• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA"

Copied!
30
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Konsep Diabetes mellitus

2.1.1 Definsi

Diabetes mellitus adalah gangguan metabolisme yang timbul karena kadar gula darah naik atau di atas normal (hiperglikemia) yang berlangsung secara kronis, hal tersebut di karenakan rusaknya hormon insulin yang dihasilkan oleh kalenjar pankreas. Insulin berfungsi dalam mengatur penggunaan glukosa di dalam tubuh, jika insulin berkurang maka akan menyebabkan kadar gula darah menjadi tinggi serta gangguan metabolisme karbohidrat, lemak dan protein. (Riskesdas, 2018).

menurut (Suyono,, 2009) Diabetes mellitus adalah sekumpulan gejala yang timbul dan disebabkan oleh adanya peningkatan kadar glukosa di dalam darah akibat penurunan kerja insulin atau biasa disebut dengan resistensi insulin. Dikutip dari American Diabetes Association (ADA) 2005.

Diabetes mellitus merupakan sekelompok penyakit metabolik yang ditandai dengan hiperglikemia yang terjadi karena kelainan (Abnormal) sekresi insulin.

Resistensi insulin merupakan suatu keadaan berkurangnya kemampuan jaringan perifer untuk merespon hormon insulin. Resistensi insulin diakui sebagai fenomena yang kompleks serta dipengaruhi oleh faktor genetik serta lingkungan (Desie Dwi Wisudanti, 2016).

Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa diabetes mellitus adalah gangguan metabolik yang menyebabkan naiknya kadar gula di dalam darah akibatnya sel beta pankreas tidak mampu lagi memproduksi insulin lebih banyak.

(2)

2.1.2 Klasifikasi

Klasifikasi DM terkini oleh ADA (American Diabetic Association) pada tahun 2005. ADA mengklasifikasikan bahwa penyakit DM berdasarakan pengetahuannya mengenai patogenesis DM dan gangguan gula darah, telah disahkan oleh WHO (World Health Organization) serta sudah di pakai oleh seluruh dunia (Kumala Dewi, 2014 ).

Kategori diabetes mellitus dapat dijelaskan sebagai berikut :

Tabel 2.1.2 Kadar glukosa darah sewaktu dan puasa sebagai patokan penyaring dan diagnosis DM (mg/dl)

Bukan DM Belum pasti DM DM Kadar

glukosa darah sewaktu (Mg/dl)

Plasma Vena < 100 100-199 >200

Darah kapiler

< 90 90-199 >200

Kadar glukosa darah puasa (mg/dl)

Plasma vena < 100 100-125 >126

Darah kapiler

< 90 90-99 >100

(Konsensus Pengelolaan dan Pencegahan DM tipe 2 di Indonesia, PERKENI, 2006)

(3)

Ada empat klasifikasi dengan gangguan toleransi glukosa sebagai berikut:

1. Diabetes mellitus tipe 1

Diabetes mellitus tipe 1 dikutip dari ADA (American Diabetic Association) tahun 2010 merupakan kondisi rusaknya sel beta pankreas penghasil insulin, sehingga produksi insulin menjadi menurun.

klasifikasi terjadinya diabetes mellitus tipe 1 meliputi 5 tahapan sebagai berikut :

a. Penderita diabetes memiliki kerentanan genetik dengan penyandang penyakit tersebut

b. Keadaan lingkungan dapat menyebabkan individu terserang penyakit ini dengan kerentanan genetik, akan tetapi infeksi virus juga dapat menyebabkan pemicu terserangnya DM tipe1.

c. Ada peradangan pada sel pankreas atau insulitis, monosit atau makrofag, dan limfosit yang dapat menginfiltrasi sel beta pankreas.

d. Perubahan sel beta sehingga tidak dapat dikenal oleh sel sendiri dan dianggap sel tersebut sebagai sel asing

e. Perkembangan respon imunitas, yang pada akhirnya terjadi kerusakan pada sel beta pankreas dan timbulah diabetes mellitus.

2. Diabetes mellitus tipe 2

Diabetes mellitus tipe 2 merupakan kondisi dimana gula dalam darah tidak dapat terkontrol karena sel beta pankreas penghasil hormon insulin mengalami gangguan, ada 3 faktor yang dapat memicu terjadinya diabetes mellitus :

a. Faktor genetik

b. Rusaknya sel beta pankreas

c. Berkurang kerja hormon insulin (resistensi insulin) termasuk hati, otot skeletal dan jaringan adiposa.

Tanda dan gejala diabetes mellitus tipe 2 diantaranya adalah :

(4)

a. Poliuri (banyak kencing) polifagi (banyak makan) polidipsi (banyak minum)

b. Penurunan BB c. Mudah lelah

d. Luka yang sulit sembuh e. Pruritus (gatal-gatal) f. Infeksi

g. Gangguan serangan jantung h. Mata katarak

i. Gejala saraf

j. Transitoric Refraction Anoalies (refraksi pada mata mudah berubah)

3. Diabetes gestational (kehamilan)

Gestational diabetes mellitus (GDM) adalah intoleransi glukosa yang dimulai sejak wanita itu hamil atau ada pembentukan hormone sehingga terjadi resistensi insulin, gejala GDM ialah folifagi, poliuri, dan polidipsi. Jika seorang wanita yang sedang hamil, maka ia membutuhkan lebih banyak insulin untuk mempertahankan metabolisme karbohidrat agar tetap normal. Jika ibu hamil tidak mampu memproduksi insulin maka akan mengakibatkan diabetes mellitus.

4. Diabetes khusus

Diabetes mellitus dengan tipe khusus yaitu komplikasi dari penyakit yang merupakan manifestasi dari diabetes tipe 1 dan 2, komplikasi diabetes mellitus dibagi 2 yaitu komplikasi metabolik akut dan komplikasi vaskular jangka panjang. Komplikasi metabolik akut disebabkan oleh berubahnya konsentrasi gulukosa plasma. Komplikasi tersebut sering terjadi pada penderita diabetes tipe 1 dengan ketoasidosis diabetik (DKA). DKA merupakan komplikasi metabolik akut yang di tandai dengan hiperglikemia (kadar gula darah >300 mg/dl), asidosis metabolik karena penimbunan keton, dan diuresis osmetik.

