• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB IV HASIL PENELITIAN"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

1 BAB IV

HASIL PENELITIAN

4.1 Hasil Penelitian

4.1.1 Tantangan yang dihadapi Pustakawan dalam Melayani Pemustaka

Dalam menjalankan tugas sebagai pustakawan terdapat kode etik yang harus dipatuhi. Penerapan kode etik dengan: 1) berusaha siap sedia saat dibutuhkan instansi saat dibutuhkan, 2) berusaha memberikan layanan prima kepada pemustaka, 3) berusaha aktif dalam kegiatan di tempat kerja dan masyarakat, 4) berusaha bersikap adil, menghormati dan ramah pada rekan sejawat, 5) berusaha meningkatkan dan memperluas pengetahuan dan profesionalisme.

Seorang pustakawan sekolah harus senantiasa meningkatkan profesionalismenya. Kode etik pustakawan mewajibkan pustakawan dapat mencapai keunggulan dalam profesinya dengan cara memelihara dan mengembangkan pengetahuan dan keterampilan. Untuk memelihara dan mengembangkan pengetahuan dan keterampilan, dapat dilakukan dengan berbagai cara, misalnya membaca buku-buku, melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi, mengikuti seminar, pelatihan, workshop, dan sebagainya. Kewajiban ini bertujuan agar pustakawan dapat menjalankan tugas dengan sebaik-baiknya.

Tantangan lain seorang pustakawan sekolah adalah memiliki keterampilan dalam memanfaatkan informasi. Peranan pustakawan di era teknologi informasi saat ini mengalami pergeseran. Dari yang semula perpustakaan hanya berbasis pada layanan konvensional sedikit demi sedikit bergeser pada layanan yang berbasis pada teknologi informasi.

Tentunya dengan tuntutan yang demikian diharapkan pustakawan semakin menyadari bahwa tugas yang diemban penuh dengan tantangan, kompetensi dan juga permasalahan yang kompleks. Pengembangan diri dan profesionalisme pustakawan diharapkan terus meningkat. Perubahan yang

(2)

2 ada tidak untuk dihindari tetapi harus dihadapi. Peningkatan kompetensi pustakawan harus terus ditingkatkan. Dalam hal ini ada dua kompetensi dasar yang harus dimiliki oleh pustakawan. Yang pertama yaitu kompetensi profesional. Kompetensi ini dimiliki oleh seorang pustakawan dari pendidikan, pelatihan, kursus dan sebagainya. Dan yang kedua kompetensi individual yang didapat dari membaca.

Pustakawan juga harus berliterasi dengan menunjukkan kebiasaan membaca. Kebiasaan membaca ini dilakukan kurang lebih 15-30 menit setiap hari. Seorang pustakawan juga harus mempunyai keterampilan dalam memanfaatkan informasi. Upaya dalam mengembangkan keterampilan memanfaatkan informasi dengan:

a. Meminta bantuan dan bertanya kepada orang atau pihak yang lebih kompeten misalnya guru TIK atau guru menguasai TI mengenai cara memberi barcode, membuat google form untuk angket, dan juga pemanfaatan aplikasi-aplikasi yang mendukung dalam layanan perpustakaan.

b. Mengikuti bimbingan atau pelatihan tentang aplikasi perpustakaan.

Dalam era milenial dan digitalisasi pustakawan harus mempunyai penguasaan bidang ICT sebagai kemampuan untuk memudahkan dan mengoptimalkan kerja organisasi dalam mencapai tujuan dan sarana untuk mengembangkan diri. Pustakawan juga dituntut untuk dapat memberikan layanan informasi sesuai latar belakang pendidikan yang dimiliki. Layanan perpustakaan selain layanan standar yang ada, seperti layanan ruang baca, sirkulasi, layanan rujukan, perpustakaan juga dapat melakukan kegiatan seperti:

a. Membuka layanan internet yang dapat mengakses berbagai judul buku yang dibutuhkan oleh pemustaka.

