• Tidak ada hasil yang ditemukan

UNIT 2 BIMBINGAN dan KONSELING

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "UNIT 2 BIMBINGAN dan KONSELING"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

UNIT 2

BIMBINGAN dan KONSELING

A. Prinsip-prinsip Pelaksanaan Layanan Bimbingan dan Konseling di SD

Pelayanan bimbingan dan konseling di sekolah hendaklah dilaksanakan menurut prinsip-prinsip tertentu. Berkenaan dengan ini, telah banyak ahli yang mengemukakan prinsip-prinsip-prinsip-prinsip layanan bimbingan dan konseling (lihat Syamsu Yusuf, 2006, , Achamad Juntika N, 2006, Muh. Irham, 2014)

Dari prinsip-prinsip bimbingan dan konseling yang ada itu dapat dikemukakan beberpa prinsip bimbingan dan konseling seperti berikut ini:

1. Bimbingan adalah untuk semua siswa

Semua siswa pada dasarnya memerlukan layanan bimbingan dan konseling sesuai dengan jenis dan sifat maslah yang dihadapinya. Berdasarkan atas pertimbangan waktu, tempat, tenaga, dan dana; banyak sekolah yang membatasi program layanan bimbingan dan konseling untuk membantu siswa yang mengalami masalah tertentu saja, seperti berpotensi putus sekolah, kesulitan dalam belajar, dan kesulitan dalam mengadakan penyesuaian diri di sekolah. Untuk ini, perlu ada kriteria untuk mengatur prioritas pelayanan bimbingan dan konseling kepada siswa-siswa.

2. Bimbingan dan konseling melayani siswa-siswa dari semua usia

Bimbingan dan konseling tidak hanya untuk siswa-siswa tngkat sekolah atau kelas-kelas tertentu saja, tetapi untu semua siswa mulai dari taman kanak-kanak sampai perguruan tinggi, bahkan juga untuk orang-orang dewasa. Bimbingan dan koseling mulai diberikan sejak anak memasuki sekolah dan dilanjutkan terus sambil siswa mengalami tahap-tahap maju samapi ia menamatkan pendidikan di sekolah yang bersangkutan.

3. Bimbingan dan konseling harus mencakup semua bidang pertumbuhan dan perkembangan siswa

Bimbingan dan konseling terkait dengan pribadi secara keseluruhan dan terarah pada pertumbuhan dan perkembangan jasmaniah, mental, sosial, dan emosional. Manusia pada hakikatnya adalah holistik, tingkah laku dan pertumbuhannya tidak dapat dipenggal-penggal dan dipisahkan.. Dewasa ini banyak kepala sekolah, guru, dan warga masyarakat lainnya yang menganggap bahwa bimbingan adalah bimbingan karier. Menurut konsep ini yang ada di sekolah adalah bimbingan karier. Anggapan ini sudah tentu salah dan mengelirukan, walupun perencanaan dan pemberian informasi tentang pekerjaan/jabatan merupakan layanan yang amat penting, tetapi layanan-layanan bimbingan lain pun sama pentingnya.

4. Bimbingan dan konseling mendorong penemuan dan pengembangan diri

Ad kecenderungan dari guru-guru yang lebih senang memberi tahukan kepada siswa tentang apa yang harus dilakukannya. Siswa selalu dituntun untuk melakuka apa yang harus dilakukan. Biasanya, apa yang harus dilakukan itu berada dalam kepala guru. Siswa tidak

(2)

pernah tahu tentang apa yang harus dilakukannya. Akhirnya siswa selalu menunggu apa yang akan disuruhkan atau diperintahkan oleh guru. Pelaksanaan proses pendidikan dan pengajaran seperti ini berkemungkinan besar dapat menghasilkan manusia-manusia fasif di kemudian hari. Untuk menumbuh-kemabangkan kemampuan siswa dalam menemukan dan mengembangkan dirinya sendiri dalam proses pembelajaran siswa diberi kesempatan yang seluas-luasnya menemukan dan mencari sendiri apa yang harus dilakukannya. Keterlibatan siswa secara berksinambungan dalam proses bimbingan dan konseling memungkinkan siswa dapat meningkatkan pemahaman tetang dirinya dan pada gilirannya dapat mengembangkan kemampuan dan bakat yang dimilikinya.

