• Tidak ada hasil yang ditemukan

Efektivitas Larvisida Ekstrak Etanol Kulit Manggis (Garcinia mangostana L.) Terhadap Aedes sp.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Efektivitas Larvisida Ekstrak Etanol Kulit Manggis (Garcinia mangostana L.) Terhadap Aedes sp."

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

EFEKTIVITAS LARVISIDA EKSTRAK ETANOL KULIT MANGGIS (Garcinia mangostana L.) TERHADAP Aedes sp.

Jericho Immanuela O., 2016;

Pembimbing I : Dr. Rita Tjokropranoto, dr., M.Sc.

Pembimbing II : Kartika Dewi, dr., M.Kes., Sp.AK., PA(K)

Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah penyakit yang disebabkan oleh virus dengue dan ditularkan melalui cucukan nyamuk Aedes aegypti. Indonesia menjadi negara dengan kasus DBD tertinggi di Asia Tenggara. Salah satu usaha pengendalian vektor DBD pada usia jentik (larva), baik dengan cara biologi yaitu menggunakan musuh-musuh alami maupun dengan cara kimiawi yang menggunakan zat kimia berefek larvisida. Penggunaan zat kimia sintetik secara berlebihan sering memberikan efek samping yang berbahaya. Sehingga perlu dilakukan penelitian menggunakan larvisida alami yang mudah didapatkan dan memiliki efek samping yang minimal yaitu kulit manggis (Garcinia Mangostana L.),

Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui apakah ekstrak kulit manggis memiliki efek larvisida terhadap Aedes sp. dan apakah ekstrak kulit manggis memiliki efek yang berdasarkan nilai p<0,05.

Hasil penelitian persentase larva mati pada kelompok 1 (250 ppm), II (500 ppm), III (750 ppm), IV (1000 ppm), V (1250 ppm), VI (temephos), dan VII (akuades) menunjukkan perbedaan yang sangat signifikan (p<0,01).

Simpulan penelitian adalah Ekstrak Etanol Kulit Manggis berefek sebagai larvisida terhadap Aedes sp. dan memiliki efek yang setara dengan temephos.

Kata kunci : ekstrak etanol kulit manggis, Aedes sp.,larvisida

(2)

vii ABSTRACT

THE LARVACIDAL EFFECT OF MANGOSTEEN RIND (Garcinia mangostana L.) ETHANOL EXTRACT ON Aedes sp.

Jeriho Immanuela O. ., 2016;

1st Tutor : Dr. Rita Tjokropranoto., dr., M.Sc.

2nd Tutor : Kartika Dewi, dr., M.Kes., Sp.AK., PA(K)

Dengue Hemorrhagic Fever (DHF) is a disease caused by Dengue virus and infected through the bite of Aedes aegypti mosquitos. Indonesia became the country with the highest DBD case in Southeast Asia. The control of this disease can be done by cutting the mosquito’s life cycle. Either by way of biology that using the natural enemies as well as by means of a chemical substance use larvacidal effect. But excessive usage of synthetic chemical substance often results with hazardous side effects. That is why a natural, easily obtained, and minimal side effect larvicide is needed, one example is mangosteen rind (Garcinia mangostana L.).

The purpose of this research was to determine whether mangosteen extract possesses larvacidal effect against Aedes sp . and whether the mangosteen peel extract has an effect equivalent to temephos.

Research design was laboratory experiment with completely randomized design. The measured data is the number of larvae died after adminitration of the test substances for 24 hours. ANOVA analysis that showed the value F:228,357, with p: 0,000 followed by Tukey HSD. Significance based on p<0.05.

Research result was the percentage of dead larvae in group treatment I ( 250ppm), II (500ppm), III (750ppm), IV (1000ppm), V (1250ppm), VI (temephos as positif control), and VII (aquadest as negative control ) showed highly significant differences (p<0.01).

Conclusion was mangosteen rind ethanol ekstract had an effect as larvicide against Aedes sp. and the mangosteen rind ethanol extract has an effect equivalent to temephos.

