commit to user
TUGAS AKHIR
PRARANCANGAN PABRIK KALSIUM SULFAT DIHIDRAT
DARI BATU KAPUR DAN ASAM SULFAT
DENGAN KAPASITAS 250.000 TON/TAHUN
OLEH:
ANITA SAKTIKA DEWI I0507023
INDRIANA TRISNAWATI I0507044
JURUSAN TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
commit to user
iii
Segala puji syukur kepada Allah SWT, hanya karena rahmat dan ridho-Nya,
penulis akhirnya dapat menyelesaikan penyusunan laporan tugas akhir dengan
judul “Prarancangan Pabrik Kalsium Sulfat Dihidrat dari Batu Kapur dan Asam Sulfat Kapasitas 250.000 ton/tahun” ini.
Dalam penyusunan tugas akhir ini penulis memperoleh banyak bantuan
baik berupa dukungan moral maupun spiritual dari berbagai pihak. Oleh karena
itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Kedua orang tua dan keluarga atas dukungan doa, materi dan semangat
yang senantiasa diberikan tanpa kenal lelah.
2. Ir. Samun Triyoko, selaku Dosen Pembimbing I dan Dr.Eng. Agus
Purwanto, selaku Dosen Pembimbing II atas bimbingan dan bantuannya
dalam penulisan tugas akhir.
3. Dr. Sunu Herwi Pranolo selaku Ketua Jurusan Teknik Kimia FT UNS.
4. Ir. Paryant, M.S. dan Ir. Samun Triyoko, selaku Pembimbing Akademik.
5. Segenap Civitas Akademika atas semua bantuannya.
6. Teman-teman mahasiswa teknik kimia FT UNS khususnya angkatan 2007.
Penulis menyadari bahwa laporan tugas akhir ini belum sempurna. Oleh
karena itu, penulis membuka diri terhadap segala saran dan kritik yang
membangun. Semoga laporan tugas akhir ini dapat bermanfaat bagi penulis dan
pembaca sekalian.
Surakarta, Februari 2012
commit to user iv
DAFTAR ISI
Halaman Judul ... i
Lembar Pengesahan ... ii
Kata Pengantar ... iii
Daftar Isi ... iv
Daftar Tabel ... ix
Daftar Gambar ... xi
Intisari ... xii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1 Latar Belakang Pendirian Pabrik ... 1
1.2 Penentuan Kapasitas Perancangan ... 3
1.3 Pemilihan Lokasi Pabrik ... 5
1.4 Tinjauan Pustaka ... 8
1.4.1 Macam-macam Proses ... 8
1.4.2 Kegunaan Produk... 12
1.4.3 Sifat Fisis dan Kimia .. ... 12
1.4.4 Tinjauan Proses Secara Umum ... 14
BAB II DESKRIPSI PROSES ... 16
2.1 Spesifikasi Bahan Baku dan Produk ... 16
2.1.1 Spesifikasi Bahan Baku ... 16
2.1.2 Spesifikasi Produk ... 17
commit to user v
2.2.1 Dasar Reaksi ... 18
2.2.2 Kondisi Operasi ... 19
2.2.3 Mekanisme Reasksi ... 19
2.2.4 Tinjauan Termodinamika ... 20
2.2.5 Tinjauan Kinetika ... 25
2.3 Diagram Alir Proses dan Langkah Proses ... 27
2.3.1 Diagram Alir Kuantitatif... 27
2.3.2 Diagram Alir Kualitatif... 27
2.3.3 Diagram Alir Proses ... 27
2.3.4 Langkah Proses ... 31
2.4 Neraca Massa dan Neraca Panas ... 34
2.4.1 Neraca Massa ... 34
2.4.2 Neraca Panas ... 39
2.5 Lay Out Pabrik dan Peralatan . ... 41
2.5.1 Lay Out Pabrik ... 41
2.5.2 Lay Out Peralatan ... 46
BAB III SPESIFIKASI PERALATAN PROSES ... 49
3.1 Alat Utama ... 49
3.1.1 Reaktor………. 49
3.1.2 Mixer ………. 50
3.1.3 Filter……….. 52
3.1.4 Dryer………. 53
commit to user vi
3.2.1 Tangki Penyimpanan Bahan Baku... 54
3.2.2 Heater ... 55
3.2.3 Belt Conveyor ... 56
3.2.4 Fan ... 57
3.2.5 Hopper ... 57
3.2.6 Screener ... 58
3.2.7 Silo Penyimpanan Gipsum ... 59
3.2.8 Screw Conveyor ... 60
3.2.9 Bucket Elevator ... 61
3.2.10 Pompa ... 62
BAB IV UNIT PENDUKUNG PROSES DAN LABORATORIUM... 64
4.1 Unit Pendukung Proses ... 64
4.1.1 Unit Pengadaan Air ... 65
4.1.1.1 Air Proses ... 69
4.1.1.2 Air Pendingin ... 70
4.1.1.3 Air Umpan Boiler ... 71
4.1.1.4 Air Konsumsi umum dan Sanitasi ... 75
4.1.2 Unit Pengadaan Steam ... 77
4.1.3 Unit Pengadaan Udara Tekan ... 79
4.1.4 Unit Pengadaan Listrik ... 80
4.1.4.1Listrik untuk Proses dan Utilitas ... 81
4.1.4.2Listrik untuk Penerangan ... 83
commit to user vii
4.1.4.4Listrik Laboratorium dan Instrumentasi ... 85
4.1.5 Unit Pengadaan Bahan Bakar ... 87
4.2 Laboratorium ... 88
4.2.1 Laboratorium Fisik ... 90
4.2.2 Laboratorium Analitik ... 90
4.2.3 Laboratorium Penelitian dan Pengembangan ... 91
4.2.4 Analisa Air ... 92
4.3 Unit Pengolahan Limbah ... 93
BAB V MANAJEMEN PERUSAHAAN ... 95
5.1 Bentuk Perusahaan ... 95
5.2 Struktur Organisasi ... 96
5.3 Tugas dan Wewenang ... 99
5.3.1 Pemegang Saham ... 99
5.3.2 Dewan Komisaris ... 100
5.3.3 Dewan Direksi ... 100
5.3.4 Staf Ahli ... 102
5.3.5 Penelitian dan Pengembangan ... 102
5.3.6 Kepala Bagian ... 102
5.3.7 Kepala Seksi ... 106
5.4 Pembagian Jam Kerja Karyawan ... 107
5.4.1 Karyawan Non Shift ... 107
5.4.2 Karyawan Shift ... 108
commit to user viii
5.4.1 Karyawan Tetap ... 110
5.4.2 Karyawan Harian ... 110
5.4.3 Karyawan Borongan... 110
5.6 Penggolongan Jabatan, Jumlah Karyawan dan Gaji ... 111
5.6.1 Penggolongan Jabatan ... 111
5.6.2 Jumlah Karyawan dan Gaji ... 111
5.7 Kesejahteraan Sosial Karyawan ... 115
BAB VI ANALISIS EKONOMI ... 117
6.1 Fixed Capital Investment (FCI) ... 125
6.2 Working Capital Investment (WCI) ... 126
6.3 Total Capital Investment (TCI) ... 126
6.4 Manufacturing Cost (DMC) ... 127
6.5 General Expense ... 128
6.6 Analisis Kelayakan ... 128
6.7 Kesimpulan ... 136
Daftar Pustaka ... xiii
commit to user
ix
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Data Impor Gipsum Indonesia ………... 3
Tabel 1.2 Pemilihan Proses..…………... 11
Tabel 2.1 Komposisi Batuan kapur ... 16
Tabel 2.2 Harga Berat Molekul dan ∆Hof Komponen .…... 21
Tabel 2.3 Data Energi Bebas Gibbs ………. 23
Tabel 2.4 Neraca Massa Total ... 35
Tabel 2.5 Neraca Massa Mixer ... 36
Tabel 2.6 Neraca Massa Reaktor ... 37
Tabel 2.7 Neraca Massa Filter ... 38
Tabel 2.8 Neraca Massa Dryer ... 39
Tabel 2.9 Neraca Panas Mixer ... 40
Tabel 2.10 Neraca Panas Reaktor ... 40
Tabel 2.11 Neraca Panas Filter ... 41
Tabel 2.12 Neraca Panas Dryer ... 41
Tabel 2.13 Perincian Luas Tanah pabrik ... 44
Tabel 3.1 Spesifikasi Tangki Penyimpanan Bahan Baku ... 54
Tabel 3.2 Spesifikasi Hopper ... 57
Tabel 3.3 Spesifikasi Screw Conveyor ... 60
Tabel 3.4 Spesifikasi Bucket Elevator ... 61
Tabel 3.5 Spesifikasi Pompa ... 62
commit to user
x
Tabel 4.2 Kebutuhan Air Pendingin ...... 71
Tabel 4.3 Kebutuhan Air untuk Steam ...... 75
Tabel 4.4 Kebutuhan Air Konsumsi Umum dan Sanitasi ...... 76
Tabel 4.5 Total Kebutuhan Air ...... 77
Tabel 4.6 Kebutuhan Listrik untuk Keperluan Proses dan Utilitas ...... 81
Tabel 4.7 Jumlah Lumen Berdasarkan Luas Bangunan …..……….... 84
Tabel 4.8 Total Kebutuhan Listrik Pabrik …..……….... 86
Tabel 5.1 Jadwal Pembagian Kelompok Shift ……….…..…………. 108
Tabel 5.2 Jumlah Karyawan Menurut Jabatannya ………...……….. 112
Tabel 5.3 Perincian Golongan dan Gaji Karyawan ………... 114
Tabel 6.1 Data Cost Index Chemical Plant…………...……. 120
Tabel 6.2 Fixed Capital Invesment ………... 125
Tabel 6.3 Working Capital Investment………..… 126
Tabel 6.4 Manufacturing Cost………..………...… 127
Tabel 6.5 General Expense ………...… 128
Tabel 6.6 Fixed Cost (Fa)………..………...… 131
Tabel 6.7 Variable Cost (Va)…………..…………...………...… 131
Tabel 6.8 Regulated Cost (Ra)………...………...… 132
Tabel 6.9 Analisis Kelayakan ... 136
commit to user
xi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Grafik Impor Gipsumdi Indonesia …... 4
Gambar 2.1 Diagram Alir Kuantitatif ………. 29
Gambar 2.2 Diagram Alir Kualitatif ... 30
Gambar 2.3 Diagram Alir Proses ………... . 31
Gambar 2.4 Layout Pabrik Gypsum... 46
Gambar 2.5 Tata Letak Peralatan Proses …………... 48
Gambar 4.1 Diagram Alir Pengolahan Air Sungai ………..…..… 66
Gambar 5.1 Struktur Organisasi Pabrik Gipsum ………...… 99
Gambar 6.1 Chemical Engineering Cost Index ... 121
commit to user xii
INTISARI
Anita Saktika Dewi, Indriana Trisnawati, 2012, “Prarancangan Pabrik
Gipsum (Kalsium Sulfat Dihidrat) Dari Batu Kapur dan Asam Sulfat,
Kapasitas 250.000 Ton/Tahun”, Jurusan Teknik Kimia, Fakultas Teknik,
Universitas Sebelas Maret, Surakarta.
