• Tidak ada hasil yang ditemukan

The 2nd Proceeding Annual National Conference for Economics and Economics Education Research

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "The 2nd Proceeding Annual National Conference for Economics and Economics Education Research"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

PEMANFAATAN UBTECH HUMANOID ROBOT SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN KEPADA GURU MENUJU ERA REVOLUSI INDUSTRI 4.0 DIBIDANG PENDIDIKAN UNTUK ANAK AUTIS DI

PEKANBARU LAB SCHOOL SEKOLAH

Oleh

Anip Febtriko1), Wita Yulianti2)

1)Program Studi Teknik Informatika, Universitas Abdurrab Pekanbaru

Email: anip.febtriko@univrab.ac.id

2)Program Studi Teknik Informatika, Universitas Abdurrab Pekanbaru

Email: wita.ylianti@univrab.ac.id

Submitted: 2019-07-24 Reviewed: 2019-07-24 Accepted: 2019-07-26 Abstract

The learning process is an important part of the world of education, especially education for autistic children, because through learning teachers can interact and evaluate their students directly. The problem that arises is how to provide good learning to autistic children who have obstacles and obstacles so far. Pekanbaru Lab School is a place for autistic children with 30 people in the age range of 6-15 years, where Pekanbaru Lab School also faces problems with the provision of teaching or learning to auits. There are five problems found in learning at the Pekanbaru Lab School to face the Indonesian Revolutionary era 4.0 in the field of education so that it becomes an obstacle namely the learning method, the role of the teacher in learning, students, facilities and infrastructure, the role of parents. With the problems faced by Pekanbaru Lab School as partners of the Community Partnership Program, a solution is needed to overcome these problems and prepare the Pekanbaru Lab School towards the era of the 4.0 Industrial Revolution in the field of Education.

Abstrak

Proses pembelajaran merupakan bagian yang penting dari dunia pendidikan terutama pendidikan untuk anak autis, karena melalui pembelajaran guru bisa berinteraksi dan mengevaluasi peserta didiknya secara langsung. Permasalahan yang muncul adalah bagaimana cara memberikan pembelajaran yang baik kepada anak autis yang memiliki hambatan dan kendala selama ini. Sekolah Pekanbaru Lab School merupakan tempat untuk anak autis dengan jumlah 30 orang dengan rentang usia 6 - 15 tahun, dimana sekolah Pekanbaru Lab School juga menghadapi permasalahan terhadap pemberian pengajaran atau pembelajaran kepada anak auits. Ada lima permasalahan yang ditemukan dalam pembelajaran di Sekolah Pekanbaru Lab School untuk menghadapai era Revolusi Indusitri 4.0 dibidang pendidikan sehingga menjadi hambatan yaitu Metode pembelajaran, Peran guru dalam pembelajaran, Peserta didik, Sarana dan Prasarana, Peran Orang tua. Dengan permasalahan yang dihadapi oleh sekolah Pekanbaru Lab School sebagai mitra Program Kemitraan Masyarakat perlu solusi untuk mengatasi permasalahan tersebut dan mempersiapkan sekolah Pekanbaru Lab School menuju era Revolusi Industri 4.0 dibidang Pendidikan.

Jel Classification: O26; D83

(2)

PENDAHULUAN

Pendidikan adalah hak seluruh warga negara tanpa membedakan asal usul, status sosial ekonomi, maupun keadaan fisik seseorang termasuk anak-anak yang mempunyai kelainan sebagaimana tertuang dalam UUD 1945 Pasal 31 ayat 1 dengan menyatakan bahwa tiap warga berhak mendapatkan pengajaran. Selain itu juga dalam undang-undang nomor 4 tahun 1997 pasal 5 disebutkan setiap penyandang cacat atau berkebutuhan khusus mempunyai hak dalam aspek kehidupan dan penghidupan, dengan demikian bahwa pendidikan tidak hanya dibutuhkan oleh anak-anak normal saja, tetapi pendidikan juga dibutuhkan oleh anak-anak berkebutuhan khusus seperti anak penyandang autis.

Anak berkebutuhan khusus adalah anak dengan karakter khusus yang berbeda dengan anak-anak yag lain pada umumnya tanpa selalu menunjukan pada ketidakmampuan mental, emosi dan fisik (Martins, Bonito, Andrade, Albuquerque, & Chaves, 2015). Anak berkebutuhan khusus memerlukan bantuan pendidikan dan layanan khusus untuk mengembangkan potensi mereka dengan baik (Balasubramanian et al., 2018). Autisme adalah gangguan perkembangan saraf yang kompleks dan ditandai dengan kesulitan dalam interaksi sosial, komunikasi, emosi dan perilaku terbatas, berulang-ulang dan karakter stereotip (Wang et al., 2018). Gejala autis mulai terlihat sebelum anak-anak berumur tiga tahun. Keadaan ini akan dialami oleh sepanjang hidup anak-anak tersebut. Kebanyakan anak autis mengalami cacat mental, tetapi dalam tingkat yang berbeda-beda.

