• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN SERDANG BEDAGAI TAHUN Rencana Struktur Ruang dan Pola Pemanfaatan Ruang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB V RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN SERDANG BEDAGAI TAHUN Rencana Struktur Ruang dan Pola Pemanfaatan Ruang"

Copied!
38
0
0

Teks penuh

(1)

RENCANA TATA RUANG WILAYAH

KABUPATEN SERDANG BEDAGAI

TAHUN 2006 - 2016

Pada bab 5 pembahasan difokuskan kepada Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Serdang Bedagai Tahun 2006 – 2016. Garis besar bab ini dibagi dalam penjabaran Rencana Struktur dan Pemanfaatan Ruang sampai Rencana Kawasan Prioritas. Penjabaran lebih jelas dapat dilihat pada sub-bab berikut.

5.1. Rencana Struktur Ruang dan Pola Pemanfaatan Ruang

5.1.1. Rencana Struktur Pemanfaatan Ruang

Rencana struktur ruang bertujuan untuk pemerataan pembangunan diseluruh wilayah dan sekaligus menghindari terjadinya pemusatan kegiatan yang berlebihan agar terjamin keserasian agar tercapai pemanfaatan ruang yang sesuai dan seimbang dengan pola pemanfaatan tata ruang seoptimal mungkin dengan penyebaran prasarana dan sarana sosial, dan kecenderungan yang berlaku dilapangan.

Berdasarkan strategi pengembangan struktur tata ruang, wilayah Kabupaten Serdang Bedagai dibagi menjadi Wilayah Pengembangan (WP) dimana tiap-tiap WP mempunyai pusat sebagai sentral pertumbuhan berdasarkan potensi dan kendala yang dimilikinya serta peningkatan akses ke pusat-pusat WP dan antar pusat WP.

Setiap pusat-pusat pengembangan akan memberi dapak terhadap pusat-pusat pengembangan yang lain sehinga terjalin satu keterkaitan untuk saling memenuhi kebutuhan tiap pusat WP melalui sumberdaya alam yang dimilikinya.

Berdasarkan analisis struktur tata ruang Kabupaten Serdang Bedagai yang memperhatikan beberapa faktor seperti: kependudukan, ekonomi, fisik, serta sarana dan prasaran, maka struktur tata ruang Kabupaten Serdang Bedagai dibagi menjadi 3 (tiga) Wilayah Pengembangan (WP) yaitu WP - A, WP - B, dan WP - C. Pertimbangan di dalam menentukan struktur ruang adalah :

BAB

V

(2)

1. Mengingat masih ada daerah terpencil yang memiliki aksesibilitas sangat

rendah sehingga mengakibatkan terisolirnya daerah tersebut yang

mengakibatkan pertumbuhannya lambat.

2. Kabupaten Serdang Bedagai merupakan wilayah yang baru dimekarkan dari Kabupaten Deli Serdang sehingga berpengaru terhadap struktur ruang yang telah ada.

3. Pada Setiap WP terdapat satu pusat pengembangan dengan jenjang II (kedua) kecuali WP-A dengan pusat jenjang ke I (satu) direncanakan menjadi Ibukota Kabupaten Serdang Bedagai.

4. Penentuan wilayah pengaruh berdasarkan jarak terbobot minimun dari pusat-pusat WP.

Rencana struktur tata ruang wilayah Kabupaten Serdang Bedagai merencanakan 3 (tiga) pusat pengembangan yaitu: Kecamatan Sei Rempah (Sei rempah), Kecamatan Perbaungan (Perbaungan) dan Kecamatan Dolok Masihul (Dolok Masihul). Penentuan pusat Sei Rempah sebagai pusat WP dan juga sebagai pusat pelayanan untuk Kabupaten berdasarkan analisis yang menggunakan kriteria-kriteria penentunya yaitu jumlah penduduk, aksesibilitas, keterpusatan fasilitas, jumlah penduduk usia produktif, dan jumlah tenaga kerja disektor potensial, memperlihatkan nilai bobot yang tertinggi dari daerah lainnya.

Ketiga pusat WP dengan masing-masing wilayah pengaruhnya dapat diuraikan sebagai berikut: (Lihat Peta 5.1)

1. WP – A dengan pusat pengembangan di Sei Rampah (Kecamatan Sei

Rempah) dengan wilayah pengaruhnya :

 Tanjung Beringin (Kecamatan Tanjung Beringin)

 Badar Khalipah (Kecamatan Bandar Khalipah)

 Sei Bamban (Kecamatan Sei Bamban pemekaran dari Kecamatan Sei Rampah)

2. WP-B dengan pusat pengembangan di Perbaungan (Kecamatan Perbaungan) dengan wilayah pengaruh.

 Pantai Cermin (Kecamatan Pantai Cermin)

 Sialang Buah (Kecamatan Teluk Mengkudu)

 Pegajahan (Kecamatan Pegajahan pemekaran dari Kecamatan

(3)
(4)

3. WP-C dengan pusat pengembangan di Dolok Masihul (Kecamatan Dolok Masihul) dengan wilayah pengaruhnya:

 Kotari (Kecamatan Kotari)

 Serbajadi (Kecamatan Serbajadi pemekaran dari Kecamatan Dolok Masihul)

 Silinda (Kecamatan Silinda pemekaran dari Kecamatan Kotari)

 Batang Bayu (Kecamatan Batang Bayu pemekaran dari Kecamatan Kotari)  Tebing Tinggi (Kecamatan Tebing Tinggi)

 Tebing Syahbandar (Kecamatan Tebing Syahbandar pemekaran dari Kecamatan Tebing Tinggi)

 Sipispis (Kecamatan Sipispis)

 Dolok Merawan (Kecamatan Dolok Merawan)

5.1.1.1. Rencana Hirarki Pusat Pelayanan

Jangkauan pusat pelayanan merupakan kemampuan tiap-tiap fungsi pusat pelayan untuk melayani daerah hinterlandnya. Semakin tinggi hirarki pusat pelayanan maka semakin luas jangkauannya begitu pula sebaliknya.

Berdasarkan penilaian terhadap pusat-pusat pelayanan maka dapat ditentukan jangkauan pusat pelayanan sebagai berikut:

 Pusat pelayanan dengan hirarki I dengan jangkauan pelayanan seluruh wilayah Kabupaten Serdang Bedagai selain melayani beberapa Kecamatan di sekitarnya.

 Pusat pelayanaan dengan hirarki ke II dengan jangkauan pelayanan meliputi wilayah pengembangan yang menjadi daerah hinterlandnya.

 Pusat pelayanan dengan hirarki ke III dengan jangkauan pelayanan wilayah Kecamatan atau desa/kelurahan yang menjadi hinterlandnya.

5.1.1.2. Rencana Fungsi Pusat-Pusat Pelayanan

Dari hasil analisis di atas dapat ditentukan fungsi masing-masing pusat pelayanan. Tiap-tiap pusat pelayanan memiliki fungsi yang berbeda sesuai dengan jenjang tiap pusat-pusat permukiman. Semakin tinggi jenjang pusat permukiman maka semakin kompleks fungsi sebagai pusat pelayanan, dan semakin rendah jenjang pusat permukiman maka semakin kecil fungsi sebagai pusat pelayanan.

(5)

Pusat-pusat pelayanan yang terdapat di Kabupaten Serdang Bedagai terdiri dari: (Lihat Peta 5.2).

● Pusat pelayanan Sei Rempah, merupakan kota hirarki ke I dengan fungsi sebagai :

- Pusat pelayanan wilayah pengembangan A sekaligus sebagai pusat pemerintahan Kabupaten

- Pusat perekonomian, jasa, perdagangan bagi Wilayah Pengembangan A dan wilayah Kabupaten.

- Pusat pendidikan, sampai dengan perguruan tinggi untuk lingkup Kabupaten - Pusat Kesehatan, sampai dengan tingkat pelayanan tertinggi dalam bentuk

Rumah Sakit Umum.

● Pusat pelayanan Perbaungan dan Dolok Masihul, merupakan kota hirarki ke II dengan fungsi sebagai :

- Pusat pelayanan wilayah pengembangan sekaligus sebagai pusat pemerintahan Kecamatan

- Pusat perekonomian, jasa, perdagangan bagi Wilayah Pengembangan. - Pusat pendidikan menengah, kesehatan (RSU), dan pertanian

● Pusat pelayanan hirarki ke III dan seterusnya, memiliki fungsi sebagai pusat pemerintahan Kecamatan, Pendidikan Menengah, kesehatan, perekonomian dan perdagangan, dan permukiman.

