• Tidak ada hasil yang ditemukan

Metode Analisis Data

Dalam dokumen PENGARUH INTELLECTUAL CAPITAL (Halaman 66-0)

BAB III METODE PENELITIAN....………………………………………… 52-59

F. Metode Analisis Data

Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini yaitu dengan melakukan tahapan pengujian sebagai berikut:

1. Uji Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik dilakukan agar model regresi yang digunakan menjadi model yang BLUE (Best linear Unbiased Estimator), sehingga model tersebut dapat digunakan untuk keperluan estimasi serta mengurangi bias data. Uji asumsi klasik yang digunakan yaitu sebagai berikut:

a. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam metode regresi, variabel terikat dan variabel bebas keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah data yang berdistribusi normal atau mendekati normal. Dalam penelitian ini untuk mendeteksi apakah data berdistribusi normal atau tidak menggunakan analisis statistic non-parametrik One-Sample Kolmogorov-Smirnov. Jika sig. > 0,05 maka data terdistribusi normal, sedangkan jika sig.< 0,05 maka data tidak terdistribusi normal.

b. Uji Multikolonieritas

Multikolonieritas terjadi jika ada hubungan linear yang sempurna atau hamper sempurna antara beberapa atau semua variabel independen dalam model regresi. Uji multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Uji multikolonieritas dalam penelitian ini dengan cara menganalisis matriks korelasi antar variabel independen dan perhitungan nilai tolerance dan VIF (Variance Inflating Factor). Nilai cutoff yang umum dipakai untuk menunjukkan adanya multikolonieritas adalah nilai tolerance < 0,1 atau sama dengan nilai VIF > 10. Apabila nilai tolerance > 0,1 dan nilai VIF < 10, maka tidak terjadi miltikolonieritas pada persamaan regresi penelitian.

c. Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi ini bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi linear berganda terdapat korelasi antarra kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 sebelumnya. Jika terjadi korelasi, maka hal itu dinamakan ada problem autokorelasi. Autokorelasi biasanya muncul karena observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama lainnya. Masalah ini timbul karena residual tida bebas dari satu observasi ke observasi lainnya. Hal seperti itu biasanya ditemukan pada data runtut watu.

d. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka disebut

homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas. Model regreasi yang baik adalah homoskedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas. Untuk mendeteksi tidak adanya heteroskedastisistas dilakukan dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplotantar SRESID dan ZPRED dimana sumbu Y adalah Y yang telah diprediksi, dan sumbu X adalah residual (Y prediksi – Y sesungguhnya) yang telah di studentized. Dasar analisisnya yaitu sebagai berikut:

1) Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit) akan mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas.

2) Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik penyebaran diatas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y, maka terjadi heteroskedastisitas.

2. Uji Hipotesis

Untuk menganalisis hipotesis pada penelitian ini digunakan metode statistika.

Seluruh perhitungan statistic digunakan bantuan program SPSS. Tingkat signifikansi yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebesar 0,05 (5%). Model yang digunakan untuk menguji hipotesis 1, hipotesis 2, hipotesis 3 dan seterusnya adalah model analisis regresi berganda (multiple regression analysis) dan analisis jalur (path analysis). Untuk menguji pengaruh intellectual capital, keputusan pendanaan dan kebijakan dividen terhadap nilai perusahaan dengan kinerja keuangan sebagai variabel intervening digunakan model persamaan sebagai berikut:

a. Analisis regresi berganda (multiple regression analysis)

Analisis regresi berganda dilakukan untuk menguji pengaruh dua atau lebih variabel terhadap satu variabel dependen (Ghozali, 2011: 14). Maka rumus regresi yang digunakan yaitu sebagai berikut:

Keterangan:

Y : Nilai Perusahaan á : Konstanta

X₁ : Intellectual Capital X₂ : Keputusan Pendanaan X₃ : Kebijakan Dividen

b₁ : Koefisien regresi untuk Intellectual Capital b₂ : Koefisien regresi untuk Keputusan Pendanaan b₃ : Koefisien regresi untuk Kebijakan Dividen e : Error

b. Analisis jalur (path analysis)

Analisis jalur adalah perluasan dari analisis regresi linear berganda, analisis ini digunakan untuk menaksir hubungan kausalitas antar variabel yang telah ditetapkan sebelumnya. Untuk menguji pengaruh variabel intervening, maka persamaan dalam model analisis jalur ini terdiri dari 2 tahap ayitu sebagai berikut:

