Jurnal Keperawatan STIKes Tuanku Tambusai Riau Page 66 WILAYAH KERJA PUSKESMAS KAMPAR TAHUN 2014
Ridha Hidayat
Dosen S1 Keperawatan STIKes Tuanku Tambusai Riau ABSTRACT
WHO data (2009) show the incidence of diarrhea in children under five in the world reached 1 billion cases per year, with a death toll of about 6 million people, mostly in developing countries. The research objective was to determine the environmental sanitation factors related to the occurrence of diarrhea in toddlers aged 12-23 months at the village health center realm of the working area of Kampar 2014. The design used in this research is analytic survey, with a cross-sectional study design. The population in this study are all Mothers who have children aged 12-23 months in the village Puskesmas Sphere Kampar. The sample in this study amounted to 86 people, using simple random sampling technique using a questionnaire. Data analysis was univariate and bivariate. Bivariate analysis results are known to exist sifnifikan relationship between the source of clean water to the incidence of diarrhea p value 0.036 (p <0.05), there sifnifikan relationship between sewage / stools with diarrhea with p value 0.022 (p <0.05). There is a significant relationship between waste families with diarrhea with p value of 0.015 (p <0.05) and there was no relationship between the dumping sifnifikan with diarrhea with p value 0.536 (p> 0.05). Therefore, it is expected for stakeholders to be more active in providing counseling and provision of information regarding the health hazards toddler diarrhea.
Keywords: environmental sanitation, diarrhea Reading List: 20 (2001 - 2013)
PENDAHULUAN
Tujuan pembangunan kesehatan nasional adalah tercapainya kemampuan hidup sehat bagi setiap penduduk atau individu agar dapat mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang optimal sebagai salah satu unsur kesejahteraan umum dari tujuan pembangunan nasional. Pembangunan dibidang kesehatan mempunyai arti yang penting dalam kehidupan nasional, khususnya di dalam memelihara dan meningkatkan kesehatan. (DepKes RI, 2005).
Anak balita di Indonesia dilaporkan mengalami diare sebanyak 1-2 episode
pertahun (Depkes, 2008). Berdasarkan survey demografi kesehatan Indonesia tahun 2010, prevalensi diare pada anak balita di Indonesia laki-laki yang menderita diare berjumlah 10,8% dan perempuan berjumlah 11,2 %. Berdasarkan umur, prevalensi tertinggi terjadi pada usia 6-11 bulan (11,4 %), 12-23 bulan (14,8 %), dan 24-35 bulan (12,0 %) (Biro Pusat Statistik, 2009).
Jumlah penderita diare menurut golongan umur diwilyh puskesmas Kampar dapat dilihat pada tabel 1.1 berikut ini:
KERJA PUSKESMAS KAMPAR TAHUN 2014
Jurnal Keperawatan STIKes Tuanku Tambusai Riau Page 67
Tabel 1.1 Distribusi Frekuensi Penderita Diare menurut golongan umur di Wilayah Kerja Puskesmas Kampar Tahun 2013
NO DESA KASUS DIARE MENURUT UMUR
6-11 bulan 12-23 bulan 24- 45 bulan
1 Ranah 32 41 7
2 Rumbio 14 21 26
3 Desa koto tibun 26 40 14
4 Penyasawan 21 94 27
5 Padang mutung 16 23 50
6 Ranah baru 9 25 30
7 Bukit ranah 14 32 7
8 Limau manis 11 17 29
9 Naumbai 21 31 35
10 Ranah singkuang 33 24 29
11 Batu belah 17 39 23
12 Tanjung rambutan 8 9 6
13 Simpang kubu 9 41 32
14 Tanjung berulak 18 35 26
15 Air tiris 271 492 361
total 271 492 361
Sumber: Puskesmas Kampar Tahun 2013
Berdasarkan latar belakang tersebut, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang “Faktor-faktor sanitasi lingkungan yang berhubungan dengan kejadian diare pada batita usia 12-23 bulan di Desa Ranah wilayah kerja Puskesmas Kampar tahun 2014”
Rumusan Penelitian
Berdasarkan latar belakang diatas, rumusan masalah pada penelitian ini adalah ” Faktor-faktor sanitasi lingkungan apa saja yang berhubungan dengan kejadian diare pada batita usia 12-23 bulan di Desa Ranah wilayah kerja Puskesmas Kampar tahun 2014?”.
Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui faktor-faktor sanitasi lingkungan yang berhubungan dengan kejadian diare pada batita usia 12-23 bulan di Desa Ranah wilayah kerja Puskesmas Kampar tahun 2014.
METODE PENELITIAN Desain Penelitian
Desain penelitian ini adalah survey Analitik dengan rancangan cross sectional, yaitu setiap variabel diobservasi hanya satu kali saja dan pengukuran masing- masing variabel dilakukan pada waktu yang sama. (Notoatmodjo, 2010).
Lokasi dan Waktu Penelitian
Lokasi penelitian dilaksanakan di Desa Ranah Wilayah Kerja Puskesmas Kampar Tahun 2014 pada tanggal 04-07 Juli 2014.
Populasi dan Sampel Populasi
Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. Populasi pada penelitian ini adalah seluruh Ibu yang mempunyai anak usia 12-23 bulan di Desa Ranah wilayah kerja Puskesmas Kampar yang berjumlah 110 orang.
Sampel
Sampel adalah sebagian yang diambil dari keseluruhan objek yang di teliti dan dianggap mewakili seluruh
Jurnal Keperawatan STIKes Tuanku Tambusai Riau Page 68 simple random sampling yang berjumlah
86 dengan kriteria
Ibu yang mempunyai batita usia 12-23 bulan
Dan tinggal di Desa Ranah Analisa Data
Analisa Univariat
Analisa data dilakukan setelah data terkumpul, data tersebut klasifikasikan menurut variabel yang diteliti dan data diolah secara manual dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
Keterangan P= Persentase F= Frekuensi
N= Jumlah seluruh observasi (Budiarto, 2002)
Analisis Bivariat
Analisa bivariat di gunakan untuk mengetahui hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat (Hastono, 2007). Penelitian ini ingin mengetahui faktor-faktor sanitasi lingkungan yang berhubungan dengan kejadian diare pada balita usia 12-23 bulan di desa Padang Mutung wilayah kerja Puskesmas Kampar.
Analisa bivariat dalam penelitian ini menggunakan uji chi square dengan α = 0,05. Uji chi square digunakan
karena variabel bebas dengan variabel terikat pada penelitian ini merupakan data kategorik.
Dengan rumus:
∑ Keterangan
X2 = Chi Square
O = Frekuensi observasi
E = Frekuensi yang diharapkan (Hidayat,A.A, 2007).
dengan x2 tabel, sebagai berikut:
Jika x2 hitung > x2 tabel, maka Ha diterima dan Ho ditolak dan Jika x2 hitung < x2 tabel, maka Ha tidak terbukti dan Ho gagal ditolak
HASIL PENELITIAN
Penelitian ini dilakukan di Desa Ranah wilayah kerja Puskesmas Kampar pada tanggal 04-07 Juli tahun 2014 dengan jumlah responden 86 orang. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dalam bentuk analisis bivariat:
Analisa Bivariat
Analisa bivariat ini memberi gambaran faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian demam tifoid pada anak usia 3-14 tahun. Analisa bivariat ini menggunakan uji chi-square, sehingga dapat dilihat hubungan antara kedua variabel tersebut. Hasil analisis disajikan pada table berikut.
1. Hubungan sumber air bersih dengan kejadian diare pada batita usia 12-23 bulan di desa Ranah wilayah kerja Puskesmas kampar Tahun 2014
Dari hasil penelitian juga diketahui nilai Odds Ratio (OR)= 0,358 dengan demikian dapat disimpulkan responden yang memiliki penyediaan sumber air bersih tidak memenuhi syarat mempunyai peluang 0,358 kali untuk mengalami diare
Hubungan pembuangan kotoran/tinja dengan kejadian diare
Dari hasil penelitian juga diketahui nilai Odds Ratio (OR)= 0,326 dengan demikian dapat disimpulkan responden yang memiliki pembuangan kotoran/tinja tidak memenuhi syarat mempunyai peluang 0,326 kali untuk mengalami diare
KERJA PUSKESMAS KAMPAR TAHUN 2014
Jurnal Keperawatan STIKes Tuanku Tambusai Riau Page 69
Hubungan limbah keluarga dengan kejadian diare
Dari hasil penelitian juga diketahui nilai Odds Ratio (OR)= 0,301 dengan demikian dapat disimpulkan responden memiliki pembuangan limbah keluarga yang buruk mempunyai peluang 0.301 kali untuk mengalami diare.