Sekolah Pekanbaru Lab School beralamat di jalan Taman Sari Nomor 30 Kelurahan Tengkerang Selatan Kecamatan Bukit Raya di Kota Pekanbaru Provinsi Riau. Pekanbaru Lab school telah berdiri sejak tahun 2010 dan mempunyai visi adalah

MEMPERSIAPKAN ANAK UNTUK HIDUP LEBIH MANDIRI. Berdiri atas dasar

keprihatinan terhadap banyaknya kebutuhan pelayanan di bidang terapi dan edukasi bagi anak-anak dengan kebutuhan khusus. Tujuan sekolah ini yaitu memberikan layanan terapi dan edukasi khusus pada anak–anak dengan gangguan perkembangan seperti autisme, sindroma rett, sindroma asperger, gangguan fungsi bicara dan berbahasa.

(3)

Gambar 1. Sekolah Pekanbaru Lab School

Gangguan pemusatan perhatian dan hiperaktif, gangguan perilaku, gangguan belajar seperti gangguan membaca, gangguan menulis, gangguan berhitung, gangguan memori, gangguan atensi, dan anak dengan gangguan gangguan fungsi otak seperti palsi serebral, sindroma down, dan retardasi mental.

Peserta Didik

Peserta Didik atau anak autis yang ada di sekolah Pekanbaru Lab School dengan jumlah 30 orang anak penyandang autis dengan bermacam gejala yang dialami oleh anak autis tersebut.

Gambar 2. Peserta Didik

Rentang usia pada anak autis adalah dari usia 6 tahun sampai 15 tahun, dengan jumlah laki-laki sebanyak 18 orang dan perempuan sebanyak 12 orang. Pada gambar berikut menunjukan aktifitas dari anak autis yang sedang melakukan kegiatan belajar bersama guru. Dilihat dari pengamatan dan setelah menganalisa situasi pada sekolah Pekanbaru Lab School, diperoleh bahwa anak-anak tersebut mempunyai pola dan tingkah

(4)

laku yang sangat beragam sehingga guru cukup kesulitan dalam melakukan kegiatan pembelajaran.

Tenaga Kependidikan atau Guru

Jumlah guru yang ada di sekolah Pekanbaru Lab School sebagai tenaga pendidik sebanyak delapan orang dengan latar belakang pendidikan yang berbeda dan ada sebagian dari guru di sekolah Pekanbaru Lab School yang masih dalam proses perkuliahan. Jumlah guru dapat dikatakan masih kurang dengan rasio anak autis. Kompetensi guru yang masih kurang dalam pembelajaran juga yang ditemukan dalam analis situasi yang dilakukan. Sekolah Pekanbaru di pimpin oleh Bapak Widiyono Javawinthsa, S. Pd dan gambar dibawah ini adalah bapak Widiyono Javawinthsa, S. Pd dengan Ketua Tim Program Kemitraan Masyarakat.

Gambar 3. Ketua Tim Pengabdian bersama Kepala Sekolah Pekanbaru Lab School Sarana dan Prasarna

Sekolah Pekanbaru Lab School memiliki dan menyediakan fasilitas yang masih kurang yaitu sepuluh ruangan yang terdiri dari ruang pimpinan, ruang tamu, ruang guru, ruangan ibadah dan ruangan kelas. Rata-rata ukuran dari 3 m x 3 m. Sementara untuk ruang terbuka masih terbatas dengan ukuran 4 m x 5 m sehingga untuk kegiatan bermain untuk anak autis masih kurang. Sarana dan prasarana di bagian media terapinya masih menggunakan media terapi yang lama dan belum menggunakan unsur teknologi. Gambar berikut menjelaskan kondisi dan fasilitas yang dimiliki oleh sekolah Pekanbaru lab School

(5)

Gambar 4. Sarana dan Prasarana Metode pembelajaran

Jadwal kegiatan layanan pendidikan di sekolah Pekanbaru Lab School dari senin-jumat dan dimulai jam 08:00 – 16:00 WIB. Dalam kegiatan pembelajaran guru megunakan metode pembelajaran dengan bermacam-macam bentuk metode pembelajaran untuk anak autis, seperti metode bermain secara tradisional.

Gambar 5. Salah Satu Metode Pembelajaran

Tetapi metode pembelajaran masih bersifat dasar seperti dapat dilihat pada gambar di bawah ini yang belum menggunakan unsur teknolgi, tepatnya belum menggunakan unsur robotik sebagai media terapi. Disamping media terapi, Pekanbaru Lab School masih meggunakan kurikulum yang lama dan belum memasukan unsur teknologi didalam kurikulum dan Evalusi yang dilakukan masih belum dilakukan secara maksimal.

