BAB 6 RUANG HASIL KALI
DALAM
Dr. Ir. Abdul Wahid Surhim, MT.KERANGKA PEMBAHASAN
1. Hasil Kali Dalam
2. Sudut dan Keortogonalan pada Ruang Hasil Kali Dalam
3. Basis Ortogonal, Proses Gram-Schmidt 4. Perubahan Basis
5. Matriks Ortogonal
6.1 HASILKALI DALAM
Definisi
Misalnya V adalah suatu ruang vektor, dan , ̅ ∈ maka notasi < , >
dinamakan hasilkali dalam jika memenuhi keempat aksioma sebagai berikut:
1. , ̅ = ̅, (Simetris)
2. + ̅, = , + ̅, (Aditivitas)
3. untuk suatu kR, , ̅ = , ̅ = , ̅ (Sifat Homogenitas) 4. , ≥ 0 , untuk setiap dan , = 0 ↔ = 0 (Sifat Positifitas)
Ruang vektor yang dilengkapi dengan operasi hasilkali dalam dinamakan Ruang Hasilkali Dalam (RHD)
NORM VEKTOR
Jika V merupakan suatu ruang hasil kali dalam, maka norm (panjang) sebuah vektor dinyatakan oleh :
= ̅, ̅ > 0
Contoh 1 : Ruang Hasil Kali Dalam Euclid ( Rn ) Misalkan , ̅ ∈ maka , ̅ = + +...+
= , > 0
=
+ +...+CONTOH 2
Misalnya W R3 yang dilengkapi dengan operasi hasil kali , ̅ = 2 + +3 , dengan , ̅ ∈
Buktikan bahwa W adalah ruang hasilkali dalam Jawab :
Misalkan , ̅, ∈ , maka
(i). , ̅ = 2 + +3
= 2 + +3
= ̅,
(terbukti simetris)(ii). + ̅, = (u1+v1, u2+v2, u3+v3), (w1, w2, w3)
= 2(u1+ v1)w1 + (u2+v2)w2 + 3(u3+v3)w3
= 2u1w1+2v1w1+u2w2 +v2w2+3u3w3+3v3w3
= 2u1w1+u2w2+3u3w3+2v1w1+v2w2+3v3w3 (bersifat aditivitas) (iii) untuk suatu kR,
, ̅ = (ku1, ku2, ku3), (v1, v2, v3)
= 2ku1v1 + ku2v2 + 3ku3v3
= k2u1v1 + ku2v2 + k.3u3v3 (bersifat homogenitas) (iv). , = 2 + +3
Jelas bahwa , > 0 untuk setiap dan , = 0 jika = 0 (Sifat Positifitas)
Untuk vektor R2, , = +
CONTOH 3
Tunjukan bahwa , ̅ = + 2 − 3 bukan merupakan
hasil kali dalam
JAWAB:
Perhatikan , = + 2 − 3
Pada saat 3u32 > u12 + 2u22 maka ,
< 0
Tidak memenuhi Sifat positivitas Bukti dengan u = (2,2,2)
, = 2 + 2. 2 − 3 2 = 0 seharusnya nol hanya pada u = (0,0,0)
CONTOH 4: MENGGUNAKAN HASILKALI DALAM EUCLIDIAN TERTIMBANG
Penting diketahui bahwa norma dan jarak tergantung pada HASILKALI DALAM YANG DIGUNAKAN. Contohnya, vektor u = (1,0) dan v = (0,1):
1. Hasilkali dalam Euclid
2. Hasilkali dalam Euclid tertimbang
CONTOH 5: LINGKARAN SATUAN TAKBIASA DI R 2
1. Sketsakan lingkaran satuan di sistem koordinat-xy di R2 menggunakan hasilkali dalam Euclid , ̅ = +
2. Sketsakan lingkaran satuan di sistem koordinat-xy di R2 menggunakan hasilkali dalam Euclid tertimbang , ̅ = +
JAWAB
1. Jika u = (x,y) maka = , = + . Pada lingkaran satuan maka +
= 1 atau + = 1
2. Jika u = (x,y) maka = , = + . Pada lingkaran satuan maka + = 1 atau + = 1
HASILKALI DALAM DITURUNKAN DENGAN MATRIKS
Jika
Maka hasilkasli dalamnya adalah
• , ̅ = .