Pabrik gipsum dirancang untuk memenuhi kebutuhan gipsum di dalam maupun di luar negeri. Kapasitas yang direncanakan sebesar 250.000 ton/tahun. Pabrik ini beroperasi secara kontinyu selama 330 hari dalam setahun. Pabrik ini direncanakan berdiri di Tuban, Jawa Timur diatas tanah seluas 21.000 m2.
Gipsumatau Kalsium Sulfat Dihidrat dengan rumus molekul CaSO4.2H2O.
Gipsum berfungsi sebagai cement retarder, wallboard, kapur tulis, plester, campuran cat, bahan pengisi dan lain-lain.
Proses pembuatan Gipsum dilakukan dalam Reaktor Alir Tangki Berpengaduk (RATB) . Pada reaktor ini reaksi berlangsung pada fase cair-cair,
irreversible, eksotermis, isothermal non adiabatic pada suhu 93,33oC dan
tekanan 1 atm, sehingga untuk menjaga suhu reaksi digunakan air pendingin dengan suhu 30oC. Pabrik ini digolongkan pabrik beresiko rendah karena kondisi operasi relatif rendah.
Untuk memproduksi gipsum sebesar 250.000 ton/tahun (31.565,66 kg/jam) diperlukan bahan baku asam sulfat sebesar 17.415,83 kg/jam dan batu kapur sebesar 19.336,87 kg/jam. Utilitas pendukung proses meliputi penyediaan air proses sebesar 9198,74 kg/jam, air pendingin sebesar 166.377,2823 kg/jam, air konsumsi dan sanitasi sebesar 617,71 kg/jam, penyediaan saturatedsteam sebesar 11.005,8355 kg/jam, penyediaan udara tekan sebesar 100 m3/jam, penyediaan listrik sebesar 846,20 kW diperoleh dari PLN dan 1 buah generator set sebesar 1000 kW dan bahan bakar sebanyak 142,35 liter/jam.
commit to user
Bab I Pendahuluan
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Pendirian Pabrik
Perkembangan pembangunan di Indonesia pada era globalisasi ini semakin
meningkat. Hal ini dapat dibuktikan dengan semakin banyaknya proyek
pembangunan fisik di seluruh nusantara baik di desa maupun kota. Dengan
semakin meningkatnya pembangunan fisik di Indonesia, maka kebutuhan semen
dan bahan bangunan lain seperti wallboard juga mengalami peningkatan.
Peningkatan kebutuhan akan semen dan wallboard berdampak meningkatnya
kebutuhan kalsium sulfat dihidrat (gipsum), baik pada industri semen maupun
industri pembuatan wallboard karena gipsum merupakan salah satu bahan baku
dalam pembuatan semen dan bahan utama dalam pembuatan wallboard.
Kebutuhan gipsum di Indonesia dicukupi dengan produksi dalam negeri
dan impor dari luar negeri. Produksi gipsum dalam negeri masih belum
mencukupi untuk memenuhi kebutuhan gipsum di Indonesia. Oleh karena itu
masih diperlukan impor dari luar negeri.
Krisis ekonomi yang menimpa Indonesia sejak tahun 1997, menyebabkan
mahalnya harga gipsum dari luar negeri. Kurs rupiah yang melemah terhadap
dolar Amerika membawa dampak yang besar bagi industri dengan bahan baku
yang diimpor dari luar negeri. Untuk mengatasi masalah tersebut maka perlu
didirikan industri gipsum di Indonesia. Dengan pendirian industri gipsum di
commit to user
Bab I Pendahuluan
Kalsium sulfat dihidrat (gipsum) dengan rumus molekul CaSO4.2H2O
adalah bahan yang paling banyak digunakan sebagai bahan baku ataupun bahan
pembantu dalam berbagai jenis industri.
Oleh karena itu, pabrik gipsum perlu didirikan di Indonesia dengan
pertimbangan sebagai berikut :
1. Dapat menghemat devisa negara, dengan adanya pabrik gipsum di
dalam negeri maka dapat memenuhi kebutuhan gipsum di dalam
negeri sehingga impor dapat dikurangi dan jika berlebih bisa untuk
diekspor.
2. Proses alih teknologi, dengan adanya industri dengan teknologi tinggi
diharapkan tenaga kerja Indonesia dapat meningkatkan pengetahuan,
kemampuan dan ketrampilannya sehingga dapat mengurangi
ketergantungan pada tenaga kerja asing.
3. Membuka lapangan kerja di sekitar wilayah industri yang didirikan.
4. Sebagai pemasok bahan baku bagi industri dalam negeri yang
memakai gipsum sebagai bahan baku maupun bahan pembantu
sehingga dapat memacu perkembangan industri yang menggunakan
gipsum.
Berdasarkan pada pertimbangan di atas maka pabrik gipsum dengan bahan
commit to user
Bab I Pendahuluan
1.2. Penentuan Kapasitas Perancangan Pabrik
Pabrik kalsium sulfat dihidrat dari batuan kapur dan asam sulfat ini akan
dibangun dengan kapasitas 250.000 ton/tahun pada tahun 2016. Penentuan
kapasitas ini dapat ditinjau dari beberapa petimbangan, antara lain :
1.2.1. Prediksi kebutuhan pasar
Berdasarkan data statistik, kebutuhan gipsum di Indonesia mengalami
peningkatan. Produksi gipsum di Indonesia yang masih belum mencukupi
kebutuhan dalam negeri mengakibatkan gipsum harus diimpor dari luar negeri.
Kebutuhan akan gipsum di Indonesia pada tahun 2005 sampai tahun 2008
dapat dilihat pada Tabel 1.1. dan peningkatan impor gipsumdi Indonesia dapat di
lihat pada Gambar 1.1.
Tabel 1.1. Data Impor Gipsum Indonesia
Tahun Konsumsi (ton)
2005 962187,256
2006 1008425,797
2007 1188048
2008 1326157,121
commit to user
Bab I Pendahuluan
Gambar 1.1 Grafik Impor Gipsum di Indonesia
Perkiraan konsumsi gipsum di Indonesia pada tahun yang akan datang
dapat dihitung dengan menggunakan persamaan y = 127153,15x – 254011587,4
dimana x sebagai tahun dan y sebagai jumlah konsumsi gipsum.
Dengan persamaan di atas diperkirakan untuk tahun 2016 kebutuhan
gipsum di Indonesia sebesar 2.329.163 ton/tahun.