5.1.2. Rencana Pola Pemanfaatan Ruang

5.1.2.1. Kawasan Lindung

Ruang selain merupakan sumber alam yang penting artinya bagi kehidupan dan perencanaan serta pelaksanaan pembangunan, juga mengandung fungsi pelestarian lingkungan hidup yang mencakup sumberdaya alam, sumberdaya buatan, serta nilai sejarah dan budaya bangsa yang memerlukan pengaturan bagi pengelolaan dan perlindungannya. Mengingat terbatasnya ruang, maka untuk menjamin terselenggaranya kehidupan dan pembangunan yang berkelanjutan dan terpeliharanya fungsi pelestarian, upaya pengaturan dan perlindungan perlu

(6)
(7)

Pengembangan tata ruang dalam bentuk ditetapkan kawasan lindung yang memberikan arahan bagi masyarakat dalam merencanakan dan melaksanakan kegiatan. Berdasarkan Undang-undang No. 24 Tahun 1992 tentang Penataan Ruang dan PP No. 47 Tahun 1997 tentang Rencana Tata Ruang Nasional maka yang dimaksud kawasan lindung adalah kawasan yang ditetapkan dengan fungsi utama melindungi kelestarian lingkungan hidup yang mencakup sumberdaya alam dan sumberdaya buatan guna kepentingan pembangunan yang berkelanjutan dan berwawasan lingkungan.

Pengelolaan kawasan lindung adalah upaya penetapan, pelestarian dan pengendalian pemanfaatan kawasan lindung. Pengelolaan kawasan lindung bertujuan untuk mencegah timbulnya kerusakan fungsi lingkungan hidup. Sedangkan sasaran pengelolaan kawasan lindung di Serdang Bedagai adalah : 1. Meningkatkan fungsi lindung terhadap tanah, air, iklim, tumbuhan dan satwa

serta nilai sejarah dan budaya bangsa.

2. Mempertahankan keanekaragaman tumbuhan, satwa, ekosistem, dan keunikan alam.

3. Peningkatan Hidrologis HL berupa penanaman pengayaan dan pemanfaatan tanaman Multi Purposes Tree Spesies (MPTS).

4. Perlu adanya peningkatan kerjasama dalam pengelolaan hutan lindung dengan Kabupaten Simalungun (Hutan lindung Simbolon II Reg 2 PB yang merupakan satu kesatuan dengan hutan lindung Kabupaten Simalungun). Penetapan suatu wilayah menjadi kawasan lindung tidak tertutup kemungkinan akan terdapat kawasan budidaya didalamnya. Pengendalian kawasan lindung memberikan pengaturan bahwa :

1. Di dalam kawasan lindung dilarang melakukan kegiatan budidaya, kecuali yang tidak mengganggu fungsi lindung.

2. Di dalam kawasan suaka alam dan kawasan cagar budaya dilarang melakukan kegiatan budidaya apapun, kecuali kegiatan yang berkaitan dengan fungsinya dan tidak mengubah bentang alam, kondisi penggunaan lahan, serta ekosistem alam yang ada.

3. Kegiatan budidaya yang sudah ada di kawasan lindung yang mempunyai dampak penting terhadap lingkungan hidup dikenakan ketentuan-ketentuan yang berlaku dalam peraturan mengenai Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL).

(8)

4. Apabila menurut AMDAL kegiatan budidaya mengganggu fungsi lindung harus dicegah perkembangan, dan fungsi sebagai kawasan lindung dikembalikan secara bertahap.

5. Dengan tetap mempertahankan fungsi lindung kawasan yang bersangkutan, di dalam kawasan lindung dapat dilakukan penelitian eksplorasi mineral dan air tanah, serta kegiatan lain yang berkaitan dengan pencegahan bencana alam. 6. Apabila ternyata dikawasan lindung tersebut terdapat indikasi adanya deposit

mineral atau air tanah atau kekayaan alam lainnya yang bila diusahakan dinilai amat berharga bagi Negara, maka kegiatan budidaya di kawasan lindung tersebut dapat diizinkan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

7. Pengelolaan kegiatan budidaya sebagaimana dalam point di atas dilakukan tetap memelihara fungsi lindung kawasan yang bersangkutan.

8. Apabila penambangan bahan galian dilakukan, penambang bahan galian tersebut wajib melaksanakan upaya perlindungan terhadap lingkungan hidup dan melaksanakan rehabilitasi daerah bekas penambangannya, sehingga kawasan lindung dapat berfungsi kembali.

9. Perlu adanya kolam konservasi sebagai tempat parkir di Kecamatan Sei Rampah dalam menaggulangi banjir di wilayah sekitarnya.

A. Kawasan Yang Memberikan Perlindungan Kawasan Bawahannya 1. Kawasan Hutan Lindung

Kawasan hutan lindung adalah kawasan hutan yang memiliki sifat khas yang mampu memberikan keadaan kawasan sekitarnya maupun bawahannya sebagai pengatur tata air, pencegah banjir dan erosi serta pemeliharaan kesuburan tanah. Perlindungan terhadap kawasan hutan lindung dilakukan untuk mencegah terjadinya erosi, banjir, sedimentasi, dan menjaga fungsi hidrologi untuk menjamin ketersediaan unsur hara tanah, air tanah, dan air permukaan.

Kawasan resapan air di Kabupaten Serdang Bedagai telah disatukan dalam kawasan hutan lindung. Kawasan resapan air adalah kawasan yang mempunyai kemampuan tinggi untuk meresapkan air hujan sehingga merupakan tempat pengisian air bumi (akifer) yang berguna sebagai sumber air. Perlindungan terhadap kawasan resapan air dilakukan untuk memberikan ruang yang cukup bagi peresapan air hujan pada daerah tertentu untuk keperluan penyediaan kebutuhan air tanah dan penanggulangan banjir, baik untuk kawasan bawahannya

(9)

maupun kawasan yang bersangkutan. Sesuai dengan Keputusan Menteri Kehutanan Nomor : SK.44/Menhut-II/2005 kawasan hutan lindung di Kabupaten Serdang Bedagai adalah Hutan Lindung Simbolon II Reg 2/PB yang diarahkan berada di Kecamatan Sipispis dengan luas 2.670 Ha dengan penanaman penyangga. Dalam penanganan rehabilitasi kedepannya kawasan hutan ini perlu melibatkan masyarakat yang didukung oleh pemerintah kabupaten dan pengamanan hutan dari pencuriaan kayu maupun perambahan melalui peran aparat dan pemerintah kabupaten.

2. Kawasan Bakau

Kawasan lindung lainnya yang berfungsi memberikan perlindungan terhadap perikehidupan di laut dan pantai yaitu Kawasan Hutan Mangrove (Hutan Bakau) yang diarahkan pada Kecamatan Bandar Khalipah, Tanjung Beringin, Teluk Mengkudu, dan Pantai Cermin. Mengingat kondisi hutan mangrove di Kabupaten Serdang Bedagai yang berada dalam kondisi rusak, maka penanganan rehabilitasi kedepannya kawasan hutan ini perlu melibatkan masyarakat yang didukung oleh pemerintah kabupaten dan pengamanan hutan mangrove dari pencuriaan kayu maupun perambah melalui peran aparat dan pemerintah kabupaten.

B. Kawasan Perlindungan Setempat 1. Sempadan Pantai

Kawasan sempadan pantai adalah wilayah tertentu sepanjang yang mempunyai manfaat penting untuk mempertahankan kelestarian fungsi pantai. Kabupaten Serdang Bedagai memiliki pantai sepanjang ± 52 km yaitu Pantai Sebelah Timur Kabupaten Serdang Bedagai yang berbatasan langsung dengan Selat Malaka. Mengingat kapasitas pantai yang hanya ± 52 km maka direncanakan adanya sempadan pantai dengan bentuk mengikuti bentuk fisik pantai. Lebar sempadan pantai adalah bervariasi, minimal 100 meter dari titik pasang tertinggi ke arah darat.

Tidak seluruhnya wilayah yang terletak di pinggir pantai merupakan kawasan lindung dengan bentuk kawasan sempadan pantai. Pengecualiannya adalah kawasan-kawasan terbangun dalam bentuk kawasan permukiman, pelabuhan, penangkapan ikan, dan lain sebagainya, dikeluarkan dari kawasan sempadan pantai dan merupakan bagian dari kawasan budidaya.

