• Tidak ada hasil yang ditemukan

P.T. ASURANSI MULTI ARTHA GUNA Tbk

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "P.T. ASURANSI MULTI ARTHA GUNA Tbk"

Copied!
72
0
0

Teks penuh

(1)

P.T. ASURANSI MULTI ARTHA GUNA Tbk

Laporan Keuangan pada tanggal 30 September 2015 dan 31 Desember 2014 serta periode sembilan bulan yang berakhir 30 September 2015 dan 2014

(2)

SURAT PERNYATAAN DIREKSI

LAPORAN KEUANGAN terdiri dari: Laporan Posisi Keuangan

Per 30 September 2015 dan 31 Desember 2014

1-2

Laporan Laba Rugi Komprehensif

Untuk periode yang berakhir 30 September 2015 dan 2014

3

Laporan Perubahan Ekuitas

Untuk periode yang berakhir 30 September 2015 dan 2014

4

Laporan Arus Kas

Untuk periode yang berakhir 30 September 2015 dan 2014

5

Catatan atas Laporan Keuangan

Pada tanggal 30 September 2015 dan 31 Desember 2014 serta periode enam bulan yang berakhir 30 September 2015 dan 2014

6-65

DAFTAR I – PENDAPATAN, BEBAN & HASIL UNDERWRITING 66

DAFTAR II – ANALISIS KEKAYAAN 67-68

(3)
(4)

30 September 31 Desember

Catatan 2015 2014

Rp'000 Rp'000

ASET

Kas dan bank 3e,3i,5

Kas 223,006 185,103

Bank

Pihak berelasi 3d,29 14,856,791 9,113,840

Pihak ketiga 13,451,782 2,745,219

Jumlah 28,531,579 12,044,162

Deposito berjangka 3e,6

Pihak berelasi 3d,29 53,400,000 52,900,000 Pihak ketiga 966,192,342 850,766,113 Efek-efek 3e,6 Diperdagangkan Pihak berelasi 3d,29 42,031,145 50,779,574 Pihak ketiga 316,381,313

-Tersedia untuk dijual

Pihak berelasi 3d,29 29,202,000 30,115,650 Pihak ketiga 529,306,395 416,752,272 Jumlah 916,920,853 497,647,496 Piutang premi 3k,7 Pihak berelasi 3d,29 10,181,210 16,054,258 Pihak ketiga 82,834,829 17,891,910

Cadangan kerugian penurunan nilai 3m (16,615,226) (3,210,698)

Jumlah 76,400,813 30,735,470

Piutang reasuransi 3l,8

Pihak berelasi 3d,29 - 49,246

Pihak ketiga 9,044,890 10,407,969

Cadangan kerugian penurunan nilai 3m (3,973,664) (3,121,916)

Jumlah 5,071,226 7,335,299

Piutang pegawai 5,779,262 52,009

Aset pajak tangguhan - bersih 3aa,28 14,279,899 2,152,011

Aset reasuransi 3l,9 278,634,485 37,761,762

Aset tetap - bersih 10 78,038,198 78,305,203

Penyertaan dalam bentuk saham 6

Entitas asosiasi 3d,3j,29 64,249,759 63,432,156

Perusahaan lain 3e 49,118,026 760,905

Jumlah 113,367,785 64,193,061

Biaya dibayar dimuka 3q - 291,620

Aset lain-lain - bersih 3z,11 33,431,475 17,598,281

Total Aset 2,570,047,917 1,651,782,487

Lihat catatan atas laporan keuangan yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan.

Catatan:

- Laporan posisi keuangan 31 Desember 2014 diaudit oleh KAP Osman Bing Satrio & Eny dan merupakan Laporan posisi keuangan sebelum penggabungan usaha (merger).

- Laporan posisi keuangan 30 September 2015 merupakan hasil penggabungan usaha (merger) dengan PT Panin Insurance.

(5)

30 September 31 Desember Catatan 2015 2014 Rp'000 Rp'000 LIABILITAS Utang klaim 3r,12 Pihak berelasi 3d,29 594,873 9,613 Pihak ketiga 3,366,073 57,446 Utang reasuransi 3l,13 Pihak berelasi 3d,29 126,730 253,448 Pihak ketiga 56,116,241 8,566,465 Utang dividen 21

-Utang pajak 3aa,14,28 6,253,404 5,464,191 Utang lain-lain 3f,15,29 68,958,920 63,786,073 Utang komisi 3f 2,190,111 5,562,323 Biaya yang masih harus dibayar 16 29,019,539 18,816,289 Utang sewa pembiayaan- pihak berelasi 3d,3n,3p,17,29 533,321 833,327

Liabilitas asuransi 3s,18

Estimasi liabilitas klaim 3w 307,118,761 95,880,303 Pendapatan premi ditangguhkan

Pihak berelasi 3d,29 258,556,914 177,222,731 Pihak ketiga 26,010,227 12,464,368 Premi belum merupakan pendapatan 3u

Pihak berelasi 3d,29 152,541,153 121,611,133 Pihak ketiga 169,980,776 70,786,170 Jumlah liabilitas asuransi 914,207,831 477,964,705

Liabilitas imbalan pasca kerja 3z 46,192,770 36,133,392 Jumlah Liabilitas 1,127,559,813 617,447,272

EKUITAS

Modal saham - nilai nominal Rp 100 Modal dasar - 5.746.000.000 saham

pada tanggal 30 September 2015 dan 31 Desember 2014

Modal ditempatkan dan disetor penuh 5.001.552.516 saham pada tanggal

30 September 2015 dan 3.322.733.109 saham

pada tanggal 31 Desember 2014 19 500,155,252 332,273,310 Tambahan modal disetor - bersih 20 263,076,097 106,958,039 Saldo laba 21 720,396,017 625,545,393 Komponen ekuitas lainnya 3e,6 (41,139,262) (30,441,527) Total Ekuitas 1,442,488,104 1,034,335,215

Total Liabilitas dan Ekuitas 2,570,047,917 1,651,782,487 Lihat catatan atas laporan keuangan yang merupakan bagian

yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan. Catatan:

- Laporan posisi keuangan 31 Desember 2014 diaudit oleh KAP Osman Bing Satrio & Eny dan merupakan Laporan posisi keuangan sebelum penggabungan usaha (merger).

- Laporan posisi keuangan 30 September 2015 merupakan hasil penggabungan usaha (merger) dengan PT Panin Insurance.

(6)

Catatan:

- Laporan laba rugi komprehensif 30 September 2014 merupakan Laporan laba rugi komprehensif sebelum penggabungan usaha (merger).

- Laporan laba rugi komprehensif 30 September 2015 merupakan Laporan laba rugi komprehensif hasil penggabungan usaha (merger) dengan PT Panin Insurance.

Catatan September 2015 September 2014 Rp'000 Rp'000

PENDAPATAN

Pendapatan premi

Premi bruto 3d,3u,22,29 653,167,902 430,546,105

Potongan premi (48,156,309) (45,854,225)

Premi reasuransi 3d,3u,22,29 (160,228,953) (37,117,795)

Premi neto 444,782,640 347,574,085

Perubahan bruto liabilitas premi 3d,3u,18,22,29 41,083,113 (14,453,497) Bagian reasuransi atas perubahan bruto

atas liabilitas premi 3d,3u,9,22,29 (33,628,448) 6,441,238 Pendapatan premi asuransi neto 452,237,305 339,561,826

Hasil investasi 3d,3v,24,29 102,383,318 82,573,522

Penghasilan lain-lain - bersih 25 10,989,376 2,261,134

JUMLAH PENDAPATAN 565,609,999 424,396,482 BEBAN Beban klaim Klaim bruto 3d,3w,23,29 295,171,480 231,669,419 Klaim reasuransi 3d,3w,23,29 (44,780,715) (22,541,728) Klaim neto 250,390,765 209,127,691

Perubahan bruto liabilitas klaim 3d,3w,18,23 68,175,827 2,715,923 Bagian reasuransi atas perubahan

bruto liabilitas klaim 3d,3w,9,23 (66,592,491) 5,004,741

Beban klaim neto 251,974,101 216,848,355

Beban komisi neto - bersih 3d,3x,26,29 28,241,297 21,592,331

Beban usaha 3d,3y,27,29 148,180,552 90,283,190

JUMLAH BEBAN 428,395,950 328,723,876

LABA SEBELUM PAJAK 137,214,049 95,672,606

BEBAN PAJAK 3aa,28 (9,559,451) (3,778,952)

LABA BERSIH 127,654,598 91,893,654

PENDAPATAN KOMPREHENSIF LAIN 3e,6 Laba (rugi) yang belum direalisasi

dari pemilikan efek tersedia untuk dijual (10,697,736) (1,374,478) Jumlah pendapatan komprehensif lain 116,956,862 90,519,176 LABA BERSIH PER SAHAM

(dalam Rupiah penuh) 3bb

Dasar 25.52 31.32

(7)

4

P.T. ASURANSI MULTI ARTHA GUNA Tbk Laporan Perubahan Ekuitas

Untuk periode yang berakhir 30 September 2015 dan 2014

Komponen ekuitas

Tambahan modal lainnya - perubahan nilai wajar Ditentukan Belum Ditentukan

Catatan Modal disetor disetor efek tersedia untuk dijual Penggunaannya Penggunaannya Jumlah ekuitas

Rp'000 Rp'000 Rp'000 Rp'000

Saldo per 1 Januari 2014 290,127,858 75,348,949 (24,174,957) 24,000,000 496,772,779 862,074,629

Penambahan cadangan umum 21 - - - 3,000,000 (3,000,000)

-Pelaksanaan warran menjadi saham 1b,19,20 7,637,604 5,728,202 - - - 13,365,806

Cadangan dividen - - - - - -Perubahan nilai wajar atas pemilikan efek

tersedia untuk dijual s/d Juni 2014 6 - - (10,097,520) - - (10,097,520) Laba bersih tahun berjalan s/d September 2014 - - - - 91,893,654 91,893,654

Saldo 30 September 2014 297,765,462 81,077,151 (34,272,477) 27,000,000 585,666,433 957,236,569

Pelaksanaan warran menjadi saham 1b,19,20 34,507,848 25,880,888 - - - 60,388,736

Selisih nilai transaksi restrukturisasi entitas sepengendali disajikan sebagai tambahan

modal disetor 20 - - - - -

-Dividen tunai 21 - - - - (35,191,627) (35,191,627)

