• Tidak ada hasil yang ditemukan

ASSALAMUALAIKUM WR. WB

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ASSALAMUALAIKUM WR. WB"

Copied!
32
0
0

Teks penuh

(1)

ASSALAMUALAIKUM

ASSALAMUALAIKUM

ASSALAMUALAIKUM

ASSALAMUALAIKUM

WR. WB

WR. WB

WR. WB

WR. WB

WR. WB

WR. WB

WR. WB

WR. WB

(2)

PENYESUAIAN SOSIAL REMAJA

ADIKTIF DI SEKOLAH

Dikdik Sepna 050120

Hasan Abdurokhman 054380 Andi Chandra Irawan 054787 Andi Chandra Irawan 054787 Ilman Kautsar 054944 Andri Arief Yanuar 055034 Hilman Aliy Mandar 055293 Karno S Hardono 0702723

(3)

FENOMENA PENYESUAIAN SOSIAL

REMAJA ADIKTIF

Permasalahan remaja dalam lingkup penyesuaian sosial yang diangkat adalah remaja yang

berperilaku adiktif. Adiktif atau ketergantungan obat adalah perilaku yang menyimpang. Adiktif obat adalah perilaku yang menyimpang. Adiktif

dipandang sebagai perilaku maladaptasi yang dapat menimbulkan kerusakan fisik dan psikis.

Adiktif diartikan sebagai suatu keadaan psikis yang muncul secara periodik atau kronis akibat

(4)

Perilaku adiktif merupakan perilaku hasil pembiasaan (Hafidz, 1997: 51). Perilaku adiktif sebagai perilaku

hasil belajar dan dapat diubah menjadi perilaku yang efektif dengan cara belajar pula. Adiktif

merupakan penyakit biologis, psikologis dan sosial. Spesifikasi kasus remaja adiktif yang akan diintervensi

dengan menggunakan konseling kognitif-perilaku dengan menggunakan konseling kognitif-perilaku

difokuskan pada perilaku sosialnya, yaitu :

• Rusak secara moral dalam berintraksi

• Anti-sosial

• Keterampilan sosial menurun

• Banyaknya sikap negatif terhadap perilaku masyarakat.

(5)

PENYESUAIAN SOSIAL

1. Pengertian

Sosial Adjustment (penyesuaian sosial) ialah:

(1) Penjalinan secara harmonis suatu relasi dengan lingkungan sosial

(2) Mempelajari tingkah laku yang diperlukan, atau mengubah kebiasaan yang ada, sedemikian

rupa, sehingga cocok bagi suatu masyarakat sosial

(6)

Penyesuaian sosial merupakan suatu

proses penyesuaian diri terhadap

iingkungan sosial atau penyesuaian dalam

hubungan antar manusia. Melalui

penyesuaian sosial, manusi memperoieh

penyesuaian sosial, manusi memperoieh

peniuasan akan kebutuhan-kebutuhannya

(7)

2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penyesuaian Sosial Siswa di Sekolah

Input Proses Output

Internal IQ Minat, Bakat Konsep diri Internal IQ Kemampuan penyesuaian Minat, Bakat Konsep diri Sosialisasi penyesuaian sosial Eksternal Iklim kehidupan Keluarga

Iklim kehidupan Sekolah Masyarakat

(8)

PENYESUAIAN SOSIAL SISWA

PADA MASA REMAJA

Andi Mapiare (1984: 43)

mengemukakan bahwa siswa dihadapkan

mengemukakan bahwa siswa dihadapkan

pada sepuluh tugas perkembangan yang

harus dipenuhinya dengan baik.

(9)

Havighurst (Mell S.S Rifai, 1987: 23)

mengungkapkan beberapa tugas perkembangan sosial yang harus dicapai pada masa remaja

yaitu:

1) Mencapai hubungan sosial yang lebih matang dengan teman-teman sebayanya, baik

dengan teman sejenis maupun dengan lawan dengan teman sejenis maupun dengan lawan jenis.

2) Dapat menjalankan peranan sosial menurut jenis kelamin masing-masing.

3) Memperlihatkan tingkah laku yang secara sosial dapat dipertanggungjawabkan.

