PERATURAN DI REKTUR JENDERAL BI NA PRODUKSI KEHUTANAN NOMOR : P. 03 /VI-BPHA/2007
TENTANG
PERUBAHAN KEPUTUSAN DI REKTUR JENDERAL BI NA PRODUKSI KEHUTANAN NOMOR 42/ Kpts/ VI - PHP/ 2003 TENTANG PEDOMAN TEKNI S PELAKSANAAN
PENI LAI AN KI NERJA USAHA PEMANFAATAN HASI L HUTAN KAYU PADA HUTAN ALAM DI UNI T MANAJEMEN DALAM RANGKA PENGELOLAAN
HUTAN SECARA LESTARI
DI REKTUR JENDERAL,
Menimbang : a. bahwa berdasarkan Keputusan Direktur Jenderal Bina Produksi Kehutanan Nomor 42/Kpts/VI-PHP/2003 telah ditetapkan Pedoman Teknis Pelaksanaan Penilaian Kinerja Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu Pada Hutan Alam di Unit Manajemen Dalam Rangka Pengelolaan Hutan Secara Lestari;
b. bahwa dalam rangka perbaikan dalam pedoman pengambilan keputusan peringkat kinerja Unit Manajemen, perlu menyempurnakan Lampiran 2 Keputusan Direktur Jenderal Bina Produksi Kehutanan Nomor 42/Kpts/VI-PHP/2003;
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada butir b di atas, maka perlu menetapkan Peraturan Direktur Jenderal Bina Produksi Kehutanan tentang Perubahan Keputusan Direktur Jenderal Bina Produksi Kehutanan Nomor 42/Kpts/VI-PHP/2003 Tentang Pedoman Teknis Pelaksanaan Penilaian Kinerja Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu Pada Hutan Alam di Unit Manajemen Dalam Rangka Pengelolaan Hutan Secara Lestari dengan Peraturan Direktur Jenderal Bina Produksi Kehutanan.
Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan jo. Nomor 19 Tahun 2004;
2. Peraturan Pemerintah Nomor 44 Tahun 2004 tentang Perencanaan Hutan;
3. Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 2004 tentang Perlindungan Hutan;
4. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2007 tentang Tata Hutan dan Penyusunan Rencana Pengelolaan Hutan, serta Pemanfaatan Hutan;
5. Keputusan Presiden Nomor 187/M Tahun 2004 tentang Pembentukan Kabinet Indonesia Bersatu, yang telah beberapa kali disempurnakan terakhir dengan Nomor 171/M Tahun 2005;
6. Peraturan Presiden Nomor 9 Tahun 2005 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Susunan Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Negara Republik Indonesia, yang telah beberapa kali disempurnakan terakhir dengan Nomor 66 Tahun 2006;
7. Peraturan Presiden Nomor 10 Tahun 2005 tentang Unit Organisasi dan Tugas Eselon I Kementrian Negara Republik Inonesia, sebagaimana telah beberapa kali disempurnakan terakhir dengan Nomor 91 Tahun 2006; 8. Peraturan Menteri Kehutanan Nomor P.13/Menhut-II/2005
tentang Organisasi dan Tata Kerja Departemen Kehutanan, yang telah beberapa kali disempurnakan terakhir dengan Nomor P.17/Menhut-II/2007;
9. Peraturan Menteri Kehutanan Nomor P.65/Menhut-II/2006 tentang Persyaratan dan Tata Cara Penilaian Lembaga Penilai Independen (LPI) Mampu untuk Penilaian Kinerja Pengelolaan Hutan Produksi Lestari (PHPL);
10. Keputusan Menteri Kehutanan Nomor 4795/Kpts-II/2002 tentang Kriteria dan Indikator Pengelolaan Hutan Alam Produksi Lestari pada Unit Pengelolaan;
11. Keputusan Menteri Kehutanan Nomor 208/Kpts-II/2003 tentang Tata Cara Penilaian Kinerja Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu Pada Hutan Alam Di Unit Manajemen Dalam Rangka Pengelolaan Hutan Secara Lestari;
12. Keputusan Menteri Kehutanan Nomor SK.497/Menhut-II/2006 tentang Pembentukan Tim Evaluasi (TE) dan Dewan Pertimbangan Verifikasi (DPV) Lembaga Penilai Independen (LPI) Mampu Penilaian Kinerja Pengelolaan Hutan Alam Produksi Lestari (PHAPL);
13 Keputusan Direktur Jenderal Bina Produksi Kehutanan Nomor 42/Kpts/VI-PHP/2003 tentang Pedoman Teknis Pelaksanaan Penilaian Kinerja Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu Pada Hutan Alam di Unit Manajemen Dalam Rangka Pengelolaan Hutan Secara Lestari.
