ALAT UKUR PENDETEKSI KECEPATAN ANGIN,SUHU DAN KELEMBABAN DARI JARAK JAUH
SKRIPSI
SOLAGRATIA BANJARNAHOR
160821011
DEPARTEMEN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN 2018
ALAT UKUR PENDETEKSI KECEPATAN ANGIN,SUHU DAN KELEMBABAN DARI JARAK JAUH
SKRIPSI
DIAJUKAN UNTUK MELENGKAPI TUGAS DAN MEMENUHI SYARAT MENCAPAI GELAR SARJANA SAINS
SOLAGRATIA BANJARNAHOR
160821011
DEPARTEMEN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN 2018
PERSETUJUAN
Judul : ALAT UKUR PENDETEKSI KECEPATAN ANGIN,SUHU,
DAN KELEMBABAN DARI JARAK JAUH
Kategori : SKRIPSI
Nama : SOLAGRATIA BANJARNAHOR
Nomor Induk Mahasiswa : 160821011
Program Studi : Sarjana (S1) FISIKA
Departemen : FISIKA
Fakultas :MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
(MIPA) UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Diluluskan di
Medan, Agustus 2018
PERNYATAAN
ALAT UKUR PENDETEKSI KECEPATAN ANGIN,SUHU DAN KELEMBABAN DARI JARAK JAUH
SKRIPSI
Saya mengakui bahwa skripsi ini adalah hasil kerja saya sendiri, kecuali beberapa dari ringkasan yang masing-masing disebutkan sumbernya.
Medan, Agustus 2018
Solagratia Banjarnahor 160821011
PENGHARGAAN
Puji syukur penulis panjatkan kehadiran Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat kasihkarunianya dan berkat penyertaan Tuhan yang selalu senantiasa menjaga dan membimbing penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini. Sungguh Tuhan Maha kasih, Maha baik dan Maha murah hati. Terima kasih Tuhan buat kasihMu yang selalu meyertai aku dalam setiap pekerjaan dan sepanjang kehidupanku.
Dalam penyusunan tugas akhir ini, penulis banyak mendapatkan bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak baik secara moril maupun material. Untuk itu penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar besarnya kepada :
1. Orang tua penulis, JD.Marbun,SH,MH dan St.Y.br.Nainggolan,S.Pd, saya ucapkan banyak terima kasih yang senantiasa membimbing, mendukung dan selalu memberikan penulis motivasi – motivasi yang sangat berguna dan membangun untuk saya dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini dengan cepat. Dan terima kasih juga penulis ucapkan untuk setiap doa – doa yang diberikan kepada penulis.
2. Dr. Bisman Perangin angin, M.Eng, Sc, selaku dosen pembimbing penulis yang telahmemberikan bimbingan dan arahan kepada penulis selama pengerjaan skripsi ini. Terima kasih atas kesabaran, dukungan dan nasehat yang diberikan kepada penulis.
3.Awan Maghfirah,S.Si.,M.Si, selaku dosen pembimbing penulis juga yang telah memberikan masukan dan saran juga kepada penulis dalam pengerjaan skripsi.
4. Dr. Perdinan Sinuhaji,M.S selaku ketua Departemen FISIKA, serta seluruh staf pengajar dan pegawai Departemen FISIKA yang selalu memperhatikan penulis terutama dalam proses perkuliahan di Departemen FISIKA FMIPA USU.
5. Adik-adik saya Kevin Joshua Marbun dan Kevin Johanes Marbun dan Dewi Simangunsong serta keponakan saya Kolose Alexander Marbun yang selalu memberikan semangat bagi penulis dalam menyelesaikan skripsi.
6. Piko Siahaan,S.Kom yang selalu memberikan semangat, motivasi dan doa nya dan juga membantu dalam menyelesaikan skripsi ini.
7. Teman seperjuangan Melani, Wina, Santo, Sallye, Epi, Diah, Devi,Berty,Derry dan yang tidak bisa disebutkan satu persatu selama di perkuliahan Fisika Instrumentasi.
8. Sepupu saya, Julinar Marbun dan Putri Marbun yang sudah saling memberikan semangat dan dukungan untuk menyelesaikan penulisan skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, untuk itu penulismengharapkan saran dan kritik yang menbangun demi penyempurnaan isi dan analisa yang disajikan. Akhir kata, semoga tulisan ini dapat bermanfaat bagi yang membutuhkannya.
Medan, Agustus 2018
Solagratia Banjarnahor 160821011
ABSTRAK
Telah dirancang sebuah sistem akuisisi data dengan mengaplikasikan 3 (buah) parameter berbasis Mikrokontroler ATMega8535. System tersebut sudah dilengkapi dengan modul GSMyang akan digunakan untuk mengirimkan pesan pada operator dari jarak yang cukup jauh. Prinsip kerja dari sistem akuisisi data ini adalah Anemometer dan DHT22 akan mengukursecara langsung besarnya kecepatan angin, suhu dan kelembaban udara dari suatu lokasipengukuran, selanjutnya data – data tersebut akan di akuisisi kan ke dalam mikrokontrolerATMega 8535, kemudian Mikrokontroller mengirim data dengan komunikasi serial melalui modul GSM dan ditampilkan di Handphone jika kita inginkan hasilnya dari jarak jauh, dan jika kita ingin hasilnya dari jarak dekat maka mikrokontroller mengirim output ke Bluetooth dan ditampilkan ke Android.
Kata kunci : Mikrokontroler ATMega8535, Modul GSM, DHT22
ABSTRACT
A data acquisition system has been designed by applying 3 (pieces) parameters ATMega8535 Microcontroller based. The system is equipped with a GSM module that will be used to send messages to the operator from a considerable distance.The working principle of this data acquisition system is the Anemometer and DHT22 will directly measure the amount of wind speed, temperature and air humidity from a measurement location, then the data will be acquired into an ATMega 8535 microcontroller, then Microcontroller sends data with serial communication via the GSM module and displayed on the Mobile if we want the results remotely, and if we want the results from close range then the microcontroller sends output to Bluetooth and is displayed to Android.