(6)

Peran Orang Tua

Dari peninjauan dan pengamatan, serta menganalisa situasi berkaitan dengan peran orang tua dapat dijelaskan bahwa orang tua sangat berharap banyak ke sekolah Pekanbaru Lab School terhadap perkembangan anak mereka, tetapi dari hasil analisa situasi yang ada bahwa peran orang tua masih kurang maksimal untuk mengulangi lagi terapi di rumah. Bagaimanapun hebatnya seorang terapis atau sebuah tempat terapi, guru terbaik adalah orang tuanya.

Revolusi Industri 4.0 di Bidang Pendidikan

Robot adalah seperangkat alat mekanik yang bisa melakukan tugas fisik, baik dengan pengawasan dan kontrol manusia, ataupun menggunakan program yang telah didefinisikan terlebih dulu (kecerdasan buatan) (Hamaya, Matsubara, Noda, Teramae, & Morimoto, 2017). Melihat perkembangan zaman pada saat sekarang ini, dunia pendidikan tentu harus mengikuti perkembangan itu sendiri. Pada era yang akan datang akan memasuki era Revolusi Industri 4.0 maka tentu juga ada perubahan metode dalam dunia pendidikan, termasuk mengubah sifat dan pola pikir anak-anak zaman sekarang. Selanjutnya, sekolah harus bisa mengasah dan mengembangkan bakat seorang anak serta perlu memberikan fasilitas yang sesuai dengan kebutuhan anak-anak, misalnya dengan menyediakan teknologi yang mumpuni sebagai media terapi atau pembelajaran untuk anak penyandang autis.

Ubtech Humanoid Robot

Perkembangan dunia robot sekarang ini sangatlah pesat dengan kemajuan yang canggih. Pengembang robot tentu bertujuan untuk memudahkan dan melayani manusia untuk beraktifitas. Salah satunya robot Ubtech Humanoid Robot merupakan robot humanoid cerdas. Robot interaktif bisa melayani masyarakat, mempercepat pendidikan untuk anak-anak, serta membantu dan menghibur di rumah. Dengan mengintegrasikan robot UBTECH ke dalam kehidupan sehari-hari kita dapat meningkatkan cara hidup, bekerja, belajar, dan bermain.

METODE PENELITIAN Prosedur Kerja

Metode pelaksanaan kegiatan dalam pelaksanaan Pemanfaatan Ubtech Humanoid Robot sebagai media pembelajaran kepada guru menuju era Revolusi Industri 4.0 dibidang

(7)

pendidikan untuk anak autis di sekolah Pekanbaru Lab School prosedur kerja dapat dilihat di gambar 3.1.

Gambar 3.1 Prosedur Kerja Survei ke Lokasi Pekanbaru Lab School

Dalam tahap survei ini adalah tahap untuk pengumpulan data awal yang diperlukaan untuk kegiatan Program Kemitraan Masyarakat di sekolah Pekanbaru Lab School. Untuk mendapatkan data yang diperlukan, maka digunakan teknik sebagai berikut :

Wawancara

Dalam pengabdian ini akan dilakukan wawancara kepada pihak Mitra baik itu kepada kepala sekolah Pekanbaru Lab School, guru, karyawan dan anak autis untuk mendapatkan beberapa yang diperlukan dalam pengabdian ini. Wawancara ini dilakukan dengan teknik wawancara yang digunakan adalah sebagai berikut :

1. Wawancara terstruktur

2. Wawancara tidak terstruktur dan 3. Wawancara mendalam

Pokok pembahasan yang dilakukan pada saat wawancara adalah tentang : 1. Sejarah berdirinya sekolah Pekanbaru Lab School.

2. Visi Misi

3. Profil Sekolah Pekanbaru Lab School 4. Potensi Sekolah Pekanbaru Lab School 5. Organisasi Sekolah Pekanbaru Lab School 6. Prestasi Sekolah Pekanbaru Lab School

Mulai

Survei ke Lokasi Pekanbaru Lab School

Perencanaan Program

Evaluasi Pelaksanaan Program

(8)

7. Sarana dan Prasarana 8. Metode Pembelajaran

Berikut ini adalah penjelasan tentang teknik wawancara yang dilakukan di sekolah Pekanbaru Lab School sebagai berikut :

1. Wawancara dengan cara struktur, dimana dalam wawancara pengabdian ini tidak mengikuti instrument wawancara yang terstandar. Sebelum wawancara dilakukan, terlebih dahulu disusun garis-garis besar pertanyaan yang akan dipertanyakan kepada pihak Mitra.

2. Wawancara tidak terstruktur merupakan wawancara dimana pertanyaan tidak disusun terlebih dahulu, melainkan disesuaikan dengan keadaan dan ciri yang unik dari Mitra, sehingga tanya jawab mengalir seperti dalam percakapan sehari-hari. Tujuan dari wawancara tidak terstruktur ini adalah untuk memperoleh keterangan yang terinci dan mendalam.