b. Membuka layanan konsultasi tentang perpustakaan digital c. Membuka website tentang pengetahuan kepustakaan

Jika perpustakaan dapat melakukan kegiatan-kegiatan tersebut secara aktual dan inovatif, mungkin respon masyarakat terhadap perpustakaan

(3)

3 akan bertambah dan akhirnya pemustaka akan menggunakan informasi yang ada di perpustakaan tersebut. Sebuah perpustakaan akan dikatakan penting karena perpustakaan memberikan jasa informasi yang cepat dan canggih. Layanan jasa informasi inilah yang memiliki nilai jual. Layanan jasa yang diberikan perpustakaan kepada pemustaka akan membangun kepercayaan pemustaka, menciptakan citra yang baik, yang mana layanan maupun citra tersebut bukan hanya datang begitu saja melainkan dibangun dengan kerja keras dari pustakawan pengelola perpustakaan. Keberhasilan suatu perpustakaan dalam melakukan layanan terhadap pemustaka yang memerlukan sangat tergantung bagaimana pengelolaan dan pemberdayaan sumber daya manusia maupun informasi yang menjadi koleksi perpustakaan tersebut. Perpustakaan senantiasa harus mengikuti perkembangan informasi terkini atau mutakhir melalui berbagai media dan internet.

Tantangan pustakawan dari tahun ke tahun semakin bertambah berat apalagi dalam era milenial pada saat ini. Tantangan yang dihadapai sebagai pustakawan di era industri 4.0 ini untuk mengembamgkan perpustakaan sekolah yaitu: 1) harus pandai teknologi karena: 2) harus pandai berkomunikasi dan menjalin kerja sama dengan berbagai pihak intern dan ekstern, 3) harus rajin membaca dan menulis (membuat karya tulis).

Pustakawan dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya menemui hambatan-hambatan. Hambatan ini biasanya terkait dengan sarana dan prasarana pendukung perpustakaan yang kurang memadai dan juga terkait dengan pengembangan diri pustakawan itu sendiri.

Ketersediaan sarana pendukung dalam pengaksesan data di perpustakaan menjadi tantangan tersendiri bagi pustakawan. Karena hal ini akan mendukung kelancaran kegiatan di perpustakaan. Ketersediaan sarana diperpustakaan SMP Negeri 1 Salatiga meliputi: 1) ada 6 komputer untuk peserta didik yang terhubung internet dan opac, 1 komputer khusus opac, 1 untuk absensi pengunjung, 2 untuk layanan. Jadi total ada 10 PC, 2) baru beralih aplikasi perpustakaan dari semula SIMPUS ke InlisLite dari

(4)

4 Perpusnas, 3) ada 2 printer dan 2 scanner, 4) ada 2 TV, TV edukasi dan TV biasa yang berlangganan indihome, 5) ada 2 pasang audio amplifier, 6) 1 LCD projector.

Untuk menghadapi tantangan seorang pustakawan harus dapat semakin meningkatkan wawasan kependidikan. Cara meningkatkan wawasan kependidikan sebagai pustakawan dengan: 1) mengikuti undangan sarasehan, pelatihan, seminar tentang perpustakaan, 2) mengikuti diklat.

4.1.2 Upaya Pustakawan dalam Mewujudkan Layanan Prima

Layanan prima pustakawan di SMP Negeri 1 Salatiga berdasarkan konsep konsep Atep Adya Barata (2003) adalah sebagai berikut:

a. Kemampuan (Ability)

Bagi pustakawan, ilmu tentang perpustakaan sangat signifikan sehingga harus ada upaya untuk terus mengembangkannya dalam rangka mewujudkan layanan prima. Upaya yang dilakukan dalam mengembangkan ilmu perpustakaan dengan: 1) mengikuti undangan sarasehan, pelatihan, seminar tentang perpustakaan, 2) mengikuti diklat, 3) mengikuti informasi terbaru bergabung dalam WAG IPI Salatiga dan Pustakawan Jateng.

