• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGGUNAAN STRATEGI PREDICT–OBSERVE–EXPLAIN (POE) UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP SISWA SMP PADA MATERI TEKANAN.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGGUNAAN STRATEGI PREDICT–OBSERVE–EXPLAIN (POE) UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP SISWA SMP PADA MATERI TEKANAN."

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

ABSTRACT ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... viii

DAFTAR LAMPIRAN ... ix

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 5

C. Batasan Masalah ... 5

D. Tujuan Penelitian ... 6

E. Manfaat Penelitian ... 6

F. Penjelasan Istilah ... 6

BAB II PENGUASAAN KONSEP, STRATEGI POE DAN MODEL INKUIRI ... 8

A. Konsep ... 8

B. Penguasaan Konsep ... 11

C. Strategi Pembelajaran ... 14

D. Strategi Pembelajaran Prediction-Observation-Explanation (POE) .... 15

E. Model Pembelajaran Inkuiri ... 17

F. Matriks Pembelajaran Inkuiri dan Strategi POE dengan Penguasaan Konsep ... 21

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 24

A. Metode dan Desain Penelitian ... 24

B. Lokasi Penelitian ... 24

C. Populasi dan Sampel Penelitian ... 25

D. Instrumen Penelitian... 25

(2)

F. Teknik Pengumpulan Data ... 31

G. Teknik Pengolahan Data ... 31

H. Prosedur Penelitian... 32

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 34

A. Hasil Penelitian ... 34

B. Pembahasan ... 38

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 47

A. Kesimpulan ... 47

B. Rekomendasi ... 47

DAFTAR PUSTAKA ... 49

(3)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Berdasarkan tinjauan kurikulum 2006 proses pembelajaran pada setiap satuan pendidikan dasar dan menengah harus interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, dan memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreatifitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. Mata pelajaran Fisika merupakan salah satu mata pelajaran dalam rumpun IPA yang diberikan pada siswa sekolah menengah, baik Sekolah Menengah Pertama maupun Sekolah Menengah Atas. Mata pelajaran ini, sama halnya dengan mata pelajaran lainnya memiliki tujuan, “agar berkembangnya potensi peserta didik sehingga menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab” (Pasal 3 dan Penjelasan atas UU RI No.20 tahun 2003).

Dalam pelaksanaan pembelajaran Fisika, siswa sering tidak menangkap esensi dari suatu pembelajaran Fisika, sehingga perkembangan potensi, kreatifitas, kemandirian siswa seperti yang telah tercantum dalam tujuan utama pendidikan, tidak dapat tergali dengan baik. Persepsi siswa berikutnya, Fisika merupakan mata pelajaran yang sulit. Hal tersebut tentu tidak terlepas dari strategi, metode, dan model pembelajaran yang digunakan dalam pembelajaran yang ternyata lebih sering berupa ceramah. Kurangnya motivasi dalam metode ceramah menyebabkan tidak munculnya minat siswa untuk belajar Fisika. Dengan demikian, akan sulit memunculkan penguasaan konsep pada siswa yang berdampak pada rendahnya prestasi belajar siswa.

(4)

Padahal, apabila guru menggunakan metode, model, dan strategi pembelajaran yang sama dalam menyampaikan materi atau konsep pelajaran akan menimbulkan kebosanan pada siswa. Hal tersebut sama halnya dengan Sekolah Menengah Pertama yang merupakan tempat penelitian ini, berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan pada bulan Februari 2012 di salah satu SMP di kota Bandung, dalam kesehariannya guru fisika di sekolah tersebut lebih sering menggunakan metode ceramah dalam menyampaikan materi dan siswa terlihat kurang termotivasi untuk belajar. Proses pembelajaran sering kali hanya menekankan pada pengerjaan soal.

Proses pembelajaran yang masih berpusat pada guru menyebabkan siswa hanya terbatas pada mendengarkan, mencatat informasi dari guru dan mengerjakan soal latihan. Kegiatan praktikum di SMP tersebut juga jarang dilaksanakan sehingga kemampuan siswa dalam mengamati kurang terlatih dan kurang menjadi perhatian bagi guru. Demikian juga dengan kemampuan menjelaskan, siswa lebih banyak mendengarkan dan jarang mengemukakan pendapat. Kemampuan di atas harus dilatih dan dibiasakan agar siswa dapat lebih aktif dalam pembelajaran sehingga penguasaan suatu konsep Fisika dapat lebih melekat pada diri siswa dan pada akhirnya konsep tersebut dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Pengalaman PLP pada bulan Februari sampai Mei 2013 di sekolah tersebut mengindikasikan siswa-siswa tidak terbiasa untuk mengamati langsung dan menyampaikan pendapatnya saat pembelajaran. Hal ini terlihat ketika pembelajaran praktikum banyak siswa yang tidak memahami penggunaan alat dan petunjuk praktikum yang diberikan. Saat diminta menjelaskan siswa banyak yang tidak mau dan enggan untuk menyampaikan pendapatnya.