(5)

Komplikasi vaskular dalam jangka panjang meliputi pembuluh darah kecil (mikroangiopati), pembuluh darah sedang serta pembuluh darah besar (makroangipati). Mikroangiopati ialah lesi spesifik pada DM yang menyerang kapiler dan arteriola retina (retinopati diabetic), glomerulus ginjal (nefropati diabetic), saraf-saraf perifer (neuropati diabetic),otot-otot dan kulit. Makroangiopati memiliki gambaran histopatologik yang berupa aterosklerosis, yang pada akhirnya, makroangiopati diabetic akan mengakibatkan insufisiensi vaskular perifer yang disertai dengan klaudikasio intermitten dan gangren pada ekstermitas serta insufisiensi serebral dan stroke. Jika yang terkena adalah arteri koronaria dan aorta maka akan mengakibatkan angina dan infark miokardium. (Kumala Dewi, 2014 ).

Gambar : komplikasi akibat diabetes mellitus tipe 2 Retensi insulin

Makrovaskuler a. Serangan jantung b. Stroke c. Penyakit pembuluh darah

kapiler

Makrovaskuler a. Retinopati

b. Nefropati c. neuropati

Disfungsi sel beta

(6)

2.1.3 Etiologi

Menurut (Tandra, Hans, 2019) etiologi terjadinya diabetes mellitus antara lain :

1. Faktor genetik dan Usia

Apabila kedua orang tua, saudara, kakek atau nenek yang mengidap diabetes, kemungkinan diri anda juga akan terkena diabetes. Sekitar 50% pasien diabetes tipe 2 mempunyai orang tua yang menderita diabetes, pada diabetes tipe 2 lebih banyak terkait dengan faktor riwayat keluarga. Namun pada diabetes tipe 1, kemungkinan hanya 2-5% bila kedua orang tua dan saudaranya mengidap diabetes, namun bila penderita diabetes mempunyai saudara kembar, kemungkinan besar akan terkena diabetes tipe 1 sebesar 35-40%. Hal ini perlu dilakukan screening dalam keluarga guna mendeteksi penyakit tersebut sedini mungkin.

Rata-rata seseorang yang terkena diabetes mellitus ialah diatas 40 tahun, serta mereka yang kurang gerak badan, massa ototnya berkurang, dan berat badan yang berlebihan. Namun hal ini tidak terjadi pada usia diatas 40 tahun saja, angka kejadian diabetes tipe 2 juga terjadi pada anak dan remaja dikarenakan faktor kebiasaan yakni makan makanan yang instan mengakibatkan banyak anak yang gemuk.

2. Ras atau Etnis

Beberapa ras tertentu, seperti di suku indian amerika, hispanik, serta orang amerika di Afrika, cendrung memiliki resiko lebih besar terkena diabetes tipe 2. Kebanyakan dulunya mereka adalah para pemburu dan petani serta memiliki badan yang sangat kurus. Namun, sekarang asupan makannya lebih banyak dan gerak badannya semakin berkurang sehingga banyak yang

(7)

mengalami obesitas sampai akhirnya mempunyai riwayat diabetes dan hipertensi.

3. Obesitas

Kegemukan merupakan salah satu faktor resiko yang paling penting untuk di perhatikan. Sebab, melonjaknya angka kejadian diabetes tipe 2 cendrung terjadi akibat obesitas.

Menurunkan berat badan bukan karena soal berdiet, akan tetapi juga menyangkut dengan kesehatan. Merubah gaya hidup dengan rajin berolahraga dan makan makanan yang bergizi harus dilakukan dengan penuh disiplin, kesabaran, dan ketekunan. Lebih dari 8 diantara 10 penderita diabetes tipe 2 adalah mereka yang memiliki badan terlalu gemuk, semakin banyak jaringan lemak, jaringan tubuh, dan otot akan makin resisten terhadap kerja insulin, terutama bila lemak tubuh terkumpul diarea sentral atau perut, lemak tersebut akan memblokir kerja insulin akibatnya gula tidak dapat diangkut kedalam sel dan akan menumpuk dalam peredaran darah.

Pada umumnya, menurunkan berat badan, gula darah akan menjadi lebih baik dan normal. Meskipun berat badan menurun sedikit demi sedikit itu akan sangat bermanfaat untuk menurunkan kadar gula darah dan obat-obatan pun akan bekerja dengan baik.

4. Sindrom metabolik

Menurut World Health Organization (WHO) dan National Cholesterol Education Program: Adult Treatment Panel III (NCEP-ATP III). Orang yang menderita sindrom metabolik adalah mereka yang mempunyai kelainan seperti darah tinggi (Hipertensi) lebih dari 140/90 mmHg, Trigliserida darah lebih drai 150mg/dl, kolesterol HDL kurang dari 40 mg/dl, obesitas dengan NMI lebih dari 30, lingkar pinggang melebihi 102 cm pada pria sedangkan pada wanita melebihi 88 cm. Sindrom metabolik sudah semakin

(8)

banyak kita temui di masyarakat modern. Gaya hidup yang kurang gerak dan banyak makan menyebabkan semakin banyak terserang berbagai penyakit diantaranya diabetes, hipertensi, obesitas, stroke, sakit jantung, nyeri sendi, dll.

5. Kurang aktivitas

Semakin badan kurang bergerak, maka akan lebih mudah terserang diabetes, olahraga yang aktif dan teratur serta aktivitas yang cukup akan membantu untuk mengontrol berat badan. Gula darah akan dibakar menjadi energi, sel-sel tubuh akan menjadi lebih sensitif terhadap insulin, peredaran darah juga akan menjadi lebih baik, dan resiko terjadinya diabetes mellitus akan turun sampai 50%.

6. Infeksi

Pada diabetes tipe 1 yang sering menyerang anak-anak, sering kali di dahului dengan infeksi flu yang berulang-ulang, penyebabnya yaitu infeksi oleh virus, seperti campak, mumps, dan coxsackie yang merusak sel pankreas akhirnya sel pankreas tidak bisa menghasilkan insulin lalu timbulah diabetes mellitus.

7. Stress

Memang jika dinalar sangat sulit menghubungkan stress dengan timbulnya diabetes. Namun, jika mengalami stress yang hebat akan menyebabkan hormon counter-insulin (kerjanya berlawanan dengan insulin) lebih aktif, maka akibatnya gula darah pun akan meningkat.

Diabetes sekunder seperti ini biasanya akan hilang jika bisa mengontrol stress nya dengan baik.

8. Riwayat diabetes pada kehamilan (gestasional)

Walaupun biasanya diabetes akan hilang setelah setelah melahirkan. Namun, lebih dari setengahya akan terkena diabetes dikemudian hari. Semua ibu yang sedang hamil harus rutin memeriksakan gula darahnya. Ibu hamil dengan riwayat diabetes akan

(9)

melahirkan bayi besar dengan berat badan lebih dari 4 kg. Bila hal ini terjadi, sangat besar kemungkinan si ibu mengidap diabetes tipe 2.