(10)

PENYESUAIAN SOSIAL SISWA

DI SEKOLAH

Penyesuaian sosial di sekolah diartikan

sebagai kemampuan siswa dalam

beradaptasi dengan lingkungan sekolah

sehingga siswa mampu berinteraksi secara

wajar dan interaksi yang terjalin dapat

memberikan kepuasan bagi diri dan

(11)

Penyesuaian sosial siswa di sekolah, diantaranya sebagai berikut:

1) Penyesuaian diri siswa terhadap guru banyak bergantung kepada sikap guru dalam

menghadapi siswanya.

2) Penyesuaian diri terhadap mata pelajaran.

Dalam hal ini kurikulum hendaknya disesuaikan dengan umur, tingkat kecerdasan dan

dengan umur, tingkat kecerdasan dan kebutuhan.

3) penyesuaian diri terhadap lingkungan sekolah. Dalam hal ini adalah gedung, alat-alat sekolah, fasilitas belajar dan lingkungan sosial lainnya.

4) Penyesuaian diri terhadap teman sebaya. Hal ini sangat penting bagi perkembangan siswa,

(12)

EFEKTIVITAS PENYESUAIAN SOSIAL

SISWA DI SEKOLAH

Efektivitas banyak merujuk pada proses

kelancaran atau keberhasilan dari suatu aktivitas yang dilakukan seseorang.

Efektivitas penyesuaian sosial siswa di sekolah Efektivitas penyesuaian sosial siswa di sekolah menurut Schneiders (1964: 454) ditandai oleh

adanya :

1) Penghormatan terhadap orang-orang yang patut dihargai di sekolah.

2) Penerimaan terhadap orang-orang yang patut dihormati di sekolah.

(13)

(LANJUTAN)

3) Minat terhadap aktivitas sekolah. 4) Partisipasi dalam aktivitas sekolah.

5) Menjalin hubungan persahabatan yang sehat dengan teman, guru dan personil sekolah

lainnya.

6) Penerimaan terhadap peraturan/tata tertib 6) Penerimaan terhadap peraturan/tata tertib

sekolah.

7) Membantu sekolah mencapai tujuannya.

8) Mematuhi peraturan dan tata tertib sekolah

yang berlaku dengan indikator memiliki

kesadaran akan pentingnya peraturan/tata tertib.

(14)

PERMASALAHAN PENYESUAIAN SOSIAL

SISWA DI SEKOLAH

Abin Syamsudin Makmun (1990: 79-80) mengemukakan

masalah-masalah yang sering dihadapi oleh remaja, adalah sebagai berikut:

1) Masalah yang berkaitan dengan perkembang fisik dan psikomotorik.

psikomotorik.

2) Masalah yang berhubungan dengan perkembangan bahasa dan perilaku kognitif.

3) Masalah-masalah yang berkenaan dengan

perkembangan perilaku sosial, moralitas, dan religius. 4) Masalah-masalah yang berkenan dengan

perkembangan perilaku afektif, konatif dan kepribadian.

(15)

PERILAKU ADIKTIF

1. Pengertian Adiktif

a) Penyalahgunaan Narkoba (Drug Abuse)

Penyalahgunaan obat adalah penggunaan zat-zat kimia yang dilakukan bukan untuk tujuan medis dan kimia yang dilakukan bukan untuk tujuan medis dan

dalam jumlah yang melebihi batas takaran, penggunaannya dapat membahayakan dirinya,

sosial, kesehatan dan konsekuensi hukum.

(16)

b) Ketergantungan Narkoba (Drug Dependence)

Ketergantungan obat (narkoba) adalah kondisi penggunaan narkoba yang teratur dimana kondisi fisik dan psikis yang tergantung terhadap narkoba

yang berkelanjutan.

c) Kecanduan Narkoba (Drugg Addiction)

Kecanduan narkoba ditandai dengan adanya rasa rindu (Craving) jika tidak menggunakan narkoba.

Craving artinya rasa lemah dan perasaan putus asa

yang dapat mendorong perilaku anti sosial, bahkan perilaku kriminal.

(17)

2. Karakteristik Remaja Adiktif

a) Orientasi berpikir konseli adiktif

Orientasi berpikir konseli adiktif baik yang berat, menengah maupun yang ringan menurut hasil

penelitian Hafidz (1997:103) memberikan gambaran bahwa konseli adiktif cenderung berpikir eksternal negatif, kemudian berpikir eksternal positif, internal negatif, kemudian berpikir eksternal positif, internal negatif dan internal positif. Model berpikir eksternal

adalah model berpikir yang bertolak dari suatu pemikiran dimana konseli menggantungkan diri

pada sesuatu diluar dirinya saat ia membuat pertimbangan, berpikir dan bertindak.