1.2.2. Ketersediaan Bahan Baku
Bahan baku disini adalah asam sulfat dan batuan kapur. Bahan baku asam
sulfat diperoleh dari PT. Petrokimia Gresik yang berlokasi di Gresik. Kapasitas
produksi asam sulfat dari PT. Petrokimia Gresik sampai dengan 560.000
ton/tahun. Sedangkan untuk batuan kapur diperoleh dari pertambangan di daerah
Tuban, Jawa Timur.
y = 127.153,15x - 254.011.587,40 R² = 0,96
2004 2005 2006 2007 2008 2009
commit to user
Bab I Pendahuluan
1.2.3. Kapasitas Komersial
Dalam menentukan besar kecilnya kapasitas pabrik gipsum yang akan
didirikan, kita harus mengetahui dengan jelas kapasitas pabrik yang sudah
beroperasi dalam pembuatan gipsum baik di dalam maupun luar negeri. Saat ini di
Indonesia sudah beroperasi pabrik pembuat gipsum yaitu PT Petrokimia Gresik
dengan kapasitas produksi sebesar 80.000 ton/tahun untuk gipsum sebagai cement
retarder, 80.000 ton/tahun untuk purified gipsum. Total kapasitas produksi
gipsum PT Petrokimia Gresik sebesar 160.000 ton/tahun.
(www.petrokimiagresik.com ).
Dengan mempertimbangkan besarnya konsumsi gipsum di Indonesia dan
jumlah bahan baku yang tersedia serta data dari pabrik gipsum yang telah berdiri
di Indonesia, maka pabrik gipsum dari batuan kapur dan asam sulfat ini akan
dibangun dengan kapasitas perancangan 250.000 ton/tahun pada tahun 2016
dengan harapan mampu mengurangi ketergantungan impor gipsum dari luar
negeri walaupun tidak sepenuhnya mencukupi.
1.3. Penentuan Lokasi Pabrik
Pemilihan lokasi suatu perusahaan sangat penting dalam perancangan
pabrik karena hal ini berhubungan langsung dari nilai ekonomis pabrik yang akan
dibangun. Pabrik gipsum ini direncanakan akan dibangun di Tuban, Jawa Timur.
Ada beberapa faktor yang harus diperhatikan untuk menentukan lokasi pabrik
yang dirancang secara teknis dan ekonomis menguntungkan. Adapun faktor-
commit to user
Bab I Pendahuluan 1. Faktor Primer
a.Penyediaan bahan baku
Kriteria penilaian dititikberatkan pada kemudahan memperoleh bahan
baku. Dalam hal ini, bahan baku asam sulfat diperoleh dari PT. Petrokimia
Gresik. Bahan baku batu kapur (CaCO3)diperoleh dari pertambangan yang
tersedia di wilayah Tuban, Jawa Timur.
b.Pemasaran produk
Faktor yang perlu diperhatikan adalah letak wilayah pabrik yang
membutuhkan gipsum dan jumlah kebutuhannya. Daerah Tuban
merupakan daerah yang strategis untuk pendirian suatu pabrik karena dekat
dengan PT Semen Gresik sebagai salah satu produsen semen di Indonesia.
c.Sarana transportasi
Sarana dan prasarana transportasi sangat diperlukan untuk proses
penyediaan bahan baku dan pemasaran produk. Dengan adanya fasilitas
jalan raya dan pelabuhan laut yang memadai, maka pemilihan lokasi di
Tuban sangat tepat.
d.Tenaga kerja
Tersedianya tenaga kerja yang terampil mutlak diperlukan untuk
menjalankan mesin-mesin produksi. Dan tenaga kerja dapat direkrut dari
daerah Jawa timur, Jawa Tengah dan sekitarnya.
e.Penyediaan utilitas
Perlu diperhatikan sarana- sarana pendukung seperti tersedianya air, listrik,
commit to user
Bab I Pendahuluan
Sebagai suatu kawasan industri yang telah direncanakan dengan baik dan
tempat industri berskala besar (PT Semen Gresik), Tuban telah mempunyai
sarana- sarana pendukung yang memadahi.
2. Faktor Sekunder
a.Perluasan areal pabrik
Tuban memiliki kemungkinan untuk perluasan pabrik karena masih
mempunyai areal yang cukup luas. Hal ini perlu diperhatikan karena
dengan semakin meningkatnya permintaan produk akan menuntut adanya
perluasan pabrik.
b.Karakteristik lokasi
Karakteristik lokasi menyangkut iklim di daerah tersebut, kemungkinan
terjadinya banjir, serta kondisi sosial masyarakatnya. Dalam hal ini, Tuban
sebagai kawasan industri adalah daerah yang telah ditetapkan menjadi
daerah industri sehingga pemerintah memberikan kelonggaran untuk
mendirikan suatu pabrik di daerah tersebut.
c.Kebijaksanaan pemerintah
Pendirian pabrik perlu memperhatikan beberapa faktor kepentingan yang
terkait didalamnya, kebijaksanaan pengembangan industri, dan
hubungannya dengan pemerataan kesempatan kerja, kesejahteraan, dan
hasil-hasil pembangunan. Disamping itu, pabrik yang didirikan juga harus
berwawasan lingkungan, artinya keberadaan pabrik tersebut tidak boleh
commit to user
Bab I Pendahuluan d.Kemasyarakatan
Dengan masyarakat yang akomodatif terhadap perkembangan industri dan
tersedianya fasilitas umum untuk hidup bermasyarakat, maka lokasi di
Tuban dirasa tepat.
Dari pertimbangan faktor- faktor diatas, maka dipilih daerah Tuban,
Propinsi Jawa Timur sebagai lokasi pendirian pabrik gipsum.
1.4. Tinjauan Pustaka
1.4.1. Macam-macam Pembuatan Gipsum
a. Pembuatan Gipsum dari Gipsum Rock
Proses pembuatan gipsum dari rock, yaitu dengan cara menghancurkan
batu-batuan gipsum yang diperoleh dari daerah pegunungan. Penghancuran batu-
batuan ini dengan menggunakan alat primary crusher kemudian diayak agar
diperoleh batuan yang halus. Proses penghancuran batuan-batuan gipsum dan
pengayakan dilakukan beberapa kali sehingga didapatkan hasil sesuai yang
diinginkan. Setelah diayak dimasukkan ke sink float untuk membersihkan
batu-batuan dari kotoran,kemudian masuk dalam secondary crusher agar batu-batuan
yang belum halus dapat dihancurkan lagi dan sebagian lagi masuk dalam fine
grinding untuk di giling menjadi butiran yang halus. Setelah dari fine grinding
butiran yang halus di kalsinasi dan menghasilkan board plaster, dan sebagian
setelah di kalsinasi masuk ke ball mill dan menghasilkan bagged plaster.
Proses ini jika dilihat dari aspek ekonomi tidak menguntungkan sebab
commit to user
Bab I Pendahuluan
penambangan. Namun kapasitas produksi yang dihasilkan belum tentu besar dan
juga tidak menghasilkan produk samping yang dapat dijual (W.L., Faith dkk,
1957).
b. Pembuatan Gipsum dari Batu Kapur
Pada proses ini, batu kapur (CaCO3) direaksikan dengan asam sulfat
(H2SO4) encer di reaktor pada kondisi operasi suhu 93,33C dan tekanan 1 atm.
Konversi yang dihasilkan dengan metode ini sebesar 82,86%. Produk yang
dihasilkan dari reaktor kemudian dimasukkan ke dalam alat pemisah untuk
menghilangkan impuritasnya. Kemurnian dari gipsum yang dihasilkan proses ini
lebih dari 91%.
Reaksinya sebagai berikut:
CaCO3 (s) + H2SO4 (l) + H2O (l) CaSO4.2H2O (s) + CO2 (g) (1.1)
(US Patents 6.613.141)
c. Pembuatan Gipsum dari CaCl2 dan H2SO4
Proses ini dilakukan dengan cara memasukkan CaCl2 ke dalam reaktor
dengan ditambahkan H2SO4 pada suhu 50-80C dan tekanan 1 atm. Di dalam
reaktor terjadi reaksi netralisasiyang menghasilkan CaSO4 dan HCl dengan
konversi mencapai 100%.
Reaksinya sebagai berikut:
CaCl2 +H2SO4 (l) CaSO4 (s) + 2 HCl (l) (1.2)
Proses pemisahan CaSO4 dan HCl menggunakan absorber yang berupa
commit to user
Bab I Pendahuluan
dimasukkan dalam alat pengering sehingga menghasilkan gipsum dengan
kemurnian 91% (Kirk & Othmer, 1978).
Sebelum menentukan pilihan proses yang tepat perlu adanya studi
perbandingan dari beberapa proses alternatif baik dari aspek teknis maupun
ekonomis.
Tabel 1.2 Pemilihan Proses Berdasarkan Aspek Teknis dan Ekonomi
No Parameter Proses I Proses II Proses III
ekonomis adalah perencanaan pendirian pabrik gipsum dengan proses kedua
commit to user
Bab I Pendahuluan
1.4.2 Kegunaan Produk
Adapun kegunaan gipsum dalam dunia industri adalah sebagai berikut:
1. Pada industri semen, yaitu sebagai bahan untuk memperlambat pengerasan
semen (cement retarder).
