• Tidak ada hasil yang ditemukan

Index of /ProdukHukum/kehutanan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Index of /ProdukHukum/kehutanan"

Copied!
4
0
0

Teks penuh

(1)

DEPARTEMEN

KEHUTANAN

.

DIREKTORATJENDERAL

.

PERLINDUNGAN

HUTAN

DAN

KONSERVASI

ALAM

Alam~t: Gedung Manggala Wanabakti, Blok I Lantai 8 Jalan Gatot Subroto-Jakarta 10270

Telepon: (02)) 5734818-(021) 5730316, Faximile: (021) 5734818-(021) 5733437 Jakarta Jalan Jr. H. JuandaNomor 15, Telepon (0251) 311615

-

Bogor

KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PERLINDUNGAN HUTAN DAN KONSERVASI ALAM

Nomor: SK. 12/IV-KKH/2008

TENTANG

PENETAPAN KUOTA TANGKAP LOLA MERAH

(Trochus niloticus)

DI PROPINSI SULAWESI

SELATAN, SULAWESI TENGGARA, MALUKU, PAPUA BARAT, SUMATERA UTARA DAN BENGKULU

UNTUK PERIODE TAHUN

2008

Menimbang

Mengingat

a. bahwa berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor: 7 tahun 1999 tentang Pengawetan Tumbuhan dan Satwa, Lola Merah

(Trochusni/oticus)

telah dilindungi undang-undang namun demikian belum termasuk Appendix CITES;

b. bahwa berdasarkan Keputusan Menteri Kehutanan dan Perkebunan Nomor

:

385jKpts-IIj1999 Lola Merah

(Trochus

ni/oticus)telah ditetapkan sebagai satwa buru;

c. bahwa sebagai tindak lanjut amar kedua Keputusan Menteri Kehutanan dan Perkebunan sebagaimana tersebut pada huruf a di atas untuk pengendalian dalam pemanfaatan Lola Merah

(Trochus ni/oticus)

perlu ditetapkan kuota tangkap dan lokasi penangkapannya;

d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana tersebut huruf a, b dan c di atas, maka perlu ditetapkan Keputusan Direktur Jenderal Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam tentang Penetapan Kuota Tangkap Lola Merah (Trochus ni/oticus) di Propinsi Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Maluku, Papua Barat, Sumatera Utara dan Bengkulu untuk periode tahun 2008

1.

Undang-undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi

SumberdayaAlam Hayatidan Ekosistem;

2.

Undang-undangNomor41 Tahun 1999tentang Kehutanan;

3.

Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 1994 tentang

Perburuan Satwa Liar;

4.

Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 1999 tentang

pengawetanJenisTumbuhandan Satwa;

(2)

...

Memperhatikan

Menetapkan

KESATU

KEDUA

KETIGA

Pemanfaatan Jenis Tumbuhan dan Satwa Liar;

6. Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 2004 tentang Perlindungan Hutan;

7. Keputusan Presiden Nomor 43 Tahun 1978 Pengesahan Convention on International Trade in Endangered Species of Wild Fauna and Flora (CITES);

8. Keputusan Menteri Kehutanan Nomor 104jKpts-IIj2003 tentang Penunjukan Direktur Jenderal Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam selaku Pelaksana Otoritas Pengelola (Management Authority) CITES di Indonesia;

9. Peraturan Menteri Kehutanan Nomor 447jKpts-IIj2003 tentang Tata Usaha Pengambilan atau Penangkapan dan Peredaran Tumbuhan dan Satwa Liar.

10. Surat keputusan Menteri Kehutanan dan Perkebunan Nomor 385jKpts-IIj99 tanggal 2 Juni 1999 tentang Penetapan Lola Merah

(Trochus niloticus)

sebagai satwa

buru

Rekomendasi Kepala Pusat Penelitian Oseanografi

- LIPI Nomor

0225jIPK.2jKSj2008 tanggal 21 Januari 2008.

MEMUTUSKAN:

KEPUTUSANDIREKTURJENDERALPERLINDUNGAN HUTAN DAN KONSERVASI ALAM TENTANG PENETAPAN KUOTA TANGKAP LOLA MERAH

(Trochus niloticus)

DI PROPINSI SULAWESI

SELATAN, SULAWESI

TENGGARA,MALUKU, PAPUA

BARAT,

SUMATERAUTARADAN

BENGKULU

UNTUK PERIODETAHUN

2008.

Kuota tangkap Lola Merah

(Trochus niloticus)

untuk periode

tahun 2008 di Propinsi Sulawesi Selatan sebanyak 50 ton, di

Propinsi Sulawesi Tenggara sebanyak 50 ton, Propinsi Maluku

sebanyak 75 ton, Papua Barat sebanyak 50 ton, Sumatera Utara

sebanyak 5 ton dan Propinsi Bengkulu sebanyak 5 ton;

Lokasi penangkapan Lola Merah

(Trochus niloticus)

harus di luar

kawasan konservasi;

(3)

KEEMPAT

KELIMA

KEENAM

KETUJUH

KEDELAPAN

Lokasi penangkapan Lola Merah

(Trochus ni/oticus)

di Propinsi

Sulawesi Tenggara adalah di wilayah perairan Kabupaten Buton.