3. Wawancara mendalam adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab sambil tatap muka antara pewawancara dan Mitra, dengan atau tanpa menggunakan pedoman (guide) wawancara, yaitu terlibat dalam kehidupan sosial yang relatif lama.

Observasi

Pada ahap observasi ini adalah bagaimana mengamati secara langsung kegiatan-kegiatan yang berlangsung di sekolah Pekanbaru Lab School. Pengamatan ini tentu membutuhkan waku yang lama, karena mengamati dari awal kegiatan sampai akhir kegiatan. ini dilakukan supaya mendapatkan data yang lebih objektif dan sesuai dengan kenyataan dilapangan. Media yang dilakukan untuk melakukan observasi ini adalah sebagai berikut :

1. Buku dan Pulpen, sebagai alat untuk mencatat hasil pengamatan

2. Kamer, digunakan untuk mengambil gambar sebagi dokumentasi dari hasil pengamatan

Target observasi yang akan dilakukan pada sekolah Pekanbaru Lab School adalah sebagai berikut :

1. Observasi Sarana dan Prasarna

2. Observasi kegiatan guru dalam pembelajaran

3. Observasi anak autis dalam melakukan aktifitas di lingkungan sekolah

Perencanaan Program

Setelah melakukan survei di sekolah Pekanbaru Lab School maka perlu dilakukan perencanaan program. Dari hasil survei ada data dan informasi yang dapat diolah sebagai pembuatan perencanaan program. Berikut ini adalah perencanaan program yang akan dilakukan dan dapat dijelaskan sebagai berikut :

1. Mempersiapkan buku panduan tentang cara pemakaian Ubtech Humanoid Robot. Buku ini akan menjelaskan cara pemakain secara jelas dan lengkap sehingga memudahkan pihak ang menggunkan terutama guru sebagai pihak yang memberikan pembelajaran kepada anak autis dan Buku ini juga akan diperbanyak sesuai dengan kebutuhan guru.

(9)

2. Memepersiapkan Ubtech Humanoid Robot sebagai media untuk dijelaska kepada guru pada waktu Pemanfaatan.

3. Mempersiapkan materi tentang Pemanfaatan Ubtech Humanoid Robot kepada guru. 4. Mempersiapkan jenis luaran yang dihasilkan dan disepakati dengan Mitra.

5. Membuat video cara pemekaian dari media terapi yang diusulkan yaitu video tentang Ubtech Humanoid Robot.

6. Membuat Pemanfaatan dengan mengadakan workshop kepada guru dan juga mengundang pihak orang tua, serta pihak yang lain terkait dengan Pemanfaatan ini. 7. Membentuk kegiatan forum diskusi dengan kepala sekolah sebagai pimpinan Mitra. 8. Membuat laporan hasil penelitian dan pendampingan guru kepada Mitra yaitu

Pekanbaru Lab School.

9. Melakukan pembinaan dan motivasi kepada anak autis, agar muncul semangat untuk melaksanakan pembelajaran.

10. Membuat alat ukur evaluasi yang digunakan untuk guru dan orang tua. berikut jenis alat ukur yang dibuat :

a. Alat ukur Evaluasi untuk guru dalam metode pembelajaran. Alat ukur ini merupakan alat ukur untuk mengetahui tingkat kepemahaman guru bagaiman cara memakai Ubtech Humanoid Robot

b. Alat ukur untuk orangtua. Alat ukur ini adalah alat yang digunakan untuk mengetahui perbandingan media yang telah digunakan dengan media Ubtech Humanoid Robot.

c. Alat ukur evalusi untuk guru dalam kepemahan terhadap teknologi. Alat ukur digunakan untuk guru dalam penerimaan teknologi terutama teknlogi robot. Karena teknologi perlu juga diberikan kepada guru untuk mengikuti perkembangan zaman dan untuk persiapan memasuki era Revolusi Industri 4.0

Pelaksanaan Program

Setelah disusun rencana program yang telah disampaikan pada penjelasan diatas maka tindakan berikutnya adalah tahap pelaksanaan program yang akan dilakukan di sekolah Pekanbaru Lab School. Berikut ini adalah bentuk pelaksanaan program yang dilakukan dan dapat dijelaskan sebagai berikut :

1. Melakukan Workshop dengan tema Pemanfaatan Menggunakan Ubtech Humanoid Robot Sebagai Media Pembelajaran Kepada Guru Menuju Era Revolusi Industri 4.0 Dibidang Pendidikan Untuk Anak Autis Di Sekolah Pekanbaru Lab School. Agenda dan materi yang dilakukan dalam workshop ini adalah :

a. Penyampaian tentang Revolusi Industri 4.0 dibidang Pendidikan b. Penyampaian materi tentang integrasi teknologi melalui kurikulum

c. Mendemontrasikan Ubtech Humanoid Robot, dengan penjelasan sebagai berikut: i. Bagaimana robot ini bekerja

ii. Bagaimana robot ini melakukan interaksi degan manusia iii. Apa kelebihan yang didapatkan dari robot ini

iv. Bagaimana cara penggunaan robot.

