BAB III METODE PENELITIAN....………………………………………… 52-59
B. Analisis Hasil Penelitian
Analisis data dan pengujian terhadap masing-masing hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan IBM SPSS Statistic versi 22 for windows.
1. Statistik Deskriptif
Tabel 4.2
Data Statistic Deskriptif
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation Intellectual Capital 95 6,97 468,27 46,1744 54,95505
Keputusan Pendanaan 95 ,04 3,03 ,6500 ,53108
Kebijakan Dividen 95 4,34 176,68 42,1530 28,80957
Ukuran Perusahaan 95 26,64 33,30 29,9568 1,79549
Kinerja Keuangan 95 ,00 1,44 ,2088 ,25231
Nilai Perusahaan 95 ,12 45,48 4,1780 6,96656
Valid N (listwise) 95
Sumber: Data sekunder yang diolah dengan SPSS 21.
Hasil analaisis deskriptif diatas dapat dijelaskan sebagai berikut:
a. Intellectual capital yang diproksikan dengan Value Added Intellectual Capital (VAIC)
Berdasarkan uji deskriptif pada tabel 4.2 dapat diketahui bahwa dari 95 laporan yang diteliti nilai minimum Intellectual Capital sebesar 6,97 dan nilai maksimum 468,27. Hasil tersebut menunjukkan bahwa besarnya nilai intellectual capital yang menajdi sampel penelitian ini berkisar antara 6,97 sampai 468,27 dengan rata-rata sebesar 46,1744 menujukkan bahwa rata-rata perusahaan sampel didominasi oleh intellectual capital sebesar 46,1744 yang berarti bahwa intellectual capital memiliki pengaruh besar terhadap nilai perusahaan, dan standar deviasi sebesar 54,95505.
b. Keputusan pendanaan yang diproksikan dengan Debt to Equity Ratio (DER)
Berdasarkan uji deskriptif pada tabel 4.2 dengan 95 laporan yang diteliti dapat diketahui bahwa nilai minimum keputusan pendanaan sebesar 0,04 dan nilai maksimum 3,03. Hasil tersebut menunjukan bahwa besarnya nilai keputusan pendanaan yang menjadi sampel penelitian ini berkisar antara 0,04 sampai3,03 dengan rata-rata sebesar 0,6500 dan standar deviasi sebesar 0,53108.
c. Kebijakan dividen yang diproksinkan dengan Dividend Payout Ratio (DPR) Berdasarkan uji deskriptif pada tabel 4.2 terdiri dari 95 laporan penelitain dapat diketahui bahwa nilai minimum kebijakan dividen sebesar 4,43 dan nilai maksimum sebesar 176,68. Hasil tersebut menunjukkan bahwa besarnya nilai kebijakan dividen yang menjadi sampel penelitian ini berkisar antara 4,43 sampai 176,68 dengan rata-rata sebesar 42,1530 dan standar deviasi sebesar 28,80957.
d. Ukuran perusahaan yang diproksikan dengan Ln(total asset)
Berdasarkan uji deskriptif pada tabel 4.2 terdiri dari 95 laporan penelitain dapat diketahui bahwa nilai minimum ukuran perusahaan sebesar 26,64 dan nilai maksimum sebesar 33,30. Hasil tersebut menunjukkan bahwa besarnya nilai ukuran perusahaan yang menjadi sampel penelitian ini berkisar antara 26,64 sampai 33,30 dengan rata-rata sebesar 29,9568 dan standar deviasi sebesar 1,79549.
e. Kinerja keuangan yang diproksikan dengan Return On Equity (ROE)
Bardasarkan uji deskriptif pada tabel 4.2 yang terdiri dari 95 laporan penelitian dapat diketahui bahwa nilai minimum kinerja keuangan sebesar 0.00 dan nilai maksimum sebesar 1,44. Hasil tersebut menunjukkan bahwa besarnya nilai kinerja
keuangan yang menajdi sampel penelitian ini berkisar antara 0,00 sampai 1,44 dengan rata-rata sebesar 0,2088 dan standar deviasi sebesar 0,25231.
f. Nilai perusahaan yang diproksikan dengan Price Book Value (PBV)
Berdasarkan uji deskrptif pada tabel 4.2 yang terdiri dari 95 laporan penelitian dapat diketahui bahwa nilai minimum nilai perusahaan sebesar 0,12 dan nilai maksimum sebesar 45,48 yang menunjukkan bahwa besarnya nilai perusahaan berkisa antara 0,12 sampai 45,48 dengan nilai rata-rata sebesar 4,1780 dan standar deviasi sebesar 6,96656.