9. Penyakit lain

Ada beberapa penyakit yang cenderung dapat meningkatkan kadar gula darah, akibatnya pasien juga akan terkena diabetes.

Penyakit tersebut ialah: gout atau radang sendi akibat kadar asam urat sangat tinggi, hipertensi, penyakit jantung coroner, stroke, dan penyakit pembuluh darah perifer.

10. Pemakaian obat-obatan

Beberapa obat dapat meningkatkan kadar gula darah, dan ada yang bisa menyebabkan diabetes. Bila anda beresiko mempunyai diabetes, berhati-hatilah menggunakan obat-obatan. Tanyakan terlebih dahulu kepada dokter untuk mengganti obat. obat-oabatan yang dapat meningkatkan kadar gula darah antara lain adalah hormon steroid, obat anti hipertensi dan obat penurun kolesterol.

2.1.4 Patofisiologi

Seperti halnya suatu mesin, tubuh kita juga memerlukan bahan untuk membentuk sel baru dan mengganti sel-sel yang rusak.

Disamping itu badan juga memerlukan energi supaya sel-sel tersebut dapat berfungsi dengan baik. Pada manusia, bahan bakar itu berasal dari bahan makanan yang dimakan sehari-hari, yang terdiri dari karbohidrat (gula dan tepung-tepungan), protein (asam amino) dan lemak (asam lemak).

Pengolahan bahan makanan dimulai dari mulut kemudian ke lambung dan selanjutnya ke usus, di dalam saluran pencernaan makanan dip ecah menjadi bahan dasar makanan, karbohidrat menjadi glukosa, protein menjadi asam amino dan lemak dibuah menjadi asam lemak. Lalu, ketiga zat tersebut akan diserap oleh usus

(10)

dan kemudian ke dalam pembulih darah lalu diedarkan ke seluruh tubuh untuk dipergunakan oleh organ-organ di dalam tubuh supaya dapat berfungsi sebagai bahan bakar, zat makanan tersebut harus masuk dulu kedalam sel supaya dapat diolah. Didalam sel zat makanan terutama glukosa dibakar melalui proses kimia yang sangat rumit, dan hasil akhirnya adalah timbulnya energi, proses tersebut disebut metabolisme. Dalam proses metabolisme, insulin memegang peran yang sangat penting, yaitu memasukan glukosa ke dalam sel, lalu selanjutnya digunakan sebagai bahan bakar. Insulin tersbut adalah hormon yang dikeluarkan oleh sel beta di pancreas.

Dalam keadaan normal, artinya kadar insulin cukup dan sensitif. Insulin akan ditangkap oleh reseptor insulin yang berada pada permukaan sel otot, kemudian akan membuka pintu masuk sel, sehingga glukosa dapat masuk kedalam sel kemudian dibakar menjadi energy, akibat dari pembakaran tersebut glukosa dalam darah menjadi normal.

Pada diabetes, didapatkan jumlah insulin kurang atau terdapat kualitas insulinnya tidak baik (retensi insulin), meskipun insulin dan reseptor ada, tetapi karena ada kelainan di dalam sel tersebut pintu masuk menuju sel tidak dapat dibuka, sehingga glukosa tidak dapat masuk ke sel untuk dibakar. Akibatnya glukosa tetap berada di luar sel, sehingga kadar glukosa dalam darah meningkat.

Pankreas adalah sebuah kalenjar yang letaknya berada dibelakang lambung. Didalamnya terdapat kumpulan sel yang bentuknya seperti pulau pada peta, karena itulah disebut pulau Langehans yang berisi sel beta yang mengeluarkan hormon insulin yang sangat berperan dalam mengatur kadar glukosa darah, tiap pancreas mengandung kurang lebih 100.000 pulau Langerhans dan tiap pulau berisi 100 sel beta. Disamping itu, sel beta ada juga sel yang bernama sel alfa yang memproduksi glukagon yang kerjanya

(11)

sebaliknya insulin yaitu meningkatkan kadar glukosa darah, ada juga sel delta yang dapat mengeluarkan somastostatin.

Insulin yang dikeluarkan oleh sel beta dapat diibaratkan sebagai anak kunci yang dapat membuka pintu masuknya glukosa ke dalam sel, lalu kemudian didalam glukosa tersebut dimetabolisasikan menjadi tenaga. Bila insulin tidak ada (DM tipe 1) atau bila insulin tersebut kerjanya tidak baik atau retensi insulin (DM tipe 2), maka glukosa tidak dapat masuk ke dalam sel, akhirnya glukosa akan tetap berada di dalam pembuluh darah yang artinya kadar didalam darah meningkat. Dalam keadaan tersebut tubuh akan menjadi lemah karena tidak ada sumber energy yang masuk kedalam sel. (Suyono,, 2009)

2.1.5 Manifestasi klinis

Menurut (Susilo, 2011). Gejala-gejala yang dialami oleh penderita DM dianggap dengan gejala atau penyakit yang disepelekan. Padahal, gejala seperti ini seharusnya disikapi dengan baik dan waspada. Penanganan yang dilakukan sedini mungkin akan terhindar dari berbagai komplikasi-komplikasi yang ada.

a. Banyak kencing (Polyuria)

Karena gula darah yang terlalu tinggi maka akan mempengaruhi ginjal sehingga menghasilkan air seni dalam jumlah yang berlebihan untuk mengencerkan glukos, akibatnya penderita sering BAK dalam jumlah yang banyak.

b. Banyak minum (polydipsia)

Banyak kencing membuat penderita DM mudah merasa haus yang berlebihan. Hal ini akan berlangsung terus-menerus selama terjadi polyuria. Jadi, waspadalah bagi anda yang sering melakukan aktivitas fisik yang mengeluarkan keringat, anda

(12)

sering merasa haus yang berlebihan. Segeralah memeriksakan diri anda ke Dokter untuk mengetahui apakah anda terkena DM atau tidak.

c. Banyak makan (polyphagia)

Kalori yang berada di dalam tubuh akan pindah ke air seni, karena hal tersebut penderita DM akan sering merasakan lapar yang tidak bisa ditahan.

d. Mudah lelah dan sering mengantuk

Kurangnya energy akibat dari terganggunya metabolisme karbohidrat dalam tubuh akan menyebabkan penderita DM mudah kelelahan.

e. Penglihatan kabur

Apabila kadar gula darah terlalu tinggi dan melebihi dalam batas normal, maka lensa mata menjadi cembung dan mata akan menjadi kabur, pada penyakit DM dapat mengakibatkan lensa mata keruh. Komplikasi yang menahun terhadapt mata disebut glaucoma.