Keywords : Microcontroler ATMega8535, Modul GSM, DHT22
DAFTAR ISI
Halaman
Persetujuan i
Pernyataan ii Penghargaan iii
Abstrak v
Abstrack vi
Daftar Isi vii
Daftar Tabel ix
Daftar Gambar x
Bab 1 Pendahuluan 1.1. Latar Belakang 1
1.2. Rumusan Masalah 2
1.3. Batasan Masalah 2
1.4. Tujuan Penelitian 2
1.5. Manfaat Penelitian 3
1.6. Sistematika Penulisan 3
Bab 2 Landasan Teori 2.1. Parameter yang akan diukur 4 2.1.1. Angin 4 2.1.2. Suhu 5
2.1.3. Kelembaban 6
2.2. Sensor yang digunakan 6
2.2.1. Sensor Photointerupter 7
2.2.2. Sensor DHT22 8
2.3. Mikrokontroller 10
2.3.1. Mikrokontroller AVR ATMega 8535 11
2.3.2. Arsitektur Mikrokontroller AVR ATMega 8535 11 2.4. Komponen-komponen 13 2.4.1. Bluetooth HC-05 13 2.4.2. Modul GSM 15 2.4.2.1. Jaringan GSM SIM 800I 16
Bab 3. Perancangan Alat
3.1. Diagram Blok Rangkaian 18
3.2. Rangkaian Mikrokontroler ATMega8535 19
3.3. Rangkaian Sensor DHT22 20
3.4. Rangkaian Sensor Kecepatan angin 21
3.5. Rangkaian Modul GSM 22
3.6. Rangkaian Bluetooth HC-05 23
3.7. Rangkaian Lengkap 24
3.8. Flowchart 25
Bab 4. Pengujian Alat dan Program
4.1.Pengujian Modul GSM 26
4.2.Pengujian Sistem Mikrokontroler ATMega8535 27
4.3. Pengujian Bluetooth 29
4.4. Pengujian Sensor DHT22 30
4.5. Pengujian Sensor Kecepatan Angin 32
4.6. Pengujian Program dan Data 33
Bab 5. Kesimpulan dan Saran
5.1. Kesimpulan 41
5.2. Saran 41
Daftar Pustaka 42
Lampiran
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 4.1. Pengujian modul GSM 26
Tabel 4.2. Pengujian sistem mikrokontroller 27
Tabel 4.3. Pengujian Bluetooth 29
Tabel 4.4. Pengujian sensor DHT22 31
Tabel 4.5. Pengujian sensor kecepatan angin 32
Tabel 4.6. Pengujian modul GSM 26
Tabel 4.7. Data Pengujian sistem kerja ketiga buah sensor 39
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Sensor photointerupter 7
Gambar 2.2 Konfigurasi pin Atmega 8535 12
Gambar 2.3 Modul Bluetooth 13
Gambar 2.4 Modul GSM 15
Diagram Blok 18
Gambar 3.1 Rangkaian system minimum Mikrokontroler ATMega8535 19
Gambar 3.2 Rangkaian sensor DHT 22 20
Gambar 3.3 Rangkaian sensor kecepatan angin 21
Gambar 3.4 Rangkaian Modul GSM 22
Gambar 3.5 Rangkaian bluetooth HC-05 23
Gambar 3.6 Rangkaian lengkap keseluruhan 24
Flowchart 25
Gambar 4.1 Pengujian sistem Mikrokontroller 27
BAB I PENDAHULUAN
1.1. LatarBelakang
Perkembangan teknologi pada zaman modern ini begitu berkembang dengan pesatnya sehingga memacu setiap orang untuk berlomba- lomba berkreasi di bidang teknologi informasi dan komunikasi, baik dalam dunia industri, pertanian, penerbangan dan lain lain.
Kebutuhan manusia akan teknologi tersebut yang menyebabkan semakin majunya teknologi yang ada pada saat ini, sistem akuisisi data, perkembangan mikrokontroler dan komunikasi data merupakan beberapa jenis teknologi yang banyak berkembang saat ini dalam dunia fisika. Dari kemajuan teknologi tersebut juga mendorong perkembangan komunikasi data antara perangkat satu dengan yang lain agar saling dapat terkoneksi, bukan hanya dengan menggunakan kabel telepon atau sejenisnya, melainkan sudah menggunakan teknologi nirkabel (tanpa kabel).
Komunikasi data merupakan suatu tekhnologi yang dapat membawa data atau informasi dari suatu tempat ke tempat lain dengan media kabel, maupun nirkabel, teknologi yang banyak berkembang saat ini merupakan komunikasi data nirkabel yang memiliki lebih banyak keuntungan penggunaannya dibanding teknologi menggunakan kabel, ada beberapa jenis teknologi nirkabel diantaranya menggunakan wifi, frekuensi radio, inframerah.
Teknologi ini mendukung untuk pengiriman atau penerimaan data yang cukup jauh, agar konsumen yang menggunakan teknologi ini dapat berkomunikasi ataupun memonitoring suatu lokasi atau suatu tempat dari daerah yang cukup jauh, dimana media teknologi merupakan telepon selular.
Begitu juga dalam penggunaan modul GSM yang sudah banyak di pergunakan sebagai komunikasi antara mesin ke mesin dan mesin ke operator, lain halnya untuk penggunaan data base sistem yang banyak digunakan yaitu dengan menggunakan Microsoft access dan Microsoft excel.
Berdasarkan perkembangan teknologi – teknologi tersebut penulis mencoba untuk membuat suatu rancangan alat berteknologi canggih yang menggabungkan sistem akuisisi data multi kanal, sistem data base penggunaan mikrokontroler dan komunikasi data nirkabel atau komunikasi data jarak jauh untuk mengetahui nilai kecepatan angin, temperature udara dan kelembaban udara suatu lokasi yang akan di monitoring, dimana untuk mengukur kecepatan angin penulis menggunakan alat yang akan diputar oleh kipas angin juga untuk mendapatkan kecepatan angin tersebut, sedangkan untuk mengukur kelembaban udara dan
temperatur udara, penulis menggunakan sensor DHT 22. Dimana setelah didapatkan data maka, mikrokontroler akan mengirimkan pesan kepada telepon selular jika melewati nilai ambang dari ketiga sensor tersebut yang telah disetting dari awal.
1.2. RumusanMasalah
Dalampenelitianinimemilikirumusanmasalah yang akanditeliti, antaralain : 1. Bagaimana cara menghubungkan mikrokontroller dengan sensor?
2. Bagaimana mengintegrasikan antara modul GSM dengan mikrokontroller?
1.3. TujuanPenelitian
Adapuntujuandaripenelitianiniyaitu :
1. Membuat suatu alat ukur kecepatan angin yang dapat mendeteksi kecepatan angin, suhu dan kelembaban
2. Untuk mengetahui cara kerja dari sensor photo-interupter yang digunakan pada alat ukur kecepatan angin berbasis mikrokontroller ATmega 8535
3. Untuk mengetahui suhu,kelembaban dan kecepatan angin secara realtime dengan SMS
1.4. Batasan Masalah
Perlu diberikan beberapa batasan permasalahan agar pembahasan tidak meluas dan menyimpang dari tujuan. Adapun batasan masalah dari sistem yang dibuat ini adalah :
1. Sensor hanya dipakai dan tidak dibahas tentang karakteristiknya 2. Operator yang digunakan pada modul GSM tidak dibahas
3. Masalah modulasi pengiriman SMS dari modul GSM ke handphone tidak dibahas 1.5. ManfaatPenelitian
Manfaat dari penelitian ini adalah untuk membuat suatu alat ukur kecepatan angin,suhu dan kelembaban dari jarak jauh
1.6. Sistematika Penulisan
Untuk mempermudah pembahasan dan pemahaman maka penulis membuat sistematika dalam penulisan skripsi ini sebagai berikut :
BAB I PENDAHULUAN
Dalam bab ini berisi mengenai latar belakang, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian serta sistematika penulisan.
