• Tidak ada hasil yang ditemukan

SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi dan Melengkapi Syarat-Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi (S.E)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi dan Melengkapi Syarat-Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi (S.E)"

Copied!
100
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH PERSEPSI KEMUDAHAN DAN KEMANFAATAN TERHADAP PENGGUNAAN E-MONEY SHOPEEPAY SEBAGAI ALAT TRANSAKSI

PADA MAHASISWA PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH UIN SUSKA RIAU

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi dan Melengkapi Syarat-Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi (S.E)

OLEH:

DINDA HAYUNI 11820524467

PROGRAM STUDI S1 EKONOMI SYARIAH FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM RIAU PEKANBARU

2022 M / 1444 H

(2)
(3)
(4)
(5)

i ABSTRAK

Dinda Hayuni (2022): Pengaruh Persepsi Kemudahan Dan Kemanfaatan Terhadap Penggunaan E-Money Shopeepay Sebagai Alat Transaksi Pada Mahasiswa Program Studi Ekonomi Syariah UIN Suska Riau

Kemajuan teknologi dalam sistem pembayaran menggeser peran uang tunai sebagai alat pembayaran ke bentuk pembayaran non tunai yang lebih efisien dan ekonomis. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah Bagaimana pengaruh persepsi kemudahan terhadap penggunaan E-Money ShopeePay sebagai alat transaksi? Bagaimana pengaruh persepsi kemanfaatan terhadap penggunaan E-Money ShopeePay sebagai alat transaksi? dan Bagaimana pengaruh persepsi kemudahan dan kemanfaatan terhadap penggunaan E-Money ShopeePay sebagai alat transaksi pada mahasiswa program studi ekonomi syariah? Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh persepsi kemudahan dan kemanfaatan terhadap penggunaan E-Money ShopeePay sebagai alat transaksi pada mahasiswa program studi ekonomi syariah. Penelitian ini dilakukan di Program Studi Ekonomi Syariah UIN Suska Riau. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa Program Studi Ekonomi Syariah Angkatan 2018. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik purposive sampling dengan jumlah sampel 68 orang. Sumber data penelitian ini diperoleh dari data primer berupa angket dan data sekunder berupa literatur, jurnal, dan sumber-sumber yang berhubungan dengan masalah yang diteliti.

Teknik pengumpulan data yaitu observasi, angket (kuesioner), dan dokumentasi.

Teknik analisis data yang digunakan yaitu uji instrumen penelitian, uji penyimpangan asumsi klasik, uji model analisis regresi linear berganda, uji koefisien determinasi (R2 ), uji koefisien korelasi, dan uji hipotesis penelitian dengan bantuan software SPSS 25. Hasil penelitian ini adalah dari uji t diperoleh bahwa variabel kemudahan memiliki nilai thitung 2,919 dengan nilai signifikansi 0,005 Ftabel yaitu 33,040>3,14 sehingga variabel kemudahan dan kemanfaatan berpengaruh secara simultan terhadap variabel penggunaan E-Money ShopeePay.

Uji koefisien determinasi (R2 ) menunjukkan bahwa nilai R2 sebesar 0,489 nilai tersebut menggambarkan kemudahan dan kemanfaatan mempengaruhi keputusan pembelian sebesar 48,9% dan sisanya 51,1% dipengaruhi oleh variabel lain. Nilai R sebesar 0,710 artinya korelasi antara variabel kemudahan dan kemanfaatan dengan variabel penggunaan E-Money memiliki hubungan yang kuat. Ditinjau menurut ekonomi syariah, mahasiswa program studi ekonomi syariah terhadap penggunaan E-Money ShopeePay sesuai dengan prinsip transaksi dalam Islam.

Kata Kunci: Kemudahan, Kemanfaatan, Penggunaan E-Money

(6)

ii

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warohmatullahi Wabarokatuh

Syukur Allhamdulillah penulis ucapkan atas kehadirat Allah subhanahu wata‟ala, karena berkat rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ”Pengaruh Persepsi Kemudahan Dan Kemanfaatan Terhadap Penggunaan E-Money Shopeepay Sebagai Alat Transaksi Pada Mahasiswa Program Studi Ekonomi Syariah UIN Suska Riau” ini tepat pada waktunya. Sholawat dan salam senantiasa diucapkan kepada Nabi Muhammad shallallahu‟alaihi wasallam sebagai rahmatan lil‟alamin yang telah berjuang membawa umatnya dari alam kegelapan dan penuh kebodohan hingga ke alam yang penuh dengan ilmu pengetahuan seperti saat sekarang ini.

Penulisan skripsi ini ditujukan untuk melengkapi tugas akhir dan memenuhi syarat untuk meraih gelar Sarjana Strata 1 (S1) pada program studi Ekonomi Syariah, Fakultas Syariah dan Hukum di Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau.

Dalam penyusunan skripsi ini penulis banyak mendapatkan bimbingan, dorongan, dukungan, bantuan dan petunjuk dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang setulus-tulusnya dan sedalam-dalamnya kepada semua pihak yang menjadi bagian dalam penyelesaian skripsi ini, di antaranya:

(7)

iii

1. Teristimewa untuk Ayahanda “Alm. Jamaris” Ibunda “Rohami” kakek

“Isman” dan nenek “Ermailis” yang, membesarkan, mendidik, memotivasi dan memberikan doa, cinta dan kasih sayangnya hingga hari ini. Hal yang sama penulis ucapkan kepada saudari kandung Fahrera, kepada mami Ria, kepada om Doni, kepada mamak Wido, kepada om Candra, serta segenap sanak saudara yang senantiasa mendukung dan mendoakan penulis.

2. Bapak Prof. Dr. Hairunnas Rajab M.Ag selaku Rektor Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau beserta Ibu Dr. Hj. Helmiati, M. Ag selaku Wakil Rektor I, Bapak Dr. H. Mas‟ud Zein, M. Pd selaku Wakil Rektor II, dan Bapak Edi Erwan, S. Pt., M. Sc., Ph. D selaku Wakil Rektor III.

3. Bapak Dr. Zulkifli, M.Ag selaku Dekan Fakultas Syari‟ah dan Ilmu Hukum Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau. Bapak Dr. H. Erman, M.Ag selaku Wakil Dekan I, Bapak Dr. H. Mawardi, M.Si selaku Wakil Dekan II, dan Ibu Sofia Hardani, M.Ag selaku wakil Dekan III Fakultas Syariah dan Ilmu Hukum Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau.

4. Bapak Muhammad Nurwahid, S.Ag., M.Ag selaku Ketua Jurusan Ekonomi Syariah dan Bapak Syamsurizal, SE, M.Sc, Ak selaku Sekretaris Jurusan Ekonomi Syariah, serta staf jurusan Ekonomi Syariah yang telah banyak membantu dalam penyelesaian skripsi ini.

5. Bapak Dr. Budi Azwar, S.E, M.S.Ec selaku dosen Pembimbing 1 Skripsi dan Bapak Dr. Arisman, M.Sy selaku dosen pembimbing 2 skripsi yang telah membimbing dan memberikan arahan serta meluangkan waktunya untuk penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.

(8)

iv

6. Bapak Deni Rahmatillah, S.E.Sy., M.E.Sy selaku Dosen Penasehat Akademis yang telah membimbing penulis selama menjalani perkuliahan.

7. Bapak/ Ibu dosen yang telah mendidik dan memberikan ilmu-ilmunya kepada penulis, sehingga penulis mendapatkan ilmu yang bermanfaat dan membantu penulis mengerti apa yang belum penulis mengerti.

8. Pimpinan perpustakaan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau selaku pihak yang telah menyediakan referensi berupa buku, jurnal, dan skripsi guna untuk menyempurnakan skripsi ini.

9. Teman-teman seperjuangan Ekonomi Syariah terkhusus kelas E angkatan 2018 yang menjadi teman belajar dan mengembangkan potensi diri penulis, serta membantu penulis mendapatkan data-data penelitian.

10. Sahabat-sahabat yang selalu ada; Tata, Viki, Nadya, Zahra, Sari, Yaya, Nurul yang selalu membantu, menemani, mendoakan dan memberikan dukungan dan nasehat dalam penulisan skripsi ini.

11. Sahabat-sahabat terbaik yang di kelas E: Netta, Putri Icha, Dina, Tio yang selalu membantu, menemani, mendoakan dan memberikan dukungan dan nasehat dalam penulisan skripsi ini.