2. Sebagai bahan untuk membuat wall board dan kapur papan tulis.
3. Pada bidang kedokteran dan farmasi, digunakan sebagai plester dan cetakan.
4. Pada industri cat, digunakan sebagai bahan pengisi dan campuran cat putih.
5. Pada industri keramik, digunakan sebagai bahan pengisi keramik.
6. Pada industri elektronika, digunakan sebagai bahan pembuat
komponen-komponen elektronika.
(www.wikipedia.org)
1.4.3 Sifat Fisik dan Kimia
a. Bahan baku
- Rumus molekul : CaCO3
- Kenampakan : Padat
- Komposisi : CaCO3 : 97,89 %
MgCO3 : 0,95 %
SiO2 : 0,36 %
Al2O3 : 0,17 %
Fe2O3 : 0,25 %
CaSO4 : 0,08 %
commit to user
Bab I Pendahuluan
2. Asam Sulfat
Sifat fisis asam sulfat
- Rumus molekul : H SO 2 4
- Berat molekul (g/gmol) : 98,08
- Kenampakan : Cair
- Densitas : 1,837 g/cm3 - Titik didih : 338 oC
- Specific gravity : 1,834
(Perry & Green, 1999)
Sifat Kimia Asam Sulfat
1. Dengan basa akan membentuk garam dan air
H2SO4 (l) + 2NaOH (s) Na2SO4(s) + H2O (l) (1.3)
2. Dengan alkohol membentuk eter dan air
2C2H5OH(l) + H2SO4(l) C2H5OC2H5(l) + H2O(l) + H2SO4(l) (1.4)
3. Korosif terhadap semua logam
4. Bereaksi dengan NaCl membentuk NaSO4
NaCl + H2SO4(l) NaSO4 + 2HCl(l) (1.5)
5. Bereaksi dengan MgCO3 membentuk MgSO4
MgCO3(s) + H2SO4(l) MgSO4(s) + H2O (l) + CO2(g) (1.6)
commit to user
Bab I Pendahuluan
b. Produk
1. Gipsum
Sifat fisis gipsum :
- Rumus Molekul : CaSO4.2H2O
- Nama lain : Kalsium sulfat dihidrat
- Berat Molekul (g/gmol) : 172,17
- Kenampakan : Serbuk berwarna putih
- Specific gravity : 2,32-2,96
Sifat kimia Gipsum :
- Pada temperatur 170oC akan terbentuk anhidrit. CaSO4.2H2O (s) + panas CaSO4.
1
2H2O (s) + 3
2 H2O (steam) (1.7)
(www.wikipedia.org)
1.4.4. Tinjauan Proses Secara Umum
Gipsum dihasilkan dari reaksi batu kapur (CaCO3) dengan larutan asam
sulfat (H2SO4) 50% berat di dalam Reaktor Alir Tangki Berpengaduk (RATB).
Reaksi ini berjalan secara isothermal pada suhu 93,33oC dan tekanan 1 atm, reaksinya sebagai berikut
CaCO3 (s) + H2SO4 (l) + H2O (l) CaSO4.2H2O (s) + CO2 (g) (1.8)
Produk keluar reaktor berupa slurry kemudian dilewatkan pada alat
commit to user
Bab I Pendahuluan
filtrasi berupa asam sulfat yang akan direcycle menuju mixer. Produk bubur
gipsum dilakukan proses purifikasi dengan menggunakan pengering agar
commit to user
Bab II Deskripsi Proses
BAB II
DESKRIPSI PROSES
2.1. Spesifikasi Bahan Baku dan Produk
2.1.1 Spesifikasi Bahan Baku
a. Batuan Kapur
Rumus molekul : CaCO3
Wujud : padat
Komposisi :
Tabel 2.1. Komposisi Batuan Kapur
(www.patentgenius.com) Komponen Persentase
CaCO3 97,89%
MgCO3 0, 95%
SiO2 0,36%
Al2O3 0,17%
Fe2O3 0,25%
CaSO4 0,08%
commit to user
Bab II Deskripsi Proses b. Asam Sulfat
Wujud : Cairan
Warna : Tidak berwarna
Kemurnian : 98% vol
Densitas : 1,8 kg/m3 (300C)
(www.wikipedia.org)
c. Air
Rumus molekul : H2O
Berat molekul (g/gmol) : 18
Wujud : cair
Spesific gravity : 1,00
Titik didih : 100 oC
Densitas : 0,95838 g/ml
Viskositas : 0,2838 kg/m.s
Merupakan larutan yang bersifat melarutkan
Merupakan larutan jernih tidak berwarna
(Kirk & Othmer, 1978)
2.1.2. Spesifikasi Produk
Produk utama yang dihasilkan adalah :
a. Gipsum
Rumus Molekul : CaSO4.2H2O
Nama Lain : Kalsium sulfat dihidrat
Berat Molekul (g/gmol) : 172,17
commit to user
Bab II Deskripsi Proses
Specific gravity : 2,32-2,96
Kemurnian : 91 % berat (min)
Impuritas
H2O, H2SO4, SiO2, CaCO3, MgCO3, CaSO4, Al2O3, Fe2O3 total
maksimal 9% berat
(www.petrokimiagresik.com)
Produk samping yang dihasilkan adalah
b. Karbondioksida
Sifat Fisis :
Rumus Molekul : CO2
Berat Molekul (g/gmol) : 44,01
Densitas : 1,562 g/mL (solid 1 atm, −78,5 °C)
0,770 g/mL (liquid 56 atm, 20 °C)
1.977 g/L (gas 1 atm, 0 °C)
Titik lebur : -78°C
Titik Didih : -57°C
2.2 Konsep Proses
2.2.1. Dasar Reaksi
Reaksi pembentukan gipsum dan karbondioksida dari asam sulfat dan
batuan kapur merupakan reaksi asidulasi. Senyawa–senyawa yang digunakan
commit to user
Bab II Deskripsi Proses
Reaksi pembentukan gipsum dari batuan kapur dan asam sulfat secara
umum yang terjadi adalah sebagai berikut :
Reaksi pembentukan kalsium sulfat dihidrat (gipsum) :
CaCO3(s) + H2SO4(l) + H2O(l) CaSO4.2H2O(s) + CO2(g) (2.1)
(US Patents 6.613.141)
2.2.2. Kondisi Operasi
Kondisi operasi di reaktor yang berfungsi untuk membentuk gipsum pada
suhu 93,33 oC dan tekanan 1 atm. Konversi pembentukan gipsum sebesar 82,86% dan perbandingan berat antara batuan kapur dan asam sulfat masuk reaktor
sebesar 1 : 2. Waktu tinggal di reaktor adalah 10 menit (US Patents 6.613.141).
2.2.3. Mekanisme Reaksi
Mekanisme reaksi yang terjadi untuk pembentukan gipsum dari batuan
kapur dan asam sulfat adalah sebagai berikut :
Reaksi pembentukan kalsium sulfat dihidrat :
CaCO3(s) + H2SO4(l) + H2O(l) CaSO4.2H2O(s) + CO2(g) (2.2)
93,33oC ; 1atm
commit to user
Bab II Deskripsi Proses
Air yang diperoleh dalam reaksi didapat dari larutan asam sulfat, sehingga reaksi
dapat ditulis sebagai berikut :
A + B + C D + E (2.3)
Keterangan:
A = CaCO3(s)
B = H2SO4(l)
C = H2O(l)
D = CaSO4.2H2O(s)
E = CO2(g)
(US Patents 6.613.141)
2.2.4. Tinjauan Termodinamika
Tinjauan secara termodinamika ditujukan untuk mengetahui sifat reaksi
(endotermis / eksotermis) dan arah reaksi (reversible / irreversible). Penentuan
panas reaksi berjalan secara eksotermis atau endotermis dapat dihitung dengan
perhitungan panas pembentukan standar (ΔHof) pada P = 1 atm dan T = 298 °K.
Pada pembentukan gipsum terjadi reaksi sebagai berikut:
Reaksi pembentukan kalsium sulfat dihidrat (gipsum) :
CaCO3(s) + H2SO4(l) + H2O(l) CaSO4.2H2O(s) + CO2(g) (2.4)
(US Patents 6.613.141)
93,33oC ; 1atm
commit to user
Bab II Deskripsi Proses
Harga ΔHof masing-masing komponen pada suhu 298 °K dapat dilihat
pada Tabel 2.2. sebagai berikut :
Tabel 2.2. Harga Berat Molekul dan ΔHof masing-masing Komponen
Komponen Berat Molekul
( kg/kmol )
H°F
( kkal/kmol )
H2O 18,02 -68315,0754
SiO2 60,08 -215940,238
MgCO3 84,31 -261900,289
H2SO4 98,08 -194550,215
CaCO3 100,09 -288460,318
Al2O3 101,96 -396000,437
CaSO4 136,14 -342760,378
Fe2O3 159,71 -197000,217
CaSO4.2H2O 172,17 -483420,534
CO2 44,01 -94050,1038
(Yaws, 1999)
ΔHoR = ΔHof,produk - ΔHof,reaktan
= ∆Hof,CaSO4.2H2O+∆Hof,CO2 − ∆Hof,CaCO3 +∆Hof,H2SO4+∆Hof,H2O
= [-483420,534 + (-94050,1038)] – [-288460,318 + (-194550,215) +
(-68315,0754)] kkal/kmol
commit to user
Bab II Deskripsi Proses
Karena ΔHR pada reaksi di reaktor bernilai negatif, maka reaksi bersifat
eksotermis. Penurunan suhu operasi dapat mengakibatkan kenaikan harga K
(konstanta kesetimbangan). Hal ini sesuai dengan persamaan berikut :
Penurunan suhu pada reaksi eksotermis dan apabila reaksinya bersifat
irreversible akan meningkatkan harga konstanta kesetimbangan reaksi
pembentukan gipsum atau dengan kata lain kesetimbangan akan bergeser ke arah
eksotermis (pembentukan produk) sehingga konversi akan bertambah besar.
