10
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
II.1. Definisi Sistem Informasi
Sistem Informasi (SI) adalah kombinasi dari teknologi informasi dan aktivitas orang yang menggunakan teknologi itu untuk mendukung operasi dan manajemen. Dalam arti yang sangat luas, istilah sistem informasi yang sering digunakan merujuk kepada interaksi antara orang, proses algoritmik, data, dan teknologi. Dalam pengertian ini, istilah ini digunakan untuk merujuk tidak hanya pada penggunaan organisasi Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK), tetapi juga untuk cara di mana orang berinteraksi dengan teknologi ini dalam mendukung proses bisnis.
Sistem informasi terdiri dari komponen-komponen yang disebut dengan istilah blok bangunan (Building Block), dimana masing-masing blok ini saling berintegrasi satu sama lainya membentuk satu kesatuan untuk mencapai tujuannya. (Anisya ; 2013 : 50)
Adapun blok-blok tersebut adalah sebagai berikut : 1. Blok masukan (Input Blok)
Meliputi metode-metode dan media untuk menangkap data yang akan dimasukan, dapat berupa dokumen-dokumen dasar.
2. Blok Model (Model Block)
Terdiri dari kombinasi prosedur, logika dan model matematik yang berfungsi memanipulasi data untuk keluaran tertentu.
3. Blok Keluaran (Output Block)
Berupa keluaran dokumen dan informasi yang berkualitas 4. Blok Teknologi
Untuk menerima input, menjalankan model, menyimpan dan mengakses data, menghasilkan dan mengirimkan keluaran serta membantu pengendalian dari sistem secara keseluruhan.
5. Blok Basis Data (Database Block)
Merupakan kumpulan data yang saling berhubungan satu dengan yang lainnya, tersimpan didalam perangkat keras komputer dan perangkat lunak untuk memanipulasi.
6. Blok Kendali (Controls Block)
Meliputi masalah pengendalian yang berfungsi mencegah dan menangani kesalahan atau kegagalan sistem. (Anisya ; 2013 : 50)
II.2. Sistem Informasi Akuntansi
sistem informasi akuntansi adalah kumpulan sumber-sumber daya, seperti manusia dan peralatan, yang dirancang untuk mengubah data keuangan dan data lainnya menjadi informasi. Pendapat lain mengatakan Sistem Informasi Akuntansi (SIA) adalah sumber daya manusia dan modal dalam organisasi yang bertanggung jawab untuk persiapan informasi keuangan dan informasi yang diperoleh dari mengumpulkan dan memproses berbagai transaksi
perusahaan. Dalam hubungan dengan sistem informasi akuntansi, transaksi dibagi menjadi dua kelas transaksi keuangan dan transaksi non keuangan.
Transaksi keuangan adalah sebuah peristiwa ekonomi yang mempengaruhi aktiva dan ekuitas suatu organisasi, direfleksikan dalam akun-akunnya, dan diukur dalam satuan moneter. Transaksi non keuangan termasuk dalam semua peristiwa yang diproses oleh sistem informasi organisasi yang tidak memenuhi defenisi sempit dari transaksi keuangan. Sistem informasi akuntansi tidak hanya mengolah data keuangan saja, data non keuangan juga diikut sertakan karena dapat pengambilan keputusan tidak hanya informasi keuangan saja yang diperlukan, informasi non keuangan tentang suatu kondisi dan keadaan juga dapat dipergunakan sebagai pertimbangan dalam pengambilan keputusan.
(Vendy Michael Kandouw ; 2013 : 435)
II.2.1. Fungsi Sistem Informasi Akuntansi
Sistem informasi akuntansi dirancang dan dilaksanakan pada dasar untuk memberikan informasi kepada pihak manajemen perusahaan. Dari hasil sistem informasi akuntansi ini akan diperoleh mengenai informasi- informasi yang dibutuhkan untuk pengambilan keputusan dalam mencapai tujuan perusahaan. Tiga fungsi suatu sistem informasi akuntansi, yaitu: (Vendy Michael Kandouw ; 2013 : 435)
1. Mengumpulkan dan menyimpan data tentang aktivitas-aktivitas yang dilaksanakan oleh organisasi, sumber daya yang dipengaruhi oleh aktivitas-aktivitas tersebut, dan para pelaku yang terlibat dalam berbagai aktivitas tersebut, agar pihak manajemen, para pegawai, dan pihak-pihak
luar yang berkepentingan dapat meninjau ulang (review) hal-hal yang telah terjadi.