BAB II LANDASAN TEORI
Dalam bab ini menjelaskan tentang teori pendukung yang digunakan untuk pembahasan dan sistem kerja dari rangkaian. Teori pendukung seperti cara kerja dari mikrokontroler Atmega 8535, prinsip kerja sensor suhu, sensor kecepatan angin, sensor kelembaban udara, prinsip kerja modul GSM dan prinsip kerja dari telephone selular sewaktu mengirim dan menerima pesan dari mikrokontroler yang digunakan.
BAB III PERANCANGAN ALAT
Bab ini membahas tentang perancangan dari alat, yaitu diagram blok dari rangkaian, skematik dan diagram alir dari penelitian tersebut.
BAB IV PENGUJIAN ALAT DAN PROGRAM
Dalam bab ini dibahas meliputi hasil pengujian alat, analisa data, serta penjelasan mengenai program yang sudah digunakan.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
Bagian penutup yang berisikan kesimpulan dan saran dari pembuatan alat tersebut.
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Parameter yang akan diukur 2.1.1. Angin
Angin adalah udara yang bergerak yang diakibatkan oleh rotasi bumi dan juga karena adanya perbedaan tekanan udara di sekitarnya. Angin bergerak dari tempat bertekanan udara tinggi ke bertekanan udara rendah. Aliran naiknya udara panas dan turunnya udara dingin ini dikarenakan konveksi.
Angin juga berpengaruh dalam mengatur masalah transportasi laut yaitu, menggerakkan kapal dalam melayari lautan. Meski sudah jarang kapal laut menggunakan layar dan berganti menggunakan bahan bakar batu bara ataupun solar, tetap saja angin diperlukan untuk menggerakkan kapal-kapal tersebut. Apabila angin tidak ada, maka gerak kapal akan terhenti secara total, sekalipun menggunakan tenaga nuklir. Karena bahan bakar ini terbakar dengan perantara gas oksigen yang ada di udara ( Barney,George C.1935)
Angin memiliki hubungan yang erat dengan sinar matahari karena daerah yang terkena banyak paparan sinar mentari akan memiliki suhu yang lebih tinggi serta tekanan udara yang lebih rendah dari daerah lain di sekitar sehingga menyebabkan terjadinya aliran udara. Angin juga disebabkan oleh pergerakan benda sehingga mendorong udara di sekitarnya untuk bergerak di tempat lain.
Dapat diketahui pada alat pengukur kecepatan dan arah angin (anemometer) mempunyai bagian-bagian yang saling terkait antara satu dan lainnya sehingga bisa mengukur kecepatan dan arah angin. Bagian-bagian tersebut diantaranya yaitu bagian yang berfungsi mengukur arah angin, bagian yang berfungsi mengukur kecepatan angin dan bagian perekam yang dihubungkan ke komputer. Bagian yang berfungsi mengukur arah angin terdiri dari sensor vertikal dan bagian yang terkena angin. Sedangkan bagian yang berfungsi mengukur kecepatan angin terdiri dari baling-baling berbentuk Bangkok dan sensor vertikal. Sensor vertikal berfungsi memberi sensor atau data ke bagian perekam.
Mekanisme untuk bagian yang berfungsi mengukur arah angin yaitu, saat bagian yang terkena angin berputar karena angin, maka sensor vertikal akan meneruskan sensor yang diterimanya tersebut ke bagian perekam, kemudian bagian perekam akan menerjemahkan sensor tersebut menjadi data arah angin yang selanjutnya akan ditampilkan pada monitor komputer.
Sedangkan mekanisme untuk bagian yang berfungsi mengukur kecepatan angin, pada dasarnya sama dengan mekanisme pada bagian yang berfungsi mengukur arah angin.
Pada saat baling-baling berputar karena tiupan angin maka sensor vertikal akan meneruskan sensor yang diterimanya tersebut ke bagian perekam, kemudian bagian perekam akan menerjemahkan sensor tersebut menjadi data kecepatan angin yang selanjutnya akan ditampilkan pada monitor komputer.
Selain alat pengukur kecepatan dan arah angin kita juga mengamati alat untuk mengukur curah hujan yng disebut dengan penakar curah hujan otomatis. Alat ini mempunyai bagian-bagian tersendiri yang masing-masing berfungsi dalam perhitungan curah hujan.
Mulut penakar yang terdapat pada bagian atas alat ini berfungsi sebagai jalan masuknya air hujan. Pada mulut penakar terdapat penyaring yang berfungsi untuk menyaring air hujan. Di dalam alat ini juga sudah ada alat penampung air hujan yang disebut dengan tabung atau badan penakar. Alat ini mempunyai kabel untuk menyalurkan data ke komputer. Selain itu pada bagian bawah alat ini terdapat 2 bagian yang berfungsi sebagai alat pembaca yang dihubungkan langsung ke komputer, diamana curah hujan diterjemahkan menjadi data curah hujan. Pada bagian bawah juga terdapat saluran pembuangan, yang berfungsi sebagai saluran pembuangan air hujan, jika sudah tidak digunakan lagi dalam pengukuran.
2.1.2. Suhu
Suhuadalahbesaran yang menyatakanderajatpanasdinginsuatubenda dan alat yang digunakanuntukmengukursuhuadalahtermometer.Dalamkehidupansehari-
harimasyarakatuntukmengukursuhucenderungmenggunakaninderaperaba.Tetapidenganadanya perkembanganteknologimakadiciptakanlahtermometeruntukmengukursuhudengan valid.
Pada abad 17 terdapat 30 jenisskala yang membuat para ilmuankebingungan.Hal inimemberikaninspirasi pada Anders Celcius (1701 – 1744) sehingga pada tahun 1742 diamemperkenalkanskala yang digunakansebagaipedomanpengukuransuhu. Skala
inidiberinamasesuaidengannamanyayaituSkala Celcius.
Apabilabendadidinginkanterusmakasuhunyaakansemakindingin dan partikelnyaakanberhentibergerak, kondisiinidisebutkondisinolmutlak. Skala
CelciustidakbiasmenjawabmasalahinimakaLord Kelvin (1842 – 1907) menawarkanskalabaru yang diberinama Kelvin. Skala kelvin dimulaidari 273 K ketika air membeku dan 373 K ketika air mendidih. Sehingganolmutlaksamadengan 0 K atau -273°C. Selainskalatersebutada juga skalaReamur dan Fahrenheit. UntukskalaReamur air membeku pada suhu 0°R dan
mendidih pada suhu 80°R sedangkan pada skala Fahrenheit air membuka pada suhu 32°F dan mendidih pada suhu 212°F.
2.1.3. Kelembaban
Kelembabanudara/ legasudaraadalahjumlahkandunganuap air yang adadalamudara.Kandunganuap air di udaraberubah-ubahbergantung pada suhu Makintinggisuhu,
makinbanyakkandunganuapairnya.Alatpengukurkelembapanudaraadalahhigrometer.