2. Uji Asumsi Klasik a. Uji normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui sebaran data variabel penelitian berdistribusi normal atau tidak. Pengujian normalitas menggunakan teknik analisis Kolmogorov-Smirnov. Suatu persamaan regresi dikatakan lolos normalitas jika diperoleh nilai signifikansi uji Kolmogorov-smirnov lebih besar 5% atau 0,05. Hasil uji normalitas pada penelitian ini disajikan berikut:
Tabel 4.3 Uji Normalitas Data
Unstandardized Residual
N 95
Normal Parametersa,b Mean ,0000000
Std. Deviation 2,55920319
Most Extreme Differences
Absolute ,080
Positive ,077
Negative -,080
Kolmogorov-Smirnov Z ,783
Asymp. Sig. (2-tailed) ,572
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
Sumber: Data sekunder yang diolah dengan SPSS 22
Berdasarkan hasil uji normalitas variabel pepenlitia menunjukkan bahwa semua variabel penelitian mempunyai nilai signifikansi lebih besar dari 0,05 yang dapat dilihat pada nilai Asymp. Sig. (2-tailed) yaitu 0,572>0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa residual berdistribusi normal.
b. Uji multikolinearitas
Uji multikolinearitas dilakukan untuk mengetahui apakah ada korelasi anatar variabel bebas (independen). Untuk pengujian ini digunakan fasilitas uji variance factor (VIF). Analisis regresi berdanda dapat dilanjutkan apabila nilai VIF-nya kurang dari 10 dan nilai tolerance-nya di atas 0,1. Hasil uji multikolinearitas disajikan pada tabel 4.4 berikut:
Tabel 4.4
Hasil Uji Multikolinearitas
Model Collinearity Statistics
Tolerance VIF
1
Intellectual Capital ,886 1,129
Keputusan Pendanaan ,589 1,699
Kebijakan Dividen ,617 1,621
Ukuran Perusahaan ,749 1,335
Kinerja Keuangan ,378 2,645
a. Dependent Variable: Nilai Perusahaan Sumber: Data sekunder yang diolah SPSS 22
Tabel 4.4 diatas menunjukkan bahwa semua variabel bebas mempunyai nilai toleransi di atas 0,1 dan nilai VIF di bawah 10, sehingga dapat disimpulkan bahwa model regresi pada penelitian ini tidak terjadi multikolinearitas. Pada tabel dapat dilihat bahwa variabel intellectual capital memiliki nilai tolerance 0,886 > 0,1 dan nilai VIF 1,129 < 10. Pada variabel keputusan pendanaan memiliki nilai tolerance 0,589 > 0,1 dan nilai VIF 1,699 < 10. Pada variabel kebijakan dividen memiliki nilai tolerance 0,617 > 0,1 dan nilai VIF 1,621 < 10. Pada variable ukuran perusahaan memiliki nilai tolerance 0,749 > 0,1 dan nilai VIF 1,335 < 10. Pada variabel kinerja keuangan memiliki nilai tolerance 0,378 > 0,1 dan nilai VIF 2,645 < 10. Berdasarkan hasil uji multikolnearitas secara keseluruhan antara variabel bebas dan variabel terikat tidak terjadi multikolinearitas.
c. Uji autokorelasi
Autokorelasi adalah keadaan residual pada periode pengamatan berkorelasi dengan residual lain. Autokorelasi menyebabkan parameter yang diestimasi menjadi bias dan variabelnya tidak minimal serta tidak efisisennya parameter atau estimasi.
