• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN METODE DEMONSTRASI BERBANTUAN MEDIA PAPAN FLANNEL UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BAHASA PADA ANAK

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "PENERAPAN METODE DEMONSTRASI BERBANTUAN MEDIA PAPAN FLANNEL UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BAHASA PADA ANAK"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

PENERAPAN METODE DEMONSTRASI BERBANTUAN MEDIA PAPAN FLANNEL UNTUK MENINGKATKAN

KEMAMPUAN BAHASA PADA ANAK

Komang Rahma Noviani¹, I Nyoman Wirya², Didith Pramunditya Ambara³

¹ Jurusan Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini, Universitas Pendidikan Ganesha

Singaraja, Indonesia

e-mail: [email protected]¹,

[email protected]², [email protected]

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan perkembangan bahasa anak khususnya setelah diterapkan metode demonstrasi berbantuan media papan flannel pada anak kelompok B2 semester II di TK Kemala Bhayangkari 2 Singaraja Tahun Pelajaran 2013/2014. Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dalam dua siklus. Subjek penelitian ini adalah 15 orang anak TK pada Kelompok B2 Semester II Tahun Pelajaran 2013/2014. Data penelitian tentang perkembangan bahasa dalam peningkatan kemampuan bahasa dikumpulkan dengan metode demonstrasi dengan instrument berupa lembar observasi. Data hasil penelitian dianalisis dengan menggunakan metode analisis statistik deskriptif dan metode analisis deskriptif kuantitatif. Hasil analisis data menunjukkan bahwa terjadi peningkatan perkembangan kemampuan bahasa anak khususnya menyimak dengan penerapan metode demonstrasi pada siklus I sebesar 65,30% yang berada pada kategori sedang ternyata mengalami peningkatan pada siklus II menjadi 88,30% yang tergolong pada kategori tinggi. Jadi, terdapat peningkatan perkembangan bahasa khususnya menyimak pada anak setelah diterapkan metode demonstrasi berbantuan media papan flanel sebesar 23,00%.

Kata kunci: metode demonstrasi, media papan flannel, perkembangan bahasa

Abstract

This study aims to determine the increase in child language development, especially after the media-assisted demonstration method applied flannel board in the second half of B2 group children in kindergarten Kemala Bhayangkari 2 Singaraja academic year 2013/2014. This research is a classroom action research was conducted in two cycles.

The subjects were 15 kindergarten children in Group B2 Semester II 2013/2014 academic year. Data research on language development in the improvement of language skills was collected by the method of demonstration by instrument in the form of observation sheet.

The data were analyzed using descriptive statistical analysis methods and quantitative descriptive analysis method. The results of data analysis showed that an increase in the development of children's language skills, especially listening to the application of the method demonstration on the first cycle of 65.30% which is in the middle category was experiencing an increase in cycle II to 88.30% were classified in the high category. Thus, there is an increase in language development, especially after listening to the children applied the method of media-assisted demonstration flannel board by 23.00%.

Keywords: demonstration method, language competence, flannel board

(2)

PENDAHULUAN

Dalam undang-undang Sisdiknas nomor 20 tahun 2003 peraturan pemerintah tentang pendidikan anak usia dini pasal 1 ayat 1, dinyatakan bahwa: “Pendidikan Anak Usia Dini yang selanjutnya disebut PAUD adalah salah satu upaya pembinaan yang ditunjukan kepada anak sejak lahir sampai berusia 6 tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar memilki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut”.

Adapun tujuan dari pendidian anak usia dini adalah untuk membantu dalam mengembangkan potensi yang ada pada diri anak. Dalam pendidikan anak usia dini terdapat aspek-aspek yang harus di kembangkan sebagai potensi atau bakat untuk kehidupan nya mendatang. Potensi yang dimilik setiapa anak sangat bervariasi sehinnga perlu adanya pembelajaran yang variatif sehingga masing-masing anak dapat mengembangkan minat dan bakatnya tanpa harus di samaratakan dengan minat bakat anak lain.