(10)

Kegiatan ini adalah rangkaian kegiatan yang utama dari program-program yang lain, dimana pada saat workshop ini guru perlu memperhatikan dan memahami pelatihan ini karena media yang digunakan adalah Ubtech Humanoid Robot. Disamping memberikan pelatiahn tentang

2. Melakukan Forum Grup Diskusi (FGD) dengan pihak sekolah yaitu dengan Kepala sekolah Pekanbaru Lab School.

3. Melakukan FGD dengan guru sebagai pembimbing anak autis dalam melaksanakan pembelajaran.

4. Melakukan pertemuan dengan anak penyandang autis, dengan agenda melakukan pembinaan dan memberikan motivasi.

Evaluasi

Evaluasi ini merupakan tahapan terakhir dari seluru rangkaian kegiatan dalam Program Kemitraan Masyarakat di sekolah Pekanbaru Lab School. Evaluasi yang dilakuan pada tahap akhir ini adalah dengan cara membuat alat ukur yang digunakan untuk guru dan orang tua . Alat ukur yang digunakan dapat dijelaskan sebagai berikut :

1. Alat Ukur Evaluasi (Skala Kemandirian Anak Autis) untuk Orang Tua. Alat ukur ini dilakukan untuk orang tua bagaimana penilaian atau evalusi terhadap anaknya dengan kehadiran teknologi robot yang telah diterapkan di sekolah. Disini peran orang tua ada dala perkembangan anak dari gejala autis yang disandang oleh anaknya. Sehingga dengan evalusi yang dilakukan bisa membantu guru dalam melaksanakan pembelajaran sehingga akan mencapai dengan target yang direncanakan.

2. Alat Ukur Evaluasi (Skala Efektifitas Metode Pembelajaran Pada Guru) . Alat ukur ini dginakan guru unuk mengetahui dan menganalisa dari anak autis dalam proses pembelajaran yang telah menggunakan unsur robot yakni Ubtech Humanoid Robot. Dengan adanya Alat ukur ini juga membantu guru dalam mengevaluasi anak autis. 3. Alat Ukur Evaluasi (Skala Penerimaan Teknologi Robot). Alat ukur digunakan untuk

guru dalam penerimaan teknologi terutama teknlogi robot. Karena teknologi perlu juga diberikan kepada guru untuk mengikuti perkembangan zaman dan untuk persiapan memasuki era Revolusi Industri 4.0

Partisipasi Mitra

Dalam pelaksanaan Pegabdian Masyarakat ini di sekolah Pekanbaru Lab School, Partisipasi Mitra dapat dilihat dari :

1. Partisipasi Mitra pada saat melakukan wawancara dan observasi, dimana Mitra berpartisipasi dalam pemberian data secara lengkap yagn dibutuhkan dalam pengabdian ini.

2. Partisipasi Mitra pada saat melakukan penyusunan dalam perencanaan program, dimana Mitra berpatisipasi melakukan sumbangsi ide dalam penyusunan program untuk dilakukan pada kegiatan workshop.

(11)

3. Partisipasi Mitra pada saat pelaksanaan program, Mitra sumbangsih dalam pengisian acara dalam kegiatan Workshop.

4. Mitra berpatrisipasi dalam menindak lanjuti progam yang telah diberikan dengan cara melaksanakan hasil worksop atau pelatihan yang diberikan untuk diterapkan dalam proses pembelajaran kepada anak auits.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN SOLUSI PERMASALAHAN

Dengan adanya Pemanfaatan menggunakan Ubtech Humanoid Robot sebagai media pembelajaran kepada Guru menuju era Revolusi Industri 4.0 dibidang pendidikan untuk anak autis di sekolah Pekanbaru Lab School. Maka diharapkan mampu untuk mengatasi permasalahan-permasalahan yang ada dan bukan hanya permasalahan pembelajaran saja yang perlu diatasi tetapi perlu juga mengatasi aspek-aspek lain yang ditemukan, karena aspek-aspek permasalahan yang lain merupakan bagian yang satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan untuk penanganan anak pnyandang autis.