(1)

(2)

Y₂ = á + b₁ X₁ + b₂ X₂ + b₃ X₃ + e

Y₁ = á + b₁ X₁ + b₂ X₂ + b₃ X₃ + e

Y₂ = á + b₁ X₁ + b₂ X₂ + b₃ X₃ + b₄ Y₁ + e

Keterangan:

Y₁ : Kinerja Keuangan Y₂ : Nilai Perusahaan á : Konstanta

X₁ : Intellectual Capital X₂ : Keputusan Pendanaan X₃ : Kebijakan Dividen

b₁ : Koefisien regresi untuk Intellectual Capital b₂ : Koefisien regresi untuk Keputusan Pendanaan b₃ : Koefisien regresi untuk Kebijakan Dividen b₄ : Koefisien regresi untuk Kinerja Keuangan e : Error

Dengan menggunakan perhitungan SPSS 22 akan diperoleh keterangan atau hasil tentang koefisien determinan (R²), uji t untuk menjawab perumusan masalah penelitian.

Berikut ini keterangan yang berkenaan dengan hal tersebut, yaitu:

a. Uji Koefisien Determinan (R²)

Koefisien determinasi pada intinya mengukur seberapa besar kemampuan variabel bebas dalam menjelaskan variabel terikatnya. Nilai koefisien determinasi adalah antara nol dan satu. Apabila nilai R² kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen sangat terbatas dan sebaliknya apabila R² besar berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen besar.

b. Uji Regresi Secara Simultan (Uji F)

Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh semua vaiabel independen terhadap variabel dependen. Pembuktian dilakukan dengan cara membandingkan nilai F tabel dengan F hitung. Untuk menentukan nilai F tabel, tingkat signifikan yang

digunakan sebesar 5% dengan derajat kebebasan (degres of fridoom) df = (nk-1) dimana “n” adalah jumlah responden dan “k” adalah jumlah variabel. Kriteria pengujian yang digunakan adalah:

1) Jika nilai signifikansi F < 0,05 berarti terdapat pengaruh yang signifikan semua variabel independen terhadap variabel dependen, sehingga hipotesis diterima.

2) Jika nilai signifikansi F > 0,05 berarti tidak terdapat pengaruh yang signifikan semua variabel independen terhadap variabel dependen, sehingga hipotesis ditolak.

c. Uji Statistik t (Uji Parsial)

Uji statistik t menunjukkan tingkat pengaruh satu variabel penjelas/independen secara individual dalam menjelaskan variasi variabel independen. Hasil uji t dapat dilihat pada tabel coefficients pada kolom sig (significance). Jika probabilitas nilai t atau signifikansi < 0,05, maka dapat dikatakan bahwa terdapat pengaruh antara variabel bebas terhadap variabel terikat secara parsial. Namun, jika probabilitas nilai t atau signifikansi > 0,05, maka dapat dikatakan bahwa tidak terdapat pengaruh yang signifikan anatara masing-masing variabel bebas terhadap variabel terikat.

60 BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Objek Penelitian

1. Bursa Efek Indonesia (BEI)

Bursa Efek Indonesia merupakan bursa saham yang dapat memberikan peluang investasi dan sumber pembiayaan dalam upaya mendukung pembangunan ekonomi nasional. Bursa Efek Indonesia juga berperan dalam upaya mengembangkan pemodal local yang besar dan solid untuk menciptakan pasar modal Indonesia yang stabil.

Sejarah Bursa Efek Indonesia berawal dari berdirinya Bursa Efek Indonesia pada abad ke-19 pada tahun 1912 dengan bantuan pemerintah colonial Belanda dan bertempat di Batavia yang saat ini bernama Jakarta. Tujuan dari Bursa Efek Indonesia (BEI) adalah untuk meningkatkan peran modal perdagangan efek yang telah memperoleh izin dari Bapepam da mempunyai hak untuk mempergunakan system dan sarana sesuai dengan peraturan bursa efek.

Ada Sembilan sektor perusahaan yang terdaftar yaitu aneka industry; industry dasar dan kimia; infrastruktur, utilitas dan transportasi; pertanian; industry barang konsumsi; pertambangan; property, real estate, konstruksi bangunan; keuangan;

perdagangan, jasa dan investasi.