b. Sikap (Attitude)

Cara pustakawan membangun hubungan sosial dan komunikasi adalah dengan: 1) berusaha aktif hadir dalam setiap undangan kegiatan yang berhubungan dengan perpustakaan, 2) berkomunikasi secara berkala via WAG atau media lainnya dengan pimpinan, rekan kerja, sesama pustakawan, stakeholder untuk sharing masalah kepustakawanan.

c. Penampilan (Appearance)

Cara mewujudkan layanan prima di perpustakaan SMP Negeri 1 Salatiga dengan: 1) berupaya berpakaian rapi, sopan, adil, senyum pada pemustaka, 2) mengusahakan tepat waktu dalam mematuhi jam layanan, 3) membantu pemustaka semaksimal mungkin bila mengalami kesulitan, 4) membantu pemustaka mencarikan koleksi yang dicari, apabila belum

(5)

5 ada koleksi yang diinginkan berusaha mencatat di daftar usulan/angket pengadaan buku baru, 5) menyebarkan daftar katalog penerbit dan angket usulan pengadaan buku, 6) mengusulkan kelengkapan sarana dan prasarana demi memberikan fasilitas terbaik bagi pemustaka.

d. Perhatian (Attention)

Perhatian pustakawan dapat diberikan melalui aktivitas bimbingan literasi komunikasi. Pustakawan mengungkapkan cara-cara memberikan bimbingan literasi komunikasi dengan: 1) mengarahkan peserta didik mencari informasi melalui opac dan menuju ke rak, 2) memberi bantuan sebisanya pada peserta didik apabila ada kesulitan dalam menggunakan internet. Pustakawan berupaya untuk semakin memiliki integritas yang tinggi dan juga etos kerja yang tinggi dengan: 1) disiplin dalam jam kerja, 2) berusaha memberikan layanan yang maksimal kepada pemustaka, 3) menyelesaikan tugas yang diberikan pimpinan sesuai dengan waktunya, 4) berusaha mematuhi segala perintah pimpinan, 5) berusaha mengutamakan kepentingan sekolah walaupun di luar jam kerja, 6) berusaha menjalin hubungan dan kerja sama yang baik pada guru, tenaga kependidikan, peserta didik dan sesama pustakawan serta stokeholder.

e. Tindakan (Action)

Upaya dalam mengembangkan koleksi perpustakaan SMP Negeri 1 Salatiga dilakukan dengan: 1) selalu mengusulkan buku bacaan di setiap rencana anggaran, 2) berusaha meminta bantuan / hibah buku pada alumni, peserta didik kelas IX, beberapa instansi atau SKPD (Satuan Kerja Perangkat Daerah) di Kota Salatiga dan beberapa penerbit.

Pengorganisasian koleksi perpustakaan SMP Negeri 1 Salatiga dilakukan dengan: 1) melakukan pengolahan buku sesuai dengan SNP (Standart Nasional Perpustakaan) yaitu memberi stempel, menginventaris di buku induk dan database, mengklasifikasi, mengkatalog dan memberi- menempel perlengkapan buku (labeling, kartu dan kantong buku serta tanggal kembali), 2) shelving yaitu menata koleksi sesuai nomor

(6)

6 klasifikasi. Sedangkan yang dilakukan dalam memberikan jasa dan sumber informasi adalah dengan cara: 1) memberikan berbagai jenis layanan (sirkulasi, referensi, internet, ruang baca, menyediakan opac), 2) melakukan promosi menyebarluaskan bahan pustaka baru melalui papan pengumuman.

f. Tanggung jawab (Accountabily)

Tanggung jawab pustakawan dalam mewujudkan layanan prima merupakan tanggung jawab pekerjaan dan juga tanggung jawab pengelolaan anggaran perpustakaan sebagai upaya untuk menggoptimalkan layanan perpustakaan di SMP Negeri 1 Salatiga.

