• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN PENDEKATAN WHOLE LANGUAGE UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI MELALUI PENGGUNAAN PERMAINAN BAHASA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENERAPAN PENDEKATAN WHOLE LANGUAGE UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI MELALUI PENGGUNAAN PERMAINAN BAHASA"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

1

PENERAPAN PENDEKATAN

WHOLE LANGUAGE

UNTUK

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI MELALUI

PENGGUNAAN PERMAINAN BAHASA

Tiara Kurnia

Prodi PGSD, Jurusan Pedagogik, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Pendidikan Indonesia Mubiar Agustin dan Isah Cahyani1

Abstrak: Penerapan Pendekatan Whole Language untuk Meningkatkan Kemampuan Menulis Narasi Melalui Penggunaan Permainan Bahasa

Rendahnya nilai siswa pada kemampuan menulis narasi mendasari penelitian ini, sehingga penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan menulis narasi pada mata pelajaran bahasa Indonesia kelas IV SDN Banyuhurip dengan menerapkan pendekatan whole language melalui penggunaan permainan bahasa. Penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan kelas (PTK) yang dilaksanakan sebanyak tiga siklus melalui Teknik analisis data yang digunakan bersifat kualitatif dengan statistik deskriptif. Hasil yang diperoleh disetiap siklusnya selalu mengalami peningkatan, sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa setelah menerapkan pendekatan whole language melalui penggunaan permainan bahasa (scramble) mampu meningkatkan kemampuan siswa dalam menulis narasi.

Kata kunci: whole language, menulis, narasi, permainan.

Abstract: Application of Whole Language Approach for Improved Narrative Writing Through The Use of Language Games.

The low scores of students’ ability in writing narrative underlies this study, so this study aims at improving the ability in writing narratives in Indonesian Language subject in a fourth grade Banyuhurip Elementary School by implement the whole language approach through the use of language games. This study used classroom action research (CAR), which held as many as three cycles through qualitative data analysis with descriptive statistics. The results obtained in each cycle were constantly increasing, so it can be concluded that after using the whole language approach through the use of language games (scramble) could improve students' ability in writing narrative.

Keywords: whole language, writing, narrative, game.

1

(2)

2 PENDAHULUAN

Rendahnya kemampuan menulis narasi menjadi permasalahan dalam pembelajaran Bahasa Indonesia di kelas IV SDN Banyuhurip Kecamatan Lembang, hal ini dilatar belakangi dari siswa tidak mampu menggunakan tanda baca yang baik, siswa kesulitan dalam memahami lebih dalam tentang judul dan tema padahal sudah dijelaskan berulang kali. Perbendaharaan kata juga masih kacau sehingga sangat terlihat bahwa siswa kesulitan dalam merangkai kata-kata yang nantinya akan menjadi sebuah paragraf dalam sebuah narasi. Ketika melihat secara keseluruhan, hasil karangan yang di tulis siswa dinilai dari segi judul, tema, dan isinya terlihat tidak sesuai (tidak nyambung) dan paragrafnya pun acak-acakan.

Bukti lain dari rendahnya kemampuan menulis narasi didukung juga dari data rekap nilai UTS pada mata pelajaran Bahasa Indonesia semester 2 yang peneliti dapatkan. Pada pelajaran bahasa Indonesia di kelas IV SDN Banyuhurip Kecamatan Lembang dengan jumlah siswa 30 orang, nilainya antara lain: (1) Siswa yang mempunyai nilai 050 sebanyak 4 orang; (2) Siswa yang mempunyai nilai 5160 sebanyak 12 orang; (3) Siswa yang mempunyai nilai 6174 sebanyak 10 orang; (4) dan Siswa yang mempunyai nilai 75100 sebanyak 4 orang. Nilai KKM pada mata pelajaran bahasa Indonesia 75.

Oleh karena itu, rendahnya kemampuan menulis narasi siswa pada mata pelajaran bahasa Indonesia kelas IV SDN Banyuhurip Kecamatan Lembang membutuhkan sebuah upaya perbaikan yang nantinya akan mampu meningkatkan kemmpuan siswa dalam menulis narasi. Dalam penelitian ini upaya yang akan dilakukan dalam meningkatkan kemampuan siswa dalam menulis narasi adalah dengan menerapkan pendekatan whole language dalam kegiatan pembelajaran dan

menggunakan permainan bahasa dalam kedalam proses kegiatan pembelajaran.