2. Perusahaan Manufaktur

Dalam penelitian ini, peneliti mengambil obyek perusahaan manufaktur selama periode 2014-2018. Perusahaan manufaktur merupakan perusahaan yang bergerak

dibidang pembuatan produk, mulai dari proses mengelolah bahan mentah menjadi barang jadi sampai dengan menjualnya dalam bentuk produk dengan cara kredit maupun tunai. Di Indonesia, perusahaan manufaktur terbagi atas tiga sektor yaitu sektor aneka industry yang terdiri dari 18 perusahaan, sektor industry barang konsumsi yang terdiri dari 21 perusahaan dan sektor industry dasar dan kimia yang terdiri dari 25 perusahaan.

Saat ini pertumbuhan sektor manufaktur di Indonesia memberi kontribusi signifikan terhadap perekonomian nasional. Sektor manufaktur kembali mencatat pertumbuhan di tengah pelambatan pertumbuhan perekonomian nasional dan kelesuan ekonomi global. Sektor manufaktur juga berpotensi maju dan tumbuh secara berkelanjutan dengan kebijakan untuk meningkatkan nilai berbasis daya saing.

Penggunaan sampel dalam penelitian dilakukan dengan cara Purposive Sampling.

Berdasarkan beberapa kriteria yang telah ditentukan, maka diperoleh sampel sebanyak 19 perusahaan dengan tahun pengamatan selama 5 tahun.

Tabel 4.1 1 INTP PT Indocement Tunggal Prakasa Tbk

Semen 5 EKAD PT Ekadharma International Tbk

Kimia 6 TPIA PT Chandra Asri Petrochemical Tbk

7 CPIN PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk Pakan ternak 8 INKP PT Indah Kiat Pulp & Paper Tbk Pulp &

kertas 9 TKIM PT Pabrik Kertas Tjiwi Kimia Tbk

10 ASII PT Astra International Tbk

Otomotif dan

Kompenen Aneka Industry 11 AUTO PT Astra Otoparts Tbk

12 MLBI PT Multi Bintang Indonesia Tbk 13 MYOR PT Mayora Indah Tbk

14 ROTI PT Nippon Indosari Corpindo Tbk

15 RICY PT Ricky Putra Globalindo Tbk Tekstil dan Garment

16 BATA PT Sepatu Bata Tbk Alas Kaki

17 ICBP PT Indofood CBP Sukses makmur Tbk

Makanan Sumber : BEI, diolah penulis, 2020

B. Analisis Hasil Penelitian

Analisis data dan pengujian terhadap masing-masing hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan IBM SPSS Statistic versi 22 for windows.

1. Statistik Deskriptif

Tabel 4.2

Data Statistic Deskriptif

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation Intellectual Capital 95 6,97 468,27 46,1744 54,95505

Keputusan Pendanaan 95 ,04 3,03 ,6500 ,53108

Kebijakan Dividen 95 4,34 176,68 42,1530 28,80957

Ukuran Perusahaan 95 26,64 33,30 29,9568 1,79549

Kinerja Keuangan 95 ,00 1,44 ,2088 ,25231

Nilai Perusahaan 95 ,12 45,48 4,1780 6,96656

Valid N (listwise) 95

Sumber: Data sekunder yang diolah dengan SPSS 21.

Hasil analaisis deskriptif diatas dapat dijelaskan sebagai berikut:

a. Intellectual capital yang diproksikan dengan Value Added Intellectual Capital (VAIC)

Berdasarkan uji deskriptif pada tabel 4.2 dapat diketahui bahwa dari 95 laporan yang diteliti nilai minimum Intellectual Capital sebesar 6,97 dan nilai maksimum 468,27. Hasil tersebut menunjukkan bahwa besarnya nilai intellectual capital yang menajdi sampel penelitian ini berkisar antara 6,97 sampai 468,27 dengan rata-rata sebesar 46,1744 menujukkan bahwa rata-rata perusahaan sampel didominasi oleh intellectual capital sebesar 46,1744 yang berarti bahwa intellectual capital memiliki pengaruh besar terhadap nilai perusahaan, dan standar deviasi sebesar 54,95505.

b. Keputusan pendanaan yang diproksikan dengan Debt to Equity Ratio (DER)