Salah satu cara untuk mengetahui ada tidaknya autokorelasi adalah dengan melakukan uji runs test. Runs test digunakan untuk melihat apakah data residual terjadi secara acak atau sistematis. Berikut ini adalah hasil uji runs test yang ditampilkan dalam tabel 4.5:
Tabel 4.5 Hasil Uji Autokorelasi
Unstandardized Residual
Test Valuea ,23037
Cases < Test Value 47
Cases >= Test Value 48
Total Cases 95
Number of Runs 41
Z -1,546
Asymp. Sig. (2-tailed) ,122
a. Median
Sumber: Data sekunder yang diolah SPSS 22
Berdasarkan hasil uji autokorelasi pada tabel 4.5 dapat disimpulkan bahwa nilai Asymp. Sig. (2-tailed) adalah sebesar 0,122. Nilai signifikasi sebesar 0,122 lebih besar dari 0,05 yang berarti data residual terjadi secara acak dan tidak terjadi autokorelasi pada model regresi.
d. Uji heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varian dari residual satu pengematan ke pengamatan yang lain. Jika varian dari residual suatu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda maka disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang homoskedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas.
Pengujian dilakukan dengan uji-park yaitu meregresi masing-masing variabel independen dengan absolute residual sebagai variabel dependen.
Sebagai pengertian dasar, residual adalah selisih antara nilai observasi dengan nilai prediksi, sedangkan absolute adalah nilai mutlaknya. Uji-park digunakan untuk meregresi nilai absolut residual terhadap variabel independen. Deteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas dengan menggunakan tingkat kepecayaan 5%, jiak tidngkat kepercayaan lebih dari 5% maka tidak terjadi heteroskedastisitas dan sebaliknya. Hasil pengujian ditampilkan pada tabel 4.6 berikut:
Tabel 4.6
Sumber: Data sekunder yang diolah SPSS 22
Berdasarkan uji-park yang telah dilakukan menunjukkan bahwa tidak ada satupun variabel independen yang signifikan secara statistic memengaruhi variabel dependen nilai absolute residual (ABS_RES). Hasl ini terlihat dari probabilitas signifikansinya diatas tingkat kepercayaan 5% (0,05). Jadi dapat disimpulkan model regresi tidak mengandung adanya heteroskedastisitas, maka H0 diterima (tidak ada heteroskedastisitas).
3. Uji Hipotesis
Uji hipotesis adalah uji yang dilakukan untuk melihat ada tidaknya pengaruh antar variabel serta untuk membuktikan hipotesis yang telah ditetapkan sebelumnya. Uji ini dilakukan dengan menggunakan analisis jalur dengan bantuan SPSS 22. Metode analisis jalur ini digunakan untuk menguji variabel intervening di dalam penelitian yang dilakukan
a. Hasil uji regresi berganda hipotesis penelitian H1, H2, H3 dan H4
Pengujian hipotesis H1, H2, H3 dan H4 dilakukan dengan cara analisis regresi berganda pengaruh intellectual capital, keputusan pendanaan dan kebijakan dividen terhadap kinerja keuangan. Hasil pengujian ditampilkan sebagai berikut:
1. Uji koefisien determinan (R²)
Berdasarkan sampel data yang telah dikelolah, maka hasil uji koefisien determinan (R²) ditampilkan dalam tabel 4.7 berikut:
Tabel 4.7
Hasil Uji Koefisien Determinan (R²)
Model R R Square Adjusted R
Square
Std. Error of the Estimate
1 ,789a ,622 ,605 ,15855
a. Predictors: (Constant), Ukuran Perusahaan, Intellectual Capital, Keputusan Pendanaan, Kebijakan Dividen
Sumber: Data sekunder yang diolah dengan SPSS 22
Berdasakan hasil uji koefisien determinan di atas, nilai R² dan model regresi digunakan untuk mengetahui seberapa besar kemampuan variabel bebas (independen) dalam menerangkan variabel terikat (dependen). Dari hasil pengujian yang diatmpilkan pada tabel 4.7 diatas dapat diketahui bahwa nilai R² (Adjusted R Square) sebesar 0,605 yang artinya bahwa 60,5% variabel kinerja keuangan dipengaruhi oleh variabel intellectual capital, keputusan pendanaan dan kebijakan dividen sedangkan sisanya sebesar 39,5% dipengaruhi oleh variabel lain yang belum diteliti dalam penelitian ini.