Penggunaan pendekatan whole language yang merupakan pendekatan yang menyajikan pembelajaran bahasa secara menyeluruh, utuh dan padu dalam mengajarkan keempat aspek pada kemampuan bahasa, yang terdiri dari menyimak, membaca, berbicara, dan menulis secara bersamaan dalam pengajaraan bahasa Indonesia diharapkan akan mampu meningkatkan kualitas pengajaran bahasa Indonesia di sekolah dasar.

Seperti pengertian whole language yang dikatakan Syafi’ie (dalam Resmini, 2009:16) bahwa dalam pembelajaran bahasa mengacu pada pendekatan whole language sehingga dalam implementasinya digunakan pendekatan integratif. Sehingga dalam pengertian yang luas, integratif dapat diartikan sebagai penyatuan berbagai aspek kedalam satu kesatuan yang padu. Pelaksanaan pembelajaran bahasa Indonesia berasarkan konsep integratif mengacu pada pengembangan dan penyajian materi pembelajaran bahasa secara terpadu. Lingkungan proses belajar mengajar bahasa yang dilandasi keterpaduan mengacu pada pandangan tentang hakikat bahasa yang terkait dengan whole language.

Selain itu penggunaan pendekatan whole language yang mengemas empat aspek kemampuan bahasa akan membuat pengajaran bahasa Indonesia terlebih pada pembelajaran kegiatan menulis narasi yang diangkat peneliti menjadi sebuah suasana baru yang lebih variatif didalam pengajarannya. Karena didalam kegiatan menulis narasi dalam pembelajaran bahasa Indonesia yang menggunakan pendekatan whole language tidak hanya kemampuan menulis saja yang dikembangkan, tetapi tiga keterampilan bahasa yang lainnya seperti menyimak, berbicara, dan membaca pun ikut dikembangkan dalam

(3)

3

sebuah kegiatan pembelajaran yang dikemas secara padu dan menyenagkan.

Istilah belajar sambil bermain menjadi salah satu hal yang mendasari alasan penggunaan permainan bahasa dalam penelitian ini. Hal ini berkaitan dengan fungsi permainan yang merupakan alat pendidikan. Karena, pendidikan yang baik akan menggunakan bermain sebagai alat pendidikan. Sehingga anak tidak akan merasa terbebani dalam kegiatan belajar dan juga kegiatan pembelajaran yang berlangsung akan terasa lebih menyenangkan.

Sejalan dengan pendapat yang dikemukakan oleh Seto (2004:53) yang mengemukakan bahwa, bermain dapat dikembangkan menjadi semacam alat untuk mengaktualisasi potensi-potensi kritis pada anak, mempersiapkan fungsi intelektual, dan aspek sosialnya. Dengan demikian, bermain berkembang bukan hanya menjadi sarana yang dapat dinikmati dan menyenangkan saja tetapi juga bersifat mendidik.

Pendapat lain juga dikatakan Resmini (2007:256) dalam bukunya, ia berpendapat bahwa, permainan bahasa dalam pelaksanaannya tentunya memiliki kelebihan dan kekurangan. Kelebihan permainan bahasa ialah (1) Permainan bahasa sebagai metode pembelajaran dapat meningkatkan kreatifitas siswa dalam proses belajar mengajar, (2) Aktifitas yang dilakukan siswa bukan saja fisik tapi mental, (3) Dapat membangkitkan motivasi siswa dalam belajar, (4) Dapat memupuk rasa solidaritas dan kerjasama, (5) dan Dengan permainan materi lebih mengesankan sehingga sukar dilupakan.

Sehingga penggunaan permainan bahasa dalam penelitian ini sangat diharapkan mampu meningkatkan motivasi belajar siswa dalam kegiatan pembelajaran, dengan penggunaan permainan dalam pembelajaran selain pembelajaran menjadi inovatif diharapkan akan lebih meningkatkan

kreatifitas siswa sehingga menimbulkan minat siswa dalam kegiatan menulis khususnya dalam kegiatan menulis narasi. Sehingga permainan bahasa menjadi sebuah sarana untuk memancing imajinasi siswa dalam menentukan kata-kata untuk menjadi kalimat-kalimat yang nantinya akan menjadi sebuah paragraf-paragraf yang akan menjadi sebuah narasi yang kreatif.