5. Pelaksanaan bimbingan dan konseling menghendaki adanya kerja sama dari siswa, orang tua, kepala sekolah, dan guru pembimbing/konselor

Sering dkatakan bahwa bimbingan dan konseling adalah usaha bersama. Hal ini berarti bahwa pelaksanaan bimbingan dan konseling memerlukan adanya kerjasama dari berbagai pihak, yaitu siswa, orang tua, guru, kepala sekolah, konselor, dan petugas sekolah lainnya. Tanpa adanya kerjasama daripihak terkait, pelaksanaan bimbingan dan konseling dapat menjadi mandeg. Untuk memungkinkan terjadinya kerjasama dari pihak itu, perlu diatur dan ditetapkan peranan dan tanggung jawabnya masing-masing. Dalam hal ini kendali berada di tangan kepala sekolah.

6. Bimbingan dan konseling harus menjadi bagian yang terpadu dengan keseluruhan program pendidikan di sekolah

Bimbingan dan konseling merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari program pendidikan secara keseluruhan. Program pendidikan yang baik adalah program yang mengikumentsertakan bimbingan dan konseling sebagai salah satu bagian dari pelayanannya. Dengan demikian program pendidikan yang tidak mengikutsertakan bimbingan dan konseling di dalamnya dapat dikatakan sebagai program pendidikan yang tidak lengkap.

7. Bimbingan dan konseling harus dapat dipertanggungjawabkan kepada individu dan masyarakat

Pekerjaan bimbingan dan konseling adalah pekerjaan profesional. Pengertian profesional di sini bukan saja karena bimbingan dan konseling itu dilakukan oleh orang-orang yang ahli dalam bidang ini, tetapi lebih dari itu karena profesi membawa konsekuensi yang mendasar terhadap pekerjaan bimbingan dan konseling itu sendiri. Salah satu diantaranya adalah berkenaan dengan pertanggungjawaban (akuntabilitas).

Prinsip pertanggungjawaban mengandung pengertian bahwa bimbingan dan konseling, baik pelaksanaannya maupun hasilnya, hendaknya dapat dipertanggungjawabkan kepada individu yang dibimbing itu sendiri dan kepada masyarakat.

B. Asas-asas Layanan Bimbingan dan konseling

Layanan bimbingan dan konseling merupakan pekerjaan profesional. Setiap pekerjaan yang menuntut profesionalisme kerja memiliki kaidah yang harus diikuti untuk menjamin efektivitas proses pelaksanaannya. Kaidah-kaidah inilah yang dalam bimbingan dan konseling dikenal sebagai asas-asas bimbingan dan konseling. Menurut Prayitno” terdapat beberapa asas

(3)

dalam bimbingan dan konseling, antara lain; (1) asas kerahasiaan, (2) asas kesukarelaan, (3) asas keterbukaa, (4) asas kekinian, (5) asas kemandirian, (6) asas kegiatan, (7) asas kedinamisan, (8) asas keterpaduan, (9) asas kenormatifan, (10) asas keahlian, (11) asas Alih tangan, dan (12) asas tut wuri handayani.

1. Asas kerahasiaan, artinya segala sesuatu yang dibicarakan dalam kegiatan bimbingandan konseling pribadi tidak boleh disampaikan pada orang lain, terlebih hal-hal yang tidak layak diketahui orang lain.

2. Asas Sukarela, artinya peserta didik dan guru pembimbing tanpa ragu dan tanpa paksaan menyampaikan segenap fakta, data, dan segala sesuatu yang berkenaan dengan masalahnya agar tercapai tujuan dari bimbingan dan konseling itu sendiri.

3. Asas Keterbukaan, atrinya keterbukaan guru pembimbing dan peserta didik untuk saling menerima masukan dan bersikap transparan.