Anak adalah anugrah yang diberikan oleh Tuhan Yang Maha Esa, untuk itu anak dibekali dengan berbagai potensi yang dapat dikembangkan melalui pendidikan.

Seorang anak diibaratkan seperti kertas putih yang masih suci dan kosong, jadi tergantung bagaimana kita mengarahkan dan mencetak anak tersebut untuk menjadi apa dimasa yang akan datang. Pada usia 3 – 4 tahun anak merupakan makhluk sosial, sama halnya dengan orang dewasa. Anak juga membutuhkan orang lain untuk bisa membantu mengembangkan kemampuanya karena pada dasarnya anak lahir dengan segala

kelemahan sehingga tanpa orang lain tidak mungkin dapat mencapai taraf kemanusiaan yang normal.

Keunikan seorang anak dapat dilihat dari cara dia berfikir yang direalisasikan dalam aktivitasnya, sehingga dapat jelas dibedakan anak yang memiliki sifat tertentu dan kreativitas tertentu. Semuanya di stimulasi dengan situasi dan kondisi yang mendukung anak baik dari segi intern maupun ekstern. Stimulasi eksternal dapat dimulai dengan pendidikan untuk anak usia dini yang masih dalam pembelajaran tahap awal, disinilah peran orang tua dan guru sangatlah penting sebagai pedoman dasar perkembangan anak.

Pendidikan anak usia dini (Early Childhood Education) merupakan bidang ilmu yang relatif baru. Bila sebelumnya anak didik berdasarkan pemahaman orang dewasa saja bagaimana cara memperlakukan anak dan apa yang terbaik bagi anak, saat ini setelah berkembang Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), diharapkan anak dapat diperlakukan sesuai dengan kebutuhan perkembangannya sehingga anak tumbuh sehat jasmani dan rohani. Anak pun dapat diperhatikan secara lebih komprehensif.

Sujiono (Dewi dan Eveline, 2004: 351) menjelaskan bahwa anak usia dini adalah sekelompok anak yang berusia 0-8 tahun yang memiliki berbagai potensi genetik dan siap untuk ditumbuh kembangkan melalui pemberian berbagai rangsangan. Gibran (Suharsono, 2004: 39) melukiskan istilah bagi anak dengan kalimat,

“anakmu bukanlah anakmu, melainkan anak zamannya”.

Pembelajaran anak usia dini merupakan proses interaksi antara anak, orang tua, atau orang dewasa lainnya dalam suatu

(3)

lingkungan untuk mencapai tugas perkembangan. Interaksi yang dibangun tersebut merupakan faktor yang mempengaruhi tercapainya tujuan pembelajaran yang akan dicapai. Hal ini disebabkan interaksi tersebut mencerminkan suatu hubungan di antara anak akan memperoleh pengalaman yang bermakna, sehingga proses belajar dapat berlangsung dengan lancar.

Vygotsky berpendapat bahan pengalaman interaksi sosial merupakan hal yang penting bagi perkembangan proses berpikir anak.

Aktivitas mental yang tinggi pada anak dapat terbentuk melalui interaksi dengan orang lain.

Greeberg (Isjoni, 2006) melukiskan bahwa pembelajaran dapat efektif jika anak dapat belajar melalui bekerja, bermain dan hidup bersama dengan lingkungannya.

Anak usia dini memiliki rentang perhatian yang sangat terbatas sehingga mudah beralih perhatian terhadap hal-hal baru dan menarik. Pemberian berbagai stimulasi dari lingkungan akan membantu untuk memperoleh pengalaman-pengalaman baru dari lingkungan, terutama penglaman menarik dan bermakna. Pengalaman tersebut akan terkenang sepanjang hidup anak. berdasarkan penelitian, dalam kehidupan banyak memerlukan kemampuan menyimak, seperti saat menonton televise, sehari-hari kita mendengarkan radio maupun berkomunikasi dengan orang lain. Hal ini diperkuat oleh penelitian Paul T Rankin (Tarigan, 1986 : 130) yang menyatakan bahwa :

Waktu berkomunikasi dengan keterampilan berbahasa lebih banyak digunakan untuk menyimak, dimana waktu yang digunakan untuk menulis 9%, membaca 16%, untuk berbicara 30%, dan untuk menyimak 45%. Berdasarkan hasil penelitian diatas, menyimak lebih banyak digunakan oeh manusia dalam

kehidupan sehari-hari, hampir 3 kali waktu membaca. menentukan perkembangan anak selanjutnya.