Berdasarkan permasalahan tersebut, penelitian ini memfokuskan kajian pada “Penerapan Pendekatan Whole language Untuk Meningkatkan Kemampuan Menulis Narasi Melalui Penggunaan Permainan Bahasa” (PTK pada Pelajaran Bahasa Indonesia di kelas IV SDN Banyuhurip Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat 2012/2013).

Tujuan dalam penelitian ini untuk mengetahui perencanaan penerapan pendekatan whole language dalam meningkatkan kemampuan menulis narasi melalui penggunaan permainan bahasa, untuk mengetahui pelaksanaan penerapan pendekatan whole language dalam meningkatkan kemampuan menulis narasi melalui penggunaan permainan bahasa, untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa pada pembelajaran menulis narasi siswa kelas IV setelah mengikuti pembelajaran dengan penerapan pendekatan whole language melalui penggunaan permainan bahasa.

Untuk memahami istilah yang digunakan serta tidak menimbulkan pemahaman yang berbeda, berikut adalah hasil kajian pustaka yang merujuk pada judul penelitian ini:

1. Pengertian menulis

Menulis merupakan suatu keterampilan berbahasa yang dipergunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung, tidak secara tatap muka dengan orang lain (Tarigan , 2008:3). Selain itu Suriamiharja dalam Resmini (2007: 115-116) mengemukakan

(4)

4 pengertian menulis yaitu kegiatan

melahirkan pikiran dan perasaan dengan tulisan. Dapat juga diartikan bahwa menulis adalah berkomunikasi mengungkapkan pikiran, perasaan, dan kehendak kepada orang lain secara tertulis.

2. Pengertian narasi

Secara umum narasi adalah adalah suatu wacana yang berusaha mengisahkan suatu kejadian atau peristiwa sehingga tampak seolah-olah pembaca melihat atau mengalami sendiri peristiwa tersebut. Menurut Gorys Keraf (1983: 136), narasi adalah suatu bentuk wacana yang sasaran utamanya adalah tindak-tanduk yang dijalin dan dirangkaikan menjadi sebuah peristiwa yang terjadi dalam suatu kesatuan waktu. Narasi bisa juga berupa suatu bentuk wacana yang berusaha menggambarkan dengan sejelas-jelasnya kepada pembaca suatu peristiwa yang telah terjadi. Sedangkan Semi (2002:53), mengemukakan bahwa narasi adalah tulisan yang tujuannya menceritakan kronologis peristiwa kehidupan manusia. 3. Pengertian whole language

Pendekatan whole language merupakan suatu pendekatan untuk mengembangkan mengajarkan bahasa yang dilaksanakan secara menyeluruh, meliputi mendengar, berbicara, membaca dan menulis. Keterampilan tersebut memiliki hubungan yang interaktif yang tidak terpisah-pisah dengan aspek kebahasaan: fonem, kata, ejaan, kalimat, wacana dan sastra. Disamping itu pendekatan ini juga mementingkan multimedia, lingkungan dan pengalaman belajar anak. (Hartati, 2006:107). Sedangkan Brenner (ibid:119) berpendapat bahwa whole language adalah cara mengajar pra membaca, membaca, dan keterampilan bahasa lainnya melalui keseluruhan proses yang melibatkan bahasa, menulis, berbicara, mendengarkan cerita, mengarang cerita,

bermain drama, maupun melalui cara-cara yang lebih tradisional.

4. Pengertian permainan bahasa

Permainan merupakan suatu aktivitas untuk memperoleh suatu keterampilan tertentu dengan cara yang menggembirakan. Apabila permainan yang diperoleh dalam permainan itu berupa keterampilan berbahasa tertentu, permainan tersebut dinamakan permainan bahasa (Soepano, 1998 dalam Resmini 2007:255).