Berdasarkan uji deskriptif pada tabel 4.2 dengan 95 laporan yang diteliti dapat diketahui bahwa nilai minimum keputusan pendanaan sebesar 0,04 dan nilai maksimum 3,03. Hasil tersebut menunjukan bahwa besarnya nilai keputusan pendanaan yang menjadi sampel penelitian ini berkisar antara 0,04 sampai3,03 dengan rata-rata sebesar 0,6500 dan standar deviasi sebesar 0,53108.

c. Kebijakan dividen yang diproksinkan dengan Dividend Payout Ratio (DPR) Berdasarkan uji deskriptif pada tabel 4.2 terdiri dari 95 laporan penelitain dapat diketahui bahwa nilai minimum kebijakan dividen sebesar 4,43 dan nilai maksimum sebesar 176,68. Hasil tersebut menunjukkan bahwa besarnya nilai kebijakan dividen yang menjadi sampel penelitian ini berkisar antara 4,43 sampai 176,68 dengan rata-rata sebesar 42,1530 dan standar deviasi sebesar 28,80957.

d. Ukuran perusahaan yang diproksikan dengan Ln(total asset)

Berdasarkan uji deskriptif pada tabel 4.2 terdiri dari 95 laporan penelitain dapat diketahui bahwa nilai minimum ukuran perusahaan sebesar 26,64 dan nilai maksimum sebesar 33,30. Hasil tersebut menunjukkan bahwa besarnya nilai ukuran perusahaan yang menjadi sampel penelitian ini berkisar antara 26,64 sampai 33,30 dengan rata-rata sebesar 29,9568 dan standar deviasi sebesar 1,79549.

e. Kinerja keuangan yang diproksikan dengan Return On Equity (ROE)

Bardasarkan uji deskriptif pada tabel 4.2 yang terdiri dari 95 laporan penelitian dapat diketahui bahwa nilai minimum kinerja keuangan sebesar 0.00 dan nilai maksimum sebesar 1,44. Hasil tersebut menunjukkan bahwa besarnya nilai kinerja

keuangan yang menajdi sampel penelitian ini berkisar antara 0,00 sampai 1,44 dengan rata-rata sebesar 0,2088 dan standar deviasi sebesar 0,25231.

f. Nilai perusahaan yang diproksikan dengan Price Book Value (PBV)

Berdasarkan uji deskrptif pada tabel 4.2 yang terdiri dari 95 laporan penelitian dapat diketahui bahwa nilai minimum nilai perusahaan sebesar 0,12 dan nilai maksimum sebesar 45,48 yang menunjukkan bahwa besarnya nilai perusahaan berkisa antara 0,12 sampai 45,48 dengan nilai rata-rata sebesar 4,1780 dan standar deviasi sebesar 6,96656.

2. Uji Asumsi Klasik a. Uji normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui sebaran data variabel penelitian berdistribusi normal atau tidak. Pengujian normalitas menggunakan teknik analisis Kolmogorov-Smirnov. Suatu persamaan regresi dikatakan lolos normalitas jika diperoleh nilai signifikansi uji Kolmogorov-smirnov lebih besar 5% atau 0,05. Hasil uji normalitas pada penelitian ini disajikan berikut:

Tabel 4.3 Uji Normalitas Data

Unstandardized Residual

N 95

Normal Parametersa,b Mean ,0000000

Std. Deviation 2,55920319

Most Extreme Differences

Absolute ,080

Positive ,077

Negative -,080

Kolmogorov-Smirnov Z ,783

Asymp. Sig. (2-tailed) ,572

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

Sumber: Data sekunder yang diolah dengan SPSS 22

Berdasarkan hasil uji normalitas variabel pepenlitia menunjukkan bahwa semua variabel penelitian mempunyai nilai signifikansi lebih besar dari 0,05 yang dapat dilihat pada nilai Asymp. Sig. (2-tailed) yaitu 0,572>0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa residual berdistribusi normal.

b. Uji multikolinearitas

Uji multikolinearitas dilakukan untuk mengetahui apakah ada korelasi anatar variabel bebas (independen). Untuk pengujian ini digunakan fasilitas uji variance factor (VIF). Analisis regresi berdanda dapat dilanjutkan apabila nilai VIF-nya kurang dari 10 dan nilai tolerance-nya di atas 0,1. Hasil uji multikolinearitas disajikan pada tabel 4.4 berikut:

Tabel 4.4

Hasil Uji Multikolinearitas

Model Collinearity Statistics

Tolerance VIF

1

Intellectual Capital ,886 1,129

Keputusan Pendanaan ,589 1,699

Kebijakan Dividen ,617 1,621

Ukuran Perusahaan ,749 1,335

Kinerja Keuangan ,378 2,645

a. Dependent Variable: Nilai Perusahaan Sumber: Data sekunder yang diolah SPSS 22

Tabel 4.4 diatas menunjukkan bahwa semua variabel bebas mempunyai nilai toleransi di atas 0,1 dan nilai VIF di bawah 10, sehingga dapat disimpulkan bahwa model regresi pada penelitian ini tidak terjadi multikolinearitas. Pada tabel dapat dilihat bahwa variabel intellectual capital memiliki nilai tolerance 0,886 > 0,1 dan nilai VIF 1,129 < 10. Pada variabel keputusan pendanaan memiliki nilai tolerance 0,589 > 0,1 dan nilai VIF 1,699 < 10. Pada variabel kebijakan dividen memiliki nilai tolerance 0,617 > 0,1 dan nilai VIF 1,621 < 10. Pada variable ukuran perusahaan memiliki nilai tolerance 0,749 > 0,1 dan nilai VIF 1,335 < 10. Pada variabel kinerja keuangan memiliki nilai tolerance 0,378 > 0,1 dan nilai VIF 2,645 < 10. Berdasarkan hasil uji multikolnearitas secara keseluruhan antara variabel bebas dan variabel terikat tidak terjadi multikolinearitas.

c. Uji autokorelasi

Autokorelasi adalah keadaan residual pada periode pengamatan berkorelasi dengan residual lain. Autokorelasi menyebabkan parameter yang diestimasi menjadi bias dan variabelnya tidak minimal serta tidak efisisennya parameter atau estimasi.

Salah satu cara untuk mengetahui ada tidaknya autokorelasi adalah dengan melakukan uji runs test. Runs test digunakan untuk melihat apakah data residual terjadi secara acak atau sistematis. Berikut ini adalah hasil uji runs test yang ditampilkan dalam tabel 4.5:

Tabel 4.5 Hasil Uji Autokorelasi

Unstandardized Residual

Test Valuea ,23037

Cases < Test Value 47

Cases >= Test Value 48

Total Cases 95

Number of Runs 41

Z -1,546

Asymp. Sig. (2-tailed) ,122

a. Median

Sumber: Data sekunder yang diolah SPSS 22

Berdasarkan hasil uji autokorelasi pada tabel 4.5 dapat disimpulkan bahwa nilai Asymp. Sig. (2-tailed) adalah sebesar 0,122. Nilai signifikasi sebesar 0,122 lebih besar dari 0,05 yang berarti data residual terjadi secara acak dan tidak terjadi autokorelasi pada model regresi.

d. Uji heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varian dari residual satu pengematan ke pengamatan yang lain. Jika varian dari residual suatu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda maka disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang homoskedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas.

Pengujian dilakukan dengan uji-park yaitu meregresi masing-masing variabel independen dengan absolute residual sebagai variabel dependen.

Sebagai pengertian dasar, residual adalah selisih antara nilai observasi dengan nilai prediksi, sedangkan absolute adalah nilai mutlaknya. Uji-park digunakan untuk meregresi nilai absolut residual terhadap variabel independen. Deteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas dengan menggunakan tingkat kepecayaan 5%, jiak tidngkat kepercayaan lebih dari 5% maka tidak terjadi heteroskedastisitas dan sebaliknya. Hasil pengujian ditampilkan pada tabel 4.6 berikut:

Tabel 4.6

Sumber: Data sekunder yang diolah SPSS 22

Berdasarkan uji-park yang telah dilakukan menunjukkan bahwa tidak ada satupun variabel independen yang signifikan secara statistic memengaruhi variabel dependen nilai absolute residual (ABS_RES). Hasl ini terlihat dari probabilitas signifikansinya diatas tingkat kepercayaan 5% (0,05). Jadi dapat disimpulkan model regresi tidak mengandung adanya heteroskedastisitas, maka H0 diterima (tidak ada heteroskedastisitas).