Kelembaban udaraada 2 jenissebagaiberikut:
1. Kelembaban mutlak (absolut) yaitubilangan yang menunjukkanjumlahuap air dalamsatuan gram pada satu meter kubikudara.
2. Kelembaban relatif (nisbi), yaituangkadalampersen yang
menunjukkanperbandinganantarabanyaknyauap air yang benar-benardikandungudara pada suhutertentu dan jumlahuap air maksimum yang dapatdikandungudara.
Kelembabanudararelatif (atau RH, Relative Humidity), adalahrasioantaratekananuap airaktual pada temperaturetertentudengantekananuap air jenuh pada temperaturetersebut.
Pengertian lain dari RH adalahperbandinganantarajumlahuap air yang terkandungdalamudara pada suatuwaktutertentudenganjumlahuap air maksimal yang dapatditampung oleh
udaratersebut pada tekanan dan temperatur yang sama.Kelembabanudaraselalumemilikikorelasiataupunhubungandengantemperatur.
Keduakomponenikliminimemilikipengaruh pada kondisilingkungansuatutempat.
2.2. Sensor yang digunakan 2.2.1. Sensor Photointerupter
Dalam perancangan alat pengukur kecepatan angin, sensor kecepatan merupakan salah satu rangkaian yang memegang peranan penting. Sensor kecepatan ini akan membaca slot pada piringan sensor. Piringan sensor berfungsi untuk menghasilkan pulsa-pulsa listrik yang akan di indera oleh photo-interupter (sensor kecepatan) dengan cara memberi lubang pada setiap pinggir piringan. Sensor kecepatan angin yang digunakan adalah sensor photo-interupter yang mempunyai prinsip kerja yang hampir sama dengan optocoupler. Akan tetapi, photo- interupter dapat digunakan untuk mendeteksi ada tidaknya halangan yang berada di antara transmitter dan receiver.
Photo-interupter memiliki 4 kaki dan adanya ruang di antara transmitter dan receiver, sedangkan optocoupler berbentuk seperti IC dan biasanya mempunyai 6 kaki.
Gambar 2.1. Sensor photo-interupter
Photo-interrupter bekerja dengan logika seperti berikut :
• Tidak ada halangan
Saat tidak ada halangan, cahaya inframerah yang dipancarkan oleh IR LED (transmitter) dapat diterima oleh phototransistor (receiver). Sehingga output photo- interrupter akan berlogika HIGH, "1"
• Ada halangan
Saat ada halangan, cahaya inframerah yang dipancarkan oleh IR LED (transmitter) tidak dapat diterima oleh phototransistor (receiver). Sehingga output photo-interrupter akan berlogika LOW, "0"
2.2.2. Sensor DHT 22
DHT22 merupakan sensor suhu dan kelembaban yang memilikirentangjangkauanpengukuranmulaidari 0 % hingga 100 % untuktingkatkelembaban, dan – 400C hingga 1250C untuksuhu.
Selainitu DHT22 juga dilengkapidengansatubuah output digital (single bus) yang mampumemberikanhasildengantingkatketepatanpengukuran yang tinggi.
DHT22 adalahmodul sensor suhu dan kelembabanudara relatif dalamsatupaket.Modul inimemerlukankonsumsidaya yang rendahsehinggacocokdigunakanuntuk aplikasi monitoring dan kontrol luarruangan.
Modul inimemilikistabilitas yang dijamindalamjangkawaktu yang lamaserta output
yang terkalibrasi. Keluaranmodul sensor DHT22
telahterkalibrasidengantabungkalibrasisecaraakurat, dan nilaikoefisienkalibrasinyadisimpandenganmemori OTP.
DHT22 menggunakanteknologi sensor kelembaban yang baik dan
menggunakanteknikakuisisi dan
eksklusifdenganmemanfaatkanmikrokontroleruntukmenghasilkan data dalam format singel bus.
DHT22 adalah sensor digital yang dapat mengukur suhu dan kelembaban udara di sekitarnya. Sensor ini sangat mudah digunakan bersama dengan Arduino. Memiliki tingkat stabilitas yang sangat baik serta fitur kalibrasi yang sangat akurat.
Koefisien kalibrasi disimpan dalam OTP program memory, sehingga ketika internal sensor mendeteksi sesuatu, maka module ini menyertakan koefisien tersebut dalam kalkulasinya.
DHT22 termasuk sensor yang memiliki kualitas terbaik, dinilai dari respon, pembacaan data yang cepat, dan kemampuan anti-interference.Ukurannya yang kecil, dan dengan transmisi sinyal hingga 20 meter, membuat produk ini cocok digunakan untuk banyak aplikasi-aplikasi pengukuran suhu dan kelembaban.
2.3. Mikrokontroller
Mikrokontroler merupakan komputer didalam chip yang digunakan untuk mengontrol peralatan elektronik, yang menekankan efisiensi dan efektifitas biaya. Secara harfiah dapat disebut sebagai “pengendali kecil” dimana sebuah sistem elektronik yang sebelumnya banyak memerlukan komponen-komponen pendukung seperti IC TTL dan CMOS dapat direduksi/diperkecil dan akhirnya terpusat serta dikendalikan oleh mikrokontroler ini.
Begitu juga dalam penggunaan modul GSM yang sudah banyak di pergunakan sebagai komunikasi antara mesin ke mesin dan mesin ke operator, lain halnya untuk penggunaan data base sistem yang banyak digunakan yaitu dengan menggunakan Microsoft access dan Microsoft excel.
Mikrokontroler digunakan dalam produk dan alat yang dikendalikan secara automatis, seperti sistem kontrol mesin, remote control, mesin kantor, peralatan rumah tangga, alat berat, dan mainan. Dengan mengurangi ukuran, biaya, dan konsumsi tenaga dibandingkan desain menggunakan mikroprosesor memori dan alat input output yang terpisah, kehadiran mikrokontroler membuat kontrol elektrik untuk berbagai proses menjadi lebih ekonomis.
Dengan penggunaan mikrokontroler ini maka:
1. Sistem elektronik akan menjadi lebih ringkas
2. Rancang bangun sistem elektronik dapat dilakukan lebih cepat karena sebagian besar sistem merupakan perangkat lunak yang mudah dimodifikasi,
3. Gangguan yang terjadi lebih mudah ditelusuri karena sistemnya yang kompak.
Agar sebuahmikrokontrolerdapatberfungsi, makamikrokontrolertersebutmemerlukankomponeneksternal yang
kemudiandisebutdengansistem minimum. Untukmembuatsistem minimum paling
tidakdibutuhkansystemclock dan reset, walaupun pada
beberapamikrokontrolersudahmenyediakansystemclock internal, sehinggatanparangkaianeksternal pun mikrokontrolerdapatberoperasi.