12. Semua pihak yang telah mendukung dan membantu dalam penyusunan skripsi ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.

Do‟a dan harapan penulis semoga Allah subhanahu wata‟ala membalas budi baik semua pihak dengan kebaikan yang melimpah baik di dunia ini terlebih di akhirat kelak. Aamiin Ya Rabbal „Alamiin.

(9)

v

Demikianlah skripsi ini diselesaikan dengan semampu penulis, semoga penulisan skripsi ini dapat bermanfaat bagi pihak yang membutuhkan, kepada Allah subhanahu wata‟ala penulis menyerahkan diri dan memohon pertolongan.

Wassalamu’alaikum Warohmatullahi Wabarokatuh

Pekanbaru, 27 November 2022 Penulis,

DINDA HAYUNI Nim. 11820524467

(10)

vi DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... vi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Batasan Masalah ... 7

C. Rumusan Masalah ... 7

D. Tujuan Penelitian ... 8

E. Manfaat Penelitian... 8

F. Sistematika Penulisan ... 10

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 12

A. Kajian Teori ... 12

1. Jual Beli Salam (Ba‟i as-salam) ... 12

2. Persepsi kemudahan dan Kemanfaatan ... 14

a. Persepsi Kemudahan ... 14

b. Persepsi Kemanfaatan ... 16

3. Konsep uang... 18

a. Jenis-Jenis Uang ... 19

b. Fungsi Uang ... 20

c. Konsep Uang Dalam Islam ... 21

4. Uang Elektronik (E-Money) ... 23

a. Jenis-Jenis Uang Elektronik (E-Money) ... 24

b. Manfaat dan Kelebihan Uang Elektronik (E-Money) ... 27

c. Kendala-Kendala Penggunan Uang Elektronik (E-Money) .. 28

d. Kelemahan Uang Elektronik (E-Money) ... 29

e. Uang Elektronik (E-Money) dalam Islam ... 29

(11)

vii

5. Shopee ... 34

a. Profil Shopee ... 34

b. Sejarah Berdirinya Aplikasi Shopee ... 34

c. Visi dan Misi Shopee ... 37

d. Produk dan Fitur Shopee ... 37

6. Layanan Pembayaran Shopee Melalui E-Money Shopeepay.... 39

B. Penelitian Terdahulu ... 41

C. Kerangka Penelitian... 44

D. Konsep Operasional ... 46

E. Hipotesis Penelitian ... 47

BAB III METODE PENELITIAN ... 49

A. Jenis Penelitian ... 49

B. Lokasi Penelitian ... 49

C. Subjek dan Objek Penelitian ... 50

D. Populasi dan Sampel ... 50

E. Sumber Data ... 52

F. Teknik Pengumpulan Data ... 53

G. Teknik Analisis Data ... 55

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 61

A. Gambaran Umum Ekonomi Syariah ... 61

B. Hasil Penelitian ... 63

C. Pemabahasan Hipotesis ... 83

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 90

A. Kesimpulan ... 90

B. Saran ... 91 DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

(12)

viii

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1. Penelitian Terdahulu ... 39

Tabel 2.2. Konsep Penelitian ... 43

Tabel 4.1. Struktur program Studi Ekonomi Syariah ... 61

Tabel 4.2. Karakteristik Responden berdasarkan jenis kelamin ... 62

Tabel 4.3. Karakteristik Responden berdasarkan tingkat umur ... 63

Tabel 4.4. Hasil analisis Deskriptif ... 63

Tabel 4.5. Jawaban Responden Pada Variabel Kemudahan ... 65

Tabel 4.6. Jawaban Responden pada Variabel Kemanfaatan ... 66

Tabel 4.7. Jawaban Responden Pada Variabel Kemudahan ... 68

Tabel 4.8. Hasil Uji Validasi ... 70

Tabel 4.9. Hasil Uji Reliabilitas ... 71

Tabel 4.10 Hasil Uji Normalitas ... 72

Tabel 4.11 Hasil Uji Multikolinieritas ... 73

Tabel 4.12. Hasil Uji Heteroskedastisitas ... 74

Tabel 4.13. Hasil Uji Autokorelasi ... 75

Tabel 4.14. Hasil Uji Regresi Linier Berganda ... 76

Tabel 4.15. Hasil Uji Koefesien Determinasi ... 78

Tabel 4.16 Hasil Uji Parsial (Uji t) ... 79

Tabel 4.17. Hasil Uji F ... 81

(13)

ix

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1. Transaksi uang Elektronik di Indonesia Tahun 2016-

Oktober 2020 ... 3

Gambar 2.1. Chip Base dan Server Based ... 26

Gambar 2.2. logo Shopee ... 33

Gambar 2.3. Aplikasi Shopee di App Store ... 33

Gambar 2.4 Fitur Utama Shopee ... 34

(14)

1 BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Negara Republik Indonesia sebagai yang merdeka dan berdaulat memiliki simbol-simbol kepunyaan negara yang harus dibanggakan dan digunakan oleh seluruh warga Negara Indonesia. Salah satu simbol Kepemilikan negara tersebut adalah mata uang. Mata uang yang dikeluarkan oleh Negara Kesatuan Negara Republik Indonesia adalah Rupiah.

Dalam kehidupan perekonomian suatu negara, peranan uang sangatlah penting karena uang memiliki beberapa fungsi, antara lain sebagai alat penukar atau alat pembayar dan pengukur harga sehingga dapat dikatakan bahwa uang merupakan salah satu alat utama perekonomian. Dengan uang perekonomian suatu negara akan berjalan dengan baik sehingga mendukung. Dalam ilmu ekonomi modern, uang dapat didefinisikan sebagai sesuatu yang tersedia dan secara umum diterima sebagai alat pembayaran untuk pembelian barang- barang dan jasa-jasa serta kekayaan berharga lainnya serta untuk pembayaran hutang.1

Perkembangan globalisasi mengalami kemajuan yang sangat pesat, begitu pula dengan perkembangan uang sebagai alat pembayaran berjalan seiring dengan kemajuan teknologi. Perkembangan teknologi kemudian berdampak

1 Vivi Nila Sari, dkk, Revolusi Uang Digital Era 5.0 Transaksi Digital, (Sumatera Barat:

Insan Cendikia Mandiri, 2020), h. 3.

(15)

2

kepada penggunaan uang tunai dalam transaksi pembayaran yang semakin berkuran.

Inovasi-inovasi sistem pembayaran bertujuan untuk memudahkan masyarakat dalam bertransaksi. Selain mudah, efektif, dan efisien pembaruan alat pembayaran non tunai juga dimaksudkan untuk meminimalisisr terjadinya kejahatan karena banyaknya orang yang membawa uang tunai.2

Seiring berjalanannya waktu akan meningkatkan produktivitas dan memacu suatu cara baru dalam kehidupan. yang berdampak pada perkembangan teknologi informasi yang dirasakan ke berbagai bidang, salah satu bidang sistem pembayaran, khususnya sistem pembayaran ritel yang dikenal sebagai uang elektronik (E-Money).3

Keterlibatan Indonesia dalam forum-forum ekonomi dunia juga telah sedikit mempengaruhi kebijakan ekonomi di Indonesia, salah satunya adalah kebijakan mengenai sistem pembayaran. Di Indonesia sistem pembayaran secara umum masih menggunakan uang tunai sebagai alat pembayaran, padahal dengan banyaknya uang yang beredar di masyarakat dapat memicu meningkatnya inflasi. Inilah yang membuat beberapa negara lain seperti Jepang, Singapura, Inggris dan Amerika Serikat sudah terlebih dahulu menerapkan sistem pembayaran menggunakan uang elektronik.4

2 Sri Rahayu dan Ris Yuwono, Dampak Pembayaran Non Tunai Terhadap Percepatan Perputaran Uang di Inonesia, (Jurnal Bisnis dan Ekonomi Islam, Vol. 5 No. 1, 2020), h. 16.

3 Muhammad Arifiyanto, dkk, Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Minat Mahasiswa Menggunakan Uang Elektronik Berbasis Server, (Jawa Tengah: Anggota IKAPI, 2020), h. 1.

4 Rifqy Tazkiyyaturrohmah, “Eksistensi Uang Elektronik Sebagai Alat Transaksi Keuangan Modern”, Vol. 3, No.1, (2018), h. 23.

