• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERANAN PELAYANAN BEAUTY CONSULTANT TERHADAP KEPUASAN PELANGGAN KOSMETIK SHISEIDO PADA PT DIAN TARUNAGUNA DI JAKARTA SKRIPSI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PERANAN PELAYANAN BEAUTY CONSULTANT TERHADAP KEPUASAN PELANGGAN KOSMETIK SHISEIDO PADA PT DIAN TARUNAGUNA DI JAKARTA SKRIPSI"

Copied!
76
0
0

Teks penuh

(1)

PERANAN PELAYANAN BEAUTY CONSULTANT

TERHADAP KEPUASAN PELANGGAN KOSMETIK SHISEIDO

PADA PT DIAN TARUNAGUNA DI JAKARTA

SKRIPSI

Oleh :

DEWI KARTIKA 0400483671 DEWI ANGGRAINI 0400488924

Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi

Universitas Bina Nusantara

Jakarta

2004

(2)

PERANAN PELAYANAN BEAUTY CONSULTANT

TERHADAP KEPUASAN PELANGGAN KOSMETIK SHISEIDO

PADA PT DIAN TARUNAGUNA DI JAKARTA

SKRIPSI

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana pada

Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Jenjang Pendidikan Strata

1

Oleh :

DEWI KARTIKA 0400483671 DEWI ANGGRAINI 0400488924

Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi

Universitas Bina Nusantara

Jakarta

2004

(3)

Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Skripsi Strata 1 - Semester Ganjil tahun 2003 / 2004

PERANAN PELAYANAN BEAUTY CONSULTANT

TERHADAP KEPUASAN PELANGGAN KOSMETIK SHISEIDO

PADA PT DIAN TARUNAGUNA DI JAKARTA

DEWI KARTIKA 0400483671 DEWI ANGGRAINI 0400488924

Abstrak

Bagi PT Dian Tarunaguna sebagai distributor resmi kosmetik SHISEIDO,

peranan Beauty Consultant (BC) sangatlah besar pengaruhnya dalam memberikan

pelayanan terhadap customer. Kualitas pelayanan yang diberikan oleh BC sangat

mempengaruhi tingkat kepuasan customer. Kepuasan pelanggan merupakan

perbandingan antara harapan dengan kinerja (kenyataan). Dimana masing-masing

variabel di atas terdiri dari beberapa dimensi, antara lain tangible, reliability,

responsiveness, assurance, empathy. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam

skripsi ini terdiri dari data primer dan data sekunder. Cara pengumpulannya melalui

interview kepada para BC, dan kuesioner kepada para customer. Metode analisis data

menggunakan metode analisis kesesuaian antara kinerja dan harapan dengan

menggunakan diagram cartesius, dan metode statistik yakni regresi dan korelasi. Dari

hasil analisa terhadap kuesioner melalui diagram Cartesius, dapat diketahui bahwa

ternyata pengaruh pelayanan BC terhadap kepuasan pelanggan adalah baik. Karena

sebagian besar indikator pelayanan terletak pada kuadran II dan III, sehingga dapat

dikatakan kedudukannya seimbang antara kinerja dan harapan. Sedangkan dari hasil

perhitungan statistik diperoleh bahwa dimensi yang memberikan pengaruh signifikan

terhadap kepuasan pelanggan adalah tangible dan responsiveness. Dari hasil analisa data

diketahui bahwa 28.4 % kepuasan pelanggan ditentukan oleh 5 dimensi yang ada.

Sedangkan sisanya sebesar 71.6% ditentukan oleh variabel-variabel lain, misalnya

kualitas produk, kemasan, harga, promosi, dan lain sebagainya.

Meskipun dari hasil analisa dinyatakan bahwa dimensi pelayanan yang diberikan oleh BC hanya memberikan pengaruh sebesar 28.4%, namun peranan BC tetaplah penting dan perusahaan harus terus meningkatkan kinerja BC. Kinerja BC yang baik akan menghasilkan kepuasan pelanggan, dan customer yang puas dengan sendirinya akan menciptakan loyalitas pelanggan.

Kata Kunci

(4)

anugerah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik dan lancar.

Penyusunan skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi salah satu persyaratan di dalam menyelesaikan program Strata-1 jurusan Manajemen pada fakultas Ekonomi Universitas Bina Nusantara Jakarta.

Dalam menyusun skripsi ini, penulis banyak menerima bantuan, bimbingan, serta dukungan moril dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Ibu Dr.Ir. Th. Widia S., MM., selaku Rektor Universitas Bina Nusantara.

2. Bapak Bahtiar S. Abbas, Ph.D.,selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Bina Nusantara.

3. Bapak Parulian Sihotang, Ph.D., selaku Ketua Jurusan Manajemen Universitas Bina Nusantara .

4. Ibu Masruroh SE.,MM., selaku dosen pembimbing yang telah meluangkan waktu dan tenaga serta dukungan, nasihat, dan dorongan kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.

5. Bapak Drs. Haryono Budiono (Om Ho), selaku Direktur PT Dian Tarunaguna yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk menggunakan data-data perusahaan sebagai bahan skripsi.

6. Ibu Hastuti, selaku Sekretaris Direksi, beserta seluruh staff PT Dian Tarunaguna, termasuk para BC dan customer SHISEIDO, untuk kesediaannya membantu penulis. 7. Papi dan mami tercinta (Johann S./ Erna M. dan Anton M./ Sintawati W.)yang telah

memberikan perhatian,doa, dan dukungan, baik moril dan materi. Doa dan perhatianmu senantiasa kami butuhkan dalam menjalani kehidupan ini.

8. Kakak dan adik tercinta (Sonny, Daniel, Frans) serta segenap saudara yang telah banyak membantu penulis.

9. Albert (Babe) yang telah memberikan dorongan, doa, motivasi, dan kasih sayang serta bersedia mengantar, menunggu penulis dalam rangka mencari data dan informasi yang dibutuhkan.

10. Sahabat terdekat (Ipon dan Ucil) atas canda tawa yang telah kami lewati bersama, serta persahabatan yang telah terjalin baik selama ini, semoga persahabatan ini tiada akhir. 11. Sahabat-sahabat tercinta ( Mei, Eva, Henny, Abeth, Grace, Eser, Hendrick, Hardi), dan

masih banyak lagi yang mungkin tidak dapat disebutkan satu per satu. God bless u all. 12. Rudi, Wewe, dan Andry, thanx atas sedikit bimbingannya. Good luck to all of you guys.

(5)

kritik dan saran yang membangun dalam penyempurnaan skripsi ini.

Akhir kata dengan segala kerendahan hati, penulis mengharapkan skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca.

Jakarta, Januari 2004

(6)

Halaman Judul i

Halaman Pengesahan ii

ABSTRAK iii

KATA PENGANTAR iv

DAFTAR ISI vi

DAFTAR TABEL viii

DAFTAR GAMBAR ix

Bab 1 . PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang 1

1.2 Identifikasi Masalah 3

1.3 Tujuan dan Manfaat 3

1.4 Sistematika Penulisan 3

Bab 2. LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian Kosmetik dan Wiraniaga 5

2.2 Pengertian Pemasaran 5

2.3 Perilaku Konsumen 2.4 Pelayanan

2.4.1 Pengertian Pelayanan 2.4.2 Kualitas Pelayanan

2.4.3 Manfaat dan Tujuan Pelayanan Terhadap Konsumen

2.5 Kepuasan Pelanggan

2.5.1 Menarik dan Mempertahankan Pelanggan

2.6 Kaitan Pelayanan dan Kepuasan Pelanggan

2.7 Kerangka Pemikiran Teoritis 2.8 Metodologi Penelitian

2.8.1 Jenis dan Metode Penelitian 2.8.2 Teknik Pengumpulan Data

2.8.3 Definisi Operasional dan Instrumen Pengukuran

2.8.4 Teknik Analisis Data

6 7 7 10 12 14 19 19 21 22 22 23 24 25 27

(7)

3.1 Perkembangan Perusahaan 30

3.2 Kondisi Bisnis Perusahaan 31

3.3 Struktur Organisasi dan Uraian Pekerjaan 3.3.1 Struktur Organisasi PT Dian

Tarunaguna

3.3.2 Uraian Pekerjaan dari tiap divisi yang terdapat dalam struktur organisasi 3.4 Kegiatan Pemasaran 36 36 37 40 Bab 4. HASIL DAN ANALISIS PENELITIAN

4.1 Uji Validitas dan Reliabilitas Atas Kinerja BC SHISEIDO

42

4.2 Uji Validitas dan Reliabilitas Atas Harapan Pelanggan Kosmetik SHISEIDO

43

4.3 Analisis Diagram Cartesius 4.4 Diagram Cartesius

4.5 Analisis Regresi Korelasi

44 48 53 Bab 5. SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan 59

5.2 Saran 60

Daftar Pustaka x

Riwayat Hidup xi

(8)

Tabel 2.1 Definisi Operasional Variabel 24 Tabel 4.1 Uji Validitas dan Reliabilitas Terhadap Kinerja Jasa BC SHISEIDO pada

PT Dian TArunaguna

42

Tabel 4.2 Uji Validitas dan Reliabilitas Terhadap Harapan Pelanggan Kosmetik SHISEIDO

43

Tabel 4.3 Penilaian Responden Terhadap Kinerja Jasa BC SHISEIDO pada PT Dian Taunaguna

44

Tabel 4.4 Harapan Responden Terhadap Kinerja Jasa BC SHISEIDO pada PT Dian Tarunaguna

45

Tabel 4.5 Penilaian Rata-rata Kinerja dan Harapan Atas Jasa BC SHISEIDO pada PT Dian TArunagun

46

Tabel 4.6 Tingkat Kesesuaian Pernyataan 47 Tabel 4.7 Descriptive Statistics (SPSS) 53

Tabel 4.8 Correlations (SPSS) 54

Tabel 4.9 Model Summary (SPSS) 56

Tabel 4.10 ANOVA (SPSS) 56

(9)

Halaman Gambar 2.1 Konsep Kepuasan Pelanggan 18

Gambar 2.2 Kualitas Pelayanan 22

Gambar 3.1 Pangsa Pasar SHISEIDO Indonesia 33 Gambar 3.2 Sales and Marketing Department 36

(10)

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kondisi perekonomian di Indonesia sangat sulit untuk diprediksi beberapa tahun terakhir ini, berkaitan dengan situasi politik, ekonomi, sosial budaya, termasuk juga deregulasi pemerintah, kebijakan moneter dalam negeri dan luar negeri. Karena itu diperlukan pertimbangan yang matang dalam mengeluarkan kebijakan ataupun pengambilan keputusan bagi kepentingan yang berskala nasional. Begitu juga dengan dunia usaha di Indonesia yang berkembang dengan pesat. Banyak perusahaan-perusahaan baru yang bermunculan dengan berbagai jenis industri baik besar maupun kecil. Perusahaan – perusahaan tersebut mempunyai andil yang kuat untuk meramaikan perekonomian di tanah air.