2. Uji regresi secara simultan (Uji F)
Berdasarkan data sampel yang telah dikelolah, maka hasil uji f dapat ditampilkan dalam tabel 4.8 berikut ini:
Tabel 4.8
Hasil Uji Simultan – Uji F
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1
Regression 3,721 4 ,930 37,011 ,000b
Residual 2,262 90 ,025
Total 5,984 94
a. Dependent Variable: Kinerja Keuangan
b. Predictors: (Constant), Ukuran Perusahaan, Intellectual Capital, Keputusan Pendanaan, Kebijakan Dividen
Sumber: Data sekunder yang diolah dengan SPSS 22
Berdasarkan hasil uji yang ditampilkan pada tabel 4.8 diatas, dapat diketahui bahwa nilai F hitung sebesar 37,011. Untuk mengetahui nilai F tabel maka dihitung nilai df 1 (N1) = k-1 dan df 2 (N2) = n-k dimana k adalah jumlah variabel dan n adalah jumlah sampel. Maka nilai df 1 (N1) = 5-1 adalah 4 dan nilai df 2 (N2) = 95-5 adalah 90, sehingga nilai F tabel yang diperoleh dengan signifikan 0,095-5% adalah 2,47. Berdasarkan perhitungan tersebut, dapat diketahui bahwa nilai F hitung > F tabel atau 37,011 > 2,47 sehingga variabel independen ( intellectual capital, keputusan pendanaan, kebijakan dividen dan ukuran perusahaan) memiliki pengaruh signifikan secara simultan terhadap variabel dependen (kinerja keuangan).
3. Uji statistik t (Uji parsial)
Berdasarkan data sampel yang telah dikelolah, maka hasil uji t (uji parsial) dapat
Sumber: Data sekunder yang diolah dengan SPSS 22
Berdasarkan hasil uji t yang ditampilkan diatas, dapat dianalisis model estimasi
b1, b2, b3 dan b4 : koefisien regresi
e : standar error
Berdasarkan persamaan di atas, dapat dijelaskan sebagai berikut:
a. Nilai konstanta sebesar 0,754 mengindikasikan bahwa jika veriabel independen adalah nol maka kinerja keuangan akan terjadi sebesar 0,754.
b. Koefisien regresi variabel intellectual capital sebesar 0,001 merupakan nilai jalur p1 dan mengindikasikan bahwa setiap kenaikan satu satuan variabel intellectual capital maka akan meningkatkan nilai kinerja keuangan sebesar 0,001
c. Koefisien regresi variabel keputusan pendanaan sebesar 0,220 merupakan nilai jalur p2 dan mengindikasikan bahwa setiap kenaikan satu satuan variabel keputusan pendanaan maka akan meningkatkan nilai kinerja keuangan sebesar 0,220
d. Koefisien regresi variabel kebijakan dividen sebesar 0,004 merupakan nilai jalur p3 dan mengindikasikan bahwa setiap kenaikan satu satuan variabel kebijakan dividen maka akan meningkatkan nilai kinerja keuangan sebesar 0,004
e. Koefisien regresi variabel ukuran perusahaan sebesar 0,021 merupakan nilai jalur p4 dan mengindikasikan bahwa setiap kenaikan satu variabel ukuran perusahaan maka akan meningkatkan nilai kinerja keuangan sebesar 0,021
f. Besarnya nilai e = √(1 - R²) =√(1 – 0,622) = 0,378 Jadi jumlah varians variabel kinerja keuangan yang tidak dapat dijelaskan oleh variabel intellectual capital, keputusan pendanaan, kebijakan dividen dan ukuran perusahaan sebesar 0,378.