(18)

(LANJUTAN)

b) Karakteristik Fisik

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh penulis ciri fisik addict diantaranya adalah: badan kurus kering, kulit pucat, mata sayu, berair, bengkak

dan merah, mulut kering, bibir kehitam-hitaman, dekil karena malas mandi, terdapat luka sayatan dekil karena malas mandi, terdapat luka sayatan

(19)

c) Karakteristik Psikologis

• Berdasarkana hasil studi pendahuluan oleh

penulis, ciri lain dari perilaku adiktif adalah:

• Paranoid

• Hyperaktif atau hypoaktif

• Sensitif (emosi labil)

• Manipulatif

• Pikiran mesum

Rondy (2006)

mengemukakan ciri

psikologis individu adiktif adalah sebagai berikut:

– Prestasi belajar menurun – Tidak mau bersosialisasi

(mengisolasi diri)

– Terlambat pulang ke rumah Pikiran mesum

• Malu

• Bersalah

• Insecure

• Kemarahan

• Kesendirian

• Tidak percaya diri

• Tdak ada kendali impulse

• Kabur akan nilai-nilai

• Gangguan personality

• Tidak toleran

• Penolakan penangkalan

– Terlambat pulang ke rumah – Jorok (terhadap diri sendiri

dan lingkungan) – Malas

– Bohong (pintar memanipulasi) – Egois

– Sensitif

(20)

d) Karakteristik Sosial

Perilaku sosial remaja adiktif diantaranya adalah:

• Lari dari kenyataan

• Manipulasi

• Ketidakgigihan

• Tidak mampu menunda gratification

• Rusak secara moral

• Rusak secara moral

• Motivasi rendah

• Anti-sosial

• Ketermapilan sosial menurun

• Banyaknya sikap negatif

• Mementingkan diri sendiri

(21)

INTERVENSI BIMBINGAN DAN

KONSELING

TERHADAP PENYESUAIAN SOSIAL

TERHADAP PENYESUAIAN SOSIAL

(22)

Willis (2004: 17) menyatakan bahwa secara

historis asal mula pengertian konseling adalah untuk memberi nasehat. Pengertian konseling tersebut menekankan pada nasihat (advise giving), mendorong, memberi informasi. menginterpretasi hasil tes dan analisa

psikologis.

Krumboltz dan Thoresen (Surya, 2003: 27)

mendefinisikan konseling merupakan suatu proses membantu orang untuk belajar

memecahkan masalah interpersonal, emosional, dan keputusan tertentu.

(23)

• Shterzer dan Stone (Nurihsan, 2002: 16)

menyimpulkan bahwa tujuan konseling adalah sebagai berikut :

– Mengadakan perubahan perilaku pada diri konseli sehingga memungkinkan hidupnya lebih produktif dan memuaskan

– Memelihara dan mencapai kesehatan mental yang positif. Jika hal ini tercapai. maka individu mencapai integrasi,

penyesuaian, dan identifikasi positif dengan yang lainnya. Ia akan belajar menerima tanggung jawab. berdiri sendiri, dan penyesuaian, dan identifikasi positif dengan yang lainnya. Ia akan belajar menerima tanggung jawab. berdiri sendiri, dan memperoleh integrasi perilaku.

– Pemecahan masalah. Hal ini berdasarkan kenyataan bahwa individu-individu yang rnempunyai rnasalah tidak mampu menyelesaiakan sendiri masalah yang dihadapinya.

– Mencapai keefektifan pribadi.

– Mendorong individu mampu rnengambil keputusan yang penting bagi dirinya

(24)

Konseling Kognitif-perilaku

• Konseling kognitif-perilaku merupakan salah satu teknik yang digunakan dalam konseling, dalam pemulihan adiksi pun dikenal metode pemuiihan Konseling Kognitif-perilaku Yuliati pemuiihan Konseling Kognitif-perilaku Yuliati (2004: 93) menyatakan bahwa pendekatan kognitif-Perilaku berkembang karena adanya keterbatasan-keterbatasan dari model-model teori belajar.

(25)

Secara konseptual konseling kognitif-perilaku

(behavioral cognitive counseling) menunjuk

pada penggunaan secara kombinatif

perspektif kognitif dan perspektif perilaku

sebagai pendekatan dalam praktek konseling. RamIi (2005: 435) mendefinisikan metode

kognitif-perilaku adalah suatu bentuk terapi yang memadukan prinsip dan prosedur terapi kognitif dan terapi perilaku dalam upaya

membantu konseli mencapai perubahan perilaku yang diharapkan.

