• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perancangan Alat Material Handling untuk Mereduksi Tingkat Risiko Cedera Tulang Belakang Operator pada Aktivitas Pemindahan Semen di Toko Bangunan "X".

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Perancangan Alat Material Handling untuk Mereduksi Tingkat Risiko Cedera Tulang Belakang Operator pada Aktivitas Pemindahan Semen di Toko Bangunan "X"."

Copied!
25
0
0

Teks penuh

(1)

v Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK

Seiring meningkatnya pertumbuhan perekonomian di Indonesia, membuat pembangunan semakin meningkat pula. Untuk memenuhi kebutuhan pembangunan tersebut banyak orang membuka usaha di bidang bahan bangunan, salah satunya dalam bentuk toko. Hal penting yang perlu dipenuhi dari sebuah toko bahan bangunan adalah memiliki pekerja. Pekerja yang ada dituntut untuk dapat melakukan pekerjaannya dengan baik, termasuk pekerjaan mengangkat barang berat. Kegiatan mengangkat barang berat seperti semen dilakukan secara berulang kali baik dari mobil ke toko atau gudang maupun sebaliknya. Jika telah terlalu banyak mengangkat barang berat, pekerja sering merasa kelelahan dan sakit pada bagian tubuh tertentu sehingga tidak masuk kerja pada keesokan harinya. Barang yang terlalu berat apabila diangkat secara terus-menerus dengan jarak yang cukup jauh serta postur yang kurang baik memiliki resiko cedera bagi manusia, seperti cedera tulang belakang atau musculoskeletal disorders (MSDs). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis risiko MSDs yang dialami oleh pekerja.

Pengumpulan data dengan menggunakan kuesioner SOFI, kuesioner Nordic Body Map, pengambilan foto postur tubuh pekerja yang digunakan untuk input metode REBA (Rapid Entire Body Assesment), dan pengambilan data variabel RWL (Recommended Weight Limit). Pengolahan data menggunakan 2 metode, yaitu metode REBA untuk menganalisis postur dengan menggunakan software ergofellow dan RWL untuk menganalisis beban yang diangkat. Dari penyebaran kuesioner SOFI diketahui bahwa pekerja merasakan ketidaknyamanan fisik, kurang energi, dan kelelahan fisik setelah melakukan aktivitas pengangkatan semen. Sedangkan dari kuesioner Nordic Body Map diketahui bahwa pekerja merasakan sakit pada beberapa bagian tubuhnya, seperti leher, bahu, lengan, pinggang, punggung, pergelangan tangan, tangan, paha, betis, dan kaki. Keluhan kelelahan dan sakit pada bagian tubuh pekerja ini meningkat seiring dengan bertambahnya jumlah semen yang diangkat. Hasil dari metode REBA menyatakan bahwa dari 12 skenario yang ada, terdapat 4 skenario dengan tingkat risiko tinggi, 4 skenario dengan tingkat risiko menengah, dan 4 skenario dengan tingkat risiko rendah. Hasil dari metode RWL menyatakan bahwa aktivitas pengangkatan semen tersebut memiliki risiko cedera tulang belakang dilihat dari nilai lifting index.

(2)

vi Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR ISI

COVER ... i

LEMBAR PENGESAHAN ... ii

LEMBAR PERNYATAAN HASIL KARYA PRIBADI ... iii

LEMBAR PERNYATAAN PUBLIKASI LAPORAN ... iv

ABSTRAK ... v

KATA PENGANTAR DAN UCAPAN TERIMA KASIH ... vi

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR GAMBAR ... xii BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah ... 1-1 1.2 Identifikasi Masalah ... 1-3 1.3 Pembatasan Masalah dan Asumsi ... 1-3 1.4 Perumusan Masalah ... 1-5 1.5 Tujuan Penelitian ... 1-6 1.6 Sistematika Penulisan ... 1-7 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

(3)

vii Universitas Kristen Maranatha 2.4 Kuesioner SOFI ... 2-18 2.5 Nordic Body Map ... 2-20 2.6 Musculoskeletal System ... 2-21 2.7 Metode Pengukuran Manual Handling REBA ... 2-22 2.8 Metode Pengukuran Manual Handling RWL ... 2-24 2.8.1 Rumusan RWL ... 2-24 2.8.2 Rumusan Lifting Index ... 2-30 2.9 Antropometri ... 2-31 2.10 Perancangan... 2-34 BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Flowchart Penelitian ... 3-1 3.2 Keterangan flowchart penelitian ... 3-3 3.2.1 Mulai ... 3-3 3.2.2 Studi Pendahuluan ... 3-3 3.3.3 Identifikasi Masalah ... 3-3 3.2.4 Pembatasan Masalah dan Asumsi ... 3-4 3.2.5 Perumusan Masalah ... 3-5 3.2.6 Tujuan Penelitian ... 3-6 3.2.7 Tinjauan Pustaka ... 3-7 3.2.8 Pengumpulan Data ... 3-7 3.2.9 Pengolahan Data dan Analisis ... 3-9 3.2.10 Perancangan dan Analisis ... 3-17 3.2.11 Kesimpulan dan Saran ... 3-17 3.2.12 Selesai ... 3-17 BAB 4 PENGUMPULAN DATA

(4)

viii Universitas Kristen Maranatha 4.4 Data Variabel Recommended Weight Limit ... 4-11 BAB 5 PENGOLAHAN DATA DAN ANALISIS

