komersial (misalnya dengan menjual karcis masuk) mau pun pertunjukan bersifat hibah atau gratis. Sebagian dilakukan se bagai hiburan dalam suatu perayaan/upacara, demi kepentingan masyarakat atau keluarga, misalnya perkawinan, sunatan, tujuh belasan, dan lainlain. Sebagian lagi disajikan untuk kepentingan politik atau propaganda. Ada yang dilakukan tanpa mengharap kan pamrih (amatiran), namun adapula untuk tujuan mencari nafkah (profesional). Pertunjukan dapat juga dilakukan di tempat tertutup atau di lapangan terbuka. Di samping itu, banyak pertun jukan musik populer yang dilakukan untuk kepentingan bisnis/ industri musik, termasuk konser, festival, dan lomba.
Teknik penyajian musik populer sangat fleksibel dalam hal lokasi, waktu penggunaan, dan konteks. Musik populer lebih fleksibel berhadapan dengan norma-norma sosial tertentu, jika dibandingkan dengan musikmusik tradisional/ritual. Lagipula, musik populer terbuka terhadap gagasan-gagasan baru, fleksibel dalam gaya, dan teknik penyajiannya.
Aspek waktu juga cukup fleksibel dalam musik populer. Ter gantung kebutuhan dan pengaturan pihak pelaksananya. Lebih fleksibel lagi jika konteks itu adalah hiburan pribadi. Seseorang bisa saja mendengarkan musik lewat media tertentu, di mana dan kapan saja dia butuh, sepanjang materi musik tersedia.
Berbagai jenis musik populer bisa disajikan dalam berbagai konteks hiburan. Ada banyak pilihan seperti dangdut, kroncong, hawaiian, balada, jaipongan, gambang kromong, musik pop, dan lainlain. Namun jenis musik pop Indonesia dan dangdut paling dikenal dalam masyarakat sehingga menjadi pilihan utama di banyak komunitas.
7.1 Hiburan dan upacara
Banyak konteks —yaitu tempat, waktu, dan kegiatan— untuk menyajikan musik populer secara langsung (live) dan tidak lang sung (playback). Musik populer pada umumnya bersifat hiburan. Oleh karena itu, musik populer biasanya muncul dalam konteks yang meriah, untuk tujuan hiburan semata (misalnya konser band), atau untuk suatu upacara yang menyertakan hiburan sebagai se lingan atau acara perayaan (misalnya perkawinan, sunatan, upa cara tahunan atau tujuh belasan). Jelas, tidak semua upacara bisa menerima musik populer sebagai bagian dari misalnya, upacara yang bersifat sedih, upacara adat yang bersifat ritual (untuk memin ta hujan atau menolak bala), upacara bendera, dan sebagainya.
7.1.1 Hiburan
Di perkotaan, banyak kesempatan untuk mendengarkan atau menyaksikan musik populer sebagai hiburan saja, tanpa ada kaitan dengan upacara. Di rumah makan, lobby hotel, diskotik, dan warung kopi (kafe), sering disediakan pemain keyboard tung gal yang sekaligus berperan sebagai penyanyi. Pengunjung juga bisa diberi kesempatan untuk bernyanyi. Sekalipun suaranya je lek atau biasabiasa saja, tamu itu akan diiringi bernyanyi untuk menghibur diri sendiri dan temantemannya.
Faktor dana sangat mempengaruhi jumlah pemain dan pengiring, serta tingkat kepopuleran penyanyi yang diundang untuk suatu acara atau tempat hiburan. Dengan dana kecil, sese orang bisa mengundang seorang pemain keyboard tunggal yang sekaligus juga sebagai penyanyi. Dengan dana lebih besar, penge lola hotel mewah, misalnya, bisa mendatangkan beberapa pemain dengan dua atau tiga alat musik, bahkan sampai orkestra, dan bisa mengundang penyanyi bergengsi untuk mengisi acaranya.
Pertunjukan di hotel, rumah makan, dan sebagainya memang menjanjikan hiburan kepada tamu. Hiburan ini juga bisa menjadi daya tarik untuk mengundang masyarakat datang ke tempattem pat itu. Pertunjukan musik pada rumah makan dimaksudkan un tuk memanjakan tamu yang ingin dihibur sambil makan. Ada juga tempat seperti diskotik dan klub malam yang menyajikan musik populer (live atau playback) supaya para tamu bisa menari (ajojing)
bersama temanteman.
Di desa jarang ada tempat yang menyajikan musik populer khusus untuk hiburan seperti di kota. Tetapi penduduk desa juga bisa mendengarkan dan menonton musik populer lewat radio, kaset, dan TV. Mereka juga bisa menyanyikan lagu populer un tuk menghibur diri. Jika ada perayaan, mereka juga bisa mengun dang rombongan pemain, penyanyi, dan penari dari luar (kalau kebetulan tidak ada penyanyi di desa itu).
