PENGARUH INTELLECTUAL CAPITAL, KEPUTUSAN PENDANAAN KEBIJAKAN DIVIDEN DAN UKURAN PERUSAHAANTERHADAP
NILAI PERUSAHAAN DENGAN KINERJA KEUANGAN SEBAGAI VARIABEL INTERVENING
(Studi Pada Perusahaan Manufaktur yang Listing di Bursa Efek Indonesia Periode 2014-2018)
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Meraih Gelar Sarjana Akuntansi (S.Ak) Jurusan Akuntansi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam UIN Alauddin Makassar
Disusun Oleh:
RAMDANI (90400115125)
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR 2021
i
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI Mahasiswa yang bertanda tangan dibawah ini:
Nama : Ramdani
NIM : 90400115125 Tempat/Tgl.Lahir : Sinjai, 15 Juli 1996
Jurusan/Prodi/Konsentrasi : Akuntansi
Fakultas/Program : Ekonomi dan Bisnis Islam
Judul : Pengaruh Intellectual Capital, Keputusan Pendanaan dan Kebijakan Dividen terhadap Nilai Perusahaan dengan Kinerja Keuangan sebagai Variabel Intervening (Studi pada Perusahaan Manufaktur yang Listing di Bursa Efek Indonesia Periode 2014-2018).
Menyatakan dengan sesungguhnya dan penuh kesadaran bahwa skripsi ini benar adalah hasil karya sendiri. Jika dikemudian hari terbukti bahwa ini merupakan duplikasi, tiruan, plagiat, atau dibuat orang lain sebagian atau seluruhnya, maka skripsi dan gelar yang diperoleh karenanya batal demi hukum.
Samata-Gowa 2021 Penulis
Ramdani NIM:90400115125
ii
iii
KATA PENGANTAR Assalamu’alaikum Wr. Wb
Alhamdulillahi Rabbil Alamin, puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga penyusunan skripsi yang berjudul “Pengaruh Intellectual Capital, Keputusan Pendanaan dan Kebijakan Dividen terhadap Nilai Perusahaan dengan Kinerja Keuangan sebagai Variabel Intervening pada Perusahaan Manufaktur yang Listing di Bursa Efek Indonesia Periode 2014-2018” dapat terselesaikan dengan baik. Semoga kesejahteraan tercurah bagi Rasul-Nya, Muhammad SAW, sang pemimpin umat manusia. Penyusunan skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar sarjana Akuntansi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar.
Pada kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan terimaksih kepada pihak- pihak yang telah banyak memberikan bantuan dalam proses penulisan skripsi ini terutama kepada:
1. Bapak Prof. Drs. Hamdan Juhannis, M. A., selaku Rektor beserta Wakil Rektor I, II, III dan IV universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar.
2. Bapak Prof. Dr. H. Abustani Ilyas, M. Ag, selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar.
iv
3. Bapak Memen Suwandi, SE., M.Si, selaku Ketua Jurusan Akuntansi dan Ibu Dr.
Lince Bulutoding, SE., M. Si., Ak, selaku Sekertaris Jurusan Akuntansi Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar.
4. Bapak Dr.Amiruddin K, M.E.I dan Bapak Sumarlin, SE., M. Ak, selaku Pembimbing I dan Pembimbing II yang penuh kesabaran telah meluangkan waktu dan pikirannya untuk membimbing, mengarahkan dan memberikan masukan yang sangat berharga kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
5. Bapak Mustakim Muchlis, SE., M. Si., Akt, selaku Penasehat Akademik yang senantiasa memberikan nasehat, semangat dan bimbingannya selama ini mulai dari semester I hingga selesainya penulis dalam menempuh studi di Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar.
6. Segenap Bapak dan Ibu Dosen yang telah membentu penulis dalam menimbah ilmu dan memperluas wawasan selama penulis mengikuti pendidikan di jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar.
7. Bapak Dr. Saiful Muchlis, SE., M.SA., Ak dan Bapak Andi Wawo, SE., M.Sc., Ak, selaku penguji I dan Penguji II atas segala saran dan koreksi yang sangat bermanfaat bagi peneliti.
8. Segenap Staf Jurusan dan Pegawai Akademik di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar yang telah memberikan pelayanan yang sangat baik selama penulis melakukan studi dan penyelesaian skripsi.
v
9. Keluarga tercinta, Ayah selaku cinta pertama dalam hidupku dan Ibu selaku motivator terbaik di hidupku yang tidak bisa menemani perjalanan pendidikanku hingga akhir penyelesaian ini, serta Kakak-kakaku yang telah mengambil alih tanggung jawab orang tua dalam segi materi maupun non materi hingga selesainya pendidikan yang penulis tempuh di Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar.
10. Teman-teman jurusan Akuntansi Angkatan 2015 terkhusus kelas Akuntansi C.
terima kasih atas segala bentuk bantuan, rasa keakraban dan persaudaraan selama penulis menempuh pendidikan di UNiversitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar.
11. Teman-teman KKN Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar Angkatan 59 Desa Bissoloro Kab. Gowa yang telah memberikan berjuta memori dan kenangan indah.
12. Sahabat tercinta Nuril Auliyah, Irnawati dan Rismawati. Terima kasih telah menjadi sahabat yang meberikan positif vibes bagi penulis selama penempuh pendidikan hingga selesainya pendidikan yang ditempuh.
13. Girsl Paccinongan Squad (GPS) yaitu Odah, Dina, Juli, Imma, Ana, Anna, Riya dan Ayu. Terima kasih telah memberi warna dalam hidup bagi penulis selama menempuh pendidikan.
Penulis menyadari bahwa sepenuhnya penyusunan skripsi ini jauh dari kesempurnaan karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman yang penulis miliki,
vi
maka dari itu penulis mengharapkan perbaikan-perbaikan dimasa akan datang agar skripsi ini dapat lebih baik lagi, dan semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pihak- pihak yang memerlukan. Akhir kata, penulis mohon maaf atas segala kekurangan dan kesalahan baik yang disengaja maupun tidak disengaja.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Samata-Gowa 2021 Penulis
Ramdani NIM:90400115125
vii DAFTAR ISI
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI………. i
PENGESAHAN SKRIPSI………... ii
KATA PENGANTAR……… iii
DAFTAR ISI……… vii
DAFTAR GAMBAR……… ix
DAFTAR TABEL……… x
ABSTRAK……… xi
BAB I PENDAHULUAN……… 1-28 A. Latar Belakang………. 1
B. Rumusan Masalah……… 7
C. Hipotesis……….. 8
D. Definisi Operasional dan Ruang Lingkup Penelitian……….. 18
E. Kajian Pustaka………. 23
F. Tujuan dan Kegunaan Penelitian………. 26
BAB II TINJAUAN TEORETIS………. 29-51 A. Signaling Theory ……… 29
B. Resource Based Theory ……….. 30
C. Nilai Perusahaan……….. 32
D. Intellectual Capital ………. 35
E. Keputusan Pendanaan……….. 38
F. Kebijakan Dividen………... 41
G. Ukuran Perusahaan……….. 45
H. Kinerja Keuangan……… 47
I. Kerangka Pemikiran……… 51
BAB III METODE PENELITIAN....……… 52-59 A. Jenis Penelitian……… 52
B. Pendekatan Penelitian……….. 52
C. Populasi dan Sampel……… 52
D. Jenis dan Sumber Data………. 53
E. Metode Pengumpulan Data……….. 53
F. Metode Analisis Data……… 54
viii
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN……….. 60-97
A. Gambaran Umum Objek Penelitian………. 60
B. Analisis Hasil Penelitian……….. 62
C. Pembahasan Hasil Penelitian………... 89
BAB V PENUTUP………98-100 A. Kesimpulan... 98
B. Keterbatasan Penelitian……… 99
C. Saran………. 100
DAFTAR PUSTAKA………... 101 LAMPIRAN
ix
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 : Kerangka Teoretis ……….. 51 Gambar 4.1 : Diagram Jalur ………. 88
x
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 : Penelitian Terdahulu ……….. 24
Tabel 4.1 : Sampel Perusahaan Manufaktur ………. 61
Tabel 4.2 : Data Statistic Deskriptif ………. 63
Tabel 4.3 : Hasil Uji Normalitas Data ……….. 66
Tabel 4.4 : Hasil Uji Multikolinearitas ………. 67
Tabel 4.5 : Hasil Uji Autokorelasi ……… 68
Tabel 4.6 : Hasil Uji Heteroskedastisitas ……….. 70
Tabel 4.7 : Hasil Uji Koefisien Determinan ……….. 71
Tabel 4.8 : Hasil Uji Simultan-Uji F ………. 72
Tabel 4.9 : Hasil Uji t (Uji Parsial) ……… 73
Tabel 4.10 : Hasil Uji Koefisien Determinan ……….. 77
Tabel 4.11 : Hasil Uji Simultan-Uji F ………. 78
Tabel 4.12 : Hasil Uji t (Uji Parsial) ……… 79
Tabel 4.13 : Hasil Uji Sobel Test ………. 86
Tabel 4.14 : Pengujian Hipotesis ………. 90
xi ABSTRAK Nama : Ramdani
NIM : 90400115125
Judul : Pengaruh Intellectual Capital, Keputusan Pendanaan, Kebijakan Dividen dan Ukuran Perusahaan terhadap Nilai Perusahaan dengan Kinerja Keuangan sebagai Variabel Intervening (Studi pada Perusahaan Manufaktur yang Listing di Bursa Efek Indonesia Periode 2014-2018)
Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui seberapa besar pengaruh intellectual capital, keputusan pendanaan, kebijakan dividen dan ukuran perusahaan terhadap nilai perusahaan melalui kinerja keuangan. Adapun metode yang digunakan dalam penenlitian ini adalah dengan menggunakan pendekatan deskriptif kuantitatif. Sampel yang digunakan sebanyak 19 perusahaan dengan 5 tahun pengamatan dari total 74 perusahaan manufaktur yang listing di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2014- 2018. Penelitian ini menggunakan data sekunder yang diperoleh dari laporan keuangan yang dipublikasikan oleh BEI. Analisis data dalam penelitian ini menggunakan metode analisis regresi berganda (multiple regression analysis) dan analisis jalur (path analysis).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) Intellectual capital berpengaruh positif terhadap kinerja keuangan, (2) Keputusan pendanaan berpengaruh signifikan terhadap kinerja keuangan, (3) kebijakan dividen berpengaruh positif signifikan terhadap kinerja keuangan, (4) ukuran perusahaan berpengaruh positif terhadap kinerja keuangan, (5) kinerja keuangan berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan, (6) intellectual capital berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan melalui kinerja keuangan, (7) keputusan pendanaan berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan melalui kinerja keuangan, (8) kebijakan dividen berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan melalui kinerja keuangan, (9) ukuran perusahaan berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan melalui kinerja keuangan.