(16)

Indonesia transaksi uang elektronik dimulai tahun 2007, namun masih diatur dalam satu peraturan dengan penyelenggaraan kegiatan alat pembayaran menggunakan kartu (APMK). Tahun 2009 peraturan tentang E-Money resmi dipisah dari peraturan alat pembayaran menggunakan kartu dan dibuat peraturan baru dalam peraturan Bank Indonesia No. 11/12/PBI/2009 tentang uang elektronik (E-Money). Uang elektronik merupakan alat pembayaran yang diterbitkan atas dasar nilai uang yang disetor terlebih dahulu oleh pemegang kepada penerbit. Menurut Bank For International Settlements (1996) nilai uang yang disetor tersebut disimpan secara elektronik dalam suatu peralatan elektronik, yang kemudian dapat digunakan sebagai alat pembayaran oleh konsumen kepada pedagang yang bukan merupakan penerbit uang elektronik.5

Gambar 1.1

Transaksi Uang Elektronik di Indonesia Tahun 2016- Oktober 2020

Sumber:Publikasi Tahunan Bank Indonesia.6

Berdasarkan data yang dipublikasikan Bank Indonesia pada Oktober 2020 di atas terlihat bahwa perkembangan transaksi uang elektronik ini begitu cepat

5 Ajeng Nurmalasari, Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Minat Penggunaan T- Cash pada Mahasiswa Universitas Islam Indonesia. (Yogyakarta: UII, 2018), h. 3.

6 Monavia Ayu Rizaty, “Nilai Transaksi Uang Elektronik Indonesia”, artikel dari https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2021/01/27/nilai-transaksi-uang-elektronik-indonesia- terus-tumbuh. Diakses pada 27 Januari 2021

(17)

4

dan signifikan. Menunjukkan bahwa masyarakat mulai beralih menggunakan uang elektronik.Uang elektronik akan memungkinkan masyarakat untuk melakukan transaksi finansial tanpa menggunakan uang tunai. Menjamurnya bisnis online membuat para pelaku usaha ini berlomba-lomba melakukan inovasi dalam produk finansial digitalnya, salah satunya ShopeePay dari aplikasi Shopee. Banyak masyarakat yang sudah memakai aplikasi ini sebagai tempat perbelanjaan online, dalam melakukan pembelian sistem pembayaran yang digunakan bisa memakai beberapa alternatif salah satunya menggunakan ShopeePay.

Bentuk persaingan bisnis jual beli online di masa modern sekarang ini diskon, potongan harga, gratis ongkir atau istilah yang paling baru yaitu cashback. Seolah-olah begitu kita beli suatu barang, maka kita akan mendapat uang kembalian sekian persen dari harga.7 Pembayaran dengan menggunakan ShopeePay memiliki banyak keuntungan cashback tersebut.

Dalam transaksi Islam, Allah melarang hamba-Nya menempuh jalan yang batil atau haram menurut agama seperti riba dan merampas, kecuali dengan jual beli yang berlaku berdasar kerelaan hati masingmasing atau suka sama suka, maka boleh memakan dengan prinsip penggunaan uang elektronik yang mana transaksi dilakukan dengan kerelaan hati atau suka sama suka antara pemilik uang elektronik dan penerbit, dalam Q.S An-Nisa (4) ayat 29 Allah SWT menjelaskan:

7 Ahmad Sarwat, Halal Haram E-Money Dalam Timbangan Hukum Syariah Kontenporer, (Jakarta : Rumah Fiqih Publishing, 2019), Cet. Ke-1, Jilid 1, h. 24.

(18)

















































Artinya : “Hai orang-orang beriman. Janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka sama suka di antara kamu.

Dan janganlah kamu membunuh dirimu, sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepadamu.”8 (Q.S An-Nisa : 29)

Berdasarkan pemaparan di atas, sebagaimana yang kita ketahui bahwa salah satu kegiatan penting dalam siklus perekonomian ialah kegiatan transaksi, dimana kegiatan tersebut melibatkan alat pembayaran. Alat pembayaran menjadi bagian penting dalam dunia perbankan juga kehidupan sehari-hari. Setelah merasakan perkembangan uang elektronik yang kian marak diterbitkan di Indonesia salah satunya ShopeePay dari aplikasi Shopee tersebut.

Dalam ekonomi Islam Aplikasi Shopee termasuk dalam akad salam yaitu pembelian barang yang diserahkan dikemudian hari, sedangkan pembayarannya dilakukan dimuka. Akad salam disebut juga dengan akad pesanan oleh sebab itu hukum akad salam boleh dalam Islam.9

Perkembangan zaman dan kecanggihan teknologi yang dapat memudahkan transaksi jarak jauh hanya dengan menggunakan jaringan internet kita dapat

8 Departemen Agama RI, Al-Qur‟an dan Terjemahnya (Jakarta: Ditjen Bimas Islam, 2009), h. 6.

9 Zida Farha, “Hukum Jual Beli Online Dalam Islam”, artikel dari https://www.kompasiana.com/image/zidafarha/574afc5a6b7e614813344010/hukum-jual-beli- online-dalam-Islam?page=1 Diakses pada 1 Juli 2020

(19)

6

berinteraksi tanpa tatap muka, tetapi dalam bisnis ini yang terpenting memberikan informasi dan mencari keuntungan. Oleh sebab itu, jual beli online dalam Islam diperbolehkan dengan syarat harus diterangkan sifat- sifatnya dan ciri-cirinya. Kemudian jika barang sesuai dengan keterangan penjual, maka sahlah jual belinya. Tetapi jika tidak sesuai maka pembeli mempunyai hak khiyar, artinya boleh meneruskan atau membatalkan jual belinya.

Hal ini membuat konsumen sering memakai ShopeePay sebagai pilihan pembayaran pada saat berbelanja menggunakan aplikasi shopee. Shopee juga banyak digunakan oleh para mahasiswa atau mahasiswi untuk beberlanja keperluan kuliahnya. Dalam penelitian ini, peneliti akan mencari informasi mengenai penggunaan E-Money ShopeePay sebagai suatu alat yang sah digunakan dalam bertransaksi ditinjau dari ekonomi Islam. Oleh karena itu, perlu diteliti lebih dalam mengenai persepsi mahasiswa dalam menggunakan E-Money ShopeePay untuk bertransaksi jual beli online.

Penelitian ini di lakukan kepada mahasiswa jurusan ekonomi syariah Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau angkatan 2018. Secara spesifik, mahasiswa angkatan 2018 jurusan ekonomi Syariah dipilih karena mereka adalah angkatan yang sudah bertahun-tahun mempelajari ekonomi Islam di kampus sehingga cukup memiliki keilmuan dan wawasan yang memadai sehingga memiliki pandangan terhadap uang elektronik ini yang menjadikan mereka cukup representatif untuk dijadikan objek penelitian dan pertimbangan bahwa mahasiswa merupakan pengguna shopeepay, yang

(20)

mempunyai potensi tingkat menengah dalam pengembangan instrumen pembayaran non tunai (E-Money) karena mereka adalah generasi muda milenial yang melek teknologi dan sudah mengenal serta menggunakan E- Money sejak awal perkembangannya di Indonesia.

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang “Pengaruh Persepsi Kemudahan dan Kemanfaatan Terhadap Penggunaan E-Money ShopeePay Sebagai Alat Transaksi Pada Mahasiswa Program Studi Ekonomi Syariah UIN Suska Riau”

B. Batasan Masalah

Agar penelitian ini lebih terarah dan tidak menyimpang dari topik yang di persoalkan, maka penulis membatasi permasalahan penelitian pengaruh persepsi kemudahan dan kemanfaatan terhadap penggunaan E-Money ShopeePay sebagai alat transaksi pada mahasiswa program studi Ekonomi Syariah angkatan 18.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas, maka yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini dibatasi sebagai berikut:

1. Bagaimana pengaruh persepsi kemudahan secara parsial terhadap penggunaan E-Money ShopeePay sebagai alat transaksi?

(21)

8

2. Bagaimana pengaruh persepsi kemenfaatan secara parsial terhadap penggunaan E-Money ShopeePay sebagai alat transaksi?

3. Bagaimana pengaruh persepsi kemudahan dan kemanfaatan secara simultan terhadap penggunaan E-Money ShopeePay sebagai alat transaksi

?

D. Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis :

1. Untuk mengetahui pengaruh persepsi kemudahan secara parsial terhadap penggunaan E-Money ShopeePay sebagai alat transaksi.

