• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP KEDISIPLINAN DARI SEORANG ANAK

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP KEDISIPLINAN DARI SEORANG ANAK"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

37

PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA

TERHADAP KEDISIPLINAN DARI SEORANG ANAK

Eka Nur Hanifah

Mahasiswa BK-FKIP-UKSW Salatiga ABSTRAK

Kedisiplinan anak dapat terbentuk dengan ditunjangnya dari bagaimana pola asuh orang tua yang mereka dapatkan. Pola asuh orang tua adalah untuk mengembangkan kedisiplinan anak terutama dalam kedisiplinan belajar, maka orang tua perlu pengasuhan yang tepat dan dapat menumbuhkan sikap-sikap yang diharapkan menjadi bekal untuk masa depannya. Disiplin adalah usaha untuk membuat anak pada jalur yang ditentukan pada individu oleh orang tua.

Dengan diberinya aturan di rumah ataupun di sekolahan, kedisiplinan yang tertanam pada anak akan diterapkan dimana saja dan kapan saja. Pengawasan dalam pelaksanaan serta penjelasan-penjelasan terhadap pentingnya kedisiplinan belajar diharapkan dapat menumbuhkan rasa disiplin terutama dalam kedisiplinan belajar. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada pengaruh dari pola asuh orang tua terhadap kedisiplinan anak.

Kata kunci: pola asuh orang tua, kedisiplinan anak

PENDAHULUAN

Anak merupakan salah satu anugerah yang dimiliki oleh seorang orang tua, keluarga, dan juga lingkungannya. Dalam hal ini, anak dapat menjadi seseorang yang tumbuh dan berkembang menjadi sosok yang utuh yang dapat dibanggakan oleh lingkungan dari anak tersebut. Misalkan seorang anak dapat menjadi seorang presiden, pengusaha, menteri, pemimpin daerah, pejabat penting di suatu perusahaan, dan masih banyak pencapaian lain yang dapat membuat orang tua bangga. Bahkan, orang tua bisa juga bangga dengan pencapaian-pencapaian yang walaupun terlihat remeh namun hal tersebut dapat memberikan manfaat, misalnya dengan mengikuti kegiatan sosial atau dengan menjadi seorang anak yang patuh dalam menjalankan aturan-aturan yang berlaku.

Dalam hal ini, ketika seorang anak dapat mencapai suatu pencapaian dan melakukan suatu hal yang baik untuk dirinya dan juga lingkungannya, pastinya terdapat rasa bangga yang dapat menghampiri dari orang tua dan juga lingkungannya ketika mereka merasa memiliki hubungan dan kedekatan dengan anak tersebut. Tentunya dengan berbagai pencapaian dan prestasi yang diraih oleh seorang anak memiliki banyak faktor yang dapat membuat seorang dapat berprestasi dan juga memiliki ketahanan diri yang tinggi. Salah satu hal yang harus dipegang teguh oleh seorang anak yang dapat menjadi prinsip anak dalam menjalani hidup adalah dengan menjadi seorang yang memiliki kedisiplinan dalam menjalani berbagai macam kegiatan dan aktivitas. Dalam hal ini, kedisiplinan merupakan salah satu kunci di mana seorang anak dapat menjadi seorang pribadi yang unggul dan mampu menjalani berbagai macam tantangan yang mereka hadapi untuk dapat mencapai tujuan tersebut. Namun sayangnya, tidak semua anak memiliki dan memegang prinsip kedisiplinan dalam hidupnya.

Dalam hal ini, terdapat beberapa faktor yang dapat menyebabkan seorang anak tidak memiliki kedisiplinan dalam dirinya. Beberapa di antaranya meliputi bagaimana seorang anak mendapatkan pola asuh atau bagaimana seorang anak mendapatkan pendidikan dan pengajaran nilai moral dari orang tua ataupun dari lingkungan yang terdekat yaitu keluarga. Kemudian faktor selanjutnya adalah bagaimana lingkungan dari anak tersebut dapat membentuk kepribadian dari seorang anak. Meskipun demikian, faktor dari pengajaran dan pola asuh dari orang gua memegang peran yang penting dalam membentuk kepribadian dan mengajarkan nilai-nilai kehidupan yang harus dimiliki oleh seorang anak,