5.1 Pengolahan Kuesioner SOFI ... 5-1 5.2 Pengolahan Kuesioner Nordic Body Map ... 5-4 5.3 Identifikasi Sudut-Sudut Tubuh ... 5-7 5.4 Pengolahan Metode REBA ... 5-31 5.5 Perhitungan RWL (Recommended Weight Limit) dan Lifting Index ... 5-46 5.6 Rangkuman Hasil Metode REBA, RWL, dan NBM... 5-49 BAB 6 PERANCANGAN DAN ANALISIS

6.1 Usulan Alat Material Handling ... 6-3 6.2 Skenario Usulan menggunakan Alat Material Handling ... 6-16 6.3 Penentuan Image Analysis Usulan ... 6-20 6.4 Perhitungan REBA Usulan ... 6-42 6.5 Perhitungan RWL Usulan ... 6-57 6.6 Analisis Gabungan Metode REBA dan RWL ... 6-61 BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN

7.1 Kesimpulan ... 7-1 7.2 Saran ... 7-3 DAFTAR PUSTAKA

(5)

xi Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR TABEL

Tabel Judul Halaman

4.1 Kuesioner SOFI sebelum dan setelah mengangkat 50 sak semen 4-2 4.2 Kuesioner SOFI sebelum dan setelah mengangkat 100 sak semen 4-2

4.3 Kuesioner Nordic Body Map 4-4

4.4 Data variabel RWL 4-15

5.1 Hasil kuesioner SOFI sebelum & setelah angkat 50 sak semen 5-1 5.2 Hasil kuesioner SOFI sebelum & setelah angkat 100 sak semen 5-3 5.3 Gabungan hasil kuesioner Nordic Body Map 5-5

5.4 Rangkuman hasil metode REBA 5-46

5.5 Perhitungan RWL dan LI 5-47

5.6 Rangkuman score masing-masing metode 5-49

6.1 Rangkuman final score dan risiko usulan 6-56

6.2 Perbandingan tingkat risiko sebelum & setelah perbaikan 6-56

6.3 Data variabel RWL usulan 6-57

6.4 Perhitungan RWL dan LI usulan 6-58

(6)

xii Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR GAMBAR

Gambar Judul Halaman

2.1 Batas beban angkat pria dan wanita 2-5

2.2 Batas gaya direkomendasikan 2-6

2.3 Diagram ilmu biomekanika 2-8

2.4 Sistem tulang manusia 2-10

2.5 Gerak tangan dan lengan 2-11

2.6 Struktur otot manusia 2-13

2.7 Tubuh sebagai sistem enam link dan joint 2-16

2.8 Manual material handling 2-17

2.9 Dimensi fatigue SOFI 2-19

2.10 Poin pertanyaan SOFI 2-20

2.11 Nordic Body Map 2-21

2.12 Perubahan HM terhadap H 2-25

2.13 Perubahan VM terhadap V 2-26

2.14 Perubahan DM terhadap D 2-27

2.15 Perhitungan sudut asimetrik terhadap bidang sagital (netral) 2-28

2.16 Perubahan AM terhadap A 2-28

2.17 Faktor pengali frekuensi 2-29

2.18 Faktor pengali pegangan 2-30

3.1 Flowchart penelitian 3-1

3.2 Flowchart penelitian (lanjutan) 3-2

3.3 Contoh tampilan image analysis 3-10

3.4 Tampilan awal software ergofellow 3-11

3.5 Penilaian neck, trunk, and legs 3-12

3.6 Penilaian load 3-12

3.7 Penilaian upper arm, lower arm, and wrist 3-13

3.8 Penilaian coupling 3-13

(7)

xiii Universitas Kristen Maranatha

Gambar Judul Halaman

4.1 Posisi mengangkat semen dari mobil 4-5

4.2 Posisi berjalan menuju gudang 4-5

4.3 Posisi menurunkan semen tumpukan pertama 4-6

4.4 Posisi menurunkan semen tumpukan kedua 4-6

4.5 Posisi menurunkan semen tumpukan ketiga 4-7

4.6 Posisi menurunkan semen tumpukan keempat 4-7

4.7 Posisi menurunkan semen tumpukan kelima 4-8

4.8 Posisi menurunkan semen tumpukan keenam 4-8

4.9 Posisi menurunkan semen tumpukan ketujuh 4-9

4.10 Posisi menurunkan semen tumpukan kedelapan 4-9 4.11 Posisi menurunkan semen tumpukan kesembilan 4-10 4.12 Posisi menurunkan semen tumpukan kesepuluh 4-10

4.13 Data variabel RWL skenario 1 4-11

4.14 Data variabel RWL skenario 3 4-11

4.15 Data variabel RWL skenario 4 4-12

4.16 Data variabel RWL skenario 5 4-12

4.17 Data variabel RWL skenario 6 4-12

4.18 Data variabel RWL skenario 7 4-13

4.19 Data variabel RWL skenario 8 4-13

4.20 Data variabel RWL skenario 9 4-13

4.21 Data variabel RWL skenario 10 4-14

4.22 Data variabel RWL skenario 11 4-14

4.23 Data variabel RWL skenario 12 4-14

5.1 Grafik SOFI sebelum & setelah mengangkat 50 sak semen 5-2 5.2 Grafik SOFI sebelum & setelah mengangkat 100 sak semen 5-3 5.3 Grafik SOFI sebelum & setelah mengangkat semen 5-4 5.4 Grafik tingkat keparahan setelah pengangkatan 50 sak semen 5-6 5.5 Grafik tingkat keparahan setelah pengangkatan 100 sak semen 5-6