f. Sering pusing dan mual

Seseorang yang menderita DM, pembuluh darah yang ada dilambung menjadi rusak, akibat dari hal tersebut lambung menjadi lemah dan sering merasakan mual.

g. Koordinasi gerak anggota tubuh terganggu

Juka Kadar gula terlalu tinggi akan merusak pembuluh darah, kelainan pembuluh darah akibat DM disebut dengan Neuropati diabetic. Rusaknya pembuluh darah akan menyebabkan koordinasi gerak tubuh terganggu.

h. Berat badan menurun

Kerena sebagian kalori keluar melalui air seni, penderita DM akan mengalami penurunan BB dengan drastis. Apabila tidak diimbangi dengan makan makanan yang sehat dan bergizi yang

(13)

sudah dianjurkan. Diabetisi akan terus kehilangan berta badannya.

i. Sering kesemutan seta gatal-gatal pada daerah tangan dan kaki Kondisi ini juga disebabkan oleh rusaknya urat saraf, kandungan gula darah yang tinggi menyebabkan rusaknya urat saraf. Gangguan inilah yang dapat menyebabkan gatal dan kesemutan pada tangan dan kaki.

j. Riwayat DM dalam keluarga

Riwayat DM pada keluarga juga merupakan hal yang beresiko terhadap keturunannya. Jika orang memiliki riwayat dengan keluarga yang menderita DM, maka akan memiliki kemungkinan terkena DM yang lebih besar dibandingkan mereka yang tidak memiliki riwayat DM didalam keluarganya.

k. Infeksi kulit dan kaki serasa di potong

DM meningkatkan resiko infeksi dan memperlambat penyembuhan terhadap luka. Jadi, jika penderita DM mmiliki luka pada daerah kaki, maka segera rawat dan obati dengan cepat, bersihkan luka dengan benar, gunakan obat antibiotic dan gunakan perban yang steril. Konsultasikan ke dokter jika luka tidak kunjung membaik. Periksa kaki setiap hari jika terjadi lecet, luka-luka, kemerahan atau bengkak. Buatlah kaki tetap lembab agar mencegah terjadinya retakan pada kaki.

2.1.6 Komplikasi

Menurut (Hafid , 2013). Beberapa komplikasi diabetes mellitus yaitu :

1. Penyakit Kardiovaskular : seorang yang menderita diabetes mellitus mempunyai resiko dua kali lebih besar terkena serangan jantung dan pembuluh darah (penyakit kardiovaskular),

2. Retinopathy Diabetes : Retinopathy merupakan salah satu komplikasi diabetes yang disebabkan dengan rusaknya pembuluh

(14)

darah kecil (kapiler) pada retina mata, dengan gejala penurunan penglihatan bahkan sampai mengalami kebutaan.

3. Nefropathy Diabetes : Nefropathy adalah komplikasi diabetes yang disebabkan oleh rusaknya pembuluh darah kapiler ginjal, sehingga dapat menyebabkan kebocoran protein ke dalam saluran air seni (urin), dan menyebabkan gagal ginjal kronis yang memerlukan terapi cuci darah.

4. Neuropathy Diabetes : Komplikasi diabetes pada system saraf, sehingga dapat menyebabkan mati rasa dan kesemutan, dan juga dapat meningkatkan resiko kerusakan kulit terutama pada kaki, karena berkurangnya kepekaan kulit.

5. Ulkus Diabetes : Luka pada kaki yang sulit disembuhkan dan sering menimbulkan masalah yang serius bahkan juga memerlukan amputasi kaki.

6. Penurunan Daya Pikir : Beberapa penelitian menunjukan bahwa pasien yang menderita diabetes dengan yang tidak menderita diabetes mengalami penurunan fungsi kognitifnya 1,2 sampai 1,5 kali lebih besar.

2.1.7 Pemeriksaan penunjang

Untuk mengetahui pasien tersebut (Smart Patient, 2018)

a. Tes gula darah acak : diambil untuk memeriksakan kadar gula darah puasa

b. Tes gula darah puasa : pasien yang akan diambil darahnya, dianjurkan untuk puasa di malam hari

c. Tes toleransi glukosa oral : setelah dilakukan tes glukosa darah puasa dilakukan, pasien akan diberikan glukosa sebanyak 75gr, lalu dilakukan pengambilan darah setelah jangka waktu 2 jam, lakukan pengamatan perubahan kadar glukosa darah.

d. Tes Hba1c

(15)

2.1.8 Penatalaksanaan

Menurut (Konsensus, 2015). Tujuan penatalaksaan secara umum adalah untuk meningkatkan kualitas hidup penyandang diabetes. Tujuan penatalaksanaan diabetes dibagi 3 yaitu :

1. Tujuan jangka pendek : mengurangi terjadinya resiko komplikasi akut, meningkatkan kualitas hidup, dan memimalisir keluhan DM.

2. Tujuan jangka panjang : mencegah dan menghambat progresivitas dan penyulit mikroangiopati serta makroangiopati.

3. Mengurangi angka mortalitas dan mordibitas diabetes mellitus Untuk mencapai tujuan tersebut, perlu dilakukan pengontrolan gula darah, berat badan, tekanan darah, dan profil lipid (lemak).

A. Langkah-langkah penatalaksanaan umum

Perlu dilakukan evaluasi medis lengkap yang meliputi:

a. Riwayat penyakit 1. Usia

2. status nutrisi

3. Riwayat tumbuh kembang pada pasien 4. Riwayat pengobatan sebelumnya

5. Riwayat pengobatan yang sedang dijalani sekarang, program latihan fisik

6. Riwayat komplikasi akut (hipoglikemia, ketoasidosis diabetik, hiprosmolar hiperglikemia)

7. Riwayat infeksi, seperti infeksi kulit, gigi, dan traktus urogenital

8. Riwayat penyakit lain dan pengobatan selain DM 9. Riwayat pendidikan, status ekonomi, sosial dan budaya b. Pemeriksaan fisik

1. Pemeriksaan jantung

(16)

2. Pemeriksaan berat badan 3. Tekanan darah

4. Pemeriksaan fundoskopi

5. Pemeriksaan kaki secara komprehensif, pemeriksaan kulit 6. Tanda-tanda mempunyai riwayat penyakit lain yang dapat

menimbulkan DM

c. Pemeriksaan laboratorium 1. Pemeriksaan kadar HbA1c

2. Pemeriksaan kadar glukosa darah puasa dan 2jam setelah TTGO

d. Penapisan komplikasi

komplikasi harus dilakukan pada penderita yang diduga mempunyai diabetes tipe 2 melalui pemeriksaan:

a. Profil lipid pada waktu pasien puasa dan trigliserida b. Tes fungsi ginjal : kreatinin serum dan estimasi FGR c. Tes fungsi hati

d. Tes urin secara rutin e. Albumin urin kuantitatif

f. Rasio albumin-kreatinin sewaktu g. Elektrokardiogram

h. Foto rontgen thorax i. Pemeriksaan kaki

B. Langkah-langkah penatalaksaan khusus

Penatalaksaan DM dimulai dengan menerapkan pola hidup yang sehat (terapi medis dan aktivitas fisik) dan juga selalu rutin mengkonsumsi obat-obatan/ injeski insulin. Obat anti hiperglikemia dapat diberikan sebagai terapi tunggal atau kombinasi.