Secara garis besar, penggunaan musik populer dalam kon teks hiburan dapat dibagi dalam dua kategori, yaitu (i) konteks hiburan umum atau massal dan (ii) konteks hiburan individu.
Dalam konteks hiburan umum—komersil maupun nonko mersil—penyajian musik populer lazimnya dikemas dan dipertun jukkan untuk kepentingan orang banyak dan terjadi pada satu peristiwa tertentu. Konteks hiburan seperti ini biasanya terbuka untuk dikunjungi oleh siapa saja (kecuali jika ada ketentuan yang mengikat dari pelaksananya, misalnya pertunjukan itu hanya un tuk orang yang membeli tiket atau hanya untuk orang dewasa saja) (Lihat Gambar 7.1, 7.2 dan 7.3).
Berbeda dari konteks hiburan untuk umum, konteks hiburan individu dinikmati sematamata secara pribadi saja (atau dengan temanteman di ruangan pribadi, dalam konteks intim/akrab, dan sebagainya). Kemasan hiburan seperti ini biasanya berbentuk rekaman musik yang disajikan kembali (playback) lewat peralatan radio, tape recorder, turntable, walkman, discman, VCD player, DVD player, karaoke atau peralatan sejenis lainnya.
Banyak bentuk hiburan yang mempertunjukkan musik popu ler. Kemasan hiburan bisa berupa konser, show, festival, kompeti si, pertunjukan amal, ramah tamah atau syukuran/selamatan. Ke cenderungan baru juga muncul dalam penggunaan musik populer di tempat umum. Mengingat mahal dan terkadang sulit mencari artis, maka pertunjukan dilakukan dengan playback, misalnya ka raoke (musik pengiring dimainkan oleh pemutar rekaman, sedang kan suara penyanyi live). Pada awalnya karaoke lebih ditujukan sebagai hiburan pribadi dan keluarga, tapi belakangan merambah juga ke tempat umum. Pertunjukan di rumah makan, hotel, pub, bis dan sebagainya banyak menawarkan musik karaoke. Kualitas suara dengan karaoke memang sering sulit dibedakan dengan pertunjukan hidup jika menggunakan pengeras suara yang baik.
Pertunjukan musik populer dalam konteks hiburan (umum atau individu) dengan kemasan seperti tersebut di atas bisa saja dipertunjukkan dalam ruangan (indoor) atau juga di luar ruang an (outdoor). Sementara itu, penyajian musik populer—baik per tunjukan langsung atau lewat media radio—bisa ditemukan di
Gbr 7.3: Suasana pertunjukan musik populer untuk umum
Gbr 7.2: Suasana pertunjukan musik populer untuk umum
berbagai lokasi, termasuk gedung konser, panggung hiburan, la pangan terbuka, keramaian pasar malam, pusatpusat perbelan jaan, kantor instansi pemerintah maupun swasta, ruang tunggu rumah sakit ataupun bank, emperan toko penjual kaset rekaman musik, dalam bis umum, ruang tunggu terminal bis, pesawat uda ra dan bandara udara, maupun di kapal laut.
7.1.2 upacara
Musik populer juga disajikan dalam banyak jenis dan bentuk upacara. Upacara dalam hal ini dapat diartikan sebagai perayaan yang dilakukan oleh komunitas pendukung suatu agama, adat istiadat, kepercayaan, atau prinsip, dalam rangka pemenuhan ke butuhan akan ajaran ataupun nilainilai budaya dan spiritual yang diwariskan turuntemurun oleh nenek moyang mereka. Upacara upacara seperti ini biasanya berhubungan dengan lingkaran ke hidupan manusia, termasuk kelahiran, perkawinan, sunatan, ke matian, dan lainlain.
Upacara yang berhubungan dengan lingkaran kehidupan sering diiringi dengan sajian musik. Dulu, musik yang disajikan biasanya musik lokal (tradisional) yang bersangkutan. Namun, terjadi perubahan dalam masyarakat. Kemajuan pendidikan, globalisasi informasi, perbaikan ekonomi maupun kemajuan tek nologi tidak dapat dihindari dan telah banyak mempengaruhi cara pandang dan pemahaman masyarakat terhadap tradisi lokal nya masingmasing. Akibatnya, tidak sedikit anggota masyarakat di kota, maupun di desa yang memberikan respons berbeda terha dap musik mereka sendiri. Ada yang masih tetap menggunakan nya; ada juga yang menggantikannya dengan musik lain. Perubah an dalam masyarakat memberikan peluang besar bagi anggota masyarakat untuk menggunakan jenis musik lain di dalam peraya anperayaannya. Musik populerlah yang sering muncul untuk mengisi peluang ini.