5.6 Image analysis trunk skenario 1 5-7

(8)

xiv Universitas Kristen Maranatha

Gambar Judul Halaman

5.8 Image analysis leg skenario 1 5-8

5.9 Image analysis upper arm skenario 1 5-8

5.10 Image analysis lower arm skenario 1 5-9

5.11 Image analysis wrist skenario 1 5-9

5.12 Image analysis trunk skenario 2 5-9

5.13 Image analysis neck skenario 2 5-10

5.14 Image analysis leg skenario 2 5-10

5.15 Image analysis upper arm skenario 2 5-10

5.16 Image analysis lower arm skenario 2 5-11

5.17 Image analysis wrist skenario 2 5-11

5.18 Image analysis trunk skenario 3 5-11

5.19 Image analysis neck skenario 3 5-12

5.20 Image analysis leg skenario 3 5-12

5.21 Image analysis upper arm skenario 3 5-12

5.22 Image analysis lower arm skenario 3 5-13

5.23 Image analysis wrist skenario 3 5-13

5.24 Image analysis trunk skenario 4 5-13

5.25 Image analysis neck skenario 4 5-14

5.26 Image analysis leg skenario 4 5-14

5.27 Image analysis upper arm skenario 4 5-14

5.28 Image analysis lower arm skenario 4 5-15

5.29 Image analysis wrist skenario 4 5-15

5.30 Image analysis trunk skenario 5 5-15

5.31 Image analysis neck skenario 5 5-16

5.32 Image analysis leg skenario 5 5-16

5.33 Image analysis upper arm skenario 5 5-16

5.34 Image analysis lower arm skenario 5 5-17

5.35 Image analysis wrist skenario 5 5-17

5.36 Image analysis trunk skenario 6 5-17

(9)

xv Universitas Kristen Maranatha

Gambar Judul Halaman

5.38 Image analysis leg skenario 6 5-18

5.39 Image analysis upper arm skenario 6 5-18

5.40 Image analysis lower arm skenario 6 5-19

5.41 Image analysis wrist skenario 6 5-19

5.42 Image analysis trunk skenario 7 5-19

5.43 Image analysis neck skenario 7 5-20

5.44 Image analysis leg skenario 7 5-20

5.45 Image analysis upper arm skenario 7 5-20

5.46 Image analysis lower arm skenario 7 5-21

5.47 Image analysis wrist skenario 7 5-21

5.48 Image analysis trunk skenario 8 5-21

5.49 Image analysis neck skenario 8 5-22

5.50 Image analysis leg skenario 8 5-22

5.51 Image analysis upper arm skenario 8 5-22

5.52 Image analysis lower arm skenario 8 5-23

5.53 Image analysis wrist skenario 8 5-23

5.54 Image analysis trunk skenario 9 5-23

5.55 Image analysis neck skenario 9 5-24

5.56 Image analysis leg skenario 9 5-24

5.57 Image analysis upper arm skenario 9 5-24

5.58 Image analysis lower arm skenario 9 5-25

5.59 Image analysis wrist skenario 9 5-25

5.60 Image analysis trunk skenario 10 5-25

5.61 Image analysis neck skenario 10 5-26

5.62 Image analysis leg skenario 10 5-26

5.63 Image analysis upper arm skenario 10 5-26

5.64 Image analysis lower arm skenario 10 5-27

5.65 Image analysis wrist skenario 10 5-27

5.66 Image analysis trunk skenario 11 5-27

(10)

xvi Universitas Kristen Maranatha

Gambar Judul Halaman

5.68 Image analysis leg skenario 11 5-28

5.69 Image analysis upper arm skenario 11 5-28

5.70 Image analysis lower arm skenario 11 5-29

5.71 Image analysis wrist skenario 11 5-29

5.72 Image analysis trunk skenario 12 5-29

5.73 Image analysis neck skenario 12 5-30

5.74 Image analysis leg skenario 12 5-30

5.75 Image analysis upper arm skenario 12 5-30

5.76 Image analysis lower arm skenario 12 5-31

5.77 Image analysis wrist skenario 12 5-31

5.78 Penilaian neck, trunk, and legs skenario 1 5-32

5.79 Penilaian load skenario 1 5-32

5.80 Penilaian upper arm, lower arm, and wrist skenario 1 5-33

5.81 Penilaian coupling skenario 1 5-33

5.82 Penilaian activity skenario 1 5-34

5.83 Result skenario 1 5-34

5.84 Result skenario 2 5-35

5.85 Result skenario 3 5-36

5.86 Result skenario 4 5-37

5.87 Result skenario 5 5-38

5.88 Result skenario 6 5-39

5.89 Result skenario 7 5-40

5.90 Result skenario 8 5-41

5.91 Result skenario 9 5-42

5.92 Result skenario 10 5-43

5.93 Result skenario 11 5-44

5.94 Result skenario 12 5-45

6.1 Pengunci roda (posisi tidak mengunci) 6-3

6.2 Pengunci roda (posisi mengunci) 6-3

(11)

xvii Universitas Kristen Maranatha

Gambar Judul Halaman

6.4 Alat material handling usulan (hidrolik maksimum) 6-7 6.5 Alat material handling usulan (hidrolik minimum) 6-7 6.6 Alat material handling usulan dengan pallet (hidrolik maks) 6-7 6.7 Alat material handling usulan dengan pallet (hidrolik min) 6-8 6.8 Spesifikasi alat material handling usulan 6-9