Salah satu dari jenis usaha yang menjamur tersebut adalah kosmetik. Perkembangannya dapat kita lihat dari banyaknya bermunculan merk-merk baru, baik dari dalam maupun luar negeri. Sebut saja merk SHISEIDO, KOSE, BIOKOS, CLINIQUE, REVLON, dan lainnya, yang sudah barang tentu bukanlah nama yang asing bagi para pengguna produknya. Dapat dikatakan mereka sudah mempunyai customer yang tetap di pasar. Perusahaan-perusahaan kosmetik tersebut saling bersaing dalam memasarkan produknya dengan tujuan mendapatkan pangsa pasar yang besar. Munculnya perusahaan-perusahaan kosmetik baru juga turut menyemarakkan perekonomian Indonesia serta menciptakan situasi yang kompetitif di antara perusahaan yang sejenis.

Bicara mengenai kosmetik memang tidak dapat dipisahkan dari kaum hawa. Hampir setiap wanita menginginkan untuk dapat selalu tampil cantik dalam berbagai kesempatan. Sehingga tanpa disadari kosmetik menjadi suatu kebutuhan yang penting, bahkan merupakan suatu hal yang pokok bagi sebagian wanita. Sudah menjadi pandangan umum, bahwa beberapa wanita tidak dapat bepergian keluar rumah sebelum menggunakan kosmetik, dan ada juga sebagian yang merasa kurang percaya diri tanpa merias dirinya

(11)

dengan kosmetik. Penggunaan kosmetik memang sungguh akrab dengan kaum wanita. Namun seiring dengan perkembangan dan tuntutan jaman, bukanlah sesuatu hal yang aneh lagi bila akhir-akhir ini sering ditemui penggunaan kosmetik oleh kaum pria. Kosmetik dapat dijadikan alat untuk menutupi kekurangan sehingga dapat menambah rasa percaya diri bagi para pemakainya.

Berdasarkan fenomena inilah yang menandai para perusahaan kosmetik tersebut untuk terus tumbuh dan berkembang dalam mempertahankan eksistensinya. Dalam hal ini termasuk PT. Dian Tarunaguna yang merupakan salah satu anak perusahaan dari Sinar Mas Group, yang berdiri pada bulan Oktober 1993. Perusahaan ini ditunjuk oleh SHISEIDO Jepang untuk memasarkan produk-produk kosmetik yang ternama dengan merek SHISEIDO di Indonesia. Pada saat ini kosmetik SHISEIDO telah dipasarkan dengan sukses di departemen store yang ternama dan boutique di seluruh dunia antara lain Eropa, Amerika, Asia, Timur Tengah, dan Australia dengan reputasi internasional dan merupakan salah satu market leader kosmetik di dunia dengan pengalaman di bidang kosmetik lebih dari 129 tahun, terutama untuk produk skincare. Kosmetik SHISEIDO merupakan perpaduan antara keindahan timur dan teknologi barat yang canggih.

Salah satu alat pemasaran produk SHISEIDO tidak terlepas dari peranan sumber daya manusia. Dalam industri kosmetik, pihak yang berperan penting dikenal dengan istilah Beauty Consultant (BC). Hampir semua perusahaan kosmetik menggunakan tenaga BC untuk melayani dan memenuhi kebutuhan customer, yang dapat ditemui di setiap counter. Dalam memuaskan customernya, BC diharapkan mampu untuk memberikan pelayanan yang maksimal dengan memahami setiap kebutuhan customer yang datang. Sesuai dengan moto produk SHISEIDO, yaitu “High Image, High Quality, High Service”, maka BC dituntut untuk dapat memberikan pelayanan yang sesuai dengan moto tersebut, sehingga citra produk SHISEIDO di pasar terjaga dengan baik, dan customer pun menjadi puas dan akhirnya loyal dengan produk ini.

(12)

1.2 Identifikasi Masalah

1. Jenis pelayanan apa sajakah yang diberikan oleh BC SHISEIDO kepada customernya? 2. Sejauh mana tingkat kepuasan pelanggan atas pelayanan yang diberikan oleh BC? 3. Sejauh mana peranan kualitas pelayanan terhadap kepuasan pelanggan?

1.3 Tujuan dan Manfaat Tujuan:

1. Untuk mengetahui jenis pelayanan yang diberikan oleh BC.

2. Untuk mengetahui tingkat kepuasan pelanggan yang diterima dari pelayanan yang diberikan oleh BC.

3. Untuk mengetahui peranan kualitas pelayanan terhadap kepuasan pelanggan. Manfaat:

1. Bagi Perusahaan:

Membantu perusahaan untuk meningkatkan kualitas pelayanan dari BC. 2. Bagi Penulis:

Manambah pengetahuan mengenai kualitas pelayanan dalam meningkatkan kepuasan pelanggan, dan cara untuk mengatasi permasalahan yang dihadapi perusahaan.

3. Bagi Pembaca:

Memberikan informasi kepada pembaca mengenai kualitas pelayanan untuk dapat mencapai kepuasan pelanggan.

1.4 Sistematika Penulisan BAB I. PENDAHULUAN

Pada bab ini meliputi: latar belakang, identifikasi masalah, tujuan dan manfaat, serta sistematika penulisan.

(13)

Pada bab ini berisikan teori-teori yang kami gunakan dalam menganalisa perumusan masalah yang dihadapi untuk memperoleh pemecahan masalah yang relevan.

BAB III. GAMBARAN UMUM PERUSAHAN

Pada bab ini diuraikan mengenai sejarah perkembangan perusahaan, kondisi bisnis perusahaan, struktur organisasi, kegiatan pemasaran serta tugas dan tanggung jawab dari semua bagian.

BAB IV. HASIL DAN ANALISIS PENELITIAN

Bab ini merupakan inti dari keseluruhan penelitian yang dilakukan . Bab ini menguraikan hasil pengolahan data, pembahasan permasalahan, dan analisis untuk mengetahui bagaimana kualitas pelayanan, tingkat kepuasan pelanggan, serta pengaruh kualitas pelayanan terhadap kepuasan pelanggan produk SHISEIDO.

BAB V. SIMPULAN DAN SARAN

Dalam bab ini akan dikemukakan simpulan dari pembahasan, dan saran yang diajukan berdasarkan hasil dari simpulan umtuk memberikan masukan kepada perusahaan.

(14)

BAB 2

LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian Kosmetik dan Wiraniaga

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2001), kosmetik adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan kecantikan tentang corak kulit, obat atau bahan untuk mempercantik wajah, kulit, rambut, dan sebagainya (seperti bedak, pemerah bibir). Sehingga dapat disimpulkan bahwa kosmetik menjadi sarana atau penunjang untuk mempercantik diri ataupun menutupi kekurangan secara fisik.

Sedangkan wiraniaga, menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2001) adalah orang yang melakukan penjualan barang secara langsung kepada konsumen atau pembeli, pedagang. Dalam hal ini berarti seorang beauty consultant dalam pekerjaannya termasuk dalam golongan wiraniaga, karena mereka berhadapan secara langsung kepada konsumen dalam proses penjualan barang.

2.2 Pengertian Pemasaran

Pemasaran merupakan fungsi bisnis yang memegang peranan penting dalam perusahaan. Bidang pemasaran berupaya untuk mendefinisikan keinginan dan kebutuhan potensial yang belum terpenuhi sekarang, dan kemudian mengukur besarnya. Pada saat ini dengan semakin ketatnya persaingan, maka pemasaran harus menjadi jiwa bukan sekedar salah satu anggota tubuh suatu perusahaan, artinya setiap orang di dalam perusahaan harus merupakan pemasok.

Di dalam bukunya, Philip Kotler (1997,p13) mendefinisikan manajemen pemasaran adalah proses dan pelaksanaan pemikiran, penetapan harga, promosi serta penyaluran gagasan, barang dan jasa. Untuk menciptakan pertukaran yang memuaskan tujuan individu dan organisasi. Di dalam pemasaran juga dikenal istilah bauran pemasaran (Marketing Mix) atau 4P, yang terdiri dari produk (Product), harga (Price), distribusi (Place), promosi (Promotion).

(15)

Definisi pemasaran menurut Warren J. Keegan (1996,p253):” Pemasaran adalah proses mengkonsentralisasikan sebagai sumber daya dan sasaran dari sebuah dan sasaran organisasi pada kesempatan dan kebutuhan lingkungan yang menjadi pedoman dalam mengidentifikasikan, memenuhi kebutuhan dan keinginan masyarakat.”

2.3 Perilaku Konsumen

Berdasarkan American Marketing Association yang dikutip oleh Peter dan Olson (2000,p6), mendefinisikan perilaku konsumen (Consumer Behavior) sebagai “Interaksi dinamis antara pengaruh dan kognisi, perilaku, dan kejadian di sekitar kita dimana manusia melakukan aspek pertukaran dalam hidup mereka. Paling tidak ada tiga ide penting dalam definisi diatas :

1. Perilaku konsumen adalah dinamis

Ini berarti bahwa seorang, grup konsumen, serta masyarakat luas selalu berubah dan bergerak sepanjang waktu.

2. Perilaku konsumen melibatkan interaksi

Hal kedua yang ditekankan dalam definisi perilaku konsumen adalah keterlibatan interaksi antara pengaruh dan kognisi, perilaku, dan kejadian di sekitar. Ini berarti bahwa untuk memahami konsumen dan mengembangkan strategi pemasaran yang tepat kita harus memahami apa yang mereka pikirkan (kognisi), dan mereka rasakan (pengaruh), apa yang mereka lakukan (perilaku), apa, serta dimana (kejadian di sekitar) yang mempengaruhi serta dipengaruhi oleh apa yang dipikirkan, dirasa, dan dilakukan konsumen.