4. Asas Kekinian, artinya guru pembimbing tidak boleh menunda-ninda pemberian bantuan. Artinya, proses pemberian bantuan yang dilakukan dengan segera dan cepat untuk menghindari kemungkinan-kemungkinan yang kurang baik dimasa mendatang.

5. Asas Kemandirian, artinya tujuan bimbingan dan konseling tidak lain menjadikan peserta didik dapat berdiri sendiri, tidak tergantung pada orang lain dalam bentuk munculnya kemampuan : a) mengenal diri dan lingkungannya; b) menerima diri dan lingkungannya dengan positif; c) mengambil keputusan untuk diri sendiri ; d) mengarahkan diri sesuai keputusannya ;e) mewujudkan diri secara optimal sesuai potensi, minat, dan kemampuan yang dimilikinya.

6. Asas Kegiatan, artinya bimbingan dan konseling tidak akan memberikan hasil yang berarti jika peserta didik tidak melakukan sendiri kegiatan dalam mencapai tujuan bimbingan dan konseling. Hasil bimbingan dan konseling tidak akan tercapai dengan sendirinya, tetapi harus dengan kerja giat dari klien sendiri.

7. Asas Kedinamisan, artinya bimbingan dan konseling menghendaki adanya poerubahan yang selalu menuju suatu perubahan, pembaharuan, kemajuan, dan sesuai dengan arah perkembangan peserta didik yang dikehendaki.

8. Keterpaduan, artinya layanan bimbingan dan konseling harus memerhatikan keterpaduan isi dan proses layanan yang diberikan dengan aspek-aspek pendidikan lainnya. Artinya, ada keadaan serasi dan saling mendukung upaya pendidikan.

9. Asas Kenormatifan, artinya usaha bimbingan dan konseling tidak boleh bertentangan dengan norma-norma yang berlaku, baik norma agama, adat, hukum negara, ilmu, kebiasaan sehari-hari dan kesusilaan.

10. Asas Ahli tangan atau refferl, artinya jika pembimbing sudah mengarahkan segenap kemampuannya untuk membantu peserta didik, tetapi apabila belum terselesaikan maka dapat dikirimkan atau minta bantuan pada petugas atau badan yang lebih ahli.

11. Asas Tut wuri handayani, artinya menghendaki agar layanan bimbingan dan konseling tidak hanya dirasakan pada saat peserta didik mengalami masalah dan menghadap pembimbing saja,tetapi juga diluar proses bimbingan dan konseling hendaknya dirasakan juga manfaatnya.

(4)

C.

Layanan Bimbingan dan Konseling

Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional no. 20 tahun 2003 pasal 3 menyatakan bahwa Pendidikan Nasional berfungsi untuk mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Pendidikan Nasional bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Sejalan dengan tujuan pendidikan nasional maka dirumuskan tujuan pendidikan dasar yakni memberi bekal kemampuan dasar kepada siswa untuk mengembangkan kehidupannya sebagai pribadi, anggota masyarakat, warga negara dan anggota umat manusia serta mempersiapkan siswa untuk mengikuti pendidikan menengah (pasal 3 PP nomor 28 tahun 1990 tentang Pendidikan Dasar). Dalam Kurikulum Berbasis Kompetensi, bidang Bimbingan dan Konseling (2004) dinyatakan bahwa kerangka kerja layanan BK dikembangkan dalam suatu program BK yang dijabarkan dalam empat kegiatan utama yaitu:

1. Layanan dasar bimbingan Layanan dasar bimbingan adalah bimbingan yang bertujuan untuk membantu seluruh siswa dalam mengembangkan perilaku efektif dan ketrampilan-ketrampilan hidup yang mengacu pada tugas-tugas perkembangan siswa.

2. Layanan responsive Layanan responsif adalah layanan bimbingan yang bertujuan untuk membantu memenuhi kebutuhan yang dirasakan sangat penting oleh peserta didik saat ini. Layanan ini lebih bersifat preventif atau mungkin kuratif. Stategi yang digunakan adalah konseling individual, konseling kelompok dan konsultasi.