Harga ∆G0
f untuk masing-masing komponen (suhu 298 K) pada Tabel 2.3.
sebagai berikut :
Tabel 2.3. Data Energi Bebas Gibbs Komponen Bahan Baku dan Produk
commit to user
Bab II Deskripsi Proses
Komponen G°F
( kkal/kmol )
CaSO4.2H2O -429600
CO2 -94260,1
( Perry & Green, 1999)
∆G =∆Gof,produk −∆Gof,reaktan
= ∆Gof,CaSO4.2H2O+∆Gof,CO2 − ∆Gof,CaCO3+∆Gof,H2SO4+∆Gof,H2O
= [-429600 + (-94260,1)] – [-269550 + (-164930) + (-56687,1)]
= -32693 kkal/kmol
Dari perhitungan-perhitungan diatas didapatkan :
Di Reaktor :
∆HR = -26145,0289 kkal/kmol
∆G = -32693 kkal/kmol
∆G = -RT ln K298 K
ln K298 K =
RT G
= −32693
–1.9872∗298
commit to user
Bab II Deskripsi Proses
Reaksi pembentukan gipsum terjadi pada suhu 93,33 oC (366,33°K), maka:
lnK366,33K
Dengan harga K pada kondisi operasi besar sehingga dapat disimpulkan
bahwa reaksi yang terjadi dalam proses pembentukan gipsum merupakan reaksi
irreversibel atau reaksi tidak dapat balik. (Smith & Van Ness, 1975)
2.2.5. Tinjauan Kinetika
Reaksi pembentukan kalsium sulfat dihidrat (gipsum) :
CaCO3(s) + H2SO4(l) + H2O(l) CaSO4.2H2O(s) + CO2(g) (2.5)
Fase reaksi di Reaktor merupakan fase padat-cair dan diketahui ukuran
padatan menyusut dari 127 mikron (200 mesh) menjadi 50 mikron setelah terjadi
reaksi (US Patents 6.613.141) maka digunakan mekanisme reaksi Shrinking
Spherical Particles
commit to user
Bab II Deskripsi Proses
Gambar 2.1. Shrinking Spherical Particles
Mekanisme :
1. Difusi reaktan dari badan utama liquid (H2SO4 atau reaktan B) melalui
lapisan film ke permukaan padatan (batuan kapur atau reaktan A).
2. Reaksi pada permukaan padatan antara reaktan.
3. Difusi zat hasil dari permukaan padatan melalui lapisan film ke fase liquid.
Namun tidak terbentuk lapisan abu, sehingga tidak ada yang menghambat
tahap difusi zat hasil ke fase liquid, jadi reaksi di permukaan padatan
adalah yang mengendalikan. Reaksi di permukaan padatan pada prosaes
pembentukan gipsum dianggap memenuhi reaksi orde satu (pseudo first
order-reaction) terhadap batuan kapur (-rA= k.CA )..
Ukuran padatan yang sangat kecil dan jumlah reaktan cair yang
jauh lebih banyak, maka difusivitasnya sangat tinggi sehingga transfer massa
commit to user
Bab II Deskripsi Proses
2.3 . Diagram Alir Dan Langkah Proses
2.3.1. Diagram Alir Kuantitatif
Diagram alir kuantitatif dapat dilihat pada Gambar 2.1.
2.3.2. Diagram Alir Kualitatif
Diagram alir kualitatif dapat dilihat pada Gambar 2.2.
2.3.3 Diagram Alir Proses
Kapasitas 250.000 ton/tahun
Kapasitas 250.000 ton/tahun
Kapasitas 250.000 ton/tahun
Bab II Deskripsi Proses
LC LC
DIAGRAM ALIR PRARANCANGAN PABRIK KALSIUM SULFAT DIHIDRAT DARI BATU KAPUR DAN ASAM SULFAT
KAPASITAS 250000 TON/TAHUN
1 PRARANCANGAN PABRIK KALSIUM SULFAT DIHYDRAT
DARI BATU KAPUR DENGAN ASAM SULFAT KAPASITAS 250.000 TON / TAHUN
JURUSAN TEKNIK KIMIA NIP. 19470421 198503 1 001
Dosen Pembimbing 2 : Dr.Eng. Agus Purwanto S .T., M.T.
NIP. 19750411 199903 1 001
Keterangan Gambar
M = Mixer
R = Reaktor RDVF = Rotary Drum Vacum Filter
RD = Rotary Dryer HE = Heat Exchanger
H2O 58.01 341.49 8974.54 19336.87 3836.48 20198.41 10177.56 10020.84 125.26 2379.95
CO2 7407.71
SiO2 69.61 69.61 69.61 69.61
MgCO3 183.70 183.70 183.70 183.70
H2SO4 17074.35 19336.87 0.09 2828.15 565.63 2262.52 28.28 537.35
CaCO3 18928.86 2082.17 2082.17 2082.17
Al2O3 32.87 32.87 32.87 32.87
CaSO4 15.47 21323.07 21323.07 15.47
Fe2O3 48.34 48.34 48.34 48.34
CaSO4.2H2O 28979.95 28979.95 28979.95
commit to user
Bab II Deskripsi Proses 2.3.4. Langkah Proses
Proses pembuatan gipsum dapat dibagi menjadi 3 tahap, yaitu :
1. Langkah penyiapan bahan baku
2. Langkah pembentukan produk
3. Langkah pemisahan dan pemurnian produk
2.3.4.1.Langkah penyiapan bahan baku
Batuan kapur disimpan dalam gudang penyimpanan dengan temperatur
300C dan tekanan 1 atm. Batuan kapur berukuran 200 mesh dibawa menggunakan
belt conveyor dan diangkut dengan menggunakan bucket elevator kemudian
ditampung di hopper. Dari hopper, batuan kapur dimasukkan ke dalam screw
feeder yang berfungsi sebagai feeder, kemudian batuan kapur dimasukkan ke
dalam reaktor untuk diproses.
Asam sulfat disimpan dalam tangki penyimpanan pada kondisi 30oC dan tekanan 1 atm. Asam sulfat ini memiliki kadar 98%. Asam sulfat kemudian
dipompakan ke mixer untuk diencerkan menggunakan air hingga mencapai kadar
50%. Ke dalam mixer juga ditambahkan recycle dari filter.
2.3.4.2.Langkah Pembentukan Produk
Tahap ini bertujuan untuk membentuk gipsum yang merupakan reaksi
antara batuan kapur, larutan asam sulfat. Reaksi yang terjadi di dalam reaktor
commit to user
Bab II Deskripsi Proses
masuk ke dalam reaktor 1 pada suhu 30oC dan asam sulfat dari mixer pada suhu 93,33oC pada tekanan 1 atm. Reaksi yang terjadi dalam reaktor adalah reaksi eksotermis dan suhu produk keluar reaktor sebesar 93,33 °C.
Reaksi tersebut selain menghasilkan kalsium sulfat dihidrat (CaSO4.2H2O)
juga menghasilkan gas karbondioksida (CO2). Gas keluar dari reaktor langsung
dibuang ke lingkungan. Slurry yang keluar dari reaktor kemudian di pompa ke
rotary drum vacum filter.
2.3.4.3.Langkah Pemisahan dan Pemurnian produk
Langkah pemisahan bertujuan untuk memisahkan gipsum dengan air dan
asam sulfat. Proses pemisahan ini menggunakan jenis rotary drum vacuum filter.
Keluaran dari filter yang beroperasi pada suhu 93,30C dan 1 atm ini ialah produk gipsum sebagai cake dan larutan asam sulfat sebagai filtrat.
Cake gipsum keluaran filter dialirkan menggunakan screw feeder menuju
dryer yang beroperasi pada suhu 93,3°C dan tekanan 1 atm sehingga mengalami
proses purifikasi, yaitu proses pengurangan kandungan cairan dalam cake gipsum.
Proses purifikasi cake gipsum (CaSO4.2H2O) bertujuan untuk menaikan
kemurnian cake gipsum (CaSO4.2H2O) yang dihasilkan filter karena kemurnian
cake yang dihasilkan masih rendah dan belum sesuai dengan yang ada di pasaran.