3. Perilaku konsumen melibatkan pertukaran

Hal terakhir yang ditekankan dalam definisi perilaku konsumen adalah pertukaran di antara individu. Hal ini membuat definisi perilaku konsumen tetap konsisten dengan definisi pemasaran yang sejauh ini juga menekankan pertukaran. Kenyataannya,

(16)

peran pemasaran adalah untuk menciptakan pertukaran dengan konsumen melalui formulasi dan penerapan strategi pemasaran.

2.4 Pelayanan

2.4.1 Pengertian Pelayanan

Menurut Richard Gerson (2001,p27), pelayanan adalah sarana untuk mencapai kepuasan dan ikatan. Tujuan keseluruhan bisnis bukanlah untuk menghasilkan produk atau jasa yang bermutu atau memberikan pelayanan yang prima, tetapi tujuan utama adalah menghasilkan pelanggan yang puas dan setia. Oleh karena itu memberikan mutu dan pelayanan yang baik adalah keharusan untuk mencapai tujuan utama, yaitu pelanggan yang puas dan setia. Pelayanan pada dasarnya merupakan kegiatan atau manfaat yang ditawarkan oleh suatu pihak lain pada dasarnya tidak berwujud serta tidak menghasilkan kepemilikan sesuatu, proses produksinya mungkin juga tidak dikaitkan dengan suatu produk dan jasa.

Menurut Walker (1997,p13) pelayanan adalah sesuatu yang sangat subjektif dan sulit didefinisikan. Pelanggan bereaksi secara berbeda terhadap apa yang kelihatannya seperti pelayanan yang sama. Pelanggan yang sama akan bereaksi secara berbeda terhadap pelayanan yang sama dalam keadaan yang berbeda. Menurutnya, suasana hati, budaya, dan peraturan waktu disamping pengalaman pelanggan sebelumnya semuanya dipengaruhi cara pelayanan yang diterima. Strategi pelayanan adalah bagian sentral strategi perusahaan yang juga meliputi tujuan, keuntungan pasar, teknologi, dan sebagainya. Ini bagian sentral karena menguraikan budaya intern perusahaan disamping citra ekstern yang diinginkan. Hal tersebut perlu diimbangi dengan struktur organisasi yang dirancang oleh tanggapan pelanggan.

Beberapa dimensi atau atribut yang harus diperhatikan dalam perbaikan kualitas jasa Gasperz (1997,p235):

1. Ketepatan waktu pelayanan. Hal-hal yang harus diperhatikan disini adalah berkaitan dengan waktu tunggu dan waktu proses.

(17)

2. Akurasi pelayanan, yang berkaitan dengan reliabilitas pelayanan dan bebas kesalahan-kesalahan.

3. Kesopanan dan keramahan dalam memberikan pelayanan terutama bagi mereka yang berinteraksi langsung dengan pelanggan eksternal, seperti: operator telepon, kasir, dan lain-lain. Citra pelayanan dari industri jasa sangat ditentukan oleh orang-orang dari perusahaan yang berada pada garis depan dalam pelayanan langsung kepada pelanggan eksternal.

4. Tanggung jawab, berkaitan dengan penerimaan pesanan dan penanganan keluhan dari pelanggan eksternal.

5. Kelengkapan, menyangkut lingkup pelayanan dan ketersediaan sarana pendukung serta pelayanan komplementer lainnya.

6. Kemudahan mendapatkan pelayanan, berkaitan dengan banyaknya outlet, banyaknya petugas yang melayani, seperti: kasir, staf administrasi, dan lain-lain.

7. Variasi model pelayanan, berkaitan dengan inovasi untuk memberikan pola-pola dalam pelayanan, features dari pelayanan, dan lain-lain.

8. Pelayanan pribadi, berkaitan dengan fleksibilitas penanganan permintaan khusus.

9. Kenyamanan dalam memperoleh pelayanan, berkaitan dengan lokasi ruangan, tempat pelayanan, kemudahan menjangkau, tempat parkir kendaraan, ketersediaan informasi, petunjuk-petunjuk dan bentuk-bentuk lain.

10. Atribut pendukung pelayanan lainnya, seperti: lingkungan, kebersihan, ruang tunggu, fasilitas musik,AC, dan lain-lain.

Pelayanan secara konsisten dilayani dengan dua cara Walker (1997,p16) : 1. Pelayanan Materi

a. Produk itu sendiri harus bisa diandalkan dan melakukan apa yang dispesifikasikan.

b. Lingkungan harus mencerminkan mutu organisasi, tempat yang kotor biasanya menimbulkan keraguan tentang aspek standar dan unjuk kerja perusahaan.

(18)

c. Sistem penyerahan harus berjalan, ini mencakup distribusi, penjadwalan, kerja akuntansi dan komputer.

2. Pelayanan Pribadi

Sebaik apa sebuah perusahaan diajak berbisnis tergantung pada orang-orang yang diperkerjakannya (karyawan) :

a. Pengetahuan dan keahlian mereka (karyawan) sangat penting bagi kemampuan perusahaan memenuhi harapan yang dinyatakan dalam strategi pelayanan. b. Sikap staf terhadap pelanggan juga dengan kuat bisa mendukung atau sangat

menyulitkan strategi pelayanan sebuah perusahaan.

c. Sistem manusia, harus dirancang untuk memotivasi staf agar mendukung strategi pelayanan.

Berdasarkan pendapat Yoeti (2000,p75) produk, penjualan dan pelayanan merupakan trio yang tidak dapat dipisahkan. Suksesnya suatu usaha berkat suatu dukungan. Dukungan itu membuahkan hasil, yaitu pelayanan yang baik. Usaha yang baik memerlukan produk yang baik, tetapi itu saja tidak cukup. Pelayanan yang diberikan kepada pelanggan juga harus baik. Jadi perusahaan hendaknya dapat menciptakan barang yang berkualitas, dipercaya, atau pelayanan yang prima, tujuannya tidak lain adalah agar pelanggan tetap loyal dan menghasilkan profit untuk jangka panjang bagi perusahaan.

Pelayanan diberikan kepada dua macam pelanggan Yoeti (2000,p9) :

1. Internal Customer, adalah orang-orang yang terlibat dalam proses produksi produk dan jasa yang dihasilkan, misalnya : jajaran direksi, kepala divisi, kepala bagian atau karyawan lainnya.

2. External Customer, secara relatif mudah diidentifikasikan. Mereka adalah orang-orang yang berada di luar organisasi suatu perusahaan.

Persepsi pelanggan terhadap pelayanan yang diberikan oleh suatu perusahaan akan dinilai baik atau tidak tergantung kepada apakah tingkat pelayanan yang diperoleh sesuai ataukah melebihi dari pengharapannya. Perusahaan yang ingin memuaskan pelanggannya

(19)

harus meletakkan harapan pelanggannya pada tingkat yang wajar. Bila perusahaan banyak mengobral janji-janji melalui iklan atau media lainnya akan meningkatkan harapan pelanggan ke suatu tingkat yang tidak realistis.

Harapan pelanggan dapat timbul karena:

1. Adanya kebutuhan pribadi yang sangat spesifik dari para pelanggan.

2. Berita yang pernah didengar tentang pelayanan yang diberikan oleh sebuah perusahaan.

3. Pengalaman masa lalu dari pelanggan. Unsur-unsur pelayanan terdiri dari:

1. Unsur pelayanan pokok (Core Service): berkaitan dengan fungsi pokok pelayanan yang dijual, dapat dibedakan menurut jenis usaha.

2. Unsur pelayanan pelengkap (Supplementary Service): merupakan pendukung jalannya fungsi pelayanan pokok. Unsur pelayanan pelengkap jauh berbeda antara usaha satu dengan usaha lainnya.

Pelayanan yang diberikan oleh suatu perusahaan tidak selalu dapat memenuhi semua harapan para pelanggan. Hal ini disebabkan oleh kesenjangan yang seringkali muncul dalam proses pemberian pelayanan. Jika pelayanan yang dinikmati oleh konsumen dinilai tidak sesuai dengan apa yang diharapkan, maka konsumen tersebut akan beralih ke pemberi pelayanan yang lain. Sebaliknya jika pelayanan yang dinikmati oleh konsumen sesuai atau melebihi apa yang diharapkan, maka konsumen tersebut cenderung memakai kembali pelayanan.

2.4.2 Kualitas Pelayanan

Menurut Kotler (1997, p49) kualitas adalah keseluruhan ciri serta sifat dari suatu produk atau pelayanan yang berpengaruh pada kemampuannya untuk memuaskan keseluruhan yang dinyatakan atau yang tersirat.

Pelayanan terhadap konsumen mempunyai pengaruh yang dominan dalam kegiatan usaha suatu perusahaan. Apabila pelayanan terhadap konsumen tidak dilaksanakan dengan

(20)

baik, akan mengakibatkan kepercayaan konsumen terhadap perusahaan dapat berkurang dan konsumen akan berusaha mencari perusahaan lain yang memberikan pelayanan yang lebih memuaskan. Hal ini dapat menjadi penyebab turunnya penjualan perusahaan, oleh karena itu pelayanan terhadap konsumen perlu dilaksanakan dengan baik, sehingga sasaran perusahaan dapat tercapai.

Menurut Fandy Tjiptono (2000, p20) yang disusun oleh Goetsch dan Davis, kualitas merupakan kondisi yang dinamis yang berhubungan dengan produk, jasa, manusia, proses, dan lingkungan yang memenuhi harapan pelanggan. Dari definisi diatas maka kualitas berpusat pada pelanggan. Kita dapat mengatakan bahwa seorang penjual telah memberikan kualitas bila produk atau pelayanan penjual memenuhi atau melebihi harapan pelanggan.

Dimensi kualitas pelayanan, menurut Handi Irawan (2002, pp57-76) :

1. Tangible: karena suatu service tidak bisa dilihat, tidak bisa dicium dan tidak bisa diraba, maka aspek tangible menjadi penting sebagai ukuran terhadap pelayanan. Pelanggan akan menggunakan indra penglihatan untuk menilai suatu kualitas pelayanan.