Perubahan nilai wajar atas pemilikan efek

tersedia untuk dijual s/d Des 2014 6 - - 3,830,950 - - 3,830,950

Laba bersih tahun berjalan s/d Desember 2014 - - - - 48,070,587 48,070,587

Saldo 31 Desember 2014 332,273,310 106,958,039 (30,441,527) 27,000,000 598,545,393 1,034,335,215

Modal ditempatkan Panin Insurance 324,000,000 156,118,058 - - 423,357 480,541,415

Penambahan cadangan umum 21 - - - 3,000,000 (3,000,000) -Cadangan dividen 21 - - - - (33,227,331) (33,227,331) Perubahan nilai wajar atas pemilikan efek

tersedia untuk dijual s/d September 2015 6 - - (10,697,735) - - (10,697,735)

Penyesuaian modal (156,118,058) - - - - (156,118,058)

Laba bersih s/d September 2015 - - - - 127,654,598 127,654,598

Saldo per 30 September 2015 500,155,252 263,076,097 (41,139,262) 30,000,000 690,396,017 1,442,488,104

(8)

U ntuk p eriode y ang be rak hir 3 0 S ept em be r 2 01 5 da n 20 14

3 0 S ep te mb er 30 S ep tem be r

2 01 5 20 14

Rp '00 0 Rp '00 0

ARU S KAS D AR I AKTIV ITAS O PE RAS I

P en er ima an pre mi 5 70 ,8 28 ,63 4 3 55 ,29 2,7 56 P en er ima an klai m re asu ra nsi 21 ,4 17 ,05 8 20 ,88 7,5 42 P en er ima an (P em ba yara n) lain -la in 15 ,8 52 ,18 0 (3 ,95 6,8 86 ) P em ba ya ra n kla im (2 91 ,9 13 ,90 6) (2 29 ,89 0,1 22 ) P em ba ya ra n ko misi ( 24 ,6 76 ,27 3) (20 ,76 3,9 97 ) P em ba ya ra n ka s kep ad a d ire ksi da n ka ryawa n ( 43 ,1 84 ,00 2) (39 ,21 2,2 62 ) P em ba ya ra n p rem i re asu ra nsi (1 13 ,7 23 ,92 0) (31 ,91 2,8 78 ) P em ba ya ra n b eb an u sa ha ( 51 ,2 39 ,44 2) (23 ,14 8,9 67 ) P em ba ya ra n b eb an p aj ak ( 48 ,9 01 ,95 7) (16 ,67 1,8 20 ) K a s B er sih Di pe ro leh da ri Ak ti vi ta s Op e rasi 34 ,4 58 ,37 2 10 ,62 3,3 66

ARU S KAS D AR I AKTIV ITAS INV ES TASI

P en cair an de po sito be rj an gka 8 30 ,5 73 ,72 8 1 45 ,57 6,8 00 P en em pa tan d ep osi to be rja ng ka (7 59 ,5 08 ,56 4) (1 60 ,02 6,1 08 ) P en cair an efek te rse dia un tu k dij ua l 11 ,7 38 ,26 0 -P en em pa tan e fek ter sed ia u ntu k dij ua l (1 23 ,7 44 ,11 2) (23 ,00 0,0 00 ) P en cair an efek d ip erd a ga ng kan 1 20 ,1 04 ,20 0 -P en em pa tan e fek d ipe rd ag an gk an (1 98 ,2 43 ,18 3) -P en er ima an ha sil inve stasi 1 11 ,2 98 ,11 0 72 ,87 9,3 20 P en er ima an divid en da ri pe ru sah aa n la in 2 ,2 94 ,32 0 13 3,7 02 Ha sil pe nj ua lan ase t te ta p 9 83 ,50 0 72 9,6 00 P er ole ha n a set te tap (5 ,3 36 ,22 0) (21 ,78 6,3 57 ) K a s B er sih Di gu na kan un tu k

A ktivitas Inve sta si (9 ,8 39 ,96 1) 14 ,50 6,9 57

A RUS KA S D ARI AK TIV IT AS PE NDA NA AN

P en er ima an da ri pe la ksan aa n wa ra n - 13 ,36 5,8 07 P em ba ya ra n h utan g se wa g un a us ah a (3 00 ,00 0) -P em ba ya ra n d ivide n ( 33 ,2 27 ,33 0) (35 ,19 1,6 28 ) K a s B er sih Di pe ro leh da ri (Di gu na kan un tu k)

A ktivitas Pe n da na an ( 33 ,5 27 ,33 0) (21 ,82 5,8 21 )

K ENAIKAN (P E NURUN AN ) BE RSIH KAS

DAN BANK (8 ,9 08 ,91 9) 3 ,30 4,5 02

K AS DAN BANK AWAL P ERIO DE 29 ,5 24 ,69 6 9 ,78 8,7 21

P e ng aru h p er ub ah an kur s m ata u an g a sin g 7 ,9 15 ,79 9

-K AS DAN BAN-K A-KHIR P ERIO DE 28 ,5 31 ,57 6 13 ,09 3,2 23

L ih at catata n a ta s lap or an keu an ga n yan g m eru p aka n b ag ian ya ng tid ak te rpi sah kan da ri la po ra n ke ua ng an .

Catatan:

- Laporan arus kas 30 September 2014 merupakan Laporan arus kas sebelum penggabungan usaha (merger). - Laporan arus kas 30 September 2015 merupakan Laporan arus kas hasil penggabungan usaha (merger) dengan

(9)

1. UMUM

a. Pendirian dan Informasi Umum

P.T. Asuransi Multi Artha Guna Tbk (Perusahaan) didirikan di Surabaya berdasarkan akta No. 87 tanggal 14 Nopember 1980 yang dibuat di hadapan Notaris Haji Bebasa Daeng Lalo, SH. Akta pendirian ini disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dengan Surat Keputusan Nomor Y.A.5/28/5, tanggal 29 Januari 1981 serta diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 21 tanggal 12 Maret 1982, Tambahan No. 314. Anggaran dasar Perusahaan telah mengalami beberapa kali perubahan, akta No. 15 tanggal 26 Oktober 2011 dari Erni Rohaini, SH, MBA., notaris di Jakarta dalam rangka peningkatan modal dasar Perusahaan dari Rp. 384.000 juta menjadi Rp 574.600 juta, terbagi menjadi 5.746.000.000 saham terakhir dengan Akta No.66 tanggal 15 Juni 2015 yang dibuat di hadapan Notaris Kumala Tjahjani Widodo, SH, MH, MKn., notaris di Jakarta tentang persetujuan pemegang saham tentang penggabungan usaha (merger) PT Panin Insurance ke dalam Perseroan dan adanya penambahan modal setor Perseroan melalui penerbitan saham baru dalam rangka pelaksanaan penggabungan usaha PT Panin Insurance ke dalam Perusahaan.

Perusahaan berdomisili di Jakarta dan memiliki tiga belas cabang (Bandung, Medan, Makassar, Palembang, Bogor, Pekanbaru, Bandar Lampung, Manado, Banjarmasin, Jakarta Senayan, Jakarta Palmerah, Surabaya Darmo dan Surabaya Tunjungan) serta dua puluh enam kantor perwakilan di luar Jakarta (Pontianak, Batam, Semarang, Solo, Yogyakarta, Malang, Denpasar, Balikpapan, Padang, Palu, Samarinda, Kendari, Jambi, Banda Aceh, Muara Bungo, Serpong, Pematang Siantar, Tanjung Pinang, dan Cikarang, Mataram, Surabaya-Rajawali, Cirebon, Pangkal Pinang , Ambon, Bengkulu dan Jakarta Rawamangun). Kantor pusat Perusahaan beralamat di Gedung The City Center Batavia Tower One lantai 17, Jl.KH. Mas Mansyur Kav.126, Jakarta 10220.

Sesuai dengan pasal 3 anggaran dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan Perusahaan adalah menjalankan kegiatan usaha di bidang asuransi umum termasuk usaha reasuransi umum. Kegiatan ini telah memperoleh izin dari Menteri Keuangan Republik Indonesia dengan surat No. KEP-3251/MD/1986, tanggal 6 Mei 1986, dan No. KEP-5956/MD/1986, tanggal 10 September 1986. Pada Tanggal 30 September 2015 dan 30 September 2014 Jumlah rata-rata karyawan Perusahaan adalah 734 dan 475 karyawan.

Sesuai dengan akta No. 104 tanggal 25 Juni 2015 yang telah diterima dan dicatat oleh Administrasi Badan Hukum berdasarkan Surat Kemenkumham No. AHU-AH.01.03-0946183 tanggal 26 Juni 2015 dan Surat Otoritas Jasa Keuangan No. S-256/0.04/2015 tanggal 12 Juni 2015.

Presiden Komisaris Aries Liman Wakil Presiden Komisaris

Komisaris Independen Komisaris Independen

Mu’min Ali Gunawan

Tri Hananto Sapto Anggoro, SH, AAAIK, AIIS Lukman Abdullah

Presiden Direktur Wakil Presiden Direktur Wakil Presiden Direktur

Linda Juliana J.L. Delhaye Karel Fitrijanto Thomas Paitimusa Direktur Direktur Peggy Wystan Dedi Setiawan Direktur Independen Ratnawati Atmodjo Komite Audit:

Ketua Anggota

Sekretaris Perusahaan Audit Internal

Tri Hananto Sapto Anggoro, SH, AAAIK, AIIS V.D. Wenty Anggraini

Theodora Nani Alamsyah Dedi Setiawan

Nancy

b. Penawaran Umum Efek Perusahaan

(10)

Pasar Modal (Bapepam) dengan suratnya No. S-3360/PM/2005 untuk melakukan penawaran umum atas 240.000.000 saham Perusahaan kepada masyarakat, disertai dengan waran sebanyak 240.000.000 waran yang diberikan secara cuma-cuma sebagai insentif. Saham-saham tersebut dicatatkan pada Bursa Efek Jakarta pada tanggal 23 Desember 2005. Setiap pemegang 1 (satu) waran berhak membeli satu saham Perusahaan dengan harga pelaksanaan sebesar Rp 100 per saham. Pembelian dapat dilakukan selama masa pelaksanaan yaitu mulai tanggal 23 Desember 2006 sampai dengan 22 Desember 2010. Bila waran tidak dilaksanakan sampai dengan masa berlaku habis, maka waran tersebut menjadi kadaluarsa.