MEMUTUSKAN :
Menetapkan : PERATURAN DI REKTUR JENDERAL BI NA PRODUKSI KEHUTANAN TENTANG PERUBAHAN KEPUTUSAN DI REKTUR JENDERAL BI NA PRODUKSI KEHUTANAN NOMOR 42/ Kpts/ VI - PHP/ 2003 TENTANG PEDOMAN TEKNI S PELAKSANAAN PENI LAI AN KI NERJA USAHA PEMANFAATAN HASI L HUTAN KAYU PADA HUTAN ALAM DI UNI T MANAJEMEN DALAM RANGKA PENGELOLAAN HUTAN SECARA LESTARI
Pasal I
Mengubah Lampiran 2 Keputusan Direktur Jenderal Bina Produksi Kehutanan Nomor 42/Kpts/VI-PHP/2003 tentang Pedoman Teknis Pelaksanaan Penilaian Kinerja Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu Pada Hutan Alam di Unit Manajemen Dalam Rangka Pengelolaan Hutan Secara Lestari menjadi sebagaimana tercantum pada Lampiran Peraturan ini.
Pasal I I
(1) Ketentuan-ketentuan sebagaimana diatur dalam Keputusan Direktur Jenderal Bina Produksi Kehutanan Nomor 42/Kpts/VI-PHP/2003 tetap berlaku sepanjang tidak diubah dan bertentangan dengan Peraturan ini.
(2) Peraturan ini berlaku sejak tanggal di tetapkan.
Ditetapkan di : JAKARTA Pada tanggal : 5 Juni 2007
DIREKTUR JENDERAL,
Ttd
DR. Ir. HADI S. PASARIBU, M.Sc NIP 080044005
Salinan : Peraturan ini disampaikan Kepada Yth. : 1. Menteri Kehutanan;
2. Pejabat Eselon I Lingkup Departemen Kehutanan;
3. Pejabat Eselon II Lingkup Direktorat Jenderal Bina Produksi Kehutanan;
4. Kepala Dinas Provinsi yang diserahi tugas dan tanggung jawab di bidang kehutanan di daerah Provinsi di seluruh Indonesia;
5. Kepala Dinas Kabupaten yang diserahi tugas dan tanggung jawab di bidang kehutanan di daerah Kabupaten/Kota di seluruh Indonesia;
Lampiran : PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BINA PRODUKSI KEHUTANAN Nomor : P.03 /VI-BPHA/2007
Tanggal : 5 Juni 2007
Tentang : Perubahan Keputusan Direktur Jenderal Bina Produksi Kehutanan Nomor 42/ Kpts/ VI - PHP/ 2003 tentang Pedoman Teknis Pelaksanaan Penilaian Kinerja Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu Pada Hutan Alam di Unit Manajemen Dalam Rangka Pengelolaan Hutan Secara Lestari
PEDOMAN PENGAMBI LAN KEPUTUSAN
1. Pendahuluan
Keputusan yang dimaksud di sini adalah menetapkan peringkat kinerja, apakah unit manajemen dan usaha pemanfaatan hasil hutan kayu yang dinilai telah dikelola dengan sangat baik, atau baik, sedang, buruk atau sangat buruk. Pengambilan keputusan dilaksanakan oleh Panitia Teknis berdasarkan hasil penilaian lapangan yang dilaporkan oleh Penilai Lapangan.
2. Ruang Lingkup
Pedoman ini menjadi acuan bagi Panitia Teknis dalam proses pengambilan keputusan kinerja Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu pada hutan alam di Unit Manajemen dalam rangka Pengelolaan Hutan Alam Produksi secara Lestari (PHAPL).
3. Pengambilan Keputusan
Penetapan peringkat kinerja unit manajemen dilaksanakan melalui tahapan sebagai berikut :
a. Penetapan tingkat kepentingan setiap indikator
Penetapan nilai tingkat kepentingan setiap indikator dilaksanakan oleh Panitia Teknis sesuai dengan bidang keahlian dan mempertimbangkan tipologi unit manajemen. Tingkat kepentingan terdiri atas 2 (dua) tingkat, yaitu penting dan tidak penting.