Berdasarkan interpretasi atas hipotesis penelitian (H1, H2 dan H3) yang diajukan dapat dilihat sebagai berikut:
1. Intellectual capital berpengaruh positif terhadap kinerja keuangan (H1)
Pada tabel 4.9 dapat dilihat bahwa variabel intellectual capital memiliki t hitung sebesar 2,180 sementara t tabel dengan sig. a= 0,05 dan df = 95 – 5 = 90 sebesar 1,66196 dengan tingkat sig. sebesar 0,032 yang lebih kecil dari 0,05 maka hipotesis pertama (H1) diterima. Hal ini berarti bahwa intellectual capital berpengaruh signifikan terhadap kinerja keuangan dengan arah positif. Dengan demikian hipotesis pertama yang menyatakan bahwa intellectual capital berpengaruh positif terhadap kinerja keuangan terbukti.
2. Keputusan pendanaan berpengaruh positif terhadap kinerja keuangan
Berdasarkan tabel 4.9 di atas dapat dilihat bahwa variabel keputusan pendanaan memiliki t hitung lebih besar dari pada t tabel (6,693 > 1,66196) dengan tingkat signifikansi 0,000 < 0,05 maka hipotesis kedua (H2) diterima. Hal tersebut mengindikasikan bahwa variabel keputusan pendanaan berpengaruh signifikan terhadap kinerja keuangan. Dengan demikian hipotesis kedua yang menyatakan bahwa keputusan pendanaan berpengaruh signifikan terhadap kinerja keuangan terbukti.
3. Kebijakan dividen berpengaruh positif terhadap kinerja keuangan
Berdasarkan tabel 4.9 di atas dapat dilihat bahwa variabel kebijakan dividen memiliki t hitung lebih besar dari pada t tabel (6,191 > 1,66196) dengan tingkat
signifikansi 0,000 < 0,05 maka hipotesis ketiga (H3) diterima. Hala tersebut menunjukkan bahwa kebijakan dividen berepengaruh positif signifikan terhadap kinerja keuangan. Dengan demikian hipotesis ketiga yang menyatakan bahwa kebijakan dividen berepengaruh positif signifikan terhadap kinerja keuangan terbukti.
4. Ukuran perusahaan berpengaruh positif terhadap kinerja keuangan
Berdasarkan tabel 4.9 di atas dapat dilihat bahwa variabel ukuran perusahaan memiliki t hitung lebih besar dari t tabel (2,049 > 1,66196) dengan tingkat signifikansi 0,043 < 0,05 maka hipotesis keempat (H4) diterima. Hal tersebut menunjukkan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh positif signifikan terhadap kinerja keuangan. Dengan demikian hipotesis keempat yang menyatakan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh positif terhadap kinerja keuangan terbukti.
b. Hasil uji regresi berganda hipotesis penelitian H5
Pengujian hipotesis keempat (H5) dilakukan dengan analisis regresi berganda pengaruh kinerja keuangan terhadap nilai perusahaan. Hasil dari pengujian tersebut ditunjukkan sebagai berikut:
1. Uji koefisien determinan (R²)
Berdasarkan data sampel yang telah dikelolah, maka hasil uji koefisien determinan (R²) yang diperoleh ditunjukkan pada tabel 4.10 berikut:
Tabel 4.10
Uji Koefisien Determinan (R²)
Model R R Square Adjusted R
Square
Std. Error of the Estimate
1 ,930a ,865 ,857 2,63011
a. Predictors: (Constant), Kinerja Keuangan, Intellectual Capital, Ukuran Perusahaan, Kebijakan Dividen, Keputusan Pendanaan
Sumber: Data sekunder yang diolah dengan SPSS 22
Berdasarkan hasil uji koefisien determinan pada tabel 4.10 di atas dapat diketahui bahwa nilai R² (Adjusted R Square) dan model regresi digunakan untuk menegtahui seberapa besar kemampuan variabel independen dalam menerangkan variabel dependen. Dari tabel 4.10 tersebut diketahui bahwa nilai R² sebesar 0,857 yang artinya bahwa 85,7% variabel nilai perusahaan dipengaruhi oleh variabel kinerja keuangan, sedangkan sisanya sebesar 14,3% dijelaskan oleh variabel lain yang belum diteliti dalam penelitian ini.