Pada tanggal 26 September 2011, Perusahaan memperoleh pernyataan efektif dari Ketua Bapepam – LK dengan surat No. S-10485/BL/2011 untuk melakukan Penawaran Umum Terbatas I dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu sebesar 1.436.644.880 saham disertai waran sebanyak 478.881.626 waran yang diberikan secara cuma-cuma sebagai insentif. Saham-saham tersebut dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia pada tanggal 26 Oktober 2011. Setiap pemegang 1 (satu) waran berhak membeli satu saham Perusahaan dengan harga pelaksanaan sebesar Rp 175 per saham. Pembelian dapat dilakukan selama masa pelaksanaan yaitu mulai tanggal 10 April 2012 sampai dengan 9 Oktober 2014. Bila waran tidak dilaksanakan sampai dengan masa berlaku habis, maka waran tersebut menjadi kadaluarsa.

Pada tanggal 30 September 2015 seluruh saham Perusahaan atau sejumlah 5.001.552.516 lembar saham telah dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia.

2. PENERAPAN PERNYATAAN DAN INTERPRETASI STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN

REVISI (PSAK DAN ISAK)

a. Standar yang berlaku efektif pada tahun berjalan

Dalam tahun berjalan, Perusahaan telah menerapkan semua standar baru dan revisi serta interpretasi yang dikeluarkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan dari Ikatan Akuntan Indonesia yang relevan dengan operasinya dan efektif untuk periode akuntansi yang dimulai pada tanggal 1 Januari 2012.

Penerapan standar baru dan revisi serta interpretasi telah berdampak terhadap perubahan kebijakan akuntansi Perusahaan yang mempengaruhi penyajian dan pengungkapan laporan keuangan untuk tahun berjalan atau tahun sebelumnya:

 ISAK 27, Pengalihan Aset dari Pelanggan

ISAK 27 membahas akuntansi pengalihan aset tetap oleh entitas yang menerima pengalihan tersebut dari pelanggannya dan menyimpulkan bahwa ketika pos aset tetap alihan memenuhi definisi aset dari perspektif entitas yang menerima, entitas yang menerima harus mengakui aset tersebut sebesar nilai wajarnya pada tanggal pengalihan, dengan saldo kredit transaksi pengalihan diakui sebagai pendapatan sesuai dengan PSAK 23 Pendapatan.

 ISAK 28, Pengakhiran Liabilitas Keuangan dengan Instrumen Ekuitas

ISAK 28 memberikan panduan akuntansi atas pengakhiran liabilitas keuangan dengan menerbitkan instrumen ekuitas. Secara khusus, ISAK 28 mensyaratkan bahwa instrumen ekuitas yang diterbitkan berdasarkan perjanjian tersebut akan diukur pada nilai wajarnya, dan setiap selisih antara jumlah tercatat liabilitas keuangan yang diakhiri dengan imbalan yang dibayarkan akan diakui dalam laba rugi.

Penerapan ISAK 27 dan ISAK 28 tidak mempunyai dampak atas jumlah yang dilaporkan dalam tahun berjalan dan tahun sebelumnya karena Perusahaan tidak melakukan transaksi tersebut.

b. Standar dan interpretasi telah diterbitkan tapi belum diterapkan

Standar berikut efektif untuk periode yang dimulai pada atau setelah 1 Januari 2015, dengan penerapan dini tidak diperkenankan:

(11)

 PSAK 1 (revisi 2013), Penyajian Laporan Keuangan

PSAK 1 (revisi 2013) memperkenalkan terminologi baru untuk laporan laba rugi komprehensif menjadi laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain. PSAK 1 mengharuskan tambahan pengungkapan dimana pos-pos dari penghasilan komprehensif lain dikelompokkan menjadi dua kategori: (1) Tidak akan direklasifikasikan lebih lanjut ke laba rugi; dan (2) akan direklasifikasi lebih lanjut ke laba rugi ketika kondisi tertentu terpenuhi.

 PSAK 4 (revisi 2013), Laporan Keuangan Tersendiri

PSAK 4 (revisi 2009), “Laporan Keuangan Konsolidasian dan Laporan Keuangan Tersendiri” telah diubah namanya menjadi PSAK 4 (revisi 2013), “Laporan Keuangan Tersendiri” yang menjadi suatu standar yang mengatur laporan keuangan tersendiri. Panduan yang telah ada untuk laporan keuangan tersendiri tetap tidak berubah.

 PSAK 15 (revisi 2013), Investasi pada Entitas Asosiasi dan Ventura Bersama

PSAK 15 (revisi 2009), “Investasi pada Entitas Asosiasi” telah diubah namanya menjadi PSAK 15 (revisi 2013), “Investasi pada Entitas Asosiasi dan Ventura Bersama”. Ruang lingkup standar revisi diperluas untuk mencakup entitas asosiasi dan ventura bersama.

 PSAK 24 (revisi 2013), Imbalan Kerja

Perubahan paling signifikan dalam PSAK 24 terkait kewajiban manfaat pasti dan aset program. Amandemen mensyaratkan pengakuan perubahan dalam kewajiban manfaat pasti dan nilai wajar aset program ketika amandemen terjadi, dan karenanya menghapus pendekatan koridor dan mempercepat pengakuan biaya jasa lalu. Amandemen tersebut mensyaratkan seluruh keuntungan dan kerugian aktuaria diakui segera melalui penghasilan komprehensif lain.

 PSAK 46 (revisi 2014), Pajak Penghasilan

PSAK 46 (revisi 2014), memberikan penekanan pada pengukuran pajak tangguhan atas aset yang diukur dengan nilai wajar, dengan mengasumsikan bahwa jumlah tercatat aset akan dipulihkan melalui penjualan. PSAK 46 menghilangkan pengaturan pajak penghasilan final.

 PSAK 48 (revisi 2014), Penurunan Nilai Aset

Perubahan dalam PSAK 48 (revisi 2014), terutama berkaitan dengan perubahan definisi dan pengaturan nilai wajar dalam PSAK 68.

 PSAK 50 (annual improvement), Instrumen Keuangan: Penyajian, PSAK 55 (annual improvement), Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran dan PSAK 60 (annual improvement), Instrumen Keuangan: Pengungkapan.

Perubahan pada ketiga PSAK ini, terutama merupakan penyesuaian atas pengaturan nilai wajar pada PSAK lain, termasuk PSAK 15, PSAK 65, PSAK 66, PSAK 4, dan PSAK 68. PSAK 50 memberikan pengaturan yang lebih spesifik terkait kriteria untuk melakukan saling hapus aset dan liabilitas keuangan. Perubahan PSAK 55 mengatur tentang pengukuran dan reklasifikasi derivatif melekat dan PSAK 50 mengatur pengungkapan tambahan terkait nilai wajar dan risiko likuiditas.

 PSAK 65 Laporan Keuangan Konsolidasian

PSAK 65 menggantikan bagian dari PSAK 4 (revisi 2009), Laporan Keuangan Konsolidasian dan Tersendiri, yang mengatur laporan keuangan konsolidasian, dan ISAK 7, Konsolidasian – Entitas Bertujuan Khusus.

Berdasarkan PSAK 65, terdapat hanya satu dasar untuk konsolidasian bagi seluruh entitas, yaitu pengendalian. Definisi pengendalian yang lebih tegas dan diperluas termasuk tiga elemen: (a) kekuasaan atas investee; (b) eksposur atas hak atas imbal hasil variabel dari keterlibatannya

(12)

dengan investee; (c) kemampuan untuk menggunakan kekuasaannya atas investee untuk mempengaruhi jumlah imbal hasil investor. PSAK 65 juga menambahkan pedoman penerapan untuk membantu dalam penilaian apak investor menngendalikan investee dalam sekenario yang kompleks.

PSAK 65 mensyaratkan investor menilai kembali apakah investor tersebut mempunyai pengendalian atas investee pada saat ketentuan transisi, dan mensyaratkan penerapan pernyataan ini secara retrospektif.

 PSAK 66 Pengaturan Bersama

PSAK 66 menggantikan PSAK 12, Bagian Partisipasi dalam Ventura Bersama. Berdasarkan PSAK 66, pengaturan bersama diklasifikasikan sebagai operasi bersama atau pengendalian bersama, tergantung pada hak dan kewajiban dari pihak-pihak dalam perjanjian.

Pilihan kebijakan akuntansi metode konsolidasi proporsional yang ada untuk pengendalian bersama entitas telah dihapuskan. Ventura bersama berdasarkan PSAK 66 disyaratkan untuk dicatata dengan menggunakan akuntansi metode ekuitas.

Ketentuan transisi PSAK 66 mensyaratkan entitas untuk menerapkan standar pada awal permulaan dari periode sajian terawal pada saat penerapan.

 PSAK 67, Pengungkapan Kepentingan dalam Entitas Lain

PSAK 67 berlaku untuk entitas yang mempunyai kepentingan dalam entitas anak, pengaturan bersama, entitas asosiasi atau entitas terstruktur yang tidak dikonsolidasi. Standar ini menetapkan tujuan pengungkapan dan menentukan pengungkapan minimum yang entitas harus sajikan untuk memenuhi tujuan tersebut. Tujuan PSAK 67 adalah bahwa entitas harus mengungkapkan inforrmasi yang membantu para pengguna laporan keuangan untuk mengevaluasi sifat dan risiko yang terkait dengan kepentingannya dalam entitas lain dan dampak dari kepentingan tersebut terhadap laporan keuangannya.

 PSAK 68, Pengukuran Nilai Wajar

PSAK 68 menetapkan acuan tunggal atas pengukuran nilai wajar dan pengungkapan atas pengukuran nilai wajar. Standar tersebut tidak mengubah persyaratan mengenai pos-pos yang harus diukur atau diungkapkan pada nilai wajar.

PSAK 68 mendefinisikan nilai wajar, menetapkan suatu kerangka dasar atas pengukuran nilai wajar, dan mensyaratkan pengungkapan tentang pengukuran nilai wajar. Ruang lingkup PSAK 68 adalah luas; Standar tersebut berlaku baik pada pos-pos instrumen keuangan dan pos-pos instrumen non-keuangan ketika PSAK lain mensyaratkan atau menginjinkan pengukuran nilai wajar dan pengungkapan atas pengukuiran nilai wajar, kecuali kondisi tertentu. Pada umumnya persyaratan pengungkapan dalam PSAK 68 adalah lebih luas dari pada standar yang diharuskan saat ini. PSAK 68 mendefinisikan nilai wajar adakah harga yang akan diterima untuk menjual asset atau harga yang akan dibayar untuk mengendalikan suatu liabilitas dalam transaksi teratur antara pelaku pasar pada tanggal pengukuran.