Keywords: ethanol extract mangosteen rind, Aedes sp., larvicide

(3)

viii DAFTAR ISI

Halaman

JUDUL ... i

LEMBAR PERSETUJUAN ... ii

SURAT PERNYATAAN ... iii

ABSTRAK ... iv

ABSTRACT ... v

KATA PENGANTAR ... vii

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL ... xii

DAFTAR GAMBAR ... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiv

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Identifikasi Masalah ... 2

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian ... 2

1.4 Manfaat Penelitian ... 2

1.4.1 Manfaat Akademis ... 2

1.4.2 Manfaat Praktis ... 2

1.5 Kerangka Pemikiran ... 3

1.6 Hipotesis Penelitian ... 4

(4)

ix BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Nyamuk Aedes sp. ... 5

2.1.4 Tempat Perkembangbiakan ... 11

2.2 Penyakit yang Disebabkan Oleh Nyamuk Aedes sp. ... 11

BAB III BAHAN DAN METODE PENELITIAN 3.1 Bahan, Alat, dan Subjek Penelitian ... 18

3.1.1 Bahan Penelitian ... 18

3.1.2 Alat Penelitian ... 18

(5)

x

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian ... 24

4.2 Pembahasan ... 28

4.3 Pengujian Hipotesis ... 29

(6)

xi

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Rerata dan Persentase Jumlah Larva yang Mati Setelah 24 Jam ... 24

Tabel 4.2 Hasil Uji Normalitas Metode Shapiro-Wilk ... 25

Tabel 4.3 Uji Statistik Levene ... 25

Tabel 4.4 Perbedaan Rerata Kematian Larva antar Kelompok Perlakuaan ... 26

Tabel 4.5 Hasil Tukey HSD ... 26

(7)

xii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Bagan Mekanisme Kerja Senyawa Aktif Buah Manggis ... 4

Gambar 2.1 Perbedaan Punggung Nyamuk Aedes Aegypti dan Aedes Albopticus ... 7

Gambar 2.2 Telur Aedes sp. ... 8

Gambar 2.3 Larva Aedes aegypti ... 9

Gambar 2.4 Pupa Aedes sp. ... 9

Gambar 2.5 Nyamuk Dewasa Aedes sp. ... 10

Gambar 2.6 Struktur Temephos ... 14

Gambar 2.7 Buah Manggis (Garnicia magnostana L.) ... 15

Gambar 3.1 Bagan Proses Ekstraksi Kulit Manggis ... 21

Gambar L 1.1 Alat Percobaan ... 34

Gambar L 1.2 Bubuk Abate ... 34

Gambar L 1.3 Lab SITH ITB ... 34

Gambar L 1.4 Larva Aedes sp. ... 34

Gambar L 1.5 Ekstrak Etanol Kulit Manggis ... 34

Gambar L 1.6 Ekstrak Etanol Kulit Manggis Berbagai Konsentrasi. ... 34

(8)

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Foto-Foto Penelitian ………...…… 34

Lampiran 2. Perhitungan Dosis ……….. 35

Lampiran 3. Uji Statistik Parametrik ANAVA Satu Arah ………. 36

Lampiran 4. Uji Statistik HSD ………..…. 38

(9)

1 BAB I PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Demam Berdarah Dengue (DBD) disebabkan oleh virus dengue yang ditularkan ke manusia melalui cucukan nyamuk Aedes aegepti. DBD banyak ditemukan di daerah tropis dan sub tropis. Asia menempati urutan pertama dalam jumlah penderita DBD setiap tahun. Sejak tahun 1968 hingga tahun 2009, World Health Organization (WHO) mencatat Indonesia sebagai negara dengan kasus

DBD tertinggi di Asia Tenggara. Diketahui bahwa DBD adalah self-limiting disease. Menjadi berbahaya jika terjadi dampak lanjutan, misalnya Dengue Shock

Syndrome (Kementrian Kesehatan RI, 2010).

Jumlah kasus DBD di Indonesia pada tahun 2010 sebanyak 156.086 kasus dengan jumlah kematian sebesar 1.358 orang. Dengan demikian, Incident Rate DBD pada tahun 2010 adalah 65,7 per 100.000 penduduk dan case fatality rate sebesar 0,87% (Kemenkes RI, 2010). Pada tahun 2014, sampai pertengahan bulan Desember tercatat penderita DBD di 34 propinsi di Indonesia sebanyak 71.668 orang, dan 641 diantaranya meninggal dunia. Angka tersebut lebih rendah dibandingkan tahun sebelumnya, yakni tahun 2013 dengan jumlah penderita sebanyak 112.511 orang dan jumlah kasus meninggal sebanyak 871 penderita (Kementrian Kesehatan RI, 2015).