2. Untuk mengetahui pengaruh persepsi kemenfaatan secara parsial terhadap penggunaan E-Money ShopeePay sebagai alat transaksi.

3. Untuk mengetahui pengaruh persepsi kemudahan dan kemanfaatan secara simultan terhadap penggunaan E-Money ShopeePay sebagai alat transaksi.

E. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi secara teoritis dan praktis. Kedua kegunaan penelitian ini dijabarkan lebih lanjut sebagai berikut:

1. Kegunaan Teoritis

a. Dapat memberikan manfaat sebagai referensi pengembangan ilmu terkait topik penelitian yang sama dengan penelitian ini.

(22)

b. Dapat dijadikan bahan pertimbangan bagi para akademisi dalam penyusunan penelitian selanjutnya.

2. Kegunaan Praktis a. Bagi penulis

b. Penelitian ini bermanfaat sebagai tolak ukur daya serap yang diperoleh selama perkuliahan dalam hal tingkat pemahaman dan kemanfaatan terhadap penggunaan E-Money.

c. Bagi Bank Indonesia

Memberikan masukan akan gambaran kondisi persepsi masyarakat terhadap uang elektronik dan tingkat penggunaannya dalam transaksi sehari-hari sehingga dapat dirumuskan kebijakan dan pengawasan yang tepat untuk penyelenggara jasa pembayaran elektronik.

d. Bagi perusahaan penerbit uang elektronik atau E-Money

Memberikan penjelasan terkait dengan karakteristik yang mempengaruhi penggunaan layanan E-Money oleh masyarakat. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi untuk meningkatkan kinerja perusahaan penerbit dalam hal khususnya produk E-Money.

e. Bagi Pengguna

Melalui penelitian ini konsumen dapat mendapatkan informasi dan lebih tahu mengenai serbi serbi layanan uang elektronik shopeepay dan menjadi bahan untuk meningkatkan literasi keuangan guna membangun kesadaran untuk memanfaatkan transaksi non-tunai yang lebih memudahkan.

(23)

10

F. Sistematika Penulisan

Agar lebih mudah memahami mengambil dalam penulisan ini, maka penulis akan mengelompokkan kedalam 5 (lima) bab, Adapun ringkasan dari masing – masing bab adalah sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN

Pada Bab Pendahuluan ini menjelaskan akan diuraikan latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan dan kegunaan penelitian, serta sistematikan penulisan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Pada Bab ini menjelaskan tentang kajian teori jual beli salam, persepsi kemudahan dan kemanfaatan, pandangan Islam tentang E- Money, penelitian terdahulu, definisi konsep, konsep operasional, kerangka berpikir.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Pada Bab ini menjelaskan tentang jenis penelitian, lokasi dan waktu penelitian, teknik pengumpulan data, dan teknik analisis Data.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bab ini menjelaskan tentang hasil penelitian Pengaruh Persepsi Terhadap Penggunaan Uang Elektronik (E-Money) ShopeePay Sebagai Alat Transaksi.

(24)

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini berisi mengenai kesimpulan dari bab yang dibahas sebelumnya serta saran dan penutup.

(25)

12 BAB II

TINJUAN PUSTAKA

A. Kajian Teori

1. Jual Beli Salam (Bai’ as-salam)

Menurut Syaikh wabbah al-Zuhaily jual beli sistem pesanan (bai‟as-salam) merupakan transaksi jual beli barang pesanan di antara pembeli (musalam) dan penjual (musalam ilaih), spesifikasi dan harga pesanan harus sudah disepakati di awal transaksi, sedangkan pembayarannya dilakukan dimuka secara penuh.10

Dasar hukum Bai‟as-salam yaitu terdapat dalam Al-Qur’an dan al- hadist :

a. Al-Qur’an

ُه ْوُبُتْكاَف ىًّّمَسُّم ٍلَجَا ىٰٰٓلِا ٍنْيَدِب ْمُتْنَياَدَت اَذِا ا ْٰٓوُنَمٰا َنْيِرَّلا اَهُّيَآٰٰي Artinya :“Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu bermu'amalah tidak secara tunai untuk waktu yang ditentukan, hendaklah kamu menuliskannya” (QS. Al- Baqarah : 282)11

Dan utang secara umum meliputi utang-piutang dalam jual beli Salam, dan utang-piutang dalam jual beli lainnya. Ibnu Abbas telah menafsirkan tentang utang-piutang dalam jual beli Salam. Dalam kaitan ayat di atas Ibnu Abbas menjelaskan keterkaitan ayat tersebut

10 Ismail Nawawi, Fikih muamalah klasik dan kontemporer (Bogor: Ghia Indonesia, 2012), h. 125.

11 Q.S Al-Baqarah (3) : 282.

(26)

dengan transaksi bai‟ as-Salam, hal ini tampak jelas dari ungkapan beliau: “Saya bersaksi bahwa Salam (salaf) yang dijamin untuk jangka waktu tertentu telah dihalkan oleh Allah pada kitab-Nya dan diizinkan- Nya.” Ia lalu membaca ayat tersebut.

b. Al-hadist

Ibnu Abbas berkata: Nabi Shlallaahu 'alaihi wa Sallam datang ke Madinah dan penduduknya biasa meminjamkan buahnya untuk masa setahun dan dua tahun. Lalu beliau bersabda: "Barang siapa meminjamkan buah maka hendaknya ia meminjamkannya dalam takaran, timbangan, dan masa tertentu." (Muttafaq Alaihi). Menurut riwayat Bukhari: "Barangsiapa meminjamkan sesuatu."

Dalam praktek jual beli secara pesanan harus memenuhi rukun dan syarat salam sebagai berikut:

1. Rukun Salam

Pelaksanaan jual beli dengan sistem pesanan atau inden memuat rukun sebagai berikut:

1) Pembeli (musalam) 2) Penjual (musalam ilaih) 3) Ucapan (sighat)

4) Barang yang dipesan (musalam fih) 2. Syarat Salam

Sementara syarat jual beli dengan sistem pesanan sebagai berikut:

(27)

14

1) Pembayaran dilakukan dengan kontan, dengan emas, perak, atau logam-logam agar hal-hal ribawi tidak diperjual belikan dengan sejenisnya secara tunda.

2) Komoditinya harus dengan sifat-sifat yang jelas, misalnya dengan menyebut jenisnya dan ukurannya, agar tidak terjadi konflik antara seorang muslim dengan saudaranya yang menyebabkan dendam dan permusuhan di antara keduanya.

3) Waktu penyerahan komoditi harus ditentukan, misalnya setengah bulan yang akan datang atau lebih.

4) Penyerahan uang dilakukan di satu majelis.12

2. Persepsi Kemudahan dan Kemanfaatan a. Persepsi Kemdahan

Jogiyanto menyatakan persepsi kemudahan penggunaan didefinisikan sebagai sejauh mana seseorang percaya bahwa menggunakan suatu teknologi akan bebas dari usaha. Dari definisinya maka dapat diketahui bahwa persepsi kemudahan merupakan suatu kepercayaan tentang proses pengambilan keputusan. Jika seseorang merasa percaya bahwa sistem informasi mudah digunakan maka dia akan menggunakannya. Menurut Davis pengertian Persepsi Kemudahan Penggunaan, didefinisikan sebagai tingkat dimana

12 Ibid., h. 126-127

(28)

seseorang meyakini bahwa penggunaan Teknologi informasi merupakan hal yang mudah dan tidak memerlukan usaha keras dari pemakainya.13

Sun dan Zhang mengidetifikasi dimensi dari persepsi kemudahan14 yaitu:

1) mudah untuk dipelajari (Ease to learn)

Penggunaan sebuah teknologi mudah untuk dipelajari.Dalam penelitian ini maksudnya adalah bahwa cara penggunaan uang elektronik mudah untuk dipelajari.

2) Mudah untuk menjadi mahir/ terampil (easy to become skillful) Karena penggunaan teknologi mudah untuk dipelajari maka dapat membuat seseorang menjadi terampil dalam menggunakannya dan tidak mengalami kebingungan dalam penggunaannya. Hal tersebut mengandung maksud bahwa karena penggunaan uang elektronik mudah dipelajari maka pengguna dapat dengan mahir menggunakannya dan tidak bingung.

3) Jelas dan dapat dipahami (clear and understandable)

Cara penggunaan sebuah teknokogi dalam hal ini uang elektronik jelas dan dapat dengan mudah dipahami. Fitur yang tersedia jelas penggunaannya dan tidak bertele-tele.

