iv ABSTRAK
Dalam pengalihan lahan masyarakat adat di Kabupaten Pesawaran Propivinsi Lampung menjadi Tahura Wan Abdul Rachman kepentingan pemilik tanah tetap tidak boleh diabaikan. Permasalahan dalam skripsi ini adalah Bagaimanakah perlindungan hukum atas hak ulayat masyarakat hukum adat di Kabupaten Pesawaran Provinsi Lampung ditinjau dari peraturan perundang-undangan serta upaya yang dapat dilakukan dalam mengatasi persoalan ganti kerugian bagi masyarakat adat di Kabupaten Pesawaran Provinsi Lampung terhadap pengadaan tanah bagi kepentingan pembangunan TAHURA WAR
Metode yang digunakan dalam penulisan skripsi ini adalah yuridis normatif dengan menggambarkan, menelaah, dan menganalisa ketentuan-ketentuan dari peraturan perundang-undangan yang berlaku dan berkaitan dengan teori-teori hukum dan praktek pelaksanaannya yang menyangkut pengalihan lahan masyarakat adat di Kabupaten Pesawaran Propivinsi Lampung menjadi Tahura WAR.
Berdasarkan hasil analisis pada skripsi ini dapat diketahui bahwa Perlindungan hukum hak ulayat masyarakat hukum adat di Kabupaten Pesawaran Provinsi Lampung menurut peraturan perundang-undangan adalah kebijakan pemerintah atau pemerintah daerah terhadap kegiatan pembangunan yang menuntut kebutuhan tanah melalui pengadaan tanah bagi kepentingan umum untuk diintgrasikan dengan pengakuan hak-hak atas tanah masyarakat hukum adat karena kelemahan regulasi dan pelaksanaan mekanisme kompensasi atau ganti kerugian pada pelaksanaan pengadaan tanah bagi kepentingan umum dalam praktiknya cenderung mengabaikan hak-hak atas masyarakat hukum adat yang diakui oleh peraturan perundang-undangan nasional. Bentuk kompensasi bagi masyarakat hukum adat Kabupaten Pesawaran Provinsi Lampung terhadap pembangunan TAHURA sehubungan dengan pengadaan tanah untuk kepentingan umum tidak sejalan dengan upaya reformasi Hukum Agraria Nasional yang mengamanatkan pengakuan terhadap hak-hak atas tanah masyarakat hukum adat berdasar hak ulayat karena kebijakan pemerintah atau pemerintah daerah dalam pelepasan hak atas tanah masyarakat adat dalam pengadaan tanah untuk kepentingan umum tidak sesuai dengan perkembangan kebutuhan pembangunan dan eksistensi masyarakat hukum adat sehingga menimbulkan konflik dalam pelaksanaan maupun pengaturannya