Kata kunci : Intellectual Capital, Keputusan Pendanaan, Kebijakan Dividen, Ukuran Perusahaan, Nilai Perusahaan, Kinerja Keuangan.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
Setiap perusahaan didirikan bertujuan memperoleh keuntungan atau profit. Tingkat profitabilitas yang tinggi pada perusahaan akan meningkatkan daya saing perusahaan.
Tingkat keuntungan yang tinggi pula menandakan pertumbuhan perusahaan pada masa mendatang. Nilai perusahaan ditetapkan melalui kinerja manajemen dan kinerja keuangan perusahaan dimana kinerja keuangan dapat dilihat dari kondisi keuangan perusahaan dalam laporan keuangan perusahaan Kinerja keuangan perusahaan menjadi tolak ukur keberhasilan dari kinerja perusahaan, kinerja keuangan adalah kemampuan perusahaan dalam mengembangkan dan mengendalikan dan mengelola sumber daya yang dimiliki oleh perusahaan yang bersangkutan (Evamitria, 2019). Namun dalam penelitian yang dilakukan oleh Baroroh (2013) menyatakan bahwa keberhasilan perusahaan tidak hanya dilihat dari kinerja yang dapat diukur melalui rasio keuangan perusahaan pada saat ini, namun sumber daya yang ada dalam perusahaan hendaknya dapat mengasilkan kinerja keuangan yang terus meningkat dari tahun ke tahun sehingga kelangsungan hidup perusahaan dapat terjamin.
Banyak faktor yang dapat menyebabkan penurunan nilai perusahaan. Menurut penelitian yang dilakukan Wahyuni et al (2017) bahwa penurunan nilai perusahaan salah satunya disebabkan karena perusahaan pada dasarnya lebih berfokus pada hard asset atau aset yang sifatnya nyata saja tanpa memperhatikan nilai intengibel
asset yang dimilikinya. Intengibel asset yang dapat meningkatkan potensi nilai perusahaan saat ini dikenal dengan istilah intellectual capital. Menurut Lestari et al (2012) implementasi Intellectual Capital (IC) merupakan hal yang baru dan menarik perhatian dari berbagai disiplin ilmu dan masih banyak perusahaan yang belum mengungkapkan intellectual capital dalam pelaporan keuangannya.
Intellectual capital merupakan cara untuk memperoleh keunggulan kompetitif dan menjadi komponen yang sangat penting bagi kemakmuran, pertumbuhan dan perkembangan perusahaan di era baru berbasis pengetahuan. Intellectual capital merupakan bagian dari aset tidak terwujud yang dimiliki perusahaan. Aset tidak terwujud seperti intellectual capital memiliki potensi untuk meningkatkan nilai tambah perusahaan. Intellectual capital juga diyakini memberikan peran yang sangat penting dalam peningkatan nilai perusahaan maupun kinerja keuangan (Khasanah, 2016).
Hamed et al (2014) menunjukkan bahwa intellectual capital yang diukur dengan menggunakan model Pulic berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Bersama dengan itu hasil penelitian yang dilakukan oleh Randa dan Solon (2014) menyatakan bahwa intellectual capital yang diukur dengan menggunakan model Pulic berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan.
Di Indonesia, fenomena mengenai intellectual capital mulai berkembang setelah munculnya Penyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 19 tentang aset tak berwujud. Aktiva tak berwujud merupakan aset non moneter yang diidentifikasi dan tidak mempunyai wujud fisik serta dimiliki untuk digunakan dalam menghasilkan atau menyerahkan barang dan jasa, disewakan kepada pihak lain ataupun untuk tujuan
administratif sehingga hal ini menunjukkan bahwa intellectual capital telah mendapat perhatian meskipun tidak dinyatakan secara eksplisit sebagai IC (Jayanti dan Binastuti, 2017). Seiring dengan meningkatnya kebutuhan akan pengungkapan intellectual capital sebagai penggerak nilai perusahaan namun hal ini tidak diikuti dengan kemudahan dalam mengukur IC secara langsung sehingga Pulic (2000) memperkenalkan pengukuran IC secara tidak langsung dengan menggunakan Value Added Intellectual Coefficien (VAIC), yaitu suatu ukuran untuk menilai efisiensi dari nilai tambah sebagai hasil dari kemampuan intelektual perusahaan (Hadiwijaya dan Rohman, 2013).
Kebijakan lain yang berkenan dengan nilai perusahaan adalah keputusan pendanaan. Keputusan pendanaan atau keputusan mengenai struktur modal merupakan masalah yang penting bagi perusahaan, karena baik buruknya struktur modal akan mempunyai efek langsung terhadap posisi finansial perusahaan yang akan memengaruhi nilai perusahaan (Piristina dan Khairunnia, 2019). Keputusan pendanaan adalah dimana perusahaan mendanai aset-aset untuk mendukung kegiatan bisnisnya, sedangkan sumber dana atau modal yang diperoleh perusahaan dapat dari internal maupun eksternal. Keputusan pendanaan yang akan diambil perusahaan juga berkaitan dengan kemampuan perusahaan dalam mengembalikan hutangnya (Mardiyati et al, 2015).
Keputusan pendanaan menyangkut tentang bagaimana manajer keuangan mempertimbangkan dan menganalisis sumber-sumber dana yang digunakan perusahaan. Sumber dana yang optimal untuk menandai berbagai alternatif investasi, sehingga dapat memaksimalkan nilai perusahaan yang tercermin dalam harga
sahamnya. Penelitian yang dilakukan (Sartini dan Purbawangsa, 2014) menyatakan bahwa keputusan pendanaan berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan, hal berbeda dikemukakan (Suroto, 2015) yang menyatakan bahwa keputusan pendanaan berpengaruh negatif dan signifikan terhadap nilai perusahaan.
Perusahaan untuk menunjang kelangsungan usahanya memerlukan pendanaan.
