• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kajian Teori

2.1.1 New Media

Saat ini perkembangan media baru sangat berpengaruh terhadap perubahan kehidupan manusia. Seiring berkembangnya teknologi informasi, hal ini membuat sehingga orang-orang yang berada dimana saja dan kapan saja bisa saling berkomunikasi dan berinteraksi. Teknologi media yang berkembang pesat salah satunya yaitu muncul new media/media baru.

New Media adalah sebuah media elektronik yang memakai internet, bersifat fleksibel, media online berstandar teknologi yang memiliki fungsi secara public dan privat . Media baru adalah sebuah proses konseptualisasi terbaru dari perkembangan zaman teknologi dan sains dimana hal-hal yang awalnya manual bisa berubah jadi otomatis juga yang sifatnya susah bisa jadi mudah dan ringkas. Dengan adanya new media, kini banyak jenis media sosial yang bermunculan. Salah satunya instagram, yang adalah salah satu aplikasi yang sering digunakan para penggunanya untuk membagikan foto, gambar, juga video dan juga dapat mengambil atau membagikan sesuatu kepada teman-teman mereka. (Budiargo, 2015:48).

2.1.2 Teori Stimulus Respon (S-R)

Teori stimulus respon atau teori yang sering disebut S-O-R atau Stimulus-Organism-Response. Asal mula teori ini yakni pada bidang ilmu psikologi pada tahun 1930, dan akhirnya menjadi teori komunikasi karena ada kesamaan pada objek materialnya yaitu manusia dan terdiri dari elemen-elemen tingkah laku/sikap,

(2)

pendapat/opini, kognisi, afeksi dan konasi. Teori S-R ini sebenarnya adalah sebuah ilmu pembelajaran yang simple, yakni menjelaskan mengenai dampak yang muncul adalah reaksi yang timbul terhadap stimulus tertentu. McQuail merumuskan tiga komponen utama dalam teori S-R ini yakni Pesan (Stimulus), Seorang Penerima (Receiver), dan Efek (Respons). Terdapat 3 variabel penting dalam stimulus yakni perhatian, pengertian dan penerimaan. Jadi berubahnya individu tergantung dalam proses pesan itu disampaikan. Jadi stimulus yang diberikan itu akan menimbulkan 2 kemungkinan yakni pesan itu diterima atau ditolak.

Jadi ketika pesan diberikan, komunikan memberikan perhatian kemudian ia mulai mengartikan isi pesan itu dan memampukan si penerima pesan untuk mengerti makna dari pesan maka hal ini yang memungkinkan perubahan sikap terjadi. Menurut Morissan (2008:49) dalam teori S-R ini hanya ada 2 komponen sederhana yang terlibat yaitu media massa dan komunikan atau khalayak. Jadi media memberikan stimulus dan si penerima akan menanggapi dengan menunjukan respon. Karna hal itu maka teori ini dinamakan teori stimulus respon.

Jika dikaitkan dengan penelitian mengenai beauty bullying, pesan/stimulus yakni berupa pesan-pesan verbal berisi bullyan yang diberikan oleh si pembuli dengan menggunakan instagram sebagai medianya melalui komentar-komentar beauty bulying dalam sebuah postingan foto maupun fitur instagram berupa story.

Sedangkan respon merupakan sikap yang muncul dari pesan tersebut. Media massa dalam hal ini dapat dikatakan sebagai media sosial yakni Instagram sebagai wadah untuk mengeluarkan stimulus/pesan. Stimulus yang dimaksudkan adalah pesan dalam bentuk komentar beauty bullying yang berisikan komentar mengejek, menyindir, dll, Sedangkan penerima pesan dalam hal ini

(3)

adalah orang yang terkena pesan/komentar beauty bullying tersebut kemudian muncul respon dari si penerima.

2.1.3 Teori Perubahan Sikap

Teori yang digagas oleh Carl Hovlan ini menjelaskan mengenai bagaimana sikap/tingkah laku seseorang terbentuk dan bagaimana sikap tersebut bisa berubah lewat proses komunikasi serta bagaimana sikap itu dapat mempengaruhi sikap atau tingkah laku seseorang. Teori ini berpandangan bahwa seseorang dapat mengalami mental discomfort atau sebuah ketidaknyamanan/

perasaan tidak mengenakan dalam diri ketika ia dihadapkan pada pesan/informasi yang berlawanan dengan keyakinannya. Ketika ketidaknyamanan atau ketidakcocokan ada, tentu orang akan akan melakukan sesuatu untuk mengurangi ketidaknyamanan ini. Hal tersebut dapat dilakukan dengan tiga proses selektif. Jadi lewat tiga tahap ini nantinya membantu seseorang untuk memilih pesan apakah dan manakah yang dapat ia konsumsi, dia ingat dan di interpretasikan dalam dirinya serta menurut kebiasaan dan hal yang dia anggap penting. Ketiga proses seleksi ini yakni

1. Peneriman informasi selektif, jadi dalam proses ini seseorang hanya akan menerima pesan/informasi yang sesuai dengan sikap atau kepercayaan yang telah dimiliki.