6.9 Injakan untuk pemompaan 6-10

6.10 Tahanan pallet 6-10

6.11 Kunci pada tahanan 6-12

6.12 Pemutar tahanan 6-12

6.13 Tuas untuk penurunan hidrolik 6-12

6.14 Posisi alat material handling terhadap mobil 6-13

6.15 Pengunci Semen 6-14

6.16 Pemasangan pengunci pada bagian depan 6-14

6.17 Pemasangan pengunci pada bagian atas 6-15

6.18 Penurunan hidrolik terakhir 6-15

6.19 Posisi tubuh usulan skenario 2 6-16

6.20 Postur tubuh usulan skenario 3 6-17

6.21 Postur tubuh usulan skenario 4 6-17

6.22 Postur tubuh usulan skenario 5 6-17

6.23 Postur tubuh usulan skenario 6 6-18

6.24 Postur tubuh usulan skenario 7 6-18

6.25 Postur tubuh usulan skenario 8 6-18

6.26 Postur tubuh usulan skenario 9 6-19

6.27 Postur tubuh usulan skenario 10 6-19

6.28 Postur tubuh usulan skenario 11 6-19

6.29 Postur tubuh usulan skenario 12 6-20

6.30 Image analysis trunk usulan skenario 2 6-20

6.31 Image analysis neck usulan skenario 2 6-21

6.32 Image analysis leg usulan skenario 2 6-21

(12)

xviii Universitas Kristen Maranatha

Gambar Judul Halaman

6.34 Image analysis lower arm usulan skenario 2 6-22

6.35 Image analysis wrist usulan skenario 2 6-22

6.36 Image analysis trunk usulan skenario 3 6-22

6.37 Image analysis neck usulan skenario 3 6-23

6.38 Image analysis leg usulan skenario 3 6-23

6.39 Image analysis upper arm usulan skenario 3 6-23 6.40 Image analysis lower arm usulan skenario 3 6-24

6.41 Image analysis wrist usulan skenario 3 6-24

6.42 Image analysis trunk usulan skenario 4 6-24

6.43 Image analysis neck usulan skenario 4 6-25

6.44 Image analysis leg usulan skenario 4 6-25

6.45 Image analysis upper arm usulan skenario 4 6-25 6.46 Image analysis lower arm usulan skenario 4 6-26

6.47 Image analysis wrist usulan skenario 4 6-26

6.48 Image analysis trunk usulan skenario 5 6-26

6.49 Image analysis neck usulan skenario 5 6-27

6.50 Image analysis leg usulan skenario 5 6-27

6.51 Image analysis upper arm usulan skenario 5 6-27 6.52 Image analysis lower arm usulan skenario 5 6-28

6.53 Image analysis wrist usulan skenario 5 6-28

6.54 Image analysis trunk usulan skenario 6 6-28

6.55 Image analysis neck usulan skenario 6 6-29

6.56 Image analysis leg usulan skenario 6 6-29

6.57 Image analysis upper arm usulan skenario 6 6-29 6.58 Image analysis lower arm usulan skenario 6 6-30

6.59 Image analysis wrist usulan skenario 6 6-30

6.60 Image analysis trunk usulan skenario 7 6-30

6.61 Image analysis neck usulan skenario 7 6-31

6.62 Image analysis leg usulan skenario 7 6-31

(13)

xix Universitas Kristen Maranatha

Gambar Judul Halaman

6.64 Image analysis lower arm usulan skenario 7 6-32

6.65 Image analysis wrist usulan skenario 7 6-32

6.66 Image analysis trunk usulan skenario 8 6-32

6.67 Image analysis neck usulan skenario 8 6-33

6.68 Image analysis leg usulan skenario 8 6-33

6.69 Image analysis upper arm usulan skenario 8 6-33 6.70 Image analysis lower arm usulan skenario 8 6-34

6.71 Image analysis wrist usulan skenario 8 6-34

6.72 Image analysis trunk usulan skenario 9 6-34

6.73 Image analysis neck usulan skenario 9 6-35

6.74 Image analysis leg usulan skenario 9 6-35

6.75 Image analysis upper arm usulan skenario 9 6-35 6.76 Image analysis lower arm usulan skenario 9 6-36

6.77 Image analysis wrist usulan skenario 9 6-36

6.78 Image analysis trunk usulan skenario 10 6-36

6.79 Image analysis neck usulan skenario 10 6-37

6.80 Image analysis leg usulan skenario 10 6-37

6.81 Image analysis upper arm usulan skenario 10 6-37 6.82 Image analysis lower arm usulan skenario 10 6-38 6.83 Image analysis wrist usulan skenario 10 6-38 6.84 Image analysis trunk usulan skenario 11 6-38

6.85 Image analysis neck usulan skenario 11 6-39

6.86 Image analysis leg usulan skenario 11 6-39

6.87 Image analysis upper arm usulan skenario 11 6-39 6.88 Image analysis lower arm usulan skenario 11 6-40 6.89 Image analysis wrist usulan skenario 11 6-40 6.90 Image analysis trunk usulan skenario 12 6-40