PSAK 68 diterapkan secara prospektif; persyaratan pengungkapan ini tidak perlu diterapkan dalam informasi komparatif yang disediakan untuk periode sebelum penerapan awal standar ini. Penerapan PSAK 1 akan berdampak atas penyajian pos-pos penghasilan komprehensif lain dari laporan keuangan Perusahaan. Penerapaan atas amendemen terhadap PSAK 24 akan berdampak terhadap jumlah yang dilaporkan dalam program imbalan pasti Perusahaan.

Sampai dengan tanggal penerbitan laporan keuangan, manajemen sedang mengevaluasi dampak dari standar-standar tersebut terhadap laporan keuangan.

(13)

3. KEBIJAKAN AKUNTANSI a. Pernyataan Kepatuhan

Laporan keuangan disusun dan disajikan sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia. b. Dasar Penyusunan

Dasar penyusunan laporan keuangan, kecuali untuk laporan arus kas, adalah dasar akrual. Mata uang penyajian yang digunakan untuk penyusunan laporan keuangan adalah mata uang Rupiah (Rp) dan laporan keuangan tersebut disusun berdasarkan nilai historis, kecuali beberapa akun tertentu disusun berdasarkan pengukuran lain sebagaimana diuraikan dalam kebijakan akuntansi masing-masing akun tersebut. Laporan arus kas disusun dengan menggunakan metode langsung dengan mengelompokkan arus kas dalam aktivitas operasi, investasi dan pendanaan.

c. Transaksi dan Saldo Mata Uang Asing

Pembukuan Perusahaan diselenggarakan dalam mata uang Rupiah yang merupakan mata uang fungsional Perusahaan. Transaksi-transaksi selama tahun berjalan dalam mata uang asing dicatat dengan kurs yang berlaku pada saat terjadinya transaksi. Pada setiap tanggal pelaporan, aset dan liabilitas moneter dalam mata uang asing dijabarkan ke dalam mata uang Rupiah dengan menggunakan kurs tengah yang ditetapkan oleh Bank Indonesia. Keuntungan atau kerugian kurs yang timbul dikreditkan atau dibebankan dalam laba rugi. Pos nonmoneter diukur dalam biaya historis dalam valuta asing yang tidak dijabarkan kembali.

d. Transaksi Pihak Berelasi

Pihak-pihak berelasi berdasarkan criteria PSAK 7 (revisi 2010), Pengungkapan Pihak-Pihak Berelasi adalah orang atau entitas yang terkait dengan Perusahaan (entitas pelapor):

a) Orang atau anggota keluarga dekatnya mempunyai relasi dengan entitas pelapor jika orang tersebut:

i. memiliki pengendalian atau pengendalian bersama atas entitas pelapor; ii. memiliki pengaruh signifikan entitas pelapor; atau

iii. merupakan personil manajemen kunci entitas pelapor atau entitas induk dari entitas pelapor. b) Suatu entitas berelasi dengan entitas pelapor jika memenuhi salah satu hal berikut:

i. Entitas dan entitas pelapor adalah anggota dari kelompok usaha yang sama (artinya entitas induk, entitas anak, dan entitas anak berikutnya saling berelasi dengan entitas lainnya). ii. Satu entitas adalah entitas asosiasi atau ventura bersama dari entitas lain (atau entitas

asosiasi atau ventura bersama yang merupakan anggota suatu kelompok usaha, yang mana entitas lain tersebut adalah anggotanya).

iii. Kedua entitas tersebut adalah ventura bersama dari pihak ketiga yang sama.

iv. Satu entitas adalah ventura bersama dari entitas ketiga dan entitas yang lain adalah entitas asosiasi dari entitas ketiga.

v. Entitas tersebut adalah suatu program imbalan pasca kerja untuk imbalan kerja dari salah satu entitas pelapor atau entitas yang terkait dengan entitas pelapor.

(14)

vi. Entitas yang dikendalikan atau dikendalikan bersama oleh orang yang diidentifikasi dalam huruf (a).

vii. Orang yang diidentifikasi dalam huruf (a) (i) memiliki pengaruh signifikan atas entitas atau personil manajemen kunci entitas (atau entitas induk dari entitas).

Seluruh transaksi yang dilakukan dengan pihak-pihak berelasi, baik dilakukan dengan kondisi dan persyaratan yang sama dengan pihak ketiga maupun tidak, diungkapkan pada laporan keuangan. e. Aset Keuangan

Seluruh aset keuangan diakui dan dihentikan pengakuannya pada tanggal diperdagangkan di mana pembelian dan penjualan aset keuangan berdasarkan kontrak yang mensyaratkan penyerahan aset keuangan dalam kurun waktu yang ditetapkan oleh kebiasaan pasar yang berlaku, dan awalnya diukur sebesar nilai wajar ditambah biaya transaksi, kecuali untuk aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi, yang awalnya diukur sebesar nilai wajar.

Aset keuangan Perusahaan diklasifikasikan ke dalam salah satu dari kategori berikut ini:  Nilai wajar melalui laba rugi (FVTPL)

 Tersedia untuk dijual

 Pinjaman yang diberikan dan piutang Nilai wajar melalui laba rugi (FVTPL)

Aset keuangan diklasifikasi dalam FVTPL, jika aset keuangan sebagai kelompok diperdagangkan atau pada saat pengakuan awal ditetapkan untuk diukur pada FVTPL.

Aset keuangan diklasifikasi sebagai kelompok diperdagangkan, jika:

 diperoleh atau dimiliki terutama untuk tujuan dijual kembali dalam waktu dekat; atau

 pada pengakuan awal merupakan bagian dari portofolio instrumen keuangan tertentu yang dikelola bersama dan terdapat bukti mengenai pola ambil untung dalam jangka pendek yang terkini; atau

 merupakan derivatif yang tidak ditetapkan dan tidak efektif sebagai instrumen lindung nilai. Aset keuangan selain aset keuangan yang diperdagangkan, dapat ditetapkan sebagai FVTPL pada saat pengakuan awal, jika:

 penetapan tersebut mengeliminasi atau mengurangi secara signifikan ketidak-konsistenan pengukuran dan pengakuan yang dapat timbul; atau

 kelompok aset keuangan, liabilitas keuangan atau keduanya, dikelola dan kinerjanya dievaluasi berdasarkan nilai wajar, sesuai dengan manajemen risiko atau strategi investasi yang didokumentasikan, dan informasi tentang Perusahaan disediakan secara internal kepada manajemen kunci entitas misalnya direksi dan CEO.

Aset keuangan FVTPL disajikan sebesar nilai wajar, keuntungan atau kerugian yang timbul diakui dalam laba rugi. Keuntungan atau kerugian bersih yang diakui dalam laba rugi mencakup dividen atau bunga yang diperoleh dari aset keuangan. Nilai wajar ditentukan dengan cara seperti dijelaskan pada Catatan 3g.

Aset keuangan tersedia untuk dijual (AFS)

Obligasi dan saham milik Perusahaan yang tercatat di bursa dan diperdagangkan pada pasar aktif diklasifikasikan sebagai AFS dan dinyatakan pada nilai wajar.

Keuntungan atau kerugian yang timbul dari perubahan nilai wajar diakui dalam pendapatan komprehensif lainnya dan akumulasi revaluasi investasi AFS di ekuitas kecuali untuk kerugian

(15)

penurunan nilai, bunga yang dihitung dengan metode suku bunga efektif dan laba rugi selisih kurs atas aset moneter yang diakui pada laba rugi. Jika aset keuangan dilepas atau mengalami penurunan nilai, akumulasi laba atau rugi yang sebelumnya diakumulasi pada revaluasi investasi AFS, direklas ke laba rugi.

Dividen atas instrumen ekuitas AFS, jika ada, diakui pada laba rugi pada saat hak Perusahaan untuk memperoleh pembayaran dividen ditetapkan.

Pinjaman yang diberikan dan piutang

Aset keuangan lainnya milik Perusahaan dengan pembayaran tetap atau telah ditentukan dan tidak mempunyai kuotasi di pasar aktif diklasifikasi sebagai “pinjaman yang diberikan dan piutang”, yang diukur pada biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif dikurangi penurunan nilai. Bunga diakui dengan menggunakan metode suku bunga efektif, kecuali piutang jangka pendek dimana pengakuan bunga tidak material.

Metode suku bunga efektif

Metode suku bunga efektif adalah metode yang digunakan untuk menghitung biaya perolehan diamortisasi dari instrumen keuangan dan metode untuk mengalokasikan pendapatan bunga selama periode yang relevan. Suku bunga efektif adalah suku bunga yang secara tepat mendiskontokan estimasi penerimaan kas di masa datang (mencakup seluruh komisi dan bentuk lain yang dibayarkan dan diterima oleh para pihak dalam kontrak yang merupakan bagian yang tak terpisahkan dari suku bunga efektif, biaya transaksi dan premium dan diskonto lainnya) selama perkiraan umur instrumen keuangan, atau, jika lebih tepat, digunakan periode yang lebih singkat untuk memperoleh nilai tercatat bersih dari aset keuangan pada saat pengakuan awal.

Pendapatan diakui berdasarkan suku bunga efektif untuk instrument keuangan selain dari instrumen keuangan FVTPL.

Penurunan nilai aset keuangan

Aset keuangan, selain aset keuangan FVTPL, dievaluasi terhadap indikator penurunan nilai pada setiap tanggal pelaporan. Aset keuangan diturunkan nilainya bila terdapat bukti objektif, sebagai akibat dari satu atau lebih peristiwa yang terjadi setelah pengakuan awal aset keuangan, dan peristiwa yang merugikan tersebut berdampak pada estimasi arus kas masa depan atas aset keuangan yang dapat diestimasi secara andal.

Untuk investasi ekuitas AFS yang tercatat dan tidak tercatat di bursa, penurunan yang signifikan atau jangka panjang pada nilai wajar dari investasi ekuitas di bawah biaya perolehannya dianggap sebagai bukti obyektif penurunan nilai.

Untuk aset keuangan lainnya, bukti obyektif penurunan nilai termasuk sebagai berikut: a. kesulitan keuangan signifikan yang dialami penerbit atau pihak peminjam; atau

b. pelanggaran kontrak, seperti terjadinya wanprestasi atau tunggakan pembayaran pokok atau bunga; atau

c. terdapat kemungkinan bahwa pihak peminjam akan dinyatakan pailit atau melakukan reorganisasi keuangan.