13 Alifatul Laily Romadloniyah, “Pengaruh Persepsi Kemudahan Penggunaan, Persepsi Daya Guna, Persepsi Kepercayaan, Dan Persepsi Manfaat Terhadap Minat Nasabah Dalam Menggunaan E-Money Pada Bank Bri Lamongan” dalam Ekonomi dan akuntansi, Volume 3., No.

2., (2018), h. 701.

14 Setyo Ferry Wibowo & Dede Rosmauli, “Pengaruh Persepsi Manfaat, Persepsi Kemudahan, Fitur Layanan, Dan Kepercayaan Terhadap Minat Menggunakan E-Money Card”

dalam Manajemen Sains Indonesia (JRMSI), Volume 6., No. 1., (2015), h. 443.

(29)

16

4) Mudah untuk digunakan (easy to use)

Sebuah teknologi dalam hal ini uang elektronik mudah untuk digunkan dalam.

5) Fleksibel (flexible)

Sebuah teknologi (uang elektronik) fleksibel untuk digunakan.

Artinya dapat digunakan kapanpu.

b. Persepsi Kemanfaatan

Menurut Jogiyanto persepsi manfaatan adalah kepercayaan individu tentang penggunaan sistem tertentu akan meningkatkan kinerjanya. Seseorang akan menggunakan sistem atau produk tertentu jika sistem teknologi atau produk tersebut memberikan manfaat bagi penggunanya sedangkan apabila teknologinya tidak berguna atau kurang berguna maka teknologi tersebut tidak digunakan. Manfaat yang diperoleh pengguna sistem teknologi atau produk adalah kinerjanya semakin meningkat artinya semakin produktif dan efektif serta efisien dalam bekerja. Produktifitasnya semakin meningkat artinya capaian yang diperoleh semakin banyak. Pengerjaan pekerjaan semakin efektif artinya pekerjaan diselesaikan sesuai dengan tujuannya. Efisiensi dalam menjalankan aktifitas artinya waktu pengerjaannya lebih cepat dan biayanya lebih hemat. Jadi persepsi manfaat merupakan keyakinan akan kemanfaatan teknologi. Menurut

(30)

Davis ukuran persepsi manfaat adalah produktifitas, efektifitas, penting bagi pekerjaan dan manfaat secara keseluruhan.15

Adapun dimensi persepsi manfaat sistem bagi pemakainya menurut Davis et al16 yaitu:

1) Membuat pekerjaan menjadi lebih cepat (work more quickly) Penggunaan teknologi dapat membuat pekerjaan menjadi lebih cepat dan menghemat waktu.

2) Meningkatkan produktivitas (increase productivity)

Karena pekerjaan yang lebih cepat dengan menggunakan teknologi maka akan dapat meningkatkan produktivitas seseorang dalam bekerja.

3) Kinerja pekerjaan (job performance)

Karena penggunaan teknologi dapat meningkatkan produktivitas maka akan dapat membantu memperbaiki kinerja pekerjaan seseorang.

4) Efektif (ef ectiveness)

Penggunaan teknologi lebih memberikan dampak yang positif terhadap pekerjaan atau aktivitas.

5) Membuat aktivitas menjadi mudah (makes job easier)

Dengan menggunakan teknologi membuat aktivitas yang dilakukan seseorang menjadi mudah.

15 Hendra Prasetya, “Pengaruh Persepsi Kemudahan, Manfaat Dan Risiko Pada Minat Penggunaan E-Money Di Surabaya”, dalam Dinamika Ekonomi dan Bisinis, Volume 17., No. 2., (2020), h. 153.

16 Rif’ah Dwi Astuti, “Pengaruh Nilai Manfaat, Nilai Kemudahan, Dan Risiko, Terhadap Perilaku Menggunakan Uang Elektronik” dalam Administrasi Bisnis, Volume 3., (2020), h. 197.

(31)

18

6) Bermanfaat (useful)

Penggunaaan teknologi memnerikan manfaat membantu individu dalam kegiatan.

3. Konsep Uang

Uang dalam ilmu ekonomi tradisional didefinisikan sebagai setiap alat tukar yang dapat diterima secara umum.17 Alat tukar itu dapat berupa benda apapun yang dapat diterima oleh setiap orang di masyarakat dalam proses pertukaran barang dan jasa. Dalam ilmu ekonomi modern, uang didefinisikan sebagai sesuatu yang tersedia dan diterima sebagai alat pembayaran bagi pembelian barang-barang dan jasa-jasa serta kekayaan berharga lainnya serta untuk pembayaran utang. Beberapa ahli juga menyebutkan fungsi uang sebagai alat penunda pembayaran. Definisi para ahli tentang uang dalam perekonomian modern,18 yaitu:

1) A.C Piguo dalam bukunya The Veil Of Money yang dimaksud dengan uang adalah alat tukar.

2) D.H Robertson dalam bukunya Money yang dimaksud dengan uang adalah sesuatu yang bisa diterima dalam pembayaran untuk mendapatkan barang.

3) R.G Thomas dalam bukunya Our Modern Banking menjelaskan bahwa uang adalah seseuatu yang tersedia dan diterima umum

17 Zulkifli Rusby, Ekonomi Islam, (Pekanbaru: Pusat Kajian Pendidikan Islam FAI UIR, 2017) h. 88.

18 Jimmy Hosoloan, Ekonomi Moneter, (Yogyakarta: CV Budi Utama, 2014), h. 8.

(32)

sebagai alat pembayaran bagi pembelian barang-barang dan jasa-jasa serta kekayaan berharga lainnya.

a. Jenis-Jenis Uang

Jenis uang dapat dibagi menjadi 3, yaitu:

1) Uang kartal

Uang kartal adalah alat bayar yang sah dan wajib diterima oleh masyarakat dalam melakukan transaksi jual beli sehari-hari.

Bentuk uang kartal dapat berupa uang kertas dan uang logam.

2) Uang giral

Sedangkan uang giral menurut Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 Tentang Perbankan memiliki pengertian tagihan umum, yang dapat digunakan sewaktu-waktu sebagai alat pembayaran. Bentuk uang giral dapat berupa cek, giro, wesel atau telegraphic transfer.19 3) Uang kuasi

Uang kuasi adalah uang yang sementara kehilangan fungsinya sebagai alat untuk bertransaksi karena terikat oleh jangka waktu tertentu dan merupakan bagian dari likuiditas perbankan. Bentuk uang kuasi dapat berupa deposito berjangka, rekening giro, tabungan dan rekening valuta asing milik swasta domestik.20

19 Suharni, “Uang Elektronik (E-Money) Ditinjau Dari Perspektif Hukum Dan Perubahan Sosial” dalam Spektrum Hukum, Volume 15., No. 1., (2018), h. 17.

20 Yulimar, “Analisis Permintaan Uang Kuasi Di Indonesia Periode 2000-2014” dalam Jom FEKON, Volume 2., No. 2., (2015), h. 1.

(33)

20

b. Fungsi Uang

Solikin menjelaskan ada empat fungsi dasar uang sebagai berikut:21 1) Uang sebagai alat tukar (means of exchange)

Dengan fungsi uang sebagai alat tukar seseorang dapat secara langsung menukarkan uang tersebut dengan barang yang dibutuhkan kepada orang lain yang menghasilkan barang tersebut, sehingga seseorang tersebut dapat memenuhi kebutuhannya.

2) Uang sebagai alat penyimpanan nilai (store of value)

Manusia dengan sifat gemar mengumpulkan dan menyimpan kekayaan dalam bentuk barang-barang berharga yang dapat dipergunakan dimasa yang akan datang, walaupun kekayaan yang dapat disimpan beragam bentuknya dan uang merupakan salah satu pilihan untuk menyimpan kekayaan.

3) Uang sebagai satuan hitung (unit of account)

Apabila satuan hitung tidak ada, dapat dibayangkan kesulitan dalam melakukan penilaian terhadap suatu barang. Dengan adanya uang, tukar-menukar dan penilaian terhadap suatu barang akan lebih mudah dilakukan sehingga dengan adanya uang pertukaran antara dua barang yang berbeda fisik dapat dilakukan.

4) Uang sebagai ukuran pembayaran yang tertunda (standard for deferred payments)

21 Suseno Soliki, Uang: Pengertian, Penciptaan, dan Peranannya dalam Perekonomian, (Jakarta: Pusat Studi Kebanksentralan Bank Indonesia, 2002), h. 3.