Pecking order theory menetapkan suatu urutan keputusan pendanaan dimana para manajer pertama kali akan memilih untuk menggunakan laba ditahan, utang dan penerbitan saham sebagai pilihan terakhir (Pratiwi, 2018). Penggunaan utang lebih disukai karena biaya yang dikeluarkan untuk utang lebih murah dibandingkan dengan biaya penerbitan saham. Kenaikan utang dapat mengurangi beban pajak dan biaya agensi sehingga pendapatan bersih lebih menjadi tinggi namun tingkat utang yang melebihi titik optimum akan berisiko terhadap perusahaan, karena semakin tinggi tingkat utang perusahaan maka risiko kebangkrutan juga akan meningkat. Hal ini berdampak pada kepercayaan investor, tingkat utang yang tinggi menyebabkan investor ragu karena khawatir akan resiko yang akan diterima oleh perusahaan (Hamidy et al, 2015).
Faktor selanjutnya yang dapat memengaruhi nilai suatu perusahaan adalah kebijakan dividen. Kebijakan dividen merupakan keputusan mengenai laba yang diperoleh, apakah dibagi kepada pemegang saham dalam bentuk dividen atau ditahan untuk menambah modal guna membiayai investasi (Darminto, 2010). Menurut Hamid (2013) kebijakan dividen adalah keputusan tentang seberapa banyak laba saat ini yang akan dibayarkan sebagai dividen daripada ditahan untuk diinvestasikan kembali dalam
perusahaan. Menurut Martono dan Harjito (2005) bahwa nilai perusahaan dapat dilihat dari kemampuan perusahaan membayar dividen. Besarnya dividen dapat memengaruhi harga saham, jika jumlah dividen yang dibagikan tinggi maka harga saham cenderung tinggi sehingga nilai perusahaan juga tinggi, sebaliknya jika dividen yang dibayarkan rendah maka harga saham perusahaan juga akan rendah sehingga nilai perusahaan akan rendah. Menurut Noerirawan dan Muid (2012) terdapat beberapa pendapat tentang bagaimana kebijakan dividen dapat memengaruhi nilai perusahaan, pendapat pertama disebut teori irrelevansi dividen yang menyatakan bahwa kebijakan dividen tidak memengaruhi nilai perusahaan. pendapat kedua disebut Bird in The Hand Theory, teori ini menyatakan bahwa dividen yang tinggi akan meningkatkan nilai perusahaan, dan pendapat yang ketiga menyatakan bahwa semakin tinggi dividend payout ratio suatu perusahaan maka nilai tersebut akan semakin rendah.
Kebijakan dividen diproksikan dengan Dividend Payout Ratio (DPR) yaitu persentase laba yang dibayarkan kepada para pemegang saham dalam bentuk kas (Wijaya dan Wibawa, 2010). Semakin tinggi nilai DPR maka semakin tinggi pula pembagian cash dividendjika dibandingkan dengan laba perlembar sahamnya. Apabila perusahaan merencanakan untuk membagikan labanya kepada para pemegang saham dalam bentuk dividen daripada menahannya, maka para investor akan lebih tertarik untuk menginvestasikan dananya pada perusahaan yang membagi labanya secara konsisten, dengan bertambahnya investor yang menginvestasikan dananya pada perusahaan maka harga saham perusahaan akan meningkat dan dengan meningkatnya harga saham tersebut maka nilai perusahaan pun akan meningkat. Berdasarkan
penelitian yang dilakukan oleh Fenandar dan Raharja (2012) menyatakan bahwa kebijakan dividen berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan. Hasil tersebut didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Martikarini (2013) yang menyatakan bahwa keputusan dividen berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan. Namun, kedua hasil tersebut tidak didukung oleh hasil dari penelitian yang dilakukan oleh Afzal dan Rohman (2012) yang menyatakan bahwa kebijakan dividen tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan.
Faktor terakhir dalam penelitian ini yang dianggap dapat menentukan nilai perusahaan adalah ukuran perusahaan. Ukuran perusahaan dianggap mampu mempengaruhi nilai perusahaan karena semakin besar ukuran atau skala perusahaan maka akan semakin mudah pula perusahaan memperoleh sumber pendanaan baik yang bersifat internal maupun eksternal. Ukuran perusahaan merupakan cerminan total dari asset yang dimiliki suatu perusahaan. Peruusahaan sendiri dikategorikan menjadi dua jenis, yaitu perusahaan berskala kecil dan perusahaan berskala besar. Perusahaan yang berskala besar cenderung akan menarik minat investor karena akan berimbas dengan nilai perusahaan nantinya, sehingga dapat dikatakan bahwa besar kecilnya ukuran suatu perusahaan secara langsung berpengaruh terhadap nilai perusahaan tersebut.
Pengukuran kinerja keuangan perusahaan adalah dengan cara menggunakan rasio keuangan. Rasio keuangan menunjukkan perubahan dalam kondisi keuangan perusahaan serta potensi perusahaan dalam mengelolah kekayaan perusahaan dalam meningkatkan nilai perusahaan (Sunardi, 2017). Nilai perusahaan menunjukkan pandangan para investor akan prestasi perusahaan mengelolah sumber dayanya.
Semakin banyak investor yang membeli saham perusahaan maka harga saham tersebut akan meningkat kemudian nilai perusahaan akan naik. Naik turunya harga saham suatu perusahaan akan menentukan nilai perusahaan dimata para investor (Tjandrakirana DP dan Monika, 2014).
Melihat tingkat persaingan dari hari ke hari semakin meningkat dan seiring dengan meningkatnya selera konsumen yang dari hari ke hari juga semakin meningkat dan mengalami tingkat perubahan yang tinggi memunculkan tantangan-tantangan bagi para pebisnis untuk siap bersaing dalam mempertahankan kinerja keuangan pereusahaan mereka. Umumnya perusahaan ditekankan untuk memiliki pelaku bisnis yang mampu bersaing dan berlomba-lomba dalam melakukan strategi kompetisi. Hal ini dapat diwujudkan dengan mempertahankan kinerja keuangan yang baik, seperti yang terjadi pada perusahaan manufaktur yang listing di Bursa Efek Indonesia (BEI)
Berdasarkan uraian diatas, maka peneliti akan mengangkat judul skripsi
“Pengaruh Intellectual Capital, Keputusan Pendanaan, Kebijakan Dividen dan Ukuran Perusahaan terhadap Nilai Perusahaan dengan Kinerja Keuangan sebagai Variabel Intervening”
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan research question sebagai berikut:
1. Apakah intellectual capital berpengaruh positif terhadap kinerja keuangan?
2. Apakah keputusan pendanaan berpengaruh signifikan terhadap kinerja keuangan?
3. Apakah kebijakan dividen berpengaruh positif signifikan terhadap kinerja keuangan?
4. Apakah ukuran perusahaan berpengaruh positif terhadap kinerja keuangan?
5. Apakah kinerja keuangan berpengaruh positif signifikan terhadap nilai perusahaan?
6. Apakah intellectual capital berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan melalui kinerja keuangan?
7. Apakah keputusan pendanaan berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan melalui kinerja keuangan?
8. Apakah kebijakan dividen berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan melalui kinerja keuangan?
9. Apakah ukuran perusahaan berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan melalui kinerja keuangan?
C. Hipotesis
1. Intellectual capital terhadap kinerja keuangan
Perusahaan yang mampu mengelola pengetahuan, keterampilan dan keahlian modal manusia diyakini mampu menciptakan nilai tambah serta mampu menciptakan keunggulan kompetitif dengan melakukan inovasi, penelitian dan pengembangan yang akan meningkatkan kinerja keuangan perusahaan. Dalam teori RBT yang merupakan sumber daya perusahaan sebagai pengendali utama dibalik kinerja dan daya saing perusahaan. Perusahaan yang unggul dalam persaingan usaha dan mendapatkan kinerja
keuangan yang baik maka perusahaan harus dapat mengelola dan memanfaatkan asset fisik dan set non fisik, sehingga sesuai dengan stakeholder theory yaitu manajemen perusahaan diharapkan dapat melakukan aktivitas yang dianggap penting oleh para stakeholders dan melaporkan kembali aktivitas kepada para stakeholders karena selurh stakeholders memiliki hak untuk mendapatkan informasi mengenai aktivitas organisasi.
Informasi yang didaptkan yaitu intellectual capital yang diyakini dapat berperan penting bagi perusahaan dalam mendorong peningkatan kinerja keuangan dan nilai perusahaan.
Pada penelitian yang dilakukan oleh Belkaoui (2003), Mehralian et al (2012), Zulyati dan Arya (2011), Neha dan Das (2017) mengungkapkan bahwa intellectual capital berpengaruh positif terhadap kinerja keuangan.
