• Tidak ada hasil yang ditemukan

Babak Baru Hubungan As - Iran.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Babak Baru Hubungan As - Iran."

Copied!
4
0
0

Teks penuh

(1)

1

BABAK BARU HUBUNGAN AS - IRAN

Oleh:

Yanyan Mochamad Yani

Pada masa kampanye pemilihan presiden di Amerika Serikat (AS), terdapat hal yang menarik berkenaan dengan rencana pemerintahan George W. Bush yang akan menempatkan kembali perwakilan AS di Iran. Tentu saja rencana ini menyedot perhatian banyak pihak baik domestik maupun internasional.

Khalayak domestik AS, khususnya pihak Partai Demokrat, berpandangan bahwa usulan pemerintahan Bush yang berasal dari Partai Republik tersebut sebagai upaya untuk meredam kelemahan kampanye Partai Republik yang notabene kerap kedodoran dan cenderung tak berdaya dalam menanggapi kritikan pedas dari Partai Demokrat berkaitan dengan kegagalan pemerintahan Bush dalam pembangunan kembali Irak dan perseteruannya dengan Iran. Sementara, masyarakat internasional, khususnya negara-negara yang tergabung dalam coalition of the willing pimpinan AS, terhenyak dan cenderung tak percaya dengan sikap

pemerintahan Bush yang berubah drastis dalam menghadapi Iran. Dunia mafhum bahwa Bush telah lama dan gigih kerap menyebut negara Iran sebagai bagian dari negara-negara poros setan (axis of evils) bersama-sama dengan Irak dan Korea Utara.

Fakta menunjukkan ternyata konstituen pemilih pilpres AS tetap tak bergeming. Mereka cenderung melihat usulan Bush itu justru malah makin membuka aib kegalan diplomasi AS dalam perselisihannya dengan Iran. Hal itu juga berdampak pada keutuhan coalition of the willing. Kini beberapa negara sekutu AS mulai bersuara untuk menarik pasukannya di Irak.

Itu berarti pukulan pahit bagi pemerintahan Bush di akhir masa kepemimpinannya.

(2)

2 menyatakan bahwa salah satu opsi yang dibicarakan adalah kemungkinan melakukan serangan militer ke Iran.

Kondisi konflik AS-Iran yang asalnya hanya perang retorika menjadi penggelaran kekuatan militer dan diplomasi. AS berposisi untuk tidak melakukan kompromi dengan Iran sebagai salah satu negara poros setan (axis of evil) teroris. Kompromi dengan teroris berarti suatu pukulan memalukan bagi martabat Amerika Serikat.

Pada titik ini, timbul pertanyaan apa sebenarnya yang menjadi pijakan Bush melontarkan gagasan untuk menempatkan perwakilan AS di Teheran tersebut?, dan mungkinkah Iran menerimannya?. Lalu, bagaimana masa depan hubungan AS-Iran?. Tulisan ini mencoba untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan itu dari perspektif strategik kedua negara.

***** Opsi-Opsi Amerika Serikat

Di akhir periode pemerintahannya Presiden Bush tampaknya menyadari bahwa nasib politiknya boleh jadi terjalin dengan kelangsungan keterlibatan AS dalam kancah konflik di Timur Tengah, khususnya di Teluk Persia baik konflik dengan milisi Irak maupun dengan Iran. Mengkaji kondisi konflik akhir-akhir ini kiranya hanya terdapat dua opsi yang mungkin perlu diambil pemerintahan Bush yakni: Pertama, opsi militer. Para pengamat meragukan bahwa suatu serangan militer komando AS atas Iran dapat dilakukan dengan kerahasiaan, kecepatan, dan ketepatan yang adikuat serta kemenangan perang maksimal. Hal itu dikarenakan kondisi kekuatan militer Iran berbeda jauh dengan Irak yang hanya dalam jangka waktu dua mingu dapat ditaklukkan AS.

Secara teknologi militer, Iran mungkin jauh di bawah AS. Namun, para mullah di Iran tidak menyandarkan secara penuh kekuatam militer Iran pada kekuatan teknologi militer semata. Dua dekade terakhir ini para mullah menekankan pada mobilisasi pembangunan national and character building bangsa Iran. Mobilisasi para mullah ini telah teruji dalam

(3)

3 Kedua, kompromi dengan Iran. Dengan kata lain, cara win-win solution perlu dilakukan AS. Jalan moderat dan tampaknya tidak akan mempermalukan AS yakni dengan menerapkan two path strategy seperti yang dilakukan AS terhadap krisis nuklir di Semenanjung Korea. Di

kawasan ini AS selain menggelar kekuatan militer juga melibatkan negara-negara kawasan untuk berembuk dalam suatu forum diplomasi multilateral six party talks. Strategi ini teruji dapat meminimalisisr terjadinya perang terbuka antara pihak yang bertikai karena mungkin AS cukup gentar dengan kemampuan arsenal nuklir jarak jauh Taepodong yang dapat menjangkau daratan AS secara langsung. Perhitungan ini telah memaksa AS untuk membangun penyelesaian diplomasi multilateral enam pihak dan di forum itu AS tampaknya tidak akan kehilangan muka.

Tampaknya opsi kedua ini yang layak dilakukan Bush di akhir masa jabatannya sehingga Bush tidak akan terkena impeachment oleh parlemen AS. Masalahnya, siapkah pemerintahan Bush menerima pilihan pahit ini?. Jika tidak, Bush akan menghadapi berbagai tragika-tragika peran menuju akhir yang tragis dari masa kepemimpinannya. Tentu saja ini menarik bagi pelajaran diplomasi kita, bagaimana seorang pemimpin negara dapat menentukan kebijakan negaranya, khusus bagi George W. Bush sebagai pemimpin negara adikuasa yang dapat mengubah konstelasi politik dunia ini.