2.3.1. Mikrokontroller AVR ATmega 8535
Mikrokontroler yaitu teknologi semikonduktor dengan kandungan transistor yang lebih banyak namun hanya membutuhkan ruang yang kecil, dapat digunakan untuk membuat suatu aplikasi. Pada mikrokontroler, program 25olynom disimpan dalam ROM yang
ukurannya 25olynomi lebih besar, sementara RAM digunakan sebagai tempat penyimpanan sementara, termasuk register-register yang digunakan pada mikrokontroler yang bersangkutan. Pada sistem 25olynomi perbandingan RAM dan ROM nya besar, artinya program pengguna disimpan dalam ruang RAM yang relative besar, sedangkan rutin-rutin antar muka perangkat keras disimpan dalam ROM yang sangat kecil. Sedangkan pada mikrokontroler perbandingan RAM dan ROM nya yang besar artinya program control disimpan dalam ROM yang ukurannya 25olynomi besar sedangkan RAM digunakan sebagai tempat penyimpanan sementara termasuk register-register yang digunakan pada mikrokontroler yang bersangkutan.
Rangkaian ini berfungsi sebagai pusat kendali dari seluruh system yang ada. Komponen utama dari rangkaian ini adalah IC Mikrokontroler ATMega8535. Semua program akan dimasukkan pada memori dari IC ini sehingga rangkaian dapat berjalan sesuai dengan yang dikehendaki.
2.3.2. Arsitektur Mikrokontroler AVR ATMega 8535
Mikrokontroler AVR memiliki arsitektur RISC 8 bit, dimana semua intruksi dikemas dalam kode 16-bit dan sebagian besar instruksi dieksekusi dalam 1 (satu) siklus clock, berbeda dengan instruksi MCS51 yang membutuhkan 12 siklus clock. Selain itu AVR berteknologi RISC (Reduced Instruction Set Computing).
Secara garis besar arsitektur mikrokontroler ATMega8535 memiliki bagian sebagai berikut :
1. Saluran I/O sebanyak 32 buah ysng terdiri dari 4 port yakni (port A, port B, portC, port D) 2. ADC 10 bit (8 pin di port A.0 s/d port A.7)
3. 3 buah timer/counter dengan kemampuan pembandingan.
4. SRAM sebesar 512 byte.
5. Memori flash sebesar 8 kb dengan kemampuan Read While Write 6. EEPROM 512 byte yang dapat deprogram saat operasi.
7. Antarmuka komparator analog.
8. Port USART antar komunikasi serial dengan kecepatan maksimal 2,5 Mbps.
9. Unit interupsi internal dan eksternal.
10. 4 channel PWM
11. Watchdog Timer dengan osilator internal.
12. Port antarmuka SPI8535
13. 6 sleep modes (Idle, ADC Noise Reduction, Power-Save, Power-Down, Standby and Extended Standby) untuk penghematan daya listrik.
14. Kecepatan maksimal 16 MHz.
Gambar 2.2. Konfigurasi pin Atmega 8535
2.4. Komponen-Komponen 2.4.1. Bluetooth
Bluetooth HC-05
Bluetooth adalah protokol komunikasi wireless yang bekerja pada frekuensiradio 2.4 GHz untuk pertukaran data pada perangkat bergerak seperti pada laptop, HP,dan lain- lain. Salah satu hasil contoh modul Bluetooth yang palingbanyak digunakan adalah tipe HC-05.
ModulBluetooth HC-05 merupakan modul Bluetooth yang bisa menjadi slave ataupun master,hal ini dibuktikan dengan bisa memberikan notifikasi untuk melakukan pairing keperangkat lain, maupun perangkat lain tersebut yang melakukan pairing ke module Bluetooth HC-05.
Untuk mengeset perangkatBluetooth dibutuhkan perintah-perintah AT Command yang mana perintah AT Command tersebut akan di respon oleh perangkat Bluetooth jika modul Bluetooth tidak dalam keadaan terkoneksi dengan perangkat lain. Pada gambar berikut ini adalah gambar modul HC-05 beserta keterangan pinoutnya:
Gambar 2.3. Modul Bluetooth HC-05
Keterangan pinout di atas adalah sebagai berikut:
1. EN fungsinya untuk mengaktifkan mode AT Command Setup pada modul HC-05. Jika pin ini ditekan sambil ditahan sebelum memberikan tegangan ke modul HC-05, maka modul akan mengaktifkan mode AT Command Setup. Secara default, modul HC-05 aktif dalam mode Data.
2. Vcc adalah pin yang berfungsi sebagai input tegangan. Hubungkan pin ini dengan sumber tegangan 5V.
3. GND adalah pin yang berfungsi sebagai ground. Hubungkan pin ini dengan ground pada sumber tegangan.
4. TX adalah pin yang berfungsi untuk mengirimkan data dari modul ke perangkat
lain (mikrokontroler). Tegangan sinyal pada pin ini adalah 3.3V sehingga dapat langsung dihubungkan dengan pin RX pada arduino karena tegangan sinyal 3.3V dianggap sebagai sinyal bernilai HIGH pada arduino.
5. RX adalah pin yang berfungsi untuk menerima data yang dikirim ke modul HC-05.
Tegangan sinyal pada pin sama dengan tegangan sinyal pada pin TX, yaitu 3.3V.
Untuk keamanan, sebaiknya gunakan pembagi tegangan jika menghubungkan pin ini dengan mikrokontroller yang bekerja pada tegangan 5V.Pembagi tegangan tersebut menggunakan 2 buah resistor.
Resistor yang digunakan sebagai pembagi tegangan pada tutorial ini adalah 1K ohm dan 2K ohm.
Untuk lebih jelasnya, dapat dilihat pada bagian implementasi koneksi antara modul HC-05 dan mikrokontroller.
6. STATE adalah pin yang berfungsi untuk memberikan informasi apakah modul terhubung atau tidak dengan perangkat lain.
Seperti dijelaskan di atas, modul HC-05 memiliki dua mode kerja yaitu mode AT Command dan mode Data.Modul HC-05 menggunakan mode Data secara default.
Berikut ini adalah keterangan untuk kedua mode tersebut:
1. AT Command.
Pada mode ini, modul HC-05 akan menerima instruksi berupa perintah AT Command.
Mode ini dapat digunakan untuk mengatur konfigurasi modul HC-05.
2. Mode Data.
Pada mode ini, modul HC-05 dapat terhubung dengan perangkat bluetooth lain dan mengirimkan serta menerima data melalui pin TX dan RX.
AT-Command adalah singkatan dari Attention Command.AT Commandadalah perintah yang digunakan dalam komunikasi dengan serial port. Perintah AT Command digunakan untuk berkomunikasi dengan terminal melalui port pada komputer.
Penggunaan AT Command dapat member kemudahan untuk mengetahui: kekuatan sinyal dari terminal, mengirim pesan, menambahkan item pada komputer, mematikan terminal.