(10)

Adapun kawasan lindung berupa sepadan pantai ini di Kabupaten Serdang Berdagai diarahkan pada kecamatan yang termasuk sepadan pantai yaitu Kecamatan Pantai Cemin, Perbaungan, Teluk Mengkudu, Tanjung Beringin, dan Bandar Khalipah.

2. Sempadan Sungai

Sempadan sungai adalah kawasan sepanjang kiri kanan sungai termasuk sungai buatan yang mempunyai manfaat penting untuk mempertahankan kelestarian fungsi sungai. Perlindungan terhadap sempadan sungai dilakukan untuk melindungi sungai dari kegiatan manusia yang dapat mengamankan aliran sungai. Kabupaten Serdang Bedagai memiliki banyak sungai besar dan kecil.

Berdasarkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 63 tahun 1993 tentang Garis Sepadan Sungai, Daerah Manfaat Sungai, Daerah Penguasaan Sungai, dan

Bekas Sungai maka untuk memperhatikan keberadaannya maka

ditetapkan/diarahkan kawasan sempadan sungai di Kabupaten Serdang Bedagai sebagai berikut :

1. Sungai yang memiliki tanggul di tengah kota harus mempunyai sepadan sungai 3 meter yang diukur dari kaki tanggul.

2. Sungai yang memiliki tanggul di luar kota harus mempunyai sepadan sungai 5 meter dari kaki tanggul.

3. Sungai besar tanpa pengaman memiliki sepadan sungai 100 m. 4. Sungai kecil tanpa pengaman memiliki sepadan sungai 50 m.

Kawasan sempadan sungai yang ditetapkan/diarahkan sebagai kawasan lindung dapat digunakan untuk kegiatan budidaya sejauh tidak mengganggu fungsi lindungnya, misalnya digunakan untuk lapangan olah raga, kawasan rekreasi, dan sebagainya. Dan apabila kegiatan kawasan budidaya eksisting yang telah melanggar sepadan sungai sebaiknya dikembalikan fungsinya sebagai mana yang telah ditetapkan/direolisasikan.

C. Kawasan Pelestarian Alam 1. Kawasan Cagar Budaya

Kawasan cagar budaya adalah kawasan dimana lokasi bangunan hasil budaya manusia bernilai tinggi maupun bentukkan geologi alami khas berada. Banyak

(11)

peninggalan bersejarah yang berupa bangunan-bangunan kuno, seperti Masjid Kuno dan Makam Sultan di Kecamatan Tanjung Beringin, bangunan rumah adat Melayu dan Batak di Kecamatan Tanjung Beringin.

Kawasan cagar budaya ini direncanakan di obyek peninggalan bersejarah yang terdapat di Kecamatan Pantai Cermin, Kecamatan Perbaungan, Kecamatan Sipispis, Kecamatan Dolok Masihul, Kecamatan Tanjung Beringin, dan Kecamatan Teluk Mengkudu.

D. Kawasan Rawan Bencana 1. Kawasan Rawan Banjir

Kawasan rawan bencana di Kabupaten Serdang Bedagai ini berupa kawasan rawan banjir yang di wilayah pesisir maupun pantai.

a. Adapun dalam menemukenali kawasan rawan bencana ini diperuntukkan dalam pengembangan prioritas pengembangan yang ada di Kabupaten Serdang Bedagai dalam menanggulangi tsunami di wiilayah pesisir yaitu disepanjang pantai (Kecamatan Pantai Cermin, Perbaungan, Teluk Mengkudu, Tanjung Beringin, dan Bandar Khalipah) Kabupaten Serdang Bedagai.

b. Untuk menanggulangi kawasan rawan banjir berupa banjir di hulu dengan menemukenali kawasan yang berada di sungai padang (Kecamatan Tebing Tinggi) dan sungai rampah (Kecamatan Sei Rampah).

c. Kawasan banjir di Kabupaten Serdang (wilayah pesisir/pantai dan sungai) Bedagai terbagi atas 3 klasifikasi berupa agak rawan banjir, rawan banjir, dan sangat rawan banjir yaitu :

 Daerah yang memiliki agak rawan banjir terdapat di Kecamatan Sei Rampah, Tebing Tinggi, Pantai Cermin, dan Sei Bamban.

 Daerah yang memiliki rawan banjir terdapat di Kecamatan Perbaungan, Pantai Cermin, Teluk Mengkudu, Tanjung Beringin, dan Bandar Khalipah.

 Daerah yang memiliki sangat rawan banjir ini terdapat di Kecamatan Bandar Khalipah. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada Peta 5.3.

5.1.2.2. Kawasan Budidaya

Kawasan budidaya adalah kawasan yang ditetapkan dengan fungsi utama untuk dibudidayakan atas dasar kondisi dan potensi sumberdaya alam, sumberdaya manusia, dan sumberdaya buatan. Kawasan budidaya merupakan kawasan di luar kawasan lindung.

(12)
(13)

Penetapan kawasan budidaya dititikberatkan pada usaha untuk memberikan arahan pengembangan berbagai kegiatan budidaya sesuai dengan fungsi sumberdaya yang ada dengan memperhatikan optimasi pemanfaatannya.

Pengarah kawasan budidaya dalam rencana tata ruang wilayah Kabupaten ditujukan untuk :

2. Memberikan arahan pemanfaatan ruang kawasan budidaya secara optimal, berdayaguna dan berhasil guna, serasi, seimbang dan berkelanjutan.

3. Memberikan arahan bagi perubahan jenis pemanfaatan ruang antar kegiatan budidaya yang berbeda.

4. Memberikan arahan bagi perubahan jenis pemanfaatan ruang dari jenis kegiatan budidaya terutama ke jenis yang lain.

Proses penentuan kawasan budidaya ini mengacu kepada:

1. Kawasan lindung yang telah ditetapkan sebelum dan menjadi pembatas bagi penetapan kawasan budidaya.

2. Rencana Struktur Tata Ruang yang dituju.

3. Kriteria menurut Pedoman Penyusunan Rencana Tata Ruang Daerah yang diterbitkan oleh Kelompok Kerja Tim Tata Ruang Nasional.

4. Rencana Strategi Program Pembangunan Daerah (Renstra Propeda). 5. Hasil masukan analisis fisik, sosial, ekonomi dan struktur tata ruang.

Berdasarkan pedoman-pedoman di atas, maka kawasan budidaya yang direncanakan di Kabupaten Serdang Bedagai adalah:

1. Kawasan hutan produksi : 2. Kawasan pertanian :

 Kawasan tanaman lahan basah

 Kawasan tanaman lahan kering

 Kawasan tanaman tahunan/perkebunan

 Kawasan peternakan  Kawasan perikanan 3. Kawasan pertambangan 4. Kawasan perindustrian 5. Kawasan pariwisata 6. Kawasan permukiman

(14)

A. Kawasan Hutan Produksi

Sesuai dengan Keputusan Menteri Kehutanan No. : SK.44/Menhut-II/2005, luas kawasan Hutan Produksi terbatas di Kabupaten Serdang Bedagai adalah 3.620 Ha (Silenda Reg 3/SG). Kawasan hutan produksi terbatas adalah hutan produksi dimana eksploitasinya hanya dapat dengan cara tebang pilih dan tanam. Mengingat masih rendahnya luas kecukupan kawasan hutan (luas kawasan hutan masih dibawah 30% dari total luas Kabupaten), masih terdapatnya perambahan pada kawasan hutan produksi, serta masih terdapatnya lahan kritis di dalam kawasan hutan produksi maka di Kabupaten Serdang Bedagai perlu dilaksanakan kegiatan rehabilitasi lahan-lahan kritis baik yang berada di dalam kawasan hutan maupun luar kawasan hutan, bertambahnya luas hutan tanaman melalui usaha-usaha pembangunan hutan tanaman maupun peningkatan luas hutan rakyat di lahan-lahan hak milik.

Untuk kawasan hutan produksi diarahkan di Kecamatan Kotarih (Silinda Reg 3/SG) dengan pengembangan Agroforestry (Wana Tani) yang melibatkan masyarakat dalam merehabilitasi kawasan hutan. Sedangkan untuk kawasan hutan rakyat diarahkan di kawasan-kawasan lahan hak milik rakyat terutama lahan-lahan milik masyarakat yang terkategori kritis.

B. Kawasan Pertanian

a. Kawasan Tanaman Pangan

Kawasan tanaman pangan berupa kawasan tanaman pangan lahan basah dan tanaman lahan kering. Pengembangan tanaman pangan lahan basah guna mendukung peningkatan swasembada pangan. Beberapa cara dapat dilakukan, terutama dengan program intensifikasi sehingga produksi per hektar semakin meningkat.