Komunitas Batak Toba di Sumatera Utara adalah salah satu kelompok etnis di Nusantara yang sekarang menggunakan musik populer untuk melengkapi perayaanperayaan adat. Ini dilaku kan, misalnya, pada saat upacara adat saur matua bagi seorang yang sudah meninggal dunia pada usia tua, khususnya jika ia su
dah mempunyai cucu dan semua keturunannya telah menikah. Walaupun upacara duka, menurut adat lokal upacara ini diwarnai kegembiraan karena yang meninggal dianggap sukses dalam ke hidupannya. Dahulu, upacara ini diiringi dengan ensambel musik tradisional yang dikenal dengan gondang sabangunan, tetapi de wasa ini ensambel tersebut sudah jarang dimainkan. Yang tampil justru ensambel musik brass band (musik tiup) yang digabungkan dengan beberapa alat musik tradisional. Ensambel ini, di samping menyajikan lagulagu rohani juga sering memainkan lagulagu pop daerah, pop nasional, bahkan lagulagu pop mancanegara.
Musik populer juga ditampilkan dalam upacara adat masya rakat lainnya, misalnya dalam upacara perkawinan, sunatan atau acara adat lainnya. Di banyak komunitas, khususnya di perkota an, menampilkan musik populer pada upacaraupacara tersebut di atas bukanlah sesuatu yang baru. Jenisjenis musik populer bisa bermacammacam. Bisa saja bernuansa nasional, seperti musik pop Indonesia. Tetapi tidak jarang pilihan jatuh pada jenis musik pop daerah. Dalam konteks ini, salah satu dasar pemilihan terse but adalah rasa kedaerahan, bisa juga rasa kesukuan atau kebang gaan akan bahasa daerahnya sendiri.
Upacara perkawinan dan sunatan sering mengundang per tunjukan musik hidup (live music). Band musik pop dan orkes dangdut merupakan pilihan utama, terutama bagi masyarakat yang mampu. Pilihan lain adalah keyboard tunggal (sering dise but organ tunggal, padahal secara teknis bukan organ). Orang juga bisa menyajikan musik populer dengan playback lengkap dengan pengeras suara (sound system). Untuk perayaan perkawinan dan upacara tahunan di Indonesia bagian Timur, musik pop (terutama pop daerah) sering dipakai untuk mengiringi tarian mudamudi, mi salnya poco-poco, rokatenda dan sebagainya, dari malam sampai pagi.
Bagi masyarakat Sunda, tari dan musik jaipongan sering dilibatkan untuk upacara perkawinan. Ada dua macam pertun jukan yang biasa dibawakan rombongan jaipongan, menyajikan pertunjukan mereka sendiri, atau mengundang para tamu dan penonton ikut menari (mengibing) dengan penyanyi/penari pro fesional. Lagulagu yang dibawakan tidak hanya dari Sunda, tapi juga lagulagu dangdut, pop nasional, hingga lagulagu pop dae rah lain.
7.2 Selera dan identitaS
Musik populer juga berfungsi sebagai media pemuas sele ra musikal pengguna maupun pencipta musik populer. Namun perlu disadari lebih dulu bahwa masalah selera musikal bukanlah isu sederhana! Sebab selera musikal antara satu individu dengan individu lain, atau satu komunitas dengan komunitas lain, bahkan satu budaya dengan budaya lain, belum tentu sama. Keragaman jenis dan gaya musik populer mencerminkan keragaman selera para penciptanya dan penikmatnya.
Sebenarnya, melayani selera para penikmatnya merupakan keharusan bagi pencipta musik populer. Pencipta musik harus peka melihat gaya yang sedang tren di pasar, dan harus cepat me nyadari aspekaspek perbedaan dan kebaruan, walaupun hanya sedikit. Seorang pencipta musik yang tidak peka dengan perminta an pasar, sulit diterima luas di masyarakat. Karena itu, seringkali ada pendapat, “pencipta musik populer hanya mengikuti selera pasar.” Tetapi kadangkadang seorang atau sekelompok pencipta musik bisa membuat perbedaan dan pembaruan yang mengubah selera pasar, menyajikan sesuatu yang menarik dan menyenang kan. Gaya musik yang mereka tawarkan bisa menjadi tren dan ditiru pencipta lainnya. Di Indonesia, Ebiet G. Ade, Slank, dan juga Iwan Fals sangat terkenal karena hal ini.