Pengelolaan anggaran dan keuangan terkait dengan perpustakaan SMP Negeri 1 Salatiga dengan: 1) mengajukan rencana anggaran per tahun pelajaran dan per tahun anggaran (Januari-Desember) ke kepala sekolah dan bendahara BOS, 2) mengajukan proposal ke komite sekolah, 3) melakukan/berusaha mencari rekanan untuk bekerja sama dalam pengadaan, 4) sering berkomunikasi dan menanyakan usulan anggaran yang bisa terealisasi

Selain itu pustakawan juga melakukan usaha-usaha umtuk mempromosikan perpustakaan sekolah dengan: 1) membuat leflet/brosur, 3) membuat mading-papan pengumuman buku baru, 3) memberi reward peminjam dan pengunjung, 4) melalui media website (upload kegiatan perpustakaan di website), 5) melalui penyuluhan saat MPLS (Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah), 6) mengadakan lomba (tapi masih belum rutin).

Dalam melaksanakan tugasnya, hambatan dan juga peluang yang dihadapi pustakawan SMP Negeri 1 Salatiga adalah: 1) kurangnya SDM yang berbasic lulusan Perpustakaan, 2) dana BOS yang terbatas, sehingga harus sabar agar usulan terealisasi. Sedangkan faktor pendukungnya yaitu: 1) memiliki pimpinan yang selalu mengingatkan

(7)

7 dan mendukung setiap kegiatan perpustakaan, 2) memiliki ruangan dan area yang cukup luas, namun lokasi kurang strategis.

4.2 Pembahasan

4.2.1 Tantangan yang dihadapi Pustakawan dalam Melayani Pemustaka

Pustakawan sekolah sebagai tenaga kependidikan berkualifikasi serta profesional yang bertanggung jawab atas perencanaan dan pengelolaan perpustakaan sekolah, didukung oleh tenaga yang mencukupi, bekerja sama dengan semua anggota komunitas sekolah, dengan berhubungan dengan perpustakaan umum, dan lain-lainnya. Pustakawan sekolah harus memiliki kualifikasi dan profesional untuk menghadapi tantangan apalagi di era milenial seperti saat ini. Pustakawan harus mempunyai pengetahuan yang tidak hanya ahli di bidangnya, tetapi juga menguasai dan berwawasan tentang ilmu-ilmu perpustakaan.

Semakin pesatnya perkembangan teknologi informasi dan komunikasi dewasa ini sangat membantu kebutuhan peserta didik untuk memenuhi kebutuhan informasi. Hal ini lah yang berdampak pada perpustakaan sekolah, perpustakaan mau tidak mau suka atau tidak suka harus melakukan perubahan yang sangat mendasar demi memenuhi tuntutan dari pemustakanya yang berasal dari lingkungan akademisi ataupun pemustaka lainnya. Peran perpustakaan sebagai penyedia informasi ditandai dengan kemudahan bagi orang untuk mengakses berbagai informasi dengan tidak terbatas oleh ruang dan waktu. Era globalisasi informasi juga ditandai dengan hadirnya teknologi informasi yang merambah di berbagai aspek kehidupan, termasuk di perpustakaan. Tantangan dan tuntutan baru di era global dengan teknologi informasi khususnya bagi para pekerja informasi dan lembaga informasi seperti perpustakaan adalah bagaimana perpustakaan menyalurkan informasi dengan cepat, tepat dan global, ALA (2005).