2. Mengubah data menjadi informasi yang berguna bagi pihak manajemen untuk membuat keputusan dalam aktivitas perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan.
3. Menyediakan pengendalian yang memadai untuk menjaga aset-aset organisasi, termasuk data organsisasi, untuk memastikan bahwa data tersebut tersedia saat dibutuhkan, akurat dan andal.
II.2.2. Manfaat dan Tujuan Sistem Informasi Akuntansi
Berdasarkan definisi sistem informasi akuntansi maka tujuan dan manfaat sistem informasi akuntansi tersebut adalah sebagai pengolah transaksi (transaction processing) dan pengolah informasi (Information processing).
(Vendy Michael Kandouw ; 2013 : 436) 1. Pemrosesan Transaksi
Transaksi memungkinkan perusahaan melakukan operasi, menyelenggarakan arsip dan catatan yang up to date, dan mencerminkan aktivitas organisasi.Transaksi akuntansi merupakan transaksi pertukaran yang mempunyai nilai ekonomis. Tipe transaksi dasar adalah :
a. Penjualan produk atau jasa.
b. Pembelian bahan baku, barang dagangan, jasa, dan asset tetap dari supplier.
c. Penerimaan kas.
d. Pengeluaran kas kepada supplier.
e. Pengeluaran kas gaji karyawan.
Sebagai pengolah transaksi, sistem informasi akuntansi berperan mengatur dan mengopersionalkan semua aktivitas transaksi perusahaan.
2. Pengolahan Transaksi
Tujuan kedua sistem informasi akuntansi adalah untuk menyediakan informasi yang diperlukan dalam pengambilan keputusan yang dilaksanakan oleh aktivitas yang disebut pemrosesan transaksi. Sebagian dari keluaran yang diperlukan oleh pemroses transaksi disediakan oleh sistem pemrosesan transaksi. Namun sebagian besar diperoleh dari sumber lain, baik dari dalam maupun dari luar perusahaan. Pengguna utama pemrosesan transaksi adalah manajer perusahaan. Mereka mempunyai tanggung jawab pokok untuk mengambil keputusan yang berkenaan dengan perencanaan dan pengendalian operasi perusahaan. Pengguna output lainnya adalah para karyawan penting seperti akuntan, insinyur serta pihak luar seperti investor dan kreditor.
II.3. Biaya
Menurut Witjaksono (2006) menyatakan, biaya (cost) adalah suatu pengorbanan sumber daya untuk mencapai suatu tujuan. Menurut Supriyono (2011), biaya (expenses) adalah harga perolehan yang dikorbankan atau digunakan dalam rangka memperoleh penghasilan (revenue) yang akan dipakai sebagai pengurang penghasilan. Menurut Mulyadi (2003), mengemukan bahwa definisi biaya adalah cost sumber daya yang telah atau akan dikorbankan untuk
mewujudkan tujuan tertentu. Menurut Horngren, Srikant, Foster (2006) mengemukakan biaya (cost) sebagai sumber daya yang dikorbankan atau dilepaskan untuk mencapai tujuan tertentu. Menurut Carter (2009:2), biaya adalah suatu nilai tukar, pengeluaran, pengorbanan yang dikeluarkan untuk menjamin memperoleh manfaat. Definisi diatas dapat disimpulkan bahwa biaya adalah harga perolehan dari suatu pengorbanan atas sumber-sumber ekonomi baik barang atau jasa untuk mendapat sesuatu yang merupakan tujuan yaitu pendapatan atau penghasilan baik di masa kini atau masa mendatang. (Helmina Batubara ; 2013 : 218)
II.4. Penggolongan Biaya
Menurut Supriyono (2011) menyatakan, penggolongan biaya sesuai fungsi pokok dari kegiatan/aktivitas perusahaan. Fungsi pokok dari kegiatan perusahaan- perusahaan dapat digolongkan menjadi: Fungsi produksi dikelompokkan menjadi biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik , Fungsi pemasaran biaya pemasaran meliputi biaya penjualan, penggudangan produk selesai, Fungsi administrasi dan umum yaitu biaya gaji pimpinan, personalia, sekretariat, akuntansi, hubungan masyarakat, dan keamanan, Fungsi keuangan (financial) yaitu biaya bunga. (Helmina Batubara ; 2013 : 218)
II.5. Harga Pokok Produksi