5. Scramble

Permainan ini adalah permainan menyusun kembali huruf baik yang diacak, kata yang diacak, atau kalimat yang diacak. Permainannya, guru harus menyiapkan huruf yang diacak atau kata yang diacak atau juga kalimat yang diacak untuk disusun oleh kelompok menjadi kata atau kalimat atau menjadi sebuah paragraf yang benar (bermakna). METODE

Metode yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas (PTK) melalui pendekatan kualitatif. Penelitian tindakan kelas yaitu penelitian yang dilakukan oleh guru, bekerja sama dengan peneliti (atau dilakukan oleh guru sendiri yang juga bertindak sebagai peneliti). Di kelas atau di sekolah tempat mengajar dengan penekanan pada penyempurnaan atau peningkatan proses dan praktis pembelajaran (Arikunto 2009:57). Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pembelajaran menulis karangan disekolah dasar dengan harapan adanya perubahan dan peningkatan kualitas pembelajaran menulis dalam mata pelajaran bahasa Indonesia khususnya menulis narasi.

Penelitian ini dilaksanakan dengan rancangan model siklus yang di adaptasi dari Kemmis dan Mc.Taggart (1988). Adapun kegiatan penelitian ini dilaksanakan dalam empat tahapan secara berulang mulai dari perencanaan,

(5)

5

pelaksanaan, observasi, dan refleksi yang dilaksanakan sebanyak tiga siklus.

Penelitian ini dilaksanakan ditempat penulis melaksanakan kegiatan program latihan profesi (PLP) yaitu di SDN Banyuhurip yang berlokasi di Kampung Keramat Desa Cikahuripan Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat. Penelitian berlangsung kurang lebih 4 bulan, dimulai pada bulan Maret hingga Juni 2013. Waktu penelitian ini dilaksanakan pada waktu mata pelajaran bahasa Indonesia. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas IV yang di SDN Banyuhurip Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat. Siswa terdiri dari 15 perempuan dan 15 laki laki dengan kisaran umur antara10 sampai 11 tahun sehingga jumlah siswa 30 orang.

Instrument yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar observasi aktifitas guru dan siswa, wawancara, catatan lapangan, lembar penilaian terhadap kemampuan menulis narasi (LKS), dan dokumentasi.

Untuk teknik pengolahan data, pada dasarnya prosedur pengolahan data dilakukan sepanjang penelitian secara berkelanjutan dari hasil pendahuluan, pelaksanaan, dan akhir pelaksanaan program tindakan. Data diolah dengan menggunakan teknik analisis kualitatif untuk menunjukkan proses dengan memberikan pemaknaan konseptual, pengolahan data merupakan kegiatan yang dilakukan oleh peneliti dalam menyusun dan mengkaji data yang diperoleh sehingga mampu menyajikan informasi untuk menjawab masalah yang ditetapkan dalam penelitian ini yaitu data hasil kemampuan menulis narasi siswa. Sementara itu kegiatan proses analisis data dimulai dengan menelaah seluruh data yang tersedia dari berbagai sumber yaitu dari sejak kegiatan observasi, wawancara, dan pengumpulan data dilaksanakan yaitu selama tindakan diberikan. Kemudian ketika semua data sudah terkumpul diadakan penyusunan

data dan pengkategorian data. Data hasil pengamatan berupa prilaku empirik dan hasil kerja siswa dikumpulkan dan dipilah sesuai dengan fokus yang telah ditetapkan, data yang tidak relevan direduksi, data didiskusikan, dimaknai dan digunakan sebagai dasar melakukan tindakan. Selanjutnya dilakukan penafsiran data dan penarikan simpulan. Penentuan kualifikasi hasil apresiasi (menulis) didasarkan pada munculnya ciri deskriptor. Berikut adalah pedoman penyekoran analitik:

Keterangan Skala Tabel 1.1

Bobot Kategori Ket Nilai

5 SB Sangat baik 91  100 4 B Baik 75  90 3 C Cukup 74  56 2 K Kurang 55  41 1 SK Sangat kurang 40  0 Adapun hasil narasi siswa nantinya dihitung dengan menggunakan rumus dibawah ini:

Rumus perhitungan nilai karangan siswa

Nilai:

X 100

: x 100

Rumus perhitungan presentase digunakan untuk mempresentasikan hasil akhir, bersumber dari Santoso (2005:57) dan hasil analisis dilakukan dengan menggunakan rambu-rambu analisis berdasarkan deskripsi penilaian yaitu:

P= x 100

Keterangan: P = presentase

F =jumlah siswa yang memenuhi kategori

N = jumlah

keseluruhan siswa 100 = bilangan konstanta

(6)