(17)

2.2 Lima pilar pencegahan Diabetes mellitus

Ada 5 strategi agar penderita Diabetes mellitus dapat berusia panjang menurut (Sutedjo, 2010) sebagai berikut :

2.2.1 Mengetahui dengan baik apa itu Diabetes Melitus

Penderita diabetes harus paham apa itu diabetes mellitus, dan bagaimana cara mengedalikan kadar gula darah agar tetap dalam keadaan normal. Penderita DM yang memiliki cukup pengetahuan mengenai penyakitnya, sudah memiliki modal awal untuk melakukan perawatan diri secara benar. Terjadinya komplikasi dan kematian berakar dari ketidaktahuan tentang penyakitnya, pengetahuan yang cukup akan membangun kesadaran serta melakukan tindakan yang tepat.

Insulin dihasilkan oleh sel beta pankreas yang berfungsi untuk mempertahankan kadar gula darah normal didalam darah dengan cara mengubah glukosa menjadi glikogen lalu disimpan dalam otot sebagai cadangan tenaga. Insulin tersebut berfungsi untuk mentransportasi glukosa dari darah ke dalam sel. Berkurangnya produksi insulin maka glukosa darah akan menjadi tinggi (hiperglikemi) karena agennya (insulin) tidak ada, akibatnya transportasi ke dalam sel berkurang. Indikator yang menyebabkan terjadinya hiperglikemi adalah: penurunan produksi insulin, meningkatnya penyerapan karbohidrat dari usus, meningkatnya produk glukosa dari organ hati.

2.2.2 Mengelola perencanaan makan (diet)

Diabetes mellitus adalah penyakit sindrom metabolik atau bisa disebut dengan gangguan dengan gangguan metabolisme akibat kekurangan insulin. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Pusat Diabetes dan Nutrisi (Tjokroprawiro) di RS Dr. Soetomo terhadap kejadian penyakit sindrom metabolik pada pegawai pemerintah sebagai berikut :

(18)

Tabel 2.2.2 Jumlah penderita Diabetes mellitus di Rs Dr. Soetomo Surabaya

No Penyakit sindrom metabolik Jumlah (%)

1 Non diabetes mellitus 32

2 Diabetes mellitus 59

3 DM sesudah terapi 43,3

4 DM akibat kegemukan 81,7

Prevalensi DM pada pria 4-5 kali lebih sering diabnding wanita. Menurut IDF (Internastonal Diabetes Federation) adapun tanda-tanda sindrom metabolik adalah : lingkar pinggang pada pria lebih dari 90 cm, sedangkan pada wanita lebih dari 80 cm, dan juga ada empat faktor yang memperngaruhi :

1. Tekanan darah lebih dari 130/85 mmHg 2. Gula darah puasa (GDP) lebih dari 100 mmhg 3. Trigeliserid lebih dari 150 mg/dl

4. Kolesterol HDL : pria < 40 mg/dl, wanita <50 mg/dl

Dari data yang sudah diperoleh diatas telah menunjukan kondisi obesitas, kadar lemak pada darah, dan tekanan darah, menjadi indikator dari penyakit sindrom metabolik termasuk didalamnya DM.

A. Adapun tujuan dan prinsip perencanaan makan DM 1. Tujuan

Sasaran yang akan dicapai melalaui perencanaan makan adalah tercapainya gizi baik, aktivitas sehari-hari lancar, gula darah normal, dan juga terhindar dari komplikasi

2. Prinsip diet DM

a. Perencanaan makan berfokus pada 3 J yaitu jenis makan, jumlah makan, da jadwal makan.

b. Mempertahankan KGD normal, tidak terlalu tinggi dan juga tidak terlalu rendah dengan cara mengatur asupan makanan

(19)

c. Gizi yang seimbang terdiri atas :

1. Karbohidrat : antara 60 – 70 % dari total energi (TE), protein 10 – 15% TE, Lemak 20 – 25 % TE

2. Bareneka macam jenis makanan

3. Pilih karbohodrat yang kompleks serta tinggi serat larut air 25 gram/hr

4. Membatasi lemak, misalnya : santan, minyak goreng, maksmal 25% dari kebutuhan energi, pilihlah sumber lemak tak jenuh dengan kolesterol < 300 mg/hari

5. Pilihlah bahan makanan yang aman

6. jam makan 3 kali sehari yaitu pagi, siang, dan sore dan selingi dengan snack tiap 3 jam

cara menghitung kebutuhan kalori bagi Diabetisi cara 1:

Total kebutuhan kalori = kalori basal (KB) + koreksi Keterangan :

- KB Wanita = BBI (kg) x 30 k.cal - KB Pria = BBI (kg) x 25 k.cal Koreksi :

- BB kurang = ditambah 20% x BB - BB lebih = dikurangi 10$ x KB - BB gemuk = dikurangi 20% x KB Cara 2 :

- Kurus : BB x 40-60 k.cal - Normal : BB x 30 k.cal - Overweight: BB x 20 k.cal - Obesitas : BB x 10-15 k.cal

d. teratur makan sesuai jadwal yang sudah di tentukan e. mempertahankan berat badan dan status gizi tetap normal

(20)

Kriteria berat badan dan status gizi

- BB Kurang : 90% BB ideal / IMT < 18,5 kg/m2

- BB Normal : 90 – 100% BB ideal / IMT 18,5 – 22,9 kg/m2 - BB Lebih : 110 – 120% BB ideal / IMT > 23,0 kg/m2 - Gemuk : > 120% BB ideal / IMT (kg/m2) : 23-24 (beresiko),

25-29,9 (obesitas I), > 30 (obesitas II) Sumber : (Sutedjo, 2010)

f. Lain – lain

1. Samakan menu makanan dengan keluarga, gula dalam bumbu diperbolehkan

2. Biasakan sarapan

3. Minum air dalam jumlah cukup

4. Hindari gula langsung, batasi lemak/minyak dan garam apabila tekanan darahnya meningkat

B. Frekuensi Makan serta pembagian porsi makan

Frekuensi makan terbagi dalam 3 kali makan besar, dan 3 kali makan kecil, terutama bagi penyandang DM yang menggunakan insulin dalam jangka panjang

a. Makan pagi – selingan makan pagi b. Makan siang – selingan makan siang c. Makan malam – selingan makan malam

Jumlah kalori yang dibutuhkan/hari untuk aktivitas dasar ialah : BB ideal x 30 kalori. Misalnya : BB ideal 55 kg maka kalori yang dibutuhkan untuk aktivitas dasar adalah 55 x 30 kalori = 1.650 kalori.

