• Tidak ada hasil yang ditemukan

Deskripsi Prosedur Sistem Penunjang Keputusan pada Optimasi Kualitas Proses Produksi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Deskripsi Prosedur Sistem Penunjang Keputusan pada Optimasi Kualitas Proses Produksi"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

Deskripsi

Prosedur Sistem Penunjang Keputusan pada Optimasi Kualitas Proses Produksi

Bidang Teknik Invensi 5

Invensi ini berhubungan dengan prosedur atau langkah pembuatan sistem penunjang keputusan pada optimasi kualitas proses produksi. Proses optimasi dilakukan untuk mendapatkan kualitas proses produk yang memenuhi standardisasi dan sesuai dengan preferensi konsumen. Optimasi produk yang

10

dihasilkan menggunakan integrasi dari metode indeks efektivitas (uji organoleptik) dan metode multiple attribute (uji laboratorium). Output dalam bentuk formulasi terbaik ditentukan berdasarkan parameter kualitas yang ditentukan mengacu pada pencapaian standar produk yang

15

mengacu SNI, SII dan Codex.

Latar Belakang Invensi 20

Produk pangan lokal merupakan produk olahan yang diproduksi, berkembang dan diproduksi oleh suatu kelompok masyarakat lokal tertentu. Indonesia merupakan negara yang kaya akan sumber pangan lokal. Produk pangan lokal di Indonesia sebagai pangan karbohidrat misalnya beras, jagung,

25

sorgum, hotong, singkong, ubi jalar dan sagu. Pengembangan produk pangan lokal biasanya menggunakan preferensi konsumen lokal.

Kajian secara komprehensif melalui pendekatan sistem dan pengembangan suatu perangkat lunak “Sistem Penunjang

30

Keputusan” yang dapat diaplikasikan oleh sejumlah pihak terkait dalam pengembangan industri olahan pangan lokal. Sistem Penunjang Keputusan bertujuan untuk mendukung

(2)

manajemen dalam analitis pengambilan keputusan dengan model yang tersedia. Adanya Sistem Penunjang Keputusan mampu melakukan perbaikan dan peningkatan kinerja produk unggulan berbasis bahan baku lokal. Untuk mendapatkan data masukan dari Sistem Penunjang Keputusan dibutuhkan hasil

5

optimalisasi dari produk pangan tersebut. Hal ini berguna untuk mendapatkan kualitas proses produk yang memenuhi standardisasi dan preferensi konsumen. Proses optimasi dilakukan dengan mengintegrasikan antara preferensi konsumen dengan hasil pengujian laboratorium. Penentuan keputusan

10

terbaik untuk model optimasi kualitas proses produksi dilakukan dengan analisis Indeks Efektivitas dan Multiple

Atribute serta dibandingkan dengan standarisai dari SNI, SII

dan atau Codex untuk produk yang sejenis. Produk dilakukan uji laboratorium dan perbaikan kualitas produksi sehingga

15

bisa diimplementasikan ke UKM untuk meningkatkan kualitas produk sesuai standardisasi yang berlaku.

Berdasarkan penelusuran paten terkait invensi adalah invensi ini merupakan invensi yang terbaru atau dapat dikatakan belum ada paten yang terdaftar. Sistem Penunjang

20

Keputusan digunakan dalam bidang medis misalnya Paten US9211096B2 dengan Judul Real Time Clinical Decision Support

System Having Medical Systems As Display Elements mengklaim

penggunaan Sistem Penunjang Keputusan atau biasa disebut

Decision Support Systems digunakan untuk mendukung perawatan 25

pasien yaitu dengan memasukkan/menggabungkan data yang dimiliki pasien. Sistem penunjang keputusan menampilkan informasi mengenai organ vital dan sistem medis, memonitor dan memberikan peringatan perawatan yang berisiko bagi sistem fisiologis pasien. Paten US10482556B2 dengan judul

30

Method of Delivering Decision Support System (DSS) And Electronic Health Records (EHR) For Reproductive Care, Pre-Conceptive Care, Fertility Treatments, And Other Health

(3)