Perpustakaan sebagai salah satu media penampung dan penyedia informasi yang keberadaannya sangat penting didunia informasi, mau tidak mau harus berpikir mengenai bentuk yang tepat untuk menanggapi

(8)

8 tantangan ini. Banyak peran yang masih bisa dimainkan oleh lembaga perpustakaan di era informasi global. Perpustakaan memang harus menyesuaikan dengan tuntutan itu. Perpustakaan perlu menginvestasikan sejumlah besar biaya untuk membangun infrastruktur global terkait dengan teknologi informasi. Membeli komputer, printer, scanner, terhubung ke jaringan internet dan intranet merupakan salah satu bukti bentuk fisik bahwa perpustakaan juga mengarah pada trend informasi. Di samping penyediaan perangkat keras, dibutuhkan pula dukungan perangkat lunak seperti perangkat lunak yang mendukung implementasi teknologi informasi di perpustakaan. Perangkat lunak yang demikian banyak di pasaran, tentu juga membutuhkan kajian yang cukup mendalam sesuai dengan kebutuhan perpustakaan masing-masing. Selain itu dukungan kualitas sumber daya manusia juga menentukan keberhasilan perpustakaan dalam implementasi teknologi informasi untuk menjawab tantangan global.

Kemampuan dan daya saing perpustakaan yang sudah membangun perangkat teknologi informasi sangat bergantung kepada kualitas sumber daya manusianya. Dibutuhkan berbagai pelatihan agar tenaga perpustakaan tidak dikatakan gagap teknologi atau tidak bisa mengoperasikan peralatan teknologi informasi. Kahadiran perangkat teknologi tidak akan mematikan tugas dan fungsi perpustakaan secara pokok. Karena informasi yang melimpah di era global juga perlu untuk diatur, dikelola, dipilih, dipilah, dikenali dan didistribusikan kepada orang sesuai dengan isi informasi tersebut.

Tugas perpustakaan akan mengatur berbagai macam informasi, mengolah dan mendistribusikan kepada pihak-pihak yang sesuai dengan informasi tersebut. Perpustakaan mempunyai peran sebagai salah satu tempat untuk membaca dan belajar tanpa harus susah payah untuk membawa perangkat teknologi. Teknologi informasi di perpustakaan sebagai alat bantu bagi pemustaka untuk menemukan sumber-sumber lain sebagai pelengkap dari sebuah karya. Pustakawan bertugas untuk mengorganisasikan informasi tesebut agar memiliki nilai yang lebih baik

(9)

9 bagi pemustaka. Pustakawan perlu untuk memilih informasi-informasi yang tidak perlu, karena salah satunya tidak adanya kejelasan dari pencipta informasi yang tersedia di dunia maya.

Perpustakaan menjadi tempat yang menyenangkan untuk saling bertemu, berdiskusi, dan bersosialisasi antar pemustakanya. Kemajuan teknologi informasi dewasa ini, perlu kita sikapi dengan pikiran yang bijak dan jernih. Kemajuan teknologi informasi di satu sisi membawa perubahan besar yang baik karena dengan kemampuan mengoperasikan komputer, menelusur informasi yang sifatnya online, berkomunikasi secara online dan juga lebih murahnya tarif dalam surat menyurat. Di era globalisasi saat ini menuntut adanya akses informasi yang cepat, mudah, tepat, akurat, mutahir serta murah. Berbagai perubahan yang nampak menurut (Fatmawati, 2017) antara lain: 1). Digital native, generasi millenial, generasi internet, dan gadged technologi. 2). Kegiatan pengelola perpustakaan dan pustakawan.

3). Efektivitas reputasi, yang meliputi image dan branding perpustakaan. 4).

Manajemen perubahan organisasi perpustakaan. 5). Layanan berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK).

Pustakawan sekolah bekerja di sekolah maka selain memiliki pendidikan khusus ilmu perpustakaan yang profesional dan berkualifikasi, memiliki pengetahuan dan kemampuan tambahan dibidang teori pendidikan, metodologi pembelajaran dan hal-hal yang berkaitan dengan dunia pendidikan termasuk program pendidikan seperti program digitalisasi sekolah. Selain itu penguasaan teknologi juga kemampuan penting lain yang harus dikuasai, apalagi diera digital saat ini dimana serba cepat mudah dan instan, hal tersebut menjadi tuntutan dan tantangan tersendiri bagi pustakawan sekolah dalam menunjang digitalisasi sekolah yang sedang berjalan.