Proses purifikasi menggunakan rotary dryer tipe direct counter current yang
metode pengeringannya menggunakan hembusan udara panas yang berasal dari
udara kering yang dipanaskan dengan heat exchanger yang menggunakan steam
commit to user
Bab II Deskripsi Proses
Produk keluaran rotary dryer yang memiliki kadar CaSO4.2H2O sebesar
91,96% sudah berada diatas pasaran. kadar CaSO4.2H2O yang ada dipasaran
adalah 91%. Untuk menyeragamkan ukuran produk, gipsum disaring
menggunakan screener selanjutnya diangkut menggunakan bucket elevator
menuju silo untuk menampung sementara produk gipsum sebelum menuju ke unit
packaging untuk di kemas kemudian disimpan di gudang penyimpanan sebagai
produk utama.
Filtrat yang dihasilkan dari filter berupa air dan asam sulfat yang
commit to user
Bab II Deskripsi Proses
2.4. Neraca Massa dan Panas
2.4.1 Neraca Massa
Basis : 1 jam operasi
Satuan : kg/jam
Kapasitas produksi : 250.000 ton/tahun
2.4.1.1.Neraca Massa Total
Tabel 2.4. Neraca Massa Total
Komponen Masuk (kg/jam) Keluar (kg/jam)
H2O 9374,04 6341,69
CO2 7407,71
SiO2 69,61 69,61
MgCO3 183,70 183.,70
H2SO4 17074,35 565,72
CaCO3 18928,86 2082,17
Al2O3 32,87 32,87
CaSO4 15,47 15,47
Fe2O3 48,34 48,34
CaSO4.2H2O 28979,95
commit to user
Bab II Deskripsi Proses
2.4.1.2. Neraca Massa Alat
Mixer
Tabel 2.5 Neraca Massa Mixer
Senyawa
Masuk Keluar
Arus 2 Arus 3 Arus 8 Arus 4
kmol kg kmol Kg kmol kg kmol kg
H2O 18,96 341,49 498,16 8974,54 556,24 10020,84 1073,36 19336,87
H2SO4 174,09 17074,35 23,07 2262,52 197,16 19336,87
Jumlah 193,05 17415,84 498,16 8974,54 579,31 12283,36 1270,52 38673,74
commit to user
Bab II Deskripsi Proses
Reaktor
Tabel 2.6. Neraca Massa Reaktor
Senyawa
Masuk Keluar
Arus 1 Arus 4 Arus 5 Arus 6
kg Kg kg kg
H2O 58,01 19336,87 3836,48 12526,05
CO2 7407,71
SiO2 69,61 69,61
MgCO3 183,70 183,70
H2SO4 19336,87 0,09 2828,15
CaCO3 18928,86 2082,17
Al2O3 32,87 32,87
CaSO4 15,47 15.47
Fe2O3 48,34 48.34
CaSO4.2H2O 28979.95
Total 19336,87 38673,74 11244,28 46766.33
commit to user
Bab II Deskripsi Proses
Filter
Tabel 2.7 Neraca Massa Filter
Komponen
Masuk Keluar
Arus 6 Arus 7 Arus 8
kmol kg kmol kg kmol kg
H2O 695,30 12526,05 139,06 2505,21 556,24 10020,84
CO2
SiO2 1,16 69,61 1,16 69,61
MgCO3 2,18 183,70 2,18 183,70
H2SO4 28,83 2828,15 5,77 565,63 23,07 2262,52
CaCO3 20,80 2082,17 20,80 2082,17
Al2O3 0,32 32,87 0,32 32,87
CaSO4 0,11 15,47 0,11 15,47
Fe2O3 0,30 48,34 0,30 48,34
CaSO4.2H2O 168,32 28979,95 168,32 28979,95
Total 917,34 46766,33 338,03 34482,96 579,31 12283,37
commit to user
Bab II Deskripsi Proses
Dryer
Tabel 2.8. Neraca Massa Dryer
Senyawa
Masuk Keluar
Arus 7 Arus 9 Arus 10
kmol kg kmol kg kmol kg
H2O 139,06 2505,21 6,95 125,26 132,11 2379,95
CO2
SiO2 1,16 69,61 1,16 69,61
MgCO3 2,18 183,70 2,18 183,70
H2SO4 5,77 565,63 0,29 28,28 5,48 537,35
CaCO3 20,80 2082,17 20,80 2082,17
Al2O3 0,32 32,87 0,32 32,87
CaSO4 0,11 15,47 0,11 15,47
Fe2O3 0,30 48,34 0,30 48,34
CaSO4.2H2O 168,32 28979,95 173,11 28979,95
Total 338,03 34482,97 200,44 31565,67 137,59 2917,30
commit to user
Bab II Deskripsi Proses 2.4.2. Neraca Panas
Basis : 1 jam operasi
Satuan : kkal/jam
Mixer
Tabel 2.9. Neraca Panas Mixer
Masuk (kkal/jam) Keluar (kkal/jam)
Arus 2 33.511,96 Arus 4 269.204,99
Arus 3 113.373,32 Q pelarutan 337.404,93
Arus 8 1.845.922,92
Q pendingin -1.386.198,27
Total 606.609,92 606.609,92
Reaktor
Tabel 2.10. Neraca Panas Reaktor
Masuk (kkal/jam) Keluar (kkal/jam)
Q umpan -269.204,99 Q produk 825.566,81
Q pendingin -3.331.883,52 Q reaksi -4.400.746,79
commit to user
Bab II Deskripsi Proses
Filter
Tabel 2.11. Neraca Panas Filter
Masuk (kkal/jam) Keluar (kkal/jam)
Arus 6 608016,96 Arus 7,Cake 579566,74
Arus 8,Filtrat 28450,22
Total 608016,96 608016,96
Dryer
Tabel 2.12. Neraca Panas Dryer
Masuk (kkal/jam) Keluar (kkal/jam)
Arus 7 465712,32 Arus 9 473006,32
Udara masuk 5692330,14 Arus 10 5517,98
Udara keluar 5707835,69
Q Loss -28317,53
commit to user
Bab II Deskripsi Proses
2.5. Lay Out Pabrik dan Peralatan
Tata letak pabrik berhubungan dengan segala proses perencanaan dan
pengaturan letak daripada mesin, peralatan, aliran bahan dan pekerja di
masing-masing wilayah kerja yang ada. Tata letak pabrik yang baik dari segala fasilitas
produksi dalam suatu pabrik adalah dasar dalam membuat operasi kerja menjadi
lebih efektif dan efisien. Secara umum pengaturan dari semua fasilitas produksi
ini direncanakan sehingga akan diperoleh :
a) Minimum transportasi dan pemindahan proses
b) Minimum pemakaian area tanah.
c) Pola aliran produksi yang terbaik
d) Fleksibilitas untuk menghadapi kemungkinan ekspansi ke depan.
2.5.1 Lay Out Pabrik
Tata letak pabrik merupakan suatu pengaturan yang optimal dari
seperangkat fasilitas-fasilitas dalam pabrik. Tata letak yang tepat sangat penting
untuk mendapatkan efisiensi, keselamatan, dan kelancaran kerja para pekerja serta
keselamatan proses.
Untuk mencapai kondisi yang optimal, maka hal-hal yang harus
diperhatikan dalam menentukan tata letak pabrik adalah :
1. Pabrik gipsum ini merupakan pabrik baru (bukan pengembangan),
sehingga penentuan lay out tidak dibatasi oleh bangunan yang ada.
2. Kemungkinan perluasan pabrik sebagai pengembangan pabrik di masa
commit to user
Bab II Deskripsi Proses
3. Faktor keamanan sangat diperlukan untuk bahaya kebakaran dan
ledakan, maka perencanaan lay out selalu diusahakan jauh dari sumber
api, bahan panas, dan dari bahan yang mudah meledak, juga jauh dari
asap atau gas beracun.
4. Sistem kontruksi yang direncanakan adalah out door untuk menekan
biaya bangunan dan gedung, dan juga karena iklim Indonesia
memungkinkan konstruksi secara out door.
5. Lahan terbatas sehingga diperlukan efisiensi dalam pemakaian dan
pengaturan ruangan atau lahan.
(Vilbrant, 1959)
Secara garis besar lay out dibagi menjadi beberapa bagian utama, yaitu :
a. Daerah administrasi/perkantoran, laboratorium dan ruang kontrol
Merupakan pusat kegiatan administrasi pabrik yang mengatur
kelancaran operasi. Laboratorium dan ruang kontrol sebagai pusat
pengendalian proses, kualitas dan kuantitas bahan yang akan diproses
serta produk yang dijual.
b. Daerah proses
Merupakan daerah dimana alat proses diletakkan dan proses
berlangsung.
c. Daerah penyimpanan bahan baku dan produk.
commit to user
Bab II Deskripsi Proses
d. Daerah gudang, bengkel dan garasi.
Merupakan daerah untuk menampung bahan-bahan yang diperlukan
oleh pabrik dan untuk keperluan perawatan peralatan proses.
e. Daerah utilitas
Merupakan daerah dimana kegiatan penyediaan bahan pendukung
proses berlangsung dipusatkan.