Harga Pokok Produksi menurut, Winwin dan Ilham (2008) harga pokok produksi yaitu biaya barang yang telah diselesaikan selama satu periode. Menurut Haryono (2005), menyatakan bahwa harga pokok produksi adalah biaya untuk
menghasilkan produk pada perusahaan manufaktur, Menurut Hansen dan Mowen (2004:48) harga pokok produksi, adalah mewakili jumlah biaya barang yang diselesaikan pada periode tertentu. (Helmina Batubara ; 2013 : 219)
II.6. Manfaat Informasi Harga Pokok Produksi
Perusahaan manufaktur dalam informasi harga pokok produksi yang dihitung untuk jangka waktu tertentu, bermanfaat bagi manajemen. Menurut Mulyadi (2002:71) menyatakan bahwa: manfaat informasi harga pokok produksi yaitu : menentukan harga jual produk, memantau realisasi biaya produksi., menghitung laba atau rugi periodic, menentukan harga pokok persediaan produk jadi dan produk dalam proses yang disajikan dalam neraca. (Helmina Batubara ; 2013 : 218)
II.7. Unsur-Unsur Biaya Produksi
Menurut Supriono (2011) menyatakan,unsur-unsur biaya produksi yaitu : (Helmina Batubara ; 2013 : 219)
1. Biaya bahan baku adalah bahan yang akan diolah menjadi produk selesai dan pemakaiannya dapat diidentifikasi atau diikuti jejaknya atau merupakan bagian integral pada produk tertentu.
2. Biaya tenaga kerja adalah semua balas jasa (teken prestasi)yang diberikan oleh perusahaan kepada semua karyawan.
3. Biaya overhead pabrik adalah biaya produksi selain bahan baku dan tenaga kerja langsung., yang elemennya dapat digolongkan ke dalam : biaya bahan penolong, biaya tenaga kerja tidak langsung, penyusutan dan amorrtisasi
aktiva tetap pabrik, reparasi dan pemeliharaanaktiva tetap, biaya listrik dan air pabrik, biaya asuransi pabrik, biaya overhead lain-lain.
4. Biaya Pemasaran, yaitu biaya dalam rangka penjualan produk selesai sampai dengan pengumpulan piutang menjaddi kas. Biaya ini meliputi : fungsi penjualan, fungsi penggudangan produk selesai, fungsi pengepakan dan pengiriman, fungsi adpertensi, fungsi pembuatan faktur atau administrasi penjualan.
5. Biaya administrasi dan umum, yaitu semua biaya yang berhubungan dengan fungsi administrasi dan umum. Biaya ini terjadi dalam rangka penentuan kebijaksanaan, pengarahan, dan pengawasan kegiatan perusahaan secara keseluruhan.
6. Biaya keuangan adalah semua biaya yang terjadi dalam melaksanakan fungsi keuangan. (Helmina Batubara ; 2013 : 219)
II.8. Metode Penetuan Harga Pokok Produksi
Menurut Witjaksono (2006) perbedaan antara metode full costing dengan variable costing adalah dalam perlakuan biaya tetap (fixed cost), dimana full costing biaya tetap sebagai biaya produk (product cost), sedangkan dalam variable cost diperlakukan sebagai biaya periode. Menurut Rodes (2008) metode full costing adalah metode penentuan harga pokok produksi, yang membebankan seluruh biaya produksi baik yang berperilaku tetap maupun variable kepada produk. Harga pokok produksi menurut metode full costing terdiri dari unsur- unsur biaya produksi sebagai berikut : (Helmina Batubara ; 2013 : 219)
Biaya bahan baku xxx Biaya tenaga kerja langsung xxx Biaya overhead pabrik tetap xxx Biaya overhead pabrik variabel xxx Harga pokok produksi xxx
Metode variable costing adalah metode penentuan harga pokok produksi yang menghitung biaya produksi yang berperilaku variabel saja. Harga pokok produksi menurut metode variable costing terdiri dari unsur-unsur biaya produksi sebagai berikut :
Biaya bahan baku xxx
Biaya tenaga kerja langsung xxx Biaya overhead pabrik variable xxx Harga pokok produksi xxx
II.9. UML (Unified Modelling Language)