2. Reliability: dimensi yang mengukur kehandalan dari perusahaan dalam memberikan pelayanan kepada pelanggannya, dimensi ini sering dipersepsi paling penting bagi pelanggan dari berbagai industri jasa. Ada 2 aspek dari dimensi ini. Pertama adalah kemampuan perusahaan untuk memberikan pelayanan seperti yang dijanjikan. Kedua adalah seberapa jauh suatu perusahaan mampu memberikan pelayanan yang akurat atau tidak error.

3. Responsiveness: dimensi kualitas pelayanan yang paling dinamis. Harapan pelanggan terhadap kecepatan pelayanan hampir dapat dipastikan akan berubah dengan kecenderungan naik dari waktu ke waktu. Pelayanan yang responsif atau yang tanggap, juga sangat dipengaruhi oleh sikap front-line staf. Salah satunya adalah kesigapan dan ketulusan dalam menjawab pertanyaan atau permintaan pelanggan.

4. Assurance: dimensi kualitas yang berhubungan dengan kemampuan perusahaan dan perilaku front-line staf dalam menanamkan rasa percaya dan keyakinan kepada para

(21)

pelanggannya. Berdasarkan banyak riset yang dilakukan, ada 4 aspek dari dimensi ini, yaitu keramahan, kompetensi, kredibilitas, dan keamanan.

5. Empathy: pelanggan dari kelompok menengah ke atas mempunyai harapan yang tinggi agar perusahaan penyedia jasa mengenal mereka secara pribadi. Perusahaan harus tahu nama mereka, kebutuhan mereka secara spesifik, dan bila perlu mengetahui apa yang menajdi hobi dan karakter personal lainnya.

Kualitas pelayanan pada dasarnya merupakan kesesuaian antara pelayanan yang dirasakan (Perceive Service) dengan harapan para pelanggan (Customer Expectation). Kesesuaian kedua hal tersebut akan menunjukkan tingkat kepuasan pelanggan.

2.4.3 Manfaat dan Tujuan Pelayanan Terhadap Konsumen

Menurut Tschohl (1995,p17): manfaat pelayanan terhadap konsumen terdiri atas:

1. Meningkatkan kepuasan konsumen (customer loyality) serta meningkatkan pangsa pasar dan penjualan.

2. Meningkatkan penjualan dan keuntungan. 3. Meningkatkan pemesanan kembali (reordering). 4. Meningkatkan jumlah konsumen.

5. Menghemat anggaran pemasaran dalam promosi, khususnya periklanan. 6. Mengurangi keluhan, sehingga dapat mempertahankan konsumen. 7. Reputasi perusahaan positif.

8. Diferensiasi.

9. Meningkatkan moril dan produktivitas karyawan. 10. Meningkatkan hubungan karyawan.

11. Mengurangi keluhan, ketidakhadiran dan keterlambatan karyawan. 12. Mengurangi perputaran kerja (turnover).

Tujuan utama dari kebijaksanaan pelayanan konsumen yang dijalankan adalah memuaskan pelanggannya. Untuk mencapai hal itu, kegiatan pelayanan konsumen yang dijalankan haruslah sesuai dengan apa yang diharapkan oleh pelanggan, ada 5 faktor yang

(22)

mempengaruhi baik tidaknya pelanggan dapat dilayani melalui kegiatan pelayanan konsumennya:

1. Merchandise Management

Pelanggan dapat dilayani dengan baik jika pelanggan tersebut dapat menemukan produk yang sesuai dengan karakteristik dan kualitas yang diinginkan, tepat pada saat dibutuhkan. Ini mencakup kualitas produk yang baik, kelengkapan dan variasi produk, dan sistem persediaan barang.

2. Building and Fixture Management

Pelanggan akan merasa terlayani dengan baik jika mereka merasa nyaman sewaktu berbelanja. Kenyamanan ini timbul dari: adanya saran penunjang ruangan, seperti AC, tata lampu yang memadai, tata letak ruangan yang baik; kemudahan menemui produk yang dibutuhkan .

3. Promotion Management

Promotion management adalah bagaimana retail store dapat memberikan informasi yang dapat membantu pelanggan dalam berbelanja. Untuk mengetahui baik tidaknya kepada pelanggan, dapat dibantu dengan pertanyaan berikut:

o Apakah iklan yang ditayangkan cukup membantu dan informatif? o Apakah pramuniaga cukup membantu dan informatif?

o Apakah pramuniaga mudah ditemukan saat dibutuhkan?

o Apakah pramuniaga mengetahui program promosi yang ditawarkan? 4. Price Management

Untuk menentukan baik tidaknya pelayanan dalam hal harga kepada pelanggan dengan pertanyaan berikut ini:

o Apakah kebijaksanaan harga tidak memberatkan dan cukup adil bagi pelanggan?

(23)

Pelayanan kepada pelanggan semakin baik jika diterimanya pembayaran secara kredit.

2.5 Kepuasan Pelanggan

Ada berbagai definisi tentang kepuasan pelanggan. Peter dan Olson (2001, p157) mendefinisikan kepuasan konsumen (customer satisfaction) adalah konsep pemasaran dan penelitian konsumen. Sudah menjadi pendapat umum bahwa jika merasa puas dengan suatu produk atau merk, mereka cenderung akan terus membeli dan menggunakannya serta memberitahu orang lain tentang pengalaman mereka yang menyenangkan dengan produk tersebut.

Menurut Yoeti (2000, p31), kepuasan pelanggan tidak berarti memberikan kepada pelanggan, apa yang kita perkirakan disukai oleh pelanggan. Ini berarti kita harus memberikan kepada pelanggan apa yang sebenarnya mereka inginkan (want), kapan (when), dan cara mereka memperolehnya (the way they want it). Kita dapat membedakan tiga tingkat kepuasan :

1. Menemukan kebutuhan pokok pelanggan (The Basic Needs of The Customers).

2. Mencari tahu, apa yang sebenarnya yang menjadi harapan dari pelanggan, sehingga mereka mau kembali lagi.

3. Selalu memperhatikan apa yang menjadi harapan pelanggan, lakukan melebihi apa yang diharapkan pelanggan.

Menurut Kotler (1997,p36) kepuasan pelanggan (Customer Satisfaction) adalah tingkat perasaan seseorang setelah membandingkan kinerja atau hasil yang ia rasakan dibandingkan dengan pengharapannya. Tingkat kepuasan pelanggan merupakan fungsi dari harapan karyawan dengan kinerja yang yang dirasakannya. Bila kinerjanya sesuai dengan pengharapannya, maka pelanggan akan sangat puas, senang, dan gembira.

(24)

1. Diusahakan agar produk yang ditawarkan dapat memenuhi bahkan bila mungkin melampaui harapan pelanggan.

2. Dengan menurunkan tingkat pengharapan pelanggan terhadap apapun yang diberikan.

Dalam kenyataannya, banyak perusahaan salah dalam menangani harapan pelanggan. Perusahaan sering mengobral janji dengan memuji produk atau jasa mereka melalui iklan untuk menciptakan harapan pelanggan yang ternyata dalam kenyataannya jauh untuk dapat diwujudkan. Hal ini berkaitan erat dengan keinginan perusahaan agar dapat menjual produk atau jasa dalam jumlah yang besar. Beberapa perusahaan juga mencoba membentuk harapan pelanggan dengan menggunakan istilah-istilah yang membingungkan, misalnya dengan memberi daftar harga yang tidak menyatakan secara keseluruhan, dan cara lainnya dengan maksud untuk memainkan harapan pelanggan.

Ciri-ciri perusahaan-perusahaan yang unggul dalam memberikan kepuasan pelanggan: 1. Perusahaan tersebut berusaha untuk memastikan bahwa tindakannya akan dapat

menciptakan harapan yang mungkin dapat dipenuhi oleh perusahaan tersebut. 2. Perusahaan juga menyadari akan pengaruh atmosferik, sikap, dan insentif

(rangsangan) serta memusatkan perhatiannya pada bidang-bidang tersebut. 3. Perusahaan hendaknya terus melakukan komunikasi dengan para pelanggannya

dan menanyakan kepada pelanggan adanya masalah sebelum terjadi dan meluruskan harapan pelanggan sehingga tidak terjadi kekecewaan.

4. Perusahaan harus mementingkan terpenuhinya janji-janji kepada para pelanggan tanpa peduli dengan biaya yang harus dikeluarkan.

Peralatan perusahaan baragam dari yang sederhana sampai yang canggih. Terdapat alat-alat untuk melacak dan mengukur kepuasan pelanggan :

1. Sistem Keluhan dan Saran

Sebuah perusahaan yang berfokus pada pelanggan mempermudah pelanggannya untuk memberikan saran dan keluhan. Banyak restoran dan hotel menyediakan

(25)

formulir bagi tamu untuk melaporkan hal-hal yang mereka sukai dan tidak sukai. Arus informasi ini menyediakan banyak gagasan yang baik bagi perusahaan dan memungkinkan mereka bertindak lebih cepat untuk menyelesaikan masalah. 2. Survei Kepuasan Pelanggan

Perusahaan yang responsif memperoleh ukuran kepuasan pelanggan secara langsung dengan melakukan survei berkala. Mereka mengirim daftar pertanyaan atau menelepon suatu kelompok acak dari pembeli mereka akhir-akhir ini untuk mengetahui perasaan mereka dengan berbagai aspek kinerja perusahaan mereka juga menanyakan pendapat pembeli terhadap kinerja para pesaing mereka.

3. Belanja Siluman

Perusahaan-perusahaan dapat membayar orang-orang untuk bertindak sebagai pembeli potensial untuk melaporkan temuan-temuan mereka tentang kekuatan dan kelemahan yang mereka alami dalam membeli produk perusahaan dan produk pesaing. Para pembelanja siluman ini bahkan dapat menyampaikan masalah tertentu untuk menguji apakah staf penjualan perusahaan menangani situasi tersebut dengan baik. Bahkan para manajer sendiri menelepon perusahaan mereka sendiri dengan berbagai pertanyaan dan keluhan untuk melihat bagaimana telepon itu ditangani.