Pustakawan SMP Negeri 1 Salatiga dalam menghadapi tantangan dalam mewujudkan layanan prima dengan semakin mengembangkan diri dalam bidang teknologi dan mengembangkan kemampuan berkomunikasi dan menjalin kerja sama dengan berbagai pihak baik itu intern maupun ekstern.

(10)

10 Selain itu seorang pustakawan juga harus mempunyai kecintaan dalam berliterasi sehingga setiap hari meluangkan waktu untuk berliterasi paling tidak minimal lima belas sampai tiga puluh menit setiap harinya.

Pustakawan juga harus rajin membaca dan menulis termasuk membuat karya tulis karena hal ini akan melatih kemampuan pustakawan dalam pengembangan diri.

Perpustakaan harus selalu dikembangkan dan ditingkatkan agar selalu dapat memberikan kepuasan pada pemustakanya. Peran pustakawan sangat penting agar pelayanan dapat diterima dengan baik oleh pemustaka. Peran mereka juga penting dalam upaya meningkatkan kualitas pelayanan yang dengan sendirinya akan mewujudkan dan meningkatkan kepuasan pemustaka. Maka dari itu hal yang paling utama dalam peningkatan kualitas pelayanan perpustakaan adalah dengan menumbuhkan dan meningkatkan kesadaran pustakawan akan pentingnya meningkatkan kualitas pelayanan tersebut. Dengan kesadaran yang tinggi, pustakawan akan meningkatkan kualitas diri mereka dalam berbagai hal, termasuk ketrampilan, kemampuan, dan perilaku dalam melaksanakan pelayanan perpustakaan yang prima.

4.2.2 Upaya Pustakawan dalam Mewujudkan Layanan Prima

Pustakawan SMA Negeri 1 Salatiga mempunyai ability (kemampuan), attitude (sikap), apperance (penampilan), attention (perhatian), action (tindakan), dan accountability (tanggung jawab) yang baik. Hal ini untuk mewujudkan layanan prima perpustakaan. Bara mewujudkan layanan prima di perpustakaan SMP Negeri 1 Salatiga dengan berupaya berpakaian rapi, sopan, adil, senyum pada pemustaka. Selain itu pustakawan juga dapat mengusahakan tepat waktu dalam mematuhi jam layanan. Pustakawan juga membantu pemustaka semaksimal mungkin bila mengalami kesulitan, membantu pemustaka mencarikan koleksi yang dicari, apabila belum ada koleksi yang diinginkan berusaha mencatat di daftar usulan/angket pengadaan buku baru. Pustakawan dapat menyebarkan daftar katalog

(11)

11 penerbit dan angket usulan pengadaan buku, mengusulkan kelengkapan sarana dan prasarana demi memberikan fasilitas terbaik bagi pemustaka.

Perpustakaan diharapkan dapat berkembang secara dinamis mengikuti arus jaman, sehingga mampu menangkap kebutuhan yang juga berkembang di masyarakat pada umumnya dan pemustaka pada khususnya. Seiring berjalannya waktu, kebutuhan masyarakat akan informasi akan bertambah pula. Meningkatnya kebutuhan ini harus dapat dijawab oleh perpustakaan, salah satunya dengan meningkatkan pelayanan prima. Menurut (Suwarno, 2016) Perpustakaan yang orientasinya melayani masyarakat penggunanya, harus tanggap dengan perubahan itu kalau tidak ingin ditinggalkan.

Perpustakaan harus cepat beradaptasi dengan perkembangan yang terjadi, bukannya mengisolir dalam dunianya sendiri. Salah satu faktor suksesnya pelayanan prima perpustakaan yang berorientasi pada pemustaka adalah kualitas dari tenaga perpustakaan, terutama pustakawan. Pustakawan merupakan ujung tombak dari pengelolaan dan pelayanan perpustakaan.