6 Tabel 1.2 Kategori Nilai SB 91  100 B 75  90 C 74  56 K 55  41 SK 40  0

Pelaksanaannya dilakukan dengan mengamati dan mencatat pembelajaran

yang dilakukan siswa,

membandingkannya dengan kriteria proses yang tercantum dalam rambu-rambu analisis dan selanjutnya melakukan pemaknaan. Adapun pemeriksaan keabsahan data dilakukan melalui verifikasi terhadap temuan data. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil

Hasil pembelajaran pada Siklus I secara keseluruhan masih belum begitu memuaskan. Terlihat dari siswa masih belum bisa memahami unsur-unsur pembentuk karangan padahal materi itu sudah diajarkan, siswa masih kesulitan dalam memahami langkah-langkah menulis karangan, siswa masih belum bisa memahami tema, perbendaharaan siswa masih sedikit sehingga siswa cenderung menggunakan kata kata yang sama secara berulang-ulang. Sehingga dapat disimpulkan bahwa keterampilan menulis narasi pada siswa kelas IV SDN Banyuhurip pada Siklus I sudah cukup baik. Dengan jumlah nilai 2048 pada Siklus I, rata-rata didapatkan 68,3 dengan nilai tertinggi 86 dan nilai terendah 44, tingkat keberhasilan sebesar 36,7%.

Pada Siklus II, terlihat banyak hasil narasi siswa dibuat selain judul dan tema yang tepat, isinya pun sesuai ditambah lagi cerita yang dibuat siswa itu menarik, menggunakan tanda baca dengan baik, keantusiasan siswa dalam kegiatan pembelajaran yang dilakukan guru dengan penggunaan permainan bahasa (Scramble kata) dalam Siklus II

ini pun membantu siswa menemukan kosakata-kosakata baru sehingga karangannya menjadi jauh lebih baik, dan terlihat jelas peningkatannya. Sehingga dapat disimpulkan bahwa keterampilan menulis narasi pada Siklus II telah mengalami peningkatan yang sangat baik. Dengan jumlah nilai 2362 pada Siklus II, rata-rata didapatkan 78,7 yang berarti nilai rata-rata dalam Siklus II ini telah berhasil melewati KKM yang ditentukan yaitu 75, dan diperoleh nilai tertinggi 96 dan nilai terendah 56 dengan tingkat keberhasilan sebesar 70%.

Secara keseluruhan pada siklus III perkembangan belajar siswa meningkat terlihat bahwa siswa sudah terbiasa dan mampu menulis narasi dengan sangat baik, Proses pembelajaran pun berjalan dengan lancar walaupun butuh ketegasan dalam mengkondisikan kelas untuk mencapai kelas yang kondisif. Sehingga dapat disimpulkan bahwa kegiatan menulis narasi pada Siklus III melalui penerapan pendekatan whole language melalui penggunaan permainan bahasa mengalami peningkatan yang sangat baik. Lebih dari 70% siswa mendapatkan nilai baik. Dengan jumlah nilai 2534 pada Siklus III, dengan nilai rata-rata 84,5 dan pada Siklus III ini diperoleh nilai tertinggi dengan nilai 98 dan nilai terendah 70 dan hal tersebut menunjukkan bahwa kecenderungan pemahaman siswa pada kegiatan menulis narasi mengalami peningkatan yang sangat baik, dengan tingkat keberhasilan sebesar 77%.

Data keseluruhan yang diperoleh dalam penelitian meningkatkan kemampuan menulis narasi dengan penerapan pendekatan whole language melalui penggunaan permainan bahasa (Scramble) yang meliputi kemampuan menentukan judul dan tema sesuai isi karangan, kemampuan menggarap, menyesuaikan dan meruntutkan isi karangan dengan kerangka karangan yang telah dibuat, kemampuan

(7)

7

Siklus I Siklus IISiklus III 68,3 78,7 84,5

Rata-rata Rata-rata memadukan dan menggarap rangkaian

cerita antara satu paragraf dengan paragraf yang lain, kemampuan memahami unsur-unsur pembentuk karangan, kemampuan menggarap alur, kemampuan menggarap perilaku dan penokohan, kemampuan menggarap latar, kemampuan menggarap sudut pandang, penggunaan diksi, dan penggunaan ejaan dan tanda baca mulai dari Siklus I sampai Siklus III, terlihat bahwa penerapan pendekatan whole language dan juga penggunaan permainan bahasa (Scramble) dapat meningkatkan kemampuan menulis narasi siswa kelas IV SDN Banyuhurip Kecamatan Lembang.