• , ̅ =
• , ̅ =
Jika
maka
CONTOH 6
Diketahui
Hasilkali dalamnya adalah mengikuti rumus , ̅ =
CONTOH 7
Diketahui matriks
maka
dan jaraknya:
= . = 1 + 2 + 3 + 4 = 30
= . = (−1) +0 + 3 + 2 = 14
HASILKALI DALAM POLYNOMIAL
Jika
adalah dua vektor di P
2, maka Normanya:
CONTOH:
= 3 + 5 − 6 dan = 4 + 3 + 2 , = 3.4 + 5.3 + −6 . 2 = 15
= 3 + 5 + −6 = 70
HASILKALI DALAM FUNGSI
Misalkan f = ( ) dan g = ( ) adalah dua fungsi di C [a,b] dan didefinisikan:
ditambah satu fungsi s = ( ) , maka hasilkali dalamnya:
NORMANYA:
SIFAT-SIFAT HASILKALI DALAM
6.2 SUDUT DAN KEORTOGONALAN PADA RUANG HASILKALI DALAM
Subbab ini membahas
1. Definisi gagasan SUDUT antara dua vektor di ruang hasilkali dalam
2. Penggunaan konsep ini untuk mendapatkan beberapa
hubungan dasar antar vektor pada hasilkali dalam,
termasuk hubungan geometri mendasar antara ruang-
nul dan ruang kolom dari sebuah matriks
KETIDAKSAMAAN CAUCHY-SCHWARZ
Sudut antara dua vektor dalam suatu RHD : cos = , ̅
̅
Karena cos ≤ 1, maka
, ̅
̅ ≤ 1
Hal ini terbukti dengan KETIDAKSAMAAN CAUCHY-SCHWARZ:
, ̅ ≤ ̅
SIFAT-SIFAT PANJANG DAN JARAK
SIFAT-SIFAT PANJANG SIFAT-SIFAT JARAK
SUDUT ANTAR-VEKTOR
Jika , ≤ 1 dikuadratkan maka , ≤ 1 atau ekueivalen dengan:
−1 ≤
̅, ̅̅ ̅ ≤ 1
CONTOH
Tentukan sudut dua vektor: u = (4,3,1,-2) dan v = (-2,1,2,3) Jawaban:
= 1.97 rad
ORTOGONALITAS
Seperti pada bab sebelumnya, ortogonal berarti tegak lurus atau terjadi saat cos = 0 atau . =
Contoh: Apakah dua matriks berikut ortogonal?
(ORTOGONAL)
CONTOH: ORTOGONAL VEKTOR DI P 2
Misalkan p = x dan q = x2, maka
Karena , = 0, maka vektor p = x dan q = x2 ortogonal relatif terhadap hasilkali dalam yang diketahui
Diketahui hasilkali dalam berikut:
PYTHAGORAS
Jika u dan v vektor ortogonal di RHD, maka
+ = +
Contoh: Seperti contoh sebelumnya dengan
Pythagoras: maka
Bukti dengan integrasi:
PELENGKAP ORTOGONAL
Jika V bidang melalui asal R3 dengan RHD Euclid, maka semua vektor di L tegak lurus dengan setiap vektor di V
DEFINISI
Misalkan W subruang dari RHD V. Sebuah vektor u di V dikatakan ortogonal terhadap W jika dia
ortogonal terhadap setiap vektor di W, dan kumpulan semua vektor di V yang ortogonal
terhadap W disebut pelengkap ortogonal dari W
(W
)
SIFAT-SIFAT PELENGKAP ORTOGONAL
Jika W adalah sebuah subruang RHD V dimensi-tentu, maka
1. W
adalah subruang dari V
2. Hanya ada satu vektor yang umum terhadap W dan W
adalah 0
3. Pelengkap ortogonal dari W
adalah W, sehingga (W
)
= W
HUBUNGAN GEOMETRIK ANTARA RUANG-NUL DAN RUANG BARIS
Jika A adalah matriks m x n, maka
1. Ruang-nul A dan ruang baris A adalah pelengkap ortogonal di R
nberhubungan dengan RHD Euclid 2. Ruang-nul A
Tdan ruang kolom dari A adalah
pelengkap ortogonal di R
mberhubungan dengan RHD
Euclid
CONTOH
Misalkan W adalah subruang R5 yang direntangkan oleh vektor
Temukan basis untuk pelengkap ortogonal W!