H1 : Intellectual capital diduga berpengaruh positif terhadap kineja keuangan perusahaan.
2. Keputusan pendanaan terhadap kinerja keuangan
Melakukan investasi maka diperlukan sejumlah dana, sehingga keputusan pendanaan menjadi bagian tak terpisahkan dari perusahaan. Keputusan pendanaan mempertimbangkan penentuan sumber dana apakah berasal dari internal atau eksternal perusahaan sehingga erat hubungannya dengan stuktur modal. Menurut pecking order theory, dana eksternal lebih disukai oleh manajer dalam bentuk hutang daripada modal sendiri karena dua alasan yaitu pertimbangan biaya emisi, dimana biaya emisi obligasi lebih murah dibandingkan biaya emisi saham baru. Hal ini disebabkan karena penerbitan saham baru akan menurunkan harga saham lama. Alasan kedua adalah
adanya kekhawatiran manajer bahwa penerbitan saham baru dapat ditafsirkan sebagai kabar buruk oleh pemodal yang mengakibatkan menurunnya nilai perusahaan. Manajer dapat menggunakan hutang sebagai sinyal yang lebih terpercaya untuk para investor.
Hamidy (2015) menemukan bahwa struktur modal yang diukur dengan DER memiliki pengaruh yang signifikan terhadap ROE. Begitu juga dengan hasil penelitian menurut Marinda (2014) dan Anaroga (2013) yang menyimpulkan bahwa keputusan pendanaan yang diukur dengan DER berpengaruh signifikan terhadap kinerja keuangan. Semakin tinggi struktur modal maka kinerja keuangan akan semakin tinggi juga. Namun rasio ini tetap perlu diperhatikan karena semakin rendah nilainya maka semakin baik.
H2 : Keputusan pendanaan diduga berpengaruh signifikan terhadap kinerja keuangan perusahaan.
3. Kebijakan dividen terhadap kinerja keuangan
Menurut Information Content of Dividend Theory investor akan melihat kenaikan dividen sebagai sinyal positif atas prospek perusahaan di masa depan karena pembayaran dividen ini dapat mengurangi ketidakpastian dan mengurangi konflik keagenan antara manajer dan pemagang saham. Ketika perusahaan membagikan dividen maka tingkat pertumbuhan akan berkurang. Disisi lain apabila perusahaan tidak memabgikan dividen maka pasar akan meberikan sinyal negative kepada prospek perusahaan.
Menurut Rozeff (2012), dividen mengandung informasi atau sebagai isyarat akan prospek perusahaan. Apabila perusahaan meningkatkan pembayaran dividen, dapat
diartikan oleh investor sebagai sinyal harapan manajemen tentang membaiknya kinerja perusahaan di masa yang akan dating. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Arumsari (2014) bahwa kebijakan dividen berpengaruh positif signifikan terhadap kinerja keuangan perusahaan.
H3 : Kebijakan dividen diduga berpengaruh positif signifikan terhadap kinerja keuangan perusahaan.
4. Ukuran perusahaan terhadap kinerja keuangan
Ukuran perusahaan bisa dilihat dari total aset perusahaan. Perusahaan dengan total aset yang besar mencerminkan kemapanan perusahaan. Perusahaan yang sudah mapan biasanya kondisi keuangannya juga sudah stabil. Sudarmadji dan Sularto (2007) mengemukakan bahwa perusahaan besar dengan sumber daya yang besar akan melakukan pengungkapan lebih luas dan mampu membiayai penyediaan informasi untuk keperluan internal. Informasi tersebut sekaligus menjadi bahan untuk keperluan pengungkapan informasi kepada pihak eksternal seperti investor dan kreditor, sehingga tidak memerlukan tambahan biaya yang besar untuk melakukan pengungkapan lebih luas (Putra dan Chabachib 2013).
Penelitian yang dilakukan oleh Putra dan Chabachib (2013) dan Theacini dan Wisadha (2014), mengungkapkan bahwa ukuran perusahaan memiliki pengaruh positif terhadap kinerja keuangan perusahaan.
H4 : Ukuran perusahaan diduga berpengaruh positif terhadap kinerja keuangan perusahaan
5. Kinerja keuangan terhadap nilai perusahaan
Kinerja keuangan merupakan prestasi yang dicapai oleh perusahaan dalam suatu periode tertentu yang mencerminkan tingkat kesehatan dari perusahaan.kinerja keuangan perusahaan merupakan salah satu aspek penilaian yang fundamental mengenai kondisi keuangan perusahaan yang dapat dilakukan berdasarkan analisis terhadap rasio-rasio keuangan perusahaan, antara lain rasio profitabilitas yang dicapai oleh perusahaan.
Banyak penelitian yang memeriksa pengaruh kinerja keuangan terhadap nilai perusahaan diantaranya hasil penelitian Triagustinaet al (2015) secara simultan menyatakan bahwa Return on Assets(ROA) dan Return on Equity(ROE) berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan. Dan hasil penelitian secara parsial menyatakan bahwa Return on Assets (ROA) berpengaruh negatif dan signifikan terhadap nilai perusahaan dan Return on Equity(ROE) berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan. Penelitian Armus (2014) menyatakan bahwa kinerja keuangan berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan. Begitu juga dengan hasil penelitian Hamidy (2015) menyimpulkan bahwa ROE berpengaruh positif dan signifikan terhadap PBV perusahaan.Hasil yang sama diperoleh melalui penelitian Pratama dan Wiksuana (2016) yaitu bahwa kinerja perusahaan memiliki pengaruh positif terhadap nilai perusahaan.
H5 : Kinerja Keuangan diduga berpengaruh positif signifikan terhadap nilai perusahaan
6. Intellectual capital terhadap nilai perusahaan melalui kinerja keuangan
Dalam teori berbasis sumber daya (RBT) terdapat asumsi dimana perusahaan dapat bersaing secara kompetitif apabila perusahaan tersebut dapat mengelola dan menggunakan sumber daya yang sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya. Hal tersebut akan berjalan dengan baik apabila pemanfaatan sumber daya yang dimiliki oleh perusahaan didukung oleh kemampuan intelektual perusahaan yang baik pula.
Ketika sumber daya dikelola secara efektif dan efisien maka dapat mendorong peningkatan kinerja bagi perusahaan yang nantinya akan direspon positif oleh stakeholder salah satunya investor.
Belkaoui (2003) berpendapat bahwa investasi perusahaan dalam intellectual capital yang disajikan dalam laporan keuangan dihasilkan dari peningkatan selisih antara nilai pasar dan nilai buku. Jadi, jika misalnya pasarnya efisien maka investor akan memberikan nilai yang tinggi terhadap perusahaan yang memiliki IC lebih besar. Selain itu, jika IC merupakan sumber daya yang terukur untuk peningkatan competitive advantages, maka IC akan memberikan kontribusi terhadap kinerja keuangan serta meningkatkan nilai perusahaan (Chen, 2005). Berdasarkan uraian di atas, hipotesis penelitian yang diajukan adalah sebagai berikut:
H6 : Intellectual capital diduga berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan melalui kinerja keuangan.
7. Keputusan pendanaan terhadap nilai perusahaan melalui kinerja keuangan Indahningrum dan Handayani (2009) bahwa kepemilikan manajerial, dividen, dan pertumbuhan perusahaan tidak berpengaruh signifikan terhadap kebijakan utang.
Kepemilikan institusional, profitabilitas dan free cash flow berpengaruh terhadap kebijakan utang. Li dan Shun (2011) profitabilitas memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan. Profitabilitas memiliki pengaruh signifikan ariable terhadap leverage. Leverage memiliki pengaruh nyata ariable terhadap nilai perusahaan, leverage menjadi ariable mediator dalam pengaruh profitabilitas terhadap nilai perusahaan. Amran dan Ahmad (2011) menguji mekanisme dewan dan kinerja perusahaan keluarga menggunakan tiga indikator kinerja pada perusahaan keluarga yang terdaftar di Bursa Malaysia pada tahun 2003-2007. Mardiyatiet al (2012) menguji pengaruh kebijakan dividen, kebijakan utang dan profitabilitas terhadap nilai perusahaan dengan mempertimbangkan tata kelola perusahaan yang baik sebagai variabel kontrol.