▸ Baca selengkapnya: seorang paman lebih tua dari kemenakannya

(2)

Pengaruh Pola Asuh Orang Tua Terhadap Kedisiplinan Dari Seorang Anak (Eka Nur Hanifah)

38

yang dalam hal ini termasuk dengan nilai kedisiplinan. Orang tua sebagai salah satu orang terdekat dari seorang anak yang berada di samping anak sejak Ia lahir menjadi salah satu penentu. Orang tua yang mengajarkan anak sejak dini mengenai nilai-nilai kehidupan yang seperti apa yang harus dipegang teguh oleh anak. Orang tua juga memiliki otoritas sendiri dalam mendidik anak mereka. Kondisi dari orang tua juga dapat mempengaruhi bagaimana pertumbuhan dan perkembangan dari seorang anak, mulai dari pertumbuhan secara fisik maupun secara mental, termasuk bagaimana pemahaman dari seorang anak dalam menyikapi berbagai macam persoalan yang dihadapi oleh mereka.

Melihat betapa pentingnya pengaruh dari pola asuh dari orang tua terhadap pertumbuhan dan juga bagaimana seorang anak dapat menerapkan kedisiplinan dalam kehidupannya, oleh karena itu peneliti memutuskan untuk membuat suatu makalah dengan judul “Pengaruh Pola Asuh terhadap Kedisiplinan dari Seorang Anak” di mana pada makalah ini akan dibahas bagaimana pola asuh dapat mempengaruhi seorang anak untuk dapat berlaku disiplin dan menerapkan prinsip tersebut ke dalam perilakunya sehari-hari.

Dalam hal ini problematika yang terjadi di lapangan adalah bahwa tidak semua orang tua mengerti dan memahami bagaimana cara yang baik yang dapat mereka lakukan untuk dapat memberikan pola asuh yang baik kepada seorang anak sehingga mereka dapat bersikap disiplin dan menjadi seorang anak yang tumbuh baik dan berprestasi. Belum lagi faktor lain di luar yang diteliti di makalah ini adalah bahwa kesiapan dan pengetahuan orang tua dalam pengajaran dan pendidikan anak menjadi salah satu faktor yang penting dalam pembentukan karakter seorang anak.

KAJIAN TEORI Pola Asuh

Jika ditinjau dari kata yang membentuk istilah pola asuh, maka kata pola asuh berasal dari dua kata yang terdiri atas kata pola dan juga kata Aasuh. “Pola” sendiri didefinisikan sebagai suatu gambaran yang dipakai untuk contoh batik (corak batik), potongan kertas yang dipakai contoh membuat baju dan sebagai patron, model (Poerwadarminta, 1985: 763). “Asuh” sendiri definisikan sebagai suatu kegiatan yang menjaga (merawat dan mendidik) anak kecil, memimpin (membantu, melatih) orang tua atau negara agar dapat berdiri sendiri, menyelenggarakan atau memimpin sekolah, siaran radio untuk anak-anak (Poerwadarminta,1985:63).

Jika melihat dari konteks makalah ini, maka yang dimaksud dengan pola asuh merupakan suatu cara atau metode yang dgunakan oleh orang tua kepada anaknya dalam menjaga, merawat, ataupun memberikan pendidikan moral terhadap anak dengan tujuan untuk dapat melindungi dan menjadikan seorang anak menjadi seorang yang lebih baik.

Dalam hal ini, pola asuh dilakukan tidak hanya satu kali oleh orang tua, namun kegiatan pola asuh merupakan tindakan yang dilakukan secara terus menerus oleh orang tua selama mereka masih bersama. Pola asuh membutuhkan interaksi yang baik yang dilakukan baik secara sadar ataupun tidak sadar, baik secara langsung ataupun tidak langsung.

Umumnya tiap keluarga memiliki cara tersendiri yang berbeda-beda tiap keluarganya. Hal ini dikarenakan tiap keluarga memiliki kondisi yang berbeda-beda yang menuntut adanya penyesuaian dari pola asuh yang diberikan terhadap karakteristik dari anak dan juga dari lingkungan yang membentuk kepribadian mereka.