2. Uji regresi secara simultan (Uji F)
Bredasarkan data sampel yang telah dikelolah, maka diketahui hasil uji F yang ditampilkan pada tabel 4.11 berikut ini:
Tabel 4.11 Uji Simultan (Uji F)
Model Sum of
Squares
Df Mean Square F Sig.
1
Regression 3946,442 5 789,288 114,101 ,000b
Residual 615,655 89 6,917
Total 4562,097 94
a. Dependent Variable: Nilai Perusahaan
b. Predictors: (Constant), Kinerja Keuangan, Intellectual Capital, Ukuran Perusahaan, Kebijakan Dividen, Keputusan Pendanaan
Sumber: Data sekunder yang diolah dengan SPSS 22
Berdasarkan hasil uji diatas, dapat diketahui bahwa F hitung adalah 114,101.
Untuk mengetahui nilai F tabel maka df 1 (N1) = k- 1 dan df 2 (N2) = n – k, dimana k adalah jumlah variabel dan n adalah jumlah sampel penelitian. Nilai df 1 (N1) = 6 – 1 adalah 5 dan nilai df 2 (N2) = 95 – 6 adalah 89 sehingga nilai F tabel yang diperoleh dengan sig 0,05 adalah 2,32. Berdasarkan perhitungan tersebut, dapat diketahui bahwa nilai F hitung > F tabel (114,101 > 2,32) sehingga variabel independen (kinerja keuangan) memiliki pengaruh signifikan secara simultan terhadap variabel dependen (nilai perusahaan).
3. Uji statistik t (Uji Parsial)
Berdasarkan data sampel yang telah dikelolah, dapat diketahui hasil uji t (uji parsial) yang ditampilkan pada tabel 4.12 berikut ini:
Tabel 4.12
Sumber: Data sekunder yang diolah dengan SPSS 22
Berdasarkan tabel di atas, dapat dianalisis model estimasi berikut:
Y2 = ɑ + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + b5Y1 + e
Dari persamaan di atas dapat dijelaskan bahwa:
a. Nilai konstanta sebesar -2,075 mengindikasikan baha jika variabel independen adalah nol maka nilai perusahaan sebesar -2,075.
b. Koefisien regresi variabel intellectual capital sebesar -0,023 merupakan nilai jalur p5 dan mengindikasikan bahwa setiap kenaikan satu satuan variabel intellectual maka menurunkan nilai perusahaan sebesar -0,023.
c. Koefisien regresi variabel keputusan pendanaan sebesar 1,979 merupakan nilai jalur p6 dan mengindikasikan bahwa setiap kenaikan satu satuan variabel keputusan pendanaan maka meningkatkan nilai perusahaan sebesar 1,979.
d. Koefisien regresi variabel kebijakan dividen sebesar -0,005 merupakan nilai jalur p7 dan mengindikasikan bahwa setiap kenaikan satu satuan varaibel kebijakan dividen maka menurunkan nilai perusahaan sebesar 0,005
e. Koefisien regresi variabel ukuran perusahaan sebesar 0,39 merupakan nilai jalur p8 dan mengindikasikan bahwa setiap kenaikan satu variabel ukuran perusahaan maka meningkatkan nilai perusahaan sebesar 0,39.
f. Koefisien regresi variabel kinerja keuangan sebesar 25,353 merupakan nilai jalur p4 dan mengindikasikan bahwa setiap kenaikan satu satuan variabel kinerja keuangan maka meningkatkan nilai perusahaan sebesar 25,353.
g. Besarnya nilai e = √(1 - R²) = √(1 – 0,865) = 0,135. Jadi, jumlah varians variabel dependen yang tidak dapat dijelaskan oleh variabel independen sebesar 0,135.
