• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH BAURAN PROMOSI PENJUALAN TERHADAP HASIL PENJUALAN PAKAIAN PADA SUPERMARKET SRIKANDI KECAMATAN KEDUNGGALAR KABUPATEN NGAWI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGARUH BAURAN PROMOSI PENJUALAN TERHADAP HASIL PENJUALAN PAKAIAN PADA SUPERMARKET SRIKANDI KECAMATAN KEDUNGGALAR KABUPATEN NGAWI"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH BAURAN PROMOSI PENJUALAN TERHADAP HASIL PENJUALAN PAKAIAN PADA SUPERMARKET SRIKANDI KECAMATAN KEDUNGGALAR KABUPATEN

NGAWI

Oleh : H. R U S T A M Universitas Soerjo Ngawi

ABSTRACT

Bauran promosi penjualan merupakan seperangkat alat pemasaran yang dipergunakan perusahaan untuk mencapai tujuan agar hasil produksinya diminati oleh pembeli sehingga mendatangkan keuntungan / laba demi kelangsungan hidup. Bauran promosi penjualan yang meliputi product, price, promotion dan placement dalam penerapannya menyesuaikan dengan situasi dan kondisi pangsa pasar setelah dilakukan segmentasi serta disesuaikan dengan dan yang tersedia.

Bauran promosi penjualan yang diterapkan di Supermarket Srikandi Kedunggalar menggunakan promosi penjualan dengan display barang dimana pakaian yang dijual dipajang dengan cara ditata dengan rapi, indah, barangnya mengikuti trend saat ini, serta memperhatikan jumlah produk, susunan warna sehingga dapat menarik konsumen lantas timbul keinginan untuk membeli / melakukan transaksi.

Dari hasil perhitungan statistik diperoleh nilai koefisien korelasi sebesar = o,22 adalah bilangan positif. Melalui uji t, diperoleh nilai sebesar = 1,06 dan setelah dikonsultasikan dengan tabel t dengan tingkat kepercayaan = 95 % atau taraf signifikasi 0,05 % , maka menunjukkan t hitung 1,06 < t tabel 1,717, sehingga menunjukkan Ho diterima dan Ha ditolak. Dengan demikian hipotesa yang menyebutkan adanya hubungan positif antara bauran promosi penjualan dengan hasil penjualan tidak terbukti dan tidak signifikan.

Kata Kunci : Produk, Promosi , hasil penjualan A. PENDAHULUAN

Dewasa ini para pemilik modal banyak membuka usaha sendiri setelah melihat banyak peluang yang dapat dikerjakan dan menghasilkan keuntungan. Kebutuhan masyarakat yang beraneka ragam menjadi peluang bagi pengusaha untuk melakukan usaha sendiri salah satunya counter pakaian. Pakaian meru-pakan jenis barang yang dikonsumsi oleh konsumen

paling akhir bukan untuk tujuan bisnis. Barang konsumen meru-pakan barang yang dipilih dan dibeli konsumen dengan cara dibandingkan dari segi harga, kualitas, model barang dan sebagainya. Klasifikasi barang konsumen maupun barang industri menuntut penekanan pada aspek bauran pemasaran meliputi produk, harga, distribusi dan promosi.

(2)

Pemasaran sejak dulu menjadi perhatian perusahaan karena apabila barang tidak bisa terjual akan menumpuk dan menderita kerugian. Melihat kenyataan tersebut perusahaan perlu melakukan bauran pema-saran sebagai alternatif penjualan barang walaupun masih ada kekurangan di bidang promosi. Perubahan orientasi dari produk ke pasar perlu dilakukan komunikasi yang intensif dengan konsumen agar mereka tertarik dan ada keinginan untuk membeli. Perusahaan berharap dalam memasarkan hasil produk-sinya memperoleh keuntungan demi kelangsungan hidup perusahaan. Keuntungan yang diperoleh suatu ketika tinggi tetapi kadangkala rendah. Hal ini bisa disebabkan kualitas barang yang rendah sehingga tidak memenuhi selera pembeli, harga barang terlalu tinggi sehingga tidak terjangkau pembeli atau promosi dan alat promosi kurang tepat sasaran.

Persaingan yang ketat antar perusahaan dengan memproduk-si barang yang sama perlu digiatkan promosi. Promosi dalam marketing mix sangat penting untuk memasarkan barang dan jasa. Masing-masing perusahaan sudah melakukan promosi, namun penekanannya saja yang berbeda-beda berdasar-kan tugas khusus yang disebut bauran promosi ( promotion mix, promotion blend, communication mix).