Dalam memberikan pola asuh, terdapat dua hal yang perlu diperhatikan yaitu yang pertama dengan menerapkan prinsip kesabaran. Seperti yang telah diketahui bahwa seseorang memerlukan waktu untuk dapat memahami suatu nilai ataupun informasi. Waktu tersebut tidak dapat didefinisikan kapan dan bagaimana seorang dapat mampu memahami suatu penanaman nilai, sehingga seorang orang tua sebagai orang yang menanamkan nilai harus dapat memahami proses penanaman nilai tersebut. Yang ke dua adalah bagaimana kebijaksanaan dari seorang orang tua dalam memberikan pendidikan yang baik kepada seorang anak. Tiap-tiap anak memiliki kepribadian yang berbeda dengan kemampuan yang

(3)

WIDYA WASTARA: Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Vol. 2, No. 3, Agustus 2022

39

berbeda-beda pula, sehingga diperlukan kebijaksanaan dari seorang orang tua dalam mendidik seorang anak yang memiliki karakteristik yang berbeda.

Disiplin

Istilah disiplin sendiri jika ditinjau dari artinya merupakan sebuah kata serapan yang diambil dari Bahasa Inggris. Kata disiplin merupakan kata serapan dari bahasa asing,

“discipline” (Inggris), “disciplin” (Belanda) yang artinya belajar. Menurut Singgih Gunarso (1995: 81) disiplin adalah suatu proses dari latihan atau belajar yang dilakukan oleh seorang anak yang juga berhubungan dengan pertumbuhan dan perkembangan dari seorang anak.

Pengertian lain juga didefinisikan oleh Yuwono (dalam Soedjatmiko,1991) bahwa yang menyatakan bahwasannya disiplin dapat didefinisikan sebagai kesadaran untuk mentaati nilai, norma dan aturan yang berlaku baik dalam keluarga atau lingkungan sosial masyarakat.

Meninjau dari berbagai definisi di atas maka dapat diambil kesimpulan dalam makalah ini bahwa disiplin merupakan suatu prinsip yang dimiliki oleh seseorang yang sadar akan pentingnya dirinya untuk dapat taat terhadap nilai-nilai, norma-norma, dan juga aturan-aturan yang berlaku di lingkungannya. Urgensitas dari pentingnya menerapkan kedisiplinan dari dalam diri ini dimaksudkan agar mereka dapat menjalankan berbagai macam aktivitas-aktivitas dan kegiatan dengan baik. Adanya kedisiplinan ini berkat dari kesadaran dari mereka bahwa suatu aturan dibuat dan diterapkan dengan berbagai tujuan yang baik. Suatu aturan memiliki maksud tersendiri di setiap aturannya, sehingga dengan menaati aturan yang berlaku, maka seorang anak tersebut telah membantu lingkungannya untuk menciptakan suasana yang tertib dan stabil.

PEMBAHASAN

Seperti yang telah dijelaskan pada kajian teori, bahwa tiap keluarga pada umumnya memiliki metode tersendiri yang dilakukan oleh mereka untuk dapat memberikan penanaman nilai kepada seorang anak. Beberapa metode tersbeut adalah pola asuh otoriter, pola asuh demokratis, dan pola asuh permisif. Tiap metode pola asuh tersebut memiliki kelebihan dan kekurangannya. Pola asuh yang tepat umumnya juga disesuaikan dengan karakteristik dari orang tuanya, di mana orang tua juga pada dasarnya juga telah mendapatkan pola asuh dari orang tua mereka masing-masing yang tentunya akan memberikan persepsi tersendiri.

Pada pola asuh otoriter, biasanya orang tua memberikan cara untuk dapat menanamkan nilai-nilai dengan cara yang ketat dan juga memaksa seorang anak untuk dapat melakukan hal yang diinginkan oleh orang tua tersebut. Anak yang mendapatkan pola asuh yang seperti ini biasanya tidak memiliki kebebasan untuk dapat menentukan hal dan aktivitas yang mereka inginkan sendiri tanpa adanya pertimbangan dari orang tua. Pada pola asuh ini orang tua cenderung untuk dapat bersikap keras dan juga diskriminatif. Sikap seperti ini dilakukan oleh orang tua dengan harapan bahwa anak tersebut akan merasa takut apabila mereka tidak melakukan tindakan seperti yang diperintahkan oleh orang tua dan mereka akan cenderung menuruti semua keinginan dari orang tua tersebut.