Berikut ini adalah penjelasan bagaimana cara mengatasi permasalahan dengan solusi yang baik dan jenis luaran di setiap permasalahan yang ada. Keberhasilan dalam memberikan Pemanfaatan ini tentu harus mengatasi aspek permasalahan yang lain, ini dapat djelaskan sebagai berikut :

Solusi Dan Luaran Untuk Aspek Peserta Didik

Ada dua permasalahan yang ada pada aspek peserta didik yaitu peningkatan jumlah autis dan tipe anak yang berbeda-beda, maka untuk mengatasi permasalahan tersebut adalah dengan cara sebagai berikut :

1. Peningkatan jumlah autis

a. Solusi Peningkatan jumlah autis. Perlu adanya penambahan guru untuk mengatasi permasalahan ini supaya ada rasio anatara guru dengan anak autis. Supaya guru lebih maksimal dalam melaksanakan pemberian bimbingan dan pembelajaran kepada anak autis.

b. Jenis luaran yang dihasilkan. Mitra atau Sekolah Pekanbaru Lab School harus membuat sebuah kebijakan tentang pengumuman penambahan guru dengan cara membuka lowongan guru. Guru yang di rekrut tentunya guru yang mempunyai kompetensi yang dibutuhkan oleh sekolah Pekanbaru Lab School.

2. Tipe anak yang berbeda-beda

a. Solusi tipe anak yang berbeda-beda. Perlu adanya Pemanfaatan kepada guru agar bisa lebih memahami tentang penanganan prilaku anak autis yang beragam-ragam. Dengan tipe yang beragam ini tentu menimbulkan kesulitan untuk mengatasi anak tersebut.

b. Jenis luaran yang dihasilkan. Dengan solusi yang di atas maka mitra harus tentu mengambil kebijakan tentang memberikan pelatihan kepada guru dengan cara mengikuti agenda pelatihan atau workshop, salah satunya adalah dengan mengikuti Pemanfaatan menggunakan Ubtech Humanoid Robot yang rencananya dilakukan oleh tim pengusul pada tahun 2019.

(12)

Solusi dan Luaran Untuk Aspek Peran Orang Tua

1. Solusi aspek peran orang tua. Permasalahan yang ditemukan adalah bahwa orang tua masih kurang dalam memberikan tambahan pembelajaran kepada anaknya degan faktor kesibukan dan lain-lain. Solusinya adalah tentu orang tua dihimbau untuk memaksimalkan dan menyediakan waktu untuk anaknya agar memberikan pembelajaran tambahan di rumah.

2. Jenis lauaran yang dihasilkan. Dengan solusi yang di atas maka jenis luaran yang akan dihasilkan adalah mitra harus mengundang orang tua minimal dalam 2 kali dalam satu semester untuk memberikan pencerahan dalam pertemuan antara pihak sekolah dengan orang tua. bukan itu saja jenis luaran yang harus dihasilkan adalah sebuah buku panduan yang berkaitan dengan autis untuk diberikan kepada orang tua, agar orang tua punya buku pedoman atau panduan yang dilakukan di rumah.

Solusi dan Luaran Pada Aspek Guru

Permasalahan-permasalahan yang ditemukan berikutnya adalah pada aspek guru adalah jumlah guru yang kurang, latar belakang pendidikan dan kurangnya pelatihan. dengan permasalahan di atas maka dapat diberikan solusi yang dijelaskan sau persatu sebagai berikut :

1. Jumlah guru yang kurang

a. Solusi jumlah guru yang kurang. Permasalahan guru yang kurang merupakan faktor yang harus ada solusinya dengan cara penambahan guru sebagai tenaga kependidikan untuk anak autis. Jumlah guru tentu harus mempunyai rasio dengan jumlah anak autis, agar maksimal dalam proses pembelajaran.

b. Jenis luaran yang dihasilkan

c. Jenis luaran dengan persoalan jumlah guru yang kurang sama dengan jenis luaran pada permasalahan jumlah autis yaitu Mitra atau Sekolah Pekanbaru Lab School harus membuat sebuah kebijakan tentang pengumuman penambahan guru dengan cara membuka lowongan guru. Guru yang di rekrut tentunya guru yang mempunyai kompetensi yang dibutuhkan oleh sekolah Pekanbaru Lab School. 2. Latar belakang pendidikan

a. Solusi dari latar belakang pendidikan. Dengan latar belakang pendidikan yang berbeda dan sebagian dari guru belum berpendidikan strata 1, maka solusinya adalah guru harus melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi dan dengan jurusan sesuai yang sesuai dengan kebutuhan sekolah Pekanbaru Lab School.

b. Jenis luaran yang dihasilkan. Setelah melakukan Pemanfaatan menggunakan Ubtech Humanoid Robot guru akan melakukan untuk melanjutkan perkuliahan yang lebih tinggi.

3. Kurang pelatihan

a. Solusi dari kurangnya pelatihan. Pelatihan merupakan solusi untuk mengatasi masalah guru dalam pembelajaran, Karena materi pelatihan semakin berkembang sesuai dengan zaman yang maju dan dengan adanya Revolusi Industri 4.0 di bidang pendidikan, maka guru dan mitra perlu mempersipakan diri mengahadapi Revolusi Industri 4.0.