(5)

'DOE' menjadi 'POE'. Dalam suatu studi penelitian, POE diterapkan pada siswa secondary science untuk menyelidiki pemahaman siswa terhadap konsep-konsep

ilmu pengetahuan, (Mthembu, 2006). POE ini sering juga disebut suatu strategi pembelajaran di mana guru menggali pemahaman peserta didik dengan cara meminta mereka untuk melaksanakan tiga tugas utama, yaitu prediksi, observasi,dan memberikan penjelasan.

Memprediksi adalah mengajukan perkiraan tentang sesuatu yang belum terjadi berdasarkan suatu pola yang sudah ada. Kegiatan prediksi dilakukan berdasarkan hasil-hasil pengamatan yang sudah ada kemudian mengemukakan apa yang mungkin terjadi pada keadaan yang belum di amati (Dahar, 1996). Proses-proses seperti prediksi merupakan aspek-aspek penggunaan kognitif secara umum yang dilakukan sejak masa anak-anak. Kemampuan mengamati menggunakan lima indera yaitu penglihatan, pembau, peraba, pengecap dan pendengar. Apabila siswa mendapatkan kemampuan melakukan pengamatan dengan menggunakan beberapa indera, maka kesadaran dan kepekaan mereka terhadap segala hal disekitarnya akan berkembang. Dalam strategi POE, tahap observasi atau mengamati dapat dilaksanakan oleh guru melalui demonstrasi atau oleh siswa sendiri melalui eksperimen. Menjelaskan merupakan bentuk kemampuan berkomunikasi. Siswa harus terbiasa mengemukakan pendapat baik berupa tulisan maupun lisan sehingga ia mampu tampil di depan umum. Ketiga kemampuan di atas penting untuk memenuhi tuntutan Standar Isi Kurikulum.

Hasil penelitian Zuziwe Mthembu (2006), University of Natal, Afrika Selatan dalam jurnalnya yang berjudul “Using the Predict-Observe-Explain

Technique to Enhance the Students’ Understanding of Chemical Reactions“ menunjukkan bahwa POE dapat digunakan oleh guru untuk merancang kegiatan pembelajaran dan strategi dimulai dengan titik pandang siswa bukan guru atau ilmuwan. Penerapan POE mungkin menyebabkan guru lambat dalam mengajar tetapi dapat meningkatkan penguasaan konsep dan keterampilan proses siswa.

Penelitian lain tentang penggunaan strategi POE diantaranya dilakukan oleh

Rani Suryani dalam skripsinya yang berjudul “Penggunaan Strategi Prediction–

(6)

Dalam Penguasaan Konsep Pesawat Sederhana”, Hera Nurhayati dengan judul skripsi “Penerapan Strategi Pembelajaran POE (Predict-Observe-Explain) Untuk Meningkatkan Keterampilan Proses Sains Dan Penguasaan Konsep

Siswa Pada Konsep Difusi Dan Osmosis Di Kelas VIII”, dan Heppy Samosir dengan judul “Model Pembelajaran Predict-Observe-Explain-Write (POEW) untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep Kalor dan Keterampilan Berpikir

Kritis Siswa SMA”. Ketiga penelitian di atas menunjukkan bahwa Strategi POE

dapat meningkatkan penguasaan konsep, keterampilan proses sains, dan kemampuan berpikir kritis siswa.

Salah satu materi Fisika yang harus dikuasai di tingkat SMP kelas VIII adalah materi tekanan. Materi ini merupakan materi yang menarik untuk dijadikan dasar materi penelitian strategi pembelajaran POE. Banyak peristiwa dalam kehidupan sehari-hari yang berhubungan dengan materi tekanan, baik berupa fenomena maupun berupa penerapan dalam teknologi. Peristiwa yang berhubungan dengan materi tekanan diantaranya, saat kita berjalan di tanah yang becek sebaiknya kita menggunakan sepatu yang flat agar sepatu tidak terperosok ke tanah, saat kita hendak mengganti ban mobil dongkrak hidrolik akan mempermudah kita untuk mengangkat mobil dan mengganti ban tersebut, terjadinya angin merupakan bukti adanya tekanan udara, dan sebagainya. Berdasarkan pengamatan dan wawancara dengan guru fisika di sekolah tempat penelitian, pembelajaran materi tekanan di sekolah menggunakan metode diskusi dan ceramah serta satu kali praktikum. Nilai tes tekanan siswa pada umumnya rendah dan jumlahnya kurang dari 70 %, hal itu dapat dilihat berdasarkan dokumen nilai harian siswa SMPN X Bandung pada Tabel 1.1 berikut ini:

Tabel 1.1 Nilai Harian Materi Tekanan Siswa

Nilai Kelas VIII B Interval Nilai Kualifikasi

>9,00 3 (8%) 9,00 – 10,00 A (Amat Baik) 7,55 – 8,99 4 (11%) 7,6 – 8,9 B (Baik) 6,00 – 7,54 30 (81,5%) <7,54 C (Belum Lulus)

Jumlah 37 Siswa

(7)

Berdasarkan uraian-uraian di atas, penulis tertarik untuk melakukan

penelitian mengenai “Penggunaan Strategi Predict-Observe-Explain (POE) untuk

Meningkatkan Penguasaan Konsep Siswa SMP pada Materi Tekanan”. Strategi POE ini diterapkan dalam suatu model pembelajaran yaitu model pembelajaran inkuiri dengan metode eksperimen. Model inkuiri yaitu sebuah model pembelajaran dimana guru berusaha mengarahkan siswa untuk mampu menyadari apa yang sudah didapatkan selama belajar. Sehingga siswa mampu berfikir dan terlibat dalam kegiatan intelektual dan memproses pengalaman belajar itu menjadi sesuatu yang bermakna dalam kehidupan nyata.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka rumusan masalah penelitian ini dijabarkan menjadi beberapa pertanyaan penelitian, yaitu: 1. Bagaimana peningkatan penguasaan konsep siswa pada materi tekanan

dengan menggunakan strategi pembelajaran Predict-Observe-Explain (POE)? 2. Bagaimana profil peningkatan penguasaan konsep siswa untuk setiap jenjang

kognitif C1, C2, C3, dan C4 pada materi tekanan dengan menggunakan strategi pembelajaran Predict-Observe-Explain (POE)?

3. Bagaimana tanggapan siswa terhadap strategi pembelajaran Predict-Observe-Explain (POE)?

C. Batasan Masalah

Agar permasalahan yang diteliti tidak terlalu luas ruang lingkupnya serta terarah kepada tujuan yang akan dicapai, maka permasalahan dalam penelitian ini perlu dibatasi, yaitu sebagai berikut :

1. Penguasaan konsep diukur melalui tes pilihan ganda dengan jenjang kognitif C1, C2, C3, dan C4 berdasarkan taksonomi Bloom yang telah direvisi.

(8)

D. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini secara umum adalah untuk meningkatkan hasil belajar siswa melalui strategi POE. Sedangkan tujuan yang lebih khusus dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk menganalisis peningkatan penguasaan konsep siswa pada materi tekanan dengan menggunakan strategi POE.

2. Untuk mendeskripsikan respon siswa setelah diterapkannya strategi pembelajaran POE.

E. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini adalah diperolehnya bukti empirik tentang keunggulan strategi POE dengan model pembelajaran inkuiri dalam meningkatkan penguasaan konsep pada materi tekanan yang nantinya dapat dimanfaatkan oleh berbagai pihak yang berkepentingan dengan hasil-hasil penelitian ini.

F. Penjelasan Istilah

Untuk menghindari kesalahan dalam penelitian, maka peneliti mengemukakan beberapa penjelasan istilah-istilah yang digunakan, yaitu:

1. Strategi POE

POE adalah singkatan dari Predict-Observe-Explain. POE ini sering juga disebut suatu strategi pembelajaran di mana guru menggali pemahaman peserta didik dengan cara meminta mereka untuk melaksanakan tiga tugas utama, yaitu prediksi, observasi,dan memberikan penjelasan. Strategi pembelajaran Predict-Observe-Explain (POE) pertama kali dikembangkan oleh White dan Gunstone

(Joyce, 2006). Strategi pembelajaran POE membangun pengetahuan melalui suatu urutan proses yaitu dengan terlebih dahulu meramalkan atau memprediksi solusi permasalahan, lalu melakukan eksperimen untuk membuktikan ramalan atau prediksi, dan terakhir menjelaskan hasil eksperimen yang telah dilakukan. Strategi POE diukur melalui lembar observasi.