Conditions mengklaim mengenai metode dalam bentuk sistem

penunjang keputusan yang diperuntukkan bagi penyedia layanan kesehatan, pasien dan atau konsumen dan diintegrasikan tanpa atau dengan catatan kesehatan elektronik. Integrasi sistem digunakan untuk perawatan reproduksi,perawatan kesuburan dan

5

kondisi kesehatan lainnya. Sistem penunjang keputusan diintegrasikan dengan sistem komputer untuk menerima informasi, pertanyaan dan jawaban menggunakan modul tanya jawab sesuai dengan Paten US 2020/0089677A1 dan Paten KR101634425B1 mengenai aplikasi dan sistem penunjang

10

keputusan untuk diagnosis dan perawatan medis termasuk modul perangkat lunak yang diimplementasikan pada media yang dapat dibaca oleh komputer, modul perangkat lunak.

Ringkasan Invensi

Invensi yang diusulkan pada prinsipnya adalah prosedur

15

atau langkah dalam penyusunan sistem penunjang keputusan pada optimasi kualitas proses produksi. Adanya Sistem Penunjang Keputusan mampu melakukan perbaikan dan peningkatan kinerja produk unggulan berbasis bahan baku lokal. Proses optimasi dilakukan untuk memenuhi

20

standardisasi produk dan preferensi konsumen.

Uraian Singkat Gambar 25

Untuk memudahkan pemahaman mengenai inti invensi ini, selanjutnya akan diuraikan perwujudan invensi melalui gambar-gambar terlampir.

Gambar 1 adalah prosedur sistem penunjang keputusan pada optimasi kualitas proses produksi

(4)

Uraian Lengkap Invensi

Pengembangan agroindustri di Indonesia semestinya menjadi pilihan yang strategis dalam menanggulangi permasalahan dan pemberdayaan ekonomi masyarakat. Model pengembangan industri yang relatif belum banyak diadopsi

5

oleh sektor agroindustri di Indonesia adalah model klaster. Invensi membahas mengenai pengembangan model klaster agroindustri pangan lokal. Hal ini di dukung oleh kondisi Indonesia sebagai sentra Usaha Mikro, Kecil dan Menengah yang mampu menyediakan bahan baku berbasis pangan lokal.

10

Pengembangan klaster ini diharapkan dapat memberikan alternatif strategi yang dapat dipakai untuk meningkatkan nilai tambah dan daya saing agroindustri.

Proses optimasi dibutuhkan untuk mengetahui preferensi konsumen dan standardisasi produk. Perumusan optimalisasi

15

standar untuk kualitas produksi berdasarkan penerimaan konsumen dan pengujian laboratorium dengan integrasi efektivitas dan indeks berbagai atribut. Pengembangan formula optimal dilakukan dengan menggabungkan penilaian organoleptik dalam bentuk tes skor favorit dan uji

20

laboratorium. Pemilihan perlakuan terbaik dari hasil tes skor yang disukai menggunakan indeks efektivitas sementara hasil tes laboratorium menggunakan multiple attribute. Output dalam bentuk formulasi terbaik ditentukan berdasarkan parameter kualitas yang ditentukan mengacu pada pencapaian

25

standar produk yang mengacu SNI, SII dan Codex. Kemudian hasil optimalisasi standar proses menjadi masukan dalam pengembangan Sistem Penunjang keputusan. Untuk menjadikan model dengan simulasi yang dinamis dibutuhkan Sistem Penunjang Keputusan dalam rancangan input optimasi kualitas

30

proses produksi.