Menyimak adalah suatu proses kegiatan mendengarkan lambing-lambang lisan dengan penuh perhatian, pemahaman, apresiasi, interpretasi untuk memperoleh informasi, menangkap isi atau pesan serta memahami makna komunikasi yang telah disampaikan oleh sang pembicara melalui ujaran atau bahasa lain (Tarigan, 1994: 28)

Keterampilan menyimak dapat diperoleh melalui bimbingan dan latihan. Untuk mengikuti latihan menyimak dengan baik anak harus dalam kondisi yang kondusif baik secara fisik maupun psikologis. Anak yang kurang keterampilan menyimak tidak dapat mendengarkan dan memperhatikan dengan sungguh- sungguh ketika berkomunikasi, sehingga kurang mampu merespon dengan baik informasi yang disampaikan oleh orang lain.

Berdasarkan hasil observasi di TK Kemala Bhayangkari 2 Singaraja, kemampuan berbahasa khususnya menyimak anak masih rendah dan mengakibatkan kegiatan pembelajaran rendah. Begitu pula dalam penerapan metode demonstrasi kurangnya media atau sumber pembelajaran yang digunakan untuk meningkatkan kemampuan anak dalam bahasa khususnya menyimak. Hal ini disebabkan karena kemampuan anak masih kurang, kurangnya perhatian dan pelaksanaan yang tepat dari guru sehingga menyebabkan anak masih bersifat pasif dalam mengikuti kegiatan serta alat bantu mengajar melalui media belum pernah diterapkan.

Dilihat dari pengamatan sehari-hari anak mengalami kesulitan dalam kemampuan berbahasa baik dari segi pengucapan maupun dalam hal pengenalan huruf. Banyaknya anak

(4)

dikelompok B berjumlah 15 anak yang paling terlihat kemampuan bahasanya. Ada 2 anak yang mendapatkan tanda bintang 3 (***) dikategorikan sudah mampu, 4 anak yang mendapatkan tanda bintang 2 (**) dikategorikan cukup mampu, dan 9 anak mendapatkan tanda bintang 1 (*) dikategorikan kurang mampu.

Berdasarkan masalah yang dipaparkan pada latar belakang , maka perlu dilakukan koordinasi dengan para guru untuk meningkatkan kemampuan bahasa dan menyimak pada anak dengan menerapkan metode dan menggunakan media pembelajaran yang tepat.

Metode demonstrasi dengan papan flanel merupakan salah satu cara yang dapat diterapkan sebagai metode pembelajaran yang aktif dan kreatif untuk anak. Dalam metode ini kegiatan yang dilakukan mudah dimengerti dan dilakukan anak, dan juga memiliki inti pembelajaran yang mengarah pada aspek-aspek pendidikan karakter disiplin anak sehingga tujuan pembelajaran mudah untuk dicapai. Peningkatan bahasa anak yang dikembangkan melalui metode demonstrasi dengan papan flanel tentunya memiliki tujuan tersendiri, selain mengembangkan hal-hal yang sudah disebutkan, peneliti secara khusus bermaksud untuk mengembangkan dan meningkatkan kemampuan bahasa anak. Agar anak dapat mengerti sejak dini penggunaan bahasa yang bai dan benar.

Masitoh (2007:9.4) menyatakan

"Melalui kegiatan bermain anak dapat berlatih menggunakan kemampuan kognitifnya untuk memecahkan berbagai masalah seperti kegiatan mengukur isi, mengukur berat, membandingkan, mencari jawaban yang berbeda dan sebagainya”.