3. Uji Hipotesis

Uji hipotesis adalah uji yang dilakukan untuk melihat ada tidaknya pengaruh antar variabel serta untuk membuktikan hipotesis yang telah ditetapkan sebelumnya. Uji ini dilakukan dengan menggunakan analisis jalur dengan bantuan SPSS 22. Metode analisis jalur ini digunakan untuk menguji variabel intervening di dalam penelitian yang dilakukan

a. Hasil uji regresi berganda hipotesis penelitian H1, H2, H3 dan H4

Pengujian hipotesis H1, H2, H3 dan H4 dilakukan dengan cara analisis regresi berganda pengaruh intellectual capital, keputusan pendanaan dan kebijakan dividen terhadap kinerja keuangan. Hasil pengujian ditampilkan sebagai berikut:

1. Uji koefisien determinan (R²)

Berdasarkan sampel data yang telah dikelolah, maka hasil uji koefisien determinan (R²) ditampilkan dalam tabel 4.7 berikut:

Tabel 4.7

Hasil Uji Koefisien Determinan (R²)

Model R R Square Adjusted R

Square

Std. Error of the Estimate

1 ,789a ,622 ,605 ,15855

a. Predictors: (Constant), Ukuran Perusahaan, Intellectual Capital, Keputusan Pendanaan, Kebijakan Dividen

Sumber: Data sekunder yang diolah dengan SPSS 22

Berdasakan hasil uji koefisien determinan di atas, nilai R² dan model regresi digunakan untuk mengetahui seberapa besar kemampuan variabel bebas (independen) dalam menerangkan variabel terikat (dependen). Dari hasil pengujian yang diatmpilkan pada tabel 4.7 diatas dapat diketahui bahwa nilai R² (Adjusted R Square) sebesar 0,605 yang artinya bahwa 60,5% variabel kinerja keuangan dipengaruhi oleh variabel intellectual capital, keputusan pendanaan dan kebijakan dividen sedangkan sisanya sebesar 39,5% dipengaruhi oleh variabel lain yang belum diteliti dalam penelitian ini.

2. Uji regresi secara simultan (Uji F)

Berdasarkan data sampel yang telah dikelolah, maka hasil uji f dapat ditampilkan dalam tabel 4.8 berikut ini:

Tabel 4.8

Hasil Uji Simultan – Uji F

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1

Regression 3,721 4 ,930 37,011 ,000b

Residual 2,262 90 ,025

Total 5,984 94

a. Dependent Variable: Kinerja Keuangan

b. Predictors: (Constant), Ukuran Perusahaan, Intellectual Capital, Keputusan Pendanaan, Kebijakan Dividen

Sumber: Data sekunder yang diolah dengan SPSS 22

Berdasarkan hasil uji yang ditampilkan pada tabel 4.8 diatas, dapat diketahui bahwa nilai F hitung sebesar 37,011. Untuk mengetahui nilai F tabel maka dihitung nilai df 1 (N1) = k-1 dan df 2 (N2) = n-k dimana k adalah jumlah variabel dan n adalah jumlah sampel. Maka nilai df 1 (N1) = 5-1 adalah 4 dan nilai df 2 (N2) = 95-5 adalah 90, sehingga nilai F tabel yang diperoleh dengan signifikan 0,095-5% adalah 2,47. Berdasarkan perhitungan tersebut, dapat diketahui bahwa nilai F hitung > F tabel atau 37,011 > 2,47 sehingga variabel independen ( intellectual capital, keputusan pendanaan, kebijakan dividen dan ukuran perusahaan) memiliki pengaruh signifikan secara simultan terhadap variabel dependen (kinerja keuangan).

3. Uji statistik t (Uji parsial)

Berdasarkan data sampel yang telah dikelolah, maka hasil uji t (uji parsial) dapat

Sumber: Data sekunder yang diolah dengan SPSS 22

Berdasarkan hasil uji t yang ditampilkan diatas, dapat dianalisis model estimasi

b1, b2, b3 dan b4 : koefisien regresi

e : standar error

Berdasarkan persamaan di atas, dapat dijelaskan sebagai berikut:

a. Nilai konstanta sebesar 0,754 mengindikasikan bahwa jika veriabel independen adalah nol maka kinerja keuangan akan terjadi sebesar 0,754.