Pada pola asuh demokratis, orang tua pola asuh yang ditandai pengakuan orang tua terhadap kemampuan anak-anak, dan kemudian anak diberi kesempatan untuk tidak selalu tergantung kepada orang tua. Orang tua dengan pola asuh demokratis cenderung fleksibel, responsif, dan merawat, orang tua melakukan pengawasan dan tuntutan, hangat, dan memiliki komunikasi yang baik dengan anak. Pengasuhan demokratis akan memberikan dorongan, membantu anak dalam membuat keputusan, selain itu anak diberikan kesempatan untuk berperan dalam berbagai aktivitas, menaruh perhatian terhadap pandangan dan perbedaan individual anak serta lebih fleksibel terhadap aturan-aturan yang telah disepakati bersama. Pada pola asuh ini komunikasi menjadi salah satu faktor penting di mana ke dua belah pihak sama-sama menyampaikan keinginan mereka masing-masing dan

(4)

Pengaruh Pola Asuh Orang Tua Terhadap Kedisiplinan Dari Seorang Anak (Eka Nur Hanifah)

40

mengkomunikasikan kebutuhan mereka sehingga trciptanya suasana hubungan keluarga yang sehat.

Pola asuh yang ke tiga adalah pola asuh permisif. Pada pola asuh ini, cara orang tua mendidik anak secara bebas, anak dianggap seperti orang dewasa atau muda, ia diberi kelonggaran seluas-luasnya apa saja yang dikehendaki. Pola asuh ini memberikan harapan anak membentuk karakter tanpa campur tangan orang tua. Orang tua menganggap anak mampu berfikir sendiri dan iasendirilah yang akan merasakan akibatnya. Menurut Steinberg orang tua dengan pola ini umumnya tidak memberikan pengawasan, tidak menasihati anak ketika salah, memberikan sedikit tuntunan dan menekan sedikit disiplin.

Dari berbagai pola asuh yang telah disebutkan di atas, pola asuh yang memberikan contoh dan teladan yang baik bagi anak merupakan salah satu pola asuh yang dianggap paling efektif untuk anak. Dalam hal ini, anak memiliki kecenderungan untuk dapat menirukan segala sesuatu yang mereka lihat, yang dalam hal ini adalah perilaku. Orang tua sebagai salah satu orang yang berada di lingkungan terdekat dari seorang anak pastinya memiliki pengaruh yang besar dalam memberikan contoh dan mempengaruhi perilaku dan kepribadian dari seorang anak. Dalam melakukan penanaman nilai kepada anak, orang tua tidak hanya dapat memberikan suatu nasihat dalam bentuk pernyataan verbal, namun juga non verbal yang tercermin dari perilaku mereka. Seorang anak akan lebih memahami suatu makna dari nasihat apabila mereka melihat sendiri dampak dan akibat yang ditimbulkan dari perbuatan baik yang dilakukan oleh seseorang. Anak yang akan menirukan perilaku dari seorang orang tua yang membutuhkan contoh nyata dari dampak dari perbuatan baik yang dilakukan oleh seseorang. Baiknya, apabila orang tua ingin memberikan penanaman nilai kepada anak-anak mereka, maka mereka juga dituntut untuk dapat memahami dan juga menerapkan apa yang mereka ajarkan, sebagai bentuk kepercayaan yang dapat diberikan oleh seorang anak terhadap apa yang diucapkan oleh orang tua mereka mengenai prinsip- prinsip kebaikan.