Contoh :

Di kutip dari penjelasan ( M.Dora. Y , 2009) Menu sehari-hari bagi penderita diabetes DM dengan kebutuhan 1.700 kalori

Pagi, 07.00 Siang 13.00 Sore 17.00

(21)

Nasi ¾ gls Telur 1 btr Tempe 1 pt Sayur

Snack pada jam 10.00

Pisang 2 biji (rebus)

Nasi 1 gls Ikan 1 pt Tahu 1 pt Sayur

Snack pada jam 16.00

Ubi 1 pt (rebus)

Nasi 1 gls Ikan 1 pt Tempe 1 pt Sayur

Makanan tambahan pada jam 20.00

Susu rendah lemak 1 gls

C. Petunjuk hidup sehat bagi penderita DM dengan usaha diet 1. Hindari makanan atau minuman yang manis

2. Batasi makanan yang mengandung asam urat ( alcohol, jerohan, sarden, burung dara, kaldu, tapai, kacang-kacangan, emping)

3. Batasi makanan yang mengandung lemak ( cumi-cumi, keju, telur, kepiting, udang, kerang, susu, santan)

4. Targetkan lingkar pinggang jika pada pria < 90 cm, dan pada wanita

< 80 cm

5. Jika mempunyai hipertensi: batasi asupan garam, ikan asin, kacang asin, berhenti konsumsu alkohol. Alkohol pada penderita DM bisa menyebabkan hipoglikemi berat dan berakibat fatal. Alkohol juga bisa meningkatkan kadar trigliserid dalam darah.

6. Berhenti merokok, karena akan berakibat pada :

a. Peningkatan aterosklerosis yaitu penebalan pembuluh darah yang bisa menyebabkan penyakit jantung koroner. Perokok mempunyai resiko 8 kali lipat untuk terjadi PJK dibanding dengan bukan perokok.

b. Peningkatan resiko retinopati dan nefropati diabetik sehingga mengakibatkan gangguan penglihatan dan ginjal.

7. Olahraga rutin, minimal jalan 3 km atau sit-up 50-200 kali/jam 8. Tidur maksimal 6-7 jam/hari

9. Chek-up teratur

(22)

10. Dianjurkan untuk memperbanyak suplemen makanan berupa buncis, bawang putih, teh hijau, merica, serta makanan yang lain yang banyak mengandung kaya antikosidan seperti tomat, wortel, pepaya, kurma, jeruk, apel, brokoli, dan kubis.

D. Beberapa makanan yang sangat bermanfaat bagi penderita DM 1. Brokoli

Brokoli mengandung sulforaphane berfungsi untuk memperbaiki dan memulihkan pembuluh darah yang rusak dengan cara mengaktifkan sejenis protein tubuh yang mengaktivasi antikosidan dan enzim detoksikasi serta melindungi kerusakan jaringan. Jenis sayuran Brassica diyakini dapat menurunkan risiko serangan jantung dan stroke. Penderita DM beresiko 5 kali lipat terjadi komplikasi serangan jantung koroner dan stroke karena rusaknya pembuluh darah.

2. Bawang merah

Bawang merah mengandung Tolbutamide, berfungsi menurunkan Kadar gula darah (KGD) dalam jumlah normal dalam makanan. Dari hasil penelitian, bawang merah dalam bentuk jus ataupun dalam bentuk utuh sebanyak 25 – 200 gram dapat menurunkan KGD. Peneliti dari India menyebutkan tidak ada bedanya antara bawang merah di rebus dan tidak.

Bawang merah juga mengandung Allyl propyl disulfide dan allicin, berfungsi untuk meningkatkan insulin, mencegah kerusakan insulin, mempertahankan insulin, serta meningkatkan metabolisme gula dalam hati. Bawang merah berperan menurunkan KGD dan sudah di deteksi oleh para peneliti sejak tahun 1923, dan pada tahun 1960 berhasil dideteksi adanya senyawa anti-DM yaitu Tolbutamide.

3. Makanan alami tinggi serat

(23)

Diet tinggi serat dan juga serat larut juga dapat memperlambat pengosongan lambung dan juga menghambat penyerapan gula dari usus sehingga dapat menurunkan KGD dan Kolesterol 7%

(Chandalia). Makanan yang sarat serat terdiri atas buah-buahan dan juga sayur, misalnya. Nanas, pepaya, buah ceri, tomat, koktail, serelia.

Keuntungan makan yang tinggi serat untuk penderita DM adalah : a. Bisa membuat kenyang, dan akan berdampak pada pengendalian

nafsu makan b. Rendah kalori c. Melancarkan BAB

d. Menurunkan kadar lemak darah sehingga menurunkan risiko terkena PJK

Tabel 2.2.2 Sumber vitamin dan Mineral yang dianjurkan Berdasarkan Kandungan beserta Manfaatnya

No. Mineral/vitamin/nutrien Sumber pada makanan

Manfaat

1 Kromium Biji-bijian,

serelia utuh, ikan laut, jagung

Meningkatkan kepekaan insulin

2 Magnesium Kacang-

kacangan, serelia tumbuk,

Memperbaiki profil mg

3 Kalsium Udang, ikan,

sayuran hijau, susu

Meningkatkan kepekaan insulin

4 Kalium Susu, serelia,

sayuran, ikan

Mencegah resistensi insulin

5 Seng Kacang-

kacangan, susu, kerang, tiram

Mencegah resistensi insulin

(24)