Tahapan dari prosedur sistem penunjang keputusan optimasi kualitas proses produksi adalah sebagai berikut :

(5)

Tahap pertama, pengujian produk pangan lokal dari UKM. Pengujian ini sebagai penentu formula terbaik pertama, meliputi dua proses uji yaitu uji kesukaan (aroma, warna dan tekstur) dan uji laboratorium (kadar air, protein, lemak, abu, sianida, TPC). Parameter organoleptik merupakan

5

parameter uji berupa skor kesukaan (likert) terhadap klaster produk UKM. Parameter yang diuji adalah berupa aroma, warna, tekstur dan kenampakan. Tahap kedua, setelah dilakukan uji organoleptik maka dilanjutkan dengan pemilihan produk terbaik menggunakan metode indeks efektivitas dengan

10

membandingkan nilai beberapa produk dengan metode pembobotan. Tahap ketiga, Hasil analisis indeks efektivitas kemudian diintegrasikan dengan uji laboratorium yang dianalisis dengan metode multiple attribute. Metode multiple

attribute digunakan untuk menentukan formula terbaik pertama 15

berdasarkan uji laboratorium. Tahap selanjutnya adalah hasil formula pertama digunakan sebagai dasar penentuan formula terbaik kedua dengan melakukan beberapa perlakuan berbeda sehingga sesuai dengan SNI atau disebut proses critical

point. Penentuan formula terbaik kedua berdasarkan uji 20

organoleptik (uji penerimaan konsumen) dan uji laboratorium dari produk pangan terpilih sebagai formula terbaik pertama. Pada tahap ini, beberapa proses produksi diperbaiki dan hasil perbaikan dilakukan uji organoleptik dengan parameter warna, aroma, tekstur dan kenampakan yang dinilai

25

menggunakan skala likert yaitu 1 sampai 5. Penilaian ini digunakan untuk mengetahui tingkat kesukaan antar panelis terhadap produk pangan yang sudah dilakukan perbaikan. Setelah mengetahui hasil dari uji organoleptik selanjutnya dilakukan uji laboratorium dengan parameter uji yang

30

digunakan yaitu kadar air, asam lemak bebas dan keutuhan yang dianalisis menggunakan metode multiple attribute. Penentuan pengujian laboratorium dilakukan berdasarkan hasil

(6)

formula terbaik pertama. Hasil uji laboratorium kemudian dianalisis menggunakan metode multiple attribute. Metode ini digunakan untuk menentukan formula terbaik dari sampel yang diteliti. Formula terbaik kedua kemudian dijadikan sebagai input rancangan sistem penunjang keputusan optimasi kualitas

5

proses produksi pangan lokal.

10

15

20

(7)

Klaim

1) Prosedur sistem penunjang keputusan optimasi kualitas proses produksi adalah sebagai berikut :

a) Pengujian produk pangan. Pengujian ini sebagai penentu formula terbaik pertama, meliputi dua proses uji yaitu

5

uji kesukaan (organoleptik) yaitu aroma, warna dan tekstur dan uji laboratorium yaitu kadar air, protein, lemak, abu, sianida, TPC. Pengujian pertama adalah dari segi organoleptik.

b) Pemilihan produk terbaik menggunakan metode indeks

10

efektivitas dengan membandingkan nilai beberapa produk dengan metode pembobotan.

c) Hasil analisa dari tahap (b) diintegrasikan dengan uji laboratorium yang dianalisis dengan metode multiple

attribute. Metode multiple attribute digunakan untuk 15

menentukan formula terbaik pertama berdasarkan uji laboratorium.

d) Hasil dari tahap (a) hingga (c) digunakan sebagai dasar penentuan formula terbaik kedua dengan melakukan beberapa perlakuan berbeda sehingga sesuai dengan SNI

20

atau disebut proses critical point.

e) Penentuan formula terbaik kedua berdasarkan uji organoleptik (uji penerimaan konsumen) dan uji laboratorium dari produk pangan terpilih sebagai formula terbaik pertama.

25

f) Setelah mengetahui hasil dari uji organoleptik selanjutnya dilakukan uji laboratorium dengan parameter uji yang digunakan yaitu kadar air, asam lemak bebas dan keutuhan yang dianalisis menggunakan metode

multiple attribute. Penentuan pengujian laboratorium 30

(8)

g) Hasil uji laboratorium kemudian dianalisis menggunakan metode multiple attribute. Metode ini digunakan untuk menentukan formula terbaik dari sampel yang diteliti. h) Formula terbaik kedua kemudian dijadikan sebagai input

rancangan sistem penunjang keputusan optimasi kualitas

5

proses produksi.