(26)

Proses Konseling Kognitif-Perilaku

Sasaran konseling kognitif-perilaku adalah aspek

kognitif dan perilaku individu, maka dari itu proses konseling dilaksanakan dengan teknik-teknik dalam mengubah perilaku adiktif yaitu sebagai berikut :

sebagai berikut :

1. Analisa Fungsi Kognitif (Functional Analysis)

Analisa fungsi kognitif adalah salah satu teknik

dalam Konseling kognitif perilaku yang bertujuan untuk mengembalikan fungsi kognitif konseli

(27)

2 Latihan Keterampilan (Skill Training)

Latihan keterampilan adalah suatu program

latihan yang membantu konseli adiksi belajar meninggalkan kebiasaan adiksi yang terbentuk oleh penggunaan narkoba, kemudian belajar kembali keterampilan dan kebiasaan yang

kembali keterampilan dan kebiasaan yang bersih dan penggunaan narkoba

(28)

Sesi-sesi dalam Konseling

kognitif-perilaku adalah:

1.Sesi Perkenalan Konseling kognitif-perilaku

2.Mengatasi suges yaitu topik yang membahas, mengidentifikasi dan

membangun keterampilan untuk menghadapi membangun keterampilan untuk menghadapi suges.

3. Membangun motivasi dan komitmen untuk berhenti mengguanakan narkoba

(29)

4. Keterampilan menolak narkoba

5. Keputusan yang seolah-olah tidak

berhubungan dengan penggunaan narkoba 6.Rencana mengatasi perilaku adiktif secara

menyeluruh

7.Rencana mengatasi perilaku adiktif secara 7.Rencana mengatasi perilaku adiktif secara

menyeluruh

8.Managemen kasus

9.Orang lain yang mendukung pemulihan adiksi 10. Penutup

(30)

Hasil yang Diharapkan

Terjadinya perubahan perilaku adiktif secara menyeluruh terutama karakteristik perilaku sosial yang disebabkan oleh obat-obat

terlarang terlarang

(31)

KESIMPULAN

• Konseling kognitif perilaku sebagai

intervensi dalam pemulihan remaja adiktif. Hal ini dikarenakan metode konseling kognitif

perilaku menggabungkan tiga pendekatan perilaku menggabungkan tiga pendekatan

terhadap manusia yaitu pendekatan biomedik,

intrapsikis, dan lingkungan. Dalam hal ini,

aktivitas kognitif akan mempengaruhi perilaku adiktif yang berupa sikap-sikap maladjustment dalam lingkungan sosial di sekolah.

(32)

Referensi

Dokumen terkait

Masalah yang muncul di Kecamatan Giriwoyo adalah kurang tersedianya air di kawasan karst seperti Desa Girikikis, bergesernya budaya-budaya lokal yang dapat mempengaruhi

Dioda merupakan suatu piranti dua elektroda dengan arah arus yang tertentu, dapat juga dikatakan dioda bekerja sebagai penghantar bila tegangan listrik diberikan dalam arah

Dari penelitian tersebut diketahui bahwa material yang dikenai beban berulang atau beban dinamis, akan rusak pada tegangan jauh lebih rendah dibanding dengan tegangan yang

Dengan kondisi seperti itu maka perlu dilakukannya Dengan kondisi seperti itu maka perlu dilakukannya Analisa kinerja ruas jalan dan simpang akibat pembangunan Surabaya Times Square

1 Saya akan tetap memilih makan di Waroeng SS karena harga makanan yang disediakan restoran x sesuai dengan pendapatan saya. 2 Saya memilih Waroeng SS karena harganya murah dan

Edrick Leonardo, dkk., Pengaruh Pemberian Kompensasi Terhadap Kinerja Karyawan Pada PT. Kopanitia, Jurnal AGORA, Vol.. berprestasi, promosi jabatan, dan kompensasi suatu

lndikator kinerja daerah secara teknis pada dasarnya dirumuskan dengan mengambil indikator dari program prioritas yang telah ditetapkan ( outcome ) maupun indikator sasaran (

Bagian ini merupakan BAB VI tesis, yang membahas hasil penelitian secara menyeluruh. Disini akan dilakukan perbandingan hasil penelitian pada bab hasil tersebut dengan teori dan