6 Vitamin B6 Havemout, susu, kuning telur, kacang-

kacangan, serelia utuh

Meningkatkan

metabolisme gula dan fungsi persarafan

7 Vitamin C Pepaya, nanas,

tomat, sayuran hijau

Penurunan Glikosilasi (peningkatan Hb dengan glukosa) dan antikosidan

8 Vitamin E Kecambah,

sayuran hijau, telur, kacang- kacangan, minyak nabati

Penurunan Glikosilasi (peningkatan Hb dengan glukosa) dan antikosidan

9 Taurin L. Arginin Kacang- kacangan

Meningkatkan kepekaan insulin

10 Glutation Kacang-

kacangan

Meningkatkan kepekaan insulin

11 Biotin Susu, pisang,

kacang-

kacangan sayur, tomat, daging

Meningkatkan

metabolisme glukosa

12 Asam lipoat Telur, ikan Meningkatkan kepekaan insulin

13 Omega 3 Buah berwarna,

sayuran hijau

Meningkatkan kepekaan insulin dan antioksidan

2.2.3 Olahraga teratur

A. Manfaat olahraga bagi penyandang DM 1. Menurunkan kadar gula darah

2. Melancarkan peredaran darah sehingga retensi insulin bisa berkurang dan kepekaan insulin bisa bertambah

(25)

3. Menurunkan BB

4. Mengurangi terjadinya komplikasi yang berkaitan dengan lemak darah, dengan cara memperbaiki metabolisme lemak dan meningkatkan HDL sebagai faktor pelindung dari PJK dan antikoagulan. Normal HDL 45-65 mg%, HDL 35% akan beresiko terjadi komplikasi vaskuler

5. Mempertahankan tekanan darah agar selalu stabil dan juga mengurangi hiperkoagulasi dalam pembuluh darah yang bisa menyebabkan sumbatan

6. Meningkatkan sirkulasi darah ke otot, kapiler membuka dan meningkatkan kecukupan oksigen ke jaringan. Dengan olahraga tiap 10 menit akan meningkatkan pengurangan glukosa darah 15 kali lipat dari kondisi basal, dengan melakukan olahraga 60 menit maka glukosa akan berkurang 35 kali lipat.

B. Prinsip Olahraga bagi penderita DM 1. Continue : dilakukan secara teratur

2. Ritmik : berirama dan usahakan otot berkontraksi secara teratur, contoh: jogging, berjalan kaki, lari, bersepeda

3. Interval : gerakan yang berselang-seling, gerak cepat diselingi dengan gerak lambat

4. Progresif : dilakukan secara bertahap

5. Endurance : meningkatkan ketahanan jantung dan paru-paru.

Contoh : jalan santai, tenis, golf.

Olahraga bisa dengan prinsip FIDT

1. Frekuensi : dianjurkan 3-5 kali/minggu

2. Intensitas : 40-70% denyut nadi (ringan-sedang) diukur dari denyut nadi maksimal yaitu 220 – umur.

3. Durasi : 30 – 60 menit

4. Type : senam, bersepeda, berenang, jalan santai. Hindari jenis olahraga berat, contohnya. Tinju, yudo, dsb.

C. Hal-hal yang perlu diperhatikan bagi penderita DM dalam memilih latihan jasmani

(26)

1. Tetapkan jenis olahraga dan sesuaikan dengan tingkat beratnya DM beserta komplikasinya

2. Tidak berlatih pada suhu yang terlalu panas atau terlalu dingin 3. Gunakan pakaian pelindung agar terbebas dari luka yang tidak

diinginkan, periksa kedua kaki sebelum dan sesudah letihan 4. Tidak berlatih setelah terjadi hipoglikemi

5. Tidak di perbolehkan latihan yang berat apabila kada gula darah >

250 mg/dl

6. Latihan harus diawali dengan pemanasan terlebih dahulu, maksimal 5 – 10 menit

7. Ukur nadi sebelum melakukan latihan

8. Hindari terjadinya hipoglikemi di tengah-tengah latihan, dengan cara berikut

9. Ukur KGD dengan OT sebelum melakukan olahraga 10. Latihan dilakukan 1-3 jam setelah makan

a. Bila menggunakan insulin, pada saat berlatih dosisnya dikurangi 25%

b. Perlu asupan makanan selama dan setelah latihan lama (> 1 jam)

2.2.4 Menjalani pengobatan dan pemantauan dengan patuh

Beberapa jenis tanaman obat yang berkhasiat sebagai obat DM, di Eropa, Timur tengah, dan Asia, bawang merah dimanfaatkan sebagai obat untuk mengendalikan kadar gula darah. Sementara di Puerto Rico dan Kuba, bawang merah sudah menjadi obat tradisional yang populer. Obat DM terdiri atas 2 jenis yaitu : obat Hipoglikemik oral (OHO) / Antidiabetika Oral (ODO) dan yang kedua insulin. Pemberian obat tersebut bertujuan untuk mempertahankan kadar gula darah puasa maupun gula darah sesudah makan agar tetap di dalam batas normal.

1. Obat Hipoglikemik oral (OHO)

(27)

OHO diberikan bertujuan untuk mempertahankan kadar gula darah tetap normal dan digunakan pada DM tipe 2, cara kerja OHO :

a. Merangsang sel beta pankreas agar menghasilkan insulin Kelompok ini adalah Sulfonilurea yang mempunyai rumus kimia menyerupai sulfonamide, misalnya:

tolbutamid, glipizide, glimiperid, glikuidon, klorpropamid.

Pemberian sulfonilurea harus diimbangi dengan minum yang banyak, karena terdapat ESO yang hamper sama dengan sulfonamide yaitu pembentukan Kristal pada urin.

Obat golongan ini diminum 30 menit sebelum makan.

b. Menurunkan BB

Obat kelompok Biuguanida terdiri atas metformin dan penformin. Obat ini mempunyai mekanisme kerja belum jelas, tetapi mempunyai efek penurunan berat badan. Obat metformin bekerja diluar pankreas yaitu :

1. Meningkatkan sensitivitas insulin 2. Menghambat produksi glukagon

3. Menurunkan absorbs karbohidrat dari usus 4. Menghambat pembentukan gula dari bahan lain 5. Meningkatkan jumlah reseptor insulin pada sel.

Kelompok biguanida bersama dengan makan atau segera setelah makan, jika diberikan pada pasien obesitas, mempunyai efek samping mual,muntah, dan rasa tidak enak dilambung.

c. Menurunkan penyerapan glukosa dari usus serta menghambat glukosidasi

Contoh obat pada kelompok ini adalah akarbose.

Akarbose dimakan bersama pada suapan pertamanya. Efek samping dari obat ini adalah kembung dan diare.

