• Tidak ada hasil yang ditemukan

SODIUM HIPOKLORIT SODIUM HYPOCHLORITE

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "SODIUM HIPOKLORIT SODIUM HYPOCHLORITE"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

1

SODIUM HIPOKLORIT SODIUM HYPOCHLORITE

1. IDENTIFIKASI BAHAN KIMIA 1.1. Golongan

Halogen

1.2. Sinonim/Nama Dagang (1,2)

Bleach; Hypochlorite solution; Sodium chloride oxide; Hyclorite;

Hypochlorous acid sodium salt; Surgical chlorinated soda solution; Chlorine bleach; Soda bleach; Chlorox; Sodium hypochlorite solution

1.3. Nomor Identifikasi

1.3.1. Nomor CAS : 7681-52-9 (1,2,3,4,5)

1.3.2. Nomor EC : 017-011-00-1 (4,5) 1.3.3. Nomor RTECS : NH3486300 (4,5) 1.3.4. Nomor UN : 1791 (4,5)

2. PENGGUNAAN (3,6)

Bahan kimia laboratorium dan zat industri.(3) Sodium hipoklorit merupakan bahan utama dalam cairan pemutih. Zat ini digunakan secara luas sebagai zat pemutih pada pakaian (tekstil), deterjen, industri kertas dan serbuk kayu (pulp) serta digunakan juga sebagai zat pengoksidasi pada produk organik dalam industri petrokimia, penyulingan produk minyak bumi. Pada jumlah besar digunakan juga sebagai desinfektan dalam air dan pengolahan air limbah serta peralatan sanitasi.

Dalam pengolahan makanan, sodium hipoklorit digunakan untuk membersihkan peralatan persiapan makanan, buah-buahan dan pengolahan sayuran, produksi jamur, babi, dading sapi dan produksi unggas, produksi sirup maple dan pengolahan ikan.

(2)

2 3. BAHAYA TERHADAP KESEHATAN

3.1. Organ Sasaran

Saluran pernapasan, kulit, mata, saluran pencernaan.

3.2. Rute Paparan

3.2.1. Paparan Jangka Pendek 3.2.1.1. Terhirup (1,2,4,5)

Rasa terbakar, batuk, sulit bernafas, sesak nafas, sakit tenggorokan.

3.2.1.2. Kontak dengan Kulit (1,2,4,5)

Kontak yang terlalu lama dapat menyebabkan kemerahan, nyeri, kulit terbakar, lecet.

3.2.1.3. Kontak dengan Mata (1,2,4,5) Kemerahan, nyeri, rasa terbakar.

3.2.1.4. Tertelan (1,2,4,5)

Nyeri perut, perasaan terbakar, syok atau pingsan, tidak sadar, muntah, lidah hitam, lesu, bau pada napas, pernapasan dangkal, bicara cadel, aspirasi paru, gangguan elektrolit, asidosis metabolik, perubahan status mental, efek kardiovaskular dan edema paru.

3.2.2. Paparan Jangka panjang 3.2.2.1. Terhirup (1,2,4,5)

Iritasi parah pada saluran pernapasan, kerusakan jaringan dan edema paru.

3.2.2.2. Kontak dengan Kulit (1,2)

Kontak yang terlalu lama dapat menyebabkan kemerahan, nyeri, kulit terbakar, lecet, melepuh, eksim.

3.2.2.3. Kontak dengan Mata (1,2)

Korosif, kerusakan jaringan terutama pada selaput lendir mata, radang mata yang ditandai dengan kemerahan, berair dan gatal-gatal.

3.2.2.4. Tertelan (1)

Penurunan fungsi jantung, asidosis laktat, hipoperfusi jaringan, hipotensi, iritasi saluran pernapasan parah dan kematian.

(3)

3 4. TOKSIKOLOGI

4.1. Toksisitas

4.1.1. Data pada Hewan (1)

LD50 Oral, pada mencit : 5.800 mg/kg 4.2. Data Karsinogenik (2,3)

Menurut IARC diklasifikasikan pada golongan 3 (tidak karsinogenik untuk manusia).