Banyak jenis musik yang digolongkan sebagai musik popu ler, antara lain pop Indonesia, pop daerah, balada, dangdut, kroncong, Hawaiian, jaipongan, jazz, rap, rock, dan lainlain. Masingmasing jenis musik ini memiliki karakteristik tersendiri. Perbedaan karak teristik jelas tampak pada teknik memainkan instrumen, pertun jukan panggung termasuk kostum dan tata lampu, aransemen suara, ritme dasar musik, dan juga ‘setting’ (pada VCD). Terlepas dari masalah teknis dan fakta bahwa musik populer dikemas un tuk dagangan dan hiburan, musik populer menjadi wadah yang menampung selera musikal para pencipta dan penikmatnya.
Musik populer juga mampu menegaskan identitas pribadi dan kelompok, dan hal ini mempunyai dampak sosial dan ekono mi. Ini terlihat dengan munculnya komunitas pencinta musik ter tentu. Lahan ini secara ekonomi membuka kesempatan bagi bisnis pernakpernik (topi, baju, jaket, emblem, dan sebagainya) dari ke
lompok musik tertentu. Komunitas pencinta musik muncul karena kesamaan selera dalam dunia musik populer. Tampilan berbeda dari satu kelompok dengan kelompok lainnya bisa merupakan penanda identitas. Seseorang yang ingin masuk ke sebuah kelom pok pencinta musik biasanya akan meniru cara berpakaian dan mode rambut idolanya. Jika sebuah ciri khas lain muncul, maka atribut itu dikenakan sebagai ciri kebersamaan. Tampilan tersebut juga menjadi penanda identitas bagi seseorang, bahwa dia seorang anggota penggemar musik tertentu.
Menjadi anggota sebuah kelompok tertentu tidak hanya se kedar menunjukkan selera musik, tapi berkaitan dengan banyak aspek, seperti usia, gaya hidup, bahkan citacita. Kelompok peng gemar musik Slank sekarang ini adalah kaum muda. Kalaupun ada dari kalangan orang tua, itu hanya sebuah pengecualian saja. Gaya pakaian yang ’kusam’, bukan karena mereka tidak mem punyai uang atau tidak mampu berpakaian rapi. Ada sebuah ironi yang ingin mereka suarakan sebagai pemberontakan pada pandangan kemapanan. Dan ada sloganslogan yang sering dide ngungkan pula, misalnya tentang bahaya narkoba. Ini berkaitan dengan kenyataan bahwa sebagian besar pemain Slank pernah mengalami ketergantungan pada narkoba. Namun mereka berha sil berhenti menggunakannya, lalu sekarang mereka menjadi duta pemberantasan pemakaian narkoba. Demikian juga Iwan Fals, se bagai bintang yang sering menyuarakan kesengsaraan rakyat dan membenci korupsi, kelompok pencinta Iwan Fals juga sering mem bawa citacita dengan tema pemberantasan korupsi dan perbaikan terhadap kehidupan masyarakat.
Dari kecenderungan ini muncullah sejumlah kelompokke lompok yang pada awalnya ’cair’, belakangan ditata sehingga ter organisir dalam suatu keanggotaan untuk kelompok musik atau penyanyi tertentu. Misalnya OI (Orang Indonesia atau Organisasi Iwan) sebagai kelompok pencinta Iwan Fals, Slankers untuk ke lompok Slank, Baladewa untuk kelompok Dewa, dan lainnya, yang memiliki ikatan dan hubungan yang mesra dengan penyanyi yang mereka cintai. Beberapa di antara kelompok itu sering meng adakan pertemuan, mempunyai tempat bertemu, dan mengada kan acaraacara tertentu yang sesuai dengan identitas kelompok itu. Namun ada juga sebuah kelompok yang terorganisir, hanya
saja secara fisik tidak pernah bertemu dengan pemusik yang di cintai mereka. Misalnya kelompok pencinta (fans) Michael Jack son, Madonna, Beatles dan lainlain.
7.3 induStri MuSik populer
Dalam dunia bisnis blantika musik, segala perangkat enter-tainment merupakan suatu komoditas penting dalam industri bu daya. Jaringan industri meliputi perekaman, pertunjukan, penjual an aksesori dan atribut, penciptaan dan aransemen musik serta hak cipta, pengadaan pemain musik dan urusan penerbitan buku notasi lagulagu, buku tentang musik dan pemusik. Di samping memberi keuntungan bagi pemusik dan pengelola, serta berbagai segmen yang terlibat dalam distribusi dan promosi, juga memberi kontribusi yang besar bagi pemerintah dari segi pemasukan pa jak. Termasuk cukai label, pajak pendapatan, pajak tontonan, pa jak promosi di tempat umum, izin pertunjukan dan sebagainya. Karena itu, musik populer dapat dilihat tidak hanya sebagai aspek kesenian, tetapi juga sebagai penopang industri.