(34)

Fungsi uang disini terkait dengan transaksi pinjam meminjam, dimana uang digunakan untuk menghitung jumlah pembayaran pinjaman tersebut.

c. Konsep Uang Dalam Islam

Dalam Islam secara etimologi uang berasal dari kata al-naqdu- nuqud, al-naqdu berarti yang baik dari dirham, menggenggam dirham, dan al-naqdu, yang berarti tunai. Kata nuqud tidak terdapat dalam al- quran dan hadist karena bangsa Arab tidak menggunakan nuqud untuk menunjukkan harga. Mereka menggunakan kata dinar untuk menunjukkan mata uang yang terbuat dari emas dan kata dirham untuk alat tukar yang terbuat dari perak.Mereka juga menggunakan wariq untuk menunjukkan dirham perak, kata„ain untuk menunjukkan kata dinar emas, sementara kata fulus (uang tembaga) adalah alat tukar tambahan yang digunakan untuk membeli barang-barang murah.22

Rahmat Ilyas, dalam jurnal bisnis dan manajemen Islam vol.4, menyebutkan bahwa agar masyarakat menerima dan menyetujui penggunaan benda sebagai uang maka harus memenuhi 2 syarat sebagai berikut:23

1) Syarat psikologis, yaitu benda yang dianggap uang harus dapat memuaskan bermacam-macam keinginan dari orang yang

22 Rozalinda, Ekonomi Islam: Teori dan Aplikasinya pada Aktivitas Ekonomi. (Jakarta:

PT Raja Grafindo Persada, 2014), h. 279.

23 Rahmat Ilyas, Konsep uang dalam Perspektif Ekonomi Islam, (Bangka Belitung: Jurnal STAIN Syaikh Abdurrahman Siddiq, 2016), h. 37.

(35)

22

memilikinya sehingga semua orang mau mengakui dan menerimanya.

2) Syarat teknis dimana syarat yang melekat pada uang harus memenuhi syarat diantaranya: tahan lama dan tidak mudah rusak, mudah dibagi-bagi tanpa mengurangi nilai, mudah dibawa, nilainya relatif stabil, jumlahnya tidak berlebihan, dan terdiri atas berbagai nilai.

Adiwarman Karim menjelaskan konsep uang dalam Islam, uang adalah flow concept, dimana uang harus mengalir dan tidak boleh mengendap atau menimbun hanya pada suatu tempat saja, Islam tidak mengenal motif kebutuhan uang untuk spekulasi karena tidak diperbolehkan. Uang adalah barang publik, milik masyarakat, oleh karenanya penimbunan uang yang dibiarkan tidak produktif berarti mengurangi jumlah uang yang beredar, yang akan berdampak pada kelesuan ekonomi atau stagnansi. Dalam Islam uang berfungsi sebagai media pertukaran, namun uang bukan merupakan sebuah komoditi.

Dalam istilah ekonomi klasik disebutkan bahwa uang tidak memberikan kegunaan langsung yang artinya jika uang digunakan untuk membeli barang, maka barang itu yang akan memberikan kegunaan.24

Menurut teori ekonomi Islam, motif yang mempengaruhi manusia untuk mendapatkan dan memiliki uang adalah untuk kegiatan transaksi (money demand for transaction) dan motif berjaga-jaga

24 Adiwarman Karim, Ekonomi Makro Islam, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada 2007), h. 53.

(36)

(money demand precautionary). Kenyataannya seseorang perlu menyimpan uangnya untuk menghadapi hal-hal yang tak terduga, baik disimpan dirumah untuk menghadapi kebutuhan jangka pendek maupun ditabung di bank, atau diinvestasikan dalam bentuk saham. Jika seseorang menyimpan uangnya di bank, secara bisnis uang akan selalu berputar dan beredar dalam perekonomian.25

4. Uang Elektronik (E-Money)

Dalam laporan uang elektronik Bank Sentral Eropa menyebutkan bahwa uang elektronik secara luas didefinisikan sebagai sebuah toko moneter elektronik yang memiliki nilai pada perangkat teknis yang dapat digunakan secara luas untuk melakukan pembayaran usaha dan keperluan lainnya tanpa harus melibatkan rekening bank dalam setiap transaksinya, tetapi bertindak sebagai instrumen prabayar.26

Menurut Peraturan Bank Indonesia Nomor: 11/12/PBI/2009 Tentang Uang Elekronik disebutkan bahwa uang elektronik adalah alat pembayaran yang diterbitkan atas dasar nilai uang yang disetor dahulu oleh pemegang kepada penerbit, yang tersimpan secara elektronik dalam suatu media seperti server atau chip, dan nilai uang tersebut bukan

25 Rahmat Ilyas, loc. Cit.

26 Decky Hendarsyah, “Penggunaan Uang Elektronik Dan Uang Virtual Sebagai Pengganti Uang Tunai Di Indonesia” h. 3.

(37)

24

merupakan simpanan serta digunakan sebagai alat pembayaran kepada pedagang yang bukan merupakan penerbit uang elektronik tersebut.27

Sedangkan menurut situs bank-indo.com yang ditulis oleh Septiano Pratama mengatakan bahwa uang elektronik adalah uang yang disimpan menggunakan suatu chip atau biasa dikenal RFID (Radio Frequency Identification) dan terkoneksi dengan jaringan komputer dan Internet. Cara melakukan transaksi dengan uang elektronik ialah dengan menempelkan kartu yang merupakan bentuk dari uang elektronik tersebut pada alat yang bernama EDC (Electronic Data Capture). Kartu yang berfungsi sebagai pengganti uang Anda sudah tertanam sebuah chip RFID yang disebutkan diawal dan terkoneksi dengan jaringan komputer dan Internet, sebagai penyimpanan media digitalnya menggunakan EFT (Electronic Funds Transfer).

a. Jenis-Jenis Uang Elektronik (E-Money)

Dengan berkembangnya penggunaan uang elektronik untuk berbagai keperluan seperti untuk membayar tol, berbelanja, gas, parkir, pulsa, transportasi, dan lain-lain. Diprediksi pada tahun-tahun mendatang akan semakin banyak bank dan lembaga selain bank yang akan menerbitkan uang elektronik. Jenis-jenis uang elektronik yang dikeluarkan pun berbeda. Adapun uang elekronik ditinjau dari jenis

27 M Rizky Wady Abdulfatta, “Uang Elektronik Dalam Perspektif Islam” dalam Ekonomi dan Perbankan Syariah, Volume 6., No. 1., (2018), h. 4.

(38)

pencatatan data identitas pemegang, uang elektoik dapat dibedakan menjadi 2,28 yaitu:

1) Registered

Artinya data identitas pemegang uang elektronik tercatat dan terdaftar pada penerbit. Nilai uang yang tersimpan di dalam media chip atau server penerbit paling banyak Rp. 5 juta. Fasilitas yang dapat diberikan oleh Penerbit jenis uang Elektronik registered sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, berupa:

a) Registrasi pemegang b) Pengisian ulang (top up).

c) Pembayaran transaksi.

d) Pembayaran tagihan.

e) Transfer dana.

f) Tarik tunai.

g) Penyaluran program bantuan pemerintah kepada masyarakat.

h) Fasilitas lain berdasarkan persetujuan Bank Indonesia.

2) Unregistered

Artinya data identitas pemegang uang elektronik (E-Money) tidak tercatat dan tidak terdaftar pada penerbit. Nilai uang yang tersimpan di dalam media chip atau server penerbit paling banyak Rp. 1 juta.

Fasilitas yang diberikan oleh Penerbit jenis Uang Elektronik

28 Firmansyah, Uang Elektronik Dalam Perspektif Islam, (Lampung: CV IQRO’, 2018),h.

83-86.

(39)

26

unregistered sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Bank Indonesia, berupa:

a) Pengisian Ulang (top up).

b) Pembayaran transaksi.

c) Pembayaran tagihan.

d) Fasilitas lain berdasarkan persetujuan Bank Indonesia.

Ketentuan Bank Indonesia bahwa uang elektronik (E-Money) baik yang registered maupun yang unregistered dibatasi total transaksi paling banyak 20 juta per bulan, yang meliputi transaksi pembayaran,transfer dana, dan fasilitas transaksi lainnya yang disediakan oleh penerbit.