Menurut Brigham dan Houston (2001), peningkatan hutang diartikan oleh pihak luar tentang kemampuan perusahaan untuk membayar kewajiban di masa yang akan datang atau adanya risiko bisnis yang rendah, hal tersebut akan direspon secara positif oleh pasar. Menurut Hartono (Hidayati, 2010) model trade-off mengasumsikan bahwa struktur modal perusahaan merupakan hasil trade-off dari keuntungan pajak dengan menggunakan hutang dengan biaya yang akan timbul sebagai akibat penggunaan hutang tersebut. Esensi trade-off theory dalam struktur modal adalah menyeimbangkan manfaat dan pengorbanan yang timbul sebagai akibat penggunaan hutang. Apabila pengorbanan karena penggunaan hutang sudah lebih besar, maka tambahan hutang sudah tidak diperbolehkan.
Penelitian yang dilakukan Masulis (Wijaya, 2010) dalam kaitannya dengan relevansi keputusan pendanaan, menemukan bahwa terdapat kenaikan abnormal returns sehari sebelum dan sesudah pengumuman peningkatan proporsi hutang, sebaliknya terdapat penurunan abnormal returns pada saat perusahaan mengumumkan penurunan proporsi hutang. Wijaya (2010) juga menemukan bahwa harga saham perusahaan naik apabila diumumkan akan diterbitkan pinjaman yang digunakan untuk membeli kembali saham perusahaan tersebut. Berdasarkan penjelasan tersebut maka dapat dihipotesiskan bahwa:
H7 : Keputusan pendanaan diduga berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan melalui kinerja keuangan.
8. Kebijakan dividen terhadap nilai perusahaan melalui kinerja keuangan
Indahningrum dan Handayani (2009) menemukan bahwa kepemilikan manajerial, dividen dan pertumbuhan perusahaan tidak berpengaruh signifikan terhadap kebijakan utang. Kepemilikan institusional, profitabilitas dan free cash flow berpengaruh terhadap kebijakan utang. Sedangkan Ayajiet al (2012) menemukan bahwa ada hubungan positif yang signifikan antara kinerja perusahaan dan pembayaran dividen dari perusahaan sampel di Nigeria. Hasil penelitian Mardiyatiet al (2012) menunjukkan bahwa kebijakan dividen memiliki dampak positif tetapi tidak signifikan terhadap nilai perusahaan, kebijakan utang positif tetapi tidak signifikan terhadap nilai perusahaan dan profitabilitas.
Keputusan keuangan lainnya yang harus diambil oleh manajer keuangan adalah memutuskan apakah laba yang diperoleh perusahaan selama satu periode akan
dibagikan semua atau dibagi sebagian untuk dividen dan sebagian lagi tidak dibagi dalam bentuk laba ditahan yang disebut sebagai kebijakan dividen (dividend policy) (Haruman, 2007). Teori sinyal menyatakan bahwa perusahaan yang berkualitas baik dengan sengaja akan memberikan sinyal pada pasar dengan demikian pasar diharapkan dapat membedakan perusahaan yang berkualitas baik dan buruk. Deviden memberikan informasi atau isyarat mengenai keuntungan perusahaan karena pembayaran deviden akan meningkatkan keyakinan akan keuntungan perusahaan. Jika perusahaan memiliki sasaran rasio pembayaran deviden yang stabil selama ini dan perusahaan dapat meningkatkan rasio tersebut, para investor akan percaya bahwa manajemen mengumumkan perubahan positif pada keuntungan yang diharapkan perusahaan (Hidayati, 2010). Wijaya (2010) menemukan bahwa investasi yang dihasilkan dari kebijakan dividen memiliki informasi yang positif tentang perusahaan di masa yang akan datang, selanjutnya berdampak positif terhadap nilai perusahaan. Wirawati (2008) menemukan bahwa dividend payout ratio berpengaruh positif terhadap price book value.
H8 : Kebijakan dividen diduga berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan melalui kinerja keuangan.
9. Ukuran perusahaan terhadap nilai perusahaan melalui kinerja keuangan Ukuran perusahaan dalam penelitian ini merupakan cerrminan besar kecilnya perusahaan yang nampak dalam nilai totak aktiva perusahaan. Dengan semakin besar ukuran perusahaan, maka ada kecenderungan lebih banyak investor yang menaruh perhatian pada perusahaan tersebut. Hal ini disebabkan karena perusahaan yang besar
cenderung memiliki kondisi yang lebih stabil. Kestabilan tersebut menarik investor untuk memiliki saham perusahaan tersebut. Kondisi tersebut menjadi penyebab atas naiknya harga saham perusahaan di pasar modal. Investor memiliki ekspektasi yang besar terhadap perusahaan besar. Ekspektasi insvestor berupa perolehan dividen dari perusahaan tersebut. Peningkatan permintaan saham perusahaan akan dapat memacu pada peningkatan harga saham di pasar modal. Peningkatan tersebut menunjukkan bahwa perusahaan dianggap memiliki “nilai” yang lebih besar
Di dukung Penelitian yang Wijaya (2019), menunjukkan bahwa Ukuran Perusahaan memiliki pengaruh Positif dan signifikan terhadap Nilai perusahaan.
Penelitian dari Nuraina (2012) menemukan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan. Pernyataan tersebut juga didukung oleh beberapa peniliti seperti Maryam (2014), dan Prasetyorini (2013) yang menyatakan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh positif signifikan terhadap nilai perusahaan.
Pernyataan tersebut juga didukung oleh beberapa peniliti seperti Gill dan Obradovich (2012) menyatakan bahwa ukuran perusahaan memiliki pengaruh positif signifikan terhadap nilai suatu perusahaan. Berdasarkan kajian teoritis, kajian empiris dan dasar logika.
H9 : Ukuran perusahaan diduha berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan melalui kinerja keuangan.
D. Definisi Operasional dan Ruang Lingkup Penelitian 1. DefinisiOperasional
Definisi operasional didalam penelitian ini terdiri atas variabel independen, variabel dependen dan variabel intervening.
a. Variabel Independen (X)
Variabel independen atau yang lebih dikenal variabel bebas adalah variabel yang memengaruhi variabel dependen, baik secara positif maupun negatif. Variabel independen dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1) Intellectual Capital (X1)
Intellectual capital adalah aset tidak terwujud berupa sumber daya informasi pengetahuan yang berfungsi untuk meningkatkan kemampuan bersaing serta mampu meningkatkan kinerja perusahaan. Variabel ini diukur dengan menggunakan rumus intellectual capital, yaitu sebagai berikut:
Langkah pertama adalah menghitung value added dari intellectual capitaldengan menghitung output (jumlah keseluruhan pendapatan dan hasil penjualan) dikurangi dengan input (jumlah biaya yang harus dikeluarkan kecuali biaya karyawan).
Keterangan:
Output : Total penjualan dan pendapatan lainnya.
Input : Beban penjualan dan biaya-biaya lainnya (selain beban karyawan)
VA : Output - Input
Langkah kedua adalah menghitung capital employ (CE) yaitu ekuitas + laba bersih, human capital (HU) yaitu total biaya untuk karyawan yang terdapat di laporan laba komprehensif dan di catatan atas laporan keuangan dan structur capital (SC) yaitu value added – human capital.
Langkah ketiga adalah menghitung value added of capital employed (VACA), value added human capital (VAHU), structural capital value added (STVA).
Keterangan:
VACA : Rasio dari VA terhadap CE.
VA : Value added (nilai tambah).
CE : Capital employed (dana yang tersedia berupa ekuitas, laba bersih).
VAHU : Rasio dari VA terhadap HC.
HC : Human capital (beban karyawan).
STVA : Rasio dari SC terhadap VA SC : Structural capital (VA – HC)
CE : Ekutas + Laba Bersih
HU : Total Biaya Untuk Karyawan
SC : VA - HU
VACA : VA / CE
STVA : SC / VA VAHU : VA / HC
Langkah terakhir adalah menghitung value added intellectual capital (VAIC) dengan menjumlahkan VACA, VAHU dan STVA.
Sumber : Gina Septiana (2018).
2) Keputusan Pendanaan (X2)
Keputusan pendanaan merupakan keputusan yang berhubungan dengan penentuan sumber dana yang akan digunakan untuk kegiatan operasional perusahaan. Variabel ini diukur dengan menggunakan rumus Debt to Equity Ratio (DER) dengan menunjukkan perbandingan antara pembiayaan dan pendanaan melalui utang dengan pendanaan melalui ekuitas.
Sumber : Wijaya dan Wibawa (2010).
3) Kebijakan Dividen (X3)
Kebijakan dividen merupakan suatu keputusan apakah laba yang diperoleh perusahaan akan dibagikan kepada pemegang saham sebagai dividen atau akan ditahan guna pembiayaan investasi dimasa mendatang. Variabel ini diukur dengan menggunakan Dividend Payout Ratio(DPR) dengan menghitung persentase laba yang dibayarkan kepada para pemegang saham dalam bentuk kas.