7.4 Media elektronik
Produk rekaman musik populer bisa juga digunakan seba gai materi hiburan yang disiarkan melalui pemancarpemancar radio1, televisi, dan belakangan yang sedang berkembang adalah
situssitus musik populer di Internet. Konteks hiburan seperti ini bisa saja bersifat individu tetapi sebenarnya bisa juga melibatkan banyak orang secara bersamaan di tempat yang berbeda.
Media elektronik adalah salah satu konteks musik populer yang paling dominan. Sulit mencari radio dan televisi yang tidak menyiarkan musik. Di antara berbagai ragam musik yang disiar kan media elektronik, musik populer paling dominan.
Mengapa musik populer begitu penting dalam siaran radio dan televisi? Apakah karena para pemilik studio sangat mencintai musik dan ingin menyampaikannya kepada kita semua? Barang kali mereka mencintai musik, tetapi bukan itu alasan yang paling kuat. Alasannya harus dicari dalam bisnis penyiaran. Stasiun ra
dio dan televisi (kecuali kalau disponsori pemerintah atau suatu yayasan nirlaba) hidup dari iklan. Orang atau bisnis yang ingin mempromosikan sesuatu akan membeli waktu dari stasiun, ke mudian menyiapkan iklan untuk disiarkan dalam waktu tayang yang dibelinya. Tetapi percuma kalau tidak ada yang mendengar kannya atau menontonnya! Jadi stasiun harus mencari jalan un tuk menarik audiens untuk mendengar dan menonton—kalau ti dak ada audiens, pengiklan tidak akan membeli waktu tayang, dan stasiun tidak bisa bertahan lama. Lalu, bagaimana stasiun men cari audiens? Dengan menyiarkan sesuatu yang disenangi banyak orang dan membuat orang mau menonton atau mendengar acara di stasiun itu. Senjata itu sangat ampuh untuk menarik audiens dalam musik populer.
Penyiaran musik (termasuk musik populer) di radio, seca ra teknis dapat langsung menggunakan produksi rekamannya. Musik populer pada umumnya dipasarkan dalam bentuk audio (hanya suara saja). Model siaran yang memerlukan penggarapan khusus biasa dilakukan radio, misalnya menyambung beberapa lagu, sehingga keterputusan atau kekosongan bisa ditiadakan. Pemotongan panjang lagu juga sering dilakukan radio, tergan tung keinginan pengelola siaran radio.
Berbagai ragam musik populer sering menjadi identitas radio yang menyiarkannya. Ada radioradio yang hanya menyiarkan lagulagu dangdut, pop daerah, pop Indonesia, pop mancanega ra. Banyak juga radio yang menyiarkan berbagai ragam musik populer. Semua pilihan jenis lagu pop yang disiarkan erat hubung annya dengan target pendengar yang ingin dicapai. Program di radio juga sering membuat tangga lagu, sebagai usaha untuk me nentukan mana lagu yang paling populer pada hari ini, minggu ini, atau bulan ini. Pemilihan tangga lagu di radio juga sebagai cara untuk mendongkrak popularitas lagu, memberi ruang pada lagu baru, dan menciptakan ketertarikan pendengar atau pencinta musik populer.
Televisi merupakan fenomena tersendiri dalam penyiaran musik. Pertunjukan live menjadi nyata di televisi, karena ada au dio dan video (gambar). Adalah biasa jika keperluan gambar men jadi tambahan kerja bagi penyiar musik. Juga hal biasa sekali me nyiarkan pertunjukan live music, siaran langsung ataupun siaran
tunda (direkam dulu, lalu disiarkan kemudian). Beberapa televisi mempunyai atau menyewa studio untuk melakukan pertunjukan musik secara live. Dengan demikian televisi tidak bergantung pada pertunjukan yang diadakan oleh penyelenggara pribadi. Televisi mengundang penonton untuk pertunjukan itu, supaya kelihatan seperti pertunjukan umum, atau untuk memeriahkan suasana stu dio supaya musisi dan penyanyi tidak merasa sepi.
Gejala lain yang sudah muncul sejak program musik disiar kan di televisi adalah klip. Musik yang direkam untuk dipasar kan, kemudian diisi dengan gambar yang bermacammacam. Ada yang mengadakan pengambilan gambar pada suatu tempat wi sata, taman, atau rumah. Sering juga tidak ada hubungan antara pertunjukan musik dengan gambar yang ditayangkan. Pengambil an gambar biasa dilakukan setelah sesi rekaman musik selesai di studio. Pada awalnya, klip lebih sebagai media promosi dari pro duksi sebuah rekaman. Produser memilih satu lagu yang diharap kan laku di masyarakat, lalu diisi gambar, kemudian disiarkan berulangulang di televisi. Model klip ini tidak hanya digunakan untuk promosi, melainkan juga menjadi kebiasaan tv untuk me nyiarkan program musik, termasuk musik apa saja.