Tujuan metode demonstrasi yaitu memberikan pengalaman belajar agar anak dapat menguasai materi pembelajaran dengan lebih baik. Melalui kegiatan demonstrasi anak dibimbing untuk menggunakan mata dan telinganya secara terpadu, sehingga hasil pengamatan kedua indra itu dapat menambah penguasaan materi pembelajaran

yang diberikan

(Moeslichatoen,1999:144). Papan flannel adalah papan yang berlapis kain flannel, sehingga gambar yang akan disajikan dapat dipasang, dilipat dan dilepas dengan mudah dan dapat dipakai berkali-kali.

Berdasarkan uraian tersebut maka dilakukan suatu penelitian tindakan kelas yang berjudul

“Penerapan Metode Demonstrasi Berbantuan Media Papan Flannel untuk Meningkatkan Kemampuan Bahasa pada Anak Kelompok B2 Semester II di TK Kemala Bhayangkari 2 Singaraja Tahun Pelajaran 2013/2014”. Atas dasar penentuan latar belakang dan identifikasi masalah di atas, maka peneliti dapat mengambil perumusan masalah sebagai berikut. Apakah penerapan metode demonstrasi berbantuan media papan flannel dapat meningkatkan perkembangan bahasa khususnya menyimak pada anak kelompok B32 semester II di TK Kemala Bhayangkari 2 Singaraja Tahun Pelajaran 2013/2014?

Berdasarkan rumusan masalah sebagaimana telah dipaparkan di atas, maka tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut. Untuk mengetahui peningkatan perkembangan bahasa anak khususnya menyimak setelah diterapkan metode demonstrasi berbantuan media papan flannel pada anak kelompok B2 semester II di TK Kemala Bhayangkari Singaraja Tahun Pelajaran 2013/2014.

Manfaat teoritis, Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan suatu informasi tentang

(5)

pengaruh penerapan metode Demostrasi berbantuan media papan flanell terhadap peningkatan kemampuan bahasa dan menyimak pada anak usia dini.

Manfaat Praktis, bagi peneliti diharapkan Memberikan suatu wawasan baru bagi kehidupan sehari-hari dan dapat bermanfaat dalam melakukan penelitian pendidikan khususnya tentang pengaruh metode Demonstrasi berbantuan media papan flanell terhadap peningkatan berbahasa dan menyimak pada anak usia dini.

Bagi Guru Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi salah satu solusi untuk menyelesaikan permasalahan yang dihadapi guru dalam meningkatkan kemampuan berbahasa khususnya menyimak pada anak usia dini. Bagi Kepala Sekolah Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai motivasi dan inspirasi dan diharapkan dapat memperkaya pengetahuan tentang media dan pengembangan metode dalam menerapkan pembelajaran di TK.

METODE

Penelitian ini tergolong jenis Penelitian Tindakan Kelas (PTK).

Agung, (2012:2) menyatakan “PTK dapat didefinisikan sebagai suatu bentuk penelitian yang bersifat reflektif dengan melakukan tindakan- tindakan tertentu agar dapat memperbaiki dan meningkatkan praktek-praktek pembelajaran di kelas secara lebih profesional”.

Menurut Wardhani, (2009:1.4)

“Penelitian Tindakan Kelas adalah penelitian yang dilakukan oleh guru di dalam kelasnya sendiri melalui refleksi diri, dengan tujuan untuk memperbaiki kinerjanya sebagai guru, sehingga hasil belajar siswa menjadi meningkat”.

Metode berasal dari bahasa yunani “Methodos” yang berarti jalan atau cara yang ditempuh.

Sehubungan dengan upaya ilmiah, maka metode menyangkut masalah cara kerja untuk dapat memahami objek yang menjadi sasaran ilmu yang bersangkutan. Fungsi metode berarti sebagai alat untuk mencapai tujuan. Menurut Moeslichatoen (1999:113) Metode demonstrasi adalah kegiatan yang dapat memberi ilustrasi dalam menjelaskan informasi kepada anak.