Kedisiplinan merupakan bentuk kesadaran diri yang dimiliki oleh seorang anak untuk dapat patuh terhadap aturan-aturan yang berlaku. Dalam hal ini, perilaku kedisiplinan yang diharapkan dilakukan oleh seorang anak dapat tercermin dengan beberapa kondisi. Kondisi tersebut misalkan seorang anak mematuhi aturan yang telah diberikan oleh orang tua di rumah misalkan dengan tidak bermain di luar rumah di atas jam 10. Hal ini dimaksudkan bahwa tidak akan terjadi suatu hal yang dapat membahayakan terhadap kondisi anak tersebut. Kemudian, seorang anak yang mematahu peraturan sekolah misalnya dengan datang tepat waktu, mengerjakan pekerjaan yang harusnya mereka kerjakan di rumah, ataupun mengerjakan tanggung jawab mereka. Mengajarkan tanggung jawab juga merupakan bagian dari pola asuh yang menanamkan nilai kedisiplinan.

Dengan berbagai macam pola asuh yang diterapkan oleh orang tua kepada anak terhadap sikap kedisiplinan seorang anak, maka dampak dari pola asuh tersebut berbeda- beda yang disesuaikan dengan kondisi dari siswa tersebut. Namun di antaranya pola asuh yang telah disebutkan di atas, maka pola asuh demokratis yang merupakan pola asuh yang memiliki dampak yang paling besar yang dapat mengajarkan seorang anak untuk dapat berperilaku disiplin.

Seperti yang telah diketahui bahwa pola asuh demokratis mendorong anak agar mandiri tetapi masih menertapkan batasan- batasan dan pengendalian atas tindakan mereka. Adanya aktivitas seperti musyawarah, memperlihatkan kehangatan atau kasih sayang memberikan salah satu dampak positif di mana rasa cinta tersebut dapat mempengaruhi seorang anak untuk dapat melakukan apa yang diinginkan oleh orang yang menyayangi mereka. Orang tua memiliki peran sangat penting dalam meletakkan perilaku- perilaku dasar bagi anakanaknya. Walaupun banyak sekali dari orang tua akan lebih cenderung untuk dapat memberikan pola pola asuh otoriter untuk anaknya dan jarang terkadang tanpa memberikan kehangatan. Orang tua biasanya mengontrol dan menguasai serta memberikan aturan-aturan yang memberatkan dan terkesan memaksa anaknya untuk menuruti apa saja yang dikatakan. Orang tua memiliki anggapan ketika mereka

(5)

WIDYA WASTARA: Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Vol. 2, No. 3, Agustus 2022

41

menanamkan kedisiplinan yang berlebian pada anak, maka anak nantinya akan tambah menjadi seorang pribadi yang disiplin. Selain itu, dengan memaksa seorang anak untuk dapat melakukan sesuatu dengan waktu yang singkat, maka orang tua tidak perlu untuk dapat melakukan tindakan ekstra dalam pola asuh anak seperti dengan melakukan negosiasi dan musyawarah yang juga mendengarkan dari keluh kesah dan keinginan dari seorang anak. Orang tua justru tidak ingin mengambil banyak tindakan dalam memberikan pola asuh terhadap anak. Namun juga melihat dari pola asuh ini anak akan cenderung untuk melakukan dan menunjukkan sikap penolakan dan akan memiliki kemungkinan yang lebih besar untuk dapat melanggar aturan yang ada di lingkungan mereka.

Jika ditinjau dari pola asuh demokratis, maka pada pola asuh anak diberi kesempatan untuk tidak selalu tergantung kepada orang tua. Orang tua dengan pola asuh demokratis cenderung fleksibel, responsif, dan merawat, orang tua melakukan pengawasan dan tuntutan, hangat, dan memiliki komunikasi yang baik dengan anak. Pengasuhan demokratis akan memberikan dorongan, membantu anak dalam membuat keputusan, selain itu anak diberikan kesempatan untuk berperan dalam berbagai aktivitas, menaruh perhatian terhadap pandangan dan perbedaan individual anak serta lebih fleksibel terhadap aturan- aturan yang telah disepakati bersama. Hal ini tentunya akan memberikan dampak yang positif di mana seorang anak akan memiliki kebebasan namun juga mereka memiliki tanggung jawab terhadap keputusan yang mereka pilih. Kebebasan ini yang justru membuat seorang anak untuk dapat berpikir dua kali dalam melakukan suatu tindakan.