Penting dengan nilai 2 (dua) bila indikator yang menjadi obyek penilaian perlu memperoleh perbedaan perhatian, konsekuensi perlakuan penilaian khusus, derajat substansi penilaian yang lebih tajam, dan makna penilaian yang lebih tinggi.
Tidak penting dengan nilai 1 (satu), apabila indikator yang menjadi obyek penilaian tidak memerlukan perbedaan perhatian, konsekuensi perlakuan penilaian khusus, derajat substansi penilaian yang lebih tajam, dan makna penilaian yang lebih tinggi.
b. Penetapan nilai bobot
Nilai bobot setiap indikator adalah nilai yang menunjukkan tingkat prestasi kinerja di lapangan untuk setiap indikator. Nilai bobot sebesar 5 (lima) untuk prestasi sangat baik, 4 (empat) untuk prestasi baik, 3 (tiga) untuk prestasi sedang, 2 (dua) untuk prestasi buruk dan 1 (satu) untuk prestasi sangat buruk.
Panitia Teknis setelah berdiskusi dan berkonsultasi dengan Penilai Lapangan dapat mengoreksi dan menetapkan nilai bobot setiap indikator yang telah disusun dan dilaporkan oleh Panitia Lapangan. Koreksi dan penetapan nilai bobot didasarkan pada data dan informasi lapangan yang telah dilaporkan Penilai Lapangan serta analisis yang komprehensif.
Alasan penetapan nilai bobot setiap indikator dijelaskan secara cermat dan tepat. c. Perhitungan nilai akhir
Nilai kinerja tiap indikator diperoleh dari perkalian antara nilai tingkat kepentingan dengan nilai bobot setiap indikator.
Nilai akhir kinerja PHAPL untuk unit manajemen adalah jumlah nilai kinerja 24 (dua puluh empat) indikator.
Tiap unit manajemen akan memiliki nilai akhir kinerja maksimal dan minimal yang berbeda sesuai dengan tipologinya yang dicerminkan dari nilai tingkat kepentingan.
Nilai akhir kinerja maksimal yang mungkin dicapai oleh suatu unit manajemen adalah perkalian antara jumlah nilai tingkat kepentingan dengan nilai bobot sangat baik.
Nilai akhir kinerja minimal yang mungkin dicapai oleh suatu unit manajemen adalah perkalian antara jumlah nilai tingkat kepentingan dengan nilai bobot sangat buruk.
d. Penetapan peringkat kinerja
Kelas Nilai Predikat kinerja
≥ 90% dari range Sangat baik
75 – 89,9% dari range Baik 66 – 74,9% dari range Sedang 50 – 65,9% dari range Buruk
< 50% dari range Sangat buruk
e. Contoh Perhitungan Nilai Akhir dan Peringkat Kinerja Kriteria Indikator Nilai Kepentingan
(NK)
Nilai Bobot
(NB) NK x NB
Prasyarat 1.1 2 5 10
1.2 1 3 3
1.3 2 3 6
1.4 1 4 4
1.5 2 2 4
1.6 2 3 6
Produksi 2.1 2 3 6
2.2 1 3 3
2.3 1 3 3
2.4 1 2 2
2.5 2 3 6
2.6 1 4 4
2.7 1 3 3
Ekologi 3.1 2 3 6
3.2 2 2 4
3.3 1 3 3
3.4 1 3 3
3.5 1 4 4
3.6 1 3 3
Sosial 4.1 2 4 8
4.2 2 2 4
4.3 1 3 3
4.4 1 3 3
4.5 2 3 6
35 107
Perhitungan Kelas Nilai Predikat kinerja
90 % x 140 ≥126,0 Sangat baik
75 % x 140 - 89,9 % x 140 105,0 – 125,9 Baik 66 % x 140 – 74,9 % x 140 92,4 – 104,9 Sedang 50 % x 140 – 65,9 % x 140 70,0 – 92,3 Buruk
<50 % x 140 < 70,0 Sangat buruk
Dengan nilai akhir kinerja sebesar 107 maka unit manajemen memiliki peringkat kinerja Baik.
DIREKTUR JENDERAL,
Ttd
DR. Ir. HADI S. PASARIBU, M.Sc