(9)

guru kemudian mereka memprediksi jawabannya, (2) Observe, pada tahap ini siswa melakukan percobaan untuk mengamati keadaan yang sebenarnya, (3) Explain, pada tahap ini guru meminta peserta didik untuk menjawab pertanyaan

akhir dan menjelaskan perbedaan antara prediksi yang dibuatnya dengan hasil pengamatannya. Adapun proses pembelajaran dengan strategi POE ini digunakan dalam sintaks model pembelajaran inkuiri dengan metode eksperimen.

2. Penguasaan Konsep

(10)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Metode dan Desain Penelitian

Metode penelitian merupakan suatu cara, alat, atau teknik tertentu yang digunakan dalam mengumpulkan data untuk suatu kepentingan penelitian. Suharsimi Arikunto (2006:160) menjelaskan bahwa "Metode penelitian adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data penelitiannya". Hal ini senada dengan Sugiyono (2010:2) yang mengemukakan bahwa "Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu".

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan penguasaan konsep siswa SMP setelah pembelajaran menggunakan strategi POE. Berdasarkan tujuan tersebut metode penelitian yang digunakan adalah metode kuasi eksperimen. Desain penelitian hanya melibatkan satu kelompok saja tanpa adanya kelompok kontrol. Pada kelompok siswa yang diteliti dilakukan treatment berupa penerapan strategi POE dalam pembelajaran di kelas. Sebelum treatment dilaksanakan maka siswa terlebih dahulu mengerjakan soal pre-test kemudian setelah treatment siswa mengerjakan soal post-test. Campbell & Stanley (Arikunto 2010:123) menyebut desain seperti ini adalah „pre-test and post-test

one group design’.

Di dalam desain penelitian ini observasi dilakukan sebanyak 2 kali yaitu sebelum eksperimen dan sesudah eksperimen. Observasi yang dilakukan sebelum eksperimen (01) disebut pre-test dan observasi sesudah eksperimen (02) disebut

post-test. Soal pre-test sama dengan soal post-test. Berikut desain penelitian yang

akan dilakukan:

O1 X O2

Pre-test Treatment Post-test

B. Lokasi Penelitian

(11)

mata kuliah Program Latihan Profesi (PLP) dan setelah dilakukan studi pendahuluan peneliti mendapatkan bahwa di sekolah tersebut khususnya mata pelajaran Fisika strategi pembelajaran yang diteliti belum pernah digunakan oleh guru fisika di sekolah tersebut.

C. Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2010:117). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII yang berjumlah 10 kelas di salah satu SMP Negeri di Bandung tahun ajaran 2012/2013. Menurut Sugiyono, sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Jumlah siswa yang menjadi sampel dalam penelitian ini sebanyak satu kelas di salah satu SMP Negeri di Bandung tahun ajaran 2012/2013. Pengambilan sampel penelitian dengan menggunakan teknik Purposive Sample. Pengambilan sampel yang dilakukan berdasarkan tujuan

tertentu. Pada penelitian ini, sampel ditentukan langsung oleh guru mata pelajaran yang sesuai dengan tujuan penelitian dan perlakuan yang akan diterapkan dalam pembelajaran.

D. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan sebagai alat untuk memperoleh data pada penelitian ini berupa soal tes penguasaan konsep, lembar observasi, dan angket. a) Tes Penguasaan Konsep

(12)

Tabel 3.1 Kisi-kisi Soal Tes Penguasaan Konsep pada Materi Tekanan

Konsep Jenjang Kognitif Jumlah

C1 C2 C3 C4

Tekanan Benda Padat 4 1 2,3,5 5

Tekanan Hidrostatik 6 7,8 10 9 5

Hukum Pascal 12,13 11,14 4

Bejana Berhubungan 15 16 2

Hukum Archimedes 17,21 20 18, 19 5

Tekanan Udara 23 22 24,25 4

Jumlah 6 8 8 3 25

b) Angket

Salah satu media untuk mengumpulkan data dalam penelitian pendidikan maupun penelitian sosial yang paling popular digunakan adalah melalui kuesioner atau lebih dikenal dengan angket (Sukardi, 2008:12). Sedangkan menurut Arikunto, kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan pribadinya, atau hal-hal yang ia ketahui. Angket digunakan untuk mengetahui pendapat siswa terhadap pembelajaran tekanan dengan menggunakan strategi Predict-Observe-Explain (POE). Angket ini berisi pernyataan mengenai kegiatan pembelajaran tekanan dengan menggunakan strategi POE. Angket didistribusikan setelah pembelajaran berlangsung. Angket ini berisi 15 pernyataan dengan 3 kriteria. Kisi-kisi angket tanggapan siswa terhadap pembelajaran dengan strategi POE sebagai berikut:

Tabel 3.2 Kisi-kisi Angket Tanggapan Siswa terhadap Pembelajaran dengan Strategi POE

No Kriteria Nomor

Pernyataan

1 Siswa tertarik terhadap strategi pembelajaran POE, Fisika,

dan materi tekanan 1,2,3,4,5,9,11

2 Pembelajaran POE memudahkan siswa dalam mempelajari

tekanan 6,8,10,14

(13)

c) Lembar Observasi

Lembar observasi dibuat untuk menilai keterlaksanaan strategi yang diterapkan yaitu strategi POE. Lembar observasi yang dimaksud terdiri dari format observasi keterlaksanaan aktivitas siswa dan aktivitas guru yang disesuaikan dengan tahapan strategi pembelajaran POE. Instrumen ini berbentuk rating scale, dengan cara observer memberikan tanda centang () pada kolom

yang sesuai dengan aktivitas yang diamati. Format observasi yang telah disusun tidak mengalami uji coba, tetapi hanya dikoordinasikan kepada para observer yang akan terlibat dalam proses penelitian agar tidak terjadi kesalahpahaman terhadap format observasi tersebut.

E. Pengujian Instrumen

Sebelum digunakan sebagai tes awal dan tes akhir soal-soal tes terlebih dahulu diujicobakan. Uji coba instrumen dilakukan untuk memperoleh informasi mengenai validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran dan daya pembeda. Dalam menganalisis validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran dan daya pembeda perhitungan dilakukan dengan menggunakan Ms. Excel.

1. Validitas

Validitas item berhubungan dengan ketepatan atau kesahihan instrumen yaitu kesesuaian tujuan dengan alat ukur yang digunakan. Untuk mengetahui validitas setiap item soal dilakukan dengan men-judgement soal tes pada dosen dan guru ahli agar soal yang digunakan benar-benar mengukur apa yang akan diukur. Hasil judgement soal dapat dilihat pada Lampiran F.

2. Reliabilitas

Reliabilitas merupakan ukuran sejauh mana suatu tes dapat dipercaya untuk menghasilkan skor yang konsisten. Dalam penelitian ini teknik yang digunakan untuk menentukan reliabilitas tes adalah dengan menggunakan rumus K-R 20 dengan persamaan berikut:

11

=

1

2

−∑

(14)

Keterangan:

r11 = Reliabilitas tes secara keseluruhan

n = Banyaknya Butir soal

st = Standar deviasi dari skor total

p = Proporsi siswa yang menjawab benar q = Proporsi siswa yang menjawab salah ∑pq = Jumlah hasil perkalian antara p dan q

Sedangkan Interpretasi untuk nilai reliabilitas tes adalah sebagai berikut:

Tabel 3.3 Interpretasi Reliabilitas Tes

Koefisien Korelasi Kriteria

0,000 – 0,200 Sangat Rendah 0,200 – 0,400 Rendah 0,400 – 0,600 Sedang 0,600 – 0,800 Tinggi 0,800 – 1,000 Sangat Tinggi

(Arikunto,S 2006:75) 3. Tingkat Kesukaran

Tingkat kesukaran suatu item soal merupakan proporsi dari keseluruhan siswa yang menjawab benar pada item soal tersebut. Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah dan tidak terlalu sukar. Tingkat kesukaran dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

JS B

P  (Arikunto, 2006 : 208)

Keterangan :

P : indeks kesukaran

B : banyaknya siswa yang menjawab soal itu dengan benar JS : jumlah seluruh siswa peserta test

(15)

Tabel 3.4 Interpretasi Tingkat Kesukaran

Daya pembeda merupakan kemampuan suatu soal untuk membedakan siswa yang berkemampuan tinggi dengan siswa yang berkemampuan rendah. Untuk menghitung daya pembeda, digunakan rumus:

B

BA : Jumlah siswa kelompok atas yang menjawab benar untuk tiap soal.

BB : Jumlah siswa kelompok bawah yang menjawab benar untuk tiap soal.