Unified Modelling Language (UML) adalah sebuah "bahasa" yg telah menjadi standar dalam industri untuk visualisasi, merancang dan mendokumentasikan sistem piranti lunak. UML menawarkan sebuah standar untuk merancang model sebuah sistem. Dengan menggunakan UML kita dapat membuat model untuk semua jenis aplikasi piranti lunak, dimana aplikasi tersebut dapat berjalan pada piranti keras, sistem operasi dan jaringan apapun, serta ditulis dalam bahasa pemrograman apapun. Tetapi karena UML juga menggunakan class dan operation dalam konsep dasarnya, maka ia lebih cocok untuk penulisan piranti lunak dalam bahasa-bahasa berorientasi objek seperti C++, Java, C# atau VB.NET. Walaupun demikian, UML tetap dapat digunakan untuk modeling
aplikasi prosedural dalam VB atau C. Seperti bahasa-bahasa lainnya, UML mendefinisikan notasi dan syntax/semantik. Notasi UML merupakan sekumpulan bentuk khusus untuk menggambarkan berbagai diagram piranti lunak. Setiap bentuk memiliki makna tertentu, dan UML syntax mendefinisikan bagaimana bentuk-bentuk tersebut dapat dikombinasikan. Notasi UML terutama diturunkan dari 3 notasi yang telah ada sebelumnya: Grady Booch OOD (Object-Oriented Design), Jim Rumbaugh OMT (Object Modeling Technique), dan Ivar Jacobson OOSE (Object-Oriented Software Engineering). Sejarah UML sendiri cukup panjang. Sampai era tahun 1990 seperti kita ketahui puluhan metodologi pemodelan berorientasi objek telah bermunculan di dunia. Diantaranya adalah:
metodologi booch, metodologi coad, metodologi OOSE, metodologi OMT, metodologi shlaer-mellor, metodologi wirfs-brock, dsb. Masa itu terkenal dengan masa perang metodologi (method war) dalam pendesainan berorientasi objek.
Masing-masing metodologi membawa notasi sendiri-sendiri, yang mengakibatkan timbul masalah baru apabila kita bekerjasama dengan group/perusahaan lain yang menggunakan metodologi yang berlainan. Dimulai pada bulan Oktober 1994 Booch, Rumbaugh dan Jacobson, yang merupakan tiga tokoh yang boleh dikata metodologinya banyak digunakan mempelopori usaha untuk penyatuan metodologi pendesainan berorientasi objek. Pada tahun 1995 direlease draft pertama dari UML (versi 0.8). Sejak tahun 1996 pengembangan tersebut dikoordinasikan oleh Object Management Group (OMG – http://www.omg.org).
Tahun 1997 UML versi 1.1 muncul, dan saat ini versi terbaru adalah versi 1.5 yang dirilis bulan Maret 2003. Booch, Rumbaugh dan Jacobson menyusun tiga
buku serial tentang UML pada tahun 1999. Sejak saat itulah UML telah menjelma menjadi standar bahasa pemodelan untuk aplikasi berorientasi objek. (Yuni Sugiarti ; 2013 : 33)
Dalam pembuatan skripsi ini penulis menggunakan diagram Use Case yang terdapat di dalam UML. Adapun maksud dari Use Case Diagram diterangkan dibawah ini.
1. Use Case Diagram
Use case diagram menggambarkan fungsionalitas yang diharapkan dari sebuah sistem. Yang ditekankan adalah “apa” yang diperbuat sistem, dan bukan
“bagaimana”. Sebuah use case merepresentasikan sebuah interaksi antara aktor dengan sistem. Use case merupakan sebuah pekerjaan tertentu, misalnya login ke sistem, meng-create sebuah daftar belanja, dan sebagainya. Seorang/sebuah aktor adalah sebuah entitas manusia atau mesin yang berinteraksi dengan sistem untuk melakukan pekerjaan-pekerjaan tertentu. Use case diagram dapat sangat membantu bila kita sedang menyusun requirement sebuah sistem, mengkomunikasikan rancangan dengan klien, dan merancang test case untuk semua feature yang ada pada sistem. Sebuah use case dapat meng-include fungsionalitas use case lain sebagai bagian dari proses dalam dirinya. Secara umum diasumsikan bahwa use case yang di-include akan dipanggil setiap kali use case yang meng-include dieksekusi secara normal. Sebuah use case dapat di- include oleh lebih dari satu use case lain, sehingga duplikasi fungsionalitas dapat dihindari dengan cara menarik keluar fungsionalitas yang common. Sebuah use case juga dapat meng-extend use case lain dengan behaviour-nya sendiri.