Metode promosi yang sering dipergunakan meliputi penjualan tatap muka (personal selling),

periklanan (advertising), publisi-tas dan promosi penjualan ( sales promotion). Pasar industri yang produksinya lebih kompleks dan mahal serta julah pembelinya sedikit maka penjualan tatap muka sering diutamakan. Produk konsumen yang pembelinya sering dan distribusinya luas dipergunakan periklanan yang dapat membantu masyarakat dalam menumbuhkan kesadaran akan keberadaan produk sama halnya promosi dan publisitas. Mengenai promosi penjualan teknik yang dipergunakan dengan memberikan potongan harga, pemberian kupon, pameran dan sebagainya.

Keputusan menentukan promotion mix biasanya terletak pada usaha untuk mengutamakan penjualan tatap muka atau periklanan. Sedangkan promosi penjualan dan publisitas sebagai pelengkap. Promotional mix setiap jenis produk maupun industri berbeda-beda. Periklan-an dPeriklan-an personal selling merupa-kan alat promosi bagi barang dan jasa dan dalam praktek keduanya didukung serta dilengkapi promosi penjualan.

Promosi merupakan bentuk komunikasi pemasaran sebagai usaha untuk menyebarkan informasi, mempengaruhi atau membujuk calon pembeli untuk membeli. Penjual akan mencip-takan kesan baik tentang produk-nya untuk pembelian barang atau jasa. Promosi yang dilaksanakan secara efektif dan efisien akan mendorong tercapainya tujuan perusahaan dimana dapat meningkatkan hasil penjualan. H. Rustam, Pengaruh Bauran Promosi Penjualan Terhadap

(3)

Meningkatkan promosi akan menimbulkan biaya naik, tetapi bila pendapatan perusahaan atas penjulana meningkat maka meningkatkan kegiatan promosi merupakan keputusan yang benar dan tepat.

B. PERUMUSAN MASALAH Berdasarkan pemikiran tersebut, maka dapat dirumuskan masalah :

1.

Apakah promosi penjualan berpengaruh terhadap hasil penjualan pakaian di Supermarket Srikandi?

2.

Strategi apakah yang dilakukan Supermarket Srikandi untuk meningkatkan penjualan?

C. LANDASAN TEORI 1. Promosi

Pemasaran merupakan kegiatan pokok yang dilakukan pengusaha demi kelangsungan hidup perusahaan. Promosi merupakan salah satu bauran pemasaran untuk mendistribusi-kan barang dan jasa untuk memuaskan pembeli. Marketing mix merupakan kombinasi dari empat variabel yang merupakan inti dari sistem pemasaran perusahaan yaitu struktur harga, produk, saluran distribusi dan kegiatan promosi (Basu Swasta DH, 1984 : 193). Marketing mix yang diartikan bauran pemasaran merupakan seperangkat alat pemasaran yang digunakan perusahaan untuk mencapai tujuan pemasarannya dalam pasar sasaran.

Ada pendapat lain marketing mix adalah perpaduan antara empat hal atau elemen yang merupakan senjata bagi pengu-saha dalam memasarkan pro-duknya atau melayani konsu-mennya dengan empat alat yaitu 4P dalam pemasaran terdiri dari product, price, promotion, place-ment (Indriyo Gito Sudarmo, 1994 : 110). Pada setiap unsur dalam bauran pemasaran masih mengandung sejumlah aspek keputusan yang harus diambil. Seperti dikatakan Geoffrey Lancaster dan David Jobber keputusan yang harus diambil adalah : 1). Harga (tingkat harga, syarat kredit, perubahan harga dan potongan harga); 2). Produk (penampilan, kemasan, kualitas, ragam produk); 3). Promosi (iklan, publisitas, promosi pen-jualan, penjualan tatap muka); 4). Distribusi (persediaan, saluran distribusi, banyaknya distribusi atau penyalur) (Geoffrey Lancaster dan David Jobber, 1996 : 17 ).

Perusahaan dalam memper-kenalkan hasil produksinya tidak bisa lepas dari kegiatan promosi. Promosi dilakukan perusahaan setelah proses produksi selesai. Promosi adalah kegiatan mem-bujuk dan merangsang konsu-men agar mau membeli dengan diusahakan agar para calon pembeli mengenal barangnya, mengenal penjualnya dan mengenal tempatnya (Marwan Asri SW, 1978 : 21). Pengertian promosi menurut Radiosunu adalah kegiatan dalam usaha mendorong penjualan seperti memperbaiki produk,

(4)

memper-luas penyaluran dan menambah service (Radiosunu, 1984 : 54).