Ekstensifikasi berupa perluasan kawasan tanaman pangan lahan basah terutama untuk mengimbangi penyempitan/pengurangan areal tanaman akibat lahan sawah berubah fungsi untuk kegiatan lainnya.

Kawasan tanaman lahan basah adalah kawasan yang dipergunakan bagi tanaman pengan lahan basah dimana pengairannya dapat diperoleh secara alamiah maupun teknis. Berdasarkan analisis kesesuaian lahan, maka kawasan ini direncanakan berlokasi menyebar hampir di seluruh wilayah

(15)

kecamatan baik dalam skala besar maupun kecil kecuali Kecamatan Dolok Merawan dan Sipispis serta pembukaan lahan basah yang terkena pembangunan jalan tol terutama bekas daerah rawa.

Kawasan tanaman pangan lahan kering adalah kawasan yang diperuntukan bagi tanaman pangan lahan kering berupa tanaman palawija, holtikultura, atau tanaman pangan lainnya.

Tanaman pangan lahan kering tidak memerlukan sistem pengairan irigasi. Sedangkan kawasan tanaman lahan kering direncanakan menyebar hampir diseluruh Kecamatan Kabupaten Serdang Bedagai baik dalam skala besar mapun kecil kecuali Kecamatan Kotarih, Silinda, dan Bintang Bayu, Pegajahan, dan Perbaungan.

b. Kawasan Tanaman Perkebunan

Pengembangan kawasan tanaman tahunan di Kabupaten Serdang Bedagai berupa perkebunan rakyat dan perkebunan besar.

Perkebunan swasta dan PTP besar terdapat di Kecamatan Dolok Masihul, Serba Jadi, Pegajahan, Perbaungan, Pantai Cermin, Sei Bamban, Sei Rampah. Dolok Merawan, Sipispis, Tebing Syahbandar, dan Tebing Tinggi. Seiring dengan usaha perluasan kawasan tanaman tahunan, maka jaringan jalan yang ada harus ditingkatkan. Kabupaten Serdang Bedagai terdapat lahan tidur yang dapat dibedakan menjadi dua bagian yaitu lahan tidur yang telah dimiliki oleh perorangan dan lahan tidur yang merupakan hak pemerintah setempat. Kedua jenis lahan tidur tersebut diatas masih banyak terdapat di Kabupaten Serdang Bedagai yang menyebar diseluruh kecamatan. Lahan tidur tersebut diprioritaskan dalam pengembangannya untuk kawasan tanaman tahunan.

c. Kawasan Peternakan

Pengembangan kawasan peternakan di Kabupaten Serdang Bedagai diarahkan pada sistem pengelolaan secara terpadu. Untuk ternak yang dikembangkan dengan sistem pengembalaan, dikembangkan menjadi sistem pengandangan di lahan pertanian pangan yang masing-masing dapat berinteraksi secara mutualistis.

(16)

Untuk peternakan dengan sistem pengembalaan dikembangkan sistem pengembalaan terpadu yang diarahkan dengan pola:

1. Kawasan pengembalaan hutan ternak 2. Kawasan pengembalaan kebun-ternak 3. Kawasan pengembalaan lahan kering-ternak

Manfaat dengan sistem terpadu ini antara lain ternak dapat berlindung dari panas terik matahari dan memperoleh makanan alternatif pada musim kemarau panjang. Dari hasil analisis bahwa kawasan peternakan diarahkan sebagai berikut :

1. Kawasan peternakan besar (memiliki perusahaan) diarahkan menyebar ke seluruh kecamatan yang ada di Kabupaten Serdang Bedagai dengan syarat jauh dari jalan arteri primer, permukiman, dan harus memiliki AMDAL.

2. Kawasan peternakan unggas juga diarahkan di seluruh kecamatan. 3. Kawasan peternakan diarahkan pada Kecamatan Pantai Cermin selama

peternakan tersebut tidak menggangu serta syaratnya jauh dari kawasan pariwisata & permukiman sehingga nantinya tidak mengganggu kawasan tersebut, hal ini dilihat dari kawasan peternakan yang paling dominan (berdasarkan eksisting yang ada).

4. Dan pada kawasan peternakan babi tidak diarahkan sama sekali di setiap kecamatan.

d. Kawasan Perikanan

Pengembangan kawasan perikanan dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan ikan, baik pasar lokal daerah sekitar Kabupaten Serdang Bedagai. Untuk mencapai arahan ini perlu ditindak lanjuti dengan menyediakan sarana dan prasarana pembangunan perikan, terutama perikanan darat.

Penentuan kawasan perikanan darat khususnya perikanan darat

direncanakan di Kecamatan Tebing Syahbandar, Tebing Tinggi, Dolok Merawan, Sipispis, Silinda, Bintang Bayu, Kotarih dan Pantai Cermin (diarahkan dengan pengembangan pembibitan ikan nila). Sedangkan untuk perikanan laut diarahkan di Kecamatan Pantai Cermin, Perbaungan, Teluk

(17)

Mengkudu, Tanjung Beringin, dan Bandar Khalipah. Dari kelima kecamatan tersebut Kecamatan Tanjung Beringin ini diarahkan sebagai pusat kegiatan ekonomi di pinggir pantai dalam penopang pembangunan terutama perikanan. Pengembangan perikanan ini khususnya di Kecamatan Pantai Cermin yang dikembangkan sebagai kawasan perikanan ini tidak boleh diarahkan berdekatan dengan kawasan pariwisata dan permukiman, jadi pengembangannya memang harus jauh dari kawasan pariwisata/ permukiman.

C. Kawasan Pertambangan

Kawasan pertambangan adalah kawasan yang diperuntukkan bagi industri pertambangan, baik wilayah yang sedang maupun akan segera dilakukan kegiatan penambangan. Kriteria lokasi sesuai dengan yang ditetapkan oleh Departemen Pertambangan dan Energi untuk daerah masing-masing, yang mempunyai potensi bahan tambang yang bernilai tinggi.

Kabupaten Serdang Bedagai memiliki berbagai deposit mineral yang dapat dikembangkan, yaitu Galian C (Pasir) di Kecamatan Perbaungan, Pegajahan, Kotarih, Silinda, Bintang Bayu, Dolok Masihul, Serba Jadi, Tebing Syahbandar, dan Tebing Tinggi sedangkan Pasir Pantai di Kecamatan Pantai Cermin, Teluk Mengkudu dan Tanjung Beringin.

D. Kawasan Perindustrian

Pengembangan kawasan prindustrian diarahkan pada industri yang tidak merusak lingkungan. Penekanan kegiatan industri adalah industri kecil dan kerajinan yang tersebar di berbagai kecamatan serta industri yang berbasis agroindustri atau industri yang mengelola hasil pertanian. Tidak ada peruntukan kawasan industri khusus untuk menampung kegiatan industri kecil dan kerajinan. Kawasan industri pertambangan diarahkan sesuai dengan lokasi bahan baku berada.

Secara garis besar, pengembangan industri diarahkan pada :

a. Pengembangan industri yang memiliki hubungan dan keterkaitan erat dengan sektor pertanian dan pariwisata.

b. Memperluas lapangan kerja, kesempatan berusaha dan meningkatkan volume ekspor.

(18)

d. Menciptakan iklim usaha yang tetap untuk mendorong investasi lokal. Dengan hal tersebut maka kawasan industri ini direncanakan sebagai :

1. Agroindustri dan industri kecil/kerajinan diarahan di Kecamatan Tebing Tinggi (Desa Paya Lombang) dan Kecamatan Tebing Syahbandar (Desa Penggalangan).

2. Untuk kawasan industri perikanan (pakan ikan dan udang) diarahkan pada Kecamatan Pantai Cermin yang terletak di Desa Naga Kisar.

3. Membuka kawasan industri yang diarahkan pada Kecamatan Tanjung Beringin (seperti industri pengalengan ikan).

4. Membuka kawasan industri perkebunan (swasta maupun BUMN) yang mana bahan bakunya berdekatan dengan kawasan perkebunan untuk diolah menjadi bahan setengah jadi (seperti perkebunan sawit, karet, dan coklat).

5. Setiap industri diperuntukkan untuk membuat pengelolaan limbah, khususnya pabrik yang diluar kawasan industri eksisting (seperti pabrik kelapa sawit dan karet).