Pada akhir tahun 1990an, playback player seperti video, VCD, dan sekarang DVD sudah merambah, terutama dalam memasar kan produk pertunjukan musik, di antaranya musik populerlah yang paling dominan. Model klip di televisi ini banyak ditiru untuk memproduksi musik populer dengan gambar. Di kotakota dan di berbagai wilayah Indonesia sudah banyak yang memproduksi musik pop daerah dan tradisi yang menggunakan media VCD. Bersamaan dengan perkembangan VCD ini, gelaja karaoke juga semakin meluas. Teks nyanyian juga sudah bisa ditayangkan di layar televisi untuk dibaca. Suara penyanyi asli sudah bisa dipi lih untuk berbunyi atau diam, sehingga bisa digantikan oleh sua ra sendiri. Semua perkembangan ini merupakan daya tarik yang dikembangkan teknologi dan produser rekaman demi menggaet pasarpasar baru atas produksi rekaman musik.
Musik populer di Internet masih merupakan gejala baru di Indonesia, terlebih karena teknologi ini masih sangat terbatas di berbagai daerah terpencil. Pada kotakota kabupaten banyak yang menyediakan layanan Internet, baik untuk rumah tangga mau
pun untuk umum, seperti warung Internet. Teknologi Internet menawarkan gejala baru yang beragam berkaitan dengan musik (termasuk populer). Ada situs yang menyiarkan musik populer seperti radio kabel, sering disebut radio Internet. Situs ini sebenar nya adalah radio siaran, tetapi siarannya dimasukkan ke Internet. Akibatnya menjadi luar biasa, sebuah pemancar radio tadinya ha nya menjangkau wilayah terbatas, namun ketika masuk ke Inter net, dapat menjangkau belahan mana pun di muka bumi ini sepan jang bisa mendapat jaringan Internet, dan mengakses situs radio tersebut. Radio dengan gelombang FM ruang siarnya lebih sempit untuk mencapai kualitas suara yang lebih baik. Gelombang siar FM (frequency modulation) pada umumnya menjangkau wilayah di sekitar satu kota saja. Sedangkan gelombang MW (middle wave/ gelombang menengah) bisa menjangkau wilayah yang lebih luas, dua kota yang berdekatan ataupun lebih. Gelombang SW (short wave/gelombang pendek) bahkan bisa mencapai beberapa nega ra tetangga. Tetapi dengan siaran lewat Internet, semua stasiun mampu menembus ke manamana. Pancaran radio di Internet me rupakan sebuah gejala baru dalam menyiarkan musik.
Situssitus tertentu di Internet juga menjadi ajang penjualan musik populer. Contoh musik yang mau kita beli dapat didengar sedikit atau sebagian dari beberapa lagu dalam satu album. Kita dapat memesan sebuah lagu atau album rekaman untuk dibeli. Pengiriman rekaman yang dibeli bisa dalam bentuk fisik (format kaset, CD, dan sebagainya) yang dikirim melalui pos. Bentuk rekaman itu dapat juga dalam bentuk file komputer (mp3, wav, rpl, dan sebagainya). File komputer tersebut dapat kita download ataupun dikirimkan oleh penjual ke alamat email kita di Internet. Situssitus yang tersedia di Internet sekarang ini merupakan toko rekaman yang paling besar dan komplit untuk musik, terutama musik populer. Sayang sekali, karena keterbatasan teknologi dan pengetahuan, musik populer yang diproduksi di berbagai daerah Indonesia belum memasuki wilayah bisnis musik di Internet ini.
Mengapa musik populer melakukan promosi, penyiaran do minan, dan semakin menguat di media elektronik? Banyak yang bisa didiskusikan berkaitan dengan konteks ini di antaranya: membangun imaji, mencari pasar atau bisnis, menguatkan ke bintangan, dan popularitas. Penyiaran musik populer di media
elektronik tidak hanya untuk kepentingan promosi untuk mem perkenalkan sebuah album baru atau penyanyi baru. Media elek tronik juga mempunyai kepentingan untuk mengisi waktu siaran yang mereka miliki. Dengan demikian, hubungan antara produk industri rekaman dengan media elektronik adalah simbiosis mu-tual, hubungan kerjasama yang saling menguntungkan. Sebagai promosi album rekaman baru, klip musik yang dibuat oleh produ ser rekaman agar tayang di televisi harus membayar dana cukup besar dahulu. Seorang bintang biasa juga diundang oleh televisi untuk mengisi acara tertentu. Dalam kasus ini, televisi didukung sponsor yang membayar si bintang untuk menyanyi.