Salah satu usaha pengendalian vektor DBD dengan cara memberantas jentik nyamuk, baik dengan cara biologi yaitu menggunakan musuh-musuh alami maupun dengan cara kimiawi yang menggunakan zat kimia berefek larvisida (Suyanto, 2008). Ada beberapa jenis larvisida yakni larvisida alami dan larvisida kimia. Larvisida yang biasa digunakan masyarakat adalah bubuk temephos yang ditebarkan di air.

Usaha pengurangan jentik nyamuk dengan zat kimia sintetik secara berlebihan sering memberikan efek samping yang berbahaya, seperti gangguan pernafasan dan pencernaan (United States Department of Labor, 2012). Oleh karena itu,

(10)

2

dibutuhkan larvisida alami yang mudah, yaitu kulit buah manggis (Garcinia mangostana L.) memiliki kandungan senyawa aktif yaitu alfa-mangostin,

alkaloid, saponin, steroid, flavonoid dan tanin yang bersifat larvisida.

1.2Identifikasi Masalah

 Apakah ekstrak etanol kulit manggis memiliki efek larvisida terhadap Aedes sp.

 Apakah ekstrak etanol kulit manggis memiliki efek larvasida yang setara dengan temephos terhadap Aedes sp.

1.3Maksud dan Tujuan Penelitian

Maksud penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah Ekstrak Kulit Manggis memiliki efek Larvisida terhadap vektor DBD

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah Ekstrak Kulit Manggis memiliki efek larvisida terhadap Aedes sp. dan memiliki efek yang setara dengan temephos.

1.4Manfaat Penelitian

1.4.1 Manfaat Akademis

Menambah pengetahuan bidang herbal dan parasitologi tentang bentuk sediaan larvisida, terutama ekstrak kulit manggis sebagai salah satu cara pencegahan perkembangan vektor DBD yaitu Aedes sp.

1.4.2 Manfaat Praktis

Manfaat praktis dari percobaan ini adalah ditemukannya alternatif penggunaan larvisida alami sebagai pengendali populasi nyamuk Aedes sp.

(11)

3 1.5 Kerangka Pemikiran

Nyamuk Aedes sp. merupakan vektor dari virus yang dapat menyebabkan penyebaran penyakit pada manusia. Penyakit tersebut antara lain, Demam Berdarah Dengue (DBD), Chikungunya, Yellow Fever dan Zika Virus (Fischer, 2015).

Kematian larva diduga disebabkan oleh senyawa metabolit sekunder yang terdapat dalam kulit manggis berupa alfa-mangostin, alkaloid, steroid, saponin, flavonoid, dan tanin. (Shadana, 2014)

Alfa-mangostin menekan aktivitas esterase menyebabkan menurunnya

metabolisme lipid dalam larva, mengurangi protein terlarut total dan mengurangi massa tubuh rata-rata pada larva setelah 24 jam paparan alfa-mangostin dari manggis (Larson, 2011).

Alkaloid dalam kulit manggis menimbulkan rasa pahit sehingga akan

menggangu proses pengambilan makanan oleh larva dan mengganggu sistem pernafasan maupun sistem saraf larva melalui aksi toksik (Shadana, 2014; Robinson, 1995).

Saponin dapat menurunkan tegangan permukaan selaput mukosa traktus

digestivus larva sehingga dinding traktus digestivus larva nyamuk menjadi korosif (Sashi dan Ashoke, 1991).

Flavonoid merupakan senyawa pertahanan tumbuhan yang dapat bersifat

menghambat selera makan larva dan juga bersifat toksik. Flavonoid juga bekerja sebagai inhibitor kuat pernafasan larva sehingga mengakibatkan kematian pada larva (Robinson, 1995; Tinneke Lumowa, 2015).

Tanin dapat menekan aktivitas enzim protease dan amilase pada saluran

pencernaan larva sehingga kemampuan untuk mencerna makanan menurun. Tanin dapat mengikat protein pada saluran cerna yang diperlukan untuk proses pertumbuhan, sehingga proses penyerapan protein dalam sistem pencernaan terganggu. Respon larva pada senyawa ini adalah menurunnya laju pertumbuhan dan gangguan nutrisi pada larva nyamuk (Dinata, 2008).