Anak akan melihat bagaimana suatu peristiwa berlangsung, lebih menarik dan merangsang anak, perhatian serta lebih menantang. Disamping itu melalui kegiatan demonstrasi dapat membantu meningkatkan daya pikir dalam meningkatkan kemampuan, mengenal, mengingat, berpikir konvergen dan berpikir evaluatif. Metode demonstrasi dapat memberi kesempatan kepada anak untuk memperkirakan apa yang akan terjadi, bagaimana hal itu dapat terjadi.

Penerapan metode demonstrasi menurut Moeslichatoen (1999:121) mengemukakan bahwa secara umum persiapan guru untuk merancang kegiatan demonstrasi adalah: Pertama, menetapkan rancangan tujuan dan tema kegiatan demonstrasi. Kedua, menetapkan rancangan bentuk demonstrasi yang dipilih. Ketiga, menetapkan rancangan bahan dan alat yang diperlukan untuk demonstrasi.

Keempat, menetapakan rancangan langkah kegiatan demonstrasi.

Kelima, menetapkan rancangan penilaian kegiatan demonstrasi.

Berdasarkan definisi di atas, dapat di simpulkan bahwa penelitian tindakan kelas merupakan suatu tindakan yang dimunculkan di kelas untuk memperbaiki praktik pembelajaran guna meningkatkan mutu pembelajaran.

Menerapkan metode demonstrasi diperlukan media pembelajaran yang dapat menarik minat anak untuk belajar. Dengan menggunakan media pembelajaran

(6)

diharapkan anak mampu lebih aktif dalam mengikuti kegiatan proses pembelajaran terutama dalam meningkatkan kemampuan bahasa dan menyimak pada anak. Nana Sudjana, mengatakan “ Media pengajaran adalah sebagai alat bantu mengajar yang ada dalam komponen metodologi, sebagai salah satu lingkungan belajar yang diatur oleh guru” (Nana Sudjana, Mulyani, 2012:12). Sadiman mengatakan bahwa “ media adalah berbagai jenis komponen dalam lingkungan lingkungan siswa yang dapat merangsang untuk belajar”

(Sadiman, Mulyani, 2012:11).

Berdasarkan bahasan bahasan diatas dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran adalah segala bentuk benda, bahan atau alat fisik yang ada dalam lingkungan siswa dan dapat merangsang untuk belajar, menerima pesan atau informasi. Adapun manfaat dari media pembelajaran yaitu sebagai berikut. Menurut Harjanto (1997, 245) adalah. Pertama, memperjelas penyajian pesan agar tidak terlalu verbalistis (tahu katanya, tetapi tidak tahu maksudnya). Kedua, mengatasi keterbatasan ruang, waktu dan daya indra. Ketiga, dengan menggunakan media pembelajaran yang tepat dan bervariasi dapat diatasi sikap pasif anak. Keempat, dapat menimbulkan persepsi yang sama terhadap suatu masalah.

Metode demonstrasi digunakan dalam penelitian ini untuk memberikan pengalaman belajar pada anak dengan peniruan terhadap model pembelajaran yang dilakukan dan menanamkan nila- nilai sosial, nilai-nilai moral dan nilai- nilai keagamaan..

Demonstrasi dilakukan dalam penelitian ini pada saat pelaksanaan tindakan pada masing-masing siklus

dengan menggunakan instrument penelitian berupa lembar observasi.

Setiap kegiatan yang diobservasi dikatagorikan kedalam kualitas yang sesuai dengan pedoman pada Permendiknas No.58 Tahun 2009 yaitu, 1) bintang ( ) belum berkembang, 2) bintang ( ) mulai berkembang, 3) bintang ( ) berkembang sesuai harapan, dan 4) bintang ( ) berkembang sangat baik.

Setelah data dalam penelitian terkumpul maka selanjutnya dilakukan analisis data. Dalam menganalisis data ini di gunakan yaitu metode analisis statistik deskriptif dan metode deskriptif kuantitatif. Kedua jenis metode analisis data tersebut dijelaskan sebagai berikut.