Hal ini dikarenakan orang tua yang juga mengajarkan kepada anak mengenai batasan-batasan serta memberikan pengertian yang lebih mengenai dampak yang ditimbulkan dari melakukan sesuatu yang berada di luar aturan. Anak akan cenderung berpikir dua kali untuk dapat melanggar peraturan karena kebebasan tersebut membuat mereka menyadari bahwa mereka memiliki tanggung jawab dan juga akan menanggung segala risiko yang ditimbulkan apabila berbuat di luar aturan. Selain itu, anak juga akan menyadari bahwa kebebasan yang diberikan oleh orang tuanya merupakan keuntungan tersendiri karena seorang anak dapat melakukan berbagai macam kegiatan yang mereka inginkan tanpa perlu takut adanya tekanan dari orang tua dengan berbagai catatan yang harus mereka patuhi.

SOLUSI

Dengan berbagai macam pola asuh yang diterapkan oleh orang tua kepada anak terhadap sikap kedisiplinan seorang anak, maka dampak dari pola asuh tersebut berbeda- beda dan disesuaikan dengan kondisi anak. Namun di antara pola asuh yang telah disebutkan di atas, pola asuh demokratis merupakan pola asuh yang memiliki dampak paling besar dan dapat mengajarkan anak untuk dapat berperilaku disiplin.

Seperti yang telah diketahui bahwa pola asuh demokratis mendorong anak agar mandiri tetapi masih menerapkan batasan- batasan dan pengendalian atas tindakan mereka.

Adanya aktivitas seperti musyawarah, memperlihatkan kehangatan atau kasih sayang memberikan salah satu dampak positif di mana rasa cinta tersebut dapat mempengaruhi seorang anak untuk dapat melakukan apa yang diinginkan oleh orang yang menyayangi mereka. Orang tua memiliki peran sangat penting dalam meletakkan perilaku-perilaku dasar bagi anakanaknya. Walaupun banyak sekali dari orang tua akan lebih cenderung untuk dapat memberikan pola asuh otoriter untuk anaknya dan terkadang tanpa memberikan kehangatan. Orang tua biasanya mengontrol dan menguasai serta memberikan aturan- aturan yang memberatkan dan terkesan memaksa anak untuk menuruti apa saja yang dikatakan. Orang tua memiliki anggapan ketika mereka menanamkan kedisiplinan yang berlebian pada anak, maka nantinya anak akan tambah menjadi pribadi yang disiplin. Selain itu, dengan memaksa anak untuk dapat melakukan sesuatu dengan waktu yang singkat, maka orang tua tidak perlu untuk dapat melakukan tindakan ekstra dalam pola asuh anak seperti dengan melakukan negosiasi dan musyawarah dan juga mendengarkan keluh kesah dan keinginan anak. Orang tua justru tidak ingin mengambil banyak tindakan dalam memberikan pola asuh terhadap anak. Namun dilihat dari pola asuh, anak akan cenderung

(6)

Pengaruh Pola Asuh Orang Tua Terhadap Kedisiplinan Dari Seorang Anak (Eka Nur Hanifah)

42

untuk menunjukkan sikap penolakan dan akan memiliki kemungkinan yang lebih besar untuk dapat melanggar aturan yang ada di lingkungan mereka.

Jika ditinjau dari pola asuh demokratis, maka pada pola asuh anak diberi kesempatan untuk tidak selalu tergantung kepada orang tua. Orang tua dengan pola asuh demokratis cenderung fleksibel, responsif, dan merawat, orang tua melakukan pengawasan dan tuntutan, hangat, dan memiliki komunikasi yang baik dengan anak. Pengasuhan demokratis akan memberikan dorongan, membantu anak dalam membuat keputusan, selain itu anak diberikan kesempatan untuk berperan dalam berbagai aktivitas, menaruh perhatian terhadap pandangan dan perbedaan individual anak serta lebih fleksibel terhadap aturan- aturan yang telah disepakati bersama. Hal ini tentunya akan memberikan dampak yang positif di mana seorang anak akan memiliki kebebasan namun juga mereka memiliki tanggung jawab terhadap keputusan yang mereka pilih. Kebebasan ini yang justru membuat seorang anak untuk dapat berpikir dua kali dalam melakukan suatu tindakan.