3. Layanan perencanaan individual Layanan perencanaan individual adalah layanan bimbingan yang membantu seluruh peserta didik dan mengimplementasikan rencana-rencana pendidikan, membantusiswa memantau pertumbuhan dan memahami perkembangan sendiri.

4. Dukungan system Dukungan system adalah kegiatan-kegiatan manajemen yang bertujuan memantapkan, memelihara dan meningkatkan program bimbingan secara menyeluruh. Hal itu dilaksanakan melalui pengembangan profesionalitas, hubungan masyarakat dan staf, konsultasi dengan guru, staf ahli/penasehat, (Thomas Elis, 1990).

D. Bidang Layanan Bimbingan Dan Konseling Di Sekolah Dasar

1. Bidang pengembangan pribadi Bimbingan pribadi bisa dimaknai sebagai suatu bantuan dari pembimbing kepada terbimbing (induvidu) agar dapat mencapai tujuan dan tugas perkembangan pribadi dalam mewujudkan pribadi yang mampu bersosialisasi dan menyesuaikan diri dengan lingkungan secara baik. Dengan membantu individu agar bisa memecahkan masalahmasalah yang bersifat pribadi, serta mewujudkan pribadi yang mampu bersosialisasi dan menyesuaikan diri dengan lingkungan secara baik.

2. Bidang pengembangan social Bimbingan sosial bermakna suatu bimbingan atau bantuan dalam menghadapi dan memecahkan masalah-masalah sosial seperti pergulan, penyelesaian masalah konflik, penyesuaian diri dan sebagainya, agar dapat mewujudkan pribadi yang mampu bersosialisasi dan menyesuaikan diri serta mampu melakukan interaksi sosial secara baik dengan lngkungan sosialnya.

3. Bidang pengembangan karier Bimbingan karier merupakan suatu bantuan dari pembimbing kepada individu dalam mempersiapkan diri menghadapi dunia pekerjaan, serta menghadapi

(5)

dan memecahkan masalah-masalah yang menyangkut karier tertentu. Yang bertujuan agar individu tersebut mampu memahami, merencanakan, memilih menyesuaikan diri, dan mengembangkan karier-karier tertentu saat mereka mulai memasuki dunia kerja.

4. Bidang pengembangan kegiatan belajar Bimbingan belajar atau bimbingan akademik adalah suatu bantuan dari pembimbing kepada individu (siswa) dalam hal menemukan cara belajar yang tepat, dalam memilih program studi yang sesuai, dan dalam mengatasi kesukarankesukaran yang timbul berkaitan dengan tuntutantuntutan belajar di institusi pendidikan. Yang bertujuan membantu individu (siswa) agar mencapai perkembangan yang optimal, sehingga tidak menghambat pekembangan belajar siswa.

5. Bidang pengembangan kehidupan berkeluarga Bimbingan kehidupan berkeluarga merupakan suatu bimbingan yang diberikan oleh pembimbing kepada individu dalam menghadapi dan memecahkan masalah kehidupan berkeluarga. Yang bertujuan agar individu tersebut memperoleh pemahaman yang benar tentang kehidupan berkeluarga. 6. Bidang pengembangan kehidupan beragama Bimbingan pengembangan kehidupan

beragama adalah bantuan yang diberikan pembimbing kepada suatu individu agar mampu menghadapi dan memecahkan masalahmasalah yang berkenaan dengan kehidupan beragama. Yang bertujuan agar individu tersebut memiliki pemahaman yang baik dan benar tentang ajaran agamanya