Hubungan pembuangan sampah dengan kejadian diare
Dari hasil penelitian juga diketahui nilai Odds Ratio (OR)= 0,689 dengan demikian dapat disimpulkan responden memiliki pembuangan sampah yang baik mempunyai peluang 0.689 kali untuk mengalami diare.
PEMBAHASAN
Hubungan sumber air bersih dengan kejadian diare
Menurut peneliti hal ini di sebebkan oleh sulitnya mendapatkan sumber air dan mata air di desa tersebut. Dari beberapa informasi responden di desa tersebut mengatakan bahwa sebagian besar masyarakat mereka tidak bisa mendapatkan sumber penyediaan air bersih ini disebabkan airnya keruh dan kuning sehingga mereka membeli air sikumbang sebagai pengganti sumber air bagi kehidupan, masyarakat mengatakan air sikumbang tersebut langsung diminum tanpa dimasak terlebh dahulu, Hal ini dapat berpengaruh bagi kesehatan karena kuman patogen masih terdapat pada air tersebut yang kemudian dikonsumsi sebagai air layak minum sehingga dapat menyebabkan kejadian diare karena air yang berkualitas baik harus memenuhi persyaratan fisik
Hubungan pembuangan kotoran/tinja keluarga dengan kejadian diare
Menurut asumsi peneliti hal ini di sebabkan oleh kurangnya penyediaan pembuangan jamban. Jika pembuangan
kotoran yang tidak maksimal dapat mengotori tanah, dimana tanah dapat menjadi media penyebaran bakteri yang terdapat pada kotoran, selain itu kotoran juga dapat dijangkau oleh kecoa, lalat dan binatang lain yang juga dapat menyebarkan bakteri. Bakteri yang menyebar ke tubuh manusia akan memberi dampak bagi kesehatan, salah satunya menyebabkan diare.
Hubungan pembuangan limbah keluarga dengan kejadian diare
Menurut asumsi peneliti hal ini disebabkan oleh pendidikan ibu yang berpendidikan SMP yaitu sebanyak 44 orang (51,1%), dengan pendidikan yang rendah maka ibu kurang mengetahui tentang bagaimana pengelolaan limbah yang baik untuk keluarga, sehingga air limbah dibuang begitu saja tanpa pengelolaan yang baik, hal ini mengakibatkan perkembangbiakan fektor pembawa bakteri yang menyebabkan diare.
Hubungan pembuangan sampah dengan kejadian diare
Menurut asumsi peneliti hal ini disebabkan oleh kesadaran ibu yang ingin melihat rumahnya bersih dan terhindar dari sampah, sehingga ibu mengetahui dan melakukan kegiatan untuk melakukan cara yang baik untuk mengelolah sampah agar rumah menjadi bersih.
Menurut Maryati, (2007), sampah yang tdak menimbulkan berkembangnya bakteri harus dibuang di tempat yang rendah, kemudian dikurung supaya tidak diganggu oleh binatang lain seperti anjing, dan sampah dapat dikumpulkan di tempat sampah kemudian dibakar.
A. Kesimpulan
Setelah dilakukan penelitian mengenai faktor-faktor sanitasi lingkungan yang berhubungan dengan kejadian diare pada batita usia 12-23
Jurnal Keperawatan STIKes Tuanku Tambusai Riau Page 70 dengan jumlah sampel 86 orang ibu
yang mempunyai batita usia 12-23 bulan maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :
a. Lebih dari separuh responden menggunakan sumber air bersih tidak memenuhi syarat
b. Lebih dari separuh responden pembuangan kotoran/tinja yang digunakan responden tidak memenuhi syarat
c. sebagian besar pembuangan limbah keluarga yang digunakan responden buruk
d. Lebih dari separuh responden pembuangan sampah yang digunakan memenuhi syarat
e. Ada hubungan sumber air dengan kejadian diare pada batita usia 12- 23 bulan di Desa Ranah wilayah kerja Puskesmas Kampar Tahun 2014.
f. Ada hubungan pembuangan kotoran/tinja dengan kejadian diare pada batita usia 12-23 bulan di Desa Ranah wilayah kerja Puskesmas Kampar Tahun 2014.
g. Ada hubungan pembuangan limbah keluarga dengan kejadian diare pada batita usia 12-23 bulan di Desa Ranah wilayah kerja Puskesmas Kampar Tahun 2014.
h.Tidak ada hubungan pembuangan sampah dengan kejadian diare pada batita usia 12-23 bulan di Desa Ranah wilayah kerja Puskesmas Kampar Tahun 2014.