JA : Jumlah keseluruhan siswa kelompok atas

JB : Jumlah keseluruhan siswa kelompok bawah

Sedangkan interpretasi nilai daya pembeda adalah sebagai berikut:

Tabel 3.5 Interpretasi Daya Pembeda

Nilai DP Kriteria

(16)

Tabel 3.6 Rekapitulasi Hasil Analisis Uji Coba Soal Tes Penguasaan Konsep

Reliabilitas = 0,65

No Validitas

Daya Pembeda Tingkat

Kesukaran Kesimpulan

Nilai Kriteria Nilai Kriteria

(17)

F. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Sebelum pembelajaran dengan menggunakan strategi pembelajaran POE,

siswa diberikan tes awal terlebih dahulu, kemudian tes awal tersebut dikumpulkan dan diberi nilai.

2. Selama pembelajaran pada kelas eksperimen observer mengawasi, mengamati, serta mengisi lembar observasi keterlaksanaan strategi pembelajaran POE.

3. Setelah pembelajaran dengan menggunakan strategi pembelajaran POE terlaksana, siswa diberi tes akhir, kemudian diberi nilai.

4. Setelah dilakukan tes akhir, kemudian siswa diberi angket yang bertujuan untuk mengetahui respon atau tanggapan siswa terhadap strategi pembelajaran POE.

G. Teknik Pengolahan Data

1. Menghitung Skor N-Gain

Peningkatan penguasaan konsep siswa setelah pembelajaran dengan menggunakan strategi pembelajaran Predict–Observe–Explain (POE) dapat dihitung dengan menggunakan rata-rata gain yang dinormalisasi. Rumus yang digunakan untuk menghitung gain yang dinormalisasi yang dikembangkan oleh Hake adalah :

� = ℎ� − �

� − �

Interpretasi terhadap nilai gain yang dinormalisasi ditunjukan oleh Tabel di bawah ini :

Tabel 3.7 Interpretasi Nilai Gain yang Dinormalisasi

Nilai <g> Klasifikasi

� ≥0,7 Tinggi

(18)

2. Lembar Observasi

Observasi keterlaksanaan metode pembelajaran POE bertujuan untuk melihat apakah tahapan-tahapan metode pembelajaran POE telah dilaksanakan oleh guru atau tidak . Observasi ini dibuat dalam bentuk checklist. Jadi dalam pengisiannya, observer memberikan tanda checklist pada kolom “ya” atau “tidak” jika kriteria yang dimaksud dalam daftar cek ditunjukkan guru.

Data lembar observasi dihitung persentasenya dengan rumus �=

�× 100% Keterangan:

X = Persentase munculnya aspek Strategi POE

n = Jumlah aspek strategi POE yang muncul selama pembelajaran N = Jumlah aspek yang diharapkan muncul selama pembelajaran

(Purwanto, 2009)

3. Angket

Respon atau tanggapan siswa terhadap pembelajaran yang dilakukan dengan strategi POE diperoleh melalui angket. Angket dibuat memuat pernyataan dengan dua pilihan jawaban yaitu “ya” atau “tidak”. Data yang diperoleh dari jawaban angket siswa kemudian dianalisis dan dihitung jumlah jawaban siswa dari tiap respon. Data angket diolah dalam bentuk persentase dengan rumus:

% � � � =∑ � � �

∑ � � × 100%

H. Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian yang dilaksanakan dalam penelitian ini dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut :

1) Tahap Perencanaan

a. Menyusun proposal penelitian b. Seminar proposal penelitian

c. Menetapkan subjek penelitian yaitu siswa SMP

(19)

e. Mempelajari cara penerapan strategi POE di SMP pada pokok bahasan tekanan

f. Menyusun instrumen penelitian

g. Meminta pertimbangan (judgement) instrumen penelitian kepada dosen ahli untuk mengetahui apakah soal sudah tepat untuk mengukur penguasaan konsep kemudian diperbaiki berdasarkan hasil judgement.

h. Melaksanakan uji coba instrument penelitian i. Merevisi instrument penelitian

2) Tahap Pelaksanaan

a. Menentukan kelompok siswa yang akan dijadikan sampel penelitian b. Memberikan pre test kepada siswa

c. Menerapkan strategi pembelajaran POE dalam proses pembelajaran di kelas d. Memberikan post test kepada siswa

3) Tahap Akhir

a. Mengolah data hasil penelitian. b. Pembahasan hasil analisis c. Menyimpulkan penelitian

Alur penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 3.1 berikut ini:

(20)

BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengolahan dan analisis data hasil penelitian diperoleh bahwa penguasaan konsep siswa mengalami peningkatan dengan kriteria sedang yaitu sebesar 0,39.