2.4.2. Modul GSM (Global System Mobile)
Modul GSM adalah peralatan yang didesain supaya dapat digunakan untuk aplikasi komunikasi dari mesin ke mesin atau dari manusia ke mesin. Modul GSM merupakan peralatan digunakan sebagai mesin dalam suatu aplikasi. Dalam aplikasi yang dibuat harus terdapat mikrokontroler yang akan mengirimkan perintah kepada modul GSM berupa AT command melalui RS232 sebagai komponen penghubung (communication links). Rangkaian Modul GSM ditunjukkan pada gambar berikut :
Gambar 2.4. Modul GSM
Modul GSM merupakan bagian dari pusat kendali yang berfungsi sebagai transceiver.
Modul GSM mempunyai fungsi yang sama dengan sebuah telepon seluler yaitu mampu melakukan fungsi pengiriman dan penerimaan SMS. Dengan adanya sebuah modul GSM maka aplikasi yang dirancang dapat dikendalikan dari jarak jauh dengan menggunakan jaringan GSM sebagai media akses.
2.4.2.1. Jaringan GSM sim 800l
Jaringan GSM terdiri dari beberapa subsystem yang memiliki fungsi dan interface-nya masing-masing. Jaringan GSM dibagi menjadi tiga bagian besar subsistem, yaitu:
1. Mobile Station Subsystem (MSS) Mobile station (MS) terdiri dari mobileequipment (telepon seluler) dan kartu pintar yang disebut subcriber identitymodule card (SIM).
Mobile equipment secara unik diidentifikasikan oleh international mobile equipment identity (IMEI).
2. Base Station Subsystem (BSS) Base station terdiri atas 2 bagian yaitu base transceiver station (BTS) dan base station controller (BSC). BTS memiliki transceiver radio yang mendefinisikan sel dan menangani protokol hubungan radio dengan MS.
MSS dan BSS berkomunikasi melaluiinterface udara atau hubungan radio. BSC mengatur radio resources untuk satu atau lebih BTS dan menangani setup saluran radio, frequency hope dan proses handover.
3.Network Switching Subsystem (NSS) Komponen utama dari network switching
subsystem (NSS) adalah mobile switching center(MSC). MSC melakukan switchinghubungan antar sesama pemakai telepon seluler, dan antara pemakai telepon seluler dengan pemakain telepon tetap (PSTN atau ISDN).
SMS adalah data tipe asynchronous message yang pengiriman datanya dilakukan dengan mekanisme protocol store and forward. Hal ini berarti bahwa pengirim dan penerima SMS tidak perlu berada dalam status berhubungan (connected/online) satu sama lain ketika akan saling bertukar pesan SMS.
Pengiriman pesan SMS secara store and forward berarti pengiriman pesan SMS menuliskan pesan dan nomor telepon tujuan dan kemudian mengirimkannya (store) ke server SMS (SMS-Center) yang kemudian bertanggung jawab untuk mengirimkan pesan tersebut (forward) ke nomor tujuan.
Keuntungan dari mekanisme store and forward pada SMS adalah, penerima tidak perlu dalam status online ketika ada pengirim yang bermaksud mengirimkan pesan kepadanya.
Kini SMS tidak terbatas untuk komunikasi antar manusia pengguna saja, namun juga bisa dibuat otomatis dikirim/diterima oleh peralatan (komputer, mikrokontroler, dsb) untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Namun untuk melakukannya, kita harus memahami dulu cara kerja SMS itu sendiri.
Ketika pengguna mengirim SMS, maka pesan dikirim ke MSC melalui jaringan seluleryang tersedia yang meliputi tower BTS yang sedang meng-handle komunikasi pengguna, lalu ke BSC, kemudian sampai ke MSC. MSC kemudian mem-forward lagi SMS ke SMSC untuk disimpan. SMSC kemudian mengecek (lewat HLR - Home Location Register) untuk mengetahui apakah handphone tujuan sedang aktif dan dimanakah handphone tujuan tersebut.
Jika handphone sedang tidak aktif maka pesan tetap disimpan di SMSC itu sendiri, menunggu MSC memberitahukan bahwa handphone sudah aktif kembali untuk kemudian SMS dikirim dengan batas maksimum waktu tunggu yaitu validity period dari pesan SMS itu sendiri. Jika handphone tujuan aktif maka pesan disampaikan MSC lewat jaringan yang sedang meng-handle penerima (BSC dan BTS).
Sebenarnya, di dalam kebanyakan handphone dan GSM/CDMA modem terdapat suatu komponen wireless modem/engine yang dapat diperintah antara lain untuk mengirim suatu pesan SMS dengan protokol tertentu. Standar perintah tersebut dikenal sebagai AT- Command, sedangkan protokolnya disebut sebagai PDU (Protocol Data Unit).
Melalui AT-Command dan PDU inilah kita dapat membuat komputer/mikrokontroler mengirim/menerima SMS secara otomatis berdasarkan program yang kita buat.
BAB III
PERANCANGAN ALAT
3.1.Diagram Blok
HY
Dari diagram blok di atas dapat dijelaskan blok per bloknya. Dari blok bagian kiri terdiri dari sensor suhu, sensor kelembaban dan sensor kecepatan angin. Mulai dari sensor suhu, sensor kelembaban dan sensor kecepatan angin akan secara langsung melakukan pengukurannya masing-masing. Sensor suhu berfungsi sebagai pendeteksi suhu dalam satuan 0C begitu juga dengan sensor kelembaban akan mendeteksi bagian kelembababan udara dalam satuan % RH, sensor kecepatan angin akan berfungsi sebagai pendeteksi kecepatan angin dalam satuan km/jam. Kemudian ketiga parameter yang diukur oleh sensor masih berupa data analog secara langsung dikirim ke mikrokontroller setelah itu mikrokontroller akan mengolah, memproses data kemudian di output menjadi data digital. Mikrokontroller mengirim data dengan komunikasi serial melalui modul GSM dan ditampilkan di Handphone jika kita inginkan hasilnya dari jarak jauh, dan jika kita ingin hasilnya dari jarak dekat maka mikrokontroller mengirim output ke Bluetooth dan ditampilkan ke Android.
HP1 Mikro-
Kontroller ATMega 8535 Sensor
Suhu
Modul GSM
Sensor Kelembaban
HP 2 Bluetooth
Sensor Kec. angin
3.2. Rangkaian Mikrokontroller ATmega 8535
Rangkaian sistem minimum mikrokontroller ATmega 8535 dapat dilihat pada gambar di bawah ini :
Gambar 3.1. rangkaian minimal mikrokontroller
Rangkaian ini berfungsi sebagai pusat kendali dari seluruh system yang ada. Komponen utama dari rangkaian ini adalah IC Mikrokontroler ATMega8535. Semua program akan dimasukkan pada memori dari IC ini sehingga rangkaian dapat berjalan sesuai dengan yang dikehendaki.
3.3. Rangkaian Sensor DHT 22
Rangkaian ini merupakan rangkaian mikrokontroler yang dihubungkan dengan DHT 22.