JAWAB:
Matriks baris yang dibentuk oleh W:
Ruang-nul A adalah pelengkap ortogonal A, dan didapatkan:
Maka basis pelengkap ortogonal W adalah v1 = (-1,1,0,0,0) dan v2 = (-1,0,-1,0,1)
PERNYATAAN YANG EKUIVALEN
6.3 BASIS ORTONORMAL, PROSES GRAM-SCHMIDT
Sebuah himpunan vektor pada RHD dinamakan himpunan ortogonal jika semua pasangan vektor yang berbeda dalam himpunan tersebut adalah ortogonal (saling tegak lurus).
Himpunan ORTONORMAL himpunan ortogonal yang setiap vektornya memiliki panjang (normnya) satu.
Misalkan, T = {c1, c2, …, cn} pada suatu RHD
T dikatakan himpunan vektor ortogonal jika <ci, cj> = 0 untuk setiap i ≠ j
Sedangkan, T dikatakan himpunan vektor ortonormal jika untuk setiap i berlaku
= 1
CONTOH
Misalkan
Maka himpunan vektor tersebut ortogonal karena Tentukan ortonormal vektor tersebut!
JAWAB:
Normalisasi u menghasilkan:
ortonormal karena
BASIS ORTONORMAL
Dalam RHD, basis yang mengandung vektor-vektor ortonormal disebut BASIS ORTONORMAL dan basis yang mengandung vektor-vektor ortogonal disebut BASIS ORTOGONAL
Contoh:
Vektor-vektor yang ada di Gambar 2 adalah basis ortonormal:
Pada R lebih tinggi:
Gambar 2
KOORDINAT RELATIF TERHADAP BASIS ORTONORMAL
TEOREMA:
Jika = , , … , adalah basis ortonormal untuk RHD V, dan u adalah vektor di V, maka
= , + , + ⋯ + ,
Contoh: Nyatakan vektor u = (1,1,1) sebagai kombinasi linear dari
= , , dan tentukan koordinat u
Koordinat u relatif tehadap S:
TEOREMA 6.3.2
CONTOH
Seperti contoh sebelumnya, tentukan norma u = (1,1,1) menggunakan Teorema 6.3.2 (a):
JAWAB:
Menggunakan cara biasa:
Menggunakan teorema:
KOORDINAT RELATIF TERHADAP BASIS ORTOGONAL
Jika = , , … , adalah basis ortonormal untuk RHD V, maka normalisasi vektor tersebut menghasilkan basis ortonormal
TEOREMA 6.3.3
Jika = , , … , adalah himpunan ortogonal vektor-
vektor bukan-nol di RHD, maka S adalah bebas linear.