2) Berdasarkan klaim 1) tahap (d), disebut sebagai proses optimasi/critical point yaitu dengan langkah sebagai berikut pada tahap ini, beberapa proses produksi diperbaiki dan hasil perbaikan dilakukan uji organoleptik

10

dengan parameter warna, aroma, tekstur dan kenampakan yang dinilai menggunakan skala likert yaitu 1 sampai 5. Penilaian ini digunakan untuk mengetahui tingkat kesukaan antar panelis terhadap produk pangan yang sudah dilakukan perbaikan. 15 20 25 30

(9)

Abstrak

Prosedur Sistem Penunjang Keputusan pada Optimasi Kualitas Proses Produksi

Invensi ini berhubungan dengan prosedur pembuatan

5

sistem penunjang keputusan pada optimasi kualitas proses produksi. Sistem Penunjang Keputusan bertujuan untuk mendukung manajemen dalam analitis pengambilan keputusan dengan model yang tersedia dengan prosedur 1) pengujian produk pangan dengan menggunakan integrasi dari metode

10

indeks efektivitas (uji organoleptik) dan metode multiple attribute (uji laboratorium) 2) Pemilihan formula terbaik

pertama 3) Perlakuan critical point berdasarkan formula terbaik pertama 4) Formula terbaik pertama diuji organoleptik dan uji laboratorium untuk penentuan formula

15

terbaik kedua 5) Penentuan formula terbaik kedua 6) Formula terbaik kedua untuk input rancangan Sistem Penunjang Keputusan

20

25

(10)

Mulai

Pengujian organoleptik produk pangan

Pengintegrasian hasil dari analisa dengan uji

laboratorium

Perlakuan pada Critical point berdasarkan formula terbaik pertama

Pengujian formula terbaik kedua

Input Rancangan SPK optimasi kualitas

proses produksi

Metode multiple attribute Metode indeks efektivitas

dan dibandingkan nilai beberapa produk dengan

metode pembobotan

1. Uji Organoleptik 2. Uji Laboratorium

Selesai

Penentuan formula

terbaik pertama Formula Terbaik

pertama

Penentuan Formula

Terbaik kedua Formula Terbaik Kedua

Gambar 1

Inventor :

1) Dr. Siti Asmaul Mustaniroh, STP. MP

5

Nomor kontak : 081555727988

Alamat email : asmaul_m@ub.ac.id

(11)

Alamat Rumah : Jl Martorejo Gg Lily 1 no 3, Areng-areng, Dadaprejo, Junrejo, Kota Batu

2) Jaya Mahar Maligan, STP,MP Nomor kontak : 081259211758

5

Alamat email : maharajay@ub.ac.id

Alamat Kantor : Jalan Veteran Malang 65145 Alamat Rumah : Jl Bogor 1 no 98 Malang

10

3) Ika Fransisca Tarigan

Nomor kontak : 082370867160

Alamat email : ikatarigan18@gmail.com

Alamat Kantor :Jl MT.Haryono kav 11, Jakarta Timur

Alamat Rumah : Panribuan, kec.Doloksilau kab.Simalungun

15 4) Nomor kontak : Alamat email : Alamat Kantor : 20 Alamat Rumah :

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Although most social media services provide some mechanism to prevent the emergence of fake check-ins, invalid check-ins and trips still exist. Invalid check-ins prevent

[r]

Metode: Penelitian cross sectional terhadap 34 pasien (17 pasien PPOK stabil dan 17 pasien PPOK eksaserbasi akut), dilakukan pemeriksaan magnesium serum dan

Konsep dasar yang digunakan pada rancangan Pasar Tradisional adalah Ekonomis dan Hygienis,dimana hal ini menyangkut pada fungsi utama pasar tradisional sebagai

persepsi gaya kepemimpinan guru Bimbingan dan Konseling terhadap kepercayaan diri siswa. kelas XI SMK Negeri

merupakan alat yang digunakan untuk menganalisa unsur logam dalam

Melalui metode penelitian kualitatif dengan wawancara mendalam kepada informan yang berprofesi sebagai pekerja rumah tangga; diketahui bahwa mereka menggunakan situs jejaring