BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………… 1-28
C. Hipotesis
1. Intellectual capital terhadap kinerja keuangan
Perusahaan yang mampu mengelola pengetahuan, keterampilan dan keahlian modal manusia diyakini mampu menciptakan nilai tambah serta mampu menciptakan keunggulan kompetitif dengan melakukan inovasi, penelitian dan pengembangan yang akan meningkatkan kinerja keuangan perusahaan. Dalam teori RBT yang merupakan sumber daya perusahaan sebagai pengendali utama dibalik kinerja dan daya saing perusahaan. Perusahaan yang unggul dalam persaingan usaha dan mendapatkan kinerja
keuangan yang baik maka perusahaan harus dapat mengelola dan memanfaatkan asset fisik dan set non fisik, sehingga sesuai dengan stakeholder theory yaitu manajemen perusahaan diharapkan dapat melakukan aktivitas yang dianggap penting oleh para stakeholders dan melaporkan kembali aktivitas kepada para stakeholders karena selurh stakeholders memiliki hak untuk mendapatkan informasi mengenai aktivitas organisasi.
Informasi yang didaptkan yaitu intellectual capital yang diyakini dapat berperan penting bagi perusahaan dalam mendorong peningkatan kinerja keuangan dan nilai perusahaan.
Pada penelitian yang dilakukan oleh Belkaoui (2003), Mehralian et al (2012), Zulyati dan Arya (2011), Neha dan Das (2017) mengungkapkan bahwa intellectual capital berpengaruh positif terhadap kinerja keuangan.
H1 : Intellectual capital diduga berpengaruh positif terhadap kineja keuangan perusahaan.
2. Keputusan pendanaan terhadap kinerja keuangan
Melakukan investasi maka diperlukan sejumlah dana, sehingga keputusan pendanaan menjadi bagian tak terpisahkan dari perusahaan. Keputusan pendanaan mempertimbangkan penentuan sumber dana apakah berasal dari internal atau eksternal perusahaan sehingga erat hubungannya dengan stuktur modal. Menurut pecking order theory, dana eksternal lebih disukai oleh manajer dalam bentuk hutang daripada modal sendiri karena dua alasan yaitu pertimbangan biaya emisi, dimana biaya emisi obligasi lebih murah dibandingkan biaya emisi saham baru. Hal ini disebabkan karena penerbitan saham baru akan menurunkan harga saham lama. Alasan kedua adalah
adanya kekhawatiran manajer bahwa penerbitan saham baru dapat ditafsirkan sebagai kabar buruk oleh pemodal yang mengakibatkan menurunnya nilai perusahaan. Manajer dapat menggunakan hutang sebagai sinyal yang lebih terpercaya untuk para investor.
Hamidy (2015) menemukan bahwa struktur modal yang diukur dengan DER memiliki pengaruh yang signifikan terhadap ROE. Begitu juga dengan hasil penelitian menurut Marinda (2014) dan Anaroga (2013) yang menyimpulkan bahwa keputusan pendanaan yang diukur dengan DER berpengaruh signifikan terhadap kinerja keuangan. Semakin tinggi struktur modal maka kinerja keuangan akan semakin tinggi juga. Namun rasio ini tetap perlu diperhatikan karena semakin rendah nilainya maka semakin baik.
H2 : Keputusan pendanaan diduga berpengaruh signifikan terhadap kinerja keuangan perusahaan.
3. Kebijakan dividen terhadap kinerja keuangan
Menurut Information Content of Dividend Theory investor akan melihat kenaikan dividen sebagai sinyal positif atas prospek perusahaan di masa depan karena pembayaran dividen ini dapat mengurangi ketidakpastian dan mengurangi konflik keagenan antara manajer dan pemagang saham. Ketika perusahaan membagikan dividen maka tingkat pertumbuhan akan berkurang. Disisi lain apabila perusahaan tidak memabgikan dividen maka pasar akan meberikan sinyal negative kepada prospek perusahaan.