VAIC : VACA + VAHU + STVA
DER : Total Utang / Total Ekuitas
Sumber : Brigham dan Housten (2011).
4) Ukuran Perusahaan (X4)
Perusahaan diklasifikasikan sebagai perusahaan besar atau kecil didasari oleh indikator yang mempengaruhinya yaitu total aktiva, nilai pasar saham, total pendapatan dan lain-lain. Ukuran perusahaan diukur dengan mentransformasikan total asset yang dimiliki perusahaan kedalam format logaritma natural. Ukuran perusahaan diproksikan dengan memakai Log Natural Asset dengan tujuan supaya mengurangi ketidaktetapan data yang berlebih. Dengan memakai log natural, jumlah asset dengan nilai ratusan milyar bahkan triliun bakal disederhanakan, tanpa memperoleh proporsi dari jumlah asset yang sesungguhnya. Ukuran perusahaan diukur dengan logaritma natural dari total aktiva menggunakan rumus:
Sumber : Werner R. Murhadi (2013) b. Variabel Dependen (Y)
Variabel dependen atau variabel terikat adalah variabel yang menjelaskan atau dipengaruhi oleh variabel independen. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah firm value(nilai perusahaan). Nilai perusahaan merupakan persepsi investor terhadap tingkat keberhasilan perusahaan yang sering dikaitkan dengan harga saham. Variabel
Size : Ln(Total Asset) DPR : Dividen per lebar saham /
Keuntungan per lembar saham
ini diukur dengan menggunakan Price Book Value. PBV merupakan rasio pasar yang digunakan untuk mengukur kinerja harga saham terhadap nilai bukunya.
Langkah pertama adalah menghitung nilai buku (Book Value) yang dirumuskan sebagai berikut:
Langkah kedua adalah menghitung Price Book Value (PBV):
Sumber : Arindita (2015).
c. Variabel Intervening
Variabel intervening merupakan variabel yang menghubungkan pengaruh antara variabel dependen dengan variabel independen. Variabel intervening dalam penelitian ini adalah financial performance (kinerja keuangan). Kinerja keuangan adalah gambaran kondisi keuangan suatu perusahaan pada suatu periode tertentu baik menyangkut aspek perhitungan dana maupun penyaluran dana yang biasanya diukur dengan indikator kecukupan modal, likuiditas dan profitabilitas. Dalam penelitian ini, kinerja keuangan perusahaan diukur dengan menggunakan Return On Equity (ROE).
ROE menunjukkan kemampuan perusahaan yang menghasilkan laba setelah pajak dengan menggunakan modal sendiri yang dimiliki oleh perusahaan. semakin tinggi rasio ini berarti semakin efisien penggunaan modal sendiri yang dilakukan pihak manajemen perusahaan (Sudana, 2009). Rasio ini mengukur keberhasilan perusahaan
PBV : Harga pasar saham per lembar / nilai buku saham per lembar BV : Ekuitas saham / Jumlah saham
beredar
dalam menghasilkan laba bagi para pemegang saham. Oleh karena itu, ROE dianggap sebagai representasi dari kekayaan pemegang saham atau nilai perusahaan (Mrdiyanto, 2009). Formula yang digunakan untuk menghitung rasio ini adalah:
Sumber : Hanafi dan Halim (2012).
2. Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini dirancang untuk menguji pengaruh antara variabel independen yaitu intellectual capital, keputusan pendanaan, kebijakan dividen dan ukuran perusahaan terhadap variabel dependen yaitu nilai perusahaan. Penelitian ini juga dirancang untuk menguji pengaruh variabel intervening yaitu kinerja keuangan terhadap hubungan antara variabel independen dan variabel dependen. Penelitian ini dilakukan pada perusahaan manufaktur yang listing di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2014-2018.
E. Kajian Pustaka
Permasalahan terkait dengan faktor-faktor yang memengaruhi nilai perusahaan telah banyak diteliti sebelumnya. Penelitian tentang nilai perusahaan dan berbagai faktor yang memengaruhinya sudah dilakukan oleh para peneliti baik dalam skala nasional maupun internasional. Hasil penelitian-penelitian tersebut menunjukkan temuan yang berbeda-beda. Beberapa penelitian terdahulu tersebut yang dijadikan sebagai landasan penelitian, diantaranya sebagai berikut:
ROE : 𝐋𝐚𝐛𝐚 𝐁𝐞𝐫𝐬𝐢𝐡 𝐄𝐤𝐮𝐢𝐭𝐚𝐬
Tabel 1.1 Penelitian Terdahulu No Peneliti
(Tahun) Judul Penelitian Metodologi
Penelitian Hasil Penelitian 1. Gina
Septiana (2018)
Analisis pengaruh intellectual capital terhadap nilai perusahaan
dengan kinerja keuangan sebagai variabel
intervening pada perusahaan
perbankan yang terdaftar di bursa efek Indonesia periode 2010- 2015
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu data kuantitatif dengan menggunakan sumber data sekunder.
Metode penentuan sampel yang digunakan yaitu teknik purposive sampling.
Hasil penelitian yang dilakukan maka diperoleh kesimpulan intellectual capital berpengaruh signifikan terhadap kinerja keuangan.
Intellectual capital tidak berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan.
Intellectual capital berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan melalui kinerja keuangan sebagai variabel intervening.
2. Feny Alvita Piristina dan Khairunnisa (2019)
Analisis pengaruh kebijakan dividen, keputusan investai dan keputusan pendanaan
terhadap nilai perusahaan
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif dan dikategorikan kedalam penelitian deskriptif
verifikatif yang bersifat kausal dengan
menggunakan teknik purposive sampling.
Seluruh variabel independen kebijakan dividen, keputusan investasi dan keputusan pendanaan tidak berpengaruh secara signifikan terhadap nilai perusahaan manufaktur sektor otomotif dan komponen yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2007-2017.
3. Ida
Setyowati, Patricia Diana Paramita dan Agus Suprijanto (2018)
Pengaruh keputusan investasi, keputusan
pendanaan dan priftabilitas
terhadap nilai perusahaan
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder.
Sumber data diambil dari laporan tahunan
Hasil penelitian menunjukkan bahwa keputusan investasi berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap kebijakan dividen, sementara keputusan
pendanaan dan
dengan kebijakan dividen sebagai variabel
intervening.
perusahaan yang telah diaudit dan dipublikasikan, diperoleh dari Bursa Efek Indonesia (BEI), Indonesia capital market
profitabilitas berpengaruh positif dan signifikan terhadap kebijakan dividen. Kemudian semua variabel berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan property dan real estate yang terdaftar di BEI tahun 2012-2016.
4. Ni Made Ayu Dwi Fitriasari dan Maria Mediatrix Ratna Sari (2019)
Pengaruh Intellectual
Capital pada nilai perusahaan
dengan kinerja keuangan sebagai variabel
intervening.
Pada penelitian ini pengambilan sampel
dilakukan
dengan teknik purposive
sampling dan ditentukan menggunakan metode non profitability sampling. Data akan diolah menggunakan aplikasi SPSS untuk
mengetahui hasil dari hipotesis yang telah dibuat.
Hasil pada penelitian ini bahwa IC berpengaruh positif terhadap
kinerjakeuangan, IC
berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan kemudian terakhir kinerja keuangan berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan. Dengan meningkatnya kinerja
keuangan maka
perusahaan mampu mengelola sumber daya intelektualnya dengan efektif dan efesien.
5. Wulan Wahyuni, Suratno dan Choirul Anwar (2017).
Pengaruh
intellectual capital terhadap nilai perusahaan
dengan free cash flow sebagai variabel
moderating pada perusahaan
manufaktur
secondary sectors di BEI.
Analisis data dalam penelitian ini
menggunakan analisis struktur equation
modeling SEM- PLS dengan program
variance atau component based struktur
Hasil penelitian menunjukkan bahwa
VACA dan VAHU
berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan dan STVA tidak berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan.
Kemudian free cash flow sebagai variabel moderat tidak dapat memperkuat hubungan STVA dengan
equation modeling.
nilai perusahaan.
F. Tujuan dan Kegunaan Penelitian 1. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah yang telah diuraikan sebelumnya, maka tujuan dari penelitian ini dijabarkan sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui pengaruh intellectual capital terhadap kinerja keuangan.