Untuk aset keuangan yang diukur pada biaya perolehan yang diamortisasi, jumlah kerugian penurunan nilai merupakan selisih antara nilai tercatat aset keuangan dengan nilai kini dari estimasi arus kas masa datang yang didiskontokan menggunakan suku bunga efektif awal dari aset keuangan. Jumlah tercatat aset keuangan tersebut dikurangi dengan kerugian penurunan nilai secara langsung atas aset keuangan, kecuali piutang yang nilai tercatatnya dikurangi melalui penggunaan akun

(16)

cadangan piutang. Jika piutang tidak tertagih, piutang tersebut dihapuskan melalui akun cadangan piutang. Pemulihan kemudian dari jumlah yang sebelumnya telah dihapuskan dikreditkan terhadap akun cadangan. Perubahan nilai tercatat akun cadangan piutang diakui dalam laba rugi.

Jika aset keuangan AFS dianggap menurun nilainya, keuntungan atau kerugian kumulatif yang sebelumnya telah diakui dalam ekuitas direklasifikasi ke laba rugi.

Pengecualian pada instrumen ekuitas AFS, jika, pada periode berikutnya, jumlah kerugian penurunan nilai berkurang dan pengurangan dapat dikaitkan secara obyektif dengan sebuah peristiwa yang terjadi setelah penurunan nilai tersebut diakui, kerugian penurunan nilai yang diakui sebelumnya dipulihkan melalui laba rugi hingga nilai tercatat investasi pada tanggal pemulihan penurunan nilai tidak melebihi biaya perolehan diamortisasi sebelum pengakuan kerugian penurunan nilai dilakukan.

Dalam hal efek ekuitas AFS, kerugian penurunan nilai yang sebelumnya diakui dalam laba rugi tidak boleh dibalik melalui laba rugi. Setiap kenaikan nilai wajar setelah penurunan nilai diakui secara langsung ke pendapatan komprehensif lain.

Penghentian pengakuan aset keuangan

Perusahaan menghentikan pengakuan aset keuangan jika dan hanya jika hak kontraktual atas arus kas yang berasal dari aset berakhir, atau Perusahaan mentransfer aset keuangan dan secara substansial mentransfer seluruh risiko dan manfaat atas kepemilikan aset kepada entitas lain. Jika Perusahaan tidak mentransfer serta tidak memiliki secara substansial atas seluruh risiko dan manfaat kepemilikan serta masih mengendalikan aset yang ditransfer, maka Perusahaan mengakui keterlibatan berkelanjutan atas aset yang ditransfer dan liabilitas terkait sebesar jumlah yang mungkin harus dibayar. Jika Perusahaan memiliki secara substansial seluruh risiko dan manfaat kepemilikan aset keuangan yang ditransfer, Perusahaan masih mengakui aset keuangan dan juga mengakui pinjaman yang dijamin sebesar pinjaman yang diterima.

Pada saat penghentian pengakuan asset keuangan secara keseluruhan, selisih antara jumlah tercatat aset dan jumlah pembayaran yang diterima dan piutang serta keuntungan atau kerugian kumulatif yang telah diakui dalam pendapatan komprehensif lain dan terakumulasi dalam ekuitas diakui dalam laba rugi.

Pada saat penghentian pengakuan aset keuangan terhadap suatu bagian saja (misalnya ketika perusahaan masih memiliki hak untuk membeli kembali bagian aset yang ditransfer), Perusahaan mengalokasikan jumlah tercatat sebelumnya dari aset keuangan tersebur pada bagian yang tetap diakui berdasarkan keterlibatan berkelanjutan dan bagian yang tidak lagi diakui berdasarkan nilai wajar relatif dari kedua bagian tersebut pada tanggal transfer. Selisih antara jumlah tercatat yang dialokasikan pada bagian yang tidak lagi diakui dan jumlah dari pembayaran yang diterima untuk bagian yang tidak lagi diakui dan setiap keuntungan atau kerugian kumulatif yang dialokasikan pada bagian yang tidak lagi diakui tersebut yang sebelumnya telah diakui dalam pendapatan komprehensif lain diakui pada laba rugi. Keuntungan dan kerugian kumulatif yang sebelumnya diakui dalam pendapatan komprehensif lain dialokasikan pada bagian yang tetap diakui dan bagian yang dihentikan pengakuannya, berdasarkan nilai wajar relative kedua bagian tersebut.

f. Liabilitas Keuangan dan Instrumen Ekuitas

Klasifikasi sebagai liabilitas atau ekuitas

Liabilitas keuangan dan instrumen ekuitas yang diterbitkan oleh Perusahaan diklasifikasi sesuai dengan substansi perjanjian kontraktual dan definisi liabilitas keuangan dan instrumen ekuitas. Instrumen ekuitas

Instrumen ekuitas adalah setiap kontrak yang memberikan hak residual atas aset Perusahaan setelah dikurangi dengan seluruh liabilitasnya. Instrumen ekuitas dicatat sebesar hasil penerimaan bersih

(17)

setelah dikurangi biaya penerbitan langsung.

Liabilitas keuangan diukur pada biaya perolehan yang diamortisasi

Pada saat pengakuan awal, liabilitas keuangan yang diukur pada biaya perolehan yang diamortisasi, diakui pada nilai wajarnya, setelah dikurangi biaya transaksi, dan selanjutnya diukur pada biaya perolehan yang diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif.

Penghentian pengakuan liabilitas keuangan

Perusahaan menghentikan pengakuan liabilitas keuangan, jika dan hanya jika, kewajiban Perusahaan telah dilepaskan, dibatalkan atau kadaluarsa. Selisih antara jumlah tercatat liabilitas keuangan yang diterbitkan pengakuannya dan imbalan yang dibayarkan dan utang diakui dalam laba rugi.

g. Nilai Wajar Instrumen Keuangan

Nilai wajar adalah nilai yang digunakan untuk mempertukarkan suatu aset atau untuk menyelesaikan suatu liabilitas antara pihak-pihak yang memahami dan berkeinginan untuk melakukan transaksi secara wajar (arm’s length transaction).

Hirarki nilai wajar memiliki tingkatan sebagai berikut:

 Tingkat 1 pengukuran nilai wajar adalah yang berasal dari harga kuotasian (tidak disesuaikan) dalam pasar aktif untuk aset atau liabilitas yang identik.

 Tingkat 2 pengukuran nilai wajar adalah yang berasal dari input selain harga kuotasian yang termasuk dalam Tingkat 1 yang dapat diobservasi untuk aset atau liabilitas, baik secara langsung (misalnya harga) atau secara tidak langsung (misalnya deviasi dari harga).

 Tingkat 3 pengukuran nilai wajar adalah yang berasal dari teknik penilaian yang mencakup input untuk aset atau liabilitas yang bukan berdasarkan data pasar yang dapat diobservasi (input yang tidak dapat diobservasi).

h. Saling hapus antar Aset Keuangan dan Liabilitas Keuangan

Aset dan liabilitas keuangan Perusahaan saling hapus dan nilai bersihnya disajikan dalam laporan posisi keuangan jika dan hanya jika:

 saat ini memiliki hak yang berkekuatan hukum untuk melakukan saling hapus atas jumlah yang telah diakui tersebut; dan

 berniat untuk menyelesaikan secara neto atau untuk merealisasikan aset dan menyelesaikan liabilitasnya secara simultan

i. Kas dan Setara Kas

Untuk tujuan penyajian arus kas, kas dan setara kas terdiri dari kas, bank dan semua investasi yang jatuh tempo dalam waktu tiga bulan atau kurang dari tanggal perolehannya dan yang tidak dijaminkan serta tidak dibatasi penggunaannya

j. Investasi pada Entitas Asosiasi

Sesuai dengan PSAK 15 (Revisi 2009), entitas asosiasi adalah suatu entitas dimana Perusahaan mempunyai pengaruh yang signifikan dan bukan merupakan entitas anak ataupun bagian partisipasi dalam ventura bersama. Pengaruh signifikan adalah kekuasaan untuk berpartisipasi dalam keputusan kebijakan keuangan dan operasional investee tetapi tidak mengendalikan bersama atas kebijakan tersebut.

(18)

dengan menggunakan metode ekuitas, kecuali ketika investasi diklasifikasikan sebagai dimiliki untuk dijual, sesuai dengan PSAK 58 (Revisi 2009), Aset Tidak Lancar yang Dimiliki untuk Dijual dan Operasi yang Dihentikan. Investasi pada entitas asosiasi dicatat di laporan posisi keuangan sebesar biaya perolehan dan selanjutnya disesuaikan untuk perubahan dalam bagian kepemilikan Perusahaan atas aset bersih entitas asosiasi yang terjadi setelah perolehan, dikurangi dengan penurunan nilai yang ditentukan untuk setiap investasi secara individu. Bagian Perusahaan atas kerugian entitas asosiasi yang melebihi nilai tercatat dari investasi (yang mencakup semua kepentingan jangka panjang, secara substansi, merupakan bagian dari nilai investasi bersih Perusahaan dalam entitas asosiasi) diakui hanya jika Perusahaan mempunyai liabilitas hukum atau liabilitas konstruktif atau melakukan pembayaran atas liabilitas entitas asosiasi.

Setiap kelebihan biaya perolehan investasi atas bagian Perusahaan atas nilai wajar bersih dari aset yang teridentifikasi, liabilitas dan liabilitas kontinjen dari entitas asosiasi yang diakui pada tanggal akuisisi, diakui sebagai goodwill. Goodwill yang termasuk dalam jumlah tercatat investasi, diuji penurunan nilai sebagai bagian dari investasi. Setiap kelebihan dari kepemilikan Perusahaan dari nilai wajar bersih dari aset yang teridentifikasi, liabilitas dan liabilitas kontinjen atas biaya perolehan investasi, sesudah pengujian kembali segera diakui di dalam laba rugi.