Menurut Rozeff (2012), dividen mengandung informasi atau sebagai isyarat akan prospek perusahaan. Apabila perusahaan meningkatkan pembayaran dividen, dapat
diartikan oleh investor sebagai sinyal harapan manajemen tentang membaiknya kinerja perusahaan di masa yang akan dating. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Arumsari (2014) bahwa kebijakan dividen berpengaruh positif signifikan terhadap kinerja keuangan perusahaan.
H3 : Kebijakan dividen diduga berpengaruh positif signifikan terhadap kinerja keuangan perusahaan.
4. Ukuran perusahaan terhadap kinerja keuangan
Ukuran perusahaan bisa dilihat dari total aset perusahaan. Perusahaan dengan total aset yang besar mencerminkan kemapanan perusahaan. Perusahaan yang sudah mapan biasanya kondisi keuangannya juga sudah stabil. Sudarmadji dan Sularto (2007) mengemukakan bahwa perusahaan besar dengan sumber daya yang besar akan melakukan pengungkapan lebih luas dan mampu membiayai penyediaan informasi untuk keperluan internal. Informasi tersebut sekaligus menjadi bahan untuk keperluan pengungkapan informasi kepada pihak eksternal seperti investor dan kreditor, sehingga tidak memerlukan tambahan biaya yang besar untuk melakukan pengungkapan lebih luas (Putra dan Chabachib 2013).
Penelitian yang dilakukan oleh Putra dan Chabachib (2013) dan Theacini dan Wisadha (2014), mengungkapkan bahwa ukuran perusahaan memiliki pengaruh positif terhadap kinerja keuangan perusahaan.
H4 : Ukuran perusahaan diduga berpengaruh positif terhadap kinerja keuangan perusahaan
5. Kinerja keuangan terhadap nilai perusahaan
Kinerja keuangan merupakan prestasi yang dicapai oleh perusahaan dalam suatu periode tertentu yang mencerminkan tingkat kesehatan dari perusahaan.kinerja keuangan perusahaan merupakan salah satu aspek penilaian yang fundamental mengenai kondisi keuangan perusahaan yang dapat dilakukan berdasarkan analisis terhadap rasio-rasio keuangan perusahaan, antara lain rasio profitabilitas yang dicapai oleh perusahaan.
Banyak penelitian yang memeriksa pengaruh kinerja keuangan terhadap nilai perusahaan diantaranya hasil penelitian Triagustinaet al (2015) secara simultan menyatakan bahwa Return on Assets(ROA) dan Return on Equity(ROE) berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan. Dan hasil penelitian secara parsial menyatakan bahwa Return on Assets (ROA) berpengaruh negatif dan signifikan terhadap nilai perusahaan dan Return on Equity(ROE) berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan. Penelitian Armus (2014) menyatakan bahwa kinerja keuangan berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan. Begitu juga dengan hasil penelitian Hamidy (2015) menyimpulkan bahwa ROE berpengaruh positif dan signifikan terhadap PBV perusahaan.Hasil yang sama diperoleh melalui penelitian Pratama dan Wiksuana (2016) yaitu bahwa kinerja perusahaan memiliki pengaruh positif terhadap nilai perusahaan.
H5 : Kinerja Keuangan diduga berpengaruh positif signifikan terhadap nilai perusahaan
6. Intellectual capital terhadap nilai perusahaan melalui kinerja keuangan
Dalam teori berbasis sumber daya (RBT) terdapat asumsi dimana perusahaan dapat bersaing secara kompetitif apabila perusahaan tersebut dapat mengelola dan menggunakan sumber daya yang sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya. Hal tersebut akan berjalan dengan baik apabila pemanfaatan sumber daya yang dimiliki oleh perusahaan didukung oleh kemampuan intelektual perusahaan yang baik pula.
Ketika sumber daya dikelola secara efektif dan efisien maka dapat mendorong peningkatan kinerja bagi perusahaan yang nantinya akan direspon positif oleh stakeholder salah satunya investor.