2. Prinsip penggunaan OHO

(28)

a. Dimulai dari dosis terkecil secara bertahap dan ditingkatkan sampai dosis maksimal, yaitu dengan diperolehnya kadar gula darah normal.

b. Hindari pemakaian OHO efek panjang pada orang tua karena dapat menyebabkan hipoglkemia

c. Pada saat minum OHO, hindari obat-obat yang dapat melawan OHO, contohnya (kortikosteroid dan adrenalin) 3. Suntikan insulin

Insulin adalah sebuah protein jika pada orang normal diproduksi oleh sel beta pankreas dan berperan mengendalikan kadar gula darah agar tetap normal, dengan melancarkan pengangkutan glukosa ke dalam sel jaringan dan disimpan dalam bentuk glikogen. Insulin diibaratkan dengan anak kunci, glukosa tidak dapat masuk ke ruang sel jika terkunci dan anak kuncinya tidak ada. Kebutuhan total insulin per hari adalah 0,5 unit/kg BB.

2.2.5 Mencegah datangnya komplikasi

Komplikasi diabetes mellitus ditandai dengan gangguan metabolik sehingga terjadi hiperglikemia. Hiperglikemia akan berdampak terhadap meningkatnya kadar darah dan kerusakan pembuluh darah kecil (microvaskuler) yang dalam rentang waktu akan menyebabkan neuropati diabetik serta gangguan pada organ- organ lainnya seperti : otak, ginjal, saluran pencernaan, pancaindera, dsb. Terjadinya mikroangiopati disebabkan oleh hiperglikemi lama, penurunan HDL, kekentalan (viskositas) darah, hipertensi, dan akan berakhir pada PJK, serta gangren pada kaki.

A. Langkah-langkah menghindari komplikasi

1. Mencegah serta mengeliola Hipoglikemi dengan tepat a. Stadium hipoglikemi

Ada 4 stadium klinis (Perkeni,2009)

(29)

1. Stadium I : merasa lapar, mual, dorongan ingin selalu makan dan minum (stadium para simpatis)

2. Stadium II : terjadi gangguan pada otak, sulit untuk berkonsentrasi dan berbicara, serta sulit akan mengingat sesuatu (stadium otak ringan )

3. Stadium III : keringat dingin, pernapasan dangkal dan cepat, tremor ( stadium simpatis)

4. Stadium IV : tidak sadarkan diri dan disertai kejang (stadium gangguan otak berat)

b. Pengelolaan hipoglikemi

Biasanya penderita DM sudah paham terhadap tanda- tanda terjadinya hipoglikemi. Hipoglikemi terjadi pada saat melakukan aktivitas berat

1. Stadium I : hentikan terlebih dahulu aktvitasnya dan minumlah gula murni (bukan pemanis buatan) 2 sendok makan dilarutkan dalam satu gelas the hangat.

2. Stadium II : minum gula murni, makan makanan yang tinggi akan karbohidrat, disarankan periksa gula sewaktu.

3. Stadium III dan IV : bawa ke petugas kesehatan terdekat agar mendapatkan pertolongan : dektrose 40% 2 fl melalui suntikan IV setiap 10-20 menit sampai pasien sadar, lanjutkan dengan infus dektrose 10% 6 jam/botol untuk mempertahankan gula darah agar kembali normal.

c. Strategi dalam menghindari hipoglikemi

a. Memahami apa saja tanda-tanda hipoglikemi

b. Hindari beraktivitas berat ketika insulin mencapai efek maksimal, suntikan di perut akan menimbulkan penyerapan obat lebih cepat pada saat beraktivitas.

c. Olahraga sebaiknya dilakukan 1-3 jam setelah makan.

2. Mencegah / menghindari komplikasi pada organ vital

(30)

Komplikasi pada organ vital berupa gangguan jantung (kordiopati), gangguan ginjal (nefropati), gangguan otak, gangguan indera, dll. Kunci utama pada pencegahan komplikasi di organ vital ialah tetap menjaga kadar gula darah di ambang normal.

Strategi dalam menghindari komplikasi pada organ vital : a. Patuh terhadap diet, pengobatan, olahraga, serta

pemantauan KGD

b. Pemeriksaan HBAIC (hemoglobin A terglikosilasi) c. Cegah terjadinya ketoasidosis diabetik

3. Mengendalikan komplikasi yang sudah terjadi

a. Mengendalikan terjadinya gangguan mikrosirkulasi dan nefropati apabila sudah terjadi, pengendalian ini diarahkan untuk memperlambat progresivitas neuropathy, dapat dilakukan dengan:

1. Pertahankan kadar gula darah dalam keadaan normal 2. Kontrol rutin KGD dan HBAIC

3. Berhenti merokok dan minum alkohol 4. Melakukan pengobatan neuropati

Gambar

Tabel  2.1.2  Kadar  glukosa  darah  sewaktu  dan  puasa  sebagai  patokan  penyaring dan diagnosis DM (mg/dl)
Gambar : komplikasi akibat diabetes mellitus tipe 2 Retensi insulin Makrovaskuler a.  Serangan jantung b
Tabel 2.2.2 Jumlah penderita Diabetes mellitus di Rs Dr. Soetomo    Surabaya
Tabel  2.2.2  Sumber  vitamin  dan  Mineral  yang  dianjurkan  Berdasarkan  Kandungan beserta Manfaatnya

Referensi

Dokumen terkait

Usia lanjut pada umumnya adalah penderita Diabetes Melitus tipe.. Sedikitnya, setengah dari populasi penderita Diabetes usia

Kebanyakan diabetes tipe I adalah anak-anak dan remaja yang pada umumnya tidak gemuk. Setelah penyakit diketahui mereka harus langsung menggunakan insulin. Pankreas sangat sedikit

Terapi diit dapat disesuaikan dengan keadaan tubuh penderita sehingga akan mencapai berat badan normal serta dapat berguna dalam kegiatan sehari-hari penderita. Syarat

Diabetes memiliki 2 tipe yakni diabetes melitus tipe 1 yang merupakan hasil dari reaksi autoimun terhadap protein sel pulau pankreas, kemudian diabetes tipe 2

Diabetes Mellitus didefinisikan sebagai serangkaian gangguan dimana tubuh tidak mampu mengatur pengolahan atau metabolisme karbohidrat, lemak dan protein yang disebabkan oleh

Obesitas (BMI ≥ 30 kg/m 2 ) : pada pasien gemuk lebih mudah terjadi PONV karena jaringan lemak yang berlebihan dapat menyimpan obat – obat anestesi atau

Hiperglikemia timbul akibat berkurangnya insulin sehingga glukosa darah tidak dapat masuk ke sel–sel otot, jaringan hati dan metabolismenya terganggu.Melihat etiologinya

perut, otot-otot dasar panggul, ligamen dan jaringan yang berperan dalam mekanisme persalinan, melenturkan persendian yang berhubungan dengan proses persalinan, membentuk sikap