Hal ini dikarenakan orang tua yang juga mengajarkan kepada anak mengenai batasan-batasan serta memberikan pengertian yang lebih mengenai dampak yang ditimbulkan dari melakukan sesuatu yang berada di luar aturan. Anak akan cenderung berpikir dua kali untuk dapat melanggar peraturan karena kebebasan tersebut membuat mereka menyadari bahwa mereka memiliki tanggung jawab dan juga akan menanggung segala risiko yang ditimbulkan apabila berbuat di luar aturan. Selain itu, anak juga akan menyadari bahwa kebebasan yang diberikan oleh orang tuanya merupakan keuntungan tersendiri karena seorang anak dapat melakukan berbagai macam kegiatan yang mereka inginkan tanpa perlu takut adanya tekanan dari orang tua dengan berbagai catatan yang harus mereka patuhi.

KESIMPULAN

Beberapa jenis macam pola asuh yang diterapkan orang tua terhadap anak yang meliputi pola asuh otoriter, pola asuh demokratis, dan pola asuh permisif. Setiap pola asuh memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing yang disesuaikan dengan kondisi dari keluarga tersebut.

Kedisiplinan merupakan bentuk kesadaran diri yang dimiliki oleh seorang anak untuk dapat patuh terhadap aturan-aturan yang berlaku dan menjadi harapan dari pola asuh yang diberikan oleh orang tua kepada anak untuk bersikap disiplin. Kedisiplinan juga mencerminkan bagaimana seorang anak memiliki tanggung jawab terhadap pilihan yang telah anak pilih.

Pengaruh dari pola asuh terhadap kedisiplinan bergantung dari jenis pola asuh yang diberikan dari orang tua. Namun untuk dapat menjadikan anak yang memiliki kedisiplinan yang tinggi maka pola asuh demokratis dianggap yang paling baik karena kebebasan bersyarat yang dimiliki oleh anak akan membuat anak mampu membuat manajemen risiko terhadap apa yang diperbuat dan meningkatkan kesadaran dari anak terhadap kepatuhan.

DAFTAR PUSTAKA

Anggraini, A., Hartuti, P., & sholihah, afifatus. (2018). HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN KEPRIBADIAN SISWA SMA DI KOTA BENGKULU. Consilia: Jurnal

Ilmiah Bimbingan Dan Konseling, 1(1), 10–18.

https://doi.org/10.33369/consilia.1.1.10-18

Anisa, Siti. 2005. Kontribusi Pola Asuh Orang tua terhadap Kemandirian Siswa Kelas II SMA Negeri 1 Balapulang Kabupaten Tegal Tahun Pelajaran 2004/2005. Skripsi.

Universitas Negeri Semarang.

Arisana Arga Lacopa & Ismani, “Pengaruh Kedisiplinan Siswa Dan Persepsi Siswa Tentang Kualitas Mengajar Guru Terhadap Prestasi Belajar Akutansi Siswa Kelas Xi Ips Man Yogyakarta,” 2 (2012).

(7)

WIDYA WASTARA: Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Vol. 2, No. 3, Agustus 2022

43

Asiatik, R. A., Abdul, W. H., & Chusnul, M. (2017). Smart Parenting Demokratis dalam Membangin Karakter Anak. Al-Athfal Jurnal Pendidikan Anak, 4(1), 1–16.

Aulina, C. N. (2013). Penanaman Disiplin Pada Anak Usia Dini. PEDAGOGIA: Jurnal Pendidikan, 2(1), 36. https://doi.org/10.21070/pedagogia.v2i1.45

Bahri Thalib Syamsul, Psikologi Pendidikan Berbasis Analisis Empiris Aplikatif. Jakarta:

Kencana, 2013.

Dahlena, W. (2019). Pengaruh Pola Asuh Orang Tua Terhadap Kedisiplinan Anak di TK Assalam 2 Sukarame Bandar Lampung. Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung

Elly Rosma, “Hubungan Kedisiplinan Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas V di Sd Negeri 10 Banda Aceh, Jurnal Pesona Dasar, “Oktober 2016 Diakses Pada Tanggal 28 Januari 2020.