6.91 Image analysis neck usulan skenario 12 6-41

6.92 Image analysis leg usulan skenario 12 6-41

(14)

xx Universitas Kristen Maranatha

Gambar Judul Halaman

6.94 Image analysis lower arm usulan skenario 12 6-42 6.95 Image analysis wrist usulan skenario 12 6-42 6.96 Penilaian neck, trunk, legs usulan skenario 2 6-43

6.97 Penilaian load usulan skenario 2 6-43

6.98 Penilaian upper arm, lower arm, wrist usulan skenario 2 6-44

6.99 Penilaian coupling usulan skenario 2 6-44

6.100 Penilaian activity usulan skenario 2 6-45

6.101 Result usulan skenario 2 6-45

6.102 Result usulan skenario 3 6-46

6.103 Result usulan skenario 4 6-47

6.104 Result usulan skenario 5 6-48

6.105 Result usulan skenario 6 6-49

6.106 Result usulan skenario 7 6-50

6.107 Result usulan skenario 8 6-51

6.108 Result usulan skenario 9 6-52

6.109 Result usulan skenario 10 6-53

6.110 Result usulan skenario 11 6-54

(15)

1-1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Seiring meningkatnya pertumbuhan perekonomian di Indonesia, membuat pembangunan juga semakin meningkat. Banyak pembangunan dilakukan di wilayah perkotaan maupun di wilayah pedesaan. Untuk memenuhi kebutuhan akan pembangunan yang semakin meningkat tersebut banyak orang membuka usaha di bidang bahan bangunan, salah satunya dalam bentuk toko. Selain untuk memenuhi kebutuhan pembangunan, toko bangunan juga dianggap cukup menjanjikan dikarenakan barang yang dijual tidak memiliki waktu kadaluwarsa sehingga tidak akan menyebabkan kerugian bagi pemilik toko.

Salah satu hal penting yang perlu dipenuhi dari sebuah toko bahan bangunan adalah memiliki pekerja untuk mengangkat barang-barang yang dibutuhkan oleh pembeli. Barang-barang yang diangkut di toko bahan bangunan tidak hanya barang yang ringan saja, tetapi juga ada barang-barang berat dalam jumlah yang tidak sedikit. Kesalahan dalam melakukan pengangkatan barang-barang tersebut dapat menyebabkan kerugian baik bagi manusia maupun bagi barang itu sendiri. Barang yang terlalu berat apabila diangkat oleh manusia secara terus-menerus dengan jarak yang cukup jauh serta postur yang kurang baik memiliki resiko cedera bagi manusia, seperti cedera tulang belakang (musculoskeletal disorders). Musculoskeletal disorders (MSDs) adalah masalah ergonomi yang sering dijumpai

(16)

Bab 1 Pendahuluan

Laporan Tugas Akhir Universitas Kristen Maranatha 1-2

dalam jangka waktu lama dapat mengakibatkan stress pada bagian tubuh tertentu, yang biasa disebut dengan “postural stress”. Selain dapat menyebabkan risiko cedera tulang belakang, kesalahan dalam melakukan pengangkatan tersebut dapat merusak barang tersebut, seperti keramik yang akan pecah atau retak jika terjatuh, semen yang akan tercecer jika kertas pembungkusnya bisa robek akibat terjatuh, dan lain sebagainya.

Toko Bangunan X memiliki satu orang pekerja dengan jam kerja dari pukul 08.00 – 16.00 dan jam istirahat dari jam 12.00 – 13.00. Pekerja cukup sering melakukan pekerjaan dengan postur yang membungkuk pada saat mengangkat dan menurunkan semen, terutama jika harus menurunkan semen pada bagian bawah tumpukan. Kegiatan mengangkat semen dilakukan secara berulang kali oleh pekerja baik dari toko atau gudang penyimpanan ke mobil maupun sebaliknya. Biasanya pengangkutan dari mobil supplier ke dalam toko atau gudang penyimpanan memiliki frekuensi yang relatif lebih besar dibandingkan dengan pengangkutan dari toko atau gudang penyimpanan ke mobil. Jumlah semen yang dikirimkan oleh supplier beragam, namun biasanya sekitar 50-160 sak semen untuk setiap pengiriman. Banyaknya frekuensi pengangkatan semen ini yang mendasari peneliti untuk memfokuskan pengamatan pada aktivitas pengangkatan semen saja karena hal ini menjadi salah satu faktor utama penyebab keluhan musculoskeletal pada pekerja. Keluhan musculoskeletal adalah keluhan pada bagian-bagian otot skeletal yang dirasakan oleh seseorang mulai dari keluhan sangat ringan sampai sangat sakit. Apabila otot menerima beban statis secara berulang dan dalam waktu yang lama, akan dapat menyebabkan keluhan berupa kerusakan pada sendi, ligament, dan tendon. Keluhan hingga kerusakan inilah yang biasanya diistilahkan

(17)

Bab 1 Pendahuluan

Laporan Tugas Akhir Universitas Kristen Maranatha 1-3

Kendala yang sering terjadi adalah jika telah terlalu banyak mengangkat barang berat, pekerja akan merasa kelelahan dan sakit di beberapa bagian tubuh sehingga tidak akan masuk kerja keesokan harinya. Pengangkatan barang berat yang tidak dilakukan dengan benar tentu akan menimbulkan resiko cedera atau kecelakaan kerja. Tingginya tingkat cedera atau kecelakaan kerja selain merugikan secara langsung yaitu sakit yang diderita oleh pekerja, juga akan berdampak buruk terhadap kinerja perusahaan yaitu berupa penurunan produktivitas perusahaan, baik melalui beban biaya pengobatan yang cukup tinggi dan juga ketidakhadiran pekerja serta penurunan kualitas kerja.