Uang elektronik (E-Money) pada dasarnya digunakan sebagai alat pembayaran retail/mikro, agar terhindar dari Israf (pengeluaran yang berlebihan) dalam konsumsi dilakukan pembatasan jumlah nilai uang elektronik serta batas paling banyak total nilai transaksi uang elektronik dalam periode tertentu.

Uang elektronik ditinjau dari basis teknologi yang digunakan ada 2, yaitu:

1) Uang elektronik berbasis chip (chip based) a) Nilai uang disimpan di dalam media chip.

b) Verifikasi transaksi lebih cepat, karena bersifat offline.

(40)

Sangat cocok sebagai alat pembayaran yang bersifat massal dengan nilai transaksi kecil, tetapi frekuensinya tinggi, seperti pembayaran tiket kereta api, parkir, tol.

2) Uang elektronik berbasis server (server based) a) Nilai uang disimpan di dalam server penerbit.

b) Verifikasi transaksi lebih lambat, karena harus on-line kepada penerbit.

c) Kurang cocok sebagai alat pembayaan yang bersifat massal, tetapi lebih cocok untuk micro/retail payment lainnya.

Gambar 2.1

Chip Based dan Server Based

Sumber: Uang Elektronik

b. Manfaat dan kelebihan Uang Elektronik (E-Money)

Kelebihan uang elektronik jika dibandingkan dengan uang tunai maupun alat pembayaran lainnya,29 yaitu :

1) Lebih cepat untuk transaksi dan nyaman saat menggunakannya dibandingkan dengan uang tunai, khususnya untuk transaksi

29 Ajeng Nurmalasari, “Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Minat Penggunaan T- Cash pada Mahasiswa Universitas Islam Indonesia”, (Disertasi: Universitas Islam Indonesia, Yogyakarta, 2018), h. 20

(41)

28

kecil (micro payment) sehingga tidak perlu menyediakan uang yang pas untuk suatu transaski atau tidak perlu menediakan uang untuk kembalian dan uang elektronik dapat menghindari terjadinya salah perhitungan saat transaksi.

2) Waktu transaksi yang diperlukan saat menggunakan uang elektronik relatif lebih singkat jika dibandingkan saat menggunakan kartu kredit ataupu debit karena tidak melakukan proses tanda tangan dan PIN.

3) Jumlah uang (electronic value) dapat diisi melalui kartu yang telah disediakan dan bekerjasama melalui penerbit kartu.

c. Kendala-Kendala Penggunaan Uang Elektronik (E-Money) 1) keamanan, merupakan salah satu tantangan dalam

pengembangan E-Money secara umum.

2) Ketersediaan Infrastruktur, faktor ini meliputi keandalan jaringan, kecepatan transaksi, serta keandalan sistem merupakan kendala dalam pengembangan uang E-Money.

3) sosial budaya, faktor ini meliputi jumlah penduduk yang belum memiliki akses menuju layanan perbankan. Selain itu, faktor sosial budaya juga berkaitan dengan tingkat adopsi masyarakat terhadap layanan E-Money.

4) Kenyamanan Penggunaan, salah satu faktor yang menjadi kendala dalam pengembangan E-Money adalah ekspektasi

(42)

nasabah. Selain itu kenyamanan penggunaan merupakan salah satu faktor kesuksesan solusi pembayaran elektronikdan dapat menarik minat pengguna terhadap layanan E-Money.

5) Preferensi Pengguna salah satu yang menjadi kendala dalam pengembangan E-Money adalah tantangan kompetitif. Faktor kompetitif ini dipengaruhi dengan banyaknya institusi lain yang juga menjadi penerbit E-Money.

d. Kelemahan Kelemahan Uang Elektronik (E-Money)

Kelemahan dari uang elektronik yaitu dari suatu sistem atau produk yang berinteraksi dan berfungsi dengan produk atau sistem yang lain sehingga tanpa batasan melaui akses atau implementasi.

Dengan demikian, jika dikaitkan dengan uang elektronik, permasalahan yang dihadapi adalah instrumen uang elektronik yang telah dikeluarkan oleh salah satu penerbit yang tidak bisa digunakan dalam pembayaran penerbit merchant yang lainnya.30

e. Uang Elektronik (E-Money) dalam Islam

Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia telah mengeluarkan fatwa yang berkaitan dengan uang elektronik, dan menyatakan bahwa hukum uang elektronik itu pada dasarnya boleh asal dengan syarat-syarat:

30 Indrawan Firdauzi, “Pengaruh Kemampuan Finansial, Kemudahan dan Perilaku Konsumen Terhadap Minat Penggunaan Uang Elektronik di Kota Yogyakarta”, (Disertasi:

Universitas Negeri Yogyakarta, 2016), h. 34

(43)

30

1) Uang elektronik (electronic money) adalah alat pembayaran yang memenuhi unsur-unsur berikut:

a) Diterbitkan atas dasar jumlah nominal uang yang disetor terlebih dahulu kepada penerbit.

b) Jumlah nominal uang disimpan secara elektronik dalam suatu media yang teregistrasi.

c) Jumlah nominal uang elektronik yang dikelola oleh penerbit bukan merupakan simpanan sebagaimana dimaksud dalam undang-undang yang mengatur mengenai perbankan.

d) Digunakan sebagai alat pembayaran kepada pedagang yang bukan merupakan penerbit uang elektronik tersebut.

2) Uang elektronik syariah adalah uang elektronik yang sesuai dengan prinsipprinsip syariah.31

Dalam fatwa Dewan Syariah Nasional MUI No: 116/DSN- MUI/IX/2017 tentang uang elektronik syariah, menjelaskan tentang kriteria atau indikator E-Money sesuai prinsip syariah, yaitu:32

a) Terhindar dari transaksi yang dilarang.

b) Biaya layanan fasilitas adalah biaya riil sesuai dengan prinsip ganti rugi/ijarah.

c) Ditempatkan di bank syariah.

d) Dalam hal kartu E-Money hilang, jumlah nominal uang yang ada di penerbit tidak boleh hilang.

31 Fatwa Dewan Syariah Nasional no 116/DSN-MUI/IX/2017 tentang Uang Elektronik Syariah.

32 Ibid.

(44)

e) Akad antara penerbit dengan para pihak dalam penyelenggaraan E-Money (prinsipal, acquirer, pedagang, penyelenggara kliring, dan penyelenggara penyelesai akhir) adalah ijarah, ju‟alah, dan wakalah bil ujrah, karena produk yang dijual adalah jasa. Akad antara penerbit dengan pemegang E-Money adalah wadiah atau qardh, karena nominal uang bisa digunakan dan ditarik kapan saja. Akad antara penerbit dengan agen layanan keuangan digital adalah ijarah, ju‟alah, dan wakalah bil ujrah.

Kemudian, dalam penjelasan dan peraturan Bank Indonesia No.7/46/PBI/2005, tentang akad penghimpunan dan penyaluran dana yang melaksanakan usaha berdasarkan prinsip syariah, pasal 2 ayat 3 menjelaskan bahwa prinsip transaksi dalam Islam adalah:

1) Tidak Mengandung Maysir

Maysir adalah transaksi yang mengandung unsur perjudian, untung- untungan atau spekulasi yang tinggi.

2) Tidak Menimbulkan Riba

Riba adalah transaksi dengan pengambilan tambahan, baik dalam transaksi jual-beli maupun pinjam-meminjam dan pengalihan harta secara batil atau bertentangan dengan ajaran Islam. Dalam Al-Quran Allah menjelaskan dalam potongan surat Al-Baqarah ayat 275 sebagai berikut:

(45)

32



























































































Artinya: “Orang-orang yang makan (mengambil) riba tidak dapat berdiri melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan syaitan lantaran (tekanan) penyakit gila.

Keadaan mereka yang demikian itu, adalah disebabkan mereka berkata (berpendapat), sesungguhnya jual beli itu sama dengan riba, padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. Orang-orang yang telah sampai kepadanya larangan dari Tuhannya, lalu terus berhenti (dari mengambil riba), maka baginya apa yang telah diambilnya dahulu (sebelum datang larangan); dan urusannya (terserah) kepada Allah.