Arahan yang telah ditetapkan dalam rencana kawasan perindustrian tesebut harus memiliki AMDAL bagi industri besar serta kawasan industri harus jauh dari permukiman dan pariwisata sehingga tidak menggangu aktivitas kegiatan tersebut.

E. Kawasan Pariwisata

Kabupaten Serdang Bedagai memiliki berbagai obyek wisata dan cagar budaya yang menarik dan bisa dikembangkan sebagai kawasan wisata dalam pembangunan yang berkelanjutan. Obyek wisata yang dapat dikembangkan untuk konsumsi regional dan nasional/ internasional saat ini terbatasnya pengembangan obyek wisata yang ada hanya berlingkup lokal atau belum dikelola dengan baik. Jenis obyek wisata yang dapat dikembangkan/diarahkan di Kabupaten Serdang Bedagai adalah :

1. Wisata bahari diarahkan di Kecamatan Pantai Cermin dengan penerapan teknologi plus hotel dengan melibatkan investror (penanam modal) dan Kecamatan Perbaungan, Teluk Mengkudu, Tanjung Beringin (pusat ekonomi dipinggir pantai), dan Bandar Khalipah yang diarahkan dengan melibatkan masyarakat dan Wisata alam yang diarahkan sepanjang sungai yang

(19)

terdapat di bagian selatan/pegunungan (Kecamatan Kotarih, Silinda, Bintang Bayu, Dolok Masihul, Sipispis, dan Dolok Merawan).

2. Ekowisata (wisata berwawasan lingkungan) diarahkan di Pulau Berhala, Pulau Sokong Siembang, dan Pulau Sokong Nenek Kecamatan Tanjung Beringin yang berorietasi bahari.

3. Agrowisata berupa perkebunan karet dan sawit di lokasi perkebunan besar (Kecamatan Sei Rampah, Pegajahan, Dolok Masihul, Sipispis, Tebing Syahbandar, dan Dolok Merawan).

4. Khusus Pulau Berhala tidak boleh di bangun bangunan permanen tetapi hanya diperbolehkan membangun bangunan non permanen.

Dengan demikian, di Kecamatan Pantai Cermin yang dikembangkan/diarahkan sebagai kawasan perikanan tersebut tidak boleh diarahkan pada pengembangan kawasan pariwisata karena dapat menggangu kawasan pariwisata.

Kawasan cagar budaya adalah kawasan dimana lokasi bangunan hasil budaya manusia bernilai tinggi maupun bentukkan geologi alami khas berada dan kawasan ini sangat bermanfaat jika dikembangkan sebagai kawasan pariwisata. Dalam pengembangan kawasan pariwisata berupa kawasan cagar budaya ini direncanakan di obyek peninggalan bersejarah yang terdapat di Kecamatan Pantai Cermin, Kecamatan Perbaungan, Kecamatan Sipispis, Kecamatan Dolok Masihul, Kecamatan Tanjung Beringin, dan Kecamatan Teluk Mengkudu.

F. Kawasan Permukiman

Kawasan permukiman terdiri dari permukiman perkotaan dan permukiman pedesaan. Kawasan permukiman perkotaan dikembangkan pada daerah pusat-pusat pelayanan, yaitu pada setiap ibukota kecamatan. Pengembangan kawasan permukiman perkotaan utama akan direncanakan pada ibukota kecamatan yang menjadi pusat WP yaitu Sei Rampah. Selain itu ibukota kecamatan yang terdapat di Kabupaten Serdang Bedagai diarahkan juga sebagai kawasan permukiman perkotaan kecuali pada Kawasan Hutan Lindung Simbolon II Reg 2/PB (Kecamatan Sipispis). Pengembangan kawasan permukiman perkotaan tersebut dilakukan dengan meningkatkan fasilitas-fasilitas pelayanan yang seharusnya ditempatkan sesuai dengan fungsi kotanya, seperti fasilitas pendidikan, kesehatan perdagangan, perekonomian, pemerintahan, jasa dan lain sebagainya. Kawasan permukiman pedesaan juga dikembangkan dengan melengkapi fasilitas yang diperlukan sebagai syarat suatu permukiman pedesaan yang baik.

(20)
(21)

5.2. Rencana Sistem Prasarana dan Sarana Wilayah

5.2.1. Rencana Sistem Prasarana Transportasi

Rencana pengembangan sistem jaringan transportasi dilakukan untuk menunjang terjadinya struktur tingkat pelayanan yang akhirnya akan menunjang hubungan fungsional sebagai dasar pencapaian struktur yang dituju. Bila dilihat dari jaringan transportasi yang ada memungkinkan masih adanya hubungan yang rendah antara pusat pelayanan dan wilayah pengaruhnya (tingkat aksesibilitas rendah) hal ini dapat ditunjukkan masih adanya daerah yang terisolir.

Menurut fungsinya jalan terdiri atas 3 (tiga) jenis yakni : 1. Jalan Arteri

2. Jalan Kolektor 3. Jalan Lokal

Jalan Arteri adalah jalan yang melayani angkutan utama dengan ciri-ciri perjalanan jarak jauh. Kecepatan rata-rata tinggi dan jumlah jalan masuk dibatasi secara efesien.

Jalan Kolektor adalah jalan yang melayani angkutan pengumpulan/ pembagian dengan ciri-ciri perjalanan jarak sedang, kecepatan rata-rata sedang dan jumlah jalan masuk dibatas.

Jalan Lokal adalah jalan yang melayani angkutan setempat dengan ciri-ciri perjalanan jarak dekat, kecepatan rata-rata rendah dan jumlah jalan masuk tidak dibatasi.

Pengelompokan jalan menurut wewenang pembinaannya : a. Termasuk kelompok jalan Nasional adalah :

 Jalan Arteri Primer.

 Jalan Kolektor Primer yang menghubungkan antar Ibukota Provinsi. b. Termasuk kelompok jalan Provinsi adalah :

 Jalan Kolektor Primer yang menghubungkan Ibukota Provinsi dengan Ibukota Kabupaten/Kota.

 Jalan Kolektor Primer yang menghubungkan antar Ibukota Kabupaten/Kota. c. Termasuk kelompok jalan Kabupaten adalah :

 Jalan Lokal Primer.

 Jalan Sekunder, selain jalan Arteri Primer dan jalan Kolektor Primer.

Pengembangan sistem jaringan transportasi terdiri dari pembuatan jalan baru (walaupun sudah ada cikal bakal trasenya) dan peningkatan jaringan jalan yang

(22)

lama untuk transportasi darat. Pengembangan sistem jaringan transportasi darat terdiri dari jaringan jalan kolektor primer dan lokal primer. Jalan dengan fungsi arteri primer tidak terdapat di Kabupaten Serdang Bedagai. Pengembangan jalan dengan fungsi sekunder tidak diatur karena fungsinya menghubungkan antar kawasan didalam satu kota.

Untuk meningkatkan jasa transportasi yang ditandai dengan lancarnya arus barang yang berdampak dengan tingkat kemajuan ekonomi maka disusun rencana meliputi :

1. Rencana peningkatan jalan arteri primer yakni jalan yang menghubungkan

pusat-pusat kegiatan kabupaten/kota dihinterlandnya atau yang

menghubungkan pusat-pusat kegiatan kabupaten/kota dihinterlandnya dengan pusat kegiatan wilayah Kabupaten Serdang Bedagai meliputi ruas jalan dari arah Medan - Lubuk Pakam - Sei Rampah - Sei Bamban - Tebing Tinggi - Dolok Merawan - Simalungun - Pematang Siantar dan jalan arteri sekunder sebagai akses IKK.

2. Rencana peningkatan jaringan jalan kolektor primer, yang menghubungkan : a. Kabupaten Serdang Bedagai dengan Sumatera Barat.

b. Hubungan daerah perbatasan, yaitu Kecamatan Pantai Cermin - Perbaungan - Dolok Masihul - Kotarih - Sipispis - Dolok Merawan - Tebing Tinggi - Bandar Khalipah menuju Kota Medan, Kota Tebing Tinggi, Kabupaten Deli Serdang, Kabupaten Simalungun, dan Kabupaten Asahan. c. Kecamatan Dolok Masihul dan Dolok Merawan menuju Kabupaten

Asahan/Simalungun dan Kota Tebing Tinggi. 3. Rencana membuka jalan baru yaitu

a. Jalan Tol BUMN yang bertujuan untuk membuka jalan bebas hambatan sebagai akses dari Kota Medan (Bandara Polonia) dan Kabupaten Deli Serdang (Bandara Kuala Namu yang dalam tahap pembangunan).

b. Jalan Lingkar Luar yang bertujuan untuk mengatasi kemacetan yang ada di dalam kabupaten dan Jalan Lingkar Luar merupakan jalan alternatif bagi transporasi yang pengangkut bahan industri antar kabupaten.

c. Jalan di Kec. Kotarih, Silinda, Bintang Bayu menuju jln arteri sekunder (IKK). 4. Rencana peningkatan jalur perhubungan antara pusat pengembangan dengan

wilayah pengaruhnya sehinga akses kepusat pengembangan semakin tinggi. 5. Membuka akses ke Bandara Kuala Namu secara tetap untuk menunjang

kelancaran transportasi dengan penambahan sarana dan prasarana. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Peta 5.5.