Pustakawan juga mempunyai peranan penting dalam pelayanan dan memberikan kesan yang baik terhadap perpustakaan yang dikelolanya, maka pustakawan memegang peranan penting dalam upaya peningkatan kualitas pelayanan prima perpustakaan Pelayanan prima merupakan usaha yang dilakukan untuk melayani dengan sebaik-baiknya, sehingga dapat memberikan kepuasan kepada pemustaka. Pelayanan prima dilaksanakan sesuai standar kualitas agar senantiasa sesuai dengan harapan dan kepuasan masyarakat pada umumnya dan pemustaka pada khususnya.

Menurut (Barata, 2003) dalam memenuhi pelayanan yang memuaskan terhadap pengguna, pemustaka terlebih dapat memenuhi beberapa konsep dasar pelayanan prima yang mengembangkan pola pelayanan A6 yaitu Ability (Kemampuan), Attitude (Sikap), Appearance (Penampilan), Attention (Perhatian) Action (Tindakan), dan Accountabily (Tanggung Jawab) yang

Kemampuan (Ability) sebagai pengetahuan dan keterampilan tertentu yang mutlak diperlukan untuk menunjang program layanan prima, yang meliputi kemampuan dalam bidang kerja yang ditekuni, mengembangkan

(12)

12 motivasi dan public relations. Pustakawan di SMP Negeri 1 Salatiga sudah mempunyai kompetensi yang baik di bidang perpustakaan dan juga hal ini dibuktikan dengan pendidikan yang linier di bidang perpustakaan sehingga pustakawan diharapkan dapat memberikan layanan prima.

Sikap (Attitude) sebagai perilaku yang harus ditonjolkan ketika menghadapi pelanggan, yang meliputi penampilan yang sopan, bersikap menghargai. Sikap pelayanan yang ramah, baik, merupakan poin utama dalam penilaian pemustaka terhadap pustakawan. Dalam bersikap pustakawan di SMP Negeri 1 Salatiga sudah menunjukkan sikap dan perilaku yang baik sehingga pemustaka merasa nyaman dan mendapatkan layanan prima.

Penampilan (Appearance) adalah penampilan seseorang yang baik dan bersifat fisik maupun non-fisik, mampu merefleksikan kepercayaan diri seseorang. Pustakawan di SMP Negeri 1 Salatiga dalam hal berpenampilan sudah menunjukkan penampilan yang menarik baik itu fisik maupun non fisik sehingga pemustaka semakin merasa nyaman di perpustakaan SMP Negeri 1 Salatiga.

Perhatian (Attention) sebagai kepedulian penuh terhadap pelanggan, baik yang berkaitan dengan perhatian kebutuhan dan keinginan pelanggan dan maupun menerima pemahaman saran dan kritikanya. Pustakawan SMP Negeri 1 Salatiga menunjukkan perhatian yang baik sehingga pemustaka tidak ragu akan layanan yang diberikan oleh pustakawan.

Tindakan (Action) sebagai berbagai kegiatan nyata yang harus dilakukan dalam memberikan layanan kepada pelanggan, yang meliputi mencatat dan mewujudkan kebutuhan pengguna sesuai kebutuhan.

Pustakawan SMP Negeri 1 Salatiga menunjukkan aktivitas dan tindakan nyata dalam membantu para pemustaka sehingga para pemustaka puas terhadap layanan yang diberikan pustakawan.

Tanggung jawab (Accountabily) sebagai sikap keberpihakan kepada pelanggan sebagai suatu wujud kepedulian untuk menghidarkan kerugian atau ketidakpuasan pelanggan. Pustakawan SMP Negeri 1 Salatiga

(13)

13 menunjukkan tanggung jawab yang baik sehingga para pemustaka tidak mempunyai keraguan terhadap pustakawan.