2. Ingatan Selektif, berasumsi bahwa seseorang tidak akan mudah lupa/ia sangat mengingat pesan-pesan yang sesuai dengan sikap dan kepercayaan yang telah dia miliki.

3. Persepsi Selektif, mengatakan bahwa seseorang akan memberikan interpretasinya sesuai dengan sikap dan kepercayaan yang sudah ia miliki.

Jadi pada dasarnya teori ini berpandangan bahwa ketika seseorang mendapat sebuah pesan/isi media, ia akan menyeleksi pesan/informasi yang didapat/ia akan menyaring isi media tersebut

(4)

sehingga pesan dari media tidak mengakibatkan perubahan sikap yang signifikan.

Jika teori ini dikaitkan dengan fenomena beauty bullying, dalam hal ini yang dimaksud dengan pesan/informasi adalah pesan pesan bullyan berupa komentar beauty bullying yang dilontarkan kepada korban melalui media instagram dan hal tersebut akan diseleksi dengan ketiga proses selektif diatas. Dan sikap atau tingkah laku yang dimaksud adalah minat mengeksresikan dirinya.

2.1.4 Beauty Bullying

Bullying adalah sebuah kegiatan yang dilakukan untuk menyakiti seseorang atau berkelompok baik dalam bentuk bullying secara verbal, fisik ataupun psikologis sehingga timbul perasaan yang tidak mengenakan dalam diri korban (Sejiwa,2008). Terdapat empat bentuk bullying menurut Coloroso (2007), McCulloch, Barbara (2010) yakni: Verbal Bullying , Social Bullying , Fisik Intimidasi dan Cyberbullying. Verbal Bullying, merupakan jenis bullying tanpa kontak fisik, yakni kegiatan yang dilakukan seseorang dalam menulis/mengatakan hal-hal yang tidak berarti/kurang berkenan seperti mengejek, menyindir, mengancam, mengata-ngatai, memberikan komentar yang tidak pantas dll. Cyberbullying, merupakan tindakan seseorang dimana ia menggunakan teknologi informasi dan komunikasi untuk melakukan bullying dan merugikan orang lain. Verbal bullying dan cyberbullying memunculkan beauty bullying. Hal itu dikatakan psikolog Nuran Abdat dalam interview yang membahas mengenai beauty bullying dengan mengatakan bahwa Beauty bullying terjadi karena ada relasi antara verbal bullying dan cyberbullying.

Beauty bullying atau beauty cyberbullying merupakan perundungan kecantikan yakni dimana seseorang diganggu secara online karena penampilan seperti make up, gaya rambut dan hal

(5)

lainnya dan memiliki efek yang bisa menghancurkan. Beauty bullying ini berupa kegiatan yang dilakukan seseorang, dimana ia berkomentar baik secara verbal maupun melalui media sosial kepada orang lain dan isinya mengejek wajah atau bentuk tubuh orang lain serta memberikan opini-opini yang negatif. Sosial beauty bullying ini adalah salah satu bentuk perundungan yang baik secara langsung atau lewat media sosial.1. Sehingga hal ini dapat mendatangkan dampak psikologis maupun fisik dalam diri korban seperti rasa takut, mengalami harga diri yang rendah, depresi, cemas, gangguan makan, melukai diri sendiri bahkan bisa sampai bunuh diri. Beberapa dampak lain dari bullying yakni, rasa malu, kesepian, cemas, tidak percaya diri, stress, depresi, melukai diri dan bunuh diri. Dalam meneliti mengenai beauty bullying, peneliti menggunakan indikator verbal bullying yang telah diidentifikasi persamaan dan kaitannya dengan beauty bullying dimana ketika seseorang melakukan beauty bullying di media sosial instagram hal ini mengarah pada mengejek ranah kecantikan, menghina bentuk tubuh atau wajah orang lain juga intimidasi online seperti mengatakan kata-kata kasar, mengancam maupun menyebarkan gossip. Indikator Bullying Verbal :

1. Mengejek/menghina/menyindir 2. Memaki/mengatakan kata-kata kasar 3. Mengancam/ mengintimidasi

4. Menyebarkan gossip

2.1.5 Media Sosial Instagram

Media sosial adalah suatu perkembangan dari kemajuan teknologi dan komunikasi. Dengan semakin berkembangnya media sosial hal ini membuat informasi menyebar dengan sangat mudah.