Adapun grafik presentase hasil perkembangan menulis narasi menggunakan penerapan pendekatan whole language melalui permainan bahasa per siklus dapat dilihat dibawah ini:

Grafik 1.1

Grafik Presentase Hasil

Perkembangan Penerapan Pendekatan

Whole Language dalam Meningkatkan

Kemampuan Menulis Narasi melalui Penggunaan Permainan Bahasa Per

Siklus

Dari grafik diatas terlihat jelas peningkatan hasil menulis narasi siswa

dengan menggunakan penerapan pendekatan whole language melalui permainan bahasa pada tiap siklusnya. Hal ini membuktikan bahwa penggunaan penerapan whole language melalui permainan bahasa dapat membantu meningkatkan kemampuan menulis narasi siswa kelas IV SDN Banyuhurip Kecamatan Lembang.

Adapun grafik perbandingan nilai tertinggi dan nilai terendah menulis narasi menggunakan penerapan pendekatan whole language melalui permainan bahasa per siklus dapat dilihat dibawah ini:

Grafik 1.2

Grafik Perbandingan Nilai Tertinggi Dan Nilai Terendah Penerapan Pendekatan Whole Language dalam Meningkatkan Kemampuan Menulis Narasi melalui Penggunaan Permainan

Bahasa Per Siklus

Sedangkan rata-rata nilai menulis narasi menggunakan penerapan pendekatan whole language melalui permainan bahasa per siklus dapat dilihat dibawah ini:

Grafik 1.3

Grafik Rata-Rata Nilai Penerapan Pendekatan Whole Language dalam 0 5 10 15 20 Siklus I Siklus II Siklus III 0 5 9 11 16 14 6 0 0 0 0 0 0 50 100 86 96 98 44 56 70 Nilai Terti nggi

(8)

8 Meningkatkan Kemampuan Menulis

Narasi

melalui Penggunaan Permainan Bahasa Per Siklus

Dari grafik diatas, dapat dilihat bahwa nilai rata-rata yang diperoleh pada Siklus I belum mencapai nilai KKM yang ditentukan yaitu 75 karena pada Siklus I nilai rata-rata yang didapat hanyalah 68,3. Sedangkan pada Siklus II telah terlihat adanya peningkatan yang signifikan dari nilai rata-rata yang diperoleh di Siklus II yaitu 78,8. Dan pada Siklus III, peningkatan yang signifikan terjadi sesuai dengan apa yang di harapkan setelah melalui perbaikan pada Siklus II, sehingga pada Siklus III nilai rata-rata yang didapat adalah 84,5. Sehingga presentase keberhasilan di setiap siklusnya terus merujuk pada sebuah peningkatan dan merupakan keberhasilan dalam kegiatan menulis narasi menggunakan penerapan pendekatan whole language melalui permainan bahasa yang akan disajikan dalam bentuk grafik tingkat presentase keberhasilan per siklus.

Grafik tingkat presentase keberhasilan per siklus menulis narasi menggunakan penerapan pendekatan whole language melalui permainan bahasa dapat dilihat dibawah ini:

Grafik 1.4

Grafik Tingkat Presentase Keberhasilan Per Siklus Penerapan Pendekatan Whole Language dalam Meningkatkan Kemampuan Menulis

Narasi melalui Penggunaan Permainan Bahasa

B. Pembahasan

Secara umum penelitian tindakan kelas yang dilakukan oleh peneliti dalam kegiatan pembelajaran yang menerapkan pendekatan whole language melalui penggunaan permainan bahasa untuk meningkatkan kemampuan menulis narasi dikelas IV SDN Banyuhurip Kecamatan Lembang telah berhasil. Hal tersebut dapat dibuktikan dengan adanya peningkatan nilai kualifikasi kemampuan siswa dalam menulis narasi berdasarkan penerapan pendekatan whole language dan penggunaan permainan bahasa (Scramble kata dan kalimat) serta rata-rata nilai sebagai upaya meningkatkan kemampuan menulis narasi.