(Kurniasih, 2015) kualifikasi pustakawan di era digital meliputi kemampuam profesional, kemampuan umum, kemampuam khusus, dan kemampuan personal. Pustakawan di SMP Negeri 1 Salatiga sudah memiliki keempat kemampuan ini sehingga pustakawan dapat optimal dalam memberikan layanan terhadap pemustaka. Kemampuan profesional sudah dimiliki oleh pustakawan terkait kemampuan profesi yang dimiliki pustakawan dan profesional informasi lain dalam menjalankan perannya di era digital. Kemampuan umum bagi profesional informasi mencakup kemampuan di bidang manajemen dan organisasi informasi serta penggunaan teknologi informasi juga sudah dimiliki oleh pustakawan.

Secara spesifik kemampuan umum ini antara lain: kemampuan menjadikan ruang digital sebagai ruang pembelajaran virtual yang efektif, kemampuan konseptual dan teknis dalam teknologi informasi dan manajemen informasi (manajemen pengetahuan) sesuai dengan tingkatan tanggung jawab pekerjaan. Kemampuan berkomunikasi, terutama komunikasi interpersonal dan komunikasi antar budaya serta komunikasi melalui internet mengingat dunia digital menjangkau dunia tanpa batas dengan beragam latar belakang budaya para pengakses layanan informasi. Pustakawan juga memahami etika dunia maya dan UU ITE termasuk pendistribusian informasi karena akan selalu berhubungan dengan hak cipta atau hak akan kekayaan intelektual dari sebuah informasi yang ditawarkan. Kemampuan menulis karena pustakawan digital akan selalu behadapan dengan update data setiap saat, termasuk reportase real-time. Kemampuan bekerja sama karena dunia digital membuka peluang kolaborasi yang lebih luas baik antar perpustakaan maupun antar pustakawan. Kemampuan bahasa yang baik, kemampuan dalam organisasi dan distribusi informasi. Kemampuan personal pustakawan mencakup kemampuan analisa, kemampuan bernegosiasi, kemampuan beradaptasi, bersosialisasi, bekerja sama, kreativitas dan motivasi diri untuk terus belajar.

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini dirancang untuk mendiskripsikan partisipasi masyarakat dalam pembangunan tempat pengolahan sampah pada Badan Usaha Milik Desa di Desa Blulukan Kecamatan

Muhaemin., et al., Paradigma Pendidikan Islam; Upaya Mengefektifkan Pendidikan Agama Islam di Sekolah (Bandung: PT.. Kedua, pewarisan budaya. Ketiga, interaksi antara potensi

Selain onto- logi menjadi objek penelitian dalam filsafat, juga digunakan dalam penyelidikan, pengembangan, dan aplikasi dalam disiplin ilmu yang berhubung- an

(a) Prinsip-prinsip Pembelajaran Koperatif dlm Model Pembelajaran Sosial • Kebergantungan positif – kejayaan individu dikaitkan dengan kejayaan ahli kumpulan. Perhubungan rapat,

Perlakuan strangulasi double dengan jarak 10 cm (T3) pada 13 sampai 19 MSP memiliki jumlah tunas yang tidak berbeda nyata dengan kontrol (T0) tetapi berbeda sangat nyata dengan

atas segala masukan dan pembelajaran yang telah diberikan sehingga peneliti dapat memperbaiki skripsi ini.. Dyah Siti Septiningsih, S.Psi, M.Si selaku Penguji III dalam

Pelanggaran oleh petugas parkir yang sering ditemui adalah petugas tidak memberikan karcis kepada pengguna jasa parkir sebagai bukti pembayaran retribusi sebagaimana

Kemudian dari keempat jenis partikel tersebut metode wet fluorescent memiliki sensitivitas paling baik diikuti dengan dry fluorescent , visible wet dan visible dry