4. Analisa Kehilangan Pelanggan

Perusahaan-perusahaan harus menghubungi para pelanggan, perusahaan yang berhenti memberi atau berganti pemasok untuk mempelajari sebabnya. Bukan saja penting untuk melakukan wawancara keluar ketika pelanggan pertama kali berhenti membeli, tetapi juga harus memperhatikan tingkat kehilangan pelanggan, dimana jika meningkat, jelas menunjukan bahwa perusahaan gagal memuaskan pelanggannya.

(26)

Berikut ini adalah faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi dan ekspektasi pelanggan Gaspersz (1997, p34) :

1. Kebutuhan dan keinginan yang berkaitan dengan hal-hal yang dirasakan pelanggan ketika ia sedang mencoba melakukan transaksi dengan produk atau pemasok produk (perusahaan).

2. Pengalaman masa lalu (terdahulu) ketika mengkonsumsi produk dari perusahaan maupun pesaing-pesaingnya.

3. Pengalaman dari teman-teman, dimana mereka akan menceritakan kualitas produk yang akan dibeli oleh pelanggan.

4. Komunikasi melalui iklan dan pemasaran juga mempengaruhi persepsi pelanggan. Sementara faktor-faktor pendorong kepuasan pelanggan menurut Handi Irawan (2002, p37) dalam bukunya Kepuasan Pelanggan adalah sebagai berikut :

1. Kualitas Produk

Pelanggan puas kalau setelah membeli dan menggunakan produk tersebut, ternyata kualitas produknya baik. Kualitas produk ini adalah dimensi yang global dan paling tidak ada 6 elemen dari kualitas produk, yaitu performance,durability, feature, reliability, consistency, dan design.

2. Harga

Untuk pelanggan yang sensitif, biasanya harga murah adalah sumber kepuasan yang penting karena mereka akan mendapatkan value of money yang tinggi. Komponen harga ini relatif tidak penting bagi mereka yang tidak sensitif terhadap harga.

3. Service Quality

Service quality sangat bergantung pada tiga hal, yaitu sistem, teknologi, dan manusia. Faktor manusia ini memegang kontribusi sekitar 70 %. Tidak mengherankan, kepuasan terhadap kualitas pelayanan biasanya sulit ditiru. Pembentukan attitude dan perilaku yang seiring dengan keinginan perusahaan

(27)

menciptakan, bukanlah pekerjaan mudah. Pembenahan harus dilakukan mulai dari proses rekruitmen, training, budaya kerja dan hasilnya baru terlihat setelah 3 tahun. 4. Emotional Factor

Untuk produk yang berhubungan dengan gaya hidup, seperti mobil, kosmetik ,pakaian, merupakan faktor yang relatif penting. Kepuasan pelanggan dapat timbul pada saat sebuah produk memiliki brand image yang baik. Rasa bangga, rasa percaya diri, simbol sukses, bagian dari kelompok orang penting dan sebagainya adalah-adalah contoh-contoh emotional factor lainnya.

5. Kemudahan untuk Mendapat Produk atau Jasa

Pelanggan akan semakin puas apabila relatif mudah, nyaman, dan efisien dalam mendapatkan produk atau pelayanan.

Tujuan Perusahaan Kebutuhan dan Keinginan

Pelanggan

Produk

Nilai Produk bagi Pelanggan Harapan Pelanggan terhadap Produk

Tingkat Kepuasan Pelanggan

Gambar 2.5.1 Konsep Kepuasan Pelanggan

Sumber: Tjiptono, Fandy (2001, p25), Strategi Pemasaran. Yogyakarta: Penerbit Andi Offset, edisi II,cetakan V.2001.

(28)

2.5.1 Menarik Dan Mempertahankan Pelanggan

Menurut pendapat Kotler dan Amstrong (2001,p18) mengelola permintaan berarti mengelola pelanggan. Permintaan sebuah perusahaan muncul dari dua kelompok : pelanggan baru dan pelanggan yang membeli lagi. Teori dan praktek pemasaran tradisional telah mencurahkan perhatian untuk menarik pelanggan baru dan membuat penjualan, akan tetapi sekarang penekanannya bergeser, selain merancang strategi untuk menarik pelanggan baru dan melakukan transaksi dengan mereka, perusahaan sekarang berusaha sebaik-baiknya mempertahankan pelanggan yang sudah ada dan membina hubungan jangka panjang dengan pelanggan.

Berdasarkan pendapat Umar (1999,p239) memperbaiki dan mempertahankan antara perusahaan dan pelanggannya perlu terus dibina. Agar dapat menciptakan loyalitas pelanggan, perusahaan harus melakukan strategi yang berwawasan hubungan kemitraan dengan pelanggan. Terdapat lima tingkat hubungan dengan pelanggan :

1. Biasa : Wiraniaga menjual produk namun tidak menghubungi pelanggan lagi.

2. Kreatif : Wiraniaga menjual produk dan meminta pelanggan menghubunginya. Misalnya, jika pelanggan mempunyai suatu keluhan.

3. Bertanggung jawab : Wiraniaga menghubungi pelanggan segera setelah penjualan untuk menanyakan apakah produk atau jasa tersebut memenuhi harapan pelanggan atau tidak.

4. Proaktif: Wiraniaga menghubungi pelanggan dari waktu ke waktu dengan saran untuk peningkatan penggunaan produk.

5. Kemitraan: Perusahaan terus bekerja sama dengan pelanggan untuk mencapai penghematan bagi pelanggan atau membantu pelanggan bekerja lebih baik.

2.6 Kaitan Pelayanan dan Kepuasan Pelanggan

Suatu perusahaan yang dapat memenangkan persaingan yang semakin ketat dewasa ini, akan terus berusaha menciptakan dan mempertahankan pelanggan. Para konsumen dalam

(29)

mengambil keputusan untuk membeli suatu barang atau jasa pada umumnya melalui proses yang sangat relevan, ada yang sederhana dan ada pula yang kompleks. Proses pengambilan keputusan tersebut tidak berhenti setelah terjadi pembelian, namun diikuti oleh tahap perilaku berikutnya. Konsumen yang merasa puas, maka ia memberi peluang besar untuk melakukan pembelian kembali atau membeli produk yang lain dari perusahaan tersebut pada masa yang akan datang, dan cenderung akan menceritakan hal-hal yang baik mengenai produk dan perusahaan itu kepada orang lain. Oleh karena itu, perusahaan harus terus berupaya untuk dapat terus memuaskan pelanggannya, sebab pelanggan yang puas merupakan iklan yang terbaik. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa kunci utama untuk dapat memenangkan persaingan adalah dengan memberi nilai dan kepuasan kepada pelanggan melalui penyampaian produk atau jasa yang berkualitas dan harga yang bersaing.

Terciptanya kepuasan pelanggan akan membawa beberapa manfaat, antara lain hubungan antara perusahaann dan pelanggannya menjadi harmonis, memberikan dasar yang baik untuk melakukan pembelian ulang, terciptanya loyalitas pelanggan serta memberi rekomendasi dari mulut ke mulut yang dapat mendatangkan keuntungan bagi perusahaan Tjiptono (1997,p17).

Kaitan antara produk dengan kualitas pelayanan adalah jika suatu produk yang ditawarkan dan pelayanan yang diberikan baik, maka konsumen akan merasa puas. Kaitan antara harga dengan kualitas pelayanan yaitu semakin tinggi tingkat harga yang ditawarkan akan meningkatkan kualitas pelayanan yang diberikan. Kaitan antara tempat dengan kualitas pelayanan adalah tersedianya arena yang memadai dan ditunjang dengan pelayanan yang baik, maka konsumen akan merasa puas. Kaitan antara promosi dengan kualitas pelayanan adalah semakin jelas informasi yang dibuat oleh perusahaan yang ditujukan kepada konsumen dibandingkan dengan kenyataannya akan menggambarkan bagaimana kualitas pelayanan perusahaan tersebut.

(30)

2.7 KERANGKA PEMIKIRAN TEORITIS

Sejalan dengan perkembangan perekonomian Indonesia yang semakin pesat, termasuk juga bisnis kosmetik yang mengalami tingkat pertumbuhan cukup tinggi akhir-akhir ini,kenyatannya semakin banyak jumlah merk-merk kosmetik yang bermunculan baik dari dalam negeri maupun luar negeri. Perusahaan-perusahaan tersebut saling bersaing untuk dapat memberikan pelayanan yang baik, sehingga menghasilkan kepuasan pelanggan.

Kosmetik dapat digunakan sebagai alat untuk mempercantik diri ataupun untuk menutupi kekurangan seseorang secara fisik. Dalam praktek untuk memasarkan produknya, termasuk juga untuk melayani para customernya, perusahaan kosmetik memerlukan tenaga wiraniaga, yang dikenal dengan istilah Beauty Consultant (BC). BC merupakan pihak yang berhadapan langsung dengan para customer (face to face) dalam proses penjualan di setiap counter. Oleh karena itu kualitas layanan yang diberikan oleh seorang BC amat penting dalam menentukan kepuasan pelanggan.

Pengertian kualitas adalah kondisi dari suatu produk atau jasa yang dinamis, mencakup ciri dan sifat dari produk atau jasa yang berpengaruh pada kemampuannya untuk memenuhi atau melebihi harapan yang dinyatakan atau yang tersirat. Sedangkan pengertian kepuasan adalah perasaan seseorang baik senang atau kecewa, setelah mengkonsumsi produk atau jasa, sehingga diperoleh perbandingan kinerja atau hasil yang dirasakan dengan pengharapannya.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa pada dasarnya kepuasan menyangkut perbandingan antara harapan seseorang dengan kinerja atau hasil yang dirasakan. Harapan pelanggan dibentuk atau didasarkan antara lain oleh pengalaman masa lampau, opini teman dan kerabat, serta informasi dan janji-janji perusahaan dan para pesaing.

Terdapat hubungan erat antara kualitas pelayanan terhadap kepuasan pelanggan. Semakin tinggi tingkat kualitas pelayanan menyebabkan semakin tingginya kepuasan pelanggan. Oleh karena itu kinerja kerja BC yang baik sangat dituntut dalam menghasilkan kepuasan pelanggan.