Sementara hubungan generalisasi antar use case menunjukkan bahwa use case yang satu merupakan spesialisasi dari yang lain. (Yuni Sugiarti ; 2013 : 41).
Berikut adalah simbol-simbol use case yang terdapat pada tabel II.1. :
Tabel II.1. Simbol Use Case
Simbol Deskripsi
Use Case Fungsional yang disediakan sistem sebagai unit-unit yang saling bertukar pesan antar unit dan aktor, biasanya menggunakan kata kerja di awal frase nama use case Aktor
Nama Aktor
Orang atau sistem lain yang berinteraksi dengan sistem informasi yang akan dibuat diluar sistem informasi yang akan dibuat sistem itu sendiri. Jadi walaupun simbol aktor adalah gambar orang, tapi aktor belum tentu merupakan orang. Biasanya menggunakan kata benda di awal frase nama actor
Asosiasi / Association Komunikasi antar aktor dan use case yang berpartisipasi use case atau use case berinteraksi dengan aktor.
Extend
<< extend >>
Relasi use case tambahan ke sebuah use case dimana use case yang ditambahkan dapat berdiri sendiri walupun tanpa use case tambahan itu, mirip dengan prinsip inheritance pada pemrograman berorientasi objek;
biasanya use case tambhan memiliki nama depan yang sama dengan use case yang ditambahkan, arah panah menunjukan pada use case yang dituju. Contoh :
<<Extend>>
Nama Use Case
Nama Use Case
Nama Use Case
Include
<< include >>
Relasi use case tambahan ke sebuah use case dimana use case yang ditambahkan memerlukan use case ini untuk menjalankan fungsinya atau sebagai syarat dijalankan use case ini. ada dua sudut pandang yang cukup besar mengenai include di use case, include berarti use case yang ditambahkan akan selalu dipanggil saat use case tambahan dijalankan, contoh;
<< include >>
Sumber : (Yuni Sugiarti ; 2013 : 42)
2. Class Diagram
Diagram kelas atau class diagram menggambarkan struktur sistem dari segi pendefinisian kelas-kelas yang akan dibuat untuk membangun sistem. Kelas memiliki apa yang disebut atribut dan metode atau operasi. Berikut adalah simbol- simbol pada diagram kelas yang terdapat pada tabel II.2.:
Tabel II.2. Simbol Class Diagram
Simbol Deskripsi
Package Package merupakan sebuah bungkusan
dari satu atau lebih kelas
Operasi Kelas pada struktur sistem
Nama Use Case Nama Use Case
package
Nama Kelas
Operation 1( ) +Attribute 1 +Attribute2
Antar muka / interface
Interface
Sama dengan konsep interface dalam pemograman berorientasi objek
Asosiasi
1 1..
Relasi antar kelas dan makna umum , asosiasi biasanya juga disertai dengan multiplicity
Asosiasi berarah /Directed Asosiasi Relasi antar kelas dengan makna kelas yang satu di gunakan oleh kelas yang lain asosiasi biasanya juga disertai dengan multiplicity
Generalisasi Relasi antar kelas dengan makna generalisasi –spesialisasi (umum- khusus)
Ketergantungan/defedency Relasi antar kelas dengan makna ketergantungan antar kelas
Agregasi Relasi antar kelas dengan makna semua bagian (whole part)
Sumber : (Yuni Sugiarti ; 2013 : 59)
3. Sequence Diagram
Diagram Sequence menggambarkan kelakuan/prilaku objek pada use case dengan mendeskripsikan waktu hidup objek dan message yang dikirimkan dan diterima antar objek. Oleh karena itu untuk menggambarkan diagram sequence
maka harus diketahui objek-objek yang terlibat dalam sebuah use case beserta metode-metode yang dimiliki kelas yang diinstansiasi menjadi objek itu.
Banyaknya diagram sequence yang harus digambar adalah sebanyak pendefinisian use case yang memiliki proses sendiri atau yang penting semua use case yang telah didefinisikan interaksi jalannya pesan sudah dicakup pada diagram sequence sehingga semakin banyak use case yang didefinisikan maka diagram sequence yang harus dibuat juga semakin banyak.
4. Activity Diagram
Activity diagram menggambarkan berbagai alir aktivitas dalam sistem yang sedang dirancang, bagaimana masing-masing alir berawal, decision yang mungkin terjadi, dan bagaimana mereka berakhir. Activity diagram juga dapat menggambarkan proses paralel yang mungkin terjadi pada beberapa eksekusi.