1.2 Identifikasi Masalah

Kemungkinan-kemungkinan yang dapat menyebabkan risiko cedera tulang belakang pada pekerjaan mengangkat barang berat di Toko Bangunan X adalah sebagai berikut:

 Postur tubuh pekerja yang kurang baik dalam melakukan pekerjaannya Pekerja cukup sering melakukan pekerjaan dengan postur yang membungkuk pada saat mengangkat dan menurunkan semen, terutama jika harus menurunkan semen pada bagian bawah tumpukan.

 Beban yang berat dan pengulangan intensif

Frekuensi pengangkatan berkisar antara 50-160 sak dengan berat masing-masing sak semen sebesar 50 kg yang menyebabkan tingginya risiko cedera tulang belakang.

 Belum tersedianya alat bantu

Belum tersedianya alat bantu material handling di Toko Bangunan X yang bisa membantu pekerja dalam melakukan pekerjaan mengangkat dan menurunkan semen.

1.3 Pembatasan Masalah dan Asumsi

(18)

Bab 1 Pendahuluan

Laporan Tugas Akhir Universitas Kristen Maranatha 1-4

 Pembatasan Masalah:

1. Penelitian dilakukan untuk aktivitas mengangkat barang berat yaitu semen dengan berat 50 kg.

2. Metode yang digunakan untuk menganalisa risiko cedera tulang belakang adalah Rapid Entire Body Assesment (REBA), dan Recommended Weight Limit (RWL).

3. Perancangan alat bantu tidak mempertimbangkan masalah biaya dan ketahanan material yang digunakan.

4. Penganalisaan dilakukan hanya untuk kegiatan pemindahan semen dari mobil ke dalam gudang, karena frekuensinya yang lebih besar dibandingkan dengan frekuensi pengangkatan dari gudang ke mobil. Pengamatan yang dilakukan dalam penganalisaan postur kerja dengan menggunakan metode REBA terdiri dari 12 skenario, yakni:  Posisi mengangkat barang dari mobil (Skenario 1)

 Posisi berjalan menuju toko (Skenario 2)

 Posisi menurunkan barang ke lantai tumpukan pertama (Skenario 3)

 Posisi menurunkan barang ke lantai tumpukan kedua (Skenario 4)

 Posisi menurunkan barang ke lantai tumpukan ketiga (Skenario 5)

 Posisi menurunkan barang ke lantai tumpukan keempat (Skenario 6)

 Posisi menurunkan barang ke lantai tumpukan kelima (Skenario 7)

 Posisi menurunkan barang ke lantai tumpukan keenam (Skenario 8)

 Posisi menurunkan barang ke lantai tumpukan ketujuh (Skenario 9)

(19)

Bab 1 Pendahuluan

Laporan Tugas Akhir Universitas Kristen Maranatha 1-5

 Posisi menurunkan barang ke lantai tumpukan kesembilan (Skenario 11)

 Posisi menurunkan barang ke lantai tumpukan kesepuluh (Skenario 12)

5. Tools yang digunakan dalam mengolah data postur kerja adalah software ergofellow.

6. Pengukuran untuk dimensi jarak vertical, horizontal, dan distance pada proses perhitungan RWL (Recommended Weight Limit) menggunakan meteran yang dilakukan secara manual.

7. Perancangan alat bantu menggunakan data anthropometri orang Indonesia yang diperoleh dari buku “Érgonomi: Konsep Dasar dan

Aplikasinya” karangan Eko Nurmianto (2004).  Asumsi yang ditetapkan adalah sebagai berikut:

1. Data Antropometri yang digunakan pada buku referensi “Ergonomi

: Konsep Dasar dan Aplikasinya” karangan Eko Nurmianto dapat

mewakili data antropometri dari pekerja.

2. Panjang adalah dimensi atau ukuran yang diukur secara horizontal sejajar dengan dada operator.

3. Lebar adalah dimensi atau ukuran yang diukur secara horizontal tegak lurus dengan dada operator.

4. Tinggi adalah dimensi atau ukuran yang diukur secara vertikal dari lantai.

1.4 Perumusan Masalah

Berikut adalah perumusan masalah yang akan dibahas penulis, setelah melakukan Identifikasi Masalah dan Pembatasan Masalah:

(20)

Bab 1 Pendahuluan

Laporan Tugas Akhir Universitas Kristen Maranatha 1-6

2. Bagaimana kondisi postur kerja pekerja sekarang ditinjau dari segi analisis metode REBA (Rapid Entire Body Assesment)?

3. Bagaimana risiko cedera tulang belakang pekerja sekarang ditinjau dari segi analisis metode RWL (Recommended Weight Limit)?

4. Bagaimana usulan perancangan alat bantu untuk membantu pekerja terhindar dari risiko cedera?

5. Bagaimana tingkat risiko dari postur tubuh pekerja usulan ditinjau dari segi analisis metode REBA (Rapid Entire Body Assesment)?