Penguasaan konsep untuk setiap aspek kognitif juga mengalami peningkatan. Hal ini terlihat dari skor N-gain masing-masing aspek kognitif yaitu untuk aspek kogniti C1 sebesar 0,32 (sedang), C2 sebesar 0,42 (sedang), C3 sebesar 0,44 (sedang), dan C4 sebesar 0,32 (sedang).

Tanggapan siswa terhadap pembelajaran dengan strategi POE sebagian besar memberikan respon yang baik. Berdasarkan perhitungan angket sebagian besar siswa tertarik dangan strategi POE yang diterapkan dalam pembelajaran. Hal ini dibuktikan dengan respon yang diberikan yaitu sebesar 66,54%. Siswa juga menilai strategi pembelajaran POE memudahkan dalam belajar, respon yang diberikan yaitu sebesar 69,74%. Strategi POE juga memotivasi siswa untuk belajar dengan respon sebesar 80,26%.. Kesimpulannya siswa memberikan respon “ya” untuk keseluruhan pernyataan sebesar 72,18%.

Strategi pembelajaran POE membuat siswa lebih aktif, suasana belajar menjadi hidup dan menyenangkan, siswa antusias saat proses pembelajaran, dan strategi POE dapat mendukung untuk meningkatkan penguasaan konsep tekanan siswa.

B. Rekomendasi

Berdasarkan kegiatan dan hasil penelitian untuk meningkatkan penguasaan konsep pada materi tekanan dengan menggunakan strategi pembelajaran POE, penulis memberikan saran-saran sebagai berikut:

(21)

2. Pada bagian pendahuluan LKS sebaiknya disajikan lebih dari satu fenomena agar terlihat pola yang bisa memudahkan siswa dalam memprediksi.

3. Angket sebaiknya diujicoba keterbacaannya oleh siswa agar didapat angket yang dapat dengan mudah dipahami oleh siswa.

4. Untuk memperkuat hasil angket sebaiknya dilakukan wawancara langsung kepada siswa.

5. Jika pembelajaran dilaksanakan dalam bentuk kelompok maka guru harus membentuk kelompok bukan siswa agar pembagian siswa lebih adil.

(22)

DAFTAR PUSTAKA

Aida, N. (2010). Pendekatan Pembentukan Konsep Dengan Metode Refutational Text Pada Materi Suhu Dan Kalor Untuk Meningkatkan Penguasaan

Konsep Dan Kemampuan Berpikir Logis Siswa. Tesis IPA UPI. Bandung:

Tidak Diterbitkan.

Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Arikunto, S. (2006). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan (Edisi Revisi). Jakarta : Bumi Aksara

Badan Standar Nasional Pendidikan. (2006). Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta: Tidak diterbitkan

Costa, A. L. (1985). Developing Minds. Virginia: ASCD Dahar, R W. (1996). Teori-teori Belajar. Jakarta: Erlangga

Dimyati dan Mudjiono. (2002). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta Djamarah, S.B. (2006). Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta

Joyce, C. (2006). Predict, Observe, Explain (POE). [online]. Tersedia: http://arb.nzcer.org.nz/strategies/poe.php [1 Februari 2012]

Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional. (2008). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Pusat Bahasa

Kun, I. (2012). Pembelajaran Berdasarkan Inkuiri. [online]. Tersedia:

http://irham-kun.blogspot.com/2012/01/pembelajaran-berdasarkan-inkuiri.html [28 Desember 2012]

Kusdiyono. (2011). Pendekatan, Strategi, Metode, Teknik, Taktik, dan Model

dalam Pembelajaran. [online]. Tersedia:

http://kusdiyono.wordpress.com/2011/12/05/pendekatan-strategi-metode-teknik-taktik-dan-model-dalam-pembelajaran/ [10 Februari 2012]

Liew, C.W. (2004). The Effectiveness of Predict, Observe, Explain Technique in Diagnosing Students’understanding of Science and Identifying Their Level

(23)

http://adt.curtin.edu.au/these/avalaible/adt-WCU20050228.145638/unrestricted/01Front.pdf [1 Januari 2012]

Mahmuddin. (2009). Pendekatan Inkuiri dalam Pembelajaran. [online]. Tersedia: http://mahmuddin.wordpress.com/2009/11/10/pendekatan-inkuiri-dalam-pembelajaran/ [29 Desember 2012]

Maulana, R. (2012). Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing untuk Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kritis dan Hasil Belajar Ranah

Kognitif Siswa SMA. Skripsi Pendidikan Fisika UPI. Bandung: Tidak

Diterbitkan.