1 https://www.cybersmile.org/wp-content/uploads/Beauty-Cyberbullying-Download.pdf. Diakses pada 3 juli 2020, pukul 23.06.

(6)

Salah satu perkembangan media sosial terbaru yaitu aplikasi yang populer yakni instagram. Instagram adalah aplikasi untuk berbagi foto atau mengambil gambar juga bisa memakai filter untuk mempercantik lalu membagikannya pada beranda akun miliknya sendiri atau ke pengguna yang lain. Menutut Atmoko (2012:28), menu utama dalam instagram yakni Beranda, comment, explore, profil, news feed, story dsb. Ada beberapa aktifitas yang bisa dilakukan diinstagram yakni:

1. Follow&Like, fitur ini digunakan untuk saling follow atau meminta berteman dengan sesama pengguna. Sedangkan Like, adalah salah satu icon dimana sesama pengguna instagram dapat menyukai foto/gambar yang dishare dengan menekan tombol berbentuk love berwarna merah.

2. Postingan/Feeds, pada fitur ini pengguna dapat mengupload foto dengan batas max 10 foto, sedangkan untuk video berdurasi max 1 menit. Serta pengguna juga dapat memberi caption dll.

3. Komentar&Mentions yakni aktivitas untuk menuangkan pikirannya dalam bentuk kata-kata berisi pujian/kritik/saran atas foto yang diunggah seseorang, fitur ini berfungsi untuk menyebut seseorang dengan menggunakan simbol @.

5. Instastory, merupakan singkatan dari Instagram stories. Yakni fitur untuk berbagi foto atau video dengan durasi bertahan selama 24 jam dan terdapat beberapa efek/filter yang dapat digunakan para penggunanya.

2.1.6 Minat Mengekspresikan diri

Menurut Mappiare (Sulilowati 2010:32) berpandangan bahwa minat merupakan sekumpulan mental yang bercampur emosi, perasaan, keinginan, harapan, pendirian, firasat daln hal lainnya dan dapat membawa seseorang kepada sebuah pilihan.

(7)

Adapula pengertian lainnya yakni minat adalah kebiasaan yang bisa mengakibatkan seseorang untuk mencoba bahkan mencari akivitas/hal baru dalam suatu bidang. Dan minat juga kecenderungan seseorang untuk memperhatikan atau menikmati suati aktivitas yang disertai rasa senang. Maka dapat disimpulkan bahwa minat yakni dorongan dari dalam diri seseorang untuk melakukan suatu hal yang diingini ketika ada kebebasan untuk memilih dan minat berupa mental yang menghasilkan respon tertarik pada situasi atau sebuah objek. Sedangkan Pengertian Ekspresi Diri menurut Young dan Kloko (2010:47) adalah kebebasan seseorang untuk mengekspresikan dirinya baik berupa kebutuhan diri, perasaan dan sifat-sifat alami kita. Ekpresi diri yang dimaksudkan dapat berupa emosi, sedih, marah bahagia dan sebagainya selama tidak menyakiti orang lain. Maka minat mengekspresikan diri adalah sumber motivasi dari dalam diri yang mendorong seseorang untuk mengekspresikan diri lewat pengalaman, emosi dll. Faktor yang dapat mempengaruhi minat yakni :

1. Faktor dari dalam, faktor ini berkaitan dengan dorongan fisik, niat seseorang, bisa menahan dirinya dari rasa kelaparan, ketakutan maupun kesakitan dll.

2. Faktor Motif Sosial, adalah faktor yang bisa membangkitkan minat seseorang untuk melakukan aktifitas agar dapat memenuhi kebutuhan sosialnya.

3. Faktor emosional/perasaan, Faktor ini bisa memicu minat seseorang jika mengeluarkan emosi atau perasaan senang. Dengan perasaan itu tentu akan membangkitkan minat baru seseorang.

Terdapat beberapa indikator minat dan mengandung tiga unsur yaitu kognisi mengenal, kognisi emosi/perasaan dan konasi

(8)

kehendak. Hidayat (2013:89) menjabarkan 3 unsur diatas menjadi beberapa dimensi indicator yakni :

1. Keinginan, ketika seseorang punya rasa ingin akan suatu hal tentu ia akan bertindak untuk melakukan sesuatu berdasarkan keinginannya itu. Jadi ketika hal yang dituju ini adalah sesuatu yang nyata maka keinginan akan terdorong keluar sehingga minat untuk mengerjakan sesuatu itu muncul.