6. Bagaimana risiko cedera tulang belakang pekerja usulan ditinjau dari segi analisis metode RWL (Recommended Weight Limit)?

1.5 Tujuan Penelitian

Dari perumusan masalah yang ada, maka diperoleh tujuan penelitian sebagai berikut:

1. Menganalisis keluhan pekerja terkait dengan berat barang yang dibawa pada pekerjaan manual handling dalam mengangkat barang berat di Toko Bangunan X ditinjau dari hasil kuesioner SOFI dan Nordic Body Map.

2. Menganalisis kondisi postur kerja pekerja sekarang ditinjau dari segi analisis metode REBA (Rapid Entire Body Assesment).

3. Menganalisis risiko cedera tulang belakang pekerja sekarang ditinjau dari segi analisis metode RWL (Recommended Weight Limit).

4. Merancang usulan alat bantu yang dapat membantu pekerja terhindar dari risiko cedera.

5. Menganalisis tingkat risiko dari postur tubuh pekerja usulan ditinjau dari segi analisis metode REBA (Rapid Entire Body Assesment). 6. Menganalisis risiko cedera tulang belakang pekerja usulan ditinjau dari

(21)

Bab 1 Pendahuluan

Laporan Tugas Akhir Universitas Kristen Maranatha 1-7

1.6 Sistematika Penulisan

Agar dapat mempermudah penulisan Tugas Akhir ini, maka penulis menyusun sistematika sebagai berikut:

BAB 1 PENDAHULUAN

Bab 1 ini berisi latar belakang masalah, identifikasi masalah, pembatasan masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian dan sistematika penulisan. BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

Bab 2 ini berisi referensi dan teori-teori yang digunakan untuk mendukung dalam melakukan penyusunan laporan tugas akhir ini.

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

Bab 3 ini berisi flowchart yang menjelaskan langkah-langkah yang dilakukan mulai dari persiapan awal sampai dengan pengambilan keputusan akhir. BAB 4 PENGUMPULAN DATA

Bab 4 ini berisi data-data apa saja yang dikumpulkan untuk kemudian diolah ada bab berikutnya.

BAB 5 PENGOLAHAN DATA DAN ANALISIS

Bab 5 ini berisi pengolahan data yang telah diperoleh dengan menggunakan metode REBA dan RWL dalam menilai postur kerja dan tingkat risiko cedera tulang belakang pekerja, kemudian dilakukan analisis berdasarkan pengolahan data yang telah dilakukan.

BAB 6 PERANCANGAN DAN ANALISIS

Bab 6 ini berisi langkah-langkah perancangan alat bantu untuk menyelesaikan masalah yang timbul dalam pekerjaan.

BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN

(22)

7-1 Universitas Kristen Maranatha

BAB VII

KESIMPULAN DAN SARAN

7.1 Kesimpulan

 Berdasarkan kuesioner SOFI diketahui bahwa pekerja merasakan ketidaknyamanan fisik, kurang energi, dan kelelahan fisik setelah melakukan aktivitas pengangkatan semen. Ketidaknyamanan fisik, kurang energi, dan kelelahan fisik dialami pekerja setelah melakukan aktivitas pengangkatan 50 sak maupun 100 sak semen. Seiring dengan banyaknya sak semen yang diangkat pekerja, maka tingkat keluhan pekerja juga semakin meningkat.

Berdasarkan hasil kuesioner nordic body map diketahui bahwa pekerja merasa kurang nyaman atau sakit pada beberapa bagian tubuh setelah melakukan aktivitas pengangkatan semen. Pada saat pekerja telah mengangkat 50 sak semen, pekerja tersebut merasa sakit pada bagian lengan atas kanan, lengan atas kiri, punggung, dan pinggang. Setelah pekerja mengangkat 100 sak semen, keluhan sakit pada bagian tubuh pekerja bertambah yakni pekerja merasa sakit pada bagian leher bagian atas, leher bagian bawah, bahu kanan, bahu kiri, lengan atas kanan, lengan atas kiri, lengan bawah kanan, lengan bawah kiri, pergelangan tangan kanan, pergelangan tangan kiri, tangan kanan, tangan kiri, paha kanan, paha kiri, betis kanan, betis kiri, serta kaki kanan dan kaki kiri. Keluhan sangat sakit dirasakan pekerja pada bagian punggung dan pinggang pekerja.

(23)

Bab 7 Kesimpulan dan Saran

Laporan Tugas Akhir Universitas Kristen Maranatha 7-2

skenario 10, skenario 11, dan skenario 12). Rangkuman final score dan tingkat risiko cedera tulang belakang untuk masing-masing skenario yang ada dapat dilihat pada tabel 5.4.

 Penilaian beban yang diterima saat ini ditinjau dari RWL (Recommended Weight Limit) dan LI (Lifting Index) dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

Tabel 7.1

Score RWL dan Lifting Index

Skenario Kondisi RWL LI Keterangan

Berdasarkan perhitungan RWL dan LI ternyata aktivitas pengangkatan semen ini dapat menimbulkan risiko musculoskeletal disorders. Hal ini terjadi karena berat beban yang cukup berat, serta masing-masing faktor penentu RWL yang kurang baik.