Activity diagram merupakan state diagram khusus, di mana sebagian besar state adalah action dan sebagian besar transisi di-trigger oleh selesainya state sebelumnya (internal processing). Oleh karena itu activity diagram tidak menggambarkan behaviour internal sebuah sistem (dan interaksi antar subsistem) secara eksak, tetapi lebih menggambarkan proses-proses dan jalur-jalur aktivitas dari level atas secara umum.
Sebuah aktivitas dapat direalisasikan oleh satu use case atau lebih.
Aktivitas menggambarkan proses yang berjalan, sementara use case menggambarkan bagaimana aktor menggunakan sistem untuk melakukan aktivitas.
Sama seperti state, standar UML menggunakan segiempat dengan sudut membulat untuk menggambarkan aktivitas. Decision digunakan untuk menggambarkan behaviour pada kondisi tertentu. Untuk mengilustrasikan proses- proses paralel (fork dan join) digunakan titik sinkronisasi yang dapat berupa titik, garis horizontal atau vertikal.
Activity diagram dapat dibagi menjadi beberapa object swimlane untuk menggambarkan objek mana yang bertanggung jawab untuk aktivitas tertentu.
Berikut adalah gambar activity diagram yang terdapat pada gambar II.1. :
[no coffee]
[no cola]
decision Find Beverage
Get Can of Cola
Drink Beverage Pour Coffee
Get Cups Add Water to
Reservoir Put Coffee In
Filter
Turn on Machine Put Filter In
Machine
Brew Coffee Start
End
Gambar II.1. Activity Diagram Sumber : (Yuni Sugiarti ; 2013 : 76)
II.10. Visual Studio
Visual Basic dibuaat oleh Microsoft, merupakan salah satu bahasa pemograman berorientasi objek yang mudah dipelajari. Selain menawarkan kemudahan, Visual Basic juga cukup andal untuk digunakan dalam pembuatan
berbagai aplikasi, terutama aplikasi database. Visaul Basic merupakan bahasa pemograman event drive, di mana program akan menunggu sampai ada respon dari user/pemakai program aplikasi yang dapat berupa kejadian atau event, misalnya ketika user mengklik tombol atau menekan Enter. Jika kita membuat aplikasi dengan Visual Basic maka kita akan mendapatkan file yang menyusun aplikasi tersebut , yaitu : (Edy Winarno ; 2010 : 2)
1. File Project (*.vbp)
File ini merupakan kumpulan dari aplikasi yang kita buat. File project bias berupa file *.frm, *.dsr atau file lainnya.
2. File Form (*.frm)
File ini merupakan file yang berfungsi untuk menyimpan informasi tentang bentuk form maupun interface yang kita buat.
II.11. MySQL
MySQL database server adalah RDBMS (Relasional Database Management System) yang dapat menangani data yang bervolume besar.
Meskipun begitu, tidak menurut resource yang besar. MySQL adalah database yang paling poluler diantara database-database yang lain.
MySQL adalah program database yang mampu mengirim dan menerima data dengan sangat cepat dan multi user. MySQL memiliki dua bentuk lisensi, yaitu free software dan shareware. Penulis sendiri dalam menjelaskan buku ini menggunakan MySQL yang free software karena bebas menggunakkan database ini untuk keperluan pribadi atau usaha tanpa harus membeli atau membayar
lisensi, yang berada di bawah lisensi GNU/GPL (general public license), yang dapat anda download pada alamat resminya http://www.mysql.com. MySQL sudah cukup lama dikembangkan, beberapa fase penting dalam pengembangan MySQL adalah sebagai berikut :
1. MySQL diliris pertama kali secara internal pada 23 Mei 1995.
2. Versi Windows diliris pada 8 januari 1998 untuk windows 95 dan Windows NT.
3. Versi 3.23 : beta dari Juni 2000, dan diliris pada jJanuari 2001.
4. Versi 4,1 : beta dari bulan Juni 2004, diliris pada bulan oktober. 2004 (R-Trees dan B-Trees, Subqueries, Prepared Statements).
5. Versi 5.0 : beta dari bulan Maret 2005, diliris pada Oktober 2005. (Cursor, Stored Procedure, Trigger, Views XA Transaction).
6. Versi 5.1 : diliris 27 November 2008 (Event Scheduler, Partitioning, Plug-In API, Row-Based Replication, Server Log Table).