Ida, W. (2019). Pola Asuh Orang Tua Dalam Meningkatkan Kedisiplinan Pendidikan Anak(Studi Deskriptif di Kelurahan Rabadompu Timur Kecamatan Raba Kota Bima).

Jurnal Pendidikan Sosiologi, II(II), 43–49

Ilahi Mohammad Takdir, Quantum Parenting Kiat Sukses Mengasuh Anak Secara Efektif Dan Cerdas. Jogjakarta: Katahati, 2013.

Ismaya Bambang, Bimbingan & Konseling. Bandung: PT. Refika Aditama, 2015.

Rahmi, Y. A., & Riana, N. (2018). Pola Asuh Orang Tua untuk Meningkatkan Disiplin Anak.

Jurnal Obor Penmas Pendidikan Luar Sekolah, 1(1), 3.

Ramadona, M., Anjani, A. R., & Putriani, R. (2020). Pengaruh Pola Asuh Orangtua Terhadap Kedisiplinan Peserta Didik Di Smk Teknindo Jaya Depok. Research and Development Journal of Education, 6(2), 13. https://doi.org/10.30998/rdje.v6i2.4531

Sochib, Moch. 2000. Pola Asuh Orang Tua. Dalam Membantu Anak Mengembangkan Disiplin Diri. Rineka Cipta: Jakarta.

Suarsini, Desy. 2013. Pola Asuh Orang Tua, Artikel (online)(http;//desysuar.blogspot.com, diakses 10 Desember 2013)

Suryadi Edi, M. Hidayat Ginanjar, M. Priyatna, April 2018, Penggunaan Sosial Media Whatsapp Dan Pengaruhnya Terhadap Disiplin Belajar Peserta Didik Pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam, Edukasi Islam, Jurnal Pendidikan Islam Vol.07, No. 1

Supardi U.S, “Peran Kedisiplinan Belajar Dan Kecerdasan Matematika Logis Dalam Pembelajaran Matematika,” Jurnal Formatif, 2 (Agustus, 2014).

Tridhonanto. (2014). Mengembangkan pola asuh demokratis. Jakarta: PT Elex Media Komputindo.

(8)

Pengaruh Pola Asuh Orang Tua Terhadap Kedisiplinan Dari Seorang Anak (Eka Nur Hanifah)

44

Referensi

Dokumen terkait

Pola asuh adalah salah satu faktor yang memengaruhi kedisiplinan anak, maka dari itu orang tua haruslah menerapkan pola asuh dengan baik agar. dapat terbentuk kedisiplinan yang

Berdasarkan analisis yang telah dilakukan maka hipotesis yang menyatakan bahwa terdapat pengaruh antara pola asuh orang tua dan kedisiplinan belajar terhadap

Kata Kunci: Kedisiplinan, Pola Asuh, Orang Tua, Moral. Pola asuh merupakan sikap orang tua dalam berinteraksi, membimbing, membina, dan mendidik anak-anaknya dalam

Dari hasil penelitian tentang Pola Bimbingan Orang Tua Asuh dalam Menanamkan Kedisiplinan Anak di Panti Asuhan Yatim Piatu Rohadi Kaliwungu Kendal yang penulis lakukan,

Pola asuh orang tua sangat berperan bagi anak usia dini, dimana orang tua mendidik anaknya dengan sangat baik, orang tua mendidik anaknya terutama dari lingkungan keluarga, dalam

Dari berbagai pandangan tersebut orang tua dapat melaksanakan perannya mendidik anak di era digital dengan cara menerapkan pola asuh yang tidak otoriter karena anak tidak senang

Metode angket dalam penelitian ini merupakan metode pokok yang penulis gunakan untuk mengetahui pengaruh pola asuh demokratis orang tua dan kedisiplinan belajar siswa, pada penelitian

Pola asuh terdiri tiga kategori yakni pola asuh otoriter yang orang tua bertindak keras terhadap anak dengan mengontrol tingkah laku anak secara ketat, memberikan hukumam jika anak