(23)
(24)

5.2.2. Rencana Sistem Prasarana Pengairan

Kebutuhan air bersih Kabupaten Serdang Bedagai dikelola oleh perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirtanadi yang terbagi menjadi 3 wilayah pelayanan (WP) dengan pendistribusian wilayah pendukungnya. Dalam peningkatan distribusi persawahan dalam mendapatkan fluktuasi air tanah maka sungai ular difungsikan sebagai irigasi bagi persawahan yang ada di Kabupaten Serdang Bedagai.

5.2.3. Rencana Sistem Prasarana Telekomunikasi

Kebutuhan sarana telekomunikasi dalam memenuhi kebutuhan hidup terus meningkat, hal ini harus diselaraskan dengan peningkatan pelayanan dan jangkauan jaringan telekomunikasi. Jaringan telekomunikasi melalui sarana telepon direncanakan dapat menjangkau seluruh ibukota kecamatan, hal ini dapat dikembangkan seperti sistem telepon satelit yang dapat digunakan didaerah pelosok bila dirasakan kebutuhan sarana telepon sangat mendesak untuk kelancaran informasi. Pengembangan jaringan telekomunikasi diprioritaskan pada kawasan permukiman, industri dan pariwisata.

5.2.4. Rencana Sistem Prasarana Energi

Sistem jaringan listrik Kabupaten Serdang Bedagai bersumber dari PLTU dan Gas yang terpasang di Pembangkit Listrik Sicanang Medan dan melalui jalur interkoneksi ekstra tegangan tinggi Sumatera Utara. Untuk meningkatkan pelayanan dalam memenuhi kebutuhan energi listrik maka dapat dikembangkan pembangkit listrik dengan menggunakan sumberdaya energi panas bumi (geothermal) di samping tenaga air. Jangkauan pelayanan listrik belum tersebar di seluruh wilayah kabupaten, terutama daerah yang terisolasi dan terpencil. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut dapat dikembangkan pembangkit listrik secara persial dengan memanfaatkan potensi yang ada di wilayah bersangkutan, seperti mini hydroelektric mengingat sungai di Serdang Bedagai banyak memiliki potensi untuk pengembangan hydroelektric. Dengan demikian diharapkan sampai tahun 2016 seluruh wilayah Kabupaten Serdang Bedagai terutama desa-desa terpencil sudah terlayani listrik. Pemenuhan kebutuhan listrik terutama diarahkan kepada kawasan pemukiman ibukota kabupaten dan ibukota kecamatan. Konsentrasi lainnya dapat diarahkan kepada pemenuhan kebutuhan listrik untuk menunjang kegiatan industri dan pariwisata. Untuk itu kawasan-kawasan pariwisata yang memiliki kegiatan industri diprioritaskan dalam penyediaan listrik.

(25)

5.2.5. Rencana Sistem Prasarana Pengelolaan Lingkungan

Sedangkan pada prasarana sampah perlu adanya studi dalam pengelolaan sampah dalam penentuan lokasi TPA.

Tiap-tiap pusat pelayanan memiliki jenjang yang berbeda begitu juga halnya dengan fungsi setiap pusat pelayanan. Hal ini dapat dicerminkan dari kelengkapan sarana dan prasarana pengelolaan lingkungan yang harus ada (TPA dan TPS).

5.2.6. Rencana Sistem Sarana Wilayah

Rencana sarana pelayanan berisi jenis fasilitas yang harus ada dan dilengkapi pada setiap pusat pelayanan. Jumlah setiap fasilitas dapat didekati dengan menggunakan standar kebutuhan fasilitas pelayanan. Mengingat ketersediaan data terbatas maka kesimpulan dianggap penting untuk menentukan jenis sarana pelayanan, sedangkan jumlah dan lokasi sarana dijabarkan dalam Rencana Detail Tata Ruang Kabupaten atau Rencana Umum Tata Ruang Ibukota Kecamatan. Fasilitas pelayanan yang disyaratkan ada meliputi beberapa jenis, tergantung pada skala pelayanannya, diantaranya meliputi fasilitas Pemerintahan Kabupaten, Pemerintahan Kecamatan, Perdagangan Regional.

a. Perdagangan Eceran

b. Pendidikan Tingkat Dasar dan Menengah c. Pendidikan Tingkat Atas

d. Kesehatan Rumah Sakit Umum Skala Kabupaten e. Kesehatan (Balai Pengobatan dan Puskesmas) f. Kesehatan (Puskesmas Plus)

g. Peribadatan

h. Perhubungan Darat (terminal)

i. Perhubungan Air (pelabuhan/dermaga) j. Pertanian (fasilitas koleksi dan distribusi)

k. Pariwisata (penginapan, kantor informasi dan lain sebagainya) l. Perekonomian (koperasi, bank)

m. Perekonomian tambahan (bank umum, pegadaian, dan lain-lain)

Pada Tabel 5.1 dapat dilihat jenis fasilitas apa yang harus ada pada setiap kecamatan di Kabupaten Serdang Bedagai. Apa yang termuat dalam tabel tersebut merupakan kelengkapan minimal.

(26)

Tabel 5.1 Rencana Alokasi Fasilitas Pelayanan di Kabupaten Serdang Bedagai

Tahun 2006-2016 No Kecamatan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 1 Kotarih 2 Silinda 3 Bintang Bayu 4 Dolok Masihul 5 Serba Jadi 6 Sipispis 7 Dolok Merawan 8 Tebing Tinggi 9 Tebing Syahbandar 10 Bandar Khalipah 11 Tanjung Beringin 12 Teluk Mengkudu 13 Sei Rampah 14 Sei Bamban 15 Perbaungan 16 Pegajahan 17 Pantai Cermin Sumber : Rencana Keterangan :

Arahan Alokasi Fasilitas

1. Fasilitas Pemerintahan Kecamatan 2. Fasilitas Pemerintahan Kabupaten 3. Fasilitas Perdagangan Eceran 4. Fasilitas Perdagangan Regional

5. Fasilitas Pendidikan Tingkat Dasar Dan Menengah 6. Fasilitas Pendidikan Tingkat Atas

7. Fasilitas Kesehatan Dasar (puskesmas) 8. Fasilitas Kesehatan Menengah (puskesmas plus) 9. Fasilitas Kesehatan Atas (Rumah Sakit) 10. Fasilitas Peribadatan

11. Fasilitas Perhubungan Darat (terminal/sub terminal) 12. Fasilitas Perhubungan Air (pelabuhan/dermaga) 13. Fasilitas Pertanian (lokasi dan distribusi) 14. Fasilitas Pariwisata (penginapan, dll) 15. Fasilitas Perekonomian (koperasi, bank)

16. Fasilitas Perekonomian penunjang (bank umum, penginapan, dll) 17. Fasilitas Ruang Terbuka Hijau (RTH)

5.3.

Rencana Sistem Kegiatan Pembangunan

5.3.1. Indikasi Kawasan Prioritas Pembangunan

Kawasan prioritas merupakan kawasan dengan potensi/persoalan yang perlu ditangani mendesak (prioritas) karena akan berdampak besar kalau tidak ditangani dalam kaitannya dengan pencapaian tujuan yang ditetapkan.

Persoalan pada kawasan prioritas akan berdampak negatif besar kalau tidak diutamakan. Sebaliknya, potensi di kawasan prioritas akan berdampak positif besar kalau diutamakan penanganannya.