Orang yang kembali (mengambil riba), maka orang itu adalah penghuni-penghuni neraka; mereka kekal di dalamnya.” (Q.S Al-Baqarah : 275)33

3) Tidak Mendorong Israf (Pengeluaran yang Berlebihan)

Uang elektronik pada dasarnya digunakan sebagi alat pembayaran retail/mikro, agar terhindar dari israf dalam kegiatan konsumsi sehingga penjadikan penggunanya menjadi konsumtif. Sebagaimana firman Allah SWT dalam Surat Al-A’raf ayat 31 sebagai berikut:































33 Q.S Al-Baqarah(3) : 275

(46)

Artinya: “Wahai anak cucu Adam! Pakailah pakaianmu yang bagus pada setiap (memasuki) masjid, makan dan minumlah, tetapi jangan berlebihan. Sungguh, Allah tidak menyukai orang yang berlebih-lebihan.” (Q.S Al-A’raf : 31).34 4) Tidak Digunakan untuk Transaksi Objek Haram dan Maksiat

Uang elektronik tidak boleh digunakan untuk pembayaran transaksi objek haram dan maksiat, yaitu barang atau fasilitas yang dilarang dimanfaatkan dan digunakan menurut peraturan dalam bertransaksi sesuai dengan syariat Islam, (Dewan Syariah Nasional-Majelis Ulama Indonesia NO. 28/DSN-MUI/II/2002 pasal 2 ayat 3). Dalam Al-Quran Allah menjelaskan dalam surat Al-Baqarah ayat 172, sebagi berikut:





























Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, makanlah di antara rezki yang baik-baik yang kamiberikan kepadamu dan bersyukurlah kepada Allah, jika benar-benar kepadaNya kamu menyembah”. (Q.S Al-Baqarah : 172) 35

34 Q.S Al-A’raf (8): 31.

35 Q.S Al-Baqarah (2) : 172.

(47)

34

5. Shopee

a. Profil Shopee

1) Nama Perusahaan : Shopee Indonesia 36 2) Nama Pendiri : Forrest Li

3) Nama Pimpinan : Chris Feng

4) Alamat : Pacific Century Place Tower Lt. 26 SCBD (Sudirman Central Business District) Lot 10, Jl. Jend.

Sudirman No.52-53, RT.5/RW.3, Senayan, Kby. Baru, Kota Jakarta Selatan, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 12190

5) No. Telepon : 1500702 dan 021- 39500300 6) Website : www.shopee.co.id

b. Sejarah Berdirinya Aplikasi Shopee

Shopee adalah platform perdagangan elektronik yang berkantor pusat di Singapura di bawah SEA Group (sebelumnya dikenal sebagai Garena), yang didirikan pada 2009 oleh Forrest Li. Shopee sendiri dipimpin oleh Chris Feng. Chris Feng adalah salah satu mantan pegiat Rocket Internet yang pernah mengepalai Zalora dan Lazada. Karena elemen mobile yang dibangun sesuai konsep perdagangan elektronik

36 Rini Isparwati, “Profil Perushaan Shopee”, artikel dari https://riniisparwati.com/profil- perusahaan-shopee/ Diakses pada 17 Maret 2021.

(48)

global, Shopee menjadi salah satu dari "5 startup ecommerce yang paling disruptif" yang diterbitkan oleh Tech In Asia.37

Shopee adalah aplikasi Marketplace online untuk jual beli di ponsel dengan mudah dan cepat. Shopee menawarkan berbagai macam produk-produk mulai dari produk fashion sampai dengan produk untuk kebutuhan sehari-hari. Shopee hadir dalam bentuk aplikasi mobile untuk memudahkan penggunanya dalam melakukan kegiatan belanja online tanpa harus membuka website melalui perangkat Komputer.

Gambar 2.2 Logo Shopee

sumber: Shopee 2022

Shopee mulai masuk ke pasar Indonesia pada akhir bulan Mei 2015 dan Shopee baru mulai beroperasi pada akhir Juni 2015 di Indonesia.

Shopee merupakan anak perusahaan dari Garena yang berbasis di Singapura. Shopee telah hadir di beberapa negara di kawasan Asia Tenggara seperti Singapura, Malaysia, Vietnam, Thailand, Filipina, dan Indonesia.

37 Tech Company, “Mengenal Sejarah Berdirinya Shopee Sebagai Marketplace Ternama Asia”, artikel dari https://divedigital.id/sejarah-shopee/ Diakses pada 23 Juli 2021.

(49)

36

Gambar 2.3

Aplikasi Shopee App Store

Sumber: App Store

Sasaran pengguna Shopee adalah kalangan muda yang saat ini terbiasa melakukan kegiatan dengan bantuan gadget termasuk kegiatan berbelanja. untuk itu Shopee hadir dalam bentuk aplikasi mobile guna untuk menunjang kegiatan berbelanja yang mudah dan cepat. Kategori produk yang ditawarkan Shopee lebih mengarah pada produk fashion dan perlengkapan rumah tangga.

Gambar 2.4 Fitur Utama Shopee

Sumber: Aplikasi Shopee

(50)

c. Visi dan Misi Shopee

Visi Shopee : Menjadi mobile marketplace nomor 1 di Indonesia.38 Misi Shopee : Mengembangkan jiwa kewirausahaan bagi para penjual di

Indonesia.

d. Produk dan Fitur Shopee 1) Produk Shopee

Shopee menyediakan beragam kebutuhan mulai dari elektronik hingga perlatan rumah tangga. Adapun kategori jenis produk yang ada di Shopee39 yaitu:

a) Elektornik]

b) Komputer & Aksesoris c) Handphone & Aksesoris d) Perlengkapan Rumah e) Fashion Muslim f) Tas

g) Fashion Bayi & Anak h) Ibu & Bayi

i) Hobi & Koleksi j) Otomotif

k) Souvernir & Pesta l) Makanan & Minuman

38https://visimisi95.blogspot.com/2018/03/shopee-visi-dan-misi-e-commerce-shopee.html Diakses pada 19 Maret 2019.

39 https://komerce.id/blog/rekomendasi-produk-terlaris-di-shope/ Diakses pada 25 0ktober 2020.

(51)

38

m) Perawatan & Kecantikan n) Pakaian

o) Sepatu

p) Aksesoris Fashion q) Kesehatan

r) Olahraga & Outdoor s) Jam Tangan

t) Buku & Alat Tulis u) Serba – Serbi v) Voucher 2) Fitur Shopee

Marketplace Shopee memiliki berbagai fitur dan layanan, diantaranya40 adalah:

a) Gratis Ongkir

Fitur gratis ongkir adalah fitur dimana pengguna dapat menggunakan layanan ini untuk mendapatkan jasa kirim produk yang dibeli secara gratis. Bagi penjual, fitur ini dapat mendongkrak daya beli konsumen karena fitur ini menarik bagi pembeli yang menginginkan barnag dikirim secara gratis. Penjual bisa mendaftarkan tokonya dengan fitur gratis ongkir di Shopee dengan mudah. Diperlukan beberapa hari untuk mengaktifkan fitur gratis

40 https://kledo.com/blog/fitur-terbaik-shopee/ Diakses pada 1 agustus 2020.

Referensi

Dokumen terkait

Ada beberapa bentuk publikasi ilmiah, di antaranya ialah yang diterbitkan dalam bentuk jurnal ilmiah yang saat ini hampir setiap perguruan tinggi di Indonesia telah

ditawarkan, panitia seleksi berhak memindahkan pelamar pada formasi lain sesuai bidang dengan kesepakatan bersama;. f. Seluruh calon peserta seleksi wajib mengikuti

Peserta didik memiliki bakat tersendiri yang dimilikinya sejak lahir, hal tersebut sesuai dengan kodrat yang dimiliki oleh anak (Tim Dosen Ketamansiswaan, 2012: 37) Dalam menempuh

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: (1) Perilaku kepemimpinan dalam pelaksanaan program kerja budaya organisasi pada Sekolah Tinggi Agama Islam Gajah

Model Pembelajaran Berbasis Penemuan Fase ke-1: pemberian rangsangan Fase ke-2: identifikasi masalah Fase ke-3: menghasilkan dugaan tentang maksud dari fakta yang

BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KABUPATEN LAM PUNG BARAT,. ANDY

Jika pengembangan usaha menyebabkan perluasan area usaha baik yang berada pada wilayah kabupaten/kota yang sama maupun berbeda, Pelaku Usaha wajib memenuhi

Gejala: (1) umur 2-3 minggu daun runcing, kecil, kaku, pertumbuhan batang terhambat, warna menguning, sisi bawah daun terdapat lapisan spora cendawan warna putih; (2) umur 3-5