Promosi yang dilaksanakan pengusaha seringkali berbeda-beda menyesuaikan situasi dan kondisi pembeli agar cocok dan diterima masyarakat seperti periklanan, promosi penjualan, personal selling atau publisitas. Promotional mix akan menjadi pertimbangan manager dalam program pemasaran. Dalam menentukan promotional mix ada beberapa faktor yang perlu dipertimbangkan yaitu :

1. dana yang tersedia untuk promosi

2. sifat pasar 3. faktor pelanggan 4. konsentrasi pasar 5. jenis produk dan 6. tahap-tahap dalam daur

hidup produk

Perusahaan yang telah memilih dari bauran pemasaran perlu menentukan strategi yang cocok agar distribusi barang dan jasa berjalan optimal.

Adapun faktor yang dapat menentukan bauran promosi adalah :

1.

Faktor Produk

Produk industri yang bersifat teknis, personal selling sangat tepat karena penjual harus menjelaskan dan menjawab pertanyaan kon-sumen. Untuk produk konsumen ada beberapa pendekatan yaitu untuk convenience product yang sifat distribusinya intensif mass selling sanat cocok, untuk shopping product dimana pembeli perlu

memi-lih maka promosi penjualan yang cocok sedangkan untuk specialty product dan unsought product dengan personal selling yang tepat. 2. Faktor Pasar

Produk yang pangsa pasar-nya tinggi dengan menggu-nakan iklan dan personal selling secara bersama–sama akan efektif karena perusahaannya sedikit serta untuk mempertahankan posisi produk.

3. Faktor Pelanggan Pelanggan rumah tangga

dapat dipikat dengan ikan, sedang pelanggan industri dengan menggunakan perso-nal selling.

4. Faktor Anggaran Perusahaan yang memiliki

dana promosi besar dapat diperluas dan diperbesar, namun bila dananya terbatas dapat memilih personal selling, promosi penjualan atau iklan di wilayah lokal. 2. Hasil Penjualan

Kata penjualan tidak selalu memberikan gambaran tentang sesuatu yang positif, tetapi sering mempunyai konotasi yang negatif seperti halnya menjual

muka, menjual diri

...ngecap ...selalu senyum...dan beres. Semua itu sebenarnya merupakan mitos yang selalu muncul dalam penjualan yang bisa dikelompok-kan menjadi 5 (lima) kategori yaitu : 1). Penjualan adalah manipulasi; 2). Penjualan H. Rustam, Pengaruh Bauran Promosi Penjualan Terhadap

(5)

menunjukkan suatu kepribadian yang khilaf; 3). Penjualan adalah tidak produktif; 4). Penjualan adalah untuk para extrovert (orang-orang yang suka memi-kirkan orang lain dan cenderung agresif ; 5). Penjualan adalah pekerjaan yang berstatus rendah (Basu Swasta DH, 1999 : 5 ).

Pengertian penjualan sering dianggap sama dengan istilah pemasaran, padahal keduanya mempunyai ruang lingkup yang berbeda. Pemasaran meliputi kegiatan yang luas, sedangkan penjualan hanya merupakan satu kegiatan di dalam pemasaran. Seperti dikatakan Basu Swasta bahwa : pemasaran adalah sistem keseluruhan dari kegiatan usaha yang ditujukan untuk meren-canakan, menentukan harga, mempromosikan dan mendistri-busikan barang, jasa, ide kepada pasar sasaran agar dapat mencapai tujuan organisasi (Ibid : 8). Jadi proses pemasaran itu dimulai sejak sebelum barang diproduksi, tidak dimulai pada saat produksi selesai, juga tidak berakhir dengan penjualan. Keputusan yang diambil di bidang pemasaran ditujukan menentukan produk dan pasar-nya, hargapasar-nya, promosinya.