Gambar 3.2. rangkaian sensor dht22
DHT22 adalah sensor digital yang dapat mengukur suhu dan kelembaban udara di sekitarnya. Sensor ini sangat mudah digunakan bersama dengan Arduino. Memiliki tingkat stabilitas yang sangat baik serta fitur kalibrasi yang sangat akurat. Koefisien kalibrasi disimpan dalam OTP program memory, sehingga ketika internal sensor mendeteksi sesuatu, maka module ini menyertakan koefisien tersebut dalam kalkulasinya.
DHT22 termasuk sensor yang memiliki kualitas terbaik, dinilai dari respon, pembacaan data yang cepat, dan kemampuan anti-interference.Ukurannya yang kecil, dan dengan transmisi sinyal hingga 20 meter, membuat produk ini cocok digunakan untuk banyak aplikasi-aplikasi pengukuran suhu dan kelembaban.
3.4. Rangkaian Sensor Kecepatan angin
Rangkaian ini merupakan rangkaian mikrokontroler yang dihubungkan dengan rangkaian sensor kecepatan angin.
Gambar 3.3. rangkaian sensor kecepatan angin
3.5. Rangkaian modul GSM
Rangkaian ini merupakan rangkaian mikrokontroller yang dihubungkan dengan rangkaian modul GSM.
Gambar 3.4. rangkaian modul GSM
3.6. Rangkaian bluetooth HC-05
Rangkaian ini merupakan rangkaian mikrokontroller yang dihubungkan dengan rangkaian bluetooth HC-05.
Gambar 3.5. rangkaian bluetooth HC-05
3.7. Rangkaian Lengkap
Berikut ini rangkaian lengkap dari alat ukur pendeteksi kecepatan angin,suhu dan kelembaban dari jarak jauh
Gambar 3.6. rangkaian lengkap keseluruhan
3.8. Flowchart
t y
start
inisialisasi
Mikro membaca output sensor DHT22 dananemometer
Data yang dihasilkan Dikonversi ke digital
Data dikirim Ke android
Interval ++
IF Interval >60
Kirim sms Data dari sensor dan interval 0
selesai
BAB IV
PENGUJIAN ALAT DAN PROGRAM
4.1. Pengujian modul GSM
Untuk memastikan rangkaian modul GSM dalam keadaan baik, maka dilakukan pengujian rangkaian. Berikut ini pengujian sistem modul GSM.
#include <Sim800l.h>
#include <SoftwareSerial.h>
Sim800l Sim800l;
char* text;
char* number;
bool error;
void setup(){
Sim800l.begin();
text="Testing Sms";
number="085261065610";
error=Sim800l.sendSms(number,text);
}
void loop(){
}
Tabel 4.1. pengujian modul GSM
Pin Volt
Vcc 4,02
Gnd 0
2x 2,82
Tx 3,99
4.2. Pengujian sistem Mikrokontroller ATmega 8535
Karena pemrograman menggunakan mode ISP (In System Programming) mikrokontroler harus dapat diprogram langsung pada papan rangkaian dan rangkaian mikrokontroler harus dapat dikenali oleh program downloader. Pada pengujian ini berhasil dilakukan dengan dikenalinya jenis mikrokontroler oleh program downloader yaitu ATMega8535.
Tabel 4.2. pengujian sistem mikrokontroller
Pin Mikrokontroller Tegangan (v) Pin Mikrokontroller Tegangan (v)
1 1,22 21 1,38
2 4,98 22 4,94
3 3,27 23 1,71
4 4,98 24 1,71
5 1,45 25 1,71
6 1,48 26 1,77
7 1,48 27 1,72
8 1,48 28 0,12
9 4,98 29 0
10 4,99 30 4,99
11 0 31 0
12 0,68 32 1,91
13 0,69 33 2,19
14 2,82 34 2,15
15 3,94 35 2,18
16 1,37 36 2,19
17 1,37 37 1,71
18 1,37 38 1,72
19 1,37 39 1,72
20 1,37 40 1,77
ATMega menggunakan kristal dengan frekuensi 8535 MHz, apabilaChip Signature sudah dikenali dengan baik dan dalam waktu singkat, bisa dikatakan rangkaian mikrokontroler bekerja dengan baik dengan mode ISP-nya.
4.3. Pengujian Bluetooth
Untuk memastikan bluetooth HC 05 dalam keadaan baik, maka dilakukan pengujian rangkaian. Berikut ini pengujian bluetooth HC 05.
void setup() { Serial.begin(9600);
}
void loop() {
Serial.print("tes Bluetooth");
}
Tabel 4.3. Pengujian Bluetooth
Pin Volt
Vcc 5,00
Gnd 0
Rx 3,24
Tx 4,98
4.4. Pengujian sensor DHT22
Untuk memastikan sensor DHT22 dalam keadaan baik, maka dilakukan pengujian rangkaian. Berikut ini pengujian sensor DHT22
#include "DHT.h"
#define DHTPIN 2
#define DHTTYPE DHT22 DHT dht(DHTPIN, DHTTYPE);
void setup() { Serial.begin(9600);
Serial.println("DHTxx test!");
dht.begin();
}
void loop() { delay(2000);
float h = dht.readHumidity();
float t = dht.readTemperature();
float f = dht.readTemperature(true);
if (isnan(h) || isnan(t) || isnan(f)) {
Serial.println("Failed to read from DHT sensor!");
return;
}
float hif = dht.computeHeatIndex(f, h);
float hic = dht.computeHeatIndex(t, h, false);
Serial.print("Humidity: ");
Serial.print(h);
Serial.print(" %\t");
Serial.print("Temperature: ");
Serial.print(t);
Serial.print(" *C ");
Serial.print(f);
Serial.print(" *F\t");
Serial.print("Heat index: ");
Serial.print(hic);
Serial.print(" *C ");
Serial.print(hif);
Serial.println(" *F");
}
Tabel 4.4. Pengujian Sensor Dht22
Pin Volt
1 4,99
2 4,99
3 𝜇𝜇𝜇𝜇
4 4,98
4.5. Pengujian sensor kecepatan angin
Untuk memastikan sensor kecepatan angin dalam keadaan baik, maka dilakukan pengujian rangkaian. Berikut ini pengujian sensor kecepatan angin.
int encoder;
int previousMillis;
int interval = 1;
void setup(){
Serial.print(9600);
}
void loop(){
encoder = digitalRead(3);
if (encoder == 1 && win == 0){angin++; win=1;}
else if (encoder == 0){win = 0;}
unsigned long currentMillis = millis()/1000;
if (currentMillis - previousMillis >= interval) { previousMillis = currentMillis;
wing = angin/3;
Serial.println(wing);
angin = 0;
} }
Tabel 4.5. Pengujian sensor kecepatan angin
Pin Volt
Vcc 5,00
Out 4,06
Gnd 0
4.6. Pengujian program dan data
Setelah dilakukan pengujian dari masing-masing blok, maka dilakukan pengujian langsung secara keseluruhan.
unsigned long previousMillis = 0;
const long interval = 1;
unsigned long previousMillis1 = 0;
const long interval1 = 60;
char suhu[10];
char humi[10];
char ang[10];
String _buffer;
String _readSerial();
#include<SoftwareSerial.h> //is necesary for the library!!