(12)

4

Gambar 1.1 Bagan Mekanisme Kerja Senyawa Aktif Buah Manggis (Harborne, 1987; Dinata, 2008; Shadana, 2014)

1.6Hipotesis Penelitian

Ekstrak Etanol Kulit Manggis (Garcinia mangostana L.) mempunyai efek larvisida terhadap Aedes sp.

Ekstrak Etanol Kulit Manggis (Garnicia mangostana L.) dengan konsentrasi 1250 ppm memiliki efek larvisida setara dengan temephos terhadap Aedes sp.

(13)

31

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

1. Ekstrak Etanol Kulit Manggis memiliki efek larvisida terhadap larva Aedes sp. 2. Ekstrak Etanol Kulit Manggis dengan konsentrasi 1250 ppm memiliki efek

yang setara dengan temephos.

5.2 Saran

1. Perlu dilakukan penelitian tentang penggunaan Ekstrak Etanol Kulit Manggis (Garcinia mangostana L.) sebagai larvisida terhadap genus nyamuk lain. 2. Perlu dilakukan penelitian menggunakan bagian lain dari buah manggis. 3. Perlu dilakukan Uji Toksisitas dan uji efek samping untuk mengetahui efek

samping dari tanaman buah manggis.

(14)

i

EFEKTIVITAS LARVISIDA EKSTRAK ETANOL

KULIT MANGGIS (Garcinia mangostana L.)

TERHADAP Aedes sp.

KARYA TULIS ILMIAH

Karya Tulis ini Dibuat sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran

JERICHO IMMANUELA O.

1210155

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA

BANDUNG

(15)

vi

KATA PENGANTAR

Terima kasih penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat, rahmat dan penyertaanNya sehingga saya dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah yang berjudul “Efektivitas Larvisida Ekstrak Kulit Manggis (Garcinia mangostana L.) Terhadap Aedes sp.”, yang merupakan salah satu persyaratan akademik untuk memperoleh gelar Sarjana Kedokteran (S.Ked) di Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Maranatha Bandung.

Dalam melakukan penelitian dan penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini, saya mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Rita Tjokropranoto, dr., M.Sc selaku pembimbing utama yang telah meluangkan waktu, tenaga, dan pikiran untuk membantu, membimbing, dan memberi saran selama penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini.

2. Kartika Dewi, dr., M.Kes., Sp.AK., PA(K) selaku pembimbing pendamping yang telah bersedia meluangkan waktu, bimbingan, dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini.

3. Staf Laboratorium Parasitologi Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Maranatha, Pak Samuel atas segenap bantuan yang telah diberikan selama penulis melakukan penelitian.

4. Pak Suyitno selaku petugas Laboratorium Entomologi Sekolah Ilmu dan Teknologi Hayati Institut Teknologi Bandung, yang telah membantu dalam persiapan penelitian.

5. Kedua orang tua saya, Djeni Rusdjanto dan Maria Margaretha Sutisna serta adik saya Jessica Maria Rusdjanto yang selalu memberikan doa, bantuan, serta motivasi dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.

(16)

vii

7. Kepada berbagai pihak yang tidak dapat disebutkan satu-persatu yang telah membantu penulis menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.

Saya berharap agar Karya Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat bagi para mahasiswa/mahasiswi Fakultas Kedokteran, masyarakat, dan perkembangan ilmu kedokteran.

Bandung, November 2016 Penulis

(17)

32

DAFTAR PUSTAKA

Kemenkes RI. (2010). Buletin Jendela Epidemiologi Demam Berdarah Dengue. Pusat Data dan Surveilans Epidemiologi Kementrian Kesehatan RI, 2, 1.

Kementrian Kesehatan RI. (2015). Profil Kesehatan Indonesia 2014. Health Statistics, 154.

Labor, U. S. (2012). Occupational Safety And Health Guideline For Temephos.Retrieved from http://www.osha.gov/SLTC/healthguidelines/ temephos/recognition.html

Larson R.T. (2011). The Biological Activity of Alpha-Mangostin, a LarvicidalBotanic Mosquito Sterol Carrier Protein-2 inhibitor. J med Entomol. US.

Shadana, M. (2014). Efek larvisida ekstrak etanol daun pepaya (carica papaya). Universitas Riau.