b. Koefisien regresi variabel intellectual capital sebesar 0,001 merupakan nilai jalur p1 dan mengindikasikan bahwa setiap kenaikan satu satuan variabel intellectual capital maka akan meningkatkan nilai kinerja keuangan sebesar 0,001

c. Koefisien regresi variabel keputusan pendanaan sebesar 0,220 merupakan nilai jalur p2 dan mengindikasikan bahwa setiap kenaikan satu satuan variabel keputusan pendanaan maka akan meningkatkan nilai kinerja keuangan sebesar 0,220

d. Koefisien regresi variabel kebijakan dividen sebesar 0,004 merupakan nilai jalur p3 dan mengindikasikan bahwa setiap kenaikan satu satuan variabel kebijakan dividen maka akan meningkatkan nilai kinerja keuangan sebesar 0,004

e. Koefisien regresi variabel ukuran perusahaan sebesar 0,021 merupakan nilai jalur p4 dan mengindikasikan bahwa setiap kenaikan satu variabel ukuran perusahaan maka akan meningkatkan nilai kinerja keuangan sebesar 0,021

f. Besarnya nilai e = √(1 - R²) =√(1 – 0,622) = 0,378 Jadi jumlah varians variabel kinerja keuangan yang tidak dapat dijelaskan oleh variabel intellectual capital, keputusan pendanaan, kebijakan dividen dan ukuran perusahaan sebesar 0,378.

Berdasarkan interpretasi atas hipotesis penelitian (H1, H2 dan H3) yang diajukan dapat dilihat sebagai berikut:

1. Intellectual capital berpengaruh positif terhadap kinerja keuangan (H1)

Pada tabel 4.9 dapat dilihat bahwa variabel intellectual capital memiliki t hitung sebesar 2,180 sementara t tabel dengan sig. a= 0,05 dan df = 95 – 5 = 90 sebesar 1,66196 dengan tingkat sig. sebesar 0,032 yang lebih kecil dari 0,05 maka hipotesis pertama (H1) diterima. Hal ini berarti bahwa intellectual capital berpengaruh signifikan terhadap kinerja keuangan dengan arah positif. Dengan demikian hipotesis pertama yang menyatakan bahwa intellectual capital berpengaruh positif terhadap kinerja keuangan terbukti.

2. Keputusan pendanaan berpengaruh positif terhadap kinerja keuangan

Berdasarkan tabel 4.9 di atas dapat dilihat bahwa variabel keputusan pendanaan memiliki t hitung lebih besar dari pada t tabel (6,693 > 1,66196) dengan tingkat signifikansi 0,000 < 0,05 maka hipotesis kedua (H2) diterima. Hal tersebut mengindikasikan bahwa variabel keputusan pendanaan berpengaruh signifikan terhadap kinerja keuangan. Dengan demikian hipotesis kedua yang menyatakan bahwa keputusan pendanaan berpengaruh signifikan terhadap kinerja keuangan terbukti.

3. Kebijakan dividen berpengaruh positif terhadap kinerja keuangan

Berdasarkan tabel 4.9 di atas dapat dilihat bahwa variabel kebijakan dividen memiliki t hitung lebih besar dari pada t tabel (6,191 > 1,66196) dengan tingkat

signifikansi 0,000 < 0,05 maka hipotesis ketiga (H3) diterima. Hala tersebut menunjukkan bahwa kebijakan dividen berepengaruh positif signifikan terhadap kinerja keuangan. Dengan demikian hipotesis ketiga yang menyatakan bahwa kebijakan dividen berepengaruh positif signifikan terhadap kinerja keuangan terbukti.

4. Ukuran perusahaan berpengaruh positif terhadap kinerja keuangan

Berdasarkan tabel 4.9 di atas dapat dilihat bahwa variabel ukuran perusahaan memiliki t hitung lebih besar dari t tabel (2,049 > 1,66196) dengan tingkat signifikansi 0,043 < 0,05 maka hipotesis keempat (H4) diterima. Hal tersebut menunjukkan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh positif signifikan terhadap kinerja keuangan. Dengan demikian hipotesis keempat yang menyatakan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh positif terhadap kinerja keuangan terbukti.

Berdasarkan tabel 4.9 di atas dapat dilihat bahwa variabel ukuran perusahaan memiliki t hitung lebih besar dari t tabel (2,049 > 1,66196) dengan tingkat signifikansi 0,043 < 0,05 maka hipotesis keempat (H4) diterima. Hal tersebut menunjukkan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh positif signifikan terhadap kinerja keuangan. Dengan demikian hipotesis keempat yang menyatakan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh positif terhadap kinerja keuangan terbukti.

Dalam dokumen PENGARUH INTELLECTUAL CAPITAL (Halaman 66-0)

Dokumen terkait