Dari hasil identifikasi diperoleh tiga jenis kawasan prioritas, yaitu:

 Kawasan Yang Pertumbuhannya Cepat

 Kawasan Perbatasan

 Kawasan Pantai Timur

(27)

5.3.1.1. Kawasan Yang Pertumbuhannya Cepat

Pembangunan kawasan yang pertumbuhannya cepat berdasarkan kriteria berikut: 1. Laju Pertumbuhan PendudukTinggi

2. Kepadatan penduduk tinggi.

3. Tingkat perkembangan perekonomian (income per kapita) tinggi. 4. Aksesibilitas (lokal dan regional) tinggi.

5. Kelengkapan fasilitas sosial dan ekonomi.

6. Pengembangannya akan memacu hinterland/wilayah sekitarnya.

7. Pengembangannya mempunyai dampak regional baik dalam aspek ekonomi maupun sosial.

8. Prospek ekonomi cukup cerah dan berpengaruh positip terhadap pembangunan daerah.

Berdasarkan kriteria diatas maka, kawasan yang pertumbuhannya cepat di daerah Kabupaten Serdang Bedagai terdapat di Kecamatan Perbaungan, Pegajahan, Sei Rampah, Tanjung Beringin (pusat ekonomi di wilayah pesisir), Dolok Masihul, dan Pantai Cermin.

Untuk lebih jelas dapat dilihat pada Peta 5.6.

5.3.1.2. Kawasan Perbatasan

Kecamatan yang termasuk dikawasan perbatasan yaitu:

1. Kawasan yang berbatasan dengan Kabupaten Deli Serdang terdiri dari: - Kecamatan Perbaungan

- Kecamatan Serba Jadi - Kecamatan Silinda

2. Kawasan yang berbatasan dengan Kabupaten Simalungun terdiri dari: - Kecamatan Kotarih

- Kecamatan Bintang Bayu - Kecamatan Sipispis

- Kecamatan Dolok Merawan - Kecamatan Tebing Syahbandar

3. Kawasan yang berbatasan dengan Kabupaten Asahan terdiri dari: - Kecamatan Bandar Khalipah

- Kecamatan Tebing Syahbandar - Kecamatan Dolok Merawan

(28)
(29)

4. Kawasan yang berbatasan dengan Kota Tebing Tinggi terdiri dari: - Kecamatan Tebing Tinggi

- Kecamatan Tebing Syahbandar

Untuk kawasan perbatasan diarahkan perkembangannya terutama dalam perekonomian dan penyebaran penduduk dapat menyetarakan dengan kawasan perbatasan diluar Kabupaten Serdang Bedagai.

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Peta 5.7.

5.3.1.3. Kawasan Pantai

Adapun dalam menemukenali kawasan pesisir pantai ini diperuntukkan dalam pengembangan prioritas pengembangan yang ada di Kabupaten Serdang Bedagai.

Yang termasuk ke dalam kawasan pesisir pantai yang ada di Kabupaten Serdang Bedagai adalah Kecamatan Pantai Cermin, Perbaungan, Teluk Mengkudu, Tanjung Beringin, dan Bandar Khalipah yang terdiri dari Desa Kota Pari, Pantai Cermin Kanan, Pantai Cermin Kiri, Kuala Lama, Lubuk Saban, Naga Kisar, Naga Lawan, Pekan Sialang Buah, Sialang Buah, Sentang, Bogak Besar, Pem. Kuala, Nagur, Mangga Dua, Pekan T. Beringin, Tebing Tinggi, Bagan Kuala, Sei Rimah, PKN Bandar Khalipah, Kayu Besar.

Kawasan ini diusahakan perkembangannya dalam sektor perikanan dan pariwisata.

Untuk lebih jelas dapat dilihat pada Peta 5.8.

5.3.1.4. Kawasan Ekonomi Khusus

Kawasan Ekonomi Khusus ini merupakan penetapan khusus dalam

pengembangan sektor ekonomi di Kabupaten Serdang Bedagai demi mewujudkan pembangunan yang berkelanjutan.

Di Kabupaten Sedang Bedagai ini kawasan yang memiliki Kawasan Ekonomi Khusus yaitu Kecamatan Tanjung Beringin dan Tebing Tinggi karena Kecamatan Tebing Tinggi dekat dengan jarak aksesibilitas dengan Kota Tebing Tinggi dan masih banyak lagi pemicunya sebagai pendorong pengembangan ekonomi. Pada Kawasan Ekonomi Khusus ini diarahkan sebagai Bounded Zone, Special Ekonomic, dan Kawasan Industri.

(30)
(31)
(32)

5.3.2. Indikasi Program Pembangunan

Rencana tahapan pembangunan dalam penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Serdang Bedagai bertujuan untuk memberikan arahan

pembangunan secara bertahap berdasarkan pembangunan yang

diprioritaskan/diutamakan. Rencana tahapan pembangunan berisikan program-program yang akan dilakukan dalam rangka pengembangan wilayah Kabupaten Serdang Bedagai 2006-2016. Rencana tahapan pembangunan Kabupaten Serdang Bedagai mempertimbangkan beberapa hal yaitu :

 Karakteristik struktur tata ruang yang dituju

 Tujuan penataan struktur tata ruang

 Konsepsi penataan struktur tata ruang

 Strategi penataan struktur tata ruang

 Kemampuan Pemerintah Daerah dalam hal pembiayaan pembangunan.

Secara terperinci diuraikan di bawah ini :

5.3.2.1. Pertimbangan Karakteristik Struktur Tata Ruang

Rencana Tata Ruang Wilayah merupakan dasar pola pemanfaatan tata ruang Kabupaten Serdang Bedagai yang didukung oleh pola pengembangan sektor dan program pembangunan. Di dalam pelaksanaannya, diperlukan program-program untuk mendukung pola struktur tata ruang yang dituju. Dengan demikian, skala prioritas program yang akan dilaksanakan secara bertahap akan mempengaruhi pola struktur tata ruang, sampai akhirnya tercapai suatu pola struktur tata ruang yang dituju.

5.3.2.2. Pertimbangan Tujuan dan Konsepsi

Berdasarkan tujuan dan konsepsi pengembangan, diharapkan struktur tata ruang yang dituju akan mampu menampung tujuan dan konsepi pengembangan sektor-sektor, terutama sektor dominan, pusat-pusat permukiman dan pertumbuhan, pengembangan sistem transportasi dan sistem prasarana penunjang dengan memperhatikan keseimbangan antara kawasan lindung dan budidaya.

(33)

Program pengembangan wilayah Kabupaten Serdang Bedagai diwujudkan dalam bentuk :

a. Penyediaan ruang bagi pengembangan sektor ekonomi dominan maupun sektor lain yang dapat menunjang pengembangan sektor dominan pada lahan budidaya.

b. Peningkatan dan penyediaan sistem jaringan transportasi dan prasarana penunjang bagi pengembangan sektor dominan. Hal ini diprioritaskan pada pengembangan :

 Prasarana perhubungan, untuk meningkatkan keterkaitan antara lokasi produksi hasil pertanian dan pariwisata dengan pusat-pusat pertumbuhan

 Prasarana dan sarana penunjang kegiatan sektor dominan, mencakup pengembangan kelistrikan, air bersih, telepon dan prasarana lainnya.

 Pengembangan kelembagaan yang dapat menunjang pengembangan

sektor dominan.

5.3.2.3. Pertimbangan Strategi dan Kemampuan Pemerintah Daerah

Untuk mewujudkan terlaksananya Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Serdang Bedagai, perlu diketahui kemampuan Pemerintah Daerah dalam menghimpun dan mendapatkan dana untuk melaksanakan program penataan struktur tata ruang yang dituju.

Besarnya dana untuk belanja rutin dibandingkan dengan dana pembangunan hingga mencapai 74% dari total anggaran, mengakibatkan pengembangan wilayah Kabupaten Serdang Bedagai sesuai dengan struktur tata ruang yang dituju tidak dapat dilakukan secara serentak pada kurun waktu tahun 2006-2016. Oleh karena itu, diperlukan skala prioritas bagi pembangunan sesuai dengan tingkat permasalahan yang ada, baik ditinjau dalam skala propinsi maupun nasional.

Peluang untuk mewujudkan program-program pembangunan dan pengembangan wilayah Kabupaten Serdang Bedagai sesuai dengan tahapan pembangunan sangat tergantung pada aspek pembiayaan. Untuk masa depan, dana rutin yang dapat digunakan dalam membiayai pembangunan Kabupaten Serdang Bedagai diharapkan dapat dimobilisasikan secara maksimal.

(34)

Dalam rangka kesinambungan pelaksanaan pembangunan di masa mendatang dan mendukung terlaksananya otonomi daerah, Pemerintah Daerah sudah saatnya melakukan penataan dasar hukum yang lebih efektif bagi sumber-sumber penerimaan daerah. Sumber-sumber-sumber penerimaan daerah Kabupaten Serdang Bedagai sebagai berikut :

 Pajak Daerah

 Retribusi Daerah

 Bagian Laba BUMD

 Penerimaan Dinas

 Penerimaan Lain-lain

 Bagi Hasil Pajak

 Bagi Hasil Bukan Pajak

 Sumbangan

 Bantuan

 Bagian Urusan Kas dan Perhitungan (UKP).