Opsi Iran

Lalu, bagaimana dengan sikap Iran. Akankah Iran serta merta melunak dengan adanya usulan Bush untuk menempatkan perwakilan AS di Teheran?. Kalkulasi strategik posisi Iran kiranya perlu dipetakan melalui kebijakan luar negeri pemerintahan Iran di bawah kepemimpinan Presiden Mahmoud Ahmadinejad.

Selama masa pemerintahan Ahmadinejad, Iran tidak melakukan hubungan diplomatik baik dengan AS maupun Israel. Di lain pihak, Iran semakin menjalin hubungan baik dengan Rusia. Kedua negara bekerjasama dalam bidang nuklir serta memiliki keinginan kuat untuk menyelesaikan masalah bersama yang terkait dengan Laut Kaspia. Ahmadinejad meningkatkan jaringannya dengan pemimpin-pemimpin dunia yang menentang hegemoni AS seperti Hugo Chavez dari Venezuela – yang notabene merupakan halaman belakang (backyard) teritorial AS.

(4)

4 regional dan internasional. Lebih jauh lagi, pemerintahan Ahmadinejad menjalin hubungan baik dengan Afghanistan dan Pakistan. Secara monumental Ahmadinejad membangun “pipa saluran damai” dari Iran ke Pakistan dan India. Diharapkan pipa saluran damai ini dapat meningkatkan perekonomian Asia Selatan dan meredakan ketegangan diantara Pakistan dan India. Puncak gebrakan Ahmadimejad terjadi bulan Maret 2008. Dia menjadi Presiden Iran Pertama yang mengunjungi Irak sejak tahun 1979. Kunjungan dua hari Ahmadinejad ke Irak ini merupakan upaya memperat hubungan kedua negara dan mempertajam kritikannya terhadap pendudukan AS.

Pada hakikatnya keseluruhan aktivitas diplomatik Ahmadinejad di atas merupakan ejawantah dari tujuh prinsip kebijakan luar negeri Iran yakni: menolak segala bentuk dominasi; mempertahankan kemerdekaan dan seluruh wilayah; mempertahankan hak-hak umat Islam; tidak memihak satu blok sebagaimana semboyannya “laaa syarqiyyah wa laa ghorbiyah (tidak Timur dan tidak Barat); berdamai dengan negara-negara yang tidak agresif;

menganggap kemerdekaan, kebebasan, dan keadilan sebagai hak-hak universal; dan mendorong setiap perjuangan kaum mustadh’afin, tetapi menahan diri dari segala bentuk intervensi.

Berpijak pada muatan prinsip-prinsip kebijakan luar negeri Iran di atas, tampaknya Iran tidak akan begitu saja menerima usulan Bush untuk menempatkan perwakilannya di Teheran karena niatan itu datang dari satu pihak saja yakni AS tanpa ada negosiasi dulu dengan elit politik Iran. Hal itu diperkuat dengan move-move politik pemerintahan Bush yang beberapa hari sebelumnya berupaya memaksa kembali Iran agar tunduk pada Resolusi Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (DK PBB) 1737. Sejarah menyatakan bahwa ternyata Iran tetap tidak mau tunduk pada resolusi DK PBB itu yang notabene sangat didominasi kepentingan Amerika Serikat (AS).

Namun, paling tidak adanya usulan Bush untuk menempatkan perwakilan AS di Iran ini memunculkan secercah harapan perdamaian di masa depan. Diharapkan peluang jalur diplomasi dalam penyelesaian pertentangan politik kedua negara akan tetap selalu terbuka lebar. Peluang itu dapat tercapai karena pada hakikatnya hidup mengajarkan pada kita bahwa umat manusia itu cinta damai.***

Referensi

Dokumen terkait

konsistensi berarti keseuaian atau stabilitas ( uniformity or stability ). Konsistensi harus menjadi ciri dari seluruh segi penanaman disiplin. Hukuman diberikan bagi pelaku yang

LDR pada Bank Umum Swasta Nasional Devisa lebih kecil daripada Bank Asing, seharusnya NIM Bank Umum Swasta Nasional Devisa lebih kecil daripada Bank Asing, faktanya NIM

Kegiatan Penyediaan Alat Tulis Kantor Belanja alat tulis kantor Dinas Pendidikan Kegiatan Penyediaan Komponen Instalasi Listrik/Penerangan Bangunan Kantor... Rehab rumah

Pembelajaran Berbasis Zone of Proximal Development terhadap Hasil Belajar Siswa pada Materi Hukum-hukum Dasar Kimia ”. Tesis ini disusun untuk memenuhi syarat dalam

Dalam rangka pencapaian target kebijakan moneter melalui operasi pasar terbuka dan operasi pasar terbuka syariah dengan instrumen SBI dan SBIS akan mempengaruhi

Selanjutnya secara lengkap, Hamalik (2004: 38-49) menyebutkan karakteristik kompetensi profesional guru antara lain a) Guru mampu mengembangkan tanggung jawab dengan

Puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat-Nya penulis dapat menyelesaikan penulisan Proposal Tugas Akhir yang berjudul

pada tahap Event Recognation, bahwa mereka dapat menyebutkan salah satu event.. bazaar pakaian yang diselenggarakan di Lippo Plaza Jogja, dan sejumlah