(13)

b. Jenis luaran yang dihasilkan. Dengan melihat penjelasan solusi di atas maka perlu jenis luaran yang dihasilkan yakni mitra atau sekolah Pekanbaru Lab School memberikan kepada guru untuk mengikuti pelatihan-pelatihan yang ada untuk mengembangkan kompentensi guru dalam pembelajaran untuk anak autis. salah satunya Pemanfaatan menggunakan Ubtech Humanoid Robot yang dilakukan pada tahun 2019 jika proposal hibah DRPM PKM ini lolos untuk tahun anggaran 2019.

Solusi dan Luaran Sarana dan Prasarana

Permasalahan yang ditemukan dalam hal sarana dan prasarana adalah kekurangan ruang kelas, kekurangan ruang terbuka dan media terapi.

1. Solusi kekurangan ruang kelas.

a. Solusi kekurangan ruang kelas. Dengan adanya penambahan jumlah anak penyandang autis tentu perlu ada penambahan ruangan kelas dan ruangan tentu sesuai dengan rasio anak.

b. Jenis luaran yang dihasilkan . Untuk solusi penambahan ruangan kelas maka jenis lauaran yang dihasilkan adalah membuat standarisasi bentuk dan kondisi kelas yang sesuai dengan pelayanan dalam pemebelajaran kepada anak autis. Standarisasi ini yaitu standar berapak ukuran yang ideal dan fasiltas apa saja yang dibutukan dalam kelas.

2. Ruang terbuka

a. Solusi ruang terbuka. Ruang terbuka perlu ditambahkan dan memaksimal ruang terbuka yang ada, karena ruang terbuka bagian dari pendidikan yang berikan oleh anak autis. Anak autis sangat tertarik dengan ruang terbuka dari ruangan kelas. b. Jenis luaran yang dihasilkan. Dengan solusi di atas maka harus ada penambahan

atau memaksimal ruangan terbuka tentunya dengan ruangan yang mempunyai standar dan kebutuhan dari anak autis. Jenis ruangan yang diperlukan adalah ruangan bermain, ruangan berkebun dan ruagan lain yang mewakili keadaan yang ada di luar lingkungan sekolah.

3. Media Terapi. Media terapi merupakan salah satu paling utama dalam proses pembelajaran dengan jenis terapi yang ada. jenis terapi begitu banyak untuk penanganan anak autis, maka media atau alat terapi tentu menyesuaikan dengan jenis terapi. Media dan alat terpai masih banyak kelemahan dan masih banyak kekurangan serta media terapi belum menyentuh unsur teknologi.

a. Solusi untuk media terapi. untuk solusi media terapi perlu adanya pengadaan media terapi yang baru sesuai dengan perkembangan zaman dan hasil riset dari peneliti-peneliti.

b. Jenis luaran yang dihasilkan. Solusi dari penjelasan di atas adalah dengan penambahan media terapi. Salah satu jenis luaran yang dihasilkan adalah adanya Media terapi dengan jenis Ubtech Humanoid Robot, dimana robot in mempunyai banyak kelebihan dan mempunyai sifat yang sama dengan aktifitas manusia dan robot ini jugas bisa berinteraksi dengan manusia terutama pada anak autis.

(14)

Metode pembelajaran merupakan faktor penting dalam layanan pendidikan kepada anak autis. Permasalahan-permasalahn yang ditemukan di sekolah Pekanbaru Lab School adalah media terapi, kurikulum dan evaluasi.

1. Solusi dan Luaran Kurikulum

a. Solusi untuk kurikulum. Solusi yang dilakukan pada materi program kurikulum untuk anak autis dikelompokkan ke dalam kategori materi dan aktivitas yang terdiri dari 3 tingkatan yaitu: tingkat dasar, tingkat menengah dan tingkat lanjutan. Dimana kurikulum perlu pembaruan.

b. Jenis luaran yang dihasilkan. Kurikulum yang ada perlu dilakukan perubahan dan perlu juga ada penambahan unsur teknologi terutama jenis robot yang perlu di integrasikan didalam kurikulum dan disamping itu juga perlu dipersiapkan kurikulum yang mengandung unsur Revoulisi Industri 4.0 dibidang pendidikan.