Dalam Buku Metodologi Penelitian dinyatakan bahwa

“Metode analisis statistik deskriptif ialah suatu cara pengolahan data yang dilakukan dengan jalan menerapkan rumus-rumus statistik deskriptif seperti: distribusi frekuensi, grafik, angka rata-rata, median, modus, mean dan standar deviasi untuk menggambarkan suatu objek atau variabel tertentu sehingga di peroleh kesimpulan umum” (Agung, 2012:67).

Dalam penerapan metode analisis statistik deskriptif ini, data yang diperoleh dari hasil penelitian dianalisis dan disajikan ke dalam a) tabel distribusi frekuensi, b) menghitung modus, c) menghitung median, d) menghitung angka rata- rata (mean), e) menyajikan data ke dalam grafik polygon.

Metode analisis deskriptif kuantitatif digunakan untuk mengukur tinggi rendahnya perkembangan bahasa anak yang dikonversikan ke dalam Penilaian Acuan Patokan (PAP) skala lima.

(7)

Tabel 01 Pedoman Konversi Skala Lima tentang Perkembangan Bahasa Persentase Kriteria Kemampuan Bahasa

90-100 80-89 65-79 55-64 0-54

Sangat Tinggi Tinggi Sedang Rendah Sangat Rendah

HASIL DAN PEMBAHASAN

Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan pada anak kelompok B2 Semester II di TK Kemala Bhayangkari 2 Singaraja dengan jumlah anak sebanyak 15 orang.

Kegiatan penelitian ini dilaksanakan selama dua bulan yaitu dari tanggal 3 Maret sampai 3 Mei 2014.

Penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus dimana masing-masing siklus terdiri dari lima belas kali pertemuan yakni 10 kali pertemuan

untuk kegiatan pembelajaran (memberikan tindakan) dan 5 kali pertemuan untuk penilaian (evaluasi). Data yang dikumpulkan yaitu penerapan metode bermain berbantuan media menara angka untuk meningkatkan perkembangan bahasa khususnya menyimak. Data yang diperoleh tersebut dianalisis dengan menggunakan metode yang telah ditetapkan sebelumnya. Hasil analisisnya dipaparkan sebagai berikut.

Tabel 02 Deskriptif perkembangan bahasa anak siklus I dan siklus II

Statistik Siklus I Siklus II

Modus 13 18

Median 13 18

Mean 13,01 17,60

M % 65,30% 88,30%

Penyajian hasil penelitian di atas memberikan gambaran bahwa dengan penerapan metode bermain berbantuan media menara angka dapat meningkatkan perkembangan kognitif anak. Hal ini dapat dilihat dari analisis mengenai perkembangan kognitif anak dapat diuraiakan sebagai berikut.

Berdasarkan hasil analisis statistk deskriptif dan analisis deskriptif kuantitatif diperoleh rata- rata persentase perkembangan bahasa anak kelompok B2 semester II di TK Kemala Bhayangkari 2 Singaraja Tahun Pelajaran 2013/2014 pada siklus I sebesar 65,30% dan rata-rata persentase perkembangan bahasa anak kelompok B2 di TK Kemala Bhayangkari 2 Singaraja pada siklus

II sebesar 88,30%, ini menunjukkan adanya peningkatan rata-rata persentase perkembangan bahasa pada anak dari siklus I ke siklus II sebesar 23,00% dan berada pada kategori tinggi. Sehubungan dengan hal tersebut, penerapan metode demonstrasi berbantuan media papan flannel dapat meningkatkan kemampuan bahasa pada anak hingga mencapai kriteria tinggi tetapi karena adanya keterbatasan waktu baik dari pihak peneliti maupun pihak sekolah maka penelitian ini tidak dilanjutkan ke siklus berikutnya untuk mencapai kriteria sangat tinggi.

Terjadinya peningkatan perkembangan bahasa khususnya menyimak dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK) disebabkan

(8)

oleh rasa tertarik anak pada kegiatan dan media pembelajaran yang disajikan oleh guru sehingga kemampuan anak khususnya dalam perkembangan bahasa semakin meningkat dan kegiatan pembelajaran mencapai hasil yang optimal.