Belkaoui (2003) berpendapat bahwa investasi perusahaan dalam intellectual capital yang disajikan dalam laporan keuangan dihasilkan dari peningkatan selisih antara nilai pasar dan nilai buku. Jadi, jika misalnya pasarnya efisien maka investor akan memberikan nilai yang tinggi terhadap perusahaan yang memiliki IC lebih besar. Selain itu, jika IC merupakan sumber daya yang terukur untuk peningkatan competitive advantages, maka IC akan memberikan kontribusi terhadap kinerja keuangan serta meningkatkan nilai perusahaan (Chen, 2005). Berdasarkan uraian di atas, hipotesis penelitian yang diajukan adalah sebagai berikut:
H6 : Intellectual capital diduga berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan melalui kinerja keuangan.
7. Keputusan pendanaan terhadap nilai perusahaan melalui kinerja keuangan Indahningrum dan Handayani (2009) bahwa kepemilikan manajerial, dividen, dan pertumbuhan perusahaan tidak berpengaruh signifikan terhadap kebijakan utang.
Kepemilikan institusional, profitabilitas dan free cash flow berpengaruh terhadap kebijakan utang. Li dan Shun (2011) profitabilitas memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan. Profitabilitas memiliki pengaruh signifikan ariable terhadap leverage. Leverage memiliki pengaruh nyata ariable terhadap nilai perusahaan, leverage menjadi ariable mediator dalam pengaruh profitabilitas terhadap nilai perusahaan. Amran dan Ahmad (2011) menguji mekanisme dewan dan kinerja perusahaan keluarga menggunakan tiga indikator kinerja pada perusahaan keluarga yang terdaftar di Bursa Malaysia pada tahun 2003-2007. Mardiyatiet al (2012) menguji pengaruh kebijakan dividen, kebijakan utang dan profitabilitas terhadap nilai perusahaan dengan mempertimbangkan tata kelola perusahaan yang baik sebagai variabel kontrol.
Menurut Brigham dan Houston (2001), peningkatan hutang diartikan oleh pihak luar tentang kemampuan perusahaan untuk membayar kewajiban di masa yang akan datang atau adanya risiko bisnis yang rendah, hal tersebut akan direspon secara positif oleh pasar. Menurut Hartono (Hidayati, 2010) model trade-off mengasumsikan bahwa struktur modal perusahaan merupakan hasil trade-off dari keuntungan pajak dengan menggunakan hutang dengan biaya yang akan timbul sebagai akibat penggunaan hutang tersebut. Esensi trade-off theory dalam struktur modal adalah menyeimbangkan manfaat dan pengorbanan yang timbul sebagai akibat penggunaan hutang. Apabila pengorbanan karena penggunaan hutang sudah lebih besar, maka tambahan hutang sudah tidak diperbolehkan.
Penelitian yang dilakukan Masulis (Wijaya, 2010) dalam kaitannya dengan relevansi keputusan pendanaan, menemukan bahwa terdapat kenaikan abnormal returns sehari sebelum dan sesudah pengumuman peningkatan proporsi hutang, sebaliknya terdapat penurunan abnormal returns pada saat perusahaan mengumumkan penurunan proporsi hutang. Wijaya (2010) juga menemukan bahwa harga saham perusahaan naik apabila diumumkan akan diterbitkan pinjaman yang digunakan untuk membeli kembali saham perusahaan tersebut. Berdasarkan penjelasan tersebut maka dapat dihipotesiskan bahwa:
H7 : Keputusan pendanaan diduga berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan melalui kinerja keuangan.