4.3. Data Tumoregenik Data tidak tersedia 4.4. Data Teratogenik (2) Data tidak tersedia 4.5. Data Mutagenik (2)

Mutagenik untuk bakteri dan atau ragi (sodium hypochlorite).

5. PERTOLONGAN PERTAMA PADA KORBAN KERACUNAN 5.1. Terhirup (2,3,4)

Pindahkan korban ke udara segar dan istirahatkan dengan posisi setengah tegak. Berikan pernafasan buatan jika dibutuhkan. Segera bawa ke rumah sakit atau fasilitas kesehatan terdekat.

5.2. Kontak dengan Kulit (2,3,4)

Segera tanggalkan pakaian, perhiasan, dan sepatu yang terkontaminasi.

Cuci kulit, kuku, dan rambut menggunakan sabun dan air yang banyak sampai dipastikan tidak ada bahan kimia yang tertinggal, sekurangnya selama 15-20 menit. Bila perlu segera bawa ke rumah sakit atau fasilitas kesehatan terdekat.

5.3. Kontak dengan Mata (2,3,4)

Segera cuci mata dengan air yang banyak, sekurangnya selama 15-20 menit dengan sesekali membuka kelopak mata bagian atas dan bawah sampai dipastikan tidak ada lagi bahan kimia yang tertinggal. Segera bawa ke rumah sakit atau fasilitas kesehatan terdekat.

5.4. Tertelan (2,3,4)

Jangan lakukan induksi muntah. Jangan berikan apapun melalui mulut pada korban yang tidak sadarkan diri. Cuci mulut menggunakan air. Segera bawa ke rumah sakit atau fasilitas kesehatan terdekat.

(4)

4 6. PENATALAKSANAAN PADA KORBAN KERACUNAN

6.1. Resusitasi dan Stabilisasi (7)

a. Penatalaksanaan jalan napas, yaitu membebaskan jalan napas untuk menjamin pertukaran udara.

b. Penatalaksanaan fungsi pernapasan untuk memperbaiki fungsi ventilasi dengan cara memberikan pernapasan buatan untuk menjamin cukupnya kebutuhan oksigen dan pengeluaran karbon dioksida.

c. Penatalaksanaan sirkulasi, bertujuan mengembalikan fungsi sirkulasi darah.

6.2. Dekontaminasi

6.2.1. Dekontaminasi Mata (7)

- Posisi pasien duduk atau berbaring dengan kepala tengadah dan miring ke sisi mata yang terkena atau terburuk kondisinya.

- Secara perlahan, bukalah kelopak mata yang terkena dan cuci dengan sejumlah air bersih atau larutan NaCl 0,9% diguyur perlahan selama 15-20 menit atau sekurangnya satu liter untuk setiap mata.

- Hindarkan bekas air cucian mengenai wajah atau mata lainnya.

- Jika masih belum yakin bersih, cuci kembali selama 10 menit.

- Jangan biarkan pasien menggosok matanya.

- Tutuplah mata dengan kain kassa steril dan segera bawa ke rumah sakit atau fasilitas kesehatan terdekat dan konsul ke dokter mata.

6.2.2. Dekontaminasi Kulit (termasuk rambut dan kuku) (7) - Bawa segera pasien ke pancuran terdekat.

- Cuci segera bagian kulit yang terkena dengan air mengalir yang dingin atau hangat serta sabun minimal 10 menit.

- Jika tidak ada air, sekalah kulit dan rambut pasien dengan kain atau kertas secara lembut. Jangan digosok.

- Lepaskan pakaian, arloji, dan sepatu yang terkontaminasi atau muntahannya dan buanglah dalam wadah/plastik tertutup.

- Penolong perlu dilindungi dari percikan, misalnya dengan menggunakan sarung tangan, masker hidung, dan apron. Hati- hati untuk tidak menghirupnya.

(5)

5 - Keringkan dengan handuk yang kering dan lembut.

6.2.3. Dekontaminasi Gastrointestinal(1) - Aspirasi nasogastrik

Direkomendasikan jika jumlah cairan bahan yang tertelan bersifat toksik secara sistemik dan volumenya memadai untuk diaspirasi. Namun karena prosedur ini dapat meningkatkan risiko muntah dan terjadinya aspirasi paru, maka jalan napas pasien harus dipastikan tetap terjaga. Perlu dipastikan juga penempatan NGT yang akurat.