Penerapan metode bahasa dilakukan dalam beberapa proses kegiatan pembelajaran yang dapat meningkatkan perkembangan bahasa anak. Metode demonstrasi adalah salah satu teknik mengajar yang dilakukan oleh seorang guru atau orang lain yang dengan sengaja diminta atau siswa sendiri ditunjuk untuk memperlihatkan kepada kelas tentang suatu proses atau cara melakukan sesuatu.

Penerapan metode

demonstrasi dalam penelitian ini dibantu dengan media papan flannel. Dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan metode demonstrasi berbantuan media papan flannel anak akan mengenal banyak hal secara mandiri dan bertanggung jawab atas kegiatannya selain itu akan merangsang ide anak sehingga kemampuan bahasa anak akan berkembang sesuai tahap perkembangan anak, anak yang kreatif perkembangan bahasanya nya akan berkembang lebih baik dibandingkan dengan anak yang tidak kreatif.

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan mengenai penerapan metode demonstrasi berbantuan media papan flannel dapat meningkatkan perkembangan bahasa pada anak kelompok B2 Semester II di TK Kemala Bhayangkari 2 Singaraja Tahun Pelajaran 2013/2014, dan oleh karenanya strategi pembelajaran yang demikian sangat perlu dilakukan secara intensif dan berkelanjutan.

SIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan sebelumnya, dapat disimpulkan sebagai berikut.

Bahwa penerapan metode demonstrasi berbantuan media papan flannel dapat meningkatkan kemampuan bahasa khususnya menyimak anak kelompok B semester II tahun pelajaran 2013/2014 di TK Kemala Bhayangkari 2 Singaraja, Kecamatan Buleleng, Kabupaten Buleleng. Hal ini dapat dilihat dari rata-rata presentase kemampuan bahasa anak pada siklus I sebesar 65,30% dengan kriteria sedang dan rata-rata presentase kemampuan bahasa anak pada siklus II sebesar 88,30% dengan kriteria tinggi, ini menunjukkan adanya peningkatan rata-rata presentase kemampuan bahasa anak dari siklus I ke Siklus II sebesar 23,00%.

Berdasarkan simpulan diatas, dapat diajukan saran-saran sebagai berikut. Disarankan kepada guru, agar lebih kreatif, inovatif dan aktif dalam menyiapkan media pembelajaran serta memilih metode pembelajaran yang disesuaikan dengan tema pembelajaran, yang sesuai dengan karakteristik anak di kelas agar anak lebih tertarik dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran dan tercipta suasana pembelajaran yang menyenangkan.

Disarankan kepada Kepala Sekolah, agar mampu memberikan informasi tentang metode pembelajaran dan media pembelajar yang akan digunakan pada proses pembelajaran, sehingga dapat meningkatkan kreativitas anak dan perkembangan kemampuan anak.

Kepada peneliti lain hendaknya dapat melaksanakan PTK dengan berbagai metode dan media pembelajaran lain yang belum sepenuhnya dapat terjangkau dalam penelitian ini dan dapat meneliti permasalahan ini dalam lingkup

(9)

yang lebih luas, sehingga diperoleh sumbangan ilmu yang lebih baik dan sesuai dengan perkembangan zaman serta dapat dijadikan sebagai pembanding dalam melakukan suatu penelitian berikutnya.

Disarankan kepada pembaca agar lebih kritis menyikapi hasil penelitian ini, sebab peneliti merupakan peneliti pemula yang masih jauh dari kata sempurna.

DAFTAR RUJUKAN

Agung A.A.Gede. 2005. Konsep dan Teknik Analisis Data Hasil PTK. Singaraja: IKIP Negeri Singaraja.

---, 2012. Metodologi Penelitian Pendidikan. Singaraja:

Fakultas Ilmu Pendidikan Undiksha Singaraja.

Agung, A. A. Gede. 1997. Pengantar Evaluasi Pengajaran.

Singaraja:STKIP

Agung, A. A. Gede. 2010. “Penelitian Tindakan Kelas (Teori dan Analisis Data dalam PTK)”.