2. Perasaan Senang, orang yang memiliki rasa suka atau tertarik akan suatu hal, tentu akan memunculkan minat untuk melakukan suatu aktivitas.

3. Perhatian, indicator ini seperti aktifitas jiwa seseorang dalam mengamati, mengerti dan mengesampingkan hal-hal yang tidak penting.

4. Perasaan Tertarik, jadi minat berhubungan dengan gerakan yang dapat menarik mendorong seseorang untuk cenderung merasa tertarik pada orang, benda atau hal apapun, bisa berupa pengalaman yang efektif yang diransang oleh kegiatan itu sendiri.

(9)

2.2 Penelitian Terdahulu

Adapun penelitian terdahulu yang menyerupai penelitian ini yakni :

1. Pengaruh Bullying Verbal Terhadap Prestasi Belajar Siswa Kelas VII B Disekolah Menengah Pertama Khadijah Surabaya. Penulis Aniqothul (Jurusan Kependidikan Islam Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya 2016). Perbedaan penelitian yakni pada variabel penelitian. Dimana penelitian terdahulu memfokuskan terhadap prestasi belajar siswa, sedangkan peneliti terhadap minat mengekspresikan diri.

2. Fenomena Body Shame Pada Mahasiswa BKI Angkatan 2017 IAIN Surakarta. Penulis Yoan Rachmawati Putri (Jurusan Bimbingan Konseling Islam Fakultas Institut Agama Islam Negeri Surakarta). Perbedaan penelitian yakni pada bentuk bullying dan ada variabel penelitian.

3. Cyberbullying Pada Media Sosial (Studi Analisis Isi Tentang Cyberbullying Pada Remaja di Facebook) Penulis Muhammad Alam Akbar (Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret Surakarta). Perbedaan Penelitian yakni pada variabel penelitian dimana penelitian terdahulu meneliti bentuk bullying yakni cyberbullying di facebook, Sedangkan peneliti menggunakan bentuk beauty bullying di instagram

4. Pengaruh Cyberbullying Body Shaming Pada Media Sosial Instagram Terhadap Kepercayaan Diri Wanita di Pekanbaru. Penulis Dela Geofani (Jurusan Manajemen Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Univertas Riau). Perbedaan Penelitian yakni penelitian terdahulu menggunakan jenis bullying yakni body shaming dan fokusnya terhadap kepercayaan diri wanita, sedangkan peneliti menggunakan jenis bullying yakni beauty bullying dan fokusnya terhadap minat mengekspresikan diri di Instagram.

(10)

2.3 Kerangka Pikir

FENOMENA BEAUTY BULLYING TERHADAP MINAT SESEORANG DALAM

MENGEKSPRESIKAN DIRINYA DI INSTAGRAM

TEORI S-R MELVIN DE FLUER &

TEORI PERUBAHAN SIKAP CARL HOVLAND

KOMENTAR

Mengejek/Menghina Memaki/Berkata kasar Mengancam/Mengintimidasi

Menyebarkan Gosip

KEINGINAN BEAUTY BULLYING/

VERBAL BULLYING

MINAT

MENGEKSPRESIKAN DIRI

PERASAAN SENANG

PERHATIAN

PERASAAN TERTARIK

Referensi

Dokumen terkait

Sistem informasi pelaporan yang ada dikepolisian sekarang ini adalah sistem pelayanan pengaduan lewat via telephon dan via email serta kasus yang dilaporkan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel yang berpengaruh positif terhadap kepuasan nasabah bank syariah adalah variabel price (harga), service

Di samping itu, pengungkapan kearifan lokal mengenai pelestarian lingkungan dalam sastra lisan pantun dan pepatah memengaruhi peneliti untuk lebih kritis dalam menganalisis

Terdapat 9 orang pekerja dengan beberapa elemen kerja, yaitu: (1) Pemeriksaan hasil pengemasan tepung ke dalam kantong plastik, (2) Pembentukan lipatan kardus menjadi kotak

Metode yang digunakan dalam pengumpulan data pada penelitian ini dengan menggunakan data primer.. Data primer merupakan sumber data yang langsung diberikan

Dalam menghaapi muri !ang ber9ariasi baik umur- kemampuan- kematangan maupun minat- perlu i,iptakan lingkungan !ang ber9ariasi 7etapa pun matangn!a guru alam

Dengan mempertimbangkan dan melihat cara belajar apa yang paling menonjol dari diri seseorang maka orangtua atau individu yang bersangkutan (yang sudah memiliki

Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Garba dan Namo (2013) yang meneliti pertumbuhan dan produksi beberapa varietas jagung dan menyimpulkan bahwa pertumbuhan