8. Kebijakan dividen terhadap nilai perusahaan melalui kinerja keuangan
Indahningrum dan Handayani (2009) menemukan bahwa kepemilikan manajerial, dividen dan pertumbuhan perusahaan tidak berpengaruh signifikan terhadap kebijakan utang. Kepemilikan institusional, profitabilitas dan free cash flow berpengaruh terhadap kebijakan utang. Sedangkan Ayajiet al (2012) menemukan bahwa ada hubungan positif yang signifikan antara kinerja perusahaan dan pembayaran dividen dari perusahaan sampel di Nigeria. Hasil penelitian Mardiyatiet al (2012) menunjukkan bahwa kebijakan dividen memiliki dampak positif tetapi tidak signifikan terhadap nilai perusahaan, kebijakan utang positif tetapi tidak signifikan terhadap nilai perusahaan dan profitabilitas.
Keputusan keuangan lainnya yang harus diambil oleh manajer keuangan adalah memutuskan apakah laba yang diperoleh perusahaan selama satu periode akan
dibagikan semua atau dibagi sebagian untuk dividen dan sebagian lagi tidak dibagi dalam bentuk laba ditahan yang disebut sebagai kebijakan dividen (dividend policy) (Haruman, 2007). Teori sinyal menyatakan bahwa perusahaan yang berkualitas baik dengan sengaja akan memberikan sinyal pada pasar dengan demikian pasar diharapkan dapat membedakan perusahaan yang berkualitas baik dan buruk. Deviden memberikan informasi atau isyarat mengenai keuntungan perusahaan karena pembayaran deviden akan meningkatkan keyakinan akan keuntungan perusahaan. Jika perusahaan memiliki sasaran rasio pembayaran deviden yang stabil selama ini dan perusahaan dapat meningkatkan rasio tersebut, para investor akan percaya bahwa manajemen mengumumkan perubahan positif pada keuntungan yang diharapkan perusahaan (Hidayati, 2010). Wijaya (2010) menemukan bahwa investasi yang dihasilkan dari kebijakan dividen memiliki informasi yang positif tentang perusahaan di masa yang akan datang, selanjutnya berdampak positif terhadap nilai perusahaan. Wirawati (2008) menemukan bahwa dividend payout ratio berpengaruh positif terhadap price book value.
H8 : Kebijakan dividen diduga berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan melalui kinerja keuangan.
9. Ukuran perusahaan terhadap nilai perusahaan melalui kinerja keuangan Ukuran perusahaan dalam penelitian ini merupakan cerrminan besar kecilnya perusahaan yang nampak dalam nilai totak aktiva perusahaan. Dengan semakin besar ukuran perusahaan, maka ada kecenderungan lebih banyak investor yang menaruh perhatian pada perusahaan tersebut. Hal ini disebabkan karena perusahaan yang besar
cenderung memiliki kondisi yang lebih stabil. Kestabilan tersebut menarik investor untuk memiliki saham perusahaan tersebut. Kondisi tersebut menjadi penyebab atas naiknya harga saham perusahaan di pasar modal. Investor memiliki ekspektasi yang besar terhadap perusahaan besar. Ekspektasi insvestor berupa perolehan dividen dari perusahaan tersebut. Peningkatan permintaan saham perusahaan akan dapat memacu pada peningkatan harga saham di pasar modal. Peningkatan tersebut menunjukkan bahwa perusahaan dianggap memiliki “nilai” yang lebih besar
Di dukung Penelitian yang Wijaya (2019), menunjukkan bahwa Ukuran Perusahaan memiliki pengaruh Positif dan signifikan terhadap Nilai perusahaan.
Penelitian dari Nuraina (2012) menemukan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan. Pernyataan tersebut juga didukung oleh beberapa peniliti seperti Maryam (2014), dan Prasetyorini (2013) yang menyatakan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh positif signifikan terhadap nilai perusahaan.
Pernyataan tersebut juga didukung oleh beberapa peniliti seperti Gill dan Obradovich (2012) menyatakan bahwa ukuran perusahaan memiliki pengaruh positif signifikan terhadap nilai suatu perusahaan. Berdasarkan kajian teoritis, kajian empiris dan dasar logika.
H9 : Ukuran perusahaan diduha berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan melalui kinerja keuangan.
D. Definisi Operasional dan Ruang Lingkup Penelitian