Pertemuan fans yang dikelola oleh program televisi dan ra dio juga banyak dikelola sebagai program tayangan. Seorang bin tang dipertemukan dengan penggemar “beratnya.” Secara awam, pihak penggemar jarang memiliki akses bertemu dengan bintang tersebut, lalu dalam adegan yang disusun oleh produser televisi, sang bintang diajak bertemu dengan penggemar tersebut. Perte muan antara penggemar berat dan bintang sering menjadi sebuah kejutan, yang menggembirakan dan mengharukan. Seperti ber temu seseorang yang tidak mungkin, inilah konsep idola dalam musik populer. Acara dan skenario pertemuan itu menjadi suatu garapan untuk tayangan televisi. Tujuan lain yang tetap sama, adalah mengisi acara televisi yang menarik, menciptakan kesem patan bagi bintang untuk ditayangkan, sehingga popularitas bin tang tetap terjaga.
Sebuah lagu atau album rekaman yang sering muncul di me dia elektronik merupakan sebuah prestasi, memiliki akses untuk dikenal luas di masyarakat, dan menguatkan imaji kebintangan nya. Bintang yang sedang terkenal pasti akan mendapatkan pen jualan album rekaman yang meningkat juga. Jadi menciptakan imaji, membangun popularitas, meluaskan penggemar, merupa kan suatu cara untuk meningkatkan penjualan album rekaman.
Caracara yang dilakukan oleh musik populer di tingkat nasional ini, tentunya mempunyai konsekuensi pendanaan yang besar juga. Sebuah album musik populer yang akan diluncurkan ke pasar, akan menelan dana sampai ratusan juta rupiah, bahkan untuk pop mancanegara yang target pendengarnya ke seluruh dunia bisa menghabiskan dana hingga miliaran rupiah. Dalam
hal inilah pop daerah mendapat kendala besar, karena pasarnya terbatas untuk kalangan budaya tertentu. Karena itu, pop dae rah sulit diangkat ke media elektronik nasional apalagi internasi onal seperti MTV misalnya. Rekaman yang diproduksi oleh pop daerah sudah pasti tidak mendapat tanggapan yang luas. Musisi dan penyanyinya pun tidak akan menjadi bintang nasional. Su dah menjadi hukum pasar dalam bisnis, bahwa sebuah rekaman yang pendengarnya dan daya jual rekamannya di bawah 10 ribu keping rekaman sulit untuk menembus promosi di televisi nasi onal. Biaya produksi untuk membuat klip dan menayangkan di televisi tidak akan kembali dengan jumlah pembeli yang terbatas. Sedangkan sebuah musik pop Indonesia yang populer bisa terjual hingga satu juta keping. Wah, ternyata jauh sekali perbedaan jum lah penjualannya. Bisa Anda bayangkan berapa besar keuntungan yang diperoleh dengan jumlah penjualan sebanyak itu?
Berdasarkan hukum pasar ini, dapat disimpulkan, bahwa kebintangan (kepopuleran) seseorang atau sekelompok orang bu kanlah merupakan jaminan kualitas yang terbaik, karena banyak orang yang mempunyai kualitas baik namun tidak mendapat ke sempatan yang layak untuk dipromosikan. Sementara sulit diing kari bahwa peranan media elektronik dan juga media cetak men jadi sangat dominan untuk menciptakan dan mempertahankan popularitas seorang atau sekelompok bintang. Aspek ini juga lah yang membuat musik pop daerah (terlebih lagi tradisional!) kurang mendapat tanggapan yang baik di tingkat nasional, apala gi menjadi populer, terlebih karena kesempatan, pasar, dan dana pendukung.
Bagaimana dengan musikmusik populer dan tradisional di daerah Anda, apakah mendapat kesempatan untuk masuk ke dalam media elektronik nasional ataupun lokal?
7.5 teknologi penunjang pertunjukan
Kebanyakan pertunjukan musik populer (live performance) terjadi di atas panggung (pentas), dalam ruangan tertutup atau terbuka (Lihat Gambar 7.4 dan 7.5). Penggunaan panggung dalam hal ini tidak saja untuk memenuhi aspek estetika dalam pertun jukan, tetapi juga diperlukan agar para pelaku di atas panggung
dapat terlihat oleh audiens yang banyak. Dengan kata lain, pang gung membantu komunikasi antara kedua belah pihak: penonton dan aktor di atas pentas.