Perbaikan dilakukan dengan mengusulkan alat bantu material handling yang disesuaikan dengan kebutuhan pekerja. Penulis memberikan usulan alat material handling berupa hand trolley yang dapat mereduksi tingkat risiko cedera tulang belakang pada aktivitas pengangkatan semen ini. Hand trolley tersebut menggunakan bantuan hidrolik, dilengkapi dengan

(24)

Bab 7 Kesimpulan dan Saran

Laporan Tugas Akhir Universitas Kristen Maranatha 7-3

 Setelah melakukan perbaikan, dilakukan penilaian kembali dengan menggunakan metode REBA yang dapat dilihat pada tabel 6.1. Final score REBA usulan yang didapatkan mengalami penurunan, yang berarti bahwa usulan yang diberikan dapat mengatasi masalah musculoskeletal disorders yang dapat dialami oleh pekerja. Perbandingan final score dan tingkat risiko sebelum dan setelah perbaikan dapat dilihat pada tabel 6.2. Hasil dari REBA usulan tersebut menyatakan bahwa dari 12 skenario yang ada hanya terdapat 1 skenario dengan tingkat risiko menengah dan 11 skenario sisanya dengan tingkat risiko rendah.

 Setelah melakukan perbaikan, dilakukan penilaian kembali dengan menggunakan RWL dan LI. Perbandingan nilai LI sebelum dan sesudah perbaikan dapat dilihat pada tabel 6.5.

7.2 Saran

Saran untuk perusahaan:

- Mengimplementasikan usulan alat bantu material handling agar pekerja dapat terhindar dari risiko terjadinya musculoskeletal disorders.

Saran untuk penelitian selanjutnya:

- Melakukan kembali penyebaran kuesioner SOFI dan Nordic Body Map untuk kondisi kerja yang baru untuk memastikan keluhan pekerja terkait aktivitas yang dilakukan.

- Menganalisis kembali faktor-faktor yang dapat menyebabkan risiko terjadinya musculoskeletal disorders pada pekerja yang melakukan aktivitas pengangkatan barang berat.

- Meneliti faktor risiko individu seperti status kesehatan, tingkat gizi, dan faktor risiko lingkungan seperti suhu, getaran, dan cahaya.

(25)

Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR PUSTAKA

1. Ahsberg, E.; “Perceived Fatigue Related to Work”, National Institute for Working Life, 1998.

2. Iridiastadi, Hardianto.; “Ergonomi : Suatu Pengantar”, PT Remaja Rosdakarya Offset, 2014.

3. Nurmianto, Eko.; “Ergonomi: Konsep Dasar dan Aplikasinya”, ITS Surabaya, 2004.

4. Suhardi, Bambang.; “Perancangan Sistem Kerja dan Ergonomi Industri Jilid 2. Departemen Penidikan Nasional”. Jakarta: Departemen Pendidikan RI, 2008.

5. Suma’mur.; “Ergonomi Untuk Kesehatan dan Keselamatan Kerja, dan Produktivitas”, Surakarta : UNIBA Press, 1989.

6. Sutalaksana, Iftikar.; “Teknik Perancangan Sistem Kerja”, Institut Teknologi Bandung, 2006.

7. Tayyari, F. And Smith, J.L.; “Occupational Ergonomics : Principles and Aplications”, London : Chapman & Hall, 1998.

8. Wignjosoebroto, Sritomo, “Ergonomi Studi Gerak dan Waktu”, Surabaya, 2003.

9. Zuraida, Rida.; “Tingkat Kelelahan Pengemudi Bus Rapid Tranport (BRT) Jakarta Berdasarkan Swedish Occupationel Fatigue Index (SOFI)”, ComTech, Binus University, Juni 2015.

Sumber dari internet:

Gambar

Tabel
Gambar
Gambar
Gambar
+7

Referensi

Dokumen terkait

Perlu diperhatikan bahwa tahap Pemeriksaan tersangka dan saksi ini sangat menentukan dalam pemenuhan unsur-unsur tindak pidana yang disangkakan, sehingga apabila ternyata

Hal ini ditunjukan pada temperatur 1200°C, dengan reduktor arang kayu dan waktu reduksi 2 jam menghasilkan sponge iron dengan persen metalisasi sebesar 97,43% lebih tinggi dibanding

Komunitas nelayan yang pola pemilikan sarana penangkapan ikan didominasi oleh pola pemilikan kelompok, yaitu sebuah unit sarana penangkapan ikan dimiliki nelayan secara kolektif

D1212037, Pola Komunikasi Keluarga Dalam Mengenalkan dan Menanamkan Nilai Budaya Kepada Anak (Studi Deskriptif Pola Komunikasi Pengenalan Nilai Budaya Sunda Pada Keluarga

Akuntan publik merupakan suatu profesi yang tidak hanya didasari oleh ilmu akuntansi, tetapi lebih luas lagi harus didukung oleh ilmu pengetahuan dan ketrampilan yang relevan

klik di frame 1 layer: bulat dan klik oval tool untuk membuat objek lingkaran klik kanan > insert keyframe di frame 60 lalu klik. klik kanan create motion tween di

Matematika dalam perkembangan ilmu alam, lebih ditandai dengan penggunaan lambang-lambang bilangan untuk perhitungan dan pengukuran, di samping hal

Hal ini bisa terjadi karena alat melalui formasi yang “unconsolidated” atau pasir lepas, rekahan-rekahan pada batuan, adanya gas dalam batuan, lumpur yang banyak