- Pemberian arang aktif tidak diindikasikan karena tidak cukup menyerap zat ini dan akan mengganggu visibilitas jika endoskopi diperlukan.

- Tidak boleh melakukan emesis (rangsang muntah) karena berisiko menimbulkan paparan berulang pada kerongkongan dari zat yang bersifat korosif dan/atau aspirasi, serta peningkatan tekanan intraluminal yang diproduksi oleh emesis

6.3. Antidotum (1)

Tidak ada obat penawar khusus untuk hipoklorit. Pengobatan berupa terapi suportif.

7. SIFAT FISIKA KIMIA 7.1. Nama Bahan

Sodium Hipoklorit 7.2. Deskripsi (1,2,3,4,5)

Berbentuk cairan berwarna kuning kehijauan, memiliki bau karakteristik seperti klorin (ringan); Rumus molekulNaOCl; Titik lebur/titik beku-30–20°C;

Titik didih awal111 °C; Tekanan uap23,3 hPa pada 20 °C; Densitas uapnilai tertinggi adalah 0.62 (udara=1) (air); Densitas relatif (air=1) 1.21 (larutan 14%); Berat jenis relatif 1,206 g / mL pada 25 °C; Mudah larut dalam air dingin.

7.3. Tingkat Bahaya, Frasa Risiko dan Frasa Keamanan 7.3.1. Peringkat NFPA (Skala 0-4) (2)

Kesehatan 1 = Tingkat keparahan rendah

(6)

6 Kebakaran 0 = Tidak dapat terbakar

Reaktivitas 0 = Tidak reaktif

7.3.2. Klasifikasi EC (Frasa Risiko dan Frasa Kemanan) (3)

R31 = Menghasilkan gas beracun jika kontak dengan asam

R34 = Menyebabkan luka bakar

R50 = Sangat beracun bagi organisme perairan S28 = Setelah kontak dengan kulit, cuci segera

dengan banyak sabun dan air.

S45 = Jika terjadi kecelakaan atau jika anda merasa tidak sehat, segera menghubungi dokter (perlihatkan label kemasan)

S50 = Jangan dicampur dengan asam

S61 = Hindari pembuangan ke lingkungan. Rujuk pada lembar data keamanan/instruksi khusus.

7.3.3. Klasifikasi GHS (3) Piktogram:

H314 = Menyebabkan luka bakar parah pada kulit dan kerusakan mata.

H400 = Sangat beracun terhadap kehidupan perairan.

P273 = Hindari pembuangan ke lingkungan

P280 = Pakailah sarung tangan pelindung / pakaian / pelindung mata/ pelindung wajah

P305+P351+P388 = JIKA TERKENA MATA: Bilas secara hati-hati dengan air selama beberapa menit. Lepas lensa kontak, jika ada dan mudah dilakukan.

Lanjutkan membilas.

P310 = Segera telpon LAYANAN SENTRA INFORMASI KERACUNAN atau dokter.

(7)

7 8. STABILISASI DAN REAKTIVITAS

8.1. Reaktivitas (2)

Senyawa ini secara kimiawi bersifat stabil. Diuraikan oleh karbon dioksida dari udara. Perlahan-lahan terurai jika kontak dengan udara. Tidak stabil di udara kecuali dicampur dengan natrium hidroksida. Kompatibel dengan amina primer, asetonitril fenil, ethyleneimine, metanol, benzil sianida yang diasamkan, asam format, urea, senyawa nitro, methylscellulose, celloluse, aziridine, eter, amonia. Reaktif dengan bahan pereduksi, bahan yang mudah terbakar, bahan organik, logam, asam. Terurai oleh air panas.

Sensitif terhadap cahaya. Paparan cahaya mempercepat penguraian.