Pengertian menjual adalah ilmu dan seni mempengaruhi pribadi yang dilakukan oleh penjual untuk mengajak orang lain agar bersedia membeli barang/ jasa yang ditawarkannya ( Ibid ). Dalam penjualan terjadi proses pertukarang barang / jasa antara penjual dan pembeli. Seorang penjual dituntut memiliki bakat dan seni serta

keahlian untuk mempengaruhi orang lain, mengarahkan kemauan calon pembeli dengan mengemukakan berbagai alasan dan pendapatnya. Menurut G.Nickels yang dikutip Basu Swasta, penjualan tatap muka adalah interaksi antar individu, saling bertemu muka yang ditujukan untuk menciptakan, memperbaiki, menguasai atau mempertahankan hubungan pertukaran yang saling mengun-tungkan dengan pihak lain ( Ibid : 10 ). Jadi penjualan ini dilakukan untuk mencapai tujuan seluruh usaha pemasaran yaitu meningkatkan penjualan yang dapat menghasilkan laba dengan menawarkan kebutuhan yang memuaskan kepada pasar dalam jangka panjang.

Hasil penjualan adalah jumlah total uang yang diterima atau yang akan diterima oleh perusahaan. Menjual adalah ilmu dan seni mempengaruhi pribadi yang dilakukan oleh penjual untuk mengajak orang lain agar bersedia membeli barang atau jasa yang ditawarkan (Basu Swasta , 1993 : 8 ).

Dalam konsep penjualan masih terdapat penjualan dengan cara-cara yang kurang jujur dalam mempengaruhi konsumen sehingga kepuasan konsumen masih diabaikan. Cara seperti ini kurang menguntungkan karena pembeli tidak akan mengulangi membeli lagi barang atau jasa yang ditawarkan karena merasa tertipu. Oleh karena itu penjual dalam menjual barangnya harus menggunakan seni dan keahlian yang dimiliki untuk

(6)

mempeng-aruhi orang lain agar konsumen merasa puas dan menjadi pelanggan setia. Maka dari itu penjual harus memahami :

a. jenis dan

karakter barang yang ditawarkan

b. harga produk

c.

syarat

penjualan seperti

pembayaran, pelayanan dan sebagainya

Dalam menjual produk ada 3 (tiga) tujuan yang ingin dicapai antara lain : a. mencapai volume penjualan tertentu b. mendapatkan laba tertentu c. memegang pertumbuhan perusahaan. D. METODE PENELITIAN 1. Lokasi Penelitian Penelitian dilakukan di Supermarket Srikandi yang beralamatkan di jalan Kedung-galar-Begal Km 1 Kedunggalar– Ngawi.

2. Identifikasi dan

Pengukuran Variabel

a. Variabel Independen yaitu bauran promosi penjualan dengan indikator :

1). Potongan harga 2). Jaminan produk 3). Customer promotion 4). Display barang

b.

Variabel Dependen yaitu hasil penjualan produk pakaian per bulan selama tahun 2007-2008 dari bulan Januari–Desember.

Variabel dalam penelitian menggunakan skala likert dimana setiap jawaban diberikan skor antara 1 sampai 5.

3. Populasi dan Pengambilan sampel

Populasi dalam penelitian adalah semua pembeli, sedangkan pengambilan sampel secara proporsive sampling ( non probabilita) karena tidak diketa-hui secara pasti jumlah pembeli yang ditemui.

4. Teknik Analisa

Teknik analisa yang dipergunakan kualitatif dan kuantitatif dengan menggunakan Product Moment yaitu:

a. Analisis korelasi dengan menggunakan rumus :

Keterangan :

jika r = 0 atau mendekati nol maka hubungan sangat lemah atau tidak ada sama sekali jika r = +1 atau mendekati +1 maka korelasi antara kedua variabel dinyatakan positif (+) dan kuat

jika r = -1 atau mendekati -1 maka korelasi antara kedua variabel dinyatakan negatif (-) b. Uji t

Uji t dipergunakan untuk menguji koefisiensi antara variabel y ( terikat) dengan variabel x ( bebas ) dengan menggunakan rumus :

H. Rustam, Pengaruh Bauran Promosi Penjualan Terhadap 2 1 2 r n r t − − =

(

) ( )( )

(

2

)

( )

2

(

2

)

( )

2

=

y

y

n

x

x

n

y

x

xy

n

r

(7)

E. HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Sejarah Supermarket Srikandi

Hoyer adalah salah satu pengusaha Kedunggalar yang mampu membaca peluang bisnis di Kedunggalar. Pebisnis sering membuat berbagai jenis usaha asalkan bisa berjalan dan memperoleh keuntungan. Meli-hat kondisi Kedunggalar belum ada yang terbersit untuk membuat Supermarket, maka Hoyer bersama isterinya ingin mencoba usaha itu dengan meninggalkan usaha lama Toko Mas. Untuk mewujudkan keinginannya semula hanya satu lantai, dan tahun kedua 2006 dibuka lantai kedua disertai dengan mainan anak-anak.