Persyaratan dalam PSAK 55 (Revisi 2011) Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran, diterapkan untuk menentukan apakah perlu untuk mengakui setiap penurunan nilai sehubungan dengan investasi pada entitas asosiasi Perusahaan. Jika perlu, jumlah tercatat investasi yang tersisa (termasuk goodwill) diuji penurunan nilai sesuai dengan PSAK 48 (revisi 2009), Penurunan Nilai Aset, sebagai suatu aset tunggal dengan membandingkan antara jumlah terpulihkan (mana yang lebih tinggi antara nilai pakai dan nilai wajar dikurangi biaya untuk menjual) dengan jumlah tercatatnya. Rugi penurunan nilai yang diakui pada keadaan tersebut tidak dialokasikan pada setiap aset yang membentuk bagian dari nilai tercatat investasi pada entitas asosiasi. Setiap pembalikan dari penurunan nilai diakui sesuai dengan PSAK 48 sepanjang jumlah terpulihkan dari investasi tersebut kemudian meningkat.

Pada saat pelepasan suatu entitas esosiasi yang mengakibatkan Perusahaan kehilangan pengaruh signifikan atas entitas asosiasi, investasi yang tersisa diukur pada nilai wajar pada tanggal tersebut dan nilai wajarnya dianggap sebagai nilai wajar pada saat pengakuan awal sebagai suatu aset keuangan sesuai dengan PSAK 55. Selisih antara jumlah tercatat sebelumnya atas entitas asosiasi diatribusikan ke sisa kepemilikan dan nilai wajar termasuk dalam penentuan keuntungan atau kerugian atas pelepasan entitas asosiasi. Selanjutnya, Perusahaan memperhitungkan seluruh jumlah yang sebelumnya diakui dalam pendapatan komprehensif lain yang terkait dengan entitas asosiasi tersebut dengan menggunakan dasar yang sama dengan yang diperlukan jika entitas asosiasi telah melepaskan secara langsung aset dan liabilitas yang terkait. Oleh karena itu, jika keuntungan atau kerugian yang sebelumnya telah diakui dalam pendapatan komprehensif lain oleh entitas asosiasi akan direklasifikasi ke laba rugi atas pelepasan aset atau liabilitas yang terkait, maka Perusahaan mereklasifikasi keuntungan atau kerugian dari ekuitas ke laba rugi (sebagai penyesuaian reklasifikasi) sejak Perusahaan kehilangan pengaruh signifikan atas entitas asosiasi.

Ketika Perusahaan melakukan transaksi dengan entitas asosiasi, keuntungan dan kerugian yang timbul dari transaksi dengan entitas asosiasi diakui dalam laporan keuangan Perusahaan hanya sepanjang kepemilikan dalam entitas asosiasi yang tidak terkait dengan Perusahaan.

k. Piutang dan Utang Asuransi

Piutang dan utang yang timbul atas kontrak asuransi diakui pada saat jatuh tempo dan diukur pada biaya perolehan diamortisasi, dengan menggunakan metode suku bunga efektif. Penyisihan penurunan nilai dibentuk ketika terdapat bukti obyektif bahwa estimasi arus kas masa depan terkena dampak sebagai akibat dari satu atau lebih peristiwa yang terjadi setelah pengakuan awal.

l. Reasuransi

(19)

kerugian yang timbul dari eksposur tertentu. Premi reasuransi outward diakui pada periode yang sama dengan periode pengakuan premi bisnis langsung yang terkait atau bisnis reasuransi inward yang dipertanggungkan.

Liabilitas reasuransi terdiri dari utang premi untuk kontrak reasuransi outward dan diakui sebagai beban pada saat jatuh tempo.

Aset reasuransi termasuk saldo yang akan ditagih ke perusahaan reasuransi atas beban klaim. Aset reasuransi diukur secara konsisten dengan jumlah yang terkait dengan pertanggungan yang mendasari dan sesuai dengan ketentuan kontrak reasuransi. Reasuransi dicatat sebagai aset kecuali terdapat hak saling hapus. Dalam hal demikian, liabilitas yang terkait dikurangi untuk memperhitungkan reasuransi. Pengujian penurunan nilai dilakukan terhadap aset reasuransi. Nilai tercatat aset reasuransi diturunkan ke nilai yang dapat diperoleh kembali. Kerugian penurunan nilai diakui sebagai beban dalam laba rugi. Aset diturunkan nilainya jika terdapat bukti obyektif bahwa Perusahaan mungkin tidak akan dapat menerima seluruh jumlah tagihan ke penanggung.

m. Cadangan Kerugian Penurunan Nilai

Perusahaan menetapkan cadangan kerugian penurunan nilai per tahun berdasarkan umur piutang masing-masing premi yang telah jatuh tempo dengan persentase sebagai berikut:

Persentase cadangan Jangka waktu kerugian penurunan nilai

0 - 30 hari Minimum 2% 31 - 60 hari Minimum 10% 61 - 90 hari Minimum 15% 91 - 120 hari Minimum 20% 121 - 180 hari Minimum 30% 181 - 360 hari Minimum 40% > 360 hari Minimum 75% n. Aset Tetap

Aset tetap yang dimiliki untuk digunakan dalam penyediaan barang atau jasa atau untuk tujuan administratif dicatat berdasarkan biaya perolehan setelah dikurangi akumulasi penyusutan dan akumulasi kerugian penurunan nilai.

Penyusutan diakui sebagai penghapusan biaya perolehan aset dikurangi nilai residu dengan menggunakan metode saldo menurun ganda, kecuali untuk bangunan dihitung dengan menggunakan metode garis lurus berdasarkan taksiran masa manfaat ekonomis aset tetap sebagai berikut:

Persentase Bangunan 5% Kendaraan bermotor 25% Perlengkapan dan peralatan kantor 50%

Aset sewa pembiayaan disusutkan berdasarkan taksiran masa manfaat ekonomis yang sama dengan aset yang dimiliki sendiri, atau disusutkan selama jangka waktu yang lebih pendek antara periode masa

(20)

sewa dan umur manfaatnya.

Masa manfaat ekonomis, nilai residu dan metode penyusutan direview setiap akhir tahun dan pengaruh dari setiap perubahan estimasi tersebut berlaku prospektif.

Tanah dinyatakan sebesar biaya perolehan dan tidak disusutkan.

Beban pemeliharaan dan perbaikan dibebankan pada laporan laba rugi pada saat terjadinya. Biaya-biaya lain yang terjadi selanjutnya yang timbul untuk menambah, mengganti atau memperbaiki aset tetap dicatat sebagai biaya perolehan aset jika dan hanya jika besar kemungkinan manfaat ekonomis di masa depan berkenaan dengan aset tersebut akan mengalir ke entitas dan biaya perolehan aset dapat diukur secara andal.

Aset tetap yang dihentikan pengakuannya atau yang dijual nilai tercatatnya dikeluarkan dari kelompok aset tetap. Keuntungan atau kerugian dari penjualan aset tetap tersebut dibukukan dalam laba rugi. o. Penurunan Nilai Aset Non Keuangan

Pada setiap akhir periode pelaporan, Perusahaan menelaah nilai tercatat aset non-keuangan untuk menentukan apakah terdapat indikasi bahwa aset tersebut telah mengalami penurunan nilai. Jika terdapat indikasi tersebut, nilai yang dapat diperoleh kembali dari aset diestimasi untuk menentukan tingkat kerugian penurunan nilai (jika ada). Bila tidak memungkinkan untuk mengestimasi nilai yang dapat diperoleh kembali atas suatu aset individu, Perusahaan mengestimasi nilai yang dapat diperoleh kembali dari unit penghasil kas atas aset.

Perkiraan jumlah yang dapat diperoleh kembali adalah nilai tertinggi antara nilai wajar dikurangi biaya untuk menjual dan nilai pakai. Dalam menilai nilai pakai, estimasi arus kas masa depan didiskontokan ke nilai kini menggunakan tingkat diskonto sebelum pajak yang menggambarkan penilaian pasar kini dari nilai waktu uang dan risiko spesifik atas aset yang mana estimasi arus kas masa depan belum disesuaikan.

Jika jumlah yang dapat diperoleh kembali dari aset non-keuangan (unit penghasil kas) kurang dari nilai tercatatnya, nilai tercatat aset (unit penghasil kas) dikurangi menjadi sebesar nilai yang dapat diperoleh kembali dan rugi penurunan nilai diakui langsung ke laba rugi.

p. Sewa

Sewa diklasifikasikan sebagai sewa pembiayaan jika sewa tersebut mengalihkan secara substantial seluruh risiko dan manfaat yang terkait dengan kepemilikan aset. Sewa lainnya, yang tidak memenuhi kriteria tersebut, diklasifikasikan sebagai sewa operasi.

Aset pada sewa pembiayaan dicatat pada awal masa sewa sebesar nilai wajar aset sewaan Perusahaan yang ditentukan pada awal kontrak atau, jika lebih rendah, sebesar nilai kini dari pembayaran sewa minimum. Liabilitas kepada lessor disajikan di dalam laporan posisi keuangan sebagai liabilitas sewa pembiayaan.

Pembayaran sewa harus dipisahkan antara bagian yang merupakan beban keuangan dan bagian yang merupakan pengurangan dari liabilitas sewa sehingga mencapai suatu tingkat bunga yang konstan (tetap) atas saldo liabilitas. Rental kontinjen dibebankan pada periode terjadinya.

Pembayaran sewa operasi diakui sebagai beban dengan dasar garis lurus (straight-line basis) selama masa sewa, kecuali terdapat dasar sistematis lain yang dapat lebih mencerminkan pola waktu dari manfaat aset yang dinikmati pengguna. Rental kontinjen diakui sebagai beban di dalam periode terjadinya.

(21)

manfaat dari insentif diakui sebagai pengurangan dari biaya sewa dengan dasar garis lurus kecuali terdapat dasar sistematis lain yang lebih mencerminkan pola waktu dari manfaat yang dinikmati pengguna.

q. Biaya Dibayar di Muka

Biaya dibayar di muka diamortisasi selama masa manfaat masing-masing biaya dengan menggunakan metode garis lurus.

r. Utang Klaim

Utang klaim adalah utang yang timbul sehubungan dengan adanya persetujuan atas klaim yang diajukan oleh tertanggung yang belum dibayar oleh Perusahaan. Utang klaim diakui dan dicatat pada saat klaim disetujui untuk dibayar (claim settled).

s. Liabilitas Asuransi

Liabilitas asuransi diukur sebesar jumlah estimasi berdasarkan perhitungan teknis asuransi.

Premi Belum Merupakan Pendapatan

Premi belum merupakan pendapatan adalah bagian dari premi yang belum diakui sebagai pendapatan karena masa pertanggungannya masih berjalan pada akhir periode akuntansi, dan disajikan dalam jumlah bruto. Porsi reasuransi atas premi belum merupakan pendapatan disajikan sebagai bagian dari aset reasuransi.