(31)

Kualitas Pelayanan Harapan Kenyataan

- Tangible (Penampilan) - Tangible (penampilan) - Reliability (Kehandalan) - Reliability (Kehandalan) - Responsiveness (Kesigapan) - Responsiveness (Kesigapan) - Assurance (Kepercayaan) - Assurance (Kepercayaan) - Empathy (Pengenalan) - Empathy (Pengenalan)

Kepuasan Konsumen Indikator

Rasio perbandingan antara harapan dengan kenyataan terhadap variabel kualitas pelayanan BC

Gambar 2.7.1 Gambar Kualitas Pelayanan

2.8 Metodologi Penelitian

Metode penelitian adalah suatu teknik yang digunakan oleh penulis untuk data-data yang relevan dengan penelitian yang dilakukan dalam skripsi ini. Metode penelitian sangat membantu penulis dalam melakukan analisa terhadap permasalahan yang dihadapi.

2.8.1 Jenis dan Metode Penelitian

Jenis metode deskriptif dengan jenis penelitian studi kasus. Dalam penelitian ini, informasi didapat dengan mengelola data yang dikumpulkan melalui kuesioner terhadap para pelanggan.

(32)

2.8.2 Teknik Pengumpulan Data

Jenis data yang digunakan terdiri dari data primer dan data sekunder. Cara memperoleh data tersebut adalah sebagai berikut:

1. Data Primer

Untuk memperoleh data primer digunakan:

a. Wawancara ini ditujukan kepada pihak-pihak yang dianggap masih mempunyai hubungan dengan permasalahan yang sedang diteliti oleh penulis. Wawancara yang dilakukan ini terbagi menjadi 2 jenis, yaitu:

• Wawancara Terstruktur

Wawancara yang dilakukan dengan mengajukan pertanyaan secara tertulis kepada pihak manajer perusahaan dan beauty consultant. • Wawancara Tidak Terstruktur

Wawancara yang dilakukan dengan mengajukan pertanyaan secara lisan kepada pihak manajer perusahaan dan beauty consultant.

b. Kuesioner, data dikumpulkan dengan cara mengambil sampel secara acak atau dengan kata lain sampling. Kuesioner disebarkan kepada 50 orang responden sebagai sampel mewakili seluruh populasi. Adapun pertanyaan yang diberikan berupa pertanyaan tertutup, sehingga para responden tinggal memilih salah satu dari 5 jawaban yang sudah disediakan yang dianggap paling benar. Setelah pengisian kuesioner ini selesai lalu dikumpulkan hasilnya kemudian dianalisa, sehingga penulis dapat melihat bagaimana tanggapan responden terhadap permasalahan yang diteliti.

2. Data Sekunder

Penelitian ini dilakukan secara tidak langsung terhadap obyek penelitian. Data yang diperoleh dari hasil penelitian kepustakaan ini adalah berupa data sekunder atau data pendukung. Data-data tersebut diperoleh dari literatur-literatur dan buku-buku bacaan

(33)

yang lainnya yang masih ada hubungannya dengan penelitian yang dilakukan terhadap penelitian yang dihadapi.

2.8.3 Definisi Operasional dan Instrumen Pengukuran

Definisi operasional digunakan dengan maksud untuk memberikan bantuan dan penjelasan tentang variabel-variabel yang digunakan dalam menganalisa penelitian. Variabel-variabel tersebut diambil dari kerangka pemikiran yang telah dibuat sebelumnya, yang terdiri dari:

Tabel 2.8.3.1 Definisi Operasional Variabel

Variabel Dimensi Indikator

a. Kualitas Pelayanan Tangible 1. Kecantikan

2.Kerapihan

Reliability 1.Pengetahuan produk

2. Kesopanan

Responsiveness 1.Kecepatan dalam pelayanan

2. Daya tanggap

Assurance 1.Keramahan

2.Kemampuan BC

3.Citra BC di mata customer 4.Kenyamanan dalam berbelanja Empathy 1. Pendekatan terhadap customer 2. Kepedulian terhadap customer b. Kepuasan Pelanggan Harapan Tangible

Reliability Responsiveness Assurance Empathy Kenyataan Tangible Reliability Responsiveness Assurance Empathy

Adapun instrumen pengukuran yang digunakan dalam skripsi ini adalah untuk memberikan batasan kepada objek penelitian. Instrumen pengukuran dalam skripsi ini

(34)

menggunakan 2 variabel, yaitu variabel x dan variabel y. Variabel x adalah variabel bebas, tidak tergantung pada variabel y. Variabel y adalah sebuah variabel terikat.

Yang dikategorikan sebagai variabel x dan y dalam skripsi ini, yaitu: Variabel x: kualitas pelayanan, dikategorikan ke dalam dimensi:

x1: Tangible x2: Reliability x3: Responsiveness x4: Assurance x5: Empathy

Variabel y: kepuasan konsumen 2.8.4 Teknik Analisis Data

Teknik analisa data adalah suatu teknik atau cara yang digunakan penulis menganalisis hasil penelitian. Dalam menganalisis dengan bantuan komputer. Beberapa paket aplikasi (software) yang dapat digunakan untuk analisis data dengan komputer, antara lain: SPSS versi 10.01. Dengan bantuan komputer proses analisis data relatif cepat dan hasilnya lebih akurat. Teknik analisis data yang digunakan dalam skripsi ini terdiri dari:

a. Teknik Analisis Kualitatif Deskriptif (Diagram Cartesius)

Diagram yang menunjukkan hubungan antara nilai rata-rata dari kinerja perusahaan dengan nilai rata-rata dari kepuasan yang dirasakan oleh konsumen.

Langkah-langkah dalam membuat diagram kartesius:

o Sumbu x menggambarkan tingkat kinerja perusahaan, sedangkan sumbu y menggambarkan tingkat harapan dari konsumen.

o Garis x dan y pada diagram merupakan nilai rata-rata dari tingkat kinerja dan harapan, yang diolah dari hasil penyebaran kuesioner. o Memasukan koordinat antara butir-butir soal pada kuesioner untuk

(35)

Kuadran I, merupakan prioritas utama yang harus diperhatikan oleh perusahaan karena kuadran ini menunjukkan tingkat harapan yang tinggi dari konsumen sedangkan kinerja perusahaan tidak memenuhi harapan konsumen (kinerja<harapan).

Kuadran II, merupakan tingkat kesesuaian yang dinamis antara tingkat kinerja dan harapan (kinerja=harapan). Kuadran ini menunjukkan kepuasan konsumen itu telah terpenuhi.

Kuadran III, menunjukkan tingkat kinerja dan harapan yang rendah, artinya faktor-faktor yang termasuk dalam kuadran ini tidak begitu bagi konsumen.

Kuadran IV, menunjukkan tingkat kinerja yang baik dari perusahaan sedangkan tingkat harapan konsumen rendah, artinya pelayanan yan diberikan melebihi dari harapan konsumen iru (kinerja>harapan).

b. Teknik Analisis Kuantitatif (Analisa Regresi Korelasi)

Teknik ini digunakan untuk membantu dalam menganalisis hasil penelitian melalui data yang diperoleh dari jawaban-jawaban yang diberi bobot dengan menggunakan skala Likert. yang telah diberikan oleh responden melalui pengisian kuesioner. Adapun bobot nilai dari jawaban adalah sebagai berikut:

Jawaban Bobot

Sangat baik dan sangat penting 5 Baik dan penting 4 Ragu-ragu atau tidak tahu 3 Tidak baik dan tidak penting 2 Sangat tidak baik atau sangat tidak penting 1

(36)

Teknik analisis yang digunakan di sini adalah teknik regresi korelasi, yaitu suatu teknik untuk mengetahui apakah ditemukan adanya keterkaitan atau hubungan yang kuat antara variabel x (kualitas pelayanan) dan variabel y (kepuasan konsumen).

Kriteria-kriteria dalam pengukuran kinerja dan harapan. Range rentang penilaian kinerja dan harapan : 5-1

---- = 0.8 5

Sangat baik dan sangat penting 4.21 - 5

Baik dan penting 3.41 – 4.2 Ragu-ragu atau tidak tahu 2.61 – 3.4 Tidak baik dan tidak penting 1.81 – 2.6 Sangat tidak baik atau sangat tidak penting 1 – 1.8

2.8.5 Pengujian Hipotesis

Pengujian hipotesis yang dilakukan yaitu apakah ada pengaruh kualitas pelayanan terhadap kepuasan konsumen, digunakan analisis korelasi antar variabel bebas dan variabel terikat. Uji korelasi adalah uji untuk mengetahui apakah data sampel yang ada menyediakan bukti yang cukup bahwa ada kaitan antara variabel-variabel dalam populasi antar sampel. Untuk pengujian korelasi pada penelitian ini digunakan koefisian korelasi bivaraite (produk moment Pearson).

Hipotesa statistika untuk tes u=ini dapat dituliskan sebagai berikut: H0 : β = 0

H1 : β ≠ 0 Dimana:

H0 : Tidak ada pengaruh kualitas pelayanan terhadap kepuasan konsumen. H1 : Ada pengaruh kualitas pelayanan terhadap kepuasan konsumen.

(37)

Tingkat kesalahan yang digunakan adalah sebesar 5% (0.05).

Uji selanjutnya adalah dengan menggunakan analisis regresi. Analisis regresi adalah suatu analisis yang digunakan untuk mengetahui atau memprediksi suatu variabel yang dipengaruhi oleh 1 atau lebih variabel lainnya. Persamaan regresi linear sederhana merupakan persamaan matematik yang menyatakan hubungan antara variabel tidak bebas maupun variabel bebas. Jika variabel yang mempengaruhi lebih dari satu , maka disebut dengan analisis regresi berganda.

Secara umum model dari regresi linear adalah y=α+βx , dimana α diduga oleh a merupakan perpotongan garis regresi dengan sumbu y , dan β diduga oleh b merupakan koefisien arah garis regresi.

Secara umum model dari regresi berganda yang terdiri dari suatu variabel terikat dan sejumlah “x” variabel bebas dapat diformulasikan ke dalam persamaan matematik sebagai berikut:

F(x1,x2) = β0+β1x1+β2x2+……..+β5x5

Untuk menguji relasi antar variabel-variabel dalam model regresi berganda digunakan nilai F rasio dibandingkan dengan nilai dari ambang F dengan nilai α tertentu. Hipotesa statistik untuk tes ini dapat dituliskan sebagai berikut:

H0: β1 + β2 + …. + β5 = 0 atau R2 = 0 H1: β1 + β2 + …. + β5 ≠ 0 atau R2 ≠ 0

Dimana H0 adalah benar, maka tidak ada pengaruh linear regresi di antara variabel terikat dengan semua variabel bebas dan sebaliknya. Jika H1 yang benar, maka ada pengaruh linear regresi di antara variabel terikat dengan variabel bebas.