Gbr. 7.4a: Panggung di ruang terbuka dengan tenda
Gbr. 7.5a: Panggung di ruang tertutup
Ada banyak variasi panggung yang digunakan dalam per tunjukan musik populer. Ada panggung yang sangat sederhana, tetapi ada pula panggung yang ditata sedemikian rupa sehingga tidak sederhana. Yang dimaksud dengan panggung tidak seder hana adalah permukaan panggung bisa saja menggunakan mul-tilevel serta bisa diubahubah sesuai kebutuhan. Begitu rumitnya sehingga seorang petugas seringkali diperlukan untuk mengopera sikannya.
Gbr. 7.6b: Bangunan panggung sederhana Gbr. 7.6a: Bangunan panggung sederhana
Penataan suara lewat rangkaian sound system adalah salah satu perangkat penting lainnya di atas panggung untuk mendu kung pertunjukan musik populer. Pertunjukan musik populer di dalam atau di luar ruangan, biasanya melibatkan audiens yang ska lanya relatif besar. Artinya, pertunjukan seperti itu harus menggu nakan alat pengeras suara (sound system) yang tertata dengan baik sehingga mampu mengamplifikasi volume masing-masing bunyi instrumen yang digunakan ataupun biduannya, jika ada. Jika ti dak demikian, maka pertunjukannya akan siasia, sebab audiens tidak akan mendengar suara musik dengan jelas. Kelihatan bahwa dukungan perkembangan penguat suara merupakan aspek yang penting dalam perkembangan pertunjukan musik. Ada pertunjuk an musik populer yang penontonnya sampai ratusan ribu. Jadi, tanpa dukungan pengeras suara yang besar, penonton sulit men dengarkan. Tetapi di sisi lain juga muncul aspek sikap penonton. Penonton bisa tidak hanya berfokus pada pertunjukan, mereka bisa nonton sambil bercakapcakap dengan teman, tertawa sam bil berbisingbising. Penguat suara yang besar dapat mengatasi keriuhan ini, sehingga pertunjukan tetap berlangsung dan suara musik tetap terdengar.
Gbr 7.7a: Perangkat penata suara: mixer Gbr 7.7b: Perangkat penata dan pengeras suara: mixer dan amplifier
Bersama perangkat pengeras suara (sound system) penataan panggung dapat dilengkapi dengan pengaturan cahaya atau pe nataan lampu, yang disebut lighting system. Penataan lampu tidak saja berfungsi sebagai alat untuk menerangi panggung, tetapi juga membantu untuk menciptakan suasana atau menarik perhatian audiens kepada satu pemain atau satu bagian dari panggung. Pe nataan lampu merupakan salah satu unsur kesenian dalam keselu ruhan seni panggung.
Perhatikan contohcontoh panggung dengan penataan lam pu berikut ini!
Gbr 7.8b: Seting perangkat pengeras suara sebuah panggung Gbr 7.7c: Perangkat pengeras suara:
loudspeaker Gbr 7.7d: Perangkat pengeras suara dalam studio rekaman: microphone
Gbr 7.8a: Seting perangkat pengeras suara sebuah panggung
Gbr. 7.9c: Panggung dengan penataan lampu Gbr. 7.9a: Panggung dengan penataan lampu
Kemajuan di bidang teknologi—baik dalam hal teknologi tata lampu, sistem tata suara, penataan panggung, maupun jenis instrumentasi—sangat berpengaruh di dalam teknik pertunjukan musik populer di mancanegara, maupun di Nusantara. Mudah nya sistem komunikasi dan transportasi dewasa ini menyebabkan banyak produk teknologi baru yang berhubungan dengan musik dapat diperoleh dengan mudah, khususnya di kotakota besar. Karena itu, kesempatan untuk membuat sesuatu yang baru atau mengubah penampilan teknik pertunjukan musik populer selalu terbuka lebar.
Kompleksitas pertunjukan panggung juga sangat berkaitan dengan membangun imaji dan kepopuleran. Promosi album reka man baru dan iklan produksi tertentu banyak yang menggunakan pertunjukan panggung sebagai alat promosi. Penjualan tiket untuk mengundang satu atau beberapa kelompok musik populer sering tidak mampu didanai dari penjualan tiket. Karena itu, perusahaan yang mempromosikan produksinya memberikan dukungan de ngan menjadi sponsor. Atau kegiatan itu juga merupakan strategi untuk menggalang penggemar, dan menjadi ajang promosi al bum. Dengan demikian, kekurangan dana akan ditanggung oleh pihak produser rekaman. Pengganti dana ini akan didapat dari peningkatan jumlah penjualan albumnya.