2. Untuk mengetahui pengaruh keputusan pendanaan terhadap kinerja keuangan.
3. Untuk mengetahui pengaruh kebijakan dividen terhadap kinerja keuangan.
4. Untuk mengetahui pengaruh ukuran perusahaan terhadap kinerja keuangan.
5. Untuk mengetahui pengaruh kinerja keuangan terhadap nilai perusahaan.
6. Untuk mengetahui pengaruh intellectual capital terhadap nilai perusahaan melalui kinerja keuangan.
7. Untuk mengetahui pengaruh keputusan pendanaan terhadap nilai perusahaan melalui kinerja keuangan.
8. Untuk mengetahui pengaruh kebijakan dividen terhadap nilai perusahaan melalui kinerja keuangan.
9. Untuk mengetahui pengaruh ukuran perusahaan terhadap nilai perusahaan melalui kinerja keuangan.
2. Kegunaan Penelitian
Adapun hasil dari penelitian ini diharapkan akan memberikan kegunaan dan kontribusi sebagai berikut:
Kegunaan Teoritis
Hasil penelitian ini secara teoritis diharapkan bermanfaat sebagai salah satu bahan evaluasi guna menverifikasi teori yang ada dengan fenomena yang sesungguhnya terjadi di lapangan. Beberapa teori yang menjadi rujukan dalam penelitian ini adalah stakeholdertheory, signalling theory.Teori-teori tersebut selanjutnya akan berperang menaungi pembuktian empiris atas pengaruh intellectual capital, keputusan pendanaan dan kebijakan dividen terhadap nilai perusahaan dengan kinerja keuangan sebagai variabel intervening. Apabila pembuktian secara empiris hasilnya menunjukkan adanya pengaruh yang signifikan, maka teori-teori tersebut dapat diverifikasi secara ilmiah dan dapat diimplementasikan manfaatnya secara praktis.
Penelitian ini juga dapat memberikan bukti bahwa kinerja keuangan memiliki keterlibatan peran dalam memengaruhi intellectual capital, keputusan pendanaan dan kebijakan dividen terhadap nilai perusahaan. Apabila pembuktian empiris dapat menjelaskan bahwa kinerja keuangan dapat memengaruhi semua variabel maka hasil penelitian ini memberikan nuansa baru dalam pengembangan teori akuntansi dan keuangan sehingga akan semakin memperkaya khasanah baru ilmu pengetahuan modern khususnya pada rumpun ekonomi, keuangan dan bisnis.
Kegunaan Praktis
Bagi perusahaan, penelitian ini diharapkan mampu memberikan kontribusi berupa pandangan dan pengetahuan mengenai faktor-faktor yang mampu mengangkat dan meningkatkan nilai perusahaan dimata pihak eksternal perusahaan. Hasil penelitian juga diharapkan dapat memberikan saran dan masukan kepada manajemen sebagai salah satu bahan pertimbangan didalam merumuskan kebijakan keuangan perusahaan, khususnya terkait pengelolaan keputusan pendanaan, kebijakan dividen, modal intelektual dan evaluasi kinerja keuangan.
Bagi calon investor, penelitian ini diharapkan mampu memberikan masukan dan bahan pertimbangan analisis didalam pembuatan keputusan investasi yang optimal dan menguntungkan. Selain itu, hasil penelitian ini juga diharapkan memberikan kandungan informasi sebagai bahan pertimbangan dalam pengelolaan portofolio dan pemilihan saham di perusahaan.
Bagi akademisi, penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi dan refrensi dalam mengembangkan teori terkait modal intelektual, keputusan pendanaan dan kebijakan dividen yang diterapkan pada suatu perusahaan serta pengaruhnya terhadap nilai perusahaan. Terakhir bagi peneliti selanjutnya, Penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi atau sebagai salah satu sumber rujukan penelitian di bidang keuangan khususnya yang mengkaji mengenai determinan nilai perusahaan.
BAB II
TINJAUAN TEORETIS A. Signalling Theory
Menurut Raharja dan Fenandar (2012) menyatakan bahwa signal merupakan suatu tindakan yang diambil perusahaan guna memberika petunjuk kepada investor tentang bagaimana manajemen memandang prospek dari perusahaan. Signal ini dapat berbentuk informasi yang menggambarkan bahwa perusahaan tersebut lebih baik dibandingkan perusahaan lain. Informasi tersebut penting bagi para investor karena informasi tersebut menyajikan keterangan, gambaran atau catatan yang berkaitan dengan keadaan perusahaan baik keadaan masa lalu ataupun masa yang akan datang.
Nilai perusahaan dapat ditingkatkan dengan cara memberikan sinyal kepada pihak- pihak diluar perusahaan dalam bentuk informasi keuangan yang terpercaya sehingga dapat mengurangi ketidakpastian tentang keadaan perusahaan dan prospek perusahaan dimasa mendatang. Pengumuman informasi keuangan memberikan sinyal bahwa perusahaan mempunyai prospek yang baik ataupun buruk dimasa yang akan datang.
Jika informasi keuangan memiliki penilaian yang baik maka informasi yang akan diterima oleh investor merupakan kabar baik sehingga para investor tertarik untuk melakukan perdagangan saham yang akan berujung pada perubahan harga saham.
Signalling Theory ini didasarkan pada asumsi bahwa terjadi asimetri informasi antara manajer dengan investor. Para manajer sering memiliki informasi yang lebih dibandingkan dengan investor. Signalling theory menjelaskan bahwa perusahaan atau organisasi yang berkinerja dengan baik akan terdorong memberikan sinyal pada pasar,
sehingga pasar diharapkan mampu membedakan perusahaan yang memiliki prospek yang baik dengan perusahaan yang memiliki prospek yang buruk (Mawardi dan Noval, 2017). Kebijakan hutang suatu perusahaan juga dapat digunakan sebagai sinyal untuk dapat membedakan perusahaan yang berkinerja baik dan buruk. Brigham dan Houston (2011) menyatakan bahwa peningkatan hutang diartikan sebagai kemampuan sebuah perusahaan untuk membayar kewajiban dimasa yang akan datang atau adanya risiko bisnis yang rendah, hal tersebut akan direspon secara positif oleh pasar.
Pembagian dividen juga dapat digunakan sebagai sinyal bagi investor dalam menilai kinerja sebuah perusahaan. Kenaikan jumlah dividen dianggap sebagai sinyal bahwa manajemen perusahaan meramalkan laba yang baik dimasa depan. Artinya bahwa pembayaran dividen yang tinggi merupakan sinyal positif, yang mengindikasikan prospek perusahaan yang menguntungkan. Perusahaan yang memiliki laba yang tinggi juga memiliki sinyal yang mengindikasikan bahwa perusahaan memiliki prospek bagus dimasa yang akan datang (Sujoko dan Soebiantoro, 2007).
B. Resource Based Theory
Resource based theory merupakan sumber daya perusahaan sebagai pengendali utama dibalik kinerja dan daya saing perusahaaan. Berdasarkan teori ini, sebuah perusahaan dapat dinilai sebagai kumpulan sumber daya fisik, sumber daya manusia dan sumber daya organisasi (Trigan, 2011). Teori ini juga berkembang dalam manajemen strategik dan keunggulan kompetitif dalam perusahaan yang diyakini bahwa perusahaan akan mencapai keunggulan apabila perusahaan memili sumber daya yang bermutu. Pokok yang mendasari teori ini adalah bahwa suatu organisasi atau
perusahaan dapat berhasil jika mencapai maupun mempertahankan keunggulan kompetitifnya. Keunggulan kompetitif ini tercapai apabila perusahaan dapat mengimplementasikan strategi penciptaan nilai yang tidap dapat ditiru oleh para pesaingnya serta tidak ada penggantinya. Resource based theory ini dipelopori oleh Penrose (1959) yang mengemukakan bahwa sumber daya perusahaan adalah heterogen, tidak homogen, jasa produktif yyang tersedia berasal dari sumber daya perusahaan yang memberikan karakter unik bagi tiap-tiap perusahaan.
Resource based theory membahas mengenai sumber daya yang dimiliki perusahaan dan bagaimana perusahaan tersebut mampu mengelola dan memanfaatkan sumber dayanya dengan baik. Kaitannya dengan penelitian ini, bahwa resource based theory ini menjelaskan bahwa kemampuan perusahaan dalam mengelolah sumber intelektual tersebut dengan baik mampu menciptakan keunggulan bersaing sehingga dapat menciptakan nilai tambah bagi perusahaan. Agar dapat bersaing dalam dunia ekonomi sekarang ini, maka organisasi atau perusahaan membutuhkan dua hal utama.