Supermarket yang dikelola keluarga mengalami perkem-bangan sehingga memerlukan pembantu untuk ikut menjaga. Banyak jenis yang dijual mulai kebutuhan rumah tangga terma-suk pakaian anak–anak, remaja dan dewasa. Counter pakaian menempati urutan yang agak luas, namun karena posisinya berada di daerah pedesaan sehingga pengunjung tidak bisa membludak sehingga hampir stabil. Supermerket Srikandi tidak memiliki struktur yang rumit, karena hanya dikelola keluarga yang dibantu oleh beberapa orang.

2. Alat Promosi Yang Dijalankan Supermarket Srikandi Kedunggalar menggunakan promosi penjualan (sales promo-tion). Jenis promosi penjualan

dengan cara memajang barang pakaian (display barang) yang ditata dengan rapi, indah dan menarik konsumen dan melaku-kan transaksi.

Display barang memberikan kenyamanan kepada konsumen untuk melihat koleksi barang yang ditawarkan serta konsumen diarahkan agar timbul keinginan untuk memiliki produk tersebut. Penjual harus mampu menjelas-kan kualitas produk dengan menjelaskan karakter produk agar konsumen puas untuk membeli dan terjadi transaksi. Display harus menampilkan trend saat ini sehingga disukai konsumen dengan memperhati-kan jumlah produk, susunan warna sehingga menghasilkan design yang memuaskan. Display harus disertai label harga agar konsumen dapat memilih sesuai kemampuan. Keunggulan jenis promosi ini memberikan penampilan produk yang baik.

Jenis promosi potongan harga dapat mempengaruhi transaksi karena konsumen menyukai barang yang memper-oleh potongan harga. Potongan harga diharapkan akan menjadi daya tarik konsumen. Keung-gulan promosi potongan harga dapat merangsang permintaan .

Jenis promosi jaminan produk berkaitan dengan kualitas produk dimana kenyamanan bila dipakai dengan harga yang relatif terjangkau. Promosi ini dapat memotivasi calon pembeli tertarik untuk membeli. Sedangkan promosi yang lain dengan customer promotion

(8)

dimana pembeli dirangsang untuk membeli. Cara yang dilakukan dengan komunikasi yang baik serta mempengaruhi atau membujuk konsumen untuk membeli.

3. Diskripsi Hasil

Penelitian

a. Variabel Bauran

Promosi Penjualan

Untuk memperoleh data primer dari variabel independen (x) dilakukan dengan memberi-kan daftar pertanyaan secara langsung kepada konsumen berdasarkan indikator : a) potongan harga dengan 2 pertanyaan; b) kualitas produk dengan 2 pertanyaan; c) custom-mer promotion dengan 2 pertanyaan; d) display barang dengan 2 pertanyaan. Hasil jawaban responden ditabulasikan sebagai berikut :

b. Variabel Hasil Penjualan Untuk memperoleh data hasil penjualan ( y ) berdasarkan data sekunder berupa hasil penjualan selama 2 tahun yaitu tahun 2007 dan 2008.

Dari Tabel 2 menunjukkan bahwa hasil penjualan mengalami kenaikan pada bulan September karena sudah memasuki bulan Suci Ramadhan sehingga kebutuhan pakaian diperlukan.

(9)

Tabel 3 menunjukkan hasil penjualan meningkat tahun 2008 hampir sama dengan tahun 2007 di bulan September saat bulan Suci Ramadhan menuju hari Raya Idul Fitri.

Langkah selanjutnya mengo-lah data dari variabel x dan y dengan menggunakan rumus Korelasi Product Moment sebagai berikut

Setelah semua data terkum-pul lantas dihitung dengan menggunakan rumus Product Moment sebagai berikut :

Dari hasil perhitungan nilai koefisien korelasi atau r sebesar = 0,22 yaitu bilang an positif. Hal ini menunjukkan hubungan antara bauran promosi penjualan dengan hasil penjualan produk pakaian di Supermarket Srikandi positif. Nilai r sebesar = 0,22 berarti tingkat korelasi kedua variabel cukup ( sangat lemah).