Premi yang belum merupakan pendapatan dihitung secara individual dari setiap pertanggungan dan ditetapkan secara proposional dengan jumlah proteksi yang diberikan selama periode risiko dengan menggunakan metode harian.

Estimasi Liabilitas Klaim

Estimasi liabilitas klaim merupakan estimasi jumlah liabilitas yang menjadi tanggungan sehubungan dengan klaim yang masih dalam proses penyelesaian, termasuk klaim yang terjadi namun belum dilaporkan. Perubahan jumlah estimasi liabilitas klaim, sebagai akibat proses penelaahan lebih lanjut dan perbedaan antara jumlah estimasi klaim dengan klaim yang dibayarkan diakui dalam laba rugi pada periode terjadinya perubahan. Perusahaan tidak mengakui setiap provisi untuk kemungkinan klaim masa depan sebagai liabilitas jika klaim tersebut timbul berdasarkan kontrak asuransi yang tidak ada pada akhir periode pelaporan (seperti provisi katastrofa dan provisi penyetaraan).

Pendapatan Premi Ditangguhkan

Pendapatan premi diterima di muka dicatat sebagai pendapatan premi ditangguhkan dan diakui sebagai pendapatan sesuai dengan masa pertanggungannya.

Tes Kecukupan Liabilitas

Pada akhir periode pelaporan, Perusahaan menilai apakah liabilitas asuransi yang diakui telah mencukupi dengan menggunakan estimasi kini atas arus kas masa depan terkait dengan kontrak asuransi. Jika nilai tercatat liabilitas asuransi setelah dikurangi dengan biaya akuisisi tangguhan terkait tidak mencukupi dibandingkan dengan estimasi arus kas masa depan, maka seluruh kekurangan tersebut diakui dalam laba rugi periode berjalan.

t. Provisi

Provisi diakui ketika Perusahaan memiliki liabilitas kini (baik bersifat hukum maupun konstruktif) sebagai akibat peristiwa masa lalu, kemungkinan besar Perusahaan diharuskan menyelesaikan liabilitas dan estimasi andal mengenai jumlah liabilitas tersebut dapat dibuat.

(22)

Jumlah yang diakui sebagai provisi merupakan estimasi terbaik dari pertimbangan yang diperlukan untuk menyelesaikan liabilitas kini pada akhir periode pelaporan, dengan mempertimbangkan risiko dan ketidakpastian yang meliputi liabilitasnya. Apabila suatu provisi diukur menggunakan arus kas yang diperkirakan untuk menyelesaikan liabilitas kini, maka nilai tercatatnya adalah nilai kini dari arus kas.

Ketika beberapa atau seluruh manfaat ekonomi untuk penyelesaian provisi yang diharapkan dapat dipulihkan dari pihak ketiga, piutang diakui sebagai aset apabila terdapat kepastian bahwa penggantian akan diterima dan jumlah piutang dapat diukur secara andal.

u. Pengakuan Pendapatan Premi

Premi yang diperoleh sehubungan dengan kontrak asuransi dari reasuransi jangka pendek diakui sebagai pendapatan selama periode polis (kontrak) berdasarkan proporsi jumlah proteksi yang diberikan. Dalam hal periode polis berbeda secara signifikan dengan periode risiko (misalnya pada penutupan jenis pertanggungan asuransi konstruksi), maka seluruh premi yang diperoleh tersebut diakui sebagai pendapatan selama periode risiko.

Premi selain kontrak asuransi jangka pendek diakui sebagai pendapatan pada saat jatuh tempo. Premi dari polis bersama (coinsurance) diakui sebesar proporsi premi Perusahaan.

Perusahaan mereasuransikan sebagian risiko atas akseptasi pertanggungan yang diperoleh kepada perusahaan asuransi lain dan perusahaan reasuransi. Jumlah premi dibayar atau bagian premi atas transaksi reasuransi prospektif diakui sebagai premi reasuransi sesuai periode kontrak reasuransi secara proporsional dengan proteksi yang diberikan. Pembayaran atau kewajiban atas transaksi reasuransi retrospektif diakui sebagai piutang reasuransi sebesar kewajiban yarg dibukukan sehubungan kontrak reasuransi tersebut.

Porsi reasuransi atas premi belum merupakan pendapatan ditentukan secara konsisten dengan pendekatan yang digunakan dalam menentukan premi yang belum merupakan pendapatan, berdasarkan syarat dan ketentuan dari kontrak reasuransi tersebut.

v. Hasil investasi

Hasil investasi dari bunga deposito berjangka dan obligasi diakui dengan menggunakan metode suku bunga efektif.

Penghasilan dividen diakui pada saat surat pemberitahuan pembagian dividen diterima. Keuntungan atau kerugian penjualan efek diakui pada saat terjadinya transaksi. Selisih kurs mata uang asing yang berkaitan dengan investasi disajikan sebagai bagian dari hasil investasi.

w. Beban Klaim

Beban klaim meliputi klaim disetujui (settled claims), klaim dalam proses penyelesaian termasuk klaim yang terjadi namun belum dilaporkan dan beban penyelesaian klaim. Klaim tersebut diakui sebagai beban klaim pada saat timbulnya liabilitas untuk memenuhi klaim. Bagian klaim reasuransi diakui dan dicatat sebagai pengurang beban klaim pada periode yang sama dengan periode pengakuan beban klaim. Hak subrogasi diakui sebagai pengurang beban klaim pada saat realisasi.

Jumlah klaim dalam proses penyelesaian termasuk klaim yang sudah terjadi namun belum dilaporkan, diakui sebagai estimasi liabilitas klaim yang diukur berdasarkan perhitungan teknis asuransi. Perubahan estimasi liabilitas klaim, sebagai akibat proses penelaahan lebih lanjut dan perbedaan antara jumlah estimasi klaim dengan klaim yang dibayarkan, diakui dalam laba rugi pada periode terjadinya perubahan.

(23)

digunakan dalam menentukan estimasi liabilitas klaim berdasarkan syarat dan ketentuan kontrak reasuransi terkait.

x. Komisi

Komisi yang diperoleh dari transaksi reasuransi dicatat sebagai pendapatan komisi dan diakui dalam laporan laba rugi komprehensif pada saat terjadinya. Komisi yang diberikan kepada pialang asuransi, agen dan perusahaan asuransi lain sehubungan dengan penutupan pertanggungan dicatat sebagai beban komisi.

y. Beban Usaha

Beban usaha dan beban lain-lain diakui sesuai manfaatnya pada tahun yang bersangkutan (accrual basis).

z. Imbalan Pasca Kerja

Perusahaan memberikan imbalan pasca kerja imbalan pasti untuk karyawan sesuai dengan Undang-undang Ketenagakerjaan No. 13/2003. Perusahaan menghitung selisih antara imbalan yang diterima karyawan berdasarkan undang-undang yang berlaku dengan manfaat yang diterima dari program pensiun untuk pensiun normal.Pendanaan untuk imbalan ini dilakukan melalui sebuah perusahaan asuransi yang merupakan pihak berelasi dengan Perusahaan.

PSAK 24 (revisi 2010), Imbalan Kerja, memperkenankan pengakuan akumulasi keuntungan dan kerugian aktuarial sebagai pendapatan komprehensif lain di ekuitas, selain pendekatan koridor dan laba rugi. Perusahaan menentukan untuk menggunakan pendekatan koridor.

Perhitungan imbalan pasca kerja menggunakan metode Projected Unit Credit. Akumulasi keuntungan dan kerugian aktuarial bersih yang belum diakui yang melebihi 10% dari nilai kini liabilitas imbalan pasti diakui dengan metode garis lurus selama rata-rata sisa masa kerja yang diprakirakan dari para pekerja dalam program tersebut. Biaya jasa lalu dibebankan langsung apabila imbalan tersebut menjadi hak atau vested, dan sebaliknya akan diakui sebagai beban dengan metode garis lurus selama periode rata-rata sampai imbalan tersebut menjadi vested.

Jumlah yang diakui sebagai liabilitas imbalan pasti di laporan posisi keuangan merupakan nilai kini liabilitas imbalan pasti disesuaikan dengan keuntungan dan kerugian aktuarial yang belum diakui dan biaya jasa lalu yang belum diakui.

Pendanaan tidak dicatat sebagai aset program karena polis asuransi yang dikeluarkan oleh pihak asuransi yang berelasi bukan merupakan polis asuransi yang memenuhi syarat. Perusahaan mengakui haknya atas penggantian berdasar polis asuransi sebagai aset yang terpisah, dan bukan sebagai pengurang dalam menetapkan liabilitas imbalan pasti.

aa. Pajak Penghasilan

Beban pajak kini ditentukan berdasarkan laba kena pajak dalam tahun yang bersangkutan yang dihitung berdasarkan tarif pajak yang berlaku.

Aset dan liabilitas pajak tangguhan diakui atas konsekuensi pajak periode mendatang yang timbul dari perbedaan jumlah tercatat aset dan liabilitas menurut laporan keuangan dengan dasar pengenaan pajak aset dan liabilitas kecuali perbedaan yang berhubungan dengan pajak penghasilan final. Liabilitas pajak tangguhan diakui untuk semua perbedaan temporer kena pajak dan aset pajak tangguhan diakui untuk perbedaan temporer yang boleh dikurangkan, sepanjang besar kemungkinan dapat dimanfaatkan untuk mengurangi laba kena pajak pada masa datang.

Aset dan liabilitas pajak tangguhan diukur dengan menggunakan tarif pajak yang diekspektasikan berlaku dalam periode ketika liabilitas diselesaikan atau aset dipulihkan dengan tarif pajak (dan peraturan pajak) yang telah berlaku atau secara substantif telah berlaku pada akhir periode pelaporan.

(24)

Pengukuran aset dan liabilitas pajak tangguhan mencerminkan konsekuensi pajak yang sesuai dengan cara Perusahaan ekspektasikan, pada akhir periode pelaporan, untuk memulihkan atau menyelesaikan jumlah tecatat aset dan liabilitasnya.

Jumlah tercatat aset pajak tangguhan dikaji ulang pada akhir periode pelaporan dan dikurangi jumlah tercatatnya jika kemungkinan besar laba kena pajak tidak lagi tersedia dalam jumlah yang memadai untuk mengkompensasikan sebagian atau seluruh aset pajak tangguhan tersebut.