Pertama, memiliki keunggulan dalam sumber daya yang dimilikinya baik berupa aset yang berwujud maupun aset yang tidak terwujud. Kedua, kemampuan dalam mengelola sumber daya yang dimiliki secara efektif (Pratama, 2015).
Susanto menjelaskan bahwa teori ini memiliki hal yang paling utama yaitu menenntukan sumber daya kunci yang potensial bagi perusahaan untuk meraih keunggulan kompetitif yang berkelanjutan. Oleh karena itu, perlu adanya tindakan identifikasi terlebih dahulu terhadap berbagai jenis sumber daya yang dimiliki perusahaan yang meliputi seluruh aset, proses organisasi, pengetahuan, kapabilitas,
atribut-atribut dan sebagainya yang dikendalikan oleh sebuah yang memungkinkan perusahaan tersebut memperbaiki tingkat efisiensi dan ativitasnya.
Teori berbasis sumber daya (RBT) ini merupakan pengembangan atas teori Ricardo’s Economic Rent, dan structure-performance-conduct Porter (Barney dan Clark, 2007). Teori ini muncul karena adanya pertanyaan mengenai mengapa sebuah organisasi atau perusahaan mampu mengungguli perusahaan lain serta mempunyai kinerja superior yang berkelanjutan. Kumpulan sumber daya yang unik yang dimiliki dan dikendalikan oleh perusahaan memungkinkan untuk mencapai dan mempertahankan kinerja superior yang berkelanjutan. Adapun sumber daya unik yang dimaksud dalam teori ini yaitu sumber daya yang bernilai (valuable), langka (rare), tidak dapat ditiru (inimitable), dan tidak tergantikan (non-subtitutable) (Widyaningdyah dan Aryani, 2013). Jenis sumber daya ini dapat mengantarkan perusahaan pencapaian keunggulan yang kompetitif sehingga Resource Based Theory sangat tepat untuk menjelaskan penelitian ini tentang Intellectual Capital, terutama dalam konteks hubungan antara kinerja intellectual capital dan kinerja perusahaan.
C. Nilai Perusahaan
Nilai perusahaan merupakan kondisi tertentu yang telah dicapai oleh suatu perusahaan sebagai gambaran kepercayaan masyarakat terhadap perusahaan setelah melalui suatu proses kegiatan selama beberapa tahun yaitu sejak perusahaan tersebut didirikan sampai saat ini (Sudiyatno, 2010). Menurut (Irawati, 2016) nilai perusahaan merupakan konsep penting bagi investor karena nilai perusahaan merupakan indikator bagaimana pasar menilai perusahaan secara keseluruhan. Nilai perusahaan dapat
mencerminkan nilai aset yang dimiliki perusahaan seperti surat-surat berharga. Saham merupakan salah satu aset berharga yang dikeluarkan oleh perusahaan.
Hermuningsih dan Wardani (2009) menyatakan bahwa nilai perusahaan merupakan persepsi investor terhadap perusahaan yang sering dikaitkan dengan harga saham. Harga saham yang digunakan umumnya mengacu pada harga penutupan (closing price) dan merupakan harga yang terjadi pada saat saham diperdagangkan di pasar. Harga saham di pasar modal terbentuk berdasarkan kesepakatan antara permintaan dan penawaran para investor sehingga harga saham merupakan fair price yang dapat dijadikan sebagai proksi nilai perusahaan.
Harga saham yang cenderung meningkat merefleksikan adanya peningkatan terhadap nilai perusahaan tersebut, hal tersebut memicu meningkatnya kepercayaan pasar terhadap reputasi perusahaan. Penilaian mereka tidak hanya dari aspek kinerja perusahaan namun juga berkaitan dengan prospek perusahaan di masa mendatang.
Sumarsono dan Hartediansyah (2012) berpendapat jika harga saham meningkat berarti nilai perusahaan meningkat dan kesejahteraan pemilik meningkat pula. Hal tersebut mungkin saja benar, tetapi dalam realita bahwa tidak semua perusahaan menginginkan harga saham yang tinggi karena adanya anggapan bahwa harga saham yang terlalu tinggi akan mengurangi minat investor untuk membelinya dan menyebabkan saham tidak laku dijual. Pernyataan itu dapat dibuktikan dengan adanya berbagai perusahaan yang go public di Bursa Efek Indonesia yang melakukan stock split (memecah saham) itulah sebabnya harga saham harus dapat dibuat seoptimal mungkin, artinya bahwa
harga saham tidak boleh terlalu tinggi dan terlalu rendah. Harga saham yang terlalu murah atau rendah dapat berdampak buruk pada citra perusahaan di mata investor.
Nilai perusahaan dapat diukur menggunakan indikator Price Book Value (PBV).
Price book value merupakan perbandingan antara nilai pasar per lembar saham dengan nilai buku per lembar saham. Arindita (2015) menyatakan bahwa PBV memiliki beberapa keunggulan, yaitu: (1) menghasilkan nilai yang relatif stabil dan dapat dibandingkan dengan harga pasar; (2) memberikan standar akuntansi yang konsisten pada seluruh perusahaan; (3) perusahaan yang tidak dapat diukur dengan PER karena pendapatan yang negatif, dapat dievaluasi menggunakan PBV. Penggunaan PBV sebagai proksi nilai perusahaan salah satunya karena PBV merupakan salah satu rasio keuangan yang ditampilkan dalam ringkasan kinerja perusahaan dan cenderung lebih mudah dihitung dan dipahami.
Suatu perusahaan dikatakan mempunyai nilai yang baik jika kinerja perusahaan juga baik. nilai perusahaan dapat tercermin dari harga sahamnya, jika nilai sahamnya tinggi maka dikatakan nilai perusahaan juga baik (Rachmawati, 2007). Hal tersebut dapat dikaitkan dengan firman Allah SWT dalam Al-Qur‟an Surah Al-Qashash ayat 77 yang berbunyi:
ُهللَّٱ َنَس ۡحَأ ٓاَمَك ن ِس ۡحَأ َو َۖاَي ۡنُّدلٱ َنِم َكَبي ِصَن َسنَت َلَ َو ََۖة َرِخٓ ۡلۡٱ َراهدلٱ ُ هللَّٱ َك ٰىَتاَء ٓاَميِف ِغَت ۡبٱ َو ِف َداَسَد ۡلٱ ِغ ۡبَت َلَ َو ََۖك ۡيَلِۡ
َنيِد ِس ۡدُم ۡلٱ ُّبِحُي َلَ َ هللَّٱ هنِۡ َۖ ِض ۡرَ ۡلۡٱ Terjemahnya: “Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik, kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi.
Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan” (QS. Al- Qashash:77).
Menurut Tafsir A. Ghani, ayat tersebut menyatakan bahwa Allah SWT menerangkan nasihat dan petunjuk yang ditunjukan kepada Karun oleh kaumnya.
Barangsiapa mengamalkan nasihat dan petunjuk itu akan memperoleh kesejahteraan di dunia dan di akhirat kelak. Nasihat tersebut adalah seseorang harus berbuat baik sebagaimana Allah SWT berbuat baik kepadanya dan janganlah berbaut kerusakan di atas bumi. Allah SWT tidak akan menghormati mereka yang berbuat kerusakan bahkan Allah SWT tidak akan memberikan ridho dan rahmat-Nya.
Oleh karena itu, jika dikaitkan dengan sebuah perusahaan kita diajarkan berbuat baik terhadap masyarakat, jangan berbuat kerusakan di bumi agar tidak membuat masyarakat kecewa dan menumbuhkan citra yang bai untukmendapatkan kepercayaan masyarakat terutama kepercayaan dari pihak investor.
D. Intellectual Capital
Septiana (2018) mendefinisikan intellectual capital sebagai sumber daya pengetahuan dalam bentuk karyawan, pelangang, proses atau teknologi yang dapat digunakan untuk membantu menciptakan nilai dan meningkatkan keunggulan kompetitif bagi perusahaan. Menurut Jayanti dan Binastuti (2017) bahwa intellectual capital adalah jumlah dari semuanya, semua orang di perusahaan yang memberikan keunggulan kompetitif di pasar. Intellectual capital dianggap sebagai jumlah dari apa yang dihasilkan oleh tiga elemen utama organisasi (human capital, structural capital, customer capital) yang berkaitan dengan pengetahuan dan teknologi yang dapat memberikan nilai lebih atau nilai tambah bagi perusahaan berupa keunggulan bersaing