Adapun hasil perhitungan dengan uji t sebagai berikut :

Dari hasil perhitungan diperoleh nilai t hitung sebesar = 1,06. Apabila dikonsultasikan dengan t tabel dengan tingkat kepercayaan 95% atau taraf signifikasi 0,05, maka t hitung 1,06 < t tabel 1,717, sehingga menunjukkan hipotesis nol diterima dan hipotesis kerja ditolak, sehingga hipotesis yang

(

) ( )( )

(

2

)

( )

2

(

2

)

( )

2

=

y

y

n

x

x

n

y

x

xy

n

r

(10)

menyebutkan adanya hubungan positif antara bauran promosi penjualan dengan hasil penjualan tidak terbukti atau tidak signifikan.

Adapun strategi yang perlu dilakukan counter pakaian di Supermarket Srikandi Kedung-galar – Ngawi adalah :

1. Perlu melakukan bauran promosi yang tepat dan bauran produk yang dengan berbagai macam produk pakaian mulai dari anak – anak sampai dewasa.

2. Melaksanakan periklanan dengan media massa secara selektif agar sasaran promosi tercapai.

3. Menerapkan strategi analisis persaingan mulai dari identi-fikasi pesaing utama, analisis atribut meliputi produk, pelayanan, kualitas produk serta harga.

E. KESIMPULAN

Dari hasil perhitungan statistik diperoleh nilai koefisien korelasi sebesar = 0,22 adalah bilangan positif. Hal ini menun-jukkan ada hubungan antara bauran promosi penjualan dengan hasil penjualan produk pakaian di Supermarket Srikandi Kedunggalar Ngawi. Dari hasil ujit diperoleh t hitung = 1,06 < t tabel = 1,717, maka Ho diterima dan Ha ditolak, sehingga hipo-tesis yang menyebutkan adanya hubungan positif antara bauran promosi penjualan dengan hasil penjualan tidak terbukti atau tidak signifikan.

Penggunaan bauran promosi penjualan yang penting untuk dilakukan yaitu potongan harga, kualitas produk, customer promotion dan display barang. F. SARAN

Berdasarkan kesimpulan tersebut maka disarankan : 1. Bauran promosi penjualan

kurang menunjang untuk meningkatkan hasil penjualan maka perlu periklanan dengan melengkapi produk pakaian. 2. Untuk memperluas promosi

perlu disediakan dana yang cukup sehingga bauran promosi satu dengan lainnya dapat saling melengkapi.

DAFTAR BACAAN Basu Swasta DH, Asas – Asas

Marketing, Penerbit Liberty, Yogyakarta, 1984.

_______, Manajemen Penjualan, Penerbit BPFE, Yogyakarta, 1999.

Indriyo Gito Sudarmo, Manaje - men Pemasaran, Penerbit BPFE, Yogyakarta, 1994. Lancaster, Geoffrey & David

Jobber, Teknik dan Manaje - men Penjualan, Binarupa Aksara, Jakarta, 1990. Marwan Asri SW, Sekelumit

Masalah pemasaran Pada Perusahaan Kecil dan Menengah, Penerbit FE UGM, Yogyakarta, 1978. Radiosunu, Politik Pemasaran,

Penerbit FE UGM, Yogyakarta, 1984.

(11)

Referensi

Dokumen terkait

Dengan ini diberitahukan bahwa setelah diadakan penelitian oleh Kelompok Kerja (Pokja) Pekerjaan Pengadaan Instalasi Listrik di UPT Kesejahteraan Sosial Lanjut Usia (Panti

(In Figure 10.28, each column heading of the table is a database field name.) In the example shown in Figure 10.28, we see that the names of the students are in no particular

Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan karunia serta rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang merupakan

Sistem ini terdiri tiga elemen utama, yaitu modul atau panel surya sebagai media perubah energi sinar matahari menjadi energi listrik, baterai untuk menyimpan energi

Ide dasar dalam pengembangan metode Kano adalah (Berger, dkk, 1993), yaitu: 1) atribut kualitas yang sulit untuk dilihat dapat dipahami dengan mengkategorikan

Kesimpulan penelitian ini bahwa : (1) Terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara media pembelajaran dengan prestasi belajar Sosiologi siswa kelas XI IPS SMA Negeri

Pelbagai konflik yang terbentuk dalam perkongsian ini di antaranya adalah konflik yang terjadi secara horizontal iaitu konflik yang berada dalam koperasi seperti

Berdasarkan peningkatan dan pentingnya sektor pertanian tersebut, maka dalam usaha mendukung program Kabupaten Madiun sebagai Lumbung Padi Propinsi Jawa Timur, dilakukan