Selain itu ada pula cara untuk mengetahui seberapa baik model regresi yang digunakan dengan melihat koefisien multi korelasi. Yang diukur adalah seberapa banyak model informasi dari masing-masing variabel-variabel bebas yang digunakan untuk menjelaskan variabel terikat pada model yang bersangkutan.

(38)

SSR

SSE R² = = 1 -

SST SST

Semakin besar nilai koefisien multi korelasi, maka semakin banyak informasi dari masing-masing variabel bebas dapat digunakan untuk menjelaskan variabel terikat.

Untuk menguji kekuatan secara keseluruhan, maka dilakukan analysis of variant atau F-rasio dengan bantuan software SPSS. Nilai F hitung yang diperoleh dibandingkan dengan F distribution table. Jika F hitung melebihi critical value dalam F distribution table, maka artinya ada hubungan yang signifikan antar variabel bebas dan variabel terikat.

(39)

BAB 3

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

3.1 Perkembangan Perusahaan

PT Dian Tarunaguna adalah salah satu anak perusahaan dari Sinar Mas Group yang telah didirikan di Jakarta sejak tanggal 8 Agustus 1988 dengan akte no. 78, dan pada tanggal 9 Febuari 1989 telah didaftarkan di kantor Pengadilan Negeri Jakarta Barat dengan no. 152/1989. Pada bulan Oktober 1993, SHISEIDO Jepang mempercayakan PT Dian Tarunaguna untuk memasarkan produk-produk prestise dari kosmetik SHISEIDO Jepang di Indonesia.

Pada saat ini kosmetik SHISEIDO telah dipasarkan dengan sukses di department store ternama dan butik di seluruh dunia, antara lain Eropa, Amerika, Asia, Timur Tengah, dan Australia dengan reputasi internasional. Kosmetik SHISEIDO merupakan salah salah satu market leader kosmetik di dunia dengan pengalaman di bidang kosmetik lebih dari 129 tahun, terutama untuk produk skincare.

Visi dan misi PT Dian Tarunaguna adalah menyebarkan, megembangkan, dan menjual produk-produk SHISEIDO Jepang ke seluruh Indonesia. Demi mencapai visi dan misi tersebut, perusahaan mempunyai tujuan nomor satu, yaitu customer satisfaction atau kepuasan pelanggan, dengan cara melalui teknik konsultasi yang baik dari para BC. Dengan adanya rasa puas dalam diri pelanggan, para customer diharapkan akan membeli produk perusahaan.

Di samping menjalankan bisnis distributor kosmetik SHISEIDO, PT Dian Tarunaguna juga mengembangkan sistem community development untuk membantu orang-orang yang kurang mampu, termasuk bagi para karyawan perusahaan yang sekarang berjumlah kurang lebih 190 orang. Sejak 3 tahun yang lalu, perusahaan telah melaksanakan program beasiswa dan membagi-bagikan sembilan bahan kebutuhan pokok (sembako) kepada pihak-pihak yang membutuhkan.

(40)

3.2 Kondisi Bisnis Perusahaan

Pemegang saham PT Dian Tarunaguna adalah PT Pura Dian Pertiwi sebesar Rp. 1.949.000.000,- ; dan PT Sinar Bumi Indah Lestari sebesar Rp. 1.000.000,- ; sehingga total modal dasar perseroan adalah Rp. 1.950.000.000,- dan terbagi atas 1950 saham, tiap-tiap saham dengan nilai nominal Rp. 1.000.000,-

Kosmetik SHISEIDO merupakan perpaduan antara keindahan timur dan teknologi barat yang canggih. Pada saat ini hasil penjualan konsolidasi SHISEIDO Jepang adalah US$5.7 Bio dan 2.5% dari total penjualan atau US$ 0.165 Bio digunakan untuk mengadakan research and development di dunia, dengan mempekerjakan kurang lebih 1.000 orang guna menunjang pengembangan produk-produk SHISEIDO antara lain Cle de Peau, Carita, ZA, Revital, UV White, SHISEIDO The Skincare/Makeup, Benefiance, New pureness, Suncare, Bravas, MG 5, Makeup Line, Fragrance, SHISEIDO Toiletries, Hair care serta masih banyak macam lainnya.

Adapun produk-produk SHISEIDO yang telah dipasarkan di Indonesia adalah sebagai berikut:

a. Impor dari SHISEIDO Jepang: • Skincare (UV White Line) • Revital

b. Impor dari SHISEIDO Amerika • SHISEIDO The Makeup (STM) • SHISEIDO The Skincare (STS) • Skincare (New Pureness) • Suncare

• Benefiance • Bodycare

(41)

• Fragrance ( Basala, Feminite du Bouis, Zen, Energizing, Relaxing Fragrance, Vocalise).

Target market produk-produk SHISEIDO adalah: a. Demografi

• Ibu rumah tangga, wanita karir • Usia 25 tahun ke atas

• Kelas A, B+ b. Psikografi

• Gaya kehidupan modern

• Gaya kehidupan masyarakat kota • Mengikuti trend masa kini c. Geografi

• Ibu kota • Kota-kota besar • Area urban d. Target market:

• Departemen store (Sogo, Matahari, Pasaraya, Rimo, Yogya, Keris Galeri, dan Jayanata Beauty Centre)

• Toko kosmetik ternama

Saat ini PT Dian Tarunaguna baru menjual produk-produk SHISEIDO Jepang di Pulau Jawa dan Bali, dengan pangsa pasar kurang lebih 15% dari seluruh kosmetik impor di Indonesia. Dalam waktu 2 atau 3 tahun mendatang, perusahaan ini ingin meningkatkan pangsa pasarnya hingga mencapai 20%. Hal ini dapat saja dengan mudah tercapai, karena di dalam memasarkan produk-produk SHISEIDO, PT Dian tarunaguna mempunyai moto “High Image, High Quality, High Service”. High Image terbentuk karena produk SHISEIDO dijual di departemen store yang selalu menampilkan image yang berkelas, hal ini sangat penting karena segmen pasar yang dituju adalah dari kalangan kelas atas. High Quality terbentuk

(42)

dengan adanya kualitas yang baik dari produk SHISEIDO, didukung dengan adanya kemasan dan isi yang terjamin mutunya. Sedangkan High Service ditunjukkan dengan adanya pelayanan yang memuaskan dari para BC, baik dari segi penampilan, keramahan, kesopanan, penguasaan terhadap produk, maupun kepedulian terhadap konsumen.

Pangsa pasar produk SHISEIDO di Indonesia:

1. Galeria 1. Sogo PI 1. Flamboyan 2. Jayanata TP II 2. SOGO KGM 2. Galeria BIP 3. Jayanata Delta 3. Galeria TA 3. Yogya BIP

4. Jayanata Mawar 4. Metro TA 4. Metro BSM 5. Jayanata Dieng 5. Rimo TA

6. Keris Galaxy 6. Rimo GMP 7. Kuta Square 7. Sogo PS 8. Sogo TP4 8. Metro PIM

9. Metro PS 10.Pasar Raya 11.Matahari Pluit Gambar 3.1

Pangsa Pasar SHISEIDO Indonesia

Lima elemen kekuatan persaingan dalam industri kosmetik SHISEIDO menurut Michael E. Porter : 1. Ancaman pendatang baru (Threat of new entrants) :

Yaitu perusahaan – perusahaan yang baru bermunculan dan bergerak dalam bidang industri yang sama, yaitu kosmetik. Perusahaan harus tetap waspada terhadap munculnya pendatang baru, agar perusahaan tidak sampai kehilangan customernya. Oleh karena itu perusahaan harus menetapkan strategi yang tepat dalam menghadapi

JAKARTA

SURABAYA / BALI BANDUNG

(43)

ancaman pendatang baru ini, terutama cara perusahaan dalam memepertahankan customer.

2. Ancaman barang pengganti (Threat of substitution) :

Barang substitusi yang beredar di pasar turut mempengaruhi kekuatan persaingan perusahaan.Yang termasuk barang substitusi yaitu adalah barang-barang yang dapat menggantikan fungsi dari kosmetik. Dari pengertian kosmetik, dapat diketahui bahwa fungsi kosmetik adalah alat untuk mempercantik diri dan menutupi kekurangan secara fisik. Sebagai pengganti kosmetik, dapat digunakan perawatan pada diri sendiri, misalnya dengan makan makanan yang bergizi, banyak minum air putih, serta tidur yang cukup, sehingga diharapkan dapat memberikan rasa cantik alami tanpa bantuan kosmetik. Atau dapat menggunakan produk seperti jamu, masker, atau produk alami lainnya yang tidak mengandung unsur kimia seperti kosmetik.

3. Daya tawar pemasok (Bargaining power of suplier) :

PT Dian Tarunaguna merupakan satu-satunya perusahaan yang memasok kosmetik SHISEIDO, langsung dari Jepang, Amerika, dan Perancis. Oleh karena itu daya tawar pemasok amatlah kuat, karena customer yang ingin mendapatkan kosmetik SHISEIDO di pasar sangatlah bergantung pada perusahaan, yang menjadi satu-satunya pemasok di Indonesia.

4. Daya tawar pembeli (Bargaining power of buyer) :

Daya tawar pembeli untuk kosmetik SHISEIDO pun tergolong kuat. Hal ini dikarenakan maraknya industri kosmetik di tanah air, yaitu perusahaan – perusahaan kosmetik yang berusaha menarik dan mempertahankan pelanggannya. Oleh karena itu perusahaan harus dapat mempertahankan kualitas produk, sesuai dengan motonya, yaitu “High Image, High Quality, High Service” , disamping itu juga meningkatkan pelayanan pada pelanggan.

5. Persaingan antara perusahaan yang sejenis dalam industri (Rivalry among existing firms):

(44)

Yang termasuk pesaing bagi PT Dian Tarunaguna yaitu perusahaan – perusahaan yang memproduksi dan memasarkan kosmetik, yaitu CLINIQUE, ELIZABETH ARDEN, CHRISTIAN DIOR, KOSE, dan lainnya. Dimana mereka mempunyai target market yang sama dengan SHISEIDO yaitu kalangan menengah ke atas, bergaya hidup modern, dan lainnya seperti yang telah dijelaskan diatas. Oleh karena itu persaingan antara perusahaan sejenis tergolong kuat, terbukti dengan banyaknya perusahaan lain yang juga turut terlibat dalam industri yang sama.