Dalam rangka pembentukan investasi tersebut sumbangan dari sektor adalah sebesar 85 % dan sumbangan dari sektor pemerintahan sebesar 15 %. Alokasi investasi tersebut bersumber dari :

a. Tambahan masyarakat (85 %) b. APBN (15 %)

c. APBD Provinsi (15 %) d. APBD Kabupaten (15 %)

5.3.2.4. Prioritas Pembangunan

Program-program pembangunan Kabupaten Serdang Bedagai diprioritaskan pada pembangunan kesejahteraan masyarakat banyak, yakni peningkatan pendapatan per kapita penduduk dan peningkatan kualitas penduduk yang saat ini masih sangat rendah baik dari aspek kualitas maupun dari pendapatan, mengingat sebagian besar penduduk Kabupaten Serdang Bedagai masih bergerak pada sektor pertanian.

(35)

Sistem pertanian yang dilakukan penduduk Kabupaten Serdang Bedagai masih bersifat tradisional dengan skala kecil, sehingga sulit untuk meningkatkan pendapatan petani. Untuk tahun mendatang diupayakan sistem pengembangan sektor pertanian melalui sistem intensifikasi dan ekstensifikasi pertanian. Intensifikasi pertanian dilakukan dengan mempertahankan daerah pertanian yang ada dengan melakukan peningkatan pemeliharaan seperti, bibit tanaman dan proses pemupukan. Sedangkan ekstensifikasi dilakukan melalui perluasan daerah pertanian.

Di samping sektor pertanian, sektor lain yang perlu dikembangkan adalah sektor agro industri, mengingat bahan baku industri hasil pertanian di Kabupaten Serdang Bedagai cukup menunjang, seperti kelapa sawit, karet, coklat, kelapa, udang dan lain-lain. Dengan adanya pengolahan hasil pertanian melalui teknologi yang tepat guna, maka produksi hasil pertanian Kabupaten Serdang Bedagai dapat bersaing dengan pasar nasional dan internasional. Hal ini akan sangat membantu meningkatkan pendapatan masyarakat dan membuka peluang lapangan kerja bagi penduduk setempat dan bahkan penduduk luar Kabupaten Serdang Bedagai.

Potensi sektor pariwisata Kabupaten Serdang Bedagai cukup diperhitungkan di Sumatera Utara. Kabupaten Serdang Bedagai merupakan daerah tujuan wisata yang cukup indah selain Toba Samosir dan Kabupaten Karo. Wisata yang ditawarkan di daerah ini meliputi wisata bahari, wisata alam dan wisata budaya. Lokasi wisata yang paling terkenal dan paling banyak dikunjungi oleh wisatawan domestik dan mancanegara adalah Kecamatan Pantai Cermin, tepatnya di kawasan Pantai Cermin Theme Park. Kawasan wisata Pantai Cermin yang terkenal dengan Water Theme Park, merupakan objek wisata alam yang dipadukan dengan wisata buatan (rekreasi) dengan pengelolaan yang profesional. Objek wisata Water Theme Park ini merupakan primadona pariwisata Kabupaten Serdang Bedagai. Di lokasi objek wisata ini terdapat beberapa fasilitas rekreasi dan olah raga air, seperti slide and pools, kolam berombak (lazy pool), kolam renang dan olah raga air (watersports). Selain itu di Cermin Theme Park ini juga tersedia fasilitas jetski, kayak, banana boat, speed boat, fishing boat, kuda tunggangan, kebun binatang mini, taman burung, istana air (water castle), toko hewan (pet shop) serta restoran.

(36)

Dari aspek tata ruang, prioritas utama adalah pengembangan pusat-pusat SWP yakni Perbaungan, Tebing Tinggi dan Sei Rempah. Tahap Kedua yang Perlu Di Kembangkan adalah wilayah sekitar Pantai Cermin, karen wilyah tersebut merupakan wilayah yang penting untuk pengembangan objek wisata di Kabupaten Srdang Bedagai tanpa merusak ekosistem wilayah pesisir di daerah tersebut dan meningkatkan lagi trransportasi yang sudah ada.

5.3.2.5. Perumusan Program Pembangunan

Program-program yang dirumuskan dalam Rencana Tahapan Pembangunan adalah sebagai berikut :

Program Penataan Struktur Tata Ruang Kawasan Lindung dan Budidaya

Program ini diarahkan untuk mendukung keseimbangan lingkungan atau untuk menjaga kestabilan antara kawasan lindung dan budidaya yang dipakai sebagai lokasi berbagai sektor. Program pembangunan diarahkan pada peningkatan fungsi instansi atau lembaga terkait dengan masalah keseimbangan lingkungan, misalnya : pencegahan kerusakan lingkungan (kawasan hutan lindung, hutan Bakau dan lingkungan binaan), inventarisasi terhadap kawasan lindung, pengalihan fungsi kawasan dan sebagainya.

Program Penataan Struktur Tata Ruang Bagi Pengembangan Sektor

Dominan

Program ini diarahkan pada kegiatan yang dapat mendukung pertumbuhan ekonomi dan peningkatan pendapatan serta peningkatan kesempatan kerja dari sektor dominan di Kabupaten Serdang Bedagai.

Program Penyusunan Struktur Tata Ruang Bagi Pengembangan Sistem

Permukiman/ Sistem Kota-Kota

Program ini diarahkan untuk mendukung peningkatan peran dan fungsi kota-kota pusat pertumbuhan dalam lingkup propinsi maupun antar kabupaten serta antar pusat-pusat pertumbuhan dengan wilayah belakang. Program ini dalam bentuk nyata berupa program penataan dan peningkatan fasilitas perkotaan dan sistem prasarana berupa pemeliharaan dan pembangunan/ peningkatan jalan antar pusat pertumbuhan maupun dengan wilayah belakang.

(37)

Program Penataan Struktur Tata Ruang Bagi Pengembangan Sistem

Jaringan Transportasi dan Sistem Prasarana

Program ini diarahkan pada pengaturan sistem aktivitas, sistem pola aliran barang dan jasa, serta sistem pengembangan jaringan jalan. Peningkatan sistem prasarana dan penunjang diarahkan pada peningkatan daya dukung listrik, prasarana air bersih, telepon dan pusat-pusat pertumbuhan lainnya. Rencana Tahapan Pembangunan yang dituangkan pada Indikasi Program Tahapan Pembangunan secara terperinci dapat dilihat pada Tabel 5.2.

(38)

Gambar

Tabel 5.1                                                                                                                   Rencana Alokasi Fasilitas Pelayanan di Kabupaten Serdang Bedagai

Referensi

Dokumen terkait

(2006), penataan ruang pada dasarnya merupakan perubahan yang disengaja. Dengan memahaminya sebagai proses pembangunan melalui upaya-upaya perubahan ke arah kehidupan yang lebih

pelestarian sumber daya alam & ruang wilayah kabupaten yang mampu memenuhi kebutuhan & pemerataan pembangunan Memantapkan pembangunan infrastruktur yang mendukung

Hal ini akan dapat dilaksanakan bila ruang wilayah di setiap daerah telah ditata peruntukannya dan untuk memaksimalkan penggunaannya disusun peta perwilayahan berdasarkan

Menurut Rosnila (2004), perubahan penggunaan lahan tidak dapat dihindari dalam suatu proses pelaksanaan pembangunan wilayah. Perubahan tersebut terjadi karena adanya

Evaluasi rencana tata ruang wilayah Kota Kotamobagu dilakukan pada pemanfaatan ruang yaitu struktur ruang dan pola ruang terhadap kondisi aktual dan dibandingkan dengan indikasi

adalah meningkatnya pertumbuhan ekonomi sehingga pada akhir periode pembangunan jangka panjang pendapatan perkapita dapat mencapai tingkat kesejahteraan setara

Kawasan Budidaya adalah kawasan yang ditetapkan dengan fungsi utama untuk membudidayakan atas dasar kondisi dan potensi sumber daya alam, sumber daya manusia dan

Rencana struktur ruang wilayah kabupaten adalah rencana yang mencakup sistem perkotaan wilayah kabupaten yang berkaitan dengan kawasan perdesaan dalam wilayah pelayanannya dan jaringan