Berdasarkan hasil pengolahan data yang telah diuraikan sebelumnya, maka hasilnya dapat digambarkan sebagai berikut:

1. Siswa mampu melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan penerapan pendekatan whole language dan penggunaan permainan bahasa untuk meningkatkan kemampuan menulis narasi dikelas IV SDN Banyuhurip Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat.

2. Siswa mampu menerima dan mengatasi kesulitan yang dihadapi dalam kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan pada Siklus I dengan penerapan pendekatan whole language dan melalui penggunaan permainan bahasa untuk meningkatkan kemampuan menulis narasi. Hal ini sesuai dengan penerapan whole language sebagai guided writing (menulis terbimbing) sehingga dalam kegiatan pembelajaran menulis narasi guru berperan sebagai fasilitator, membantu siswa menemukan apa yang ingin ditulisnya dan bagaimana Siklus I Siklus II Siklus III 037% 70% 77% Presentase Keberhasilan (%) Presentase Keberhasilan (%)

(9)

9

menulisnya dengan jelas, sistematis dan menarik.

3. Selain itu kesulitan juga diatasi dengan menggunakan permainan bahasa (Scramble) yang menyajikan konsep baru dalam kegiatan pembelajaran. Sehingga dalam kegiatan pembelajaran permainan bahasa (Scramble), siswa dapat dilatih berkreasi menyusun kata, kalimat, atau wacana yang acak susunannya dengan susunan yang bermakna dan mungkin lebih baik dari susunan aslinya dengan dibimbing oleh guru.

4. Penerapan pendekatan whole language dan penggunaan permainan bahasa efektif untuk digunakan dalam meningkatkan kemampuan menulis narasi dikelas IV SDN Banyuhurip Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat. Hal ini terlihat dari peningkatan kemampuan siswa dalam menulis narasi, dan keantusisasan mereka dalam kegiatan pembelajaran, terlihat dengan penggunaan permainan bahasa (Scramble) dalam kegiatan pembelajaran, siswa belajar dengan cara yang menyenangkan. Hal ini sesuai dengan salah satu ciri-ciri kelas dalam whole language, yaitu ciri kelima, di kelas whole language yaitu siswa terlibat secara aktif dalam pembelajaran bermakna. Selain itu, baik penerapan pendekatan whole language ataupun permainan bahasa terlihat mampu memupuk berbagai sikap positif siswa, diantaranya solidaritas, kreativitas, sportivitas, dan rasa percaya diri. Sehingga penerapan pendekatan whole language dan penggunaan permainan bahasa yang digunakan untuk meningkatkan kemampuan menulis narasi dikelas IV SDN Banyuhurip Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat data dikatakan berhasil dan dapat dilaksanakan untuk meningkatkan prestasi belajar siswa

khususnya dalam pembelajaran menulis karangan (narasi).

Dari data keseluruhan yang diperoleh dalam penelitian, hasilnya meningkatkan kemampuan menulis narasi dengan penerapan pendekatan whole language melalui penggunaan permainan bahasa (Scramble) mulai dari Siklus I sampai Siklus III, terlihat bahwa penerapan pendekatan whole language dan juga penggunaan permainan bahasa (Scramble) dapat meningkatkan kemampuan menulis narasi siswa kelas IV SDN Banyuhurip Kecamatan Lembang.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang dilakukan terhadap siswa kelas IV SDN Banyuhurip Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat diperoleh kesimpulan sebagai berikut:

Perencanaan tindakan yang dilakukan senantiasa mengacu pada standar isi, standar kompetensi, indikator dan tujuan pembelajaran yang kemudian diimplementasikan pada kegiatan pembelajaran, media pempelajaran, sumber belajar, dan LKS.

Dalam kegiatan pelaksanaan peneliti melaksanakan tiga siklus kegiatan pembelajaran, pada siklus I guru menggunakan metode permainan bahasa (scramble) kalimat dengan bantuan media gambar, sedangkan pada tahap pelaksanaan siklus II, siswa diberikan metode permainan bahasa yaitu scramble kata, dan pada kegiatan pelaksanaan siklus ke III, dalam kegiatan pembelajaran siswa menggunakan metode scramble kalimat dan media gambar, yang nantinya dapat siswa urutkan kemudian siswa kembangkan menjadi karangan. Selain itu pelaksanaan kegiatan pembelajaran tidak pernah terlepas dari bimbingan guru, hal ini sesuai dengan komponen pendekatan

(10)

10 whole language, yaitu guided writing

atau menulis terbimbing.