Aset dan liabilitas pajak tangguhan saling hapus ketika entitas memiliki hak yang dapat dipaksakan secara hukum untuk melakukan saling hapus aset pajak kini terhadap liabilitas pajak kini dan ketika aset pajak tangguhan dan liabilitas pajak tangguhan terkait dengan pajak penghasilan yang dikenakan oleh otoritas perpajakan yang sama serta Perusahaan bermaksud untuk memulihkan aset dan liabilitas pajak kini dengan dasar neto.

Pajak kini dan pajak tangguhan diakui sebagai beban atau penghasilan dalam laba atau rugi, kecuali untuk pajak penghasilan yang berasal dari transaksi atau kejadian yang diakui diluar laba atau rugi (baik dalam pendapatan komprehensif lain maupun secara langsung di ekuitas), dalam hal tersebut pajak juga diakui di luar laba atau rugi.

bb. Laba per Saham

Laba per saham dasar dihitung dengan membagi laba bersih yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk dengan jumlah rata-rata tertimbang saham yang beredar pada tahun yang bersangkutan.

Laba per saham dilusian dihitung dengan membagi laba bersih yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk dengan jumlah rata-rata tertimbang saham biasa yang telah disesuaikan dengan dampak dari semua efek berpotensi saham biasa yang dilutif.

cc. Segmen Operasi

Segmen operasi diidentifikasi berdasarkan laporan internal mengenai komponen dari Perusahaan yang secara regular direview oleh “pengambil keputusan operasional” dalam rangka mengalokasikan sumber daya dan menilai kinerja segmen operasi.

Segmen operasi adalah suatu komponen dari entitas:

a. yang terlibat dalam aktivitas bisnis yang mana memperoleh pendapatan dan menimbulkan beban (termasuk pendapatan dan beban terkait dengan transaksi dengan komponen lain dari entitas yang sama);

b. yang hasil operasinya dikaji ulang secara regular oleh pengambil keputusan operasional untuk membuat keputusan tentang sumber daya yang dialokasikan pada segmen tersebut dan menilai kinerjanya; dan

c. dimana tersedia informasi keuangan yang dapat dipisahkan.

Informasi yang digunakan oleh pengambil keputusan operasional dalam rangka alokasi sumber daya dan penillaian kinerja mereka terfokus pada kategori dari setiap produk.

4. PERTIMBANGAN KRITIS AKUNTANSI DAN ESTIMASI AKUNTANSI YANG SIGNIFIKAN

Dalam penerapan kebijakan akuntansi Perusahaan, yang dijelaskan dalam Catatan 3, manajemen diwajibkan untuk membuat pretimbangan, estimasi dan asumsi tentang jumlah tercatat aset dan liabilitas yang tidak tersedia dari sumber lain. Estimasi dan asumsi yang terkait didasarkan pada pengalaman historis dan faktor-faktor lain yang dianggap relevan. Hasil aktualnyamungkin berbeda dari estimasi tersebut.

(25)

Estimasi dan asumsi yang mendasari ditelaah secara berkelanjutan. Revisi estimasi akuntansi diakui dalam periode estimasi tersebut direvisi jika revisi hanya mempengaruhi periode itu, atau pada periode revisi dan periode masa depan jika revisi mempengaruhi kedua periode saat ini dan masa depan.

Manajemen berkeyakinan bahwa pengungkapan berikut telah mencakup ikhtisar estimasi, pertimbangan dan asumsi signifikan yang dibuat oleh manajemen, yang berdampak terhadap jumlah-jumlah yang dilaporkan serta pengungkapan dalam laporan keuangan.

Pertimbangan Kritis dalam Penerapan Kebijakan Akuntansi

Dalam proses penerapan kebijakan akuntansi yang dijelaskan dalam Catatan 3, tidak terdapat pertimbangan kritis yang memiliki dampak signifikan pada jumlah yang diakui dalam laporan keuangan, selain dari estimasi yang diatur di bawah ini.

Sumber Estimasi Ketidakpastian

Asumsi utama mengenai masa depan dan sumber estimasi ketidakpastian utama lainnya pada akhir periode pelaporan, yang memiliki risiko signifikan yang mengakibatkan penyesuaian material terhadap jumlah tercatat aset dan liabilitas dalam periode pelaporan berikutnya dijelaskan dibawah ini:

a. Cadangan Kerugian Penurunan Nilai Aset Keuangan

Cadangan kerugian penurunan nilai pinjaman yang diberikan dan piutang dipelihara pada jumlah yang menurut manajemen adalah memadai untuk menutup kemungkinan tidak tertagihnya aset keuangan. Pada setiap tanggal pelaporan, Perusahaan secara spesifik menelaah apakah telah terdapat bukti obyektif bahwa suatu aset keuangan telah mengalami penurunan nilai (tidak tertagih).

Cadangan yang dibentuk adalah berdasarkan pengalaman penagihan masa lalu dan faktor-faktor lainnya yang mungkin mempengaruhi kolektibilitas, antara lain kemungkinan kesulitan likuiditas atau kesulitan keuangan yang signifikan yang dialami oleh debitur atau penundaan pembayaran yang signifikan.

Jika terdapat bukti obyektif penurunan nilai, maka saat dan besaran jumlah yang dapat ditagih diestimasi berdasarkan pengalaman kerugian masa lalu. Cadangan kerugian penurunan nilai dibentuk atas akun-akun yang diidentifikasi secara spesifik telah mengalami penurunan nilai. Akun pinjaman yang diberikan dan piutang dihapusbukukan berdasarkan keputusan manajemen bahwa aset keuangan tersebut tidak dapat ditagih atau direalisasi meskipun segala cara dan tindakan telah dilaksanakan. Suatu evaluasi atas piutang, yang bertujuan untuk mengidentifikasi jumlah penyisihan yang harus dibentuk, dilakukan secara berkala sepanjang tahun. Oleh karena itu, besaran jumlah penyisihan kerugian penurunan nilai yang tercatat pada setiap periode dapat berbeda tergantung pada pertimbangan dan estimasi yang digunakan.

b. Estimasi klaim retensi sendiri

Jumlah klaim dalam proses penyelesaian (estimasi klaim retensi sendiri) ditentukan berdasarkan estimasi kerugian yang menjadi retensi sendiri dari klaim yang masih dalam proses penyelesaian pada tanggal pelaporan, termasuk klaim yang sudah terjadi namun belum dilaporkan. Estimasi dibentuk berdasarkan fakta-fakta berpotensi terjadinya klaim yang tersedia pada saat cadangan ditetapkan. Perubahan dalam estimasi klaim retensi sendiri diakui dalam laporan laba rugi komprehensif tahun terjadinya perubahan.

c. Imbalan kerja

Penentuan liabilitas imbalan kerja tergantung pada pemilihan asumsi tertentu yang digunakan oleh aktuaris dalam menghitung jumlah liabilitas tersebut. Asumsi tersebut termasuk antara lain tingkat

(26)

diskonto dan tingkat kenaikan gaji. Realisasi yang berbeda dari asumsi Perusahaan diakumulasi dan diamortisasi selama periode mendatang dan akibatnya akan berpengaruh terhadap jumlah biaya serta liabiltas yang diakui di masa mendatang. Walaupun asumsi Perusahaan dianggap tepat dan wajar, namun perubahan signifikan pada kenyataannya atau perubahan signifikan dalam asumsi yang digunakan dapat berpengaruh secara signifikan terhadap liabilitas imbalan pasca kerja Perusahaan.

5. KAS DAN BANK

30 September 31 Desember 2015 2014 Rp'000 Rp'000 Kas 223,006 185,103 Bank Pihak berelasi

PT Bank Pan Indonesia Tbk

Rupiah 9,025,605 8,527,702 Dollar Amerika Serikat 5,831,186 586,138 Jumlah pihak berelasi 14,856,791 9,113,840 Pihak ketiga

Rupiah

PT Bank Central Asia Tbk 9,483,212 252,964 PT Bank Mandiri (Persero) Tbk 614,112 959,765 PT Bank KEB Hana 559,378 -PT Bank Maspion Indonesia 661,375 311,367 PT Bank Mestika Dharma 595,427 228,072 PT Bank Mayora 363,389 80,721 PT Bank Perkreditan Rakyat Andalan 238,280 -PT Bank Index Selindo 212,637 267,268 PT Bank of India Indonesia Tbk 122,434 48,490 PT Bank MNC Internasional Tbk 71,069 2,856 PT Bank Mayapada Internasional Tbk 42,601 -PT Bank Permata Tbk 103,642 -PT Bank Pundi Indonesia Tbk 28,553 28,607 PT Bank J Trust Indonesia Tbk 12,993 -PT Bank Windu Kentjana Internasional Tbk 2,971 -Jumlah 13,112,073 2,180,110 Dollar Amerika Serikat

PT Bank Artha Graha Internasional Tbk 262,078 565,109 PT Bank KEB Hana 77,631 -Jumlah 339,709 565,109

Jumlah pihak ketiga 13,451,782 2,745,219 Jumlah kas dan bank 28,531,579 12,044,162

Referensi

Dokumen terkait

Menurut Gitman (2000:332-334), investasi (jangka panjang) atau pengeluaran modal (capital expenditure) adalah komitmen untuk mengeluarkan dana sejumlah tertentu pada saat

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas izin, rahmat dan karunia-Nya hingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir yang berjudul “ANALISA PEMANFAATAN

Penyajian kembali pada laporan posisi keuangan dan laporan laba rugi yang telah dilakukan oleh PT Asuransi Multi Artha Guna Tbk telah disajikan sesuai

Berdasarkan hasil penelitian terlihat bahwa secara keseluruhan tampak bahwa para karyawan di Usaha Mandiri di Tambakboyo Ambarawa belum sepenuhnya disiplin dalam hal

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai acauan orang tua yang memiliki bisnis keluarga untuk memotivasi anaknya atau generasi penerus yang

Kantin merupakan salah satu sumber penghasil limbah cair yang termasuk  Kantin merupakan salah satu sumber penghasil limbah cair yang termasuk  kategori!. kategori greywater

Jika jawaban sudah diterima oleh unit terkait maka unit beserta manajemen terkait akan menyampaikan jawabannya kepada pasien secara langsung (yang

Disusun secara terstruktur dimlai dari Kepala P/D, Pen!a%as, Penilik, /ata saha P/D, Kepala Sek'lah, uru seper& c'nt'h.. J+T / Pelaksana