Robinson, T. (1995). Kandungan Organik Tumbuhan Tinggi Edisi ke-4. (K.Padmawinata, Trans.). Bandung: ITB Press

Lumowa, T., & Nova, P. (2015). Larvicidal Activity of Syzygium plyanthum W. leaf extracts against Aedes Aegypti L Larvae. Program Health Science, 5(1), 103.

Dinata, A. (2008). Pemberantasan Penyakit Bersumber Binatang. Retrieved from

http://www.litbang.depkes.go.id/lokaciamis/artikel/nyamuk-arda.html

Djakaria. (2008). Pendahuluan Entomologi. Jakarta.

Hasan, W. (2006). Mengenal Nyamuk Aedes aegypti Vektor Demam Berdarah Dengue. Info Kesehatan Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara Volume X, Nomor 1, Juni 2006. Medan.

Soegijanto, S. (2006). Demam Berdarah Dengue. Airlangga University Press, Surabaya.

(18)

33

Centers for Disease Control and Prevention. (2013). Clinical Description for Case Definition : Dengue. Retrieved January 31, 2016, from Centers for Disease

Control and Peevention:

http://www.cdc.gov/dengue/clinicalLab/caseDef.html

Herms, W. (2006). Medical Entomology with Special Reference to the Health and Well-being of Man Animals Ed III. New York: Macmillan.

Lestari, B. D., Gama, Z. P., & Rahardi, B. (2010). Identifikasi Nyamuk di Kelurahan Sawojajar Kota Malang. Malang: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Brawijaya.

Zulkoni, A. (2011). Parasitologi untuk Keperawatan, Kesehatan Masyarakat dan Teknik Lingkungan. Yogyakarta: Mulia Medika.

Fischer, M. (2015). Dengue, Chikungunya and Other Mosquito-Borne Disease. CDC Pulic Health Grand Grounds, 3.

NSW Health Goverment. (2010). Retrieved from www.health.nsw.gov.au

Organization, World Health. (n.d.). Impact of Dengue. Retrieved October 14, 2011, from

http://www.who.int/csr/disease/dengue/impact/en/index.html

Northern Teritory Government. (2013). Retrieved from www.nt.gov.au/health

Department of Defense USA. (2016). Aedes Msoquito Vector Control. Armed Forces Vest Management Board Technical Guide, 47, 19-25.

Nugroho, A. D. (2013). Perbedaan Jumlah Kematian Larva Aedes aegypti Setelah Pemberian Abate Dibandingkan Dengan Pemberian Serbuk Serai (Andropogon nardus). 2.

Shadana, M. (2014). Efek larvisida ekstrak etanol daun pepaya (carica papaya). Universitas Riau.

Gambar

Tabel 4.5 Hasil Tukey HSD ................................................................................
Gambar 1.1 Bagan Mekanisme Kerja Senyawa Aktif Buah Manggis

Referensi

Dokumen terkait

We are grateful to the USGS and the South African National Geospatial Information (NGI) of the Department of Rural Development and Land Reform for the provision of

Pemantauan kadar obat di dalam darah adalah suatu cara yang digunakan untuk dasar pemberian obat yang optimal berdasarkan konsentrasi target (C target) sehingga dengan

Pengobatan yang dapat dilakukan untuk robekan jalan lahir adalah dengan memberikan uterotonika setelah lahirnya plasenta, obat ini tidak boleh diberikan sebelum bayi lahir.

mengontrol desakan hati, mengatur suasana hati (mood) berempati serta kemampuan bekerja sama. Kedua jenis intelegensi ini sangat diperlukan dalam proses pembelajaran

Untuk mengkaji hubungan ini maka perlu dilakukan penelitian yaitu “ Hubungan Gaya Kepemimpinan Kepala Madrasah dan Pola Komunikasi Organisasi Dengan Motivasi Kerja Guru

Isolasi Senyawa Aktif Antioksidan Dari Fraksi n-Heksana Tumbuhan Paku Nephrolepis Falcata (Cav.) C.. untuk dipublikasikan atau ditampilkan di internet atau media lain

Komponen ini terbentuk dari variabel yang penting dalam mempengaruhi keputusan konsumen membeli beras organik, tetapi sering dihiaraukan oleh konsumen dan pelaku

Kesimpulannya adalah bahwa melalui strategi REACT dengan setting Teams Games Tournament dapat meningkatkan pemahaman matematis siswa kelas VII D SMP Negeri