CONTOH
Seperti pada contoh sebelumnya:
adalah
• membentuk himpunan ortogonal di RHD Euclid di R
3• membentuk himpunan bebas linear
• karena R
3memiliki dimensi-3, maka = , , adalah basis
ortonormal untuk R
3PROYEKSI ORTOGONAL (TEOREMA 6.3.4)
Jika W adalah subruang dari RHD V dimensi-tentu, maka setiap vektor u di V dapat dinyatakan secara pasti dengan
= +
dengan di W dan adalah di W
CONTOH
Misalkan R3 memiliki RHD Euclid, dan misalkan W subruang yang dibentangkan oleh vektor-vektor ortonormal = 0,1,0 dan
= − , 0, . Proyeksi ortogonal u = 1,1,1 pada W adalah
Komponen u yang ortogonal terhadap W adalah
MENEMUKAN BASIS ORTOGONAL DAN ORTONORMAL:
PROSES GRAM-SCHMIDT
Tahap 1. Misalkan
=Tahap 2. Seperti diilustrasikan pada Fig. 6.3.3, kita dapat menemukan sebuah vektor yang ortogonal terhadap dengan menghitung
komponen yang ortogonal terhadap yang dibentangkan oleh .
Jika = 0, maka bukan vektor basis
CONTOH
Gunakan proses Gram-Schmidt untuk mentransformasikan vektor-vektor basis
= (1,1,1), = (0,1,1) dan = (0,0,1) terhadap basis ortogonal , ,
JAWAB: Dengan demikian,
membentuk basis ortogonal untuk R3. Normanya adalah
maka basis ortonormalnya:
DEKOMPOSISI-QR
PERMASALAHAN: Jika A adalah matriks m x n yang vektor kolomnya bebas linear, dan jika Q adalah matriks dengan vektor kolom ortonormal yang
dihasilkan dari penerapan proses Gram-Schmidt terhadap vektor kolom A, apakah hubungan, kalau ada, di antara A dan Q?
Untuk menyelesaikan permasalahan ini, andaikan bahwa vektor kolom A
adalah , , …, dan vektor kolom ortonormal Q adalah , , …, ; maka
A = QR
dengan R adalah MSA
CONTOH
Temukan dekomposisi-QR matriks:
JAWAB:
Matriks kolom A:
Vektor ortonormal dengan proses Gram-Schmidt:
6.4 PERUBAHAN BASIS
Sebuah basis mungkin tepat untuk satu permasalahan tapi tidak tepat untuk permasalahan lainnya, karena itu perlu adanya perubahan basis
Perubahan basis dapat menyebabkan perubahan koordinat
(misalnya R
3ke R
2atau sebaliknya)
VEKTOR KOORDINAT
TEOREMA 5.4.1:
Jika = , , … , adalah basis ruang vektor V, maka setiap v di V dapat dinyatakan secara unik dengan kombinasi linear:
= + + ⋯ +
dengan , ,… , adalah koordinat v relatif terhadap S, dan vektor ( ) = ( , ,… , )
adalah vektor koordinat v relatif terhadap S atau dinyatakan dengan:
[ ] =
⋮
PERUBAHAN BASIS: PERMASALAHAN
Jika merubah basis ruang vektor V dari basis lama B ke basis baru B’, bagaimana vektor koordinat lama [ ] dari vektor v yang berhubungan dengan vektor koordinat baru [ ] ? Simpelnya kita terapkan pada dimensi-2:
Misalnya = ( , ) dan = ( , ). Kita perlu vektor koordinat basis baru terhadap basis lama:
= dan =
= +
= +
[ ] =
PERUBAHAN BASIS: SOLUSI
Jika kita merubah basis ruang vektor V dari basis lama
= ( , , … , ) dan = ( , , … , ), maka vektor koordinat [ ] dihubungkan dengan vektor koordinat baru [ ] dari vektor v yang sama dengan persamaan
dengan P adalah vektor koordinat dari vektor basis yang baru relatif terhadap basis lama.
Vektor kolom P adalah
Vektor P disebut MATRIKS TRANSISI dari ke :
Vektor Q disebut MATRIKS TRANSISI dari ke : Q = P
-1CONTOH
Misalnya = ( , ) dan = ( , ) adalah
a). Temukan matriks transisi dari ke b). Temukan [ ] , jika
c). Temukan Q JAWABAN:
a).
b). Atau
c). Q = P-1, maka sehingga