Hasil interpretasi atas hipotesis keempat (H5) yang diajukan dapat dilihat sebagai berikut:
1. Kinerja keuangan berpengaruh positif signifikan terhadap nilai peruahaan (H5) Berdasarkan tabel 4.12 dapat dilihat bahwa variabel kinerja keuangan memiliki t hitung sebesar 13,927 sementara t tabel dengan signifikansi a = 0,05 dan df = 95 – 6
= 89 sebesar 1,98698 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,000 yang lebih kecil dari 0,05 maka H5 diterima. Hal ini berarti kinerja keuangan berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan dengan arah positif. Dengan demikian hipotesis keempat yang menyatakan bahwa kinerja keuangan berepengaruh positif signifikan terhadap nilai perusahaan terbukti.
c. Hasil Uji Sobel Test terhadap Hipotesis penelitian H6, H7, H8 dan H9
Untuk mengetahui pengaruh mediasi dari variabel intervening, maka diuji sobel dengan test.
1. Intellectual capital berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan melalui kinerja keuangan (H6)
Pengaruh tidak langsung:
PTL = P1 * P4
PTL = 0,001 * 25,353 PTL = 0,024353
Pengaruh mediasi yang ditunjukkan oleh perkalian koefisien (P1*P4) signifikan atau tidak diuji dengan sobel test. Standar error dari koefisien indirect effect yaitu sebagai berikut:
ST = √( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( )
ST √( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( )
√( ) ( ) ( ) √
0,003003
Berdasarkan hasil perhitungan sobel test diatas, kemudian menghitung nilai t statistic pengaruh mediasi yang diperoleh dari hasil pembagian pengaruh tidak langsung dan nilai sobel test berikut:
t tabel = 1,98667
Berdasarkan hasil perhitungan diatas, nilai t hitung 8,10956 lebih besar dari nilai t tabel yaitu 1,98667 maka dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh mediasi. Hal ini membuktikan bahwa secara tidak langsung intellectual capital melalui kinerja keuangan berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Dengan demikian hipotesis diterima.
2. Keputusan pendanaan berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan melalui kinerja keuangan (H7)
Pengaruh tidak langsung:
PTL = P2 * P4 PTL = 0,22 * 25,353 PTL = 5,35766
Pengaruh mediasi yang ditunjukkan oleh perkalian koefisien (P2*P4) signifikan atau tidak diuji dengan sobel test. Standar error dari koefisien indirect effect adalah sebagai berikut:
ST √( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) √( ) ( ) ( ) √
0,8928821
Berdasarkan hasil perhitungan sobel test diatas, kemudian menghitung nilai t statistic pengaruh mediasi yang diperoleh dari hasil pembagian pengaruh tidak langsung dan nilai sobel test berikut:
t tabel = 1,98667
Berdasarkan hasil perhitungan diatas, nilai t hitung 6,00041 lebih besar dari nilai t tabel yaitu 1,98667 maka dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh mediasi. Hal ini membuktikan bahwa secara tidak langsung keputusan pendanaan melalui kinerja keuangan berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Dengan demikian hipotesis diterima.
3. Kebijakan dividen berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan melalui kinerja keuangan (H8)
Pengaruh tidak langsung:
PTL = P3 * P4
PTL = 0,004 x 25,353 PTL = 0,097412
Pengaruh mediasi yang ditunjukkan oleh perkalian koefisien (p3*p4) signifikan atau tidak diuji dengan sobel test. Standar error dari koefisien indirect effect adalah sebagai berikut:
ST √( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) √( ) ( ) ( ) √
0,0253983
Berdasarkan hasil perhitungan sobel test diatas, kemudian menghitung nilai t statistik pengaruh mediasi yang diperoleh dari hasil pembagian pengaruh tidak langsung dan nilai sobel test berikut:
t tabel = 1,98667
Berdasarkan hasil perhitungan diatas, nilai t hitung 3,83538 lebih besar dari nilai t tabel yaitu 1,98667 maka dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh mediasi. Hal ini membuktikan bahwa secara tidak langsung kebijakan dividen melalui kinerja keuangan berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Dengan demikian hipotesis diterima.