(45)

3.3 Struktur Organisasi dan Uraian Pekerjaan 3.3.1 Struktur Organisasi PT Dian Tarunaguna Sales and Marketing Department :

Operational Organization

Gambar 3.2

Sales and Marketing Department President Jo Liat Tjiang Director Haryono Budiono Secretary Hastoeti t j Sales & Marketing Mgr

Susan Rochili Product Mgr Ratna Vera Assitant to Marketing Mgr Jr. Branch Mgr Surabaya/Bali Sylvia Jacob Jr. Branch Mgr Bandung Lieke Indrawati Sales Spv Jakarta I Sianni Sales Spv Jakarta II Pipit Jr Supervisor Christine Dept Store : Galeria Jayanata TP II Jayanata Delta Jayanata Mawar Jayanata Dieng Keris Galaxy Kuta Square Sogo TP 4 Dept Store : Sogo PI Sogo KGM Galeria TA Metro TA Rimo TA Rimo GMP Dept Store : Sogo PS Metro PIM Metro PS Pasar Raya Matahari Pluit Dept Store : Flamboyan Galeria BIP Yogya BIP Metro BSM BC Esthetician

(46)

3.3.2 Uraian pekerjaan dari tiap divisi yang terdapat dalam struktur organisasi : 1. Presient Director :

a) Mengawasi kinerja para director.

b) Mengikuti rapat-rapat besar yang diadakan oleh perusahaan, seperti annual meeting.

2. Director :

a) Bertanggungjawab atas operasional perusahaan secara keseluruhan.

b) Menerima dan memeriksa laporan dari tiap-tiap divisi yang ada di perusahaan secara barkala.

c) Mengangkat dan memberhentikan para manajer.

d) Menetapkan tujuan dan target perusahaan baik jangka panjang maupun jangka pendek.

e) Mengawasi jalannya kegiatan dari tiap divisi yang ada.

f) Bertanggungjawab terhadap para pemegang saham perusahaan. 3. Secretary :

a) Mengatur jadwal kerja dan agenda harian dari director. b) Membantu pembuatan surat menyurat .

c) Menerima telepon dan mewakili director melalui telepon.

d) Menerima tamu dari director dan mewakilinya sebatas tanggung jawab yang diberikan.

e) Menyampaikan dan mengarahkan pesan dan petunjuk dari director kepada manajemen.

4. Sales and marketing manager :

a) Memformulasikan dan melaporkan rencana jangka pendek dari setiap produk baru SHISEIDO, mencakup rencana pemasaran, target pasar, dan lainnya berdasarkan tujuan dan target perusahaan.

(47)

b) Mengumpulkan, menganalisa, dan mendistribusikan informasi mengenai segmen dan pasar dari SHISEIDO, perkembangan selera pasar, pelanggan, serta tingkat kompetisi pasar.

c) Memformulasikan setiap rencana jangka pendek untuk mencapai tujuan dan target perusahaan.

d) Mengimplementasikan rencana yang efektif, terdiri dari riset pasar, pengembangan produk, product management, distribusi, periklanan dan promosi, sales out and merchandising, purchasing (below the line), pelayanan teknis, produksi, serta organisasi dan personal.

e) Mengantisipasi perubahan pasar dan mengevaluasi teknik-teknik pemasaran alternatif.

f) Mengontrol semua anggaran biaya yang diperlukan marketing department. 5. Product manager dan assistant marketing manager:

a) Membuat marketing plan setiap bulan, melakukan negosiasi dan korespondensi dengan pihak department store untuk kegiatan promosi, termasuk tanggal promosi, membuat target promosi, dan lainnya.

b) Input data competitor (competitor rank) dan menganalisanya.

c) Mempersiapkan dan menyusun GWP (Gift With Purchase) untuk promosi bekerja sama dengan marketing manager.

d) Mempersiapkan material dan lay out promosi bekerja sama dengan kontraktor. e) Membuat laporan promosi.

f) Mempersiapkan material untuk magazine advertisement.

g) Korespondensi dengan mass media, hotel dan lainnya untuk event-event / promosi.

6. Junior Branch manager :

(48)

b) Melakukan korespondensi dengan pihak departemen store untuk menentukan tanggal promosi, marketing plan.

c) Membuat target promosi. d) Membuat laporan promosi.

e) Mempersiapkan material untuk magazine advertisement.

f) Melakukan tugas administrasi untuk melaporkan data penjualan.

g) Korespondensi dengan mass media, hotel, dan lainnya untuk event-event / promosi.

7. Junior supervisor dan sales supervisor :

a) Memastikan tercapainya target penjualan.

b) Menambah tingkat produk yang ada di departemen store. c) Melaporkan penjualan secara tepat.

d) Bertanggungjawab untuk mengawasi kinerja BC dari counter setiap bulannya. e) Membuat laporan mingguan yang ditujukan pada pihak manajemen mengenai

penjualan dari seluruh counter.

f) Menjamin bahwa laporan-laporan bulanan benar-benar tersusun dengan benar dan diserahkan pada manajemen paling lambat hari kelima setiap bulannya. g) Menjamin bahwa display produk sesuai dengan konsep merchandising.

h) Menempatkan dan merawat material-material display di tempat yang bersih dan sesuai.

8. Beauty Consultant :

a) Melaksanakan promosi yang baik agar target dapat tercapai. b) Memperbanyak customer-customer SHISEIDO yang baru.

c) Bertanggungjawab untuk setiap event, berjalan sesuai dengan rencana untuk

mencapai target yang telah ditentukan. Event tersebut adalah :

(49)

o Instore Promotion

o Beauty Class and Randevous o Joint Promotion

o Personal Beauty Teach in o Discount Staff Sinar Mas

d) Membuat laporan competitor, daily sales report, reporting comparison SHISEIDO dan competitor.

e) Melakukan stock barang sesuai jadwal yang sudah ditentukan. f) Menjaga kebersihan counter dan barang.

g) Menjaga hubungan baik dengan customer.

h) Follow up customer dengan jadwal yang sudah ditentukan. i) Menjaga image SHISEIDO.

9. Esthetician :

Tugas seorang esthetician hampir sama dengan seorang beauty consultant, hanya seorang esthetician dapat melakukan facial kepada customer sesuai dengan kebutuhannya.

3.4 Kegiatan Pemasaran

Pemasaran merupakan salah satu kegiatan yang berperan penting dalam penjualan kosmetik SHISEIDO. Kegiatan pemasaran disini bukan saja untuk memperkenalkan produk SHISEIDO, melainkan agar masyarakat dapat mengenal lebih dalam, mencoba, dan akhirnya menjadi pelanggan setia kosmetik SHISEIDO.

Perusahaan ini menjalankan serangkaian kegiatan pemasaran, di antaranya: a. Press Conference

Dengan cara mengundang berbagai macam wartawan baik dari media cetak maupun media elektronik, biasanya dilakukan pada saat peluncuran produk baru

.

b. Sampling

(50)

c. Give it Purchase

Paket-paket penjualan kosmetik yang berhadiah, misalnya berhadiah tas cantik. d. Package Discount

Paket-paket kosmetik yang diberikan harga khusus. e. Beauty Class

Undangan untuk mengikuti kelas pengajaran kecantikan yang diadakan SISEIDO untuk para customernya.

f. Talk Show

Acara tanya jawab dengan mengundang pakar kecantikan. g. Member Club

Kartu anggota bagi pelanggan kosmetik SHISEIDO. h. Beauty Plan

Kartu yang berisi data customer, baik data pribadi, maupun jenis kulit dan permasalahannya.

h. In Store Promotion

Kegiatan promosi yang dilakukan di masing-masing toko, biasanya untuk memperkenalkan produk baru.

i. Image Add

Gambar yang terpampang di toko, biasanya sesuai dengan tema promosi yang tiap bulan selalu berganti.

j. SMS Mail

Pemberitahuan melalui SMS kepada pelanggan kosmetik SHISEIDO, berkenaan dengan produk baru, undangan talk show, dan lain-lain.

Gambar

Tabel 4.1.1 Penilaian Responden Terhadap Kinerja Jasa BC SHISEIDO pada PT.
Tabel 4.1.2 Harapan Responden Terhadap Kinerja Jasa BC SHISEIDO Pada PT.  Dian Tarunaguna  Tanggapan  SP SP P P R R TP TP STP STPNo
Tabel 4.1.3 Penilaian Rata-rata Kinerja dan Harapan Atas Jasa BC SHISEIDO  Pada PT. Dian Tarunaguna
Tabel 4.1.4 Tingkat Kesesuaian Pernyataan  Tingkat   No. Pertanyaan  Kinerja Harapan
+4

Referensi

Dokumen terkait

Menunjukkan pada kemampuan peserta didik untuk mengumpulkan hasil kerja dengan tepat waktu sesuai yang ditetapkan guru..

Berdasarkan hasil pengumpulan data yang telah dilakukan di lapang diperoleh bahwa secara umum tingkat pengetahuan lokal masyarakat Desa Ciherang mengenai budidaya

Penggunaaan model pembelajaran kontekstual berbasis berita diharapkan agar mahasiswa bisa langsung berhubungan dengan kehidupan nyata, karena banyak mahasiswa yang

Penelitian ini dilakukan sebanyak 6 (enam) kali pertemuan pada pokok bahasan Sistem Respirasi pada Manusia, proses penelitian ini dilaksanakan dengan hanya

ke-3 mengalami penurunan. Penurunan nilai DO disebabkan oleh tidak adanya penambahan oksigen.. kedalam air gambut yang diperlakuan. Dari hasil anava menunjukkan pemberian

Zona yang langsung di bawah pondasi dicegah untuk bergerak lateral oleh gaya friksi dan adhesi antara tanah dan dasar pondasi, sehingga Zona I selalu tetap dan dalam keadaan

Langkah pertama dalam membangun aplikasi wisata kuliner berbasis Mobile GIS ini adalah menentukan masalah dan objektif riset. Setelah langkah pertama selesai melalui