8.2. Kondisi yang Harus Di Hindari (2) Percikan api, udara, panas.

8.3. Bahan Tak Tercampurkan (2,3)

Tidak kompatibel dengan amonium asetat, amonium karbonat, amonium nitrat, amonium oksalat dan amonium fosfat.(2) Asam kuat, bahan organik, Serbuk logam, bereaksi hebat dengan garam amonium, aziridine, metanol, dan phenylacetonitrile, kadang-kadang menyebabkan ledakan. Bereaksi dengan alifatik primer atau amina aromatik yang akan membentuk n- chloroamines yang bersifat eksplosif dan tidak stabil. Reaksi dengan asam format menjadi eksplosif pada 55 °C.(3)

8.4. Dekomposisi (2)

Menghasilkan gas klorin yang bersifat toksik dan korosif (I) jika dipanaskan dan kontak dengan asam. Pencampuran produk ini dengan bahan kimia (misalnya amonia, asam, deterjen, dll) atau bahan organik (misalnya urin, feses, dll) akan melepaskan gas klorin. Gas Chloramine dapat berkembang ketika amonia dan pemutih dicampur.

8.5. Polimerisasi (2)

Tidak terpolimerisasi

9. BATAS PAPARAN DAN ALAT PELINDUNG DIRI 9.1. Ventilasi (2)

Sediakan sistem ventilasi penghisap udara setempat. Sediakan ventilasi yang memadai di tempat penyimpanan atau ruangan tertutup.

(8)

8 9.2. Perlindungan Mata (3)

Kacamata pengaman dengan pelindung yang menutupi sebagian wajah atau yang menutupi seluruh wajah jika ada kemungkinan terpercik bahan kimia.

9.3. Pakaian (3)

Kenakan pakaian pelindung yang tahan bahan kimia.

9.4. Sarung Tangan (3)

Sarung tangan yang tahan bahan kimia.

9.5. Respirator (3)

Kenakan pelindung pernapasan jika ventilasi tidak memadai. Kenakan respirator partikel/ uap organik yang direkomendasikan NIOSH (atau yang setara).

10. DAFTAR PUSTAKA

1. http://toxinz.com/Spec/2695002 (diunduh Juli 2013)

2. http://www.sciencelab.com/page/S/PVAR/SLS1654 (diunduh Juli 2013) 3. http://www.sigmaaldrich.com/ (diunduh Juli 2013)

4. http://www.cdc.gov/niosh/ipcsneng/neng1119.html (diunduh Juli 2013)

5. http://www.inchem.org/documents/icsc/icsc/eics1119.htm (diunduh Juli 2013) 6. http://www.powellfab.com/technical_information/sodium_hypochlorite

(diunduh November 2013)

7. Sentra Informasi Keracunan (SIKer) dan tim. Pedoman Penatalaksanaan Keracunan untuk Rumah Sakit. 2001

Referensi

Dokumen terkait

Segera cuci mata dengan air yang banyak atau dengan larutan garam normal (NaCl 0,9%), selama 15-20 menit, atau sekurangnya satu liter untuk setiap mata dan dengan

Segera cuci mata dengan air yang banyak atau dengan larutan garam normal, dengan sesekali membuka kelopak mata atas dan bawah sampai dipastikan tidak ada lagi bahan kimia

Segera cuci mata dengan air yang banyak, sekurangnya selama 15-20 menit dengan sesekali membuka kelopak mata bagian atas dan bawah sampai dipastikan tidak ada

Segera cuci mata dengan air yang banyak atau dengan larutan garam normal (NaCl 0,9%), selama 15-20 menit, atau sekurangnya satu liter untuk setiap mata dan dengan

Segera cuci mata dengan air yang banyak atau dengan larutan garam normal (NaCl 0,9%), selama 15-20 menit, atau sekurangnya satu liter untuk setiap mata dan dengan

Segera cuci mata dengan air yang banyak atau dengan larutan garam normal (NaCl 0,9%), selama 15-20 menit, atau sekurangnya satu liter untuk setiap mata dan dengan

Segera cuci mata dengan air yang banyak atau dengan larutan garam normal (NaCl 0,9%) selama 15-20 menit, atau sekurangnya satu liter untuk setiap mata dan dengan

Segera cuci mata dengan air yang banyak atau dengan larutan garam fisiologis (NaCl 0,9%), dengan sesekali membuka kelopak mata atas dan bawah sampai dipastikan