(Vilbrant, 1959)
Tabel 2.13. Perincian luas tanah pabrik
No Area Luas ( m2 )
1 Pos Keamanan 150
2 Jalan, dan taman 5400
3 Kantor Administrasi 1200
4 Laboratorium 450
5 Poliklinik 225
6 Masjid 265
7 Kantin 300
8 Bengkel dan Perlengkapan 400
9 Packaging dan Gudang 700
10 Daerah Proses 3560
11 Perluasan Pabrik 3900
12 Utilitas 2115
commit to user
Total luas tanah 21000
Expansion area Plant area Plant utilities Fire
commit to user
Bab II Deskripsi Proses
2.5.2 Lay Out Peralatan .
Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam menentukan lay out peralatan
proses pada Pabrik Gipsum, antara lain :
1. Aliran bahan baku dan produk
Pengaliran bahan baku dan produk yang tepat akan memberikan
keuntungan ekonomi yang besar serta menunjang kelancaran dan
keamanan produksi.
2. Aliran udara
Aliran udara di dalam dan di sekitar area proses perlu diperhatikan
kelancarannya. Hal ini bertujuan untuk menghindari terjadinya
stagnasi udara pada suatu tempat sehingga mengakibatkan akumulasi
bahan kimia yang dapat mengancam keselamatan pekerja.
3. Cahaya
Penerangan seluruh pabrik harus memadai dan pada tempat-tempat
proses yang berbahaya atau beresiko tinggi perlu adanya penerangan
tambahan.
4. Lalu lintas manusia
Dalam perancangan lay out pabrik perlu diperhatikan agar pekerja
dapat mencapai seluruh alat proses dangan cepat dan mudah. Hal ini
bertujuan apabila terjadi gangguan pada alat proses dapat segera
diperbaiki. Keamanan pekerja selama menjalani tugasnya juga
commit to user
Bab II Deskripsi Proses
5. Pertimbangan ekonomi
Dalam menempatkan alat-alat proses diusahakan dapat menekan biaya
operasi dan menjamin kelancaran dan keamanan produksi pabrik.
6. Jarak antar alat proses
Untuk alat proses yang mempunyai suhu dan tekanan operasi tinggi
sebaiknya dipisahkan dengan alat proses lainnya, sehingga apabila
terjadi ledakan atau kebakaran pada alat tersebut maka kerusakan dapat
diminimalkan.
(Vilbrant, 1959)
Tata letak alat-alat proses harus dirancang sedemikian rupa sehingga :
- Kelancaran proses produksi dapat terjamin
- Dapat mengefektifkan luas lahan yang tersedia
- Karyawan mendapat kepuasan kerja agar dapat meningkatkan
commit to user
Bab II Deskripsi Proses TP-01
TP-01
TP-02
TP-02
TP-02 TP-02
G
S S
M R RDVF RD
CR
Keterangan :
TP-01 : Tangki penyimpan asam sulfat
TP-02 : Tangki penyimpan air
G : Gudang
S : Silo
M : Mixer
R : Reaktor
RDVF : Rotary Drum Vacum Filter
RD : Rotary Dryer
CR : Controll Room
commit to user
Bab III Spesifikasi Peralatan Proses
BAB III
SPESIFIKASI PERALATAN PROSES
3.1. Alat Utama
3.1.1. Reaktor
Kode : R
Fungsi : Tempat berlangsungnya reaksi antara CaCO3
(Batuan Kapur) dengan H2SO4 (Asam sulfat)
membentuk CaSO4.2 H2O (Kalsium sulfat
dihidrat) dan CO2 (Karbondioksida)
Tipe : Reaktor Alir Tangki Berpengaduk (RATB)
Bahan : Carbon Steel SA 283 Grade C
Kondisi Operasi
Suhu : 93,3 °C
Tekanan : 1 atm
Jumlah : 1 buah
Waktu tinggal : 10 menit
Dimensi Reaktor
Diameter : 2,1014 m
Tinggi : 2,1014 m
Tebal Shell : 0,0048 m
Head dan Bottom
Tipe : Torispherical Dished Head
Tebal : 0,0079 m
Tinggi : 0,4130 m
Tinggi total reaktor : 2,9273 m
Pengaduk
commit to user
Bab III Spesifikasi Peralatan Proses
Diameter : 0,7006 m
Lebar blade : 0,1401 m
Lebar baffle : 0,3573 m
Daya : 21 HP
Koil pendingin
Pendingim : Air
Suhu masuk : 30˚C
Suhu keluar : 50˚C
Jumlah : 22 putaran
Pipa Koil
IPS : 1,5 in = 0,0381 m
OD : 1,9 in = 0,0483 m
SN : 40
ID : 12,75 in = 0,5398 m
Susunan koil : Helix
Tinggi koil : 1,9617 m
Volume koil : 4,5814 m3
Konstruksi : Stainless steel SA -167 Grade 11 type 316
( 18 Cr-10 Ni-2Mo)
3.1.2. Mixer
Kode : M
Fungsi : Membuat larutan H2SO4 encer 50% berat
Jenis : Tangki silinder tegak dengan bentuk atap dan
dasarnya torispherical dan dilengkapi dengan
pengaduk
Jumlah : 1 Buah
commit to user
Bab III Spesifikasi Peralatan Proses
Bahan : Stainless Steel SA 167 Grade 11 Tipe 316
Kondisi
Suhu : 30 °C
Tekanan : 1 atm
Dimensi
Diameter : 1,7010 m
Tinggi : 3,4020 m
Tebal Shell : 0,0048 m
Tebal Head : 0,0064 m
Tinggi Head : 0,3118 m
Tinggi Total : 4,0255 m
Pengaduk
Tipe : Turbine Impeller With 6 Flat Blade
Diameter : 0,5670 m
Kecepatan : 199,0336 rpm
Power : 30 hp
Koil pendingin
Pendingin : air
Suhu masuk : 30˚C
Suhu keluar : 50˚C
Jumlah : 28 putaran
Pipa Koil
IPS : 1,5 in
OD : 1,9 in = 0,0483 m
commit to user
Bab III Spesifikasi Peralatan Proses
ID : 1,61 in = 0,0409 m
Susunan koil : Helix
Tinggi koil : 1,3528 m
Volume koil : 2,5693 m3
Konstruksi : Stainless steel SA -167 Grade 11 type 316
( 18 Cr-10 Ni-2Mo)
3.1.3. Filter
Kode : RDVF
Fungsi : Untuk memisahkan padatan gipsum dengan
larutan asam sulfat dan air.
Tipe : Rotary Drum Vacuum Filter
Bahan konstruksi : Carbon SteelSA 283 Grade C
Jumlah : 1 buah
Kondisi Operasi
Suhu : 93,3 °C
Tekanan : 1 atm
Dimensi
Diameter : 3,3146 m
Panjang : 6,6291 m
Rpm : 0,7573 Rpm
Jumlah putaran : 46 siklus per jam
commit to user
Bab III Spesifikasi Peralatan Proses 3.1.4. Dryer
Kode : RD
Fungsi : Mengurangi kandungan air dalam Gipsum.
Tipe : Direct contact counter currentRotary Dryer
Bahan konstruksi : Carbon Steel SA – 283 Grade C
Jumlah : 1 buah
Kondisi operasi
Suhu bahan masuk : 93,33 oC Suhu udara masuk : 177 oC Suhu bahan keluar : 97,5 oC Suhu udara keluar : 100,2 oC Diameter : 2,42 m
Panjang : 12,26 m
commit to user
Bab III Spesifikasi Peralatan Proses
3.2. Alat Pendukung
3.2.1. Tangki Penyimpan Bahan Baku
Tabel 3.1 Spesifikasi Tangki Penyimpanan bahan Baku
Kode TP-01 TP-02
Fungsi Menyimpan bahan baku
asam sulfat untuk masa
produksi selama 14 hari .
Menyimpan bahan baku
air proses untuk 14 hari
penyimpanan .
Tipe Silinder tegak (vertical
cylinder) dengan dasar
datar (flat bottom) dan
bagian atas conical roof.
Silinder tegak (vertical
cylinder) dengan dasar
datar (flat bottom) dan
bagian atas conical roof.