Mthembu, Z. (2006). Using the Predict-Observe-Explain Technique to Enhance

the Students’ Understanding of Chemical Reactions (Short Report on pilot

study). [online]. Tersedia: http://www.aare.edu.au/01pap/mth01583.html.

[20 Desember 2011]

Nana. (2010). Revisi Taksonomi Bloom. [online]. Tersedia: http://catatannana.blogspot.com/revisi-taksonomi-bloom.html.

Nurhayati, H. (2012). Penerapan Strategi Pembelajaran POE (Predict-Observe-Explain) Untuk Meningkatkan Keterampilan Proses Sains Dan Penguasaan

Konsep Siswa Pada Konsep Difusi Dan Osmosis Di Kelas VIII. Skripsi

Pendidikan Biologi UPI. Bandung: Tidak Diterbitkan.

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia nomor 41 tahun 2007 Panggabean, L. (2001). Statistik Dasar. Bandung: Jurusan Pendidikan Fisika

FPMIPA UPI.

Purwanto, N. (2009). Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Bandung: Remaja Rosdakarya

Putriepulcher. ( _____ ). Pengaruh Motivasi dalam Belajar Remaja. [online]. Tersedia: http://putriepulcher.wordpress.com/motivasi/pengaruh-motivasi-dalam-belajar-remaja/

Rustaman, N., Soendjojo D., Suroso A., Yusnani A., Ruchi S., Diana R., Mimin N. (2003). Strategi Belajar Mengajar Biologi. Malang: UM Press.

(24)

Slameto. (2010). Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhi. Jakarta: Rineka Cipta

Suara Nurani Guru. (2011). Minat dalam Belajar Siswa. [online]. Tersedia: http://suaranuraniguru.wordpress.com/2011/12/01/minat-dalam-belajar-siswa/

Sudjana, N. (2010). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuntitatif, Kualitatif dan R & D. Bandung: Alfabeta

Sukardi. (2008). Evaluasi Pendidikan (Prinsip dan Operasional). Jakarta: Bumi Aksara

Suryani, R. (2011). Penggunaan Strategi Prediction–Observation– Explanation (Poe) Untuk Meningkatkan Kemampuan Siswa Dalam Penguasaan Konsep

Pesawat Sederhana. Skripsi PGSD UPI. Bandung: Tidak Diterbitkan.

Suryosubroto, B. (2002). Proses belajar Mengajar di Sekolah. Jakarta: Rineka Cipta

Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003

Usman, M. U dan Setiawati, L. (1993). Upaya Optimalisasi Kegiatan Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Wahyudhi, R. A. (2011). Beberapa Pengembangan dari Model Pembelajaran

Kooperatif. [online]. Tersedia:

http://yudhiart.blogspot.com/2011/01/beberapa-pengembangan-dari-model.html [28 Januari 2012].

White, RT, & Gunstone, RF (1992). Probing Understanding. Great Britain: Falmer Press.

Gambar

Tabel 1.1 Nilai Harian Materi Tekanan Siswa
Tabel 3.1 Kisi-kisi Soal Tes Penguasaan Konsep pada Materi Tekanan
Tabel 3.3 Interpretasi Reliabilitas Tes
Tabel 3.4 Interpretasi Tingkat Kesukaran Batasan  Kriteria
+4

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Sebagai penunjangnya dikeluarkan peraturan pemerintah nomor 2 tahun 1945 pada tanggal 10 Oktober 1945 yang menyatakan bahwa segala badan Negara dan peraturan yang ada sampai

Pengobatan TB yang tidak standar, ketidakpatuhan pasien dalam menelan obat, ketersediaan OAT ditandai sebagai faktor risiko munculnya resistensi obat (13). Sebelum

Pada tahun 1960-an, Kligman telah meneliti pengobatan akne dengan asam retinoat (asam vitamin A, atau tretinoin), dan selama periode terapi tersebut pasiennya

Namun bukan berarti dengan begitu banyaknya acara yang disajikan televii, serta banyaknya orang yang menonton atau sekedar menikmati program yang disajikan,

menduga umur simpan kerupuk bawang kentang yang dikemas dalam kemasan.. polypropylene, polyethylene, dan metalized plastic dengan

Beberapa klon karet unggul baru hasil seleksi Indonesia dilepas dengan. menggunakan nama IRR (Indonesia Rubber Research) dengan

Perbandingan Hasil Tes Kondisi Fisik dengan Ranking Prestasi ……….... Perbandingan Hasil Tes Anthropometrik dengan