SoftwareSerialmySerial(2, 1);
char* text;
char* number;
bool error;
const int numReadings1 = 10;
float readings1[numReadings1];
int readIndex1 = 0;
float total1 = 0;
float average1 = 0;
float angin;
int encoder;
int win=0;
char messages[160];
#include "DHT.h"
#define DHTPIN 4
#define DHTTYPE DHT22 DHT dht(DHTPIN, DHTTYPE);
void setup() { pinMode(3,INPUT);
dht.begin();
mySerial.begin(9600);
Serial.begin(9600);
pinMode(22,OUTPUT);
digitalWrite(22,LOW);
pinMode(16,OUTPUT);
digitalWrite(16,HIGH);
mySerial.println("inisialisasi");
delay(15000);
text="Modem Ok";
number="085261065610";
mySerial.println("tes SMS");
send_Sms(number,text);
mySerial.println("sms Ok");
delay(1000);
}
void loop() {
encoder = digitalRead(3);
if (encoder == 1 && win == 0){angin++; win=1;}
else if (encoder == 0){win = 0;}
float h = dht.readHumidity();
float t = dht.readTemperature();
unsigned long currentMillis = millis()/1000;
if (currentMillis - previousMillis>= interval) { previousMillis = currentMillis;
mySerial.println("*H"+String(h));
mySerial.println("*H"+String(t));
mySerial.println("*H"+String(angin));
mySerial.println("*");
}
unsigned long currentMillis1 = millis()/1000;
if (currentMillis1 - previousMillis1 >= interval1) { previousMillis1 = currentMillis1;
Serial.print (F("AT+CMGF=1\r")); //set sms to text mode while(Serial.read()!=0x0A){};
delay(2000);
Serial.print (F("AT+CMGS=\"")); // command to send sms delay(500);
Serial.print (number);
delay(500);
Serial.print(F("\"\r"));
delay(500);
Serial.print ("RH : ");
Serial.print (h);
Serial.print (", suhu : ");
Serial.print (t);
Serial.print (", angin : ");
Serial.print (angin);
delay(500);
Serial.print ("\r");
Serial.print((char)26);
while(Serial.read()!=0x0A){};
delay(500);
}
angin = 0;
}
bool send_Sms(char* number,char* text){
Serial.print (F("AT+CMGF=1\r")); //set sms to text mode while(Serial.read()!=0x0A){};
delay(2000);
Serial.print (F("AT+CMGS=\"")); // command to send sms delay(500);
Serial.print (number);
delay(500);
Serial.print(F("\"\r"));
delay(500);
Serial.print (text);
delay(500);
Serial.print ("\r");
Serial.print((char)26);
while(Serial.read()!=0x0A){};
delay(500);
}
Pengujian sistem kerja ini dilakukan dengan cara membandingkan alat ukur kecepatan angin dengan alat ukur standard anemometer.
Dan diperoleh data pengukuran ketiga buah sensor di dalam tabel di bawah ini :
Tabel 4.1. tabel pengujian sistem kerja ketiga buah sensor
Menit Suhu (℃)
RH (%)
Kecepatan angin Alat buatan (km/j)
Kecepatan angin Alat standard (Anemometer)
1 31,2 81,2 1,94 2,16
2 31,1 81,8 1,94 1,97
3 31,2 81,4 1,67 1,86
4 31,2 80,4 1,38 1,67
5 31,3 80,3 1,38 1,52
% ralat menit 1 = (2,16-1,94)/(2,16)x100%
= 0,10 x 100%
= 10%
% ralat menit 2 = (1,97-1,94)/(1,97)x100%
= 0,014 x 100%
= 1,4%
% ralat menit 3 = (1,86-1,67)/(1,86)x 100%
= 0,10 x 100%
= 10 %
% ralat menit 4 = (1,67-1,38)/(1,67) x 100%
= 0,16 x 100 %
= 16 %
% ralat menit 5 = (1,52-1,38)/(1,52) x 100%
= 0,09 x100%
= 9 %
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
1. Alat ukur pendeteksi kecepatan angin,suhu, dan kelembaban dari jarak jauh telah berhasil dirancang, dimulai dari penggunaan sensor kecepatan angin, sensor suhu, dan sensor kelembaban udara. Dan telah berhasil di uji coba dalam penggunaannya.
2. Di dalam uji coba, alat ini telah berhasil dengan baik dengan kecepatan angin, suhu dan kelembaban yang tertera di dalam tabel pengujian.
3. Alat ini dapat mengetahui suhu,kelembaban dan kecepatan angin secara realtime dan dikirim dengan SMS
5.2. Saran
Setelah melakukan penelitian diperoleh beberapa hal yang dapat dijadikan saran untuk dapat dilakukan penelitian lebih lanjut, yaitu :
1. Sebaiknya untuk penelitian selanjutnya menambahkan sistem online agar nilai kecepatan angin, temperature dan kelembaban udara dari suatu lokasi tersebut data base nya dapat dilihat dengan sistem online.
2. Sebaiknya pengukuran dapat dilakukan lebih banyak lagi dengan penambahan seperti dapat mengukur arah angin, dan curah hujan dalam sekali pengukuran.
3. Sebaiknya untuk kedepannya penulis dapat mengharapkan agar penelitian ini dapat diaplikasikan dan dikembangkan langsung di lapangan agar dapat membantu masyarakat luas.
DAFTAR PUSTAKA
Barney,George C. 1935. Intelegent Instrumentation. Control System Centre.
UMIST. Manchester.
Daryanto, 2011, Pengetahuan Teknik Elektronika”, Bumi Aksara, Jakarta A.E.Fitzgerald, 1993, “Dasar – Dasar Elektronik”, Erlangga, Jakarta
Bejo. A, 2008, “C dan AVR Rahasia kemudahan bahasa C dalam Mikrokontroler ATMega 8535”, Edisi Pertama. Graha ilmu. Yogyakarta
Arsyad,Sofyan. 1983. Ilmu Iklim dan Pengairan. Jakarta: CV.Yasaguna
Budiharto,Widodo.2005.”Panduan Lengkap Belajar Mikrokontroller PerancanganSistem dan Aplikasi Mikrokontroller”.Jakarta : PT.Elex Media Komputin.
Malvino,Albert,Paul.2003,”Prinsip-Prinsip Elektronika”,Jilid 1. Edisi Pertama.
Jakarta:Penerbit Salemba Teknika.
Bishop, Owen, 2002. Dasar-Dasar Elektronika.Jakarta.Erlangga.
Rachmad Setiawan, 2008, “Teknik Akuisisi Data”, Graha Ilmu, Yogyakarta
http://www.mikro.com/en/books/keu/05.html.
Diakses tanggal 21 Juli 2018