Lokasi penangkapan Lola Merah

(Trochus ni/oticus)

di Propinsi

Maluku meliputi wilayah perairan Kabupaten Maluku Tengah, Seram Bagian Barat, Seram Bagian Timur, Maluku Tenggara Barat, Kepulauan Aru dan Maluku Tenggara.

Lokasi penangkapan Lola Merah (Trochus ni/oticus) di Propinsi

Papua

di daerah Kepala Burung dan sekitar Biak.

Lokasi penangkapan Lola Merah

(Trochus niloticus)

di Propinsi

Sumatera Utara di perairan Pulau

Nias dan sekitarnya.

Lokasi penangkapan Lola Merah (Trochus ni/oticus) di

Propinsi

Bengkulu di perairan Pulau Enggano dan sekitarnya.

Lola merah (Trochus ni/oticus) yang boleh ditangkap hanya yang telah memiliki ukuran diameter kulit lebih besar 80 mm yang dilengkapi dengan Berita Acara dari Seksi Wilayah Konservasi Balai Besar KSDAjBalai KSDA setempat, penangkapan Lola Merah berukuran kurang

dari

80 mm dianggap sebagai peJanggaran;

Waktu yang diijinkan untuk melakukan penangkapan Lola merah

(Trochus ni/oticus)

adalah seJama 1 (satu) tahun terhitung

mulai bulan Januari 2008 sampai dengan Desember 2008;

Kuota tangkap sebagaimana dimaksud

pada amar KESATU

adalah untuk keperluan perdaganganjpemanfaatan

di dalam negeri (domestik)

maupun peredaran

ke

luar negeri (ekspor);

Setiap pemberian ijin yang berhubungan

dengan

penangkapan,

pemilikan, pemeliharaan, dan pemanfaatan Lola merah (Trochus

niloticus)

harus berpedoman

kepada besamya kuota tangkap

Lola

merah

(Trochus niloticus)

yang telah ditetapkan;

Setiap pemegang ijin tangkap dan atau pengumpul wajib

melaporkan

secara

periodik

hasil tangkapan

Lola

merah

(4)

..

KESEMBILAN Kepala Balai Konservasi Sumber Daya Alam setempat wajib

melaporkan realisasi kuota tangkap Lola merah

(

Trochus

ni/oticus)

secara

periodik setiap bulan kepada Direktur Jenderal

Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam;

KESEPULUH Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan dengan

ketentuan akan diadakan perubahan sebagaimana mestinya apabila ternyata terdapat kekeliruan dalam penetapannya

Salinan Keputusan ini Disampaikan kepada Yth.: 1. Menteri Kehutanan;

2. Gubernur Sulawesi Selatan; 3. Gubernur Sulawesi Tenggara; 4. Gubernur Maluku;

5. Gubernur Papua;

6. Gubernur Sumatera Utara; 7. Gubernur Bengkulu;

8. Sekretaris Jenderal Departemen Kehutanan; 9. Inspektorat Jenderal Departemen Kehutanan; 10.Kepala Badan litbang Kehutanan;

11.Ketua UPI;

12.SekretarisjDirektorat lingkup Ditjen PHKA; 13. Kepala Puslit Biologi-UPI;

14. Kepala P20 UPI;

15. Kepala Balai Besar KSDA Sulawesi Selatan; 16.Kepala Balai KSDASulawesi Tenggara; 17. Kepala Balai KSDA Maluku;

18. Kepala Balai Besar KSDA Papua Barat; 19. Kepala Bat!;iiBesar KSDA Sumatera Utara; 20. Kepala Balai KSDA Bengkulu.

JAKARTA

Referensi

Dokumen terkait

bahwa berdasarkan Pasal 7 ayat (3) Keputusan Menteri Kehutanan Nomor P.54/ Menhut-I I / 2007, Direktur Bina Pengembangan Hutan Alam atas nama Direktur Jenderal Bina

Kepala Sub Bidang Pembinaan Rehabilitasi Hutan dan Konservasi Alam Bidang Bina Pengelolaan Hutan Pusat Pengendalian Pembangunan Regional I I Sekretariat Jenderal

bahwa berdasarkan Pasal 7 ayat (3) Keputusan Menteri Kehutanan Nomor P.54/ Menhut-I I / 2007, Direktur Bina Pengembangan Hutan Alam atas nama Direktur Jenderal Bina

bahwa berdasarkan Pasal 7 ayat (3) Keputusan Menteri Kehutanan Nomor P.54/ Menhut-I I / 2007, Direktur Bina Pengembangan Hutan Alam atas nama Direktur Jenderal Bina Produksi

bahwa berdasarkan Pasal 7 ayat (3) Keputusan Menteri Kehutanan Nomor P.54/ Menhut-I I / 2007, Direktur Bina Pengembangan Hutan Alam atas nama Direktur Jenderal Bina

perlu menetapkan Keputusan Direktur Jenderal Bina Produksi Kehutanan tentang Perubahan Lampiran Keputusan Penetapan Rencana Produksi Hasil Hutan Kayu Secara Nasional Periode

Keputusan Kepala Dinas Kehutanan Provinsi...tentang Persetujuan BKUPHHK dalam Hutan Alam untuk tahun ... Surat Kepala Dinas Kabupaten/Kota ………. Surat Direktur Jenderal ………

bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada butir b di atas, maka perlu menetapkan Peraturan Direktur Jenderal Bina Produksi Kehutanan tentang Perubahan