E. Peran Guru dalam Bimbingan Belajar di Sekolah Dasar

Melalui akalnya manusia memiliki derajat yang lebih tinggi dibandingkan dengan makhluk-makhluk lainnya. Kemampuan berpikir dengan akal inilah yang membedakan antara manusia dengan makhluk lainnya. Apapun latar belakangnya, proses untuk selalu belajar tidak akan pernah bisa dinafikan. Dalam kegiatan pembelajaran, dua aktivitas antara belajar dan mengajar itu sangat erat kaitannya. Ada interaksi antara guru dengan peserta didik, anak dengan orang tua dan lain sebagainya. Menurut Zainal Aqib, guru sebagai designer of instruction (perancang pengajaran) dituntut untuk memiliki kemampuan merencanakan atau merancang kegiatan belajar mengajar secara efektif dan efisien. Oleh karena itu, seorang guru harus memiliki pengetahuan yang cukup memadai tentang prinsip-prinsip belajar sebagai bahan kegiatan mengajar. Adapun guru sebagai manager of instruction (pengelola pengajaran) dituntut untuk memiliki kemampuan mengelola seluruh proses kegiatan belajar dengan menciptakan situasi atau kondisi yang kondusif sehingga peserta didik dapat belajar dengan efektif dan efisien. Sedangkan guru sebagai evaluator of student learning (evaluator pembelajaran) dituntut untuk secara berkelanjutan dan intensif mengikuti hasil (prestasi) belajar yang telah dicapai peserta didiknya dari waktu ke waktu. Guru sebagai pembimbing dituntut untuk mengadakan atau melakukan pendekatan instruksional sekaligus pendekatan yang bersifat personal (personal approach) dalam setiap proses belajar mengajar berlangsung. Harapannya, dengan pendekatan personal maka guru akan secara langsung mengenal dan memahami peserta didiknya secara lebih baik. Peran guru sangat besar dalam pengelolaan kelas, karena guru sebagai penanggung jawab kegiatan belajar mengajar di dalam kelas. Guru merupakan sentral serta sumber kegiatan belajar-mengajar. Guru harus penuh kreatif dan inovatif dalam mengelola kelas, karena guru yang mengetahui secara pasti situasi dan kondisi kelas terutama keadaan peserta didik dengan segala macam latar belakangnya. Adapun penegasan dari siapa yang dimaksudkan dengan pembimbing belajar dalam penelitian ini adalah seorang guru, bukan keluarga atau ataupun masyarakat. Meskipun sah-sah saja keluarga maupun masyarakat berkontribusi memberikan bimbingan belajar kepada

(6)

peserta didik. Guru tersebut dengan kualifikasi peran sebagai pengajar, pendidik, pemimpin, dan pembimbing

Referensi

Dokumen terkait

untuk menganalisis kapasitas perikanan skala kecil pantai dengan studi kasus unit perikanan pancing ulur di perairan Pelabuhanratu. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa

Hasil dan pengabdian yang kami laksanakan di Desa Balesari menunjukkan bahwa anggota Bumdes dan anggota pokja kopi memiliki ketertarikan dalam mengikuti pelatihan

Rencana strategis (Renstra) Dinas Penanaman Modal, Tenaga Kerja dan PTSP Kota Bontang adalah dokumen perencanaan untuk periode 5 (lima) tahun, yang merupakan dokumen perencanaan teknis

Pada musim kemarau sebagian besar wilayah di Propinsi Nusa Tenggara Barat sering mengalami kekeringan. sungai-sungai yang pada musim penghujan banyak terdapat air, pada musim

Seorang perempuan berusia 25 tahun G1P0A0, usia kehamilan 12 minggu datang ke UGD RS dengan keluhan mual muntah yang sering , hampir 6 kali sehari, tidak mau makan, nyeri

Tesis ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Komputer pada Program Studi Pascasarjana Magister Teknik Informatika pada Fakultas Ilmu Komputer

Planning: tahap pertama yaitu tahapan rencana, dalam tahap ini peneliti mengidentifikasi masalah yang dihadapi peserta didik kemudian mencoba memikirkan strategi

Pihak kedua bersedia mematuhi seluruh kesepakatan yang menyangkut teknis dan peraturan pertandingan, serta kesepakatan mengenai keamanan demi kelancaran penyelenggaraan PORIKAN