Hasil dari kegiatan menerapkan pendekatan whole language melalui permainan bahasa (scramble) terbukti mampu meningkatkan ide, imajinasi, menambah kosakata baru, memotivasi dan memacu minat siswa dalam kegiatan menulis narasi. Hal tersebut terbukti dari hasil narasi siswa ditiap siklusnya dengan hasil rata-rata yang diperoleh pada siklus I yaitu 68,3. Pada siklus II hasil rata-rata pembelajaran menulis narasi yang didapat siswa yaitu 78,7, dan pada siklus III rata-rata yang didapat dari hasil menulis narasi pun meningkat menjadi 84,5. Hal ini membuktikan bahwa kemampuan siswa dalam menulis narasi sangat baik, terlihat dari tingkat keberhasilan yang diperoleh selama tiga siklus yaitu, 36,7% pada siklus I , 70% pada siklus II, dan 77% pada siklus III. Artinya bahwa dengan menerapkan pendekatan whole language melalui penggunaan permainan bahasa (scramble) pada kegiatan pembelajaran menulis narasi, telah mampu memacu minat siswa dan meningkatkan kemampuan menulis siswa dalam kegiatan menulis narasi siswa di kelas IV SDN Banyuhurip Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat.

DAFTAR RUJUKAN

Arikunto, S, dkk. (2009). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara.

Arikunto, S. (2008). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Guntur-Tarigan, H. (2008). Menulis Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa. Keraf, G. (1981). Argumentasi dan

Narasi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Novi, R, dkk. (2007). Pendidikan Bahasa dan Sastra dikelas Tinggi. Bandung: UPI Press.

Novi, R, dkk. (2006). Membaca Dan Menulis di SD: Teori dan Pengajarannya. Bandung: UPI Press.

Roswati, E. (2008). “Peningkatan Keterampilan Membaca Dalam Hati Dengan Pendekatan Whole Language Pada Siswa Kelas IV Sekolah Dasar”. Skripsi pada FIP Universitas Pendidikan Indonesia : Tidak Diterbitkan.

Semi, A. (2002). Dasar-Dasar Keterampilan Menulis. Bandung: Angkasa.

Tatat, H, dkk. (2006). Pendidikan Bahasa dan Sastra di Kelas Rendah. Bandung: UPI Press.

Wiriaatmadja, R. (2007). Metode Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Gambar

Grafik  tingkat  presentase  keberhasilan  per  siklus  menulis  narasi  menggunakan  penerapan  pendekatan  whole  language  melalui  permainan  bahasa dapat dilihat dibawah ini:

Referensi

Dokumen terkait

Untuk mengatasi masalah kesulitan siswa dalam mengarang deskripsi, dapat dilakukan dengan penelitian tindakan kelas melalui penerapan pendekatan whole language dengan

Masalah yang diteliti dalam penelitian ini adalah “Apakah dengan menggunakan pendekatan kontekstual dapat meningkatkan kemampuan menulis karangan narasi pada siswa kelas V SD

Observasi dilakukan untuk men- dapatkan data tentang siswa dan guru saat pembelajaran menulis puisi de- ngan menerapkan pendekatan peng- ajaran whole language.

PENERAPAN METODE PICTURE AND PICTURE UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR.. Yang melatarbelakangi penelitian ini yaitu

Menyatakan dengan sesungguhnya, bahwa tesis berjudul “ Upaya Meningkatkan Kemampuan Membaca Menulis Permulaan Siswa Kelas I melalui Penerapan Pendekatan Pembelajaran

Simpulan dalam penelitian ini yaitu penerapan pendekatan whole language berbantuan audiovisual dapat meningkatkan keterampilan menulis puisi siswa, keterampilan guru dalam

Simpulan dalam penelitian ini yaitu penerapan pendekatan whole language berbantuan audiovisual dapat meningkatkan keterampilan menulis puisi siswa, keterampilan guru dalam

Dengan demikian penggunaan pendekatan whole language dapat meningkatkan kemampuan membaca pemahaman siswa kelas V Sekolah Dasar Negeri Bendungan Hilir 01 Pagi Jakarta Pusat..