Jumlah 4 buah 2 buah
Waktu Penyimpanan 14 Hari 14 Hari
Bahan konstruksi Carbon Steel SA 283
Grade C
Carbon Steel SA 283
Grade C
Volume Tangki 3115,7733 m3 1850,5767 m3
Penyimpanan 12463,0933 m3 3701,1538 m3
commit to user
Bab III Spesifikasi Peralatan Proses Tinggi
Fungsi : Untuk memanaskan udara sebagai media pemanas
commit to user
Bab III Spesifikasi Peralatan Proses
Tube
Shell
:
:
Cast Steel
Carbon Steel SA 283 Grade C
Spesifikasi Tube
Fungsi : Mengangkut batuan kapur dari gudang untuk
diumpankan ke reaktor
Tipe : Closed Belt Conveyor
Jumlah : 1 buah
Panjang : 3 m
Kecepatan belt : 60,4277 ft/mnt
commit to user
Bab III Spesifikasi Peralatan Proses Bahan
Idler : Carbon Steel SA 283 Grade C
Belt : karet
Casing : Carbon Steel SA 283 Grade C
3.2.4. Blower
Kode : BL
Fungsi : Mengalirkan udara yang akan dipakai
sebagai udara pemanas dalam dryer
Tipe : Centrifugal blower
Jumlah : 1 buah
Kondisis operasi
Suhu
Tekanan
:
:
35 oC 1 atm
Tenaga motor : 32 Hp
3.2.5. Hopper
Tabel 3.2 Spesifikasi Hopper
Kode H-01 H-02
Fungsi Tempat menampung
batuan kapur sebelum
diumpankan reaktor
Tempat menampung cake
dari filter sebelum
commit to user
Bab III Spesifikasi Peralatan Proses
Kode H-01 H-02
Tipe Tangki silinder dengan
conical bottom
Tangki silinder dengan
conical bottom
Jumlah 1 buah 1 buah
Bahan Konstruksi Carbon steel SA-283
grade C
Fungsi : Menyeragamkan ukuran produk (50 mikron)
commit to user
Bab III Spesifikasi Peralatan Proses
T = 81,3 °C
Jenis : Vibrating Screen Single Deck
Kapasitas : 31,5657 ton/jam
Luas ayakan : 47,7906 ft2
Tenaga : 21 HP
Material : Carbon Steel SA 283 Grade C
3.2.7. Silo Penyimpanan Gipsum (CaSO4.2H2O)
Kode : S
Tugas : Menyimpan produk gipsum selama 7 hari
Jumlah : 2 Buah
Kapasitas : 48267,53 ft3 = 1366,83 m3 Kondisi penyimpanan
Tekanan : 1 atm
Suhu : 30˚C
Dimensi:
Diameter : 33,7726 ft = 10,2940 m
Tinggi : 80,0734 ft = 24,4067 m
Tebal shell : 0,5 in
Kapasitas 250.000 ton/tahun
Bab III Spesifikasi Peralatan Proses
3.2.8. Screw Conveyor
Tabel 3.3 Spesifikasi Screw conveyor
Kode SC-01 SC-02
Fungsi Mengumpankan batuan kapur ke Reaktor Mengumpankan cake dari filter ke dryer
Jumlah 1 buah 1 buah
Panjang 3,0480 m 3,048 m
Diameter of flight 0,2540 m 0,254 m
Diameter of pipe 0,0635 m 0,0635 m
Diameter of shaft 0,0508 m 0,0508 m
Tenaga motor 1 Hp 2 Hp
Kecepatan 55 rpm 80 rpm
Kapasitas 250.000 ton/tahun
Bab III Spesifikasi Peralatan Proses
3.2.9. Bucket Elevator
Tabel 3.4 Spesifikasi Bucket Elevator
Kode BE-01 BE-02 BE-03
Tugas Mengangkut batuan kapur dari
belt conveyor ke Hopper-01
Mengangkut cake dari screw
feeder ke Hopper-02
Mengangkut produk gipsum
dari dryer ke silo
Tipe Continuous bucket elevator Continuous bucket elevator Continuous bucket elevator
Jumlah 1 buah 1 buah 1 buah
Kecepatan bucket 82,8723 ft/menit 147,7840 ft/menit 135,281 ft/menit
Tenaga motor 2 Hp 3 Hp 3 Hp
Ukuran bucket 8 x 5,5 x 7,75 in 8 x 5,5 x 7,75 in 8 x 5,5 x 7,75 in
Bahan: - Belt
- Bucket & Casing
Karet
Carbon Steel SA 283 Grade C
Karet
Carbon Steel SA 283 Grade C
Karet
Kapasitas 250.000 ton/tahun
Bab III Spesifikasi Peralatan Proses
3.2.10. Pompa
Tabel 3.5 Spesifikasi pompa
Kode P-01 P-02 P-03 P-04 P-05
Tugas Mengalirkan asam
sulfat dari tangki
sulfat dari mixer ke
reaktor.
Mengalirkan produk
slurry dari reaktor
ke filter
Mengalirkan asam
sulfat dari filter ke
mixer
Jenis Single stage
Kapasitas 250.000 ton/tahun
Bab III Spesifikasi Peralatan Proses
commit to user Bab IV Unit Pendukung Proses dan Laboratorium
BAB IV
UNIT PENDUKUNG PROSES DAN LABORATORIUM
4.1 Unit Pendukung Proses
Unit pendukung proses atau sering disebut unit utilitas merupakan bagian
yang penting untuk menunjang berlangsungnya proses dalam suatu pabrik. Unit
pendukung proses meliputi : unit pengadaan air, unit pengadaan steam, unit
pengadaan udara tekan, unit pengadaan listrik, unit pengadaan bahan bakar.
Unit pendukung proses yang terdapat dalam pabrik gipsum adalah :
1. Unit pengadaan air
Unit ini bertugas menyediakan dan mengolah air untuk memenuhi kebutuhan
air sebagai berikut :
a. Air proses
b. Air pendingin
c. Air umpan boiler
d. Air konsumsi umum dan sanitasi
2. Unit pengadaan steam
Unit ini bertugas untuk menyediakan kebutuhan steam untuk memanaskan
udara. Udara panas digunakan sebagai pemanas di dryer ( RD ) dan heat
commit to user Bab IV Unit Pendukung Proses dan Laboratorium
3. Unit pengadaan udara tekan
Unit ini bertugas untuk menyediakan udara tekan untuk kebutuhan
instrumentasi pneumatic, untuk penyediaan udara tekan di bengkel dan untuk
kebutuhan umum yang lain.
4. Unit pengadaan listrik
Unit ini bertugas menyediakan listrik sebagai tenaga penggerak untuk
peralatan proses, keperluan pengolahan air, peralatan-peralatan elektronik
atau listrik AC, maupun untuk penerangan. Lisrik di-supply dari PLN dan
dari generator sebagai cadangan bila listrik dari PLN mengalami gangguan.
5. Unit pengadaan bahan bakar
Unit ini bertugas menyediakan bahan bakar untuk kebutuhan boiler dan
generator.
4.1.1. Unit Pengadaan Air
Air yang digunakan adalah air sungai yang diperoleh dari Sungai bawah tanah
di Gua Ngerong, Desa Rengel, Tuban yang tidak jauh dari lokasi pabrik. Untuk
menghindari fouling yang terjadi pada alat-alat penukar panas maka perlu diadakan
pengolahan air sungai. Pengolahan dilakukan secara fisis dan kimia. Pengolahan
tersebut antara lain meliputi screening, pengendapan, penggumpalan, klorinasi,
demineralisasi, dan deaerasi. Diagram alir dari pengolahan air sungai dapat dilihat
commit to user Bab IV Unit Pendukung Proses dan Laboratorium
CL
Gambar 4.1 Diagram Alir Pengolahan Air Sungai
Keterangan :
AE : Anion Exchanger BU : Bak Utilitas
CL : Clarifier KE : Kation Exchanger
PU : Pompa Utilitas TU : Tangki Utilitas
FLO : Tangki Flokulator
Air sungai dialirkan dari sungai ke kolam penampungan dengan
commit to user Bab IV Unit Pendukung Proses dan Laboratorium
untuk menyaring partikel dengan ukuran besar. Pencucian dilakukan secara kontinyu.
Setelah dipompa kemudian dialirkan ke strainer yang mempunyai saringan stainless
steel 0,4 mm dan mengalami pencucian balik secara periodik. Air sungai kemudian
dialirkan ke flokulator. Di dalam flokulator ditambahkan larutan tawas 5%, larutan
kapur 5%. Dari flokulator air sungai kemudian dialirkan ke dalam clarifier untuk
mengendapkan gumpalan partikel-partikel halus. Endapan kemudian dikeluarkan
sebagai blowdown, melalui bagian bawah clarifier. Air sungai kemudian dialirkan ke
saringan pasir untuk menghilangkan partikel-partikel yang masih lolos di clarifier.
Air sungai yang sudah bersih kemudian dialirkan ke bak penampung air bersih. Dari
bak penampung air bersih sebagian dipompa ke kation exchanger yang berfungsi
untuk menukar ion-ion positif/kation (Ca2+, Mg2+, K+, Fe2+, Al3+) yang ada di air umpan. Alat ini sering disebut softener yang mengandung resin jenis
hydrogen-zeolite dimana kation-kation dalam umpan akan ditukar dengan ion H+ yang ada pada
resin. Akibat tertukarnya ion H+ dari kation-kation yang ada dalam air umpan, maka air keluaran kation exchanger mempunyai pH rendah (3,7) dan Free Acid Material
(FMA) yaitu CaCO3 sekitar 12 ppm. FMA merupakan salah satu parameter untuk
mengukur tingkat kejenuhan resin. Pada operasi normal FMA stabil sekitar 12 ppm,
apabila FMA turun berarti resin telah jenuh sehingga perlu diregenerasi dengan
H2SO4 dengan konsentrasi 4%.
Air keluaran kation exchanger kemudian diumpankan ke anion exchanger.