A. Saran
1. Aspek Praktis
Di sarankan agar petugas kesehatan Puskesmas Kampar untuk lebih meningkatkan kegiatan promosi kesehatan tentang pentingnya untuk menjaga sanitasi lingkungan agar terhindar dari kejadian diare pada anak.
Penelitian ini juga ini dapat
pengetahuan tentang kejadian diare pada batita usia 12-23 bulan.
2. Aspek Teoritis
Bagi peneliti selanjutnya agar memperhatikan faktor-faktor lain dari kejadian diare yang dapat menyerang anak batita tersebut yang tidak diteliti dalam penelitian ini sehingga menghasilkan ilmu yang lebih luas dan metode lebih akurat.
DAFTAR PUSTAKA
Budiarto, E. (2001). Biostatistik Untuk Kedokteran Dan Kesehatan Masyarakat. Jakarta: EGC
Depkes RI. (2005). Buku saku diare.
Jakarta: Depertemen Kesehatan Depkes RI. (2007). Buku saku diare.
Jakarta: Depertemen Kesehatan Depkes RI. (2008). Buku saku diare.
Depertemen Kesehatan
Dinas Kesehatan Kabupaten Kampar.
(2013). Laporan data kesakitan diare tahun 2012
Hidayat, A, A. (2007). Metode Penelitian dan Teknik Analisis Data. Jakarta:
Salemba Medika
Maryati. (2001). Sanitasi pembuangan tinja Dari http://makalahku .co.id.
diperoleh tanggal 4 februari 2014 Masyuni. (2010). Konsep dasar sanitasi
lingkungan. Dari
http://makalahku.co.id. diperoleh tanggal 4 januari 2014
KERJA PUSKESMAS KAMPAR TAHUN 2014
Jurnal Keperawatan STIKes Tuanku Tambusai Riau Page 71
Mubarak. (2009). Ikatan Kesehatan Masyarakat Teori dan Aplikasi.
Jakarta: Salemba Medika
Nursalam. (2003). Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Pedoman dan Skripsi, Tesis dan Instrumen Penelitian Keperawatan. Edisi Kedua. Jakarta: Salemba Medika Notoatmodjo, S. (2003). Sanitasi
lingkungan yang baik. dari http://id.pengertian-demam-tifoid.
diperoleh tanggal 22 Januari 2014 Notoatmodjo, S . (2008). Metodologi
Penelitian Kesehatan. Edisi Revisi.
Jakarta: Rineka Cipta
Notoatmodjo, S. (2005). Metodologi Penelitian Kesehatan. Edisi Revisi.
Jakarta: Rineka Cipta
Profil Kesehatan Provinsi Riau. (2011).
Penderiita diare Di Provinsi Riau.
http://profil Kesehatan Provinsi Riau.com/2013/001/ Penderiita diare di Provinsi Riau//.html.
diperoleh tanggal 19 April 2014
Profil Kesehatan Provinsi Riau. (2012).
Penderiita diare Di Provinsi Riau.
http://profil Kesehatan Provinsi Riau.com/2013/001/ Penderiita diare di Provinsi Riau//.html.
diperoleh tanggal 19 April 2014 Puskesmas Kampar (2013), Jumlah
penderita diare di Wilayah Kerja Puskesmas Kampar
Setiadi. (2007). Konsep dan Penulisan Riset Keperawatan. Yogyakarta:
Graha Ilmu
Suparmin (2002). Pencegahan diare. Dari http://adobereader.wordpress.
diperoleh tanggal 3 desember 2014 SDKI. (2007). Buletin diare. http:
//SDKI/2011/001/data diare di Indonesia//.html. diperoleh tanggal 3 januari 2014
Wong. (2004). Hubungan faktor lingkungan, faktor ekonomi dan pengetahuan ibu dengan kejadian diare akut pada balita. Dari http://yayanakhyor.wordpress.
diperoleh tanggal 4 januari 2014