2. Solusi dan Luaran Evaluasi

a. Solusi untuk Evaluasi. Upaya yang dilakukan terhadap solusi evaluasi terhadapa anak autis adalah dengan cara membuat alat ukur yang yang terukur dan mempunyai indikator yang jelas sesuai dengan target yang direncanakan. Bentuk evaluasi tentu aka nada perubahan dengan masuk unsur teknologi berupa robot yang dimasukan dalam kurikulum untuk pembelajaran.

b. Jenis luaran yang dihasilkan. Evaluasi pembelajaran dalam pelaksanaan pendidikan bagi anak autis menggunakan kurikulum tingkat satuan pendidikan yang mengakomondasi kebutuhan dan kemampuan peserta didik sesuai dengan bakat, minatnya. Bahwa pembelajaran pada pendidikan mempertimbangkan prnsip-prinsip pembelajaran yang disesuaikan dengan karakteristik belajar peserta didik dengan cara melakukan evaluasi secara simultan dan berkelanjutan. Bagi anak yang berkebutuhan khusus, jenis evaluasi yang diberikan harus sesuai dengan tingkat kemampuan dan kecerdasan mereka dalam menerima materi pelajaran. Evaluasi yang dihasilkan adalah dengan menciptakan alat ukur untuk evaluasi anak auitis karena evaluasi yang yang dihasilkan nanti sudah mengintegrasikan unsur teknologi terutama teknologi robot.

KESIMPULAN

Dari Penelitian diatas maka dapat disimpulkan: dengan menggunakan robot humanoid ini mampu menunjukan salah satu solusi untuk mengatasi anak autis, perkembangan teknologi merupakan bagian utama untuk menyelesaiakan masalah pendidikan di era revolusi 4.0, guru atau pembimbing sangat diharapkan untuk memahami unsur teknologi yang berkembang untuk di terapkan di dunia pendidikan terutama untuk anak autis.

DAFTAR PUSTAKA

Balasubramanian, M., Jones, R., Milne, E., Marshall, C., Arundel, P., Smith, K., & Bishop, N. J. (2018). Autism and heritable bone fragility: A true association? Bone Reports, 8(March), 156–162. https://doi.org/10.1016/j.bonr.2018.04.002

(15)

Dilberoglu, U. M., Gharehpapagh, B., Yaman, U., & Dolen, M. (2017). The Role of Additive Manufacturing in the Era of Industry 4.0. Procedia Manufacturing, 11(June), 545–554. https://doi.org/10.1016/j.promfg.2017.07.148

Hamaya, M., Matsubara, T., Noda, T., Teramae, T., & Morimoto, J. (2017). Learning assistive strategies for exoskeleton robots from user-robot physical interaction. Pattern Recognition Letters, 99, 67–76. https://doi.org/10.1016/j.patrec.2017.04.007 Martins, R., Bonito, I., Andrade, A., Albuquerque, C., & Chaves, C. (2015). The Impact of the Diagnosis of Autism in Parents of Children. Procedia - Social and Behavioral Sciences, 171, 121–125. https://doi.org/10.1016/j.sbspro.2015.01.097

Schwaibold, H., Wiesend, F., & Bach, C. (2018). The age of robotic surgery – Is laparoscopy dead? Arab Journal of Urology, 16(3), 262–269. https://doi.org/10.1016/j.aju.2018.07.003

Wang, Y., Zeng, C., Li, J., Zhou, Z., Ju, X., Xia, S., … Sun, Z. S. (2018). PAK2 Haploinsufficiency Results in Synaptic Cytoskeleton Impairment and Autism-Related Behavior. Cell Reports, 24(8), 2029–2041. https://doi.org/10.1016/j.celrep.2018.07.061

Gambar

Gambar 1. Sekolah Pekanbaru Lab School
Gambar 3. Ketua Tim Pengabdian bersama   Kepala Sekolah Pekanbaru Lab School  Sarana dan Prasarna
Gambar 4. Sarana dan Prasarana
Gambar 3.1 Prosedur Kerja

Referensi

Dokumen terkait

(1) Penyelenggara telekomunikasi yang memiliki menara, penyedia menara dan atau pengelola menara yang telah memiliki izin dan telah membangun menaranya sebelum

Tidak sampai disitu saja, tidur yang berkualitas baik juga memberi manfaat pada sistem kekebalan tubuh yang akan bekerja lebih baik.. Pada saat anda sedang tidur

Dengan ini saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat keseluruhan atau sebagian tulisan orang lain yang saya ambil dengan cara

Aset tetap yang tidak digunakan dinyatakan sebesar jumlah terendah antara jumlah tercatat atau nilai wajar setelah dikurangi biaya penjualan aset tersebut dan disajikan pada

Informasi yang berasal dari beberapa pihak ini bisa saja tidak sama satu sama lain, misalnya untuk suatu kemampuan yang dimiliki siswa dinilai guru masih belum mampu

Pemenang wajib melunasi seluruh harga lelang dalam jangka waktu 2 (Dua) hari KERJA setelah lelang dilaksanakan, apabila dalam jangka waktu tersebut pemenang tidak melunasi

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat serta penyertaan hingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan Konsep Karya Tugas Akhir

Kajian yang mendeskripsikan karakeristik demografi wanita usia subur Jawa Barat ini merupakan kajian pertama yang disusun bidang pengendalian penduduk Perwakilan BKKBN Provinsi