4. Ukuran perusahaan berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan melalui kinerja keuangan (H9)
Pengaruh tidak langsung:
PTL = P4 * P4
PTL = 0,021 x 25,353 PTL = 0,511413
Pengaruh mediasi yang ditunjukkan oleh perkalian koefisien (p4*p4) signifikan atau tidak diuji dengan sobel test. Standar error dari koefisien indirect effect adalah sebagai berikut:
ST √( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) √( ) ( ) ( ) √
0,2469043
Berdasarkan hasil perhitungan sobel test diatas, kemudian menghitung nilai t statistik pengaruh mediasi yang diperoleh dari hasil pembagian pengaruh tidak langsung dan nilai sobel test berikut:
t tabel = 1,98667
Berdasarkan hasil perhitungan diatas, nilai t hitung 2,07129 lebih besar dari nilai t tabel yaitu 1,98667 maka dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh mediasi. Hal ini membuktikan bahwa secara tidak langsung ukuran perusahaan melalui kinerja keuangan berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Dengan demikian hipotesis diterima.
Adapun pengaruh langsung, tidak langsung dan total pengaruh dari masing-masing variabel tersaji dalam tabel 4.13 berikut:
No Pengaruh
langsung nilai Pengaruh tidak
langsung Nilai Total
keuangan melalui kinerja keuangan (P2*P4) 3 Kebijakan
dividen terhadap kinerja
keuangan
0,004 Kebijakan dividen terhadap nilai perusahaan melalui kinerja keuangan (P3*P4)
0,097412 0,101412
4 Ukuran perusahaan terhadap kinerja keuangan
0,021 Ukuran perusahaan terhadap nilai perusahaan melalui kinerja keuangan (P4*P4)
0,511413 0,532413
5 Kinerja keuangan
terhadap nilai perusahaan
25,353 - -
Sumber: Data sekunder yang diolah dengan SPSS 22
Intellectual Capital
Ukuran Perusahaan
Keputusan
pendanaan Kinerja
Keuangan
Nilai Perusahaan Kebijakan
Dividen
Interpretasi dari hasil analisis jalur dapat dilihat pada gambar dibawah:
Gambar 4.1 Diagram Jalur
Berdasarkan gambar 4.1 diatas, dapat dijelaskan bahwa pengaruh langsung variabel intellectual capital terhadap kinerja keuangan sebesar 0,001 kemudian pengaruh langsung keputusan pendanaan terhadap kinerja keuangan adalah 0,220 kemudian besarnya pengaruh langsung kebijakan dividen terhadap kinerja keuangan ialah 0,004 dan besarnya pengaruh langsung ukuran perusahaan terhadap kinerja keuangan ialah 0,021 artinya variabel intellectual capital, keputusan pendanaan,
25,353 5,35766
e1 1
e2 1
0,378 0,135
0,097412
kebijakan dividen dan ukuran perusahaan memiliki pengaruh positif terhadap kinerja keuangan. Besarnya nilai e1 adalah 0,378 yang berarti jumlah varians variabel kinerja keuangan yang tidak dapat dijelaskan oleh intellectual capital, keputusan pendanaan kebijakan dividen dan ukuran perusahaan adalah sebesar 0,378. Kinerja keuangan memiliki pengaruh langsung terhadap nilai perusahaan sebesar 25,353.
Sementara besarnya pengaruh tidak langsung variabel intellectual capital terhadap nilai perusahaan melalui kinerja keuangan yaitu 0,024353, besarnya pengaruh tidak langsung variabel keputusan pendanaan terhadap nilai perusahaan melalui kinerja keuangan sebesar 5,35766, besarnya pengaruh tidak langsung variabel kebijakan dividen terhadap nilai perusahaan melalui kinerja keuangan yaitu 0,097412 dan besarnya pengaruh tidak langsung variabel ukuran perusahaan terhadap nilai perusahaan melalui kinerja keuangan yaitu 0,511413. Besarnya nilai e2 adalah 0,135 yang artinya jumlah varians variabel nilai perusahaan yang tidak dapat dijelaskan oleh kinerja keuangan adalah sebesar 0,135.