Makalah ini disajikan dalam

Workshop Jurusan

Pendidikan Guru Sekolah FIP Undiksha. PGSD FIP Undiksha Singaraja, Singaraja 27 September 2010

Ali Nugraha, dkk. 2006. Metode Pengembangan Sosial Emosional. Jakarta:

Universitas Terbuka.

Ardana, I Wayan. 2000. Penelitian Pendidikan : Bahan Sajian Program Pendidikan Akte Mengajar. Malang : Depdiknas FIP UM.

Arikunto, Suharsini, dkk. 2011.

Penelitian Tindakan Kelas.

Jakarta: Bumi Aksara.

Arikunto Suharsimi, dkk. 2012.

Penelitian Tindakan Kelas.

Jakarta: PT Bumi Aksara Dennison, Paul dan Gail E.

Dennison (2002). Brain Gym (Senam Otak) Gerakan Sederhana untuk Belajar dengan Keseluruhan Otak.

Jakarta : Penerbit PT Gramedia Widiasarana Indonesia.

Departemen Pendidikan Nasional.

2009. Standar Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta:

Direktorat Pembinaan TK dan SD.

Goleman, D. 1995. Emotional Intellegence (terjemahan).

Jakarta: PT Gramedia.

Loree, M. R. 1970. Psychologi of Education. New York: The Ronald Prees.

Mashar, Riana. 2011. Emosi Anak Usia Dini dan Strategi Pengembangannya. Jakarta:

Kencana.

Masitoh, dkk. 2007. Strategi Pembelajaran TK. Jakarta:

Universitas Terbuka.

Mazhahir, H. 1992. Pintar Mendidik Anak. Jakarta: Penerbit Lentera.

Muhibin, S. 1999. Psikologi Belajar.

Ciputat: Logos Wacana Ilmu.

Nugraha, A & Rahmawati, Y. 2004.

Strategi Perkembangan Sosial Emosional. Jakarta:

Universitas Terbuka.

(10)

Patmonodewo, S. 1995. Buku Ajar Pendidikan Prasekolah.

Jakarta: Depdikbud.

Patmonodewo, S. 2003. Pendidikan Anak Prasekolah. Jakarta:

Depdikbud

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 58 Tahun 2009 Tentang Standar Pendidikan

Anak Usia Dini. 2010.

Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional RI.

Rilantono, L. 2003. Pendidikan Anak Usia Dini Perlu Ditangani secara Menyeluruh.

KOMPAS, 6 Januari 2003.

Djamarah, & Aswan Zain. 1996.

Strategi Belajar Mengajar.

Jakarta: PT Renika Cipta.

Gambar

Tabel 01 Pedoman Konversi Skala Lima tentang Perkembangan Bahasa  Persentase  Kriteria Kemampuan Bahasa

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan media papan flannel dalam pembelajaran dapat meningkatkan kemampuan bicara anak pada anak Kelompok B TK 02 Kadipiro Jumapolo

Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan metode bercerita berbantuan media kantung cerita dapat meningkatkan kemampuan menyimak anak pada siklus I sebesar 75,9%

Berdasarkan hasil observasi yang dilaksanakan pada saat penerapan metode mind mapping berbantuan media kartu gambar untuk meningkatkan kemampuan bahasa menggunakan

Oleh karena itu, untuk memperbaiki pembelajaran dalam meningkatkan perkembangan kognitif anak dilakukan melalui metode pemberian tugas berbantuan media balok, karena

Terjadinya perkembangan kemampuan berbahasa lisan pada anak saat penerapan metode bercerita berbantuan media boneka tangan dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan mengenai penerapan metode bermain berbantuan media menara angka dapat meningkatkan perkembangan kognitif dalam kemampuan

Dari hasil observasi yang dilaksanakan pada saat penerapan metode bermain peran berbantuan media kartu gambar untuk meningkatkan kemampuan berbahasa anak dengan

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan yang telah diuraikan pada bab sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa penerapan metode demonstrasi berbantuan media kartu gambar